BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Kedudukan Penelitian Bursa Efek Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Kedudukan Penelitian Bursa Efek Indonesia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Kedudukan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat longitudinal studi, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan temuan-temuan penelitian atau teori-teori terdahulu, penelitian terdahulu di teliti oleh Rusyadi (2008) dengan objek studi yaitu indeks kompas 100 dengan sampel indeks sahamtahun 2005, 2006, 2007, dan Sedangkan untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian yang sama dengan objek studi indeks kompas 100 dengan sampel indeks saham pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, dan Adapun kedudukan penelitian terdahulu yaitu sebagai bahan kajian pada penelitian selanjutnya, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya mampu memberikan kesimpulan baru terhadap masalah yang dihadapi Bursa Efek Indonesia a. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.Pasar modal ketika itu didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial. 1

2 Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman.hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke-i dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: TABEL 1.1 SEJARAH BURSA EFEK INDONESIA Tanggal, Tahun Peristiwa 14 Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 1952 Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950) 1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif Perdagangan di Bursa Efek vakum 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ 2

3 dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal 1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. 13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 22 Mei 1995 Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems). Tanggal, Tahun 10 November 1995 Peristiwa Pemerintah mengeluarkan Undang â Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber : (di unduh pada tanggal 6 Desember 2011) 3

4 b. Struktur Pasar Modal Indonesia GAMBAR 1.1 STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA Sumber: (diunduh pada tanggal 6 Desember 2011) Indeks Kompas 100 Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal ke-30, BEJ meluncurkan Indeks Kompas 100. Indeks ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para 4

5 investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan kreatifitas (inovasi) pengelolaan dana yang berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan Indeks Kompas 100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut. a. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 Kriteria pemilihan saham adalah sebagai berikut: 1) Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 2) Masuk dalam 150 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular 3) Dari 150 saham tersebut, 60 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan Indeks Kompas 100 4) Untuk mendapatkan 100 saham akan dipilih 40 saham lagi dengan menggunakan kriteria hari transaksi di pasar reguler, frekuensi transaksi di pasar reguler dan kapitalisasi pasar. Metode pemilihan 40 saham tersebut adalah: Dari 90 sisanya, dipilih 75 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler. Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar reguler Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan kapitalisasi pasar, sehingga akan didapat 100 saham untuk perhitungan Indeks Kompas 100. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan. BEI 5

6 memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan saham-saham yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan investor maupun stakeholders lainnya. b. Hari Dasar dan Evaluasi Indeks Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI menggunakan hari dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai indeks pada saat itu sebesar 100. Sedangkan pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Februari dan Agustus Daftar Perusahan dalam Indeks Kompas 100 Tabel 1.2 menunjukkan daftar perusahaan dalam Indeks Kompas 100 per Agustus

7 TABEL 1.2 DAFTAR PERUSAHAAN INDEKS KOMPAS 100 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor ASII Astra International Tbk Aneka Industri Otomotif dan Komponennya GJTL Gajah Tunggal Tbk Aneka Industri Otomotif dan Komponennya ADMG Polychem Indonesia Tbk Aneka Industri Tekstil dan Garmen KLBF Kalbe Farma Tbk Industri Barang Konsumsi Farmasi KAEF Kimia Farma Tbk Industri Barang Konsumsi Farmasi TSPC Tempo Scan Pacific Tbk Industri Barang Konsumsi Farmasi UNVR Unilever Indonesia Tbk Industri Barang Konsumsi Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman TBLA Tunas Baru Lampung Tbk Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman RMBA Bentoel International Investama Tbk Industri Barang Konsumsi Rokok GGRM Gudang Garam Tbk Industri Barang Konsumsi Rokok BRPT Barito Pacific Tbk Industri Dasar dan Kimia Kayu dan Pengolahannya 7

8 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Industri Dasar dan Kimia Kayu dan Pengolahannya TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Industri Dasar dan Kimia Kayu dan Pengolahannya SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk Industri Dasar dan Kimia Kayu dan Pengolahannya SPMA Suparma Tbk Industri Dasar dan Kimia Kayu dan Pengolahannya AMFG Asahimas Flat Glass Tbk Industri Dasar dan Kimia Keramik, Porselen, dan Kaca BUDI Budi Acid Jaya Tbk Industri Dasar dan Kimia Kimia SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Industri Dasar dan Kimia Kimia JPRS Jaya Pari Steel Tbk Industri Dasar dan Kimia Logam dan Sejenisnya CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Pakan Ternak YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk Industri Dasar dan Kimia Plastik dan Kemasan SMCB Holcim Indonesia Tbk Industri Dasar dan Kimia Semen INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Industri Dasar dan Kimia Semen SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk Industri Dasar dan Kimia Semen PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Energi CMNP Cipta Marga Nushapala Persada Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 8 Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, dan Sejenisnya

9 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi META Nusantara Infrastructure Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi 9 Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, dan Sejenisnya Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, dan Sejenisnya DEWA Darma Henwa Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Konstruksi Non Bangunan INDY Indika Energy Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Konstruksi Non Bangunan TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Konstruksi Non Bangunan BTEL Bakrie Telecom Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Telekomunikasi ISAT Indosat Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Telekomunikasi TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Telekomunikasi APOL Arpensi Pratama Ocean Line Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Transportasi BLTA Barlian Laju Tanker Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Transportasi MIRA Mitra Rajasa Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Transportasi TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Transportasi BBKP Bank Bukopin Tbk Keuangan Bank BBCA Bank Central Asia Tbk Keuangan Bank BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Keuangan Bank

10 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor BDMN Bank Danamon Tbk Keuangan Bank BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk Keuangan Bank BNII Bank International Indonesia Tbk Keuangan Bank BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Keuangan Bank BBNI Bank Negara Indonesia Tbk Keuangan Bank PNBN Bank Pan Indonesia Tbk Keuangan Bank BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk Keuangan Bank KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk Keuangan Perusahaan Efek PNLF Panin Life Tbk Keuangan Asuransi MNCN Media Nusantara Citra Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Advertising, Printing, dan Media ASGR Astra Graphia Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Jasa Komputer dan Perangkatnya MTDL Metrodata Electronics Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Jasa Komputer dan Perangkatnya TMPI AGIS Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi AKRA AKR Corporindo Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi 10

11 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor LTLS Lautan Luas Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi UNTR United Tractors Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Besar Barang Produksi CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Eceran MPPA Matahari Putra Prima Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Eceran RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perdagangan Eceran BNBR Bakrie Brothers Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perusahaan Investasi BHIT Bhakti Investama Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perusahaan Investasi BMTR Global Mediacom Tbk Perdagangan, Jasa, dan Investasi Perusahaan Investasi ADRO Adaro Energy Tbk Pertambangan Pertambangan Batu Bara BYAN Bayan Resources Tbk Pertambangan Pertambangan Batu Bara ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Pertambangan Pertambangan Batu Bara PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Pertambangan Pertambangan Batu Bara ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Pertambangan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya INCO International Nickel Indonesia Tbk Pertambangan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya TINS Timah Tbk Pertambangan Pertambangan Logam dan Mineral Lainnya ELSA Elnusa Tbk Pertambangan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 11

12 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor ENRG Energi Mega Persada Tbk Pertambangan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi MEDC Medco Energi Internasional Tbk Pertambangan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi BISI Bisi Internasional Pertanian Lainnya CPRO Central Proteinaprima Tbk Pertanian Perikanan AALI Astra Argo Lestari Pertanian Perkebunan UNSP Bakrie Sumatera Plantation Pertanian Perkebunan GZCO Gozco Plantation Pertanian Perkebunan LSIP PP London Sumatera Pertanian Perkebunan SGRO Sampoerna Agro Pertanian Perkebunan WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk Properti dan Real Estate Konstruksi Bangunan ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk Properti dan Real Estate Lainnya TOTL Total Bangun Persada Tbk Properti dan Real Estate Lainnya ASRI Alam Sutera Realty Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate ELTY Bakrieland Development Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate CTRA Ciputra Development Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate 12

13 Kode Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor CTRP Ciputra Property Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate CTRS Ciputra Surya Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate DGIK Duta Graha Indah Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate LPKR Lippo Karawaci Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate MDLN Modernland Realty Ltd Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate BKSL Sentul City Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate SMRA Summarecon Agung Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate SIIP Suryainti Permata Tbk Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate 13

14 1.2 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia bisnis bersifat dinamis.kedinamisan itu menuntut perusahaan untuk selalu siap terhadap perubahan yang mungkin terjadi di dalam pasar.kedinamisan itu pun sejalan dengan persaingan yang ketat antar perusahaan.disinilah kemudian peranan marketing suatu perusahaan.marketing menjadi salah satu alat dalam melihat aksi sebuah perusahaan. Aksi tersebut kemudian mendapatkan reaksi dari perusahaan-perusahaan lain yang kemudian menimbulkan persaingan guna memperoleh market share sebesar-besarnya. Pandangan pemasaran suatu perusahaan kemudian dijabarkan ke dalam strategi pemasaran perusahaan.strategi-strategi ini tentunya mengacu kepada faktor eksternal maupun internal perusahaan.strategi pemasaran ini dijabarkan lagi ke dalam programprogram pemasaran. Berbicara marketing sebagai fungsi perusahaan, marketing semestinya dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu kondisi perusahaan yang sehat karena fungsi marketing biasanya mengerahkan sumber daya dalam jumlah yang besar baik berupa sumber daya uang maupun orang dan merupakan fungsi yang menentukan volume penjualan perusahaan yang kemudian mengarah kepada total revenue yang diperoleh oleh perusahaan. Untuk mengantisipasi agar perusahaan dapat berjalan efisien dan efektif maka perusahaan diharapkan mampu membuat suatu strategi penjualan untuk peningkatkan penjualan dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. 14

15 Strategi untuk meningkatkan penjualan tersebut salah satunya dengan memperhatikan strategi-strategi dibidang pemasaran, dimana bidang pemasaran ini kunci kesuksesan dalam suatu penjualan.strategi dibidang penjualan tersebut dilakukan dengan memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan selama memasarkan suatu produk sampai dengan produk tersebut dapat terjual ke konsumen. Kegiatan perusahaan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, namun perusahaan berharap akan pengembaliannya yang cukup baik. Akan tetapi berbagai situasi menghadapkan perusahaan ini untuk lebih meningkatkan strategi-strategi pemasarannya jika menginginkan usahanya akan terus berjalan bahkan berkembang. Untuk melakukan kegiatan pemasaran tentunya diperlukan biaya yaitu biaya pemasaran.biaya pemasaran adalah biaya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran, dan kegiatan pemasaran pada perusahaan yaitu untuk meningkatkan penjualan agar memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, biaya pemasaran pada perusahaan sangat berperan dalam menentukan tinggi rendahnya penjualan yang akan menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang didapat perusahaan. Iklan merupakan salah satu bagian dari program pemasaran. Lembaga riset AC Nielsen mencatat belanja iklan sepanjang 2008 secara keseluruhan meningkat 19% atau sebesar Rp41,71 triliun dibandingkan tahun sebelumnya belanja iklan tercatat Rp. 35,08 triliun (Sumber : Industri. Tahun.2008, 6 desember 2008) 15

16 Namun hal ini bertolak belakang dengan pertumbuhan industri. Tahun 2006 pertumbuhan industri tercatat 4,62%, namun pertumbuhan tersebut turun cukup besar di tahun 2008 yakni hanya sebesar 3,66%. Data terbaru berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah oleh Kemenperin, pertumbuhan industri sempat melambat yaitu 4,59% pada kuartal III/2010, ketika kebijakan penaikan tarif dasar listrik diwacanakan dan mulai diberlakukan.namun, kinerja industri justru melonjak menjadi 6% pada kuartal IV/2010. Beberapa sektor industri yang mengalami pertumbuhan sangat positif pada kuartal IV meliputi logam dasar, besi, dan baja (10,7%), alat angkut, mesin dan peralatan (9,5%) dan tekstil, barang kulit, dan alas kaki (6,8%). ( Sumber : target-pertumbuhan-industri, 10 Januari 2012). Mengukur besaran marketing expense yang mampu meningkatkan nilai perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang harus melihat terlebih dahulu bagaimana jenis industri perusahaannya.perusahaan yang berada pada industri rokok tentunya berbeda dengan perusahaan yang berada di industri kimia.karena masing-masing perusahaan harus menyesuaikan dengan siapa yang menjadi konsumennya.perusahaan yang konsumennya adalah perusahaan mungkin cukup dengan membangun relasi yang baik sehingga pembelian secara berkelanjutan dapat berlangsung.namun perusahaan yang konsumennya adalah orang pribadi mungkin harus bekerja keras dalam membangun citra perusahaannya di mata konsumen. Kedua aksi yang berbeda tersebut tentunya 16

17 mempengaruhi marketing expense yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Tidak berhenti sampai dengan menyesuaikan dengan bentuk industrinya, permasalahan berikutnya adalah bagaimana ukuran yang tepat secara matematis untuk melihat besaran marketing expense yang harus dikeluarkan perusahaan agar program-program pemasaran yang dilakukan perusahaan sesuai dengan karakteristik industri, dalam artian tidak terlalu besar sehingga tidak efisien ataupun terlalu sedikit sehingga tidak efektif. Mencoba melakukan pendekatan dari sisi manajemen keuangan, penelitian ini bermaksud membuat suatu pola pemetaan marketing expense pada berbagai industri yang kemudian diberi judul Studi Eksplorasi Marketing Expense dalam Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks Kompas 100. Perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Kompas 100 mengacu pada keterbatasan peneliti terhadap data. Adapun alasan mengambil perusahaan yang terdaftar pada indeks Kompas100 karena dinilai lebih tangguh menghadapi tekanan ketimbang Indeks LQ45 walaupun Indeks LQ45 menjanjikan potensi keuntungan yang lebih tinggi."itu karena LQ45 hanya memuat 45 saham terlikuid. Indeks Kompas100, walaupun hanya memuat 100 saham, tetapi sudah menggambarkan keseluruhan sektor dan sahamsahamnya paling sering diperdagangkan di bursa. Tidak ada lagi saham tidur di dalamnya, seperti halnya banyak saham yang diam saja berhari-hari dalam IHSG," kata pengamat pasar modal, Adler Haymans Manurung (Suruji, 2007:15). Selain itu, sebagaimana 17

18 dikatakan Erry Firmansyah(Kertajaya dan Taufik, 2009:xiii), Direktur Utama PT. Bursa Efek Indonesia bahwa saham-saham yang masuk dalam Indeks Kompas 100 telah mewakili sekitar 70%- 80% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI. Selanjutnya dikatakan pula bahwa fundamentalsebuah perusahaan lebih banyak ditentukan oleh marketing value-nya yang akan menetukan apakah perusahaan tersebut memiliki fundamental yang solid untuk tetap bertahan bahkan pada kondisi krisis dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Sebagaimana dikatakan sebelumnya penelitian ini dilakukan dengan pendekatan manajemen keuangan, dimana menggunakan laporan keuangan sebagai acuan untuk melihat besaran marketing expense, total assets, total revenue, cost of revenue, dan operating cost sebagai variabelnya yang kemudian dilakukan perhitungan rasio perbandingan marketing expense terhadap total assets, total revenue, cost of revenue, dan operating cost yang selanjutnya dipetakan berdasarkan sektor industri yang mengacu pada Jakarta Stock Exchange Industrial Classification. Pemetaan ini nantinya akan berfungsi untuk melihat apakah suatu perusahaan secara matematis sudah mengikut kepada pola industrinya atau belum. Selain bagi perusahaan yang sudah ada, hal ini juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat dalam menyusun strategi pemasaran perusahaan baru yang akan masuk sehingga marketing expense yang dikeluarkan perusahaan dapat secara optimal dalam meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. 18

19 1.3 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Berapa besar rasio perbandingan antara marketing expense dengan total assets berdasarkan sektor industrinya? b. Berapa besar rasio perbandingan antara marketing expense dengan total revenue berdasarkan sektor industrinya? c. Berapa besar rasio perbandingan antara marketing expense dengan cost of revenue berdasarkan sektor industrinya? d. Berapa besar rasio perbandingan antara marketing expense dengan operating cost berdasarkan sektor industrinya? e. Bagaimana pemetaan rasio perbandingan antara marketing expense dengan operating cost, total revenue, cost of revenue, dan operating cost berdasarkan sektor industrinya? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengukur besaran rasio perbandingan antara marketing expense dengan total assets berdasarkan sektor industrinya. b. Mengukur besaran rasio perbandingan antara marketing expense dengan total revenue berdasarkan sektor industrinya. c. Mengukur besaran rasio perbandingan antara marketing expense dengan cost of revenue berdasarkan sektor industrinya. 19

20 d. Mengukur besaran rasio perbandingan antara marketing expense dengan operating cost berdasarkan sektor industrinya. e. Melihat pola pemetaan rasio perbandingan antara marketing expense dengan total assets, total revenue, cost of revenue, dan operating cost berdasarkan sektor industrinya. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihakpihak yang memerlukannya.adapun kegunaan dari penilitian ini adalah sebagi berikut: a. Melihat seberapa efektif dan efisien marketing expense suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya pada sektor industri yang sama. b. Mengetahui pola rasio perbandingan marketing expense terhadap total assets, total revenue, cost of revenue, dan operating cost. c. Sebagai salah satu acuan penganggaran marketing expense perusahaan untuk menghasilkan optimalisasi program pemasaran. d. Sebagai salah satu alat analisis keputusan investasi bagi para investor. e. Sebagai bahan pada kajian penelitian berikutnya. 20

21 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menguraikan secara singkat tentang latar belakang masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan & manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menguraikan tentang gambaran konseptual dan pendekatan teoritis yang terkait dengan lingkup penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. BAB IV : HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Dalam ba ini penulis menjelaskan pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan dan hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut. 21

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun L1 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun 2010-2011 1 ADRO Adaro Energy 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) 3 ASII Astra International 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) 5 BBRI

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Lampiran 1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Observasi 1 (Periode Formasi: Bulan Februari 2012-Bulan Juni 2012) No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO PT

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kelompok saham yang tergabung dalam Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Peluncuran Indeks Kompas-100 bertepatan dengan perayaan HUT PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan ulang tahun pasar modal ke-30.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PROYEK

BAB III DESAIN PROYEK BAB III DESAIN PROYEK 3.1 Skema Alur Kerja Proyek Skema kerja pada proyek ini secara umum dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini. Gambar 3.1 Skema Alur Kerja Proyek PENGUMPULAN DAN SELEKSI DATA ANALISA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun

Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun Lampiran 1 Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012 No Emiten Kode Emiten Sektor Industri Tanggal Listing 1 PT. Astra Agro Lestari Tbk AALI Pertanian 09 Desember 1997 2 PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan menjadi dua, 1 yaitu : a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 29 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri.

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri. LAMPIRAN 1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Peneliti (Tahun) Sampel (Periode) Variabel yang Digunakan Made Gede Wirakusuma (2004) Subekti dan Widiyanti (2004) Varianada Halim (2000) Novice Lianto dan Budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009: 4), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data-data

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi analisis statistika.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang termasuk

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya 46 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil data secara langsung di internet atau dengan mengunjungi pusat referensi di pojok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu untuk memperoleh profit atau laba yang maksimal. Sehingga dalam laporan keuangan, profitabilitas merupakan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun Lampiran 1 Perhitungan Koefisien Laba Tahun 2011-2015 Koefisien Laba Tahun 2011 No Kode 2009 2010 2011 PERUBAHAN PERUBAHAN 2011-2010 2010-2009 MEAN STDEV CV I 1 AALI 2610218000 2964040000 3332932000 368892000

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN 2.1. Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 13 FEBRUARI 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,488.5-4,578.4 Saham yang

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE) dan Harga Saham. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Dalam teori keuangan, kebijakan perusahaan mengenai dividen telah menjadi salah satu subjek yang menarik perhatian banyak akademisi dan menjadi subjek yang telah diteliti

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 26 MARET 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,737.9-4,806.4 Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 28 JANUARI 2014 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,249.3-4,397.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

Bank Tabungan Negara (Persero) Bank

Bank Tabungan Negara (Persero) Bank LAMPIRAN 126 Lampiran 1 Daftar perusahaan LQ 45 2013-2015 Data Emiten Februari 2013 No Kode Emiten Sub Sektor 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Pertanian 2 ADRO Adaro Energy Tbk Batu Bara 3 AKRA AKR Corporindo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009 o. Lampiran. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009 ama Perusahaan Kode Ukuran Perusahaan Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Current Ratio Debt to Equity Ratio Return on

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini merupakan indeks harga saham individu yang tercatat di LQ45 Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2014, sebanyak 38 emiten

Lebih terperinci

RD - Saham. REKSA DANA AAA Blue Chip Value. Fund. RD - Mixed

RD - Saham. REKSA DANA AAA Blue Chip Value. Fund. RD - Mixed Peraturan : X.N.1 CIMB Principal Asset Management, mor & mor & 3 - DANA PENSIUN BANK CIM 0 (11-11-2010) --0-96,997,046,480.77 0.00 79,521,848,751.86 0.00 RD - Syariah - REKSADANA AAA - - 964,370.99 1,695.41

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 5 DESEMBER 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,223.8-4,276.4 Saham yang

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mencari keuntungan agar tetap berkembang dan dapat mensejahterakan para pemegang sahamnya. Fungsi manajemen keuangan menjadi pemegang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 6 DESEMBER 2012 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways menguat Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,242.1-4,310.7

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 12 SEPTEMBER 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Menguat Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,233.1-4,462.9 Saham

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 33 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang praktek pengungkapan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan dan menganalisis hubungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

Fuji Nurdiani

Fuji Nurdiani ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE DESEMBER 2015 MEI 2016 Fuji Nurdiani 131212069 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 13 NOVEMBER 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways melemah Level support-resistance: 4,318.1-4,486.4

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK JAKARTA (STUDI KASUS PERUSAHAAN KELOMPOK LQ-45) Oleh : Sumarno dan Gunistiyo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. Proses Seleksi Saham PEFINDO25

PRESS RELEASE. Proses Seleksi Saham PEFINDO25 PRESS RELEASE PEFINDO25 adalah indeks harga saham dengan anggota terdiri atas perusahaan kecil dan menengah (SME) yang diseleksi dengan kriteria tertentu. PEFINDO25 telah diperkenalkan pada tanggal 18

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), karena perusahaan yang akan diambil merupakan perusahaan yang telah go public

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data LQ45 merupakan salah satu indeks saham pada Bursa Efek Indonesia, dipilihnya LQ45 sebagai sample pada penelitian ini karena indeks LQ45 merupakan kumpulan perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015)

Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015) LAMPIRAN 95 Lampiran 1. Diagram Alir Pembentukan Return Portofolio Model Black- Litterman (Saham LQ-45 Periode Juli 2015-Desember 2015) 45 Saham LQ-45 Return Saham Uji Normalitas Data Return Saham 43 Saham

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

R i Danareksa Research Institute

R i Danareksa Research Institute MARKET SCREEN, 24 JUNI 2013 R i Danareksa Research Institute Prediksi periode minor (1-5 hari): Sideways melemah Prediksi periode intraday: Sideways menguat Level support-resistance: 4,430.5-4,604.4 Saham

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 2.1 Pasar Modal Pasar modal berperan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Saat ini, indikator perekonomian suatu negara, selain diukur melalui pertumbuhan PDB juga dapat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. SEJARAH BURSA EFEK INDONESIA Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya

Lebih terperinci

Perhitungan Haircuts Saham di BEI

Perhitungan Haircuts Saham di BEI Perhitungan Haircuts Saham di BEI Oleh: Adler Haymans Manurung dan Wilson R. Tobing Pendahuluan Krisis keuangan yang terjadi dalam enam bulan terakhir memberikan implikasi ke berbagai pihak. Banyak pihak

Lebih terperinci

PENGARUH PERISTIWA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 8 JULI 2009 DI INDONESIA TERHADAP ABNORMAL RETURN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERISTIWA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 8 JULI 2009 DI INDONESIA TERHADAP ABNORMAL RETURN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERISTIWA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 8 JULI 2009 DI INDONESIA TERHADAP ABNORMAL RETURN DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Krisdumar Kabela Taufik Hidayat STIE Bank BPD Jateng Semarang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini

BAB V PENUTUP. 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini 59 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

1 DAFTAR SAHAM DALAM PERHITUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 05 JUNI 2009 NOVEMBER

1 DAFTAR SAHAM DALAM PERHITUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 05 JUNI 2009 NOVEMBER Lampiran 1 DAFTAR SAHAM DALAM PERHITUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 05 JUNI 2009 NOVEMBER 2009 (Lampiran Pengumuman BEI No. Peng-00062/BEI.PSH/06-2009 Tanggal 04 Juni 2009) NO. KODE EMITEN KET 1. AALI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Model Indeks Tunggal Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 1.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang meusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas pembentukan portofolio menggunakan metode goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang akan dipilih menjadi kandidat portofolio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan diatur dalam Undang Undang No.8 Tahun 1995, dimana mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan dan Tanggal Publikasi Laporan Keuangan:

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan dan Tanggal Publikasi Laporan Keuangan: 56 Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan dan Tanggal Publikasi Laporan Keuangan: NO KODE NAMA PERUSAHAAN 2010 1 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. 15April 2 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk. [S] 3

Lebih terperinci

Pengolahan Data Observasi Periode

Pengolahan Data Observasi Periode Pengolahan Data Observasi Periode 2000-2004 No EPS ROE PER DER DPS Tingkat bunga Harga saham 1 AALI 47 6,56 20,92 1,22 7 12,54 975 2 ANTM 311 21,89 2,89 0,44 156 12,54 900 3 ASII -95-14,00-21,00 15,08

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI Anny Widiasmara Putri Widyasari Universitas PGRI Madiun widyasariputri17@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. Anoraga, Pandji & Pakarti Piji, 2001, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least

BAB III PEMBAHASAN. Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least BAB III PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini dibahas mengenai pendekatan Least Discriminant pada model Black-Litterman dan penerapan pendekatan Least Discriminant pada model Black-Litterman dengan saham

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. penulis dapat menemukan dan menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

Bab V. Penutup. penulis dapat menemukan dan menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 49 Bab V Penutup Pada bab ini akan penulis akan mengemukakan kesimpulan dan implikasi manajerial dari hasil penelitian. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terkait, penulis dapat menemukan dan menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci