LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK PAINTING PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./ (Ketua) Dr. Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./ (Anggota) Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./ (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SKP Nomor: 180/UN8.15/LPM/201 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN

2 2

3 KATA PENGATAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuha Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan, sehingga pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik Painting pada Siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja. dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, atas kesempatan serta kerjasamanya dalam melaksnakan pengabdian masyarakat ini. 2. Kepada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang telah memberikan ijin mengadakan pengabdian di sekolah yang dipimpinya.. Para guru dan siswi Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja atas partisipasinya sebagai peserta dalam P2M ini dan telah mengikuti kegiatan pengabdian ini dengan tekun dari awal sampai akhir.. Rekan-rekan pelaksana kegiatan P2M di lapangan yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik. Akhir kata kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan bagi para siswa yang nantinya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya keterampilan yang telah dimiliki dapat dijadikan bekal berwirausaha setelah lulus dan kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Singaraja, 6 Oktober 2015 Pelaksana

4 DAFTAR ISI HALAMAN MUKA i PENGESAHAN.. ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL v RINGKASAN... vi BAB I PENHAHULUAN 1.1.Analisis Situasi Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan 7 1..Manfaat Kegiatan.. 7 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah Khalayak sasaran Metode Kegiatan Rancangan Evaluasi BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.1.Deskripsi Hasil Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik 1 Painting..2.Pembahasan. 20 BAB IV PENUTUP.1. Kesimpulan Saran 22 DAFTAR PUSTAKA 2 LAMPIRAN.. 2

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Check list proses Menghias Kain dengan Teknik Painting... 1 Tabel 2.2 Pedoman Hasil Evaluasi... 1 Tabel.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Kain dengan 16 Teknik Painting (Sapu Tangan)... Tabel.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Sepatu dengan 17 Teknik Painting... Tabel. Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Tas 18 dengan Teknik Painting... Tabel. Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias 19 Selendang dengan Teknik Painting... 5

6 RINGKASAN Tujuan dari Pelatihan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting dan mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah metode ceramah, demontrasi, tanya jawab, pelatihan, dan evaluasi. Khalayak sasaran adalah siswa SMP dan SMA SLB Bagian B Singaraja sebanyak 27 orang. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Busana). Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting telah berhasil melaksanakan pelatihan menghias saputangan, menghias tas, menghias sepatu, menghias selendang dengan teknik painting, motif dibuat sendiri dan sesuai dengan contoh yang ada. Kriteria pelatihan menghias kian dengan teknik painting dengan persentasi setiap tahapan perencanaan, proses pelaksanaan, hasil, dan berkemas.tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator kehadiran siswa mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan. Kata Kunci: Menghias Kain, Teknik Painting, SLB B Singaraja The purpose of the Training Community Service is to provide skills training to decorate fabric with painting techniques and determine the responses of school students Extraordinary Part B of the fabrics decorating skills training with painting techniques. The method used in this training is a lecture, demonstration, discussion, training, and evaluation. The target audience is high school students SLB Part B Singaraja many as 27 people. The training involves a lecturer of the Department of Family Welfare Education (dressmaking). Implementation of training activities to decorate fabric with painting techniques have been successfully carrying out training decorate handkerchiefs, decorate a bag, decorate shoes, scarves decorate with painting technique, made his own motives and in accordance with the examples. Criteria training increasingly decorate with painting techniques with the percentage of each stage of the planning, the implementation process, outcomes, and berkemas.tanggapan students towards the implementation of the training activities of decorating fabric with painting technique is very good. It can be seen from the indicators of student attendance reached 100% of the target, and during the activity they are very enthusiastic to follow the activities from the beginning to the end of the activity. Keywords: Decorating Fabrics, Painting Techniques, SLB B Singaraja 6

7 BAB I PENDAHULUAN Penyandang cacat mempunyai hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacat. Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Sebagai individu yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang kurang positif juga justru menambah beban permasalahan bagi para penyandang cacat. Sebenarnya dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada mereka harus disikapi secara positif agar mereka dapat dikembangkan seoptimal mungkin potensinya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta pembangunan bangsa. Dalam rangka memberdayakan dan memenuhi hak-hak bagi anak berkebutuhan khusus, pengelolaan pendidikan luar biasa dituntut untuk dapat 7

8 memotivasi dan mengembangkan potensi mereka dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang ada dalam program-program sekolah pengembangan potensi peserta didik merupakan hal yang penting dari pelaksanaan proses pembelajaran, guna membekali siswa kelak dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dapat hidup mandiri, mampu berkompetisi, dan berani mempertahankan kebenaran, serta eksis dalam kehidupan bermasyarakat minimal mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang dan Sekolah Menengah Atas 12 orang. Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi ABK di SLB B yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih menunjukkan belum tercapainya apa yang dicita-citakan. Mutu ABK selama masih dalam proses hingga setelah lulus dari SLB masih diragukan untuk mampu hidup bermasyarakat secara wajar. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) merencanakan dan melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak-anak SLB. Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B Singaraja untuk meningkatkan ketrampilan di bidang kecantikan (manicure, pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum memiliki keterampilan di 8

9 bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan khususnya alat-alat manicure, pedicuredan nail art yang belum pernah digunakan dan juga belum ada guru di bidang kecantikan sehingga alat-alat tersebut tidak pernah digunakan. Permintaan dari kepala sekolah, guru-guru dan siswa untuk mengadakan pelatihan manicure, pedicure dan nail art karena setiap tahunnya ada perlombaan nail art di tingkat propinsi dan juga keterampilam ini bisa dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut pendapat Sutrisno (1997) hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja. Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka keterampilan di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) dipandang sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan. Dengan kata lain, manicure, pedicure dan nail artdipandang memiliki potensi ekonomi dalam perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan manicure, pedicure dan nail art ini digalakkan dan diharapkan mampu memperluas lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan siswa SLB Bagian B ketika sudah lulus. Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah menicure, pedicure dan nail art. Dipilihnya pelatihan manicure, pedicure dan nair art karena perawatan tangan, kaki, kuku dan seni merias kuku ini sedang trens di masyarakat. Sedangkan teknik yang digunakan tidak terlalu rumit, dan bahanbahan yang digunakan mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Teknik 9

10 merias kuku (nail art) juga sering dilombakan oleh anak-anak SLB di tingkat propinsi. Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Pada sub program Tata Kecantikan 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum perawaratan, penataan, rias rambut maupun wajah. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Analisis Situasi Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 60 orang dan Sekolah Menengah Atas 12 orang. Mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidupnya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan dalam bidang busana (menghias kain) yang berorientasi pada kesiapan mencari kerja, sedangkan peralatan menghias kain yang tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang tersebut. Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, yang sedang mengenyam pendidikan SMP sebanyal 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa setingkat SMP dan SMA, 10

11 sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif. Pengabdian masyarakat pernah dilaksanakan di SLB pada tahun 2012 dan 201, dan 201, dimana bidang yang diajarkan pada tahun 2012 adalah membuat kerajinan tangan dari kain flanel, dan di tahun 201 membuat lenan rumah tangga dengan menggunakan teknik jumputan dan 201 pelatihan manicure, pedicure, dan nail art. Siswa-siswa sangat antusias dalam mengkuti pelatihan yang dilaksanakan tersebut. Dari pihak sekolah sangat berharap agar pelatihan keterampilan ini berkelanjutan setiap tahunnya dengan materi yang berbeda dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk tahun 2015 dari pihak sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa sangat mengharapkan diadakan pelatihan di bidang busana yaitu menghias kain dengan teknik painting. Kondisi Sekolah Luar Biasa bagian B adalah banyak terdapat alat-alat menghias kain yang belum optimal digunakan, dan siswa belum memiliki ketrampilan dasar di bidang menghias kain khususnya teknik painting sedangkan setiap tahunnya anak-anak SLB mengikuti lomba dan pameran kerajinan tangan di tingkat propinsi. Sedangkan di sekolah belum ada guru bidang busana sehingga alat-alat menghias kain yang ada di sekolah belum optimal digunakan. Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B untuk meningkatkan ketrampilan di bidang busana yaitu menghias kain dengan teknik painting). Mengingat mereka belum memiliki keterampilan di bidang menghias kain (painting), tersedianya 11

12 alat-alat menghias kain seperti pemidangan, kuas dan palet di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak Sekolah Luar Biasa memiliki kekurangan, maka mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidunya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan dalam bidang kecantikan yang berorientasi pada kecakapan hidup, sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang tersebut karena tidak ada guru bidang busana. Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja sangat membutuhkan ketrampilan tersebut,karena setiap tahunnya kegiatan tersebut dilombakan dan hasilnya dipamerkan di tingkat propinsi dan diharapkan setelah tamat nanti siap terjun ke masyarakat sudah mempunyai bekal ketrampilam yang memadai, sehingga mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya dianggap beban bangsa. Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilam maka diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) menghias selendang dengan teknik painting(b) menghias taplak meja dengan teknik painting (c) menghias 12

13 saputangan dengan teknik painting. Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Belum pernah diadakan pelatihan menghias kain dengan teknik painting pada anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang sedang mengenyam pendidikan tingkat SMP dan SMA. 2. Bagaimana tanggapan anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja (Siswa SMP dan SMA) terhadap pelatihan menghias kain dengan teknik painting? 1. Tujuan Kegiatan Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Untuk memberikan pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting 2. Untuk mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting 1. Manfaat Kegiatan Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada : 1. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. 1

14 2. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam pemberdayaan masyarakat luas.. Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam menghias kain dengan teknik painting. Melalui kegiatan pengabdian ini, siswa SLB Bagian B Singaraja tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat dengan segala keterbatasannya, tetapi sebaliknya mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, dan siap bersaing di masyarakat yang penuh dengan tantangan. 1

15 BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini, bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain berwirausaha mandiri. Sedangkan di sekolah tersebut banyak terdapat alat-alat untuk menghias kain yang belum dipergunakan secara optimal. Akar dari permasalahan adalah siswa SLB Bagian B merupakan sekolah khusus tunarungu dimana mereka cacat dalam hal pendengaran yang kebanyakan sulit untuk mencari pekerjaan, dimana anak-anak tersebut belum pernah dilatih keterampilan menghias kain dengan teknik painting, di sekolah tersebut sudah tersedia alat-alat untuk menghias kain seperti pemidangan, kuas dan palet yang belum digunakan secara optimal, belum ada guru pengajar busana dan ketetampilam dan permintaan untuk mengadakan pelatihan menghias kain dengan teknik batik dan painting dari pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan siswa) karena setiap tahunnya ada lomba dan pameran hasil kerajinan dari siswasiswa SLB se Provinsi Bali.. Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan 15

16 kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacad. Langkah konkritnya mereka harus diberi keterampilan-keterampilan.oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan di bidang yaitu menghias kain dengan teknik painting. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Selolah Luar Biasa Bagian B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya. Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan ketrampilan tersebut para siswa lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif dan kreatif. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, () tahap evaluasi. Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa keterampilam menghias kain dengan teknik painting. Tahap pelaksanaan berupa penyajian materi secara teori selama 1 hari dilanjutkan dengan pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting di hari berikutnya. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, sebanyak 27 orang yang sedang mengenyam 16

17 pendidikan SMP sebanyak 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa setingkat SMP dan SMA, sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Busana) yang mengampu mata Desain dan Dekorasi Tekstil I. Bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang melibatkan siswa SMP dan SMA sebagai subyek sasaran. Pengabdian ini dilakukan dalam upaya mengadakan hubungan yang erat melalui pererapan disiplin ilmu khususnya dibidang Tata Busana. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang teknik menghias kain dengan teknik painting yang lebih berkualitas dan memiliki nilai estetika yang lebih baik. 2..Metode Kegiatan Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dan pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya : 1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang teknik painting meliputi, pengertian painting, alat dan bahan, teknik pewarnaan. 17

18 2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses pelaksanaan painting, peralatan yang diperlukan serta bahan yang digunakan dalam proses painting.. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas.. Pelatihan menghias kain dengan teknik jumputan ditujukan kepada siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan. 5. Evaluasi hasil akhir. 2..Rancangan Evaluasi Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan menghias kain dengan teknik painting dilakukan oleh instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk menilai ketrampilan proses sebagai berikut: 18

19 Tabel 2.1 Check list proses Menghias Kain dengan Teknik Painting No Aspek Kemampuan Skala Nilai 1 Persiapan area kerja, alat, dan bahan 2 Membuat desain (motif) Proses pembuatan painting Kombinasi warna painting Kreatifitas motif painting 5 Kebersihan dan kerapian hasil akhir 6 Berkemas 2 1 =sangat baik, =baik, 2=cukup, 1=kurang Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi menggunakan pedoman konversi sebagai berikut: Tabel 2.2 Pedoman Hasil Evaluasi No Rentangan Nilai Katagori Sangat baik Baik Cukup < 5 1 Kurang 19

20 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Deskripsi Hasil Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik Painting Kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting di Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Jumat tanggal 22 Mei 2015 sampai dengan Sabtu 2 Mei Kegiatan dimulai pukul wita sampai dengan pukul wita. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang keterampilan. Target sasaran 20 orang yang terdiri dari siswa SMA dan SMP yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Peserta semuanya terdiri dari 25 orang yang terdiri dari siswa SMP 15, SMA 7 orang dan guru pembimbing orang. Pada hari pertama dan ke dua melibatkan semua siswa SMA, SMP dan guru pembimbing. Kegiatan pada hari pertama instruktur (Made Diah Angendari) dibantu oleh instruktur dari dosen PKK Undiksha dan guru-guru keterampilan SMP dan SMA Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan teknik painting, alat dan bahan painting dengan metode ceramah. Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dan mereka sangat tertarik untuk mencoba. Kegiatan hari pertama siswa dan guru belajar membuat sket, motif dan menghias sapu tangan dengan teknik painting. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengenal alat dan bahan untuk teknik painting, membuat desain, menjiplak motif ke kain, proses pewarnaan dengan teknik painting, dan terakhir finising. 20

21 Kegiatan hari ke dua yaitu hari Sabtu tanggal 2 Mei 2015 dilanjutkan dengan pelatihan menghias kain dengan teknik painting dengan media sepatu, tas dan selendang. Siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari kelompok 1 menghias sepatu dengan teknik painting, kelompok 2 menghias tas dengan teknik painting dan kelompok menghias selendang dengan teknik painting. Adapun kegiatan dalam pelatihan ini adalah pada dasarnya antara kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok tekniknya sama, hanya medianya saja yang berbeda. Langkah-langkannya adalah memilih media, membuat desain motif, memjiplak motif, memberi warna (melukis) sesuai dengan keinginan, dan terakhir adalah finising. Hasil kegiatan pelatihan menhias kain dengan teknik painting seaca umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat darai presentasi kehadiran peserta mencapai 100%, siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini, dan hasil penerapan menghias kain dengan teknik painting secara keseluruhan kategori sangat baik. Sedangkan berdasarkan perencanaan, proses, hasil praktik, dan berkemas dapat dijabarkan sebagai berikut: 21

22 Tabel.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Kain dengan Teknik Painting (Sapu Tangan) No Peserta Total % Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total 87 87% 89 89% 87 87% 8 88% ,25% Berdasarkan data pada Tabel.1 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada perencanaan pelatihan menghias saputangan dengan teknik painting 87 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias saputangan dengan teknik painting mencapai 89 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil menghias saputangan dengan teknik painting memperoleh persentase 87 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 88 % dengan kategori sangat baik. Sedangkan secara keseluruhan hasil pelatihan menghias saputangan 22

23 dengan teknik painting ialah 86,25% dalan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan menghias saputangan dengan teknik painting hasilnya sesuai s dengan harapan yaitu peserta bisa menghias saputangan dengan teknik paiting. Pada hari ke dua peserta dikelompokkan menjadi kelompok. Kelompok 1 menghias sepatu dengan teknik painting, kelompok 2 menghias tas dengan teknik painting, kelompok menghias selendang dengan teknik painting. Hasil kegiatan perkelompok 1 yang terdiri dari 6 orang melaksanalan kegiatan menghias sepatu dengan teknik painting. Berdasarkan evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Sepatu dengan Teknik Painting No Peserta Total % Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total 21 87, , , , ,5 Berdasarkan data pada Tabel.2 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada perencanaan pelatihan menghias sepatu dengan teknik painting dengan persentase 87,5 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias sepatu dengan teknik painting mencapai 87,5 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil menghias sepatu dengan teknik painting memperoleh persentase 87,5 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 87,5 % dengan kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias sepatu dengan teknik 2

24 painting adalah 87,5 dalam kategori sangat bail. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan menghias sepatu dengan teknik painting hasilnya sesuai dengan harapan yaitu siswa bisa mengikuti dengan baik pelatihan menghias sepatu dengan teknik painting. Sementara hasil kegiatan kelompok 2 yang terdiri dari 12 orang melaksanakan pelatihan menghias tas dengan teknik painting. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Tas dengan Teknik Painting No Peserta Total % Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total 2 87,5% 89,58% 91,67% 1 85, ,02% Berdasarkan data pada Tabel. dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada perencanaan pelatihan menghias tas dengan teknik painting dengan persentase 87,5 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias kain dengan teknik painting mencapai 89,58 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil hasil menghias selendang dengan teknik painting memperoleh persentase 91,67 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 85,2 2

25 % dengan kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias tas dengan teknik painting adalah 89,02%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan menghias tas dengan teknik painting sesuai dengan harapan yaitu siswa bisa melaksanakan dan menghias tas dengan baik. Sementara hasil kegiatan kelompok yang terdiri dari melaksanakan pelatihan menghias selendang orang dengan teknik painting. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang dapat dilihat pada Tabel.. Tabel. Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Selendang dengan Teknik Painting No Peserta Total % Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total % 26 92,86% % 2 85,71% ,18% Berdasarkan data pada Tabel. dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada perencanaan pelatihan menghias selendang dengan teknik painting dengan persentase 89,29 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias selendang dengan teknik painting mencapai 92,86 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil hasil menghias selendang dengan teknik painting memperoleh persentase 92,86 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 85,71 % dengan kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias selendang dengan teknik painting adalah 90,18%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan 25

26 menghias selendang dengan teknik painting sesuai dengan harapan yaitu siswa bisa melaksanakan dan menghias tas dengan baik..2. Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan P2M pelatihan menghias kain dengan teknik painting yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para peserta, guru-guru dan kepala sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja, dimana para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan, dan hasilnya juga sangat baik, begitu juga dengan guru-guru dengan senang hati membantu dalam proses awal sampai akhir. Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan, misalnya menentukan waktu, larna pelatihan ini dijadwalkan pada hari dimana siswa mendapat pelajaran keterampialn agar tidak menggangu pelajaran yang lainnya. Sementara jadwal di sekolah banyak liburnya misalnya libur kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian nasional dan kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di sekolah dan provinsi. Pelatihan menghias kain dengan teknik painting, instruktur menargetkan membuat macam produk yang dibuat yaitu pelatihan menghias sapu tangan dengan teknik painting, menghias sepatu dengan teknik painting, menghias tas dengan teknik painting, dan menghias selendang dengan teknik painting dan target tersebut terpenuhi. Kegiatan ini siswa diperbolehkan memilih motif yang diinginkan dan sesuai dengan contoh yang diberikan instruktur dan juga siswa dibebaskan untuk membuat motif sendiri dan warna yang berbeda. Namun demikian, kerjasama yang proaktif antar siswa untuk menyelesaikan setiap proses menghias kain (saputangan, sepatu, selendang dan 26

27 tas), mereka kerjakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka sangat disiplin dengan waktu, walaupun mereka memiliki kekuarangan yaitu tidak bisa mendengar dan berbicara, tetapi mereka punya semangat yang besar untuk belajar. 27

28 BAB IV PENUTUP.1. Simpulan Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting telah berhasil melaksanakan pelatihan menghias saputangan, menghias tas, menghias sepatu, menghias selendang dengan teknik painting, motif dibuat sendiri dan sesuai dengan contoh yang ada. Kriteria pelatihan menghias kian dengan teknik painting dengan persentasi setiap tahapan perencanaan, proses pelaksanaan, hasil, dan berkemas. 2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran siswa mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan..2. Saran 1. Kegiatan P2M di Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, mendapat respon yang positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya, dengan bidang-bidang yang lain misalnya menjahit, membatik, makarame, dan juga bidang tata rias lanny, sehingga siswa memiliki ketrampilan yang mencukupi untuk bekal hidupnya nanti. 28

29 DAFTAR PUSTAKA Agustien Nyo dan Endang Subandi Pengetahuan Barang Tekstil. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Garnadi, Yati Mariana Melukis di atas Kain. Jakarta. Dian Rakyat. Garnadi, Yati Mariana Melukis di Atas Sutra. Jakarta. Dian Rakyat. Suhersono, Hery Desain Motif. Jakarta. Puspa Terampil. Wahyupuspitowati Melukis Kain. Jakarta. PT. Gramedia. Widjiningsih Desain Hias Busana dan Lenan Rumah Tangga. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta. \ 29

30 Lampiran 1 Daftar Hadir 0

31 1

32 2

33

34 Lampiran 2 Foto Kegiatan Dokumentasi 1. Hasil menghias kain dengan teknik painting

35 5

36 2. Foto Kegiatan Pelatihan Menghias kain (sapu tangan, selendang, tas dan sepatu) 6

37 7

38 Lampiran Materi P2M Proses Painting (Melukis) Pada Tekstil 1. Mencuci Kain Kain yang akan digunakan seperti jenis katun jepang, ciffon dan satin di cuci terlebih dahulu. Setelah kain kering, setrika kain supaya saat di lukis permukaannya kain licin dan bersih, tujuan kain di cuci untuk menghilangkan kotoran atau kanji yang melekat diatasnya, sehingga cat tekstil bisa menempel dan lebih meresap dengan baik pada tekstil, serta warna cat tekstil lebih terlihat cerah.. Membuat Desain dan Menjiplak Gambar Sebelum membuat suatu benda, hal yang harus dikerjakan lebih dahulu adalah membuat desain. Buatlah desain bunga yang akan di lukis pada selembar kertas HVS. Jiplak pada kertas minyak, lalu jiplaklah pada kain dengan bantuan karbon kain. 8

39 2. Memasang Alat Bentang Setelah selesai menjiplak gambar pada kain, bentangkan kain pada alat bentang (pemidangan, sampai kaku) dengan posisi bagian baik kain di atas. Bila menggunakan styrofoam bentangkan kain pada styrofoam, balik posisi styrofoam mulailah memberikan jarum pentul pada bagian belakang styrofoam, untuk membantu menguatkan kain pada saat dibentangkan, sehingga tidak bergeser kemana-mana.. Mendasari Lukisan Sebaiknya pergunakan cat dasar sebelum melukis/painting dengan cat tekstil (cat aklirik) warna putih, terutama jika menggunakan kain yang warna gelap cat dasar warna putih tersebut akan menetralisir warna kain. Selain itu, cat tekstil akan lebih menghaluskan tekstur kain. Campurkan cat tekstil dengan air sampai mencapai kekentalan yang diinginkan. Sapukan cat pada mahkota, tangkai, bunga dan daun, satu demi satu sesuai tekstur bunganya. Tunggu sampai setengah kering, baru kemudian diteruskan dengan proses selanjutnya. 9

40 Memberikan cat setengah mengering bertujuan untuk membantu guratanguratan yang diinginkan dan agar cat yang disapukan di atas desain berbaur alami membentuk suatu motif, yang kadang-kadang tidak terduga.. Teknik Painting (melukis) Melukis suatu bunga merupakan proses membuat bentuk bunga, lalu mewarnainya. Sebelum melukis, sebaiknya perhatikan dulu bentuk bunga, daun, dan tangkainya dengan seksama. Setelah itu tetapkan dengan teknik mana yang akan digunakan, yang paling sesuai dengan karakteristik bunga atau daun yang sesungguhnya, bagaimana pewarnaannya, dan bagian mana yang harus terlebih dahulu di lukis. Saat mewarnai lukisan, perlu diperhatikan hal-hal seperti warna bagian depan dan belakang kelopak bunga berada. Bagian depan berwarna lebih cerah, sedangkan bagian belakang cenderung lebih pucat, bagian bunga yang terdekat dengan benang sari adalah bagian yang berwarna paling gelap (paling tua). Sebelum melukis tes daya serap kain dengan cara menyapukan air dengan kuas jika air cepat melebar, berarti daya serap kain cukup tinggi, jadi jangan terlalu banyak mencampurkan air ke dalam cat. Sebelum menyapukan kuas dengan cat basahi kuas terlebih dahulu, kemudian lap dengan tisu. Jangan menyapukan kuas dalam keadaan kering. 0

41 SAPUAN TANGKAI 1 & 2 Sapukan dengan cepat cat coklat (komposisi kental) pada batang dengan sekali sapuan saja. Sempurnakan, keringkan SAPUAN BUNGA DASAR 1. Sapukan warna merah (komposisi encer) pada ¾ bagian kelopak bunga untuk mengantisipasi melebarnya cat. Keringkan. Saat cat masih lembab, sapukan warna merah (komposisi kental) pada ¼ bagian kelopak bunga untuk memberikan gradasi 2. sapukan kembali warna merah (komposisi sedang) pada ¾ bagian kelopak bunga. Sempurnakan, keringkan. 1

42 SAPUAN DAUN DASAR 1. Sapukan cat hijau (komposisi encer) pada ¾ bagian daun 2. Sapukan kembali cat hijau (komposisi sedang) pada ¾ bagian daun. Buat tulang tengah daun menggunakan cat hijau (komposisi kental). Saat cat langkah ke 2 masih lembab, sapukan cat hujau (komposisi kental) pada ¼ bagian dalam daun dan sisi-sisi tulang daun untuk memberi gradasi. Sempurnakan, keringkan TEKNIK LAPIS 1. Setelah cat dasar setengah kering, sapukan dengan tebal cat hijau ke sekeliling pinggiran daun 2. Masih dalam kondisi basah, tarik cat hijau sedikit demi sedikit secara memanjang mengikuti bentuk daun mengisi bagian yang masih putih 2

43 TEKNIK RAMBAI 1. Setelah cat dasar setengah kering, sapukan cat biru dengan teknik balur yang halus. Usahakan sapuan tidak terputus-putus di tengah-tengah. Untuk memberikan efek gradasi samar-samar di pangkal mahkota sapukan cat yang lebih tua 2. Ratakan cat sampai seluruh bagian mahkota mengisi. Agar ujung mahkota juga bergradasi samar-samar, sapukan cat yang lebih tua dari ujung kearah pangkal mahkota. Gradasi ini menimbulkan kesan ujung bunga melengkung ke belakang Bunga lily 1. Jiplak pola bunga lily pada kain. Lukis bunga dengan teknik rambai. Gunakan cat merah muda dan merah tua. 2. Setelah cat dasar setengas tangkai dengan cat hijau. Sapukan cat kuning pada daun dengan teknik balur halus. Teruskan dengan teknik lapis menggunakan cat hijau.

44 Dari beberapa teknik tadi terdapat hasil baru yang oleh penulis tidak disengaja menghasilkan goresan/efek seperti hasil akhir, dimana efek diperoleh dari penggunaan alat bentang dari alat styrofoam. Tekstur styrofoam yang tidak rata menghasilkan efek yang bagus, dengan hasil sebagai berikut : 1. Sapukan dengan cepat cat warna hijau (komposisi kental) pada daun. 2. Sempurnakandengan menyapukannya kembali sampai semua bagian daun tertutup, keringkan.. Setelah selesai melukis kain di angkat dari styrofoam lalu dikeringkan. 5. Memberikan Liner pada Lukisan Sebelum memberi liner pada lukisan pastikan lukisan sudak kering. Liner yang dipakai biasanya disebut gutta, yang pada dasarnya berfungsi untuk merintangi penyebaran cat kebagian-bagian yang tidak dikehendaki.

45 Buka tutup liner, kemudian tekan tube/botol perlahan-lahan hingga isi keluar dari ujungnya. Tempelkan pada bagian yang akan diberi liner, kemudian tarik liner dengan sedikit menekan kain agar liner dapat masuk ke serat-serat kain. Setelah selesai biarkan liner lukisan mengering secara alami. Finishing Panaskan setrika pada posisi indikator panasnya menunjuk cotton agar lukisan menempel permanen pada kain dan tidak luntur jika di cuci. Jangan lupa lapisi lukisan terlebih dahulu dengan kain tipis putih agar setrika tidak langsung menempel pada lukisan. Setrika mulai dari bagian yang buruk, lalu bagian yang bagus masing-masing selama 5 menit. Setelah di-finishing, lukisan jangan langsung di cuci. Tunggu selama 2 sampai hari, baru cuci lukisan dengan sabun cuci yang lembut dengan mengucek-menguceknya, kemudian di jemur dengan tidak terkena sinar matahari langsung. Jangan merendam lukisan karena cat akan mengelupas. 5

46 Lampiran Surat Sudah Melaksanakan P2M 6

47 Lampiran 5 Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan P2M 7

48 8

PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA.

PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA. PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA oleh, Made Diah Angendari Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lebih terperinci

PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA

PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Made Diah Angendari 1, Putu Agus Mayuni 2, Ni Ketut Widiartini 3, I Dewa Ayu Made Budhyani 4 Fakultas

Lebih terperinci

PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA

PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK SULAM PITA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN UDYANA WIGUNA SINGARAJA Made Diah Angendari Universitas Pendidikan Ganesha dekdiahku@yahoo.com ABSTRAK Kegiatan Pengabdian pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ART PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016070 (Ketua) Putu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH PEPAYA MENJADI PRODUK MAKANAN DAN KERAJINAN SULAM PITA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini,

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA

PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Made Diah Angendari, dkk ABSTRAK Kegiatan Pengabdian pada

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PKM PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM PKM PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM PKM PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN MEMBUAT AKSESORIS DAN MILINERIS DARI KAIN PERCA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA B NEGERI SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH MANGGA MENJADI PRODUK MAKANAN DAN MERAJUT PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini, S.Pd.,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM OLEH: WIDJININGSIH, M.PD EMY BUDIASTUTI, M.PD. WIDIHASTUTI, S.PD.

Lebih terperinci

PENERAPAN MOTIF HIAS DENGAN TEKNIK JUMPUTAN DAN TEKNIK PAINTING PADA KAIN

PENERAPAN MOTIF HIAS DENGAN TEKNIK JUMPUTAN DAN TEKNIK PAINTING PADA KAIN PENERAPAN MOTIF HIAS DENGAN TEKNIK JUMPUTAN DAN TEKNIK PAINTING PADA KAIN Made Diah Angendari Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FTK Undiksha dekdiahku@yahoo.com ABSTRACT This study aims to (1)

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari,

Lebih terperinci

PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH ROTI MANIS SEBAGAI PELUANG BERWIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA.

PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH ROTI MANIS SEBAGAI PELUANG BERWIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA. LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH ROTI MANIS SEBAGAI PELUANG BERWIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan merupakan salah satu aspek

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN MEMBUAT LENAN RUMAH TANGGA DENGAN TEKNIK JUMPUTAN PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA Oleh Nurida C.S., Harti, Inti Nahari, Saino, dan Yoyok Susatyo Abstrak Pelatihan proses pembuatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL PADA ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ANAK ASUHAN (PSAA) UDIYANA WIGUNA SINGARAJA Oleh : Made Diah Angendari,

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT Mudjiati Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Garut merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di tuntut memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN GURU SMP DAN SMA PEMBINA ESKTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PEMBINA ELSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAAN PENGGUNAAN IC 555 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU FISIKA SMP DAN SMA PEMBINA EKSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Luh Putu Budi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara yang telah ditunjuk untuk menyelenggarakan Sekolah Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Abdimas Unwahas, Vol.1, No.1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Ersila Devy Rinjani 1*, Linda Indiyarti Putri 1 1 Fakultas

Lebih terperinci

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting.

Kata kunci: Desa Sekaran, lenan rumah tangga, teknik patchwork quilting. PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PEMBUATAN LENAN RUMAH TANGGA DENGAN TEKNIK PATCHWORK QUILTING PADA IBU-IBU PKK DI DESA SEKARAN KELURAHAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG Marwiyah Fakultas

Lebih terperinci

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH KUE KERING SEBAGAI PELUANG WIRAUSAHA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup manusia kearah yang lebih baik dengan membekali kemampuan, keterampilan, dan dari sikap tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

(bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis. (Arman Hakim Nasution, 2007)

(bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis. (Arman Hakim Nasution, 2007) UPAYA PEMBERDAYAAN PERILAKU PRODUKTIF SANTRI DENGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN NURUL JADID DESA KARANGANYAR KECAMATAN PAITON PROBOLINGGO 1) Anis Yusrotun Nadhiroh, 2) Siti Romelah 1,2)

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN TEKNIK PRINTING PADA MGMP GURU SENI RUPA SMP SE KABUPATEN BANTUL Oleh: Drs. Mardiyatmo, dkk Dilaksanakan Atas Anggaran PNBP FBS UNY Surat Kontrak Nomor : 844/J.35.12/PP/VI/2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut. Dalam busana menghias berarti memperindah segala sesuatu yang dipakai oleh manusia baik

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia, oleh karena itu pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Industri kreatif merupakan kelompok industri kecil yang mengeksploitasi ide atau kekayaan intelektual dibidang handicraft, sehingga memiliki nilai ekonomi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR UNTUK ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)

KETERAMPILAN DASAR UNTUK ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) KETERAMPILAN DASAR UNTUK ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) Makalah Disajikan Pada Pelatihan Mahasiswa KKN-PPM Tanggal 16-17 Oktober 2008 di Kampus UPI Bandung Disusun Oleh: Euis Heryati, dr NIP. 132314130

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY TEKNIK BORDIR SASAK Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY Pendahuluan Membordir merupakan salah satu teknik menghias kain yang dikerjakan menggunakan mesin jahit atau mesin bordir. Namun seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mendapatkan dukungan untuk menjalankan fungsi penyelenggaraannya bagi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Fungsi pendidikan baik bersifat formal maupun non

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE Disusun oleh : Hanif Zuniar Haq 08 XI IPS 2 SMA NEGERI 1 MADIUN KOTA MADIUN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK

PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK PEMANFAATAN KAIN PERCA BATIK YANG MELIMPAH DAN TERABAIKAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BROS PETIK (PERCA BATIK) DI DESA PAWEDEN, KECAMATAN BUARAN, KABUPATEN PEKALONGAN Eky Risqiana Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : 4 pertemuan (4 35 menit)

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : 4 pertemuan (4 35 menit) LAMPIRAN 68 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pokok Bahasan Waktu : Pendidikan keterampilan : Menyulam taplak meja : 4 pertemuan (4 35 menit) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN

Lebih terperinci

WADAH HANTARAN. Abstrak

WADAH HANTARAN. Abstrak WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional dalam menciptakan sumber daya manusia. Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab menyiapkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan dengan bidangnya

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M

SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M SISTEMATIKA PEMBUATAN JURNAL P2M PETUNJUK PEMBUATAN JURNAL P2M: 1. Isi artikel merupakan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan, umumnya dalam bentuk penerapan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT LAPORAN AKHIR PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT PKM PEMBERDAYAAN EKONOMI PENYANDANG DISABILITAS DENGAN PENGUASAAN BERBAGAI KETRAMPILAN BAGI REMAJA PUTRI DI SEKOLAH LUAR BIASA Tahun 1 dari rencana 1 tahun Novita,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MEMBUAT BENDA FUNGSIONAL DARI BAHAN LIMBAH BOTOL PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN HIDUP DI PANTI ASUHAN WIDYA ASIH SINGARAJA Oleh Dra. I Dewa Ayu Made

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan pesat mempengaruhi setiap sisi kehidupan, salah satunya adalah bidang tata kecantikan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG

PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG Oleh: Made Windu Antara Kesiman, dkk Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK HALAMAN PENGESAHAN a. Judul Program : Pelatihan Penyusunan Tes Kinerja Mata Pelajaran Produktif SMK Negeri di Kabupaten Buleleng. b. Jenis Program : Pendidikan (Penerapan Hasil Penelitian) c. Bidang Kegiatan

Lebih terperinci

Syarat daun pisang yang digunakan :

Syarat daun pisang yang digunakan : Pengertian Samir adalah dekorasi pada hidangan khusus dengan menggunakan lipatan daun agar mendukung penampilan hidangan sehingga mempunyai nilai tersendiri dan memperindah hidangan tersebut. Syarat daun

Lebih terperinci

e-journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 19-24

e-journal Volume 07 Nomor 1 Tahun 2018, Edisi Yudisium Periode Februari, hal 19-24 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA KOMPETENSI DASAR MANICURE DI SMK NEGERI 8 SURABAYA Reggi Cindesari Program Studi S-1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya reggi.cindesari@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Program PPL merupakan program kegiatan yang bertujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan. Calon tenaga pendidik tidak hanya memiliki kompetensi di bidang

Lebih terperinci

10 Teknik & 20 Kreasi

10 Teknik & 20 Kreasi Nail Art Seni Melukis Kuku 10 Teknik & 20 Kreasi NAIL Extension For Nail Art Lovers Nathalia Karakhati R Nail Art Seni Melukis Kuku 10 Teknik & 20 Kreasi NAIL Extension For Nail Art Lovers Nathalia Karakhati

Lebih terperinci

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

Kerajinan Batik Tulis

Kerajinan Batik Tulis Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM THE APPLICATION OF COOPERATIVE MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TO INCREASE THE RESULT OF PKN LEARNING TOWARDS STUDENTS CLASS VIIA IN SMP BHAKTIYASA SINGARAJA ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 14 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan samir B. Melapisi styrofoam dengan daun pisang C. Menyiapkan hiasan tepi samir D. Merangkai

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang normal saja, tetapi juga untuk anak yang berkebutuhan khusus. Oleh karena itu pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi kosmetik saat ini semakin nyata, terlihat dari semakin banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi tinjauan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG. oleh, Made Windu Antara Kesiman

PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG. oleh, Made Windu Antara Kesiman PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG oleh, Made Windu Antara Kesiman Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KECAMATAN CIDADAP

PELATIHAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KECAMATAN CIDADAP PELATIHAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KECAMATAN CIDADAP Disusun Oleh : Dra. Gina Ningsih Yuwono,M.Si Dra. Susana Ani Berliyanti,M.Si (anggota) Aktobima - 201210094 (anggota) Lydia 201210085 (anggota) Gusti

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK. : Kerajinan dari Bahan Tekstil (Kai Flanel). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTEK Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Piyungan : Prakarya (kerajinan) : VIII / Ganjil : Kerajinan dari Bahan Tekstil

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

LAPORAN PPL DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN DISUSUN OLEH : AJENG PUTRI INDRIASWARI

LAPORAN PPL DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN DISUSUN OLEH : AJENG PUTRI INDRIASWARI LAPORAN PPL DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN DISUSUN OLEH : AJENG PUTRI INDRIASWARI 11207244001 PENDIDIKAN SENI KERAJINAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 Kata Pengantar Sesungguhnya

Lebih terperinci