BAB II. Temuan Penelitian. rumusan masalah pada bab satu. Yakni mengenai teknik dan metode

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. Temuan Penelitian. rumusan masalah pada bab satu. Yakni mengenai teknik dan metode"

Transkripsi

1 34 BAB II Temuan Penelitian Pada bab ini disajikan hasil temuan penelitian dan pembahasannya. Hasil temuan penelitian dan pembahasan yang akan dikaji pada bab ini sesuai pada rumusan masalah pada bab satu. Yakni mengenai teknik dan metode penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV. Penerjemahan merupakan sebuah usaha untuk mentransfer pesan dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa). Kegiatan menerjemahkan haruslah memperhatikan kaidah tata bahasa yang akan diterjemahkan. Seorang penerjemah juga harus mampu menyepadankan budaya masing-masing bahasa yang diterjemahkan, agar pesan dan gagasan yang dimaksud dapat sampai dan dipahami dengan baik oleh pembaca. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus mampu menentukan teknik penerjemahan yang digunakan. penerjemahan merupakan proses menganalisis dan mengklasifikasi keberlangsungan kesepadanan terjemah dan penerapannya pada berbagai satuan lingual. Misalnya, Kalimat, klausa, frasa dan atau kata. Oleh karena itu, sangat memungkinkan apabila sebuah kalimat atau kata diterjemahkan dengan berbagai teknik. Adapun dalam penelitian ini ditemukan beberapa teknik penerjemahan versi Molina dan Albir yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan kalimat tanya pada subtitle serial tv Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV yang berjumlah 80 kalimat. tersebut adalah Adaptasi, Amplifikasi, Peminjaman Murni, Kompensasi, Kreasi 34

2 35 Diskursif, Padanan Lazim, Amplifikasi Linguistik, harfiah, Modulasi, Partikularisasi, Reduksi, Transposisi. Berikut adalah tabel perincian temuan teknik penerjemahan pada penelitian ini : No Penerjemahan Jumlah Jumlah (%) 1 Harfiah 21 23,3% 2 Reduksi 22 24,4% 3 Amplifikasi 6 6,7% 4 Padanan Lazim 8 8,9% 5 Transposisi 7 7,8% 6 Amplifikasi Linguistik 7 7,8% 7 Partikularisasi 5 5,6% 8 Peminjaman Murni 5 5,6% 9 Modulasi 3 3,3% 10 Adaptasi 2 2,2% 11 Kompensasi 2 2,2% 12 Kreasi Diskursif 2 2,2% Total %

3 36 Tabel 6. Jumlah dan Prosentase Penerjemahan. Penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir berjumlah 18 teknik sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab satu. Adapun dalam penelitian ini hanya ditemukan 12 teknik yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahan subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi versi MNCTV. Berikut ini adalah penjelasan mengenai hasil temuan data yang menggunakan 1 teknik dan data yang menggunakan lebih dari satu teknik penerjemahan, pada beberapa kalimat tanya yang ditemukan dalam penelitian ini beserta contoh dan penjelasannya. 1. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Satu Harfiah yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan dengan tidak memperhatikan konteks. Contoh : No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 10 Sekarang? 00:11:29 Ma>dza>?Al-a> n? Apa? بذا األ ن Eps 1 Tabel 7. Harfiah Pada contoh data di atas ditemukan teknik penerjemahan Harfiah (kata. األ ن dan بذا demi kata). Kalimat tanya di atas memiliki unsur dua kata yaitu kata ماذا Keduanya diterjemahkan menggunakan teknik yang sama. Kata

4 37 diterjemahkan apa dan kata األ ن diterjemahkan sekarang (Munawwir, 1997:49) Reduksi yang digunakan dengan penghilangan secara parsial (bagian), karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna. ini digunakan untuk mengimplisitkan informasi yang eksplisit. Contoh : No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu 22 و ن دز Wa man yadriy? Siapa tahu? 00:21:14 Eps 1 Tabel 8. Reduksi Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik reduksi. Hal ini dibuktikan dengan hasil terjemahan kalimat tanya pada Bsu و ن دز yang diterjemahkan dalam Bsa menjadi Siapa tahu?. Berdasarkan hasil terjemahan tersebut ditemukan penghilangan (reduksi) secara parsial yaitu harf (و) yang bermakna dan. Penghilangan (reduksi) ini tidak menimbulkan distorsi makna Amplifikasi yang digunakan untuk memberikan Informasi dan penjelasan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dijelaskan secara eksplisit dan berbentuk parafrase, sebagaimana cara untuk menjelaskan makna syahru ramadhan dalam

5 38 bahasa Arab ke bahasa Inggris menjadi the Muslim month of fasting (Molina, 2002: 501). Contoh: No Bsu Transkripsi Bsa Waktu وش س مجبه اىد ن 72 أمحق Wazi>ru jama>luddin achmaq? Menteri kami jamaluddin,bodoh. 00:34:42 Eps 2 Tabel 9. Amplifikasi Pada temuan penelitian di atas terdapat penggunaan teknik amplifikasi. Yaitu teknik yang digunakan untuk memberi penjelasan atau informasi cara eksplisit. Adapun penerapan teknik ini terdapat pada kalimat tanya di atas, yaitu pada penambahan kata kami pada bahasa sasaran, sedangkan kata kami tidak terdapat pada bahasa sumber. Penambahan kata kami pada bahasa sasaran merupakan usaha untuk memberi penjelasan bahwa menteri Jamaluddin adalah seorang menteri yang bekerja untuk kerajaan tersebut. Adapun lebih spesifik keterangan ini dapat menambah gaya bahasa pada bahasa sasaran yang pada konteks ini merupakan sebuah sindiran kepada menteri tersebut Padanan Lazim dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari). ini mirip dengan penerjemahan harfiah.

6 39 Contoh : No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu A lasna> min أ ىسنب ن أىو اىبالد 53 ahlil- bila>di? Bukankah kami termasuk penduduk asli? Tabel 10. Padanan Lazim 00:19:36 Eps 2 Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik padanan lazim. Frasa أهل, memiliki dua makna leksikal (ML) yaitu أهل البالد pada kalimat tanya di atas البالد yang bermakna keluarga,kerabat dan famili (Munawwir 1997:46) dan kata yang bermakna daerah atau negeri (Munawwir, 1997:104). Kemudian dua kata ini bergabung menjadi sebuah frase yang oleh penerjemah diterjemahkan penduduk asli. Pada konteks ini penerjemah mencoba menerjemahkan frasa tersebut dengan menggunakan bahasa padanan yang digunakan sehari-hari oleh pengguna bahasa sumber atau disebut padanan lazim Transposisi penerjemahan di mana penerjemah melakukan perubahan kategori gramatikal, struktur dan unit. Adapun pada penelitian ini terdapat perubahan penerjemahan pada jenis kata. No Data Contoh : 12 و بذا تقتسح Bsu Transkripsi Bsa Waktu wa ma>dza> taqtarich? Apa usulanmu? Tabel 11. Transposisi 00:12:27 Eps 1

7 40 Pada kalimat di atas digunakan teknik penerjemahan transposisi. Yaitu menerjemahkan kata kerja (verba) تقتسح pada bahasa sumber yang bermakna (kamu) mengusulkan. Kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran berubah menjadi kata benda (nomina) sehingga berubah maknanya berubah maknanya menjadi usulan Amplifikasi Linguistik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik dalam BSa. ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif dan sulih suara (dubbing). Contoh : No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 3 ملبذ نط ع بأوا س حبسوش Lima>dza> nuthi> u bi awa>miri bachruz? Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz? 00:07:51 Eps 1 Tabel 12. Amplifikasi Linguistik Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik penerjemahan Amplifikasi Linguistik. Kalimat tanya di atas bila diterjemahkan secara harfiah bermakna Kenapa kita patuh pada perintah bahruz?. Namun, penerjemah menambahkan kata harus pada Bsa yang tidak ada pada Bsu, sehingga menjadi Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz?. Penambahan satu kata ini merupakan salah satu jenis penggunaan teknik amplifikasi linguistik yang menambahkan salah satu unsur linguistik di dalamnya. Adapun pada data di atas unsur satuan gramatikal yang ditambahkan adalah satuan bahasa berupa kata.

8 Partikularisasi penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat atau bisa disebut dari umum ke khusus. Contoh : No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu 67 و ملبذا ننتظس املس ة Wa lima>dza> Kenapa kita 00:31:23 اىقدميت nantazhiru Almarratal-qadi>mah? selanjutnya? menunggu peperangan Eps 2 Tabel 13. Partikularisasi Keterangan: Pada data di atas ditemukan percakapan yang terjadi saat peperangan antara pasukan Imaduddin Zanki melawan Raja Fulk dalam perebutan benteng Barin di Mousul. Adapun penggunaan teknik partikularisasi pada kalimat ini yaitu penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkret dalam menerjemahkan kata ة.المس Kata tersebut apabila diterjemahkan secara leksikal memiliki (ML) sekali (Munawwir, 2007: 1325). Sedangkan pada data ini diterjemahkan menjadi peperangan. Hal ini dilakukan karena makna المس ة sekali dianggap lebih umum dan kurang sesuai dengan konteks percakapan yang terjadi saat peperangan Peminjaman Murni penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dari BSu. Peminjaman itu bisa bersifat murni (pure borrowing) tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized borrowing) dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan.

9 42 Contoh : No Data إمسع أ هب 41 Bsu Transkripsi Bsa Waktu األ ري Isma i> ayyuha>lami>r? Dengarlah wahai amir? Tabel 14. Peminjaman Murni 00:11:03 Eps 2 Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik peminjaman murni yang terdapat pada kata األميس (Munawwir, 1997:38). Kata tersebut masih diterjemahkan dalam bentuk asli atau transkipsinya yaitu amir yang apabila merujuk ke ML bermakna pangeran. Adapun dalam kamus Al Munawwir dan Mutarjim menyatakan kata األميس dapat diartikan amir akan tetapi menurut peneliti makna terjemahan amir kurang familiar, sehingga akan lebih tepat dan mudah dimengerti pembaca bila diterjemahkan pangeran Modulasi penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural. Contoh: No Data 15 و ىو جصاء Bsu Transkripsi Bsa Waktu اإلحسبن إال اإلحسبن Wa hal jaza >ulichsa>ni i lalichsa>ni? Tabel 15. Modulasi Tidak ada balasan kebaikan selain kebaikan 00:15:59 Eps 1

10 43 Pada temuan penelitian di atas peneliti menemukan penggunaan teknik modulasi. yang mengubah fokus, sudut pandang dan aspek kognitif, baik bersifat leksikal maupun struktural. Adapun dari data di atas penerapan teknik ini dapat dibuktikan dengan hasil terjemahan dari Bsu ke Bsa yang berubah fokus dan aspek kognitifnya secara leksikal maupun struktural. Perubahan ini terdapat pada diterjemahkannya kata tanya هل (hal) yang bermakna apakah diterjemahkan menjadi tidak ada. Pada kasus ini terdapat perubahan kognitif yaitu pada penggunaan gaya bahasa penutur bahasa sumber yang lebih banyak cenderung menjawab sebuah pertanyaan dengan pertanyaan, diubah pada bahasa sasaran dengan menghilangkan dan mengubah kata tanya tersebut. Hal ini dilakukan karena penerjemah melihat bahwa gaya bahasa pemakai bahasa sasaran lebih banyak menjawab pertanyaan dengan kalimat informatif. Adapun bukti kedua penggunaan teknik ini adalah perubahan struktural kalimat. Pada bahasa sumber kalimat yang diujarkan berupa kalimat interogatif, namun pada bahasa sasaran diubah menjadi kalimat pernyataan Adaptasi ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. ini dilakukan dengan mengganti unsur-unsur budaya yang ada BSu dengan unsur budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan karena unsur budaya dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa

11 44 tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. ini sama dengan teknik padanan budaya. Contoh : No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu 17 م ف حبه ىسف Kaifa cha>lu Bagaimana 00:17:55 yu>sufu as- tentang si kecil Eps 1 syari>f? yusuf? اىشس ف Tabel 16. Adaptasi Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik Adaptasi yaitu mengkonversi kata sifat الشسيف yang dalam ML berarti mulia (Munawwir, 1997:712). Namun, pada kasus ini diterjemahkan menjadi si kecil. Hal ini dilakukan karena pada kebiasaan Bsa, pemakaian kata mulia bagi seorang anak kecil (yusuf) pada konteks ini tidak ditemukan atau tidak familiar di kalangan pengguna bahasa sasaran. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik adaptasi penerjemah mencoba menggunakan ungkapan unsur budaya yang biasa digunakan pada Bsa Kompensasi penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan pada bagian lain dari teks terjemahan. ini dipakai karena pengaruh stilistik (gaya) pada BSu tidak bisa di terapkan pada BSa. Contoh :

12 45 No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu 1 بذا عل Ma>dza> ma ak? Ada apa? 00:03:14 Eps 1 Tabel 17. Kompensasi Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kompensasi. Hal ini dilihat بذا عل dari hasil terjemahan pada Bsa yang berasal dari kalimat tanya Bsu apabila diartikan secara utuh maka seharusnya bermakna apa bersamamu?. Akan tetapi hasil terjemahan ini kurang bisa dipahami bagi pembaca di kalangan Bsa. Hal ini dipengaruhi oleh stilistik (gaya bahasa) keduanya (Bsa dan Bsu) berbeda. Oleh karena itu, penerjemah mengubah makna dengan menerjemahkan bagian lain dari kalimat tersebut menjadi Ada apa? Kreasi Diskursif penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca. Contoh : No Data 13 نسحو هبب و ى Bsu Transkripsi Bsa Waktu عي ىره احلبىت Narchalu biha > wa hiya ala hadzihil- cha>lah? Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini? 00:12:28 Eps 1 Tabel 18. Kreasi Diskursif Pada data di atas ditemukan penggunaan teknik kreasi diskursif. Apabila dilihat pada kalimat yang tertulis di Bsu, maka tidak di dapati tanda tanya

13 46 atau kalimat tanya. Akan tetapi di dalam terjemahannya berubah menjadi kalimat tanya dan terdapat tanda tanya. Adapun hasil terjemahan kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai terjemahan bebas. Karena apabila kalimat pada Bsu diterjemahkan secara harfiah memiliki makna struktural (MS) Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan ini?. Namun oleh penerjemah diubah Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini?. Oleh karena itu peneliti menilai terjemahan ini merupakan hasil dari penggunaan teknik kreasi diskursi yang bersifat bebas. Namun, masih memiliki keterikatan konteks. 2. Penerjemahan Kalimat Tanya yang Menggunakan Lebih dari Satu Adapun beberapa data kalimat tanya yang ditemukan menggunakan lebih dari satu teknik. Hal ini terjadi karena penerjemah mencoba untuk memadatkan informasi yang terdapat pada teks Bsu Padanan Lazim dan Kompensasi No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu 00:03:14 1 بذا عل Ma>dza> ma ak? Ada apa? Padanan Lazim dan Kompensasi Eps 1 Tabel 19. Padanan Lazim dan Kompensasi Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan secara bersamaan yaitu teknik kompensasi dan teknik padanan

14 47 بذا lazim. Hal ini dibuktikan dengan diterjemahkannya kalimat tanya dalam Bsu ke dalam Bsa menjadi ada apa. Padahal apabila melihat arti per kata عل memiliki ML kata ماذا bermakna apa, kata مع bermakna bersama dan kata ganti ك bermakna kamu. Apabila diartikan secara utuh seharusnya bermakna apa bersamamu (kamu)?. Namun dalam hal ini penerjemah menggunakan teknik padanan lazim yaitu teknik yang mengubah hasil terjemahan dengan menyesuaikannya dengan penggunaan bahasa sehari-sehari yang lazim pada bahasa sasaran.adapun teknik kompensasi memiliki pola menerjemahkan pesan bagian lain dari teks dengan memperhatikan gaya bahasa (stilistik) bahasa sasaran. Kedua teknik ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama memperhatikan gaya bahasa pada bahasa sasaran, sehingga hasil terjemahan dari penggunaan kedua teknik ini bersifat komunikatif. Teks Bsu ماذا معل diterjemahkan menjadi ada apa?. No Data 25 إذن نتسك محص 2.2. Transposisi dan Partikularisasi Bsu Transkripsi Bsa Waktu أ ت ىو Idzan natruku chimsha ummatan lahu? Berarti kita biarkan Himsa jatuh ke tangan Zanki? Transposisi, Partikularisasi 00:23:30 Eps 1 Tabel 20. Transposisi dan Partikularisasi Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua jenis teknik penerjemahan. Yaitu teknik transposisi dan teknik partikularisasi. Adapun hasil dari penggunaan teknik transposisi pada data di atas adalah diterjemahkannya kata

15 48 yang bermakna kepunyaan dan kata ganti ل yang bermakna umat. Charf أ ت (huwa) yang bermakna dia (Munawwir, 1997), menjadi bentuk satuan ىى lingual kalimat jatuh ke tangan Zanki. Adapun penggunaan teknik partikularisasi yang berpola memberikan terjemahan yang lebih kongkrit, terdapat pada kata ganti ىى yang bermakna dia kemudian lebih dispesifikkan (kongkrit) menjadi Zanki. Kedua teknik ini sangat mempengaruhi hasil terjemahan kalimat di atas. Sehingga penggunaan keduanya pada satu kalimat menghasilkan terjemahan yang komunikatif Reduksi dan Amplifikasi. No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 31 ىو نتببع سريا إىل Hal nuta>bi u Apakah Reduksi, 00:28:31 masi>ran ila kita amplifikasi mauqi i kembali ke ىقع اىري تسمنب ف و Eps1 ladzi tarakna> pasukan fi>hi junu>di>? yang kita جنىد tinggalkan, tuan? Tabel 21. Reduksi dan Amplifikasi Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik reduksi dan amplifikasi. Adapun teknik reduksi yang berpola menghilangkan secara parsial (sebagian) tanpa distorsi makna terdapat pada dihilangkannya kata مسيسا, في dan مىقع yang bermakna ML di dalamnya, jalan dan pos atau tempat. ini tidak

16 49 menimbulkan distorsi makna dan membuat hasil terjemahan lebih padat namun tetap dapat dipahami. yang kedua adalah teknik amplifikasi yaitu teknik penambahan informasi berupa paraphrase yang disampaikan secara eksplisit. Adapun pada data di atas penggunaanya terdapat pada hasil terjemahan Bsa. Yaitu dengan menambahkan kata tuan dengan tujuan untuk menambah variasi informasi bahwa lawan bicara adalah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, karena kedua orang yang berbicara ini memiliki kedudukan sebagai raja atau pemimpin pasukan. Adapun penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan dalam satu kalimat tanya membuat hasil terjemahkan lebih padat dan singkat namun tetap mudah dipahami oleh pembaca Bsa Transposisi dan Reduksi. No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu Transposisi, 00:10:46 A khosyyatun Apakah أ خش ت قتي أ 38 qatli> am takut Reduksi Eps 2 khosyyatun dibunuh خش ت تقتو ب د tuqtalu biyaddi خدمي ن olehku atau khodi>min min pelayan jinsik? جنسل dari bangsamu? Tabel 22. Transposisi dan Reduksi Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik transposisi dan teknik reduksi. Adapun teknik transposisi adalah teknik yang mengubah kondisi gramatikal dari dua bahasa (Bsu dan Bsa). Pada data di atas teknik ini digunakan untuk

17 50 menerjemahkan kata قتلي yang bermakna pembunuhanku diterjemahkan dengan mengubah kondisi gramatikal menjadi frasa dengan hasil terjemahan dibunuh olehku. Adapun teknik reduksi adalah teknik yang menghilangkan secara parsial (sebagian) tanpa distorsi makna. Pada data di atas teknik ini digunakan untuk menghilangkan kata pada Bsa yaitu kata خشيىت yang bermakna takut, kata kerja pasif تقتل (tuqtalu) yang bermakna dibunuh dan frasa بيد (biyaddi) yang bermakna dengan tangan. Ketiganya tidak diterjemahkan atau dihilangkan namun hasil terjemahan tetap bisa dipahami dengan baik. Adapun penggunaan kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan padat dan jelas Reduksi dan Transposisi. No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu حىت و ىى أنرزنبه 40 بقتيل أ ب اىسىز حتت بصسى Chatta wa lau andzarna>hu biqatlika ama>mas- su>ri tachta basharihim? Meskipun kami mengancam membunuhmu di depan pagar di depan mata mereka? Tabel 23. Reduksi dan Transposisi Reduksi, Transposisi 00:10:59 Eps 2 Pada temuan data di atas terdapat penggunaan 2 teknik penerjemahan dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi dan teknik transposisi. Reduksi adalah teknik yang menghilangkan beberapa bagian kalimat secara parsial tanpa distorsi makna. Pada contoh di atas teknik ini diterapkan untuk.أورزواي yang bermakna dia (lk) pada kalimat هى menghilangkan kata ganti

18 51 Adapun teknik transposisi yang mengubah kedudukan atau posisi gramatikal terdapat pada kata بقتلل bermakna dengan pembunuhanmu yang menduduki kelas gramatikal kata, diubah maknanya menjadi membunuhmu pada Bsa yang menduduki satuan gramatikal kalimat. Penggunaan kedua teknik ini membuat hasil terjemahan menjadi lebih singkat dan jelas, sehingga pembaca Bsa mudah memahaminya Peminjaman Murni dan Amplifikasi. No Data وىنن إذا أ نت 43 Bsu Transkripsi Bsa Waktu بأ ري فهو أ نت غريه Walakin i dza> amantu biami>rin fahal amantu ghairahu? Akan tetapi jika aku percaya pada amir, apakah aku bisa percaya pada orang lain? Peminjaman murni, Amplifikasi Tabel 24. Peminjaman Murni dan Amplifikasi 00:13:12 Eps 2 Pada temuan data di atas terdapat dua penggunaan teknik penerjemahan dalam satu kalimat. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik amplifikasi. peminjaman murni adalah menerjemahkan dengan cara meminjam kata dari Bsu. Adapun penggunaannya pada data di atas adalah pada penerjemahan kata أميس (ami>r) yang diterjemahkan dalam Bsa amir. Ini merupakan teknik peminjaman murni karena kata yang dipinjam dari Bsu tidak mengalami penyesuaian dalam Bsa.

19 52 Adapun teknik amplifikasi adalah teknik yang memberikan keterangan secara eksplisit untuk memperjelas hasil terjemahan. Pada data diatas penerapannya terdapat pada frasa غيسي yang mana غيس memiliki ML selain dan kata ganti bersambung (dhamir mustatir) هى yang memiliki makna dia (lk). Apabila keduanya diterjemahkan secara keseluruhan bermakna selain dia diterjemahkan menjadi orang lain. Terjemahan ini memberikan informasi tersurat sehingga membuat terjemahan lebih mudah dan luwes bagi pembaca bahasa sasaran. No Data ب اىر حصيتو Reduksi dan Peminjaman Murni Bsu Transkripsi Bsa Waktu عندى ىقبء ن خ بنتل خدمي األ ري Malladzi> chashaltahu indahum liqa>a min khiya>natika khadimul-ami>r? Apakah yang kau peroleh dari pengkhianatanmu, pelayan amir? Reduksi, Peminjaman murni Tabel 25. Reduksi dan Peminjaman Murni 00:14:08 Eps 2 Pada temuan data di atas terdapat penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik reduksi dan peminjaman murni.adapun penggunaan عىد teknik reduksi terdapat pada dihilangkan atau tidak diterjemahkannya kata ( inda) yang bermakna pada, kata ganti هم (hum) yang bermakna mereka (lk) dan kata لقاء (liqa> a) yang memiliki ML bertemu (Munawwir, 1997). Penghilangan sccara parsial ini tidak menimbulkan distorsi makna.

20 53 Adapun penerapan teknik peminjaman murni terdapat pada penerjemahan kata األميس yang tetap diterjemahkan amir pada Bsa. Peminjaman murni ini bersifat murni (Pure Borrowing) karena tidak mengalami naturalisasi pada Bsa Reduksi, Partikularisasi dan Transposisi. No Bsu Transkripsi Bsa Waktu و ب اىر مينعين 50 ن إبالغ األ ري Wa ma ladzi> yamna uni> min ibla>ghilami>ri? Apakah yang bisa mencegahku memberitahukan amir zanki? Reduksi, Partikularisasi, Transposisi. 00:15:40 Eps 2 Tabel 26. Reduksi dan Transposisi Pada temuan data di atas terdapat penggunaan tiga teknik penerjemahan dalam satu kalimat tanya. Yaitu teknik reduksi, teknik partikularisasi dan teknik transposisi. Adapun penerapan teknik reduksi terdapat pada penghilangan partikel (charf) و dan مه yang bermakna dan dan dari. Penghilangan kedua partikel ini bertujuan agar hasil terjemahan lebih padat namun tetap jelas tanpa distorsi makna. yang kedua adalah teknik partikularisasi, yaitu teknik yang berusaha menerjemahakn kata pada Bsu dengan padanan yang lebih spesifik (kongkrit) pada Bsa. Adapun penerapannya pada data di atas terdapat pada

21 54 penerjemahan kata األميس yang bermakna umum raja diterjemahkan menjadi lebih spesifik menjadi amir Zanki. yang ketiga adalah teknik transposisi yang mengubah posisi atau bentuk satuan gramatikal dalam proses penerjemahannya terdapat pada kata benda إبالغ yang bermakna penyampaian diterjemahkan dalam bentuk kata kerja menjadi menyampaikan. Korelasi antara tiga teknik ini sangat berperan dalam hasil terjemahan. Menjadikan hasil terjemahan pada Bsu lebih padat, singkat dan mudah dipahami Amplifikasi dan Reduksi No Bsu Transkripsi Bsa Waktu أ أن ن جتهيىن ىرا 57 حت األ ن? Am annakum tajhalu>na hadza> h}attal a>n? Apakah kalian berpura-pura tidak tahu tentang hal ini? Amplifikasi, Reduksi. 00:23:21 Eps 2 Tabel 27. Amplifikasi dan Reduksi Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik amplifikasi dan teknik reduksi. Penggunaan teknik amplifikasi terdapat pada penerjemahan kata هرا yang secara leksikal bermakna ini diterjemahkan dengan menambahkan informasi menggunakan parafrase menjadi tentang hal ini, sehingga hasil terjemahan terasa lebih luwes. Adapun penggunaan teknik reduksi pada data di atas dibuktikan dengan dihilangkan atau tak diterjemahkannya dua kata حت ي dan األ ن yang memiliki ML hingga dan sekarang. Meskipun kedua kata ini dihilangkan tidak membuat hasil terjemahan rancu atau sukar di pahami, karena pokok pesan

22 55 yang ingin disampaikan pada Bsu sudah tersampaikan dengan baik, sedangkan penggunaan kedua teknik ini secara bersamaan menjadikan hasil terjemahan relatif padat dan mudah dipahami. s 2.5. Peminjaman Murni dan Harfiah No Bsu Transkripsi Bsa Waktu ىو سأه األ ري ملبذا 77 سأه Hal yusa lulami>r lima>dza yasa l? Apakah amir ditanya mengapa dia bertanya? Peminjaman Murni, Harfiah 00:34;14 Eps 2 Tabel 28. Peminjaman Murni dan Harfiah Pada temuan data di atas ditemukan penggunaan dua teknik penerjemahan. Yaitu teknik peminjaman murni dan teknik harfiah. Peminjaman Murni dapat dibuktikan dengan diterjemahkannya kata األميس dengan terjemahan amir. Maka jenis peminjaman murninya adalah Pure borrowing yaitu menerjemahkan dengan meminjam kata dari Bsu tanpa ada penyesuaian pada Bsa. Adapun menurut peneliti penggunaan teknik ini dalam menerjemahakan kata األميس dirasa kurang sesuai dan dapat menimbulkan ketidak pemahaman pembaca Bsa. Karena pada umumnya kata amir dalam Bsa adalah nama orang, sehingga kata األميس seharusnya diterjemahkan sesuai makna leksikal yaitu raja. Adapun teknik harfiah terbukti pada susunan kalimatnya diterjemahkan secara kata perkata dan sepadan baik dalam Bsu maupun Bsa. Meskipun hasil terjemahan terlihat kurang begitu luwes, namun masih dapat dipahami.

23 56 A. Metode Penerjemahan Metode Penerjemahan merupakan sebuah proses penerjemahan dilakukan sesuai dengan tujuan penerjemah, yaitu opsi global yang berdampak teks sasaran pada teks sasaran. Menurut Newmark (1988), metode penerjemahan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu : a) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsu b) Metode Penerjemahan yang berorientasi pada Bsa Adapun metode yang memberi penekanan pada Bsu adalah penerjemahan kata demi kata, Penerjemahan Literal, Penerjemahan Setia, Penerjemahan Semantis. Sedangkan metode yang memberikan penekanan pada Bsa adalah Penerjemah Adaptasi, Penerjemahan Bebas, Penerjemahan Idiomatis, Penerjemahan Komunikatif (Newmark, 1988: 45). Penekanan Pada Bahasa Sumber Penekanan Pada Bahasa Sasaran Penerjemahan kata demi kata Adaptasi Penerjemahan Literal Penerjemahan Bebas Penerjemahan Setia Penerjemahan Idiomatis Penerjemahan Semantis Penerjemahan Komunikatif Tabel 29. Metode Penerjemahan Newmark

24 57 Pada penelitian ini ditemukan teknik yang berorientasi pada bahasa sumber dan teknik yang beriorentasi pada bahasa sasaran yang dirangkum sebagai berikut : No Berorientasi pada Bsu Prosentase (%) Berorientasi pada Bsa Prosentase (%) 1 Harfiah 23,3% Reduksi 24,4% 2 Peminjaman Murni 5,6% Amplifikasi 6,7% 3 Padanan Lazim 8,9% 4 Transposisi 7,8% 5 Amplifikasi Linguistik 7,8% 6 Partikularisasi 5,6% 7 Modulasi 3,3% 8 Adaptasi 2,2% 9 Kompensasi 2,2% 10 Kreasi Diskursif 2,2% Jumlah 28,9% Jumlah 71,1% Tabel 30. Prosentase Penerjemahan Sesuai Diagram V

25 58 Pada tabel di atas menunjukan bahwa teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran lebih banyak digunakan dalam menerjemahkan subtitle pada serial tv Shalahuddin Al Ayyubi ini daripada teknik penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber. Adapun pada film ini metode yang digunakan oleh penerjemah adalah metode penerjemahan komunikatif. Menurut Newmark, penerjemahan komunikatif berusaha mengalihkan makna konstekstual (teks asli) yang tepat sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya berterima dan mudah dipahami oleh pembaca. Ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif tersebut dapat dibuktikan dengan temuan teknik penerjemahan pada subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi berdasarkan ciri-ciri metode penerjemahan komunikatif yang dikemukakan oleh Newmark (Newmark, 1991:11-13), sebagai berikut : a. Terjemahan Komunikatif Berpihak pada Pembaca Bahasa.Sasaran Indikator pada ciri ini adalah lebih banyak penggunaan teknik yang berorientasi pada Bsa daripada Bsu. Hasil temuan penelitian tentang penggunaan teknik penerjemaahan yang digunakan pada penerjemahan subtitle film Shalahuddin Al Ayyubi lebih banyak terdapat teknik yang berorientasi pada bahasa sasaran daripada bahasa sumber dengan prosentase 71,1% dibanding 28,9% (Newmark, 1991). No Berorientasi pada Bsu Prosentase (%) Berorientasi pada Bsa Prosentase (%)

26 59 1 Harfiah 23,3% Reduksi 24,4% 2 Peminjaman Murni 5,6% Amplifikasi 6,7% 3 Padanan Lazim 8,9% 4 Transposisi 7,8% 5 Amplifikasi Linguistik 7,8% 6 Partikularisasi 5,6% 7 Modulasi 3,3% 8 Adaptasi 2,2% 9 Kompensasi 2,2% 10 Kreasi Diskursif 2,2% Jumlah 28,9% Jumlah 71,1% Tabel 31. Prosentase Penerjemahan b. Mengutamakan Maksud penulis Bahasa Sumber. Pada ciri ini indikatornya adalah cukup tingginya penggunaan teknik amplifikasi linguistik yang berusaha untuk menyampaikan pesan pada Bsu yang tersirat (Implisit) menjadi pesan yang tersurat (Eksplisit) pada Bsa. Agar dapat

27 60 dimengerti oleh pembaca bahasa sumber. ini juga diterapkan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik pada Bsa (Newmark, 1991). Contoh penggunaan teknik amplikasi linguistik adalah sebagai berikut : Contoh Amplifikasi : No Bsu Transkripsi Bsa Waktu أ أن ن جتهيىن ىرا 57 حت األ ن Am annakum tajhalu>na hadza> chattal- a>n? Apakah kalian berpura-pura tidak tahu tentang hal ini? Amplifikasi, Reduksi. Tabel 32. Amplifikasi dan Reduksi 00:23:21 Eps 2 Pada contoh data di atas adalah hasil terjemahan dari penggunaan teknik amplifikasi dan reduksi. Adapun teknik ini menambahkan unsur tambahan sebagai penjelas berbentuk parafrase. kerja Penggunaan teknik amplifikasi dibuktikan dengan diterjemahkannya kata berpura- yang memiliki MS kalian bodoh atau tidak tahu menjadi ثجهلىن pura tidak tahu karena dalam konteks ini si penanya meragukan atas ketidaktahuan orang yang ditanya, sedangkan penggunaan teknik reduksi yakni penghilangan beberapa unsur gramatikal tanpa membuat distorsi makna. Hal ini terlihat pada dihilangkan atau tak diterjemahkannya kata حت ي (chatta) dan.( al an )األ ن Penggunaan kedua teknik ini menjadikan hasil terjemahan dapat dengan mudah dipahami pembaca karena hasil terjemahan yang jelas dan padat. Pembaca

28 61 juga dapat memahami situasi (konteks) dan gaya bahasa pada Bsu dengan diubahnya informasi yang implisit pada Bsu menjadi eksplisit pada Bsa. No.Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu ملبذ نط ع 3 بأوا س حبسوش Lima>dza> nuthi> u biawa>miri bachruz? Kenapa kita harus patuh pada perintah Bahruz? Amplifikasi Linguistik 00:07:51 Eps 2 Tabel 33. Amplifikasi Linguistik وطيع Kata yang bergaris bawah pada kalimat tanya diatas adalah kata kerja yang bermakna kita patuh. Akan tetapi, diterjemahkan dalam bahasa sasaran menjadi kita harus patuh. Hal ini dilakukan agar bahasa yang dihasilkan untuk pembaca bahasa sasaran lebih luwes daripada bahasa sumber yaitu dengan menambahkan unsur-unsur linguistik pada hasil tejemahan Bsa. c. Mengutamakan Pemahaman Pembaca pada Bahasa Sasaran. Penerjemah dapat memperbaiki logika kalimat-kalimat Bsu, mengganti atau mereduksi kata, dan mengubah struktur. Supaya hasil terjemahan terasa lebih luwes, efektif dan tidak kaku (Newmark, 1988:42). Salah satu bukti yang mendukung bahwa metode yang digunakan dalam menerjemahkan subtitle ini menggunakan metode komunikatif adalah cukup banyak ditemukan penggunaan teknik reduksi. reduksi adalah teknik yang menghilangkan beberapa kata tanpa mengalami distorsi makna, dengan contohnya sebagai berikut:

29 62 Contoh Reduksi No Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu أ خش ت قتي أ 37 خش ىت تقتو ب د خدمي ن جنسل A khasyyatun qatli> m khasyyatun tuqtalu biyaddi khodi>mun min jinsika? Apakah takut dibunuh olehku atau pelayan dari bangsamu? Reduksi 00:10:29 Eps 2 Tabel 34. Reduksi Pada contoh temuan di atas terdapat penggunaan teknik reduksi dengan menghilangkan kata خش ىت yang bermakna takut, kemudian kata kerja pasif (Fi lul-majhul) تقتو yang bermakna terbunuh atau dibunuh dan kata keterangan ب د (biyaddi) yang bermakna dengan tangan. Penghilangan ini menjadikan hasil terjemahan menjadi padat dan singkat namun tetap dapat dipahami. d. Berorientasi pada Pengaruh Teks Terhadap Bahasa Sasaran. Pada hal ini biasanya ciri-ciri formal dalam Bsu tidak begitu diperhatikan bahkan dihilangkan. Perjemah tidak terpaku pada panjang kalimat, posisi klausa. Akan tetapi dapat menyesuaiakannya agar pembaca dapat dengan mudah memahami kata atau kalimat tersebut. Dalam hal ini ditunjukan dengan cukup banyaknya ditemukan penggunakan teknik tranpsosisi, sebagai berikut : Contoh Transposisi :

30 63 Nomor Data Bsu Transkripsi Bsa Waktu ىو تنىن 60 ش ئت زة Hal taku>nu masyi>a tar rabbi? Mungkin ini kehendak Tuhan Transposisi 00:26:19 Eps 2 Tabel 35. Transposisi Pada contoh temuan data di atas terdapat perbedaan antara struktur gramatikal pada Bsu dan struktur gramatikal pada Bsa. Pada struktur bahasa sumber, kalimat yang diujarkan merupakan kalimat tanya, sedangkan hasil terjemahan pada bahasa sasaran menjadi kalimat pernyataan. Hal ini merupakan hasil dari penggunan teknik transposisi yang menjadikan hasil terjemahan lebih disesuaikan dengan gaya bahasa pembaca bahasa sasaran dan tidak terpaku dengan struktur bahasa sumber. Sehingga, hasil terjemahan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. e. Setia kepada Pembaca Bahasa Sasaran. Metode penerjemahan komunikatif selalu berusaha untuk setia kepada pembaca bahasa sasaran. Pada penerjemahan subtitle ini penggunaan metode penerjemahan komunikatif ditandai dengan cukup banyaknya penggunaan teknik modulasi. No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 15 و ىو جصاء اإلحسبن إال Wa hal jaza>ul ichsa>ni illal ichsa>ni? Tidak ada balasan kebaikan selain Modulasi 00:15:59 Eps 1

31 64 اإلحسبن kebaikan Tabel 36. Modulasi Pada temuan penelitian di atas dapat dilihat perubahan yang terjadi pada struktur kalimat. Adapun kalimat yang terdapat pada bahasa sumber merupakan kalimat pertanyaan (interogatif) kemudian diterjemahkan menjadi kalimat pernyataan (statement), atau apabila dilihat dari segi ada tidaknya unsur negatif pada frase verba utamanya maka pada bahasa sumber merupakan kalimat afirmatif (tanpa penanda negasi) kemudian diterjemahkan pada Bsa menjadi kalimat negatif (memiliki penanda negatif) (Henry, 1985:18). Penggunaan teknik modulasi ini merupakan usaha yang dilakukan agar terjemahan sesuai dengan gaya bahasa bahasa sasaran yang lebih dominan menggunakan kalimat pernyataan ketika hendak menjelaskan sesuatu. Hal ini juga merupakan indikator bahwa metode yang digunakan pada penerjemahan subtile film ini merupakan metode komunikatif karena dominan mengutamakan kepahaman pembaca bahasa sasaran. f. Memberikan Kesamaan Efek antara Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran. Hasil terjemahan metode penerjemaan komunikatif berusaha untuk menciptakan efek atau pengaruh yang dialami oleh bahasa sasaran sama dengan efek yang dialami oleh bahasa sumber. Oleh karena itu, tidak boleh ada terjemahan yang sulit dipahami atau terasa kaku.

32 65 Contoh Adaptasi No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 17 م ف حبه ىسف اىشس ف Kaifa cha>lu yu>suf assyari>f? Bagaimana tentang si kecil yusuf? Adaptasi 00:17:55 Eps 1.Tabel 37. Adaptasi adaptasi pada temuan penelitian di atas dibuktikan dengan diterjemahkannya kata الشسيف yang secara makna leksikal bermakna mulia. Adapun pada kasus ujaran ini pada konteks bahasa sumber menggunakan kata Asy-syarif ini sebagai pensifatan kepada Yusuf atau Shalahuddin anak Najmuddin Ayyub yang masih balita. Sebagai wujud pemuliaan kepadanya karena dia adalah anak dari Najmuddin Ayyub. Akan tetapi, penerjemah dalam hal ini melihat bahwa pemakaian kata Asy-syarif yang bermakna mulia kurang tepat dan berterima pada Bsa. Karena penggunaan kata Asy-syarif yang bermakna mulia biasa disematkan kepada orang-orang yang berkedudukan dan memiliki cukup umur. Oleh karena itu,penerjemah menggunakan diksi si kecil agar hasil terjemahan lebih mudah dipahami sesuai dengan konteks dan kebiasan pembaca bahasa sasaran. g. Lebih Mudah Dibaca dan Lebih Luwes Hasil terjemahan metode penerjemahan komunikatif lebih mudah dibaca, lebih luwes, sederhana dan lebih jelas dari Bsu.

33 66 No Data Contoh Kompensasi Bsu Transkripsi Bsa Waktu 1 بذا عل Ma>dza> ma ak? Ada apa? Kompensasi 00:03:14 Eps Kompensasi Hasil terjemahan pada temuan data penelitian di atas memiliki perbedaan yang signifikan dengan bahasa sumbernya. Data di atas berupa kalimat tanya yang apabila diterjemahkan secara harfiah yaitu kata tanya بذا yang bermakna apa, kata ع yang bermakna bersama dan kata ك ganti orang ke dua (Dhami>run muttashilun) yang bermakna kamu. Apabila diterjemahkan secara keseluruhan maka hasilnya adalah apa bersama kamu? Oleh karena hasil terjemahan terasa kaku, cenderung sulit dipahami dan kurang jelas maka penerjemah menggunakan teknik kompensasi yaitu dengan menerjemahkannya sesuai dengan gaya bahasa (Stilistik) bahasa sasaran. h. Terikat Pada Bahasa Sasaran Hasil terjemahan yang menggunakan metode ini memiliki ciri hasil terjemahannya harus terikat dengan Bsa, sehingga hasil terjemahannya harus mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca Bsa. Dalam terjemahan subtitle ini dibuktikan dengan digunakannya teknik amplifikasi, transposisi, modulasi dan reduksiyang menghasilkan terjemahan yang luwes, mudah dibaca dan sederhana bagi pembaca Bsa.

34 67 i. Hasil Terjemahan Tidak Harus Tepat Kata dan Tepat Gaya. Newmark menambahkan bahwa ciri ciri terjemahan yang menggunakan metode komunikatif adalah tidak menuntut ketepatan (kata dan gaya) dengan syarat pembaca dapat memperoleh pesan yang sama dari Bsu. Adapun ciri-ciri ini cenderung banyak ditemukan dengan bukti banyak digunakannya teknik transposisi, modulasi dan reduksi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh Kreasi Diskursif. No Bsu Transkripsi Bsa Waktu 13 نسحو هبب و ى عي ىره احلبىت Narchalu biha > wa hiya ala hadzihil cha>lah? Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini? Kreasi Diskursif 00:12:28 Eps Kreasi Diskursif Hasil terjemahan kalimat di atas dapat dikategorikan sebagai terjemahan bebas. Karena apabila kalimat Bsu diterjemahkan secara harfiah akan memiliki makna Kita pergi dengannya dan dia dalam keadaan ini. Namun, oleh penerjemah diubah dengan kalimat pertanyaan dengan menambah unsur kata tanya dan tanda tanya menjadi Apakah kita akan berangkat dalam kondisi seperti ini?. Meskipun demikian, Hasil terjemahan tetap dapat dipahami dengan baik oleh pembaca bahasa sasaran. Oleh karena itu, peneliti menilai terjemahan ini tidak terlalu terpaku pada gaya bahasa Bsu dan tidak terlalu mengacu ketepatan

35 68 kata Bsu. Sehingga terjemahan ini dapat dikategorikan sebagai terjemahan komunikatif karena memiliki karakteristik tidak tepat kata dan gaya.

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan pertukaran informasi. Akan tetapi, masih ada beberapa kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat. Banyak sarana dan media yang mendukung terjadinya proses komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan 282 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan menyajikan keseluruhan hasil penelitian ini, yakni maksim prinsip kerjasama (cooperative principles) dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dipaparkan tentang simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis data berupa majas ironi dan sarkasme dalam novel The Return of Sherlock Holmes dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dirasakannya melalui hasil karya tulisnya kepada para pembacanya. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu karya sastra. Dengan membaca karya sastra termasuk melakukan proses komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Pengarang komik ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan studi kasus terpancang. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Metode Terjemah Bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan Pada proses pembelajaran bahasa Arab di MAN 1

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Transkripsi. Teknik Waktu Eps (Data Bsu) (Data Bsa) ماذا معك 1. Hal nasiya assulthanu a izzahullahu?

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Transkripsi. Teknik Waktu Eps (Data Bsu) (Data Bsa) ماذا معك 1. Hal nasiya assulthanu a izzahullahu? LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Data Hasil Temuan Penelitian. Bahasa Arab Bahasa Indonesia No Transkripsi Teknik Waktu Eps (Data Bsu) (Data Bsa) ماذا معك 1 Ma>dza> ma ak? Ada apa? Padanan Lazim, 00:03:14 1 3 4 ىل

Lebih terperinci

BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN PIAGAM MADINAH. berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan dengan

BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN PIAGAM MADINAH. berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan dengan BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN PIAGAM MADINAH Di dalam dunia penerjemahan, pemakaian bahasa yang baik dan benar dimunculkan pada struktur gramatikal BSa yang serasi dan mengikuti kaidah bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

as-si>ratu an-nabawiyyatu Juz 2, karya Abu Muhammad Abdul Malik Ibn

as-si>ratu an-nabawiyyatu Juz 2, karya Abu Muhammad Abdul Malik Ibn 51 BAB II STRATEGI PENERJEMAHAN DALAM MENERJEMAHKAN TEKS PIAGAM MADINAH Penelitian ini mengambil objek material berupa teks asli PM dalam buku as-si>ratu an-nabawiyyatu Juz 2, karya Abu Muhammad Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki keterkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik itu berupa skripsi, tesis, maupun jurnal-jurnal ilmiah, ditemukan data-data yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan sesuatu maka pembelajaran berarti menunjuki seseorang tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan sesuatu maka pembelajaran berarti menunjuki seseorang tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Buku Hukum The Concept of Law karya H.L.A Hart dan terjemahannya Konsep Hukum merupakan buku teori hukum atau jurisprudence, bukan merupakan hukum secara praktek.

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN: Teori dan Praktik

PENERJEMAHAN: Teori dan Praktik PENERJEMAHAN: Teori dan Praktik 1 KONSEP MENERJEMAH ما ه الترجمة ه التعب ر عن معنى كالم ف لغة بكالم أخر من لغة أخرى مع الوفاء بجم ع معان ه ومقاصده Mengungkapkan makna tuturan dari suatu bahasa ke bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang ilmu dalam pengembangan sains dan teknologi yang mampu untuk menggiring kita berpikir sistematis, logis dan kritis, kreatif dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya pendidikan pada dasarnya karena kebutuhan manusia dalam memenuhi hajat hidup berupa menjauhkan diri dari sikap dan sifat bodoh, menambah wawasan hidup,

Lebih terperinci

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir. SYRIA: Tidak Untuk Invasi Asing di dunia Arab, Takutlah pada Allah wahai para pemimpin Arab! 12-09-2013-05:45 AM Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori, yang menjabarkan beberapa hal yang menjadi rujukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul Analisis BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penelitian ini adalah Yugasmara (2010) dalam tesisnya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini ada empat bagian yang akan dijelaskan. Pertama, konsep dasar yang meliputi teori penerjemahan dan bilingual.kedua, landasan teori yang berhubungan dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil

BAB V PENUTUP. menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil 138 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian penerjemahan qa>la ke dalam bahasa Inggris ini akhirnya dapat menjawab pertanyaan dalam rumusan-rumusan masalah terdahulu di 1.2. Hasil analisis menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY

ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY ANALISIS TERJEMAHAN EUFEMISME ORGAN DAN AKTIFITAS SEKSUAL DALAM NOVEL FIFTY SHADES OF GREY Desi Zauhana Arifin, Djatmika, Tri Wiratno Magister Linguistik Penerjemahan Program PASCASARJANA UNS dezauhana@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI. 1) Roswita Silalahi (2009) dalam disertasinya berjudul Dampak Teknik, Metode 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2. 1. 1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan mengenai terjemahan yang berkaitan dengan budaya telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan

Lebih terperinci

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah yang ada sekarang (google translate) sebagaimana yang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah yang ada sekarang (google translate) sebagaimana yang telah banyak digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju dengan perkembangan teknologi dan informasinya, kegiatan penerjemahan juga mulai ikut berkembang

Lebih terperinci

LAMPIRAN B. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saudara dan saudari yang budiman,

LAMPIRAN B. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saudara dan saudari yang budiman, LAMPIRAN B Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saudara dan saudari yang budiman, Soal selidik ini adalah salah satu instrumen dalam kajian lapangan di bawah tajuk Penguasaan Kata Kerja Al-Mabny

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

Jurnal CMES Volume VIII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2015 Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta

Jurnal CMES Volume VIII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2015 Program Studi Sastra Arab FIB UNS Surakarta TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN KALIMAT TANYA PADA SUBTITLE SERIAL TV SHALAHUDDIN ALAYYUBI VERSI MNCTV Ahmad Fauzan Shidiq fauzan21@gmail.com Abdul Malik Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor (1975) menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu: qualitative methodologies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru (musim semi), natsu (musim panas), aki (musim gugur), fuyu (musim dingin). Setiap musim mempunyai ciri

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) Mata Kuliah : Mengenal dasar-dasar bahasa Arab Kode Mata Kuliah : AR100 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 1 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan yang pada hakikatnya adalah membudayakan manusia. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual. Tinggi rendahnya perkembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة

تماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Selama ini dalam proses pembelajaran siswa kurang mendapat

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, penerjemah lebih banyak menggunakan metode penerjemahan sama makna dan bentuk dengan total 208 kalimat. Metode penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an menganjurkan manusia untuk beriman dan berilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al- Mujadalah ayat 11: ي أ ه ي اا ذ ل ي ن ا م ن و ا ا ذ اق

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Silalahi (2009) dalam disertasinya yang berjudul Dampak Teknik, Metode BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi dan jurnal penelitian, ditemukan penelitian yang menganalisis mengenai penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesalahan dalam pemilihan arti ketika menerjemahkan akan sangat fatal akibatnya pada level yang berbeda-beda. Peristiwa pengeboman Hiroshima pada tanggal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH Berdasarkan penjelasan yang terdapat

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS. Oleh TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN BUKU BIOLOGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL BILINGUAL: BAHASA INGGRIS INDONESIA TESIS Oleh NASIR BINTANG 127009030/LNG 117009008/LN TESIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah, baik yang formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam

1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam 1. Seberapa banyak penggunaan gaya bahasa iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 2. Seberapa banyak variasi iltifat, majaz dan kinayah dalam Alquran? 3. Bagaimana orisinalitas dan kreativitas gaya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat dalam menuntut ilmu, seperti semangatnya ketika sedang berperang. Dalam berperang umat Islam harus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1 SEKOLAH : SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang MATA PELAJARAN : Bahasa Arab KELAS / SEMESTER : VII / Gasal ALOKASI WAKTU : 2 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum atau lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks dalam satu bahasa, yang lazim disebut sebagai bahasa sumber (BSu), dan mengungkapkan pemahaman tentang bacaan tersebut ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

العنوان. العنوان Siswa dapat menjawab pertanyaan tentang

العنوان. العنوان Siswa dapat menjawab pertanyaan tentang KISI KISI PENULISAN ULANGAN KENAIKAN KELAS MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah Soal : 50 Butir (45 PG + 5 Esay) Kelas / Semester : VII / Genap Alokasi Waktu

Lebih terperinci

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I QS. AL-A RAF: 56-58 1. Membaca و ل ت ف س د و ف ألر ض ب ع د إ ص لح ه و د ع وه خ و ف و ط م ع إ ن ر ح ة لل و ق ر يب م ن ل م ح

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan ilmu, dan salah

Lebih terperinci

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim 8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU A. Analisis Pendapat Tokoh NU Sidoarjo Tentang Memproduksi Rambut Palsu Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka

Lebih terperinci

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini

Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini Mengeluh Dalam Bahasa Arab, kata keluhan dan aduan diungkap dengan Syakwa شكوى) ). Asal kata ini adalah FathAs y Syakwah yang berarti membuka bejana kecil. Yaitu, jika bejana kecil itu dibuka mulutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG

TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS IDAWATI SITUMORANG /LNG TEKNIK PENERJEMAHAN DAN TINGKAT KEWAJARAN TINDAK TUTUR KELUHAN DALAM FILM A MAN APART TAYANGAN TELEVISI DAN CD TESIS Oleh IDAWATI SITUMORANG 127009036/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II METODE TERJEMAH

BAB II METODE TERJEMAH BAB II METODE TERJEMAH 1. Pengertian Metode Terjemah Istilah metode secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu methodos yang berasal dari kata meta dan hodos, kata meta berarti cara atau melalui,

Lebih terperinci