Disusun Oleh : Drs. Otong Nugraha, MSi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun Oleh : Drs. Otong Nugraha, MSi"

Transkripsi

1 Disusun Oleh : Drs. Otong Nugraha, MSi Pemerintah Kota Bandung Dinas Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 13 Jl. Soekarno-Hatta KM. 10 Telp / Fax (022)

2 MODUL ANALISIS KONDUKTOMETRI Oleh : Drs. Otong Nugraha, M.Si NIP Mengetahui : Kepala Sekolah, Koordinator Perpustakaan Sekolah, Drs. Yaya Zakaria Latif, M.Pd Evi Nursanti R, S.Sos NIP NIP. - 2

3 DAFTAR ISI MODUL Halaman Depan Halaman Dalam Daftar Isi...i Kata Pengantar...ii Peta Kedudukan Modul...iii Bab I Pendahuluan...1 A. Deskripsi...1 B. Prasyarat...1 C. Petunjuk Penggunaan Modul...1 D. Tujuan Akhir...2 E. Kompetensi...3 F. Cek Kemampuan...3 Bab II Pembelajaran...4 A. Recana Belajar Siswa...4 B. Kegiatan Belajar Kegiatan...5 a...tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 b...uraian Materi 5 c...rangkuman 9 d...tugas 9 e...tes Formatif 9 f...kunci Jawaban 9 g...lembar Kerja 10 Bab III Evaluasi...11 Bab IV Penutup...13 Daftar Pustaka

4 KATA PENGANTAR Modul ini merupakan modul utama bagi siswa SMK yang mengambil Bidang Keahlian Kimia dan Program Keahlian Analisis Kimia. Modul ini berjudul Analisis Konduktometri sebagai bahan ajar bagi siswa kelas III semester 5. Melalui modul ini diharapkan siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mencapai unit kompetensi melaksanakan analisis konduktometri. Modul Analisis Konduktometri ini dikembangkan dengan mengintegrasikan kompetensi keterampilan, pengetahuan, dan sikap secara utuh, sehingga peserta didik terampil melaksanakan analisis konduktometri yang didasari oleh pemahaman konsep dan sikap tanggungjawab di dalam memecahkan analisis kimia. Materi pokok modul ini meliputi pengetahuan konduktometri, prosedur penyiapan sampel, mengoperasikan konduktometer. Modul ini digunakan untuk melangsungkan proses pemelajaran maupun kerja mandiri. Untuk merefleksi keberhasilan belajar, diharapkan siswa melatih diri secara intensif dengan cara mengerjakan aktifitas dan evaluasi yang tersedia dalam modul. Kemudian untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar, siswa dapat melihat kriteria penilaian yang ditetapkan. Dengan keinginan belajar yang tinggi, upaya yang sungguh-sungguh, berlatih secara teratur, Insya Allah keberhasilan akan anda raih dengan baik. Penyusun 4

5 PETA KEDUDUKAN MODUL KONDUKTOMETRI BIDANG KEAHLIAN KIMIA PROGRAM KEAHLIAN ANALIS KIMIA MODUL LEVEL I MODUL LEVEL II MODUL LEVEL III Komunikasi Personal Kegiatan di Laboratorium Pembersihan dan Persiapan lab. Penyimpanan pereaksi dan pembuangan pereaksi kadaluarsa Pembersihan dan perawatan alat Pengembalian dan penanganan sampel Pembuatan dan standarisasi larutan Keselamatan dan kesehatan kerja Penggunaan prosedur analisis Penyiapan analisis Analisis fisik noninstrument Analisis jenis klasik Analisis organoleptik Analsisis grravimetri Analisis proksimat Analisis volumetric Analisis mikrobilogi Analisis kromatografi kolom Analisis kromatografi lapis tipis dan kertas Analisis kolorimetri Analisis spektrofotometri UV- VIS Analisis konduktometri Analisis elektrokimia Analisis fotometri nayala dan emisi atom 5

6 BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul ini berjudul Analisis Konduktometri. Materi pelajaran meliputi pengertian konduktometri, teknik pengerjaan dan teknik penggunaan konduktometer. Untuk mempermudah dan memperoleh pemahaman yang memadai dalam mempelajari modul ini, disarankan anda terlebih dahulu mempelajari dan memahami modul sebelumnya yang akan diberikan seperti modul pembersihan alat dan perawatan alat, modul penyiapan sampel, modul keselamatan kerja dan modul penggunaan prosedur analisis. Beberapa kemampuan dan kinerja yang harus dicapai setelah anda mempelajari modul ini, dapat melaksanakan analisis konduktometri. Dengan demikian kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif yang dijadikan sasaran pada modul ini, diharapkan anda mempunyai bekal minimal dalam melaksanakan analisis konduktometri. B. PRASYARAT Untuk dapat mempelajari modul melaksanakan analisis konduktometri prasyarat yang harus dikuasai meliputi: KA. KUA.D. 002.A : Melaksanakan kegiatan di laboratorium dengan benar (GLP). KA. LAB.A. 008.A : Bekerja berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). KA. KOM.D. 023.A : Menggunakan prosedur analisis. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Modul ini dirancang sebagai bahan untuk melangsungkan pembelajaran maupun kerja mandiri. Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar maka bagian ini diberi panduan belajar bagi siswa dan panduan mengajar bagi guru. 1. Panduan Belajar bagi Siswa : a. Bacalah dengan cermat keseluruhan modul ini. 6

7 b. Pahami isi masing-masing konsep yang ada pada modul c. Diskusikan dengan guru dan teman-teman tentang konsep yang belum dipahami hingga mendapat penjelasan. d. Jawab semua pertanyaan yang menguji penguasaan konsep, kemudian periksa hasilnya dengan kunci jawaban yang disediakan. Pelajari kembali apabila penguasaan konsep kurang dari 80%. Ingat kunci jawaban digunakan setelah anda mengerjakan soal, dan hanya digunakan untuk mengetahui pemahaman nyata anda. e. Lakukan semua kegiatan yang diberikan dengan mengikuti prosedur kerja dengan baik dan benar. 2. Panduan Mengajar untuk Guru : a. Sebelum mempelajari dengan modul ini dilangsungkan, terlebih dahulu dipersiapkan bahan ajar dan OHT jika ada. Traspransikan mengenai konduktometri. b. Tugaskan pada siswa untuk membaca modul secara berkelompok, hal-hal yang belum dipahami didiskusikan dan penjelasannya menggunakan media dari media transparan jika ada. c. Tugaskan pada siswa untuk menguji penguasaan konsep dengan cara mengerjakan soal-soal yang telah ada dalam modul, Bagi siswa yang belum menguasai soal minimal 80% maka tugaskan untuk mempelajari kembali isi modul. d. Siapkan panduan praktikum untuk melaksanakan analisis konduktometri. e. Tugaskan kepada siawa untuk membentuk kelompok menjadi beberapa kelompok f. Demonstrasikan terlebih dahulu teknik pengerjaan konduktometri hingga analisisnya. g. Tugaskan pada masing-masing kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada kegiatan praktikum 7

8 h. Lakukan pemantauan saat siswa melaksanakan praktikum dan catat segala aktivitas siswa pada lembar observasi dan format sikap i. Perhatikan kendala-kendala yang dihadapi siswa saat praktek selanjutnya berikan pengarahan kemudian catat pada lembar observasi j. Pantau kelemahan-kelemahan yang sering dilakukan baik kelompok maupun perorangan kemudian catat pada lembar observasi dan diskusikan penyelaesaiannya k. Lakukan evaluasi kemampuan siswa sesuai dengan sasaran yang ada pada modul ini baik dari aspek pengetahuan, penyelesaian soal, ketrampilan dan sikap. Untuk ketrampilan dan sikap, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan aspek pengetahuan dalam penyelesaian soal dilakukan setelah pembelajaran selesai. D. TUJUAN AKHIR Tujuan akhir yang harus dicapai siswa setelah menyelesaikan modul ini tertuang dalam tabel berikut : Kinerja yang diharapjkan Terampil melaksanakan kegiatan di laboratorium (P) dengan benar sesuai dengan SOP (A) yang dilandasi persyaratan kerja (K) Kinerja keberhasilan a. Konsep pengelolaan laboratorium minimal 80 % b. Menunjukkan proses kegiatan di laboratorium dengan benar Kondisi/variabel yang diberikan 1. Unit kompetensi ini menjelaskan pelaksanaan kegiatan di laboratorium dengan benar 2. Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium dengan benar harus sesuai 8

9 dengan persyaratan kerja dan tata tertib di laboratorium 3. Peralatan yang dipakai adalah peralatan gelas dan non gelas 4. Bahan yang dikgunakan adalah sampel, pelarut, dan pereaksi Keterangan : K : Kognitif P : Psikomotorik A : Afektif E. KOMPETENSI Kompetensi yang akan dicapai dalam modul ini mengacu pada kurikulum SMK 2004 sebagai berikut : Kompetesi : Melaksanakan Analisis Konduktometri dengan benar F. CEK KEMAMPUAN Berikuit ini merupakan lembar pengecekan kemampuan sebagai alat evaluasi diri. Isilah dengan sejujurnya dan apabila sebagian besar pertanyaan sudah Anda kuasai, maka Anda dapat mengerjakan soal atau minta pengujian kepada guru. Berilah tanda silang (X) sesuai dengan tingkat penguasaan. 9

10 No Aspek yang harus dikuasai Tingkat penguasaan 1 Ketrampilan anda dalam menggunakan alat-alat gelas 2 Ketrampilan anda dalam memilih reagen yang tepat 3 Ketrampilan anda dalam membuat reagen yang sesuai 4 Ketrampilan anda dalam menggunakan sel konduktometer 5 Ketrampilan anda dalam mengkalibrasi konduktometer 6 Ketrampilan anda dalam melakukan titrasi konduktometri 7 Ketrampilan anda dalam membuat kurva titrasi konduktometri 10

11 BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA BELAJAR SISWA Kompetensi : Melaksanakan Analisis Elektrokimia Sub Kompetensi : Melaksanakan Analisis Konduktometri Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar KBM-1 Diskusi tentang Pengertian konduktometri, fungsi,serta alat yang digunakan. Cara perlakuan terhadap alat sebelum dan sesudah digunakan KBM-2 a. Diskusi latihan tentang pengenalan alat, penggunaan dan fungsi alat konduktometri b Merangkai alat elektrolisis dan titrasi konduktometri c. Kegiatan ; latihan pengguanaan alat dan cara melakukan titrasi konduktometri d. Melakukan elektrolisis dan titrasi Perubahan dan Alasan Tanda Tangan guru 11

12 B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar I a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran I. Siswa diharapkan dapat : Mendeskripsikan prinsip analisis konduktometri Melaksanakan analisis konduktometri baik dan benar Mendeskripsikan cara perawatan sel konduktometer Sikap Menggunakan alat-alat analisis konduktometri sesuai dengan SOP Bekerja di Laboratorium sesuai dengan SOP Ketrampilan Melakukan titrasi konduktometri Mengukur konduktans dari sampel yang dianalisis Membuat kurva titrasi konduktometri b. Uraian Materi Hukum Ohm mengatakan bahwa arus I (ampere) yang mengalir dalam sebuah pengantar berbanding lurus dengan daya gerak listrik (daya elektromotif) E (volt), dan berbanding terbalik dengan resistans (tahanan) R(Ohm). I = E/R Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi. Kebalikan dari resistans dinamakan konduktans (G) (hantaran) yang diukur dalam mho (Ohm -1 ) atau Siemens (S) sehingga I = EL. Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a, sedangkan konsentrasi ion persatuan volume larutan C i, pada hantaran ekivalen dengan λ i tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga, L = a/d Σ i C i λ i 12

13 Tanda Σ menyatakan bahwa sumbangan ion terhadap konduktansi sifatnya aditif. Karena a dan d dalam satuan cm, maka konsentrasi C dinyatakan dalam M. Bila konsentrasi dinytakan dalam normalitas maka harus dikalikan dengan faktor nilai d/a = θ merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu nilai tertentu sehingga disebut sebagai tetapan sel, seperti C1λ 1 C1λ 1 a L = = 1000 θ 1000 d Selain hantaran ekivalen ionik, dikenal pula hantaran ekivalen A, yang nilainya : = Σ i λ i Sedangkan konduktivitas spesifik didefenisikan sebagai : K = L (d/a) = Lθ Pengukuran hantaran dilakukan pada larutan yang diketahui hantaran spesifiknya. Pada umumnya KCl digunakan sebagai larutan pembanding. Nilai konduktansi spesifik (K) pada 20 0 C memiliki konsentrasi yang berbeda-beda 71,13 g/kg = 0,11134 mho/cm ; 7,419 g/kg = 0,01265 mho/cm ; 0,749 g/kg = 0,00140 mho/cm. Hantaran elektrolitik merupakan besaran yang tergantung pada temperatur. Sehingga pengukuran harus dilakukan pada temperatur yang tetap, biasanya pada suhu 25 0 C. Sedangkan λ tergantung pada konsentrasi total ionik suatu larutan, dan bertambah besar dengan pengenceran. Konduktivitas pada sebuah larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan suatu elektrolit diencerkan maka konduktivitas akan turun karena jumlah ion yang semakin sedikit dalam larutan tersebut untuk membawa arus. Jika semua larutan tersebut dimasukkan diantara dua elektrode yang terpisah dengan jarak 1 cm satu sama lainnya, maka konduktivitas akan naik, hal ini dikarenakan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik pada elektrolit-elektrolit kuat dan kenaikan derajat ionisasi untuk elektrolit-elektrolit lemah. Untuk mengukur suatu konduktivitas suatu larutan, maka larutan dimasukkan ke dalam sebuah sel yang telah dikalibrasi dengan suatu larutan yang telah diketahui konduktivitasnya misalnya larutan standar kalium klorida. Sel dimasukkan ke dalam salah satu sisi rangkaian dari jembatan 13

14 Wheatstone. Kemudian ukur resistannya pengaliran arus melalui sebuah larutan elektrolit akan mengakibatkan perubahan-perubahan dari komposisi larutan bila didekatkan dengan sebuah elektrode, yang pada akhirnya akan menunjukkan besarnya potensial pada elektrode tersebut. Hal tersebut akibat terbawanya sesatan-sesatan yang serius dalam pengukuran konduktivitas, keuali kalau efek-efek polarisasi dikurangi. Kesukaran-kesukaran ini dapat diatasi dengan menggunakan arus bolak balik untuk pengukuran sehingga tingkat elektrolisis dan efek polarisasi bisa dikurangi. Penambahan suatu elektrolit pada suatu larutan elektrolit lain yang memiliki volume tetap akan mempengaruhi hantaran larutan tersebut, tergantung dari ada atau tidaknya terjadi reaksi ionik.jika tidak terjadi reaksi ionik maka konduktans akan naik, tapi bila terjadi reaksi ionik maka konduktans dapat naik atau turun. Hal tersebut juga akan terjadi bila pada suatu larutan basa ditambahkan pada larutan asam kuat. Konduktans akan turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang memiliki konduktivitas tinggi oleh kation lain yang memiliki konduktivitas yang lebih rendah. Hal tersebut merupakan suatu dasar yang dijadikan prinsip pada titrasi konduktometriyaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain. Untuk menghindari elektrolisis, pengukuran hantaran dilakukan dengan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Diperlakukan pengocokan yang efisian. Biasanya digunakan suatu jembatan wheatston yang dimodifikasikan untuk melakukan penentuan hantaran elektrolit (L) yang beroperasi pada sumber energi AC. Pengukuran-pengukuran hantaran biasanya dilakukan pada larutan yang berair (H 2 O adalah penghantar yang buruk, L H 2 O = 5 x 10-8 mho/cm pada 25 0 C). Pada konsentrasi tinggi, kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara linier. Ini akan memiliki nilai maksimum,untuk selanjutnya menurun. Contoh aplikasinya misalnya pada analisis knadungan NO 2 : H 2 O dalam asam nitrat yang berasap. Hantaran diukur pada HNO 3 sebelum dan sesudah pengolahan dengan KNO 3. Air alam serta air pendingin dalam industri juga umumnya ditentukan konduktansnya dengan KNO 3. Ini merupakan prosedur yang cepat dan baik untuk melakukan analisis air. 14

15 Selain itu juga sering digunakan pada penentuan amoniak dalam materi biologis, amoniak yang dihasilkan ditampung dalam H 3 BO 3 selanjutnya konduktans spesifiknya diukur pada lingkungan ion-ion lain yang mudah diendapkan dan memiliki kelarutan yang kecil. Nilai K ditentukan sebelum dan sesudah penambahan reagen pengendap. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika terdapat perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen dengan tetapan sel harus diketahui. Sehingga selama pengukuran dilakukan secara berturut-turut dan dengan jarak elektroda yang harus tetap juga. Hantaran (konduktans) memiliki nilai yang sebanding dengan konsentrasi dan pada temperatur yang tetap, tetapi dengan adanya pengenceran maka akan menyebabkan konduktans yang dihasilkan tidak lagi linear dengankonsentrasi larutan. Reaksi netralisasi pada gambar di bawah ini menunjukkan kurva untuk pengukuran titrasi NaOH terhadap HCl (gambar a), sedangakan gambar (b) menunjukkan gambar titrasi, akan terlihat bahwa hantaran ion H + berkurang sampai titik ekivalen tercapai, kemudian setelah penambahan titran terlihat bahwa hataran total setelah titik ekivalen akan naik kembali. Inon Cl - tidak memberikan sumbangan terhadap hantaran, tetapi ion Na + akan memberikan sumbangan yang berarti. Ion H + sendiri akan memberikan sumbangan sebesar 82% sedangkan Cl - akan memberikan sumbangan sebesar 18%. kurva lain pada gambar (c) merupakan titrasi untuk berbagai asam asetat tersubstitusi oleh klor. (a) H + OH - L HCl Na + K + Cl - ml KOH ( NaOH α HCl ) 15

16 (b) OH - L CH 3 COOH K + ml KOH ( KOH α CH 3 COOH ) 1 L End point 5 ml KOH ( KOH α berbagai asam asetat ) Ket : 1. HCl 2.CHCl 2 COOH 3.CH 2 ClCOOH 4.CH 3 COOH 5.H 3 BO 3 Reaksi-reaksi pengendapan dan penggantian seperti titrasi NH 4 Cl + NaOH dapat dilaksanakan dengan konduktometri. Titrasi asam lemah terhadap basa lemah dapat dilakukan dengan metode konduktometri. Pada 16

17 titik ekivalen hantaran akan turun pada tingkat yang paling rendah. Sebagai contoh, titrasi AgSO 4 vs BaCl 2 dapa t dititrasi dengan metode konduktometri sampai titik akhir ditandai dengan terbentuknya BaSO 4 secara kuantitatif. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Tetapi metode konduktometri ini kurang bagus digunakan untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe 3+ dengan KmnO 4, karena pada saat titrasi perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya konduktans total. Titrasi Pada Frekuensi Tinggi. Cara-cara konduktansi tergantung pada pergerakan ion dalam suatu medan listrik. Pemakaian arus AC dapat menghindarkan pengendapan elektrokimia, karena setiap arus berubah arahnya. Ion yang sudah terendapkan akan larut kembali. Kecepatan ion terendapkan ataupun terlarutkan kembali dapat diatur dengan mengatur frekuensi arus bolak balik. Dengan frekuensi tinggi diharapkan ion-ion tidak memmpunyai waktu yang cukup untuk mencapai kecepatan maksimum. Pada keadaan tersebut terbentuklah polarisasi molekular. Seperti yang kita ketahui bila pada suatu molekul diberikan medan listrik dari luar, maka elektron dalam molekul tersebut akan cenderung bergerak ke arah elektroda positif, sedangkan inti akan beergerak menuju ke arah yang berlawanan. Akibatnya akan terjadi distorsi pada molekul tersebut. Efek ini sifatnya temporer dan menghilang jika medan dari luar dihilangkan. Beberapa molekul memiliki beberapa suatu dipol listrik yang permanen yaitu pusat muatan positif dan negatif terpisah pada jarak tertentu, misalkan H 2 O, CH 3 COCH 3 (aseton), CHCl 3, dan nitrobenzen. Sedangkan molekulmolekul CH 4, CCl 4, C 6 H 6, p-dinitro benzena tidak mempunyai moment dwi kutub. Di bawah pengaruh medan listrik molekul polar mengorientasikan dirinya sedemikian rupa ke arah kutub-kutub yang berlawanan. Jadi selain distorsi akibat polarisasi molekul terdapat pula polarisasi orientasi. Kedua tipe polarisasi tersebut yaitu polarisasi orientasi dan polarisasi distorsi, keduanya mengahsilkan arus listrik yang sangant pendek bila diberikan medan listrik. Apabila arus listrik yang diberikan memiliki frekuensi yang besar seperti 17

18 frekuensi radio, maka polarisasi yang dihasilkan akan besar sehingga arus hantaran juga akan menjadi cukup besar. Biasanya sampel yang digunakan untuk analisis diletakkan diantara dua plat kapasitor yang memiliki frekuensi yang telah diatur sehingga sampel dapat beresonansi dengan medan listrik yang dinyatakan dalam bentuk adsorbsi energi. Pada analisis campuran biner dapat secara langsung dilakukan dengan kalibrasi, kelebihan cara ini adalah kita tidak lagi memerlukan elektroda. c. Rangkuman I Pengukuran hantaran dilakukan pada larutan yang diketahui hantaran spesifiknya. Pada umumnya KCl digunakan sebagai larutan pembanding. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika terdapat perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen dengan tetapan sel harus diketahui. Sehingga selama pengukuran dilakukan secara berturut-turut dan dengan jarak elektroda yang harus tetap juga. Hantaran (konduktans) memiliki nialai yang sebanding dengan konsentrasi dan pada temperatur yang tetap, tetapi dengan adanya pengenceran maka akan menyebabkan konduktans yang dihasilkan tidak lagi linear dengankonsentrasi larutan. Reaksi-reaksi pengendapan dan penggantian seperti titrasi NH 4 Cl + NaOH dapat dilaksanakan dengan konduktometri. Titrasi asam lemah terhadap basa lemah dapat dilakukan dengan metode konduktometri. Pada titik ekivalen hantaran akan turun pada tingkat yang paling rendah. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Tetapi metode konduktometri 18

19 ini kurang bagus digunakan untuk larutan dengan konsentrasi ionik yang terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe 3+ dengan KmnO 4, karena pada saat titrasi perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya konduktans total. Cara-cara konduktansi tergantung pada pergerakan ion dalam suatu medan listrik. Pemakaian arus AC dapat menghindarkan pengendapan elektrokimia, karena setiap arus berubah arahnya. Ion yang sudah terendapkan akan larut kembali. Kecepatan ion terendapkan ataupun terlarutkan kembali dapat diatur dengan mengatur frekuensi arus bolak balik. Bila pada suatu molekul diberikan medan listrik dari luar, maka elektron dalam molekul tersebut akan cenderung bergerak ke arah elektroda positif, sedangkan inti akan beergerak menuju ke arah yang berlawanan.. Polarisasi terdapat dalam dua tipe yaitu polarisasi orientasi dan polarisasi distorsi, keduanya mengahsilkan arus listrik yang sangant pendek bila diberikan medan listrik. d. Tugas I Pelajari panduan percobaan dengan cermat Siapkan alat-alat yang akan digunakan Lakukan analisis sampel yang diberikan dengan metode konduktometri e. Tes Formatif I 1. Apakah pengertian konduktometri? 2. Untuk menghindari elektrolisis pada saat analisis, maka apa yang harus dilakukan? 3. Pada saat kapankah kemungkinan terbentuknya polarisasi molekuler pada analisis konduktometri? 4. Sebutkan beberapa contoh analisis sampel yang dapat ditetapkan dengan konduktometri? f. Kunci Jawaban I 19

20 1. Konduktometri adalah metode analisis suatu sampel berdasarkan perbedaaan hantaran yang dihasilkan oleh suatu sampel 2. Untuk menghindari elektrolisis maka pengukuran hantaran dilakukan dengan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Diperlakukan pengocokan yang efisian. Biasanya digunakan suatu jembatan wheatston yang dimodifikasikan untuk melakukan penentuan hantaran elektrolit (L) yang beroperasi pada sumber energi AC. 3. Bila pada suatu molekul diberikan medan listrik dari luar, maka elektron dalam molekul tersebut akan cenderung bergerak ke arah elektroda positif, sedangkan inti akan beergerak menuju ke arah yang berlawanan. Akibatnya akan terjadi distorsi pada molekul tersebut. 4. Reaksi-reaksi pengendapan dan penggantian seperti titrasi NH 4 Cl + NaOH dapat dilaksanakan dengan konduktometri. Titrasi asam lemah terhadap basa lemah dapat dilakukan dengan metode konduktometri. Sebagai contoh, titrasi AgSO 4 vs BaCl 2 dapa t dititrasi dengan metode konduktometri sampai titik akhir ditandai dengan terbentuknya BaSO 4 secara kuantitatif. g. Lembar Kerja I Penentuan kadar Ba(II) metode konduktometri Peralatan yang dibutuhkan : 1. konduktometer 2. buret mikro 3. magnetik stirer 4. hot plate 5. statif 6. klem buret 7. batang pengaduk 8. gelas kimia 400 ml dan 100 ml 9. corong pendek 10.pipet seukuran 5 ml 11. botol semprot 12. voltmeter 20

21 Bahan yang dibutuhkan : 1. larutan standar KCL 0,1 N 2. larutan standar Na 2 SO 4 3. aqua DM 4. sampel Ba 2+ Prosedur Kerja : 1. Kalibarasi alat konduktometri dengan KCL 0,1 N 2. Masukkan larutan Na 2 SO 4 standar 0,1 M ke dalam buret mikro, tanda bataskan 3. Pipet 5 ml larutan Ba 2+ yang akan ditentukan kadarnya, masukkan ke dalam gelas kimia 400 ml, tambahkan aqua DM sampai sel kondukto tercelup 4. Masukkan stirer, aduk dengan pengaduk listrik 5. Lakukan titrasi dengan penambahan berselang 0,5 ml sampai melewati TE 6. Ulangi langkah 2-5 dengan selang penambahan 0,2 ml untuk daerah sekitar TE 7. Buat grafik V Na 2 SO 4 versus Hantaran ekivalen dari titrasi secara halus 8. Hitung kadar Ba

22 BAB III EVALUASI Jawablah dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan contoh penetapan zat yang dapat dilakukan dengan konduktometri! 2. Sebutkan bunyi hukum Ohm yang berkaitan dengan konduktometri! 3. Apakah fungsi larutan KCL standar 0,1 N dan Na 2 S 4 pada penentuan kadar Ba(II) secara konduktometri? Jawaban : 1. Titrasi NH 4 Cl + NaOH, penetapan kadar Ba(II) 2. Hukum Ohm mengatakan bahwa arus I (ampere) yang mengalir dalam sebuah pengantar berbanding lurus dengan daya gerak listrik (daya elektromotif) E (volt), dan berbanding terbalik dengan resistans (tahanan) R(Ohm). 3. Larutan KCl standar 0,1 N sebadgai larutan pengkalibrasi sedangkan larutan Na 2 SO 4 merupakan larutan penitrasi. Pedoman penilaian 1. Evaluasi hasil belajar = aspek kognitif + aspek psikomotorik + aspek sikap 2. bobot kognitif : psikomotorik : sikap = 30 % : 50 % : 20 % 3. evaluasi kognitif diambil dari tes formatif ditambah evaluasi akhir 4. evaluasi psikomotorik dan sikap diambil dari tugas dengan menggunakan format penilaian sebagai berikut : 22

23 Berilah tanda ( ) sesuai dengan prestasi siswa No Kegiatan Kualitas Kerja Baik (3) Sedang (2) Kurang (1) 1 Pengenalan alat yang digunakan 2 Mengkalibrasi alat 3 Persiapan umum alat 4 Rencana kerja dibuat sesuai prosedur 5 Penggunaan alat 6 Pembacaan skala alat 7 Mengukur volume larutan 8 Mengurutkan tahapan kerja 9 Menimbang dan melarutkan sampel 10 Memipet larutan 11 Menandabataskan larutan 12 Melaksanakan titrasi 13 Ketelitian kerja dan penetapan 14 Membuat grafik 15 Melaporkan hasil kerja 5. Dalam aspek kognitif modul ini harus dikuasai 80 % meliputi aspek psikomotorik dan sikap90 % 6. Skor jawaban pada tes formatif adalah 1, jawaban salah adalah 0 7. Semua nilai kognitif, psikomotorik, dan sikap dikonversikan ke skala Nilai prestasi belajar (NPB) yaitu : NPB = 0,3 (rata-rata nilai kognitif) + 0,5 (rata-rata nilai psikomotorik) + 0,2 (rata-rata nilai sikap) BAB IV PENUTUP Sertifikat kompetensi melaksanakan analisis konduktometri akan diberikam kepada peserta didik setelah semua komponen evaluasi 23

24 dilaksanakan dan mencapai kriteria yang ditetapkan. Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai kriteria yang ditetapkan maka wajib melaksanakan remedial. Komponen yang dimuat dalam sertifikasi meliputi aspek sikap (afektif), pengetahuan (koginitif), serta ketrampilan (skill) yang didapat peserta didik selama mengikuti pemelajaran. Sertifikat ini digunakan untuk melanjutkan pada tingkat kompetensi dan modul berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Basset, J Buku Ajar Vogel Kimia Kuantitatif Anorganik, Edisi Keempat. Jakarta 24

25 Saptoraharjo, A Konsep Dasar Kimia Analitik. Diterjemahkan dari SM.Khopkar Jakarta. Penarbit Universitas Indonesia Bahan Ajar D3 Politeknik TECD Bandung

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda

Lebih terperinci

ANALISIS KUANTITATIF NIKEL SECARA GRAVIMETRI MODUL KIMIAANALITIK

ANALISIS KUANTITATIF NIKEL SECARA GRAVIMETRI MODUL KIMIAANALITIK ANALISIS KUANTITATIF NIKEL SECARA GRAVIMETRI MODUL KIMIAANALITIK i KATA PENGANTAR Modul ini merupakan modul utama bagi siswa SMK yang mengambil Bidang keahlian kimia dan program kleahlian analisis kimia.

Lebih terperinci

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL PEMBIMBING : Titrasi Konduktometri : Riniati S.Pd., M.Si. Tanggal Praktikum : 25 April 2013 Tanggal Penyerahan : 2 Mei Oleh :

Lebih terperinci

C. Tujuan Percobaan : Menentukan titik akhir titrasi asam-basa secara konduktometri D. Kajian Pustaka 1. Konduktometri

C. Tujuan Percobaan : Menentukan titik akhir titrasi asam-basa secara konduktometri D. Kajian Pustaka 1. Konduktometri A. Judul Percobaan : Titrasi Konduktometri B. Waktu Percobaan Sebelum : 10 April 2014, pkl 07.00 wib Sesudah : 10 April 2014, pkl 10.00 wib C. Tujuan Percobaan : Menentukan titik akhir titrasi asam-basa

Lebih terperinci

Materi yang terdapat di alam jika ditinjau dari ukuran konduktivitasnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

Materi yang terdapat di alam jika ditinjau dari ukuran konduktivitasnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok: BAB III KONDUKTOMETRI Bab ini akan membicarakan sifatsifat larutan yang keraitan dan kelistrikan yang tidak dipengaruhi oleh reaksi elektrodanya. Pembicaraan mengenai masalah tersebut pada bab ini, yaitu:

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

TITRASI KONDUKTOMETRI. Lauditta Indahdewi

TITRASI KONDUKTOMETRI. Lauditta Indahdewi TITRASI KONDUKTOMETRI Lauditta Indahdewi 1006703976 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia 2011 Kata Pengantar Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

POTENSIOMETRI DAN KONDUKTOMETRI

POTENSIOMETRI DAN KONDUKTOMETRI POTENSIOMETRI DAN KONDUKTOMETRI Listiana Cahya Lestari (G44120093), Felina K, Afiyatina Awaliah, dan Zulhan Arif MSi Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

Konduktimeter dan Analisis Konduktometri

Konduktimeter dan Analisis Konduktometri Konduktimeter dan Analisis Konduktometri Pemicu : 1. Jelaskan bagian bagian yang dibutuhkan dari alat konduktometri secara umum! 2. Jelaskan pengertian dari analisis konduktometri, konduktivitas, konduktansi,

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 10 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih, larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan keelektrolitannya,

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI

MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI PENGANTAR TITRIMETRI ASIDI ALKALIMETR I ARGENTOMETRI KOMPLEKSOMETRI OKSIDIMETRI PENGANTAR OKSDIMETRI PERMANGANIMETRI IODO IODIMETRI DIKROMETRI CERIMETRI

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Titrasi Potensiometri

Titrasi Potensiometri Modul 1 Titrasi Potensiometri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa agar terampil dalam melakukan praktikum yang berhubungan dengan titrasi potensiometri.

Lebih terperinci

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008)

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL)

Lebih terperinci

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB KIM ) 3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB KIM ) 3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB KIM 22.2.3.8) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Kimia b. Semester : Genap c. Kompetensi Dasar : 3.8 Menganalisis sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya 4.8 Membedakan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

TITRASI POTENSIOMETRI

TITRASI POTENSIOMETRI TITRASI PTENSIMETRI TITRASI PTENSIMETRI I. TUJUAN PERCBAAN Menentukan titik ekivalen secara potensiometri. II. DASAR TERI Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, pertama (potensiometri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROANALISIS

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROANALISIS LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROANALISIS PENGUKURAN KONDUKTIVITAS DAN TDS Dosen Pembimbing : Ibu Endang W, MT Kelompok 6 Nevy Puspitasari NIM 111431020 Nurul Latipah NIM 111431022 Rizky Permatawati NIM 111431025

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik Maret 2017 Waktu: 120 menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik Maret 2017 Waktu: 120 menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2016 (ONMIPA-PT) Bidang Kimia Sub-bidang: Kimia Analitik 21-23 Maret 2017 Waktu: 120 menit Esai Singkat No 1 2 3 4 5 6 Nilai

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Laporan Praktikum Kimia Dasar II Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI 3 : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 3.1 : Menyelidiki daya hantar listrik berbagai

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2014 LAPORAN AKHIR PERCOBAAN II A. JUDUL : Titrasi Asam Basa B. TUJUAN Dengan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI. Laporan. disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik. Oleh.

PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI. Laporan. disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik. Oleh. PRAKTIKUM POTENSIOMETRI DAN PH METRI Laporan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Instrumentasi Analitik Oleh Kelompok 1 Abdul Kholik (141411001) Aldi Muhamad R. (141411002) Arif Imanuddin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI) Disusun Oleh : 1. Ela Bintang Bahari (XI IPA 4 / 03) 2. Alfian

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri Kamis, 3 Apri 2014 Raisa Soraya, Naryanto, Melinda Indana Nasution, Septiwi Tri Pusparini Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si Isana_supiah@uny.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2002 TERMODINAMIKA

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP INSTRUMEN DAN PENGUKURAN KONDUKTOMETRI 1

LAPORAN TETAP INSTRUMEN DAN PENGUKURAN KONDUKTOMETRI 1 L A P O R A N K O N D U K T O M E T R I senin, 05 oktober 2015 LAPORAN TETAP INSTRUMEN DAN PENGUKURAN KONDUKTOMETRI 1 Oleh: kelompok 2/2KC Astinesia Himatuliza NIM: 061330400338 Fallen Apriyeni NIM: 061330400344

Lebih terperinci

Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami Abstrak

Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami Abstrak Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami 1113016200014 Abstrak Telah dilakukan percobaan mengenai tetapan ionisasi asam yang bertujuan untuk menentukan derajat ionisasi dan harga tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA

PERCOBAAN VII PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA PERCOBAAN VII PENENTUAN DAYA HANTAR SUATU SENYAWA I. Tujuan Percobaan Menentukan jumlah muatan pada larutan sampel II. Alat dan Bahan Alat yang digunakan 1. Conductivity meter 1 buah 2. Gelas beker 100

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1 Penentuan Koefisien Distribusi Tujuan: Menentukan koefisien distribusi I 2 dalam sistem air-kloroform Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM KATA PENGANTAR Diakui, analisis kimia kini telah beralih dari cara konvensional ke cara instrumentasi. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa caracara konvensional telah ditinggalkan sama sekali. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Laporan Titrasi Konduktometri KONDUKTOMETRI A.TUJUAN PERCOBAAN B.PERINCIAN KERJA. Titrasi asam-basa C. ALAT YANG DIGUNAKAN -100.

Laporan Titrasi Konduktometri KONDUKTOMETRI A.TUJUAN PERCOBAAN B.PERINCIAN KERJA. Titrasi asam-basa C. ALAT YANG DIGUNAKAN -100. Laporan Titrasi Konduktometri KONDUKTOMETRI A.TUJUAN PERCOBAAN B.PERINCIAN KERJA Titrasi asam-basa C. ALAT YANG DIGUNAKAN -1-100 ran 10 ml, 1 ml D. BAHAN YANG DIGUNAKAN E. DASAR TEORI Titrasi konduktometri

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri I. Tujuan Menentukan kandungan Nikel (II) dengan metode gravimetri dan volumetri II. Prinsip Percobaan Gravimetri adalah

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN OLEH NAMA : HABRIN KIFLI HS. STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARJUNA LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

ELEKTROLISIS AIR (ELS)

ELEKTROLISIS AIR (ELS) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ELEKTROLISIS AIR (ELS) Koordinator LabTK Dr. Dianika Lestari / Dr. Pramujo Widiatmoko PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah. A. Elektrolit adalah zat yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

LABORATORIUM INSTRUMENTASI ANALITIK

LABORATORIUM INSTRUMENTASI ANALITIK LABORATORIUM INSTRUMENTASI ANALITIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 MODUL : Potensiometri dan ph-metri PEMBIMBING : Haryadi.PhD Praktikum : 13 Maret 2013 Penyerahan : 20 Maret 2013 (Laporan) Oleh : Kelompok

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya Lampiran 2 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Pertemuan ke : Kimia : XI IPA 4/ 2 (dua) : Teori Asam Basa Arrhenius : 2 x 45 menit : I Standar

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang didapatkan dari penelitian ini yaitu hasil pretest dan posttest. Hasil pretest digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI) KIMIA DASAR TITRASI (VOLUMETRI) Drs. Saeful Amin, M.Si., Apt. PRINSIP TITRASI Titrasi (volumetri) merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

Pengaruh jenis ion terhadap Daya hantar listrik

Pengaruh jenis ion terhadap Daya hantar listrik Pengaruh jenis ion terhadap Daya hantar listrik LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PENGARUH JENIS DAN JUMLAH ION TERHADAP DAYA HANTAR LISTRIK (DHL) Nama : Wina Nurhayati Disusun oleh : NIM Kelas : 1111E1009

Lebih terperinci

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR Candra Tri Kurnianingsih Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang,

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM Standar Kompetensi Lulusan Siswa mampu mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Materi : ph Larutan Indikator : Siswa dapat meramalkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN. ph METER DAN TITRASI POTENSIOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN. ph METER DAN TITRASI POTENSIOMETRI LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN ph METER DAN TITRASI POTENSIOMETRI O L E H Nama : JULIYAT FADLI No BP : 1320078 Kelompok : VI K.A 3B Anggota : Sisri Putri Yolanda b. Nilam Maulani c. Nur Ainun d.

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA I. LARUTAN BUFFER II. TUJUAN 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer III. TINJAUAN PUSTAKA Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator Sumber Belajar

INTRUKSI Kompetensi Dasar Indikator    Sumber Belajar Lampiran 3 89 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci