HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA AWAL TENTANG POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KELUARGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA AWAL TENTANG POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KELUARGA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA AWAL TENTANG POLA ASUH OTORITER ORANGTUA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KELUARGA Margaret Dosen Pembimbing : Evi Afifah Hurriyati Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (62-21) Fax. (62-21) ABSTRAK Munculnya konflik remaja dalam keluarga sering menyebabkan terjadinya komunikasi interpersonal yang tidak efektif (Sinclair & Monk, 2004 dalam Arnold, 2008). Arnold (2008) menambahkan bahwa konflik dalam keluarga juga dapat disebabkan karena pola asuh orangtua yang otoriter. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga. Dari hasil penggunaan metode korelasi pearson product moment terdapat hubungan yang cukup kuat antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga dengan nilai signifikansi antara kedua variabel sebesar 0,008 dengan nilai korelasi sebesar -0,253. Hal ini menunjukkan bahwa apabila persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua tinggi, maka komunikasi interpersonal dalam keluarga rendah, dan begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya hubungan kedua variabel adalah sikap positif, kebudayaan, latar belakang pendidikan orangtua, serta status sosial ekonomi dalam keluarga. Kata Kunci: Remaja Awal, Pola Asuh Otoriter, Komunikasi Interpersonal ABSTRACT Adolescent conflict in the family often results in ineffective interpersonal communication (Sinclair & Monk, 2004 in Arnold, 2008). Arnold (2008) adds that the conflict in the family can also be caused by an authoritarian parenting. Based on this phenomenon, this study aims to determine the relationship between early adolescent perceptions of authoritarian parenting with interpersonal communication within the family. From the results of the use of Pearson product moment correlations were fairly strong relationship exists between perceptions of early adolescents of authoritarian parenting parents with interpersonal communication in families with a significance value of between the two variables with a correlation value of This shows that if the initial adolescent perceptions of authoritarian parentings is high, then low interpersonal communication within the family, and vice versa. The factors affecting the relationship between the two variables is positive attitude, culture, parents' educational background, and socioeconomic status in the family. Keywords: Adolescent, Authoritarian Parenting, Interpersonal Communication

2 PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil interaksi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Untuk dapat berinteraksi seseorang harus melakukan komunikasi dengan orang lain. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman berita kepada orang lain. Dengan terjalinnya komunikasi, seseorang dapat membina suatu hubungan dengan seseorang yang lain. Namun, untuk dapat membina suatu hubungan dengan baik, proses komunikasi harus memiliki umpan balik dari orang yang menerima informasi (Sarwono, 2009). Proses komunikasi yang melibatkan adanya umpan balik dari orang lain secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal disebut dengan komunikasi interpersonal (Mulyana, 2005). Komunikasi interpersonal akan berjalan dengan baik jika seseorang yang menerima informasi dapat mengerti benar apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi. Jika tidak, maka akan terjadi miscomunication serta kegagalan dalam membina suatu hubungan dengan orang lain. Komunikasi sangat menjadi penentu saat membina suatu hubungan karena komunikasi menjadi acuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain (Sarwono, 2009). Dalam berkomunikasi, terdapat peranan penting yang memberikan pengaruh terhadap anak sebelum mengenal dunia sosial, yaitu keluarga. Keluarga memiliki peranan penting dalam komunikasi karena keluarga yang menciptakan prosedur komunikasi anak. Dalam keluarga juga, anak untuk pertama kalinya mengenal tentang bagaimana cara berkomunikasi, yang nantinya prosedur-prosedur tersebut kemudian diterapkan dalam membina suatu hubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan penghubung seseorang dengan dunia sosial yang lebih besar nantinya. Berdasarkan asumsi-asumsi diatas kemudian Arnold (2008) menyimpulkan bahwa keluarga merupakan penghasil komunikasi dan komunikasi dihasilkan dari keluarga. Prosedur komunikasi yang diajarkan oleh keluarga bukan hanya berpengaruh ketika seseorang masih anak-anak, tetapi juga hingga remaja. Asumsi ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Samter, 2003 (dalam Arnold, 2008) yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh keluarga (khususnya orangtua) dapat memengaruhi perkembangan remaja dalam membina suatu hubungan nantinya. Komunikasi interpesonal yang tidak efektif dalam keluarga mengakibatkan konflik dalam suatu keluarga. Hal ini dikarenakan adanya persepsi yang berbeda pada saat berinteraksi dengan lawan bicara, yang mengakibatkan masing-masing pihak memiliki pandangan yang berbeda sehingga menghasilkan respon yang berbeda pula (Sinclair & Monk, 2004 dalam Arnold, 2008). Menurut Sillars, Canary & Tafoya, 2004 (dalam Arnold, 2008) mengatakan bahwa konflik dapat terjadi pada hubungan manapun dengan intensitas dan jangka waktu yang bervariasi pula. Konflik juga memiliki dampak yang bervariasi pada partisipannya serta anggotaanggota lain yang terlibat dalam hubungan tersebut. Dalam hal ini, tidak ada pengecualian khusus bagi hubungan dalam keluarga. Sikap orangtua dalam mengasuh anak-anaknya sering kali memunculkan pemberontakan pada remaja yang disebabkan karena sosio-emosional pada masa remaja tidaklah stabil. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sartaj, B., & Aslam, N. (2010) menunjukkan bahwa orangtua di Asia pada umumnya menerapkan pola asuh otoriter yang dimana pola asuh otoriter mengakibatkan munculnya persepsi yang negatif. Dalam penelitiannya, Sartaj, B., & Aslam, N. (2010) menambahkan bahwa remaja yang orangtuanya menerapkan pola otoriter memiliki hubungan negatif dengan rumah, kesehatan dan penyesuaian emosional. Berdasarkan hasil penelitian Rutger (2006) menunjukkan bahwa pada tahap remaja awal mereka cenderung berbohong kepada orangtuanya yang disebabkan karena adanya kontrol dari orangtua. Akibatnya remaja awal cenderung berbohong memiliki permasalahan dalam perilaku terutama emosi remaja awal. Menurut Santrock (2008), remaja awal cenderung dengan mudah merasa dirinya sangatlah malang dan disisi lain merasa dirinya yang paling bahagia. Kecenderungan inilah yang membuat para remaja sering mengalami konflik dalam kehidupannya termasuk dalam keluarga. Menurut Arnold (2008), terdapat beberapa faktor yang dapat memunculkan konflik khususnya dalam keluarga, salah satunya adalah pola asuh orangtua. Dalam penelitian Wilson & Morgan (2004), mengungkapkan hal yang sama, bahwa variasi dalam pola asuh orangtua dapat menyebabkan dampak yang berbeda pada anak dan pada hubungan orangtua-anak (dalam Arnold, 2008). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sorkhabi (2010) juga menunjukan bahwa pola asuh orangtua dapat memicu munculnya konflik khususnya dalam keluarga.

3 Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Pola asuh dibagi menjadi 4 bagian yakni, otoriter, demokratis, permesif dan neglectful. Yang masing-masing menggambarkan bagaimana orangtua dalam mengasuh putra-putri mereka (dalam Santrock, 2007). Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoriter akan menyebabkan perilaku agresif meningkat. Dalam penelitian Fortuna (2008), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja. Hal ini disebabkan karena pemaksaan dan kontrol yang mengekang menyebabkan anak gagal untuk berinsiatif dan memiliki komunikasi yang rendah. Dalam penelitiannya, Marini & Andriani (2005) juga mengemukakan hal sama seperti yang dikemukakan dalam penelitian Fortuna (2008). Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana ia mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana keluarga tidak lagi merupakan pengaruh tunggal bagi perkembangan mereka, keluarga tetap merupakan dukungan yang sangat diperlukan bagi perkembangan kepribadian remaja tersebut. Dengan demikian peran orangtua sangat dibutuhkan, terutama karena bertanggung jawab menciptakan sistem sosialisasi yang baik dan sehat bagi perkembangan moral remaja. Remaja sedang tumbuh dan berkembang, karena itu mereka memerlukan kehadiran orang dewasa yang mampu memahami dan memperlakukannya secara bijaksana (Santrock, 2008). Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yang tidak efektif dapat memunculkan konflik dalam keluarga. Konflik dalam keluarga juga disebabkan karena pola asuh orangtua. Hal tersebut diperkuat dalam penelitian Wilson & Morgan (2004) yang menunjukkan akibat dari pola asuh orangtua disebabkan karena konflik. Dari pemikiran ini, kemudian penulis tertarik ingin melihat hubungan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi dalam keluarga. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Subyek pada penelitian ini, karakteristik yang harus dimiliki subyek penelitian ini, yakni lakilaki/perempuan berusia tahun yang tinggal bersama orangtua mereka dan merupakan siswa kelas VII SMP Santa Cicilia 2. Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Menurut Sugiono (2009), non-random sampling merupakan teknik pengambilan sample yang memberikan kesempatan yang sama dalam pada populasi.teknik radom sampling yang digunakan adalah puposive sampling. Menurut Nasution (2011), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan ciriciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu sendiri. Namun, karena populasi dari kelas VII memiliki karakteristik yang sesuai dan hanya berjumlah 110 siswa, maka seluruh populasi kelas VII digunakan sebagai penelitian ini. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, yakni persepsi anak tentang pola asuh orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga.

4 Alat Ukur Penelitian Menurut Sugiyono (2009) dikenal 3 jenis Instrumen penelitian yaitu kuesioner, observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah mengunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup dipergunakan untuk mendapatkan data tentang variabel variabel yang akan diteliti. Dalam kuesioner tertutup penelitian mengunakan skala likert, karena dalam pengunaan skala ini mempunyai keuntungan sebagai berikut : 1. Penggunaan dan pengolahan datanya lebih sederhana. 2. Waktu yang dipergunakan untuk menjawab kuesioner sangat singkat. Alat Ukur Persepsi Remaja Awal tentang Pola Asuh Otoriter Orangtua Aspek Favorable Nomor item Unfavorable Jumlah Peraturan 1,13,17 5,9,21 6 Hukuman 6,10,22 2,14,18 6 Kontrol 3,15,19 7,11,23 6 Komunikasi 8,12,24 4,16,20 6 Jumlah 24 Alat Ukur Komunikasi Interpersonal Aspek Favorable Nomor item Unfavorable Jumlah Keterbukaan 1,11,21 6,16,26 6 Positif 7,17,27 2,12,22 6 Empati 3,13,23 18,28 5 Suportif 9,19,29 4,14,24 6 Kesamaan 5,15,25 10,20,30 6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Jumlah 29 Menurut Nasution (2011), alat ukur dalam penelitian harus memenuhi dua syarat utama yakni, alat ukur haruslah valid (tepat) dan reliabel (dapat percaya). Alat ukur yang valid adalah alat ukur yang dapat mengukur apa yang harus diukur. Sedangkan alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang secara konsisten dapat memberikan hasil ukuran yang sama sehingga dapat dipercaya. Penelitian ini menggunakan dua jenis validitas, yakni content validity dan construct validity. Content validitity merupakan validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara item-item skala dengan domain

5 konsep yang sedang diteliti (Sarwono, 2012). Pada penelitian ini, content validity dilakukan melalui expert judgment oleh Ibu Evi Afifah Hurriyati selaku dosen pembimbing. Selama uji content validity yang dilakukan oleh expert judgment tidak ada item yang dibuang hanya melakukan perbaikan kalimat-kalimat agar lebih mudah dipahami. Uji Validitas dengan construct validity dilakukan untuk mengukur kesesuaian item dengan konsep yang sedang diukur. Terdapat dua aspek dalam validitas konstruk, yakni secara teoritis dan statistik (Sarwono, 2012). Pada penelitian ini pengurangan item dilakukan dengan perhitungan statistik korelasi product moment. Menurut Gulimar (2007) untuk menghitung validitas menggunkan korelasi product moment hasil koefisiensi korelasi product moment harus lebih besar dari r-tabel. Pada penelitian ini pilot study diberikan kepada 34 subyek yang berusia tahun dan tinggal bersama orangtua pada beberapa sekolah swasta di Jakarta. Namun sebelum disebarkan, alat ukur (revisi) diuji terlebih dahulu oleh expert judgement yakni, dosen pembimbing. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan oleh expert judgement tidak ada item yang digugurkan hanya melakukan revisi pada kalimat. Berdasarkan hasil pilot study lalu peneliti melakukan uji validitas menggunakan korelasi product moment (dapat dilihat pada lampiran 2), semula penulis menggunakan taraf signifikansi koefisien 5% yang ditandai dengan simbol (*) pada output spss. Namun dikarenakan item-item pada kedua alat ukur mayoritas menggunakan taraf signifikasi korelasi 1% maka akhirnya penulis menggunakan taraf signifikansi korelasi 1%. Pada r-tabel untuk N sebesar 34 koefisiensi korelasi product moment harus lebih besar dari 0,436. Pada hasil uji validitas kedua ini terdapat 11 item pada alat ukur persepsi remaja tentang pola asuh otoriter orangtua yang digugurkan karena memiliki hasil validitas dibawah taraf signifikansi koefisien korelasi 1% yakni, item nomor 9 untuk domain peraturan, item nomor 2, 10, 14, 18, dan 22 untuk domain hukuman, item nomor 11, 19, dan 23 untuk domain kontrol, dan item nomor 8 dan 16 untuk domain komunikasi. Pada alat ukur komunikasi interpersonal dalam keluarga terdapat sebanyak 10 item yang digugurkan karena memiliki hasil validitas dibawah taraf signifikansi koefisien korelasi 1% adalah item nomor 2,12, dan 17 untuk domain positif, item nomor 3 dan 13 untuk domain empati, item nomor 4,19, dan 24 untuk domain suportif, dan item nomor 20 dan 25 untuk domain kesamaan. Pada penelitian ini, karena instrumen yang digunakan untuk kedua alat ukur merupakan skala pengukuran sikap likert (memiliki empat pilihan jawaban yakni sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai atau sangat tidak sesuai ) maka uji reliabilitas dilakukan berdasarkan perhitungan melalui IBM SPSS statistik 20 dengan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R 20) (Sarwono, 2011). Dalam program SPSS, perhitungan K-R 20 dinyatakan dalam model Alpha Cronbach untuk mengitung reliabel alat ukur. Setelah item-item yang tidak valid digugurkan, nilai reliabilitas untuk alat ukur persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orang tua sebesar 0,826 untuk 13 item dan 0,897 untuk 19 item pada alat ukur komunikasi interpersonal dalam keluarga. Prosedur Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari teori terkait dengan topik untuk kemudian disusun menjadi item-item. Item tersebut lalu diuji oleh expert judgment. Setelah item dianggap telah sesuai dengan dimensi yang akan diukur, lalu item tersebut diuji kembali melalui pilot study untuk melihat bahwa item-item tersebut benar-benar valid untuk mengukur apa yang ingin diukur. Barulah setelah itu kuesioner di bagikan kepada subyek sesuai dengan kriteria subyek yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti mencari subyek yang sesuai dengan karakteristik subyek yang telah di tentukan sebelumnya untuk mengisi kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Pengisian kuesioner tidak dibutuhkannya ruangan khusus untuk mengisi karena peneliti langsung turun ke lapangan dan memberikan langsung kepada subyek. Penyebaran kuesioner akan dilakukan di salah satu sekolah swasta di daerah Penjaringan Jakarta-Utara yakni

6 SMP Santa Cicilia 2. Sebelum kuesioner di sebar, kuesioner diuji terlebih dahulu mengenai validitas dan reliabilitas dengan diberikan kepada 37 siswa pada salah satu sekolah swasta di Jakarta pada tanggal 15 Nopember Semula kuesioner yang digunakan merupakan adaptasi dari Asmaliyah (2009) untuk kuesioner persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter dan dari Yuliantiana (2012) untuk kuesioner komunikasi interpersonal dalam keluarga. Namun karena dinilai kurang valid dan reliabel pada saat uji statistika. Akhirnya peneliti menyusun ulang untuk kedua kuesioner berdasarkan teori yang ada (perincian alat ukur dapat dilihat pada lampiran 1) dan sebarkan kembali pada tanggal 6 Desember 2012 untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah dinilai valid & reliabel barulah kuesioner mulai disebarkan kembali kepada siswa SMP kelas VII pada tanggal 7 Desember Dari populasi siswa SMP VII sebanyak 110 siswa, peneliti mengambil semua siswa untuk dijadikan subyek pada penelitian ini. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS 20 karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotal-kotak dialog sederhana, sehingga mudah cara pengadministrasiannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit karena data yang digunakan berskala interval. Data dapat dikatakan berditribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sarwono, 2011). Tabel 4.7. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pola asuh otoriter Komunikasi interpersonal N Normal Parameters a,b Mean 26,07 50,26 Std. Deviation 5,899 7,687 Absolute,127,116 Most Extreme Differences Positive,127,116 Negative -,072 -,066 Kolmogorov-Smirnov Z 1,329 1,221 Asymp. Sig. (2-tailed),059,102 Sumber data: Hasil Uji SPSS Berdasarkan hasil uji SPSS 20 pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter sebesar 0,059 yang lebih besar dari 0,05 maka data untuk persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua berdistribusi normal. Sedangkan untuk komunikasi interpersonal memiliki nilai signifikansi 0,102 yang menunjukkan lebih besar dari 0,05 dengan kata lain data untuk komunikasi interpersonal juga berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas, dan ditemukan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal untuk kedua variabel. Maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik Pearson Correlation Coeficient (Pearson Product Moment) dengan perumusan hipotesa, sebagai berikut: H 0 : Tidak ada hubungan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga.

7 H A : ada hubungan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga. Berikut merupakan hasil dari hasil uji korelasi dari data yang telah diolah menggunakan SPSS 20: Tabel 4.9. Korelasi pearson Pola asuh otoriter Komunikasi interpersonal Pearson 1 -,253 ** Correlation Pola asuh otoriter Sig. (2-tailed),008 N Pearson Komunikasi Correlation -,253 ** 1 interpersonal Sig. (2-tailed),008 N Sumber data: Hasil Uji SPSS Pada tabel hasil uji korelasi pearson diatas, dapat dilihat bahwa hubungan kedua variabel signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05 dengan angka korelasi sebesar -0,253 yang berarti kedua variabel memiliki hubungan yang cukup kuat. Tanda negatif pada angka korelasi menunjukkan bahwa mempunyai hubungan terbalik/tidak searah. Jadi, apabila persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua tinggi maka komunikasi interpersonal dalam keluarga rendah, dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, yang berarti ada hubungan persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga. SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga, sehingga H0 di tolak. Dapat diketahui bahwa nilai signifikansi antara kedua variabel sebesar 0,008 dengan nilai korelasi negatif sebesar -0,253 yang berarti apabila persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua tinggi, maka komunikasi interpersonal dalam keluarga rendah, begitu pula dengan sebaliknya. Diskusi Setelah dilakukan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada seluruh siswa di SMP Santa Cicilia 2 mengenai hubungan antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orangtua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara persepsi remaja awal tentang pola asuh otoriter orang tua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga. Dimana apabila persepsi remaja awal mengenai pola asuh otoriter orang tua memiliki skor yang tinggi sehingga komunikasi interpersonal dalam kelurga cenderung rendah dan sebaliknya. Hubungan kedua variabel dapat dilihat dari faktor-faktor kedua variabel yang ada. Salah satunya adalah adanya ketidakmampuan penyesuaian emosional positif yang diakibatkan dari pola asuh otoriter, membuat seseorang tidak mampu menunjukkan perilaku positif kepada orang lain. Sehingga kemampuan

8 untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain (sikap berempati) pun tidak dapat terproyeksikan sehingga komunikasi interpersonal menjadi rendah. Hal tersebut secara tidak langsung menggambarkan bagaimana hubungan dari kedua variabel yang ada. Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi orangtua dalam mengasuh putraputrinya, yang tercermin dalam pola pengasuhan kepada anak-anaknya (Tarmudji, 2009 dalam Wahyuni, 2012). Pada penelitian ini mayoritas subyek bersuku Tionghoa (77,3%). Orang-orang yang bersuku Tionghoa cenderung menerapkan pola asuh otoriter dalam mengasuh anak-anaknya. Asumsi ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2005) yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan pola pengasuhan orang Barat dengan orang Cina. Dimana orang Cina cenderung mengontrol anak-anak mereka dengan ketat atau dengan kata lain orang Cina cenderung menerapkan pola asuh otoriter. Pada sisi lain kebudayaan juga memengaruhi seseorang dalam berkomunikasi khususnya dalam keluarga, karena ketika seseorang sedang berkomunikasi dengan keluarga akan berbeda jika ia berkomukasi dengan orang lain. Hal ini menggambarkan bahwa kesamaan kebudayaan seseorang dapat memengaruhi jalannya komunikasi (Mulyana, 2005). Jika dilihat dari suku, pola asuh otoriter, dan komunikasi interpersonal dalam keluarga, keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter tetap akan memiliki komunikasi interpersonal yang rendah meskipun kesamaan dalam budaya dapat memperlancar seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan untuk dapat mewujudkan komunikasi interpersonal secara efektif menurut Devito (2009), seseorang memerlukan kesamaan, keterbukaan, sikap positif, sikap suportif dan empati terhadap orang lain yang dimana ketika remaja berkomunikasi kepada orangtua dengan pola asuh otoriter tidak mampu mewujudkan komunikasi interpersonal secara efektif. Pada penelitian lainnya, Wahyuni (2012) mengungkapkan bahwa pendidikan terakhir orangtua sangat berpengaruh karena ketika seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin kaya pula wawasannya, termasuk juga wawasan mengenai pengasuhan anak. Dalam penelitian ini pendidikan terakhir orangtua mayoritas adalah tamatan SMA, dengan presentase untuk ayah sebesar 50,9% dan untuk ibu sebesar 41,8%. Hal ini menguatkan dimana orangtua dengan pendidikan rendah cenderung akan menerapkan pola asuh otoriter. Dalam hal ini Wahyuni (2012) juga menambahkan pendidikan orang tua yang kurang menyebabkan pola asuh otoriter meningkat karena ketidaktahuan orangtua mengenai pola asuh yang diharapkan anak seperti apa dan juga adanya ketidak nyamanan dalam mengasuh putra-putrinya akibat kurangnya wawasan. Jadi, orangtua cenderung akan menerapkan pola pengasuhan kepada anaknya berdasarkan hasil pengalaman cara orangtua mereka mengasuhnya. Faktor lain dalam pola asuh otoriter yang memengaruhi adalah status sosial ekonomi dalam keluarga. Menurut Arnold (2008) jika sebuah keluarga memiliki status ekonomi menengah kebawah cenderung akan mengalami konflik antara orangtua dan anak. Konflik yang terjadi dalam keluarga yang diakibatkan dari status sosial ekonomi dalam keluarga terjadi karena orangtua dari kelas menengah lebih menekankan pada penyesuaian dengan standar perilaku yang sudah terinternalisasi (Mussen dalam Wahyuni, 2012). Sedangkan, disisi lain para remaja membutuhkan ruang khusus dimana mereka dapat mengeksploitasikan dirinya untuk dapat menemukan identitas diri dengan adanya kehadiran orang dewasa yang mampu memahami dan memperlakukannya secara bijaksana (Santrock, 2007). Batasan-batasan tersebut membuat para remaja tidak bebas dan memiliki persepsi yang negatif. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki sikap positif, jika remaja tersebut telah memiliki persepsi yang negatif maka komunikasi interpersonal tidak akan efektif. Orangtua dengan pola asuh otoriter cenderung akan melakukan komunikasi satu arah, akan tetapi agar komunikasi interpersonal dapat efektif menurut Devito (2009), seseorang memerlukan kesamaan, keterbukaan, sikap positif, sikap suportif dan empati terhadap orang lain. Jika orangtua otoriter memberlakukan komunikasi yang satu arah, maka tidak akan terwujudnya sikap positif, empati, sikap suportif, kesamaan, dan keterbukaan. Hal ini dikarenakan munculnya persepsi negatif remaja akibat dari pola asuh otoriter (Sartaj & Aslam, 2010). Persepsi negatif yang muncul mengakibatkan remaja tidak mampu menunjukkan sikap positif, suportif, empati dalam berkomunikasi. Pada sisi lain, diketahui bahwa remaja awal memliki emosi yang tidak stabil/badai emosi (Hall, 1904, dalam Santrock, 2007) yang akhrinya sering memunculkan konflik dalam keluarga. Jika konflik dalam keluarga terjadi, maka untuk menjadi terbuka dan memiliki kesamaan dalam berkomunikasi tidak akan terwujud, yang berarti komunikasi interpersonal tidak akan berjalan efektif. Saran

9 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya Pada penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan sehingga dibutuhkannya saran bagi penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Penelitian selanjunya daapat menggunakan skala populasi dan responden yang lebih besar agar dapat lebih menggambarkan hubungan antara persepsi remaja awal mengenai pola asuh otoriter orang tua dengan komunikasi interpersonal dalam keluarga. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan subyek remaja akhir. 3. Penelitian ini mengukur komunikasi interpersonal dalam keluarga masih namun bersifat umum. Sebaiknya, pada penelitian berikutnya data subyek ditambah dengan data jumlah anggota keluarga dan bagaimana hubungan komunikasi interpersonal dengan masing-masing anggota keluarga. Saran Bagi Orangtua Saran bagi orangtua khususnya orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter agar lebih banyak membaca buku atau mengikuti seminar tentang teknik pola pengasuhan yang efektif untuk selanjutnya melakukan perbandingan antara teknik pengasuhan yang diterapkannya dengan teknik pengasuhan yang efektif. Saran Bagi Sekolah Sekolah diharapkan bisa menerapkan sistem konseling pribadi dengan siswanya untuk mengetahui bagaimana hubungan mereka dengan keluarganya REFERENSI Arnold, L. B. (2008). Family Communication: Theory and Research. Boston: Pearson Asmaliyah. (2009). Hubungan antara persepsi remaja awal terhadap ola asuh orangtua otoriter dengan motivasi berprestasi di SMPN 13 Malang. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Daniel, T. L. S. (2005). Perceived parental control and parent-child relational qualities in chinese adolescents in hong kong. Sex Roles, 53(9-10), doi: Devito, J. A. (2009). Human Communication: The Basic Course, (11th ed.). Boston: Allyn and Bacon. Fortuna. F. (2008). Hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja: Jurnal Psikologi. Tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Gunadarma. Gulimar, I. (2007). Metode Riset untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Utama Universitas Widyatama. Hardjana, A. M. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Marini, L., & Andriani, E. (2005). Perbedaan Aserivitas remaja ditinjau dari pola asuh orangtua. Psikologia, 1(2), Martono, N. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif: Analisis Isi dan Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers. Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. (2011). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Rutger C. M. E. (2006). Lying behavior, family functioning and adjustment in early adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 35(6), doi: Sartaj, B., & Aslam, N. (2010). Role of authoritative and authoritarian parenting in home, health and emotional adjustment.journal of Behavioural Sciences, 20(1), Diunduh dari:

10 Santrock, J. W. (2008). Life-Span Development, (11th ed.). New York: Mc Graw Hill Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan, (3 ed.). (D. Angelica, Penerj.) Jakarta: Salemba Humanika. Sarwono, W. S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali pers. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sorkhabi, N. (2010). Sources of parent-adolescent conflict: Content and form of parenting. Social Behavior and Personality,38(6), Diunduh dari: Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : alfabeta. Wahyuni, S. (2012). Penilaian Remaja Terhadap Tipe Pola Asuh Keluarga di SMA N. Padangsidimpuan. Tidak diterbitkan. Medan: Unversitas Sumatera Utara. Diunduh dari: Yuliantiana. B. (2012). Hubungan Gaya Komunikasi dengan Self Esteem pada Tuna Rungu Dewasa Muda. Tidak diterbitkan. Jakarta: Binus University. RIWAYAT HIDUP Margaret lahir di kota Jakarta pada 5 November Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang psikolodi pada tahun 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi remaja awal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

Abstract

Abstract PERSEPSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PATAMUAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Vionirita Sewasa 1), Erman Har 2), dan Azrita 2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai tempat penelitian sedangkan untuk menguji validitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Letak sekolah ini mudah diakses dan sangat strategis yang berada di tengah kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB 3 METODE PENELITIAN tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%). BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Paparan Demografis Responden 4.1.1 Gambaran Usia Rentang usia responden pada penelitian ini adalah 21-39 tahun dengan mean usai 31,5 tahun. Jumlah responden terbanyak ada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian, hipotesis, subyek penelitian, teknik sampling, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hasil Penelitian 4.1.1. Diskripsi subjek Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean Desa Bangklean no 24 Kecematan Jati.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN 54 BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN A. Pengujian Hipotesis 1. Uji Validitas dan Reabilitas Menurut Sumardi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui hubungan pola asuh dan kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial pada remaja akhir, sehingga pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik

BAB 4 HASIL PENELITIAN. berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang unik BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Karakteristik individu memiliki sifat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian SMA N 3 Salatiga terletak di jalan di Jl. Kartini No 34 kecamatan Sidorejo Salatiga 50711 Jawa tengah. SMA N 3 Salatiga didirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk mengetahui hubungan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia, yang beralamat di Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN Deskripsi data ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap tiap variabel, baik mengenai metode ceramah, metode diskusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

Ali Mustofa Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Ali Mustofa Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 KOTA BLITAR Penelitian ini didasarkan pada masalah guru dalam menjalankan tugas sehari-hari, seringkali guru harus berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang mencari ada tidaknya hubungan dua variabel penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Metode kuantitatif menurut Sugiono (2008) adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang

Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang muncul, semakin banyak perusahaan yang muncul, semakin banyak pula persaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Ngablak yang berada di desa Ngablak, kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Alasan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri obat-obatan, yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menentukan bertemu tidaknya hasil penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menentukan bertemu tidaknya hasil penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Uji Data 1. Hasil Analisis Uji Istrument Penelitian Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek,

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional. Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel penelitian adalah atribut atau sifat yang dimiliki oleh objek, individu, ataupun

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF DIVORCE OF PARENTS TO THE EMOTIONAL INTELLIGENCE ON THE NINE GRADE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang terletak di Jalan Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Dengan variabel bebas yaitu kecerdasan emosi dan variabel terikat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan berdasarkan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu proses pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Subyek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode kuantitatif mempunyai tata cara yaitu pengambilan keputusan, interpretasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, serta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

kontrol adalah kelompok yang tidak melakukan aktivitas pembelajaran dengan menerapkan metode Simulasi, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok

kontrol adalah kelompok yang tidak melakukan aktivitas pembelajaran dengan menerapkan metode Simulasi, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melaksanakan penelitian diperlukan sebuah metode agar penelitian berhasil secara maksimal. Metode penelitian adalah cara melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20 for windows. 4.1 Profil Responden Responden berasal dari

Lebih terperinci