TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan"

Transkripsi

1 TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juni 217

2 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Telp : /726 Fax : gkm_komunikasi@bi.go.id Website :

3 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia. Dewan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Gubernur Mirza Adityaswara Deputi Gubernur Senior Perry Warjiyo Deputi Gubernur ERWIN RIJANTO Deputi Gubernur SUGENG Deputi Gubernur ROSMAYA HADI Deputi Gubernur Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 1

4 Daftar Isi 1. Statement Kebijakan Moneter 3 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Perkembangan Ekonomi Dunia Pertumbuhan Ekonomi Neraca Pembayaran Indonesia Nilai Tukar Rupiah Inflasi Perkembangan Moneter Perkembangan Sektor Keuangan Perbankan Pasar Saham Pasar SBN Pembiayaan Nonbank Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

5 1 Statement Kebijakan Moneter Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 1-1 Juni 217 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) tetap sebesar,7, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar, dan Lending Facility tetap sebesar,, berlaku efektif sejak 16 Juni 217. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi domestik. Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari global maupun domestik. Dari sisi global, kenaikan lebih lanjut Fed Fund Rate (FFR) dan rencana penurunan besaran neraca bank sentral AS, hasil Pemilu di Inggris, serta potensi menurunnya harga komoditas khususnya minyak dunia merupakan risiko yang tetap perlu diwaspadai. Dari sisi domestik, beberapa risiko yang tetap perlu dicermati adalah dampak penyesuaian administered prices terhadap inflasi serta masih berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan. Untuk itu, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga terus mempererat koordinasi bersama Pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran dan mendorong kelanjutan reformasi struktural agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Pertumbuhan ekonomi dunia membaik sesuai perkiraan, namun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Prospek ekonomi dunia membaik sejalan dengan perkembangan ekonomi AS, Tiongkok, Eropa, dan Jepang. Perbaikan perekonomian AS ditopang terutama oleh konsumsi dan investasi yang menguat serta indikator ketenagakerjaan yang membaik. Di Tiongkok, ekspansi perekonomian terutama ditopang oleh pertumbuhan investasi pemerintah dan swasta. Di Eropa dan Jepang, pertumbuhan ekonomi membaik didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor dan permintaan domestik. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia juga meningkat. Sementara itu, harga komoditas global diperkirakan masih tetap tinggi, namun ke depan berpotensi bias ke bawah terkait pasokan yang berlebih di tengah permintaan yang terbatas. Bank Indonesia memandang bahwa kenaikan FFR tanggal 1 Juni 217 telah diantisipasi sehingga pasar keuangan Indonesia tetap kondusif didukung oleh persepsi positif terhadap pengelolaan makroekonomi dan kondisi fundamental Indonesia. Ke depan, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain kenaikan FFR lebih lanjut dan rencana penurunan besaran neraca bank sentral AS, serta perkembangan geopolitik di beberapa kawasan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 217 diperkirakan membaik didukung oleh tumbuhnya ekspor, meningkatnya investasi, dan tetap kuatnya konsumsi Rumah Tangga (RT). Ekspor tumbuh cukup baik sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi global dan kenaikan harga beberapa komoditas global. Investasi mengalami peningkatan didorong oleh investasi bangunan, baik terkait proyek infrastruktur pemerintah maupun sektor properti swasta, serta perbaikan investasi nonbangunan pada aktivitas sektor Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 3

6 berbasis komoditas dan konstruksi. Sementara itu, konsumsi RT diperkirakan tetap kuat didorong oleh penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR). Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia pada 217 tumbuh dalam kisaran,-, (yoy). Prospek perbaikan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh ekspor dan investasi yang terus meningkat, serta konsumsi RT yang tetap kuat. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 217 diperkirakan tetap mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga pada level yang sehat. Besarnya surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh perkiraan meningkatnya aliran masuk modal portofolio dan investasi langsung seiring dengan positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Persepsi positif investor didukung oleh sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade oleh ketiga lembaga rating utama dunia. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia sampai dengan akhir Mei 217 mencapai 9, miliar dolar AS (ytd). Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Mei 217 tercatat 12,9 miliar dolar AS, meningkat dari posisi akhir April 217 sebesar 123,2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dan cenderung menguat, seiring dengan berlanjutnya aliran masuk modal asing pada Mei 217. Nilai tukar rupiah, secara bulanan point to point (ptp), tercatat menguat sebesar, ke level Rp per dolar AS. Pergerakan rupiah relatif stabil tercermin dari volatilitas rupiah yang rendah. Stabilitas nilai tukar rupiah didukung oleh besarnya aliran masuk modal asing dan semakin dalamnya pasar keuangan Indonesia. Ke depan, aliran masuk modal asing baik dalam bentuk FDI maupun investasi portofolio diperkirakan akan berlanjut seiring dengan kebijakan reformasi struktural pemerintah dan keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar yang sesuai nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 217 yaitu ±1, meskipun meningkat di bulan Mei 217. Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 217 mencatat inflasi sebesar,39 (mtm) atau,33 (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar,9 (mtm) atau,17 (yoy). Inflasi IHK terutama disumbang oleh inflasi komponen volatile food dan administered prices. Peningkatan inflasi volatile food dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring dengan datangnya bulan Ramadhan di minggu ke-iv bulan Mei. Sementara itu, inflasi administered prices masih cukup tinggi tercatat,69 (mtm), meskipun turun dari bulan sebelumnya yakni 1,27 (mtm). Di sisi lain, inflasi inti cukup rendah sebesar,16 (mtm), meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya sebesar,13 (mtm). Ke depan, inflasi tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 217, yaitu ±1. Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat dalam menghadapi kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

7 Stabilitas sistem keuangan tetap kuat didukung oleh ketahanan industri perbankan dan pasar keuangan yang terjaga. Pada April 217, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tercatat 22,6, dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 21,6. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat 3,1 (gross) atau 1, (net). Transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial terus berlanjut meski belum optimal sejalan dengan kehati-hatian bank dalam mengelola risiko kredit. Pertumbuhan kredit April 217 tercatat 9, (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya 9,2 (yoy) didorong oleh kredit infrastruktur, konsumsi dan jasa sosial. Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 217 tercatat 9,9 (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 1, (yoy). Sejalan dengan perkiraan meningkatnya kegiatan ekonomi dan masih berlanjutnya dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kredit dan DPK pada tahun 217 diperkirakan lebih tinggi, masing-masing berada dalam kisaran 1-12 dan Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217

8 2 Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA Pertumbuhan ekonomi dunia membaik sesuai perkiraan, namun beberapa risiko tetap perlu dicermati. Prospek ekonomi dunia membaik sejalan dengan perkembangan ekonomi AS, Tiongkok, Eropa, dan Jepang. Perbaikan perekonomian AS ditopang terutama oleh konsumsi dan investasi yang menguat serta indikator ketenagakerjaan yang membaik. Di Tiongkok, ekspansi perekonomian terutama ditopang oleh pertumbuhan investasi pemerintah dan swasta. Di Eropa dan Jepang, pertumbuhan ekonomi membaik didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor dan permintaan domestik. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia juga meningkat. Sementara itu, harga komoditas global diperkirakan masih tetap tinggi, namun ke depan berpotensi bias ke bawah terkait pasokan yang berlebih di tengah permintaan yang terbatas. Bank Indonesia memandang bahwa kenaikan FFR tanggal 1 Juni 217 telah diantisipasi sehingga pasar keuangan Indonesia tetap kondusif didukung oleh persepsi positif terhadap pengelolaan makroekonomi dan kondisi fundamental Indonesia. Ke depan, sejumlah risiko terhadap perekonomian global tetap perlu diwaspadai, antara lain kenaikan FFR lebih lanjut dan rencana penurunan besaran neraca bank sentral AS, serta perkembangan geopolitik di beberapa kawasan. Perbaikan perekonomian AS ditopang terutama oleh investasi yang menguat dan kondisi ketenagakerjaan yang membaik. Menguatnya investasi AS tercermin dari fixed investment yang meningkat signifikan, terutama didorong oleh investasi nonresidensial, ,76,3,27 -,7 Investasi Nonresidensial (Kontribusi Tahunan) Investasi Nonresidensial (Kontribusi) Investasi Nonresidensial (yoy) Sumber: FRED, Bloomberg, diolah 2 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I-2nd Grafik 2.1 Grafik 2.2 Investasi Nonresiden AS Invmnt. Residential (Annual Contr.) Invmnt. Residential (Contr.) Invmnt. Residential (yoy),33,39,18,11 - I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I-2nd Sumber: FRED, Bloomberg, diolah Investasi Residensial AS 12 U - NAIRU (skala kanan) 1 Tingkat Pengangguran NAIRU Sep Apr Nov Jun Jan Ags Mar Okt Mei Des Jul Feb Sep Apr Nov Jun Jan Ags Mar Okt Mei Sumber: FRED, Bloomberg, diolah Grafik 2.3 Tingkat Pengangguran dan NAIRU Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

9 sementara perbaikan residensial terbatas (Grafik 2.1 dan 2.2). Indikator terkini mengindikasikan tetap solidnya investasi nonresidensial pada tahun 217, terutama dari sektor energi seiring dengan harga minyak yg diperkirakan masih tinggi dan aspek teknikal base effect 216 yang rendah. Sementara itu, kenaikan investasi residensial lebih terbatas, terkait dengan kebijakan kenaikan FFR. Di sisi lain, membaiknya kondisi ketenagakerjaan juga turut menopang perbaikan ekonomi AS. Perbaikan ketenagakerjaan tersebut tercermin dari tingkat pengangguran yang terus menurun (Grafik 2.3) dan upah yang meningkat. Tingkat pengangguran pada April 217 tercatat,, atau turun dibandingkan Maret 217 sebesar,. Tingkat penganguran pada triwulan I 217 tersebut di bawah NAIRU yang sebesar,7. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tenaga kerja semakin mendekati kondisi maximum employment. Selain itu, perbaikan sektor tenaga kerja juga ditunjukkan oleh penambahan nonfarm-payrolls (NFP) yang cukup berkelanjutan dengan rata-rata sepanjang Januari hingga April 217 tercatat sebesar 18 ribu (Grafik 2.). Di Tiongkok, ekspansi perekonomian terutama ditopang oleh pertumbuhan investasi pemerintah dan swasta. Pertumbuhan investasi Tiongkok pada April 217 berada pada level yang tetap tinggi, meskipun mengalami sedikit perlambatan dibandingkan Maret 217. Hal ini tercermin dari indikator fixed asset investment (FAI) yang tumbuh sejak awal tahun hingga April 217 sebesar 8,9 (YoY), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan sejak awal tahun hingga Maret 217 yang tercatat sebesar 9,2 (YoY) (Grafik 2.). Perlambatan investasi terjadi pada sektor manufaktur dan pertambangan, sedangkan pertumbuhan investasi infrastruktur relatif stabil dibandingkan sebelumnya. Pertumbuhan pada investasi swasta dan investasi pemerintah juga mengalami konsolidasi dengan tren yang masih sesuai perkiraan (Grafik 2.6). Investasi swasta Ribu Tingkat Pengangguran Rata-rata Penghasilan Per Jam Nonfarm Payrolls (skala kanan) Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Sumber: FRED, Bloomberg, diolah Grafik 2. Perkembangan Nonfarm Payroll FAI YTD yoy FAI Real Estate YTD yoy FAI Pertambangan YTD yoy FAI Infrastruktur YTD yoy FAI Manufaktur YTD yoy Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Sumber: Bloomberg, diolah 3 2 Grafik 2. Fixed Asset Investment Berdasarkan Sektor Grafik 2.6 Investasi Pemerintah dan Swasta Tiongkok 23,3 8,9 6,8,8, ,6 13,8 1 Investasi Swasta YTD yoy Investasi Pemerintah YTD yoy 7,7 6,9 Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Sumber: Bloomberg -9, Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 7

10 pada April 217 tumbuh sedikit melambat dibandingkan pada Maret 217. Meskipun demikian, pertumbuhan investasi swasta pada April 217 masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata Triwulan I 216, yaitu periode sebelum pelemahan sektor swasta (rata-rata Triwulan I 216: 6,). Sementara itu, investasi pemerintah pada April 217 mengalami peningkatan dari sebelumnya. Hal itu mengindikasikan mulai terjadinya konsolidasi dari tren yang menurun sejak pertengahan tahun 216. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Eropa membaik didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor dan permintaan domestik. Ekspor pada Maret 217 tercatat tumbuh sebesar 13,1 (yoy) (Grafik 2.7). Kinerja ekspor Eropa terus meningkat dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus. Tren pemulihan ekspor berlanjut selama triwulan I 217, terutama didorong oleh cukup kuatnya permintaan global. Membaiknya pertumbuhan ekonomi Eropa juga didorong oleh permintaan domestik. Hal ini di antaranya tercermin dari konsumsi yang melanjutkan tren penguatan gradual selama triwulan I 217. Penguatan konsumsi Eropa antara lain terindikasi dari meningkatnya penjualan ritel yang tumbuh lebih tinggi pada bulan Maret 217 sebesar 2,3 (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,7 (yoy) (Grafik 2.8). Peningkatan aktivitas konsumsi diperkirakan berlanjut pada triwulan II 217. Hal ini tercermin dari Markit Retail PMI yang kembali berada pada level ekspansi (indeks 2,7) setelah bulan sebelumnya sempat berada di level kontraksi. Di Jepang, perbaikan ekonomi juga ditopang oleh kinerja ekspor dan permintaan domestik. Ekonomi Jepang pada triwulan I 217 tumbuh sebesar 1,6 (YoY), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, (YoY) (Grafik 2.9). Pemulihan kinerja ekspor berlanjut, ditandai oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan (Grafik 2.1). Selain itu, permintaan domestik juga meningkat, dipengaruhi oleh mulai berdampaknya stimulus Miliar Euro 2 Neraca Perdagangan Nilai Ekspor Nilai Impor Impor (yoy) Ekspor (yoy) Grafik 2.7 Grafik 2.8 Perkembangan Ekspor dan Impor Kawasan Euro (Bulanan) (yoy) Indeks 6 Markit Eurozone Retail PMI (skala kanan) Penjualan Ritel (yoy) Penjualan Ritel (mom) 3 2,7 2, Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Grafik 2.9 Penjualan Ritel dan Markit Retail PMI Kawasan Euro Pertumbuhan Triwulanan PDB Jepang,3 1,7 1,6,9 1,, Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q Q1 Q2 Q3 Q Q Konsumsi Swasta Konsumsi Pemerintah Investasi Swasta Residensial Investasi Swasta Nonresidensial Perubahan Inventori Swasta Investasi Publik Perubahan Investasi Publik Net Ekspor PDB, yoy Miliar JPY 3 2. Neraca Perdagangan (skala kanan) Ekspor (yoy) 2. 2 Impor (yoy) Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Grafik 2.1 Perkembangan Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Jepang 8 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

11 fiskal melalui program Investment for future yang telah dimulai sejak tahun lalu. Sementara itu, aktivitas investasi mulai terlihat pada triwulan I 217, seiring dengan pembangunan berbagai proyek pemerintah terkait penyelenggaraan Asian Games 22. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia, volume perdagangan dunia juga meningkat (Grafik 2.11). Potensi perbaikan volume perdagangan dunia (world trade volume/wtv) yang lebih tinggi didorong membaiknya perdagangan Tiongkok. Sejalan dengan korelasi positif perdagangan Tiongkok dan pertumbuhan WTV, perbaikan ekspor dan impor Tiongkok mendorong pertumbuhan volume perdagangan dunia pada triwulan I 217 (Grafik 2.12). Sementara itu, harga komoditas global diperkirakan tetap tinggi, namun ke depan berpotensi bias ke bawah terkait pasokan yang berlebih di tengah permintaan yang terbatas. Hal tersebut didukung oleh peningkatan harga logam yang diperkirakan terus berlanjut (Grafik 2.13). Harga tembaga kembali naik, didorong oleh adanya gangguan produksi di tengah jumlah permintaan dari Tiongkok yang relatif stabil. Sementara itu, harga timah mulai meningkat perlahan didorong oleh kondisi net demand. Namun, harga nikel diperkirakan terus menurun seiring peningkatan pasokan. Di sisi lain, harga CPO berada dalam tren turun sejalan dengan pasokan yang mengalami pertumbuhan positif (Grafik 2.1). Hal ini tercermin dari produksi CPO Malaysia yang meningkat hingga 2. Ke depan, produksi CPO diperkirakan akan terus membaik, terutama pada pertengahan 217 saat musim panen dan akan berlanjut hingga 218. PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 217 diperkirakan membaik didukung oleh investasi yang meningkat,, yoy, yoy PDB Dunia WTV CPB WTV/PDB (Skala Kanan) Sumber: Bloomberg, CPB, diolah Data per Rilis CPB Mei 217 Grafik 2.11 Perkembangan PDB Dunia dan Volume Perdagangan Dunia 8 6 Ekspor Tiongkok Impor Tiongkok WTV (Skala Kanan) Korelasi WTV-Ekspor :,82 Korelasi WTC-Impor :, Sumber : Bloomberg, CPB Grafik 2.12 Volume Perdagangan Dunia dan Ekspor-Impor Tiongkok USD/MT USD/MT Nikel Data s.d. 29 Mei 217 Timah Tembaga (Skala Kanan) Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Sumber: Bloomberg Grafik 2.13 Perkembangan Harga Logam Ribu Ton yoy 8. El Nino La Nina Produksi CPO Malaysia El Nino 8. Pertumbuhan (Skala Kanan) Mar Okt Mei Des Jul Feb Sep Apr Nov Jun Jan Ags Mar Okt Mei Des Sumber: Bloomberg Grafik 2.1 Perkembangan Produksi CPO Malaysia Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 9

12 konsumsi rumah tangga dan ekspor yang tetap kuat. Investasi diperkirakan meningkat didorong oleh investasi bangunan terkait proyek infrastruktur pemerintah, serta mulai meningkatnya peran swasta. Investasi nonbangunan juga menunjukkan perbaikan dengan masih terfokus pada aktivitas sektor berbasis komoditas dan konstruksi. Sementara itu, konsumsi RT diperkirakan tetap kuat didukung oleh Tunjangan Hari Raya (THR). Ekspor diperkirakan tumbuh cukup baik sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi global dan perkembangan harga beberapa komoditas yang masih tinggi. Konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap kuat, didukung oleh optimisme konsumen dan pendapatan konsumen dari tunjangan hari raya (THR). Perkiraan tetap terjaganya konsumsi rumah tangga didukung oleh optimisme konsumen yang terus meningkat sebagaimana tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) Bank Indonesia yang terus meningkat, mencapai level tertinggi (Grafik 2.1). IKK Danareksa juga menunjukkan optimisme konsumen yang terus meningkat. Optimisme tersebut terutama bersumber dari keyakinan terhadap perekonomian ke depan yang membaik, termasuk ekspektasi pendapatan konsumen. Keyakinan atas kondisi ekonomi saat ini juga meningkat, ditopang oleh keyakinan atas ketersediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan khususnya terkait pendapatan dari tunjangan hari raya (THR). Relatif terjaganya harga barang-barang kebutuhan pokok menjelang hari raya keagamaan (Idul Fitri) turut menopang daya beli konsumen. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga didukung indikator penjualan eceran yang membaik. Penjualan eceran pada Mei 217 tumbuh, (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar,2 (yoy) (Grafik 2.16). Perbaikan tersebut didukung oleh penjualan kelompok makanan, minuman dan Indeks 1 Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Keyakinan Saat Ini 13 Indeks Ekspektasi Konsumen I II III IV I II III IV I II* Sumber: Bank Indonesia; *data sampai dengan Mei 217, yoy Grafik 2.1 Indeks Keyakinan Konsumen -2 I II III IV I II III IV I II* Total Suku Cadang dan Aksesori Makanan, Minuman & Tembakau Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya Peralatan Informasi dan Komunikasi Sandang Sumber: Bank Indonesia; *data sampai dengan Mei 217 Grafik 2.16 Penjualan Eceran 1 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

13 tembakau yang meningkat sejalan dengan pola musiman terkait hari raya keagamaan (Idul Fitri). Penjualan sepeda motor juga meningkat pada Mei 217, setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Namun, penjualan mobil sedikit menurun pada April , yoy Konsumsi Pemerintah pada triwulan II 217 diperkirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Prakiraan tersebut sejalan dengan realisasi belanja pemerintah hingga Mei 217. Belanja barang tumbuh terbatas, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan program penyerapan belanja yang lebih tepat sasaran. Kondisi yang sama pada belanja pegawai yang tumbuh terbatas hingga Mei 217. Investasi pada triwulan II 217 diperkirakan tumbuh membaik bersumber dari berlanjutnya perbaikan investasi bangunan. Investasi bangunan terus menguat sejalan dengan realisasi proyek pemerintah, terutama di infrastruktur jalan dan pembangkit listrik, yang tercermin dari meningkatnya realisasi belanja modal pemerintah hingga Mei 217. Investasi bangunan juga turut didukung oleh sektor swasta yang kembali menguat setelah selama beberapa triwulan sebelumnya mengalami stagnasi. Sejumlah proyek swasta yang turut mendukung meningkatnya investasi bangunan, diantaranya adalah proyek pertokoan dan perumahan. Perbaikan investasi bangunan juga dikonfirmasi dari penjualan semen yang tumbuh 12,3 (yoy) pada triwulan II 217, meningkat dari, (yoy) di triwulan I 217 (Grafik 2.17). Kinerja investasi yang membaik juga didukung oleh investasi nonbangunan yang tetap kuat. Indikasi membaiknya investasi nonbangunan terlihat dari Purchasing Manager Index (PMI) Markit pada Mei 217 yang tetap berada pada fase ekspansi di level,6, bersumber dari bisnis ekspor baru yang naik pada level terkuat sejak bulan September 216, serta terkendalinya tekanan inflasi. Indikasi membaiknya kinerja investasi nonbangunan - Penjualan Semen -1 I II III IV I II III IV I II III IV I II* Sumber: Asosiasi Semen Indonesia; *data sampai dengan Mei 217 Grafik 2.17 Penjualan Semen, yoy 7 Investasi Nonbangunan (alat angkut) Impor Mobil Penumpang Impor Suku Cadang dan Peralatan untuk Alat Angkut Penjualan Mobil Niaga 27, 2, 2 1,8 6,8 7,3,2 -,2 -, -6, * Sumber: BPS, CEIC, Data CMA3; *data sampai dengan Mei 217 Grafik 2.18 Impor Kendaraan dan Suku Cadang Unit Pertambangan Pertanian Konstruksi Kehutanan I II III IV I II III IV I... Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Sumber: United Tractors, diolah Grafik 2.19 Penjualan Alat Berat United Tractors Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni

14 juga tampak dari berlanjutnya perbaikan impor suku cadang dan perlengkapan baik barang modal maupun alat angkutan. Sejalan dengan itu, impor barang modal, kecuali alat angkutan, juga tumbuh tinggi setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Di sisi alat angkutan, impor suku cadang dan perlengkapan alat angkutan tumbuh meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi (Grafik 2.18). Selain itu, Penjualan alat berat pada April 217 meningkat terutama terjadi pada kelompok pertambangan dan konstruksi (Grafik 2.19). Hal ini didukung oleh masih berlanjutnya perbaikan harga komoditas yang mempengaruhi kelanjutan peremajaan armada pertambangan dan berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah. Di sisi eksternal, ekspor pada triwulan II 217 diperkirakan tumbuh membaik didukung oleh berlanjutnya pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia di tengah harga komoditas yang masih tinggi. Setelah sedikit mengalami koreksi pada bulan April 217, ekspor kembali tumbuh positif pada Mei 217 terutama ditopang oleh perbaikan ekspor produk pertanian (Grafik 2.2). Pertumbuhan ekspor produk pertanian utamanya didorong oleh ekspor CPO. Sementara itu, ekspor manufaktur membaik dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun masih mengalami kontraksi. Sementara itu, ekspor pertambangan masih positif meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Perbaikan harga komoditas masih terus berlanjut pada triwulan II 217. Perbaikan harga tersebut didukung oleh harga komoditas pertambangan yang tetap tinggi pada Mei 217, terutama pada harga komoditas batubara (Grafik 2.21). Namun, harga komoditas pertanian pada Mei 217 tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, disebabkan oleh koreksi harga CPO, terkait melimpahnya pasokan CPO sebagai dampak panen raya kelapa sawit di Malaysia pada Mei 217., yoy Total Manufaktur Pertanian PDB Ekspor I II III IV I II III IV I II III IV I II* Sumber: Bank Indonesia; *data sampai dengan Mei 217 Grafik 2.2 Perkembangan Ekspor Riil Grafik 2.21 Indeks Harga Ekspor Pertambangan, yoy Total Manufaktur Pertambangan Pertanian I II III IV I II III IV I II* Sumber: Bank Indonesia; *data sampai dengan Mei Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

15 Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 217, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat tumbuh pada kisaran,-, (yoy). Pada tahun 217, fase pemulihan ekonomi diperkirakan terus berlanjut terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor, dan mulai menggeliatnya investasi yang didukung oleh terus berlanjutnya kenaikan harga komoditas. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup stabil. Ke depan, peran stimulus fiskal diharapkan dapat tetap terjaga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Mei 217, didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas (Grafik 2.22). Surplus neraca perdagangan Mei 217 tercatat,7 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus April 217 sebesar 1,33 miliar dolar AS. Surplus yang lebih rendah secara bulanan tersebut dipengaruhi oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang melebihi penurunan defisit neraca migas. Secara kumulatif Januari-Mei 217, surplus neraca perdagangan tercatat,9 miliar dolar AS, lebih besar dibanding periode yang sama tahun 216 yang sebesar 3,2 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Mei 217 tercatat 1,3 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 1,9 miliar dolar AS. Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 1,69 miliar dolar AS (mtm), lebih besar dari peningkatan ekspor nonmigas sebesar,78 miliar dolar AS (mtm). Peningkatan impor nonmigas terutama bersumber dari meningkatnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, plastik dan barang dari plastik, besi dan baja, serta serealia. Sementara itu, peningkatan Miliar Dolar AS Nonmigas Migas Total Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Sumber: BPS, diolah Grafik 2.22 Neraca Perdagangan Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni

16 ekspor nonmigas terutama didorong oleh kenaikan ekspor mesin/peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, mesin/pesawat mekanik, barang-barang rajutan, serta besi dan baja. Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-Mei 217 tercatat mencapai 9,66 miliar dolar AS, jauh lebih baik dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun 216 yang sebesar,6 miliar dolar AS. Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas turun dari,61 miliar dolar AS pada April 217 menjadi, miliar dolar AS pada Mei 217. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya ekspor migas sebesar,23 miliar dolar AS (mtm) yang melebihi peningkatan impor migas,17 miliar dolar AS (mtm). Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan migas sepanjang periode Januari-Mei 217 tercatat 3,76 miliar dolar AS, lebih besar dibanding periode yang sama tahun 216 yang sebesar 1,62 miliar dolar AS. Juta Dolar AS SBSN Saham SUN SBI Data s.d. 31 Mei Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Sumber: Bank Indonesia, IDX, Bloomberg, diolah Grafik 2.23 Aliran Dana Nonresiden Pada Aset Rupiah Sementara itu, sampai dengan bulan Mei 217 aliran dana masuk nonresiden masih terus berlanjut (Grafik 2.23). Investor nonresiden meningkatkan kepemilikan aset domestik pada instrumen SUN, SBI, dan SBSN masing-masing menjadi sebesar 631 juta dolar AS, 1 juta dolar AS, dan 13 juta dolar AS. Jumlah aliran dana masuk nonresiden pada Mei 217 tercatat 81 juta dolar AS dan secara kumulatif aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai 9, miliar dolar AS. Meningkatnya aliran dana masuk tersebut terutama terjadi pada akhir bulan Mei 217 paska kenaikan rating Indonesia oleh Standard & Poor s. Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 217 diperkirakan tetap mencatat surplus, ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial. Besarnya surplus transaksi modal dan finansial terutama bersumber dari meningkatnya aliran masuk modal portofolio dan investasi 1 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

17 langsung seiring dengan positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Persepsi positif investor didukung oleh sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade oleh ketiga lembaga rating utama dunia. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terjaga pada level yang sehat. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Mei 217 tercatat 12,9 miliar dolar AS, meningkat dari posisi akhir April 217 sebesar 123,2 miliar dolar AS (Grafik 2.2). Peningkatan cadangan devisa terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. Posisi cadangan devisa pada bulan Mei 217 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. NILAI TUKAR RUPIAH Nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil dan cenderung menguat, seiring dengan berlanjutnya aliran masuk modal asing pada Mei 217. Secara point-to-point, rupiah pada Mei 217 tercatat menguat sebesar, ke level Rp per dolar AS (Grafik 2.2). Rupiah tercatat telah menguat sebesar 1,13 (ytd) hingga akhir Mei 217 (Grafik 2.26). Penguatan rupiah didorong oleh sentimen positif investor sebagai dampak dari kenaikan rating Indonesia menjadi investment grade oleh S&P. Penguatan rupiah ditopang perkembangan makroekonomi domestik yang cukup positif dan terjaganya risiko eksternal. Sentimen positif di sisi domestik, antara lain terkait dengan inflasi yang relatif masih terjaga di dalam target Miliar Dolar AS Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Cadangan Devisa Bulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala kanan) Rupiah per Dolar AS Data s.d. 31 Mei Grafik 2.2 Cadangan Devisa Grafik 2.2 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Bulan IDR/USD Rata-rata bulanan Rata-rata triwulanan Jan Feb Mar Apr Mei Sumber: Reuters YTD 217 vs 216 TRY -17,1 -,18 PHP -6,,79 IDR -,89 -, MYR -3,2 6,21 EUR -,23 1,13 THB 1,18,2 Rata-rata 1, INR 7,7 point-to-point 1,7 BRL,3 1, ZAR,87 KRW data s.d 31 Mei 217,7 1, Sumber: Bloomberg Grafik 2.26 Nilai Tukar Kawasan Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 1

18 Bank Indonesia dan posisi cadangan devisa yang cukup tinggi. Kenaikan rating S&P menjadi investment grade turut berpengaruh cukup besar terhadap aliran modal masuk maupun penguatan Rupiah sepanjang Mei 217. Risiko eksternal cenderung stabil sepanjang bulan Mei 217. Penurunan risiko eksternal tercermin pada VIX yang lebih rendah dari sebelumnya. Hal tersebut antara lain dipengaruhi oleh hasil pemilu di Perancis. Selain itu, risiko eksternal yang mereda sejalan dengan data ekonomi AS yang membaik. Meskipun, perkembangan politik AS dan teror yang terjadi di Inggris juga memengaruhi risiko global. Volatilitas rupiah mengalami penurunan pada Mei 217. Volatilitas Rupiah sedikit mengalami peningkatan pada pertengahan bulan Mei 217 akibat meningkatnya risiko politik domestik, namun pada akhir bulan volatilitas rupiah kembali stabil, seiring kembali terjaganya risiko domestik. Volatilitas rupiah hingga akhir Mei 217 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata negara peers dan lebih rendah dibandingkan Lira (Turki), Rand (Afrika Selatan), Real (Brazil), Won (Korea Selatan), Bath (Thailand), Rupee (India), Dolar Singapura (Singapura), Ringgit (Malaysia), dan Peso (Filipina) (Grafik 2.27) YTD 217 Rata-rata YTD 217 Data s.d 31 Mei-17 TRY ZAR BRL KRW THB SGD INR MYR PHP Sumber: Bloomberg , yoy Grafik 2.27 Volatilitas Nilai Tukar Peers Group IHK Volatile Food Inti Administered Princes Sumber: BPS, diolah Grafik 2.28 Perkembangan Inflasi IDR 9,1,33 3,2 3,26 INFLASI Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 217 yaitu ±1 meskipun meningkat di bulan Mei 217. Realisasi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Mei 217 tercatat,39 (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang sebesar,9 (mtm) atau,17 (yoy). Inflasi inti berada pada level yang rendah, sementara kenaikan inflasi volatile food dan administered prices masih cukup terkendali. Dengan demikian, inflasi IHK sampai dengan akhir Mei 217 tercatat sebesar 1,67 (ytd) atau secara tahunan tercatat sebesar,33 (yoy) dan berada dalam kisaran, mtm 1, Inti Core traded Core Non-Traded,8,6,,2, Sumber: BPS, diolah Grafik 2.29 Inflasi Inti 16 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

19 sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar ±1 (yoy) - (Grafik 2.28). Inflasi inti bulan Mei 217 tercatat masih berada pada level yang cukup rendah. Inflasi inti pada bulan Mei 217 tercatat sebesar,16 (mtm), sedikit di atas bulan sebelumnya yang sebesar,13 (mtm), dan secara tahunan menjadi sebesar 3,2 (yoy). Meski demikian, realisasi inflasi inti pada bulan Mei 217 tersebut masih lebih rendah dari historisnya. Inflasi inti pada bulan ini dipengaruhi baik oleh kelompok traded maupun nontraded (Grafik 2.29). Peningkatan inflasi inti traded sejalan dengan kenaikan harga komoditas global dan seiring meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan. Demikian halnya dengan komponen inti nontraded yang lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya terutama pada beberapa komoditas seperti nasi dengan lauk, tarif rumah sakit, dan upah pembantu rumah tangga. Sementara itu, ekspektasi inflasi pedagang eceran dan konsumen secara umum mengalami peningkatan yang terutama dipengaruhi oleh masuknya masa Ramadhan dan liburan. (Grafik 2.3 dan Grafik 2.31). Kelompok volatile food (VF) pada bulan Mei 217 tercatat mengalami inflasi setelah tiga bulan sebelumnya mengalami deflasi. Inflasi kelompok VF pada Mei 217 tercatat sebesar,91 (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat deflasi sebesar 1,26 (mtm), sehingga secara tahunan inflasi VF tercatat sebesar 3,26 (yoy) (Grafik 2.32). Peningkatan inflasi volatile food dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring dengan datangnya bulan Ramadan di minggu ke-iv bulan Mei. Komoditas penyumbang utama inflasi VF bulan Mei 217adalah bawang putih, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, daging sapi, dan beras. Laju inflasi VF tertahan oleh turunnya harga cabai rawit dan bawang merah (Tabel 2.1). Inflasi administered prices (AP) pada Mei 217 mengalami penurunan setelah pada bulan 2 2 Inflasi IHK aktual (skala kanan) Indeks Ekspektasi Harga Pedagang 3 bln yad 18 Indeks Ekspektasi Harga Pedagang 6 bln yad Indeks Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 2.3 Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 2.31 Ekspektasi Inflasi Konsumen, yoy Indeks, yoy 2 2 Inflasi IHK aktual (skala kanan) Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yad Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad Sumber: Bank Indonesia, diolah, mtm 2-2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Sumber: BPS, diolah Inflasi VF 21 Inflasi VF 216 Inflasi VF 217 Rata-rata Grafik 2.32 Inflasi Volatile food 1 Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni

20 sebelumnya mengalami peningkatan (Grafik 2.33). Inflasi kelompok AP pada Mei 217 tercatat sebesar,69 (mtm) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (1,27). Meski demikian, secara tahun inflasi AP masih berada pada level yang cukup tinggi yakni mencapai 9,1 (yoy) (Grafik 2.28). Inflasi pada kelompok AP terutama bersumber dari kenaikan tarif listrik terkait penyesuaian tarif listrik tahap ketiga untuk pelanggan prabayar 9 VA nonsubsidi, adanya kenaikan harga bahan bakar khusus (BBK) Pertalite, serta kenaikan cukai rokok. Di samping itu, kenaikan inflasi AP juga bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara karena meningkatnya permintaan pada masa liburan di bulan Mei (Tabel 2.2). Secara spasial, seluruh wilayah tercatat mengalami inflasi pada bulan Mei 217 (Gambar 2.1). Secara berurutan, inflasi tertinggi terjadi di Jawa (,9, mtm), Sumatera (,3, mtm), dan KTI (,1, mtm). Inflasi di Jawa terutama dipengaruhi tingginya inflasi di Jawa Tengah, Banten, dan Jakarta. Inflasi di Jawa terutama dipengaruhi tingginya inflasi di Jawa Tengah (,8), Banten (,3), dan Jakarta (,9). Sementara itu, tertahannya inflasi di pulau Sumatera dan wilayah KTI disebabkan oleh deflasi yang terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (-,29), Sumatera Barat (-,9), Sulawesi Utara (-1,13), Sulawesi Selatan (-,2), Papua (-,6) dan NTT (-,1). No. INFLASI Tabel 2.1 Penyumbang Inflasi/Deflasi Volatile food Komoditas Bawang putih Telur ayam ras Daging ayam ras Cabai merah Daging sapi DEFLASI 1 Cabai rawit 2 Bawang merah 3 Tomat Sayur Sumber: BPS, diolah Inflasi/Deflasi ( mtm) 23,7 8,27 3,8 2,36 1,7-1,66-3,6-3,7 Grafik 2.33 Inflasi Administered Price Sumbangan (),8,,,1,1 -, -,2 -, Administered Prices (, mtm) Administered Prices (, yoy)-skala kanan Sumber: BPS, diolah Tabel 2.2 Penyumbang Inflasi/Deflasi Administered Price No. INFLASI Sumber: BPS, diolah Komoditas Tarif listrik Bensin Angkutan udara Rokok kretek filter Rokok kretek Inflasi/Deflasi ( mtm) 1,3,99 2,2,62,89 Sumbangan (),6,3,2,1,1 18 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

21 ACEH,77 SUMUT,7 RIAU,16 SUMBAR -,9 BENGKULU,6 LAMPUNG,88 BANTEN,3 KEP. RIAU, JAMBI,29 SUMSEL,63 KEP. BABEL -,29 DKI JAKARTA,9 JABAR, KALBAR,3 JATENG,8 DIY,33 KALTENG,3 JATIM,8 KALSEL,29 BALI,16 SULBAR,27 KALTIM,36 SULSEL -,2 NTB,2 SULTENG,81 NTT -,1 GORONTALO -,12 SULTRA, SULUT -1,13 MALUT,2 MALUKU,27 Inflasi Nasional:,39, mtm PAPBAR -,2 PAPUA -,6 Inf > 3, 2, < Inf < 3, 1, < Inf < 2,, < Inf < 1, < Inf <, Inf < Sumber: BPS, diolah Gambar 2.1 Peta Inflasi Daerah Mei 217 (, mtm) PERKEMBANGAN MONETER Transmisi pelonggaran kebijakan moneter terus berlanjut, baik melalui jalur suku bunga maupun jalur kredit. Pada Mei 217 ini, transmisi melalui jalur suku bunga tercermin dari suku bunga deposito yang masih berada dalam tren menurun. Di sisi lain, suku bunga kredit sedikit meningkat karena didorong oleh penyesuaian yang terjadi di beberapa bank. Sementara itu, transmisi melalui jalur kredit kembali menunjukkan perbaikan seperti yang ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit yang meningkat sejalan dengan bergulirnya aktivitas ekonomi. Likuiditas perekonomian dalam arti luas (M2) juga tumbuh meningkat seiring kenaikan cadangan devisa. Di pasar keuangan, pasar saham dan pasar obligasi negara menguat didorong oleh sentimen domestik. Pembiayaan nonbank juga terus dalam tren meningkat. Suku bunga PUAB O/N mengalami sedikit penurunan dan masih konsisten dalam koridor suku bunga. Pada Mei 217, rata-rata harian suku bunga PUAB O/N tercatat,3, turun 3 bps dari bulan sebelumnya yang sebesar,38. Penurunan ini meredam tren kenaikan PUAB O/N yang terjadi sejak awal tahun 217. Namun, rata-rata tertimbang (RRT) 8,2 8, 7,7 7, 7,2 7, 6,7 6, 6,2 6,,7,,2,,7,,2, 3,7 rpuab O/N 7Days RR (Stlh 19/8/16) DF Rate LF Rate BI Rate JanFeb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Grafik 2.3 BI 7DRR, DF Rate dan Suku Bunga PUAB O/N Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni

22 PUAB O/N sempat mengalami peningkatan hingga,6 pada 12 Mei 217 karena dipicu tingginya kebutuhan likuiditas swasta untuk bertransaksi dengan Pemerintah, terutama untuk pembayaran pajak dan penyelesaian pembelian (settlement) SUN, serta kebutuhan penarikan uang kartal di akhir pekan (Grafik 2.3). Likuiditas di PUAB secara umum masih terjaga dan tidak terdapat faktor tekanan yang spesifik. Pada Mei 217, rata-rata volume PUAB O/N adalah sebesar Rp13,22 triliun, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp13, triliun (Grafik 2.3). Likuiditas yang terjaga juga tercermin dari spread minmax PUAB O/N pada Mei 217 yang turun menjadi 17 bps dari sebelumnya 23 bps. Penurunan suku bunga deposito terus berlanjut, sementara suku bunga kredit mengalami sedikit peningkatan. Pada April 217, rata-rata tertimbang suku bunga deposito kembali turun sebesar bps menjadi 6,6. Sejak penurunan suku bunga kebijakan pada Januari 216 sampai dengan Oktober 216 (akumulasi sebesar 1 bps), penurunan suku bunga deposito sudah mencapai 138 bps. Selain penurunan suku bunga kebijakan, membaiknya likuiditas pada triwulan I 217 masih menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan suku bunga deposito. Penurunan suku bunga deposito didominasi oleh tenor jangka pendek dan terjadi hampir merata pada semua kelompok bank. Di sisi lain, suku bunga kredit pada April 217 sedikit mengalami peningkatan yakni sebesar sebesar 2 bps dibanding bulan sebelumnya yakni menjadi 11,92 (Grafik 2.36). Kenaikan suku bunga terjadi pada jenis Kredit Investasi sebesar 3 bps dan Kredit Modal Kerja sebesar 1 bps, sementara Kredit Konsumsi (KK) masih stabil. Sejak Januari 216, suku bunga kredit secara agregat telah turun sebanyak 91 bps. Dengan perkembangan ini, maka selisih suku bunga deposito-kredit kembali melebar pada April 217 menjadi 36 bps atau naik 7 bps dari bulan sebelumnya (Grafik 2.37). Rp Triliun 11 Vol DF (Skala kanan) Vol PUAB ON (Skala kanan) rpuab ON 1 rdf BI Rate 7 Days RR Mei 217: Rata-rata PUAB O/N:,3 Rata-rata Posisi DF:,T Rata-rata Posisi PUAB: 13,22T 3 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Sumber: Bank Indonesia 1, 1, 13, 13, 12, 12, Grafik 2.3 Suku Bunga PUAB O/N & Vol DF O/N rkmk rki rkk RRT Sb Kredit Grafik 2.36 Suku Bunga KMK, KI dan KK ,8 11,92 11, 11,2 11, 11,1 Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Sumber: LBU 13, 7 12, 11, , 1, 9, Selisih rkredit - rdepo: 36 bps 8, 3 6,6 7, 6, 2, 1, Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Spread Kredit - Depo (Skala kanan) 7 Days RR BI Rate LF Rate RRT Sb Depo RRT Sb Kredit Sumber: LBU Grafik 2.37 Selisih Suku Bunga Perbankan 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

23 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat. Pada April 217, uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 1,2 (yoy), lebih tinggi dari 1, (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen Uang Kuasi yang tumbuh 8,7 (yoy), lebih tinggi dari 8,6 (yoy) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.38). Sementara itu, berdasarkan faktor yang memengaruhi, meningkatnya M2 disumbang oleh peningkatan pertumbuhan Aktiva Luar Negeri Bersih (Net Foreign Assets/NFA). Pada April 217, Aktiva Luar Negeri Bersih mencapai posisi Rp1.23,1 triliun atau tumbuh 2, (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Maret 217 yang sebesar 17,6 (yoy). Kenaikan pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan cadangan devisa pada bulan April 217 (Grafik 2.39) ,3 1 1,16 1 8,72 Kuasi M1 M2 Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Grafik 2.38 Pertumbuhan M2 dan Komponennya Perkembangan Sektor Keuangan Perbankan Ketahanan industri perbankan tetap kuat didukung oleh memadainya rasio kecukupan modal dan terkendalinya risiko kredit. Pada April 217, rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 21,6 dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,6, jauh di atas ketentuan minimum 8. Kondisi ini mencerminkan tetap tingginya resiliensi perbankan terhadap tekanan dan gejolak di perekonomian. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 3,1 (gross) atau 1, (net). Pertumbuhan kredit membaik. Pada April 217, kredit tumbuh sebesar 9, (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 9,2 (yoy). Peningkatan tersebut khususnya terjadi pada Kredit Konsumsi dan Kredit Modal Kerja sementara Kredit Investasi sedikit melambat (Grafik 2.). Perbaikan pertumbuhan kredit juga didukung oleh ekspansi kredit valas yang terus membaik sejak Januari 217. Pada April 217, kredit valas tumbuh 8,3 (yoy) kurs 6 3 NFA NDA - NCG NDA - Kredit M , 1,16 8, , Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Grafik 2.39 Pertumbuhan M2 dan Faktor yang Mempengaruhi Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juni

24 berlaku atau 7,2 (yoy) kurs konstan. Di sisi lain, kredit rupiah tumbuh stabil pada level 9,7 (yoy). Secara sektoral, perbaikan pertumbuhan kredit pada April 217 didukung oleh penyaluran kredit pada beberapa sektor ekonomi utama. Kredit Sektor Perdagangan mencatat perbaikan pertumbuhan menjadi 7,9 (yoy) dari 7,3 (yoy) pada bulan sebelumnya. Kredit Sektor Industri juga meningkat menjadi sebesar, (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 3,7 (yoy). Selain itu, kredit Sektor Pertambangan masih melanjutkan tren pertumbuhan positif menjadi 6,1 (yoy), meningkat signifikan dibandingkan bulan sebelumnya (3,3, yoy). Di sisi lain, kredit Sektor Konstruksi sedikit melambat dari 26, (yoy) menjadi 2,6 (yoy) (Grafik 2.1). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami sedikit perlambatan. DPK tumbuh 9,9 (yoy) pada April 217, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1, (yoy). Perlambatan DPK khususnya terjadi pada jenis Tabungan yang tumbuh 1,26 (yoy) dari 12,32 (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, Giro dan Deposito masingmasing tumbuh 1,72 (yoy) dan 9,2 (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1, (yoy) dan 8,7 (yoy) (Grafik 2.2). Meningkatnya pertumbuhan Deposito sejak akhir 216 pada gilirannya semakin mendorong perbaikan struktur DPK menjadi berjangka lebih panjang. Pasar Saham Pasar saham domestik pada Mei 217 menguat dibanding bulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh sentimen domestik. Meski sempat diwarnai aksi profit taking, IHSG tumbuh positif dengan ditutup di level.738,16 (31 Mei 217) atau naik 3 poin (,93, mtm). IHSG sempat kembali mencatatkan rekor tertinggi baru (all time high) di level.791,88 (19 Mei 217) memecahkan Total 3 KMK 3 KI 2 KK Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Grafik 2. Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan Listrik Pertambangan Jasa Sosial Jasa Dunia Usaha Pertanian Konstruksi Pengangkutan Industri Lain-lain Perdagangan ,8-2,7 6,13 3,3, 3,72 8,72 8,1 7,91 7,29 1,16 17,9 16,9 1,7 1,8 12,27 2,66 26,1 33,98,1 Apr-17 Mar Grafik 2.1 Pertumbuhan Kredit Menurut Sektor Ekonomi Giro Tab Dep - Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Grafik 2.2 Pertumbuhan DPK 22 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 217 Bank Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Juli 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juli 2017 Terkendali Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1%. Inflasi Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016 Inflasi 2016 Cukup Rendah dan Berada dalam Batas

Lebih terperinci

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017

CMY TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. April 2017 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 1 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY CMY K TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan April 217 Cover TKM April 217 Cetak.pdf 2 /3/217 9:4:49 AM C M Y CM MY CY

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan September 217 Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Moneter Grup Kebijakan Moneter Departemen Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1 Penurunan Harga Pangan dan Komoditas Energi Dorong Deflasi IHK Bulan Februari Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Februari 2016 mengalami deflasi. Deflasi IHK pada bulan ini mencapai -0,09% (mtm). Realisasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017 Inflasi Bulan Januari 2017 Meningkat, Namun Masih

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016 Koreksi Harga Paska Idul Fitri Dorong Deflasi Agustus

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017 INFLASI IHK Inflasi Mei 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,39% (mtm) di bulan Mei (Tabel 1). Inflasi IHK bulan ini meningkat dibanding

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2016 Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan III 2016 dan bulan Oktober 2016, disertai stabilitas makroekonomi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Oktober 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016 Inflasi Ramadhan 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi April 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,09% (mtm) di bulan April (Tabel 1). Inflasi IHK

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016 Penurunan Harga BBM dan Panen Raya Dorong Deflasi Bulan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan September 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret Dewan Gubernur Jln. M.H. Jln. M..H. Tha TThha w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 217 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG)

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER INFLASI IHK Inflasi September 2017 Terkendali Inflasi IHK sampai dengan September 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017. Pada bulan September inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi 2017 Terkendali Dan Berada Pada Sasaran Inflasi Inflasi IHK sampai dengan Desember 2017 terkendali dan masuk dalam kisaran sasaran

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 Juli 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017 Koreksi Harga Pangan dan Faktor Musiman Dorong Deflasi Agustus INFLASI IHK Inflasi Agustus 2017 terkendali sehingga masih mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan I 2016 dan April 2016. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017 RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 217 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Inflasi Bulan Februari 217 Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat,23% (mtm) di bulan Februari. Inflasi di bulan ini

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia, Pusat Kebijakan Ekonomi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017 TPI dan Pokjanas TPID INFLASI IHK Panen Dorong Deflasi Maret 2017 Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami deflasi 0,02% (mtm) di bulan Maret (Tabel 1). Deflasi bulan

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 April 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016 Inflasi Bulan November 2016 Didorong Harga Pangan

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,75%,

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016 Inflasi Lebaran 2016 Cukup Terkendali INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017 TPI dan Pokjanas TPID Harga Pangan Dorong Inflasi Oktober 2017 Tetap Rendah INFLASI IHK Inflasi IHK sampai dengan Oktober 2017 terkendali dan mendukung pencapaian sasaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Ekonomi, Moneter, dan Keuangan TRIWULAN I 217 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 135 - Indonesia http://www.bi.go.id Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Divisi Koordinasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juli 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2014 menunjukkan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga serta proses penyesuaian

Lebih terperinci

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali Inflasi pada awal tahun 2016 mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Januari 2016, inflasi IHK tercatat sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 September 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 September 2016 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017 INFLASI IHK Inflasi Juni 2017 Terkendali Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi 0,69% (mtm) di bulan Juni (Tabel 1). Inflasi IHK pada periode puasa dan lebaran

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-15 Desember 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate)

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 261 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2016 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 meningkat dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga. Meskipun masih belum

Lebih terperinci

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 109 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 Tim Penulis Laporan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14 April 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility

Lebih terperinci

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016 Tekanan Inflasi di Bulan Oktober 2016 Cukup Terkendali

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 Oktober 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI MARET 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016 Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID) ANALISIS INFLASI MARET 2016 Komoditas Pangan Dorong Inflasi IHK Maret INFLASI IHK Mtm

Lebih terperinci

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 10 Juli 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility

Lebih terperinci

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Laporan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Triwulan II 2015 LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 masih mengalami perlambatan,

Lebih terperinci

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Kebijakan Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2016 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara

Lebih terperinci

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017 DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS April 2017 2 Data Sosial Ekonomi Strategis April 2017 Ringkasan Indikator Strategis Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Perdagangan Internasional Kemiskinan & Rasio Gini Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Laporan Kebijakan Moneter

Laporan Kebijakan Moneter Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 216 Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Lebih terperinci

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Kebijakan Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Jln. M..H. Tha TThha w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 16 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan, namun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan tetap terjaga. Perlambatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id Juni 2014 Tinjauan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan II 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2014 menunjukkan bahwa proses penyesuaian struktur perekonomian ke arah yang lebih seimbang masih

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap

CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap CARLISYA PRO FIXED Dana Investasi Syariah Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 1,494.165 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan I 2014 Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2014 menunjukkan stabilitas ekonomi semakin terjaga dan ditopang penyesuaian ekonomi yang tetap terkendali.

Lebih terperinci

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang 31-Jan-17 NAV: 1,355.077 CARLISYA PRO Adalah gabungan dari Dana Tabarru dan Dana Investasi dimana Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 149 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap 31-Jan-17 NAV: 2,098.321 CENTURY PRO Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran 31-Jan-17 NAV: 1,956.984 Total Dana Kelolaan 13,549,697,865.75 - Pasar Uang 0-90% - Deposito 6.49% Mata Uang Rupiah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Obligasi 42.46% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA -

Lebih terperinci

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id

Juni Tinjauan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan. Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Indonesia w w w.bi.go.id Juni 2014 Tinjauan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 STATEMENT KEBIJAKAN MONETER Rapat Dewan

Lebih terperinci

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2,

CARLINK PRO MIXED Dana Investasi Campuran 31-Jan-17 NAV: 2, 31-Jan-17 NAV: 2,801.484 Total Dana Kelolaan 623,277,205,179.56 Pasar Uang 10-90% Ekuitas 38.59% Mata Uang Rupiah Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 36.54% Bank Kustodian PT BANK CIMB NIAGA Efek Ekuitas

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras. Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Inflasi Komoditas Utama Beras Minyak Goreng Daging Ayam Ras Cabai Rawit Bawang Merah Tomat Sayur Cakalang Inflasi Sulawesi

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci