PENDAHULUAN. Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan
|
|
- Sukarno Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan hasil pembangunan Indonesia telah berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat yang pada akhimya sangat mempengaruhi pola hidup secara keseluruhan. Sejalan dengan peningkatan taraf hidup tersebut demikian juga ha\nya dengan pola konsumsi masyarakat mengalami keinginan-keinginan untuk pemenuhan kepuasannya yang terus meningkat dan kompleks sehingga para produsen juga harus mengikuti perkembangan pola konsumsi tersebut agar produk dan jasa yang dijual dapat memenuhi keinginan konsumen dan produsen dapat terus exist dalam bisnis. Berdasarkan Laporan Tahunan Biro Pusat Statistik, 1994, konsumsi rninyak goreng adalah sebesar 4,5 % dan total pengeluaran untuk makanan perkapita perbulan yaitu sebesar Rp ,-. Konsumsi minyak goreng Indonesia sebesar ton atau sebesar 10, 23 kg perkapita pertahun. Diperkirakan konsumsi minyak goreng Indonesia pada tahun 1997 akan meningkat hingga 13,76 kg perkapita pertahun hingga mencapai total konsumsi kurang lebih ton pertahun. Produk rninyak goreng di Indonesia terdiri dari berbagai jenis berdasarkan bahan bakunyayaitu minyak goreng berbahan baku kopra (kelapa), rninyak goreng bebahan baku kelapa sawit dan sedikit minyak goreng berbahan baku kacang kedelai. Produk minyak goreng berbahan baku kelapa sawit hingga saat ini merupakan produk terbesar, mencapai 74, 04 % dari total produksi minyak goreng
2 2 Produk minyak goreng yang boleh diperdagangkan dan layak dikonsumsi haruslah memenuhi standard mutu minyak goreng Indonesia yang dike1uarkan oleh Departemen Perdagangan RI tahun 1994.( Tabell) Tabe1 1. Standar Mutu Minyak Goreng Indonesia No. Karakteristik Syarat Keterangan 1. Asaro lemak bebas 0,15 % maksimum 2. Kadar air dan Kotoran 0,10 % maksimum 3. Bilangan Yodium 55 ffilrumum 4. Titik Keruh 10 C maksimum 5. Titik Lunak 24 C maksimum 6. Wama: Merah 3 maksimum Kuning 30 maksimum 7. Rasa normal Sumber: Dep.Perdagangan RI (1984). Tingkat konsumsi minyak goreng Indonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan, jika pada tahun 1990 konsumsi perkapita pertahun sebesar 5,6 Kg, maka pada tahun 1994 konsumsi perkapita pertahun sebesar 10,23 Kg. Secara nasional konsumsi minyak goreng mengalarni peningkatan yang sangat besar, jika pada tahun 1990 berjumlah ton maka pada tahun 1994 konsumsi minyak goreng nasional telah mencapai jumlah ton (Tabel 2). Dalam proses pemasarannya temyata minyak goreng tidak semuanya menggunakan merek dagang (bermerek). yang ada di pasar Berdasarkan data statistik masyarakat konsumen pemakai produk minyak goreng tidak bermerek
3 Tabel 2. Konsumsi Minyak Goreng Indonesia Tahun Minyak Goreng Minyak Goreng Minyak Goreng Total Konsumsi perkapita Sawit Kelapa Lainnya Konsumsi (Kglorangltahun) , , , , ,23 Sumber: CIC, 1995 w
4 4 pemakai minyak goreng bermerek mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat konsumen minyak goreng bermerek yang pemah diteliti dan diekspose secara umum barn pada 5 kota besar di Indonesia saja. (Tabel 3). Sehingga untuk kota-kota atau daerah lain yang juga mengalami peningkatan taraf hidup perlu dilakukan penelitian yang sarna khususnya perilaku konsumsi minyak goreng. Hal ini sangat dibutuhkan para produsen dan pemasar, karena dari penelitian perilaku konsumsi berdasarkan demografi, terutama gaya hidup masyarakat, dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan untuk program bisnis se1anjutnya. Karakteristik Demografi yang merupakan segmentasi perilaku konsumen merupakan unsur penting yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli suatu produk. Sehingga segmentasi berdasarkan demografi yang dimaksudkan telah berada dalam konteks peluang bisnis. Dengan mengacu pada segmentasi berdasarkan karakteristik demografi konsumen dibagi menjadi beberapa segmen (segmentasi pasar), pendekatan demografi yang memberikan informasi tentang ciri-ciri konsumen atau perilaku konsumen. Dengan berhasilnya Indonesia dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit maka hal ini mendukung sepenuhnya industri pengolahan minyak goreng berbahan baku kelapa sawitlcpo (en/de palm oilj. Tingkat produksi minyak goreng Indonesia saat ini telah didominasi oleh lima grup produsen minyak goreng terbesar kapasitas produksinya (TabeI4).
5 Tabel 3. Pangsa Pasar Minyak Goreng di 5 kota besar (dalam %) Merek Jakarta Surabaya Bandung Semarang Medan Rata-rata Barco 24,8 0,5 31,3-2,2 15 Bimoli 57,1 41,1 47,9 22,2 13,3 47,S Filma 14,1 38,2 16,7 6,3 6,7 21,8 Ikan Dorang 0,3 16, ,9 Arbolin ,7-3,4 Malinda ,8 1,4 Delvia ,1 1,1 Vetco - - 4,2 1,6-0,9 Sunrice 1,3 0, ,9 B.Berlian - 2, ,7 Dua Sapi ,7-0,2 Lain-lain 2,4 0,5-3,2 2,2 1,1 Total Sumber: Swa, Oktober 1994 (Jl
6 6 Tabel 4. Perusahaan dan Kapasitas Produksi Minyak Goreng di Indonesia Nama Perusahaan Kapasitas Lokasi Pangsa (ton) (%) Sinar Mas Groue 1. PT. Smart Coro Jatim 2. PT. Mulvoreio Industrial Jatim 3. PT. Iva Mas Tunggal Sumut ,7 Salim Groue 1. PT. Saiana Heulana Jakarta 2. PT. Intiboaa Seiahtera Jatim 3. PT. Sawit Malinda Sumut 4. PT. Tunaaal Perkasa Sumut ,6 Hasil Karsa Group 1. PT. Sinaa Mas Java P Sumut 2. PT. Hasil Kesatuan Jakarta 3. PT. Hasil Abadi Utama Jatim ,2 Musim Mas Group 1. PT. Musim Mas Sumut 2. PT. Sirinao-rinao Sumut 3. PT. Meaasurva Mas Jatim 4. PT. Bina Karva Utama Jabar ,3 Bukit Kaeur Groue 1. PT. Bukit Kapur Reksa Riau 2. PT. Sinar Alam Permai Sumsel 3. PT. Sinar Laut LampunQ ,9 Total ,7 Sumber: CIC, 1995
7 7 1.2 Perumusan Masalah Perkembangan jurnlah penduduk Indonesia yang terns meningkat temyata tidak menjamin barang yang diproduksi dan dijual pasti akan laku. Beberapa faktor yeng mempengaruhi terjadinya keadaan tersebut adalah: 1. Persaingan yang semakin tinggi dalarn dunia bisnis khususnya barang-barang konsumsi, 2. Kebutuhan manusia terns meningkat dan kompleks baik jurnlah maupun mutu. Konsumen sekarang, tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan pokoknya saja tetapi sudah menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih khusus. Sehingga mengakibatkan pendekatan indentifikasi konsumen dengan cara-cara tradisional sudah sulit untuk dipertahankan. Oleh karena itu diperlukan pencarian dan pengembangan cara indentifikasi konsumen yang dapat menggarnbarkan profit konsumen secara utuh. Dengan menentukan bagairnana sebenarnya karakteristik suatu masyarakat maka akan memudahkan para pemasar untuk menjual produknya. Ukuran-ukuran kuantitatif yang dapat digunakan untuk membuat kesirnpulan-kesimpulan dapat digunakan berdasarkan pendekatan teknik analisis demografi. Teknik ini dipakai untuk mengkuantifikasi sesuatu sifat yang kualitatif. Berdasarkan kondisi di atas maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah variabel-variabel demografi yang mempengaruhi pola k.~umsi masyarakat akan minyak goreng bennerek?
8 8 2. Faktor-faktor yang mendorong konsumen memilih minyak goreng merek tertentu? Sebagai upaya untuk menjawab masalah ini perlu diketahui faktor-faktor apa yang menyebabkan konsumen mengambil keputusan untuk beralih menggunakan atau mengkonsumsi rninyak goreng bennerek, faktor-faktor yang mendorong untuk mernilih merek tertentu dan hasilnya sebagai pertimbangan bagi perusahaanlprodusen didalam menerapkan strategi pemasarannya. 1.3 Tujuan Penelitian Pene1itian ini bertujuan untuk: I. Mengetahui karakteristik demografi konsumen minyak goreng bennerek dan tidak bennerek, 2. Mengetahui segmen pasar beberapa merek rninyak goreng, 3. Mengetahui loyalitas konsumen terhadap rninyak goreng tertentu, 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mernilih rninyak goreng bennerek. 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna bagi berbagai pihak: I. Bagi Peserta Berguna untuk belajar mendialogis masalah dalam bidang fungsional Berguna sebagai bahan perbandingan bagi penelitian-penelitian lain 2. Bagi PerusahaanlProdusen Merupakan informasi bagi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan produk yang mempunyai
9 9 nilai lebih. Merupakan rnasukan dan bahan pertirnbangan dalam rnenyusun dan rnerencanakan program pernasarannya.
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF EUyus Acbiruddin. Analisis Segmentasi Konsumen Minyak Goreng Bermerek Berdasarkan Karakteristik Demografi. di bawah bimbingan Ujang Sumarwan dan Agus Maulana Tingkat konsumsi minyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dalam bahan pangan, minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas, menambah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian
Lebih terperinciTabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng, SII. Sumber : Departemen Perindustrian. dalam SII tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Indikator.
1.1. Latar belakang Minyak goreng merupakan salah satu komoditi strategis Indonesia karena minyak goreng merupakan salah satu dari 9 bahan kebutuhan pokok masyarakat. Oleh karena itu pengadaannya selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utility atau konsumsi. Dimana salah satu aktifitas konsumen tersebut adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terdiri dari sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar dapat dijelaskan sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan mencoba memproduksi dan menawarkan produk-produknya, sehingga tingkat persaingan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian integral pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak goreng bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu kebutuhan pokok atau merupakan salah satu dari Sembako (sembilan bahan pokok) menurut keputusan Menteri Perindustrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan kebutuhan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan. tangga dalam pengambilan keputusan untuk membeli minyak goreng.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang mengembangkan jenis minyak sebagai alternatif lain yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada ibu rumah tangga dalam menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang penting bagi masyarakat Indonesia. Minyak goreng dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Lebih terperinciPembangunan di lndonesia berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pembangunan di lndonesia berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat yang akhirnya dapat mempengaruhi pola hidup konsumen secara keseluruhan. Dalam menyongsong
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan
Lebih terperinciNO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN. Apakah ada rencana ekspansi pabrik kelapa sawit ke depannya?
DAFTAR PERTANYAAN & JAWABAN PUBLIC EXPOSE Tahun 2017 PADA ACARA PUBLIC EXPOSE MARATHON 2017 PT SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk ( SIMP ) Rabu, 9 Agustus 2017 NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Ferdiansyah Investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk adalah keputusan tentang merek. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari karena biasanya ibu rumah tanggalah yang memegang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang mengembangkan jenis minyak sebagai alternatif lain yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada ibu rumah tangga dalam menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki andil yang cukup besar dalam ekonomi nasional di Indonesia. Sub sektor pertanian yang selama ini diandalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya minat masyarakat pedesaan di Daerah Riau terhadap usaha tani kelapa sawit telah menjadikan Daerah Riau sebagai penghasil kelapa sawit terluas di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak masyarakat modern saat ini berpendapat bahwa semua makanan yang mengandung lemak merupakan hal yang harus dihindari. Di zaman ini semakin banyak penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT, BAHAN BAKAR DIESEL DAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT, BAHAN BAKAR DIESEL DAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT 5.1. Perkebunan Kelapa Sawit Luas Area Kelapa Sawit di Indonesia senantiasa meningkat dari waktu ke waktu. Perk
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.
ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A. 14103550 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak goreng sawit adalah salah satu jenis minyak makan yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng sawit adalah salah satu jenis minyak makan yang berasal dari minyak sawit (Crude Palm Oil) yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit. Salah satu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia secara langsung berdampak pada pola perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia (minyak goreng) menyebabkan banyak perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam GBHN 1993, disebutkan bahwa pembangunan pertanian yang mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman lainnya diarahkan pada berkembangnya pertanian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti menggoreng dan menumis makanan. yaitu lebih bersih dan praktis dibandingkan dengan minyak curah (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan termasuk kedalam Sembilan Bahan Pokok yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal ini bisa dilihat bahwa hampir semua bagian dari kehidupan manusia menggunakan kertas. Karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis kini berkembang mengikuti arus perubahan global, sehingga mendorong kompetisi perdagangan yang semakin pesat. Perusahaan berupaya mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang diterapkan dibidang industri manufaktur dapat mengakibatkan perubahanperubahan yang sangat
Lebih terperinciABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2014
ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2014 Yudha Hardinata 207000218 DAYA TARIK TAGLINE IKLAN MINYAK GORENG SUNCO DI TELEVISI Latar belakang penelitian Salah satu minyak goreng yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan kelapa yang mencapai 3.187.700 ton pada tahun 2013 (BPS, 2014).
Lebih terperinciDewasa ini kondisi persaingan bisnis semakin ketat, pasar menjadi. heterogen dan tersegmentasi mendetail, serta kognitif dari konsumen yang
BABl PENDAHULUAN BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalab Dewasa ini kondisi persaingan bisnis semakin ketat, pasar menjadi heterogen dan tersegmentasi mendetail, serta kognitif dari konsumen yang semakin
Lebih terperinciPERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG
67 VI. PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG Harga komoditas pertanian pada umumnya sangat mudah berubah karena perubahan penawaran dan permintaan dari waktu ke waktu. Demikian pula yang terjadi pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa
Lebih terperinciIndonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman. ton setara kopra). Namun, hal ini tidak lantas menjadikan Indonesia sebagai
1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas tanaman kelapa sekitar 3,85 juta ha dan produksi sekitar 16,498 miliar butir kelapa (3,3 juta ton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak goreng adalah salah satu komoditas dari sembilan bahan pokok yang cukup penting peranannya dalam perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidup adalah salah satu alasan agar setiap individu maupun kelompok melakukan aktivitas bekerja dan mendapatkan hasil sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi perikanan tambak yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam industri olahan adalah ikan bandeng. Jawa Tengah merupakan provinsi penghasil bandeng menempati
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar di berbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang permintaannya semakin meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Bimoli merupakan pioner dan market leader untuk minyak goreng kemasan bermerek hingga tahun 2012 ini. Para pesaing-pesaingnya terus berusaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar sekali. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan dari mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam era globalisasi semakin dinamis, kompleks dan tidak pasti, menyediakan peluang dan juga tantangan, begitu pula tantangan yang dihadapi
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Crude palm oil (CPO) merupakan produk olahan dari kelapa sawit dengan cara perebusan dan pemerasan daging buah dari kelapa sawit. Minyak kelapa sawit (CPO)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015
No. 35/06/63/Th.XIX, 1 Juni PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,36 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan
Lebih terperinciModel Pengangkutan Crude Palm Oil
TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian subsektor perkebunan memiliki arti penting, terutama di negara berkembang yang selalu berupaya untuk memanfatkan kekayaan sumber daya alam secara
Lebih terperinciKAJIAN PERMINTAAN MINYAK GORENG PADA BERBAGAI GOLONGAN PENDAPATAN DAN SEGMEN PASAR DI INDONESIA ')
KAJIAN PERMINTAAN MINYAK GORENG PADA BERBAGAI GOLONGAN PENDAPATAN DAN SEGMEN PASAR DI INDONESIA ') Oleh : Delima H. Azahari Darmawan 2), I Wayan Rusastra 2) dan Nizwar Sjafa'at Abstrak Masalah kekurangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015
No. 03/01/63/Th.XX, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER TURUN 0,41 PERSEN Pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana
Lebih terperinciKakao merupakan salah satu tanaman andalan dalam pembangunan sub. sektor perkebunan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani serta
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kakao merupakan salah satu tanaman andalan dalam pembangunan sub sektor perkebunan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani serta peningkatan ekspor. Hal
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai posisi dan peranan yang strategis dalam
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai posisi dan peranan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional, karena didukung oleh ketersediaan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan
Lebih terperinciI.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi
I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang selama ini dilakukan telah membawa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan tekhnologi yang pesat. Hal tersebut membawa dampak pada sikap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia dalam melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan dengan adanya alat
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian brand saat ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Jika suatu persaingan meningkat, peran pemasaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit dengan produk turunannya yaitu minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil CPO) merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia karena kontribusinya terhadap perolehan
Lebih terperinciTREND PEMASARAN BERAS DI INDONESlA
TREND PEMASARAN BERAS DI INDONESlA Dr Sutrisno Direktur F-Technopark Fakullas Teknologi Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor 1. PENDAHULUAN Pemasaran memegang peranan yang amat vital dalam suatu sistem
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015
No. 27/05/63/Th.XIX, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 1,01 PERSEN Pada April NTP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai penghasil produk-produk hulu pertanian yang mencakup sektor perkebunan, hortikultura dan perikanan. Potensi alam di Indonesia memungkinkan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan nilai suatu barang tersebut, hal tersebut menjadikan perhitungan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology atau yang biasa dikenal dengan sebutan PT. Smart Tbk merupakan perusahaan penghasil minyak goreng kelapa sawit terbesar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal
PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang dikenal dengan sebutan ayam buras (ayam bukan ras) atau ayam sayur. Ayam kampung memiliki kelebihan pada daya adaptasi tinggi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013
No. 43/08/63/Th.XVII, 1 Agustus 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JULI 2013 TURUN 0,96 PERSEN
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H
ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Secara umum pangan diartikan sebagai segala sesuatu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisa dalam bab - bab sebelumnya, maka kesimpulan kesimpulan berikut ini dapat ditarik guna menjawab pertanyaan penelitian: a. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan tentang merek, merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk adalah keputusan tentang merek, merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan
Lebih terperinciCATUR WIJAYANTO B
PENGARUH HARGA, KUALITAS, JENIS DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DETERJEN RINSO DAN DETERJEN SOKLIN DI DESA NGASINAN, NGUNTORONADI, WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksitensinya dalam usaha, keunggulan bersaing nantinya menjadi kekuatan. mempunyai brand image yang kuat dibenak konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang ekonomi dan perdagangan mengharuskan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Keunggulan bersaing mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka
Lebih terperinciANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H
ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Hal ini menuntut pelaku bisnis untuk dapat menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. strategi perusahaan yaitu perspektif strategi korporasi, strategi unit bisnis, dan strategi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi menurut Hax dan Majluf (1996) memberikan perusahaan rasa kebersatuan, arah dan tujuan perusahaan, dan memfasilitasi perubahan pada perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan untuk berias memang dirasakan lebih oleh wanita. Secara psikografis, wanita memang merasakan adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cadangan. lahan sangat luas berupa hutan konversi yang dapat dimanfaatkan sebagi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cadangan lahan sangat luas berupa hutan konversi yang dapat dimanfaatkan sebagi perkebunan kelapa sawit. Lahan yang
Lebih terperinciSTATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013
STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas
Lebih terperinciTOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D
TOPIKAL PAPER Industrial Environment PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH VIETNAM TERHADAP KEPUTUSAN EKSPANSI PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Pengajar: Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D Aufa Fitria Yulius
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Konsumsi minyak goreng di Indonesia meningkat setiap tahunnya semakin banyak perusahaan-perusahaan tertarik untuk meraih keuntungan diindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi apabila dikelola dengan baik.indonesia sendiri merupakan negara penghasil kelapa,
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57
No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juli 2016, NTP Daerah
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Perilaku berbelanja masyarakat Indonesia khususnya di kota. Surabaya mengalami perubahan terutama mereka yang berpenghasilan
BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perilaku berbelanja masyarakat Indonesia khususnya di kota Surabaya mengalami perubahan terutama mereka yang berpenghasilan menengah ke atas. Perubahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015
No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2015 NAIK 1,32
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER 2016 NAIK 0,08 PERSEN No. 03/01/63/Th.XXI, 3 Januari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi
1 I. PENDAHULUAN A Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia memiliki salah satu tanaman perkebunan yang mampu bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi di dunia, Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016
No. 08/02/63/Th.XX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,01
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN bahan baku kelapa sawit dan kelapa atau kopra. Hal ini disebabkan oleh
I. PENDAHULUAN lndustri minyak goreng di Indonesia sebagian besar menggunakan,. bahan baku kelapa sawit dan kelapa atau kopra. Hal ini disebabkan oleh karena bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas, disamping migas sendiri sebagai sumber pemasukan devisa dan juga sektor yang lain dianggap perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan muncul akibat kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan pengaruh kandungan
Lebih terperinciStudi Deskriptif Brand Image Minyak Goreng Bimoli, Filma, Tropical, Sania dan Kunci Mas di Surabaya
Studi Deskriptif Brand Image Minyak Goreng Bimoli, Filma, Tropical, Sania dan Kunci Mas di Surabaya Cecilia Natasya Tionardi Manajemen Pemasaran cecilianatasya@gmail.com Abstrak- Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinci