BAB III METODE PENELITIAN. pada bulan Oktober 2015 hingga Februari PT Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN yang kembali

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor pusat PT. Pertamina (Persero) yang terletak di Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Februari PT Pertamina (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN yang kembali ditunjuk sebagai pemungut pajak pertambahan nilai sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 1 angka 27 disebutkan bahwa Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah bendahara Pemerintah, badan, atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada bendahara Pemerintah, badan, atau instansi Pemerintah tersebut. Selain itu berdasarkan PMK Nomor 85/PMK.03/2012 Pasal 16A ayat 1 yang menjelaskan bahwa Pajak yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/ atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut Pajak Pertambahan Nilai. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang 65

2 66 manajemen risiko terkait pemungutan pajak pertambahan nilai yang telah dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero) selaku wajib pungut PPN. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah data PPN PT. Pertamina (Persero) tahun 2013, 2014, dan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah data PPN Pajak Masukan Wapu dan data sanksi administrasi atas PPN Pajak Masukan Wapu PT. Pertamina (Persero) selama bulan januari 2013 sampai desember D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara (interview). Wawancara dilakukan dengan Manager Tax Planner and Advisor dan staf akuntansi PT. Pertamina (Persero). Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data arsip berupa dokumen/copy dan tinjauan kepustakaan melalui referensi jurnal, situs web, serta buku yang menunjang penelitian. E. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Manager Tax Planner and Advisor dan staf akuntansi PT. Pertamina (Persero).

3 67 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data data kuantitatif, meliputi data PPN Pajak Masukan Wapu dan sanksi bunga Wapu ditahun 2013 sampai Data sekunder yang dibutuhkan tersebut diperoleh melalui dokumen resmi perusahaan. Data sekunder lainnya seperti data struktur organisasi perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang perpajakan yang berlaku diperoleh melalui situs website yang terkait. F. Metode Analisis Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah penilaian risiko berdasarkan analisis semi kuantitatif Risk Level Matrix (matriks frekuensi dan signifikansi risiko). TABEL 3.1 PENILAIAN RISIKO BERDASARKAN RISK LEVEL MATRIX 6 High Significance / Low 3 Low 1 Low Significance / Low 8 High Significance / 5 2 Low Significance / 9 High Significance / High 7 High 4 Low Significance / High Sumber : Sobel, Paul., 2007, Auditor s Risk Management Guide : Integrating Auditing and ERM. Chicago; CCH dalam Suprajadi et al (2011)

4 68 Penilaian dilakukan atas temuan penelitian berupa evaluasi pencatatan, penyetoran, dan pelaporan PPN Wapu, jumlah PPN Wapu Masa yang dipungut, dan pengendalian yang terdapat di dalam perusahaan. Berdasarkan informasiinformasi tersebut disimpulkan penilaian risiko pengenaan sanksi administrasi perpajakan. Nilai dari kemungkinan (likelihood) ditentukan dari frekuensi kejadian seperti frekuensi tahunan atau frekuensi selama periode spesifik. Dalam penelitian ini kemungkinan (likelihood) dinilai berdasarkan frekuensi terjadinya risiko terkait pemungutan PPN Wapu di tahun 2013 hingga tahun Konsekuensi atau signifikansi dalam penelitian ini diukur dari biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akibat risiko tersebut yakni biaya sanksi administrasi perpajakan. Penentuan tinggi rendah signifikansi (severity) dan frekuensi (likelihood) dapat dilakukan melalui berbagai cara. Signifikansi atau frekuensi dapat dikelompokkan dalam level tinggi jika nilai signifikansi atau frekuensi risiko lebih besar dibandingkan median atau rata-rata dari risiko yang ada. Jika nilai signifikansi atau frekuensi risiko lebih kecil dari median atau rata-rata risiko yang ada maka risiko tersebut dapat dimasukkan ke dalam level dengan tingkat risiko rendah. Berdasarkan tabel 3.1, Penilaian risiko berdasarkan Risk Level Matrix terbagi menjadi beberapa level berikut yang berkaitan dengan kemungkinan risiko dalam penelitian ini, yaitu :

5 69 1. Signifikansi (severity) rendah dan frekuensi (likelihood) rendah : low control Perusahaan bisa menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori ini. 2. Signifikansi (severity) tinggi dan frekuensi (likelihood) rendah : detect and monitor Jika risiko ini muncul, perusahaan bisa mengalami kerugian yang cukup besar. Risiko tipe ini sulit diprediksi kapan datangnya. 3. Signifikansi (severity) rendah dan frekuensi (likelihood) tinggi : monitor Tipe risiko ini sering muncul tetapi besarnya kerugian relatif kecil. Biasanya risiko ini muncul sebagai akibat perusahaan menjalankan bisnisnya. 4. Signifikansi (severity) tinggi dan frekuensi (likelihood) tinggi : prevent at source Jika tipe risiko ini terjadi berarti perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko dan dapat berakibat kebangkrutan. Untuk dapat menentukan level suatu risiko berdasarkan tingkat frekuensi dan dampaknya yaitu : Tingkat risiko = Frekuensi (likelihood) x Signifikansi (dampak) Sumber : Commonwealth of Australia, 2004