BAB 1 PENDAHULUAN. strategi perusahaan yaitu perspektif strategi korporasi, strategi unit bisnis, dan strategi
|
|
- Widya Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi menurut Hax dan Majluf (1996) memberikan perusahaan rasa kebersatuan, arah dan tujuan perusahaan, dan memfasilitasi perubahan pada perusahaan yang terjadi akibat lingkungan. Terdapat 3 perspektif dalam perencanaan strategi perusahaan yaitu perspektif strategi korporasi, strategi unit bisnis, dan strategi fungsional. Strategi korporasi adalah pengambilan keputusan yang mencakup seluruh lingkup suatu perusahaan dan tidak dapat didesentralisasikan. Strategi unit bisnis adalah strategi yang bertujuan untuk mendapatkan performa keuangan yang unggul dengan cara mencapai posisi kompetitif yang mampu menciptakan unit bisnis dengan keunggulan yang lebih besar dari kompetitor. Strategi fungsional adalah strategi yang bertujuan untuk menciptakan kapabilitas yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi perusahaan. Lebih lanjut, Hax dan Majluf (1996) mengatakan bahwa strategi adalah suatu konsep multidimensi yang mencakup seluruh aktivitas kritis dari suatu perusahaan. Salah satu dari dimensi strategi tersebut adalah strategi sebagai definisi wilayah bersaing suatu perusahaan. Dimensi ini menjelaskan bahwa salah satu hal paling utama dalam strategi adalah mendefinisikan dimana posisi suatu bisnis perusahaan atau posisi mana yang hendak dituju oleh perusahaan. Dengan mengetahui posisi atau wilayah suatu bisnis di perusahaan, maka perusahaan dapat 1
2 memutuskan langkah-langkah perusahaan yang tepat untuk meningkatkan nilai suatu bisnis di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan akan selalu senantiasa mengembangkan nilai perusahaan yang dimiliki setelah sukses menciptakan nilai di suatu pasar. Hax dan Majluf (1996) mengatakan bahwa setelah kesuseksan itu, logisnya terdapat dua strategi yang biasa dilakukan oleh perusahaan. Strategi yang pertama adalah mengembangkan unit bisnis yang telah sukses. Strategi yang kedua adalah dengan cara melakukan integrasi yang pada akhirnya akan mengarah pada diversifikasi. Melakukan diversifikasi menurut Thompson, Strickland, dan Gamble (2008) dapat mengurangi risiko perusahaan di pasar, mengurangi biaya operasional, meningkatkan kompetensi dan kapabilitas perusahaan, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pembangunan dan pengembangan portofolio bisnis merupakan hal yang harus diperhatikan dalam diversifikasi. Keberhasilan perusahaan dalam pembangunan dan pengembangan portofolio dalam diversifikasi akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui posisi, membangun, dan mengembangkan bisnis perusahaan adalah dengan menggunakan manajemen portofolio. Manajemen portofolio adalah suatu metode untuk menilai posisi kompetitif dari suatu portofolio bisnis perusahaan yang dapat digunakan sebagai alternatif strategi dan mengidentifikasi prioritas alokasi dari suatu sumber daya (Dess dan Lumpkin, 2008). Hax dan Majluf (1996) juga berpendapat bahwa dengan menggunakan pendekatan portofolio, perencanaan strategi perusahaan dapat lebih mudah untuk dirumuskan oleh perusahaan. 2
3 Matrik profitabilitas Marakon adalah salah satu alat dalam manajemen portofolio (Hax dan Majluf, 1996). Matrik profitabilitas Marakon digunakan untuk mengetahui kontribusi dari setiap unit bisnis terhadap perusahaan. Dengan menggunakan matrik ini, perusahaan dapat menangkap tiga tujuan strategi perusahaan dilihat dari sisi alokasi yaitu profitabilitas, pangsa pasar, dan implikasi arus kas. Hax dan Majluf (1996) juga menulis bahwa alat ukur yang paling relevan untuk performa perusahaan adalah pertumbuhan dan profitabilitas yang keduanya dapat direpresentasikan oleh matriks profitabilitas Marakon. Dari kedua ukuran performa tersebut, dapat diketahui bahwa matrik profitabilitas Marakon merupakan alat yang melihat dari segi perspektif keuangan. Penggunaan