LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEBIJAKAN MONETER"

Transkripsi

1 LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TRIWULAN I 217 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Indonesia

2 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Telp: / 6546 Fax: Website: http//

3 Laporan Kebijakan Moneter Triwulan I 217 Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Selain dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 24, laporan ini berfungsi untuk dua maksud utama, yaitu: (i) sebagai perwujudan nyata dari kerangka kerja antisipatif yang mendasarkan pada prakiraan ekonomi dan inflasi ke depan dalam perumusan kebijakan moneter, dan (ii) sebagai media bagi Dewan Gubernur untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai berbagai pertimbangan permasalahan kebijakan yang melandasi keputusan kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia. Dewan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Mirza Adityaswara Perry Warjiyo Erwin Rijanto Sugeng Rosmaya Hadi Gubernur Deputi Gubernur Senior Deputi Gubernur Deputi Gubernur Deputi Gubernur Deputi Gubernur Triwulan I 217 i

4 ii Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

5 Laporan Kebijakan Moneter Langkah langkah Penguatan Kebijakan Moneter dengan Sasaran Akhir Kestabilan Harga Inflation Targeting Framework Sejak Juli 25 Bank Indonesia mengimplementasikan penguatan kerangka kerja kebijakan moneter konsisten dengan Inflation Targeting Framework (ITF), yang mencakup empat elemen dasar: (1) penggunaan suku bunga BI Rate sebagai policy reference rate, (2) proses perumusan kebijakan moneter yang antisipatif, (3) strategi komunikasi yang lebih transparan, dan (4) penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Langkah langkah dimaksud ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Strategi Kebijakan Moneter Prinsip Dasar Kebijakan moneter dengan ITF menempatkan sasaran inflasi sebagai tujuan utama (overriding objective) dan jangkar nominal (nominal anchor) kebijakan moneter. Dalam hubungan ini, Bank Indonesia menerapkan strategi antisipatif (forward looking) dengan mengarahkan respons kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi jangka menengah ke depan. Penerapan ITF tidak berarti bahwa kebijakan moneter tidak memerhatikan pertumbuhan ekonomi. Paradigma dasar kebijakan moneter untuk menjaga keseimbangan (striking the optimal balance) antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan, baik dalam penetapan sasaran inflasi maupun respons kebijakan moneter, dengan mengarahkan pada pencapaian inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang. Sasaran inflasi Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi IHK setiap tahunnya. Berdasarkan PMK No.93/ PMK.11/214, sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode masing masing sebesar 4,%, 4,% dan 3,5% dengan deviasi ±1%. Triwulan I 217 iii

6 Instrumen dan Operasi Moneter Bank Indonesia mereformulasi suku bunga kebijakan, dari BI Rate menjadi BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Penguatan kerangka operasi moneter tersebut memiliki tiga tujuan utama. Pertama, memperkuat sinyal kebijakan moneter dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar keuangan. Kedua, memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan. Ketiga, mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk tenor 3 bulan hingga 12 bulan. Implementasi penggunaan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan yang baru ini berlaku mulai 19 Agustus 216. Pada saat implementasi, Bank Indonesia akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu batas bawah koridor (deposit facility rate/df rate) dan batas atas koridor (lending facility rate/lf rate) berada masing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Proses Perumusan Kebijakan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur melalui mekanisme Rapat Dewan Gurbernur (RDG) bulanan. Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDG bulanan melalui RDG mingguan. Perubahan dalam BI Rate pada dasarnya menunjukkan respons kebijakan moneter Bank Indonesia untuk mengarahkan prakiraan inflasi ke depan agar tetap berada dalam lintasan sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Tranparansi Kebijakan Moneter dari waktu ke waktu dikomunikasikan melalui media komunikasi yang lazim seperti penjelasan kepada pers dan pelaku pasar, website maupun penerbitan Laporan Kebijakan Moneter (LKM). Transparansi dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan sekaligus pembentukan ekspektasi masyarakat atas prakiraan ekonomi dan inflasi ke depan serta respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia. Koordinasi dengan Pemerintah Untuk koordinasi dalam penetapan sasaran, pemantauan dan pengendalian inflasi, Pemerintah dan Bank Indonesia telah membentuk Tim yang melibatkan pejabatpejabat dari berbagai instansi terkait. Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim membahas dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupun Bank Indonesia untuk mengendalikan tekanan inflasi dalam rangka pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkan. iv Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

7 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Kata Pengantar Gubernur Bank Indonesia Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang terus membaik sebagaimana tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat disertai dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 217 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, didukung oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, serta perbaikan ekspor dan belanja pemerintah. Sementara itu, stabilitas makroekonomi tetap terjaga dengan baik, tercermin dari inflasi yang tetap terkendali, defisit transaksi berjalan yang sehat, dan nilai tukar rupiah yang stabil. Stabilitas sistem keuangan juga tetap solid, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan terjaganya kinerja pasar keuangan. Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin baik, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Mei 217 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,% dan Lending Facility tetap sebesar 5,5%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong proses pemulihan perekonomian domestik. Selain itu, koordinasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintah akan terus diperkuat dalam rangka pengendalian inflasi dan mendorong kelanjutan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Bank Indonesia menuangkan dinamika ekonomi dan arah kebijakan yang ditempuh selama triwulan I 217 dalam bentuk Laporan Kebijakan Moneter (LKM). LKM terbit pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November setiap tahunnya dan bertujuan untuk memberi penjelasan kepada masyarakat luas tentang berbagai pertimbangan yang melandasi pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan moneter. Triwulan I 217 v

8 Akhir kata, kami berharap LKM ini dapat terus menjadi referensi yang terpercaya dan mampu memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-nya dan melindungi langkah kita dalam berkarya. Jakarta, Mei 217 Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo vi Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

9 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Daftar Isi Ringkasan Eksekutif IX Daftar Tabel 1. Perkembangan Makroekonomi dan Moneter Terkini Perkembangan Ekonomi Dunia 1 Pertumbuhan Ekonomi 4 Neraca Pembayaran Indonesia 8 Nilai Tukar Rupiah 11 Inflasi 11 Perkembangan Moneter 14 Industri Perbankan 16 Pasar Saham dan Pasar Surat Berharga Negara 17 Pembiayaan Nonbank 2 Perkembangan Sistem Pembayaran Prospek Perekonomian 1 25 Prospek Perekonomian Global 25 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 27 Prospek Inflasi 29 Faktor Risiko 3 3. Respons Kebijakan Moneter Tabel Statistik Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 7 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha 12 Tabel 1.3 Penyumbang Inflasi Administered Prices 14 Tabel 1.4 Penyumbang Inflasi Volatile Food 21 Tabel 1.5. Pembiayaan Gross Non Bank 22 Tabel 1.6. Perkembangan Nominal Sistem Pembayaran Nontunai 23 Tabel 1.7. Perkembangan Nilai Sistem Pembayaran Nontunai 27 Tabel 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 28 Tabel 2.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha Daftar Grafik 1 Grafik 1.1. Konsumsi, Penjualan Ritel, dan Pendapatan 1 Grafik 1.2. Investasi Nonresidensial AS 1 Grafik 1.3. Perkembangan Investasi Pemerintah dan Swasta Tiongkok 2 Grafik 1.4. Perkembangan Kinerja Perdagangan Tiongkok 2 Grafik 1.5. PMI Manufaktur Eropa 2 Grafik 1.6. Perkembangan Indeks Keyakinan Ekonomi Eropa 3 Grafik 1.7. Kinerja Perdagangan Eropa 3 Grafik 1.8. Tingkat Keyakinan Investor di Kawasan Euro 3 Grafik 1.9. Industrial Production Jepang 4 Grafik 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Jepang 4 Grafik Volume Perdagangan Dunia dan Ekspor Impor Tiongkok 5 Grafik Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil 5 Grafik Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil 5 Grafik Pertumbuhan Investasi 6 Grafik Impor Kendaraan dan Suku Cadang 6 Grafik Indeks Keyakinan Konsumen 6 Grafik Penjualan Ritel dan Kendaraan Bermotor 8 Grafik Neraca Pembayaran Indonesia 9 Grafik Transaksi Modal dan Finansial 9 Grafik 1.2. Neraca Transaksi Berjalan Triwulan I 217 vii

10 Daftar Grafik 9 Grafik Neraca Perdagangan 1 Grafik Perkembangan Cadangan Devisa 1 Grafik Nilai Tukar Kawasan 1 Grafik Nilai Tukar Rupiah 11 Grafik Volatilitas Triwulanan 11 Grafik Volatilitas Bulanan 11 Grafik Perkembangan Inflasi Tahunan 12 Grafik Inflasi Administered prices 12 Grafik Inflasi Inti 13 Grafik 1.3. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran 13 Grafik Ekspektasi Inflasi Konsumen 13 Grafik Inflasi Volatile food 15 Grafik Perkembangan Suku Bunga PUAB O/N 15 Grafik Volume PUAB O/N 15 Grafik Suku Bunga Kredit: KMK, KI dan KK 16 Grafik Spread Suku Bunga Perbankan 16 Grafik Pertumbuhan M2 dan Komponennya 16 Grafik Pertumbuhan M1 dan Komponennya 17 Grafik Pertumbuhan M2 dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya 17 Grafik 1.4. Permodalan Industri Perbankan 17 Grafik Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan 18 Grafik Pertumbuhan Kredit Sektoral 18 Grafik Pertumbuhan DPK6 18 Grafik IHSG dan Indeks Bursa Global (mtm) 19 Grafik Perkembangan Indeks Sektoral Triwulan I 217 (mtm 19 Grafik Yield SBN dan Net Jual/Beli Asing Triwulanan 2 Grafik Perubahan Kepemilikan SBN Asing 21 Grafik Perkembangan Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) Daftar Gambar 8 Gambar 1.1. Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan I 217 (%yoy) 14 Gambar 1.2. Peta Inflasi Regional, April 217 (%, mtm) viii Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

11 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Ringkasan Eksekutif Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik pada triwulan I 217 dan April 217. Hal itu tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang meningkat disertai dengan terus membaiknya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 217 meningkat dibandingkan triwulan IV 216 dan triwulan sama tahun sebelumnya. Sementara itu, stabilitas makroekonomi tetap terjaga tercermin dari inflasi yang terkendali, defisit transaksi berjalan yang menurun, dan nilai tukar rupiah yang bergerak menguat. Stabilitas sistem keuangan tetap solid, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan terjaganya kinerja pasar keuangan. Ke depan, pertumbuhan ekonomi pada 217 diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sumber pertumbuhan diperkirakan berasal dari perbaikan kinerja investasi didukung oleh pembangunan infrastruktur Pemerintah dan mulai meningkatnya investasi swasta. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 217 sebesar 4 ± 1%. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan membaik, meskipun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Peningkatan prospek ekonomi dunia ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok, Eropa dan Jepang. Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, volume perdagangan dunia dan harga komoditas non migas mengalami peningkatan. Ke depan, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain kenaikan Fed Fund Rate, kebijakan fiskal dan perdagangan serta penurunan besaran neraca bank sentral AS, dan perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di Semenanjung Korea. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 217 membaik. Pertumbuhan pada triwulan I 217 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada ekspor dan belanja pemerintah. Perbaikan kinerja ekspor terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Belanja barang dan modal pemerintah dapat memperbaiki kinerja investasi terutama investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. Secara spasial, perbaikan PDB triwulan I 217 ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Jawa terkait investasi dan di Kalimantan karena ekspor. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 217 kembali mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Aliran masuk modal asing cukup besar sehingga surplus neraca modal dan finansial meningkat. Peningkatan tersebut sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Sementara itu, defisit transaksi berjalan tercatat sedikit meningkat didorong oleh defisit neraca Triwulan I 217 ix

12 perdagangan migas dan pendapatan primer yang lebih besar dari kenaikan surplus neraca perdagangan non migas. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi oleh naiknya harga minyak dunia di tengah penurunan lifting minyak, sementara kenaikan defisit neraca pendapatan primer sejalan dengan jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah yang lebih tinggi. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir triwulan I 217 tercatat 121,8 miliar dolar AS, yang kemudian naik pada akhir April 217 menjadi 123,2 miliar dolar AS atau cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Nilai tukar rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 217 dan relatif stabil pada April 217. Penguatan rupiah didukung oleh masih berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan perbaikan outlook sovereign rating, data makroekonomi yang positif, dan sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 217 yaitu 4±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 217 terutama bersumber dari komponen administered prices yang didorong oleh penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan pascabayar daya 9 VA nonsubsidi, penyesuaian tarif angkutan udara, harga bensin, dan rokok. Sementara itu, inflasi inti tercatat rendah sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, terkendalinya ekspektasi inflasi, dan menguatnya nilai tukar rupiah. Di sisi lain, kelompok volatile food tercatat mengalami deflasi seiring dengan melimpahnya pasokan karena panen raya. Ke depan, koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh Pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food menjelang bulan puasa. Stabilitas sistem keuangan tetap kuat didukung oleh ketahanan industri perbankan dan pasar keuangan yang terjaga. Transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial membaik meski belum optimal sejalan dengan kehati-hatian bank dalam mengelola risiko kredit. Pertumbuhan kredit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang didorong oleh peningkatan kredit berdenominasi valas dan untuk segmen korporasi. Pertumbuhan kredit yang mulai membaik diharapkan terus berlanjut seiring aktivitas ekonomi yang meningkat. Selanjutnya, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 217 tercatat meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sejalan dengan perkiraan meningkatnya kegiatan ekonomi dan masih berlanjutnya dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 217 diperkirakan lebih tinggi, masing-masing berada dalam kisaran 1-12% dan 9-11%. Dengan mempertimbangkan kondisi terkini, serta prospek dan risiko perekonomian ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Mei 217 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,% dan Lending Facility x Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

13 tetap sebesar 5,5%, berlaku efektif sejak 19 Mei 217. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong proses pemulihan perekonomian domestik. Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari global maupun domestik. Dari sisi global, perkembangan kebijakan di AS dan geopolitik khususnya di Semenanjung Korea merupakan sejumlah risiko yang perlu tetap diwaspadai. Dari sisi domestik, beberapa risiko yang tetap perlu diwaspadai adalah dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi serta berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan. Untuk itu, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga terus mempererat koordinasi bersama Pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Triwulan I 217 xi

14 xii Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

15 1. Perkembangan Ekonomi dan Moneter Terkini Perkembangan Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan membaik, meskipun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Peningkatan prospek ekonomi dunia ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok, Eropa dan Jepang. Perekonomian di AS didukung oleh konsumsi yang solid serta peningkatan investasi nonresidensial. Di Tiongkok, perekonomian tumbuh lebih baik dengan meningkatnya kegiatan investasi swasta dan perbaikan ekspor. Di Eropa, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya kinerja sektor manufaktur sejalan dengan perbaikan konsumsi dan ekspor, serta telah menurunnya risiko geopolitik pasca Pemilihan Presiden di Perancis. Di Jepang, kenaikan permintaan domestik dan ekspor telah mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, volume perdagangan dunia dan harga komoditas non migas mengalami peningkatan. Ke depan, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain kenaikan Fed Fund Rate, kebijakan fiskal dan perdagangan serta penurunan besaran neraca bank sentral AS, dan perkembangan geopolitik di beberapa kawasan, khususnya di Semenanjung Korea. Meningkatnya kinerja perekonomian di AS didukung oleh konsumsi yang solid serta peningkatan investasi nonresidensial. Konsumsi AS yang solid tercermin dari pertumbuhan konsumsi pada triwulan I 217 yang masih cukup kuat yaitu sebesar 2,8% (yoy) (Grafik 1.1). Pertumbuhan konsumsi melanjutkan kinerja positif selama setahun terakhir yang tumbuh di kisaran 2,7%-3,1% (yoy). Pertumbuhan konsumsi yang solid tersebut didukung oleh kondisi ketenagakerjaan yang membaik, tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran dan meningkatnya pertumbuhan upah. Selain itu, investasi nonresidensial AS juga meningkat, antara lain tercermin dari pertumbuhan positif belanja konstruksi nonresidensial (7,5%, yoy), dan pertumbuhan pengiriman barang modal yang cukup solid (2,5%) dan melanjutkan tren positif (Grafik 1.2). Investasi % (SAAR) % (yoy, SA) 5 4,5 4,5 4, 4 3,5 3,5 3, 3 2,5 2,5 2, 2 1,5 1,5 1 1,,5 3,8 3,7 4,6 2,4 2, 2,7 2,3 1,6 4,3 3, 3,5,5,3, Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Konsumsi Riil (qtq, SAAR) Pendapatan Riil Rata-rata (yoy, skala kanan) Konsumsi Riil (yoy, skala kanan) Penjualan Ritel Riil (yoy, skala kanan) Sumber: BEA, FRED, Bloomberg, diolah 2 Grafik 1.1. Konsumsi, Penjualan Ritel, dan Pendapatan %,76,43,27 -,7 Investasi Nonresidensial (Kontribusi Tahunan) Investasi Nonresidensial (Kontribusi) -2 Investasi Nonresidensial (YoY) -4 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I-1st '13 '14 '15 ' Sumber: BEA, FRED, Bloomberg, diolah % Grafik 1.2. Investasi Nonresidensial AS Grafik 1.3. Perkembangan Investasi Pemerintah dan Swasta Tiongkok % 13,6 13,8 5 Investasi Swasta, YTD YoY 6,9 Investasi Pemerintah, YTD YoY Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Sumber: Bloomberg 7, Triwulan I 217 1

16 nonresidensial diperkirakan tetap kuat mendukung investasi pada 217, terutama dari sektor energi seiring dengan harga minyak yang diperkirakan masih tinggi. Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih baik dengan meningkatnya investasi swasta dan perbaikan ekspor. Perekonomian Tiongkok pada triwulan I 217 tumbuh sebesar 6,9% (yoy), lebih baik dibanding ekspektasi dan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat 6,8% (yoy). Pada triwulan I 217, kinerja investasi membaik, didorong oleh investasi swasta yang berkontribusi sebesar 7% terhadap investasi agregat. Investasi swasta melanjutkan pemulihan pada triwulan I 217 dengan pertumbuhan sebesar 7,7% (yoy), mengimbangi perlambatan investasi Pemerintah (Grafik 1.3). Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga didukung oleh membaiknya kinerja sektor eksternal, tercermin dari ekspor dan impor triwulan I 217 yang tumbuh pesat sejalan dengan pulihnya permintaan global dan reflasi harga komoditas (Grafik 1.4). Pada triwulan I 217, pertumbuhan ekspor Tiongkok tercatat sebesar 22,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 216 yang hanya sebesar,6% (yoy). Pertumbuhan ekspor tersebut sejalan dengan pulihnya permintaan global. Ke depan, pulihnya permintaan global diperkirakan mendukung kinerja perdagangan Tiongkok. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Eropa didukung oleh meningkatnya kinerja sektor manufaktur sejalan dengan perbaikan konsumsi dan ekspor, serta telah menurunnya risiko geopolitik pasca Pemilihan Presiden di Perancis. Sektor industri dan manufaktur Eropa pada triwulan I 217 menunjukkan optimisme, tercermin dari perkembangan indeks PMI manufaktur yang masih melanjutkan periode ekspansinya dan mencapai level tertinggi sejak 211 pada April 217, yakni sebesar 56,8 (Grafik 1.5). Sejalan dengan hal tersebut, aktivitas konsumsi juga meningkat, didukung oleh tren kenaikan Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) (Grafik 1.6). Selain itu, kinerja ekspor juga terus meningkat pada triwulan I 217 sehingga mendorong neraca perdagangan Eropa terus mengalami surplus (Grafik 1.7). Ekspor tumbuh sebesar 8,3% (yoy) pada triwulan I 217 dan mencapai nilai 5,6 miliar euro. Peningkatan ekspor terjadi sejak Miliar Dolar AS Neraca Perdagangan Ekspor YoY (RHS) Impor YoY (RHS) 23,92 % yoy -4-5 DesMarJunSepDesMarJunSepDesMarJunSepDesMarJunSepDesMarJunSepDesMarJunSepDesMar Sumber: Bloomberg Grafik 1.4. Perkembangan Kinerja Perdagangan Tiongkok 58 Indeks Markit Eurozone Manufacturing PMI 57 Markit Eurozone Services PMI 56 Markit Eurozone Composite PMI 48 Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 1.5. PMI Manufaktur Eropa Indeks 19 Indeks Keyakinan Konsumen (Skala kanan) Indeks Keyakinan Industri (Skala kanan) 17 Indeks Keyakinan Sektor Jasa (Skala Kanan) Tingkat Keyakinan Ekonomi Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 1.6. Perkembangan Indeks Keyakinan Ekonomi Eropa 16,4 2,3 1 5 Indeks Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

17 Oktober 216, ditopang oleh naiknya permintaan global dan Euro yang mengalami depresiasi terhadap dolar AS sampai dengan akhir tahun 216. Selain itu, risiko geopolitik di Eropa terus menurun seiring dengan kekalahan kelompok populis pada Pemilu di Perancis, setelah sebelumnya kelompok populis juga mengalami kekalahan dalam Pemilu di Belanda. Hal ini tercermin dari meningkatnya rata-rata Sentix Investor Confidence dan rata-rata Zew Survey Expectation (Grafik 1.8). Perekonomian Jepang ditopang oleh permintaan domestik dan ekspor mengalami pertumbuhan meningkat. Kenaikan permintaan domestik di Jepang mendorong peningkatan indeks Industrial Production (IP) Jepang (Grafik 1.9). Rata-rata pertumbuhan indeks IP pada triwulan I 217 sebesar 4,% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 216 yang justru mengalami kontraksi sebesar 1,4% (yoy) dan triwulan IV 216 yang tumbuh lebih lambat sebesar 2,1% (yoy). Selain itu, ekspor juga melanjutkan perbaikan pada triwulan I 217, tercermin dari pertumbuhannya yang tercatat sebesar 8,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 216 sebesar 1,8% (Grafik 1.1). Meningkatnya ekspor Jepang dipengaruhi oleh pelemahan yen terhadap mata uang peers (sejak November 216 s.d. Februari 217), meskipun dalam beberapa waktu terakhir terdapat kecenderungan penguatan. Indeks % Indeks Neraca Perdagangan Nilai Impor Impor (YoY) Nilai Ekspor Ekspor (YoY) I II III IV I II III IV I Grafik 1.7 Kinerja Perdagangan Eropa Sentix Investor Confidence ZEW Survey Expectations (Skala kanan) Indeks 23,9 26,3-3 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Sumber: Bloomberg, diolah Sejalan dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, volume perdagangan dunia dan harga komoditas non migas diprakirakan lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Volume perdagangan dunia pada 217 dan 218 diperkirakan lebih tinggi seiring dengan koreksi ke atas realisasi pertumbuhan volume perdagangan dunia tahun 216, didukung membaiknya perdagangan Tiongkok dan PDB dunia. Negara emerging markets, terutama Tiongkok sebagai negara dengan volume perdagangan terbesar di dunia, menjadi sumber utama perbaikan volume perdagangan dunia (Grafik 1.11) % Grafik 1.8. Tingkat Keyakinan Investor di Kawasan Euro Industrial Production YoY Industrial Production MoM 3 per. Mov. Avg. (Industrial Production YoY) -7 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Sumber: Bloomberg Grafik 1.9. Industrial Production Jepang Triwulan I 217 3

18 Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Indonesia pada triwulan I 217 tumbuh membaik sebesar 5,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94 % (yoy). Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada ekspor dan belanja pemerintah (Tabel 1.1). Perbaikan kinerja ekspor terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, meningkatnya konsumsi pemerintah didorong oleh belanja barang dan modal sehingga dapat memperbaiki kinerja investasi terutama investasi bangunan. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. Secara spasial, perbaikan PDB triwulan I 217 ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Jawa terkait investasi dan di Kalimantan karena ekspor. Di sisi lain, perlambatan ekonomi terjadi di Sumatera karena penurunan investasi dan perdagangan antar daerah, serta di Sulampua dan Balinusra karena menurunnya ekspor bahan tambang. Ekspor tercatat mengalami kenaikan pertumbuhan yang signifikan pada triwulan I 217 sejalan dengan membaiknya permintaan maupun harga komoditas global. Pertumbuhan ekspor pada triwulan I 217 mencapai 8,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,24% (yoy). Perbaikan ini terutama ditopang oleh perbaikan ekspor komoditas primer sejalan dengan % Neraca Perdagangan (Skala kanan) Ekspor (yoy) Impor (yoy) Miliar JPY Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Sumber: Bloomberg Grafik 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Jepang %, yoy 8 Ekspor Tiongkok WTV (skala kanan) korelasi WTV-Ekspor :,82 korelasi WTC-Impor :,76 Impor Tiongkok -4-2 Mar Des Sep Jun Mar Des Sep Jun Mar Des Sep Jun Mar Des Sep Jun Mar Des Sep Jun Mar Des Sep Sumber : Bloomberg, CPB Grafik Volume Perdagangan Dunia dan Ekspor Impor Tiongkok -5 %, yoy Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran Persen, yoy Komponen I II III IV I II III IV I Konsumsi Rumah Tangga 5,1 4,97 4,95 4,93 4,96 4,97 5,7 5,1 4,99 5,1 4,93 Konsumsi LNPRT -8,6-7,98 6,57 8,33 -,62 6,4 6,71 6,64 6,72 6,62 8,2 Konsumsi Pemerintah 2,91 2,61 7,9 7,12 5,32 3,43 6,23-2,95-4,5 -,15 2,71 Investasi 4,6 4,1 4,93 6,43 5,1 4,67 4,18 4,24 4,8 4,48 4,81 Investasi Bangunan 5,71 4,72 6,11 7,78 6,11 6,78 5,7 4,96 4,7 5,18 5,9 Investasi Nonbangunan 1,62 2,5 1,65 2,47 1,95-1,2 1,7 2,16 7,7 2,45 1,55 Ekspor -,68 -,26 -,95-6,38-2,12-3,29-2,18-5,65 4,24-1,74 8,4 Impor -2,63-7,37-6,65-8,75-6,41-5,14-3,2-3,67 2,82-2,27 5,2 PDB 4,82 4,74 4,77 5,17 4,88 4,92 5,18 5,1 4,94 5,2 5,1 Sumber: BPS 4 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

19 berlanjutnya perbaikan harga komoditas global seperti batubara, minyak kelapa sawit serta karet (Grafik 1.12). Faktor lain yang turut mendorong positifnya kinerja ekspor nonmigas pada periode ini adalah berlanjutnya perbaikan ekonomi negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, China, India dan Jepang. Selain komoditas primer, perbaikan ekspor juga didorong oleh masih positifnya kinerja ekspor manufaktur unggulan antara lain produk bahan kimia, kendaraan bermotor serta alat dan perlengkapan listrik. Dari sisi impor, pertumbuhan impor juga mengalami peningkatan pada triwulan I 217 menjadi 5,2% (yoy), dibandingkan triwulan IV 216 yang sebesar 2,82% (yoy). Peningkatan impor terutama dipengaruhi oleh impor migas, sedangkan impor nonmigas tumbuh melambat pada triwulan I 217 dipengaruhi oleh melambatnya impor barang konsumsi dan bahan baku (Grafik 1.13). Konsumsi Pemerintah pada triwulan I 217 tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 2,71% (yoy) pada triwulan I 217, meningkat dari triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -4,5% (yoy). Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah tersebut terutama didorong oleh meningkatnya belanja pegawai dan belanja barang. Meski demikian, kenaikan pertumbuhan konsumsi pemerintah tersebut lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,43% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh transfer ke daerah yang tumbuh negatif sejalan dengan perbaikan formula alokasi dan reformasi sistem penyaluran transfer ke daerah, sebagaimana tercermin dari lebih rendahnya realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik dan belum adanya realisasi penyaluran dana desa pada triwulan I 217. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah diikuti oleh membaiknya kinerja investasi, terutama investasi bangunan. Pertumbuhan investasi pada triwulan I 217 sebesar 4,81% (yoy) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8% yoy). Perbaikan kinerja investasi terutama didukung oleh investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah dan mulai meningkatnya pembangunan konstruksi sektor swasta (Grafik 1.14). Meningkatnya aktivitas konstruksi tercermin dari %, yoy Total Pertanian Pertambangan Manufaktur PDB Ekspor I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber: Bank Indonesia % yoy 3, 2, 1,, -1-2, Grafik Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil Total Konsumsi Bahan Baku Barang Modal -3, I II III IV I II III IV I Sumber: Bank Indonesia Grafik Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil %yoy 1 PMTB 8 NonBangunan excl, Haki & CBR Bangunan NonBangunan -8 I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber: Bank Indonesia Grafik Pertumbuhan Investasi 8,56 5,9 4,81 1,55 Triwulan I 217 5

20 penjualan semen yang meningkat secara signifikan. Sementara itu, kinerja investasi nonbangunan ditopang oleh penjualan mesin dan perlengkapan, serta kendaraan yang membaik. Berlanjutnya perbaikan harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi global menjadi salah satu faktor pendorong positifnya investasi kendaraan yang tercermin pada perbaikan penjualan alat berat, terutama pada kelompok pertambangan dan pertanian (Grafik 1.15). Data realisasi investasi yang dirilis BKPM pada triwulan I 217 juga menunjukkan hal yang sama. Pertumbuhan investasi tertinggi dicatatkan oleh subsektor pertambangan dan transportasi serta listrik, gas dan air bersih. %, yoy %, yoy, cma 5 Investasi Nonbangunan (alat angkut) Penjualan Mobil Niaga (skala kanan) 27,4 25,4 Impor Suku Cadang dan Peralatan untuk Alat Angkut (skala kanan) 25 Impor Alat Angkut Industri (skala Kanan) 14,8 6,8 7,3 5, , -6,2-5 I II III IV I II III IV I Sumber: BPS, CEIC -, Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga (RT) tetap kuat didukung oleh optimisme konsumen. Konsumsi RT pada triwulan I 217 tumbuh sebesar 4,93% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (4,99%, yoy). Tetap kuatnya konsumsi RT sejalan dengan keyakinan konsumen yang meningkat baik ekspektasi ke depan maupun terhadap kondisi ekonomi saat ini (Grafik 1.16). Namun, pertumbuhan konsumsi RT tersebut sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai pengaruh dari penyesuaian tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang berimbas ke daya beli masyarakat. Hal tersebut terindikasi dari penjualan ritel yang melambat pada seluruh komponen (Grafik 1.17). Penjualan mobil dan motor juga mengalami penurunan pada triwulan I-217 dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 217 ditopang baik oleh membaiknya kinerja sektor tradable maupun nontradable. Membaiknya permintaan global menjadi salah satu faktor utama yang mendorong perbaikan sektor tradable khususnya pada LU industri, meski di sisi lain LU pertambangan mengalami perlambatan sebagai pengaruh dari penurunan produksi dan negosiasi ijin ekspor (Tabel 1.2). Sementara itu, LU Pertanian tumbuh lebih tinggi bersumber dari peningkatan produksi di subsektor tanaman pangan dan perkebunan, seiring dengan panen raya yang berlangsung hampir serentak serta membaiknya harga komoditas Crude Palm Oil (CPO). Dari sektor nontradable, Grafik Impor Kendaraan dan Suku Cadang Indeks 14 Indeks Keyakinan Konsumen 9 Indeks Kayakinan Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen 8 I II III IV I II III IV I Sumber: Bank Indonesia %, yoy Grafik Indeks Keyakinan Konsumen Penjualan Ritel -3 Penjualan Mobil Penjualan Motor -4 I II III IV I II III IV I II III IV I Sumber: Bank Indonesia Grafik Penjualan Ritel dan Kendaraan Bermotor 6 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

21 Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha Persen, yoy S e k t o r I II III IV I II II IV I Pertanian,Peternakan,Kehutanan,& Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih, dan Pengadaan Air* Konstruksi Perdagangan dan Penyediaan Akomodasi dan Mamin** Transportasi, Pergudangan, Informasi dan Komunikasi*** Jasa Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan**** Jasa-jasa Lainnya***** PDB 3,76,58 4,7 1,97 6,3 3,7 7,88 6,88 5,79 4,82 6,54-3,59 4,2 1,22 5,35 1,95 7,72 4,19 8,6 4,74 2,88-4,41 4,6 1,12 6,82 1,97 9,8 7,57 5,3 4,77 1,64-6,3 4,43 1,2 7,13 4,3 8,51 8,56 6,14 5,17 3,77-3,42 4,33 1,32 6,36 2,9 8,31 6,81 6,37 4,88 1,47 1,2 4,68 7,35 6,76 4,43 7,73 7,52 5,67 4,92 3,44 1,15 4,63 6,9 5,12 4,25 8,24 9,25 5,35 5,18 3,3,29 4,52 4,69 4,95 3,79 8,64 6,87 3,94 5,1 5,31 1,6 3,36 3,11 4,21 4,1 8,79 4,51 2,92 4,94 3,25 1,6 4,29 5,26 5,22 4,11 8,36 6,99 4,42 5,2 7,12 -,49 4,21 1,8 6,26 4,76 8,45 5,23 3,87 5,1 Sumber : BPS * Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Pengadaan Listrik dan Gas dan (ii) Pengadaan Air ** Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, serta (ii) Penyediaan akomodasi dan makan minum *** Penggabungan 2 lap. usaha: (i) Transportasi dan Pergudangan serta (ii) Informasi dan Komunikasi **** Penggabungan 3 lap. usaha: (i) Jasa Keuangan, (ii) Real Estate, dan (iii) Jasa Perusahaan ***** Penggabungan 4 lap. usaha: (i) Adm. Pemerintahan, Pertahanan, Jaminan Sosial Wajib, (ii) Jasa Pendidikan, (iii) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Lainnya, dan (iv) Jasa Lainnya peningkatan kinerja yang signifikan terjadi pada LU Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) sebagai pengaruh dari perdagangan ekspor-impor. Demikian halnya dengan kinerja LU konstruksi yang meningkat, seiring dengan semakin membaiknya kinerja investasi bangunan. Sejalan dengan transaksi ekspor-impor yang meningkat, sektor PHR khususnya pada subsektor perdagangan mengalami peningkatan di tengah masih relatif lemahnya perdagangan ritel domestik. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi kawasan Jawa terkait investasi dan Kalimantan karena ekspor (Gambar 1.1). Pertumbuhan ekonomi Jawa pada triwulan I 217 tumbuh meningkat sebesar 5,66% (yoy) dari sebelumnya 5,45% (yoy), didorong oleh membaiknya konsumsi pemerintah sejalan dengan pelaksanaan Pilkada yang dilaksanakan serentak pada Februari 217, serta meningkatnya investasi baik oleh pemerintah terkait proyek infrastruktur serta oleh swasta terutama industri manufaktur. Perekonomian Kalimantan tumbuh meningkat dari 2,22% (yoy) pada triwulan IV 216 menjadi 4,92% (yoy) pada triwulan I 217 didorong oleh perbaikan kinerja ekspor. Sementara itu, ekonomi Sumatera tumbuh melambat dari 4,49% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 4,5% (yoy), disebabkan oleh perlambatan investasi khususnya terjadi untuk investasi non-bangunan. Meski demikian, meningkatnya kinerja ekspor khususnya ekspor komoditas dan konsumsi rumah tangga, serta membaiknya konsumsi pemerintah mampu menopang pertumbuhan ekonomi Sumatera di kisaran 4% (yoy). Di sisi lain, terdapat tekanan kinerja ekspor khususnya di wilayah Balinusra dan Sulampua terutama terkait dengan menurunnya ekspor mineral tambang dari NTB dan Papua. Triwulan I 217 7

22 Gambar 1.1. Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan I 217 (%yoy) SUMATERA (22%) 4,19 4,47 4,3 4,49 4,5 JAWA (58%) 5,82 5,7 5,66 5,38 5,45 KALIMANTAN (8,5%) 4,92 1,97 1,62 2,21 2,22 BALINUSRA (3%) 6,74 6,83 5,22 4,87 3,26 SULAMPUA (8,5%) 8,72 9,21 6,2 5,56 6,8 KTI (2%) 4,33 5,39 5,54 5,1 4,3 I II III IV I I II III IV I I II III IV I I II III IV I I II III IV I I II III IV I ACEH 2,9 Nasional SUMBAR 4,9 SUMUT 4,5 BENGKULU 5,6 RIAU 2,8 LAMPUNG 5,1 KEP. RIAU 2 JAMBI 4,3 SUMSEL 5,1 KEP. BABEL 6,4 KALBAR 4,8 KALTENG DKI 9,5 JAKARTA 6,5 JATENG 5,2 KALSEL 5,3 BALI 5,7 SULBAR 7,4 SULSEL 7,5 KALTARA 6,17 KALTIM 3,9 SULTENG 3,9 NTT 5 SULUT 6,4 GORONTALO 7,3 SULTRA 8,4 MALUT 7,5 MALUKU 6,2 PAPBAR 3,7 4,92 5,18 5,1 4,94 5,1 I II III IV I PAPUA 3,4 BANTEN 5,9 JABAR 5,2 DIY JATIM 5,1 5,4 NTB -4,18 PDRB 7,% 6,% PDRB < 7,% 5,% PDRB < 6,% 4,% PDRB < 5,% % PDRB < 4,% PDRB < % Sumber: BPS, diolah Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 217 kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial. Surplus NPI tercatat 4,5 miliar dolar AS, relatif sama dengan surplus pada triwulan sebelumnya, tetapi jauh lebih baik dibandingkan triwulan I 216 yang mengalami defisit,3 miliar dolar AS. Surplus NPI yang berlanjut pada triwulan I 217 ditopang oleh tingginya surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui defisit transaksi berjalan (Grafik 1.18). Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 217 mencapai 7,9 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan IV 216 yang sebesar 7,6 miliar dolar AS maupun surplus pada triwulan I 216 yang sebesar 4,2 miliar dolar AS Miliar dolar AS Transaksi Modal dan Finansial -15 Transaksi Berjalan Neraca Keseluruhan -2 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I** Sumber: Bank Indonesia *angka sementara **angka sangat sementara Grafik Neraca Pembayaran Indonesia 8 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

23 (Grafik 1.19). Peningkatan ini terutama didorong oleh derasnya aliran masuk modal investasi portofolio pada instrumen berdenominasi rupiah (SUN, SPN, dan saham) dan adanya penerbitan sukuk global pemerintah. Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial lebih lanjut tertahan oleh penurunan surplus investasi langsung, terutama karena outflow investasi langsung sektor migas, dan defisit investasi lainnya khususnya karena penempatan aset sektor swasta di luar negeri. Sementara itu, defisit transaksi berjalan meningkat didorong oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer (Grafik 1.2). Defisit transaksi berjalan pada triwulan I 217 tercatat 2,4 miliar dolar AS (1,% PDB), meningkat dari 2,1 miliar dolar AS (,9% PDB) pada triwulan IV 216, namun jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada triwulan I 216 yang sebesar 4,7 miliar dolar AS (2,1% PDB). Peningkatan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 217 terutama akibat naiknya defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi oleh naiknya harga minyak dunia di tengah penurunan lifting minyak, sementara kenaikan defisit neraca pendapatan primer mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah yang lebih tinggi dan meningkatnya pembayaran pendapatan investasi langsung (Grafik 1.21). Peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas yang ditopang meningkatnya ekspor nonmigas sejalan dengan berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan menurunnya defisit neraca jasa terutama karena naiknya surplus jasa perjalanan. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada April 217, didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca perdagangan April 217 tercatat 1,24 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus Maret 217 yang sebesar 1,4 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan pada April 217 yang lebih rendah dipengaruhi oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dari penurunan defisit neraca perdagangan migas. Meski demikian, surplus neraca perdagangan pada April 217 menunjukkan Miliar Dolar AS -1 Investasi Portofolio Investasi Langsung -15 Investasi Lainnya Transaksi Modal Finansial -2 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I** Sumber: Bank Indonesia * angka sementara ** angka sangat sementara Miliar dolar AS Grafik Transaksi Modal dan Finansial I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I** Sumber: Bank Indonesia * angka sementara ** angka sangat sementara Miliar Dolar AS Neraca Pendapatan Sekunder Neraca Pendapatan Primer Neraca Perdagangan Grafik 1.2. Neraca Transaksi Berjalan Grafik Neraca Perdagangan % 3 Neraca Jasa Transaksi Berjalan 1 CA/GDP (%) (rhs) -1 Neraca Nonmigas Neraca Migas Neraca Perdagangan -5 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I** Sumber: Bank Indonesia * angka sementara ** angka sangat sementara Triwulan I 217 9

24 kinerja yang jauh lebih baik jika dibandingkan surplus pada April 216 yang hanya sebesar,88 miliar dolar AS. 12 Miliar Dolar AS Bulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala Kanan) 9 Surplus neraca perdagangan nonmigas pada April 217 tercatat 1,87 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang sebesar 2,2 miliar dolar AS. Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar,98 miliar dolar AS (mtm), lebih besar dari penurunan impor nonmigas yang sebesar,69 miliar dolar AS (mtm). Penurunan ekspor nonmigas terutama dipengaruhi oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan, bahan bakar mineral, karet dan barang dari karet, mesin/peralatan listrik, dan pakaian jadi bukan rajutan. Sementara itu, penurunan impor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, plastik dan barang dari plastik, bahan kimia organik, kapal laut dan bangunan terapung, serta bahan bakar mineral. Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas turun dari,77 miliar dolar AS pada Maret 217 menjadi,63 miliar dolar AS pada April 217. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor migas sebesar,67 miliar dolar AS (mtm) yang melebihi penurunan ekspor migas yang sebesar,53 miliar dolar AS (mtm). Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir triwulan I 217 tercatat 121,8 miliar dolar AS, yang kemudian naik pada akhir April 217 menjadi 123,2 miliar dolar AS, (Grafik 1.22). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi cadangan devisa per akhir April 217 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan Sumber: Bank Indonesia Grafik Perkembangan Cadangan Devisa TW.IV 216 vs TW.I 217 TRY -3,1 PHP -1,2 CNY,84 IDR 1,1 EUR 1,27 MYR 1,37 ZAR 2,43 BRL 4,27 THB 4,31 INR 4,74 KRW 7,81 % Sumber: Reuters, Bloomberg Grafik Nilai Tukar Kawasan % 3 TW IV-216 TW I TRY ZAR BRL KRW THB INR SGD PHP MYR IDR Sumber: Reuters, diolah Grafik Nilai Tukar Rupiah 1 Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia

25 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 217 disertai volatilitas yang lebih rendah dibanding negara peers. Pada triwulan I 217, secara point to point rupiah menguat sebesar 1,1% menjadi Rp per dolar AS (Grafik 1.23). Penguatan rupiah pada triwulan I 217 didukung oleh kondisi domestik yang cukup solid ditengah sentimen negatif terhadap US dolar dan membaiknya risiko pasar keuangan global. Volatilitas Rupiah pada triwulan I 217 tercatat paling rendah dibandingkan negara peers yaitu Lira (Turki), Rand (Afrika Selatan), Real (Brazil), Won (Korea Selatan), Bath (Thailand), Rupee (India), Singapore Dollar (Singapura), Peso (Filipina), dan Ringgit (Malaysia) (Grafik 1.24). Pada April 217 nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil. Hingga akhir April 217, rupiah menguat sebesar 1,7% (ytd) menjadi Rp per dolar AS (Grafik 1.25). Di sisi eksternal, berlanjutnya penguatan rupiah dipengaruhi oleh meningkatnya sentimen negatif terhadap arah kebijakan perekonomian AS dan kenaikan pertumbuhan Tiongkok yang mendorong berlanjutnya aliran modal asing masuk ke negara EM termasuk Indonesia. Sementara di sisi domestik, penguatan rupiah didukung oleh meningkatnya cadangan devisa pada akhir Maret 217 sejalan dengan perbaikan outlook sovereign rating dan sentimen positif terhadap kondisi dan prospek perekonomian Indonesia. Berlanjutnya penguatan rupiah pada April 217 juga disertai volatilitas yang tetap rendah dibanding negara peers (Grafik 1.26). Inflasi Inflasi pada triwulan I 217 tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 217 yaitu 4±1%, meski sedikit lebih tinggi dibanding periode triwulan sebelumnya. Pada akhir triwulan I 217, realisasi inflasi IHK tercatat sebesar 3,61% (yoy) atau lebih tinggi dibanding periode akhir triwulan IV 216 yang sebesar 3,2% (yoy). Tekanan kenaikan inflasi di periode triwulan ini bersumber dari kelompok administered prices, terutama terkait penerapan sejumlah kebijakan Rupiah per Dolar AS 13.6 Data s.d 28 Apr IDR/USD Rata-rata Bulanan Rata-rata Triwulanan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah % Grafik Volatilitas Triwulanan Grafik Volatilitas Bulanan YTD 217 Rata-rata YTD 217 Data s.d. 28 Apr-17 TRY ZAR BRL KRW THB INR SGD PHP MYR IDR Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah %, yoy IHK Inti Volatile Food Administered Prices Sumber: BPS, diolah Grafik Perkembangan Inflasi Tahunan 8,68 3,28 4,17 2,66 Triwulan I

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Laporan Kebijakan Moneter

Laporan Kebijakan Moneter Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 216 Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 261 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2014 menunjukkan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga serta proses penyesuaian

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2016 Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan III 2016 dan bulan Oktober 2016, disertai stabilitas makroekonomi

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 109 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 Tim Penulis Laporan

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 April 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 149 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia http://www.bi.go.id BANK INDONESIA Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Pengaturan dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Desember 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate)

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan, namun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Perlambatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan I 2016 dan April 2016. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran 31-Jan-17 NAV: 1,956.984 Total Dana Kelolaan 13,549,697,865.75 - Pasar Uang 0-90% - Deposito 6.49% Mata Uang Rupiah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Obligasi 42.46% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA -

Lebih terperinci

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2, 31-Jan-17 NAV: 2,801.484 Total Dana Kelolaan 623,277,205,179.56 Pasar Uang 10-90% Ekuitas 38.59% Mata Uang Rupiah Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 36.54% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA Efek Ekuitas

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 Juli 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juni 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 April 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juli 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2, CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,330.705 CARLINK PRO Adalah gabungan dari produk asuransi berjangka (term insurance) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan untuk

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia http://www.bi.go.id BANK INDONESIA Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 September 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran 31-Jan-18 NAV: 1.57% Total Dana Kelolaan 14,856,625,829.18 43.49% 54.94% Memperoleh hasil investasi yang optimal dalam jangka panjang - Konsumen 49.17% - Perkebunan 0.69% dengan tetap menjaga tingkat resiko

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2014 menunjukkan bahwa proses penyesuaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang masih

Lebih terperinci

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 1 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY CMY K TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan April 217 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 2 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi DKI Jakarta Agustus 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia http://www.bi.go.id BANK INDONESIA Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,75%,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JUNI 2001 Kondisi ekonomi makro bulan Juni 2001 tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kepercayaan masyarakat

Lebih terperinci

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia

Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta Indonesia Jl.MH. Thamrin No.2 Jakarta 10110 - Indonesia http://www.bi.go.id BANK INDONESIA Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Grup Kebijakan Moneter Departemen

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap FIXED FIXED 31- NAV: Total Dana Kelolaan 3,807,531,838.20 0-80% 79.82% 17.31% 2.87% Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) BI Rate 0.62% 3.25% 6.50% 33.32% A 10 2.87% Pasar Uang, 17.31% 79.82% 0.73% 9.10% 8.73%

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang Tanggal Peluncuran 11 April 2011 0-20% Total Dana Kelolaan 60,826,022,840.66 - Efek Ekuitas 80-100% 31-Jan-18 NAV: 1,571.313 Inflasi (Jan 2018) Inflasi (Yoy) 0.62% 3.25% 4.92% 95.08% 4 2-2 - Pertambangan

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran Total Dana Kelolaan 4,856,084,724.02 - Efek Pendapatan Tetap 77.35% 10.42% 10.54% 1.69% Keuangan 5.41% Perkebunan 7.10% Infrastruktur 15.55% Properti 0.19% Konsumen 38.53% Konstruksi 5.76% Industri Dasar

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan September 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan

Lebih terperinci

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017 DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Surabaya 21 Desember 2016 OUTLINE 2 Perekonomian Global Perekonomian Nasional Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 359 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 TM. Arief

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Laporan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Triwulan II 2015 LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 masih mengalami perlambatan,

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2016 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 meningkat dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga. Meskipun masih belum

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur Jln. M.H. Jln. M..H. Tha TThha w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 217 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG)

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016 BADAN PUSAT STATISTIK 07 November 2016 Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah (Produk Domestik Regional Bruto) Indeks Tendensi Konsumen 7 November 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Pertumbuhan

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2, CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 2,330.705 CARLINK PRO Adalah gabungan dari produk asuransi berjangka (term insurance) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2014 menunjukkan stabilitas ekonomi semakin terjaga dan ditopang penyesuaian ekonomi yang tetap terkendali.

Lebih terperinci

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Laporan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Triwulan IV 215 BANK INDONESIA BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 10 Juli 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 Oktober 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci