BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penyusunan Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Bandar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penyusunan Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Bandar"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Bandar Udara Soekarno-Hatta) Analisa tersebut memiliki dua sifat, yaitu bottom up budgeting dan top down budgeting. Tetapi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta hanya menggunakan satu sifat. Yaitu sifat bottom up budgeting. Tahapan anggaran yang bersifat bottom up disetiap bagian-bagian yaitu: 1. Menyusun RKAP nmengenai anggaran tahun lalu sebagai laporan dan mempersiapkan rencana anggaran yang akan datang. 2. Rancangan-rancangan yang sudah dibuat dari setiap-setiap bagian disampaikan kepada kepala bidang perusahaan. Pihak kepala bidang

2 (kabid) perusahaan melakukan pendataan mengenai laporan-laporan masa lalu, dari setiap bagian dan menampung rencana kegiatan anggaran perusahaan untuk kegiatan masa yang akan datang, dan mengevaluasi rencana-rencana uang yang dimaksud untuk dibahas didalam rapat anggaran. 3. Dalam mengavaluasi RAKP yang baru dilibatkan petugas-petugas administrasi umum, kepala divisi, kepala dinas, kemudian asisten kepala bidang menyusun dan mengirimkan realisasi anggaran tahunan dan RAKP yang akan datang ke PT.Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta. Dalam penyusunan anggaran biaya operasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta memiliki penyusunan anggaran yang telah ditetapkan yaitu penyusunan Rencana Anggaran Operasional (RAO) yang termasuk didalamnya anggaran biaya operasi. Jadi dapat dikatakan apabila membahas prosedur penyusunan rencana anggaran operasi berarti pula membahas prosedur penyusunan anggaran biaya operasional. Rencana anggaran biaya operasi disusun dengan menggunakan formulir-formulir yang telah ditetapkan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan maksud untuk keseragaman dan kesatuan pendapat sehingga pada saat penyusunan anggaran operasi akan lebih mudah. Formulir-formulir yang telah ditetapkan yaitu formulir yang berisi biayabiaya yang akan dianggarkan, serta data lainnya yang diperlukan dalam penyusunan anggaran.

3 Pada saat penyusunan rencana anggaran biaya operasi maupun anggaran lainnya PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta) memperhatikan sumber-sumber data yang berkaitan dengan rencana anggaran. Sumber-sumber data sebagai berikut: 1. Realisasi tahun yang lalu dari laporan akuntansi, 2. Realisasi anggaran tunai tahun yang lalu, 3. Realisasi anggaran tunai sampai bulan terkahir pada tahun anggaran berjalan, 4. Memprediksi angka untuk tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran mendatang, 5. Perkiraan kenaikan biaya operasi dihubungkan dengan target yang harus dicapai dan inflasi, 6. Kenaikan berkala dalam anggaran biaya dan kebijakan-kebijakan lainnya. Menurut analisis diatas bahwa perencanaan anggaran biaya operasi yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara Soekarno-Hatta cukup memadai, hal ini terlihat dengan telah dilaksanakannya prosedurprosedur anggaran secara seksama, cermat, dan terpadu. Dalam prosedur ini perusahaan menggunakan sifat bottom up budgeting untuk menyusun anggaran. Walaupun metode ini mempunyai kelemahan, yaitu bahwa didalam penyusunannya lebih banyak keterampilan peramalan, namun dari sifat ini lebih mendukung fungsi anggaran karena diikut sertakan dalam proses penyusunan anggaran.

4 Disamping itu juga bawahan akan lebih dapat memahami anggaran yang mereka susun sendiri sehingga akan dapat dilaksanakan dengan baik. Adanya pembentukan tim anggaran yang merupakan orang-orang pilihan yang mengetahui arah perusahaan serta sasaran yang ingin dicapai untuk periode anggaran tersebut. B. Pengendalian Biaya Operasi Yang Dilaksanakan Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Pada perusahaan pengendalian yang digunakan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan, dan standarstandar secara efisiensi seperti yang telah ditentukan dalam perencanaan. Dengan adanya pengendalian biaya yang efektif, maka akan dapat dilakukan analisis sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga kemudian akan dapat pula segera dilakukan koreksi untuk memperbaiki. Langkah-langkah yang dilakukakan kepala bidang (kabid) dalam melakukan pengendalian biaya operasi: 1. Mengumpulkan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian mengenai anggaran biaya yang telah diperoleh dari tahun-tahun sebelumnya untuk dijadikan sebagai acuan pada tahun selanjutnya. 2. Menganalisis Yaitu menganalisa data yang telah dikumpulkan melalui penelitian, untuk melihat apakah didalam pengendalian biaya operasi tersebut

5 terjadi kesalahan-kesalahan, sehingga dapat segera dilakukan koreksi untuk memperbaikinya. 3. Memproses Merupakan suatu langkah kegiatan yang sedang berjalan untuk mendapatkan suatu hasil, dimana hasil tersebut merupakan akhir dari sebuah langkah. Dalam melakukan proses pengendalian juga diperlukan beberapa prosedur, yaitu: a. Menetapkan tolak ukur standar sebagai dasar untuk melaksanakan pengukuran. b. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan yang sebenarnya. c. Melaksanakan perbandingan terhadap pelaksanaan hasil-hasil yang sebenarnya dengan standar- standar yang telah ditetapkan. 4. Hasil Suatu kesimpulan akhir yang didapat dari serangkaian langkah yang telah dilakukan guna mengetahui apakah pengendalian biaya operasi tersebut telah sesuai dengan rencana yang telah dianggarkan. Pengendalian biaya operasi yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari makin majunya perusahaan transportasi udara ini dalam mengembangkan perusahaannya. Sebagai salah satu Bandar udara terbesar di Indonesia PT. Angkasa pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta telah bekerjasama dengan banyak perusahaan lain,

6 misalnya perusahaan pesawat terbang, perusahaan makanan, perusahaan souvenir dan aksesoris. Perusahaan pesawat terbang dalam negeri yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar udara Soekarno- Hatta yaitu, Garuda Indonesia, Batavia Air, Sriwijaya Air, Merpati, dan masih banyak lagi. Sedangkan dari luar negeri yaitu, Singapore Airlines, Saudi Arabia Airlines, dan masih banyak lagi. Perusahaan makanan yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta yaitu, Hoka-hoka Bento, KFC, Dunkin Donnuts, Brownies Amanda, dan masih banyak lagi. Perusahaan souvenir dan aksesories yang bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta yaitu, Batik Keris, Tupperware, dan lain-lain. C. Peran Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Pengendalian Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno- Hatta 1. Anggaran Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Batas pengeluaran yang dilakukan agar menjadi pedoman sehingga biaya yang sebenarnya tidak melebihi dari jumlah yang telah ditentukan dalam rapat anggaran. Berikut ini adalah laporan anggaran biaya eksploitasi beban usaha yang ada pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta.