perspektif keuangan dapat membantu dalam analisis performa perusahaan secara keseluruhan dan menjelaskan posisi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain (Brealey dan Myers, 2000). Selain itu dengan menggunakan Matrik profitabilitas Marakon, perusahaan dapat membandingkan posisi seluruh bisnis perusahaan dilihat dari sudut pandang pertumbuhan industri dan spread. Sinar Mas Group adalah salah satu perusahaan konglomerat di Indonesia yang didirikan pada tahun Sebagai salah satu perusahaan konglomerasi di Indonesia, unit bisnis Sinar Mas mencakup enam industri. Enam industri tersebut adalah industri pulp dan kertas, industri agri-bisnis dan makanan, industri jasa keuangan, industri jasa pengembang realestat, industri telekomunikasi, dan industri energi dan infrastruktur. Unit-unit bisnis yang terdapat pada keenam industri tersebut adalah: 3
4 1 PT. Tjiwi Kimia merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada bidang industri pulp dan kertas. PT Tjiwi Kimia merupakan salah satu produsen kertas terbesar di dunia dengan berbagai macam merek dagang seperti Sinar Dunia dan Paperline Gold. 2 PT. Indah Kiat merupakan unit bisnis lain dari Sinar Mas Group yang bergerak di bidang industri pulp dan kertas. Merek dagang yang dimiliki PT. Indah Kiat antara lain adalah Paperline dan Sinar Tech. 3 PT. Smart merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada bidang agri-bisnis dan makanan. Kegiatan utama dari PT. Smart adalah pengolahan kelapa sawit. Produk utama dari PT Smart adalah minyak goreng dengan merek dagang Filma dan Kunci Mas. 4 PT. Bank Sinarmas merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada bidang industri jasa keuangan. Bank Sinarmas merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia. 5 PT. Sinarmas Multi Artha merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada bidang industri jasa keuangan. Bisnis utama dari Sinar Mas Multi Artha adalah asuransi, kredit dan sekuritas. 6 PT. Bumi Serpong Damai merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada industri jasa pengembang realestat. Bumi Serpong Damai memfokuskan usahanya pada pengembangan kawasan di daerah barat daya Jakarta. 4
5 7 PT Duta Pertiwi merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada industri jasa pengembang realestat. Duta Pertiwi memfokuskan usahanya pada pengembangan pusat perbelanjaan, perkatoran, dan hotel. 8 PT. Smartfren Telecom merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada jasa telekomunikasi. Merek dagang dari Smartfren Telecom adalah Smartfren. 9 PT Golden Energy Mines merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak di industri energi. PT. Golden Energy Mines memfokuskan bisnisnya pada pertambangan batubara. 10 PT. Dian Swastatika Sentosa merupakan unit bisnis Sinar Mas Group yang bergerak pada bidang energi dan infrastruktur. Dian Swatatika Sentosa menjalankan kegiatan utamanya di bidang pembangkit listrik dan uap, pertambangan batubara, dan perdagangan pupuk. Tabel 1.1 menunjukkan pendapatan bersih unit bisnis Sinar Mas Group dari tahun Tabel tersebut memperlihatkan beberapa unit bisnis yang mengalami peningkatan profit secara signifikan seperti Bank Sinarmas, Sinar Mas Multiartha dan Golden Energy Mines. Tabel 1.1 juga menunjukkan adanya unit bisnis yang mengalami penurunan profit yang signifikan hingga mengalami kerugian seperti Indah Kiat dan Dian Swastatika Sentosa. Unit bisnis yang mengalami kerugian dari tahun ke tahun dan tidak menghasilkan profit sama sekali adalah Smartfren Telecom. 5
6 Tabel 1.1: Pendapatan Bersih Unit Bisnis Sinar Mas Group tahun Pendapatan Bersih (dalam juta Rupiah) Unit Bisnis Tjiwi Kimia 565, , , , ,093 Indah Kiat 2,216,707-1,489, , , ,951 SMART 1,046, ,495 1,260,513 1,875,460 1,611,099 Bank Sinarmas 12,851 48, , , ,387 Sinar Mas Multiartha 263, ,098 1,277,814 1,410,174 1,893,065 Bumi Serpong Damai 223, , ,403 1,012, ,152 Duta Pertiwi 40, , , , ,640 Smartfren Telecom -1,068, ,396-1,401,813-2,400,248-1,014,785 Dian Swastatika Sentosa 318,151 52, , ,378 5,416 Golden Energy Mines 3,722 33, , ,745 (Sumber: Data diolah) Penggunaan manajemen portofolio sangatlah diperlukan bagi Sinar Mas yang memiliki banyak unit bisnis yang bergerak pada industri yang berbeda satu sama lain untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Unit bisnis yang memberi kenaikan profit yang signifikan belum tentu memberikan nilai tambah bagi perusahaan begitu juga sebaliknya, unit bisnis dengan penurunan profit belum tentu mengurangi nilai perusahaan. Matrik profitabilitas Marakon sebagai salah satu alat dalam manajemen portofolio dapat digunakan untuk mengetahui unit bisnis mana yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi Sinar Mas Group. Matrik profitabilitas Marakon juga dapat digunakan untuk menentukan posisi unit bisnis dalam korporasi, posisi unit bisnis dibandingkan industri, dan langkah yang sebaiknya dilakukan Sinar Mas Group terhadap unit bisnis yang dimilikinya. 6
7 Berdasarkan uraian tersebut, pemilihan strategi perusahaan dan manajemen portofolio sangatlah berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Sinar Mas sebagai salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia tentunya membutuhkan manajemen portofolio dan pemilihan strategi yang baik agar dapat terus menciptakan nilai tambah. Maka dari itu peneliti ingin meneliti tentang Analisis Portofolio Unit Bisnis Sinar Mas Group dalam Perspektif Keuangan: Aplikasi Matrik Profitabilitas Marakon 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah mengenai penentuan posisi unit bisnis Sinar Mas Group dan perumusan langkah strategi bagi Sinar Mas Group dan unit bisnisnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut terdapat dua pertanyaan penelitian dalam penelitian ini: 1. Di mana posisi setiap unit bisnis Sinar Mas Group dianalisa dengan Matrik Profitabilitas Marakon? 2. Apa langkah strategi yang sebaiknya digunakan Sinar Mas Group dan unit bisnisnya untuk memaksimalkan nilai perusahaan berdasarkan pada Matrik Profitabilitas Marakon? 7
8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menentukan posisi setiap unit bisnis dari Sinar Mas Group pada matrik profitabilitas Marakon. 2. Menentukan langkah strategi yang sebaiknya digunakan oleh Sinar Mas Group dan unit bisnisnya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diberikan peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan pedoman untuk merumuskan strategi dari perspektif keuangan menggunakan matrik profitabilitas Marakon. 2. Bagi akademisi, penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai perumusan strategi dari perspektif keuangan menggunakan matrik profitabilitas Marakon dan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 8
9 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian Strategi Korporasi dan Unit Bisnis Sinar Mas Group dalam Perspektif Keuangan: Aplikasi Matrik Profitabilitas Marakon adalah sebagai berikut. 1. Analisis hanya dilakukan pada unit bisnis Sinar Mas Group yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 2. Hanya menentukan posisi unit bisnis Sinar Mas Group dari tahun 2008 hingga tahun
BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN
BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan karakteristik dan profil, analisis data, dan posisi unit bisnis Sinar Mas Group pada matrik profitabilitas Marakon, dapat diambil kesimpulan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan saat ini mengejar keunggulan bersaing untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap perusahaan saat ini mengejar keunggulan bersaing untuk bisa memberikan pelayanan maksimal terhadap setiap konsumen yang melakukan transaksi dengan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat dihindari, terutama dalam dunia bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Intisari... Abstract...
DAFTAR ISI Lembar Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data outlook pengelolaan energi nasional tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal investor dapat membentuk portofolio serta melakukan investasi
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal, dalam pasar modal investor dapat membentuk portofolio serta melakukan investasi sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kertas merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia sehari - hari. Hal ini bisa dilihat bahwa hampir semua bagian dari kehidupan manusia menggunakan kertas. Karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal (capital market) pada dasarnya merupakan pasar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan bersifat jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik itu surat
Lebih terperinciGAR dan SMART Meluncurkan Kebijakan Peningkatan Produktivitas untuk Mengurangi Dampak pada Lahan
Untuk diterbitkan segera GAR dan SMART Meluncurkan Kebijakan Peningkatan Produktivitas untuk Mengurangi Dampak pada Lahan Jakarta, Singapura, 15 Februari 2012 - Golden Agri-Resources Limited (GAR) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable energy resources). Selain minyak bumi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang terus melakukan pembangunan di segala bidang, Indonesia memerlukan sumber energi untuk menggerakkan pembangunannya. Sumber energi yang
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menganalisis dampak dari injeksi pengeluaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor komunikasi terhadap perekonomian secara agregat melalui sektor-sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank didefinisikan. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Industri perbankan merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang pesat di Indonesia. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank didefinisikan sebagai
Lebih terperinci47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit... 10 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit... 11 3. Konversi Energi Biogas... 15 4. Produksi Kelapa Sawit Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah indikator Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian secara global maupun nasional di Indonesia sering mengalami ketidakstabilan. Salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan prospek pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Sedangkan laporan keuangan melaporkan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1966). Beaver mendefinisikan financial distress sebagai kebangkrutan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Financial distress pertama kali dikenal melalui penelitian oleh Beaver (1966). Beaver mendefinisikan financial distress sebagai kebangkrutan, ketidakmampuan melunasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini PT Cakrawala Mega Indah sedang menghadapi persaingan kertas pada high segment, salah satu perusahaan yang menjadi kompetitor yang kuat dan bersaing di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih bergulir dan menjadi perdebatan sampai saat ini. Beberapa penelitian terdahulu belum sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan di era globalisasi. Karena itu, perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era perekonomian yang semakin modern saat ini, persaingan antar perusahaan semakin berkembang. Globalisasi menyebabkan perusahaan memiliki peluang pasar baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan karakter masing-masing investor. Pasar modal tentunya mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia investasi Indonesia saat ini mengalami perkembangan pesat. Hal ini ditandai dengan antusias masyarakat yang terjun ke berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan
Lebih terperinciPaparan Publik PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk) 2 Juni 2016
Paparan Publik PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk) 2 Juni 2016 Gambaran Umum Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1992 Produsen produk berbasis kelapa sawit yang terintegrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (
Lebih terperinciPT DIAN SWASTATIKA SENTOSA TBK
PT DIAN SWASTATIKA SENTOSA TBK PAPARAN PUBLIK TAHUNAN Jumat, 28 Desember 2012 Plaza BII, Tower II Lantai 39 0 AGENDA Tinjauan Umum Perusahaan Tinjauan Keuangan 3Q12 Kejadian Penting Prospek Usaha 1 AGENDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian di Indonesia
Lebih terperinciJUMPA TOKOH. dan Pelaku Perdagangan
JUMPA TOKOH Special Envoy, Kepala Daerah dan Pelaku Perdagangan Pra-Raker Kemendag, 20 Februari 2017 Pelaku Perdagangan (DN dan LN), Kepala Daerah dan Special Envoy Perdagangan Pelaku Perdagangan 1. Lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti menggoreng dan menumis makanan. yaitu lebih bersih dan praktis dibandingkan dengan minyak curah (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan termasuk kedalam Sembilan Bahan Pokok yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 05/KPPU/PDPT/III/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT ANDALAN
Lebih terperinciSUMBER DAYA ALAM INDONESIA: DI BAWAH CENGKRAMAN MAFIA
SUMBER DAYA ALAM INDONESIA: DI BAWAH CENGKRAMAN MAFIA HUTAN Sinarmas adalah konglomerasi usaha di sektor sumber daya alam yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Grup Sinarmas merupakan salah satu usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Tanpa keberadaan para stockholder maka suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stockholder memegang peranan yang cukup penting di dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Tanpa keberadaan para stockholder maka suatu perusahaan tidak dapat berjalan
Lebih terperinciBAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015
BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala besar maupun
Lebih terperinciPOINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015
POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015 Yang Saya Hormati: 1. Pimpinan Media Indonesia; 2.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciThis document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan atau dari hutang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pasar modal di negara-negara kawasan Asia lainnya, seperti Jepang, Singapura,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat (Murti dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumbersumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat (Murti dan Soeprihanto, 2003). Sartono
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii xiii xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Manfaat Penelitian... 8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang keuangan biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu investment decision
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis adalah suatu bentuk aktivitas yang utamanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan atau yang berkepentingan dalam terjadinya aktivitas
Lebih terperinciPT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat
PT INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat Bidang Usaha: Industri Kertas Budaya, Pulp dan Kertas Industri KANTOR PUSAT Sinar Mas Land Plaza Tower II Lantai 7 Jl. M.H. Thamrin No. 51 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modal kerja merupakan dana pada aktiva lancar suatu perusahaan untuk kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan dana kembali
Lebih terperinciPT Golden Energy Mines Tbk
PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Pecking Order Pecking order theory dikembangkan oleh Stewart C. Myers dan Nicolas Majluf pada tahun 1984, yang dikenalkan pertama kali oleh Donaldson
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lainnya adalah buruknya pelaksanaan corporate governance (tata kelola
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang melanda kawasan Asia di sekitar tahun 1997-1998, di mana Indonesia termasuk di dalamnya telah dirasakan amat memberatkan kehidupan bagi semua kalangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah dinamisme lingkungan bisnis pada era globalisasi sekarang ini membuat persaingan bisnis antar perusahaan dalam mendapatkan pangsa pasar semakin ketat. Banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham
136 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini membahas bagaimana suatu perusahaan menetapkan kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham institusional sehingga dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern menyebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri telekomunikasi Indonesia telah memasuki babak baru. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi dan regulasi pemerintah
Lebih terperinciKontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI
Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI *) Bahan disusun berdasarkan paparan Bappenas dan Kemen ESDM dalam Acara Sosialisasi EITI di Jogjakarta, Agustus 2015 2000 2001 2002
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam upayanya untuk mengembangkan perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik sumber dana yang berasal dari internal maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan pasar yang tidak menentu dan tingkat persaingan antar bank yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Portofolio kredit pada suatu bank merupakan tolok ukur yang dapat digunakan oleh manajemen bank untuk mengetahui tingkat kesehatan bank tersebut. Lingkungan
Lebih terperinci2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT 1 1.1. KINERJA SAAT INI 1 Grafik 1.1. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Alat Berat di Indonesia, 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus hidup. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gup dan Agrrawal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sama halnya dengan produk juga mengalami tahapan siklus hidup. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gup dan Agrrawal (1996), tahapan siklus hidup perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi bertujuan untuk memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan potensi perusahaan. Dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan multibisnis terdiri dari perusahaan yang bertindak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan multibisnis terdiri dari perusahaan yang bertindak sebagai induk dan satu atau lebih perusahaan anak. Kebanyakan perusahaan multibisnis merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan pertumbuhan konsumsi batubara global diperkirakan akan melambat pada tahun 2012 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tujuannya antara lain mencari keuntungan dan memaksimalkan kesejahteraan
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mendapatkan laba yang maksimum. Dengan mendapatkan laba yang tinggi dan terus
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki program pembangunan yang mendukung infrastruktur nasional melalui Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk jangka waktu 2011-2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian serta adanya batasan penelitian. 1.1 Latar Belakang Interkoneksi finansial secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meroketnya harga komoditas pertambangan membawa pengaruh positif pada iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham pertambangan. Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan. nilai perusahaan (Sutrisno dan Ali Djamhuri : 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan memperoleh laba secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depresiasi memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menilai kinerja masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Depresiasi merupakan penurunan nilai fisik aset berwujud seiring berjalannya waktu dan penggunaan. Sebagai komponen pembentuk laba dilaporan laba rugi, depresiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yaitu fee income dan trading income. Fee income adalah sumber pedapatan yang
76 BAB V PENUTUP 5.1. Ringkasan Penelitian Bank-bank mulai mencari sumber-sumber pendapatan selain pendapatan dari kredit yang mampu menurunkan risiko dan meningkatkan kinerja bank. Sumber pendapatan tersebut
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pasar properti di Indonesia mulai mendapatkan momentum di akhir
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pasar properti di Indonesia mulai mendapatkan momentum di akhir 1980-an dengan lonjakan proyek dan pelanggan antri untuk memiliki rumah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dalam bahan pangan, minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas, menambah
Lebih terperinciBAB I. Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu. yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis
BAB I 1.1 Latar belakang Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu lembaga yang melakukan peranan penggalangan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk simpanan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya pasar modal dalam penyediaan dana jangka panjang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini membuat persaingan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat berharga di pasar modal para investor selalu dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, khususnya di bidang ekonomi sangat berpengaruh pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi salah satunya dengan cara membeli dan menjual saham perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana bagi investor untuk berinvestasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan sebagai organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari sudut pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan populasi dunia ikut meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat khususnya di bidang agrikultur. Agrikultur merupakan pertanian secara luas yang mencakup bidang tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi di Indonesia, berbagai investor yang terlibat di pasar sangatlah berpengaruh bagi kemajuan
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan
Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Indomobil Wahana trade Bank DKI Bank Bukopin. Artha Prima Finance Fasfood Indonesia Selamat sempurna Bank Panin Serasi autoraya Lautan Luas. Astra Sedaya Finance Bank
Lebih terperinci