BAB I PENDAHULUAN. pelakasanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
|
|
- Vera Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang Indonesia saat ini masih membutuhkan biaya untuk melaksanakan pembangunan agar dapat menjadi negara yang dewasa atau maju dimana kebutuhan rakyat dapat terpenuhi baik di bidang ekonomi, kesehatan maupun pendidikan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan pembangunan salah satunya dapat bersumber dari pajak. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya didalam pelakasanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Reformasi Pajak yang dilakukan Pemerintah Indonesia tahun 1983, telah memberikan iklim yang konstruktif bagi perpajakan nasional yang mampu menunjukkan fungsinya sebagai salah satu sumber penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah menggantikan Pajak Penjualan tahun Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang menjadi andalan pemerintah guna mewujudkan kemandirian bangsa dalam pembangunan, maka wajib pajak diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajaknya atau yang biasa disebut dengan self assessment system. Sebagai perwujudan self assessment system, penghitungan dan pelaporan PPN untuk 1
2 2 setiap masa pajak mutlak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. Kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan ini akan memberikan dampak negatif bagi negara yaitu berkurangnya pemasukan ke kas negara. Dampak yang akan diterima perusahaan akibat kelalaian tersebut, perusahaan akan mengalami kerugian karena harus membayar sanksi baik berupa denda, bunga, bahkan kenaikan. Perubahan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 menjadi Undang-undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dalam sasaran pelaksanaannya Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil, sederhana, dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat serta dapat mengamankan dan diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara sebagai hasil pembangunan nasional. Mekanisme umum Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa dengan pajak keluaran dalam masa pajak yang sama. Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran maka kelebihan pajak keluaran tersebut harus disetorkan ke kas negara oleh PKP tersebut. Sebaliknya jika dalam masa pajak tersebut ternyata lebih besar pajak masukan, maka kelebihan pajak masukan tersebut dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau dimintakan restitusi. Dengan mekanisme umum tersebut, maka jumlah yang harus dibayar atau kelebihan bayar oleh PKP bisa berubah-ubah tergantung besarnya pajak masukan yang dibayar dan pajak keluaran yang dipungut dalam suatu masa pajak. Namun demikian Undang-undang PPN juga membuat ketentuan tentang mekanisme pengkreditan lain selain mekanisme umum. Mekanisme ini disebut
3 3 Pedoman Pengkreditan Pajak Masukan. Dengan mekanisme ini, ditentukan besarnya pajak masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan persentase terhadap pajak keluaran. Misal, pajak masukan yang dapat dikreditkan adalah 60% dari pajak keluaran. Besarnya pajak keluaran dalam satu masa pajak adalah 10% dari omzet sehingga pajak masukan yang bisa dikreditkan adalah 6% dari omzet. Dengan demikian PPN yang harus disetor dalam suatu masa pajak adalah 4% dari omzet sebulan. Ada dua macam pedoman pengkreditan yang ditetapkan Pemerintah yaitu, peredaran usaha tidak melebihi jumlah tertentu dan kegiatan usaha tertentu. Pengusaha Kena Pajak yang dapat menggunakan pedoman pengkreditan pajak masukan yang peredaran usahanya tidak melebihi jumlah tertentu adalah Pengusaha Kena Pajak yang peredaran usahanya dalam satu tahun tidak melebihi Rp ,- (satu milyar delapan ratus juta rupiah). Pedoman ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret Sedangkan pedoman kedua yang ditetapkan Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.03/2010 tanggal 5 April 2010 adalah pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu. Kegiatan usaha tertentu yang dimaksud dalam peraturan ini adalah kegiatan usaha penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran dan penyerahan emas perhiasan secara eceran. CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa laundry dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Bagi setiap perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atas
4 4 penyerahannya wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai yang telah dipungut dinamakan dengan Pajak Keluaran. Bila perusahaan melakukan pembelian terhadap barang kena pajak maka akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai masukan dari dasar pengenaan pajak barang tersebut. Pajak Masukan yang telah dibayar dari transaksi pembelian tersebut kemudian akan dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang telah dipungut. Apabila nilai Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan maka atas selisih ini wajib disetor ke kas negara setiap masa pajaknya. Sebaliknya jika Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran maka atas kelebihan Pajak Pertambahan Nilai ini dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya. Karena CV. Xpress Clean Bersaudara memutuskan untuk menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan dengan kategori Pengusaha Kena Pajak yang peredaran usahanya tidak melebihi jumlah tertentu maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran adalah sebesar 60% dari Pajak Keluaran atau 6% dari jumlah peredaran usaha selama satu bulan. Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh CV. Xpress Clean Bersaudara ke kas negara adalah sebesar 4% dari peredaran usaha selama satu bulan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis termotivasi untuk membahas masalah ini dengan judul Analisis Penghitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan dan pengaruhnya terhadap Laporan Laba Rugi pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA.
5 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penghitungan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 2. Bagaimana penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 3. Bagaimana pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 4. Bagaimana penerapan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 5. Bagaimana pengaruh Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak terhadap Laporan Laba Rugi pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA.
6 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penghitungan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 4. Untuk mengetahui penerapan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA. 5. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak yang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Laporan Laba Rugi pada CV. XPRESS CLEAN BERSAUDARA.
7 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis : Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan khususnya terhadap pelaksanaan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai bagi para Pengusaha Kena Pajak serta memberikan tambahan untuk perbendaharaan perpustakaan. Manfaat Praktis : 1. Bagi Perusahaan : Dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai penerapan pedoman pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha kena pajak yang mempunyai peredaran usaha tidak melebihi jumlah tertentu dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan pedoman tersebut serta penyajiannya pada Laporan Laba Rugi. 2. Bagi Penulis : Memberikan suatu pelatihan bagi penulis agar bisa berpikir secara ilmiah mengenai teori perpajakan yang diperoleh dibangku kuliah serta memberi sarana bagi penulis untuk memperdalam ilmu dibidang Pajak Pertambahan Nilai. 3. Bagi Pihak Lain : Memberi tambahan informasi bagi pembaca yang mendalami bidang perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai.
BAB I PENDAHULUAN. pelakasanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang Indonesia saat ini masih membutuhkan biaya untuk melaksanakan pembangunan agar dapat menjadi negara yang dewasa atau maju dimana kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya bersumber dari sektor perpajakan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahannya suatu negara membutuhkan pendapatan atau penghasilan. Pendapatan itu berasal dari berbagai sumber, salah satunya bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah perlu
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 79/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
Lebih terperinciHukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap
Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih
82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciSE - 63/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITU
SE - 63/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITU Contributed by Administrator Tuesday, 11 May 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 11 Mei 2010 SURAT EDARAN
Lebih terperinci79/PMK.03/2010 PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKU
79/PMK.03/2010 PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKU Contributed by Administrator Monday, 05 April 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
BAB I PENAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciPRAKTIKUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI LANJUTAN
PRAKTIKUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI LANJUTAN Oleh : Mohammad Yamin Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
Lebih terperinciRESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA
RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA 1. Pembayaran atau Penyetoran Pajak yang Terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Masa yang Dilakukan Setelah Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran atau Penyetoran Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mensukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan dalam negeri sangat penting dan mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Pembangunan tidak akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib rakyat kepada negara yang diatur berdasarkan undangundang yang bersifat memaksa, tanpa imbalan atau balas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Inflasi yang cenderung mengalami peningkatan, naiknya harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam. kesadaran dan kepedulian untuk membayar pajak, salah satunya adalah Pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksploratif dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian eksploratif dengan menggunakan metode deskriptif dan kualitatif yaitu mengumpulkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS
BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beragam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan oleh negara melalui pembangunan nasional.pembangunan nasional merupakan kegiatan yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Yusdianto 2004). Pajak secara bebas dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah pungutan wajib pajak yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum (Yusdianto 2004). Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mengandalkan penerimaan pajak sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan negara,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem. self assessment yang mengharuskan Wajib Pajak untuk menghitung,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem self assessment yang mengharuskan Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor,
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT LARIS MEDIA SELARAS TAHUN 2011
ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT LARIS MEDIA SELARAS TAHUN 2011 RUDI NURDIANSYAH 21209551/3EB03 DOSEN PEMBIMBING : ANNE DAHLIAWATI,SE.,MM. Latar Belakang Masalah Pajak Pertambahan Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kementrian Keuangan (2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dan dinamika kebutuhan masyarakat yang kian meningkat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuntut adanya ketersediaan anggaran yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir ini, perpajakan telah menjadi sumber penerimaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, perpajakan telah menjadi sumber penerimaan Negara yang utama. Reformasi perpajakan saat ini sudah bergulir dan telah membuktikan hasil yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu
BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah kondisi krisis dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang dapat bertahan dari dampak krisis tersebut. Hal ini membuat tingkat perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciBAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan
Lebih terperincitempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur
KEWAJIBAN PELAPORAN PAJAK BENDAHARAWAN BERPEDOMAN PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 DAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 ATAUKAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 64/PMK.05/2013? Oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional saat ini adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan salah satu wujud nyata secara partisipasi dalam rangka ikut membiayai pembangunan nasional. Adapun definisi pajak menurut
Lebih terperinciSelf assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP
Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber utama penerimaan negara, sedangkan negara-negara miskin dan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat, baik pribadi maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada Pemerintah yang ditujukan untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merata baik dalam bidang ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan rakyat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada hakekatnya, pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan oleh negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, merupakan pembangunan nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap proyek pembangunan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar bagi negara. Dari sumber penerimaan ini, nantinya akan digunakan untuk membiayai setiap proyek pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor khususnya pada sektor perekonomian. Baru baru ini juga terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini Indonesia sedang mengalami banyak permasalahan di berbagai sektor khususnya pada sektor perekonomian. Baru baru ini juga terjadi bentrokan antara
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 563/KMK.03/2003 TENTANG PENUNJUKAN BENDAHARAWAN PEMERINTAH DAN KANTOR PERBENDAHARAAN DAN KAS NEGARA UNTUK MEMUNGUT, MENYETOR, DAN MELAPORKAN PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciSoal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)
Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai kesejahteraan dan kemandirian bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, maka tidak terlepas dari pembahasan mengenai sumber pendapatan negara. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka wajib pajak diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk. memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajaknya atau self
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang menjadi andalan pemerintah guna mewujudkan kemandirian bangsa dalam pembangunan, maka wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis yang melanda Indonesia berdampak buruk terhadap pembangunan nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang melanda Indonesia berdampak buruk terhadap pembangunan nasional. Pemerintah sangat bergantung pada pinjaman luar negeri untuk membiayai pembangunan nasional
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN EMAS PERHIASAN OLEH PENGUSAHA TOKO EMAS PERHIASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan. Sejak saat itu Indonesia menganut sistem perpajakan Self Assessment
Lebih terperinciPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah
Lebih terperinciEvaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO
Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari masalah pembiayaan pembangunan. itu, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan roda pemerintahan sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu membentuk masyarakat yang adil dan makmur, maka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengusaha Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari dua sektor yaitu sektor migas dan sektor non migas. Salah satu sumber penerimaan negara yang berasal dari non migas adalah penerimaan
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70P/HUM/2013 MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG HASIL PERTANIAN
Lebih terperinciSistem Kredit PPN. PPN Keluaran. Ketika PPN Keluaran. Merupakan PPN yang dipungut PKP Penjual atas penyerahan
1 Sistem Kredit PPN Pasal 9 Ayat (2), (3), (4), (4a) UU PPN PPN Keluaran PPN Masukan PPN Kurang Bayar PPN Lebih Bayar Merupakan PPN yang dipungut PKP Penjual atas penyerahan kepada PKP Pembeli. Merupakan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Limanindo Kawan Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari
Lebih terperinciPerpajakan 2 PPN & PPnBM
Perpajakan 2 PPN & PPnBM 18 Februari 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Karakteristik PPN 1. Pajak tidak langsung Beban pajak dipikul oleh konsumen akhir. Pengusaha akan
Lebih terperinciDasar-dasar Studi Kasus Perpajakan
S Modul 1 Dasar-dasar Studi Kasus Perpajakan PENDAHULUAN Suryohadi, S.H., M.M. tudi Kasus Perpajakan adalah suatu kajian mengenai masalah-masalah yang timbul atau yang terjadi di dalam masyarakat berkenaan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA
BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya
Lebih terperinciOleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali
Topik 4 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2012 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Sub Topik 1. UU PPN 2. Pengertian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Bagi pelaku bisnis pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran rakyat yang disetorkan kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang berlaku. Pajak mempunyai peranan yang cukup penting, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak yang menjiwai Undang-Undang Perpajakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sistem pemungutan pajak yang menjiwai Undang-Undang Perpajakan Indonesia adalah sistem self assessment, dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk berperan aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pencapaian pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka perlu diperhatikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan PPN Keluaran Dalam hal menghitung Pajak Pertambahan Nilai atau PPN khusunya Pajak Keluaran yang diterbitkan dan dipungut oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi yang diberikan oleh Wajib Pajak (WP) kepada negara yang berdasarkan undang-undang bersifat wajib dan memaksa tanpa ada kontraprestasi (imbalan)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT IO merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang wajib menjalankan kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berdasarkan analisa dan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi, naiknya
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT PT. TRT adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produsen bahan kimia yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciBAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah singkat perusahaan PT Cahaya Terang Abadi didirikan pada tanggal 30 November 2009 sampai dengan sekarang perusahaan ini bergerak dibidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional di Indonesia saat ini cukup pesat dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat ke arah yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 31 Agustus 2017 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG PENEGASAN TERKAIT PPN YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR BARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. memenuhi kewajiban dalam bentuk fasilitas telah diberikan untuk mempermudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dan dinamika masyarakat yang kian meningkat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuntut adanya ketersediaan anggaran yang cukup tinggi. Salah satu
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT.FLS TAHUN
ANALISIS PENERAPAN FAKTUR PAJAK, PENYETORAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA TAHUN 2010-2012 Christa Suwandi, Gen Norman T Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciAPAKAH TARIF PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGGUNA NORMA SUDAH ADIL? STUDI KASUS PEDAGANG ECERAN MINUMAN DI JAKARTA BARAT
APAKAH TARIF PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGGUNA NORMA SUDAH ADIL? STUDI KASUS PEDAGANG ECERAN MINUMAN DI JAKARTA BARAT LAPORAN SKRIPSI Oleh Anne Valerye Janias 1301042045 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT.DDT merupakan perusahaan yang bergerak dibidang alat berat yang menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya jaman dari waktu ke waktu, hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya dunia bisnis di Indonesia. Adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH OLEH BENDAHARAWAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Ketentuan Umum dan Perpajakan, pajak merupakan suatu konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap orang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ketiga, sehingga dalam praktek berbangsa
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT Healthy World adalah perusahaan distributor berupa alat-alat kesehatan untuk keperluan tumah tangga berupa kursi pijat, pijat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak sebagai sumber penerimaan dalam negeri semakin lama semakin terasa sebagai andalan penerimaan Negara. Oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan
Lebih terperinciPENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I
BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang
Lebih terperinci