TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan"

Transkripsi

1 TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan September 217

2 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Telp : /726 Fax : gkm_komunikasi@bi.go.id Website :

3 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini. TKM merupakan monitoring bulanan terhadap prakiraan perekonomian Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia. Dewan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Gubernur Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior Perry Warjiyo Deputi Gubernur ERWIN RIJANTO Deputi Gubernur SUGENG Deputi Gubernur ROSMAYA HADI Deputi Gubernur Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 1

4 Daftar Isi 1. Statement Kebijakan Moneter 3 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi Dunia Pertumbuhan Ekonomi Neraca Pembayaran Indonesia Nilai Tukar Rupiah Inflasi Perkembangan Moneter Perkembangan Sektor Keuangan Perbankan Pasar Saham Pasar SBN Pembiayaan Nonbank Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

5 1 Statement Kebijakan Moneter Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 2 dan 22 September 217 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 2 bps dari 4,% menjadi 4,2%, dengan suku bunga Deposit Facility turun 2 bps menjadi 3,% dan Lending Facility turun 2 bps menjadi,%, berlaku efektif sejak 2 September 217. Penurunan suku bunga acuan ini masih konsisten dengan realisasi dan perkiraan inflasi 217 yang rendah serta prakiraan inflasi 218 dan 219 yang akan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran yang ditetapkan dan defisit transaksi berjalan yang terkendali dalam batas yang aman. Risiko eksternal terutama yang terkait dengan rencana kebijakan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga telah diperhitungkan. Penurunan suku bunga kebijakan ini diharapkan dapat mendukung perbaikan intermediasi perbankan dan pemulihan ekonomi domestik yang sedang berlangsung. Bank Indonesia memandang bahwa tingkat suku bunga acuan saat ini cukup memadai sesuai dengan prakiraan inflasi dan makroekonomi ke depan. Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memperkuat bauran kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi. Prospek perekonomian global diperkirakan semakin membaik terutama di negara maju. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi di Eropa membaik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan penurunan ketidakpastian sektor keuangan. Di negara berkembang, perekonomian Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih baik didukung oleh konsumsi yang kuat dan penyaluran kredit yang meningkat. Peningkatan pertumbuhan di Tiongkok diperkirakan dapat mengkompensasi penurunan pertumbuhan di India. Di pasar komoditas, harga minyak relatif stabil dan harga komoditas ekspor Indonesia relatif tetap tinggi, terutama batubara dan tembaga. Relatif membaiknya pertumbuhan ekonomi global dan tetap tingginya harga komoditas dunia berdampak positif terhadap kinerja ekspor Indonesia. Sementara itu, risiko pasar keuangan global relatif terjaga seiring dengan keputusan FOMC terkait dengan kebijakan FFR dan normalisasi neraca bank sentral AS yang sesuai dengan perkiraan pasar. Keputusan FOMC tersebut juga sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia. Perekonomian Indonesia pada triwulan III 217 diperkirakan mulai membaik pada beberapa sektor. Perbaikan permintaan domestik terutama pada konsumsi rumah tangga mulai terlihat pada membaiknya penjualan ritel dan penjualan barang-barang tahan lama. Investasi bangunan diperkirakan tetap tumbuh baik sejalan dengan belanja pemerintah, sementara investasi nonbangunan terutama pada industri berbasis ekspor komoditas diperkirakan membaik sejalan dengan tetap tingginya harga komoditas dunia. Di sisi sektoral, meskipun masih lemah, perbaikan mulai terlihat pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran. Sektor Industri Pengolahan juga diperkirakan mulai membaik terutama di sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan ekspor, seperti alat Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 3

6 angkut serta kimia dan farmasi. Pertumbuhan ekonomi ke depan akan semakin membaik sejalan dengan pengeluaran Pemerintah yang meningkat dan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 217 diperkirakan masih dalam kisaran,-,4% dan akan meningkat menjadi,1-,% pada tahun 218. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus. Surplus tersebut didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas yang melampaui peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Secara kumulatif Januari-Agustus 217, surplus neraca perdagangan tercatat 9,11 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar,13 miliar dolar AS. Sementara itu, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 9,17 miliar dolar AS sampai dengan Agustus 217. Perbaikan sektor eksternal tersebut ikut memberikan kontribusi pada kenaikan cadangan devisa sehingga pada akhir Agustus 217 mencapai 128,8 miliar dolar AS atau cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Rupiah bergerak stabil dan cenderung terapresiasi. Selama Agustus 217, secara ratarata rupiah menguat sebesar,2% menjadi Rp per dolar AS. Penguatan tersebut dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS dan aliran masuk dana asing yang menyebabkan kondisi net supply di pasar valas. Pelemahan dolar AS dipengaruhi oleh pernyataan dovish dari The Fed dan ECB, serta kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Sementara itu, aliran masuk dana asing didukung oleh prospek imbal hasil yang tetap positif. Di sisi lain, volatilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga dan lebih rendah dibandingkan negaranegara peers. Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 217 tercatat 2,3% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,82% (yoy). Perkembangan ini merupakan dampak membaiknya pasokan, pengaruh faktor musiman pascalebaran dan liburan sekolah serta kontribusi positif berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah disertai koordinasi yang kuat bersama Bank Indonesia. Inflasi inti pada periode ini tercatat cukup rendah dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi inti Agustus tiga tahun terakhir. Ke depan, inflasi diperkirakan tetap rendah dan berada dalam kisaran sasaran inflasi didukung oleh terjaganya ekspektasi inflasi, relatif stabilnya nilai tukar rupiah, dan tren menurunnya inflasi global. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada dalam kisaran yang ditetapkan, yaitu sebesar 4,±1% tahun 217 serta 3,±1% tahun 218 dan 219. Sistem keuangan tetap stabil tetapi fungsi intermediasi perbankan masih berjalan lambat. Terjaganya stabilitas tersebut tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi pada level 23,% dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 23,3% di bulan Juli 217. Di bulan yang sama, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada level 3,% (gross) atau 1,4% (net). Sementara itu, intermediasi perbankan belum menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan kredit Juli 4 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

7 217 masih rendah yaitu tercatat 8,2% (yoy), meskipun membaik dari bulan sebelumnya 7,8% (yoy). Pertumbuhan kredit yang tinggi hanya terjadi pada sektor konstruksi, listrik, jasa dan pertanian, sedangkan sektor-sektor lain masih tumbuh rendah. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 217 tercatat 9,7% (yoy), menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 1,3% (yoy), terutama pada DPK valas. Ke depan, intermediasi perbankan diperkirakan akan membaik sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia, serta kemajuan dalam konsolidasi perbankan dan korporasi. Selain itu, pembiayaan perekonomian melalui pasar modal diharapkan juga semakin membaik sejalan dengan langkah-langkah pendalaman pasar keuangan. Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217

8 2 Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan semakin membaik terutama di negara maju. Perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia tersebut ditopang oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi di AS, Tiongkok maupun Eropa. Pertumbuhan AS diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan perbaikan permintaan domestik. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi di Eropa membaik seiring dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan penurunan ketidakpastian sektor keuangan. Di negara berkembang, perekonomian Tiongkok diperkirakan tumbuh lebih baik didukung oleh konsumsi yang kuat dan penyaluran kredit yang meningkat. Peningkatan pertumbuhan di Tiongkok tersebut diperkirakan dapat mengkompensasi penurunan pertumbuhan di India. Di pasar komoditas, harga minyak relatif stabil dan harga komoditas ekspor Indonesia relatif tetap tinggi, terutama batubara dan tembaga. Ke depan, risiko pasar keuangan global relatif terjaga seiring dengan keputusan FOMC terkait dengan kebijakan FFR dan normalisasi neraca bank sentral AS yang sesuai dengan perkiraan pasar. Permintaan domestik AS membaik sehingga pertumbuhan ekonominya diperkirakan lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 217 dan 218 lebih baik dari tahun 216 sejalan dengan membaiknya konsumsi yang ditopang oleh kondisi ketenagakerjaan yang mendekati full employment. Indikator konsumsi lainnya yakni penjualan retail juga mengalami peningkatan signifikan (Grafik 2.1). Selain itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi AS juga tercermin dari peningkatan produksi industri yang terus berlanjut. Hal tersebut % (SAAR) % (yoy, SA) 6 Pengeluaran Konsumsi Riil (qtq, SAAR) Pengeluaran Konsumsi Riil (yoy, Skala kanan) Penjualan Eceran Riil (yoy, Skala kanan) Pertumbuhan Upah Rill (yoy, Skala kanan) Sumber: Bloomberg, diolah % 1 1,1 3,7 3, 2,8 2,7 1,8 3,8 2,8 2,9 1,9 3,3 Grafik 2.1 Konsumsi, Penjualan Retail dan Upah Grafik 2.2 Indeks Produksi, 4, 4, 3, 3, 2, 2, 1, 1,,, -, - IP IP Manufaktur -1 IP Tambang IP Utiliti Sumber: Bloomberg, BEA, diolah 6 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

9 terindikasi dari Industrial Production Index (IPI) yang tumbuh meningkat pada Juli 217 dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 2.2) seiring dengan kapasitas utilisasi industri yang terus menunjukkan tren peningkatan. Peningkatan aktivitas konsumsi dan menurunnya ketidakpastian sektor keuangan mendukung pertumbuhan ekonomi Eropa yang diperkirakan lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Eropa pada 217 dan 218 diperkirakan membaik sesuai dengan perkiraan. Hal ini seiring dengan meningkatnya konsumsi seperti tercermin dari markit retail PMI yang masih bertahan pada level ekspansi selama bulan berturut-turut (Grafik 2.3). Selain itu, indikasi meningkatnya aktivitas konsumsi ditunjukkan oleh tren kenaikan Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) sejalan dengan berlanjutnya optimisme di sektor jasa dan industri hingga Agustus 217 (Grafik 2.4). Indeks keyakinan pelaku pasar juga masih berada pada level yang tinggi menjelang Pemilu Jerman tanggal 24 September 217. Kenaikan investasi berlanjut sejak akhir tahun 216 lalu seperti tercermin dari tren kenaikan pengeluaran barang modal dan output sektor konstruksi. Dari sisi eksternal, impor tumbuh lebih tinggi dari ekspor namun neraca perdagangan masih mengalami surplus selama Triwulan II 217. Sementara itu, risiko geopolitik dan ketidakpastian keuangan di Eropa menurun, tercermin dari tren penguatan Euro dan level CDS yang rendah. Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Tiongkok membaik didukung oleh konsumsi yang kuat dan penyaluran kredit yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 217 mengalami revisi ke atas. Kondisi tersebut ditopang oleh konsumsi yang stabil, ditandai dengan penjualan retail yang masih kuat, khususnya pada produk petroleum dan perhiasan. Kuatnya konsumsi juga diindikasikan oleh pertumbuhan kredit jangka pendek kepada rumah tangga yang tumbuh meningkat serta tingkat keyakinan konsumen yang masih stabil tinggi (Grafik 2.). % (yoy) Indeks 6 Markit Eurozone Retail PMI - Skala Kanan 4 Penjualan Eceran (YoY) Penjualan Eceran (MoM),8 2, , Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 2.3 Grafik 2.4 Penjualan Eceran dan Markit Retail PMI Kawasan Euro Indeks %, yoy , ,9 18 1, , Keyakinan Ekonomi Keyakinan Jasa - Skala Kanan Keyakinan Industri - Skala Kanan Keyakinan Konsumen - Skala Kanan Sumber: Bloomberg, diolah % Grafik 2. Tingkat Keyakinan Konsumen, Industri, dan Jasa Investasi Swasta YTD YoY Investasi Pemerintah YTD YoY Sumber: Bloomberg, diolah Perkembangan Investasi Tiongkok ,6 11,7 7,2 6,9 Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 7

10 Di sisi lain, melambatnya pertumbuhan investasi terus berlanjut terutama pada sektor-sektor yang dibiayai pemerintah, yaitu manufaktur, infrastruktur, dan properti (Grafik 2.6). Di sektor eksternal, surplus neraca perdagangan tercatat meningkat karena perlambatan impor yang lebih besar dari ekspor. Hal ini terjadi akibat aktivitas restocking Tiongkok yang segera berakhir dan meredanya base effect harga komoditas. Di sisi lain, perekonomian India diperkirakan lebih rendah seiring konsumsi dan investasi yang tertahan. Pertumbuhan ekonomi India pada 217 direvisi ke bawah. Kondisi tersebut sejalan dengan tertahannya kegiatan konsumsi yang tercermin dari pertumbuhan produksi industri yang mengalami kontraksi pada Juni 217 akibat adanya ketidakpastian pengenaan tarif The Goods and Services Tax (GST) yang baru. Tertahannya kinerja sektor industri juga disebabkan oleh demonetisasi yang terjadi di India meskipun saat ini besarannya sudah berkurang. Dari sisi eksternal, ekspor dan impor tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Grafik 2.7) yang terutama masih disumbangkan oleh komoditi minyak dan emas. Tingginya impor India tak lepas dari peran penguatan Indian Rupee, baik terhadap Chinese Yuan maupun mata uang negara partner dagang lainnya (Grafik 2.8). Pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor tersebut menyebabkan neraca perdagangan India mengalami defisit. Berlanjutnya perbaikan ekonomi global diperkirakan akan mendorong peningkatan volume perdagangan dunia. Pertumbuhan volume perdagangan dunia (world trade volume/ WTV) tahun 217 dan 218 diperkirakan lebih tinggi dari tahun 216. Asumsi ini masih searah dengan proyeksi sebelumnya yang diterbitkan oleh sejumlah lembaga internasional (Grafik 2.9). Membaiknya impor Emerging Asia, khususnya Tiongkok, menjadi pendorong utama peningkatan pertumbuhan WTV pada Indeks 4 Employment PMI SA Keyakinan Konsumen Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 2.6 PMI Employment dan Tingkat Keyakinan Konsumen % YY Miliar USD 2 4 Neraca Perdagangan Ekspor % YoY Impor % YoY Mar Apr Sep Des Mar Apr Sep Des Mar Apr Sep Des Mar Apr Sep Des Mar Apr Sep Des Mar Apr Sumber: Bloomberg, diolah USD/INR Grafik 2.7 Neraca Perdagangan Sumber: Bloomberg,diolah Grafik 2.8 Indian Rupee vs USD Depresiasi Apresiasi 8 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

11 triwulan I 217. Realisasi sementara volume perdagangan dunia pada Mei 217 meningkat menjadi sebesar 4,2%, dibandingkan dengan posisi triwulan I 217 yang sebesar 3,8%. Di pasar komoditas, perkembangan harga minyak dunia relatif stabil dan harga komoditas ekspor Indonesia relatif tetap tinggi, terutama batubara dan tembaga. Harga minyak relatif stabil sepanjang 217 yang ditandai dengan adanya kesepakatan produksi minyak oleh OPEC di awal tahun 217 sehingga menyebabkan fluktuasi harga minyak lebih terkendali. Sementara itu, asumsi Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHKEI) tahun 217 direvisi ke atas karena harga batubara bertahan tinggi. Kebijakan Tiongkok untuk meningkatkan produksi batubara belum berhasil menurunkan harga karena tingginya permintaan lokal akibat faktor siklikal seperti shutdown PLTA utama Tiongkok karena risiko banjir yang kemudian meningkatkan kebutuhan batubara PLTU, heatwave di daerah timur Tiongkok yang meningkatkan permintaan listrik untuk menghidupkan AC, dan aksi mogok kerja di Australia pada Juni 217 yang menghambat kelancaran impor (Grafik 2.1). Harga tembaga juga meningkat signifikan karena peningkatan permintaan Tiongkok dan juga dipengaruhi oleh faktor spekulasi. Peningkatan harga logam diperkirakan berlanjut terutama didukung oleh permintaan Tiongkok (Grafik 2.11). Di sisi lain, harga karet tercatat menurun dipengaruhi oleh penurunan harga minyak dan penurunan permintaan dari kendaraan bermotor (Grafik 2.12). Meski demikian, level harga karet saat ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PERTUMBUHAN EKONOMI Perekonomian Indonesia pada triwulan III 217 diperkirakan mulai membaik. Perbaikan permintaan domestik terutama pada konsumsi rumah tangga yang mulai terlihat pada membaiknya penjualan ritel dan penjualan % yoy 4, 4 3,7 3,8 3,9 3, 3,1 3 2,7 2,7 2, 2,2 2,4 2,6 2 1, 1,3 1, IMF (WEO Apr-17) WTO (Outlook Apr-17) f 218f Sumber: IMF dan WTO, diolah USD/MT Grafik 2.9 Perbandingan Asumsi Volume Perdagangan Dunia Beberapa Lembaga Data terakhir: 14 September Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 2.1 Perkembangan Harga Batubara Internasional USD/MT USD/MT Nikel Timah Tembaga - Skala Kanan Data terakhir: 14 September Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 2.11 Perkembangan Harga Logam USD/Kg MYR/Metric Ton Karet Minyak Kelapa Sawit - Skala Kanan 1 Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Sumber: Bloomberg, diolah Grafik 2.12 Perkembangan Harga Karet 92 Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 9

12 barang-barang tahan lama. Investasi bangunan diperkirakan tetap tumbuh baik sejalan dengan belanja pemerintah, sementara investasi nonbangunan terutama pada industri berbasis ekspor komoditas diperkirakan membaik sejalan dengan tetap tingginya harga komoditas dunia. Perkiraan perbaikan ekonomi juga didorong oleh ekspansi pengeluaran Pemerintah dan dampak pelonggaran kebijakan moneter. Konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik. Perkiraan tersebut terindikasi dari penjualan eceran dan penjualan kendaraan bermotor yang membaik sejalan dengan daya beli yang terjaga didukung inflasi yang rendah, belanja pemerintah dan sebagai dampak pelonggaran kebijakan moneter. Penjualan eceran pada Agustus 217 tumbuh,8% (yoy) setelah turun 3,3% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.13). Memasuki triwulan III 217, penjualan otomotif membaik tercermin dari penjualan motor dan mobil yang tumbuh positif pada Agustus 217. Dari sisi pendapatan, upah riil buruh tani dan NTP tumbuh positif. Selain itu, tingkat keyakinan konsumen tetap pada level optimis pada triwulan III 217, meskipun sedikit turun pada Agustus 217. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia pada Agustus 217 tercatat sebesar 121,9, sedikit melemah dari Juli 217 sebesar 123,4 (Grafik 2.14). Investasi diperkirakan terus tumbuh meningkat, ditopang oleh kinerja investasi bangunan. Kinerja investasi bangunan tumbuh tinggi sejalan dengan belanja pemerintah, khususnya belanja modal yang hingga Agustus 217 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi swasta juga meningkat, baik dalam bentuk proyek listrik dan jalan oleh BUMN maupun dalam bentuk perumahan tipe menengah-bawah. Indikasi investasi bangunan yang menguat juga ditunjukkan oleh penjualan semen yang tumbuh meningkat memasuki awal triwulan III 217 (Grafik 2.1). % yoy I II III IV I II III IV I II III* Total Suku Cadang Aksesoris Makanan,Minuman & Tembakau Peralatan Informasi dan Komunikasi Sandang Perlengkapan Rumah Tangga Lainya * data s.d. bulan Agustus 217 Sumber: Bank Indonesia Indeks Grafik 2.13 Penjualan Eceran 8 I II III IV I II III IV I II III* Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Keyakinan Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumen * data s.d. bulan Agustus 217 Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.14 Indeks Keyakinan Konsumen % yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: Asosiasi Semen Indonesia; data s.d. Juli 217 Grafik 2.1 Penjualan Semen 1 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

13 Kinerja investasi juga didukung oleh menguatnya investasi nonbangunan. Perkiraan perbaikan investasi nonbangunan terutama pada industri berbasis ekspor komoditas sejalan dengan tetap tingginya harga komoditas dunia. Investasi nonbangunan yang menguat terindikasi dari impor bahan baku dan barang modal periode Januari- Agustus 217 yang membaik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan alat berat juga terus meningkat pada Juli 217 dengan kenaikan pada semua sektor (Grafik 2.16). Di sisi alat angkutan, impor suku cadang dan perlengkapan alat angkutan terus meningkat (Grafik 2.17). Selain itu, kegiatan usaha terindikasi meningkat sejalan dengan PMI Markit yang membaik dari Juli ke Agustus 217 dan kembali pada fase ekspansi (di atas ). Perbaikan ini terkait dengan peningkatan new order serta bisnis ekspor. Kinerja ekspor diperkirakan lebih positif. Realisasi ekspor nonmigas riil pada Agustus 217 tumbuh 8,4% (yoy), meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh tinggi karena efek musiman dan base effect pergeseran periode lebaran (Grafik 2.18). Menurut kelompok komoditi, ekspor pertanian tumbuh 32,8% (yoy) ditopang oleh ekspor minyak nabati, sejalan dengan masih kuatnya permintaan di tengah moderasi harga. Sementara itu, ekspor batubara secara riil mengalami kontraksi meski masih tumbuh positif secara nominal ditopang oleh tingginya perbaikan harga. Ekspor riil manufaktur mulai tumbuh positif meskipun terbatas bersumber dari ekspor barang dari logam tidak mulia, karet olahan, alas kaki, serta kendaraan dan bagiannya. Harga komoditas ekspor relatif tetap tinggi. Harga komoditas pertambangan pada Juli dan Agustus 217 tercatat tetap tumbuh tinggi, terutama pada komoditas batubara didorong oleh tetap tingginya permintaan dunia (Grafik 2.19). Sementara harga ekspor produk manufaktur tercatat tumbuh relatif stabil pada Unit 4 3 Pertambangan Pertanian Konstruksi Kehutanan Sumber: United Tractors, diolah Grafik 2.16 Penjualan Alat Berat United Tractors % yoy % yoy, cma I II III IV I II III IV I II III* Investasi Nonbangunan (kendaraan) Impor Mobil penumpang (skala kanan) Impor Suku Cadang dan Peralatan untuk Alat Angkut (skala kanan) Penjualan Mobil Niaga (skala kanan) Sumber: BPS, CEIC, Data CMA3 Grafik 2.17 Indikator Investasi Nonbangunan (Alat Angkut) Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September

14 triwulan III 217. Di sisi lain, harga komoditas pertanian tumbuh lebih rendah disebabkan oleh koreksi harga minyak nabati terkait melimpahnya pasokan. Konsumsi Pemerintah pada triwulan III 217 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Prakiraan tersebut disebabkan estimasi perubahan komposisi belanja sehingga belanja barang dan bantuan sosial meningkat. Belanja pemerintah pusat pada periode hingga Agustus 217 tumbuh 7,9% (yoy) lebih tinggi dari tahun sebelumnya 3,8% (yoy) terutama pada bantuan sosial. Di sisi lain, realisasi belanja dalam bentuk belanja barang tercatat masih terbatas sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong penyerapan belanja yang lebih tepat sasaran (efektif). % yoy 6 Total Pertanian 4 3 Pertambangan Manufaktur I II III IV I II III IV I II III IV I II III* * data s.d. bulan Agustus 217 Sumber: Bank Indonesia; Grafik 2.18 Perkembangan Ekspor Riil Di sisi sektoral, meskipun masih lemah, perbaikan mulai terlihat pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran. Sektor Industri Pengolahan juga diperkirakan mulai membaik terutama di sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan ekspor, seperti alat angkut serta kimia dan farmasi. Ke depan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik ditopang oleh perbaikan investasi dan kinerja ekspor yang masih kuat. Pertumbuhan ekonomi ke depan akan semakin membaik sejalan dengan pengeluaran Pemerintah yang meningkat dan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia. Dengan perbaikan pada paruh kedua 217, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 217 masih dalam kisaran,-,4% dan akan meningkat menjadi,1-,% pada tahun 218. % yoy 6 Total Manufaktur 4 Pertambangan 3 Pertanian I II III IV I II III IV I II III* * data s.d. bulan Agustus 217 Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.19 Indeks Harga Ekspor 12 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

15 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus pada Agustus 217. Surplus neraca perdagangan Agustus 217 tercatat sebesar 1,72 miliar dolar AS, setelah pada Juli 217 mencatat defisit sebesar,27 miliar dolar AS (Grafik 2.2). Surplus tersebut didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas yang melampaui peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Secara kumulatif Januari-Agustus 217, surplus neraca perdagangan tercatat 9,11 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar,13 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 217 tercatat 2,41 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang sebesar,34 miliar dolar AS. Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang meningkat 1,49 miliar dolar AS (mtm), sementara impor nonmigas turun,8 miliar dolar AS (mtm). Peningkatan ekspor nonmigas terutama didorong oleh peningkatan ekspor lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin/peralatan listrik, perhiasan/permata, dan barang-barang rajutan. Sementara itu, penurunan impor nonmigas terutama disebabkan oleh turunnya impor kendaraan dan bagiannya, perangkat optik, kapas, pupuk, serta perhiasan/permata. Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca perdagangan nonmigas pada periode Januari-Agustus 217 tercatat 11,44 miliar dolar AS (ytd). Neraca perdagangan migas pada Agustus 217 mencatat defisit,68 miliar dolar AS, sedikit lebih besar dari,61 miliar dolar AS pada Juli 217. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor migas sebesar,18 miliar dolar AS (mtm), terutama impor minyak mentah, yang melebihi peningkatan ekspor migas yang sebesar,11 miliar dolar AS. Secara kumulatif, Miliar dolar AS 3 Nonmigas Migas Neraca Perdagangan (Total) Sumber: BPS, diolah Grafik 2.2 Neraca Perdagangan Miliar doalr AS 4 3 SBSN Saham SUN SBI Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sumber: Bank Indonesia, IDX, Bloomberg, diolah Grafik 2.21 Aliran Dana Nonresiden Pada Aset Rupiah Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September

16 defisit neraca perdagangan migas pada periode Januari-Agustus 217 tercatat,33 miliar dolar AS (ytd). Sementara itu, aliran dana masuk nonresiden masih terus berlanjut (Grafik 2.21). Jumlah aliran dana masuk nonresiden pada Agustus 217 tercatat 77 juta dolar AS. Investor nonresiden meningkatkan kepemilikan aset domestik pada instrumen SUN dan SBSN masing-masing menjadi sebesar 62, juta dolar AS dan 93,41 juta dolar AS. Secara kumulatif Januari-Juni 217, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai 9,17 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Agutus 217 mencatat peningkatan. Posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 217 tercatat 128,8 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 217 yang sebesar 127,8 miliar dolar AS (Grafik 2.22). Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari penerimaan pajak dan devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 217 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. NILAI TUKAR RUPIAH Nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dan cenderung mengalami apresiasi. Secara rata-rata bulanan, rupiah pada Agustus 217 menguat sebesar,2% ke level Rp per dolar AS (Grafik 2.23). Secara point-to-point (ytd), Rupiah juga menguat sebesar,97% (ptp) dari Rp menjadi Rp (Grafik 2.24). Penguatan tersebut didukung oleh aliran masuk Miliar dolar AS 1 Bulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintahan (Skala kanan) Cadangan Devisa Grafik 2.22 Cadangan Devisa Grafik 2.23 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Bulan Sumber: Bank Indonesia Rupiah per dolar AS IDR/USD Rata-rata Bulanan Rata-rata Triwulanan Data s.d 31 Agustus Apr Mei Jun Jul Ags Sumber: Reuters Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

17 dana asing ke pasar keuangan domestik seiring prospek imbal hasil yang positif dan kegiatan penjualan valas oleh korporasi domestik. Dari sisi eksternal, penguatan Rupiah pada Agustus 217 disebabkan oleh pelemahan dolar AS terutama akibat rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar dan pernyataan Gubernur The Fed yang cenderung dovish terkait rencana kenaikan lanjutan FFR paska melemahnya data durable goods AS pada Juni 217. Dari sisi domestik, penguatan rupiah ditopang oleh perkembangan positif data makroekonomi antara lain terkait inflasi Juli 217 yang lebih baik dari ekspektasi. Meskipun demikian, penguatan Rupiah sedikit tertahan paska rilis PDB triwulan II yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar. Volatilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga dan lebih rendah dibandingkan negara-negara peers. Volatilitas rupiah hingga akhir Agustus 217 tercatat paling rendah dibandingkan ratarata negara peers, seperti Rand (Afrika Selatan), Lira (Turki), Real (Brazil), Won (Korea Selatan), Peso (Filipina), Bath (Thailand), Rupee (India), Dolar Singapura (Singapura), dan Ringgit (Malaysia) (Grafik 2.2). YTD 217 vs 216 TRY 2,4 PHP -16,16-3,12 -,32 VIYR -4,94,4 IDR -,22,97 EUR -,7 11,7 KRW 1,83 6,94 7,97 THB Rata - rata 2,61 6,8 INR Point-to-point 2,81 3,37 BRL 9,7,67 ZAR Data s.d 31 Agustus ,24 % Sumber: Bloomberg % Grafik 2.24 Nilai Tukar Kawasan 216 YTD 217 Rata-rata YTD-17 Data s.d 31 Agustus 217 ZAR TRY BRL KRW PHP THB INR SGD MYR IDR Sumber: Bloomberg Grafik 2.2 Volatilitas Nilai Tukar Peer Group INFLASI Inflasi terkendali pada level yang lebih rendah dari perkiraan semula. Realisasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 217 tercatat mengalami deflasi sebesar,7% (mtm), lebih baik dibandingkan dengan ratarata historis bulan Agustus tiga tahun terakhir yang mencatat inflasi sebesar,28% (mtm). Dengan demikian, inflasi IHK hingga Agustus 217 secara kumulatif tercatat 2,3% (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,82% (yoy) - (Grafik 2.26). Perkembangan ini merupakan dampak terjaganya pasokan, pengaruh faktor musiman pascalebaran dan liburan sekolah, dan kontribusi positif berbagai kebijakan yang % yoy 2 IHK 16 Inti Volatile Food Administered Prices Agustus 217 mtm yoy ytd IHK -,7 3,82 2,3 Inti,28 2,98 2,1 Adm. Prices -,48 9,31 7,3 Volatile Food -,87 1, -, Sumber: BPS, diolah Grafik 2.26 Perkembangan Inflasi 9,31 3,82 2,98 1, Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 1

18 ditempuh Pemerintah disertai koordinasi yang kuat bersama Bank Indonesia. Inflasi inti pada Agustus 217 tercatat cukup rendah dan bahkan lebih rendah dibandingkan dengan inflasi inti bulan Agustus tiga tahun terakhir. Realisasi inflasi inti pada periode ini tercatat,28% (mtm) (Grafik 2.27). Meski sedikit meningkat dibandingkan realiasi inflasi inti pada bulan sebelumnya (,26%,mtm), perkembangan inflasi inti pada Agustus 217 tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi inti Agustus tiga tahun terakhir, yaitu,4% (mtm). Perkembangan inflasi inti pada bulan Agustus 217 dipengaruhi oleh melambatnya tekanan kelompok non-traded dibandingkan bulan lalu, sementara tekanan pada kelompok traded mengalami sedikit peningkatan antara lain pada komoditas garam dan emas perhiasan. Secara kumulatif, inflasi inti sampai dengan bulan Agustus 217 tercatat 2,1% (ytd) dan secara tahunan sebesar 2,98% (yoy). Perkembangan inflasi inti yang masih berada dalam level yang cukup rendah tersebut secara umum dipengaruhi oleh masih terbatasnya tekanan permintaan domestik, nilai tukar yang stabil dan ekspektasi inflasi yang terkendali (Grafik 2.28). Kelompok volatile food (VF) tercatat mengalami deflasi pada Agustus 217, bersumber dari koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis. Deflasi kelompok VF pada bulan Agustus 217 tercatat,87% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat mengalami inflasi sebesar,17% (mtm). Perkembangan VF pada bulan Agustus yang mengalami deflasi ini berbeda dari pola historis bulan Agustus dalam tiga tahun terakhir yang mengalami rata-rata inflasi sebesar,16% (mtm) - (Grafik 2.29). Deflasi VF pada Agustus 217 bersumber dari koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit. Meski demikian, deflasi VF lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga beberapa komoditas % mtm 1,,8,6,4,2 Inti Inti Traded Inti Non-Traded, Sumber: BPS, diolah Grafik 2.27 Inflasi Inti Indeks %, yoy 2 19 Inflasi IHK Aktual (skala kanan) Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yad 2 18 Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad Sumber: Bank Indonesia %, mtm Sumber: BPS, diolah Grafik 2.28 Ekspektasi Inflasi Konsumen Inflasi VF 21 Inflasi VF 216 Inflasi VF 217 Rata-rata Grafik 2.29 Inflasi Volatile Food 16 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

19 seperti cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras (Tabel 2.1). Dengan demikian, secara kumulatif inflasi VF sampai dengan Agustus 217 tercatat mengalami deflasi,89% (ytd), sedangkan secara tahunan inflasi VF tercatat 1,% (yoy). Kelompok administered prices (AP) pada Agustus 217 juga tercatat mengalami deflasi meski secara tahunan masih berada pada level yang cukup tinggi. Kelompok AP pada bulan ini mencatat deflasi,48% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat mengalami inflasi sebesar,7% (mtm). Deflasi AP pada Agustus 217 ini lebih dalam dari rata-rata deflasi pada tiga tahun terakhir yang sebesar,11% (mtm). Deflasi administered prices pada bulan Agustus 217 disumbang oleh turunnya tarif angkutan udara dan angkutan antar kota seiring berakhirnya masa liburan sekolah dan lebaran. Sementara itu, komoditas AP yang mengalami kenaikan harga adalah komoditas rokok akibat kenaikan cukai rokok (Tabel 2.2). Dengan perkembangan inflasi AP pada Agustus 217, secara kumulatif inflasi AP tercatat 7,3% (ytd) dan secara tahunan sebesar 9,31% (yoy) - (Grafik 2.3). Secara spasial, sebagian besar wilayah tercatat mengalami deflasi IHK pada Agustus 217 (Gambar 2.1). Deflasi terutama terjadi di daerah-daerah KTI dan Jawa yang secara agregat mengalami deflasi masing-masing sebesar -,3% (mtm) dan -,9% (mtm). Deflasi di KTI terutama disumbang oleh deflasi di berbagai daerah di Sulampua dan Kalimantan, terutama yang terdalam di Maluku (-2,8%, mtm), Sulawesi Tenggara (-1,%, mtm), Maluku Utara (-1,1%, mtm), Gorontalo (-,97%, mtm), dan Kalimantan Utara (-,8%, mtm). Sementara itu, separuh daerah di Sumatera mengalami inflasi. Perkembangan harga di sebagian besar daerah tersebut secara agregat mendukung pada pencapaian sasaran inflasi 217 yaitu 4±1%. No. Tabel 2.1 Tabel 2.2 Penyumbang Inflasi/Deflasi Volatile food Komoditas Inflasi/Deflasi (% mtm) Grafik 2.3 Inflasi Administered Prices Penyumbang Inflasi Administered Prices Sumbangan (%) INFLASI 1 Cabai merah 8,41,4 2 Daging ayam ras,96,1 3 Telur ayam ras 1,64,1 4 Apel 2,96,1 Anggur,7,1 DEFLASI 1 Bawang merah -1,63 -,6 2 Bawang putih -14,6 -, 3 Cabai rawit -12,7 -,2 4 Tomat sayur -7,49 -,2 Bayam -3,84 -,1 Sumber: BPS, diolah % % Administered Prices (mtm) Administered Prices (yoy - skala kanan) Sumber: BPS, diolah No. Komoditas INFLASI 1 Rokok kretek filter 2 Rokok kretek DEFLASI 1 Angkutan udara 2 Angkutan antar kota 3 Tarif listrik Sumber: BPS, diolah Inflasi/Deflasi (% mtm),7,9-7,2-1,48 -,1 Sumbangan (%),1,1 -,8 -,1 -,1 Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September

20 ACEH,6 SUMUT 1,1 RIAU,23 SUMBAR -,28 BENGKULU,19 LAMPUNG -,38 BANTEN -,1 KEP. RIAU,4 JAMBI -,19 SUMSEL -,16 KEP. BABEL -,7 DKI JAKARTA,13 JABAR -,9 KALBAR,14 JATENG -,1 DIY -,4 KALTENG -,32 JATIM -,2 KALSEL,1 BALI,3 KALTARA -,8 KALTIM -,29 SULBAR,42 SULSEL -,26 NTB -,2 SULTENG, NTT -,2 SULUT,21 GORONTALO -,97 SULTRA -1, MALUT -1,1 MALUKU -2,8 Inflasi Nasional: -,7%, mtm PAPBAR -,62 PAPUA -,8 Inf > 3,% 2,% < Inf < 3,% 1,% < Inf < 2,%,% < Inf < 1,% % < Inf <,% Inf < % Sumber: BPS, diolah Gambar 2.1 Peta Inflasi Daerah Agustus 217 (%, mtm) PERKEMBANGAN MONETER Transmisi pelonggaran kebijakan moneter terus berlangsung. Transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga berjalan cukup efektif sebagaimana tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit pada Juli 217. Namun, transmisi melalui jalur kredit berjalan lebih tercermin dari masih rendahnya pertumbuhan kredit meskipun membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Di pasar uang, suku bunga menurun sebagai respons terhadap penurunan suku bunga kebijakan dan terjaganya likuiditas. Sementara itu, likuiditas perekonomian dalam arti luas (M2) tumbuh lebih rendah dibanding bulan sebelumnya karena faktor menurunnya Aktiva Dalam Negeri Bersih terutama dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan Pemerintah. Di pasar keuangan, pasca penurunan suku bunga kebijakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan peningkatan hingga kembali mencatatkan rekor tertinggi. Demikian halnya dengan yield SBN yang terus melanjutkan tren penurunan pasca penurunan suku bunga kebijakan disertai sentimen positif domestik. 18 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

21 Suku bunga PUAB O/N menurun sebagai respons terhadap penurunan suku bunga kebijakan. Pada Agustus 217, rata-rata harian (RRH) suku bunga PUAB O/N tercatat 4,2%, turun 6 bps dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,31%. (Grafik 2.31). Spread antara RRH suku bunga PUAB O/N dengan 7-Day- RR Rate tercatat sebesar 42 bps, turun tipis dibanding spread pada bulan sebelumnya sebesar 44 bps. Pergerakan suku bunga PUAB O/N selama Agustus 217 secara konsisten masih berada pada koridor suku bunga kebijakan Bank Indonesia, baik pada periode sebelum maupun sesudah penurunan suku bunga kebijakan. % 8, 7,7 7, 7,2 7, 6,7 6, 6,2 6,,7,,2, 4,7 4, 4,2 4, 3,7 3, Sumber: Bank Indonesia rpuab O/N BI Rate DF Rate LF Rate 7 DRR Rate (Setelah 19 Agustus 216) 3-Mar Apr Apr Mei-16 2-Mei-16 8-Jun Jun-16 6-Jul-16 2-Jul-16 3-Ags Ags Ags Sep Sep Okt Okt-16 9-Nov Nov-16 7-Des Des-16 4-Jan Jan-17 1-Feb-17 1-Feb-17 1-Mar-17 1-Mar Mar Apr Apr-17 1-Mei Mei-17 7-Jun Jun-17 -Jul Jul-17 2-Ags Ags-17 3-Ags-17 Grafik 2.31 BI 7DRR, DF Rate dan Suku Bunga PUAB O/N Likuiditas tetap terjaga ditengah meningkatnya volume PUAB. RRH volume PUAB pasca penurunan suku bunga kebijakan pada Agustus 217 tercatat Rp13,99 triliun. Untuk keseluruhan Agustus 217, rata-rata harian volume PUAB tercatat Rp13,14 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp11,37 triliun (Grafik 2.32). Sementara itu, spread min-max PUAB O/N pada Agustus 217 sebesar 17 bps, sedikit lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 13 bps. Kondisi ini didorong oleh penyerapan likuiditas oleh Pemerintah dalam bentuk penerbitan SBN dan pajak pada minggu ke-2 dan ke-3 Agustus 217. Selain itu, terjaganya likuiditas PUAB juga terindikasi dari intensitas tekanan likuiditas pada sore hari yang tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan sesi pagi. Sementara itu, penurunan suku bunga deposito masih berlanjut meski cenderung terbatas. Pada Juli 217, rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga deposito turun 2 bps menjadi 6,49%. Penurunan suku bunga deposito terutama terjadi pada tenor 3 dan 6 bulan yakni masing-masing turun 6 bps, sehingga mengimbangi penurunan suku bunga deposito yang sebelumnya didominasi oleh tenor-tenor panjang. Secara kumulatif hingga posisi Juli 217 penurunan suku bunga deposito mencapai % Rp Triliun 11 Vol DF (Skala kanan) Vol PUAB ON (Skala kanan) rpuab ON 1 rdf BI Rate 7 DRR Rate 3 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov JanMar Mei Jul bps. Penurunan suku bunga deposito lebih Grafik 2.32 Suku Bunga PUAB O/N & Volume DF O/N Sumber: Bank Indonesia Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September

22 didominasi oleh kelompok bank BUKU 1 dan 2, sementara penurunan suku bunga deposito pada kelompok bank BUKU 4 semakin terbatas. Penurunan suku bunga kredit pada Juli 217 tercatat lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku bunga deposito. Pada Juli 217, suku bunga kredit tercatat 11,73% atau turun 4 bps dari suku bunga kredit pada Juni 217 (Grafik 2.33). Penurunan suku bunga terjadi pada semua jenis penggunaan kredit. Kredit Investasi turun 3 bps, Kredit Konsumsi turun 7 bps, sedangkan Kredit Modal Kerja turun bps. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif hingga posisi Juli 217, penurunan suku bunga kredit mencapai 31 bps. Dengan penurunan suku bunga kredit (4 bps) yang lebih besar daripada penurunan suku bunga deposito (2 bps), spread suku bunga depositokredit menyempit dari 26 bps menjadi 24 bps pada Juli 217 (Grafik 2.34). Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 melambat. Pada Juli 217, uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 9,2% (yoy), lebih rendah dari 1,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan M2 terutama bersumber dari komponen M1 yang tumbuh 12,2% (yoy), lebih rendah dari 13,2% (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.3). Demikian pula pada komponen uang kuasi yang tumbuh 8,1% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,2% (yoy). Melambatnya pertumbuhan M1 didorong oleh penurunan kartal dan giro Rupiah bank. Sementara itu, melambatnya pertumbuhan uang kuasi terutama dipengaruhi oleh lebih rendahnya pertumbuhan deposito dan menurunnya giro valas. Melambatnya pertumbuhan M2 bersumber dari Aktiva Dalam Negeri Bersih (Net Domestic Assets atau NDA) yang tumbuh lebih rendah. Pada Juli 217, NDA tumbuh 4,8% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan Juni 217 yang sebesar 7,8% (yoy). Melambatnya pertumbuhan NDA ini terutama disebabkan oleh kontraksi % Grafik 2.33 Suku Bunga KMK, KI dan KK Grafik 2.34 Selisih Suku Bunga Perbankan Grafik 2.3 Pertumbuhan Komponen M2 13, ,73 11,7 11 RRT Sb Kredit rkmk rki rkk 1, Sumber: Bank Indonesia % % Spread Kredit - Depo (rhs) RRT Sb Depo RRT Sb Kredit LF Rate BI Rate 7 Days RR Sumber: Bank Indonesia % M2 M1 Kuasi Sumber: Bank Indonesia 2 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

23 operasi keuangan Pemerintah Pusat. Hal ini tercermin dari kewajiban kepada Pemerintah Pusat (simpanan Pemerintah Pusat di BI dan perbankan) yang tumbuh meningkat dari 2,9% (yoy) pada Juni 217 menjadi 37,7% (yoy) pada Juli 217. Di sisi lain, Aktiva Luar Negeri Bersih (Net Foreign Assets atau NFA) mencatat kenaikan pertumbuhan sebesar 22,%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 17,4% (Grafik 2.36). Perkembangan Sektor Keuangan Perbankan % 6 NFA NDA-NCG NDA-Kredit M Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.36 Pertumbuhan Faktor yang Memengaruhi M2 Ketahanan industri perbankan tetap kuat didukung oleh memadainya rasio kecukupan modal dan terkendalinya risiko kredit. Pada Juli 217, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 23,%, jauh di atas ketentuan minimum 8% dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 23,3%. Kondisi ini mencerminkan tetap tingginya resiliensi perbankan terhadap tekanan dan gejolak di perekonomian. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 3,% (gross) atau 1,4% (net). Fungsi intermediasi perbankan masih berjalan lambat dengan tingkat pertumbuhan kredit yang masih rendah. Pada Juli 217, pertumbuhan kredit masih cukup rendah yakni sebesar 8,2% (yoy) walaupun mengalami perbaikan dibanding sebelumnya yang sebesar 7,8% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK) menopang perbaikan pertumbuhan kredit pada bulan Juli 217 (Grafik 2.37). Sementara itu, berdasarkan jenis mata uang, membaiknya pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit valas, sedangkan pertumbuhan kredit rupiah tumbuh relatif stabil. (%, YoY) Total KMK KI KK Data s.d Juli 217 Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.37 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter September

24 Secara sektoral, membaiknya pertumbuhan kredit pada Juli 217 terutama terjadi pada sektor konstruksi dan sektor pertanian (Grafik 2.38). Pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor klonstruksi merupakan yang tertinggi dibanding kredit ke sektor lainnya yakni mencapai 24,22% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian halnya dengan pertumbuhan kredit ke sektor pertanian yang juga tumbuh cukup tinggi yakni mencapai 12,23% (yoy) atau meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 11,42% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor industri yang memiliki porsi kredit yang cukup dominan justru tumbuh melambat menjadi,2% (yoy) dari bulan sebelumnya,29% (yoy). Pertumbuhan kredit ke sektor pertambangan juga tercatat lebih rendah pada Juli 217 menjadi 1,21% (yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,7% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat melambat. DPK tumbuh 9,7% (yoy) pada Juli 217, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,3% (yoy) (Grafik 2.39). Melambatnya pertumbuhan DPK ini terutama disebabkan oleh komponen giro dan deposito. Di sisi lain, pertumbuhan tabungan masih relatif stabil. Berdasarkan jenis mata uang, melambatnya pertumbuhan DPK terjadi terutama pada DPK valas sedangkan DPK rupiah tumbuh membaik. Pada bulan Juli 217, pertumbuhan giro rupiah terutama bersumber dari pertumbuhan giro milik korporasi dan Pemerintah Daerah. Sementara itu, deposito rupiah tercatat tumbuh melambat pada Juli 217 terutama untuk deposito milik perorangan. Pasar Saham Pasar saham domestik pada Agustus 217 menguat dibanding bulan sebelumnya dan kembali mencatatkan rekor tertinggi. IHSG tumbuh positif dengan ditutup di level.864,6 pada akhir Agustus 217 atau naik 23 poin (,4%, mtm). IHSG bahkan kembali mencatatkan rekor Listrik 14,36 11,18 Pertambangan 2,7 1,21 Jasa Sosial Jasa Dunia Usaha 14,86 16,88 12, 12,76 Pertanian 11,42 12,23 Konstruksi 21,8 24,22 Pengangkutan -2,3 -,89 Industri,29,2 Juni 217 Lain-lain 9,1 9,2 Juli 217 Perdagangan 3,43 4, % Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.38 Pertumbuhan Kredit Menurut Sektor Ekonomi (%, YoY) 3 3 Giro Tabungan Deposito Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Data s.d Juli 217 Sumber: Bank Indonesia Grafik 2.39 Pertumbuhan DPK 22 Tinjauan Kebijakan Moneter September 217 Bank Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juli 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juni 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 1 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY CMY K TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan April 217 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 2 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2016 Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan III 2016 dan bulan Oktober 2016, disertai stabilitas makroekonomi

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur Jln. M.H. Jln. M..H. Tha TThha w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 217 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG)

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2014 menunjukkan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga serta proses penyesuaian

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 April 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,75%,

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 September 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Desember 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate)

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 Juli 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 April 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 109 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 Tim Penulis Laporan

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan I 2016 dan April 2016. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 Oktober 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan, namun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Perlambatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TRIWULAN I 217 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 135 - Indonesia http://www.bi.go.id Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 10 Juli 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 261 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2014 menunjukkan bahwa proses penyesuaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang masih

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 149 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Laporan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Triwulan II 2015 LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 masih mengalami perlambatan,

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017 DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Kebijakan Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Jln. M..H. Tha TThha w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 16 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2014 menunjukkan stabilitas ekonomi semakin terjaga dan ditopang penyesuaian ekonomi yang tetap terkendali.

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2016 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 meningkat dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga. Meskipun masih belum

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id Juni 2014 Tinjauan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 359 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 TM. Arief

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Kebijakan Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2016 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara

Lebih terperinci

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang

CARLINK PRO SAFE Dana Investasi Pasar Uang SAFE 29-Jan-16 NAV: 11.00% Tabel Kinerja CARLink SAFE Total Dana Kelolaan 1,286,637,672.00 Memberikan hasil investasi yang kompetitif dengan mengutamakan keamanan dan tingkat likuiditas yang tinggi. Pasar

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK

Lebih terperinci

Laporan Kebijakan Moneter

Laporan Kebijakan Moneter Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 216 Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id Juni 2014 Tinjauan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11 Desember 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,75%, dengan suku bunga Lending

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci