III. KERANGKA PEMIKIRAN
|
|
- Yuliani Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Produksi Produksi merupakan suatu proses transformasi atau perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output (produk). Lipsey et al (1995) juga menjelaskan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Sumberdaya yang digunakan dalam kegiatan produksi dinamakan sebagai faktor-faktor produksi yang secara umum terdiri dari lahan, tenaga kerja, modal serta pengelolaan atau manajemen. Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang mengkombinasikan berbagai jenis input untuk mengasilkan suatu produk (output). Hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya dapat diberi ciri khusus berupa suatu fungsi produksi. Debertin (1986) menjelaskan bahwa fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Sedangkan menurut Lipsey et al (1995) fungsi produksi merupakan hubungan antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Cara terbaik untuk mengetahui konsep fungsi produksi adalah dengan menggunakan contoh pada pengalaman terdahulu misalnya banyak penelitian terdahulu di bidang pertanian yang berusaha untuk menemukan hubungan antara jumlah pakan yang dikonsumsi sapi perah dengan output susunya (Doll dan Orazem, 1987). Jumlah hasil produksi (output) merupakan dependent variable sedangakan jumlah faktor produksinya disebut independent variable. Faktor produksi merupakan semua korbanan yang diberikan pada komoditas tersebut agar mampu menghasilkan produk. Secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Y = f (X 1. X 2, X 3,,X n ) Dimana: Y f X 1, X 2, X 3,,Xn = Hasil produksi (output) = Mentransformasikan faktor-faktor produksi kedalam hasil produksi = Faktor Produksi (input) 22
2 Menurut Soekartawi (2002), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih fungsi produksi adalah : 1) Fungsi produksi harus dapat menggambarkan keadaan usahatani yang sebenarnya terjadi 2) Fungsi produksi dapat dengan mudah diartikan khususnya arti ekonomi dan parameter yang menyusun fungsi produksi tersebut. 3) Fungsi produksi harus mudah diukur atau dihitung secara statistik, untuk mengukur tingkat produksi dari suatu proses produksi terdapat dua tolak ukur yaitu produk marginal dan produk rata-rata. Produk Marginal (PM) yaitu tambahan produksi yang dihasilkan dari setiap menambah satu satuan faktor produksi yang dipakai, sedangkan Produk Rata-Rata (PR) adalah tingkat produksi yang dicapai setiap satuan input. Kedua tolak ukur tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: PM = = = = F(X) PR = = Gambar 3 merupakan Kurva Produksi, menggambarkan mengenai hubungan antara produksi total (TP), produksi rata-rata (PR), dan produk marginal (PM). Kurva produksi tersebut memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus (kontinue) pada suatu input yang tetap (misalnya X3, X4 dan X5). Pada proses pertama, setiap tambahan input akan memberikan tambahan produk yang semakin bertambah atau Increasing Return. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang semakin berkurang pada setiap tambahan input atau Diminishing Return. Pada proses ketiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau Decreasing Return. 23
3 Y TPP STAGE I STAGE II STAGE III A B C X P APP 0 MPP Gambar 3. Kurva Fungsi Produksi Total dan Hubungannya Dengan Produk Marginal dan Produk Rata-Rata Sumber: Debertin (1986) Keterangan: TPP : Total Produksi MPP : Produk Marginal APP : Produk Rata-Rata Y : Produksi X : Faktor Produksi 24
4 Perubahan dari jumlah produksi yang disebabkan oleh faktor produksi yang digunakan dapat dinyatakan dengan elastisitas produksi. Elastisitas produksi (Ep) merupakan persentase perbandingan output yang dihasilkan sebagai akibat dari persentase input yang digunakan atau dinyatakan dalam. Berdasarkan Gambar, maka kurva produksi total dan hubungannya dengan produk marginal serta produk rata-rata dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Tahap I (Stage I) Tahap I menunjukkan Produk Marginal (PM) lebih besar dari Produk Rata- Rata (PR). Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat rata-rata variabel input (X) ditransformasikan kedalam produk (Y) meningkat hingga PR mencapai titik maksimal pada akhir daerah I. Tahap I mempunyai nilai EP>1, artinya dalam setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan penambahan output yang selalu lebih besar dari satu persen. Pada tahap ini produksi belum mencapai titik optimal dengan pendapatan yang layak sehingga daerah ini disebut sebagai tahap tidak rasional (irrasional). 2) Tahap II (Stage II) Tahap II terjadi ketika PM menurun dan lebih rendah dari PR. Pada keadaan ini PM sama atau lebih rendah dari PR. Tahap II berada diantara X2 dan X3 dan mempunyai nila Ep antara 1 dan 0 (0<Ep<1), artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan menyebabkan penambahan produksi paling tinggi satu persen dan paling rendah nol persen. Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor produksi di tahap ini akan memberikan keuntungan maksimum, sehingga tahap ini disebut sebagai tahap rasional dalam berproduksi. 3) Tahap III (Stage III) Tahap ini mempunyai nilai elastisitas produksi yang lebih kecil dari nol (Ep<0). Pada tahap ini produksi total mengalami penurunan yang ditunjukkan oleh produk marginal yang bernilai negatif yang berarti setiap penambahan faktor produksi akan mengakibatkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan dan mengurangi pendapatan, maka dari itu tahap ini dinamakan sebagai tahap tidak rasional (irrasional). 25
5 Berdasarkan hasil uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa sebagai produsen yang rasional maka akan berproduksi pada tahap II, hal ini dikarenakan pada tahap ini setiap tambahan satu unit faktor produksi akan memberikan tambahan produksi total (TP), walaupun produk rata-rata (AP) dan produk marginal (MP) menurun namun kondisinya masih positif sehingga pada tahap ini akan dicapai pendapatan maksimum Teori Biaya Lipsey et al (1995) mendefinisikan biaya total (TC atau Total Cost) merupakan biaya total untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Sedangkan Doll dan Orazem (1978) mendefinisikan biaya total sebagai total pembayaran semua sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi. Biaya total dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap total (TFC atau Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (TVC atau Total Variable Cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, sedangkan biaya biaya yang berkaitan langsung dengan output, yang bertambah besar dengan menngkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi disebut biaya variabel. Sedangkan menurut Debertin (1986) biaya variabel merupakan biaya produksi yang bervariasi dengan tingkatan output yang dihasilkan petani. Contoh biaya variabel terkait dengan pembelian pakan. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh petani meskipun sedang atau tidak berproduksi. Contoh biaya tetap adalah pembayaran untuk pembelian lahan atau penyusutan mesin pertanian, bangunan dan peralatan. Secara matematis biaya total (TC) dapat dirumuskan sebagai berikut (Lipsey et al): TC = TFC + TVC Dimana : TC = Total cost atau biaya total (Rp) TFC = Total fixed cost atau biaya tetap total (Rp) TVC = Total variable cost atau biaya variabel total (Rp) Hubungan antara besarnya biaya produksi dengan tingkat produksi disebut sebagai fungsi biaya, yang digambarkan kedalam grafik fungsi biaya seperti terlihat pada Gambar 4. 26
6 TC TC TVC TFC Q Keterangan: TC TFC TVC Q = Total Cost atau biaya total (Rp) = Total Fixed Cost atau biaya tetap total (Rp) = Total Variable Cost atau biaya variabel total (Rp) = Quantity atau hasil produksi (satuan) Gambar 4. Kurva Fungsi Biaya Sumber : Lipsey et al (1995) Kurva TFC berbentuk horizontal karena nilainya tidak berubah berapapun output yang dihasilkan. Sedangkan kurva TVC berawal dari titik nol dan semakin lama akan semakin bertambah tinggi hal ini karena pada waktu tidak terdapat produksi TVC = 0, dan semakin tinggi produksi maka akan semakin besar biaya variabel totalnya (TVC). Kurva TC merupakan penjumlahan antara kurva TFC dengan kurva TVC. Maka dari itu kurva TC berawal dari pangkal TFC dan apabila ditarik garis tegak antara TVC dengan TC panjang garis itu adalah sama dengan jarak diantara TFC dengan sumbu datar Teori Pendapatan Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 2002). Penerimaan usahatani ini mencakup semua produk yang dijual, konsumsi rumah tangga petani, untuk pembayaran maupun untuk disimpan. Sedangkan menurut Debertin (1986) 27
7 penerimaan total merupakan nilai produk total yang diperoleh petani ataupun pengusaha, dimana penerimaan diperoleh dari jumlah total produk yang dihasilkan dengan harga jual atau harga pasar yang konstan/tetap. Secara matematis total penerimaan atau total pendapatan (Total Revenue) dapat dirumuskan sebagai berikut (Debertin, 1986): TR = p x y Dimana : TR p y = Total Revenue atau total pendapatan/penerimaan (Rp) = Price atau Harga Pasar (Rp) = Output atau hasil produksi (satuan) Total penerimaan atau total pendapatan yang dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan disebut dengan pendapatan bersih atau keuntungan (profit) yang diterima oleh petani ataupun pengusaha. Pendapatan bersih atau keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut (Debertin, 1986): π = TR TC Dimana : π = Profit atau pendapatan bersih (RP) TR = Total Revenue atau total pendapatan/penerimaan (Rp) TC = Total Cost atau total biaya (Rp) Agar lebih jelas mengenai hubungan antara biaya total dengan hasil penjualan total dapat dilihat pada Gambar 5. 28
8 CR TR TC BEP Q Keterangan: CR TR TC Q = Cost dan Revenue atau biaya dan pendapatan (Rp) = Total Revenue atau total pendapatan/penerimaan (Rp) = Total Cost atau biaya total (Rp) = Quantity atau hasil produksi (satuan) Gambar 5. Hubungan Antara Biaya Total dan Hasil Penjualan Total Sumber : Lipsey et al (1995) Gambar 5 menunjukkan bahwa kurva TR berawal dari nol (tidak menjual output satupun), pada saat TR berada diatas kurva TC menggambarkan bahwa usaha tersebut memperoleh keuntungan. Bila TR < TC menggambarkan bahwa usaha tersebut mengalami kerugian. Sedangkan pada saat TR berpotongan dengan TC merupakan tingkat produksi suatu komoditas sedang berada pada kondisi titik impas Break Event Point (BEP) artinya produksi tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Bila TR > TC (output yang dihasilkan lebih besar dari BEP) maka usaha tersebut dikatakan menguntungkan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Susu sebagai salah satu hasil komoditi peternakan merupakan bahan makanan yang menjadi sumber gizi atau zat protein hewani. Kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia khususnya dari susu setiap tahunnya terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran kebutuhan gizi masyarakat yang didukung oleh ilmu 29
9 pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya konsumsi susu dari 6,8 liter/kapita/tahun pada tahun 2005 menjadi 7,7 liter/kapita/tahun pada tahun 2008 (setara dengan 25 gram/kapita/hari) yang merupakan angka tertinggi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 (Ditjen Bina Produksi Peternakan, 2008). Sampai sejauh ini produksi susu dalam negeri baru bisa memenuhi 30 persen kebutuhan bahan baku susu segar Industri Pengolah Susu (IPS), sedangkan yang 70 persen lagi IPS harus mengimpor dari berbagai negara 8. Produksi susu dalam negeri yang saat ini masih kurang tersebut sebenarnya merupakan peluang bagi para peternak sapi perah untuk mengembangkan usahanya. Namun, peluang pengembangan usaha peternakan sapi perah tersebut masih terkendala pada rendahnya produksi susu sapi perah khususnya pada tingkat peternak rakyat. Begitu pula yang dihadapi oleh peternak sapi perah yang tergabung dalam Kelompok Ternak Mekar Jaya di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ketua Kelompok Ternak Mekar Jaya menyatakan bahwa sapi yang dipelihara oleh peternak mempunyai kemampuan memproduksi susu yang relatif rendah. Hampir seluruh peternak anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya memelihara sapi jenis Fries Holland ini rata-rata menghasilkan susu sekitar 8-10 liter per ekor per hari bahkan pada waktu tertentu bisa kurang dari 8 liter per ekor per hari, padahal produksi idealnya yaitu sekitar liter per ekor per hari. Kondisi nyata yang dihadapi oleh peternak saat ini adalah kendala dalam hal permasalahan produksi susu yang rendah yang berdampak pula pada rendahnya pendapatan peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi susu sapi pada tingkat peternak khususnya yang dihadapi oleh peternak anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya. Dasar penentuan jenis maupun jumlah faktor produksi yang mempengaruhi ditentukan berdasarkan pada ketersediaan data historis dan perolehan informasi dari ketua kelompok ternak terkait hal-hal yang 8 Peternak Sapi Perah Tuntut Harga Susu Segar yang Rasional. (21 Oktober 2011) 30
10 mempengaruhi jumlah produksi susu. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sapi perah yang dipelihara oleh peternak dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan aspek produksi usaha baik faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi susu sapi perah umumnya berkaitan dengan proses pemeliharaan ternak yang meliputi pemberian pakan, baik pakan konsentrat, pakan hijauan, maupun ampas tahu, pemberian obat-obatan dan vitamin, pemberian mineral, pemberian air dan banyaknya tenaga kerja yang digunakan. Selain itu terdapat faktor non teknis yang dapat mempengaruhi produksi susu sapi perah salah satunya adalah faktor masa laktasi sapi produksi. Produksi susu sapi perah diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi/input yang digunakan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap penerimaan yang diterima peternak. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu dan pendapatan peternak sapi perah. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu dilakukan dengan menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Sementara itu, untuk mengetahui gambaran pendapatan peternak dilakukan dengan menggunakan analisis usahaternak sapi perah yang dapat diketahui dari tingkat pendapatan usaha dan tingkat efisiensi produksi yang berupa R/C rasio. Pendapatan usaha diperoleh dari penerimaan semua hasil produksi usahaternak sapi perah seperti penjualan susu dikurangi dengan biaya. Biaya yang dikeluarkan dalam usahaternak sapi perah meliputi biaya untuk pembelian pakan hijauan, konsentrat, ampas tahu, mineral, biaya kesehatan hewan serta pembayaran tenaga kerja luar keluarga. Sementara untuk air tidak dimasukan dalam biaya usahaternak dikarenakan air yang digunakan berasal dari sumur. Tujuan dilakukannya analisis pendapatan usaternak sapi perah ini adalah untuk mengetahui gambaran keadaan sekarang dan keadaan yang akan datang. Selain itu juga dilakukan pengukuran efisiensi dengan membandingkan penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan (R/C rasio). R/C rasio menunjukkan berapa penerimaan yang diterima dari usahaternak sapi perah tersebut untuk setiap biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Secara lebih lengkap, kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 6. 31
11 Harga Input Produksi Masa Laktasi Air Input Produksi Konsentrat Hijauan Ampas Tahu Mineral Tenaga Kerja BIAYA : 1. Biaya Tunai 2. Biaya Total Produksi Susu Harga Output PENERIMAAN: 1. Penerimaan Tunai 2. Penerimaan Total R/C Rasio : 1. R/C Atas Biya Tunai 2. R/C Atas Biaya Total PENDAPATAN: 1. Pendapatan Tunai 2. Pendapatan total Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. 32
III. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan output dengan berbagai kombinasi input dan teknologi terbaik yang tersedia (Nicholson,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu alur pemikiran yang bersifat teoritis dengan mengacu kepada teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi Produksi merupakan serangkaian proses dalam penggunaan berbagai input yang ada guna menghasilkan output tertentu. Produksi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH Dalam suatu kegiatan usaha ekonomi mempunyai tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Dalam usahaternak sapi perah salah satu usaha untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI
BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI 5.1. Perilaku Produsen Jika konsumen didefinisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi (pengguna) barang dan jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi atau memproduksi menurut Putong (2002) adalah menambah kegunaan (nilai-nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bagian ini menjelaskan mengenai teori-teori ekonomi yang menjadi landasan pemikiran sebagai pendekatan untuk menganalisis dan menjelaskan rumusan masalah dari
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Budidaya Padi Konvensional Menurut Muhajir dan Nazaruddin (2003) Sistem budidaya padi secara konvensional di dahului dengan pengolahan
Lebih terperinciFaktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada
Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi PRODUKSI Menurut Ilmu Ekonomi : produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU) yang menerapkan mekanisasi pemerahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Dengan adanya komoditi di subsektor peternakan dapat membantu memenuhi pemenuhan kebutuhan protein
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Ada banyak definisi mengenai ilmu usahatani yang telah banyak di kemukakan oleh mereka yang melakukan analisis usahatani,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produk total (TP) adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika jumlah semua input kecuali satu faktor
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran
Lebih terperinciModul 5. Teori Perilaku Produsen
Modul 5. Teori Perilaku Produsen A. Deskripsi Modul Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: berapa output yang harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Fungsi Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa, adapun sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Produksi Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktorfaktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam
9 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Usahaternak Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam pembangunan pertanian. Sektor ini memiliki peluang pasar yang sangat baik, dimana pasar domestik
Lebih terperinciAdd your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO
Add your company slogan Biaya Teori Produksi LOGO Asumsi Dalam pembahasan ekonomi, perusahaan selalu diasumsikan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan yang didirikan tidak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT Rina Karuniawati 1) dan Anna Fariyanti 2)
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KELURAHAN PONDOK RANGGON KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR NUR AISYAH
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KELURAHAN PONDOK RANGGON KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR NUR AISYAH DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciSKRIPSI RINA KARUNIAWATI H
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SUSU SAPI PERAH (Kasus Peternak Anggota Kelompok Ternak Mekar Jaya Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI RINA KARUNIAWATI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian
Lebih terperinciFAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2017/18
PENYUSUN : Ir. HARI DWI UTAMI, MS., M.Appl.Sc., Ph.D. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2017/18 1 Nama Pratikan :. NIM : EKONOMI PRODUKSI PETERNAKAN PENYUSUN : Ir. HARI DWI UTAMI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas usahatani sangat terkait dengan kegiatan produksi yang dilakukan petani, yaitu kegiatan memanfaatkan sejumlah faktor produksi yang dimiliki petani dengan jumlah yang terbatas.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,
Lebih terperinciV. TEORI PERILAKU PRODUSEN
Kardono -nuhfil V. TEORI PERILAKU PRODUSEN 5.. Fungsi Produksi Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan: ) berapa output
Lebih terperinciPERTANIAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.
TEORI PRODUKSI PERTANIAN Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi. Teori Produksi : Untuk melihat hubungan antar input (faktor produksi) Dan, output (hasil poduksi) Teori produksi diharapkan : Menerangkan terjadinya
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN, FAKTOR PRODUKTIVITAS DAN MANAJEMEN USAHA SAPI PERAH KUD GIRI TANI KABUPATEN BOGOR NI MADE DEWI ADNYAWATI
ANALISIS PENDAPATAN, FAKTOR PRODUKTIVITAS DAN MANAJEMEN USAHA SAPI PERAH KUD GIRI TANI KABUPATEN BOGOR NI MADE DEWI ADNYAWATI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan
LAMPIRAN 82 Lampiran 1. Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan No Keterangan Jumlah Satuan Harga Nilai A Penerimaan Penjualan Susu 532 Lt 2.930,00 1.558.760,00 Penjualan Sapi 1 Ekor 2.602.697,65
Lebih terperinciVI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN
Nuhfil1 6.1. Macam-Macam Biaya Produksi VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS SUSU DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS SUSU DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG SKRIPSI ARIS ALPIAN H34076026 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciBab XIII STUDI KELAYAKAN
Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dan Laboratorium Teknologi
Lebih terperinciBIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05
Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,
Lebih terperinci1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN
1). PRODUKSI, 2). BIAYA DAN 3).KEUNTUNGAN 1.1. Produksi dan Fungsi Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan (teknis)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
18 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang,
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga April 2011, berlokasi di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Teknologi dan
Lebih terperinciBAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)
BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
Lebih terperinciTINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN
TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan
A. Peneliti Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Lokal Palu di Desa Oloboju Kecamatan Sigi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan berbagai sumberdaya input yang dimiliki. Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1
BAB I PENDAHULUAN Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan pembeli di pasaar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami alasana yang mendorong
Lebih terperinciBahan Kuliah7:Ek_Manajerial
Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial Pendahuluan #1 Produksi adalah proses transformasi input atau sumberdaya menjadi output dalam bentuk barang dan jasa. INPUT (FAKTOR PRODUKSI) PRODUKSI OUTPUT (BARANG ATAU JASA)
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni 2013 di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. B. Metode Penelitian Metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciBAB 6 TEORI BIAYA ISLAM
BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM A. Pendahuluan Dalam ajaran Islam, pemanfaatan sumber daya merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah. Kegiatan tersebut harus dengan prinsip keadilan tanpa adanya unsur
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Bagian ini berisi mengenai konsep usahatani, teori produksi, konsep analisis efisiensi teknis, fungsi produksi frontier, faktor-faktor penentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Alam Indonesia sangat kaya akan aneka tanaman yang cocok dibonsaikan. Bahan bonsai sebaiknya berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati
Lebih terperinciTeori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi
Teori Biaya Produksi Pengantar Ilmu Ekonomi Konsep Biaya Produksi (1) Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar input yang dipakai dalam menghasilkan produknya Total
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Industri Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat
Lebih terperinciPRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI
PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI Tujuan Intruksional Khusus : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang dapat diterapkan pada usahatani, mengenal hubungan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi barupa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. merupakan studi kasus yang dilaksanakan di peternakan sapi potong PT. Andini
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini mencoba mengkaji mengenai keadaan umum suatu usaha penggemukan sapi potong, tingkat keuntungan dan efisiensi produksinya, serta upaya keberlanjutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Ayam Pedaging BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang
Lebih terperinciHUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG
HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG 1. Pengertian Kenaikan Hasil Berkurang Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (Law of Diminishing Returns) disingkat dengan LDR. LDR berlaku di sektor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk
6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani
Lebih terperinciBAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinci