Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT"

Transkripsi

1 Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL PERBANDINGAN USAHA HUTAN RAKYAT MONOKULTUR DENGAN USAHA HUTAN RAKYAT CAMPURAN (Studi Kasus di Desa Jaharun, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang) PENGENALAN TEMPAT Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS Enumerator Tanggal PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

2 I. Identitas responden 1. Nama/usia : 2. Jenis kelamin : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan utama : 6. Pekerjaan sampingan : 7. Jumlah anggota keluarga : II. Data umum hutan rakyat yang dikelola 1. Berapa luas total lahan yang bapak miliki?... Ha 2. Berapa luas lahan yang digunakan untuk hutan rakyat?... Ha 3. Penggunaan lahan yang lain: Penggunaan lahan Luas Penggunaan lahan Luas Perumahan Sawah Ladang Perkebunan Kosong Lainnya 4. Status lahan yang digunakan untuk hutan rakyat a Lahan milik/pribadi b. Lahan sewa c. Lahan adat/marga d. Lainnya 5. Apakah semua lahan yang bapak milik saudara bersertifikat? a. Ya b. Tidak

3 6. Jika tidak bersertifikat, apa alasannya Jika tidak bersertifikat, apa bentuk bukti kepemilikan lahannya? 8. Sejak kapan hutan rakyat yang bapak miliki dikembangkan (ditanam pertama kali) Alasan mengembangkan hutan rakyat Alasan Urutan Alasan Urutan alasan alasan Lahan milik sendiri Supaya lahan subur/hijau lagi Pasti akan memanen Supaya tidak terjadi hasilnya longsor Lahan masih luas... Supaya lahan tidak... diambil orang 10. Jenis tanaman yang dikembangkan di hutan rakyat Tanaman banyaknya Tahun Tanaman banyaknya Tahun kehutanan tanam pertanian tanam atau perkebunan 11. Jarak hutan rakyat dari tempat tinggal (rumah) bapak...

4 12. Akses jalan ke hutan rakyat Alat angkut yang biasa digunakan untuk pergi ke hutan rakyat... III. Kegiatan Silvikultur A. Persiapan lahan 1. Berapa lama waktu untuk mempersiapkan lahan? a. 1 bulan sebelum penanaman b. 2 Bulan Sebelum penanaman c. Lainnya Berapa orang tenaga kerja yang dibutuhkan?... orang 3. Apa jenis kegiatan dalam persiapan lahan dan berapa biayanya? Kegiatan Biaya (Rp) Kegiatan Biaya (Rp) 4. Apa saja alat yang dibutuhkan dalam persiapan lahan? Adakah aturan tradisional (adat) dalam persiapan lahan a. Ya b. Tidak 6. Jika ya, tolong jelaskan... B. Penanaman 1. Jenis pohon apa saja yang ditanam di lahan hutan rakyat: Jenis pohon Banyaknya (btg) Jenis pohon Banyaknya (btg) 2. Mengapa saudara memilih menanam jenis pohon tersebut? a. Karena cukup menambah penghasilan, jelaskan...

5 b. Karena bisa menjadi pelindung dari angin, jelaskan... c. Sebagai batas lahan, jelaskan... d. Guna perbaikan dan perlindungan lahan, jelaskan... e. Karena alasan adat/budaya, jelaskan... f. lainnya. 3. Dari mana bibit pohon diperoleh? a. Membibitkan sendiri b. Membeli c. Bantuan pemerintah d. Lainnya. 4. Berapa jarak tanam pohon yang ditanam? Apa jenis kegiatan dalam penanaman lahan dan berapa biayanya? Kegiatan Biaya (Rp) Kegiatan Biaya (Rp) C. Pemeliharaan 1. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pemeliharaan hutan rakyat dan berapa biayanya? Kegiatan Biaya (Rp) Kegiatan Biaya (Rp) 2. Berapa kali dilakukan penyiangan dalam 1 tahun? a. 1 kali b. 2 kali c. Lainnya Berapa kali tanaman dipupuk dalam setahun? a. 1 kali b. 2 kali c. Lainnya...

6 4. Coba bapak sebutkan hama dan penyakit yang menyerang tanaman Bagian mana saja tanaman yang diserang? a. Perakaran, batang, daun b. Perakaran, cabang, ranting c. Lainnya. 6. Bagaimana cara memberantas hama dan penyakit dilakukan? a. Menyemprot pestisida, fungisida, insectisida b. Melakukan pemusnahan pada tanamanan yang terkena penyakit c. Lainnya Coba jelaskan dampak kerugian yang diakibatkan hama dan penyakit? Selain hama dan penyakit, apa saja yang lain yang menjadi ancaman tanaman? a. Penggembalaan liar, kebakaran, angin keras b. Pencurian, tanah longsor, banjir c. Lainnya Coba jelaskan dampak kerugian yang disebabkan oleh beberapa ancaman diatas 10. Bagaimana cara penanggulangan ancaman tersebut? Apakah ada perlakukan khusus dalam pemeliharanan tanaman? Jika ada tolong jelaskan... D. Produksi dan Pemanenan. 1. Tujuan produksi utama dari tanaman hutan rakyat yang dianam? a. Kayu pertukangan b. Kayu bakar c. Getah d. Buah e. Lainnya f. Gabungan...

7 2. Pemungutan produksi hasil hutan dari hutan rakyat Jenis Produksi Hasil Hutan dari Hutan Rakyat yang Dipungut Rincian Selama Satu Tahun Usia panen Frekuensi panen Satuan produksi Banyaknya produksi Dikonsumsi Dijual Harga/satuan produksi Nilai Produksi Total 3. Kegiatan pemungutan produksi hasil hutan dari hutan rakyat dan biayanya Jenis Produksi Hasil Hutan dari Hutan Rakyat yang Dipungut Rincian biaya (Rp) Selama Satu Tahun Biaya pemanenan Upah pekerja Biaya pemasaran Biaya lainnya Total Biaya

8 4. Pemungutan produksi pertanian/perkebunan dari hutan rakyat Jenis Produksi Pertanian/Perkebunan dari Hutan Rakyat yang Rincian Dipungut Selama Satu Tahun Usia panen Frekuensi panen Satuan produksi Banyaknya produksi Dikonsumsi Dijual Harga/satuan produksi 5. Pemungutan produksi pertanian/perkebunan dari hutan rakyat Jenis Produksi Pertanian/Perkebunan dari Hutan Rakyat yang Rincian biaya (Rp) Dipungut Selama Satu Tahun Biaya pemanenan Upah pekerja Biaya pemasaran Biaya lainnya Total Biaya 6. Bagaimana perubahan produksi utaman dari hutan rakyat selama tiga tahun terkahir a. Menurun, jelaskan mengapa...

9 b. Sama saja, jelaskan mengapa... c. Meningkat, jelaskan mengapa Jika terjadi penurunan produksi, tindakan apa yang dilakukan agar produksi meningkat kembali, jelaskan Bagaimana sistem pemanenan hasil hutan kayu (pohon) dari hutan rakyat dilakukan? a. Sistem tebang habis b. Sistem tebang pilih c. lainnya. 9. Bagaimana sistem pemanenan hasil hutan lainnya a. buah... b. getah... c. lainnya Adakah peraturan/kebijakan pemerintah (setempat) dalam pengembangan hutan rakyat (seperti IPKTM = Ijin Pemanfaatan Kayu pada Tanah Milik)? a. Ya b. Tidak 11. Siapa yang mengeluarkan ijin tersebut? Apakah Saudara punya izin tersebut? a. Tidak b. Ya 13. Jika Tidak, mengapa? Jika Ya, mengapa Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam pembuatan izin tersebut, jelaskan 16. Apakah harus membayar dalam mendapatkan ijin tersebut a. Ya b. Tidak 17. Jika ya, berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan ijin tersebut? Rp Apakah ada aturan adat dalam pemanfaatan produksi hasil dari hutan rakyat a. Ya b. Tidak 19. Jika ya, apakah peraturan tersebut masih dipatuhi, jelaskan?...

10 20. Bagaimana isi peraturan tersebut? IV. Kelompok Tani Hutan (KTH) 1. Apakah ada KTH di desa ini? 2. Apakah bapak menjadi anggota KTH tersebut Ya, jelaskan... Tidak, jelaskan Kapan KTH tersebut dibentuk 4. Apakah KTH tersebut masih berfungsi? Ya, jelaskan... Tidak, jelaskan Apakah KTH mempunyai rencana pengelolaan hutan rakyat Ya, jelaskan Tidak, jelaskan... V. Permasalahan dan Penyelesaiannya 1. Apa yang menjadi kendala dalam pengelolaan hutan rakyat, jelaskan? Apa solusi yang dilakukan dari permasalahan di atas, jelaskan?...

11

12 Lampiran 2. Analisis biaya usaha hutan rakyat monokultur tanaman H. braziliensis No Uraian Jumlah Harga satuan (x Rp 1.000) Tahun ke (x Rp ) BENEFIT 1 Panen getah karet (HHNK) Kg Panen kayu H. braziliensis 565 Btg TOTAL BIAYA/COST 3 Sewa lahan 0.5 Ha Bibit H. braziliensis 600 Btg Peralatan Cangkul 7 Buah Parang 5 Buah Alat sadap 10 Buah Pupuk, herbisida dan pestisida Kandang 570 Kg Urea 100 Kg Roundup 2 Btl Dolomit 4 Btl Pestisida 2 Btl Persiapan lahan 40 HOK Penanaman 25 HOK Pemeliharaan Penyiangan 7 HOK

13 Pemupukan 2 HOK Pengendalian hama dan penyakit 2 HOK Pemanenan 96 HOK TOTAL NET BENEFIT

14 Lampiran 3. Analisis biaya usaha hutan rakyat campuran No. Uraian Jumlah BENEFIT Harga Satuan (x Rp 1.000) Tahun ke (x Rp ) Panen gubal gaharu 3120 Kg Panen buah melinjo 500 Kg Panen M. excelsa 36 Btg Panen G. arborea 30 Btg Panen S. mahagoni 264 Btg TOTAL BIAYA/COST 6 Sewa lahan 1 Ha Bibit A. malaccensis 800 Btg G. gnemon 40 Btg M. excelsa 40 Btg G. arborea 30 Btg S. mahagoni 300 Btg Peralatan Sewa traktor 1 Buah Cangkul 7 Buah Parang 4 Buah Pupuk, herbisida dan pestisida Kandang 2000 Kg Urea 400 Kg

15 NPK 400 Kg Roundup 3 Btl Dolomit 4 Btl Pestisida 3 Btl Pengolahan lahan 30 HOK Sambungan analisis biaya usaha hutan rakyat campuran No Uraian Jumlah Harga Satuan (x Rp 1.000) Tahun ke (x Rp ) Penanaman 30 HOK Pemeliharaan Penyiangan 14 HOK Pemupukan 6 HOK Pengendalian 4 HOK hama dan penyakit Inokulasi 780 Phn Pemanenan Gubal gaharu 780 Phn Melinjo 4 HOK TOTAL NET BENEFIT

16 Lampiran 4. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat monokultur tanaman H. braziliensis Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1% NPV 12,1% PV (B) PV (C) DF 30 % NPV 30 % DF 35 % NPV 35 % = (2) - (3) 5 6 = (4).(5) 7 = (2). (5) 8 = (3). (5) 9 10 = (4). (9) = (4). (11) , , ,085 0, ,462 0, , , , ,220 0, ,734 0, , , , ,861 0, ,180 0, , , , ,776 0, ,159 0, , , , ,206 0, ,430 0, , , , , ,982 0, ,215 0, , , , , ,469 0, ,165 0, , , , , ,615 0, ,204 0, , , , , ,979 0, ,849 0, , , , , ,760 0, ,499 0, , , , , ,601 0, ,060 0, , , , , ,288 0, ,123 0, , , , , ,786 0, ,710 0, , , , , ,162 0, ,777 0, , , , , ,973 0, ,059 0, , , , , ,734 0, ,738 0, , , , , ,153 0, ,568 0, , , , , ,816 0, ,129 0, , , , , ,062 0, ,484 0, , , , , ,826 0, ,907 0, ,184 Total , , , , ,995

17 Total (Rp/Ha) , , , , ,990 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,015 / ,308 = 0,342 = 2,822 = 34,2 %

18 Lampiran 5. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat monokultur tanaman H. braziliensis jika biaya produksi naik 5% Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1% NPV 12,1% PV (B) PV (C) DF 30 % NPV 30 % DF 35 % NPV 35 % = (2) - (3) 5 6 = (4). (5) 7 = (2). (5) 8 = (3). (5) 9 10 = (4). (9) = (4). (11) , , ,339 0, ,385 0, , , , ,331 0, ,970 0, , , , ,654 0, ,439 0, , , , ,215 0, ,517 0, , , , ,467 0, ,552 0, , , , , ,181 0, ,294 0, , , , , ,293 0, ,072 0, , , , , ,646 0, ,825 0, , , , , ,878 0, ,173 0, , , , , ,198 0, ,825 0, , , , , ,931 0, ,696 0, , , , , ,202 0, ,997 0, , , , , ,175 0, ,536 0, , , , , ,370 0, ,105 0, , , , , ,621 0, ,850 0, , , , , ,270 0, ,115 0, , , , , ,261 0, ,165 0, , , , , ,806 0, ,050 0, , , , , ,365 0, ,346 0, , , , , ,667 0, ,802 0, ,271 Total , , , , ,671

19 Total (Rp/Ha) , , , , ,343 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,015 / ,273 = 0,342 = 2,687 = 33,3 %

20 Lampiran 6. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat monokultur tanaman H. braziliensis jika pendapatan produk turun 5% Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1 % NPV 12,1 % PV (B) PV (C) DF 30 % NPV 30 % DF 35 % NPV 35 % = (2) - (3) 5 6 = (4).(5) 7 = (2).(5) 8 = (3).(5) 9 10 = (4).(9) = (4). (11) , , , ,085 0, ,462 0, , , , ,220 0, ,734 0, , , , ,861 0, ,180 0, , , , ,776 0, ,159 0, , , , ,206 0, ,430 0, , , , , ,982 0, ,383 0, , , , , ,469 0, ,064 0, , , , , ,615 0, ,665 0, , , , , ,979 0, ,281 0, , , , , ,760 0, ,600 0, , , , , ,601 0, ,293 0, , , , , ,288 0, ,841 0, , , , , ,786 0, ,800 0, , , , , ,162 0, ,616 0, , , , , ,973 0, ,397 0, , , , , ,734 0, ,228 0, , , , , ,153 0, ,637 0, , , , , ,816 0, ,644 0, , , , , ,062 0, ,572 0, , , , , ,826 0, ,556 0, ,722 Total , , , , ,037

21 Total (Rp/Ha) , , , , ,443 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,365 / ,657 = 0,333 = 2,681 = 33,3 %

22 Lampiran 7. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat campuran Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1 % NPV 12,1 % PV (B) PV (C) DF 45 % NPV 45 % DF 50 % NPV 50 % = (2) - (3) 5 6 = (4).(5) 7 = (2).(5) 8 = (3).(5) 9 10 = (4).(9) = (4). (11) , , ,865 0, ,793 0, , , , ,771 0, ,055 0, , , , , ,080 0, ,956 0, , , , , ,603 0, ,528 0, , , , , ,393 0, ,038 0, , , , , ,508 0, ,405 0, , , , , ,682 0, ,078 0, , , , , ,107 0, ,134 0, , , , , ,826 0, ,300 0, , , , , ,027 0, ,132 0, , , , , ,565 0, ,065 0, , , , , ,027 0, ,286 0, , , , , ,329 0, ,301 0, , , , , ,215 0, ,208 0, , , , , ,820 0, ,591 0, , , , , ,148 0, ,304 0, , , , , ,874 0, ,141 0, , , , , ,217 0, ,683 0, , , , , ,602 0, ,989 0, , , , , ,324 0, ,527 0, ,471 Total , , , , ,396 Total (Rp/Ha) , , , , ,396

23 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,239/ ,716 = 0,486 = 3,912 = 48,6 %

24 Lampiran 8. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat campuran jika biaya produksi naik 5% Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1 % NPV 12,1 % PV (B) PV (C) DF 45 % NPV 50% DF 50 % NPV 55 % = (2) - (3) 5 6 = (4).(5) 7 = (2).(5) 8 = (3).(5) 9 10 = (4).(9) = (4). (11) , , ,409 0, ,483 0, , , ,659 0, ,757 0, , , , , ,934 0, ,782 0, , , , , ,933 0, ,280 0, , , , , ,563 0, ,614 0, , , , , ,684 0, ,596 0, , , , , ,767 0, ,632 0, , , , , ,662 0, ,228 0, , , , , ,917 0, ,881 0, , , , , ,978 0, ,551 0, , , , , ,844 0, ,901 0, , , , , ,778 0, ,069 0, , , , , ,246 0, ,151 0, , , , , ,626 0, ,794 0, , , , , ,661 0, ,306 0, , , , , ,856 0, ,970 0, , , , , ,318 0, ,117 0, , , , , ,779 0, ,046 0, , , , , ,432 0, ,618 0, , , , , ,902 0, ,679 0, ,883 Total , , , , ,084

25 Total (Rp/Ha) , , , , ,084 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,239/ ,402 = 0,474 = 3,725 = 47,4 %

26 Lampiran 9. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) usaha hutan rakyat campuran jika pendapatan produk turun 5% Tahun Benefit Cost Net benefit DF 12,1 % NPV 12,1 % PV (B) PV (C) DF 45 % NPV 50% DF 50 % NPV 55 % = (2) - (3) 5 6 = (4).(5) 7 = (2).(5) 8 = (3).(5) 9 10 = (4).(9) = (4). (11) , , , ,865 0, ,793 0, , , , ,771 0, ,055 0, , , , , ,080 0, ,884 0, , , , , ,603 0, ,753 0, , , , , ,393 0, ,262 0, , , , , ,508 0, ,526 0, , , , , ,682 0, ,678 0, , , , , ,107 0, ,721 0, , , , , ,826 0, ,566 0, , , , , ,027 0, ,245 0, , , , , ,565 0, ,647 0, , , , , ,027 0, ,205 0, , , , , ,329 0, ,486 0, , , , , ,215 0, ,784 0, , , , , ,820 0, ,127 0, , , , , ,148 0, ,605 0, , , , , ,874 0, ,210 0, , , , , ,217 0, ,662 0, , , , , ,602 0, ,319 0, , , , , ,324 0, ,603 0, ,860 Total , , , , ,014

27 Total (Rp/Ha) , , , , ,014 BCR = PV (B) / PV (C) IRR = i 1 + ((NPV 1 /NPV 1 -NPV 2 x (i 2- i 1 )) Ket : Suku bunga per tanggal 31 Juni 2013 = ,727/ ,716 = 0,474 = 3,716 = 47,4 %

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN

KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU PENGENALAN TEMPAT PETUGAS PROGRAM STUDI KEHUTANAN Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN PEMILIK ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU Dusun PENGENALAN TEMPAT Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi Sumatera Utara No urut sampel PETUGAS

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT

Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT ANALISIS FINANSIAL KEMIRI RAKYAT DALAM SISTEM AGROFORESTRY (STUDI KASUS: DESA PERBESI KECAMATAN TIGABINANGA KABUPATEN KARO) Dusun Desa Kecamatan Kabupaten

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN

KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN KUESIONER RESPONDEN/PETANI HUTAN RAKYAT SISTEM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT BAMBU DESA PONDOK BULUH KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN Dusun Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi No urut sampel PENGENALAN

Lebih terperinci

KUESIONER RESPONDEN. Lampiran 1

KUESIONER RESPONDEN. Lampiran 1 Lampiran 1 KUESIONER RESPONDEN KAJIAN POTENSI, KONTRIBUSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN AREN (Arenga pinnata) (Studi Kasus : Desa Rumah Sumbul, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang) Dusun Desa Kecamatan

Lebih terperinci

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Jenis Bambang Lanang Analisis Ekonomi dan Finansial Pembangunan Hutan Tanaman penghasil kayu Jenis bawang Analisis

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Responden Tingkat pendidikan di Desa Babakanreuma masih tergolong rendah karena dari 36 responden sebagian besar hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SD,

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada bulan Agustus 2013. B. Alat dan Objek Penelitian Alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU SKRIPSI. Nur Ahmad Fadly Nasution

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU SKRIPSI. Nur Ahmad Fadly Nasution ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PEMASARAN BUDIDAYA GAHARU SKRIPSI Nur Ahmad Fadly Nasution 091201019 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 ABSTRAK NUR AHMAD

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aksi Agraris Kanisius Bercocok Tanam Lada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Aksi Agraris Kanisius Bercocok Tanam Lada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius. 980. Bercocok Tanam Lada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Asrini, D. 06. Analisis Daya Saing dan Integrasi Pasar Lada Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN JABIREN RAYA KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS FINANSIAL HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN JABIREN RAYA KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643) Vol. XI No.2, Desember 2016. Hal. 1-8 1 ANALISIS FINANSIAL HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN JABIREN RAYA KABUPATEN PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH Fierta Tirtajaya, I Nyoman

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Umur mempengaruhi kinerja seseorang dalam bertani tidak terkecuali petani pepaya California. Semakin tua umur seorang petani tentunya akan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

EC Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements. Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :...

EC Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements. Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :... Kuesioner 2. Survei rumah tangga Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :... Tanggal :... Pewawancara :... Pencatat :... A. Data umum A.1 Keluarga A.1.1 Nama responden:... A.1.2

Lebih terperinci

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya 1 PENDAHULUAN Hutan rakyat merupakan hutan yang dibangun oleh masyarakat pada lahan milik rakyat. Hutan rakyat tetap penting, karena selain secara ekologi dapat mendukung lingkungan (menahan erosi, mengurangi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi penelitian berdasarkan pada potensi hutan rakyat yang terdapat di desa/kelurahan yang bermitra dengan PT. Bina Kayu Lestari Group.

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kebun Sawit Di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir Kab.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kebun Sawit Di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir Kab. Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Analisis Kebutuhan Modal Bagi Usaha Kebun Sawit Di Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh Hilir Kab. Labura Kepada : Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Warga Desa Kuala Bangka Kec. Kualuh

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

KUESIONER PETANI PAKKAT

KUESIONER PETANI PAKKAT 50 KUESIONER PETANI PAKKAT ANALISIS FINANSIAL DAN PEMASARAN ROTAN SEEL (Daemonorops melanochaetes Bl.) DI KECAMATAN SIMANGAMBAT KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA Kecamatan Kabupaten Provinsi No. Urut Sampel

Lebih terperinci

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA 38 LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA Kabupaten : Bangka/Bateng Pewawancara :. Kecamatan :. Tgl. Wawancara :.. Desa

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA POHON PENGGANTI SONOR

KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA POHON PENGGANTI SONOR KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA POHON PENGGANTI SONOR Oleh: Mamat Rahmat dan Bastoni 1) 2) ABSTRAK Sonor adalah pola penanaman padi pada lahan gambut yang sudah terbakar. Persiapan lahan sonor dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keadaan Umum Responden Petani yang mengikuti program Koperasi Hutan Jaya Lestari di Desa Lambakara ini berjumlah 579 orang. Untuk pengambilan sampel digunakan statistik

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG 58 Lampiran 1. Kuesioner ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETANI MITRA TEMBAKAU PT. DJARUM DI KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG KUESIONER A. Karakteristik Petani 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim Tanam 2009/2010 No Uraian Kegiatan Norma 1 Persiapan Lahan pembersihan lahan 25 Hk pembukaan jaringan drainase 10 Hk 2 Menanam Menanam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS BIAYA PRODUKSI Analisis biaya dilakukan mulai dari pemeliharaan tanaman, panen, proses pengangkutan, proses pengolahan hingga pengepakan. 1. Biaya Perawatan Tanaman

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang 131 Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II No Jenis Uji Satuan 1 Cemaran Binatang 2 Warna 3 Kadar Benda Asing (b/b) 4 Kadar Biji Enteng (b/b) 5 Kadar Cemaran Kapang 6 Kadar Warna Kehitam-hitaman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur

Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur 113 Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran Tujuan Kajian Kegiatan Kajian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Output (Keluaran) Tujuan 1 Menganalisis kelayakan sederhana dan

Lebih terperinci

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari.

DAFTAR ANGKET. Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Lampiran 1 DAFTAR ANGKET A. Kata Pengantar Dengan segala hormat dan kerendahan hati, perkenankanlah saya menyita waktu Bapak/ Ibu beberapa saat ditengah kesibukan dan pekerjaan Bapak/ibu sehari-hari. Adapun

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan lindung menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan lindung menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Lindung Hutan lindung menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN DEDEN DJAENUDIN Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Email: dendja07@yahoo.com.au Latar

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL REPLANTING TANAMAN KARET DI DESA BATUMARTA 1 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN

KELAYAKAN FINANSIAL REPLANTING TANAMAN KARET DI DESA BATUMARTA 1 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN KELAYAKAN FINANSIAL REPLANTING TANAMAN KARET DI DESA BATUMARTA 1 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN (FINANCIAL FEASIBILITY OF REPLANTING RUBBER PLANT IN BARUMARTA

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

Analisis Usaha Tani Pakchoi Baby yang Ditumpangsarikan dengan Edamame (Mitra Tani)

Analisis Usaha Tani Pakchoi Baby yang Ditumpangsarikan dengan Edamame (Mitra Tani) ANALISIS USAHA TANI Analisis kelayakan usaha tani merupakan perkiraan biaya (pengeluaran) dan manfaat (penerimaan) dari suatu usaha pertanian yang dilakukan untuk membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan HTI Sengon 5.1.1 Pembibitan Bibit merupakan komponen input penting dalam pembangunan hutan tanaman yang sejak awal harus diperhitungkan pengadaannya, baik

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI LADA (Piper nigrum, L) DI DESA KUNDURAN KECAMATAN ULU MUSI KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI LADA (Piper nigrum, L) DI DESA KUNDURAN KECAMATAN ULU MUSI KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 1, 2004, Hlm. 32-42 32 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI LADA (Piper nigrum, L) DI DESA KUNDURAN KECAMATAN ULU MUSI KABUPATEN LAHAT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ANALISIS FINANSIAL USAHATANI TUMPANGSARI MANGGIS DENGAN KAPULAGA Pipih Nuraeni 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Pipihnuraeni01@gmail.com Betty Rofatin 2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam Hutan

Lebih terperinci

SURVEI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

SURVEI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Pendapatan Usahatani jambu biji SURVEI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 RAHASIA SPDT15-TPR Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 18 KABUPATEN TAHUN 2015 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat PERHATIAN 1. Jumlah anggota

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ANALISIS KEAYAKAN FINANSIAL USAHATANI PEPAYA CALINA Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Aramita27@gmail.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Heryadiday63@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Usaha Hutan Rakyat Karlie A. wurangian & Erwin Hardika Putra. Karlie A. Wurangian dan Erwin Hardika Putra

Analisis Kelayakan Usaha Hutan Rakyat Karlie A. wurangian & Erwin Hardika Putra. Karlie A. Wurangian dan Erwin Hardika Putra Analisis Kelayakan Usaha Hutan Rakyat Karlie A. wurangian & Erwin Hardika Putra ANALISIS KELAYAKAN USAHA HUTAN RAKYAT DENGAN SKEMA KEBUN BIBIT RAKYAT DI SULAWESI UTARA The Feasibility Study of Community

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Kemenyan di Desa Sampean Hutan kemenyan berawal dari hutan liar yang tumbuh tanpa campur tangan manusia. Pohon kemenyan tumbuh secara alami di hutan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I. Deskripsi Lada Varietas Lampung Daun Lebar. : Bulat dengan ujung agak tumpul. : Tanggap terhadap pemupukan, tetapi peka terhadap

LAMPIRAN. Lampiran I. Deskripsi Lada Varietas Lampung Daun Lebar. : Bulat dengan ujung agak tumpul. : Tanggap terhadap pemupukan, tetapi peka terhadap LAMPIRAN Lampiran I. Deskripsi Lada Varietas Lampung Daun Lebar Bentuk pohon Bentuk Batang Warna Batang Panjang Ruas Bentuk Daun Warna Daun : Silindris : Bulat : Hijau Muda : 5,7 14,8 cm : Bulat dengan

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut. V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani kentang Desa Batur berusia antara 20 tahun sampai lebih dari 50 tahun. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadan Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Pada tahun 2003 Desa Salilama dimekarkan menjadi tiga desa, dimana Salilama bagian selatan berdiri menjadi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 354-365 ISSN 2302-1713 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KELAPA KOPYOR DI KECAMATAN DUKUHSETI KABUPATEN PATI Ratna Kusumawati Suwarto Erlyna Wida Riptanti

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO Ukuran Kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah net present value (NPV) dan net benevit cost ratio (net

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan berdasarkan statusnya terdiri dari hutan negara dan hutan hak. Hutan negara dapat berupa

Lebih terperinci

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 28-35 ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP GILLNET di PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun No Propinsi. Luas Produktivitas Produksi panen

Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun No Propinsi. Luas Produktivitas Produksi panen Lampiran 1. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Di Tingkat Propinsi Tahun 2007-2008 2007 2008 No Propinsi Luas Produktivitas panen tivitas Luas Produk- Produksi panen Produksi Ha Kw/Ha Ton

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya

Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Desa Margajaya LAMPIRAN 54 55 Lampiran 1 Data luas lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di masing masing desa penelitian No Responden Luas Lahan Luas Hutan Jumlah Pohon Pertanian (m²) Rakyat (m²) yang Dimiliki Desa

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Marga dan Hutan Rakyat 1. Hutan Marga Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL BAB VII ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL 7.1. UMUM Bab ini menguraikan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh pada Bab VI Studi Optimasi. Analisa Ekonomi dan Finansial dimaksudkan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat 5.1.1 Penanaman Hutan rakyat yang ada di lokasi penelitian yaitu Desa Ngancar, Desa Platarejo, Desa Sajati dan Desa Tirtosuworo Kecamatan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN SPDT12-TP Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan 1. Rumah tangga pertanian yang menjadi responden harus memiliki

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program

Lebih terperinci