"Bodhisattva Muncul dari Bumi"

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""Bodhisattva Muncul dari Bumi""

Transkripsi

1 NO.17 PEBRUARI 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Nichiren Shonin Dan Semua Orang Yang Mempertahankan O daimoku Adalah "Bodhisattva Muncul dari Bumi" Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Ilustrasi oleh: Hiroshige Katsu J i y u - n o - B o s a t s u, a t a u Bodhisattvas Muncul dari Bumi. Istilah ini sangat dikenal oleh semua orang yang melaksanakan O daimoku, tetapi orang-orang dari sekte Buddhis lain tidak mengenal istilah ini. Ini disebabkan istilah Bodhisattva Muncul dari Bumi, baru pertama kali diungkapkan dalam Saddharma Pundarika Sutra, dalam Bab Boddhisattva Muncul dari Bumi Bahkan para Bodhisattva dan para Buddha yang berkumpul dalam pesamuan angkasa, atau yang disebut Koku-ye, tidak mengetahui tentang keberadaan Bodhisattva ini. Hanya Buddha Sakyamuni yang mengetahuinya. Ketika itu, Buddha Sakyamuni sedang mempertimbangkan tentang penyebarluasan Dharma setelah kemoksaannya atau PariNirvana. Kemudian, Ia bertanya, Siapa yang akan membabarkan Saddharma Pundarika Sutra ini di Dunia Saha? Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Aku akan segera memasuki PariNirvana. Pada waktu itu, para Bodhisattva yang datang dari segala penjuru di alam semesta berkata kepada Sang Buddha, Yang Maha 1

2 Agung, Janganlah khawatir! Jika Engkau memberikan ijin kepada kami untuk melindungi, menjaga, membaca, menghafal, dan menyalin sutra ini, dan membuat persembahan kepada sutra ini, kami dengan sepenuh hati akan membabarkannya di Dunia Saha ini setelah kemoksaanmu. Namun, Sang Buddha tidak memberikan kesempatan itu kepada mereka. Kutipan dari Saddharma Pundarika Sutra, Tidak, putera yang baik! Aku tidak ingin kamu melindungi atau menjaga sutra ini. Beberapa orang dari pesamuan menjadi bimbang, Kenapa tidak? Sehingga Sang Buddha menjelaskan kepada mereka, Karena disini terdapat Bodhisattvamahasattvas berjumlah enam puluh ribu kali banyaknya pasir-pasir di Sungai Gangga dalam Dunia Saha ini. Sang Buddha menginginkan para Bodhisattva yang tinggal dalam Dunia Saha ini yang akan membabarkan Dharma pada masa mendatang. Oh, Aku tahu, pada awalnya memang sulit dimengerti. Sama seperti mereka, aku juga ingin memprotes Sang Buddha. Namun, Sang Buddha ingin membuat para Sangha mengerti tentang pikirannya bahwa para Bodhisattva itu lahir di Dunia Saha, sehingga dapat membimbing orang-orang yang tinggal didalam dunia yang sama untuk mencapai KeBuddhaan. Pikiran dari Sang Buddha ini membuat aku Ketika kedua Buddha (Sakyamuni dan Prabhutaratna) duduk berdampingan dalam stupa pusaka, Aku, Nichiren, menyebarluaskan Daimoku (Namu Myoho Renge Kyo), yang telah diberikan kepada Bodhisattva Jogyo (oleh Sang Buddha). Aku ingin tahu apakah Aku adalah seorang utusan dari Bodhisattva Jogyo? ingat akan Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln yang menyatakan, Pemerintah dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat. Para peserta pesamuan angkasa pasti mempunyai pemikiran yang sama seperti Lincoln. Kemudian dari dalam bumi Dunia Saha, bergetar dan terbelah, dan Bodhisattva yang tak terhingga muncul dari dalamnya secara serentak. Mereka datang ke angkasa dimana pesamuan sedang dilaksanakan. Mereka ini disebut Jiyu-no-Bosatsu, atau Bodhisattva Muncul dari Bumi. Diantara mereka semua, terdapat Empat orang pemimpin yakni: 1. Jogyo ( ), 2. Muhengyo ( ), 3. Jogyo ( ), dan 4. Anryugyo ( ). Dan mereka merupakan pemimpin tertinggi dari seluruh Bodhisattva tersebut. Dalam Maha Mandala Gohonzon, Empat Bodhisattva itu diabadikan, dua orang disisi kiri dari Buddha Sakyamuni Buddha dan dua lainnya disisi kanan dari Buddha Prabhutaratna. Dalam kuil, kita juga dapat melihat rupang kayu dari ke-empat Bodhisattva tersebut dihadapan kita. Namun, posisi mereka harus menghadap kearah Buddha Sakyamuni dengan tangan membentuk Anjali Mudra (Gassho). Karena mereka adalah m e r u p a k a n p e r w a k i l a n d a r i Bodhisattva yang tak terhingga yang muncul dari bumi, mereka dengan gembira menghadap Sang Buddha dan siap mendengarkan pembabaran Sang Buddha tanpa lupa satu kata pun juga. Menanggapi mereka, Buddha Sakyamuni menugaskan para Bodhisattva agung, yang dipimpin oleh Bodhisattva Jogyo seperti yang dinyatakan dalam Bab.XXI, Saddharma Pundarika Sutra, Jaga, baca, hafal, babarkan dan salin sutra ini, dan laksanakan sesuai dengan ajaran tersebut dengan sepenuh hati mu setelah kemoksaanku.. Sekarang, mari kita fokus pada dua kutipan kalimat berikut dipimpin oleh Bodhisattva Jogyo dan setelah kemoksaanku. Nichiren Shonin membaca kutipan ini dalam Saddharma Pundairka Sutra dan mengetahui bahwa ini adalah jalan bagi orang-orang yang hidup pada masa akhir dharma dan juga sebagai pesan dari Sang Buddha. Lebih lanjut, Ia merasa sebagai salah satu dari Bodhisattva Muncul dari Bumi dalam masa akhir dharma ini. Nichiren Shonin menyatakan dalam sebuah surat kepada Shijo Kingo, Ketika kedua Buddha (Sakyamuni dan Prabhutaratna) duduk berdampingan dalam 2

3 stupa pusaka, Aku, Nichiren, menyebarluaskan Daimoku (Namu Myoho Renge Kyo), yang telah diberikan kepada Bodhisattva Jogyo (oleh Sang Buddha). Aku ingin tahu apakah Aku adalah seorang utusan dari Bodhisattva Jogyo? Nichiren Shonin telah berjalan diatas jalan pelaksanaan Saddharma Pundarika Sutra sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sang Buddha. Kesadaran dan pengalamannya sebagai seorang pelaksana dinyatakan dalam surat kepada Uemondayu, Diantara kelima aksara: Shi ( ), Nin ( ), Gyo ( ), Se ( ), Ken ( ), atau seseorang yang melaksanakan dalam masyarakat, siapakah yang kamu pikirkan tentang wujud dari Nin( )? Aku mengerti bahwa orang ini haruslah kelahiran dari Bodhisattva Jogyo. Nichiren Shonin sendiri tidak pernah menyatakan secara langsung bahwa Ia adalah kelahiran dari Bodhisattva Jogyo dalam tulisannya. Namun, kita menyebut pendiri kita dengan sebutan, Namu Honge Jogyo Koso Nichiren Daibosatsu, atau Yang Dimuliakan Pendiri Kami, Maha Bodhisattva Nichiren Shonin, perwujudan Bodhisattva Jogyo, yang telah mencapai pencerahan dari Buddha Abadi Sakyamuni Buddha, karena kesadarannya tersebut diatas. Nichiren Shonin lahir dalam Masa Akhir Dharma dan mencurahkan hidupnya untuk menyelamatkan umat manusia. Sebagai bentuk ketegasan dalam perwujudan dari Bodhisattva Jogyo, ia menuliskan nama Nichiren dengan tegas dan jelas dalam setiap suratnya. Dan perlu diingat bahwa Nichiren Shonin menyebut kita semua, Semua orang yang menyebut Odaimoku adalah Bodhisattva Muncul dari Bumi. Gassho. Catatan : Nichi-Gatsu-Ge, kutipan Matahari dan Bulan. Ini adalah bagian kutipan dari Bab.XXI, Saddharma Pundarika Sutra, Nyo Nichi Gatsu Kyo myo No jo Sho Yu myo Shinin Gyo Seken No metsu Shujo An. Semua orang yang membabarkan Saddharma Pundarika Sutra setelah kemoksaan Sang Buddha akan dapat melenyapkan kegelapan dari seluruh mahluk hidup di dunia, dimana ia tinggal, bagaikan cahaya matahari dan bulan yang melenyapkan segala kegelapan. B u d d h a S a k y a m u n i memberikan kutipan kalimat ini kepada Bodhisattva Muncul dari Bumi, dan menerima tugas penyebarluasan Saddharma Pundarika Sutra dari Sang Buddha. Nichiren Shonin menyadari dirinya adalah perwujudan dari Bodhisattva Jogyo, pemimpin dari Bodhisattva Muncul dari Bumi. Kita mengerti kutipan Matahari dan Bulan ini sangat penting, ini menunjukkan posisi dari Nichiren Shonin. JANJI MURID-MURID NICHIREN SHONIN Kami selalu mengingat Saddharma Pundarika Sutra sebagai sebuah pengalaman pribadi dari Nichiren Shonin yang memberikan pondasi dalam hidup kami. Buddha Sakyamuni Buddha, selalu berusaha untuk menyelamatkan semua mahluk hidup semenjak masa lampau yang jauh, Guru Sejati yang selalu memberikan Kebijaksanaan dan Maitri KarunaNya. Kami menaruh kepercayaan sepenuh hati kepadanya. Namu Myoho Renge Kyo untuk memperkuat Jiwa Buddha Sejati yang ada dalam diri setiap orang dan menciptakan Tanah Buddha. Kami selalu mengingat Beliau sebagai Guru kami dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.. Nichiren Shonin membuat janji untuk memperkuat Jiwa Buddha Sejati' setiap orang dan membangun Tanah Buddha. Kami selalu mengingat Beliau sebagai Guru kami dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. "Diantara kelima aksara Shi, Nin, Gyo, Se, Ken, atau seseorang yang melaksanakan dalam masyarakat, siapakah yang kamu pikirkan tentang wujud dari Nin? Aku mengerti bahwa orang ini haruslah kelahiran dari Bodhisattva Jogyo." -OO- -OO- -OO- -OO- Kami selalu menyadari bahwa kami adalah anak-anak dari Buddha dan tinggal bersamasama dengan yang lainnya untuk mencari Kebenaran Sejati. 3

4 Nichiren Shonin dan Gunung Hiei "Hondo" Baru dari Kuil Joko-in, Yokawa, Gunung Hiei M aha Guru Dengyo, Saicho pada tahun Enryaku ke- 11 ( ) m e n d i r i k a n Kuil Enryaku Ji di Gunung Hiei. Kuil Enryaku-ji adalah Kuil Pusat dari Tendai-shu (Sekte Tendai). Terdapat tiga daerah suci utama yang berhubungan dengan Gunung Hiei, yakni Todo (Timur), Saito (Barat), Yokawa dan juga sebelas perkampungan lainnya. Kuil ini akan merayakan ulang tahunnya yang ke- 1,200 tahun Tendai Shu tahun 2006 ini. Kuil Enryaku-ji sangat makmur dan terkenal pada abad pertengahan sebagai lembaga pendidikan Buddhisme Jepang. Para pendiri berbagai macam sekte Buddhis baru sepanjang periode Kamkura seperti Nichiren (Nichiren Shu), Honen (Jodo Shu), Shinran (Jodo Shin Shu), Dogen (Soto Zen Shu), Eisai (Rinzai Zen Shu), Ippen (Ji Shu) dan lain-lainnya pernah belajar dikuil ini. Buddhisme dikembangkan sesuai dengan gagasan dari Kuil Enryaku-ji. Nichiren Shonin dilahirkan di Propinsi Awa, pantai timur Jepang. Ia berkunjung dan belajar diberbagai kuil di Nara dan Kyoto dari umur 21 sampai 32 tahun. Ia belajar Saddharma Pundarika Sutra di Gunung Hiei. Selama Ia belajar di Gunung Hiei, Nichiren Shonin tinggal Ket. Konpon Chodo, Kuil Enryakuji, Gunung Hiei. Maha Guru Dengyo, Saicho ( ), pendiri dari Tendai Shu, membangun kuil pada tahun 788. di daerah Yokawa. Sebuah peta dari Gunung Hiei telah digambar pada awal periode Muromachi ( ), berisi sebuah tanda, sebagai bukti bahwa Nichiren Shonin pernah tinggal di Yokawa selama masa pembelajarannya. Pada bagian sebelah kanan akhir peta, terdapat sebuah tempat yang disebut Kabodani, (Perkampungan Kabo). Sebuah gambar monumen batu dilukiskan disini. Tertulis dalam monumen itu dalam tulisan kanji Nichiren Sekito, yang diterjemahkan sebagai Monumen Batu Nichiren. Disamping itu dilukiskan sebuah monumen yang mencantumkan nama sebuah kuil, Keko-bo. Ichinyo-in Nichiju, Kepala Bhiksu ke-20, Kuil Kuon-ji, Gunung Minobu, menulis sebuah tesis ajaran, Kenmon-Guan-ki pada masa akhir hidupnya. Ia berkata bahwa ia pernah ke Kyoto pada tahun Eiroku ke-33 (1570) dan belajar di kuil dalam daerah tersebut. Selama tinggal di Kyoto, Nichiju pergi ke Gunung Hiei dan berkunjung ke Keko-bo, dimana Nichiren Shonin pernah tinggal. Ia juga menemukan sebuah Monumen 4

5 Batu Nichiren dekat Keko-bo. Nichiju mempersembahkan dupa dan lilin kepada monumen tersebut, dimana ia bermimpi ketemu dengan Nichiren Shonin. Pada tahun Genki ke-2 (1571), tahun berikutnya, Penguasa Oda Nobunaga membakar habis Kuil Enryaku-ji, Keko-bo dan kuil-kuil lainnya di Gunung Hiei, dengan tujuan menghancurkan seluruh kekuatan politik dari para bhiksu Gunung Hiei. Monumen Batu Nichiren dibawa dari Gunung Hiei ke Kyoto oleh Yamamoto Iwakura, dan diberikan kepada Kuil Myokaku-ji. Monumen itu masih ada, berdiri di halaman dari Kuil Myokaku-ji sampai hari ini. Kuil Keko-bo berubah nama menjadi Joko-in (Kuil Cahaya Kemurnian) setelah itu Nobunaga membakar habis kuil ini, dan merubah namanya menjadi Kuil Joko-in (Kuil Cahaya Selamanya). Pada tanggal 19 Oktober 2005, untuk memperingati 750 tahun Nichiren Shu, sebuah upacara pembukaan besar untuk aula utama baru (Hondo) dari Kuil Joko-in telah dilaksanakan oleh lima ratus bhiksu dan umat awam juga hadir meramaikan acara tersebut. Kuil Joko-in akan digunakan sebagai pusat Ket.(Atas) Hondo baru, Aula Utama Kuil Joko-in di Yokawa; (Tengah) Lukisan Nichiren Shonin yang tersimpan di Tendai Shu, Kuil Enryaku Ji; (Bawah) Peta Gunung Hiei, dengan keterangan mengenai tempat Monumen Batu Nichiren. pelaksanaan Nichiren Shu di bagian barat Jepang. Gassho. Catatan: Nichiren Shu sampai saat sekarang terus menjaga hubungan baik dengan Tendai Shu, baik di Jepang maupun di China. Kerjasama ini berupa pengembangan ajaran Saddharma Pundarika Sutra, dan pada permulaan banyak bhiksu Tendai Shu yang bergabung dengan Nichiren Shu, sehingga banyak kuil-kuil Nichiren Shu mempunyai sejarah yang berkaitan erat dengan Tendai Shu. 5

6 Seri Pelajaran Mahayana Sumber : Berbagai bahan dan buku-buku Mahayana Penerjemah dan rangkuman oleh : Josho S.Ekaputra MUDRA PARA BUDDHA ( BAGIAN. i) Catatan Redaksi : Mudra yang dibahas dalam artikel ini, hanya sedikit dari sekian banyak mudra dari para dewa, bodhisattva, dan Buddha. M udra adalah suatu model komunikasi oral dan ekspresi diri, terdiri dari isyarat tangan secara simbolik dan bentuk gaya jari. Mereka adalah tanda simbolik yang didasarkan pada model isyarat jari tangan, tetapi hal ini dilakukan bukan untuk mempersingkat percakapan, tetapi adalah untuk memunculkan ide atau gagasan dalam pikiran sebagai simbol kekuatan energi dari para dewa-dewi, bodhisattva dan para Buddha itu sendiri. Komposisi mudra itu sendiri terdiri dari gerakan dari jari, yang memberikan pemaknaan tertentu, dan lebih efektif dibandingkan dengan sebuah percakapan. Terdapat berbagai macam posisi tangan yang digunakan dalam literatur Buddhis dan lukisan di India, Tibet, China, Korea dan Jepang. Mereka menunjukkan tentang hati kepercayaan dalam sebuah jalan yang sederhana dari alam dan fungsi pelambang dari para dewa-dewi. Mudra juga merupakan penjelmaan dari energi para dewa Ket. Salah satu bentuk Dhyani Mudra itu sendiri. Mereka juga selalu digunakan oleh para bhiksu dalam pelatihan spiritual, ritual meditasi dan konsentrasi, dan dipercaya akan memberikan kekuatan permohonan kepada para dewa-dewi. Tetapi sebuah mudra digunakan tidak hanya sebagai sebuah ilustrasi dan pelambang makna dari sebuah upacara esoterik. Ia juga memberikan sebuah gambaran yang jelas, gerakan dalam sebuah tarian, atau model meditasi. Dalam bentuk tertinggi, ia adalah simbol gaib yang dapat mengerakkan kekuatan yang tidak kelihatan kedalam bentuk nyata. Pengertian lain yang juga menarik dari mudra, adalah rahasia dibalik kelima jari tangan kita. Setiap jari mempunyai pengertian dan makna tersendiri, sebagai lambang dari salah satu dari lima elemen alam yakni langit, angin, api, air dan bumi. Setiap unsur dialam semesta ini adalah kombinasi dari kelima unsur tersebut. Hubungan diantara unsur-unsur tersebut dilambangkan 6

7 dalam mudra dan mewakili kekuatan para dewa. Berikut kita akan membahas beberapa mudra dalam Buddhisme: 1. Dharmachakra mudra D harmachakra dalam bahasa sanskrit bermakna Roda Dharma. Mudra ini adalah salah satu simbol terpenting dalam kehidupan Sang Buddha, Ia diajarkan pertama kali setelah Ia mencapai Pencerahan. Mudra ini melambangkan gerakan untuk memutar Roda Dharma. Dharmachakra Mudra dalam bahasa Jepang disebut: Tenborin-in, Chikichi-jo, Hoshinseppo-in; dan bahasa China: Juanfalun Yin. Mudra ini memiliki beberapa nama lain seperti: Vitarka, Karana, dan Vyakhyana. Dalam literatur Jepang, istilah Seppou-in kemungkinan adalah terjemahan dari istilah Vyakhyana. Para sarjana Jepang percaya bahwa Tenbourin-in (Skt. Dharmacakra Mudra) dan Seppouin (Skt. Vyakhyana Mudra), adalah sama. Dikatakan bahwa sambungan antara ibu jari dan telunjuk melambangkan Tubuh Dharma (Jpn.Hosshin; Skt. Dharmakaya). Gabungan antara ibu jari dan jari tengah dikatakan melambangkan "Tubuh Sejati" (Jpn. Houjin; Skt. Sambhogakaya), dan gabungan ibu jari dan ketiga jari melambangkan "Tubuh Perwujudan" (Jpn: Oujin; Skt. Nirmanakaya). Tetapi terdapat berbagai macam pemaknaan terhadap mudra ini dibeberapa negara. Mudra ini dibentuk dengan kedua telapak tangan berada didepan dada, tangan kanan menghadap kedepan dan tangan kiri menghadap kedalam; jari kelingking tangan kiri menyentuh ibu jari tangan kanan membentuk lingkaran kecil dan tiga jari kanan lainnya bebas, sedangkan di tangan kiri, ibu jari dan jari telunjuk menyentuh membentuk lingkaran kecil (lihat gambar). Tiga jari dari tangan kanan melambangkan Tiga Kendaraan dalam ajaran Buddha. Dan Jari tangan kiri melambangkan Tiga Pusaka dalam Buddhisme, yakni Buddha, Dharma dan Sangha. Mudra ini diletakkan didepan hati, melambangkan bahwa ajaran ini keluar dari hati Sang Buddha. Namun tidak ada bentuk baku untuk hal ini dibeberapa negara bisa saja berbeda. Mudra ini sering terlihat dalam rupang Dhyani Buddha Vairochana dan Buddha Sakyamuni. Vairochana dipercaya merubah segala bentuk ilusi menjadi kebijaksanaan. BERSAMBUNG Dharmachakra Mudra Buddha Vairochana, dengan Dharmachakra Mudra 7

8 Writing of Nichiren Shonin, Doctrine 2 Edited by: George Tanabe, Jr Compiled by: Kyotsu Hori Terjemahan Indonesia oleh: Josho S.Ekaputra Terbitan: Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association Distributed by: University of Hawai'i Press "Kaimoku sho" BAB.XV TIGA JANJI AGUNG PENDAHULUAN K aimoku-sho ditulis pada bulan dua tahun Bun ei kesembilan (1272), ketika Nichiren Shbnin berusia 50 tahun, ketika itu salju menutupi Aula Sammaido di Tsukahara, Pulau Sado. Sejak menjalani kehidupan untuk menyebarluaskan O Daimoku di Kamakura pada tahun Kencho kelima (1253) pada usia 31 tahun, Nichiren mulai mendapat sejumlah penganiayaan beruntun, pada tahun 1260 setelah Ia memperingatkan Pemerintah Shogun Kamakura dengan risalah Rissho Ankoku-ron (Menyebarkan Kedamaian Keseluruh Negari Melalui Penegakkan Ajaran Sesungguhnya). Pada tanggal 12 bulan kesembilan tahun Bun ei kedelapan (1271), Ia telah ditangkap, dan dihukum buang ke Pulau Sado. Namun, pada malam hari sebelum pembuangan, Ia telah dihukum pancung disebuah tempat yang disebut Tatsunokuchi, pantai diluar Kamakura, tetapi Beliau dapat lolos dari hukuman mati ini. Nichiren kemudian dikirim ke Pulau Sado, tiba di Aula Sammaido pada bulan ke-sebelas. Segera Ia mulai menulis risalah ini untuk menceritakan kejadian yang terjadi kepada para pengikutnya, sebagaimana yang dikatakannya, bahwa Saddharma Pundarika Sutra adalah ajaran untuk menyelamatkan manusia pada Masa Akhir Dharma (mappo). Judul dari risalah ini adalah Kaimoku (Membuka Mata), dengan tujuan penulisan: mendorong orang-orang agar terbuka matanya untuk menerima Saddharma Pundarika Sutra adalah ajaran untuk menyelamatkan semua mahluk hidup yang hidup pada Masa Akhir Dharma (Membuka Rahasia Kebenaran Dharma) dan Nichiren, sendiri adalah seorang guru yang telah diramalkan dalam sutra ini, bahwa akan muncul pada Masa Akhir Dharma untuk membimbing orang-orang dengan Dharma Sesungguhnya (Membuka Rahasi Guru Sebenarnya). Secara umum, tulisan ini dapat dibagi dalam tiga bagian. Bagian I, Kata Pendahuluan (Bab 1-3), menekankan tentang pentingnya Buddhisme, khususnya Saddharma Pundarika Sutra, sebagai inti dari Spiritual peradaban yang meliputi Konfucu dan Ajaran Non Buddhis. Bagian II, Ceramah Utama (Bab 4-16), menjelaskan bahwa Saddharma Pundarika Sutra adalah cermin bersih yang memperlihatkan (meramalkan) mengenai Dunia Iblis dalam Masa Akhir Dharma, dimana Beliau menunjukkan bukti kebenaran dari ramalan dalam sutra ini, yang ditunjukkan dengan pelaksanaan Saddharma Pundarika Sutra oleh Nichiren dan sebagai hasilnya mendapat berbagai macam penganiayaan. Terakhir, Bagian III, Terakhir (Bab 17-18), Beliau membicarakan tentang akan tersebarluasnya ajaran Saddharma Pundarika Sutra pada masa mendatang. ISI GOSHO a ku ingin tahu kenapa mendapatkan penganiayaan? Seandainya memang tidak pernah memfitnah Saddharma P u n d a r i k a S u t r a d a l a m kehidupan sebelumnya dan dalam kehidupan sekarang ini sedang mempertahankannya. Seseorang yang pernah menuduh bahwa Ia telah melakukan kesalahan duniawi, atau tidak, pasti akan menerima akibatnya. Iblis Asura yang menyerang Dewa Indra dalam seketika dipukul mundur dan burung raksasa konji-cho yang menyerang Danau Anokuda telah dibunuh oleh Raja Naga seketika. Maha Guru T ien-t ai dalam risalah Hokke Gengi (makna dan arti 8

9 R Tiang, "Tidak perduli meskipun Aku ditinggalkan oleh para dewa-dewi dan berapa banyak kesulitan yang akan Aku hadapi, Aku akan mempertahankan Saddharma Pundarika dengan mengorbankan hidupku sendiri. Berbagai macam kesulitan adalah bagaikan debu yang diterbangkan angin. Aku tidak akan mengingkari janjiku untuk menjadi Mata dan Bathera Negara Jepang" mendalam dari Saddharma Pundarika Sutra), paragraph 6, menyatakan: Masalah dan penderitaan kami dalam dunia ini adalah berkaitan dengan segala karma buruk dalam kehidupan lampau, dan karunia kebajikan atas segala pelaksanaan kami dalam hidup ini akan diterima pada kehidupan mendatang. Hal ini juga dikatakan dalam Shinjikan-gyo (Sutra Meditasi dalam Dasar): Karma buruk atau kebajikan kita pada masa lampau dapat dilihat dalam kehidupan sekarang; keberuntungan kita pada masa mendatang dapat dilihat dari pelaksanaan kita pada masa sekarang, dan dalam Bab Bodhisattva Sadaparibhuta Saddharma Pundarika Sutra dikatakan; Dengan demikian, Bodhisattva membuat pengantian atas karma buruk masa lampau. Ini menandakan bahwa Bodhisttva Saddaparibhuta (Fukyo), yang diserang dengan batu dan kayu karena karma buruk pada masa lampau. Ini juga menjelaskan bahwa mereka yang akan terjatuh kedalam neraka dalam kehidupan selanjutnya, tidak menerima akibat bahkan untuk karma buruk berat dalam kehidupan ini. Sebagai contoh, beberapa orang icchantika bahkan tidak menerima akibat. Perihal tentang orang-orang seperti itu, juga dinyatakan dalam Sutra Nirvana bahwa Bodhisattva Kasyapa memberitahukan kepada Sang Buddha, Bagaikan sinar cahaya matahari yang mencapai hati semua orang melalui poripori kulit mereka, ajaran Buddha menjangkau semuanya, menanam Bibit kebuddhaan dalam diri mereka. Bodhisattva tersebut bertanya kepada Sang Buddha: Yang Maha Agung! Bagaimana kami dapat menanam Bibit KeBuddhaan dalam diri seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk mencapai KeBuddhaan? Sang Buddha menjawab: Seandainya terdapat seseorang, yang setelah mendengarkan Sutra Nirvana, tidak berkeinginan untuk mencapai KeBuddhaan dan kemudian menfitnah Dharma Sejati. Orangorang seperti itu akan bermimpi hal yang menakutkan tentang iblis raksasa pada malam hari, dimana iblis itu akan mengancam membunuh dia jika ia tidak segera berkeinginan untuk mencapai KeBuddhaan. Seandainya ia, takut, dan berubah pikirannya dan mulai berkeinginan untuk mencapai penerangan, orang seperti itu adalah seorang Bodhisattva agung. Demikianlah, tanpa kecuali termasuk orang-orang jahat, yang menfitnah Dharma Sejati, mereka akan mendapatkan mimpi seperti ini dan akan menyesali kebodohan mereka. Sutra Nirvana juga menyatakan bahwa orang-orang icchantika tidak akan berkeinginan untuk mencapai penerangan. Hal ini sama seperti tidak akan ditemukan air dalam pohon mati dan pergunungan batu, atau bagaikan bibit rusak yang tidak akan tumbuh meskipun pada musim hujan; atau bagaikan permata suci tidak akan bisa membersihkan air kotor; atau bagaikan racun yang masuk kedalam tubuh manusia ketika ditangani oleh tangan yang terluka; dan bagaikan hujan lebat tidak bersisa di langit biru. Sejumlah kiasan ini dikutip dari sutra yang menunjukkan bahwa orang-orang icchantika tidak akan mendapatkan akibatnya didunia ini, karena secara tegas bahwa mereka akan segera jatuh kedalam neraka tidak terputus-putus (Avici) setelah kehidupan ini. Hal ini bagaikan Raja Chieh dari Hsia dan Raja Chou dari Yin (Shang) pada masa China kuno yang terkenal akan nama buruknya. Bencana alam tidak terjadi selama pemerintahan mereka, hal ini bagaikan segala peraturan mereka menghancurkan semua karma buruk. Sekarang dapat dikatakan bahwa Dharma Sejati telah difitnah dan para dewa pelindung telah meninggalkan Negara Jepang. Sebagai hasilnya, para pemfitnah Dharma Sejati tidak menerima akibat perbuatannya tetapi ditinggalkan oleh para pelindung dan dihadapkan pada kesulitan besar. Apa yang dikatakan dalam Konkomyo-kyo (Sutra Kemuliaan): Jumlah orang yang melaksanakan Dharma Sejati hanya sedikit ini menunjukkan negara ini sekarang, ketika terjadinya pemfitnahan Dharma. Aku telah menjelaskan secara panjang lebar dalam Rissho ankoku-ron (Risalah Menyebarkan Kedamaian Keseluruh Negari Melalui Penegakkan Ajaran Sesungguhnya ). Analisa terakhir, tidak perduli meskipun Aku ditinggalkan oleh para dewa-dewi dan berapa banyak kesulitan yang akan Aku hadapi, Aku akan mempertahankan Saddharma Pundarika dengan mengorbankan hidupku sendiri. 9

10 Sariputra tidak dapat mencapai KeBuddhaan setelah melaksanakan Jalan Bodhisattva selama enam puluh kalpa karena ia tidak dapat menahan kesulitan yang diberikan oleh Dewa Brahman, yang meminta matanya. Mereka yang telah menerima Bibit KeBuddhaan dari Buddha Abadi dan Buddha Daitsuchisho (Kebijaksanaan Universal Agung) pada masa kalpa yang tak terhitung yang lalu, tidak dapat mencapai KeBuddhaan selama 500 atau 3,000 asamkheya kalpa koti (gohyaku jindengo atau sanzen jindengo) sampai mereka mendengarkan pembabaran Saddharma Pundarika Sutra di Gunung Gridhrakuta dalam dunia ini. Ini karena mereka telah tersesat oleh teman buruk untuk memfitnah Saddharma Pundarika Sutra yang menyebabkan mereka terjatuh kedalam neraka. Aku akan membuat sebuah janji. Bahkan jika seseorang berkata bahwa ia akan membuat Aku menjadi penguasa Negara Jepang dengan syarat Aku harus membuang Saddharma Pundarika Sutra dan harus menerima Kammuryo-ju-kyo (Sutra Meditasi Buddha Hidup Tanpa Batas) untuk keselamatan hidupku dalam kehidupan selanjutnya, atau bahkan jika seseorang mengancam bahwa ia akan menganiaya kedua orangtuaku jika aku tidak menyebut Namu Amida-butsu, dan tidak perduli berapa banyak kesulitan besar yang akan menimpaku, Aku tidak akan mengalah terhadap mereka sampai seorang yang arif bijaksana dapat mengalahkan Aku dengan alasan yang tepat. Berbagai macam kesulitan adalah bagaikan debu yang diterbangkan angin. Aku tidak akan mengingkari janjiku untuk menjadi Tiang, Mata dan Bathera Negara Jepang. Gassho. A Collection of Nichiren Wisdom, Volume 1 Terbitan: Nichiren Buddhist International Center Diterjemahkan oleh: Josho S.Ekaputra Buddha Dharma Melayani majikan dalam pekerjaanmu berarti telah melaksanakan ajaran Saddharma Pundarika Sutra, Sutra mengatakan bahwa pada kenyataan yang tidak terbatas bahwa politik dan ekonomi tidaklah bertentangan. (Dannotsu Bo Gohenji, latar belakang 11 April 1278, di Gunung Minobu, Showa Teihon, p. 1493) Penyebarluasan Dharma Sungai bersama-sama membentuk lautan. Partikel debu tak terhingga membentuk Gunung Sumeru. Ketika Aku, Nichiren memulai hati kepercayaan dalam Saddharma Pundarika Sutra, ini bagaikan menjatuhkan setetes air atau sebuah partikel debu di Jepang. Namun, ketika menyebut sutra ini dan menyebarluaskannya kepada dua, tiga, sepuluh, sejuta, dan kemudian milyaran orang, ia akan berkembang menjadi sebuah penerangan sempurna Gunung Sumeru, atau lautan besar Nirvana. Tidak ada cara lain selain ini untuk mencapai KeBuddhaan. (Senji Sho, latar belakan Juni 1275, di Gunung Minobu, Showa Teihon, p.1054) Buddha Dharma dan Hukum Duniawi Ketika Buddha Dharma tidak dipahami secara tepat dan tidak dipercayai dengan benar, maka hukum duniawi pun menjadi kacau. Buddha Dharma bagaikan tubuh, sedangkan hukum duniawi bagaikan bayangannya. Ketika tubuhnya bengkok, maka bayangannya pun menjadi bengkok. (Shokyo to Hokekyo tono Nan-i no Ji, latar belakang; 26 mei 1280, Di Gunung Minobu, Showa Teihon, p.1752) Menghargai Sejak Aku lahir ditanah dibawah kekuasaan Bupati Hojo, badanku kelihatan mengikutinya; namun Aku tidak dapat mematuhi dia dalam hati.(senji Sho) 10

11 Bimbingan Oleh: YM.Bhiksuni Myosho Obata (Bhiksuni Pembimbing Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Taiwan) KAIDAN "TEMPAT PEMBABARAN DHARMA" K aidan secara literatur berarti tempat dimana seseorang yang percaya pada Buddha menerima pengajaran Buddha. Kaidan di India terbuat dari sebuah gundukan tanah atau bukit kecil setinggi enam puluh sentimeter dan sekitar tiga meter persegi. Taohsuan yang belajar ajaran Buddha, dan mendirikan Sekte Lu di China pada tahun 615. Ia membuat tempat pengajaran, yang merupakan modifikasi dari Kaidan di India, hal ini karena Sekte Lu adalah sekte Buddhisme Semi Mahayana. Ch ien-chen yang telah memperkenalkan Sekte Ritsu (Ritsu Shu) di Jepang dan mendirikan sebuah Kaidan di Kuil Todai Ji di Nara pada tahun 754. Saicho, pendiri dari Tendai Shu di Jepang, meminta kepada pemerintah untuk membuat Kaidan bagi para bhiksu Tendai Shu yang didasarkan pada Saddharma Pundarika Sutra. Keinginannya baru terwujud setelah kematiannya, kaidan itu didirikan di Gunung Hiei. Nichiren Shonin menyatakan bahwa Kaidan di Gunung Hiei didirikan untuk para Bhiksu yang bertugas menyelamatkan orangorang pada Masa Persamaan Dharma, dan Kaidan yang baru harus didirikan untuk para bhiksu untuk menyelamatkan orang-orang yang hidup pada Masa Akhir Dharma. Ia kemudian mewujudkan Hommon no kaidan untuk menerima ajaran dan pelaksanaan ajaran pokok Saddharma Pundarika Sutra bagi manusia pada Masa Akhir Dharma. Dalam Nichiren Shu Buddhisme, mereka yang mempertahankan Saddharma Pundarika Sutra dan meletakkan hati kepercayaan dalam O'daimoku dan melaksana dalam suatu tempat, maka seluruh tempat itu adalah Tanah Pusaka. Maha Mandala, Yang Maha Agung ditempatkan disana, serta semua orang akan menjaga Saddharma Pundarika Sutra dan Odaimoku dalam sepuluh ribu tahun Masa Akhir Dharma. Hal ini dibabarkan dalam Bab XXI, Saddharma Pundarika Sutra, "Dalam dunia manapun, dimana seseorang menjaga, membaca, menghafal, membabarkan, atau menyalin sutra ini, atau melaksanakan sesuai dengan ajaran tersebut, atau dalam tempat manapun, salinan sutra ini ditempatkan, baik dalam taman, dalam hutan, dibawah pohon, dalam biara, dalam rumah penganut, dalam aula, dalam gunung, di desa, atau di hutan belantara, sebuah stupa harus ditegakkan disini dan memberikan persembahan kepadanya, karena ketahuilah bahwa ditempat ini (dimana stupa ini berdiri) adalah Tempat Penerangan. Disini para Buddha mencapai Anuttarasamyaksambodhi (Penerangan Agung). Disini para Buddha, memutar Roda Dharma. Disini para Buddha memasuki Parinirvana. Berdasarkan hal tersebut, menurut Nichiren Shonin, Kaidan bisa berada dimana saja, dimana seseorang yang dengan sungguh hati melaksanakan penyebutan O'daimoku "Namu Myoho Renge Kyo." Gassho. Catatan Redaksi: Kaidan utama Nichiren Shu adalah Kuil Kuon-Ji, Gunung Minobu.Dan secara umum seluruh kuil dan rumah pengikut. 11

12 O Daimoku Membangkitkan Bibit KeBuddhaan Oleh: Josho S.Ekaputra No.17 / Pebruari 2006 p elaksanaan utama dalam Nichiren Shu Buddhisme adalah penyebutan O daimoku Namu Myoho Renge Kyo. Ini adalah pertapaan pokok kita, kemudian diikuti oleh Dokyo (membaca sutra), memahami dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Penyebutan O daimoku adalah memberikan kekuatan kepada jiwa sejati kita untuk dapat mengalahkan segala kesesatan atau hawa nafsu yang membelenggu pikiran. O daimoku adalah salah satu bentuk meditasi dengan tujuan mencapai Penyatuan Diri Dengan Alam Semesta. Tetapi dalam pelaksanaan O daimoku sering tidak maksimal, hal ini lebih pada faktor manusia yang melaksanakan, ketidakpahaman terhadap makna O daimoku. O daimoku dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, seperti duduk dan berjalan baik dengan bersuara maupun diam. Irama O daimoku pada dasarnya dapat dilaksanakan dengan kecepatan yang sesuai dengan masing-masing individu (kecuali ketika dilakukan secara berkelompok, harus menyesuaikan diri dengan pemandu O daimoku). Kita bisa memulai O daimoku dengan pelan, kemudian cepat atau turun lagi menjadi pelan. Hal terpenting dalam O daimoku adalah memahami makna dan fungsi sebenarnya dengan baik. Makna yang harus kita pahami tentang O daimoku adalah: 1. Odaimoku, adalah wujud dari hati kepercayaan yang tulus kepada Buddha Sakyamuni Abadi. 2. Odaimoku, adalah bukti kekuatan hati kepercayaan yang kokoh kepada Saddharma Pundarika Sutra 3. Odaimoku, adalah wujud janji agung kita sebagai murid Nichiren Shonin dan sebagai manifestasi dari Bodhisattva Muncul dari Bumi. Menyebut O daimoku adalah membuka diri kita untuk melihat dan merasakan bahwa semua mahluk hidup mempunyai Bibit KeBuddhaan, dan Kesadaran ini dapat diwujud nyatakan dalam prilaku, sikap dan pemikiran kita sehari-hari. Apakah itu Bibit KeBuddhaan? Bibit KeBuddhaan adalah mewujudkan kualitas jiwa sejati yakni jiwa yang penuh maitri karuna, menghancurkan ego pribadi serta hawa nafsu dan keterikatan. Bibit KeBuddhaan adalah Stupa Pusaka dalam diri kita, "yang harus dimunculkan" dan "dibuka", sebagaimana dibabarkan dalam BAB.XI Munculnya Sebuah Stupa Pusaka Saddharma Pundarika Sutra. "Munculnya Stupa Pusaka" berarti munculnya Bibit KeBuddhaan, dan "Dibukanya Stupa Pusaka" berarti membuka sifat-sifat KeBuddhaan dalam diri kita. Pada saat itu "pembabaran Dharma dilakukan diatas angkasa", ini berarti bahwa untuk memasuki Dharma Sejati harus dengan kesadaran yang tinggi. Nichiren Shonin mengatakan dalam surat kepada muridnya, Stupa pusaka adalah Abutsu-bo, dan Abutsu-bo adalah Stupa Pusaka. Bentuk nyata dari Stupa Pusaka adalah segala sifat-sifat Buddha dalam diri kita seperti cinta kasih, welas asih, simpati, ketenangan, kedermawan, kebaikan, kesabaran, 12

13 ketabahan, semangat, konsentrasi dan kebijaksanaan. Kekuatan O daimoku memunculkan Stupa Pusaka Sejati sehingga jiwa kita menjadi Bebas, Suci, Kuat dan Tenang. Inilah ciri seorang Bodhisattva Sejati. Pada tahapan ini, seseorang telah memasuki Tahapan Bodhisattva, yang suci, murni dan bebas serta pada akhirnya membawa kita pada Jalan Pencerahan. Orang sering bertanya, apa yang harus saya lakukan ketika O daimoku? Apakah saya harus memikirkan masalah yang ada? Atau saya tidak memikirkan apaapa? Kembali pada penjelasan diatas bahwa pahami makna O daimoku sebagaimana yang dituangkan dalam tiga poin diatas. Ketika kita melaksanakan O daimoku, kita berada dalam tahapan menyadari KeBuddhaan yang ada dalam diri kita, kita menyadari bahwa semua mahluk hidup mempunyai Bibit KeBuddhaan, kita menyadari bahwa Buddha Sakyamuni Abadi selalu bersama dan ada di Dunia Saha ini. Prajna hanya akan muncul, jika kita dapat memasuki hati dari Sang Buddha ketika O daimoku. Hati dari Sang Buddha adalah Maitri Karuna. Maitri Karuna hanya dapat muncul, jika kita dapat mengalahkan Ego Diri dan mengambil alih pikiran serta diisi dengan Dharma Sejati. Seseorang yang tidak mampu maitri karuna pada diri sendiri tidak mungkin dapat maitri karuna terhadap orang lain. Pencapaian Kesadaran adalah perjalanan pribadi, namun dalam perjalanan itu kita bisa membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama. Pada waktu O daimoku, lihatlah kedalam diri, renungkan semua sifat-sifat buruk kita, sadari kejahatan dari pikiran kita, dan kemudian kalahkan semua dengan kekuatan welas asih. Jadikan pelaksanaan O daimoku sebagai sesuatu yang istimewa, laksanakan dengan penuh kegembiraan, pikirkan bahwa kita sedang bertemu dengan Sang Buddha dan bahwa pada saat itu yang terpenting adalah kita bertemu dengan Buddha dalam diri kita sendiri. Dasar dari pelaksanaan O daimoku adalah Welas Asih. Welas asih pada diri sendiri dan semua mahluk hidup. O daimoku adalah pelaksanaan membersihkan segala kotoran yang membungkus Jiwa Yang Suci. Hal ini sama seperti kita mengasah dan membersihkan permata dari segala kotoran. O daimoku adalah pelaksanaan yang agung, oleh karena itu lakukan dengan penuh kesungguhan hati dan sikap yang baik. Sikap tubuh tidak boleh malas, cucilah muka, tangan, kaki dan berpakaian yang baik serta bersih, kita akan menghadap Buddha. Lakukan O daimoku dengan suara yang jernih, merdu dan menyenangkan. Keluarkan suara O daimoku dari dalam hati, pikiran dan badan kita. Kita bisa duduk bersila atau duduk diatas bangku, posisi punggung tegak lurus, mata terbuka ata tertutup, konsentrasikan pikiran, hati dan badan untuk setiap kali penyebutan. Rasakanlah suara O daimoku itu menembus masuk melalui telinga dan pori-pori, masuk jauh kedalam jiwa kita, memanggil Bibit KeBuddhaan agar muncul dan mengalahkan segala Ego kita. Pengunaan alat seperti drum, bel dan lain-lain hanya sebatas pemandu saja, yang terpenting adalah Hati, Pikiran dan Badan menjadi satu irama O daimoku. Buddhisme mengajarkan perubahan dimulai dari dalam diri setiap individu, ketika seorang individu berubah, maka keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara akan berubah. Oleh karena itu, kosenrufu dimulai dari dalam diri setiap orang, dalam mewujudkan perdamaian dunia, haruslah dimulai dari seseorang yang telah damai jiwanya. Seseorang yang masih penuh dengan amarah, egois, dan keterikatan hawa nafsu tidak akan mungkin dapat mewujudkan perdamaian dunia. Tanah Buddha itu ada dalam diri setiap orang, ketika kita mampu memunculkan KeSadaran Diri, maka Kekuatan Dunia Buddha; Bebas, Suci, Tenang dan Kuat akan mengisi relung hati dan memberikan kedamaian baik hati, pikiran dan badan kita. Inilah Kesadaran Buddha. Guru kita, Nichiren Shonin selalu mengatakan, "Sadarilah penderitaan sebagai penderitaan, dan kebahagiaan sebagai kebahagiaan." Untuk dapat mencapai tahapan ini harus terlebih dahulu mewujudkan kedamaian dalam diri kita (kosenrufu pribadi) sehingga ketika kita berada dalam penderitaan, kita mampu menyadarinya dan tidak terbawa oleh penderitaan itu, demikian juga sebaliknya. Sungguhlah egois jika kita menginginkan orang lain merasakan kedamaian, tetapi diri sendiri bellum mampu mencapainya. Diri yang tenang akan tercermin dalam lingkungan yang tenang bagaikan cahaya bulan yang indah terlihat dalam kolam. Pada masa akhir dharma, hanya melalui penyebutan O daimoku Namu Myoho Renge Kyo kita mampu memunculkan Tanah Buddha dalam diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Inilah keinginan luhur dan agung dari guru kita, Nichiren Shonin. Marilah kita laksanakan O daimoku dengan segala sikap dan prilaku yang benar, mari kita bersama mewujudkan keinginan luhur Nichiren Shonin. Gassho. 13

14 Legenda Nichiren Shonin Oleh YM.Bhiksu. Gyokai Sekido Sumber: Nichiren Shu News, terbitan Nichiren Shu Headquaters dan Kaigai Fukyo Koenkai Dirangkum dan diterjemahkan oleh Josho S.Ekaputra LEGENDA (BAG.6) NICHIREN SHONIN Catatan :Riwayat hidup Nichiren Shonin yang tepat dapat kita baca dari berbagai macam surat dan catatan masa lalu dan penelitian sejarah lainnya. Tetapi disini terdapat berbagai macam cerita legenda sehubungan dengan kehidupan Nichiren Shonin, dan akan Saya tuangkan dalam tulisan ini. Bertemu Kembali Dengan Dozen-bo G uru pertama dari Nichiren adalah Dozen-bo karena ia adalah bhiksu kepala dari Kuil Seichoji. Ia mempunyai pengharapan yang sangat tinggi terhadap Rencho, yang merupakan seorang murid yang sempurna. Ia berpikir bahwa Rencho dapat menjadi pengantinya sebagai kepala bhiksu dikuil tersebut. Namun, ketika Rencho kembali setelah beberapa tahun kemudian dari pembelajaran di pusat kota politik dan kebudayaan Jepang, Ia tidak mempunyai keinginan untuk mengantikan gurunya. Dozen-bo dan orang-orang di Kuil Seicho Ji dibuat bingung olehnya. Menurut legenda, ketika Ia kembali kerumah, disambut dengan penuh antusias oleh orang-orang disana. Rencho telah menyelesaikan beberapa tahun pembelajaran diberbagai tempat seperti Kamakura, Kyoto, Nara, dan memutuskan kembali ke rumah. Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya Ia tiba di rumah. Untuk pertama kalinya selama sepuluh tahun, Ia melihat lagi langit biru pantai dari semenanjung Boso, yang sangat Ia kenal. Sebuah pohon willow yang berada didepan pintu rumah, ketika Ia kecil sering memanjat pohon tersebut, sekarang telah tumbuh besar dan tinggi. Ini adalah tanda dari rumah orangtuanya. Ayahnya sangat gembira ketika Ia kembali. Ibunya menanggalkan sepatu yang dipakai dengan segera dan mencuci kakinya. Percakapan tentang perjalanan t i d a k a d a h a b i s n y a, d a n kegembiraan dari pertemuan itu lebih banyak dibandingkan tunas daun-daun yang tumbuh d i m u s i m s e m i. Ay a h n y a, kemudian menganjurkan Ia agar berkunjung ke Dozen-bo sesegera mungkin untuk melaporkan hasil pembelajarannya. Khawatir akan murid tercintanya, Dozen-bo sering mengirimkan orang untuk menanyakan tentang Rencho. Rencho berkunjung ke Kuil Seicho-ji untuk melaporkan kepada guru tentang kepulangannya kerumah. Dozen-bo tidak bisa bersabar menunggu kepulangan murid tersayangnya. Ia meninggalkan tempat duduknya dan berjalan disekeliling. Kemudian ketika ia melihat kedatangan muridnya, ia menyambutnya dengan penuh kegembiraan setelah sekian lama. Dengan penuh kegembiraan, i a m e n d e n g a r k a n R e n c h o 14

15 berbicara tentang pelatihan dan pembelajarannya. Sebuah acara menyambut kedatangannya dihadiri oleh para murid senior seperti Emmitsu-bo, Jokenbo, Gijo-bo dan juga para bhiksu muda dan anak-anak. Ayah Rencho diundang juga, dan ia berkunjung ke Kuil Seicho-ji. Karena berada didalam kuil, daging tidak dihidangkan, dalam acara makan vegetarian. Berbagai makanan lezat seperti tofu, butterbur, ganggang laut, jamur pasania. Kue beras manis dengan kacang dihidangkan setelah makanan utama. Ayahnya sangat senang atas keramah tamahan dan ia sangat berterima kasih kepada Dozenbo. Ini adalah sebuah kesempatan yang sangat mengembirakan, tetapi hati Rencho tertutup oleh awan gelap karena kebenaran dalam hatinya belum diungkapkan. Rencho pergi keatas puncak gunung, menghadap matahari pagi pada tanggal 28 April 1253, menyebut O Daimoku dan memproklamirkan berdirinya Nichiren Shu. Setelah itu, Rencho memberikan ceramah Buddhisme dihadapan pertemuan besar. Ia menyangkal semua ajaran dari masing-masing sekte Buddhisme. Ajaran Nembutsu, yang dilaksanakan di Kuil Seicho-ji juga disangkal tanpa pengecualian. Penguasa Tojo Kagenobu, seorang penganut Nembutsu, mendengarkan ceramah itu dan menjadi sangat marah. Pada saat itu, ia ingin membunuh Rencho. Dozen-bo, sangat khawatir akan keselamatan dari murid tercintanya, merencanakan agar Rencho dapat melarikan diri dari Kuil Seicho Ji. Murid senior sepreti Joken-bo dan Gijo-bo, menunjukkan jalan keseberang gunung, dan Ia pun keluar dari krisis pembunuhan. Dalam kenyataan, tidak ada sesuatu apapun yang dapat dilakukan oleh Dozen-bo, ia begitu takut akan kekuasaan dari Tojo Kagenobu. Ia menunjuk orang disekelilingnya untuk m e n y e l a m a t k a n R e n c h o. S e t e l a h Dozen-bo meninggal dunia pada tahun , N i c h i r e n Shonin menulis dan mengirimkan risalah Hoon-jo (Risalah Balas Budi), ke Kuil Seichoji, hubungan diantara keduanya pun menjadi pulih kembali. Menamakan Diri Sendiri Sebagai Nichiren R e n c h o m e n i n g g a l k a n Kuil Seicho-ji dan pergi ke Kamakura. Kota Ini adalah ibukota pemerintahan militer Kamakura dan pusat politik di Jepang pada waktu itu. Ia membangun sebuah rumah di kota itu, dan menyebarluaskan ajaran Saddharma Pundarika Sutra. Kemudian ia mengubah namanya menjadi Nichiren. Nichi berarti matahari, dan Ren berarti Pundarika (Teratai). Kita tidak mengetahui secara pasti kapan Ia mengubah namanya. Perubahan namanya sendiri, didasarkan pada cerita legenda yang ada. Setelah lepas dari pengejaran Tojo Kagenobu, Rencho merasa bahwa ia tidak dapat tinggal lebih lama lagi di Kominato, sehingga ia memutuskan untuk mengunjungi orangtuanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Ayah dan ibunya menunggu dia diluar pintu gerbang, mereka khawatir tidak dapat bertemu dengannya setelah kejadian huru hara di Kuil Seicho Ji. Ayahnya mengajak ia masuk kedalam rumah. Nichiren memberitahukan mereka tentang rencana kepergiannya ke Kamakura. OrangtuaNya menceritakan kepadanya tentang mimpi aneh yang mereka alami sebelum kelahirannya. Ketika ia akan lahir, ibunya bermimpi, bahwa dewa matahari muncul dari sebuah bunga teratai yang muncul dilaut. Pada saat yang sama, ayahnya juga bermimpi hal yang aneh, sekarang mereka mengerti bahwa itu adalah petanda lahirnya seorang yang suci. Mereka merasa bahwa perkataan anaknya dan tindakannya lebih terhormat dibandingkan sarjana dari berbagai macam sekte Buddhis lainnya, dan memberitahukan anaknya bahwa mereka memutuskan untuk menjadi bhiksu/bhiksuni. Mereka ingin menjadi murid putera mereka, merubah nama mereka; Ayahnya menjadi Myonichi dan Ibunya menjadi Myoren. Myo diambil dari kata Myoho Renge-kyo (Saddharma Pundarika Sutra). Nichi (matahari) dan Ren (Teratai) diambil dari matahari yang terdapat dalam mimpi dan juga teratai. Rencho memperbaharui masa depannya, dan memberi nama dirinya sendiri. Nichiren, dalam kata lain, juga merupakan perwujudan dari kedua orangtuanya. Myonichi dan Myoren, diambil Nichi dan Ren. Nichiren kemudian memulai perjalanan ke Kamakura untuk menyebarluaskan Saddharma Pundarika Sutra. BERSAMBUNG 15

16 Seri Penjelasan Saddharma Pundarika Sutra Oleh: YM.Bhiksu Shokai Kanai Sumber Acuan: "The Lotus Sutra" By Senchu Murano Diterjemahkan oleh: Josho S.Ekaputra BAB XII DEVADATTA RINGKASAN A da dua pokok hal dalam bab ini. Yang pertama adalah pencapaian Penerangan oleh orang yang berhati iblis, dan yang lainnya adalah pencapaian Penerangan oleh seorang perempuan. Devadatta adalah sepupu dari Buddha Sakyamuni. Usia mereka pastilah hampir sama. Kedua-duanya samasama amat cerdas dan berbakat; oleh karena itu, mereka sering bersaing dalam berbagai kesempatan. Dikatakan bahwa mereka saling menantang satu sama lain ketika menentukan siapa yang akan menikahi Yasodhara. Sebagai hasil dari permainan tersebut, Sakyamuni berhasil mengalahkan Devadatta dan akhirnya menikahi Yasodhara. Devadatta merasa iri akan ketenaran dan kedudukan sang Buddha. Ia mencoba untuk mengambil alih Sangha Sang Buddha. Pada suatu kesempatan, ia melukai sang Buddha dengan menjatuhkan sebuah batu besar dari sebuah tebing ke jalan yang akan dilalui sang Buddha. Ia juga mencoba membunuh sang Buddha dengan seekor gajah gila. Devadatta menganggu Sangha sang Buddha dengan menyesatkan para pengikutnya. Bab 12 dari Saddharma Pundarika Sutra mengungkapkan hubungan antara 16

17 Sakyamuni dan Devadatta. Meski Devadatta amat terkenal sebagai seorang yang jahat, ia akan mencapai Kebuddhaan di masa mendatang karena ia pernah menjadi guru dari Sakyamuni di kehidupannya yang lampau. Separuh bagian terakhir dari bab ini menunjukkan pencapaian Penerangan oleh seorang perempuan dengan sebuah contoh seorang anak perempuan berusia delapan tahun putri dari Raja-Naga. Menurut adat kebiasaan Hindu pada saat itu di India, perempuan dianggap penuh dengan dosa. Ada lima kondisi superior yang tidak akan dapat dicapai oleh seorang perempuan: 1) Raja langit Brahmana Bonten 2) Raja langit Sakra 3) Raja Mara (raja dari para iblis) 4) Seorang raja suci yang berkuasa untuk memerintah seluruh negeri 5) Seorang Buddha A k a n t e t a p i, s e o l a h mematahkan tradisi yang ada, putri Raja-Naga yang berusia delapan tahun tersebut membuktikan pencapaian kesadaran oleh seorang perempuan dengan penerimaan Sang Buddha atas permata yang ia persembahkan. Kemudian ia mengubah dirinya menjadi seorang anak laki-laki dan secara gaib melakukan pelaksanaanpelaksanaan Bodhisattva yang diharuskan dalam tradisi. Pencapaian kesadaran oleh orang jahat dan perempuan bukanlah suatu hal yang mengejutkan dalam ajaran Saddharma Pundarika Sutra. Ajaran ini mengajarkan bahwa semua mahkluk hidup pria, wanita, muda, tua, manusia, bukan manusia adalah memiliki potensi untuk menjadi Buddha. PENJELASAN Dalam kehidupanku sebelumnya, Aku mencari Hukum Gaib Sutra Bunga Teratai. (P.195, L.3.): S addharma Pundarika Sutra selalu berbicara tentang ketiga masa: lampau, sekarang, dan akan datang. Buddha Sakyamuni juga telah mencari Saddharma Pundarika Sutra dalam kehidupannya yang lampau. Saddharma Pundarika Sutra yang dimaksudkan disini bukan berarti sutra yang tertulis di atas kertas, namun adalah kebenaran mutlak. Aku melaksanakan pemberian sedekah untuk menyempurnakan ke-enam paramita. (P.195, L.7.): Enam Paramita adalah enam jenis pelaksanaan yang dilakukan oleh para Bodhisattva untuk mencapai kesadaran. Antara lain adalah memberi, menjaga peraturan, keuletan, perhatian penuh, meditasi, dan kebijaksanaan. Disini sang raja dalam kehidupan lampau sang Buddha, pertama melaksanakan memberi. Sang raja tidak pernah pelit terhadap gajah-gajah, kuda, harta pusaka, negara, istri, anak-anak atau para pelayan. Ia tidak ragu untuk memberikan kepala, mata, sumsum, otak, daging, tangan, kaki, atau bahkan nyawanya. Kita adalah manusia biasa, kita ingin menyelamatkan tubuh, pasangan, dan anak-anak kita. Namun kita dapat menyumbangkan uang, tenaga, dan waktu. Kita dapat mengajar, atau tersenyum kepada orang lain. Pada intinya bagian hal lain yang bisa dilakukan yang merupakan bagian dari memberi. Aku mengumpulkan buah-buahan, air embun, mengumpulkan kayu bakar, dan menyiapkan makanan untuknya. Aku bahkan mengijinkan tubuhku sebagai tempat duduknya. (P.196, L.2.): Sang raja mempersiapkan minuman, makanan, kayu bakar, dan ranjang bagi Ashita sang Pertapa selama bertahun-tahun. Ia tidak pernah merasa lelah baik secara fisik maupun pikiran. Bukankah ini semua adalah hal yang dilakukan oleh seorang ibu setiap harinya? Dalam bab ini, tidak terdapat keterangan bahwa sang pertapa mengajarkan Dharma. Dengan kata lain, apa yang kita lakukan setiap harinya adalah pelaksanaan seorang Bodhisattva. Tanpa kehidupan seharihari, pelaksanaan Bodhisattva adalah tidak berguna. Ketika Kingo Shijo meminta nasehat gurunya, Nichiren, tentang keinginannya untuk berhenti dari pekerjaannya dan menjadi seorang bhikku. Nichiren Shonin berkata kepadanya: Melayani majikan Anda (dalam pekerjaan) adalah jalan para Buddhis. Kehidupan seharihari tidak lain adalah pelaksanaan Buddhisme. Sang raja pada saat itu adalah kehidupan lampau dari diriku. Sang pertapa pada saat itu adalah kehidupan lampau dari Devadatta. Devadatta adalah guruku. (P.197, L.10.): S e n c h u M u r a n o menerjemahkan kata, zen-chishiki sebagai seorang guru. Namun, kata zen-chishiki memiliki makna yang lebih dalam. Secara harafiah zen berarti baik, sedang chishiki berarti kebijaksanaan. Penerjemah lain dari sutra ini menggunakan kata sahabat atau persahabatan untuk kata chishiki. Hubungan antara Devadatta dan sang Buddha tidak dapat dipisahkan dengan hubungan antara sang raja dan sang pertapa. Karena hubungan tersebut, Devadatta yang jahat itu akan menjadi seorang Buddha. 17

18 Nichiren Shonin juga berkata bahwa Yoritsuna Hei-nosaemon adalah zen-chishiki nya yang sesungguhnya. Yoritsuna mencoba mengeksekusi beliau di Tatsu-no-kuchi, Kamakura. Akibat pengeksekusian tersebut, Nichiren menyadari bahwa ia adalah kelahiran kembali dari Jogyo Bodhisattva. Pasti ada segelintir orang yang mengkritik Anda dengan tajam. Bisakah Anda menerima kritik tersebut sebagai pelajaran berharga ataukah tidak? Jika Anda bisa menerima sang pengkritik sebagai guru yang baik atau sahabat, Anda akan dapat berkembang secara spiritual ke tingkatan yang lebih tinggi. Maka mereka adalah zen-chishiki bagi Anda. Devadatta akan menjadi seorang Buddha setelah kalpa yang tak terhitung. (P.197, L.23.): Dikatakan bahwa Devadatta terjatuh ke dalam sebuah lubang di tanah pada saat terjadi gempa bumi dan masuk ke dalam neraka. Saya bertanya-tanya, apa yang ia lakukan selama kalpa yang tak terhitung itu? Saya rasa ia menyesali segala perbuatannya yang keliru. Pertobatan adalah obat misterius yang menyembuhkan penyakit dan dharma suci untuk mengubah nasib seseorang. Doa Pertobatan (sange-mon) Ada sebuah pepatah di Jepang: Jika seseorang amat jahat, ia juga dapat menjadi amat baik, setelah bertobat. Sebauah contoh yang bagus dalam Saddharma Pundarika Sutra adalah Kishimo atau Ibu Iblis yang dibabarkan dalam Bab 26. Saya akan menjelaskan tentangnya dalam bab kemudian. Dalam Buddhisme tidak ada keburukan atau kebaikan yang absolut. Ajaran tentang Seratus Tahapan dari Pikiran Manusia mengajarkan kepada kita bahwa bahkan seorang Buddha pun memiliki pikiran neraka; oleh karena itu, ia mampu memahami orang-orang yang berada di neraka. Bahkan orang dalam neraka atau pembunuh sekalipun memiliki tingkat pikiran seorang Buddha. Pria ataupun wanita berhati baik dengan keyakinan penuh hormat yang ditimbulkan oleh pikiran murni mereka, dan tanpa keraguraguan, tidak akan terjatuh ke dalam neraka.... Mereka akan terlahir di hadapan para Buddha di sepuluh penjuru dunia.... Ketika mereka terlahir kembali di hadapan para Buddha, mereka akan muncul dalam bunga-bunga teratai. (P.198, LL.21-30): Kalimat-kalimat ini sering dikutip di akhir doa upacara pemakaman. Manjusri telah muncul dari istana Raja-Naga Sagara di samudra luas, naik ke langit dan mengadakan perjalanan di angkasa menuju Gunung Gridhrakuta. (P.199, L.8.): Manjusri mungkin merupakan menteri luar negeri yang pertama. Negaranya mungkin adalah yang saat ini dikenal sebagai Ceylon. Pembabarannya bukan hanya ke lautan namun juga ke angkasa yang melambangkan welas asih Sang Buddha menjangkau seluruh mahkluk hidup di lautan, bumi, dan angkasa. Ada seorang putri dari Raja- Naga Sagara diantara yang Aku ajari. Ia berusia delapan tahun. Ia cerdas. Ia mengetahui karmakarma dari semua mahkluk hidup. Ia memperoleh dharani. (P.200, L.17.): Raja-Naga Sagara hadir bersama-sama dengan raja-raja naga lainnya dalam pesamuan di dalam bab 1. Dai-Chidoron, sebuah penjelasan tentang sebuah sutra oleh Nagarjuna, mengatakan bahwa para raja-naga adalah perwujudan dari para bodhisattva agung untuk menyelamatkan binatang. Saya tidak tahu pasti apakah putri dari Raja-Naga Sagara yang mencapai penerangan adalah binatang ataukah manusia. Ia bisa saja seorang manusia atau seekor naga. Sukar dipercaya bagi orangorang di India pada saat itu bahwa seorang wanita bisa menjadi seorang Buddha. Wanita hampir selalu diabaikan di sebagian besar negara hingga belakangan ini. Bahkan di Amerika sendiri, wanita memiliki kekuasaan untuk turut memilih dalam pemilu pada tahun 1920 setelah Perang Dunia I. Tubuh seorang wanita adalah terlalu kotor untuk menjadi penerima ajaran-ajaran sang Buddha. Bagaimana mungkin ia dapat memperoleh Bodhi yang tak tertandingi?... Seorang wanita memiliki lima kemustahilan. Ia tidak dapat menjadi 1. Raja Langit Brahma, 2. Raja Sâkra, 3. Raja Mara, 4. seorang raja suci pemutar roda, dan 5. seorang Buddha. (P.201, L.24.): Para wanita dianggap sebagai mahkluk kotor di India pada masa itu. Seorang wanita tidak akan dapat menjadi seorang pemimpin langit bernama Bonten atau Taishaku, seorang pemimpin iblis, seorang pemimpin dari sebuah negeri, atau seorang Buddha menurut tradisi di India. Di masa kini kita mengenal beberapa presiden dan perdana menteri wanita di beberapa negara. Saya bertanya-tanya kapankah seorang wanita akan menjadi seorang presiden di Amerika Serikat. Saya rasa lebih 18

19 mudah bagi seorang wanita untuk menjadi seorang Buddha daripada menjadi presiden Amerika Serikat. Kebijaksanaan para Buddha adalah begitu tak terjangkau. Hal itu hanya bisa diperoleh oleh mereka yang melaksanakan latihan-latihan Bodhisattva dengan usaha keras selama berkalpa-kalpa. (P.201, L.26.): Kita telah mempelajari bahwa Buddha Sakyamuni telah melaksanakan jalan-jalan Bodhisattva dalam banyak kehidupan lampau. Hingga akhirnya ia terlahir sebagai seorang pangeran Kapilavatthu, India. Setelah ia meninggalkan kehidupan mewahnya di istana, ia menjadi pertapa tak berumah. Setelah enam tahun pelaksanaan pertapaan, ia bermeditasi di bawah sebuah pohon Bodhi dan akhirnya mencapai Penerangan. Inilah yang kita pelajari dan diajarkan oleh sekolah-sekolah Buddhisme lainnya. Akan tetapi, Bab 16 dari Saddharma Pundarika Sutra mengungkapkan bahwa Ia telah menjadi seorang Buddha semenjak kalpa yang tak terhitung lalu. Karena sang pangeran menjadi seorang Buddha, kita tidak lagi perlu melaksanakan jalan Bodhisattva selama berkalpa-kalpa. Sebagai contoh ketika anda mengendarai sebuah mobil; apakah harus Anda sendiri yang membuat mesin, rangka mobil, setir, dll? Anda tidak perlu melakukan hal tersebut. Anda hanya perlu sebuah kunci dan mengerti bagaimana cara mengemudi. Ketika Anda menggunakan sebuah komputer, Anda tidak perlu mengerti cara kerja komputer tersebut. Bagian-bagian yang sulit telah dikerjakan oleh orang lain. Kita menerima kerja keras mereka dan menggunakan mobil dan komputer secara nyaman. Masa sekarang adalah jaman instan. Anda tidak perlu mengerti keseluruhan makna dari Saddharma Pundarika Sutra. Bagi mereka yang tidak meyukai belajar, Nichiren Shonin mempersembahkan kepada kita O'daimoku demi tercapainya keselamatan kita secara instan. Tentu saja belajar dan pelaksanaan membantu Anda memahami Buddhisme, namun bahkan seorang yang terdapat dapat membaca dan menulis dapat menjadi seorang Buddha secara langasung dengan hati kepercayaan. Putri dari Raja-Naga berubah menjadi seorang pria secara tibatiba. (P.202, L.12.): B a n y a k o r a n g t e l a h menjelaskan mengapa sang putri harus berubah menjadi seorang anak laki-laki. Aku mengetahui beberapa alasan, namun penjelasan tersebut dibuat oleh laki-laki. Saya ingin mengetahui bagaimana seorang wanita akan menjelaskan mengapa putri tersebut harus merubah penampilan dan tubuhnya menjadi seorang anak laki-laki. Beberapa alasan yang dijelaskan oleh para pria adalah: 1. untuk mematahkan salah satu adat dari Hindu pada saat itu, karena begitu Anda terlahir sebagai seorang budak Anda tidak akan pernah dapat merubah hal tersebut. 2. karena pria dianggap lebih unggul daripada wanita 3. karena Saddharma Pundarika Sutra mengajarkan kesetaraan antara pria dan wanita ~Namu Myoho Renge Kyo~ Kata-Kata Mutiara Oleh: Josho S.Ekaputra Kelahiran adalah Obat untuk menyembuhkan luka-luka masa lalu yang telah kita lakukan dan membayar semua hasil perbuatan atau karma o-o Kenapa harus lari dari kenyataan, kalau dengan menghadapinya, kita bisa menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang ada o-o Orang biasa melihat dengan mata manusia, sedangkan Buddha melihat dengan mata kebijaksanaan o-o Sederhana kan pikiranmu, maka segala sesuatu pun akan menjadi lebih sederhana o-o Sadari akan pikiranmu, Sadari akan hatimu, Sadari akan perbuatanmu, Inilah kunci menghindari penderitaan dan meraih kebahagiaan 19

20 Buku "Penjelasan Shutei Gohonzon Nichiren Shonin" (Gohonzon ini ditulis Bulan Ketiga Tahun Koan Ketiga, 1280 dan digunakan oleh seluruh umat Nichiren Shu). Penyusun Oleh: Josho S.Ekaputra DAIBADATTA ~ Devadatta~ D evadatta adalah sepupu pertama dari Sang Buddha dan saudara lak-laki Ananda (berbagai sumber memberikan keterangan yang berbeda apakah ia, kakak atau adik). Beberapa versi dari kehidupan Sang Buddha menggambarkan Devadatta sebagai seorang rival dari masa kanak-kanak. Dalam suatu cerita, ia memanah seekor angsa dan jatuh di dekat Siddharta. Siddharta mencabut panah tersebut dan merawatnya hingga pulih kembali, namun Devadatta bersikeras bahwa angsa tersebut adalah miliknya karena Ia yang telah memanahnya. Kedua anak tersebut membawa masalah itu hingga ke pengadilan dimana, para penasehat raja saling berdebat atas jasa dari masingmasing anak. Pada akhirnya, seorang bijak menyatakan bahwa angsa tersebut seharusnya menjadi milik orang yang telah menyelamatkan nyawanya, ketimbang orang yang mencoba membunuhnya. Juga dikatakan bahwa, Devadatta turut memperebutkan Yashodhara untuk dipersunting, namun sekali lagi ia kalah terhadap sepupunya Siddharta. Devadatta bergabung dengan Sangha bersama-sama dengan saudaranya Ananda, dan orangorang dari suku Shakya lainnya termasuk Aniruddha dan si pemangkas rambut Upali. Ini terjadi tak lama setelah kunjungan pertama Sang Buddha ke Kapilavastu pada tahun kedua, setelah pencapaian kesadarannya. Untuk jangka waktu yang lama, Devadatta merupakan seorang anggota kehormatan dalam Sangha, dan ia mampu m e n g e m b a n g k a n kekuatan-kekuatan supernatural yang bisa dicapai melalui meditasi. Akan tetapi, perasaan iri dan dengkinya yang tersembunyi membuat ia tidak mampu mencapai pemahaman dan pembebasan sejati. Delapan tahun sebelum Parinirvana Buddha Sakyamuni, Devadatta secara gaib muncul di depan Pangeran Ajatashatru dalam bentuk seorang anak laki-laki dengan tubuh dipenuhi oleh ular. Ajatashatru menjadi ketakutan oleh wujud ini, akan tetapi ketika ia mengetahui bahwa sesungguhnya itu adalah Devadatta ia begitu terkesan oleh pertunjukkan kesaktian ini. Semenjak saat itu, mereka berdua merencanakan agar Ajatashatru dapat merebut tahta dari raja Bimbisara, dan Devadatta dapat mengambil alih Sangha dari Buddha Sakyamuni. 20

21 Pada saat yang bersamaan, Pangeran Ajatashatru menjadi pelayan setia Devadatta dan memberikannya segala yang ia inginkan dan melebihi apa yang dapat ia pergunakan. Pada saat itu, Devadatta kehilangan semua kesaktian gaibnya dikarenakan keserakahan dan ambisinya. Setelah itu, Devadatta membuat tawaran untuk mengambil alih Sangha dengan alasan bahwa Sang Buddha telah saatnya beristirahat dan mempercayakan Sangha kepadanya. Sang Buddha dengan tegas menolak tawarannya dan ketika Devadatta bersikeras, Ia berkata: Aku tidak akan menyerahkan Sangha para Bhiksu, bahkan kepada Sariputra atau Maudgalyayana. Bagaimana mungkin Aku akan menyerahkannya kepada seorang serendah dan tak berguna sepertimu?. Akhirnya, Buddha Sakyamuni secara terangterangan mengeluarkan Devadatta dari Sangha. Semenjak saat itu, Sangha tidak lagi bertanggungjawab atas segala tindakannya. Devadatta sendirilah yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Segera setelah hal ini, Devadatta membujuk Ajatashatru untuk merebut tahta dari ayahandanya. Setelah menguasai tahta, salah satu tindakan pertama Raja Ajatashatru adalah mengutus pembunuh-pembunuh bayaran, atas permintaan dari Devadatta, untuk membunuh Buddha Sakyamuni. Semua pembunuh tersebut gagal karena tidak satupun dari mereka yang mampu melanjutkan pembunuhan setelah bertemu dengan Sang Buddha dan mereka semua pada akhirnya menjadi pengikut-pengikut Sang Buddha. Setelah memutuskan bahwa ia sendirilah yang seharusnya turun tangan membunuh Sang Buddha, Devadatta kemudian menggulingkan sebuah bongkahan batu dari Gunung Gridhrakuta (Puncak Elang) untuk membunuh Sang Buddha, namun bongkahan tersebut hanya melukai kaki Sang Buddha. Di kesempatan lainnya, Devadatta mempergunakan pengaruhnya di kerajaan untuk melepaskan seekor gajah gila bernama Nalagiri dari kandang istana agar ia dapat menabrak dan melindas Sang Buddha, namun Sang Buddha berhasil menjinakkan Nalagiri dengan kekuatan cintakasihnya. Setelah ini, reputasi Devadatta menjadi begitu buruk hingga Raja Ajatashatru terpaksa harus menarik semua dukungan dan bantuannya kepada Devadatta. Devadatta kemudian berhasil menimbulkan sebuah perpecahan dengan mengajukan usul kepada Sang Buddha agar memakai lima pelaksanaan pelatihan pertapaan wajib: (1) para Bhiksu harus menjadi penghuni hutan dan tidak boleh lagi tinggal di desa atau di kota; (2) para Bhiksu hanya boleh meminta sedekah makanan dan tidak boleh lagi menerima undangan makan; (3) para Bhiksu hanya boleh mempergunakan kain bekas dari tumpukan sampah dan tidak lagi boleh menerima sumbangan jubah; (4) para Bhiksu hanya boleh tidur di bawah pepohonan dan tidak di dalam bangunan; dan (5) para Bhiksu hanya boleh makan sayur-sayuran dan tidak boleh lagi menerima berbagai persembahan daging atau ikan. Sang Buddha menolak untuk menjadikan pelatihan-pelatihan ini sebagai keharusan, sehingga kemudian Devadatta berhasil meyakinkan 500 orang Bhiksu muda untuk bergabung dengannya karena pelaksanaannya lebih ketat daripada Sang Buddha. Akan tetapi, Sariputra dan Maudgalyayana berpura-pura turut bergabung dengan Devadatta dan kemudian berhasil meyakinkan ke-lima ratus Bhiksu tersebut untuk kembali kepada Sang Buddha. Setelah upaya Devadatta untuk menciptakan Sangha tandingan gagal, dikatakan bahwa tanah di bawahnya terbelah dan ia jatuh ke neraka hidup-hidup. Sumber lain mengatakan bahwa pada saat kematiannya di tempat tidur ia mencoba untuk bertobat, berkata Namah Buddha, namun hal ini sudah sedikit agak terlambat. Devadatta sendiri tidak muncul dalam Saddharma Pundarika Sutra, jadi kelihatannya pesamuan di Puncak Elang terjadi setelah kematiannya. Dalam Bab. XII, Devadatta Saddharma Pundarika Sutra, Buddha Sakyamuni mengungkapkan: bahwa dalam kehidupannya yang lampau, Ia menjadi seorang raja yang melepaskan tahtanya dan kemudian menjadi pelayan Devadatta, yang pada saat itu adalah seorang peramal bernama Asita yang telah mengajarinya Saddharma Pundarika Sutra. Sang Buddha mengatakan bahwa, Ia mampu mencapai kesadaran karena Devadatta pernah menjadi gurunya di masa lampau. Sang Buddha kemudian membuat sebuah ramalan yang amat mengejutkan bahwa di masa datang, Devadatta akan menjadi seorang Buddha bergelar Devaraga di sebuah tanah suci bernama Devasopanna. Devadatta melambangkan contoh sempurna atas penghuni neraka, namun ia juga adalah contoh utama dari universalitas Saddharma Pundarika Sutra yang mengajarkan bahwa meski orang seperti dia pun pada akhirnya akan mampu mencapai kebuddhaan. Devadatta juga menunjukkan bahwa orang yang terjahat sekalipun dapat dianggap sebagai guru kita dan telah turut memberi andil yang kadang tidak dapat kita pahami tanpa kebijaksanaan seorang Buddha. Lambang: Seorang pemuda yang amat menderita dengan rangkaian ular terbalut lidah api atau mungkin seorang Bhiksu dengan mimik muka licik. Gassho. 21

22 ANEKA PERISTIWA NICHIREN SHU (Liputan Aneka Berita Nichiren Shu Indonesia dan Luar Negeri) Seminar Shami ke-9 Dilaksanakan di NBIC Pengarahan Untuk Memasuki Pelatihan Sodo-rin S eminar Shami ke-9 telah dilaksanakan dari tanggal 3 0 n o p e m b e r s a m p a i 4 desember bertempat di Nichiren Buddhist International Center, California - Amerika Serikat. Seorang Shami adalah seseorang yang telah berjanji untuk memasuki kebhiksuan dan memulai latihan untuk menjadi seorang Bhiksu Nichiren Shu. Seminar ini mengikuti jadual di Sodorin, sebuah kegiatan wajib selama lima hari yang dilaksanakan di Kuil Seicho ji, sebelum memasuki Shingyo Dojo. Seminar kali jauh lebih tegas dan keras dibandingkan sebelumnya. Walaupun pada awalnya ada empat Shami yang berkenan hadir, namun dua diantaranya membatalkan pada menit terakhir. Shami Myokei Caine- Barrett (Houston) dan Shami Ryunin Sorenson (Portland, OR) menerima pengajaran pribadi ke pribadi, karena hanya dua Shami yang hadir. Untuk seminar ini, NBIC mengundang instruktur dari Jepang, YM.Bhiksu. Eikoh Watanabe. YM.Bhiksu. Watanabe adalah seorang bhiksu untuk wilayah Hawai selama tiga tahun. Ia sangat lancar berbahasa inggris dan tidak mempunyai masalah berkomunikasi dengan para Shami. Ket.(Berdiri); Shamini Myokei Caine-Barrett dan Shami Ryonin Sorenson, (Duduk); dari kiri, YM.Bhiksu Bungen Kaneko, YM.Bhiksu Ryuken Akahoshi, YM.Bhiksu Kanto Tsukamoto, dan YM.Bhiksu Eiko Watanabe. Ia juga adalah seorang pegawai dari Nichiren Shu Shomyo-shi, seorang bhiksu berijazah sebagai seorang guru Shomyo (sajak, lagu Buddhis) dan tata krama. Para Shami mendapatkan keuntungan dan menerima dasardasar dari pelajaran Shomyo dan tata karma secara lengkap dari guru upacara ini. Bersamaan dengan para Shami melaksanakan praktek Shomyo dan tata karma, mereka juga menerima pelajaran untuk persiapan ujian yang diperlukan untuk memasuki Shingyo Dojo. YM.Bhiksu Ryuken Akahoshi dari NBIC, YM.Bhiksu Kanto Tsukamoto dari Toronto, Kanada, dan YM.Bhiksu Bungen Kaneko dari Puunene, Hawaii memberikan ceramah dan pelajaran tersebut. Para instruktur ini memberikan pelajaran bagaimana menjawab pertanyaan 22

23 Ket. Shami Ryonin melaksanakan Shomyo, Menyanyikan Sajak Buddhis. dalam ujian dengan bahasa Jepang sederhana. Pada masa lalu, para Shami telah dapat mengambil ujian dalam bahasa Inggris dan mereka juga mempunyai seorang penerjemah bahasa Inggris didalam biara (Shingyo Dojo). Hal ini karena, Nichiren Shu berkembang diseluruh dunia, para Shami banyak yang berbahasa Inggris dan juga bahasa selain Inggris seperti (Italia, Malaysia, Jerman, dll ). Kantor Pusat telah memutuskan bahwa para Shami harap berhubungan dalam ujian dan segala hal dalam biara dalam bahasa Jepang tanpa seorang penerjemah pun dari sudut pandang kewajaran untuk setiap orang dari luar Jepang. Tidaklah mudah bagi para Shami untuk menjadi seorang ahli dalam bahasa Jepang dan ini memerlukan pelatihan bertahuntahun lamanya. Oleh karena itu, Kantor Pusat berpendapat bahwa adalah sebuah kebaikan besar dan keberuntungan bagi para Shami untuk belajar dan melaksanakan dalam bahasa Jepang sehingga pemahaman terhadap dasar-dasar Nichiren Shu menjadi lebih baik, terutama jika mereka ingin menjadi seorang Bhiksu Nichiren Shu. Shami Myokei mengatakan, Perbedaan terbesar pada tahun ini adalah hanya dua orang Shami yang ikut dalam seminar ini dan tidak seorang pun ditentukan harus mencapai tingkatan tertentu. Perhatian terhadap segala secara mendail begitu besar dan kita telah berbuat banyak kesalahan. Satu-satunya hal yang membuat kita dapat menjaga diri dari perasaan bersalah yang berlebihan adalah sebuat pernyataan dalam seminar Shami sebelumnya bahwa; kita hendaknya tidak takut terhadap kesalahan karena kita berada dalam proses belajar. Penghargaan terbesarku terhadap pertemuan ini adalah sebuah kesempatan untuk merasakan ketulusan hati diantara para bhiksu yang mengungkapkan kepedualian dan penghormatan terhadap semua orang dan dalam setiap hubungan mereka. Para bhiksu menaruh perhatian kepadaku untuk memastikan bahwa aku tidak berbuat sesuatu yang merugikan diriku, termasuk kesehatanku. Pengamatanku terhadap semua ini menyakinkan diriku bahwa aku bergabung dalam sebuah komunitas kepercayaan yang didasarkan pada rasa percaya dan penghormatan. Shami Ryunin menyatakan, Seminar Shami ini membuat aku dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Jepang ku, dan meningkatkan konsentrasi untuk menjadi seorang bhiksu Nichiren Shu. Sekarang aku sudah tidak meragukan hati kepercayaanku lagi. Hati kepercayaanku terhadap Buddha Sakyamuni Abadi dan Nichiren Shonin lebih kuat disbanding dulu. S e k a r a n g m e r e k a mempersiapkan diri untuk memasuki Shingyo-dojo selangkah demi selangkah. Langkah pertama adalah mengikuti Sodo-rin pada bulan juni mendatang. Impian dan ambisi mereka untuk menjadi bhiksu Nichiren Shu secara perlahan pasti menjadi kenyataan. Gassho. Catatan Redaksi: Tahapan untuk menjadi seorang Bhiksu Nichiren Shu terdiri dari: Tokudo (Janji Untuk Melatih Diri menjadi Seorang Shami), Docho (Janji Untuk Melatih Diri menjadi Seorang Bhiksu, pada tahap ini resmi menjadi seorang Shami (Calon Bhiksu), Shingyo Dojo (Pelatihan selama 100 hari di Kuil Pusat, Gunung Minobu) dan setelah lulus resmi menjadi Bhiksu Nichiren Shu. Setelah Docho, maka harus mengikuti berbagai seminar dan pelatihan seorang Shami, diantaranya Sodo-rin (pelatihan selama 5 hari di Kuil Seicho Ji, Jepang), ini adalah ujian untuk memasuki pelatihan akhir yakni Shingyo Dojo. selain ini juga terdapat pelatihan Aragyo (selama 100 hari, ini bersifat tidak wajib). Nichiren Shu Shomyo-shi, adalah asosiasi untuk pengembangan seni Menyanyi Sajak Buddhis dan Tata Krama. 23

24 Terbitan Pertama 13 Oktober 1976: Selamat Atas Edisi ke-150 "Nichiren Shu News" YM.Bhiksu Tansei Iwama, Kepala Administrasi Nichiren Shu S ebuah kebanggaan bagiku untuk mengucapkan selamat atas terbitan edisi ke-150 Nichiren Shu News. Selama 30 tahun sejak tahun 1976, dengan bersusah payah menerbitkan Buletin Berita ini dengan segala kesulitan dan rintangan akibat perbedaan negara, alam, bahasa dan kebudayaan dalam rangka untuk menyebarluaskan ajaran dari pendiri kita, Nichiren Shonin keseluruh dunia. Atas nama Nichiren Shu Buddhisme, Aku menyatakan terima kasih dengan penuh ketulusan pada hari ini kepada kalian semua yang telah membantu dalam penerbitan bulletin ini, Nichiren Shu Misionaris Luar Negeri dan para pegawai dari Nichiren Shu News. Melihat kondisi sosial saat sekarang, kita tinggal dalam dunia yang kacau dimana banyak kejadian yang mengiris hati terus terjadi hari ke hari, dan tidak seorang pun yang dapat hidup tanpa ketakutan dan terancam. Dalam keadaan seperti ini Nichiren Shu telah memulai kampanye Rissho Ankoku Odaimoku Kechien dengan tema Penghargaan Terhadap Kehidupan sebagai ide dasar. Kehidupan dalam situasi sosial yang berubah, kita penganut Nichiren Buddhisme haruslah mengambil langkah religius untuk Rissho Ankoku (Menyebarluaskan Perdamaian Keseluruh Negeri Dengan Menegakkan Ajaran Sejati), ini adalah impian dari pendiri kita. Kita harus menunjukkan Bibit Odaimoku dalam pikiran orang-orang yang tinggal dalam masyarakat yang kacau ini, mewujudkan kebahagiaan bagai seluruh mahluk hidup dan perdamaian di dunia, dan mengembangkan bunga Saddharma Pundarika Sutra, Kendaraan Tunggal, Sutra Sejati. Aku berdoa agar semua yang bekerja untuk Nichiren Shu News dan juga para pembaca dapat meningkatkan hati kepercayaan dan seluruh dunia dapat mencapai kedamaian yang abadi. YM.Bhiksu. Bungyo Yoshida, Presiden, Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association S ebuah kehormatan bagi kita untuk mengucapkan selamat atas penerbitan edisi ke-150 Nichiren Shu News. Pada kesempatan istimewa ini, Saya mengucapkan penghargaan yang paling dalam kepada semua orang yang telah menolong terbitnya buletin. Ketika YM.Bhiksu Shingaku Oikawa menjabat sebagai Presiden pertama dari Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association (NOPPA), Ia mulai mempublikasikan Buletin Nichiren Shu News dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Nichiren Buddhisme keseluruh dunia. Dengan bantuan dan usaha dari almahum YM.Bhiksu Senchu Murano sebagai editor, edisi pertama dipublikasikan pada tanggal 13 oktober Selama 30 tahun telah mendistribusikan banyak artikel tidak hanya penghargaan atau perkembangan Nichiren Shu diluar Jepang telah begitu maju, tetapi Bersambung ke Hal.27 24

25 Seri Pengenalan Kuil-Kuil Nichiren Shu (Menjelajahi Kuil-Kuil Nichiren Shu, Tempat Bersejarah Lainnya di seluruh Jepang dan Dunia) Oleh: Josho S.Ekaputra Kuil Eisho Zan Myoryu Ji Nama Resmi: Kuil Eishozan Myoryuji Sekte: Nichiren Shu, Buddhisme Didirikan pada tahun: 1385 Oleh: Tanesada Chiba Bhiksu Pendiri: Nichiei ( ) Objek Utama Kuil: Rupang Nichiren dan Stupa Odaimoku Alamat: 17-20, Komachi 2-chome, Kamakura, Kanagawa Luas Kuil: lebih kurang 2,500 M3 Lokasi: 500 meter utara dari stasiun Kamakura Jarak tempuh dari stasiun: 10 minute Buka: 10:00-18:00 No Telepon: Penginapan: Tidak tersedia Ringkasan Sejarah K uil ini terletak di tempat dimana Tanesada Chiba ( ), seorang bangsawan ternama di Propinsi Chiba, tinggal dan menjalankan tugas KeShogunan Kamakura. Nama Propinsi Chiba, berasal dari namanya. Nenek moyang beliau ikut berjuang bersama Yoritomo Minamoto ( ), pendiri dari KeShogunan Kamakura, melawan kelompok Taira, dan sangat berperan terhadap kemenangan dari peperangan ini. Bhiksu yang sangat terkenal sebagai 25

26 Bhiksu Nisshin menjadi kenyataan. Shogun baru yang bernama Yoshikatsu Ashikaga ( ) segera melepaskan Bhiksu Nisshin, dan sangat kagum akan ramalan yang dibuatnya. Banyak para bhiksu pengikut Nichiren mengalami segala macam penganiayaan yang sama. Bhiksu Nisshin sangat kuat dan menerima segala penganiayaan dengan teguh tanpa mengeluh. Kenyataannya ia hidup sampai umur 82 tahun. Aula Utama Ket. (Gbr Depan) Bagian Depan Kuil, dengan sebuah Tugu O'daimoku yang merupakan ciri khas dari kuil Nichiren Shu; (Gbr.Atas) Sebuah Kolam Kuil; (Gbr.Bawah) Makam Maruyama. pendiri dari kuil ini adalah Bhiksu ke-dua, Nisshin ( ) dan beliau terkenal mempunyai displin diri yang keras. Pada umur 19 tahun, beliau menjalani latihan seratus hari displin yang keras. Pada tahun 1427, Beliau menulis sebuah risalah hampir sama seperti yang ditulis oleh Nichiren Penegakkan Ajaran Yang Benar tetapi dengan versi baru, dan menyerang Shogun Muromachi yang berada dibawah kekuasaan Shogun Ke-Enam Yoshinori Ashikaga ( ). Bhiksu Nisshin dengan keras mengkritik rejim Ashikaga dan akhirnya Beliau dipenjara karenanya. Meskipun mendapat berbagai macam penyiksaan yang sangat kejam dengan berbagai cara, hal ini tidak merubah pandangannya. Salah satu siksa yang terberat adalah diatas kepalanya diletakan sebuah panci air panas, agar ia membuang hati kepercayaannya. Karena itu ia terkenal dengan sebutan Nisshin dengan sebuah panci panas diatas kepala. Pada suatu hari, ia membuat ramalan bahwa dalam waktu 100 hari akan terjadi kemalangan bagi Shogun Yoshinori. Sesuai dengan apa yang diramalkan oleh Nisshin, Yoshinori mendapatkan hukuman mati dari seorang raja feodal dari Propinsi Okayama bernama Mitsusuke Akamatsu ( ). Ramalan B angunan lama telah musnah pada waktu Gempa Besar Kanto pada tahun 1923, tetapi dibangun kembali tahun berikutnya. Atap bangunan telah diperbaharui dengan tembaga pada tahun Objek utama altar pemujaan adalah sebuah rupang kayu Nichiren, pendiri dari Nichiren Shu, dibuat pada masa Edo ( ) dan disemayamkan ditengah-tengah ruangan ini. Beberapa rupang lain yang juga terdapat di aula utama : Shaka Nyorai atau Sakyamuni, 26

27 dibuat pada masa Muromachi ( ). Bhiksu Nichiei, tinggi 67.7 centimeter, dibuat pada tahun 1634 Bhiksu Nisshin, tinggi 23 centimeter, dibuat pada tahun 1634 Tanesada Chiba, tinggi 98.5 centimeter, dibuat pada tahun circa 1630 M a k a m d a r i a k t o r S a d a o Maruyama K uil ini menjadi sangat t e r k e n a l k a r e n a kenyataannya bahwa disini terdapat makam Sadao Maruyama ( ), seorang aktor terkenal, ia dimakamkan disini setelah meninggal akibat Bom Atom pada 6 Agustus 1945, dimana ia dan rombongannya sedang tinggal di Hiroshima untuk sebuah pertunjukkan. Rombongan keseniannya memperkenalkan drama barat di Jepang dan sering memainkan naskah yang ditulis oleh dramawan terkenal Prancis, Jean-Baptiste Poqueline, yang lebih Ket. Peta Menuju Kuil dikenal sebagai Moliere ( ). Monumen Maruyama s didalam Kuil ini memperlihatkan sebuah adengan dimana ia memainkan drama Moliere s L avare. Pada tanggal 6 agustus setiap tahunnya, sebuah upacara peringatan dibuat untuk beliau. Gassho. juga terdapat banyak rintangan dan kesulitan dalam menyebarluaskan Nichiren Buddhisme. Dalam hal penerbitan ini jelas, telah menunjukkan sejarang dan perubahan dari Nichiren Shu Misionaris. Dan saya yakin pada hari ini permintaan dari para pembaca buletin diseluruh dunia untuk para penganut Saddharma Pundarika Sutra dan Namu Myoho Renge Kyo adalah penting untuk mencapai kedamaian dalam pikiran, sedang meningkat dengan pesat. Dibawah bimbingan dari editor YM. Kyotsu Hori, Berita Luar Negeri editor Sandra Seki, dan semua pegawai editorial, Aku sungguh mengharapkan publikasi ini terus membantu semua penganut Nichiren Buddhisme mengerti apa itu Dharma Sejati, melaksanakan misi menyebarluaskan ajaran Nichiren Shonin dan berperan membimbing orang-orang untuk menyebut Namu Myoho Renge Kyo. Gassho. Catatan Redaksi: Nichiren Shu Overseas Propagation Promotion Association, adalah asosiasi yang bertugas untuk penyebarluasan ajaran Nichiren Buddhisme diluar negeri dan termasuk para bhiksu misionaris. Nichiren Shu Headquater Administrasi, adalah bertugas untuk menanggani para bhiksu/bhiksuni, dan penyebarluasan dan mengkoordinir berbagai organisasi Nichiren Shu dalam negara Jepang. Sambungan Dari Hal.24 Nichiren Order North America (NONA), adalah asosiasi yang menangani kuil-kuil dan para bhiksu misionaris di Amerika Serikat dan Kanada. N i c h i r e n B u d d h i s t International Center (NBIC), adalah asosiasi yang menangani publikasi dan percetakan buku-buku Nichiren Buddhisme dalam bahasa asing (Inggris) bertempat di Amerika Serikat. Media untuk penyebarluasan berita diseluruh dunia adalah "Nichiren Shu News" diterbitkan oleh Nichiren Shu Headquarters & Kaigai Fukyo Koenkai dan "The Bridge" oleh NBIC. 27

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung)

SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung) 1 SANDAI HIHO HONJO-JI (Surat Perihal Tiga Hukum Rahasia Agung) Pengenalan Surat ini dikirimkan kepada Ota Jomyo, ditulis pada tanggal 8 bulan empat tahun Koan Ke-4 (1281) di Minobu. Keaslian dari surat

Lebih terperinci

PENJELASAN DARI ODAIMOKU NAMU MYOHO RENGE KYO

PENJELASAN DARI ODAIMOKU NAMU MYOHO RENGE KYO 1 PENJELASAN DARI ODAIMOKU NAMU MYOHO RENGE KYO Oleh : Rev.Shoryo Tarabini (Kepala Kuil Nichiren Shu London Inggris ) Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association

Lebih terperinci

TIGA HUKUM RAHASIA AGUNG (SAN DAI HI HO)

TIGA HUKUM RAHASIA AGUNG (SAN DAI HI HO) TIGA HUKUM RAHASIA AGUNG (SAN DAI HI HO) Oleh: YM.Bhiksu Shokai Kanai (Kepala Kuil Los Angeles Nichiren Shu Buddhist Temple, USA) Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association website : www.pbnshi.or.id

Lebih terperinci

MISAWA SHO (SURAT KEPADA TUAN MISAWA) MISAWA SHO

MISAWA SHO (SURAT KEPADA TUAN MISAWA) MISAWA SHO 1 MISAWA SHO Pengenalan Sebuah surat ditulis pada tahun Kenji ke-4 (1278) oleh Nichiren Shonin dari Gunung Minobu, yang dialamatkan kepada Tuan Misawa, Propinsi Suruga (Sekarang Shizuoka). Ini merupakan

Lebih terperinci

Riwayat Buddha Niciren Daisyonin. Vihara Vimalakirti - Curug

Riwayat Buddha Niciren Daisyonin. Vihara Vimalakirti - Curug Riwayat Buddha Niciren Daisyonin Vihara Vimalakirti - Curug Nama kecil beliau adalah Zennicimaro lahir dari keluarga nelayan (Kasta Candala) pada tanggal 16 Februari 1222. Ayahnya bernama Nikuna Syigetada

Lebih terperinci

HO ONJO SHO (RISALAH BALAS BUDI) HO ONJO SHO

HO ONJO SHO (RISALAH BALAS BUDI) HO ONJO SHO 1 HO ONJO SHO PENDAHULUAN Setelah mendengar kabar tentang kematian GuruNya, Dozen-bo, Nichiren Shonin menulis risalah ini sebagai tanda balas budi bagi guru dan mendoa jiwanya. Menurut surat pengantar

Lebih terperinci

TOKI NYUDO DONO GO-HENJI CHIBYO-SHO WNS Doct.2 Hal.251

TOKI NYUDO DONO GO-HENJI CHIBYO-SHO WNS Doct.2 Hal.251 1 TOKI NYUDO DONO GO-HENJI CHIBYO-SHO WNS Doct.2 Hal.251 PENGENALAN Ditulis pada tanggal 26 bulan enam tahun Koan Ke-1 (1278) di Gunung Minobu, naskah asli dari surat ini, dikenal sebagai "Chibyo-sho"

Lebih terperinci

HAKII SABURO-DONO GO-HENJI (SURAT BALASAN KEPADA SABURO-DONO)

HAKII SABURO-DONO GO-HENJI (SURAT BALASAN KEPADA SABURO-DONO) 1 HAKII SABURO-DONO GO-HENJI (SURAT BALASAN KEPADA SABURO-DONO) Pengenalan Surat dari Nichiren Shonin ini dikirimkan kepada Hakii Saburo Sanenaga dari Ichinosawa di Pulau Sado pada tanggal 3 Agustus tahun

Lebih terperinci

Kyo Ki Ji Koku Sho (29)

Kyo Ki Ji Koku Sho (29) 1 Kyo Ki Ji Koku Sho (29) Pengenalan Kyo Ki Ji Koku Sho adalah risalah diskusi pertama dari Nichiren Shonin yang membahas Lima Prinsip Dalam Penyebarluasan, sebuah ajaran dari Saddharma Pundarika Sutra

Lebih terperinci

Kita sebagai penganut Nichiren

Kita sebagai penganut Nichiren NO.05 Pebruari 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Penjelasan Terperinci dari Saddharma Pundarika Sutra Akan Pencapaian Kesadaran Buddha Bagi Kaum Wanita (Dari Brosur, Pemikiran akan Hak Asasi

Lebih terperinci

Kaimoku Sho (98) KAIMOKU SHO (98)

Kaimoku Sho (98) KAIMOKU SHO (98) 1 KAIMOKU SHO (98) PENDAHULUAN "Kaimoku-sho" ditulis pada bulan dua tahun Bun'ei ke-sembilan (1272), ketika Nichiren Shbnin berusia 50 tahun, ketika itu salju menutupi Aula Sammaido Hall di Tsukahara,

Lebih terperinci

Sang Buddha Memberikan Kereta Pedati Besar Dengan Sapi Jantan Putih

Sang Buddha Memberikan Kereta Pedati Besar Dengan Sapi Jantan Putih NO.01 OKTOBER 2004 Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Sang Buddha Memberikan Kereta Pedati Besar Dengan Sapi Jantan Putih O Artikel Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura OO Ilustrasi Oleh: Hiroshige

Lebih terperinci

Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka

Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka NO.14 NOPEMBER 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Buddha Sakyamuni Diundang Ke Dalam Stupa Pusaka Oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura P ada tulisan saya yang terdahulu, telah dijelaskan mengenai

Lebih terperinci

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA NICHIREN SHU, NICHIREN SHOSHU DAN SOKA GAKKAI

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA NICHIREN SHU, NICHIREN SHOSHU DAN SOKA GAKKAI PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA NICHIREN SHU, NICHIREN SHOSHU DAN SOKA GAKKAI Oleh : YM.Bhiksu Shoryo Tarabini Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association website

Lebih terperinci

ORANG PALING BIJAKSANA

ORANG PALING BIJAKSANA NO.16 JANUARI 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA ORANG PALING BIJAKSANA Oleh: YM.Bhiksu Jun ichi Nakamura K etika tahun pelajaran baru dimulai, setiap orang kelihatan bersemangat, bersinar

Lebih terperinci

Sang Buddha. Vegetarian&

Sang Buddha. Vegetarian& Vegetarian& Sang Buddha T: Beberapa waktu lalu, saya mendengar seorang guru yang lain mengatakan, Sang Buddha makan sepotong kaki babi dan Ia menderita diare. Apakah ini benar? Apakah ini benar-benar tercatat

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

Mahapuja Satyabuddha

Mahapuja Satyabuddha Mahapuja Satyabuddha Seorang sadhaka Tantrayana, setiap kali bersadhana, harus memberikan persembahan. Dalam Catur Prayoga, merupakan Persembahan Mandala. Saya pernah berkata, Manusia di dunia ini, kalau

Lebih terperinci

KEDAMAIAN DALAM BUDDHISME

KEDAMAIAN DALAM BUDDHISME NO.15 DESEMBER 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA KEDAMAIAN DALAM BUDDHISME Oleh: Shami Josho S.Ekaputra B eberapa tahun belakangan ini, kehidupan bangsa dan negara kita mengalami ketidakpastian

Lebih terperinci

Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association website :

Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association website : PENJELASAN MENGENAI GOHONZON Oleh : Y.M.Bhikku Senchu Murano Nichiren Buddhist International Centre, 1997 Y.M.Bhikku Senchu Murano Lahir pada tahun 1908 Kepala Bhikku di Kuil Myochoji, Kamakura, provinsi

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA. Artikel oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Ilustrasi oleh Hiroshige Katsu

PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA. Artikel oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Ilustrasi oleh Hiroshige Katsu NO.21 JUNI 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Pembabaran Pertama Sang Buddha Artikel oleh YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Ilustrasi oleh Hiroshige Katsu S etelah Buddha Sakyamuni mencapai penerangan

Lebih terperinci

Apakah Jati Diri Sesungguhnya Dari Nichiren Daishonin?

Apakah Jati Diri Sesungguhnya Dari Nichiren Daishonin? Apakah Jati Diri Sesungguhnya Dari Nichiren Daishonin? Oleh : H.G.Lamomt Perhimpunan Buddhis Nichiren Shu Indonesia Nichiren Shu Indonesia Buddhist Association website : www.pbnshi.or.id email: DPN@pbnshi.or.id

Lebih terperinci

NAMU HON-BUTSU "BUDDHA SAKYAMUNI"

NAMU HON-BUTSU BUDDHA SAKYAMUNI NO.08 MEI 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA NAMU HON-BUTSU "BUDDHA SAKYAMUNI" Oleh: Sidin Ekaputra, SE Sejak Aku mencapai KeBuddhaan, Kalpa-kalpa yang telah Aku lalui, Adalah beribu-ribu

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 22 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 22,oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Artikel Oleh YM.Bhiksu Junichi Nakamura Ilustrasi oleh: Hiroshige Katsu

Artikel Oleh YM.Bhiksu Junichi Nakamura Ilustrasi oleh: Hiroshige Katsu NO.23 AGUSTUS 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA SADDHARMA PUNDARIKA SUTRA MENERANGI DUNIA Artikel Oleh YM.Bhiksu Junichi Nakamura Ilustrasi oleh: Hiroshige Katsu d unia ini dipenuhi dengan

Lebih terperinci

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂

Vajrachedika Prajna Paramita Sutra 普陀觀音堂 / Sutra Intan Penerjemah : Pandita Ratna Diterbitkan oleh : Jl. Rungkut Mejoyo Selatan No.1 (Blok AM 39) Surabaya, Indonesia Website : www.guanyintemple.org Email : vhravalokitesvara@gmail.com Dana Sumbangan

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Penyebarluasan Ajaran dimulai dari

Penyebarluasan Ajaran dimulai dari NO.22 JULI 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Penyebarluasan Ajaran dimulai dari Kamakura K etika Nichiren Shõnin memutuskan untuk memulai penyebarluasan kepercayaan dan pelaksanaan Saddharma

Lebih terperinci

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Tiga Sumpah Agung. Hal 1. Tiga Sumpah Agung Banyak diantara kalian sudah mengetahui bahwa ketika saya berusia 25 tahun, saya pergi mengunjungi sebuah kuil Taoisme di Taiwan dari sanalah Maha Dewi Yao Chi Jin Mu membuka mata dewa

Lebih terperinci

Ajaran Buddha. Mempertahankan NO.20 MEI Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Illustrasi oleh: Hiroshige Katsu

Ajaran Buddha. Mempertahankan NO.20 MEI Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Illustrasi oleh: Hiroshige Katsu NO.20 MEI 2006 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA Mempertahankan Ajaran Buddha Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura Illustrasi oleh: Hiroshige Katsu j uji berarti hidup dalam kehidupan ini, dengan

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa 1 Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa Sujud kepada Guruku, Manjushri yang belia! Yang melihat dan membabarkan pratityasamutpada (saling

Lebih terperinci

Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra.

Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh Tim Potowa Center Revisi: Januari 2011 1 Dalam bahasa Sanskerta ajaran ini disebut Arya Vajra Chedaka Nama Prajna Paramita Mahayana Sutra. Dalam

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #20 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #20 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Firman Allah dan Anak Allah Kode Pelajaran : SYK-P02 Pelajaran 02 - YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH DAN ANAK

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

TATSUNOKUCHI PENGANIAYA AN. Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura NO.12 SEPTEMBER 2005 :: BODHISATTVA HACHIMAN SEBAGAI DEWA PELINDUNG ::

TATSUNOKUCHI PENGANIAYA AN. Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura NO.12 SEPTEMBER 2005 :: BODHISATTVA HACHIMAN SEBAGAI DEWA PELINDUNG :: NO.12 SEPTEMBER 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA PENGANIAYA AN TATSUNOKUCHI Oleh: YM.Bhiksu Jun-ichi Nakamura :: BODHISATTVA HACHIMAN SEBAGAI DEWA PELINDUNG :: N ichiren Shõnin memuja Dewa

Lebih terperinci

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR As-Saffat 37:107 Assalamu alaikum! Kitab Suci Al-Qur an memberikan deskripsi ilustrasi mengenai kepatuhan kepada Firman dari Allah di dalam hidup Ibrahim. Kita harus mempertimbangkan

Lebih terperinci

SURAT PERIHAL OBJEK PEMUJAAN (HONZON MONDO SHO) HONZON MONDO SHO

SURAT PERIHAL OBJEK PEMUJAAN (HONZON MONDO SHO) HONZON MONDO SHO 1 HONZON MONDO SHO Pengenalan Surat ini ditulis di Gunung Minobu pada bulan sembilan tahun Koan pertama (1278). Penanya adalah Joken-bo, seorang bhiksu dari Kuil Seicho-ji di Awa (Kota Awa, sekarang berada

Lebih terperinci

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES 1611 www.scriptural-truth.com Doa Azarya DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga Doa Azarya nyanyian Yahudi tiga {1:1} mereka berjalan di tengah-tengah api, memuji Allah berkat

Lebih terperinci

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015

Dhamma Inside. Bersikap Ramah. Standar. Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri. Vol Oktober 2015 Dhamma Inside Vol. 23 - Oktober 2015 Bersikap Ramah Standar Berada di luar Kata-kata : Alamilah Sendiri Bersikap Ramah Oleh : Bhikkhu Santacitto Pada umumnya, ramah dipahami sebagai sikap positif yang

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #34 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #34 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Dokumen ini berisi panduan untuk keseluruhan acara, garis besar ceramah dan instruksi bagaimana memberikan ceramah

Lebih terperinci

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom).

Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom). Sutra Panjang Umur Tse.do Inilah sutra Mahayana yang disebut Kehidupan Agung dan Prajna yang Tak Terbayangkan (Unfathomable Exalted Life and Transcendental Wisdom). Diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary) Injil Maria Magdalena (The Gospel of Mary) Para Murid Berbincang-bincang dengan Guru Mereka, Sang Juruselamat Apakah segala sesuatu akan hancur? Sang Juruselamat berkata, Segenap alam, segala hal yang

Lebih terperinci

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra SUTRA 42 BAGIAN [ ] B. Nyanabhadra RAJA MING DINASTI HAN Tahun 28-75 Mimpi tentang makhluk memancarkan cahaya kuning KASYAPA MATANGA & DHARMARATNA Tahun 67 dari India ke Luoyang Menerjemahkan Sutra 42

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

NICHIREN DAIBOSATSU NAMU HONGE KOSO NO.10 JULI Oleh: Shami Josho S.Ekaputra

NICHIREN DAIBOSATSU NAMU HONGE KOSO NO.10 JULI Oleh: Shami Josho S.Ekaputra NO.10 JULI 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA NAMU HONGE KOSO NICHIREN DAIBOSATSU Oleh: Shami Josho S.Ekaputra Seluruh para Bodhisatva ini bertubuh keemasan dengan 32 tanda dan dilengkapi

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma Bodhipathapradipam 1 Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma oleh Atisha Dipamkarashrijnana Penghormatan kepada

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 33 in Indonesian Language Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 33, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

1. Dua Dokumen Perpindahan Nichiren Shoshu mengakui bahwa Nikko Shonin, salah satu dari enam murid utama

1. Dua Dokumen Perpindahan Nichiren Shoshu mengakui bahwa Nikko Shonin, salah satu dari enam murid utama Isu-Isu Mengenai Klaim Dari Nichiren Shoshu 1 1. Dua Dokumen Perpindahan Nichiren Shoshu mengakui bahwa Nikko Shonin, salah satu dari enam murid utama Nichiren Daishonin, telah ditunjuk sebagai ahli waris

Lebih terperinci

Vajra Dharmapala Ucchusma

Vajra Dharmapala Ucchusma Vajra Dharmapala Ucchusma Berikut ini penjelasan singkat mengenai manfaat dan rahasia mantra dan sadhana ucchusma berdasarkan Ceramah Dharma Maha Acarya Lian Sheng di kota New York (Amerika Serikat) pada

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Pada 752 tahun yang lalu adalah waktu

Pada 752 tahun yang lalu adalah waktu NO.07 April 2005 PERHIMPUNAN BUDDHIS NICHIREN SHU INDONESIA RIKKYO KAISHU NICHIREN SHU 28 APRIL 1253, dan 2 TAHUN NICHIREN SHU INDONESIA Oleh: Sidin Ekaputra,SE Pada 752 tahun yang lalu adalah waktu dimana

Lebih terperinci

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Seseorang harus benar-benar mempertimbangkan dan merenungkan penderitaan yang akan dijalaninya di neraka. Sewaktu Sang Buddha

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Angsa Keemasan Pada suatu waktu, zaman dahulu kala, Bodhisattva terlahir sebagai raja dari kawanan angsa. Ia adalah pemimpin sekelompok besar hewan dan tinggal

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #36 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #36 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 79) Wednesday, October 21, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 79) Wednesday, October 21, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 79) Wednesday, October 21, 2015 Prolog Kita sudah mendengar tentang kehidupan Kristus di dalam keadaan manusia daging, tetapi daging yang tidak berdosa, sementara kita adalah

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON KEPATUHAN Hanya Percaya Kepadaku 3 November, 2012 Hanya Percaya kepadaku (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN

YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN YESUS KRISTUS, ANAK TUHAN Pengantar Siapakah Yesus itu? Apakah Ia hanya sekedar sebuah nama saja bagi Anda? Apakah Ia benar-benar ada atau apakah ceritera tentang Dia hanyalah takhyul atau dongeng belaka?

Lebih terperinci

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) 1 Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta) Demikianlah telah saya dengar. Suatu ketika Bhagavan sedang berada di Kalantakanivapa, Hutan Bambu, di Rajagaha. Kemudian Samana Vacchagotta

Lebih terperinci

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna www.scriptural-truth.com APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE 1611 Sejarah Susanna [dalam Daniel] Susanna Temukan awal Daniel, karena tidak di bahasa Ibrani, bukan narasi Bel dan naga. {1:1} sana tinggal

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian Tidak Ada Ajahn Chan Kelahiran dan Kematian Latihan yang baik adalah bertanya kepada diri Anda sendiri dengan sungguh-sungguh, "Mengapa saya dilahirkan?" Tanyakan diri Anda sendiri dengan pertanyaan ini

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Manusia Api Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Manusia Api Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: E. Frischbutter Diterjemahkan oleh: Widi Astuti

Lebih terperinci

oleh Tog-me Zong-po (Thogs.med bzang.po, )

oleh Tog-me Zong-po (Thogs.med bzang.po, ) Namo Lokesvaraya Tiga Puluh Tujuh Cara Hidup Seorang Bodhisattva: Ringkasan tentang Sepak terjang Bodhisattva (The 37 Practices of a Bodhisattva: A Summary of How an Awakening Being Behaves) oleh Tog-me

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Sila-sila Zhen Fo Zong

Sila-sila Zhen Fo Zong Sila-sila Zhen Fo Zong Jumlah siswa Zhen Fo Zong sampai saat ini telah mencapai 4 juta siswa berdasarkan jumlah sertifikat sarana yang telah diterbitkan. Setiap hari banyak orang yang bercatur sarana dalam

Lebih terperinci

KEJADIAN 12:1-3, 13:14-17

KEJADIAN 12:1-3, 13:14-17 BAB 2: ABRAHAM 22 ADA SEORANG LAKI-LAKI YANG BERNAMA ABRAHAM YANG TINGGAL DI ANTARA ORANG-ORANG PENYEMBAH BERHALA. ABRAHAM TIDAK PERCAYA BAHWA BERHALA ADALAH TUHAN. ABRAHAM TAHU BAHWA TUHAN ADALAH SANG

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

manfaat matahari pelajaran 7

manfaat matahari pelajaran 7 pelajaran 7 manfaat matahari manfaat matahari bagi kehidupan matahari sumber energi cahaya dan panas bumi menjadi terang dengan cahaya matahari pakaian basah menjadi kering dengan panas matahari manfaat

Lebih terperinci

Level 1 Pelajaran 5. SIFAT ALLAH Oleh Andrew Wommack

Level 1 Pelajaran 5. SIFAT ALLAH Oleh Andrew Wommack Level 1 Pelajaran 5 SIFAT ALLAH Oleh Andrew Wommack Untuk dapat memiliki satu hubungan yang positif dengan Tuhan, kita perlu mengenali sifat dan karakter-nya yang sesungguhnya. Apakah Dia marah oleh karena

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN Pengantar Apakah Anda berpikir bahwa Tuhan tidak memedulikan Anda sebagai seorang perempuan? Bahwa Ia tidak tertarik pada masalah Anda, harapan Anda, dan mimpi Anda? Bahwa

Lebih terperinci

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Tubuh-tubuh tanpa bayangan Tubuh-tubuh tanpa bayangan Ada sebuah planet bernama Arais. Planet Arais dihuni oleh suatu makhluk bernama Tubuh berjubah hitam. Mereka adalah makhluk yang sepanjang masa hanya berdiri di tempat yang sama.

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

Mahanamaskara Satyabuddha

Mahanamaskara Satyabuddha Mahanamaskara Satyabuddha Catur prayoga (Empat Latihan Dasar) dalam Tantrayana adalah Mahanamaskara, Catur Sarana, Persembahan Mandala (Mandala-Puja) dan sadhana Bodhisattva Vajrasattva. Keempatnya merupakan

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.11 Nabi Dawud AS. dan Nabi Sulaiman AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.11 Nabi Dawud AS. dan Nabi Sulaiman AS. 5.11.2 Nabi Dawud AS. dan Nabi Sulaiman AS. Setelah Daud mengalahkan Jalut, maka Dawud mencapai puncak kebenaran di tengahtengah kaumnya sehingga ia menjadi seorang lelaki yang paling terkenal di kalangan

Lebih terperinci

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian AKU AKU AKU Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian lantaran ia adalah teladan didunia yang

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci