BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi persyaratan administrasi seperti: 1. Akta Pendirian Perusahaan client beserta perubahan-perubahannya. 2. Surat Pengesahan Pendirian Perusahaan dari Department Kehakiman dan Berita Negara. 3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP). 4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP). 5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 6. Laporan Keuangan 3 tahun terakhir (audited, bila ada). 7. Bank Statement Account untuk 3 bulan terakhir. 8. Profesional Background dari Direksi dan/ atau Komisaris. 9. Struktur Organisasi. 10. Data-data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlukan. Kelengkapan tersebut disesuaikan dengan profesi mereka masing-masing, seperti: karyawan, profesional, wiraswasta, dan perusahaan. 4.2 Kebijakan Perusahaan Kebijakan transaksi sewa guna usaha, akan dikemukakan sebagai berikut: a. Tahap Permohonan Setiap permohonan pembiayaan sewa guna usaha harus mengisi formulir aplikasi yang telah disediakan untuk diisi secara lengkap dan ditandatangani oleh pemohon. b. Tahap Pengecekan Desk Research Checking Berdasarkan aplikasi dari permohonan, marketing department lessorakan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian aplikasi tersebut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengecekan fasilitas lainnya masih outstanding kepada bank atau LKBB lainnya dengan mengirimkan bankers enquiry, bila perlu. 2. Trade checking kepada supplier, customer dan pesaing. 49

2 50 3. Pengecekan pemegang saham dan pengurus perusahaan yang disesuaikan dengan anggaran dasar perusahaan. c. Tahap Audit Checking/ Pemeriksaan Lapangan Apabila tahap pengecekan/desk research checking hasilnya cukup baik, maka proses permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon lessee. Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan adalah: 1. Untuk memastikan keberadaan lesseedan memastikan akan kebutuhan barang modal. 2. Mempelajari keberadaan barang modal yang dibutuhkan oleh lessee, terutama harga barang modal, kredibilitas supplier/pemasok barang modal, layanan purna jual. 3. Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan dan/ atau penjualan calon lessee dibandingkan dengan laporan yang telah disampaikan. d. Tahap Pembuatan Customer Profile Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, marketing department lessorakan membuat customer profile, dimana isinya akan menggambarkan tentang: 1. Nama perusahaan customer 2. Nama pemilik 3. Alamat & nomor telepon 4. Contact person 5. Kondisi pembiayaan yang diajukan lessee 6. Jenis dan tipe barang modal 7. dan lain-lain. e. Tahap Pengajuan Proposal Kepada Kredit Komite Marketing department lessorakan mengajukan proposal terhadap permohonan yang diajukan oleh lessee kepada kredit komite. Proposal yang diajukan biasanya terdiri dari: 1. Tujuan pemberian fasilitas sewa guna usaha kepadalessee 2. Struktur fasilitas pembiayaan yang mencakup harga barang modal, Security deposit, nett pembiayaan, bunga, jangka waktu, jenis barang modal dan lainnya

3 51 3. Latar belakang perusahaan dan susunan pemegang saham disertai keterangan mengenai bisnis dan siklus operasi perusahaanlessee 4. Analisis laporang keuangan, rekening koran dan kebutuhan modal 5. Analisis resiko 6. Saran dan kesimpulan f. Pengajuan Keputusan Kredit Komite Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi lessor untuk melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan lessee ditolak maka harus diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka marketing department akan mempersiapkan surat penawaran kepada calon lessee. g. Tahap Pengiriman Surat Penawaran Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari kredit komite, maka marketing department wajib mempersiapkan surat penawaran kepada lessee. Surat penawaran wajib ditandatangani oleh lesseedan dokumen ini biasanya akan dijadikan surat penerimaan (letter of acceptance). h. Tahap Pengikatan Berdasarkan surat penawaran yang telah ditandatangani oleh lessee, oleh bagian legal akan mempersiapkan pengikatan sebagai berikut: 1. Perjanjian leasebeserta lampiran-lampirannya. 2. Jaminan pribadi, jika ada. 3. Jaminan perusahaan, jika ada. Pengikatan kontrak perjanjian sewa guna usaha dapat dilakukan secarabawah tangan, dilegalisir oleh notaris atau secara notariil. i. Tahap pemesanan barang modal Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak, selanjutnya lessorakan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Lessor melakukan pemesanan barang modal kepada supplier, pesanan mana dituangkan dalam penegasan pemesanan pembelian/ confirm purchase order dan bukti pengiriman dan surat tanda penerimaan barang. 2. Khusus untuk objek pembiayaan bekas pakai, baik kendaraan bermotor, tanah dan bangunan, akan dilakukan pemeriksaan

4 52 BPKB/sertifikat oleh Credit Administration Department ke instansi pemerintah yang terkait. 3. Penerimaan pembayaran dari lessee kepadalessor (dapat melalui supplier/dealer), yang meliputi: Pembayaran pertama, antara lain: 1. Security deposit. 2. Angsuran lease pertama, jika in advance. 3. Premi asuransi, untuk tahun pertama. 4. Biaya administrasi. 5. Pembayaran pertama lainnya, jika ada. Pembayaran berikutnya, antara lain: 1. Angsuran lease berikutnya, berupa cheque/bilyet giro mundur. 2. Pembayaran premi asuransi, untuk tahun berikutnya. 3. Pembayaran lainnya, jika ada. j. Tahap Pembayaran Kepada Supplier Setelah barang modal diserahkan oleh supplier kepada lessee, selanjutnya supplierakan melakukan penagihan kepada lessor, dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kuitansi penuh 2. Kuitansi uang muka dan/ atau bukti pelunasan uang muka 3. Confirm purchase order 4. Bukti pengiriman dan surat tanda penerimaan barang 5. Gesekan rangka dan mesin 6. Surat pernyataan BPKB 7. Kunci duplikat, jika ada 8. Surat jalan Sebelum pembayaran barang modal dilakukan olehlessor kepada supplier, lessor akan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan penutupan pertanggungan asuransi ke perusahaan asuransi yang telah ditunjuk oleh lessor. 2. Pemeriksaan seluruh dokumentansi perjanjian lease oleh Credit Administration Department dengan mempergunakan Form Check List Document. k. Tahap Penagihan/Monitoring Pembayaran

5 53 1. Setelah seluruh proses pembayaran kepada supplier/dealer dilakukan, proses selanjutnya adalah pembayaran lease dari lessee kepada lessor. Adapun sistem pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah: Cash Cheque/Bilyet Giro Transfer Ditagih langsung 2. Collection Department akan memonitor pembayaran lease berdasarkan jatuh tempo pembayaran yang telah ditentukan dan berdasarkan sistem pembayaran yang diterapkan. l. Pengambilan Jaminan Setelah lessee melunasi seluruh piutang lease kepada lessor, maka lessor akan mengembalikan hal-hal sebagai berikut kepada lessee, yaitu: 1. Jaminan (BPKB dan/ atau sertifikat dan/ atau faktur/invoice). 2. Pemberitahuan atas pelaksanaan hak opsi. 3. Dokumen lainnya, bila ada. Gambar 4.1 Proses Leasing PT Buana Finance Tbk 10 PT Buana Finance 8 Tbk 8 Konsumen Dealer Sumber : PT Buana Finance Tbk 5

6 Perhitungan dan Perlakuan Akuntansi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Kasus perhitungan dan perlakuan akuntansi sewa guna usaha baik dari sisi lessor maupun dari sisi lessee. PT XYZ ingin membeli 1 (satu) unittruk Mitsubishi tahun 2011 dengan fasilitas sewa guna usaha dari PT Buana Finance Tbk, untuk maksud itu ia telah mengunjungi dealer. HargatrukMitsubishi yang ditawarkan Rp on the road. Berdasarkan permohonan PT XYZ, PT Buana Finance Tbk memberikan term & condition sebagai berikut: OTR (on the road) : Rp Security deposit(30% x OTR) : Rp Netto Pembiayaan : Rp Effective Rate : 17,75% Flat Rate : 8,89% Jangka Waktu : 36 bulan. Provisi : 1% Rate Asuransi : 1,68% Biaya Administrasi : Rp Metode pembayaran : Angsuran dibayar di muka (in advance) Jenis pertanggungan secara Total Lost Only (TLO) serta pembayaran pertama dibayarkan langsung kepada PT Buana Finance Tbk. Berdasarkan data-data tersebut, akan didapatkan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1. Pembayaran Angsuran Bulanan Untuk menghitung angsuran bulanan, dapat dihitung dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan mempergunakan pendekatan bunga efektif atau dengan pendekatan bunga flat. a. Pendekatan Bunga Efektif Angsuran : Harga Pembelian Uang Muka 1 + PVIFA (N - 1; R% / 12) : Netto Pembiayaan 1 + PVIFA (N -1; R% / 12) : Rp PVIFA (N = 36-1; R = 17,75%/12) : Rp PVIFA (N=35;R=0,014792%)

7 55 : Rp ,6998 : Rp Catatan: Present Value Interest Factor Annuitas (PVIFA) b. Pendekatan Bunga Flat Angsuran : (Netto Pembiayaan) + (Netto Pembiayaan x R% x N) N x 12 : (Rp ) + (Rp x 8,89% x 3) 3 x 12 : (Rp ) + (Rp ) 36 : Rp Catatan: Perhitungan dengan mempergunakan bunga flat tidak menguntungkan dari sisi komersial lessor, tetapi menguntungkan lessee. 2. Pembayaran Pertama yang Harus Dibayar oleh PT XYZ kepada PT Buana Finance Tbk adalah: Tabel 4.1 Total Angsuran Awal Security deposit (30% x OTR) Rp Biaya Administrasi Rp Premi Asuransi (1,68% x OTR) Rp Provisi (1% x OTR) Rp Biaya Notaris (0,1% x OTR) Rp Angsuran Bulan Pertama Rp Total Rp Sumber : PT Buana Finance Tbk Berdasarkan data-data tersebut di atas, maka PT Buana Finance Tbk akan membukukan transaksi melalui jurnal-jurnal sebagai berikut: 1. Memorial Jurnal Pengakuan Kontrak Piutang Sewa Guna Usaha Rp

8 56 Opsi Beli Rp Piutang PT XYZ Rp Hutang Kepada Dealer Rp Pendapatan SGU ditangguhkan Rp Pendapatan Biaya Administrasi Rp Pendapatan Provisi Rp Biaya Notaris Rp Premi Asuransi Rp Angsuran pertama SGU Rp Security deposit Rp Catatan: a. Jumlah piutang sewa guna usaha didapat dari jumlah angsuran sewa guna usaha dikalikan dengan jangka waktu (36). Rp x 36 bulan= Rp b. Pendapatan sewa guna usaha yang ditangguhkan didapat dari selisih piutang sewa guna usaha dikurangi dengan netto pembiayaan. Rp Rp = Rp Memorial Jurnal Pengakuan Kontrak Cash/Bank Rp Piutang PT XYZ Rp Pembayaran Kepada Dealer Hutang Supplier Rp Cash/Bank Rp Setelah pembayaran kepada dealer dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk, maka transaksi tersebut dapat dihitung dalam laporan keuangan PT Buana Finance Tbk dan PT XYZ sebagai berikut: Piutang Sewa Guna Usaha Rp Opsi Beli Rp Security Deposit (Rp ) Pendapatan SGU Ditangguhkan (Rp ) Netto Rp

9 57 Catatan: a. Biaya administrasi yang didapat dari PT XYZ sebesar Rp dibukukan langsung sebagai pendapatan biaya administrasi. b. Piutang sewa guna usaha Rp harus dikurangi sebesar Rp hasilnya Rp karena pembayaran angsuran sewa guna usaha dilakukan secara di muka. 4. Pembayaran Premi Asuransi dan Notaris oleh PT Buana Finance Tbk Hutang Asuransi Rp Cash/Bank Rp Pendapatan Diskon Asuransi Rp - Biaya Notaris Rp Cash/Bank Rp Setelah pembayaran asuransi dan notaris dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk, maka tampilan neraca PT Buana Finance Tbk menjadi sebagai berikut: 5. Memorial Jurnal Pengakuan Pendapatan dan Biaya Sebelum melakukan jurnal pengakuan pendapatan bagi PT Buana Finance Tbk dan pengakuan biaya oleh PT XYZ, dapat diasumsikan sebagai berikut: a. Kontrak mulai diberlakukan sejak tanggal 24 September b. Aktiva sewa guna usaha akan disusutkan selama 5 (lima) tahun dengan metode garis lurus. c. Pengakuan biaya dan pendapatan dilakukan setiap akhir bulan. d. Amortisasi atas pembayaran asuransi dilakukan secara garis lurus. Berdasarkan asumsi tersebut maka pada tanggal 30 September 2011 masingmasing perusahaan akan membukukan hal-hal sebagai berikut: a. Memorial Jurnal yang akan dibuat oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Pendapatan SGU Ditangguhkan Rp Pendapatan SGU Rp Catatan: Pendapatan sewa guna usaha/biaya bunga SGU didapat dari: 6/360 x (Rp ,00 (-) Rp ) x 8,89%= Rp Dimana Rp adalah nilai netto pembiayaan.

10 58 2. Dikurangi Rp dikarenakan angsuran sewa guna usaha dilakukan dengan metode pembayaran di muka. 3. Hari bunga flat yang selama bulan September adalah 6 hari b. Memorial Jurnal yang akan dibuat oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Biaya Bunga SGU Rp Biaya Penyusutan Aktiva SGU Rp Biaya Asuransi Rp Utang Bunga SGU Rp Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU Rp Asuransi dibayar di muka Rp Catatan: 1. Biaya penyusutan didapat dari nilai asset Rp dikali 20% dibagi dengan 12 sehingga didapat nilai perbulan sebesar Rp (umur asset 5 tahun). 2. Biaya Asuransi Rp didapat dari total premi Rp dibagi 36 bulan. Untuk memudahkan perhitungan pengakuan bunga dan pendapatan bunga bagi lessor dan lessee, terlampir tabel kartu pembayaran lease.

11 59 Tabel 4.2 Effective Rate Schedule No. Installment Principal Interest Principal Balance Interest Balance 1 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 0 Rp 0 Total Rp Rp Rp Sumber : PT Buana Finance Tbk

12 60 Tabel 4.3Flat Rate Schedule No. Installment Principal Interest Principal Balance Interest Balance Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 0 Rp 0 Total Rp Rp Rp Sumber : PT Buana Finance Tbk

13 61 Laporan Keuangan PT Buana Finance Tbk Bulan September 2011 Piutang Sewa Guna Usaha Rp Opsi Beli Rp Security Deposit (Rp ) Pendapatan SGU Ditangguhkan (Rp ) Netto Rp Penurunan pendapatan SGU ditangguhkan Rp dikurangi Rp akibat dari pengakuan pendapatan yang langsung dimasukkan sebagai pendapatan bulan berjalan mendapatkan hasil RP Laporan Keuangan PT XYZ Bulan September 2011 Pendapatan Sewa Guna Usaha Rp Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU (Rp ) Nilai Buku Aktiva SGU Rp Security Deposit Rp Asuransi dibayar di muka Rp Utang Sewa Guna Usaha Rp Utang Bunga Sewa Guna Usaha Rp Catatan: UtangSGU didapat darirp Rp = Rp Jurnal pada Tanggal 24 Oktober 2011 a. Jurnal yang dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Bank/Cash Rp Piutang SGU Rp b. Jurnal yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Utang Bunga SGU Rp Angsuran Hutang SGU Rp Biaya Bunga SGU Rp

14 62 Bank/Cash Rp Adanya pembayaran angsuran SGU yang dilakukan PT XYZ akan mengakibatkan posisi keuangan masing-masing perusahaan menjadi sebagai berikut: Laporan Keuangan PT Buana Finance Tbk Bulan Oktober 2011 Piutang Sewa Guna Usaha Rp Opsi Beli Rp Security Deposit (Rp ) Pendapatan SGU ditangguhkan (Rp ) Netto Rp Catatan: Piutang SGU diperoleh dari Rp Rp = Rp Laporan Posisi KeuanganPT XYZ Bulan Oktober 2011 Aktiva Sewa Guna Usaha Rp Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU (Rp ) Nilai Buku Aktiva SGU Rp Security Deposit Rp Asuransi dibayar di muka Rp Utang Sewa Guna Usaha Rp Catatan: Utang SGU diperoleh dari Rp Rp = Rp Demikian seterusnya, mengikuti pola No. 5 untuk pengakuan pendapatan dan biaya dan pola No. 6 untuk pembayaran angsuran bulanan sampai dengan selesai. 7. Pada Saat Kontrak Berakhir a. Jurnal yang dilakukan oleh PT Buana Finance Tbk adalah sebagai berikut: Security deposit Rp Opsi Beli Rp

15 63 b. Jurnal yang dilakukan oleh PT XYZ adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap Rp Akumulasi Penyusutan Aktivaa SGU Rp Kerugian Pengalihan Aktiva SGU Rp Security deposit Rp Aktiva Sewa Guna Usaha Rp Catatan: Akumulasi Penyusutan Aktiva SGU diperoleh dari 36/60 x Rp = Rp Kerugian Pengalihan Aktiva diperoleh dari Rp Rp = Rp Demikianlah pembukuan transaksi sewa guna usaha secara finance lease ditinjau dari sisi lessor maupun dari sisi lessee. 4.4 Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Perjanjian Leasing Pada tahun 2011 terdapat 80 konsumen yang melakukan perjanjian sewa guna usaha Truk Merk Mitsubishi, maka dapat dihitung jumlah pendapatan yang diperoleh oleh PT Buana Finance Tbk, yaitu sebesar: Penghasilan Kena Pajak (1 Januari s/d 31 Desember 2011) Pendapatan: Pendapatan bunga (80 x Rp x 12 bulan) = Rp Pendapatan dari administrasi (80 x Rp x 12 bulan) = Rp Total Pendapatan =Rp Beban: Beban administrasi (0,5%dari beban laporan keuanganrp ) = Rp Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Penghasilan Kena Pajak = Rp Pajak Penghasilan Tahun 2011: Penghasilan Kena Pajak Rp Pajak Penghasilan Terutang; 25% x Rp = Rp Kredit Pajak;

16 64 PPh 23 (2% x Rp ) = Rp PPh yang masih harus dibayar = Rp Jadi pajak yang masih harus dibayarkan oleh PT Buana Finance Tbk untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp Perlakuan Pajak Penghasilan Pada Perjanjian Leasing yang Mengalami Terminasi Tabel 4.4 Data Early Termination Bulan Unit Angkutan Darat yang Terjual Unit Truk Merk Mitsubishi yang Terjual Early Termination Truck Mitsubishi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT Buana Finance Tbk Dalam transaksi sewa guna usaha yang terjadi antara pihak PT Buana Finance Tbk selaku lessor dan pihak konsumen selaku lessee ternyata berakhir tidak sesuai dengan kesepakatan.

17 65 Pada pembayaran sewa ke-12 bulan Mei tahun 2011, terdapat 3 orang konsumen yang ingin mengakhiri masa sewa guna usaha dengan membayar sekaligus sisa pembayaran sewa dikarenakan alasan ekonomis. Oleh karena itu, bagi pihak lessor akan timbul akumulasi penerimaan leasepayment untuk periode ke 12 sampai dengan periode ke 36 yang terdiri dari angsuran pokok pembiayaan dan imbalan jasa sewa guna usaha (leasefee). Pemutusan atau percepatan masa sewa guna usaha ini akan mengakibatkan terkoreksinya Penghasilan Kena Pajak bagi PT Buana Finance Tbk pada tahun yang bersangkutan. Keuntungan fiskal yang diperolehlessor dihitung berdasarkan akumulasi imbalan jasa sewa guna usaha (leasefee) yang diterima pada tahun yang bersangkutan ditambah penalti yang dibebankan lessor kepadalessee akibat dipercepatnya masa sewa guna usaha. Dalam hal ini, jumlah pinalti yang dibebankan oleh PT Buana Finance Tbk kepadalessee adalah sebesar 7,5% dari hutang pokok. Apabila terjadi early termination dimana pembayaranleasedilunasi sebelum berakhirnya kontrak seperti yang terjadi pada PT Buana Finance Tbk di atas, maka selisih antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan. PT Buana Finance Tbk dapat mencatat ayat jurnal sebagai berikut: 1. Jurnal pada saat awal kontrakleasing Piutang sewa guna usaha Rp Kendaraan Rp Pendapatan SGU ditangguhkan Rp Catatan: a. Piutang sewa guna usaha Diperoleh dari total jumlah pembayaran berkala yang dilakukan olehlessee mulai dari pembayaran berkala pertama sampai dengan pembayaran berkala terakhir. b. Kendaraan Merupakan jumlah pokok hutang yang diterima oleh PT Buana Finance Tbk. c. Pendapatan bunga yang belum diakui Diperoleh dari akumulasi pembayaran bunga dari periode pertama sampai dengan periode ke-36.

18 66 2. Jurnal pada saat penerimaan pembayaranlease bulan pertama darilessee Kas Rp Piutang sewa guna usaha Rp Pendapatan bunga yang belum diakui Rp Pendapatan sewa guna usaha Rp Catatan: a. Kas dan piutang sewa guna usaha Merupakan jumlah angsuranyang dibayarkantiap bulannya yaitu sebesar Rp b. Pendapatan bunga yang belum diakui dan pendapatan sewa guna usaha Merupakan jumlah angsuran bunga pertama yang harus dibayarkan, yaitu sebesar Rp Pada Saat Terjadi Terminasi Pada saat terjadi terminasi yaitu pada saat pembayaran angsuran ke-12, maka PT Buana Finance Tbk mencatat jurnal sebagai berikut: Kas Rp Pendapatan yang belum diakui Rp Piutang sewa guna usaha Rp Imbalan jasa sewa guna usaha Rp Pinalti sewa guna usaha Rp Adapun angka-angka dalam jurnal tersebut diperoleh dari hasil perhitungan di bawah ini: a. Kas Merupakan penjumlahan dari pembayaran angsuran pokok sewa mulai periode ke-12 sampai dengan periode ke-36 dengan jumlah pinalti yang dibebankan pada konsumen (lessee). Perhitungan: Angsuran pokok sewa ke-12 s/d ke-36 = Rp Pinalti sewa guna usaha (7,5% x Rp ) = Rp Total kas = Rp b. Pendapatan yang belum diakui

19 67 Merupakan akumulasi dari penerimaan bunga periode ke-12 sampai dengan periode ke-36, yaitu sebesar Rp c. Piutang sewa guna usaha Diperoleh dari akumulasi pembayaran sewa ke-12 sampai dengan ke-36 dikurangi akumulasi pembayaran bunga periode ke-12 sampai dengan periode ke-36. Perhitungan: Pembayaran leasing (periode 12 s/d 36) = Rp Pembayaran bunga (periode 12 s/d 36) = (Rp ) Total piutang sewa guna usaha = Rp d. Pendapatan lain-lain / pinalti sewa guna usaha Merupakan pendapatan yang diperoleh dari pembayaran denda karena percepatan masa sewa guna usaha. Pinalti tersebut dihitung sebesar 7,5% dari akumulasi pembayaran sewa guna usaha periode ke-12 sampai dengan periode ke-36, yaitu sebesar 7,5% x Rp = Rp

20 68 Tabel 4.5SkedulLease pada Saat Terjadi Terminasi No. Installment Principal Interest Principal Balance Interest Balance Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Rp - 13 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 14 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 15 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 16 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 17 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 18 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 19 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 20 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 21 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 22 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 23 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 24 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 25 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 26 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 27 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 28 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 29 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 30 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 31 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 32 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 33 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 34 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 35 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - 36 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Total Rp Rp Rp Pinalti Rp Sumber : PT Buana Finance Tbk

21 69 Berdasarkan perhitungan-perhitungan di atas, maka besarnya Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan oleh pihak PT Buana Finance Tbk akibat pemutusan masa Sewa Guna Usaha pada kasus terminasi bulan Mei 2011 dapat dihitung sebagai berikut: Penghasilan Kena Pajak ( Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2011): Pendapatan bunga (77 org x Rp x 12 bulan) = Rp Pendapatan dari administrasi (80 org x Rp x 12 bulan) = Rp Total pendapatan Rp Pembayaran leasing (3 org x Rp x 4 bulan) = Rp Angsuran pokok (3 org x Rp x 4 bulan) = Rp Total pendapatan = Rp Penghasilan Kena Pajak akibat pemutusan masa sewa guna usaha adalah dihitung berdasarkan: Akumulasi imbalan jasa sewa guna usaha + pendapatan pinalti Untuk kasus di atas, maka pendapatan pinaltinya adalah sebesar: 3 orang x Rp = Rp Jadi besarnya Penghasilan Kena Pajak PT Buana Finance Tbk untuk tahun pajak 2012 dengan adanya early termination adalah sebesar: Rp Rp Rp = Rp Perhitungan Pajak Penghasilan PT Buana Finance Tbk tahun 2011 apabila terjadi terminasi adalah sebagai berikut: Pendapatan: Pendapatan dengan adanya terminasi = Rp Beban: Beban administrasi = Rp Laba sebelum Pajak / Penghasilan Kena Pajak = Rp Pajak Penghasilan Tahun 2011 adalah: Penghasilan Kena Pajak Rp

22 70 Pajak Penghasilan Terutang; 25% x Rp = Rp Kredit Pajak; PPh 23 (2% x Rp ) = Rp PPh yang masih harus dibayar = Rp Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa besarnya Pajak Penghasilan (PPh) yang masih harus dibayar PT Buana Finance Tbk akibat pemutusan transaksi sewa guna usaha pada tahun 2011 adalah sebesar Rp Dari hasil Pajak Penghasilan berdasarkan Unit Truk Mitsubishi dan data perhitungan Pajak yang mengalami terminasi tersebut maka dianalisispajak penghasilan secara keseluruhan perusahaan PT Buana Finance Tbk berdasarkan pendapatan yang didapat pada data laporan keuangan sebagai berikut: Tabel 4.6 Pajak Penghasilan BadanTahun Pajak kini Penghasilan kena pajak Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Utang pajak penghasilan badan ( ) ( ) ( ) Sumber : Penulis 4.6 Hak Kepemilikan Aset (Dokumen Legalnya) Sewa guna usaha (leasing) atau sering disingkat SGU adalah kegiatan pembiayaan dengan menyediakan barang modal baik dengan hak opsi (finance lease)

23 71 maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Hak opsi adalah hak untuk membeli objek sewa guna usaha setelah berakhirnya perjanjian berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Pengadaan Barang Modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang penyewa guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian SGU, hak milik atas barang modal berada pada lessee. Namun, hak atas kendaraan yang disewagunausahakan dipegang oleh lessor sampai dengan masa sewa guna usaha berakhir. Tabel 4.7Perbedaan Pengakuan Pendapatan dan Beban antara Standar Akuntansi dan Peraturan Perpajakan PSAK No. 30 (Revisi KMK No. 2007) tentang Sewa 1169/KMK.01/1991 Capital Lease Persyaratan 1. Penyewa guna 1. Jumlah (Sewa Guna usaha memiliki hak pembayaran sewa- Usaha dengan opsi untuk membeli guna-usaha selama Hak Opsi) aktiva yang masa sewa-guna- disewagunausaha usaha pertama pada akhir masa sewa ditambah dengan nilai guna usaha dengan sisa barang modal, harga yang telah harus dapat menutup disetujui bersama harga perolehan pada saat dimulainya barang modal dan perjanjian sewa guna keuntungan lessor; usaha.

24 72 Pendapatan & Biaya Lessor 2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa gunausaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease). 3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun. a. Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income). 2. Masa sewa-gunausaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal Golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal Golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk Golongan bangunan; 3. Perjanjian sewaguna-usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee. 1. Penghasilan lessor yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah sebagian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha;

25 73 b. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha. c. Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan. 2. Lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa-gunausahakan dengan hak opsi; 3.Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah 2,5% (dua setengah persen) dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang sewa-gunausaha dengan hak opsi.

26 74 Biaya Lessee d. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan. 1. Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa harus diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam Jumlah yang tidak sama setiap periode. Selama masa sewaguna-usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa-guna-usaha, sampai saat lessee menggunakan hak opsi untuk membeli; setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutannya adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan; pembayaran sewaguna-usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali

27 75 2. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam Jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya. pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa-gunausaha tersebut memenuhi ketentuan 3. BUKAN OBJEK PPh 23 dan PPN kareana dianggap sebagai JASA PEMBIAYAAN (UU PPN pasal 4A-d)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA YANG MENGALAMI TERMINASI DI PT BUANA FINANCE TBK

ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA YANG MENGALAMI TERMINASI DI PT BUANA FINANCE TBK ANALISIS PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) ATAS PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA YANG MENGALAMI TERMINASI DI PT BUANA FINANCE TBK Shoviyah Bahar PT BUANA FINANCE TBK, Plaza Chaze Lantai 17 Jalan Jenderal Sudirman

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 1-8 EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance Oleh :

Lebih terperinci

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING NAMA : SEPTIYANA NPM : 1411011123 JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit 78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Karya adalah sebuah perusahaan pengangkutan yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Perusahaan Pembiayaan Pengertian Sewa Guna Usaha Aspek Hukum Aspek Keuangan & Pencatatan Definisi Perusahaan Pembiayaan SK Men. Keu. No.84/PMK.012/2006 Badan

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah ) 1 UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. ("Perusahaan") didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1, tahun 1967 berdasarkan akte yang dibuat

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty 1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 30 September 2007 (TIDAK DIAUDIT) dan 30 September 2006 (TIDAK DIAUDIT) Global Reports LLC

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk. LAPORAN KEUANGAN PER 30 September 2007 (TIDAK DIAUDIT) dan 30 September 2006 (TIDAK DIAUDIT) Global Reports LLC PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PER 3 September 27 (TIDAK DIAUDIT) dan 3 September 26 (TIDAK DIAUDIT) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KRISNA FINANCE SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KRISNA FINANCE SURAKARTA PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA KRISNA FINANCE SURAKARTA HARTINI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURAKARTA ABSTRAK: Salah satu bentuk perjanjian adalah perjanjian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) 3 KAS DAN SETARA KAS Kas Kas di Bank 98,459,500 84,011,300 Pihak ketiga: Rekening PT Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., Jakarta 3,017,957,290 1,322,843,814 PT Bank Central Asia Tbk. 2,188,565,921 1,103,518,171

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Dana Pensiun Merpati Nusantara Airlines merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut didirikan

Lebih terperinci

Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer

Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer L48 L.1.2.4. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Finance Lease L.1.2.5. Model Laporan Prediksi Penjualan Tiap Cabang Untuk Consumer Finance L49 L.1.2.6. Model Laporan Prediksi Jumlah Agreement

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE 1 PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT. TRI ATMA CIPTA Oleh : Enis Prihastuti, SE, M.Si ABSTRACT One type of financing capital goods used darisumbereksternalyang

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang besar maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 Oleh LIDYA 100462201301 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Lebih terperinci

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit)

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) LAPORAN KEUANGAN 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit) PT. CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk NERACA 30 SEPTEMBER 2009 dan 2008 ASET 30 September 30 September Catatan 2009 2008 '000 '000

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh BAB 9 KEWAJIBAN A. Pengertian Kewajiban Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh Kewajiban adalah utang yang harus dibayar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011 PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 A S E T Aset Lancar Catatan 31-Mar-12 31-Dec-11

Lebih terperinci

Program Pinjaman Dana Tunai

Program Pinjaman Dana Tunai Program Pinjaman Dana Tunai Bekerja sama dengan bank : BANK MANDIRI, BANK CIMB & BANK BRI PINJAMAN DANA TUNAI MELALUI BANK MANDIRI Persyaratan dan Ketentuan yang berlaku : a) WNI berdomisili di Indonesia

Lebih terperinci

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH Dalam Bab ini akan dibahas penghitungan pajak apabila penduduk asing memiliki usaha di Indonesia, dan harus

Lebih terperinci

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy ABSTRAK Leasing telah dikenal oleh bangsa Eropa dan Amerika di era 1850 an 1 dan hal ini telah menjadikan induswtri bisnis, produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 No. Akun Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 Nama Akun PT. STAPI MOTOR NERACA LAJUR (SETELAH PAJAK) 31 December 2013 Daftar Saldo Ayat Jurnal Penyesuaian Daftar Saldo

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Pembelian Aktiva Tetap secara Finance Lease pada PT. X PT. X terlebih dahulu menentukan pilihan aktiva tetap berupa kendaraan yang

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBIAYAAN KONSUMEN

MAKALAH PEMBIAYAAN KONSUMEN MAKALAH PEMBIAYAAN KONSUMEN DISUSUN OLEH : 1. Verlien Oktysia Arvin Wibowo (16.02.51.0017) 2. Kris Sukma Ambarawati (16.02.51.0021) 3. Rezyana Pinkan (16.02.51.0023) 4. Laras Arum Andarin (16.02.51.0029)

Lebih terperinci

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si.

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si. IKATAN AKUNTANSI INDONESIA LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN Oleh : Purno Murtopo, S.E., M.Si. Soal 1 Tn. Arjuna pada tanggal 20 Desember 2009 menyewa kendaraan truk dengan biaya sewa sebesar Rp5 juta. Tn.

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci