KUESIONER RESPONDEN/PENGOLAH IJUK AREN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUESIONER RESPONDEN/PENGOLAH IJUK AREN"

Transkripsi

1 68 Lampiran 1. KUESIONER RESPONDEN/PENGOLAH IJUK AREN ANALISIS FINANSIAL DAN PEMASARAN PRODUK IJUK AREN DI DESA PELINTAHAN, KECAMATAN SEI RAMPAH, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel Waktu Tanggal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2 69 I. IdentitasResponden 1. Nama/Usia : 2. Jenis Kelamin : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaanutama : 6. Pekerjaansampingan : 7. Jumlahanggotakeluarga : II. Data Umum Usaha yang Dikelola 1. Berapa lama usaha ini berdiri? Produk apa saja yang dihasilkan dari usaha pengolahan ijuk? Berapakah produksi produk ijuk dalam satu kali produksi? Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam satu kali produksi? 5. Berapa kalikah Bapak/Ibu memproduksi produk ijuk dalam 1 bulan? Bagaimanakah proses pengolahan ijuk aren menjadi produk ijuk? Faktor Input Produksi 1. Darimanakah bahan baku ijuk aren diperoleh? Berapakah harga ijuk aren sebagai bahan baku? Berapa banyakkah ijuk aren yang dibutuhkan dalam satu kali produksi? Apakah ada bahan tambahan yang dibutuhkan untuk mengolah ijuk menjadi produk-produk ijuk? a. Ada b. Tidak 5. Jika ada, bahan pendukung apa sajakah yang dibutuhkan dalam memproduksi produk ijuk? Berapa banyakkah jumlah bahan pendukung yang diperlukan dalam sekali produksi? Berapakah harga yang dikeluarkan dalam setiap pembelian bahan pendukung tersebut?...

3 70 8. Alat-alat apa sajakah yang dibutuhkan dalam memproduksi produk ijuk? Berapakah jumlah karyawan yang bekerja di usaha ini? Apakah ada pembagian bidang pekerjaan bagi karyawan? a. Ada b. Tidak 11. Jika ada, apa saja bidang pekerjaan tersebut dan berapa jumlah karyawan pada masing-masing bidang? Pada masing-masing bidang pekerjaan, berapa jumlah produksi rata-rata perhari yang mampu dihasilkan pekerja? Berapa lama waktu yang efisien untuk memproduksinya? Berapakah gaji karyawan per orangnya?... Rincian biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi sapu dan sikat ijuk Faktor Produksi Jumlah Biaya (Rp) Bahan baku ijuk aren Bahan pendukung Peralatan Karyawan Transportasi III. Penjualan 1. Berapakah harga jual per satu unit sapu dan sikat ijuk yang Bapak/Ibu jual? Bagaimana sistem penjualan sapu dan sikat ijuk dilakukan? Tempat jual : a. Rumah b. Pasar c. Koperasi Asal Pembeli : a. Satu desa c. Satu kabupaten b. Satu kecamatan d. Luar kabupaten Bentuk jenis transaksi : a. Uang muka b. Tunai c. Kredit Status pembeli : a. Konsumen langsung b. Pedagang IV. Penghasilan dan Keuntungan 1. Berapa penghasilan perbulan yang Anda terima dari Usaha ini?

4 Berapa keuntungan bersih yang Anda terima?... V. Permasalahan dan Penyelesaiannya 1. Apa yang menjadi kendala dalam memproduksi sapu dan sikat ijuk? 2. Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan diatas? IV. Pengeluaran Rumah Tangga A. Jenis pengeluaran Makanan dan Minuman Jumlah Pengeluaran dalam seminggu ( Rp) 1. Beras 2. Umbi-umbian 3. Lauk-Pauk (Daging, telur, sayuran, dll) 4. Buah-buahan 5. Minyak 6. Bahan minuman 7. Bumbu-bumbuan 8. Konsumsi lainnya, misal Jajanan, rokok, dll B. Jenis Pengeluaran Non-makanan Dalam sebulan yang lalu (Rp) Dalam setahun yang lalu (Rp) 1. Sandang (Pakaian, sepatu, dll) 2. Perumahan 3. Pendidikan (seperti SPP anak, Buku, dan biaya sekolah lainnya 4. Kesehatan (seperti biaya berobat, vitamin) 5. Lainnya (sabun, pajak, pajak, televisi, dll) (Isilah pengeluaran untuk sebulan lalu dan setahun lalu, jika pengeluaran hanya terdapat setahun lalu maka diisi kolom setahun lalu saja)

5 73 C. Pengeluaran Lainnya Jenis Pengeluaran 1. Transfer uang 2. Membayar Hutang 3. Lainnya (arisan, meminjamkan uang, dll) 4. Tabungan/ Simpanan Sebulan yang lalu (Rp) Setahun yang lalu (Rp) V. Catatan

6 74 Lampiran 2. KUESIONER RESPONDEN/PENJUAL PRODUK IJUK ANALISIS FINANSIAL DAN PEMASARAN PRODUK IJUK AREN DI DESA PELINTAHAN, KECAMATAN SEI RAMPAH, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel Waktu Tanggal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

7 75 I. IdentitasResponden 1. Nama/Usia : 2. JenisKelamin : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaanutama : 6. Pekerjaansampingan : 7. Jumlahanggotakeluarga : II. Data Umum Usaha yang Dikelola 1. Berapa lama usaha yang Bapak/Ibu miliki? Produk apa sajakah yang Bapak/Ibu jual? Apakah Bapak/Ibu menjual sapu dan sikat ijuk? a. Ya b. Tidak 4. Jika Iya, darimanakah asal produk sapu dan sikat ijuk yang Bapak/Ibu jual? Faktor Input Penjualan 1. Berapakah harga sapu dan sikat ijuk per unit yang Bapak/Ibu beli? Berapa banyakkah sapu dan sikat ijuk yang dibutuhkan dalam satu kali penjualan? Bahan pendukung apa sajakah yang dibutuhkan dalam menjual sapu dan sikat ijuk? 4. Berapa banyakkah jumlah bahan pendukung yang diperlukan dalam sekali penjualan? Berapakah harga yang dikeluarkan dalam setiap pembelian bahan pendukung tersebut? Alat-alat apa sajakah yang dibutuhkan dalam menjual sapu dan sikat ijuk? Berapakah jumlah karyawan dalam menjual sapu dan sikat ijuk? Berapakah gaji karyawan per orangnya? Rincian biaya yang dikeluarkan dalam menjualsapu dan sikat ijuk

8 76 Faktor Penjualan Jumlah Biaya (Rp) Bahan baku sapu dan sikat ijuk Bahan pendukung Peralatan Pengemasan Karyawan Transportasi III. Penjualan 1. Berapakah harga jual per satu unit sapu dan sikat ijuk yang Bapak/Ibu jual? Berapakah jumlah penjualan sapu dan sikat ijuk yang laku terjual setiap harinya? 3. Bagaimana sistem penjualan sapu dan sikat ijuk dilakukan? Tempat jual : a. Rumah b. Pasar c. Koperasi Asal Pembeli : a. Satu desa c. Satu kabupaten b. Satu kecamatan d. Luar kabupaten Bentuk jenis transaksi : a. Uang muka b. Tunai c. Kredit Status pembeli : a. Konsumen langsung b. Pedagang IV. Permasalahan dan Penyelesaiannya 1. Apa yang menjadi kendala dalam penjualansapu dan sikat ijuk? 2. Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan diatas?

9 77 V. Pengeluaran Rumah Tangga A. Jenis pengeluaran Makanan dan Minuman Jumlah Pengeluaran dalam seminggu ( Rp) 1. Beras 2. Umbi-umbian 3. Lauk-Pauk (Daging, telur, sayuran, dll) 4. Buah-buahan 5. Minyak 6. Bahan minuman 7. Bumbu-bumbuan 8. Konsumsi lainnya, misal Jajanan, rokok, dll B. Jenis Pengeluaran Non-makanan Dalam sebulan yang lalu (Rp) Dalam setahun yang lalu (Rp) 1. Sandang (Pakaian, sepatu, dll) 2. Perumahan 3. Pendidikan (seperti SPP anak, Buku, dan biaya sekolah lainnya 4. Kesehatan (seperti biaya berobat, vitamin) 5. Lainnya (sabun, pajak, pajak, televisi, dll) (Isilah pengeluaran untuk sebulan lalu dan setahun lalu, jika pengeluaran hanya terdapat setahun lalu maka diisi kolom setahun lalu saja) C. Pengeluaran Lainnya Jenis Pengeluaran 1. Transfer uang 2. Membayar Hutang 3. Lainnya (arisan, meminjamkan uang, dll) 4. Tabungan/ Simpanan Sebulan yang lalu (Rp) Setahun yang lalu (Rp) VI. Catatan

10 78 Lampiran 3. KUESIONER RESPONDEN/PENGUMPUL/DISTRIBUTOR PRODUK IJUK ANALISIS FINANSIAL DAN PEMASARAN PRODUK IJUK AREN DI DESA PELINTAHAN, KECAMATAN SEI RAMPAH, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel Waktu Tanggal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

11 79 I. IdentitasResponden 8. Nama/Usia : 9. Jenis Kelamin : 10. Suku : 11. Pendidikan : 12. Pekerjaanutama : 13. Pekerjaansampingan : 14. Jumlahanggotakeluarga : II. Data Umum Usaha yang Dikelola 3. Berapa lama bapak menajdi agen pemasaran? Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam satu kali pemasaran?... III. Faktor Input Pemasaran 15. Berasal dari mana produk ijuk yang dipasarkan? Berapa harga produk ijuk yang akan dipasarkan? Berapa banyakkah produk ijuk yang dipasarkan dalam satu kali pemasaran? Apakah ada bahan tambahan yang dibutuhkan dalam memasarkan produk ijuk b. Ada b. Tidak 19. Jika ada, bahan pendukung apa sajakah yang dibutuhkan? Berapa banyakkah jumlah bahan pendukung yang diperlukan dalam sekali pemasaran? Berapakah harga yang dikeluarkan dalam setiap pembelian bahan pendukung tersebut? Alat-alat apa sajakah yang dibutuhkan dalam memasarkan? Berapakah jumlah karyawan dalam memasarkan? Berapa lama waktu yang efisien untuk memasarkan? Berapakah gaji karyawan per orangnya?...

12 80 IV. Penjualan 1. Berapakah harga jual per satu unit sapu dan sikat ijukyang bapak/ibu pasarkan?. 2. Bagaimana sistem penjualan sapu dan sikat ijuk dilakukan?... Tempat jual : a. Rumah b. Pasar c. Koperasi Asal Pembeli : a. Satu desa c. Satu kabupaten b. Satu kecamatan d. Luar kabupaten Bentuk jenis transaksi : a. Uang muka b. Tunai c. Kredit Status pembeli : a. Konsumen langsung b. Pedagang V. Penghasilan dan Keuntungan 3. Berapa penghasilan perbulan yang Anda terima dari Usaha ini? Berapa keuntungan bersih yang Anda terima?... VI. Permasalahan dan Penyelesaiannya 5. Apa yang menjadi kendala dalam memasarkan sapu dan sikat ijuk? 6. Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan diatas? VII. Pengeluaran Rumah Tangga A. Jenis pengeluaran Makanan dan Minuman Jumlah Pengeluaran dalam seminggu ( Rp) 1. Beras 2. Umbi-umbian 3. Lauk-Pauk (Daging, telur, sayuran, dll) 4. Buah-buahan 5. Minyak 6. Bahan minuman 7. Bumbu-bumbuan 8. Konsumsi lainnya, misal Jajanan, rokok, dll

13 82 B. Jenis Pengeluaran Non-makanan Dalam sebulan yang lalu (Rp) Dalam setahun yang lalu (Rp) 1. Sandang (Pakaian, sepatu, dll) 2. Perumahan 3. Pendidikan (seperti SPP anak, Buku, dan biaya sekolah lainnya 4. Kesehatan (seperti biaya berobat, vitamin) 5. Lainnya (sabun, pajak, pajak, televisi, dll) (Isilah pengeluaran untuk sebulan lalu dan setahun lalu, jika pengeluaran hanya terdapat setahun lalu maka diisi kolom setahun lalu saja) C. Pengeluaran Lainnya Jenis Pengeluaran 1. Transfer uang 2. Membayar Hutang 3. Lainnya (arisan, meminjamkan uang, dll) 4. Tabungan/ Simpanan Sebulan yang lalu (Rp) Setahun yang lalu (Rp) VIII. Catatan......

14 83 Lampiran 4. Analisis biaya produksi sapu ijuk dalam sekali produksi (1 hari) di Desa Pelintahan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Biaya Tetap Jenis Pemakaian Harga satuan Peralatan (Rp) Jumlah Mesin 1buah grendel Parang 1 buah Jarum 2 buah Palu 2 buah Total Biaya Variabel Ijuk Aren 36 kg Tapak sapu 360 buah Tali nilon 6 ons Tali plastik 1,2 gulung Plastik pembungkus 18 bal Batang sudah berpolis 360 btg Topi gantungan 360 buah Paku 6 kg Upah tenaga kerja 6 orang Total Total keseluruhan Lampiran 5. Perhitungan analisis biaya dan pendapatan, R/C ratio, break event point (BEP) dan payback period pada pembuatan sapu ijuk a. Analisis Biaya dan Pendapatan TC = TFC + TVC = Rp Rp = Rp ,11 TR = P x Q = Rp5.530 X 360 = Rp ,00 I = TR TC = Rp ,00 Rp ,11 = Rp ,11

15 84 b. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) R/C = TR TC = Rp ,00 Rp ,11 = 1,15 c. Pendekatan Break Event Point (BEP) Biaya Total BEP Q = Harga Produksi =Rp ,11 =Rp =314 BEP (Rp) = Biaya Total Total Produksi =Rp ,11 =Rp. 360 =Rp. 4668,07 d. Payback Period Payback Period = Investasi x 1 tahun Net Benefit = Rp ,00 x 1 kali produksi Rp ,11 = 11,99 = 12 kali produksi

16 85 Lampiran 6. Analisis biaya produksi sikat ijuk dalam sekali produksi (1 hari) di Desa Pelintahan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Biaya Tetap Pemakaian Harga Beli Jumlah Jenis Peralatan (Rp) Pusingan dan 1 buah bais Mesin gunting 1 buah Sikat kawat 1 buah Alat potong 1 buah Tang 1 buah Total Biaya Variabel Harga satuan Jumlah Jenis Pemakaian (Rp) (Rp) Ijuk Aren 26.4 kg Kawat 8.8 kg Gaji karyawan 2 orang membuat ijuk kasar/kg 18,48 kg orang memotong dan memusing/bua h 660/buah orang menggunting dan merapikan/bua h 660/buah Total Total keseluruhan ,9 Lampiran 7. Perhitungan analisis biaya dan pendapatan, R/C ratio, break event point (BEP) dan payback period pada pembuatan sikat ijuk a. Analisis Biaya dan Pendapatan TC = TFC + TVC = Rp ,89+ Rp ,00 = Rp ,9 TR = P x Q = Rp1.500 X 660 = Rp ,00 I = TR TC = Rp ,00 Rp ,9

17 86 = Rp ,1 b. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) R/C = TR TC = Rp ,00 Rp ,9 = 2,05 c. Pendekatan Break Event Point (BEP) Biaya Total BEP Q = Harga Produksi =Rp ,9 =Rp = 321,20 Biaya Total BEP (Rp) = Total Produksi =Rp ,11 = 660 =Rp. 729,99 d. Payback Period Payback Period = Investasi x 1 tahun Net Benefit = Rp ,00x 1 kali produksi Rp ,1 = 4,33 = 4 kali produk.

18 87 Lampiran 8. Rekapitulasi Biaya Tataniaga Sapu dan Sikat Ijuk Pada Saluran I Pelaku Pasar Jenis Biaya Harga per unit Harga per unit Tataniaga sapu(rp) sikat (Rp) Agen besar Tenaga kerja 87,5 70 Pengolah Tenaga kerja Agen besar Transportasi 416,67 416,67 Tenaga kerja 175,00 70 Total 591, Pedagang Bahan pendukung Tali 13,33 13,33 Paku /kawat 4, ,96 53,33 Konsumen Total 794,13 689,33 Lampiran 9. Rekapitulasi Biaya Tataniaga Sapu dan Sikat Ijuk Pada Saluran II Pelaku Pasar Jenis Biaya Harga per unit Harga per unit Tataniaga sapu(rp) sikat (Rp) Agen besar Tenaga kerja 87,5 70 Pengolah Tenaga kerja Agen kecil Transportasi Pedagang Bahan pendukung Tali 13,33 13,33 Paku /kawat 4, ,96 53,33 Konsumen Total 252,46 253,33 Lampiran 10. Rekapitulasi Biaya Tataniaga Sapu dan Sikat Ijuk Pada Saluran III Pelaku Pasar Jenis Biaya Harga per unit Harga per unit Tataniaga sapu(rp) sikat (Rp) Agen besar Tenaga kerja 87,5 70 Pengolah Tenaga kerja Pedagang Bahan pendukung Tali 13,33 13,33 Paku /kawat 4, ,96 53,33 Konsumen Total 202,46 203,33

KUESIONER PETANI PAKKAT

KUESIONER PETANI PAKKAT 50 KUESIONER PETANI PAKKAT ANALISIS FINANSIAL DAN PEMASARAN ROTAN SEEL (Daemonorops melanochaetes Bl.) DI KECAMATAN SIMANGAMBAT KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA Kecamatan Kabupaten Provinsi No. Urut Sampel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen 58 Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen No Biaya Item 1. Biaya Tetap - Ongkos transportasi PP (Bireuen-Medan) - Biaya akomodasi Harga

Lebih terperinci

LEMBAR KUISIONER RESPONDEN. PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi No urut responden Tanggal JURUSAN KEHUTANAN MANAJEMEN HUTAN

LEMBAR KUISIONER RESPONDEN. PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi No urut responden Tanggal JURUSAN KEHUTANAN MANAJEMEN HUTAN LAMPIRAN 1 LEMBAR KUISIONER RESPONDEN PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi No urut responden Tanggal JURUSAN KEHUTANAN MANAJEMEN HUTAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Identitas Responden

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi Kayu/Singkong yang juga disebut Kaspe, dalam bahasa latin disebut Manihot Esculenta Crantz merupakan tanaman yang banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 2. Analisis Biaya Produksi Nipah Menjadi Agar-agar dalam Satu Kali Produks i di Kawasan Paluh Merbau, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. No Biaya Item Harga Satuan (Rp)

Lebih terperinci

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan Petani Kelapa Pengumpul/ AgenKelapa Pelaku Pengolah Kopra Pelaku Pengolah Kopra+Arang Pelaku

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUISIONER INSTRUMEN PENELITIAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS KELAYAKAN BERBAGAI JENIS PRODUK KERAJINAN ROTAN DI CV HARAMAS PENELITI :

Lampiran 1 KUISIONER INSTRUMEN PENELITIAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS KELAYAKAN BERBAGAI JENIS PRODUK KERAJINAN ROTAN DI CV HARAMAS PENELITI : Lampiran 1 KUISIONER INSTRUMEN PENELITIAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS KELAYAKAN BERBAGAI JENIS PRODUK KERAJINAN ROTAN DI CV HARAMAS PENELITI : Nama : Tiwa Solida Sigalingging NIM : 071201004 Program Studi

Lebih terperinci

tempat sebelumnya anda bekerja? Apabila ada apa saja?

tempat sebelumnya anda bekerja? Apabila ada apa saja? PANDUAN WAWANCARA 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Terakhir : 5. Alamat Rumah : 6. Agama : 7. Suku : 8. Jabatan : 9. Jumlah Anggota Keluarga : A. Data Dasar 1. Sebelum anda di PHK,

Lebih terperinci

Kampus USU Medan Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara, Jl. Karya Bhakti No. 34 Pangkalan Masyhur.

Kampus USU Medan Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara, Jl. Karya Bhakti No. 34 Pangkalan Masyhur. Analisis Finansial dan Pemasaran Buah Aren (Arenga pinnata) di Desa Simantin, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun (Financial Analysis and Marketing of Sugar Palm (Arenga pinnata) Fruit at

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau gejala-gejala

Lebih terperinci

skripsi dengan judul Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi

skripsi dengan judul Pengaruh Program Pertanian Organik terhadap Sosial Ekonomi Kuesioner Penelitian No. Responden : Dengan Hormat, Saya yang bernama David Frans Siregar, Mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU sedang mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin JSAI Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Sabaruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL PERBANDINGAN USAHA HUTAN RAKYAT MONOKULTUR DENGAN USAHA HUTAN RAKYAT CAMPURAN (Studi Kasus di Desa Jaharun, Kecamatan Galang, Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti 11 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT Karina Shafira*), Lily Fauzia **), Iskandarini ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA Data pola konsumsi rumah tangga miskin didapatkan dari data pengeluaran Susenas Panel Modul Konsumsi yang terdiri atas dua kelompok, yaitu data pengeluaran

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa Baru, Kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang. Lokasi ini dipilih secara

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.

3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi. 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sukabumi pada UPI yang bergerak dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. UPI ini berlokasi di kabupaten Sukabumi, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR Ike Metasari 1), Sunaryo Hadi Warsito 2), Iwan Sahrial Hamid 3) Mahasiswa 1), Departemen Peternakan 2), Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK Jurnal S. Pertanian 1 (2) : 125 133 (2017) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) Indah Lestari 1, Elfiana 2,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang yang mengetahuinya kalau serat ini sangatlah istimewa dibanding dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

Kampus USU Medan 20155

Kampus USU Medan 20155 Analisis Finansial dan Pemasaran Pakkat dari Rotan Seel (Daemonorops melanochaetes Bl.) di Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara (Financial Analysis and Marketing of Pakkat from Seel Rattan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN. Lampiran 1

KUESIONER RESPONDEN. Lampiran 1 Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN KAJIAN POTENSI, KONTRIBUSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AREN (Arenga pinnata) (Studi Kasus : Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang) Dusun Desa Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU Dusun PENGENALAN TEMPAT Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Alasan utamanya adalah hotel tidak hanya untuk layanan penginapan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Alasan utamanya adalah hotel tidak hanya untuk layanan penginapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan restoran saat ini telah merambah di industri perhotelan Indonesia. Alasan utamanya adalah hotel tidak hanya untuk layanan penginapan saja melainkan berkembang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel PENGENALAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai) Roni Johannes Sinaga *), Dr. Ir. Salmiah, MS **), Ir. M. Jufri,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian 27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini didahului dengan penelitian awal dan survei lapangan di PPN Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat pada awal bulan Maret 2012. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan suber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR TABEL...x. DAFTAR GAMBAR...xii. 1.1 Latar belakang masalah...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR TABEL...x. DAFTAR GAMBAR...xii. 1.1 Latar belakang masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...1 1.2 Identifikasi masalah...13 1.3 Tujuan penelitian...14

Lebih terperinci

Atau perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dilakukan dengan rumus sebagai berikut: BEP = Biaya Total Total Produksi

Atau perhitungan BEP atas dasar unit rupiah dilakukan dengan rumus sebagai berikut: BEP = Biaya Total Total Produksi Analisis Finansial dan Pemasaran Keranjang Bambu di Desa Sigodang, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun (Financial and Marketing Analysis of Bamboo Basket in Sigodang Village, Sub District of Panei, Simalungun

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA 36 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Sukiman 1), Dumasari 2), dan Sulistyani Budiningsih 2) 1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Lebih terperinci

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya

Lebih terperinci

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA

PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA Judul PERHITUNGAN LABA/RUGI SUATU USAHA Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Eko.I.04 Penulis: Nurmawan, S.Pd Penyunting Materi: Dra. Endang Sri Rahayu Penyunting Media: Sandjaja Siswosoemarto,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

KOTA METRO BULAN DESEMBER 2016 INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN

KOTA METRO BULAN DESEMBER 2016 INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN p BPS KOTA METRO KOTA METRO BULAN DESEMBER 2016 INFLASI SEBESAR 0,13 PERSEN No. 12/03/1872/Th.XVI, 3 Januari 2017 Bulan Desember 2016, memasuki bulan terakhir di tahun 2016, Kota Metro mengalami inflasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan Petani Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun, penentuan Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai

Lebih terperinci

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya I. PENJELASAN UMUM Perencanaan yang akurat sangat diperlukan Pemerintah Daerah untuk bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya pergeseran perencanaan pembangunan ke Pemerintah Daerah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

I. FAKTOR INTERNAL RESPONDEN

I. FAKTOR INTERNAL RESPONDEN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Perkenankan kami mengajukan beberapa pertanyaann di bawah ini sebagai bahan untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 prevalensi merokok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya sudah merupakan kebiasaan. Prevalensi konsumsi rokok cenderung meningkat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016

FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 FORMAT LAPORAN & FORM SURVEY USAHA PRAKTIKUM MK. SKUP 2016 COVER ANALISIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA + (Tuliskan nama usaha yang di survey) BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3.

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL Hadi Paramu FEB UNEJ APA ASPEK KEUANGAN DALAM BISNIS? Ada dua kegiatan penting dalam pengelo-laan keuangan bisnis: Penggalian dana: darimana dana bisnis diperoleh dari

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG (PROFITABILITY ANALISYS OF SOYBEANS PROSSESING IN HOUSEHOLD INDUSTRY OF TASIK GARUT IN LEBONG DISTRICT) Reswita

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara) Ismael Limbong*), Mozart B Darus**), Emalisa**) *) Alumni

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kebutuhan pokok /utama manusia pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kebutuhan pokok /utama manusia pada umumnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan keluarga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam sebuah rumah tangga agar keluarga dapat mejalani kehidupan dengan baik. Dalam kelangsungan hidup manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pisang Pisang (Musa paradiciaca. L) merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. Pemintaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN I. Pertanyaan Profil Industri Tahu 1. Sumber Daya Manusia A. Pengusaha 1). Identitas a. Nama :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Desa Pertambatan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Desa Pertambatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu penelitian Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Desa Pertambatan kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Desa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN NILAI EKONOMIS PRODUKSI KRIPIK SINGKONG PETANI SINGKONG GAJAH KECAMATAN RANTAU PULUNG KUTAI TIMUR

ANALISIS BIAYA DAN NILAI EKONOMIS PRODUKSI KRIPIK SINGKONG PETANI SINGKONG GAJAH KECAMATAN RANTAU PULUNG KUTAI TIMUR ANALISIS BIAYA DAN NILAI EKONOMIS PRODUKSI KRIPIK SINGKONG PETANI SINGKONG GAJAH KECAMATAN RANTAU PULUNG KUTAI TIMUR Aris Tri Cahyono 1), Dyah Permana 2) 1), 2) Program Studi D3 Akuntansi Jurusan Akuntansi,

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah

BAB I PENDAHULUAN. manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh setiap manusia selain kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan papan yaitu rumah (tempat tinggal),

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 500-504, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Analysis of Revenue and Feasibility

Lebih terperinci

INFLASI KOTA BALIKPAPAN BULAN MEI 2015

INFLASI KOTA BALIKPAPAN BULAN MEI 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BALIKPAPAN No. 01/06/Th. IX; 1 Juni 2015 INFLASI KOTA BALIKPAPAN BULAN MEI 2015 Kota Balikpapan pada bulan Mei 2015 mengalami inflasi sebesar 0,75 persen. Kelompok komoditi pengeluaran

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci