BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan dengan menilai apakah pelaksanaan akuntansi sewa telah sesuai dengan SAK ETAB tentang sewa. Sebelum membahas perlakuan akuntansi tersebut, akan melihat bagaimana PT. FMA Finance menganalisis permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon lessee. IV.1 Mekasnisme dan Prosedur Leasing IV.1.1 Prosedur Penerimaan Calon Konsumen Dalam rangka penerimaan calon konsumen PT. FMA Finance menerapkan analisis yang diperlukan untuk menentukan apakah calon lessee tersebut layak mendapatkan leasing dari perusahaan atau tidak. Analisis yang diterapkan PT. FMA Finance baik dari segi perusahaan maupun individu adalah sebagai berikut : Bagi Perusahaan Manajemen Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam perusahaan antara lain: 1. Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari lessee dan kesediaan lessee bekerja sana dengan lessor.

2 2. Faktor kedua adalah orientasi lesseee terhadap tujuan atau sasaran bisnis. Tujuan atau sasaran menunjukkan persepsi lessee tentang masa depan perusahaan di pasar dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. 3. Faktor ketiga adalah latar belakang dan reputasi. Latar belakang lessee berhubungan dengan pengalaman manajemen bisnis secara umun dan industri yang sekarang secara khusus. Organisasi Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi perusahaan. Adapun yang dimaksud dalam organisasi perusahaan disini adalah bentuk kerja sama yang dikembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Latar Belakang Dalam pemberian leasing penting sekali untuk mengetahui latar belakang dan sejarah perusahaan lessee yang akan dibiayai. Dengan mengetahui aspek ini dapat mengetahui perkembangan seperti : a. Perkembangan susunan pemegang saham, manajemen dan modal perusahaan. b. Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun seperti kapasitas produksi, penjualan, profesionalisme pengelolaan dan lain- lain. Bentuk perusahaan merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan, karena masing-masing bentuk perusahaan mempunyai letak tanggung jawab yang berbeda.

3 Bagi Individu 1. Kondisi tempat tinggal Dengan mengetahui kondisi tempat tinggal calon lessee, perusahaan dapat melihat bagaimana status dari rumah tinggal lessee tersebut. Apabila tempat tinggal masih berstatus kontrak atau sewa maka perusahaan tidak akan mengabulkan pengajuan kredit dari calon lessee tersebut. 2. Karakter dan Lingkungan Sosial Karakter yang baik dan hubungan dengan lingkungan sekitar baik akan memberikan nilai lebih dan mempermudah lessee untuk mendapatkan leasing. Analisis ini dapat menunjukkan apakah calon lessee tersebut bertanggung jawab dan mampu memenuhi kewajibannya sebagai lessee. 3. Deskripsi Pekerjaan Pekerjaan merupakan syarat yang paling penting dalam analisis kualitatif. Ini disebabkan apabila calon lessee tidak mempunyai pekerjaan tetap ataupun usaha tetap maka perusahaan tidak akan memberikan kreditnya karena apabila calon lessee tidak mempunyai pekerjaan ataupun usaha tetap bagaimana dia akan membayar angsuran kredit yang dibebankan kepadanya.

4 IV.1.2 Tahap-Tahap Perjanjian Leasing Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam leasing pada PT. FMA Finance yaitu: Tahap Negosiasi a. Calon lease melakukan negosiasi dengan dealer mengenai kendaraan yang dibutuhkan. Negosiasi ini meliputi harga, jenis kendaraan beserta seri atau tipenya, masalah garansi, perawatan, penyediaan suku cadang dan lain-lain. b. Kemudian dealer meminta agar lessor membuat suatu surat pesanan (Purchase Order) yan mana PT. FMA Finance adalah sebagai pemilik barang tersebut. Hak kepemilikan ini mulai dilimpahkan kepada PT. FMA Finance pada saat pembayaran telah dilakukan. c. Lessee melengkapi syarat-syarat yang diajukan oleh PT. FMA Finance seperti: Untuk Individu 1. KTP Suami & Istri yang masih berlaku. 2. Kartu Keluarga yang masih berlaku. 3. Rekening koran, tabungan, deposito 3 bulan terakhir. 4. Surat keterangan penghasilan atau slip gaji. 5. Kwitansi pembayaran PLN/PAM/PBB/Telepon. 6. SIUP dan NPWP (untuk pengusaha).

5 7. Surat izin praktek (untuk profesional). Untuk Perusahaan 1. KTP Pengurus (direksi dan komisaris) yang masih berlaku. 2. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya (bila ada). 3. SIUP, NPWP, dan izin domisili. 4. Laporan keuangan (Neraca dan Laba/Rugi) 2 tahun terakhir. 5. Rekening koran 3 bulan terakhir. d. Credit marketing officer dari PT. FMA Finance mensurvey kelayakan lessee dengan cara mendatangi rumah calon lessee dan memutuskan apakah calon lessee tersebut layak mendapatkan kredit tersebut atau tidak berdasarkan analisa. e. Apabila syarat yang diajukan perusahaan sudah dapat dipenuhi oleh lessee dan perusahaan sudah menyetujui kredit tersebut maka dibuatlah kontrak leasing yang merupakan landasan hukum atas perjanjian leasing sesuai dengan yang disepakati bersama. f. Calon lessee membayar uang muka kepada PT. FMA Finance melalui dealer dan PT. FMA Finance membeli barang yang dibutuhkan dari dealer sesuai dengan yang dibutuhkan lessee.

6 g. Dealer mengirimkan barang yang dipesan kepada lessee dan PT. FMA Finance menahan BPKB dan diberikan kepada lessee pada saat lessee melunasi pembayaran. Tahap Administrasi Pada tahap pertama Credit marketing officer mengisi pengajuan kredit mobil dari konsumen disertai dengan melampirkan data pendukung yang dibutuhkan dan laporan analisis. Berkas ini lalu diberikan kepada credit marketing head. Credit marketing head memeriksa berkas tersebut dan melakukan interview dengan credit marketing officer. Setelah data yang diperiksa sudah lengkap dan sesuai maka credit marketing head menandatangani laporan analisis tersebut. Kemudian berkas ini dilimpahkan ke bagian credit analyst. Credit analyst memeriksa kembali data yang ada dan apabila sudah sesuai maka credit analysist menandatangani laporan analisis. Kepala cabang menerima berkas yang sudah ditandatangani credit analys dan memeriksa ulang berkas tersebut lalu menandatangani laporan analisis. Petugas data entry memasukan data yang ada lalu mencetak data pengajuan kredit dan juga mencetak order pembelian dan menyerahkan berkas ini kepada bagian legal. Bagian ini memastikan bahwa data yang sudah dibuat lengkap dan melimpahkan berkas yang sudah lengkap kepada Administration head kepala cabang. Administration head kepala cabang menandatangani data pengajuan kredit dan juga order pembelian. Administration head kepala cabang menyerahkan data yang sudah ditandatangani kepada administration head.

7 Administration head mengirim oreder pembelian ke dealer serta menghubungi pihak asuransi dan mengisi aplikasi pengajuan asuransi. Setelah semua berkas sudah lengkap, terakhir semua berkas ni diserahkan ke bagian finance yang menangani proses pembayaran dan penagihan kepada lessee sesuai dengan persyaratan yang diajukan. Tahap Dokumentasi Dalam menjalankan transaksi leasing terdapat beberapa dokumen yang biasa dipergunakan. Dokumen-dokumen ini ada yang merupakan dokumen pokok dan ada yang merupakan dokumen penunjang. Adapun dokumen yang dipergunakan adalah: a. Price list yaitu daftar harga yang telah dibuat oleh perusahaan yang diberikan kepada dealer yang telah menjalin kerjasama dengan PT. FMA Finance. Daftar harga ini sewaktu-waktu dapat berubah atas kehendak perusahaan. b. Surat pesanan yaitu surat yang ditujukan kepada dealer. Surat pemesanan ini dibuat oleh PT. FMA Finance, namum lessee juga memberikan pernyataan bahwa ia akan melakukan transaksi leasing atas barang yang dipesan tersebut. c. Surat pernyataan yaitu surat yang ditandatangani oleh lessee yang menyatakan bahwa lessee tidak akan memindahtangankan kendaraan tersebut dengan cara menjual, menggadaikan, atau mengoper kredit kepada

8 pihak lain selama masa angsuran belum selesai. Apabila lessee melakukan pemindahtanganan kendaraan tersebut maka lessee harus menyerahkan jaminan tambahan atau jaminan pengganti kepada PT. FMA Finance dengan nilai yang lebih besar dengan nilai kendaraan yang dijaminkan tersebut. Apabila lessee melalaikan penyataan diatas maka lessee akan dilaporkan kepada pihak yang berwajib sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. d. Surat perjanjian Leasing ini merupakan dokumen resmi dari perjanjian leasing antara lessee dan lessor. Di dalam dokumen ini disebutkan secara terperinci, bentuk pasal-pasal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kontrak leasing tersebut. e. Surat Kuasa yaitu surat yang diberikan oleh pihak ketiga yang menjamin leasing tersebut, surat jaminan ini bisa berupa personal guarantee (yang diberikan oleh perorangan), Bank guarantee (yang diberikan oleh Bank) atau Corporate guarantee (yang diberikan perusahaan). PT. FMA Finance disini bertindak sebagai penerima kuasa. Surat kuasa ini diberikan dan tidak dapat ditarik kembali serta tidak akan berakhir karena sebab-sebab apapun sesuai dengan undang-undang hukum perdata. f. Surat Penyerahan BPKB yaitu surat yang diberikan dealer kepada PT. FMA Finance dan kemudian diberikan kepada lessee.

9 g. Invoice merupakan sejenis surat tagihan yang dikirimkan kepada lessee setiap bulan, dimana surat itu ditulis besarnya lease yang harus dibayar dan juga tanggal jatuh temponya. h. Insurance Policy untuk kepentingan kedua belah pihak maka barang tersebut perlu siasuransikan di dalam kontrak biasnya disebut pihak lessee adalah yang bertanggung jawab atas biaya asuransi. Bentuk pertanggungan asuransi PT. FMA Finance adalah Asuransi Total Loss only. Penggantian klaim asuransi dibayar dalam bentuk uang bukan berupa mobil berdasarkan harga sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan maksimum sebesar harga pertanggungan. Tahap-tahap perjanjian leasing pada PT. FMA Finance sudah terstruktur dengan baik dan sitematis. Dimulai dari tahap negosiasi, tahap administrasi sampai tahap dokumentasi, semuanya tersusun dengan rapi. Semua pihak terkait dalam proses perjanjian leasing bekerja sesuai dengan tugas dan wewenang yang diberikan oleh perusahaan. Apabila semua tahap yang diterapkan oleh perusahaan diterapkan dengan baik dan mengikuti prosedur yang berlaku maka perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. IV.2 Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance Transaksi yang terjadi pada PT. FMA Finance termasuk dalam finance lease pembiayaan langsung. Pada finance lease pembiayaan langsung ini perusahaan pertama-tama membeli barang yang diperlukan oleh lessee kepada

10 supplier kemudian me-lease barang tersebut kepada lessee. Lessee membayar kewajibannya sesuai dengan kontrak leasing yang disepakati oleh kedua belah pihak. Angsuran yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor terdiri dari unsur bunga dan pembayaran pokok. Pembayaran uang muka dilakukan pada awal perjanjian leasing, dimana pembayaran uang muka tersebut sudah termasuk biaya yang dibutuhkan seperti biaya administrasi dan biaya asuransi. Biaya ini sudah ditentukan oleh perusahaan. Pembayaran biaya administrasi dan biaya asuransi besarnya bervariasi berdasarkan rate yang ditentukan perusahaan. Berikut ini merupakan biaya administrasi, biaya asuransi dan persentase bunga dari mobil, yaitu : Tabel 4.1 Biaya administrasi, asuransi dan persentase bunga Uraian Periode Angsuran (Tahun) Biaya Administrasi (Rp) Biaya Asuransi (%) 1,5 3 4,25 Bunga (%) 9,3 10,5 11,8 Sumber : PT. FMA Finance

11 Bunga yang dikenakan atas barang sewaan tersebut bersifat suku bunga flat bukan suku bunga efektif dan besarnya bunga yang dikenakan atas barang yang dilease tergantung pada berapa lamanya periode angsuran yang diambil oleh lessee, jika lessee mengambil periode angsuran selama satu tahun maka besarnya bunga yang dikenakan adalah 9,3% per tahun, sementara jika lessee mengambil periode angsuran selama 2 tahun maka besarnya bunga yang dikenakan adalah 10,5% pertahun dan jika lessee mengambil periode angsuran selama 3 tahun maka besarnya angsuran yang dikenakan adalah 11,8% pertahun. Besarnya asuransi yang dikenakan atas barang yang dilease juga tergantung pada berapa lama periode angsuran yang diambil oleh lessee. Untuk menentukan besarnya cicilan yang dikenakan setiap bulannya, perhitungannya adalah sebagai berikut. Harga barang dari dealer ditambah dengan perlengkapan tambahan (bila ada) ditambah lagi dengan bunga yang dibebankan. Komposisi antara bunga dan pembayaran pokok tergantung jangka waktu pembayaran pada saat kontrak awal leasing. Hal-hal yang mengenai perlakuan akuntansi pada PT. FMA finance dimana PT. FMA finance bertindak sebagai lessor adalah : 1. Seluruh pembayaran sewa yang dilakukan lessee dicatat sebagai piutang sewa bagi PT. FMA finance.

12 2. Selisih antara piutang sewa dan uang muka dengan harga perolehan aset yang di sewakan dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan. 3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan direalisasikan sebagai pendapatan selama jangka waktu kredit yang diamortisasi selama jangka waktu sewa. 4. Uang muka yang dibebankan sudah termasuk biaya administrasi dan biaya asuransi diakui sebagai pendapatan pasa saat kontrak disetujui. IV.3 Kasus Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance Adapun salah satu contoh dari transaksi leasing pada PT. FMA Finance yang terjadi pada bulan Januari Bapak Maman Imansyah mengajukan leasing mobil jenis APV GX Arena A/T pada tanggal 20 Januari 2011 pada PT FMA Finance dari dealer Mulia Sakti Motor. Harga mobil Rp dalam kondisi OTR. Lama periode angsuran 3 tahun (36 bulan). Bunga yang dibebankan pertahun 11,8% flat. Total uang muka yang harus dibayarkan sebesar Rp , uang muka tersebut sudah termasuk angsuran pertama, biaya administrasi dan biaya asuransi sebesar 4,25% dari harga jual. Angsuran yang dibayarkan setiap bulannya sudah termasuk bunga yang dikenakan sesuai tarif yang telah ditetapkan perusahaan.

13 Perhitungan PT, FMA Finance Rincian Uang Muka Uang Muka (Netto) (25% x Rp ) Rp Biaya Administrasi Rp Biaya Asuransi (4,25% x Rp ) Rp Uang muka yang dibayarkan Rp Rincian Pembiayaan Harga Mobil Rp Perlengkapan Tambahan Rp - + Total Harga Rp Uang Muka 25% Rp Pokok Hutang Rp Pokok hutang perbulan (Rp : 36 bulan = Rp Bunga pertahun 11,8% (flat) ((11,8% x 3 tahun) x Rp Rp Total Piutang Rp Angsuran perbulan (Rp : 36 bulan) Rp

14 Pencatatan Ayat Jurnal Akuntansi 1. Pada saat pembelian aset Pada tanggal 20 Januari 2012, PT. FMA Finance membeli sebuah motor untuk leasing seharga Rp secara tunai. Aset untuk sewa Rp Kas/Bank Rp Pembelian mobil secara tunai ini akan menambah aset dan mengurangi ka dengan jumlah yang sama besar. 2. Penerimaan awal lease Kas/Bank Rp Piutang Pembayaran Lease Rp Aset untuk Sewa Rp Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp Pendapatan Administrasi Rp Utang Asuransi Rp Aset yang terpengaruh adalah kas dan piutang lease yang bertambah disisi debit, dan aktiva yang disewakan berkurang disisi kredit serta akun pendapatan bertambah disisi kredit.

15 Pembayaran asuransi yang diterima PT. FMA finance dari konsumen, disalurkan kembali ke perusahaan asuransi maka jurnal yang terjadi: Utang Asuransi Rp Kas Rp Penerimaan Angsuran ke 1 Kas Rp Piutang Pembayaran Lease Rp Pendapatan Bunga Ditangguhkan Rp * Pendapatan Bunga Rp * *Pendapatan bunga yang diamortisasi setiap bulannya adalah Rp : 36 = Rp Jurnal untuk pembayaran angsuran kedua dan seterusnya sampai akhir masa sewa sama dengan jurnal penerimaan angsuran pertama. 4. Jurnal tanggal 31 Desember 2011 Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp ,161 Pendapatan Bunga Rp ,161 *Bunga = 11/31 x Rp = Rp ,161

16 Jurnal penyesuaian ini dilakukan guna untuk menghitung pendapatan periode tersebut dengan tepat dan memperbaharui nilai sisa aset dan kewajiban, sehingga dapat ditampilkan nilai sisa yang tepat dalam laporan keuangan. 5. Jurnal Balik tanggal 1 Januari 2012 Pendapatan Bunga Rp ,161 Pendapatan bunga ditangguhkan Rp ,161 Jurnal ini digunakan untuk mempermudah periode selanjutnya. Untuk mempermudah dalam melihat bersarnya angsuran dari awal masa lease hingga selesai periode angsuran, berikut ini disajikan dalam tabel amortisasi dengan menggunakan suku bunga flat.

17 Tabel 4.2 Tabel Amortisasi (Suku bunga 11,8% pertahun flat) Angsuran ke Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Sisa Pinjaman Pokok Sisa Pinjaman Bunga Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Rp - Sumber : PT. FMA Finance

18 Penyajian Transaksi Sewa Penyajian pembiayaan konsumen dalam laporan keuangan PT. FMA Finance adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan bunga disajikan dalam Laporan Laba Rugi tanggal 31 Desember sebesar Rp ,161 yang didapat dari Rp dikali dengan 11 kali angsuran ditambah bunga yang diakui pada tanggal 31 Desember Piutang pembayaran lease disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2012 sebagai aset lancar sebesar Rp Pendapatan bunga ditangguhkan disajikan dalam neraca per 31 desember 2012 sebagai kewajiban lancar sebesar Rp ,840 yang didapat dari pendapatan bunga pada awal masa lease dikurangi pendapatan bungayang telah diterima per 31Desember Dalam proses transaksi lease akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. perusahaan akan mendapat kan penerimaan yang dapat menimbulkan keuntungan jika lessee membayarkan angsuran tepat waktu dan lancar. Tetapi akan mengalami kerugian jika lessee tidak membayar angsuran tepat waktu bahkan tidak sanggup untuk melunasi. Maka akan meningkatnya jumlah piutang tak tertagih di perusahaan. Jika dalam masa lease, lessee tidak sanggup untuk membayar angsuran berikutnya, perusahaan akan menarik kembali kendaraan tersebut. Perusahaan

19 memiliki hak untuk menjual kendaraan tersebut sesuai dengan harga pasar. Dalam transaksi tersebut akan menimbulkan keuntungan dan kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi perusahaan. Keuntungan atau kerugian tersebut didapat dari selisih harga jual dengan sisa piutang lease. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang sewa/leasing ini senakin dituntut adanya ketegasan tentang perlakuan akuntansi sewa sehingga data keuangan yang disjikan dalam laporan keuangan dapat dianalisis dan ditafsirkan degan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan.

20 Tabel 4.3 PT. FMA Finance NERACA Per 31 Desember 2011 ASET Kas dan Setara Kas Kas Rp Bank : Pihak Ketiga Rp Pihak yg mempunyai hubungan istimewa Rp Setara Kas : Pihak Ketiga Rp Jumlah Kas dan Setara Kas Rp Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang Pembiayaan Konsumen - setelah dikurangi bagian yang dibiayai bank pada akhir 2011 Rp Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Rp ( ) Piutang Pembiayaan Konsumen Rp Penyisihan Piutang ragu-ragu Rp ( ) Piutang Bersih Rp Aset tetap setelah dikurangi penyusutan Rp Aset lain-lain Rp Jumlah Aset Rp Sumber : PT. FMA Finance

21 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Hutang Bank : Pihak Ketiga Rp Pihak yang memakai hubungan istimewa Rp Jumlah Hutang Bank Rp Biaya yg masih harus dibayar : Pihak Ketiga Rp Pihak yang memiliki hubungan istimewa Rp Jumlah biaya yang masih harus dibayar Rp Hutang lain-lain : Pihak Ketiga Rp Pihak yang memiliki hubungan istimewa Rp Jumlah hutang lain-lain Rp Jumlah Kewajiban Rp Ekuitas Modal saham Rp Modal disetor lainnya Rp Saldo Laba : Dicadangkan Rp Belum dicadangkan Rp Jumlah Ekuitas Rp Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp Sumber : PT. FMA Finance

22 Tabel 4.4 PT. FMA Finance Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2011 Pendapatan Usaha 2011 Pendapatan konsumen - bersih Rp Bunga Rp Lain-lain Rp Jumlah Pendapatan Rp Beban Usaha Beban Pinjaman Rp Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Rp Umum dan Administrasi Rp Gaji dan Tunjangan Karyawan Rp Penyusutan Rp Penyisihan Imbalan Pasca Kerja Rp Lain-Lain Rp Jumlah Beban Rp Laba Rugi Rp Sumber : PT. FMA Finance

23 IV.4 Analisis Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance Terhadap SAK ETAP Tentang Sewa Setelah melihat penerapan dan perlakuan akuntansi atas transaksi leasing yang terjadi pada PT FMA Finance. Berdasarkan contoh kasus diatas, maka dapat dianalisis mengenai perlakuan akuntansinya berdasarkan kesesuaiannya dengan SAK ETAP sebagai berikut : 1. PT. FMA Finance melakukan penyajian laporan keuangan dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Dasar pengukuran laporan keuangannya adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk agunan yang diambil alih dinyatakan sebesai nilai realisasi bersih dan nilai wajar. 2. laporan keuangan yang disajikan PT. FMA Finance sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Untuk mempermudah melihat analisis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel perbandingan perlakuan akuntansi PT. FMA Finance dengan SAK ETAP adalah sebagai berikut :

24 Tabel 4.5 Perbandingan Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance dengan SAK ETAP Tentang Sewa Pencatatan (Pengakuan dan Pengukuran) No. Perlakuan Akuntansi pada PT. FMA Finance Perlakuan Akuntansi Menurut SAK ETAP Keterangan 1. PT. FMA Finance dalam Penanaman neto Pencatatan yang mencatat pembelian aset dalam aset yang dilakukan oleh PT yang diperoleh untuk lease disewakan harus FMA Finance dicatat sebesar harga diperlakukan sebagai pada saat perolehan dan diakui pada penanaman neto sewa. mengakui aset saat terjadinya pembelian telah sesuai aset. dengan SAK ETAP tentang sewa 2. Perhitungan biaya Dalam SAK langsung awal sebagai ETAP tentang bagian dari pengukuran sewa tidak piutang sewa pembiayaan dijelaskan secara dan mengurangi rinci. pendapatan yang diakui

25 selama masa sewa, tingkat bunga implicit dalam sewa ditentukan ssedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah termasuk di dalam piutang sewa pembiayaan. 3. Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak pendapatan bunga dijelaskan secara rinci bunga mengenai yang dibebankan. 4. Pendapatan pembiayaan Selisih antara piutang Pencatatan yang konsumen yang belum sewa ditambah nilai dilakukan oleh PT diakui, yang merupakan residu dengan harga FMA Finance selisih antara jumlah perolehan aset yang pada saat keseluruhan pembayaran disewakan diakui mengakui aset angsuran yang akan sebagai pendapatan telah sesuai diterima dari konsumen sewa yang belum dengan SAK

26 dengan jumlah pokok diakui. Pendapatan ETAP tentang pembiayan konsumen, sewa yang belum sewa. diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan diakui dialokasikan konsisten harus secara sebagai konsumen berdasarkan pendapatan tahun tingkat pengembalian berjalan berdasarkan berkala yang tetap dari suatu tingkat piutang konsumen. pembiayaan pengembalian berkala atas penanaman neto sewa 5. Selisih bersih antara Dalam SAK pendapatan administrasi ETAP tentang yang diperoleh dari sewa tidak konsumen pada saat pertama kali perjanjian dijelaskan secara rinci. kontrak leasing ditandatangani dan bebanbeban yang timbul ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan

27 pembiayaan konsumen bersih pada laporan laba rugi tahun berjalan. 6. Dasar menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual. Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak dijelaskan secara rinci 7. Piutang yang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih Dalam ETAP sewa SAK tentang tidak oleh manajemen dijelaskan secara perusahaan. Penerimaan rinci mengenai dari piutang yang telah piutang tak dihapusbukukan diakui tertagih sebagai pendapatan lainlain pada saat terjadinya. 8. Pada saat aset sewa Jika aset yang Pencatatan yang dijual/diambil alih, agunan disewakan dijual dilakukan oleh PT yang diambil alih/dijual kepada lessee sebelum FMA Finance dicatat sebasar saldo berakhirnya masa pada saat

28 piutang yang tidak sewa, maka perbedaan mengakui aset tertagih. Selisih antara antara harga jual telah sesuai nilai realisasi bersih atas dengan penanaman dengan SAK agunan yang diambil alih neto sewa pada saat ETAP tentang dengan saldo piutang penjualan dilakukan sewa. pembiayaan konsumen harus diakui sebagai yang tidak tertagih diakui keuntungan atau sebagai keuntungan atau kerugian pada periode kerugian pada periode terjadinya. terjadinya dalam laporan laba rugi.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi persyaratan administrasi seperti: 1. Akta Pendirian

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Jenis Barang : XXX

LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai berikut : Jenis Barang : XXX LAMPIRAN 1 PERMOHONAN FASILITAS SEWA GUNA USAHA Kepada : PT. Bonavara Finance Dengan hormat, Kami, Harapah Sambilan, PT NPWP : XX..XX.X-. Menyampaikan permohonan sewa untuk dapat dipertimbangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan sebagai suatu kesatuan usaha dengan melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan NO PERTANYAAN YA TIDAK JIKA TIDAK, MOHON BERI ALASAN 01 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat dengan baik dan benar? 02 Apakah pencatatan penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami kemunduran

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain: 1. Mengalami kerugian operasi terus menerus 2. Kredit pelanggan yang mengalami

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 1-8 EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance Oleh :

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 35,950,725,000 29,484,215,000 Deposito On Call 9,600,000,000 20,000,000,000 Deposito Berjangka 70,000,000,000 123,000,000,000 Saham

Lebih terperinci

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan BAB V Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan Apakah Pembiayaan = Kredit? Beda Pembiayaan dengan Kredit 1. Dalam konteks Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006, pembiayaan adalah istilah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG Muawamah Widiawati Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. ABSTRAK

Lebih terperinci

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit)

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) LAPORAN KEUANGAN 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2009 dan 2008 ASET 30 September 30 September Catatan 2009 2008 '000 '000

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit L1 INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA Pemberian Kredit No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah koperasi memiliki standar operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Internal Control Questioner Penjualan No Pernyataan Y = Ya Otorisasi atas transaksi dan kegiatan Setiap transaksi penjualan telah diotorisasi pejabat 1 yang berwenang. Dalam pemberian

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Yth. PT/Koperasi Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR./SEOJK.05/2014 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk L1 LAMPIRAN Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk Aset Aset lancar PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2007, 2008 DAN 2009 Kas dan setara kas 151.020.114 132.737.259

Lebih terperinci

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PERUSAHAAN PERGADAIAN SWASTA DAN PERUSAHAAN PERGADAIAN -

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2016 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 14,520,805 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

Laporan Gabungan Neraca (Aset)

Laporan Gabungan Neraca (Aset) Laporan Gabungan Neraca Kota/Kabupaten Kab. Grobogan Laporan Akhir Bulan Desember 2015 Laporan Gabungan Neraca (Aset) (Ribuan Rp) Aset 1 Kas 100 9,600,376 2 Kas dalam valuta asing 102 0 3 Surat berharga

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

DANA PENSIUN ANTAM ) ASET INVESTASI

DANA PENSIUN ANTAM ) ASET INVESTASI Laporan Aset Neto ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 29,484,215,000 45,045,850,000 Deposito On Call 20,000,000,000 2,000,000,000 Deposito Berjangka 123,000,000,000 38,500,000,000 Saham

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15 UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 Untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Beserta Laporan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Showroom Kardi Putera Motor pertama kali berdiri pada tahun 1997 dengan nama Bengkel Kardi Putera yang didirikan oleh Bpk.Khoirul Anang yang Berada

Lebih terperinci