BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran SD Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tingkir Tengah 01 yang beralamat di Jl. Tantung No. 3 Tingkir Tengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Lokasi ini dulunya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Semarang, namun karena ada pemekaran Salatiga tahun 1993 wilayah ini menjadi milik Salatiga. Jarak SDN Tingkir Tengah 01 dengan pusat kota Salatiga sekitar ±7 km. Lokasi SDN Tingkir Tengah 01 ini dapat dikatakan sebagai sekolah pinggiran karena letaknya yang cukup jauh dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang. Walaupun letaknya yang cukup jauh dari pusat kota namun akses menuju ke sekolah sangat mudah yaitu naik angkutan Suruh-Salatiga ±30 menit turun di Kelurahan Tingkir Tengah dan jalan kaki sekitar 100 m. Area sekolah terletak diantara pemukiman warga dan persawahan penduduk sehingga lingkungan serta udara di sekitar sekolah masih sejuk dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. 4.2 Karakteristik Responden Dalam penelitian ini responden adalah seluruh siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01 dengan jumlah siswa 27 anak yang terdiri dari 13 siswa lakilaki dan 14 siswa perempuan. Dari keseluruahan anak mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, namun sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yaitu sebagai petani dan buruh. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan masih kurang mereka cenderung lebih sibuk mencari uang untuk kebutuhan hidup dari pada mengawasi pendidikan anaknya, dampaknya hasil belajar yang diperolah kurang maksimal. 47

2 Pelaksanaan Tindakan Kondisi Pra Siklus Sebelum proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan kegiatan pra siklus pada bulan Maret Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan menyampaikan maksud untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble untuk meningkatkan minat dan hasi belajar. Selain itu juga pengumpulan data hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Data nilai yang diperoleh bersumber dari guru kelas 4 mata pelajaran IPS. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui pandangan awal hasil belajar selama ini. Setelah mendapatkan data nilai siswa, kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data minat siswa. a. Minat Siswa Untuk mendapatkan data minat siswa terhadap mata pelajaran IPS, telah disediakan angket yang telah disiapkan sebelumnya. Tabel 4.1 Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%) Sangat Kurang 1 3, Kurang 7 25, Cukup 6 22, Baik 12 44, Sangat Baik 1 3,70 Jumlah Rata-rata hasil angket minat Skor angket minat tertinggi 95 Skor angket minat terendah 37

3 49 Data Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang masuk kategori sangat kurang hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori kurang 7 siswa atau 25,93%, kategori cukup 6 siswa atau 22,22%, kategori baik 12 siswa atau 44,45% dan kategori sangat baik 1 siswa atau 3,70%. Rata-rata hasil angket siswa 67,70% dalam kategori cukup. Dari data presentase minat siswa dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut: 3,7% 3,7% 25,93% 22,22% 44,45% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Diagram 4.1 Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus Dari diagram lingkaran diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai minat terhadap mata pelajaran IPS dalam kategori sangat baik mencapai 3,7%, kategori baik 44,45%, kategori cukup 22,22%, kategori kurang 25,93% dan kategori sangat kurang 3,7%. b. Hasil Belajar Data hasil belajar ini diperlukan untuk sebagai pandangan awal kemampuan siswa dalam pembelajaran di kelas. Data hasil belajar siswa diperoleh dari guru kelas IV saat melakukan evaluasi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Data ketuntasan berdasarkan nilai KKM yaitu 70 yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya sehingga dapat digambarkan dalam tabel 4.2.

4 50 Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Kategori Jumlah Siswa Persentasi Tuntas ,44% Tidak Tuntas < ,56% Rata-rata nilai IPS Nilai tertinggi IPS 85 Nilai terendah IPS 43 Dari tabel 4.2 dapat didikripsikan bahwa siswa yang memperoleh nilai tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah ketuntasan mencapai 15 siswa atau 55,56% dan siswa yang tuntas mencapai 12 orang atau 44,44% dan rata-rata yang dihasilkan pada tes evaluasi ini 66,04. Nilai tertinggi siswa mencapai 85dan terendah 43. Dari presentase ketuntasan dibuat diagaram lingkaran beritkut ini : 55,55% 44,44% Tuntas Tidak Tuntas Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus Dari diagram lingkaran 4.2 dapat dilihat berbedaan yang antara siswa yang tidak tuntas dengan siswa yang telah tuntas. Siswa yang memiliki nilai tidak tuntas mencapai 55,56 % dan siswa yang tuntas 44,44%. Data dari skor minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01 yang telah dikumpulkan menunjukkan siswa yang belum tuntas masih lebih banyak. Untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS peneliti berupaya menggunakan model kooperatif tipe scramble sesuai dengan rencana yang telah dipaparkan sebelumnya.

5 Deskripsi Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti berkordinasi dengan guru menganai pembelajaran yang akan dilakukan serta bahan pendukung dalam pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar siklus I akan berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti mempersiapkan hal-hal berikut: 1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2. Mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran. 3. Membuat kelompok heterogen. 4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I 5. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui keberhasilah penggunaan model kooperatif tipe scramble 6. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran 7. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 8. Tes evaluasi b. Tahap Pelaksanaan Pertemuan Pertama Pertemuan pertama hari Jumat, 4 April Sebelum memulai pembelajaran peneliti yang bertugas mengajar atau sebagai guru menyiapkan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat yang mendukung pembelajaran kemudian mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Dari kompetensi dasar yang sudah titetapkan Ada dua indikator yang akan diajarkan yaitu: Membandingkan/membedakan jenis teknologi tradisional dan modern, dan Menceritakan penggunaan teknologi tradisional dan modern.

6 52 Pada kegiatan awal guru melakukan doa, memberikan salam, mengabsen siswa dan apersepsi. Kegiatan apresepsi yang dilakukan yaitu dengan bertanya kepada siswa Bagaimana cara kalian pergi ke sekolah? Guru memberikan kesempatan pagi siswa untuk menceritakan perjalanan ke sekolah kemudian guru bertanya Alat apa yang kalian gunakan?. Setelah itu guru menempelkan gambar alat-alat yang digunakan siswa pergi ke sekolah. Guru meminta siswa untuk menjelaskan pengalamannya naik alat tersebut dan meminta penjelasan tentang perbedaan setiap alat. Dari penjelasan ini kemudian dikaitkan dengan materi perkembangan teknologi berserta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tidak lupa juga guru menjelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan model scramble. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan uraian materi yang dipelajari dan melakukan tanya jawab yang menggali pengetahuan siswa. Setelah itu siswa dibagi secara acak menjadi beberapa 7 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-3 siswa. Guru membagiakan LKS berupa 2 buah amplop yang berisi soal dan jawaban yang telah diacak hurufnya, guru menjelaskan langkah kerja serta peraturan pada semua kelompok. Peraturan yang telah dibuat harus ditaati semua keompok, bila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Setiap kelompok diberikan waktu 20 menit untuk menyelesaikan soal secara bersama. Guru mengontrol setiap kelompok secara bergantian agar suasana tetap kondusif. Setalah waktu habis kelompok harus berhenti mengerjakan soal dan permaianan dimulai, guru akan membacakan soal secara acak setiap kelompok berlomba menjawab, ketika menjawab soal dan jawaban harus ditempelkan pada papan yang telah disediakan kelompok yang tercepat menjawab akan mendapatkan bintang. Kelompok yang memiliki bintang paling banyak akan menjadi juaranya. Pada kegitan akhir guru bertanya-jawab dengan siswa menganai materi yang kurang dipahami, setelah siswa paham guru mengajak untuk menyimpulkan materi serta mengaitkannya dengan kehidupan sehar-hari. Tidak lupa guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

7 53 Pada waktu berlangsungnya pembelajaran ada teman sejawat yang menjadi observer mengobservasi berlangsungnya pembelajaran dengan mengisi lembar observasi dan mengambil foto. Hasil observasi yang diperoleh guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut, sudah menggunakan alat peraga dengan maksimal, guru hanya sebagai fasilitator. Siswa mulai belajar dengan serius walaupun masih ada beberapa siswa yang belum fokus, kerja sama dengan siswa sudah cukup bagus. Pertemua Kedua Pelaksanaan pertemuan kedua pada Sabtu, 5 April Pada pertemua kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Guru menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik menyempurnakan kekurangan pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini waktu pertemuan ditambah 1 jam pelajaran (3x35 menit) karena untuk evaluasi dan pengisian angket minat. Kompetensi Dasar masih sama tetapi indikator dalam pembelajaran yang berbeda yaitu: Membandingkan/membedakan teknologi produksi tradisional dan modern, dan menyebutkan macam-macam alat teknologi produksi tradisional dan modern Kegiatan pada pertemuan kedua diawali dengan ucapan salam yang dilanjutkan dengan kegiatan apresepsi. Dalam kegiatan ini guru bertanya kepada siswa Apakah kaliah pernah pergi kesawah? siswa bercerita secara bergantian tentang pengalamannya pergi kesawah. Dari cerita tersebut guru bertanya kembali Alat apa saja yang digunakan pak tani dalam bertani di sawah? guru menanggapi komentar dari siswa dan guru menuliskan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menempelkan gambar alat-alat untuk bertani dari cerita siswa. Siswa diminta menceritakan dan membedakan kegunaan dari alatalat yang ada di papan tulis secara bergantian. Dari cerita tersebut guru mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah garis besar materi sudah dijelaskan siswa secara acak dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 3-4

8 54 orang anggota. Sebelum dimulai permainan guru menjelaskan langkah kerja serta peraturan yang harus ditaati semua kelompok. Permainan dimulai, setiap kelompok diberikan 2 buah amplop yang berisi soal serta jawaban yang telah diacak. Dalam pengerjaan soal diberkan waktu 20 menit, semua soal dikerjakan secara bersama. Kerjasama dalam kelompok dapat mempercepat pengerjaan soal yang telah diberikan. Bila waktu telah habis, setiap kelompok berhenti mengerjakan dan meletakkan alat tulis didalam meja. Permainan ketangkasan dimulai, guru membacakan soal satu persatu secara acak. Kelompok beradu cepat dengan menempelkan soal serta jawaban di atas papan yang telah disediakan. Bila kelompok telah selesai tercepat dapat mengangkat papan dan mendapatkan bintang. Kelompok yang mendapatkan bintang terbanyak akan menjadi juara. Pada kegiatan akhir guru bertanya-jawab mengai materi yang kurang dimengerti. Siswa diajak untuk menyimpulkan materi yang dipelajari dengan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tidak ada pertanyaan guru memberikan soal evaluasi dan dilanjutkan dengan mengisi angket minat. Guru menutup pelajaran dengan menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya. Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1, masih ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki yaitu: 1. Guru memberi bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira bisa untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab anak sibuk bermain sendiri. 2. Guru juga perlu lebih dekat kepada siswa agar proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan siswanya dapat aktif dalam menerima pelajaran. c. Hasil Tindakan 1) Hasil Observasi Terdapat dua hasil observasi yaitu observasi yang diterapkan pada guru dan siswa. lembar observasi ini gunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble dalam kegiatan pembelajaran.

9 55 Pengisian lembar observasi ini oleh guru kelas /teman sejawat yang mengamati aktifitas dari belakang kelas. a) Analisis Data Hasil Observasi Guru Lembar observasi guru bertujuan untuk mengukur pembelajaran guru dalam penerapan model kooperati tipe scramble. Data yang terkumpul dapat disajikan dalam tabel analisis 4.3 Tabel 4.3 Analisis Data Hasil Obervasi Guru Siklus I No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total I II III Skor Kategori Cukup Baik Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 26 Baik Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kegiatan pada siklus I pertemuan pertama pada aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 5, pada aspek II melakukan kegiatan inti memperoleh skor 13, dan jumlah skor pada aspek III adalah 7 sehingga jumlah akhir mendapatkan skor 25 dengan kategori cukup. Pada pertemuan kedua aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 5, aspek II kegiatan inti memperoleh skor 14, sedangkan aspek III penutup mendapatkan skor 8 sehingga jumlah skor akhir 27 dengan kategori baik. Jumlah skor pada pertemuan dari pertama dan kedua mengalami peningkatan sebanyak 2 angka. Jadi rata-rata skor pada siklus I yaitu 26 dan dapat disimpulkan bahwa mendapatkan kategori baik.

10 56 b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa Selain menggunakan lembar observasi guru untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel juga menggunakan lembar observasi siswa. hasil obsevasi dapata dilihat pada tabel analisis 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus I No Pertemuan Jumlah Skor Aspek I II III Total Skor Kategori Cukup Baik Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Siswa 26 Baik D Dari tabel 4.4 dapat dilihat pertemuan pertama jumlah skor aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 4, pada aspek II kegiatan inti memperoleh skor 15, sedangkan aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 5. Jumlah skor dari keseluruhan aspek 24 dalam katagori cukup. Dalam pertemuan kedua aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 6, pada aspek II kegiatan inti memperoleh skor 17, dan aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 5, semua skor dari aspek I- III yaitu 28 kategori baik. Jumlah rata-rata 26 kategori baik 2) Minat Belajar Siswa Angket minat diisi oleh siswa pada pertemuan II setelah mengerjakan tes evaluasi. Data hasil angket minat belajar IPS siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5

11 57 Tabel 4.5 Skor Angka Minat Belajar IPS Siklus I No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%) Sangat Kurang Kurang 1 3, Cukup 8 29, Baik 10 66, Sangat Baik 2 7,40 Jumlah Rata-rata hasil angket minat 75,81 Skor angket minat tertinggi 96 Skor angket minat terendah 53 Dari tabel 4.5 dapat dilihat siswa yang masuk dalam kategori sangat kurang menjadi 0, kategori kurang 1 siswa atau 3,70%, kategori cukup 8 siswa atau 29,63%, kategori baik 10 siswa atau 66,67% dan kategori sangat baik 2 siswa atau 7,40%. Rata-rata hasil angket minat siswa meningkat dari hasil pra siklus yaitu 75,81 dalam kategori baik, skor tertinggi mencapai 96 dan terendah 53. Berdasarkan presentase tabel 4.5 dapat dibuat diagram lingkaran berikut ini: 3,70% 7,40% 29,63% 66,67% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Diagram 4.3 Skor Angket Minat Belajar IPS Siklus I

12 58 Berdasarkan diagram 4.3 dapat dilihat jelas bahwa siswa yang masuk kategori sangat kurang 0/tidak ada, kategori kurang hanya 3,70%, kategori cukup 29,63%, kategori baik mendapatkan angka terbanyak 66,67%, dan kategori sangat baik menjadi 7,40%. Dapat diamati bahwa setelah penerapan model kooperatif tipe scramble pada siklus I minat siswa terhadap mata pelajaran IPS meningkat dibandingkan minat belajar IPS siswa saat pra siklus terlihat dari skor siswa yang mendapatkan. Kategori sangat kurang dan kurang menjadi lebih sedikit. 3) Hasil Belajar IPS Setelah pembelajaran pertemuan I dan II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe scramble, maka diperoleh hasil belajar berdasarkan nilai ketuntasan 70 seperti pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I Kategori Jumlah Siswa Persentasi Tuntas ,37% Tidak Tuntas< ,63% Rata-rata nilai IPS 72,93 Nilai tertinggi IPS 91 Nilai terendah IPS 51 Dari tabel 4.6 dapat diamati bahwa siswa yang memperoleh nilai tunas 70 sebanyak 19 siswa atau 70,37% dan siswa yang tidak tuntas mencapai 8 siswa atau 29,63%. Sehingga rata-rata hasil nilai IPS siklus I adalah 72,93. Nilai tertinggi siswa mencapai 91 dan terendah 51. Dari analisis pada tabel 4.6 dapat dibuat menjadi tabel lingkaran 4.4.

13 59 29,63 % Tuntas Tidak Tuntas 70,37% Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I Berdasarkan analisis hasil belajar yang disajikan dalam diagram lingkaran diatas, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 terdapat 70,37% sedangkan 29,63 % siswa tidak tuntas. Dari data tersebut dapat dilihat perbandingan siswa yang lulus KKM lebih banyak daripada yang tidak, sehingga dapat disimpulkan hasil belajar IPS pada siklus I Iebih baik daripada hasil belajar pada pra siklus. d. Hasil Refleksi Pembelajaran siklus I pertemuan I dan II sudah selesai selanjutnya diadakan refleksi untuk memperbaiki kekurangan dalam pembelajaran yang telah berpatokan pada indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga pada siklus II pembelajaran lebih maksimal. Bahan refleksi diambil dari data hasil observasi guru dan siswa, hasil belajar IPS, dan angket minat siswa. Berdasarkan hasil analisis data-data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Guru Berdasarkan data lembar observasi guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble yang diperoleh pada pertemuan I adalah 25 dalam kategori cukup dapat dilihat pada (lampiran 11). Hal ini disebabkan karena guru kurang menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran pada kegiatan awal sehingga siswa banyak yang bermain sendiri dan petunjuk guru dalam pengerjaan LKS kurang jelas. Pada pertemuan kedua jumlah skor mengalami peningkatan yaitu 27 dalam kategori baik dapat dilihat pada (lampiran 11). Peningkatan yang terjadi karena kekurangan yang terjadi pada pertemuan sebelummya telah diperbaiki sehingga guru dapat memancing ketertarikian siswa

14 60 dalam mengikuti pembelajaran dan kurang berani dalam mengungkapkan pendapat. Dari hasil skor pertemuan pertama dan kedua memperoleh rata-rata 26 dalam kategori baik. 2. Siswa Hasil data lembar observasi siswa pada siklus I bahwa skor yang diperoleh siswa pada pertemuan I adalah 24 dalam kategori cukup dapat dilihat pada (lampiran 12). Hal ini disebabkan karena siswa belum perhatian penuh pada pembelajaran. Situasi ini menimbulkan suasana yang kurang kondusif dalam pembelajaran. Pada pertemuan II skor meningkat menjadi 28 dalam kategori baik dapat dilihat pada (lampiran 12). Hal ini dikarenakan perbaikan yang telah dilakukan guru dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih perhatian dalam belajar, suasana menjadi lebih kondusif. Keaktifan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya masih kurang karena mereka belum percaya diri. Rata-rata yang dihasilkan pada pertemuan pertama dan kedua mencapai 26 dalam kategori baik.. 3. Minat Belajar IPS Pengukuran minat pada siklus I yang dilakukan pada pertemuan II atau akhir siklus mendapatkan hasil skor minat siswa yang masuk kategori sangat kurang 0/tidak ada, kategori kurang 3,70%, kategori cukup 29,63%, kategori baik 66,67%, dan kategori sangat baik 7,40%. Terjadi peningkatan presentase dari hasil pra siklus, awalnya ada siswa yang masuk kategori sangat kurang pada siklus I ini tidak ada lagi siswa yang masuk kategori tersebut dan siswa yang masuk kategori baik semakin bertambah dapat dilihat pada (lampiran 21). 4. Hasil Belajar IPS Hari data hasil belajar siswa pada siklus I terjadi peningkatan dari pada hasil belajar pra siklus. Siswa yang mendapatkan nilai 70 mencapai 19 orang atau 70,37% dan siswa yang mendapatkan nilai <70 sebanyak 8 siswa atau 29,62% dapat dilihat pada (lampiran 20). Walaupun peningkatan sudah terjadi dari data pra siklus namun hasil ini masih kurang dari indikator kinerja yang

15 61 ditetapkan sebesar 74%. Perbaikan pada siklus harus dilakukan agar indikator kinerja yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hambatanhambatan dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut: a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa dengan baik masih ada siswa yang asik bermain sendiri didalam kelas ketika pembelajaran b). c) Siswa masih cenderung pasif belum menunjukkan prilaku yang aktif terhadap pembelajaran d) Dalam melakukan permainan masih banyak siswa yang belum menaati peraturan yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada siklus II yaitu : a) Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bila masih ada siswa yang belum siap diberikan teguran dan dalam kegiatan apresepsi dibuat lebih menarik agar perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. b) Guru memberikan motivasi dan latihan kepada siswa agar tidak malu dalam menyampaikan pendapat dan bertanya c) Guru memberikan waktu lebih kepada siswa untuk mengembangkan materi yang dipelajari tidak terfokus pada pendapat guru saja. d) Guru memberikan sanksi, dan yang dibuat dalam permainan harus dipertegas agar siswa lebih sportif dalam mengikuti permainan Diskrispsi Siklus II a. Tahap Perencanaan Perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dari kekurangan siklus I. Pada siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan

16 62 pertama akan berlangsung 2x35 menit sedangkan pertemuan kedua akan berlangsung 3x35 menit karena evaluasi minat dan hasil belajar akan dilaksanakan pada pertemuan kedua. Kompetensi dasar yang akan diperlajari masih sama, tetapi indikator pembelajaran yang berbeda. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti yang menjadi guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. 2. Mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran. 3. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II 4. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui keberhasilah penggunaan model kooperatif tipe scramble 5. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah pembelajaran 6. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan pada akhir siklus b. Tahap Pelaksanaan Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 7 April Indikator yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah : membandingkan/membedakan jenis teknologi komunikasi tradisional dan modern, dan menunjukkan peralatan teknologi komunikasi tradisional dan modern Kegiatan pembelajaran diawali dengan memeriksa kehadiran, kesiapan siswa dan apresepsi, pada kesempatan ini guru menceritakan pengalamannya menggunakan beragam komunikasi, kemudian siswa diminta untuk menanggapi cerita yang dibawakan guru. Tidak lupa guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Pada kegiatan inti guru menempelkan bermacam-macam alat komunikasi, guru mencoba menggali pengetahuan siswa tentang alat-alat tersebut. Guru menjelaskan dan mengaitkan pengatahuan awal siswa dengan materi yang hendak

17 63 dibahas. Setelah garis besar materi selesai siswa dibagi menjadi 7 kelompok, anggota kelompok seperti pada siklus I. Guru menjelaskan langkah kerja serta peraturan yang ada didalam permainan. Setelah semua siswa mengerti, LKS dibagikan kesetiap kelompok. LKS berisi 2 amplop, amplop berisi pertama soal dan amplop kedua berisi jawaban yang diacak hurufnya. Semua kelompok diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertannyaan. Bila waktu sudah habis maka setiap kelompok harus berhenti mengerjakan dan meletakkkan alat tulis ke dalam meja. Permainan dimulai, guru membacakan satu persatu secara acak pertanyaan yang dikerjakan oleh kelompok. Setiap kelompok beradu cepat dalam menjawabnya dengan menyusun lembar soal serta jawaban yang ditempelkan pada papan tulis, kelompok yang tercepat akan mendapatkan bintang. Kelompok yang mendapatkan bintang paling banyak mendapatkan juara. Pada kegiatan akhir guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum jelas. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Siswa secara bersama menyimpulkan materi yang dipelajari serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Guru menutup dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap aktif dalam pembelajaran dan menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014, pada pertemuan kedua terdiri dari 3 x 35 menit karena pada akhir pembelajaran akan diadakan evaluasi minat serta hasil belajar. Indikator yang dibahas pada pertemua kali ini adalah : membandingkan/membedakan jenis teknologi transportasi tradisional dan modern, dan menyebutkan alat transportasi tradisional dan modern. Kegiatan awal dibuka memeriksa kehadiran siswa, kesiapan belajar dan kegiatan apresepsi. Pada apresepsi kali ini guru mengajak siswa melihat keluar jendela, mereka diminta untuk mengamati lalulalang orang yang berada di jalan depan sekolah. Ada orang yang berjalan kaki, naik sepeda; sepeda motor dan

18 64 mobil. Guru mengajak siswa menganalisa perbedaannya, tidak lupa menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Pada Kegiatan Inti guru memancing keaktifan siswa untuk bercerita tentang pengalaman menggunakan berbagai macam alat transportasi. Dari cerita dari siswa guru kaitkan dangan materi yang dibahasnya. Setelah garis besar materi telah selesai dipaparkan, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok seperti pada pertemuan I. Kelompok mendengarkan langkah kerja serta peraturan yang wajib ditaati dalam kegiatan ini. Guru membagikan LKS yang berisi 2 amplop diaman amplop pertama berisi soal dan amplop kedua berisi jawaban yang telah diacak hurufnya. Setiap kelompok diberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan, bila waktu habis maka semua kegiatan harus berhenti. Permainan dimulai, guru mempersilahkan semua kelompok untuk bersiap-siap, pertanyaan dipilih secara acak. Kelompok yang tercepat menjawab dengan menempelkan soal serta jawaban dan benar akan mendapatkan bintang. Perolehan bintang akan menentukan juara dari permainan ini. Pada kegiatan akhir guru bertanya jawab dengan siswa menganai materi yang belum dikuasai oleh siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, guru membimbing siswa untuk merumuskan pembelajaran yang dikaitakan dengan kehidupan seharihari. Kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya aktif dalam pembelajaran. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar dan angket minat yang dikerjakan secara bergantian. c. Hasil Tindakan 1) Hasil Observasi Lembar observasi yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan lembar observasi pada siklus I yaitu menggunakan untuk guru dan siswa. Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8.

19 65 a) Analisa Data Hasil Observasi Guru Dalam mengukur keberhasilan penerapan model kooperatif tipe scramble menggunakan lembar observasi guru. Analisis data dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I dan II No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total I II III Skor Kategori Sangat Baik Sangat Baik Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 35 Sangat Baik Pada Tabel 4.7 dapat dilihat pada pertemuan I pada aspek I yaitu kegiatan awal mendapatkan skor 6, aspek II kegiatan inti mendapatkan skor 20, dan aspek ke III kegiatan penutup mendapatkan nilai 8, jadi total keseluruhan skor pada pertemuan I adalah 34 dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada pertemuan II pada aspek I kegiatan awal memperoleh skor 6, aspek II kegiatan inti memperoleh skor 22, dan aspek III kegiatan penutup memperoleh skor 8, jadi total keseluruhan skor pada pertemua II dalah 36 dalam kategori sangat baik. Dari keseluruhan skor pertemuan I dan II mendapatkan rata-rata skor 35 dalam kategori sangat baik. b) Analisa Data Hasil Obesrvasi Siswa Dalam melihat respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scaramble dalam pembelajaran guru menggunakan lembar observasi siswa. Lembar observasi ini diisi oleh observer yang mamantau prilaku siswa dalam pembelajaran. Kumpulan analisis data hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.8.

20 66 Tabel 4.8 Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus II No Pertemuan Jumlah Skor Aspek I II III Total Skor Kategori Sangat Baik Sangat Baik Rata-rata skor Observasi Pembelajaran Siswa 38 Sangat Baik Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat pada pertemuan I pada aspek kegiatan awal medapatkan skor 7, aspek II kegiatan Inti mendapatkan skor 23, aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 7, jadi jumlah skor keseluruhan aspek adalah 37 masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada pertemuan II aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 7, aspek II kegiatan inti mendapatkan skor 24, aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 8, jadi jumlah keseluruhan skor pada pertemuan II adalah 39 masuk dalam kategori sangat baik. Dari pertemuan I dan II jumlah total keseluruhan skor 38 masih masuk dalam kategori sangat baik. 2) Minat Belajar Siswa Untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran IPS guru memberikan angket kepada keseluruhan siswa. Angket berisi pernyataan yang dapat menunjukkan tingkat minat seorang siswa pada mata pelajaran. Angket minat diisi oleh siswa berdasarkan perasaannya sendiri. Dari keseluruhan data angket minat yang terkumpul dapat dilihat hasil analisis skor minat belajar siswa pada tabel 4.9.

21 67 Tabel 4.9 Skor Angka Minat Belajar IPS Siklus II No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%) Sangat Kurang Kurang Cukup 1 3, Baik 23 85, Sangat Baik 3 11,11 Jumlah Rata-rata hasil angket minat 81,63 Skor angket minat tertinggi 96 Skor angket minat terendah 65 Pada tabel 4.9 kategori cukup hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori baik meningkat menjadi 23 siswa atau 85,19%, dan kategori sangat baik menjadi 3 siswa atau 11,11%. Rata-rata meningkat dari pada hasil siklus I menjadi 81,63 dalam kategori baik, skor angket tertingi 96,dan terendah 65. 3,70% 11,11% 85,16% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Diagram 4.5 Skor Angket Minat Belajar IPS Siklus II Dari diagram lingkaran 4.5 diatas terlihat jelas bahwa siswa yang masuk kategori cukup hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori baik mempunyai presentasi terbanyak yaitu 85,16%, dan sangat baik 11,11%. Dari data tersebut dilihat bahwa

22 68 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada mata pelajaran IPS meningkatkan minat belajar siswa sehingga indikator kinerja yang ditetapkan tercapai. 3) Hasil Belajar Siswa Untuk mengukur hasil belajar siswa guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan pada pertemuan II. Data yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.10 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II Kategori Jumlah Siswa Persentasi Tuntas ,89 % Tidak Tuntas < ,11 % Rata-rata nilai IPS 75,74 Nilai tertinggi IPS 90 Nilai terendah IPS 55 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai tuntas 70 mencapai 24 siswa presentase 88,89% sedangkan 3 siswa mendapatkan nilai tidak tuntas <70 dengan presntase 11,11%. Dapat dibuat diagram dibawah ini: 11,11% 88,89% Tuntas Tidak Tuntas Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

23 69 Bila dilihat pada diagram 4.6 siswa yang memperoleh nilai tuntas mencapai 88,89% sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 11,11%. Dari data tersebut terlihat jelas presentase ketuntasan hasil siklus II mengalami peningkatan dari pada siklus I. Jadi dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble telah mencapai indikator kinerja dari penelitian yang ditentukan sebesar 85,19%. d. Tahap Refleksi Tahap refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran siklus II berakhir. Tujuan adanya tahap ini adalah untuk melihat kekurangan yang terjadi saat pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil obeservasi guru dan siswa, angket minat, dan hasil belajar pada siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Guru Dalam mengukur penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble observer menggunakan lembar observasi guru. Data yang diperoleh pada pertemuan I memperoleh skor 34 dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada (lampiran 18). Pertemuan II memperoleh skor 36 dalam kategori sangat dapat dilihat pada (lampiran 18)., jadi rata-rata skor menjadi 35 masih dalam kategori sangat baik. Penerapan rencana guru yang sudah disusun pada pertemuan I dan II dapat berjalan dengan sangat baik. Guru dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan perhatian siswa terhadap pelajaran sudah baik. 2. Siswa Dalam mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble untuk siswa juga menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh pada pertemuan I memperoleh skor 37 dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada (lampiran 19). Pertemuan II memperoleh skor 39 dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada (lampiran 19). Dari skor yang diperoleh pada pertemuan I dan II mendapatkan rata-rata skor 38 masih dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut dapat dilihat partisipasi dari siswa dalam proses

24 70 pembelajaran sangat baik. Siswa mulai berani mengekspresikan hal yang ada pada pikiran mereka. Dalam permainan siswa sangat antusias dan sportif untuk menjawab pertanyaan dari guru. 3. Minat Belajar Siswa Pengukuran minat menggunakan angket yang diisi oleh siswa pada pertemuan II. Data yang diperoleh 3,70% dalam kategori cukup, 85,16% kategori baik, dan 11,11% kategori sangat baik dan rata-rata minat meningkat menjadi 81,63% masuk kategori baik dapat dilihat pada (lampiran 21). Dari data yang diperoleh menunjukan minat siswa terhadap pelajaran IPS sangat tinggi dan mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rasa suka dari dalam diri siswa terhadap mata pelajaran IPS sudah muncul bisa diamati dari perhatian dan aktifitas dalam pembelajaran sudah baik daripada sebelumnya, peningkatan minat ini tidak terlepas dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. 4. Hasil Belajar Siswa Evaluasi hasil belajar dilakukan pada akhir pertemuan II. Dari 27 siswa kelas IV terdapat 88,89% siswa yang tuntas sedangkan 11,11% siswa yang belum tuntas. Nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa 90 dan terendah 55 dapat dilihat pada (lampiran 29). Peningkatan hasil belajar ini tidak terlepas dari penerapan hasil refleksi yang sudah direncanakan sebelumnya. Faktor pendekatan dan perhatian terhadap siswa yang mendorongnya untuk lebih aktif dalam pembelajaran. 4.4 Hasil Analisis Data Minat Belajar Siswa Pelaksanaan dimulai sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran yang disebut pra siklus. Hasil dari minat ini dapat dijadikan bahan acuan dalam perencanaan pembelajaran saat peneliti melakukan penelitian. Pengukuran minat selanjutnya siklus I dan II pada akhir pertemuan. Rekapitulasi hasil data yang diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11.

25 71 Tabel 4.11 Rekapitulasi Skor Angka Minat Belajar IPS Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Kategori FREKUENSI Pra Siklus Siklus Siklus I II PERSENTASI Pra Siklus Siklus I Siklus II Sangat Kurang ,70% 0 0 Kurang ,92% 3,70% 0 Cukup ,22% 29,63% 3,70% Baik ,45% 66,67% 85,16% Sangat Baik ,70% 7,40% 11,11% Jumlah ,00% 100,00% 100,00% Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan siswa yang mempunyai minat belajar IPS. Pada pra siklus siswa masuk kategori sangat kurang 1 siswa atau 3,70%, kategori kurang 7 siswa atau 25,93%, kategori cukup 6 siswa atau 22,22%, kategori baik 12 siswa atau 44,45%, dan kategori sangat baik 1 siswa atau 3,70%. Setelah penerapan tindakan oleh peneliti terjadi peningkatan hasil siklus I, terjadi penurunan angka pada kategori sanngat kurang dan kurang Kategori sangat kurang menjadi 0/tidak ada, kategori kurang menjadi 1 siswa atau 3,70%, kategori lainnya mengalami peningkatan kategori cukup menjadi 8 siswa atau 29,63%, kategori baik menjadi 10 siswa atau 66,67%, dan kategori sangat baik menjadi 2 siswa atau 7,40%. Sama halnya hasil siklus II juga mengalami peningkatan. Penurunan terjadi pada kategori sangat kurang, kurang dan cukup. Pada kategori sangat kurang dan kurang sudah tidak ada siswa yang masuk kategori ini dan kategori cukup menjadi 1 siswa atau 3,70%. Terjadi peningkatan pada kategori baik menjadi 23 siswa atau 85,16% dan kategori sangat baik menjadi 3 siswa atau 11,11%. Dari data tersebut dapat disimpulkan penerapan

26 72 model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01. Hasil perbandingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: F r e k u e n s i Pra Siklus Siklus I Siklus II 10 Diagram 4.7 Rekapitulasi Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 1 1 Sangat Kurang Kurang Cukup Pada tabel diatas terlihat perbandingan jumlah siswa yang minat dan kurang minat terhadap mata pelajaran IPS. Pada kondisi pra siklus siswa yang masuk pada kategori sangat kurang 1 siswa atau 3,70%, kategori kurang 7 siswa atau 25,93%, kategori cukup 6 siswa atau 22,22%, kategori baik12 siswa atau 44,45% dan kategori sangat baik 1 siswa atau 3,70%. Setelah mendapatkan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yang terjadi berupa penurunan pada kategori sangat kurang tidak ada siswa yang masuk kategori ini dan kategori kurang hanya 1 siswa atau 3,70%. Pada kategori lainnya mengalami peningkatan yaitu kategori cukup menjadi 8 siswa atau 29,63%, kategori baik 16 siswa atau 66,67% dan kategori sangat baik 2 siswa atau 7,40%. Peningkatan tersebut juga terjadi pada siklus II yaitu penurunan yang terjadi pada kategori sangat kurang dan kurang tidak ada siswa yang masuk kategori ini dan kategori cukup hanya 1 siswa atau 3,70%. Sedangkan pada kategori lainnya mengalami peningkatan yaitu kategori baik naik menjadi 23 siswa atau 85,16% dan kategori sangat baik 3 Baik Sangat Baik

27 73 menjadi 3 siswa atau 11,11%. Dari kondisi tersebut terjadi peningkatan siswa yang minat terhadap mata pelajaran IPS dan penurunan siswa yang kurang minat mata pelajaran IPS Hasil Belajar IPS Data hasil belajar IPS diperoleh dari hasil pra siklus yaitu nilai sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Nilai setelah melakukan tindakan yaitu nilai hasil evaluasi siklus I dan II. Rekapitulasi nilai pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Kategor i Tuntas 70 Tidak Tuntas < 70 FREKUENSI PERSENTASI Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II ,44% 70,37% 88,89% ,56% 29,63% 11,11% Jumlah ,00% 100,00% 100,00% Berdasarkan Tabel hasil belajar IPS dapat dilihat kondisi pra siklus terdapat 12 siswa atau 44,44% sudah tuntas dan 15 siswa atau 55,56% yang belum tuntas. Setelah diadakan tindakan pada siklus I ketuntasan siswa meningkat menjadi 19 siswa atau 70,37% dan yang belum tuntas 8 siswa atau 29,63%. Begitu juga pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 24 siswa atau 88,89% dan yang belum tuntas mencapai 3 siswa atau 11,11%. Dari data tersebut terjadi peningkatan siswa yang tuntas mata pelajaran IPS. Data ketuntasan siswa dapat dilihat pada diagram batang 4.8.

28 74 F r e k e n s i Pra siklus Siklus I Siklus II 8 24 Series Tuntas 1 Series Tidak2tuntas 3 Diagram 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pada diagram diatas perbandingan jumlah ketuntasan siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi ketika guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pra siklus hanya 12 siswa yang tuntas, siklus II siswa yang tuntas mencapai 19 dan pada siklus II mencapai 24 siswa. 4.5 Pembahasan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Pada observasi ini guru melihat nilai ulangan harian IPS terakhir siswa yang belum diremidi, kriteria ketuntasan minimal ( KKM) 70. Dari 27 siswa yang ada di kelas IV hanya 12 siswa yang tuntas KKM dan 15 siswa diantaranya tidak tuntas KKM. Lebih dari setengah jumlah siswa yang belum tuntas. Setelah melihat hasil belajar siswa peneliti melihat keadaan siswa pada saat proses belajar mengajar. Pada saat pembelajaran banyak siswa yang berbicara sendiri terutama gerombolan siswa yang paling belakang, perhatian siswa terhadap pelajaran masih kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sangat kurang hal ini didukung oleh hasil angket pra siklus yang diperoleh rata-rata 67,70% dalam kategori cukup.

29 75 Berdasarkan data obsevasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka peneliti tergerak untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Model ini dipilih karena memiliki keunggulan dalam hal latihan soal yang dapat dibuat lebih menarik. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti telah mempersiapkan instrumen pembelajaran yang berkaitan dengan indikator yang telah ditetapkan. Pada Siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki oleh guru. Pada pertemuan I guru belum berhasil menarik semua perhatian siswa sehingga banyak siswa yang belum siap untuk belajar mereka lebih asyik berbicara sendiri, bermain, dan melamun. Pada kegiatan inti yaitu permainan acak kata siswa belum antusias, mereka cenderung ribut dan kurang konsetrasi. Skor hasil observasi pada pertemuan ini yang diperoleh 23 dalam kategori cukup. Dalam pelaksanaan pertemuan ke II guru berusaha memperbaiki kekurangan pada pertemuan sebelumnya. Guru berusaha lebih menarik perhatian siswa dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berimajinasi dan kesempatan mengemukakan pendapat. Cara ini cukup efektif dalam menarik perhatian siswa dalam belajar namun masih ada segelintir siswa yang masih belum siap belajar, siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya. Pada permainan acak kata siswa saat penyusunan jawaban ada anggota kelompok yang menyontek pekerjaan kelompok lain sehingga permainan kurang adil bagi kelompok lainnya. Ketika guru memulai membacakan pertanyaan dari soal yang telah dikerjakan sebelumnya dan tugas kelompok berlomba menjawabnya dengan cepat, antusias siswa sangat tinggi. pembelajaran pada pertemuan II dapat berjalan baik. Skor yang didapatkan pada pertemuan II ini meningakat menjadi 27 dalam kategori baik. Sebelum menutup pelajaran guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal dan angket minat belajar. Hasil ratarata angket minat pada siklus I ini mencapai 75,81% dalam kategori baik dan hasil belajar 19 siswa atau 70,37% yang tuntas, 8 siswa atau 29,63% yang belum tuntas. Data ini menunjukkan kenaikan hasil yang diperoleh daripada hasil pra

30 76 siklus, namun perolehan ini masih belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapka sebelumnya. Sebelum melakukan pembelajaran siklus II, peneliti melakukan refleksi atas tindakan pada siklus I. Perbaikan dilakukan agar pada siklus II ini minat dan hasil belajar lebih meningkat. Pertemuan I peneliti strategi masih sama seperti pada siklus I namun menambahkan beberapa hal yaitu kedekatan dengan siswa dan ketegasan dalam pembelajaran. Pada saat semua strategi diterapkan kondisi pembelajaran berjalan kondusif. Semua siswa perhatian mulai dari kegiatan awal, inti hingga penutup. Siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Dalam permainan acak kata siswa sudah teratur tidak ada yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Skor observasi guru yang diperoleh mencapai 34 dalam kategori sangat baik. Pada pertemua II ini rencana yang digunakan masih sama pada pertemuan I karena pembelajaran pada pertemuan ini sudah baik. Kondisi pembelajaran pada pertemuan ini juga kondusif siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor yang diperoleh pada pertemuan kali ini adalah 36 masih dalam kategori sangat baik. Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup guru melakukan evaluasi dengan membagikan soal dan angket minat. Data minat belajar siswa setelah penerapan model kooperatif tipe scramble pada siklus II mendapatkan rata-rata 81,83% dan data hasil belajar (KKM) 70 dari 24 siswa atau 88,89% tuntas, 3 siswa atau 11,11% tidak tuntas. Penyebab 3 siswa tidak tuntas dikarenakan perhatian terhadap pembelajaran masih kurang baik, pergaulan mereka yang terlalu dibebaskan oleh orang tua, tidak ada orang yang mengawasinya di luar sekolah. Sehingga siswa tersebut cenderung malas ketika diajak berfikir lebih sulit menerima materi yang diajarkan. Dari data observasi siswa dan guru, angket minat dan evaluasi hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa: telah terjadi peningkatan minat dan hasil belajar yang telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini dapat terjadi karena penerapan model kooperatif tipe scramble. Menurut Sharan (Isjoni, 2009:43), berpendapat bahwa siswa yang belajar

31 77 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif akan memiliki minat yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya sehingga hasil belajar juga akan maksimal. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, dan meningkatkan minat siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi perilaku yang kurang baik. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya minat. Makin tepat minat yang diberikan, maka pembelajaran yang diaksanakan makin berhasil (Sardiman, 2011:84). Minat belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar (Oemar Hamalik, 2001). Minat belajar siswa dapat tumbuh dalam pembelajaran yang menyenangkan. Model Pembelajaran Kooperatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa salah satunya adalah Scramble. Siswa dengan model kooperatif tipe scramble dapat menyusun jawaban sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan (Miftahul Huda, 2011: 135). Seiring dengan semakin berminatnya siswa terhadap mata pelajaran IPS maka hasil belajar yang akan diperoleh juga maksimal. Scramble dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran pada tingkatan kelas tinggi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memuat konsep dan topik materi yang sangat luas. Scramble dapat digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS. Untuk itu bgai guru yang masih menggunakan model kovensional dalam pembelajaran cobalah untuk berinovasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif salah satunya model kooperatif tipe scramble. Model ini sudah terbukti dapat meningakatkan minat siswa terhadap matapelajaran IPS dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03 kecamatan Argomulyo kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Salatiga dengan jumlah siswa 40, laki-laki sebanyak 24

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian Pada pembelajaran yang guru lakukan sebagian besar materi disampaikan dengan metode ceramah. Pembelajaran hanya memberikan rumus dan media

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Letak SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, di SD Negeri Ujung- Ujung 02 kecamatan Pabelan kabupaten Semarang khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri 02 Ngeluk pada tanggal 8 maret 20 April 2013,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di lakukan di SDN Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 5 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Blotongan 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa 40 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan diawali dengan tahap pra siklus. Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal Senin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Prasiklus Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Video Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Watuagung 01 pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 14 siswa pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kenaran 2 Prambanan yang terletak di Jl. Watubalik, Sumberharjo, Prambanan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD dengan subjek penelitian siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil tindakan pada siklus I dan siklus II akan dideskripsikan sehingga dapat diketahui dengan jelas perbandingan antara prasiklus, siklus

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian pelaksanaan tindakan ini, diuraikan mengenai kondisi awal sebelum tindakan, tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, hasil tindakan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Proses pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dengan masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI NU Pendidikan Islam yang terletak di Jln.Gondang Manis Bae Kudus dan masuk di wilayah desa gondangmanis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SDN Salatiga 09. Total jumlah siswa di kelas 4 berjumlah 38 siswa, dengan total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Dukuh 0 Salatiga, semester II tahun ajaran 01/01 dalam kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Sunggingsari SD Negeri Sunggingsari terletak di Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Berdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SD Penelitian ini dilaksanakan di SDN Regunung 01. Letak SDN Regunung 01 berada di wilayah Kelurahan RegunungKecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble. 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang, terletak di Jalan Salatiga- Dadapayam Km. 11 Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus

Lebih terperinci