7 Tabel 4.1 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2006 Dalam 000 No Uraian Pencapaian Terhadap Realisasi Th 2006 Pencapaian Terhadap RKA Januari - Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 62,450,747 62,504,025 53, b Tunjangan Kesejahteraan 35,675,910 34,344,998-1,330, c Beban Pendidikan 776, , , Jumlah 1. 98,903,157 97,160,436-1,742, Beban Bahan Pembantu 4,889,497 4,371, , beban Operasi 80,039,450 91,202,547 11,163, Beban Pemeliharaan 43,739,262 28,111,863-15,627, Beban Umum 4,310,650 3,283,187-1,027, Beban Pajak 9,682,543 8,554,646-1,127, Beban Penyusutan 36,905,981 36,920,013 14, Beban Amortisasi 292, , , Total Jumlah Beban Usaha 278,763, ,024,369-8,738, Sumber : Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

8 Tabel Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 26,292,839 26,680, ,919 2 Tunjangan Prestasi 36,157,908 35,823, ,641 Total 62,450,747 62,504,025 53,278 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas - 331, ,465 2 Uang Transport 4,476,600 4,111, ,410 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 731, ,500-95,029 4 Tunj. Khusus Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 3,437,097 4,775,069 1,337,972 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 2,577,533 2,404, ,313 7 Pengobatan/perawatan 4,881,816 3,365,968-1,515,848 8 Obat-obatan 1,443,750 1,217, ,329 9 Tunj. Cuti 4,520,127 5,634,715 1,114, Jasa Produksi atau Bonus Bantuan Sewa Rumah 4,906,418 5,438, , Tunj. Profesi 2,343,039 2,251,573-91, Pajak Penghasilan Pegawai 9,577,585 21,195,734 11,618, Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 108,000 81, Total 35,675,910 34,344,998-1,330,912 c Biaya Pendidikan: 776, , ,087 Total Beban Pegawai 98,903,157 97,160,436-1,742,721

9 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari table dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Total gaji pegawai yang dianggarkan adalah sebesar Rp 62,450,747,000. Dan realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 62,504,025,000. Dengan hasil realisasi yang lebih besar daripada RKA yang dianggarkan, maka perusahaan mendapatkan kerugian atau selisih unfavorable sebesar Rp 53,278, Total dari tunjangan kesejahteraan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 35,675,910,000 dan realisasi yang berhasil dicapai yaitu sebesar Rp 34,344,998,000. Dengan hasil realisasi yang lebih kecil, maka perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan atau selisih favorable, selisih yang didapat perusahaan sebesar Rp 465,087, Total biaya pendidikan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 776,500,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai perusahaan hanya sebesar Rp 311,413,000. Realisasi yang lebih kecil daripada dana yang dianggarkan membuat perusahaan mengalami selisih favorable sebesar Rp465,087,000. Total dari RKA yang dianggarkan pada beban pegawai yang mencakup dari total gaji pegawai, total tunjangan kesejahteraan, dan total biaya pendidikan adalah sebesar Rp 98,903,157,000 dan total dana yang terealisasi hanyalah sebesar Rp 97,160,436,000. Perusahaan mendapatkan selisih favorable sebesar Rp 1,742,721,000 yang disebabkan dari kecilnya hasil

10 realisasi yang dapat dicapai bila dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan.

11 Tabel Beban Bahan Pembantu (Supplies) Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 1,604,520 1,460, ,989 b. Keperluan KPK.PK 597, , ,520 c. Keperluan Telekomunikasi 150, ,003-4,997 d Keperluan Bengkel 6,900 5,839-1,061 e Keperluan Kantor 1,877,998 1,993, ,965 f Obat-obatan UGD 30, ,000 g Keperluan Komputer 522, , ,282 h Keperluan Lain-lain 100, , Total Beban Pembantu 4,889,497 4,371, ,317 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari tabel didapat kesimpulan bahwa total beban bahan pembantu (supplies) yang dianggarkan adalah Rp 4,889,497,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 4,371,180,000. Perusahaan mengalami selisih favorable sudah terlihat dari beberapa keperluan yang mencapai target yang diharapkan. Misalnya, keperluan bahan bakar, RKA yang dianggarkan sebesar Rp 1,604,520,000 namun realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp 1,460,531,000. Dari hasil tersebut didapat selisih sebesar Rp 143,989,000. Keperluan PKP.PK (Pertolongan Pertama

12 Pada Pemadam Kebakaran) yang dianggarkan sebesar Rp597,500,000, tetapi hasil yang terealisasi hanya sebesar Rp 263,980,000. Maka perusahaan memperoleh selisih sebesar Rp 333,520,000.

13 Tabel Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 49,335,651 59,607,299 10,271,649 b. Air 6,760,939 6,578, ,855 c. Saluran/VSAT 3,289,800 2,529, ,145 d. Telepon 870, ,550-81,450 e. Kendaraan 4,122,396 3,504,206 `-618,190 f. Latihan PGD g. Pegawai Meteorologi 253, ,002 36,022 h. Pegawai Adbandara/KODAL 138, ,174 19,647 i. Operasi Lain-lain 375, ,000-12,000 j. Kontribusi PJP Kepada BMG k. Kontribusi Kepada PEMDA l. Collection Fee Pengelolaan Parkir 2,349,782 3,250, ,345 2 Psc 4,697,312 5,039, ,074 3 Common use Check in Total 7,047,093 8,289,513 1,242,420 m. Operasi keamanan 6,509,000 7,748,861 1,239,861 n. Asuransi Airport Liability o. Asuransi Asset p. Outsourching Tenaga Kerja 1,337,065 1,345,203 8,138 q. Outsourching Komputer Total Beban Operasi 80,039,450 91,202,547 11,163,097 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

14 Dari tabel dapat diambil kesimpulan bahwa total beban operasi yang dianggarkan adalah sebesar Rp 91,202,547,000. Hasil realisasi yang lebih besar daripada RKA yang dianggarkan membuat perusahaan mendapatkan selisih unfavorable sebesar Rp 11,163,097,000 dan ini merupakan suatu ketidak beruntungan yang didapat oleh perusahaan.

15 Tabel Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 3,142,173 1,780,571-1,361,602 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 3,944,448 2,389,643-1,554,805 C Gedung/Kantor/Terminal 2,326,593 1,565, ,740 D Alat-alat Pengangkutan, Alatalat Besar, Alat-alat PKP.PK 1,846,843 1,143, ,736 E Alat-alat Penghubung Udara 5,500,000 5,306, ,809 F Alat-alat Kantor 239,250 71, ,755 G Instalasi Listrik 4,424,889 2,057,324-2,367,565 H Air Condition/Mekanikal 7,745,555 3,027,840-4,717,715 I Alat-alat Bengkel 6, ,900 J Instalasi Air 1,103, , ,185 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 2,909,470 2,120, ,129 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 400, , ,025 Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 10,149,946 8,032,513-2,117,433 Total Beban Pemeliharaan 43,739,946 28,111,863-15,627,399 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

16 Dari tabel total beban pemeliharaan yang dianggarkan adalah sebesar Rp 43,739,946,000. Tetapi total pencapaian realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp28,111,863,000. Perusahaan mengalami selisih favorable atau selisih yang menguntungkan sebesar Rp 15,627,399,000. Selisih favorable yang didapat perusahaan terlihat jelas pada keperluan air condition/mekanikal, dana yang dianggarkan pada RKA adalah sebesar Rp 7,745,555,000 dan terealisasi hanya sebesar Rp 3,027,840,000. Dengan hasil yang demikian maka perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan sebesar Rp 4,717,715,000.

17 Tabel Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Olah Raga & Binrohmas 250,000 86, ,868 b Honor Team Eksternal 250,000 43, ,779 c Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 1,433, , ,115 d Konsultan e Akuntan Publik f Promosi 180, ,614-44,386 g Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 498, , Luar Negeri h Dewan Komisaris i Beban Umum Lainnya 273, ,559 20,659 j Direksi k Piutang Ragu-ragu l Administrasi Bank 75,000 69,118-5,882 m Consumeable Supplies 1,349,998 1,308,582-41,416 n Bina Lingkungan Total Beban Umum 4,310,650 3,283,187-1,027,463 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006)

18 Dari data pada tabel yaitu total beban umum yang telah dianggarkan dalam RKA adalah sebesar Rp 4,310,650,000. Pada kenyataannya dana yang terealisasi hanyalah Rp 3,283,187,000. Selisih yang didapat berupa selisih favorable atau selisih yang menguntungkan sebesar Rp 1,027,463,000. Selisih terbesar terlihat dari pengeluaran untuk asuransi pensiunan, kendaraan, dan lain-lain sebesar Rp 586,115,000.

19 Tabel Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 9,582,793 8,415,298-1,167,495 b Pajak Kendaraan 99, ,768 33,018 c Pajak Bumi dan Bangunan - 6,580 6,580 Total Beban Pajak 9,628,543 8,554,646-1,127,879 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Dari tabel diatas pada Beban Pajak, realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 8,554,646,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 9,628,543,000. Terjadi selisih sebesar Rp 1,127,879,000. Selisih tersebut merupakan selisih favorable atau selisih yang menguntungan.

20 Tabel Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 36,905,981 36,920,013 14,032 Total Beban Penyusutan 36,905,981 36,920,013 14,032 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Pada tabel Beban Penyusutan perusahaan mengalami selisih yang berupa selisih unfavorable atau selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 14,032,000. Dana yang dianggarkan pada beban ini adalah sebesar Rp 36,905,981,000 dan realisasinya sebesar Rp 36,920,013,000

21 Tabel Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 292, , ,997 Total Beban Amortisasi 292, , ,997 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2006) Pada beban amortisasi terdapat selisih yang menguntungkan sebesar Rp 127,997,000. Realisasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan adalah sebesar Rp 420,497,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah Rp 292,500,000.

22 Tabel 4.2 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2007 Dalam 000 Pencapaian Terhadap Pencapaian Terhadap RKA No Uraian Realisasi Th 2007 Januari - Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 67,763,265 64,714,188-3,049,077-4 b Tunjangan Kesejahteraan 39,160,506 39,306, ,840 0 c Beban Pendidikan 350, , , Jumlah ,273, ,676,718-2,597, Beban Bahan Pembantu 5,305,442 4,441, , beban Operasi 93,696,925 93,611,243-85, Beban Pemeliharaan 44,515,271 32,918,829-11,596, Beban Umum 4,018,269 3,234, , Beban Pajak 32,278,804 26,003,728-6,245, Beban Penyusutan 37,857,923 30,386,712-7,471, Beban Amortisasi 489, , , Total Jumlah Beban Usaha 325,436, ,657,754-29,778,550-9 Sumber Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

23 Tabel Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 28,476,963 27,374,236-1,102,727 2 Tunjangan Prestasi 39,286,302 37,339,953-1,946,349 Total 67,763,265 64,714,188-1,540,434 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas 3,382,062 95,700-3,286,362 2 Uang Transport 4,019,604 3,992,128-27,477 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 1,575,000 1,355, ,000 4 Tunj. Khusus Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 3,509,860 5,706,450 2,196,590 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 2,575,722 2,405, ,805 7 Pengobatan/perawatan 3,347,665 4,203, ,453 8 Obat-obatan 1,891,796 2,100, ,040 9 Tunj. Cuti 3,797,557 6,254,807 2,457, Jasa Produksi atau Bonus Bantuan Sewa Rumah 6,760,4209 6,935, , Tunj. Profesi 2,753,468 2,030, ,123ss 13 Pajak Penghasilan Pegawai 5,426,603 4,074,950-1,351, Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 120, ,977 31,227 Total 39,160,506 39,306, ,840 C Biaya Pendidikan: 350, , ,184

24 Total Beban Pegawai 107,273, ,676,718-2,597,053 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Beban pegawai untuk: 1. Penghasilan pegawai, perusahaan dapat mencapai target realisasi sebesar Rp 64,714,188,000. Sedangkan RKA yang sudah dianggarkan lebih tinggi dari realisasi yang terjadi sebesar Rp 67,763,265,000. Dan selisih yang didapat oleh perusahaan berupa selisih favorable sebesar Rp 1,540,434,000 atau selisih yang menguntungkan. 2. Tunjangan kesejahteraan, perusahaan mendapatkan selisih. Selisih ini berupa unfavorable atau ketidak untungan sebesar Rp 145,840,000. Ketidak untungan didapat karena hasil realisasi lebih besar dari RKA yang sudah dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 39,160,506,000. Sedangkan realisasi yang didapat mencapai Rp 39,306,346, Biaya pendidikan, dalam biaya pendidikan perusahaan mendapat selisih yang menguntungkan atau selisih unfavorable dari RKA yang dianggarkan dengan realisasi yang berhasil dicapai. RKA yang telah dianggarkan sebesar Rp 350,000,000. Dan realisasi yang mampu dicapai oleh perusahaan sebesar Rp 656,184,000. Selisihnya sebesar Rp 306,184,000. Kesimpulan yang dapat diambil dari total beban pegawai yang mencakup penghasilan pegawai, tunjangan kesejahteraan, dan biaya pendidikan yaitu perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan. Selisih yang terjadi sebesar Rp 2,597,053,000. Realisasi yang mampu dicapai perusahaan

25 hanyalah sebesar Rp 104,676,718,000. Padahal RKA yang telah dianggarkan sebesar Rp 107,273,771,000.

26 Tabel Beban Bahan Pembantu (Supplies) Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 1,517,536 1,551,802 34,267 b. Keperluan KPK.PK 833, , ,702 c. Keperluan Telekomunikasi 149, ,734 9,451 d Keperluan Bengkel E Keperluan Kantor 2,040,590 1,861, ,202 F Obat-obatan UGD 30,000 29, G Keperluan Komputer 634, , ,549 H Keperluan Lain-lain 100, ,666 5,666 Total Beban Bahan Pembantu 5,305,442 4,441, ,564 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban bahan pembantu supplies perusahaan mendapatkan selisih favorable atau selisih yang menguntungkan. Selisih tersebut sebesar Rp 863,465,000. Selisih terjadi diakibatkan realisasi yang dicapai oleh perusahaan lebih kecil jika dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan. Realisasi yang berhasil dicapai perusahaan hanya sebesar Rp 4,441,878,000, sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 5,305,442,000. Selisih yang paling besar terjadi untuk keperluan KPK.PK yaitu sebesar Rp 552,702,000. Selisih ini jauh sekali jika dibandingkan dengan realisasi

27 yang berhasil dicapai. Realisasi yang berhasil dicapai hanya sebesar Rp 280,651,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 833,353,000.

28 Tabel Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 58,520,532 59,339, ,743 b. Air 7,790,000 7,361, ,338 c. Saluran/VSAT 1,791,817 1,677, ,239 d. Telepon 870, ,403-64,597 e. Kendaraan 4,123,386 3,718,915 `-404,471 f. Latihan PGD 500, ,000 g. Pegawai Meteorologi h. Pegawai Adbandara/KODAL 162, ,500 2,660 i. Operasi Lain-lain 350, , j. Kontribusi PJP Kepada BMG k. Kontribusi Kepada PEMDA l. Collection Fee 1 Pengelolaan Parkir 2,159,421 2,091,453-67,969 2 Psc 5,302,338 4,763, ,688 3 Common use Check in Total 7,461,759 6,855, ,657 m. Operasi keamanan 20,756,902 18,172, ,869 n. Asuransi Airport Liability o. Asuransi Asset p. Outsourching Tenaga Kerja 10,349,961 9,225,332-1,395,794 q. Outsourching Komputer Total Beban Operasi 205,914, ,422,787-85,681

29 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada tabel total beban operasi pada perusahaan mengalami selisih yang lumayan besar. Selisih favorable yang didapat perusahaan sebesar Rp 85,681,000. Realisasi yang dapat dicapai perusahaan sebesar Rp 195,422,787,000. Dan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 205,914,930,000.

30 Tabel Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 2,788,262 1,580,509-1,207,753 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 4,065,223 2,116,998-1,948,226 C Gedung/Kantor/Terminal 3,954,254 2,645,354-1,308,900 D Alat-alat Pengangkutan, Alat-alat Besar, Alat-alat PKP.PK 1,623,971 1,757, ,168 E Alat-alat Penghubung Udara 5,892,634 5,356, ,361 F Alat-alat Kantor 160,250 47, ,642 G Instalasi Listrik 4,283,962 2,596,264-1,687,696 H Air Condition/Mekanikal 4,164,748 3,356, ,749 I Alat-alat Bengkel 6,375 3,280-3,095 J Instalasi Air 1,139, , ,863 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 2,984,541 1,996, ,063 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 363, , ,672 Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 13,088,378 10,545,790-2,542,589 Total Beban Pemeliharaan 44,515,271 32,918,829-11,596,442 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

31 pada beban pemeliharaan, perusahaan mengalami selisish yang berupa favorable. Selisih yang terjadi disebabkan karena hasil realisasi lebih kecil daripada anggaran yang telah dianggarkan. Realisasi yang tercapai hanyalah Rp 32,918,829,000. Sedangkan RKA yang sudah dianggarkan adalah sebesar Rp 44,515,271,000. Selisih yang terjadi sebesar Rp 11,596,442,000. Pada beban pemeliharaan tahun ini, untuk seluruh keperluan perusahaan mengalami selisih favorable, karena seluruh biaya keperluan yang termasuk kedalam beban pemeliharaan tidak mendapatkan hasil realisasi yang mampu melebihi dari RKA yang dianggarkan oleh perusahaan. Beban pemeliharaan yang didapat oleh perusahaan pada tahun ini dan tahun sebelumnya sama. Perusahaan sama-sama mengalami selisih yang menguntungkan dari setiap keperluannya.

32 Tabel Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Olah Raga & Binrohmas 100,000 63,743-36,257 B Honor Team Eksternal 250,000 55, ,529 C Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 1,247, , ,030 d Konsultan E Akuntan Publik F Promosi 250, ,970 5,970 G Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 509, ,334 79,418 2 Luar Negeri H Dewan Komisaris I Beban Umum Lainnya 250, ,546 18,546 J Direksi K Piutang Ragu-ragu L Administrasi Bank 75,000 55,194-19,806 m Consumeable Supplies 1,336,056 1,161, ,582 N Bina Lingkungan Total Beban Umum 4,018,269 3,234, ,270 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007)

33 Perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 783,270,000. Selisih ini menguntungkan untuk perusahaan. Ini disebabkan karena hasil realisasi lebih rendah dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp 4,018,269,000. Sedangkan pada kenyataannya realisasi yang dapat dicapai hanya sebesar Rp 3,234,999,000.

34 Tabel Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 11,111,220 4,904,009-6,207,212 B Pajak Kendaraan 167, ,683-46,900 C Pajak Bumi dan Bangunan 21,000,000 21,009,036 9,036 Total Beban Pajak 32,278,804 26,033,728-6,245,076 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban pajak RKA yang dianggarkan oleh perusahaan mencapai Rp 32,278,804,000. Namun pada kenyataannya realisasi yang dapat dicapai hanya sebesar Rp 26,033,728,000. Dengan adanya realisasi yang lebih rendah dari RKA yang dianggarkan, perusahaan mendapatkan selisih yang menguntungkan sebesar Rp 6,245,076,000.

35 Tabel Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 37,857,923 30,386,712-7,471,211 Total Beban Penyusutan 37,857,923 30,386,712-7,471,211 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada beban penyusutan perusahaan medapatkan selisih favorable sebesar Rp 7,471,211,000. Hal ini terjadi diakarenakan RKA yang lebih besar dari realisasi yang dicapai. RKA yang dianggarkan sebesar Rp 37,857,923,000. Sedangkan realisasi yang dapat dicapai hanya Rp 30,386,712,000.

36 Tabel Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 489, , ,254 Total Beban Amortisasi 489, , ,254 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2007) Pada tabel terlihat bahwa perusahaan mengalami selisih sebesar Rp 136,254,000. Selisih tersebut merupakan selisih favorable. Hal ini disebabkan oleh realisasi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan.rka yang dianggarkan sebesar Rp 489,901,000, sedangkan realisasi yang tercapai hanya Rp 353,647,000.

37 Tabel 4.3 Anggaran Biaya Eksploitasi Beban Usaha PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta 2008 Dalam 000 No Uraian Pencapaian Terhadap Realisasi Th 2008 Pencapaian Terhadap RKA Januari Desember RKA Realisasi Deviasi % A. Beban Usaha 1 Beban Pegawai a Penghasilan Pegawai 124,165, ,624,729-1,540, b Tunjangan Kesejahteraan 86,182, ,147,830 13,865, c Beban Pendidikan 700, ,367-97, Jumlah ,047, ,274,927 12,227, Beban Bahan Pembantu 9,966,154 11,720,236 1,754, beban Operasi 205,914, ,422,787-10,492, Beban Pemeliharaan 82,583,134 83,364, , sbeban Umum 27,820,111 55,705,573 27,885, Beban Pajak 57,487,842 57,472,219-15, Beban Penyusutan 85,000,000 76,712,442-8,287, Beban Amortisasi 979,802 1,406, , Total Jumlah Beban Usaha 680,799, ,079,233 24,280, Sumber Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

38 Tabel Beban Pegawai Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Penghasilan Pegawai : 1 Gaji dan Upah 7,193,450 43,794,984-3,398,466 2 Tunjangan Prestasi 76,971,713 78,829,745 1,858,032 Total 124,165, ,624,729-1,540,434 b. Tunjangan Kesejahteraan : 1 Pakaian Dinas 3,320,160 2,948, ,943 2 Uang Transport 10,761,249 9,190,491-1,570,758 3 Tunj. Perumahan Akhir Masa Tugas 2,914,500 2,042, ,000 4 Tunj. Khusus 9,761,549 9,460, ,379 5 Kelebihan Jam Kerja (Lembur) 8,088,000 9,442,599 1,354,599 6 Tunj. Makanan Kecil dan Makanan 5,150,571 6,712,095 1,561,524 7 Pengobatan/perawatan 8,092,190 8,763, ,911 8 Obat-obatan 4,566,554 5,433, ,301 9 Tunj. Cuti 9,661,549 9,324, , Jasa Produksi atau Bonus Bantuan Sewa Rumah 9,231,228 10,132, , Tunj. Profesi 4,657,273 4,995, , Pajak Penghasilan Pegawai 9,577,585 21,195,734 11,618, Sumbangan kematian/kelahiran/perkawinan 399, ,060 6,460 Total 86,182, ,047,830 13,865,823

39 c Biaya Pendidikan: 700, ,367-97,633 Total Beban Pegawai 211,047, ,274,927 12,227,756 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada Beban Pegawai untuk: 1. Penghasilan pegawai, perusahaan mendapatkan selisih favorable sebesar Rp 1,540,434,000. Hal ini terjadi dikarenakan realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 124,165,163,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai hanyalah sebesar Rp 122,624,729, Tunjangan kesejahteraan perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 13,865,823,000. Selisih tersebut merupakan kerugian untuk perusahaan, dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 86,182,008,000. Sedangkan realisasi yang dapat dicapai oleh perusahaan adalah Rp 100,047,830, Biaya pendidikan perusahaan mengalami selisih sebesar Rp 97,633,000. Selisih tersebut menguntungkan untuk perusahaan. Realisasi yang mampu dicapai hanyalah sebesar Rp 602,367,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan adalah Rp 700,000,000. Pada beban pegawai tahun 2008 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 ini selisih yang didapat oleh perusahaan berupa selisih unfavorable atau selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 12,227,756,000. Total RKA yang dianggarkan untuk beban pegawai ini adalah sebesar Rp 211,047,171,000.

40 Sedangkan realisasi yang tercapai adalah sebesar Rp 223,274,927,000. Dengan adanya hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan berusaha untuk mencapai laba yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Tetapi perusahaan belum mampu mendapatkan laba yang tinggi, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

41 Tabel Beban Bahan Pembantu Supplies Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Keperluan Bahan Bakar 3,831,943 4,166, ,636 b. Keperluan KPK.Pk 1,003,850 1,122, ,345 c. Keperluan Telekomunikasi 258, , ,839 d Keperluan Bengkel e Keperluan Kantor 3,770,000 5,156,382 1,386,382 f Obat-obatan UGD 60,000 57,750-2,250 g Keperluan Komputer 742, ,858-84,503 h Keperluan Lain-lain 300, , ,367 Total Beban Bahan Pembantu 9,966,154 11,720,236 1,754,082 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada tabel beban bahan pembantu (supplies) perusahaan kembali berhasil mencapai realisasi yang diinginkan. Perusahaan mendapatkan selisih yang tidak menguntungkan atau selisih unfavorable sebesar Rp 1,754,082,000. Ketidak untungan pada tahun ini didapat dari hasil realisasi yang lebih besar dari tahun sebelumnya, realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 11,720,236,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 9,966,154,000.

42 Tabel Beban Operasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a. Listrik 124,255, ,489,973-2,765,767 b. Air 15,547,400 15,082, ,907 c. Saluran/VSAT 6,284,880 4,404,733-1,880,147 d. Telepon 1,740,000 1,524, ,657 e. Kendaraan 8,246,830 7,600,292 `(646,538) f. Latihan PGD g. Pegawai Meteorologi h. Pegawai Adbandara/KODAL 575, , ,744 i. Operasi Lain-lain 5,008,528 4,257, ,135 j. Kontribusi PJP Kepada BMG k. Kontribusi Kepada PEMDA l. Collection Fee 1 Pengelolaan Parkir 3,649,329 3,839, ,865 2 Psc 9,500,000 9,393, ,501 3 Common use Check in Total 13,149,329 13,232,692 83,363 m. Operasi keamanan 20,756,902 18,172,919-2,583,983 n. Asuransi Airport Liability o. Asuransi Asset p. Outsourching Tenaga Kerja 10,349,961 9,225,332-1,124,629 q. Outsourching Komputer Total Beban Operasi 205,914, ,422,787-10,492,143

43 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada tabel beban operasi untuk collection fee perusahaan mendapatkan selisih yang berupa unfavorable sebesar Rp 83,363,000 dari realisasi yang berhasil. Realisasi yang berhasil dicapai sebesar Rp 13,232,692,000. Dan RKA yang dianggarkan adalah sebesar Rp 13,149,329,000. Sedangkan untuk total beban usaha perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan sebesar Rp 10,492,143,000 dari realisasi yang hanya berhasil dicapai sebesar Rp 195,422,787,000. Sedangkan RKA yang dianggarkan sebesar Rp 205,914,930,000.

44 Tabel Beban Pemeliharaan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi A Landasan, Taxiway, Apron 5,032,283 9,076,074 4,043,791 B Lapangan, Jalan, Taman, Pagar 7,753,993 7,447, ,380 C Gedung/Kantor/Terminal 6,333,940 7,823,184 1,489,243 D Alat-alat Pengangkutan, Alat-alat Besar, Alat-alat PKP.PK 3,235,237 3,514, ,298 E Alat-alat Penghubung Udara 10,137,980 6,941,287-3,196,694 F Alat-alat Kantor 316, , ,047 G Instalasi Listrik 7,374,819 7,734, ,779 H Air Condition/Mekanikal 7,733,011 8,650, ,498 I Alat-alat Bengkel 12,500 11, J Instalasi Air 2,876,839 1,991, ,492 K L M Peralatan Komputer/Elektro Bandara 5,300,150 5,207,262-92,888 Pemeliharaan Lain-lain Aktiva Tetap 730, , Kebersihan Total Beban Pemeliharaan 25,745,727 24,409,685-1,336,041 Total Beban Pemeliharaan 83,583,134 83,364, ,958 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

45 Pada tabel untuk beban pemeliharaan perusahaan mendapatkan selisih sebesar Rp 780,958,000. RKA yang dianggarkan pada beban ini sebesar Rp 83,583,134,000. Sedangkan realisasi yang berhasil dicapai lebih tinggi dari RKA yang dianggarkan sebesar Rp 83,364,092,000.

46 Tabel Beban Umum Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Olah Raga & Binrohmas 500, , ,826 b Honor Team Eksternal 500, , ,586 c Asuransi Pensiunan, Kendaraan dan lain-lain 2,523,381 1,694, ,611 d Konsultan 60, ,000 e Akuntan Publik f Promosi 500, ,407 3,407 g Beban Perjalanan Dinas: 1 Dalam Negeri 1,086,729 1,065,554-21,175 2 Luar Negeri h Dewan Komisaris i Beban Umum Lainnya 500, ,019 12,019 j Direksi k Piutang Ragu-ragu 20,000,000 49,513,383 29,513,383 l Administrasi Bank 150, ,047 5,047 m Consumeable Supplies 2,000,000 1,728, ,197 n Bina Lingkungan Total Beban Umum 27,820,111 55,705,573 27,885,462 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008)

47 Pada tabel untuk beban umum perusahaan mendapatkan selisih unfavorable, selisih yang didapatkan 2 kali lipat lebih besar dari RKA yang dianggarkan. Ketidak untungan yang didapatkan oleh perusahaan sebesar Rp 27,885,462,000. Realisasi yang berhasil dicapai adalah sebesar Rp 55,705,573,000. Dan RKA yang dianggarkan hanya sebesar Rp 27,820,111,000.

48 Tabel Beban Pajak Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Pajak Penghasilan Sewa ruang/tanah 12,823,794 13,638, ,579 b Pajak Kendaraan 301, ,017-25,983 c Pajak Bumi dan Bangunan 44,363,048 43,558, ,219 Total Beban Pajak 57,487,842 57,472,219-15,623 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada beban pajak RKA yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp 57,487,842,000. Namun hasil realisasi yang tercapai hanya sebesar Rp 57,472,219,000. Dengan hasil realisasi yang lebih kecil dari RKA yang dianggarkan maka perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable sebesar Rp 15,623,000.

49 Tabel Beban Penyusutan Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Penysutan 85,000,000 76,712,442-8,287,558 Total Beban Penyusutan 85,000,000 76,712,442-8,287,558 Sumber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Total Beban penyusutan yang terjadi pada tahun 2008 mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable. Hal tersebut terjadi karena hasil realisasi lebih kecil dari RKA yang dianggarkan. RKA yang dianggarkan sebesar Rp 85,000,000,000. Sedangkan realisasi yang tercapai hanyalah sebesar Rp 76,712,442,000. Selisih yang terjadi sebesar Rp 8,287,558,000.

50 Tabel Beban Amortisasi Dalam 000 No Uraian RKA Realisasi Deviasi a Beban Amortisasi 979,802 1,406, ,156 Total Beban Amortisasi 979,802 1,406, ,156 Su mber: Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta (2008) Pada beban amortisasi perusahaan mendapatkan selisih yang tidak menguntungkan atau selisih unfavorable sebesar Rp 427,156,000 dari realisasi yang tercapai. Realisasi yang tercapai sebesar Rp 1,406,958,000. Hasil realisasi yang terjai pada tahun 2008 jauh lebih tidak baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada beban amortisasi tahun 2008 RKA yang dianggarkan sebesar Rp 979,802,000.

51 Berikut adalah kesimpulan dari data yang telah diuraikan diatas. Data didapat dari anggaran biaya eksploitasi beban usaha pada tahun berjalan. Pencapaian terhadap realiasasi pada tahun berjalan merupakan hasil penjumlahan dari pencapaian terhadap realisasi perbulan dari bulan Januari- Desember tahun tersebut. Biaya eksploitasi pada tahun 2006, 2007, 2008 mengalami perubahan yang berbeda-beda. 1. Pada tahun 2006 realisasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan hanya sebesar Rp 270,024,369,000, sedangkan RKA yang direncanakan adalah sebesar Rp 278,763,039,000. Dengan RKA yang lebih besar tersebut, membuktikan bahwa pada tahun 2006 tersebut perusahaan dapat mencapai target sesuai dengan rencana, dan ini menyebabkan perusahaan mengalami selisih favorable sebesar (8,738,670,000). Salah satu penyebab perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan ini dikarenakan biaya sewa listrik mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan RKA tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 ada pos biaya yang mengalami peningkatan lebih dari 10%, misalnya beban bahan pembantu (supplies) mengalami kenaikan sebesar Rp 518,317,000 dibandingkan anggaran tahun sebelumnya 2. Pada tahun 2007 realisasi yang dicapai oleh perusahaan hanya sebesar Rp 295,657,754,000. Sedangkan RKA yang direncanakan

52 pada awal tahun adalah sebesar Rp 325,436,305,000. Hal ini disebabkan pendapatan non aeronautika mengalami keuntungan sebesar Rp 29,778,550,000. Tetapi bila dibandingkan dengan RKA tahun 2006, meningkat sebesar Rp 46,673,266, Pada tahun 2008 realisasi yang dicapai oleh perusahaan adalah sebesar Rp 705,079,233,000. Sedangkan RKA yang dianggarakan adalah sebesar Rp 680,799,144,000. Tentu saja ini membawa dampak yang baik bagi perusahaan, karna perusahaan mengalami selisih yang menguntungkan atau selisih favorable sebesar Rp 24,280,089,000. Tentu saja kenaikan yang diperoleh pada tahun 2008 ini diharapkan akan terjadi lagi pada tahun-tahun berikutnya, sehingga perusahaan bisa berkembang lebih baik lagi.

53 Follow up (tindak manajemen) atas selisih unfavorable (selisih tidak menguntungkan) Follow up (tindakan manajemen) atas selisih unfavorable yang didapatkan oleh perusahaan yaitu, 1. perusahaan harus lebih teliti dalam mengambil keputusan untuk menentukan RKA yang akan dianggarkan agar hasil realisasi yang berhasil dicapai dapat melebihi RKA yang sudah dianggarkan oleh perusahaan pada awal rapat yang dilakukan oleh direksi. 2. Perusahaan harus mampu memperkirakan apakah biaya-biaya yang telah dianggarkan dalam RKA akan dapat tercapai dengan realisasi yang akan didapat nantinya. Dengan demikian perusahaan mampu meminimalisasikan kerugian (ketidak untungan) yang akan terjadi nantinya. Karena apabila RKA yang dianggarkan lebih besar dari realisasi yang mampu dicapai, membuktikan bahwa perusahaan belum dapat melakukan pengendalian biaya operasi dengan baik. Perusahaan harus bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi didalam perusahaan.

54 Follow up (tindakan manajemen) atas selisih favorable (selisih menguntungkan). Follow up (tindakan manajemen) atas selisih favorable (selisih menguntungkan) yang didapatkan perusahaan yaitu, 1. perusahaan harus dapat mempertahankan keuntungan yang sudah diperoleh. Agar keuntungan bisa tetap didapatkan, maka perusahaan harus meningkatkan kinerja manajemen dalam mengambil keputusan untuk RKA yang akan dianggarkan selanjutnya. Dengan demikian perusahaan dapat memaksimalisasikan keuntungan yang akan dicapai nantinya. Dengan adanya peningkatan yang dicapai oleh perusahaan, ini membuktikan bahwa perusahaan telah berhasil dalam melakukan pengendalian biaya operasi dengan baik. 2. Dan perusahaan harus mampu mengantisipasi dan memperbaiki masalah-masalah yang akan timbul dari RKA yang sudah dianggarkan agar RKA yang sudah dianggarkan tersebut tidak melebihi realisasi yang sudah dapat dicapai.

55 2. Peran Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Pengendalian Biaya Operasi Pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta Anggaran yang dibuat oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Soekarno-Hatta ternyata belum berperan dengan baik didalam pengendalian biaya operasi perusahaan, hal ini terlihat dari data anggaran yang ada pada tahun 2006, 2007, Pada tahun 2006, total RKA pada jumlah anggaran yang dianggarkan jauh lebih besar daripada total realisasi yang terlaksana. 2. Pada tahun 2007, total RKA pada jumlah anggaran yang dianggarkan jauh lebih besar daripada total realisasi yang terlaksana, tetapi total realisasi yang terjadi pada tahun 2007 meningkat daripada total realisasi pada tahun sebelumnya, yaitu tahun Pada tahun 2008 terjadi peningkatan yang lumayan baik. Dimana total realisasi yang dihasilkan lebih besar dari total RKA yang dianggarkan. 4. Tindakan perusahaan terhadap hasil selisih yang didapat oleh perusahaan adalah favorable. Sebab karena banyak selisih yang menguntungkan yang menyebabkan perusahaan mengalami keuntungan. Banyak beban yang dianggarkan dalam RKA melebihi hasil realisasi yang dicapai. Hasil yang mampu dicapai oleh perusahaan belum sepenuhnya maksimal. Ada beberapa beban yang dianggarkan pada RKA namun kenyataannya pada tingkat realisasinya tidak ada.

Analisa Biaya Pemasaran

Analisa Biaya Pemasaran Analisa Biaya Pemasaran Kemajuan teknologi dalam berproduksi mengakibatkan jumlah produk dapat dihasilkan secara besar-besaran dan dapat menekan biaya produksi satuan serendah mungkin. Permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang berada dibawah naungan Departemen Perhubungan PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE

DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE 1. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan - Prinsip Realisasi Pasal 28 UU KUP - Konservatis/Penyisihan Pasal 28 UU KUP 2. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan,

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran

BAB III TOPIK PENELITIAN. A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan. PT TELKOM merupakan langkah awal dalam menetapkan anggaran BAB III TOPIK PENELITIAN A. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Perusahaan 1. Kepala Cabang Kepala cabang memimpin sebuah kantor cabang yang mempunyai tugas menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan.. AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 4

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Secara umum, penyusunan anggaran biaya produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA

Lebih terperinci

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I Copyright (C) 2000 BPHN PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I *36505 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA PERUSAHAAN PT. RKA 4.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perhitungan Pajak

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL KASUS 1 PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 29

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I

PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I PP 40/1999, PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT ANGKASA PURA I Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 40 TAHUN 1999 (40/1999)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal sebagai dasar Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. DEF. Laporan Keuangan yang dibuat oleh PT. DEF bertujuan sebagai

Lebih terperinci

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK BAS No. 8 : PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. Ikhtisar: Interpretasi dalam Buletin Akuntansi Staf ini menyajikan pandangan staf mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 : 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal. Perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Suwardjono (2011), perusahaan adalah perbuatan atau kegiatan dalam rangka memperoleh penghasilan yang kontinus, terangterangan, menyediakan barang / jasa dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008

LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008 LAPORAN KEUANGAN PT. SURYA ABADI JAYA PER 31 DESEMBER 2008 DAFTAR ISI Keterangan Halaman Neraca -------------------------------------------------- 1 Laporan Laba Rugi --------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Profit Center (Pusat Laba) sebagai Alat Pengendalian Manajemen pada PT. Astra Graphia 1. Pusat Laba Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Berikut ini tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Perencanaan Pajak Tahun 2002 Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan penerima honorarium 4.277 orang. Biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dalam implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan strategi yang digunakan untuk penghematan pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Halaman : 32 20. Modal Saham (lanjutan) Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham pada tanggal 6 Desember 1995 yang diaktekan dengan akte notaris Miryam Magdalena Indrani Wiardi SH tanggal 6 Desember

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan arah dan kebijakan

Lebih terperinci

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : APRIL 2012

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : APRIL 2012 NO. KODE PAGU DIPA Program Dukungan Manajemen dan 1 005.01.01 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah 8.080.135.000 1.744.276.163 21,59% 712.979.563 8,82% 2.457.255.726 30,41% 5.620.063.274 Agung 1.066.001

Lebih terperinci

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : MEI 2012

LAPORAN MANUAL PENYERAPAN REALISASI ANGGARAN DIPA BULAN : MEI 2012 NO. KODE PAGU DIPA Program Dukungan Manajemen dan 1 005.01.01 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah 8.080.135.000 2.457.255.726 30,41% 634.558.671 7,85% 3.091.814.397 38,26% 4.985.512.103 Agung 1.066.001

Lebih terperinci

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010

PT.BPRS PUDUARTA INSANI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2010 dan Desember 2010 III. PENJELASAN POS - POS NERACA. 1 KAS Kas dan Setara Kas terdiri dari : Kas Kantor Pusat 384,588,600 369,157,250 Kas Kantor Kas 27,390,350 98,184,500 Jumlah 411,978,950 467,341,750 Jumlah ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura (Persero) Adalah sebuah Badan usaha Milik Negara yang bergerak dibidang jasa pengelolaan kebandaraan dan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi PT. XL AXIATA Medan

Struktur Organisasi PT. XL AXIATA Medan LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi PT. XL AXIATA Medan VICE PRESIDEN USAHA TEKNIK KEUANGAN PERSONALIA ADM. UMUM PEMASARAN BANGUNAN AKUNTANSI MANAJEMEN PEMBINAAN SDM PELAYANAN JASA PERALATAN AKUNTANSI KEUANGAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT. OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya

SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT. OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT OLEH : DR. SETIYONO, MBA, M.Kes Widyaiswara Madya Pengertian dan Definisi Akuntansi Akuntansi sering di katakan sebagai bahasa perusahaan dalam arti bahwa semua akuntansi memberikan

Lebih terperinci

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, anggaran, pengendalian biaya, pusatpusat pertanggungjawaban AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA Studi Kasus Pada PT Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Semarang) Silviani Putri Paramita Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia penerbangan tidak hanya bertumpu untuk melayani para penumpang pesawat agar dapat tiba di tempat tujuan dengan cepat dan efisien dengan harga yang terjangkau,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN URAIAN HPP/WIP/PJ 50A GAJI DAN UPAH 63,606,368,604.41 50B UPAH LEMBUR 3,569,980,299.11 50C BIAYA PAJAK PPH PASAL 21 2,723,583,860.63 50D IURAN DANA PENSIUN 6,177,179,939.00 50E ASSURANSI TENAGA

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan analisis yang dilakukan sebagaimana diuraikan pada pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, penulis menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 205 dan 204 Dalam Rupiah Anggaran 205 204 4. 4.. 4... 4...0. 4...03. 4...05.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya Kelompok 2 (29C): 1. Agatha Nike Primarini Widhi M 2. Fitria Melynsyah Yusuf 3. Intanika Wahyu Hidayati 4. Lestari Suci Karyani Tugas Sistem Informasi Akuntansi Contoh Coding pada PT. Industri Krupuk Renyah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan menerapkan sistem berbeda-beda yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan menerapkan sistem berbeda-beda yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal dalam usaha yang dijalankan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiv. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Ekspansi merupakan salah satu bentuk penanaman investasi untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan dan perencanaan yang matang terlebih dahulu agar

Lebih terperinci

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL RINGKASAN REKONSILIASI KETERANGAN LABA BRUTO USAHA Penjualan Neto -/- HPP 1. Penjualan Neto a. Metode Pengakuan Pendapatan Akrual - Akrual b. Potongan Penjualan > Metode Realisasi > Metode Penyisihan c.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO) Lampiran i Lampiran ii PT ANGKASA PURA II NERACA 31 DESEMBER 2006-2009 Rp 2009 2008 2007 2006 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2.185.119.290.152

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penyajian Data Agar penyajian data dapat diketahui setiap kurun waktu (periode akuntansi) tertentu perusahaan perlu menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan adlah tahap

Lebih terperinci

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007 Lampiran 1 PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007 HARGA POKOK PRODUKSI 1 PEMAKAIAN BAHAN BAKU Bahan Baku Kayu Rp 13.783.132.040,28 JUMLAH PEMAKAIAN BAHAN BAKU Rp 13.783.132.040,28 2 PEMAKAIAN BAHAN PEMBANTU

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA

LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA LAMPIRAN 4. NERACA KOPERASI DAN SWASTA NERACA KOPERASI BAKTI PRAJA PERKIRAAN 2000 1999 1998 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas 587.358.001,77 810.992.465,77 241.817.307,68 Piutang 2.637.350.089,00 2.467.715.865,61

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, L 1 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 466/KMK.04/2000 TENTANG PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI DAN PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG

Lebih terperinci

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1. PENJELASAN POS-POS NERACA BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1.1. KAS DIBENDAHARA PENGELUARAN 1 TUNAI - 2 BANK JUMLAH - 5.1.2. KAS DIBENDAHARA PENGELUARAN (Non SILPA) 1 TUNAI - 2 BANK

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. YUDHISTIRA CABANG PALEMBANG

ANALISIS EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. YUDHISTIRA CABANG PALEMBANG ANALISIS EFEKTIVITAS PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. YUDHISTIRA CABANG PALEMBANG Rohani Merizka Femmy Permata Sari Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak PT. Yudhistira

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah 29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan aktiva tetap diperusahaan

Lebih terperinci

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM, KEGIATAN, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 201 Urusan Pemerintahan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1999/2000 I. UMUM

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

MODUL V REKONSILIASI FISKAL MODUL V REKONSILIASI FISKAL A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN, PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : ( 102 ) Kesehatan : ( 0200 ) Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya No.254, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Gaji. Upah. Insentif. Dewan Pengawas. Direksi. BPJS. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2013 TENTANG GAJI ATAU UPAH DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP a. BIAYA YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANSUNG BERKAITAN DENGAN DENGAN KEGIATAN USAHA, antara lain

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC PT ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa safety. PT ABC telah menerapkan perencanaan

Lebih terperinci

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan Mentoring Perpajakan 1 Soal 1 Pajak atas Asset PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: No. Deskripsi Bulan Perolehan Biaya Perolehan Nilai Sisa Masa Manfaat Kelompok Fiskal

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak pada bidang produksi dan jasa. Dalam melakukan kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Belanja Daerah a. Pengertian Belanja Daerah Menurut Halim (2003 : 145), belanja daerah adalah pengeluaran yang dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk.

BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk. BAB 3 GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN IMBALAN KERJA DI PT. PGN (Persero) Tbk. 3.1. Sejarah Pendirian Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) ( Perusahaan ) berasal dari perusahaan swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan skala usaha yang berbeda hingga jumlah modal yang ditanamkan juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan skala usaha yang berbeda hingga jumlah modal yang ditanamkan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di sekitar kita terdapat banyak perusahaan dengan berbagai aktivitas dan bidang usaha serta produk yang berbeda. Sebagian perusahaan menjual produk nonfisik sebagai

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan perdagangan bebas, mendorong perusahaan untuk semakin meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang dapat mengurangi laba bersih. Karena itu, perusahaan selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandar udara pengumpul atau hub di satu dari 12 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II. Pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penulis ditempatkan di bagian Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang Bandung.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DENPASAR TAHUN ANGGARAN 2015 2.07. - INDUSTRI 2.07.01. - DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Formulir

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771 SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS). Salah satu badan usaha yang mengacu pada Sistem Penggajian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci