BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22) Manajemen adalah proses pengkordinasian dan pengawasan kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut selesai secara efisien dan efektif. Sedangkan menurut Nickels, Mc Hugh dan Mc Hugh (2009:233) Manajemen adalah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya. Menurut Rivai dan Sagala (2009:1) istilah manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia. Hasibuan (2008:2) mengatakan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Mathis (2006:3) adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Sedangkan Hasibuan (2008:10) mengatakan manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Rivai dan Sagala (2009:1) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Rivai dan Sagala (2009:13) juga mengatakan fungsi dari manajemen sumber daya manusia yaitu: Fungsi manajerial - Perencanaan (planning) - Pengorganisasian (organizing) - Pengarahan (directing) - Pengendalian (controlling) 13

2 14 Fungsi operasional - Pengadaan tenaga kerja (SDM) - Pengembangan - Kompensasi - Pengitegrasian - Pemeliharaan - Pemutusan hubungan kerja Leadership Hughes, Ginnett, Curphy (2009:4) menyatakan leadership merupakan fenomena kompleks yang melibatkan pemimpin, pengikut, dan lingkungan. Ebert dan Griffin (2007:266) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses dan perilaku yang digunakan oleh seseorang, seperti manajer, untuk memotivasi, menginspirasi, dan mempengaruhi perilaku orang lain. Pengertian kepemimpinan menurut Wirawan (2013:697) adalah sebagai proses pemimpin menciptakan visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhi dengan para pengikutnya untuk merealisasi visi. Sedangkan definisi menurut Rivai dan Mulyadi (2003:2) kepemimpinan secara luas meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok Self-leadership Menurut Curral dan Marques-Quinteiro (2009:165) mengatakan bahwa selfleadership adalah konstruk psikologis yang merupakan kapasitas seseorang untuk peningkatan kinerja melalui repertoar dari kognitif yang sedang berlangsung, strategi motivasi dan perilaku menavigasi diri. Menjadi salah satu sifat atau kecenderungan, self-leadership merupakan kompetensi untuk membimbing diri sendiri di situasi menantang yang mengedepankan pencapaian tujuan dan mengajukan penetapan tujuan dan tujuan berjuang. Dari manajemen diri perspektif, self-leadership didasarkan pada manajemen tujuan strategi, menjelaskan bagaimana dan mengapa. Menurut Curral dan Marques-Quinteiro (2009:165) Self-leadership memiliki tiga

3 15 dimensi yaitu behavior focused strategies, natural self reward strategies, dan constructive though pattern strategies. Menurut Rivai dan Mulyadi (2003:58) Self-leadership adalah perluasan strategi yang difokuskan pada perilaku, pola pikir, dan perasaan, yang digunakan untuk memengaruhi atas diri sendiri. Self-leadership juga dapat dianggap sebagai bentuk dari kepengikutan atau mungkin lebih tepatnya leadership fokus pada diri sendiri yang mampu membatasi kembali kepengikutan tradisional. Sedangkan menurut Neck dan Manz pada Kalyar (2013:22) Self-leadership is defined as a process of influencing or leading oneself through the use of specific sets of behavioral and cognitive strategies. Pearce dan Manz pada Kalyar (2013:22) mengatakan Self-leadership dibutuhkan dalam organisasi yang memerlukan inovasi berkelanjutan. Pearce dan Manz pada Kalyar (2013:22) juga mengatakan bahwa ketika karyawan terdorong untuk membimbing diri mereka dalam mendefinisikan masalah, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan mengidentifikasi peluang dan tantangan sekarang atau masa depan, kreatifitas mereka telah terdorong Behavior Focused Strategies Menurut Manz dan Neck pada Curral dan Marques-Quinteiro (2009:166) behavior focused strategies adalah strategi untuk meningkatkan daya paham diri sendiri mengenai kinerjanya selama bertugas, dalam rangka untuk menyesuaikan tindakan dirinya terhadap tujuan atas tugas tersebut. Strateginya dapat melalui pengamatan diri (Self-observation), pengaturan diri dari tujuan dan sasaran (Selfsetting of targets and goals), penghargaan diri (Self-reward strategies), hukuman diri (Self-punishment) dan isyarat (Self-Cueing). Self-observation Merupakan kesadaran diri sendiri dan refleksi tentang mengapa dan bagaimana perilaku spesifik berdampak pada individu, tim atau kinerja organisasi, membimbing individu untuk menekan atau mempromosikan perilaku seperti itu. Self setting of targets and goals menyangkut seperangkat perilaku yang mempromosikan penyesuaian target dan tujuan individu terhadap kinerja saat ini untuk mencapai hasil yang diinginkan. Self-reward strategies bekerja dengan giat yang terlihat baik untuk mempromosikan atau menghambat perilaku kinerja melalui imbalan tidak

4 16 berwujud atau materiil seperti ucapan selamat pada diri sendiri atau berlibur akhir pekan di pegunungan Self-punishment mencakup mekanisme umpan balik negatif yang berusaha untuk membimbing perilaku pribadi seseorang menuju tujuan yang diinginkan dengan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan atau tidak efektif. Self-Cueing tentang individu dengan strategi membimbing pribadi yang memungkinkan dia untuk tidak melupakan target dan tujuan dan untuk mencapai tingkat kinerja yang diinginkan Natural Self Reward Strategies Menurut Curral dan Marques-Quinteiro (2009:166) natural self reward strategies merupakan strategi mencari perasaan menyenangkan yang berhubungan langsung dengan tugas, bertujuan untuk memberi energi pada tindakan yang akan dilakukan yang dapat meningkatkan kinerja melalui task positive modelling dan suppression of task negative. Task positive modelling adalah strategi yang mencoba untuk mengubah fitur pekerjaan terkait dalam rangka untuk membuat mereka lebih menarik bagi individu, membuat tugas lebih menyenangkan. Suppression of task negative issues dapat dianggap sebagai strategi menghindar karena mengarahkan perhatian seseorang hanya untuk aspekaspek positif dari pekerjaan sementara mengabaikan yang negatif Constructive Though Pattern Strategies Menurut Curral dan Marques-Quinteiro (2009:167) Ini adalah strategi yang lebih baik membedakan Self-leadership dari konsep pesaing lainnya (misalnya selfregulation, self-management). Melalui evaluasi nilai-nilai dan keyakinan seseorang, self-talk dan self mental imagery individu mengembangkan dan memfasilitasi pola yang lebih konstruktif dan beradaptasi, meminimalkan berpikir destruktif dan berfikir tidak efektif. Evaluation of one s values and beliefs merupakan pemantauan diri tentang bagaimana nilai-nilai dan keyakinan pribadi mempengaruhi kinerja, dan perubahan apakah yang diperlukan dan dilakukan dalam rangka untuk menyesuaikan mereka pada target dan tujuan untuk memaksimalkan kinerja.

5 17 Self-talk adalah individu yang berbicara kepada dirinya sendiri dan berkembang lebih baik, untuk membandingkan dan memahami hubungan antara nilai-nilai, keyakinan, sasaran dan tujuan. Visualizing Successful Performance/Self mental imagery adalah isu mendasar pada proses, karena dapat menyebabkan pengujian mental hipotesis yang dikembangkan melalui proses bicara diri dan dampaknya terhadap kinerja Work Role Innovation Menurut Williams dan Clapham pada Centre for Educational Research and Innovation (2009:32) Kata inovasi berasal dari bahasa latin inovatio (pembaharuan atau renovasi). Kalyar (2013:21) mengatakan ketika ide-ide terkumpul, kreativitas telah sukses terimplementasi, dan menjadi inovasi. Centre for Educational Research and Innovation (2009:31) menyatakan definisi singkat dari inovasi adalah taking a new idea into implementation. Definisi ini membuat perbedaan antara inovasi dan penemuan (memiliki ide cemerlang), sebuah ide harus dimasukkan dalam tindakkan untuk disebut sebagai inovasi. Satu definisi inovasi yang sering digunakan adalah definisi oleh Oslo Manual pada OECD (2009:31) yang mendefinisikan inovasi sebagai the implementation of a new or significantly improved product (good or service), or process, a new marketing method, or a new organisational method in business practices, workplace organisation or external relations. Curral dan Marques-Quinteiro (2009:167) mendefinisikan Work role innovation merupakan sebuah perwujudan dalam berpikir kreatif melalui aplikasi pengembangan dan efektifitas dari perubahan yang signifikan dan meningkat pada prosedur normal mengenai peran dan tugas. Inovasi membutuhkan: a) Identifikasi dan definisi masalah b) Solusi kreatif c) Aktif pencarian dan pengumpulan sumber daya (manusia dan non manusia) untuk dukungan ide dan validasi d) Presentasi, pengujian dan validasi model atau proyek yang dikembangkan. Menurut Flynn, Doodley, dan Cormican pada Rosli dan Mahmood (2013:61) inovasi merupakan proses perubahan dari peluang menjadi ide-ide, yang mana itu

6 18 akan menjadi sebuah praktik. Inovasi dapat terjadi pada produk, proses, pasar, desain, atau pelayanan. Davila, Epstein, Shelton (2013:33) mengatakan ada tiga pengukuran inovasi yaitu: 1. Plan mendefinisikan dan strategi komunikasi Membuat asumsi mengenai sumber nilai eksplisit dan jelas, pilih strategi yang dimaksud, dan klarifikasi ekspektasi mengenai strategi organisasi 2. Monitor Melacak pelaksanaan dari usaha inovasi untuk menilai perubahan di lingkungan, ikut campur tangan bila perlu, dan mengevaluasi kinerja 3. Learn identifikasi peluang baru Belajar mengenai solusi baru untuk mencapai tujuan kinerja, bisnis baru, atau peluang teknologi Goal Orientation Menurut Dweck s Goal Orientation Theory pada Curral dan Marques- Quinteiro (2009:168) mengatakan bagaimana tujuan pribadi dan keyakinan menciptakan kerangka mental dari individu yang mengikuti strategi penghindaran atau pendekatan atas tujuannya, menjadi konstruksi yang berbeda dari goal setting (pilihan seseorang mengenai tujuan yang paling menarik) dan goal striving (perilaku dan pikiran seseorang diarahkan menuju tujuan yang spesifik). Menurut Dweck s Goal Orientation Theory pada Curral dan Marques-Quinteiro (2009:168) Goal orientation memiliki dimensi learning orientation dan performance orientation, dengan alasan bahwa keyakinan ini bertanggung jawab untuk cara individu menerapkan strategi khusus atas pencapaian tujuan. Menurut Dweck, Dweck dan Leggett, VandeWalle, Cron, dan Slocum pada Pieterse (2009:27) Goal Orientation merupakan perbedaan dimensi individu yang berhubungan dengan pilihan tujuan tertentu dalam konteks pencapaian tujuan. Tujuan ini mempengaruhi aksi dan reaksi individu. Seijts, Latham, Tasa, Latham (2004:229) menyatakan bahwa Goal Orientation dilakukan sebagai pola pikir yang di paksa. Individu diminta untuk fokus bagaimana mereka menyelesaikan tugasnya dari pengetahuan yang dimiliki individu untuk menyelesaikan tugasnya secara efektif. Lacoma (2014) mengatakan bahwa Goal Orientation merupakan tingkatan dimana seseorang atau organisasi fokus pada tugas dan hasil akhir dari tugas tersebut.

7 19 Goal Orientation yang kuat mendorong fokus pada akhir dari tugas tersebut dibuat dan bagaimana hasil akhir tersebut akan mempengaruhi baik seseorang atau seluruh perusahaan. Dengan Goal Orientation yang kuat akan dapat secara akurat menilai efek dari mencapai tujuan serta kemampuan untuk memenuhi tujuan tertentu tersebut dengan sumber daya dan kemampuan saat ini Learning Orientation Menurut Curral dan Marques-Quinteiro (2009:168) mengatakan learning orientation merupakan orientasi penerapan strategi yang lebih mudah dalam beradaptasi atas tujuan dan tantangan, sangat termotivasi untuk terlibat dalam tugas, tugas-tugas yang menantang dan menyenangkan yang akan membuat individu untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Learning orientation juga dikenal lebih optimis dan berpengalaman, mau berusaha dan melakukan tantangan. Individu learning orientation berbeda dengan individu performance orientation, individu learning orientation tidak peduli dengan memvalidasi kemampuan mereka, melainkan meningkatkan pemahaman mereka mengenai tugas yang dikerjakan. Dengan melihat situasi yang menantang sebagai kesempatan untuk belajar, individu dengan learning oriented memperlihatkan pengetahuan, pengaruh, dan perilaku yang lebih adaptif untuk pencapaian tujuan. Dweck pada Curral dan Marques-Quinteiro (2009:168) mengatakan bahwa individu yang menampilkan learning orientation lebih cenderung untuk mencari situasi yang menantang, terlepas dari persepsi tingkat kemampuan atau harapan untuk berhasil. Bahkan ketika dihadapkan dengan kegagalan, individu learning oriented melihat situasi itu sebagai kesempatan pembelajaran untuk perkembangan pribadi. Menurut Pieters (2009:27) learning orientation terkait dengan fokus pada pengembangan pengetahuan dan meningkatkan kompetensi dan learning orientation terhubung pada keyakinan bahwa kompetensi dapat dikembangkan Performance Orientation Menururt Curral dan Marques-Quinteiro (2009:168) performance orientation merupakan orientasi penerapan strategi yang memiliki dimensi penghindaran (menghindari kegagalan dan menunjukkan inkompetensi) dan memilih untuk melakukan tugas yang lebih mudah agar berhasil, menunjukkan kompetensi demi mengejar hasil akhir.

8 20 Javidan pada Yukl (2010:462) mengatakan The extent to which high performance and individual achieve ment are valued is called performance orientation. Performance orientation Berhubungan dengan nilai-nilai dan atribut termasuk kerja keras, tanggung jawab, daya saing, ketekunan, inisiatif, pragmatisme, dan akuisisi, keterampilan baru. Dengan nilai-nilai performance orientation yang kuat, hasil pekerjaan lebih ditekankan dari pada diri seseorang. Apa yang sedang Anda lakukan lebih penting dari pada siapa diri Anda. Performance orientation dipengaruhi oleh iklim dari negara dan cenderung lebih tinggi di lintang dengan iklim dingin, karena pada satu waktu kelangsungan hidup lebih tergantung pada hal itu Menurut Pieters (2009:27) performance orientation merupakan fokus pada demonstrasi kompetensi dengan meningkatkan evaluasi positif, menghindari evaluasi negatif, dan mengalahkan yang lain. Colquitt dan Simmering, Dweck pada Pieters (2009:28) mengatakan performance orientation di sisi lain telah dikaitkan dengan keyakinan akan kemampuan. Maka dari itu, performance orientation terhubung dengan ketakutan akan kegagalan pada seseorang dengan orientasi kinerja tinggi tapi kinerja rendah Work Motivation Pengertian motivasi menurut Robbins dan Coulter (2009:357) adalah motivasi mengacu pada proses dimana upaya seseorang diberi energi, arahan, dan berkelanjutan terhadap pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:114) motivasi merupakan keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Mathis dan Jackson (2006:114) juga mengatakan bahwa orang bertindak karena satu alasan yaitu untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan. Motivasi menurut Bangun (2011:312) adalah motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti dorongan. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Dan pengertian motivasi menurut Rivai dan Sagala (2009:837) adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.

9 Teori Motivasi terkenal yaitu: Menurut Rivai dan Sagala (2009:840) ada beberapa teori motivasi yang Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam teori ini Abraham Maslow mengelompokkan kebutuhan manusia menjadi lima kategori. Sumber: Rivai dan Sagala (2009:840) Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Maslow 1. Aktualisasi diri: kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan untuk, berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu 2. Penghargaan diri: kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati, dan dihargai orang lain. 3. Kepemilikan sosial: kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima, dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai 4. Rasa aman: kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup

10 22 5. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, seksual, sebagai kebutuhan terendah Teori Kebutuhan McClelland McClelland theory of needs menganalisis tiga kebutuhan manusia didalam organisasi atau perusahaan mengenai motivasi. Memfokuskan kepada tiga hal yaitu: 1. Need for achievement (kebutuhan pencapaian kesuksesan) Kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar perusahaan yang telah ditentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan 2. Need for power (kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja) Kebutuhan untuk membuat orang berperilaku dalam keadaanyang wajar dan bijaksana di dalam tugasnya masing-masing 3. Need for affiliation (kebutuhan untuk berafiliasi) Hasrat untuk bersahabat dan mengenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan di dalam organisasi Teori Herzberg Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekanrekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

11 Teori X dan Y Douglas Mc Gregor menemukan teori X dan Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Ada empat asumsi yang dimiliki oleh manajer dalam teori X, yaitu: 1. karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya 2. karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan 3. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal (asumsi ketiga) 4. sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu: 1. karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan seperti halnya istirahat atau bermain 2. karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan 3. karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung-jawab 4. karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen Teori Harapan Teori ini menyatakan bahwa tindakan seseorang cenderung untuk dilakukan karena harapan hasil yang akan dia dapatkan: 1. Harapan usaha kinerja Sebuah keyakinan pada karyawan jika bekerja lebih keras akan menghasilkan kinerja yang baik 2. Hubungan kinerja-penghargaan Tingkat kepercayaan karyawan jika dengan kinerja yang baik maka akan mendapatkan penghargaan 3. Nilai penghargaan

12 24 Nilai penghargaan dari organisasi atas seseorang. Merupakan suatu faktor yang menentukan kesediaan karyawan untuk mengerahkan usahanya Tujuan Pemberian Motivasi Menurut Hasibuan (2008:146) tujuan pemberian motivasi yaitu: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3. Mempertahankan kestabilan kerja karyawan 4. Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugastugasnya 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku Penelitian Terdahulu Berikut merupakan penelitian terdahulu mengenai Goal Orientation, Work Motivation, Work Role Innovation dan Self-leadership pada jurnal internasional. 1. Pada jurnal Self-leadership and Work Role Innovation: Testing a Mediation Model with Goal Orientation and Work Motivation, yang dibuat oleh Luis Curral dan Pedro Marques-Quinteiro tahun 2009 mengeksplorasi hubungan antara kepemimpinan diri, orientasi tujuan, motivasi intrinsik, dan perilaku inovatif. Karena inovasi membutuhkan kompetensi menavigasi diri maka keterampilan kepemimpinan diri menjadi mediasi hubungan antara orientasi tujuan dan peran inovasi, serta antara motivasi intrinsik dan peran inovasi. Penelitian ini melakukan survey pada 108 karyawan dari 3 perusahaan di bidang pengembangan dan implementasi solusi teknologi mengenai keyakinan orientasi tujuan, tingkat motivasi intrinsik, strategi self-leadership, dan frekuensi pengenalan prosedur baru pada pekerjaan mereka. Hasil penelitian yang diolah dengan structural equation modelling menunjukkan adanya hubungan positif dengan peran inovasi pada orientasi tujuan

13 25 pembelajaran dan motivasi intrinsik, tetapi tidak untuk orientasi tujuan kinerja. Keterampilan kepemimpinan diri sepenuhnya memediasi hubungan antara orientasi tujuan pembelajaran dan peran inovasi, dan memediasi hubungan antara motivasi intrinsik dan peran inovasi. Dengan demikian, meningkatkan kompetensi menavigasi diri karyawan menjadi jalan untuk meningkatkan perilaku inovatif mereka. 2. Tu Yidong dan Lu Xinxin tahun 2013 menulis pada jurnalnya yang berjudul How Ethical Leadership Influence Employees Innovative Work Behavior: A Perspective of Intrinsic Motivation, penelitian ini meneliti bagaimana kepemimpinan etis mempengaruhi perilaku kerja karyawan yang inovatif melalui mediasi motivasi intrinsik pada tingkat kelompok dan individu. Penelitian ini menyebar kuisioner pada 302 karyawan dari 34 unit pekerjaan dari 2 perusahaan di China, menggunakan analisis multilevel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kerja individu yang inovatif berhubungan positif dengan kedua persepsi individual dari kepemimpinan etis dan kelompok kepemimpinan etis, sementara motivasi intrinsik individu memediasi dua hubungan. Selain itu, kelompok motivasi intrinsik memediasi hubungan antara kelompok kepemimpinan etis dan perilaku kerja yang inovatif. 3. Menurut Journal of Business Research: Innovation, Organizational Learning, and Performance oleh Jimenez-Jimenez, Daniel., Valle-Sanz, Raquel tahun 2010, meneliti hubungan antara inovasi dan kinerja dan menegaskan hubungan positif antara pembelajaran organisasi, kinerja dan inovasi. Penelitian ini menggunakan analisis SEM dengan data dari 451 perusahaan di Spanyol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel (pembelajaran organisasi dan inovasi) memberikan kontribusi positif terhadap kinerja bisnis, dan pembelajaran organisasi mempengaruhi inovasi. 4. Menurut Masood Nawaz Kalyar tahun 2013 pada jurnal Creativity, Self- Leadership And Individual Innovation meneliti bahwa inovasi individu memberikan dasar organisasi untuk kinerja yang tinggi, meningkatkan daya saing perusahaan dan mendorong kesuksesan jangka panjang. Daerah ini merupakan kepentingan yang lebih besar bagi seorang pengusaha karena inovasi tingkat individu berkaitan dengan inovasi tingkat perusahaan. Penelitian ini mengembangkan dan menguji model inovasi individu dan dua

14 26 faktornya; kreativitas dan kepemimpinan diri. Data dikumpulkan dari 180 responden dari 10 perusahaan di Pakistan. Untuk mengujinya penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil menunjukkan bahwa kreatifitas dan kepemimpinan diri adalah prediktor penting dari inovasi individu, membuktikan hubungan langsung yang positif. 5. M. Mohd Rosli dan Rosman Mahmood tahun 2013 pada jurnal Moderating Effects of Human Resource Management Practices and Entrepreneur Training on Innovation and Small-Medium Firm Performance meneliti hubungan inovasi dan kinerja perusahaan kecil-menengah melalui praktik manajemen sumber daya manusia dan pelatihan entrepreneur. Penelitian ini meneliti bagaimana praktik manajemen sumber daya manusia dan pelatihan entrepreneur berinteraksi dengan inovasi dan akan berpengaruh pada kinerja perusahaan kecil-menengah. Menggunakan 284 sampel pada perusahaan kecil-menengah di Malaysia. Penelitian ini menemukan bahwa karyawan dan karyawan pelatihan berhubungan dengan inovasi dan berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan kecil-menengah. Secara teori, kinerja perusahaan kecil-menengah yang bagus tidak hanya dijelaskan oleh seberapa banyak mereka melakukan inovasi, tapi juga seberapa mereka berinvestasi pada karyawannya. Penelitian ini juga mengingatkan bahwa inovasi dan pelatihan pada karyawan dan entrepreneur harus berjalan bersamaan, sehingga kinerja dapat ditingkatkan.

15 Kerangka Pemikiran Goal Orientation (X1) Work Motivation (X2) Self-Leadership (Y) Work Role Innovation (Z) Gambar 2.2 Kerangka pemikiran 2.3 Hipotesis 1. Tujuan-1 H0 = Goal Orientation tidak berpengaruh terhadap Work Role Innovation H1 = Goal Orientation berpengaruh terhadap Work Role Innovation 2. Tujuan-2 H0 = Work Motivation tidak berpengaruh terhadap Work Role Innovation H1 = Work Motivation berpengaruh terhadap Work Role Innovation 3. Tujuan-3 H0 = Goal Orientation dan Work Motivation tidak berpengaruh terhadap Work Role Innovation H1 = Goal Orientation dan Work Motivation berpengaruh terhadap Work Role Innovation 4. Tujuan-4 H0 = Goal Orientation dan Work Motivation tidak berpengaruh terhadap Self- Leadership H1 = Goal Orientation dan Work Motivation berpengaruh terhadap Self- Leadership

16 28 5. Tujuan 5 H0 = Self-Leadership tidak berpengaruh terhadap Work Role Innovation H1 = Self-Leadership berpengaruh terhadap Work Role Innovation 6. Tujuan 6 H0 = Goal Orientation dan Work Motivation tidak berpengaruh terhadap Work Role Innovation dengan Self-Leadership sebagai mediator H1 = Goal Orientation dan Work Motivation berpengaruh terhadap Work Role Innovation dengan Self-Leadership sebagai mediator

17 29

Masruroh; Andana Sasriya

Masruroh; Andana Sasriya ANALISIS PENGARUH GOAL ORIENTATION DAN WORK MOTIVATION TERHADAP WORK ROLE INNOVATION DENGAN SELF-LEADERSHIP SEBAGAI MEDIATOR; STUDI PADA PERUSAHAAN MEDIA (PT. SURYA CITRA TELEVISI) Masruroh; Andana Sasriya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2009:1) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi perencanaan,

Lebih terperinci

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penilaian Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur dalam organisasi dapat diartikan sebagai manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

1.1. Penelitian Terdahulu

1.1. Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti juga mempelajari penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Berikut ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Menurut Febya (2008) Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu

Lebih terperinci

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sedarmayanti (2010) mengatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yaitu suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek "manusia"

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan roda aktivitasnya, suatu perusahaan maupun organisasi tidak lepas dari kebutuhan akan sumber daya. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Wukir (2013:134), kepemimpinan merupakan seni memotivasi dan mempengaruhi sekelompok orang untuk bertindak mencapai tujuan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

LANDASAN TEORI. Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai tujuan individu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Menurut Wibowo (2011:95) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai 1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Pegawai 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Berdasarkan pendapat Hasibuan (2002:10), manajemen

Lebih terperinci

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah proses seseorang untuk mendorong mereka melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Sedangkan motivasi kerja adalah keinginan yang timbul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Karyawan melakukan pekerjaan di instansi maupun perusahaan untuk memperoleh gaji berupa uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya seharihari.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi Pengantar Manajemen Umum Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi By Erma Sulistyo Rini Asumsi dasar Mengenai

Lebih terperinci

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong

Lebih terperinci

Motivasi penting dikarenakan :

Motivasi penting dikarenakan : Motivasi Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan Pemberian daya penggerak yg menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki tujuan-tujuan tertentu, dimana tujuan tersebut

Lebih terperinci

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI PERILAKU ORGANISASI TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI TEORI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Manajemen SDM Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan. Manajemen SDM telah menjadi

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Yustina (2000) dengan judul Analisis Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Gula Djatiroto Lumajang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Inisiatif manajerial Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi kepada tenaga kerja perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Motivasi 2. 1. 1.Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5.

1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 3. TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN MOTIVASI 4. BAGAIMANA MENJADI TERMOTIVASI? 5. MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KINERJA 6. TERTAWA ITU SEHAT, MARI TERTAWA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada tujuan, yang berarti seorang individu memutuskan untuk tidak merendahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada tujuan, yang berarti seorang individu memutuskan untuk tidak merendahkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Goal-Setting Theory Goal-setting theory mengisyaratkan bahwa seorang individu berkomitmen pada tujuan, yang berarti seorang individu memutuskan untuk tidak merendahkan atau mengabaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian budaya organisasi. Robbins dan Timoty (2008:256)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian budaya organisasi. Robbins dan Timoty (2008:256) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian budaya organisasi. Robbins dan Timoty (2008:256) mendefinisikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna (persepsi) bersama yang dianut oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diri seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK Lily Indriani Email: lily.indriani99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB) pernah dilakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian Hubungan Kepuasan Kerja dengan Organizational

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Definisi Motivasi Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan usaha yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan dalam memenuhi beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan (2007:219) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2012 : 13) manajemen melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap aktivitas kerja orang lain yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan Bab 10 MOTIVASI MOTIVASI MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan Beberapa Definisi Motivasi Definisi 1:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak atau kekuatan yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan terdapat sumber daya sebagai potensi penggerak aktivitasnya. Sumber daya ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Intensitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Intensitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi didefenisikan sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.

Lebih terperinci

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 29 MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Anton Soekiman 1 dan Hendrik Heryanto 2 1 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Menurut Samsudin (2010: 281) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kepemimpinan Efektif 2.1.1 Perilaku Purwanto (1998) mendefinisikan perilaku sebagai penyesuaian diri dari adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Dalam menghadapi kehidupan serba modern dengan teknologi yang canggih, peranan karyawan sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit organisasi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs 20 Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) Kebutuhan akan perasaan ikut serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan inti dari organisasi, oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk mengemukakan pengertian manajemen, manajemen dari kata to manage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal penting dalam agenda bisnis. Para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah mereka yang mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

NEEDS DRIVES INCENTIVES

NEEDS DRIVES INCENTIVES Motivasi kerja merupakan proses yang menyebabkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormatan, pencapaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan Helmreich yang terdiri dari mastery of needs, work orientation dan competition akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) 2.1.1 Pengertian Sumber Daya manusia Sumber Daya manusia merupakan satu satunya sumber daya yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penilaian Kinerja 2.1.1.1. Pengertian Penilaian Kinerja Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Karyawan a. Pengertian Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari karyawan yang berkualitas untuk mencapai tujuan perusahaan. Di dalam sebuah perusahaan motivasi merupakan

Lebih terperinci

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi

Faktor Individu dalam Organisasi dan Motivasi Faktor Individu dalam Organisasi dan Pertemuan ke sembilan dan kesepuluh Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. pada bidang sumber daya manusia yang tidak lagi dianggap sebagai faktor

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. pada bidang sumber daya manusia yang tidak lagi dianggap sebagai faktor 17 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia secara khusus menitikberatkan perhatiannya pada bidang sumber daya manusia yang tidak lagi dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Motivasi atau biasa disebut kebutuhan adalah keadaan intern diri seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber daya dalam organisasi semakin diyakini kepentingannya baik sekarang maupun di kemudian hari, sehingga makin mendorong perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disamakan. Pemimpin merupakan individu sedangkan kepemimpinan merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. disamakan. Pemimpin merupakan individu sedangkan kepemimpinan merupakan BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Kepemimpinan Pemberian definisi antar pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Pemimpin merupakan individu sedangkan kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan 43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti ilmu, seni maupun proses.

Lebih terperinci

Individu - Organisasi dan Motivasi

Individu - Organisasi dan Motivasi Individu - Organisasi dan Motivasi Kontribusi dan Kompensasi Kontribusi apa yang dapat diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan Kompensasi apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kepemimpinan Menurut Veithzal Rivai (2006:2) mendefinisikan kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS 1 MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau bekerja

Lebih terperinci

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Definisi Motivasi Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan. Elemen Kunci : 1. Intensitas : Seberapa keras usaha seseorang 2. Arah : Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2007:8) mengemukakan, manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2007:8) mengemukakan, manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Manajemen Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2007:8) mengemukakan, manajemen adalah proses pengordinasian kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

PERILAKU KEORGANISASIAN IT

PERILAKU KEORGANISASIAN IT PERILAKU KEORGANISASIAN IT-021251 U M M U K A L S U M U N I V E R S I TA S G U N A D A R M A 2016 PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI Membahas perilaku manusia dlm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang telah lakukan pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang telah lakukan pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Penelitian Terdahulu Dalam kajian pustaka akan di ulas tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang memiliki isi atau relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Inovatif Kerja 1. Definisi Perilaku Inovatif Kerja West dan Farr (dalam West, 2006) mengatakan inovasi bisa diartikan sebagai pengenalan dan pengaplikasian ide, proses,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kompensasi Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2009) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada organisasi.

Lebih terperinci