PROSES PERANCANGAN MENTENG PARK BINTARO (KEGIATAN MAGANG DI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT) TIA HAPSARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES PERANCANGAN MENTENG PARK BINTARO (KEGIATAN MAGANG DI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT) TIA HAPSARI"

Transkripsi

1 PROSES PERANCANGAN MENTENG PARK BINTARO (KEGIATAN MAGANG DI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT) TIA HAPSARI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 ii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Proses Perancangan Menteng Park Bintaro (Kegiatan Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant ) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juni 2012 Tia Hapsari NIM A

3 PROSES PERANCANGAN MENTENG PARK BINTARO (KEGIATAN MAGANG DI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT) Design Process of Menteng Park at Bintaro (Internship at Oemardi_Zain Landscape Consultant) Tia Hapsari 1, Aris Munandar 2, Afra D.N. Makalew 2 1. Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB 2. Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB Abstract Oemardi_Zain (OZ) is one of landscape consultant in Indonesia. OZ has many projects located in several parts of Indonesia and abroad. With a number of portfolios makes the OZ is one of the consultants who are professional and in demand by various clients. OZ has a stage in the process of good design. Internship done in order to study the phases of the design process that existed at the company as well as training to handle the job of a project with a variety of concepts or problems faced. At the time of internship followed several ongoing projects in OZ, but the main focus in doing an internship is a city park project Bintaro (Menteng Park). This city park is a business in the manufacture of green open space in urban areas. This is done to improve the quality of urban environment and meet the needs of the community activities associated with the ideal settlement. The results of the internship is done is to learn an efficient organizational structure, work systems, communications, information technology is used, how the handling of clients, procedures and project implementation stages of the design process that starts from the stage of preparation, research and analysis, concept, design development and detail constructions. Keywords: Design Process, Menteng Park Bintaro, Open Space.

4 iii RINGKASAN TIA HAPSARI. Proses Perancangan Menteng Park Bintaro (Kegiatan Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant ). Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR dan AFRA D N MAKALEW. Kawasan Bintaro, Tangerang Selatan adalah salah satu wilayah yang mengalami perkembangan pemukiman pada kota. Kawasan Bintaro Jaya ini merupakan kawasan yang berupaya dalam mewujudkan pemukiman ideal. Pemukiman ideal tidak terlepas dari tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan juga fasilitas yang mendukung yang ada di dalamnya. RTH diwujudkan dengan adanya Taman Kota. Pada Bintaro Jaya ini akan direncanakan pembuatan Menteng Park sebagai suatu taman kota yang dapat mendukung dari segi ekologis maupun segi sosial untuk kawasan sekitarnya dengan standar yang sudah ditetapkan ini dilakukan kegiatan magang di konsultan lanskap. Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) adalah konsultan yang menangani proyek Menteng Park. OZ bergerak dalam desain dan perencanaan di Indonesia yang telah menangani sejumlah portofolio serta proyek mulai dari resort, perumahan (cluster), pemerintahan (sekolah, rumah sakit, dll), dan taman-taman mulai dari skala ketetanggaan hingga kota. Upaya untuk mengetahui proses perancangan untuk mendapatkan atau mencapai taman kota yang ideal dengan desain yang menarik dan sesuai. Tujuan umum dari pelaksanaan magang ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang arsitektur lanskap. Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan magang ini yaitu menganalisis mekanisme kerja dalam perusahaan, membandingkan aplikasi dalam kegiatan perancangan lanskap dari teori berbagai sumber dengan proses yang dilakukan pihak OZ, menganalisis kriteria taman kota dengan desain pada Menteng Park. Hasil dari kegiatan magang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap profesionalisme untuk menghadapi kondisi lapangan kerja. Selain itu, dapat menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan Oemardi_Zain Landscape Consultant berupa pertukaran informasi, pengalaman, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di Oemadi_Zain Landscape Consultant dengan waktu sekitar 14 minggu, mulai dari minggu kedua bulan

5 iv Maret 2011 hingga minggu ketiga pada bulan Juni Lokasi magang terletak di Bumi Menteng Asri blok BE no.20, Kota Bogor, Jawa Barat. Metode magang yang digunakan adalah berpartisipasi aktif dalam pekerjaan studio yang ada. Tahapan kegiatan magang yang dipelajari terkait dengan manajemen kerja perusahaan antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tenaga kerja dan sistem kerja, teknologi yang digunakan, serta komunikasi internal yang dilakukan di OZ. Kegiatan magang yang dilakukan adalah mengikuti proses kegiatan penyelesaian pekerjaan lanskap dalam studio dan pengamatan mengenai sistem manajemen perusahaan. Kegiatan magang yang dipelajari terkait prosedur pelaksanaan proyek adalah mengenai urutan pekerjaan dalam proyek yang terdiri dari persiapan, riset dan analisis, konsep, pengembangan desain, gambar konstruksi dan implementasi. Oemardi_Zain Landscape Consultant ini didirikan pada tahun Pendiri perusahaan konsultan ini adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Nama Oemardi_Zain ini berasal dari pendiri dari konsultan tersebut. Konsultan ini belum menjadi Persero Terbatas (PT) masih berupa studio untuk pelaksanaan proyek. Tujuan dari perusahaan ini memberikan create market yaitu mengarahkan klien untuk mendapatkan detail yang lengkap dan kontekstual agar penciptaan dan penataan ruang luar menjadi estetis dan fungsional. Pada proyek Menteng Park ini, terdapat beberapa tahapan proses perancangaan yang dilakukan. Proses perancangan yang dilakukan oleh Oemardi_Zain sama dengan tahapan menurut teori yang dikemukakan oleh Booth (1983). Proses perancangan ini terdiri dari tahap persiapan, riset dan analisis, konsep, pengembangan desain, detil konstruksi dan implementasi. Tahap persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, keinginan klien (konsep), yang diikuti dengan persetujuan kerja antara pihak konsultan dengan pihak klien. Proyek Menteng Park ini diperoleh dari penunjukan langsung dari PT. Jaya Real Property sebagai pengembang kawasan Bintaro Jaya. Tahap ini sama dengan yang dikemukakan dalam teori perancangan Booth (1983). Perumusan konsep Menteng Park ini dapat memenuhi kriteria taman kota dan mendukung tujuan dari Bintaro Jaya. Kemudian masuk ke tahap riset dan analisis untuk mengenal tapak. Hasil

6 v dari tahap ini adalah beberapa hal terkait dengan potensi dan kendala dalam tapak yang menjadi pertimbangan dalam desain. Pada tahap konsep ini dilakukan pengembangan dari perumusan keinginan awal dari klien kedalam tapak. Perumusan konsep secara umum merupakan fokus terhadap lingkungan dan kegiatan sosial masyarakat. Tahap ini terdiri dari konsep dasar (konservasi, rekreasi, edukasi dan landmark), konsep desain, design key drive, dan pengembangan konsep (zona, sirkulasi, hardscape dan softscape). Tahap pengembangan desain (design development) dilakukan setalah proses perumusan konsep. Pada tahap ini dilakukan penjabaran konsep dalam bentuk denah lanskap (site plan), gambar tampak potongan, ilustrasi 3D, kelengkapan site plan (denah penanaman tanaman, denah dimensi dan material, denah drainase dan irigasi, serta denah instalasi listrik dan lampu). Pada tahap detil konstruksi, gambar detil yang telah dibuat telah mendapatkan persetujuan dari klien dan dapat memperjelas dalam implementasi pada lapang. Tahapan ini meliputi gambar detil promenade, railing, jogging track, circulation path, reflexiology path, billboard dan wall climbing, terrace, bangku taman, children playground, pagar perimeter dan lampu taman. Pada tahap ini juga dilengkapi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Mahasiswa dalam kegiatan magang ini mengikuti proses perancangan yang meliputi tahap pengembangan desain dan detil konstruksi. Tahap yang tidak diikuti dalam magang diketahui melalui diskusi yang dilakukan bersama direktur dan project manager Menteng Park. Hasil yang diperoleh dari kegiatan diskusi ini adalah proses, permasalahan, pertimbangan desain, dan item pekerjaan dalam proyek Menteng Park. Pekerjaan pengembangan desain dan detil konstruksi ini dikerjakan berdasarkan perintah dari project manager (senior lanskap). Hasil pekerjaan ini kemudian mendapatkan koreksi dan masukan dari project manager ataupun senior lanskap lainnya. Hasil gambar yang dikerjakan, dilakukan tinjauan akhir oleh direktur. Kelebihan yang dimiliki oleh OZ dalam pelaksanaan proyek perancangan Menteng Park dapat berjalan lancar, antara lain sistem kerja secara work team, spesifikasi pembagian kerja yang disesuaikan dengan keahlian, tahapan kerja yang sistematis, pelayanan terbaik kepada klien, serta manajemen kerja yang baik.

7 vi Manajemen proyek yang ada pada OZ ini sudah baik. Penentuan kerja, penanganan proyek maupun penanganan klien dapat diatur secara efektif. Proyek yang dikerjakan dapat selesai tepat waktu berdasarkan kompleksitas yang telah disetujui. Beberapa kendala yang terdapat pada penyelesaian proyek Menteng Park ini adalah lama penyelesaian proyek yang tidak sesuai dengan kontrak. Hal ini berdasarkan pertimbangan klien dan telah disetujui oleh pihak OZ. Kata Kunci : Menteng Park Bintaro Jaya, Proses Perancangan, Taman Kota, Proses Perancangan.

8 vii PROSES PERANCANGAN MENTENG PARK BINTARO (KEGIATAN MAGANG DI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT) TIA HAPSARI A Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

9 viii Hak cipta milik IPB, tahun 2012 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya.

10 ix LEMBAR PENGESAHAN Judul : Proses Perancangan Menteng Park Bintaro (Kegiatan Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant) Nama : Tia Hapsari NRP : A Menyetujui, Dosen Pembimbing I Menyetujui, Dosen Pembimbing II Dr. Ir. Aris Munandar, MS NIP Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, MSc NIP Diketahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal Disetujui :

11 x RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 23 Agustus 1989 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bpk.Tri Putranto dan Ibu Lia Harliati. Pendidikan yang penulis tempuh diawali dengan Taman Kanak-Kanak Sekarwangi Subang yang diselesaikan pada tahun 1991, kemudian lulus dari Sekolah Dasar Negeri Sukamenak, Subang pada tahun Pada tahun yang sama penulis masuk ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 01 Subang dan menyelesaikan pendidikan pada tahun Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri 01 Subang sampai pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Selama menjadi mahasiswi di Institut Pertanian Bogor, menjadi anggota dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap. Penulis terlibat dalam kepanitian acara yang diselenggarakan dalam himpunan tersebut, anggota Komunitas Pecinta Alam (KOALA) dan Gentra Kaheman, selain itu berpengalaman menjadi asisten dalam Mata Kuliah Proyek Studio pada tahun 2011.

12 xi KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga skripsi magang yang berjudul Proses Perancangan Menteng Park Bintaro (Kegiatan Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant ) ini dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan magang yang dilaksanakan selama bulan Maret sampai Juni 2011 ini disusun sebagai tugas akhir masa perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu, diantaranya : 1. Kedua orang tua yang selalu memberikan segala perhatian dan kasih sayang, adik-adikku tercinta atas dukungan yang tercurah selama ini. 2. Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan yang baik, arahan, masukan, dan koreksi dengan sabar kepada penulis selama dalam pembuatan skripsi. 3. Akhmad Arifin Hadi, SP, MALA. selaku dosen penguji utama yang telah banyak memberikan komentar dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 4. Umar Zain selaku owner dari Oemardi_Zain yang telah memberikan masukan, pengetahuan, bimbingan dan ilmu dalam bidang arsitektur lanskap. Para staf Oemardi_Zain yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses gambar teknis (Mas Nanang, Mba Dince, Mas Beny, Mas Igel, Bang Yudhi, Mbak Citra, Mbak Uwi, Mas Kobel dan lainnya). 5. Fahmi, yang telah mendukung dan sabar untuk memotivasi. 6. Fika, Gita, Mila, Edwina, Dyah, Jaikers 3 dan teman-teman lainnya yang selalu menghibur. 7. Kakak 42, 43 dan adik angkatan atas semangat yang diberikan. 8. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya laporan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah keilmuan Arsitektur Lanskap di masa mendatang. Juni 2012

13 xii DAFTAR ISI HAL DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kegunaan Magang Kerangka Pikir Alur Kegiatan Magang... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Kota dan Pemukiman Ruang Terbuka Hijau Taman Taman Kota Proses perancangan lanskap Konsultan Lanskap, Klien III. METODOLOGI Lokasi Magang dan Proyek Waktu Pelaksanaan Magang Alat dan Bahan Metode Magang Tahapan Kegiatan Magang Batasan Magang Kegiatan Magang pada Proses Perancangan Menteng Park IV. KONDISI UMUM Sejarah dan Tujuan Perusahaan Struktur Organisasi Sumber Daya Manusia Fasilitas... 26

14 xiii 4.5. Proyek Cara Mendapatkan Proyek Prosedur Pelaksanaan Proyek Manajemen Proyek V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Magang Proyek yang Diikuti Selama Magang Kondisi Umum Lokasi Lokasi Tapak Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan Gambaran Umum Bintaro Jaya Proses Perancangan Menteng Park Deskripsi Umum Proyek Penerimaan Proyek (Project Acceptance) Riset dan Analisis Tahap Konsep (Concept Plan) Design Development (Pengembangan Desain) Detil Konstruksi Pembahasan Manajemen Proyek Proses Perancangan Lanskap Menteng Park VI. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

15 xiv DAFTAR TABEL NO. TABEL HAL 1. Jadwal Pelaksanaan Magang Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Daftar software yang digunakan Jenis dan Jumlah Perangkat Keras yang Digunakan Oemardi_Zain Landscape Consultant Tahap Pembayaran Proyek Menteng Park Proses Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant Pembagian Zona pada Tapak (Final) Pembagian Fasilitas dalam Zona Fasilitas Rekreasi dan Pengguna Daftar Tanaman Penyerap dan Penjerap Cemaran Udara Daftar Tanaman Atasi Penggenangan pada Tapak Daftar Tanaman Berdasarkan Ketinggan Maksimal dan Asal Tanaman Daftar Tanaman Penghasil Buah dan Nektar

16 xv DAFTAR GAMBAR NO. GAMBAR HAL 1. Kerangka Pikir Alur Kegiatan Magang Landscape cycle Hubungan Kontraktual Peta Lokasi Magang (Oemardi_Zain Landscape Consultant) Tahapan Pekerjaan Magang di Oemardi_Zain Proses Perancangan Lanskap Menteng Park Struktur Organisasi Oemardi_Zain Contoh Proyek Hotel/Resort Oemardi_Zain Contoh Proyek Residential Oemardi_Zain Contoh Proyek Theme Park Oemardi_Zain Contoh Proyek Civic and Commercial Oemardi_Zain Alur Proses Pelaksanaan Proyek pada Oemardi_Zain Peta Jawa Barat dan Tangerang Selatan Peta Lokasi Menteng Park, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan Batas Tapak Menteng Park Kondisi Tapak pada Menteng Park Kondisi dan jenis vegetasi pada tapak Kondisi Visual dalam Tapak Kondisi Visual Luar Tapak Tahap Konsep dalam Oemardi_Zain Images precedent Konservasi Images Precedent Rekreasi Images Precedent Kegiatan Edukasi Images Precedent Landmark Ilustrasi Adaptasi Bentuk Desain pada Menteng Park Pembagian Zona padatapak (Final) Konsep Sirkulasi Bentuk Tajuk Pohon Secara Arsitektural... 57

17 xvi 30. Panel Kategori TanamanPohon dan Perdu Tinggi Panel Kategori Tanaman Semak dan Groundcover Referensi Site Furniture dan Fasilitas Ilustrasi Preliminary Site Plan pada Design Development Ilustrasi Final Site Plan pada Design Development Illustrative Landscape Section Ilustrasi 3D Menteng Park Detail Construction Planting Plan Struktur Organisasi dan Peranan dalam Oemardi_Zain Alur Penugasan Proyek pada Oemardi_Zain Perbandingan Tahap Proses Perancangan Perbandingan Pencapaian Konsep Pencapaian Peranan Taman Kota dalam Konsep Menteng Park Perbandingan Tahapan Proses Desain Tahap Desain (Studi Bentuk Perancangan) Bentuk Spasial Preliminary Site Plan pada Oemardi_Zain (Terrace dan Promenade) Penerapan Prinsip Desain pada Master Plan Menteng Park Ilustrasi Vegetasi dalam Mereduksi Bising Ilustrasi Studi View Billboard dan Wall Climbing Ilustrasi Vegetasi Pohon dalam Mereduksi Kecepatan Angin Fungsi Tanaman dalam Desain (Sirkulasi) Jenis dan Pola Perkerasan Kategori Ketentuan untuk Lampu Desain Children Playground (Ayunan)

18 xvii DAFTAR LAMPIRAN NO. LAMPIRAN HAL 1. Proposal Proyek Taman Kota Bintaro Jaya Surat Perintah Kerja kepada Oemardi_Zain Denah Lanskap Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Lighting Plan (Denah Instalasi Listrik dan Lampu) Denah Dimensi dan Material Menteng Park Denah Drainase dan Irigasi Menteng Park Detil Promenade-Plaza Menteng Park Detil Railing Menteng Park Detil Promenade cafe Detil Jogging Track Detil Circulation Path Detil Reflexiology Path Detil Signage Detil Shade Sail Detil Billboard dan Wall Climbing Detil Terrace Detil Bangku Taman Detil Children Playground Detil Pagar Perimeter Detil Bicycle Stand Detil Lampu Taman Detil Timber Deck Rencana Anggaran Biaya Menteng Park

19 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin, 1994). Akan tetapi, perubahan fungsi lahan terbuka hijau menjadi area pemukiman menimbulkan pengaruh negatif terhadap kehidupan warga kota. Permasalahan lingkungan yang muncul dari terjadinya kepadatan area yang digunakan sebagai pemukiman, area industri atau bisnis adalah penurunan kualitas lingkungan kota. Salah satu kota yang mengalami perubahan adalah kawasan Bintaro Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan yang dikembangkan oleh PT Jaya Real Property menjadi area pemukiman. Pengembangan kawasan Bintaro Jaya ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai pemukiman yang ideal. Pemukiman ideal tidak terlepas dari tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan disertai fasilitas yang mendukung di dalamnya. PT Jaya Real Property membuat suatu tempat yang berfungsi untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat dalam beraktivitas serta memperbaiki kualitas lingkungan. Perwujudan dari upaya meningkatkan kualitas lingkungan ini adalah pembuatan Taman Kota Bintaro Jaya yang kemudian dikenal dan diresmikan dengan nama Menteng Park. Penamaan Menteng Park ini berdasarkan keinginan dari pihak PT. Jaya Real Property sebagai owner. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas lingkungan perkotaan adalah penghijauan yang saat ini dilakukan pada beberapa kota. Penghijauan merupakan usaha penataan lingkungan dengan menggunakan tanaman sebagai materi pokoknya. Dari tanaman itu dapat diambil banyak manfaat sehingga penghijauan kota dapat diartikan sebagai suatu upaya dalam menanggulangi berbagai penurunan kualitas lingkungan (Nazaruddin, 1994) Pembuatan taman ataupun penataan kembali taman-taman umum mulai dari taman berskala ketetanggaan (neighborhood parks), taman lingkungan (community parks) sampai dengan taman kota (city parks) sebagai salah satu usaha penggalangan ketersediaan ruang terbuka hijau. Menteng Park pada Bintaro

20 2 Jaya ini merupakan suatu taman umum dengan skala kota dan diperuntukan untuk masyarakat Bintaro secara luas. Taman kota merupakan ruang terbuka publik bagi masyarakat di lingkungan yang terdiri dari beberapa permukiman memiliki peran penting sebagai media beraktivitas di ruang terbuka bagi masyarakat lingkungan permukiman di sekitarnya, selain memberi fungsi sosial dengan memperhatikan sisi ekologis. Taman kota yang ada saat ini, beberapa tidak didasarkan pada kebutuhan masyarakat ataupun tidak berdasarkan standar yang harus dimiliki dari taman kota tersebut. Oleh karena itu, taman kota terutama dalam bentuk suatu perancangan, diperlukan suatu teknik atau langkah perancangan berdasarkan dari standar yang berlaku. Kondisi kota yang semarak indah, sejuk dan nyaman dapat tercipta jika taman yang ada dibangun dibanyak tempat. Selain hasilnya dinikmati oleh penduduk kota, juga akan menimbulkan citra yang baik bagi kota tersebut (Dahlan, 2004) Pihak yang terlibat untuk melakukan perancangan Taman Kota Bintaro Jaya atau dikenal dengan Menteng Park adalah Oemardi_Zain Landscape Consultant. Oemardi_Zain Landscape Consultant adalah salah satu perusahaan konsultan yang bergerak dalam desain dan perencanaan di Indonesia yang telah menangani sejumlah portofolio serta proyek mulai dari resort, perumahan (cluster), pemerintahan (sekolah, rumah sakit, dll), serta taman dalam berbagai skala. Sejumlah proyek yang telah dikerjakan oleh Oemardi_Zain ini memperhatikan segala aspek mulai dari aspek ekologis, sosial, fisik, dan biofisik sehingga didapatkan hasil yang dapat diterapkan dalam tapak sehingga berkelanjutan. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan magang dalam konsultan Oemardi_Zain Landscape Consultant. Oemardi_Zain telah memiliki pengalaman dalam menangani sejumlah proyek taman umum dalam berbagai skala, termasuk taman kota. Sikap profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dapat diwujudkan melalui pemahaman serta aplikasi teori keilmuan dalam praktek di lapang. Salah satu upaya dalam mewujudkan sikap profesionalisme ini adalah melakukan praktek magang pada suatu perusahaan yang bergerak pada bidang tersebut.

21 3 Proses magang mengenai perancangan taman kota ini mengikuti tahapan dari pihak konsultan berdasarkan standar kualitas tertentu, sehingga didapatkan taman kota yang baik Tujuan Tujuan umum dari pelaksanaan magang ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang arsitektur lanskap. Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan magang ini adalah : 1. Menganalisis mekanisme kerja dan proses perancangan di Oemardi_Zain. 2. Membandingkan aplikasi dalam kegiatan perancangan lanskap dari teori berbagai sumber dengan proses yang dilakukan pihak Oemardi_Zain. 3. Menganalisis kriteria taman kota dengan konsep dan desain pada Menteng Park Kegunaan Magang Kegiatan magang yang dilakukan di Oemardi_Zain Landscape Consultant memberikan manfaat diantaranya adalah : 1. Meningkatkan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi kerja. 2. Memperoleh informasi untuk proses perancangan dalam menjalankan proyek. 3. Membangun dan menjalin kerjasama serta hubungan baik antara Departemen Arsitektur Lanskap dengan perusahaan tempat magang Kerangka Pikir Dasar dari kerangka pikir kegiatan perancangan taman kota dalam kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh tahapan yang baik dalam perancangan, khususnya dalam proyek taman kota. Perkembangan kota yang saat ini berasal dari lahan menjadi suatu pemukiman menekankan pada pembangunan dengan menjaga kestabilan lingkungan perkotaan tanpa adanya penurunan atau bahkan memperbaiki kualitas lingkungan. Salah satu cara untuk mengetahui proses ataupun taman kota yang ideal diperlukan pengalaman dalam proses perancangan yang didapatkan melalui proses magang di Oemardi_Zain.

22 4 Pengembangan desain taman kota ini memperhatikan dari aspek ekologi sehingga dapat menjadi suatu tapak yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan juga memenuhi standar untuk suatu kota. Secara sistematis susunan kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1. Kawasan Perkotaan Area Pemukiman Ruang Terbuka Hijau Kawasan Bintaro Jaya : Fasilitas (wadah) untuk masyarakat Mewujudkan Taman Kota: Perbaikan Kualitas Lingkungan Kota Perancangan Taman Kota Bintaro Jaya Mempelajari proses dan tahapan untuk perancangan taman kota, Gambar mengetahui 1. Kerangka cara kerja Pikir. penyelesaian proyek. Kegiatan Magang pada Konsultan Oemardi_Zain Gambar 1. Kerangka Pikir Alur Kegiatan Magang Pada kegiatan magang ini mahasiswa melaksanakan alur kegiatan yang sudah ditetapkan. Alur kegiatan magang ini berfungsi sebagai tuntunan dalam mencapai tujuan dalam pelaksanaan kegiatan magang. Alur ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Tahap Pramagang, Tahap Magang, dan juga Tahap Pasca Magang. Pada Tahap Pramagang ini mahasiswa melakukan persiapan admisnistrasi untuk pelaksanaan magang (perizinan dan pembuatan proposal). Tahap Magang ini adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada lokasi magang. Mahasiswa mengikuti kegiatan studio yang ada serta mempelajari administrasi dalam suatu perusahaan, menganalisis cara kerja para karyawan, dan mempelajari tahapan kerja yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek. Pada dasarnya mahasiswa pada Tahap Magang melakukan kegiatan adminstrasi dan kegiatan studio. Tahap Pasca Magang ini adalah proses penyusunan tugas akhir

23 5 serta analisis data hasil yang didapatkan dari proses magang selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Persiapan - Proposal - Perizinan Lokasi Magang - Perizinan Waktu Magang PRAMAGANG Persiapan dan Pengenalan Lembaga - Perkenalan dengan staf - Pembagian Kerja Pengerjaan Proyek : Penjelasan Proyek, Pengenalan Masalah, dan Praktikal Studio MAGANG Proses Magang (Kegiatan Lapang dan Studio) Perusahaan 1) Struktur Perusahaan. 2) Manajemen Perusahaan dan Proyek. 3) Cakupan Proyek yang Ditangani. Pelaksanaan Proses Perancangan (Lapang dan Studio) 1) Tahap Perancangan dalam Perusahaan (fokus proyek Menteng Park) 2) Mengikuti pengerjaan proyek lainnya Hasil Kegiatan Magang Gambar 2. Alur Kegiatan Magang. 1. Evaluasi dan Analisis Hasil Perancangan Taman Kota 2. Evaluasi dan Analisis Manajemen Perusahaan Penyusunan Tugas Akhir PASCAMAGANG Gambar 2. Alur kegiatan magang pada Oemardi_Zain

24 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kota dan Pemukiman Kota merupakan salah satu lingkungan hidup yang perlu ditata pola penyebaran tamannya. Penataan taman di perkotaan tidak asal jadi, tetapi tujuan penyebaran taman harus jelas. Hal ini dimaksudkan bahwa penempatan lokasi, luas taman, kelengkapan sarana dan prasarana taman sesuai dengan kebutuhan standar kota. Apabila luas taman kota dan jumlah taman seimbang, maka tercipta kota yang asri dan berwawasan lingkungan. Suatu kota dapat dipandang dari paham biologisme atau suatu jaringan organisme utuh yang terdiri atas dua subsistem yaitu city s hardware atau jasmani kota dan city s software atau rohani kota (Budihardjo, 1993). Dalam UU Nomor 23 Tahun 1997, pengembangan perkotaan tidak terlepas dari keberadaan pemukiman yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kota tersebut. Menurut Simonds (1983), lingkungan pemukiman merupakan pengelompokan dari beberapa cluster tempat tinggal yang tergabung pada suatu area terbuka dan mempunyai batasan yang jelas dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti pendidikan, niaga, tempat peribadatan, atau fasilitas lainnya. Fasilitas tersebut ditempatkan di luar atau daerah kantong diantara beberapa pemukiman yang kemudian dihubungkan dengan adanya jalur hijau, pedestrian untuk pejalan kaki dan jalur untuk sepeda. Pada dasarnya pemukiman ideal merupakan suatu kawasan lingkungan ketetenggaan (neighborhood) yang memiliki fasilitas taman, bersama-sama membentuk suatu sebuah blok pemukiman (Eckbo, 1964) Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, pengamanan jaringan prasarana, dan budidaya pertanian. Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan, selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau di

25 7 tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lanskap kota (Hakim, 2007). Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, Ruang Terbuka Hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk kawasan maupun dalam bentuk area memanjang (jalur) dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka pada dasarnya tanpa bangunan. Grey dan Deneke (1987) mengemukakan bahwa ruang terbuka hijau meliputi vegetasi sepanjang jalan, danau, empang, sungai, vegetasi hijau sepanjang sungai, padang penggembalaan, taman-taman, lahan-lahan terbuka, taman pada kawasan-kawasan fungsional. Menurut Purwanto (2007), Ruang Terbuka Hijau berdasarkan tipenya dibedakan menjadi : 1. Ruang Terbuka Hijau Lindung (RTHL) yaitu ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka atau umum, didominasi oleh tanaman yang tumbuh secara alami atau tanaman budidaya. Kawasan hijau lindung terdiri dari cagar alam di daratan dan kepulauan, hutan lindung, hutan wisata, daerah pertanian, persawahan, hutan bakau, dan sebagainya. 2. Ruang Terbuka Hijau Binaan (RTHB) adalah ruang atau kawasan yang lebih luas, baik dalam bentuk areal memanjang/jalur atau mengelompok, dimana penggunaannya lebih bersifat terbuka untuk umum, dengan permukaan tanah di dominasi oleh perkerasan buatan dan sebagian kecil tanaman. Kawasan atau ruang hijau terbuka binaan sebagai upaya menciptakan keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, peresapan air, pencegahan polusi udara dan perlindungan terhadap flora seperti koridor jalan, koridor sungai, taman, fasilitas olah raga, play ground. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007, penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) merupakan bagian dari Ruang Terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Ruang

26 8 Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. RTH berfungsi ekologis yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, dan arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota (Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan). Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Pengendalian pembangunan wilayah perkotaan harus dilakukan secara proporsional dan berada dalam keseimbangan antara pembangunan dan fungsi-fungsi lingkungan. Kelestarian RTH suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya. RTH memiliki manfaat keseimbangan alam terhadap struktur kota. RTH memiliki tujuan dan manfaat yang besar bagi keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan, kelestarian, dan peningkatan kualitas lingkungan itu sendiri (Hakim, 2007) Taman Menurut Laurie (1987), taman adalah wajah dan karakter lahan atau tapak dari bagian muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya, sejauh mata memandang sejauh segenap indra kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkan. Dari batasan tersebut dapat diambil beberapa pengertian berikut :

27 9 1) Taman merupakan wajah dan karakter tapak yang berarti menikmati taman mencakup dua hal, yaitu penampilan visual dalam arti apa yang bisa dilihat dan penampakan karakter dalam arti apa yang tersirat dari taman tersebut. Mungkin dari alur ceritanya, gambar yang terpahat, nilai yang terkandung dari taman tersebut, dan sebagainya sejauh indra kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi kita dapat membayangkan. 2) Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami, elemen artifisial atau buatan manusia bahkan mahluk hidup yang ada di dalamnya, termasuk manusianya. Menurut Laurie (1987) secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapat kesenangan, kegembiraan, kenyamanan bagi penggunanya Taman Kota Taman kota disebut juga dengan ruang terbuka atau open space yang digunakan oleh orang banyak untuk beraktivitas disetiap waktu. Pengertian mengenai taman kota ini adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota. Menurut Arifin et al (2008), taman kota yang merupakan suatu taman umum ini adalah bagian dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan masyarakat disekitarnya. Taman umum memiliki fungsi sosial yang mengakomodir kebutuhan masyarakat pada tiap aras (level), mulai dari skala kota, lingkungan, sampai ketetanggaan. Pada setiap aras dapat dibangun berbagai bentuk taman umum. Taman umum yang terbangun ini memiliki 3 ciri, yaitu : 1. Merupakan ruang refleksi (responsive) atas fungsi pelayanan keinginan dan kebutuhan masyarakat (public) yang bersangkutan. 2. Ruang syarat makna (meaningful), merupakan taman yang menciptakan adanya keterkaitan yang erat antara masyarakat dengan tempat, dalam konteks hubungan fisik ruang dan sosial. 3. Ruang yang demokratis, dimana setiap anggota masyarakat dapat mengakses taman secara bebas, tempat dimana antar setiap anggota

28 10 masyarakat dapat belajar hidup dalam kebersamaan, serta sebagai media membangun kekuatan bersama. Menurut Arifin et al (2008), taman kota adalah taman umum dalam skala kota yang peruntukkannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat kota yang bersangkutan. Fasilitas disediakan pada taman disesuaikan dengan fungsi dan fasilitas pendukung lainnya, meliputi : a) Fasilitas rekreasi (fasilitas bermain anak, tempat bersantai, panggung, dan lain-lain). b) Fasilitas olahraga (jogging track, kolam renang, lapangan bola, lapangan tenis, lapangan bola basket, lapangan bola voli, lapangan bulu tangkis, dan fasilitas refleksi). c) Fasilitas sosialisasi (ruang piknik, ruang atau fasilitas yang memungkinkan untuk bersosialisasi baik untuk kelompok kecil maupun besar). d) Fasilitas jalan, entrance, tempat parkir, mushola, tempat berjualan, drainase, air, listrik, penerangan, penampungan sampah, dan toilet. Penanggung jawab taman kota adalah pemerintah kota meskipun dalam pengelolaannya pemerintah kota dapat berkolaborasi dengan pihak swasta. Hijau taman kota merupakan suatu bentuk taman kota yang lebih dicirikan oleh penampilan (arsitektural) masing-masing jenis pohon yang dikembangkan, pengaturan lebih cenderung untuk memberdayakan agar pepohonan sebagai penghuninya tumbuh lebih bebas (soliter). Ciri yang lebih spesifik dari hijau taman kota sebagai fasilitas umum yang dilengkapi dengan sarana umum yang secara langsung dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat luas. Secara umum dari taman kota ini mempunyai dua unsur perpaduan baik alami maupun buatan dengan menggunakan material pelengkap, secara spesifik terdiri dari tiga unsur komponen hijau yaitu : pepohonan yang ditata secara soliter dengan menonjolkan nilai estetika, perhimpunan vegetasi perdu dan juga hamparan rerumputan yang teratur sehingga membentuk desain keindahan kota (Samsoedin et al, 2010). Menurut Abdillah (2005) Secara umum taman kota memiliki peranan penting untuk mendukung kota. Peranan taman kota secara ekologis ini adalah : a) Sarana Kesehatan (Higienis)

29 11 Taman kota sangat berguna sekali karena unsur utama taman adalah tanaman, yang dalam proses fotosintesis akan mengeluarkan O 2, O 2 dipergunakan oleh mahluk hidup dengan bantuan sinar matahari. Dengan bantuan sinar matahari ini, tanaman akan menyerap CO 2 yang dihasilkan manusia dalam pernapasan, dan tanaman menghasilkan O 2 dari proses fotosintesis yang kemudian dihirup oleh manusia melalui pernafasan. b) Pengaturan Iklim (Klimatologis) Taman dapat melindungi manusia dari panas matahari dan tekanan suhu panas serta peneduh. Taman mampu menyerap panas dari atmosfer yang dekat dengan permukaan tanah disekitar tanaman, sehingga daerah disekitarnya menjadi nyaman. c) Perlindungan (Protektif) Taman dapat melindungi manusia dari angin kencang, panas sinar matahari, serta mempunyai sifat melindungi dari asap-asap kendaraan dan gas-gas dari buangan industri dan gas beracun mengambang di udara, melalui proses kimiawi zat hijau daun dapat mengubah CO 2 menjadi O 2, sehingga penghijauan mampu menyerap polusi udara di kota. d) Pengaturan Persediaan Air Tanah (Hidrologis) Taman pada pertamanan kota bermanfaat untuk menyimpan air hujan yang jatuh ke tanah melalui pori-pori tanah, sehingga pada musim kemarau dapat berfungsi atau bermanfaat. Pada musim penghujan kemampuan tanah dapat menyimpan air tanah mengurangi adanya bahaya banjir. e) Pencegah Erosi (Orologis) Semakin besar curah hujan yang terjadi pada suatu daerah dataran, semakin besar pula banjir yang diterima didaerah tersebut. Adanya taman atau ruang terbuka hijau, sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin. Penghijauan atau penyebaran taman yang merata akan dapat menanggulangi banjir. Akar-akar tanaman dapat mengikat butir-butir tanah sehingga tidak mudah dibawa air. Daun tanaman dapat menahan

30 12 atau memperlambat jatuhnya air hujan yang deras, lalu menyerap ke tanah tanpa menimbulkan erosi, karena tanah tertutup oleh tanaman yang dapat mencegah erosi. Semua jenis rumput, semak-semak, pepohonan mampu menampung air genangan tanpa menimbulkan kelongsoran tanah. f) Penyeimbang Alam ( Edhapis) Tanaman dapat memberikan lingkungan hidup bagi makhluk lainnya. Akar tanaman menerobos tanah, menggemburkan tanah, dan memberikan lingkungan hidup bagi mikroorganisme. Ini menyuburkan tanah dan tanaman, hal ini disebut simbiosis. Tanaman juga memberikan kehidupan lain diatas tanah sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh di taman kota, di tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung atau unggas dan serangga berkembang membantu keseimbangan alam. g) Keindahan (Estetika) Taman-taman diperkotaan dengan warna yang alami serta tekstur yang bermacam-macam dan perencanaan yang teratur akan menampakan keindahan. Kelebihan ini menjadikan tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan lingkungan. h) Kejiwaan (Psikis) Taman kota dapat membawa dan memberikan suasana sejuk dan tentram, serta damai bagi jiwa manusia. Hal ini dapat mengurangi gangguan syaraf dan kejiwaan manusia, sehingga dengan adanya taman tersebut dapat mengalihkan perhatian kita dari suasana tegang serta pengaruh kejiwaan kita menjadi tenang, karena adanya sirkulasi udara dalam kota. i) Pendidikan (Edukatif) Taman dapat menjadi media untuk pendidikan pengetahuan alam, sarana penelitian, pendidikan, dan membentuk kesadaran lingkungan. j) Pencipta Lingkungan Hidup (Ekologi) Taman merupakan pengikat yang menyatukan manusia dengan kondisi alam lingkungannya, sehingga antara manusia dengan taman saling membutuhkan dalam kehidupan lingkungannya. Taman kota ini menyediakan habitat untuk satwa dan lainnya dalam cakupan yang tidak terlalu luas.

31 13 k) Sosial-Ekonomi Taman kota mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia, karena merupakan tempat rekreasi warga. Disamping itu taman kota dapat dikembangkan dengan tanaman-tanaman produktif, sehingga dapat membantu menambah pendapatan dan peningkatan taraf hidup rakyat Proses perancangan lanskap Perancangan adalah suatu proses dimulai dari gagasan sampai terwujudnya gagasan menjadi tujuan awal. Dari sebuah titik awal (biasanya berupa loncatan ide), proses perancangan bergerak menuju perumusan ide yang berupa desain. Perancangan desain merupakan suatu usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program pengguna tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif (Hakim dan Utomo, 2002). Menurut Simonds (1983) perancangan lanskap lebih ditujukan kepada pengggunaan volume dan ruang, yang setiap volume memiliki bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan kualitas lain sebagai pencirinya. Semua ciri ini dapat diekspresikan dapat dengan baik mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang diinginkan. Perancangan ditekankan pada penggunaan volume dan ruang. Setiap volume memliki bentuk, tekstur, ukuran, bahan, warna, dan kualitas yang lain. Semuanya dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik sehingga ruang dapat memberikan dampak yang berbeda pada psikologis manusia, tergantung pada pengorganisasiannya seperti keriangan, ketegangan, gerakan, keheningan, dan perenungan (Simonds, 1983). Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perancangan adalah prinsip desain. Sulistyantara (2006) menyatakan suatu rancangan taman yang baik tidak hanya dapat diwujudkan oleh unsur perancangan saja. Diperlukan adanya pedoman yang digunakan untuk mengatur dan mengkreasikan elemen taman elemen taman dengan keragaman elemen desainnya. Pedoman ini seringkali disebut prinsip desain. Prinsip desain ini meliputi beberapa aspek antara lain : tema, keseimbangan, skala, irama, dan titik perhatian. Pada suatu perancangan

32 14 diperlukan detail lanskap, pemilihan material yang digunakan dapat mendukung desain dari taman tersebut. Menurut Hakim dan Utomo (2002) Perancangan detail lanskap adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen atau elemen, material atau bahan lansekap, tanaman, kombinasi pemecahan detail berbagai elemen taman seperti : plaza, air mancur, kolom, bollard, dan sebagainya. Selain itu, dalam merancang sebuah lanskap terdapat sebuah prinsip yaitu mengeliminasi elemenelemen yang buruk dan menonjolkan elemen-elemen yang baik. Proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap menurut Simonds (1983) terdiri atas Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction, dan Operation. Commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan atau kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Research merupakan tahap pengumpulan atau inventarisasi data. Analysis merupakan tahap menganalisis tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar dan potensial tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi sistematik atas menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi, dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencangkup pelaksanaan kunjungan secara periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan. Merancang adalah seperti sebuah gelombang yang berkesinambungan sehingga berkembang dari gambar proses pembangunan dan keputusan yang berkaitan dengan bentuk akhir (Loidl dan Bernard, 2003). Menurut Booth (1983), proses perancangan harus memberikan pemikiran yang logikal dan kerja tim yang baik dalam menciptakan sebuah desain, dapat memberikan informasi yang jelas tentang desain, memberikan solusi alternatif yang terbaik, serta menjelaskan solusi tersebut kepada klien. Proses desain menurut Booth (1983) yaitu: 1. Penerimaan proyek (Project acceptance) 2. Riset dan Analisis (Research and analysis) a. Persiapan peta dasar b. Inventarisasi dan analisis

33 15 c. Wawancara dengan klien d. Pengembangan program 3. Desain/perancangan (Design) a. Diagram fungsi b. Diagram hubungan tapak c. Concept plan d. Form Composition Study e. Preliminary design f. Schematic plan g. Master plan h. Design development 4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings) a. Layout plan b. Grading plan c. Planting plan d. Construction details 5. Pelaksanaan (Implementation) 6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Construction Evaluation Maintenance) 7. Pengelolaan (Management) 2.6. Konsultan Lanskap dan Klien Ingels (2004) menyatakan bahwa kontrak merupakan suatu perjanjian secara tertulis yang terikat secara sah menurut hukum, biasanya antara dua pihak, yang mendeskripsikan beberapa pekerjaan dan atau bahan-bahan yang akan dilengkapi dengan penetapan keuntungan pembayaran atau nilai kompensasi lainnya. Beberapa pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan atau proyek dalam kontak diantaranya klien (pemilik), kontraktor, dan subkontraktor. Klien adalah seseorang atau organisasi badan usaha yang memiliki dan menyediakan biaya untuk suatu proyek. Dana tersebut berasal dari dana pribadi klien ataupun dari sumber lain. Proses perancangan dalam suatu proyek melibatkan klien untuk mendapatkan suatu hasil yang dapat memuaskan. Urutan langkah dalam pengerjaan dalam suatu proyek lanskap adalah dimulai menerjemahkan keingingan atau hasrat dari klien, selanjutnya bergerak ke

34 16 tahap desain, kemudian akhirnya masuk ke dalam tahapan konstruksi dan dilanjutkan dengan pemeliharaan serta pengelolaan (Ingels, 2004). Keinginan dan kebutuhan klien selanjutnya Keinginan dan kebutuhan klien pada awal proses Tingkat keinginan klien lebih tinggi Proses Lanskap Tingkat awal keinginan klien Proses Lanskap Sebuah lingkungan baru lainnya Sebuah lingkungan yang baru Sumber : Ingels (2004) Gambar 3. Landscape cycle. Menurut Ingels (2004) suatu proyek lanskap akan melibatkan klien dan tenaga ahli yang berkaitan dengan bidangnya, seperti arsitek, insinyur sipil, arsitek lanskap atau perancang, perusahaan kontraktor lanskap, perusahaan pemeliharaan dan pemasok material. Kontraktor adalah pihak yang bekerja untuk klien dalam suatu kontrak atau wakil dari klien. Subkontraktor adalah kontraktor yang disewa oleh kontraktor utama untuk melakukan beberapa porsi pekerjaan proyek. Biasanya subkontraktor berhubungan langsung dengan kontrator utama bukan dengan klien. Terdapat beberapa hubungan kontraktual yang dijalankan pada suatu proyek, salah satunya adalah hubungan kontraktual untuk proyek, dapat dilihat pada Gambar 4. Klien Konsultan Lanskap Kontraktor Lanskap (Kontrak Utama) Subkontraktor Subkontraktor Subkontraktor Sumber : Ingels (2004) Gambar 4. Hubungan Kontraktual.

35 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Magang Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ), sebuah konsultan yang berlokasi di Bumi Menteng Asri blok BE no.20, Bogor, Jawa Barat. Sumber : jawabarat.go.id. Gambar 5. Peta Lokasi Magang (Oemardi_Zain Landscape Consultant) Waktu Pelaksanaan Magang Pelaksanaan magang berlangsung selama 14 minggu yaitu mulai bulan Maret 2011 hingga Juli Jadwal harian kegiatan magang adalah hari Senin- Jumat dimulai pukul WIB. Waktu pelaksanaan ini terkait dengan masa magang yang dilakukan dan proses analisis bahan yang diperoleh dari magang. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan dari tahap sebelum pelaksanaan magang hingga pasca magang dilihat pada Tabel 1.

36 18 Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Magang. Kegiatan Studi Febuari 2011 Maret 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli Mei Persiapan Studi Pembuatan Proposal Perizinan Magang Pelaksanaan Magang Pengenalan Profil,Kelembag aan,sistem Perusahaan Mengikuti Proses kerja lanskap, survai lapang Pengumpulan data Penyusunan akhir 3.3. Alat dan Bahan Alat dan bahan ini merupakan hal yang terkait dengan proses magang dan juga proses dalam pelaksanaan perancangan proyek Menteng Park. Adapun beberapa alat yang dipergunakan adalah kamera untuk menunjang dokumentasi, kelengkapan software untuk proses kerja, serta alat tulis sebagai alat bantu dalam mencatat hal yang terkait dengan informasi. Data yang diperoleh dalam proses magang ini dibagi menjadi dua yaitu kelembagaan perusahaan dan data untuk keperluan proyek pada Tabel 2. Data yang didapat ini berupa data primer dan data sekunder yang sudah disiapkan untuk pelaksanaan pengerjaan perancangan. Data primer yang ada pada pihak konsultan ini diberikan oleh pihak klien. Data primer yang diberikan adalah foto kondisi eksisting, bentuk, kontur, letak tapak, dan vegetasi.

37 19 Tabel 2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data. No. Data Bentuk (Jenis) Sumber 1. Proses Perancangan a. Penerimaan Proposal pengajuan Deskripsi Oemardi_Zain Proyek (Primer) b. Riset dan Analisis Aksesibilitas Deskripsi Observasi lapang, Kondisi Sirkulasi (Primer) Oemardi_Zain Iklim Jenis Iklim, suhu Deskripsi Studi Pustaka (Sekunder) Bentuk, Letak dan Luas Letak adminstrasi, geografi, luas (Ha), Deskripsi, Denah, Skala Oemardi_Zain, Studi Pustaka Batas (Primer, Sekunder) Vegetasi Jenis Vegetasi Foto (Primer) Observasi Lapang View Titik, Jumlah Foto, Denah Observasi Lapang, (Primer) Sosial Aktivitas Sosial, Persepsi,Keinginan Deskripsi (Primer) Observasi Lapang, Oemardi_Zain Masyarakat c. Konsep Konsep Desain, Deskripsi dan Oemardi_Zain Tujuan, Konsep Dasar Ilustrasi (Primer) d. Pengembangan Penerapan Konsep Denah, Foto dan Oemardi_Zain Desain (Softscape dan Hardscape) Ilustrasi (Primer) e. Gambar Kerja Detil Hardscape dan Gambar Kerja Oemardi_Zain Softscape (Primer) 2. Kelembagaan Struktur Deskripsi Oemardi_Zain Organisasi (Primer) Sejarah Deskripsi Oemardi_Zain perusahaan (Primer) Sistem Kerja Deskripsi Oemardi_Zain (Primer) Proses perwujudan proyek lanskap Deskripsi (Primer) Oemardi_Zain

38 Metode Magang Metode yang digunakan adalah mempelajari dan berpartisipasi aktif dalam lingkup kegiatan studio yang berlangsung pada konsultan. Pengamatan dalam proses kerja dalam melakukan tahapan perancangan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung, survai, wawancara ataupun studi pustaka yang dilakukan. Adapun beberapa hal dalam metode magang yang dilakukan mahasiswa pada OZ ini adalah : 1. Mengikuti mekanisme kerja dalam kegiatan studio dan lapang. 2. Berpartisipasi dalam kegiatan perancangan proyek Menteng Park. 3. Mengamati permasalahan yang muncul dalam proses perancangan lanskap. 4. Ikut serta dalam pengerjaan gambar kerja untuk penyelesaian proyek diluar proyek utama. 5. Melakukan wawancara dengan pihak yang terkait dengan proyek dan ikut serta dalam pengamatan lapang. 6. Studi pustaka dari berbagai sumber untuk menunjang proses perancangan lanskap Tahapan Kegiatan Magang Tahapan pekerjaan magang yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah : 1) Orientasi perusahaan : tahap pertama yang bertujuan untuk membiasakan diri dan mempelajari sistem dalam lingkup perusahaan. 2) Kegiatan perancangan (Studio dan Survai Lapang): kegiatan inti dalam penyelesaian proyek dan berlangsung pembuatan karya lanskap secara benar, lengkap dan terarah. 3) Evaluasi hasil : kajian atau review seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan untuk proses seleksi data dan penyusunan data yang diperlukan sesuai dengan rencana awal kegiatan magang. 4) Penyusunan : analisis terhadap hasil yang telah didapatkan dari proses magang, penyusunan, mempelajari hasil magang dengan teori yang dipelajari pada saat perkuliahan.

39 21 Orientasi Perusahaan 1. Pengenalan Lembaga dan manajemen 2. Pengenalan Sistem Kerja dan Jenis Proyek 3. Hubungan Kerja dengan Klien Kegiatan Perancangan 1. Pengumpulan data 2. Tahap Perancangan 3. Ikut serta dalam proyek selain Menteng Park Evaluasi Hasil Melengkapi data, penyusunan data dalam magang untuk penyusunan tugas akhir. Penyusunan Pengkajian hasil yang diperoleh dari kegiatan magang. Gambar 6. Tahap Pekerjaan Magang di Oemardi_Zain Batasan Magang Kegiatan magang yang dilakukan adalah mengikuti proses kegiatan penyelesaian pekerjaan lanskap dalam studio, pengamatan mengenai sistem manajemen perusahaan. Selanjutnya hasil tersebut dilakukan analisis menurut teori yang berhubungan dengan proses perancangan dan manajemen perusahaan. Kegiatan yang dilakukan pada studio ini adalah proses dalam melengkapi dokumen, yang meliputi dokumen secara tertulis dan juga pengerjaan gambar yang meliputi konstruksi hardscape, planting pallet, denah penanaman, denah material, gambar potongan kontruksi, gambar potongan tampak, dan rancangan anggaran biaya. Hal ini didapatkan tidak hanya dalam proyek utama yang dijalani yaitu Taman Kota Bintaro Jaya (Menteng Park), namun juga proyek lainnya dalam proporsi yang kecil. Dalam proses pekerjaan Menteng Park ini dilakukan dalam bimbingan direktur dan staf OZ Kegiatan Magang pada Proses Perancangan Menteng Park Proses magang yang dilakukan mengikuti proses kegiatan perancangan yang dimulai dari tahap ketiga dan tahap keempat yaitu membantu penyelesaian pekrjaan lanskap Menteng Park. Mahasiswa berperan untuk membantu project manager dalam proses pengerjaan gambar. Mahasiswa mengikuti tahapan yang

40 22 dimulai dari tahap sesudah pembuatan konsep yaitu dimulai dari tahap design development (pengembangan desain) dan juga gambar detil konstruksi. Pada proses implementasi tidak diikuti secara keseluruhan oleh mahasiswa berkenaan dengan waktu magang. Proses perancangan yang digunakan oleh Oemardi_Zain dapat dilihat pada Gambar 7. Persiapan Periapan Tender Proposal dan Konsep Desain Riset dan Analisa 1. Data Survei 2. Analisis dalam spasial Konsep 1. Konsep Dasar 2. Konsep Desain (Bentukan) 3. Tujuan dan Manfaat 4. Design Key Drive 5. Pengembangan Konsep Pengembangan Desain 1. Site Plan 2. Illustrative Section 3. Ilustrasi 3D Gambar Konstruksi (CAD & Dokumen) 1. Gambar detail konstruksi 2. Gambar detail Softscape 3. BoQ dan RAB Implementasi dan Pemeliharaan Implementasi hasil dari perancangan yang dilakukan dan pemeliharaan selama 30 Hari Sumber : Oemardi_Zain ( 2011) Gambar 7. Proses Perancangan Lanskap Menteng Park.

41 23 IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan Oemardi_Zain Landscape Consultant ini didirikan pada tahun Pendiri konsultan ini adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Ir. Umar Zain sebagai pendiri telah memiliki pengalaman dalam ranah arsitektur lanskap yang kemudian membentuk suatu konsultan sendiri. Nama Oemardi_Zain ini berasal dari pendiri konsultan tersebut. Saat ini, konsultan sudah menangani banyak proyek yang berada di dalam negeri. Proyek yang ditangani tidak hanya di wilayah Indonesia saja tetapi beberapa proyek berlokasi di Singapura, Hongkong dan lainnya. Konsultan ini belum menjadi Persero Terbatas (PT) ataupun badan hukum lainnya masih berupa studio untuk pelaksanaan proyek. Tujuan dari Oemardi_Zain (OZ) ini memberikan create market yaitu mengarahkan klien untuk mendapatkan detail yang lengkap dan kontekstual agar penciptaan dan penataan ruang luar menjadi estetis dan fungsional Struktur Organisasi Struktur organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam kinerja para karyawan dalam suatu perusahaan. Beberapa bagian terdapat dalam struktur organisasi untuk memudahkan dalam pelaksanaan kerja. Berikut ini merupakan pembagian kerja yang ada pada OZ : a) Direktur : membangun kerjasama dengan klien mengenai proyek yang didapat, membuat suatu konsep baik untuk diterapkan dalam tapak (direktur merupakan konseptor), meneruskan informasi ataupun konsep pada staf dan project manager, bertugas mengawasi kinerja para staf dan membuat suatu aturan kerja yang harus diikuti oleh stafnya. b) Manajer Administrasi dan Keuangan : mengatur keuangan dalam perusahaan termasuk pengaturan keuangan yang telah didapat dalam proyek yang terselesaikan, pembayaran upah dan gaji karyawan, pendapatan dan pengeluaran perusahaan serta hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan administrasi keuangan. c) Manajer kantor : bertanggung jawab dalam operasional kantor dan juga pengawas dalam kinerja staf.

42 24 d) Manajer teknik : bertanggung jawab atas kondisi aset kantor seperti komputer, central processing unit, printer, koneksi internet dan lainya untuk memperlancar dan menunjang proses kerja para staf. e) Arsitek Lanskap dan Arsitek : meneruskan, menerjemahkan konsep dari direktur kedalam tapak, menentukan pola desain, konstruksi, material, pemilihan tanaman beserta spesifikasinya, dan juga mengatur jadwal agar penyelesaian proses perancangan untuk diserahkan pada klien ataupun pihak kontraktor tepat waktu. f) Drafter : menggambar detail hasil dari desain yang telah ditentukan, membantu pekerjaan arsitek dan arsitek lanskap dalam penyelesaian gambar kerja. Pada Gambar 8 merupakan susunan struktur dari organisasi yang ada pada perusahaaan. Direktur (Owner) Manajer Kantor Manajer Adminstrasi Keuangan Manajer Teknik Arsitek Lanskap Arsitek Drafter Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 8. Struktur Organisasi Oemardi_Zain Sumber Daya Manusia OZ memiliki 10 orang staf yang dengan pembagian profesi dalam pelaksanaan proyek ataupun dalam menjalankan perusahaan ini. Tenaga kerja dengan keahlian yang berbeda ini dibagi menjadi : 1 orang arsitek, 1 orang yang berperan sebagai drafter, 1 orang pada bidang adminstrasi dan keuangan, 1 orang arsitek, serta 6 orang merupakan arsitektur lanskap. Sistem kerja pada perusahaan ini dalam pengerjaan proyek adalah dengan mengikutsertakan seluruh staf dalam suatu proyek. Pada setiap proyek terdapat project manager untuk mengatur

43 25 jalannya proyek serta tim yang mendukungnya. Tugas yang diberikan berasal dari direktur, tugas tersebut diberitahukan dalam proses briefing seluruh staf. Komunikasi merupakan hal yang secara langsung berdampak kepada suatu pekerjaan dapat berjalan efektif dan efisien. Komunikasi yang dijalankan merupakan komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah sebagai penunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Kemudian, unit komunikasi ini melakukan suatu komunikasi internal baik secara vokal maupun non vokal. Berikut ini beberapa cara yang dilakukan untuk memenuhi komunikasi internal yaitu : a) Cara ini digunakan para staf untuk mengirim progress proyek yang dikerjakan kepada pihak klien ataupun kepada staf lainnya. b) Papan Informasi Pada papan ini berisikan proyek yang sedang dikerjakan, tanggal untuk penyerahan gambar kerja, meeting dengan klien, perkembangan proyek dan juga project manager yang memegang kontrol atas perkembangan proyek tersebut. c) Telepon dan Faksimili Komunikasi langsung yang dilakukan dengan klien untuk mengetahui keinginan klien, kesalahan dalam gambar, dan lainnya. d) Software Komunikasi yang dilakukan dalam bentuk chat, sehingga lebih dinilai efisien untuk para staf dalam diskusi dalam proses pengerjaan gambar kerja suatu proyek. e) Diskusi cara komunikasi dengan verbal. Cara ini lebih efektif dibandingkan cara non verbal yang dilakukan, mendengarkan secara langsung dan dapat menjelaskan secara rinci.

44 Fasilitas Sistem kerja yang dilakukan OZ didukung dengan adanya fasilitas di dalam studio. Fasilitas yang terdapat dalam OZ ini terdiri dari komponen hardware (peralatan) dan software sehingga dapat mendukung proses ataupun dapat memudahkan pekerjaan. Pada Tabel 3 adalah software yang digunakan oleh pihak OZ untuk mendukung proses desain atau penyelesaian proyek yang ditangani dan aplikasi untuk proses desain. Tabel 3. Daftar software yang digunakan. No. Software Kegunaan 1. AutoCAD 2007,2005,2004 CAD Drawing, pengerjaan detil konstruksi dan lainnya. 2. 3D Studio Max Animasi dan 3D Rendering 3. Adobe Photoshop 3D Rendering 4. Google Sketch Up 3D Rendering 5. Google Earth Mengetahui bentuk tapak sebelum site visit dilakukan dan juga untuk mengetahui lokasi proyek yang berlangsung, kondisi fisik. 6. Adobe Illustrator Ilustrasi untuk suatu produk dalam proyek 7. Adobe Acrobat Document Publishing 8. Adobe Bridge Memudahkan untuk pemilihan icon pada library dalam bentuk psd ataupun jpg. 9. MS. Office 2003 dan 2007 Terkait untuk presentasi kepada klien, daftar RAB, BoQ, list tanaman dan juga material. (Document Publishing) 10. Yahoo Messenger dan Digsby Komunikasi internal untuk antara staf, memudahkan antar staf untuk berkomunikasi secara efisien dan efektif. Sumber : Oemardi_Zain ( 2011) Selain itu, OZ memiliki peralatan dan perlengkapan untuk memfasilitasi kegiatan kerja yang dilakukan. Peralatan dan perlengkapan ini sudah memadai sehingga perusahaan dapat berjalan secara optimal. Berikut ini pada Tabel 4 merupakan daftar perangkat yang digunakan beserta kegunaannya dalam menunjang pekerjaan.

45 27 Tabel 4. Jenis dan Jumlah Perangkat Keras yang Digunakan Oemardi_Zain Landscape Consultant. No. Hardware Jumlah Kegunaan 1. Server (Komputer) 1 Komputer yang mengatur koneksi antar komputer yang ada pada studio, 2. Work station (PC, komputer) 10 Pelaksanaan pekerjaan proyek untuk user (para staf), masing-masing PC berisikan proyek yang dipegang para staf. 3. Printer 2 Hasil dalam bentuk hardcopy 4. Scanner A4 1 Mendapatkan images reference untuk proyek dari sumber berupa hardcopy, sehingga memudahkan menerjemahkan bentuk yang diinginkan dalam desain. 5. Mesin Fax dan Telepon 1 Berkomunikasi dengan klien ataupun kontraktor, memudahkan dalam hal pengiriman data atupun informasi 6. Harddisk Penyimpanan hasil kerja proyek 7. Modem (wifi dan LAN) 2 Penghubung antar staf memudahkan dalam penyelesaian suatu proyek, searching materi yang berhubungan dengan proyek (ide dan konsep), membantu dalam memudahkan berkomunikasi dengan klien. 8. CD-ROM Writer 2 Penyimpanan data. (Sumber : Oemardi_Zain, 2011) Kegiatan dalam penyelesaian suatu proyek di dalam studio ini dilakukan dengan operasi komputer, dimulai dari kegiatan awal inventarisasi hingga hasil akhir berupa bentuk animasi 3D ini dilakukan sepenuhnya oleh staf OZ dengan menggunakan software untuk desain. Pengerjaan manual (freehand) terdapat pada pada saat awal pengerjaan untuk memperoleh konsep, bentuk pola desain yang akan diterapkan pada tapak, dan juga saat pemeriksaan hasil gambar namun hasil dari manual sebagian tidak masuk kedalam dokumen pengerjaan dan dibuat hasil akhir dengan operasi komputer. Produk dari proyek yang ditangani dihasilkan dari menggunakan operasi komputer pada saat diberikan kepada klien. Hasil operasi komputer yang diterima klien tersebut dalam bentuk poster, booklet, ataupun softcopy dalam CD

46 28 (copydisk). Teknik persentasi dari produk desain tersebut biasanya dalam bentuk PPT (Power Point) atau melalui adanya poster dengan ukuran tertentu Proyek OZ menangani berbagai macam proyek, yang dipisahkan menurut kategori proyek tersebut. Kategori proyek yang ditangani oleh OZ, diantaranya adalah : 1) Lanskap Hotel dan Resort 2) Lanskap Pemukiman dan Perumahan (Residential) 3) Taman atau Lanskap Alami 4) Pemerintah dan Area Komersial Perusahaan ini memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menangani proyek. Beberapa proyek yang dikerjakan oleh OZ, diantaranya adalah : 1. Al-Raha abu dhabi 9. Club Med, Nusa Dua Bali 2. BSD ROW Imperial Klub Golf 3. Dian Istana 11. RS Cisarua 4. Modernland 12. Hutan Kota Rasuna 5. Safra, Singapore 13. Puri Botanical Residence 6. Bakrie Toll Road 14. BSD City 7. Cikeas 15. Sentul Pine Forest, Sentul City 8. Grage Griya Permai 16. Alpensia Extension, Sentul City Berikut ini merupakan contoh produk dari pengerjaan suatu proyek dari kategori proyek pada OZ. Hasil produk diberikan dengan visualisasi yang baik untuk klien. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 9. Contoh Proyek Hotel dan Resort Oemardi_Zain

47 29 Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 10. Contoh Proyek Residential Oemardi_Zain. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 11. Contoh Proyek Theme Park Oemardi_Zain. Bale Pare, Dine and Shopping Experience Kota Baru Parahyangan Bandung Client : PT Belaputera Intiland Architect : P & D PT Belaputera Intiland Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 12. Contoh Proyek Civic and Commercial Oemardi_Zain. Perusahaan ini belum menjadi PT (Perseroan Terbatas) sehingga sumber dana perusahaan masih diatur oleh direktur secara langsung dan dibantu oleh manajer adminstrasi dan keuangan.

48 Cara Mendapatkan Proyek OZ merupakan salah satu konsultan yang sudah menangani beragam proyek. Pada umumnya, proyek didapatkan melalui 3 cara yaitu penunjukan langsung, mengajukan tawaran (mengikuti suatu tender) dan rekomendasi rekanan. Pada proyek Taman Kota Bintaro Jaya yang diresmikan dengan nama Menteng Park diperoleh melalui proses penunjukan secara langsung kepada pihak konsultan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai cara mendapatkan proyek pada OZ : 1) Penunjukan secara langsung Pada cara ini biasanya klien yang memberikan proyek sudah mengetahui reputasi kinerja dan hasil produk yang baik pada suatu konsultan tersebut, memiliki pengalaman melakukan kerjasama sebelumnya, ataupun sudah memiliki kepercayaan terhadap konsultan. Cara penunjukan secara langsung ini menguntungkan karena dapat langsung memperoleh kontrak kerjasama dengan pihak owner tanpa adanya persaingan terlebih dahulu dengan konsultan lainnya. 2) Mengajukan Penawaran (Tender) Cara penawaran ini adalah pengajuan proposal suatu perencanaan dan perancangan sesuai dengan ketentuan tender. Pihak konsultan mengajukan proposal sesuai berdasarkan permintaan owner. Proposal ini berisikan rencana desain (konsep) yang diajukan dalam bentuk ilustrasi sehingga dapat dimengerti oleh klien atau owner. Dalam pengajuan tender ini terdapat bayangan perhitungan fee untuk pembayaran jasa konsultan. Penawaran ini dilakukan dengan presentasi langsung mengenai konsep yang dibuat. Tender ini terdapat pesaing dari konsultan lain yang mengajukan desain untuk proyek tersebut. 3) Rekomendasi Rekan Proyek yang didapatkan dari rekomendasi ini berdasarkan pihak yang pernah memiliki pengalaman kerjasama dengan konsultan tersebut merekomendasikan kepada pihak lainnya atas dasar kinerja kerja yang baik serta produk desain yang berkualitas.

49 Prosedur Pelaksanaan Proyek Dalam menangani proyeknya konsultan ini memiliki tahapan dalam pelaksanan proyeknya. Tahapan ini merupakan suatu aturan yang dilaksanakan pada perusahaan ini agar memudahkan pelaksanaan proyek tersebut dan juga mendapatkan sedikit kendala dalam perkembangan pekerjaannya. Rangkaian kerja yang digunakan untuk penanganan proyek ada pada Gambar 13. Undangan Tender (Penunjukan langsung, Penawaran) Proses Konsep Desain (Design Concept) Pembuatan dan Pengajuan Konsep (Proposal Konsep kepada Klien) Konsep Disetujui Turun SPK dan Pembuatan Kontrak Tahap Proses Pengembangan Desain (Design Development) Tahap Gambar Detil Konstruksi (Detail Construction) Implementasi dan Pemeliharaan Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 13. Alur Proses Pelaksanaan Proyek pada Oemardi_Zain. Persetujuan ini dilakukan antara klien dan arsitek lanskap. Persetujuan ini juga digunakan ketika hubungan langsung yang bertautan dengan kontrak sudah ditetapkan. Perjanjian kontrak ini adalah pernyataan secara formal untuk bekerja secara benar, beberapa persetujan mengenai permasalahan dana yang dibutuhkan

50 32 untuk proyek dan penetapkan harga. Kedua adalah mengenai hal standardisasi ukuran nyata yang harus diikuti oleh semua yang terlibat dibawah industri konstruksi ini (Ingels, 2004) Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. Dalam manajemen proyek ini terbagi menjadi dua yaitu pelaksanaan inti proyek dan juga mengenai sumber dana proyek Pelaksanaan Inti Proyek Dalam proyek Menteng Park di kawasan Bintaro Jaya ini terdapat 3 pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek ini. Pihak pertama adalah PT Jaya Real Property sebagai pengembang kawasan Bintaro Jaya dan owner dari proyek ini, pihak kedua adalah OZ sedangkan pihak ketiga yaitu kontraktor yang ditunjuk oleh klien untuk melaksanakan pekerjaan lanskap. OZ merupakan konsultan lanskap yang memperoleh proyek untuk perancangan lanskap Menteng Park dengan cara penunjukkan secara langsung. Pelaksanaan ini tidak terlepas dari adanya sistem kerja yang dilakukan serta produk yang dihasilkan untuk diberikan kepada klien Sumber Dana Proyek Sumber dana untuk pelaksanaan proyek Taman Kota Bintaro Jaya (Menteng Park) ini ditanggung sepenuhnya oleh owner, yaitu PT Jaya Real Property. Sumber dana tersebut mencakup keseluruhan biaya dimulai dari tahap perancangan, pelaksanaan, dan pengawasan hingga proyek tersebut dapat terselesaikan. Pemberian dana antara owner dengan pihak konsultan ini dilakukan sesuai dengan permintaan konsultan berdasarkan tahapan yang telah dikerjakan untuk proses perancangan Menteng Park ini. Pada tahap proposal, pihak OZ mengajukan biaya perancangan untuk pekerjaan lanskap pada proyek Menteng Park adalah senilai Rp ,- (terbilang : enam puluh lima juta rupiah). Pada tahap Surat Perintah Kerja, hasil dari persetujuan antara owner dan OZ ini menjadi Rp ,- (terbilang : empat puluh juta dua puluh lima ribu enam ratus empat puluh satu rupiah). Biaya

51 33 perancangan tersebut sudah termasuk pada PPh dan tidak termasuk kedalam PPn. Biaya perancangan tersebut adalah untuk lingkup pekerjaan tertentu. Berikut ini merupakan tahap permbayaran untuk perancangan Menteng Park. Tabel 5. Tahap Pembayaran Proyek Menteng Park. No Tahap Pembayaran Prosentase Akumulasi 1 Tahap 1. Konsep dan pengembangan Disain 40% 40% 2 Tahap 2. Gambar Kerja dan Dokumen 60% 100% Tender Sumber : Oemardi_Zain (2011)

52 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Proses Magang Pada proses magang, mahasiswa melakukan proses adaptasi dan juga pengenalan struktur organisasi dan sistem data berupa penyimpanan file yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek tersebut. Struktur organisasi ini dijelaskan secara rinci oleh staf, penjelasan mengenai sistem penyimpanan file dalam bentuk folder pada masing-masing proyek serta mempelajari semua proyek yang ditangani oleh OZ. Dalam proses magang dapat mengerti cara atau proses yang dilakukan untuk penanganan suatu proyek. Tabel 6. Proses Magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant. Minggu Ke- Proses Magang Uraian 1-3 Orientasi Perusahaan 1. Mengenal Struktur Perusahaan 2. Mengenal SDM beserta penugasan kerja. 3. Mengenal sistem penyimpanan data proyek pada komputer. 4. Mempelajari gambar teknis. 5. Mengetahui pengalaman kerja dari proyek yang tersimpan Magang 1. Mengikuti rapat internal yang dilakukan OZ. 2. Mempelajari proses perancangan. 3. Mengikuti rapat dengan klien. 4. Ikut membantu dalam pengerjaan proyekproyek yang ada di OZ Pada Tabel 6, proses magang yang dilakukan mahasiswa di OZ dibagi menjadi dua bagian, yaitu orientasi perusahaan yang dilakukaan pada dua minggu awal. Pada orientasi perusahaan, mahasiswa berusaha menggali informasi mengenai OZ. Cara yang dilakukan adalah dengan meminta penjelasan kepada staf OZ, ataupun berusaha mencari informasi sendiri baik itu yang terdapat pada data tertulis maupun yang tersimpan di dalam komputer atas izin dari staf OZ. Struktur perusahaan diketahui langsung dari penjelasan manajer kantor. Aturan mengenai masuk kerja dan aturan lainnya, seperti mengisi daftar hadir dan

53 35 perihal izin diterapkan pada mahasiswa magang. Pengenalan sumber daya manusia (SDM) para staf dilakukan oleh mahasiswa melalui pendekatan personal. Orientasi perusahaan pada proses magang dijalani adalah pengenalan mengenai perangkat kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Mahasiswa dikenalkan dengan perangkat kerja baik software maupun hardware. Pada proses pengerjaan proyek, terdapat teknik kerja yang dapat memudahkan untuk kegiatan desain serta mengikuti rapat internal yang dilakukan OZ. Rapat secara rutin pada hari senin dan juga rapat secara insidental sesuai dengan keputusan direktur. Dalam rapat tersebut dilakukan pembahasan mengenai perkembangan proyek yang diserahkan pada masing-masing project manager, pembagian kerja untuk para staf dan juga mahasiswa magang, serta pembahasan proyek yang baru, proyek yang berjalan ataupun proyek yang sedang mengalami gangguan secara teknis, pendanaan, atau waktu. Dalam melakukan aktivitas usaha, terdapat sistem data pada perusahaan ini seperti sistem pemisahan file. Data personal terdapat pada lokasi (D) yang berisikan data personal user ataupun data berupa library tanaman ataupun software yang diperlukan sebagai pendukung suatu proyek. Pada lokasi (E) merupakan data proyek yang yang ditangani oleh OZ. Proyek disimpan dalam folder tersendiri, misalnya proyek Mc Kinsey yang sedang dikerjakan (running) berada dalam User 3/Project (E)/Project A/Mc Kinsey. Folder proyek tersebut terdapat beberapa subfolder yang berisikan file yang berhubungan dalam pekerjaan proyek tersebut dan dikelompokan menurut jenis filenya, diantaranya adalah : 1. Folder Data : folder ini berisi data awal untuk pekerjaan proyek tersebut. Data berupa gambaran kondisi awal tapak sebelum proses perencanaan atau perancangan. 2. Folder Documentation : RAB (Rancangan Anggaran Biaya), BoQ (Bill of Quantity), list tanaman, list material, proposal, kontrak dan lainnya. Folder ini merupakan file yang dibuat untuk proses kerja OZ. 3. Folder Drawing : penyimpanan file dalam bentuk CAD, file ini merupakan detil untuk pengerjaan proyek. File detil tersebut mulai dari siteplan,

54 36 denah penanaman, denah material, potongan, detil konstruksi masingmasing elemen taman dan lainnya. 4. Folder Images : penyimpanan file dalam bentuk hasil jpg atupun psd. Folder ini merupakan hasil dari ilustrasi dalam bentuk tiga dimensi yang akan diterapkan dalam tapak tersebut. 5. Folder Images precedent : atribut yang menginspirasi untuk pembuatan konsep dalam pengerjaan proyek tersebut. Dalam folder ini berisikan pola, material, bentukan elemen taman dan lainnya yang akan diadaptasi ke dalam pengerjaan proyek tersebut ataupun gambar tanaman yang dipakai. 6. Folder References : folder ini sama seperti images precedent, folder ini berisikan referensi unuk ide desain yang akan digunakan dalam proses perancangan. 7. Folder Sent : folder yang berisi perkembangan mengenai gambar kerja untuk diserahkan kepada klien ataupun pada pihak kontraktor secara berkala mengenai proyek. Pada setiap komputer (user) penyimpanan file dibagi menjadi dua yaitu data (D), yang berisikan library yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan data pribadi, serta project (E) lokasi untuk penyimpanan poyek yang sudah selesai atau masih berlangsung dalam tahap pengerjaan. Penyimpanan folder pada (E) bagian proyek ini terdapat beberapa folder yaitu project A, project B (proyek unggulan yang diprioritaskan), project C (taman), Archieve (proyek yang sudah selesai ataupun masih ada kemungkinan untuk perpanjangan proyek kembali), proposal (pengajuan pengerjaan proyek), serta competition Proyek yang Diikuti Selama Magang Kegiatan dalam mengikuti proses magang tidak hanya membantu penyelesaian dalam satu proyek, namun juga terlibat kedalam beberapa proyek lainnya. Berikut ini merupakan beberapa proyek yang diikuti oleh mahasiswa selama kegiatan magang di OZ diantaranya adalah : 1. Mc Kensey, pengerjaan gambar untuk site plan dan ilustrasi 3D menggunakan software Adobe Photoshop. 2. Industri Sinar Mas Lampung, pengerjaan ilustrasi untuk pengajuan proposal proyek.

55 37 3. PKIA ( Pusat Kesehatan Ibu dan Anak). Pada proyek ini membantu dalam proses pengerjaan penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya), BoQ (Bill of Quantitiy). 4. Camden House, Jakarta. Proses pengerjaan proyek berupa pengerjaan gambar potongan dengan menggunakan software AutoCAD dan Adobe Photoshop. 5. Jakarta Garden City, Jakarta. Proses pengerjaan proyek untuk denah irigasi dengan bantuan software AutoCAD. 6. Taman Kota Bintaro Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan. Pada proyek ini membantu pengerjaan dalam proses penyelesaian proyek Taman Kota Bintaro. Pekerjaan mengenai proyek ini menggunakan software berupa AutoCAD dan juga Adobe Photoshop, serta proyek lainnya Kondisi Umum Lokasi Tapak Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38' - 106'47 Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa. Luas wilayah 147,19 Km 2 ( Ha). Batas wilayah Kota Tangerang Selatan terdiri dari : Utara : Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang Timur : Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok Barat : Kabupaten Tangerang Peta Jawa Barat Peta Tangerang Sumber : Gambar 14. Peta Jawa Barat dan Tangerang Selatan

56 38 Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat. Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,5-32,6 C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,9 C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22,8 C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik Gambaran Umum Bintaro Jaya Bintaro Jaya didirikan oleh PT Jaya Real Propety Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun PT Jaya Real Property Tbk merupakan salah satu pengembang terkemuka di bidang properti, dengan beragam portofolio perkembangan perumahan dan komersial di Selatan, Barat dan Jakarta Pusat. Bintaro Jaya merupakan kawasan dengan luasan sekitar Ha dengan 1500 Ha kawasan yang sudah dikembangkan. Kawasan Bintaro Jaya menawarkan beragam properti perumahan dan komersial, didukung oleh fasilitas perawatan, pendidikan, rekreasi dan kesehatan yang berkualitas serta didukung jaringan transportasi yang baik ke seluruh bagian Jabodetabek. PT. Jaya Real Property dalam mengembangkan Bintaro Jaya mengusung konsep dengan prinsip fitur health care dengan menyediakan udara bersih dan air sehat, fitur earth care mempromosikan konservasi tanah dan hutan dengan

57 39 meminimalkan penggunaan hutan dan melestarikan sumber daya bumi serta fitur energy care membantu masyarakat untuk hemat energi sehingga meminimalkan biaya untuk listrik. Taman Kota Bintaro Jaya ini merupakan salah satu perencanaan untuk fasilitas masyarakat pada kawasan. Taman kota yang direncanakan diresmikan dengan nama Menteng Park. Penamaan Menteng Park ini merupakan pertimbangan berdasarkan letak tapak berada pada distrik Menteng dengan wilayah berdekatan dengan Jalan Menteng Raya dan Sentra Menteng Niaga. Penamaan Menteng Park ini merupakan keputusan dari pihak pengembang kawasan Bintaro Jaya. Taman ini untuk memperingati hari jadi Bintaro Jaya ke- 32. Peta Tangerang Selatan Master Plan Bintaro Jaya Lokasi Menteng Park Sumber : earth.google.com (2010) dan 2gp.blogspot.com (2011). Gambar 15. Peta Lokasi Menteng Park, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan Proses Perancangan Menteng Park Deskripsi Umum Proyek Menteng Park ini merupakan proyek yang didapatkan melalui penunjukan langsung oleh pihak PT Jaya Real Property. Pihak pengembang (client) ingin menyediakan suatu fasilitas untuk masyarakat dengan mewujudkan suatu ruang terbuka hijau berupa taman yang juga akan menjadi suatu taman kota untuk Bintaro Jaya ini. Pada proses perancangan ini terdapat beberapa tahap yang

58 40 dimulai dari penerimaan proyek, riset dan analisis, tahap konsep, tahap pengembangan desain, gambar detil konstruksi, serta implementasi Penerimaan Proyek (Project Acceptance) Tahap awal dalam pengerjaan proyek adalah tahap penerimaan proyek. Pada tahap awal dalam melakukan proses desain ini pihak klien menyampaikan keinginan dan persyaratan. Pihak arsitek lanskap ini memberikan suatu ruang lingkup yang ditawarkan dalam proposal, produk gambaran rencana, serta biaya desain yang diajukan. Selanjutnya dilakukan persetujuan secara tertulis mengenai item pekerjaan, biaya, dan juga waktu pelaksanaan. Hal ini untuk mengurangi resiko dalam kesalahpahaman ataupun permasalahan legal yang terjadi. Pada tahap penerimaan proyek ini, pihak klien dan arsitek lanskap bersama-sama dalam merumuskan tujuan, program serta informasi lainnya yang berasal dari data yang dimiliki klien. Proposal OZ ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Proses perancangan taman kota ini memiliki beberapa lingkup pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perjanjian kontrak kerja antara PT Jaya Real Property dan OZ. Area yang menjadi lingkup pekerjaan yang masuk dalam proses desain ini akan mencakup area seperti area jalan sekitar dan parking area, pedestrian, jogging track, bicycle track, area tanaman dan lapangan rumput, area permainan dan sarana beraktivitas, serta area promenade sepanjang sungai. Lingkup pekerjaan keseluruhan untuk proses proyek desain Menteng Park ini terbagi menjadi 2 jenis tahapan kegiatan yaitu : 1. Studio : konsep Lansekap (Conceptual Landscape works), pengembangan desain dan gambar kerja. 2. Koordinasi : rapat koordinasi rutin dengan tim dari pihak pengembang dan survei dan pelaksanaan koordinasi lapangan sesuai kebutuhan. Tahapan studio yang dilakukan selama proses magang adalah penjelasan mengenai konsep dan pekerjaan studio. Pada tahapan koordinasi, mengikuti rapat dengan pihak pengembang dan juga melakukan survei lapangan terkait dengan penerapan desain pada tapak tersebut.

59 Riset dan Analisis Riset dan analisa merupakan tahap awal dimana kegiatan proses perancangan. Tahap ini membantu dalam pengerjaan penerapan konsep yang dapat diaplikasikan dalam tapak. Riset dan analisis ini dilakukan dengan adanya data primer dan data sekunder. Data primer ini berupa base plan, bangunan eksisting tapak serta serta berupa foto survai tapak. Data sekunder berasal dari rujukan yang berasal dari internet berupa lokasi tapak maupun informasi lainnya sebagai bahan pertimbangan. Tahap ini tidak termasuk dalam dokumen yang diberikan kepada pihak klien sesuai dengan kontrak yang dimulai dari tahap konsep pada kegiatan studio Riset Menteng Park ini memilik luas sekitar 1.5 Ha. Letak tapak secara geografis berada pada 6 16'23.66" Lintang Selatan dan '31.41" Bujur Timur. Kondisi awal pada tapak ini berupa eks mini-golf sehingga terdapat lawn area dengan beberapa vegetasi, kondisi sungai tidak jernih serta tercemar oleh sampah, pedestrian dalam tapak yang terdapat pada bagian sisi sungai yang memanjang dari utara ke selatan yang menuju trotoar, bangunan yang tidak terpakai, seating area pada beberapa tempat dan lainnya. Kondisi tapak cukup panas karena jumlah pohon yang sedikit dan tidak menaungi pengguna. Kondisi eksisting pada tapak tersebut didominasi vegetasi berupa rerumputan. Pada desain taman kota ini akan didominasi oleh vegetasi berupa pepohonan sehingga dapat menciptakan kondisi yang nyaman. Pemilihan jenis vegetasi pohon untuk taman ini disesuaikan dengan konsep dari Kota Bintaro Jaya. Batas tapak dapat dilihat pada Gambar 15 dan kondisi tapak ini dapat dilihat pada Gambar 16. Tata guna lahan di sekitar tapak Menteng Park ini adalah area komersil, area perumahan, dan area perkantoran. Kawasan perumahan terdapat pada sepanjang area Jalan Cut Meutia I dan Jalan Cut Meutia II. Kawasan komersial ini terdiri dari beberapa area pertokoan dan lapangan golf. Pada area ini terdapat beberapa perkantoran seperti bank CIMB Niaga dan lainnya. Pada tapak Menteng Park ini terdapat aliran sungai yaitu Kali Tengah yang membelah tapak ini menjadi dua bagian.

60 42 Gambar 16. Batas Tapak Menteng Park. Jembatan eksisting Bangunan eks-bank Lawn area Kondisi sungai Seating Area Pedestrian Sumber : Dokumentasi pribadi (2011) Gambar 17. Kondisi Tapak pada Menteng Park. Topografi pada kawasan Menteng Park pada bagian barat relatif datar dan pada bagian timur pada tapak tersebut bergelombang (undulating). Drainase pada tapak berpotensi terjadinya genangan air pada area cekungan. Pada area pinggir sungai tapak relatif curam.

61 43 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2011) Gambar 18. Kondisi dan jenis vegetasi pada tapak. Vegetasi pada tapak didominasi oleh rerumputan dan semak yang tidak terurus. Vegetasi semak yang terdapat pada tapak ini adalah teh-tehan (Acalypha macrophylla) yang berada di seating area dan billboard dalam bentuk yang tidak menarik serta pisang-pisangan (Heliconia sp.) yang berada dekat dengan pagar yang berbatasan dengan pedestrian dan sungai dalam tapak. Pada tapak dengan topografi yang bergelombang terdapat beberapa pohon kelapa, glodogan tiang dan lainnya. Pohon cemara dan pinus terdapat pada area dekat sungai. Lokasi tapak seperti traffic airland dikelilingi sirkulasi primer yang dapat digunakan berbagai macam kendaraan. Kondisi sarana untuk sirkulasi kendaraan ini cukup baik. Akses kendaraaan pada area ini tergolong cukup padat pada pagi sampai dengan sore hari dan tergolong rendah pada malam hari. Hal ini disebabkan karena intensitas pengguna yang pada umumnya pekerja melakukan aktivitas pada pagi hingga sore hari. Aspek sosial yang dimiliki oleh tapak saat ini dari segi pengguna didominasi oleh beberapa pekerja yang sedang beristirahat pada tapak dan pedagang. Pada perancangan Menteng Park ini ditujukan untuk masyarakat sekitar dari berbagai golongan dan usia. Oleh karena itu, untuk menarik minat masyarakat akan dibuat desain yang dapat mengakomodasi semua keinginan dan harapan dari penggunanya. ondisi visual pada tapak tidak didominasi oleh hijau dari vegetasi yang sudah ada. Pada tapak hanya terdapat lawn area, semak dan pepohonan dengan letak dan desain yang tidak menarik minat pengunjung. Tapak dikelilingi

62 44 oleh akses jalan kendaraan sehingga untuk view keluar tapak ini terdapat bangunan perumahan, perkantoran, ataupun pertokoan View ke arah barat View ke arah Cafe 3 View ke arah tenggara 4 View ke arah utara 5 View ke arah barat Sumber : Dokumentasi pribadi (2011) Gambar 19. Kondisi Visual dalam Tapak. Sistem irigasi belum terdapat pada tapak ini. Pada perancangan untuk Menteng Park, desain sistem irigasi ini dibuat berdasarkan pembuatan sumber air beserta radius untuk penyiraman yang digunakan untuk penyiraman vegetasi pada tapak. Pembuatan sumur pantek pada beberapa titik dilakukan untuk memenuhi kebutuhan irigasi untuk tanaman. Drainase dibuat di dalam tapak ini terdapat aliran air ke arah pembuangan yang berada pada luar tapak. Situasi dan kondisi tapak yang dikelilingi oleh perkantoran dan perumahan dapat dilihat pada Gambar 20. Kondisi tapak yang cukup ramai mengakibatkan timbulnya bising dari aktivitas pengguna jalan dan dapat dengan mudah mengakses masuk ataupun keluar lokasi Menteng Park ini.

63 Sumber : Dokumentasi pribadi (2011) Gambar 20. Kondisi Keluar Tapak Analisis Dalam tahapan riset dan analisis yang dilakukan terdapat beberapa pertimbangan berdasarkan hasil tinjauan lapang, diantaranya adalah : a. Penciptaan iklim mikro dengan adanya penanaman tanaman dengan beberapa fungsi yaitu sebagai penghalang sinar matahari (kanopi pohon), penyerap polusi, reduksi bising dari kendaraan, dan juga dapat dengan baik melakukan konservasi air serta low maintenance. Tanaman ini juga memiliki fungsi estetika. b. Komposisi hardmaterial yang tersusun menjadi suatu kesatuan dalam desain dan tapak, membentuk suatu karakter dan menggunakan material yang ramah lingkungan serta low maintenance. c. Pemilihan, peletakan dan komposisi fasilitas pada tapak yang dapat diterapkan dengan pertimbangan kondisi tapak dikelilingi akses jalan umum.

64 46 d. Pengaturan sirkulasi yang dapat mengakomodasi user kedalam tapak dan menciptakan ruang yang dapat menimbulkan kenyamanan. Pengaturan sirkulasi ini dapat dilakukan dengan pembatasan akses masuk pada satu sirkulasi. Penerapan pagar pembatas menjadi salah satu pertimbangan pada tapak ini. e. Menciptakan suatu icon untuk memperkenalkan taman kota ini dan juga menjadi suatu identitas kota. f. Mempertahankan bentukan eksisting pada tapak. Vegetasi berperan penting pada tapak ini. Pemilihan vegetasi dan juga bentukan desain yang mendukung dapat menjadikan daya tarik untuk pengunjung tapak. Vegetasi yang ditanam pada tapak ini adalah kombinasi pohon, semak, perdu ataupun groundcover. Topografi yang relatif datar pada area tapak bagian barat ini mempermudah untuk pembangunan taman. Kondisi tapak yang bergelombang (undulating) ini dilakukan solusi dengan membuat jalur jogging track yang mengikuti kontur tapak, sehingga tidak adanya perubahan total dari bentukan tapak yang semula. Desain pada tapak ini disesuaikan dengan kondisi alami yang terdapat pada tapak, hal ini dapat bernilai positif yaitu tidak menghabiskan dana yang cukup besar untuk pembangunan taman dan juga dapat melestarikan lingkungan. Kemiringan tapak yang cukup curam pada area yang berbatasan dengan sungai, dilakukan pembuatan screen berupa kumpulan pepohonan yang perakarannya dapat menahan partikel tanah. Kondisi visual tapak dengan penghijauan hampir terdapat pada seluruh tapak ini seperti adanya lawn area menjadikan nilai positif yang perlu dipertahankan View keluar tapak ini, dapat dijumpai situasi jalan kendaraan yang cukup ramai dan padat. Pembuatan desain yang menarik di dalam tapak menciptakan suatu pemandangan yang baik bagi pengguna. Landmark yang akan diaplikasikan pada tapak dapat memperkuat identitas pada tapak, sehingga pengguna akan mengetahui keberadaan tapak. Sungai dilakukan pembersihan secara berkala sehingga dapat cukup dapat memperbaiki kualitas view kearah sungai. Letak tapak yang dikeliingi akses jalan ini mengakibatkan fasilitas Menteng Park dibatasi, karena semakin banyaknya

65 47 fasilitas yang ditawarkan maka akan semakin banyak pengunjung pada tapak ini. Pengunjung yang ramai akan mengakibatkan kemacetan pada beberapa ruas jalan dan melebihi daya dukung serta kapasitas area Menteng Park. Pada awalnya, tidak terdapat fasilitas yang dapat menunjang kegiatan dalam tapak. Fasilitas awal yang sudah tersedia dalam area Menteng Park ini adalah area parkir untuk kendaraan. Penambahan fasilitas dilakukan pada proses perancangan taman ini. Fasilitas yang direncanakan pada tapak ini adalah penambahan area parkir untuk sepeda, area komersial berupa kantin, plaza, fasilitas olahraga seperti pengadaan jogging track dan wall climbing, dan fasilitas umum lainnya yang dapat mendukung aktivitas masyarakat. Lokasi taman dikelilingi oleh akses jalan kendaraan sehingga kondisinya seperti traffic island dilakukan pertimbangan mengenai jumlah fasilitas yang ada di dalamnya untuk tidak menimbulkan kemacetan pada jalan dan tidak melebihi daya dukung tapak. Menteng Park menyediakan beberapa fasilitas untuk kegiatan masyarakat tidak dalam jumlah yang banyak namun masih dapat dijadikan tempat untuk mengeksplorasi diri dengan alam. Pada proyek Menteng Park ini hasil analisis tidak masuk kedalam kontrak pekerjaan yang harus diserahkan kepada pihak klien. OZ melakukan proses analisis berdasarkan kondisi yang dilihat pada tapak secara langsung. Analisis yang dilakukan adalah quick analysis dengan rujukan dari teori yang ada Tahap Konsep (Concept Plan) Tahap ini merupakan proses dalam perumusan konsep awal pada tapak. Konsep desain pada proyek Menteng Park ini ditentukan oleh konseptor yaitu direktur OZ. Konsep dasar yang sudah didapatkan dikembangkan untuk tapak secara bersama dengan para staf. Konsep ini didapatkan dari hasil diskusi ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Orang yang melakukan diskusi ataupun pertemuan dengan klien ini adalah direktur ataupun project manager. Pada pengerjaan proses desain ini project manager tidak selalu diikutsertakan dalam pertemuan, namun hal yang terkait mengenai progress yang diminta oleh klien dapat diperoleh dengan project manager. Project manager mengatur perkembangan proyek yang sedang dikerjakan dan dibantu oleh tim untuk pengerjaannya.

66 48 Pada tahap ini dilakukan pemilihan ide desain yang akan mengangkat tema atau konsep dari desain lanskap Menteng Park ini. Konsep yang menjadi ide yang akan diterapkan pada tapak harus memiliki karakteristik yang kuat serta selaras dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Tahap konsep ini pihak OZ mendefinisikan kedalam beberapa hal yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses desain seperti konsep dasar, design key drive, konsep desain, serta pengembangan konsep. Konsep Dasar Konsep Desain Design Key Drive Pengembangan Konsep Gambar 21. Tahap Konsep dalam Oemardi_Zain Konsep Dasar Pada tahap proses desain di OZ ini mempertimbangkan keinginan dari pihak klien dan acuan yang telah ditentukan dari klien. Salah satu acuan yang diberikan klien untuk konsep Menteng Park adalah ketentuan 32 jumlah jenis vegetasi pepohonan yang digunakan, terkait dengan peresmian taman ini pada hari ulang tahun ke 32 PT. Jaya Real Property dalam mengembangkan wilayah Bintaro Jaya. Konsep desain yang ini diperoleh dari diskusi yang dilakukan antara kedua belah pihak yaitu pihak OZ dan klien. Pihak klien mengemukakan tujuan pembangunan taman, keinginan untuk penggunakan di masa yang akan datang, tanaman dan lainnya. Pihak OZ pada proses ini berupaya untuk mengaplikasikan tema, konsep dasar, konsep desain yang sesuai dengan persepsi dan keinginan dari klien. Konsep umum yang ada pada perancangan lanskap Menteng Park ini diperoleh dengan usaha untuk memaksimalkan potensi dan meminimalisir kendala. Konsep yang diterapkan pada tapak ini adalah konservasi pada lingkungan yang diwujudkan dalam suatu penghijauan pada tapak. Desain yang

67 49 diupayakan dapat menyeimbangkan sebagai wadah untuk beraktivitas masyarakat dengan keberlangsungan lingkungan yang dapat tetap terjaga. Fokus lingkungan merupakan konsep utama yang akan dilakukan pada tapak, sehingga dalam pengembangan konsep ini akan memberikan peningkatan kualitas kota, khususnya kawasan Bintaro Jaya. Konsep dasar ini merupakan suatu acuan yang akan digunakan untuk proses perancangan Menteng Park. Konsep dasar yang diperoleh adalah Conservation, Recreation, Education dan juga Landmark. Berikut ini penjelasan dari konsep dasar Menteng Park : 1) Konservasi Sumber Ilustrasi: Dokumen Oemardi_Zain (2011) Gambar 22. Images precedent konservasi. Konservasi disini diwujudkan dalam penataan ruang luar yaitu Menteng Park menjadi salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang tidak hanya berkontribusi untuk masyarakat tetapi juga dapat memiliki fungsi ekologis untuk lingkungannya. Sisi ekologis ini dari fungsi memperbaiki struktur tanah ataupun menjaga keutuhan badan air. Dalam mendesain Menteng Park ini memperhatikan estetika dan juga fungsi (daya guna). Vegetasi atau tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup (habitat) bagi makhluk hidup lainnya, contohnya burung. Komposisi dan struktur vegetasi akan mempengaruhi jenis dan jumlah burung untuk melakukan aktivitasnya. 2) Rekreasi Aktivitas berwawasan lingkungan (penyediaan nametag pada setiap jenis pohon), kesehatan, pendidikan, sosial, dan juga komersial. Dalam hal kesehatan, Menteng Park menyediakan ruang dan fasilitas atupun alam

68 50 yang dapat mengakomodasikan masyarakat untuk bergaya hidup sehat. OZ memiliki kriteria desain yang dapat dijangkau oleh segala usia sehingga dalam pemilihan elemen taman, digunakan bentuk dan material yang dapat memudahkan untuk pengguna. Sumber : Ilustrasi Dokumen Oemardi_Zain (2011) Gambar 23. Images Precedent Rekreasi. 3) Edukasi Penyediaan suatu arboretum, orchard, lapangan olahraga, yang dapat mendukung proses belajar. Proses belajar ini diwujudkan dalam taman dengan desain dan isi yang menarik sehingga masyarakat dapat mengurangi kehidupan mall. Fokus utama dalam taman ini adalah hubungan frontal ke sungai, masyarakat sebagai user dapat menjaga keberlangsungan sungai yang ada dalam tapak. Edukasi diperoleh dari interpretasi secara langsung antara manusia dengan alam. Sumber ilustrasi: Dokumen Oemardi_Zain (2011) Gambar 24. Images Precedent Kegiatan Edukasi.

69 51 4) Landmark : Landmark yang juga dapat menjadi identitas kota, menjadikan suatu unique symbol untuk suatu karakter kota yang bersifat dinamis, atupun menciptakan suatu elemen desain dengan visibiltas yang tinggi. Landmark yang terdapat pada Menteng Park ini berupa wall climbing dan shade sail. Wall climbing ini tidak hanya sebagai fasilitas olahraga namun juga dengan desain yang menarik sehingga menjadi point of view dan menjadikan wall climbing ini sebagai landmark pada taman tersebut. Shade sail dengan bentukan yang unik ini bisa menjadi daya tarik pada lokasi Bintaro Jaya ini. Sumber Ilustrasi: dokumen Oemardi_Zain (2011) Gambar 25. Images Precedent Landmark Design Key Drive Keunikan dari konsep Menteng Park dibandingkan dengan proyek OZ lainnya adalah Design Key Drive. Kunci dalam proses desain yang akan diterapkan dalam tapak sehingga akan memperkuat konsep yang diterapkan dalam tapak. Design Key Drive terdiri dari beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan desain diantaranya adalah : 1. Culturally and Naturally Inspired : inspirasi desain yang didapat dari natural dan budaya. Inspirasi desain taman ini dari bentukan alam yaitu jatuhan air. Penggunaan garis organik pada desain memperkuat kesan natural. 2. Social Inclusive : taman kota yang tidak bersifat eksklusif, dapat digunakan publik. Menteng Park ini adalah taman yang berlokasi pada

70 52 area pemukiman Bintaro Jaya, namun peruntukannya untuk masyarakat Bintaro secara luas. 3. Animating : desain dengan menggunakan pola yang unik pada tapak, pola material, dan desain elemen taman yang menarik. Hal ini diterapkan pada tapak agar user tidak merasa jenuh dengan kondisi taman yang monoton. 4. Pedestrian Friendly : aksesibilitas yang nyaman, dapat diakses oleh user dengan mudah dan keamaan yang diperhitungkan. Menteng Park ini terdapat pedestrian yang dapat digunakan oleh penyandang cacat atau segala jenis umur dengan adanya ramp, dan railing pada pedestrian tersebut. 5. Comfortable : tapak yang dijadikan sebagai Menteng Park dapat memberikan kenyamanan untuk user. Kenyamanan berupa site furniture atau fasilitas taman sesuai dengan ukuran standar yang berlaku. Pengunjung dapat mengaktualisasi diri di dalam taman. 6. Eco Friendly : elemen taman yang ramah lingkungan, eco-friendly dapat diwujudkan dengan mengurangi luasan bidang yang menggunakan perkerasan, mengurangi ataupun sama sekali tidak menggunakan bahan kayu sebagai material, dan juga membuat resapan air yang dapat berguna untuk mengembalikan air ke dalam tanah (menyerap limpasan air ataupun menyalurkan kelebihan air tersebut kedalam saluran drainase utama kota). 7. Dynamic : permainan desain dengan memperhatikan prinsip desain yang ada, dinamis disini dapat diwujudkan dengan permainan warna, level dan lainnya. 8. Cost Effective : menggunakan standar ukuran untuk pembuatan elemen taman (luas pedestrian yang berdasarkan standar ukuran untuk satu jalur atau dua jalur), pembelian tanaman tidak dalam ukuran tanaman yang besar, dan natural saving (pengurangan perkerasan akan berefek untuk mengurangi pembuatan saluran drainase, karena air akan langsung terserap kedalam tanah). 9. Timeless : menciptakan suatu desain yang akan diterapkan dalam tapak dengan konsep yang kuat sehingga sepanjang waktu taman tersebut akan

71 53 tetap dapat digunakan sepanjang waktu (dalam jangka waktu yang panjang). Design key drive ini sebagai digunakan untuk acuan dalam bentukan desain yang diterapkan dan keunggulan dari konsep Menteng Park dibandingkan dengan proyek OZ lainnnya Adaptasi Bentuk Desain Adaptasi bentuk desain yang diterapkan pada tapak ini adalah bentuk tumpahan air. Pemilihan bentuk tumpahan air menyesuaikan pada tujuan yang akan dicapai dengan adanya konsep konservasi badan air yaitu sungai. Pola ini dikembangkan sehingga mendapat bentukan pada tapak yang menarik. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 26. Ilustrasi Adaptasi Bentuk Desain pada Menteng Park Pengembangan Konsep Pada Pengembangan desain selanjutnya dilakukan untuk melengkapi desain berdasarkan keinginan dari owner. Faktor yang mempengaruhi perubahan desain Menteng Park adalah pencapaian desain yang ideal, keputusan dari pihak klien serta efisiensi dari segi pendanaan. OZ mengutamakan pembuatan desain mengacu pada keinginan klien. Pengembangan ini merupakan keberlanjutan dari konsep yang ingin dicapai dari suatu desain yang dibuat. a) Konsep Zona Pada tapak zona dibagi menjadi area A yang meliputi Entry Statement dan Commercial Area, area B yaitu promenade, area C (Plaza), area D (Entertaiment Stage dan Open Lawn), area E (Arboretum), area F (Parking), dan area G (Green Perimeter). Commercial area ini merupakan penyedia fasilitas berupa kantin sebagai pendukung dari keberadaan kantin ini terdapat promenade dengan penyediaan sunbrella untuk pengunjung taman. Entertainment stage ini

72 54 dipergunakan untuk pertunjukkan ataupun acara yang bersifat insidental. Green perimeter berfungsi sebagai border terhadap area yang cukup curam kearah sungai pada Menteng Park untuk keamanan dan keselamatan bagi pengguna. F D E C A B D E F Tanpa Skala Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 27. Pembagian Zona pada Tapak (Final). Zona yang telah terdapat pada Menteng Park ini kemudian dilakukan penentuan dalam ukuran luasan berdasarkan pengguna. Pada Tabel 7 terdapat pembagian luasan pembagian zona dalam Menteng Park. Tabel 7. Pembagian Zona pada Tapak. No. Zona pada Tapak Luasan 1. Entry Statement & Commercial Area m 2 2. Promenade m 2 3. Arboretum m 2 4. Entertainment stage & Open Stage m 2 5. Parking m 2 7. Green Perimeter m 2 Menteng Park memiliki luasan untuk penghijauan lebih besar agar masyarakat Bintaro Jaya dapat menikmati lingkungan yang sehat dan mendapatkan kesan natural pada tapak. Pada setiap zona ini kemudian akan dibagi

73 55 menjadi beberapa fasilitas menurut kebutuhan dalam tapak tersebut. Pembagian ruang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pembagian Fasilitas dalam Zona. No. Zona pada Tapak Fasilitas Aktivitas 1. Entry Statement & A. Drop Off - welcoming, menurunkan Commercial Area B. Café penumpang. - Makan dan Minum 2. Promenade C. Promenade D. Promenade Caffe - Seating, Bermain, Gathering. - Makan dan Minum 3. Arboretum E. Arboretum - Koleksi dan Pembelajaran Tanaman. 4. Entertainment stage F. Shade Sail - Pertunjukkan Musik, & Open Stage G. Terrace H. Pathway I. Children Palyground J. Biillboard & Wall Climbing K. Reflexiology Path L. Jogging Track Drama, dll. - Sitting. - Olahraga - Relaksasi - Berjalan-jalan - Bermain - Gathering 5. Parking M. Bicycle parking N. Parking - Parkir Sepeda - Parkir Kendaraan 7. Green Perimeter O. Green perimeter -Membatasi Tapak dengan sirkulasi jalan kenadaraan. 8. P. Timber Bridge Q. Timber Deck - Jalan-jalan - Sitting - Bermain -Gathering Tujuan desain yang dibuat OZ untuk Menteng Park adalah taman yang dapat digunakan oleh masyarakat dari segala jenjang umur. Taman ini memiliki fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat. Berikut ini pada Tabel 9 terdapat fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan masyarakat dari segala jenjang umur.

74 56 Tabel 9.Fasilitas Rekreasi dan Pengguna. No. User Fasilitas 1. Umum - Jalur Sirkulasi - Lapangan rumput - Plaza (Promenade) - Open Stage (Shade Shail) - Terrace - Arboretum 2. Manula - Reflexiology Path 3. Dewasa dan Remaja - Wall Climbing 4. Anak-Anak - Children Playground b) Konsep Sirkulasi Sirkulasi pada tapak ini dibagi menjadi 3 yaitu primer circulation, secondary circulation dan perimeter circulation. Sirkulasi primer merupakan akses utama untuk menuju tapak taman dari area pelayanan, melewati area komersial berupa cafe dan promenade menggunakan jembatan penghubung ke area plaza. Secondary circulation (sirkulasi sekunder) mencangkup aksesibilitas dalam taman yang tersedia untuk digunakan bagi pejalan kaki. Pembagian sirkuasi pada Menteng Park dapat dilihat pada Gambar 28. Tanpa Skala Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 28. Konsep Sirkulasi.

75 57 Penyediaan pedestrian terdapat di seluruh bagian tapak. Hal ini untuk mengakomodasi masyarakat untuk mengakses fasilitas dan jalur masuk ataupun keluar di taman. Pada tapak dikondisikan untuk bebas kendaraan, jalur kendaraan hanya terdapat pada area parkir dan entrance. Sistem sirkulasi menghubungkan suatu area ke area lainnya untuk menunjang kegiatan yang ada di suatu tapak. Dua hal utama yang harus diperhatikan dalam merancang sistem sirkulasi adalah penyesuaian dan penyusunan terhadap ruang tersedia, serta penyusunan dari suasana dan pemandangan yang akan dinikmati. c) Konsep Softscape Konsep pemilihan vegetasi disesuaikan dengan konsep arsitektural yang telah diterapkan pada Menteng Park ini. Pemilihan jumlah jenis tanaman yang digunakan menunujukkan simbol dari Bintaro Jaya yang sudah mencapai 32 tahun berdiri untuk mengembangkan kawasan Bintaro menjadi area pemukiman yang ideal. Penataan ruang hijau yang tepat sangat menentukan keberhasilan suatu area dalam merepresentasikan fungsinya. Menurut Booth (1983), pembuatan konsep plant material dilakukan di awal desain sebagai kesatuan yang mengintegrasikan antara bentuk tapak, bangunan, perkerasan, dan struktur tapak. Plant material dalam proses desain ini dapat digunakan sebagai pencampuran variabel dan menciptakan desain visual yang terdiri dari ukuran bentuk, warna, dan tekstur. Penataan dalam penanaman vegetasi ini didasarkan dalam beberapa pertimbangan yaitu fungsi dalam suatu perancangan (penaung, pengarah, pembatas, dan lainnya) dan lingkungan. Fungsi tersebut dapat dilihat dari klasifikasi fisik pada bentuk tajuk pohon. Bentuk tersebut yang dapat menunjang fungsi vegetasi pada tapak. Sumber Ilustrasi : Grey dan Deneke (1978) Gambar 29. Bentuk Tajuk Pohon secara Arsitektural.

76 58 Secara umum, komposisi tanaman yang digunakan terdiri dari beragam jenis tegakan pohon, semak, tanaman penutup tanah (ground cover) dan juga rumput. Pemilihan tanaman ini juga berpotensi sebagai konservasi air dan juga bahan edukasi dengan dibentuknya suatu arboretum mini untuk wadah pembelajaran pengguna untuk mengenal jenis tanaman. Vegetasi pada Menteng Park ini dibagi menjadi 2 jenis seperti tegakan pohon, semak dan ground cover, Berikut ini merupakan kategori untuk tegakan pohon yang dibedakan menjadi empat kategori yaitu : 1. Tanaman Aksen Berbunga Penggunaan tanaman ini bertujuan menambah daya tarik bagi pengunjung pada tapak dengan adanya bunga pada tanaman, selain itu keindahan yang didapat dari hadirnya tanaman aksen berbunga. Tanaman tersebut diantaranya pohon kweni (Mangifera odorata), tabebuia (Tabebuia palida), kamboja (Plumeria rubra), bintaro (Cerbera odollam), flamboyan (Delonix regia), dan juga cempaka (Michelia champaca). 2. Tanaman sebagai peneduh pada tapak Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai tanaman peneduh untuk kenyamanan pengguna (user) dalam beraktivitas di dalamnya. Tanaman peneduh yang digunakan dalam Menteng Park ini diantaranya adalah sonokeling (Dalbergia latifolia), lengkeng (Nephelium longanum), jambu mawar (Syzigium jambos), nagasari (Mesua ferrea), dan lainnya. Adapun vegetasi yang dijadikan tanaman peneduh utama yaitu sengon (Albizzia falcataria) dan trembesi (Samanea saman). 3. Tanaman sebagai aksen arsitektural Tanaman yang digunakan ini memiliki bentuk arsitektural tertentu sehingga memiliki keunikan atau ciri khas tertentu pada tapak. Tanaman yang digunakan dalam taman ini adalah damar (Agathis damara), pulai (Alstonia scholaris), ketapang kencana (Terminalia mantaly), dan lainnya. 4. Tanaman langka OZ mengklasifikasikan beberapa tanaman kedalam tanaman langka. Tanaman langka ini agar dapat memperkenalkan pada pengguna tapak sebagai tujuan bahan edukasi. Tanaman yang digunakan diantaranya

77 59 adalah kemang (Mangifera caesia), menteng (Baccaurea racemosa) yang juga sebagai nama dari taman kota ini, malaka (Phyllantus emblica) dan burahoi (Stelechocarpus burahoi). Panel tanaman memperjelas kepada klien mengenai jenis spesies yang digunakan, bentuk tajuk, ukuran pohon, warna serta kategori tanaman yang dibuat oleh OZ. Jenis tanaman ini diajukan untuk diterapkan kedalam Menteng Park dan keputusan persetujuan penggunaan tanaman ada pada pihak PT Jaya Real Property. Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Gambar 30. Panel Kategori Tanaman Pohon dan Perdu Tinggi.

78 60 Semak dan groundcover digunakan pada area tapak Menteng Park merupakan jenis semak yang mudah dalam pemeliharaan. Semak ini dibedakan menjadi 3 kategori diantaranya adalah : 1. Semak Berdaun Indah Pada kategori ini semak memiliki keunikan daun dari segi warna maupun bentuk sehingga dapat menjadi daya tarik pengunjung serta menambah keindahan pada tapak. 2. Semak Berbunga Semak yang dipilih yaitu semak pada waktu tertentu ataupun sepanjang tahun dapat berbunga. Tanaman yang masuk dalam kategori ini diantaranya adalah kemuning (Murraya paniculata), crossandra (Crossandra infundibuliformis), pisang hias (Heliconia psittacorum Lady Di ), impatiens (Impatiens wallerana) dan lainnya. 3. Semak Aksen Tanaman semak yang memiliki aksen tertentu sehingga menjadikan tanaman ini dapat mudah dilihat atau diketahui oleh pengunjung dari perbedaan bentuk, warna ataupun lainnya. Tanaman yang digolongkan pada kategori ini adalah beberapa jenis tanaman philodendron (Philodendron selloum dan Philodendron Gold ). Tanaman penutup tanah (groundcover) tidak termasuk kedalam daftar 32 jenis tanaman yang digunakan pada Menteng Park ini. Pemilihan jenis tanaman ini adalah dari segi ketahanan, perawatan yang tidak intensif ataupun berdasarkan tanaman yang sudah sering digunakan pada beberapa proyek sebelumnya. Tanaman yang dipakai untuk groundcover ini merupakan jenis rerumputan dan beberapa tanaman yang memiliki tinggi hingga 15 cm, diantaranya adalah rumput peking (Agrotis canina), rumput gajah (Axonopus compressus), serta impatiens (Impatiens balsamina dan Verbena purple). OZ menerapkan konsep panel tanaman sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Booth (1989) untuk mempermudah dalam pemilihan tanaman sekaligus mepresentasikan suatu gambaran dalam desain. OZ memiliki planting strategy tidak hanya dalam pemilihan jenis tanaman namun juga dalam pola penanaman pada desainnya. Ciri khas dan salah satu strategi dari desain OZ ini

79 61 adalah menggunakan tanaman semak yang ditanam secara massal dalam panjang atau luasan tertentu sehingga terdapat suatu keseragaman pada desain. Selain itu, konsep penanaman secara massal dapat mempermudah dalam hal pemeliharaan tanaman tersebut. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 31. Panel Kategori Tanaman Semak dan Groundcover. d) Konsep Hardscape Konsep Hardscape ini terdiri dari site furniture, fasilitas dan jalur sirkulasi. Site Furniture terkait dengan titik peletakan pada taman ini mempengaruhi kenyamanan pengguna pada tapak serta dapa memperindah taman. Penentuan lokasi tempat untuk furniture ini adalah lokasi yang dapat mudah dijangkau, tidak membahayakan pengguna taman, menghasilkan kenyamanan

80 62 bagi pengguna, dan juga mudah dalam hal pemeliharaan sehingga kualitas dari site furniture tetap memenuhi standar bagi suatu taman. Selain itu, hal yang penting dalam penerapan site furniture ini adalah kesesuaian dengan tema tapak. Ukuran dari site furniture yang digunakan harus sesuai dengan ukuran penggunanya (ergonomis). Desain sirkulasi mengikuti bentukan tapak dan menggunakan material yang memiliki ketahanan yang baik. OZ melakukan studi bentuk dalam menentukan bentukan dari site furniture dan fasilitas yang akan diterapkan pada tapak. Signage Path Promenade Sumber Ilustrasi : Oemardi_Zain (2011) Gambar 32. Referensi Site Furniture dan Fasilitas Design Development (Pengembangan Desain) Tahap ini mahasiswa mengikuti dalam proses penyelesaian gambar berupa revisi denah lanskap, section, denah penanaman dan juga denah material. Dalam penyelesaian item pekerjaan ini diarahkan oleh project manager (senior lanskap) dalam standar, ukuran maupun penempatan dalam desain Menteng Park. Hasil dari koreksi yang dilakukan oleh project manager ini akan ditinjau ulang oleh pihak direktur.

81 63 Pengembangan desain ini merupakan keberlanjutan dari konsep yang ingin dicapai dari suatu desain yang dibuat. Pada tahap design development pihak OZ membuat, section, images references, denah lanskap (Preliminary Site Plan dan Final Site Plan), denah material, denah penanaman, lampu dan irigasi serta ilustrasi. Pada tahap penyelesaian design development ini turun fee sebesar 40 % sesuai dengan kontrak yang telah disepakati Denah Lanskap Pada OZ, site plan disebut dengan denah lanskap. Tahap gambar denah lanskap (siteplan) ini pihak OZ memberikan file baik dalam bentuk AutoCAD untuk mempermudah pihak klien atau kontraktor dalam melaksanakan pembangunan dan juga dalam bentuk file yang dapat memvisualisasikan mendekati gambaran asli pada tapak melalui proses pengeditan menggunakan photoshop. Hasil berupa site plan pada tahap ini terbagi menjadi dua yaitu preliminary site plan dan final site plan. Sumber : Oemardi_Zain (2011) ) Gambar 33. Ilustrasi Preliminary Site Plan pada Design Development. Perbedaan desain ini terdapat pada gedung study visitor centre yang terdapat pada preliminary site plan tidak terdapat pada desain final site plan. Hal ini berdasarkan pertimbangan antara pihak klien (owner) dan OZ. PT Jaya Real

82 64 Property Tbk merupakan pengambil keputusan dari desain yang diajukan oleh pihak OZ. Final Siteplan tidak terdapat study visitor centre memiliki dampak adanya tambahan luasan untuk zona arboretum. Site plan final dalam bentuk CAD terdapat pada Lampiran 3. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 34. Ilustrasi Final Site Plan pada Design Development Softscape-Planting Plan Planting plan (denah penanaman) ini merupakan pelengkap dari site plan yang telah dibuat oleh OZ. Pada bagian softscape, proses perancangan berkenaan dengan denah penanaman (Planting Plan) yang diterapkan pada tapak Menteng Park ini dibagi menjadi 5 parsial. Denah penanaman ini merupakan denah penanaman pohon beserta penanaman semak ataupun perdu. Parsial ini terdapat jenis tanaman berikut dengan luasan penanaman serta jenis vegetasi pohon yang dugunakan dengan menggunakan inisial misal SS untuk Samanea saman. Tanaman dapat memberi bentuk dalam memperkuat desain yang diterapkan. Tanaman apabila dilakukan penanaman yang baik secara teratur maka dapat membentuk susunan ruang yang efektif dan mengurangi kemonotonan dalam tapak dengan adanya tekstur serta warna pada lingkungan. Tanaman dibagi

83 65 atas tiga kategori utama yaitu pohon, semak, dan groundcover. Planting plan pada Menteng Park ini sebagian besar didominasi oleh tanaman pepohonan Tanaman yang digunakan pada umumnya adalah tanaman asli yang beberapa diantaranya merupakan tanaman yang tergolong tanaman langka. Pada sekitar area parkir terdapat tanaman pinus dan cemara untuk sepanjang daerah yang berbatasan dengan sungai. Pada area yang terdapat promenade ataupun area dengan aktivitas yang cukup tinggi seperti plaza, entertainment dan juga area arboretum ini terdapat dilakukan penanaman pohon dengan diameter tajuk yang lebar seperti flamboyan (Delonix regia), trembesi (Samanea saman), dan sengon (Albizzia falcataria). Penyusunan tanaman ini dilakukan dengan memperhatikan jarak tanam antar pohon sehingga masingmasing mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan idealnya. Tanaman dipergunakan untuk membatasi untuk area yang berbahaya seperti daerah curam menuju ke sungai ataupun jalan raya. Semak memperkuat bentuk desain untuk sirkulasi. Selain itu, tanaman baik pohon maupun semak dapat memberkan view yang cukup menarik untuk pengunjung dan sebagai peredam polusi udara serta bising. Gambar Planting Plan dapat dilihat pada Lampiran Hardsape- Lighting Plan (Instalasi Listrik dan Lampu) Lighting plan ini terdapat denah berupa penempatan titik-titik lokasi lampu yang digunakan, lokasi gardu dan juga panel distribusi taman (Lampiran 5). Pada taman terdapat 2 gardu listrik dan juga 2 panel distribusi. Jaringan distribusi ke setiap lampu dihubungkn secara seri maupun paralel. Lampu ditempatkan pada sepanjang sirkulasi dan beberapa area aktivitas lainnya yang masih digunakan pada malam hari. Penerangan pada taman ini dimaksudkan agar masyarakat dapat beraktivitas pada malam hari dan faktor keselamatan serta keamanan pada tapak. Sebaran cahaya pada tapak ini tidak terputus, sehingga hampir seluruh tapak mendapatkan penerangan. Tinggi tiang lampu sekitar 3.8 meter dengan menggunakan lampu high pressure sodium 70 Watt.

84 Hardscape - Denah dimensi dan material Pada gambar denah dimensi dan material ini terdapat perubahanperubahan untuk mendapatkan material yang baik dan juga dapat dengan mudah diaplikasikan pada tapak. Pada denah dimensi dan material ini terdapat titik lokasi penempatan site furniture dengan ukuran yang sudah diperhitungkan. Site furniture ini terdiri dari beberapa tipe bangku taman yang digunakan, shade sail, billboard dan wall climbing serta signage. Pada bagian plaza terdapat pemberitahuan spesifikasi material yang digunakan yaitu paving block uk 105x105 mm, ex-cisangkan dengan pola melingkar dikombinasikan dengan banding paving block uk.210x105 mm, Ex-Cisangkan pola melingkar. Pada promenade cafe diberikan petuntuk seperti penggunaan rabat beton finishing batu templek selagedang dengan koral sikat abu-abu, penggunaan railing dan penempatan sunbrella. Pada bagian circulation path ataupun jogging track terdapat dimensi jarak yang digunakan, pola yang melengkung pada tapak diberikan petunjuk berapa derajat untuk pola tersebut. Secara detail pada denah dimensi dan material ini dibagi kedalam 5 parsial. Masing-masing parsial berisikan dimensi setiap elemen atau material yang digunakan serta luas atau lebarnya ukuran pada tapak dan dilengkapi beberapa ilustrasi elemen taman yang akan digunakan. Pada Lampiran 6 dapat dilihat secara rinci mengenai dimensi dan material yang terdapat pada tapak. Hal ini dapat mempermudah untuk pihak kontraktor dalam mencari jenis material dan implementasi Hardscape-Denah drainase dan Irigasi Pada denah drainase dan irigasi ini terdapat titik lokasi sumber air untuk penyiraman yang berasal dari pembuatan sumur pantek. Penyiraman dihitung dalam suatu radius yang dapat dicapai baik menggunakan penyiraman manual yaitu selang. Radius untuk area jangkauan penyiraman ini memiliki diameter 15 meter. Terdapat 4 titik lokasi yang akan dibuat sumur pantek untuk mengakomodasi kebutuhan air untuk penyiraman. Pada masing-masing titik keran dihubungkan secara paralel dari sumber arinya. Drainase merupakan arah aliran air permukaan dari proses penyiraman ataupun hujan yang terserap ke tanah

85 67 maupun ke arah pembuangan disekitar tapak. Denah drainase dan irigasi ini dapat dilihat pada Lampiran Ilustrative Landscape Section Section ini membantu pekerjaan untuk memberikan penjelasan bentuk dari desain yang akan diterapkan pada tapak. Pada Menteng Park ini terdapat 5 section dengan penggambaran kondisi tapak serta desain yang akan diaplikasikan. Pembuatan section ini mempermudah dalam menjelaskan dan memberikan penjelasan kepada pihak klien. Ilustrative Section ini mengalami revisi beberapa kali karena disesuaikan dengan keinginan klien dalam desain Menteng Park. Berikut ini adalah illustrative section yang telah mengalami revisi pada tanggal 15 Maret Potongan A Potongan B Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 35. Illustrative Landscape Section.

86 68 Potongan C Potongan D Potongan E Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 35. Illustrative Landscape Section Ilustrasi 3D Ilustrasi ini berfungsi memperjelas dari desain yang dibuat. Klien akan mengerti bentuk dari desain secara lebih nyata sesuai dengan yang diinginkan. Ilustrasi ini juga dapat mendukung nilai dari estetika yang ditampilkan. Gambar ilustrasi 3D ini merupakan syarat yang harus diserahkan pada proses pelaksanaan pekerjaan gambar dalam proyek. Gambar dalam bentuk 3D ini dapat memunculkan pola dari bentuk desain dari material yang digunakan, warna, komposisi dari penanaman beberapa jenis tanaman. Pada perancangan lanskap Menteng Park ini gambar-gambar ilustrasi dalam bentuk 3D ini merupakan hal

87 69 wajib yang dibuat berdasarkan item pekerjaan OZ dalam kontrak yang telah disepakati. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 36. Ilustrasi 3D Menteng Park Detil Konstruksi Setelah hasil akhir desain dipresentasikan pada owner dan disetujui (approval design), maka dapat dilanjutkan pada tahapan selanjutnya yaitu gambar konstruksi secara detail atau gambar konstruksi untuk hardmaterial dan softmaterial yang digunakan. Detil konstruksi merupakan tahap dimana gambar desain mengalami proses spesifikasi tertentu. Gambar detil konstruksi pada proyek Menteng Park ini terbagi dalam 2 jenis yaitu detil softscape dan detil hardscape Softscape - Detail Construction Planting plan Detil penanaman tanaman ini digunakan untuk mempermudah pihak kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan penanaman. Detil penanaman yang dibuat yaitu detil penanaman semak. Perdu, semak dan groundcover memiliki

88 70 ketinggian serta kerapatan yang berbeda. Jarak tanam berbeda sesuai dengan pertumbuhan diameter maksimal dari masing-masing tanaman. Pada tanaman Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 37. Detail Construction Planting plan. Palem Wregu (Rhapis excelsa) memiliki aturan untuk lubang tanam hingga 400 mm, kondisi awal tanaman tinggi 40 cm, dan jarak tanam yang digunakan. OZ juga membuat spesifikasi mengenai softscape secara lengkap serta merupakan aturan yang harus dilakukan oleh pihak kontraktor selama masa pemeliharaan selama beberapa bulan sesuai dengan perjanjian, dan selanjutnya digunakan oleh pihak klien dalam manajemen pemeliharaan tapak tersebut Hardscape - Detail Construction 1. Promenade (Plaza) Promenade (plaza) ini difungsikan sebagai plaza pada Menteng Park. Pola material untuk perkerasan promenade ini dibentuk hingga menjadi susunan

89 71 lingkaran sehingga dapat membentuk seperti pola pada air tenang yang terkena tetesan air. Pola ini memperkuat dari konsep dari Menteng Park untuk suatu tempat yang dapat mengutamakan konservasi lingkungan sekitarnya khususnya sungai. Pada promenade ini terdapat beberapa planter box di bagian tengah. Material yang digunakan adalah paving block uk 105x105 mm Ex-Cisangkan dengan pemasangan pola melingkar, banding paving block uk. 210x105 mm Ex- Cisangkan (pola melingkar) sedangkan planter box menggunakan material pasangan bata finishing teraso putih. Detil mengenai promenade dapat dilihat pada Lampiran Railing Railing digunakan pada area yang berbatasan sepanjang sungai. Railing ini berfungsi untuk keamanan pengguna khususnya anak-anak. Railing dengan tinggi 1100 mm ini menggunakan besi CHS dengan diameter 75 mm finishing hot deep galvanized untuk pegangan sedangkan untuk penghalang berupa susunan besi CHS berdiameter 35 mm secara horizontal dengan jarak sekitar 234 mm. Material railing dapat dilihat pada Lampiran 9 merupakan ukuran dimensi dari penggunaan railing sepanjang sungai dan juga detil konstruksinya. 3. Promenade Cafe Promenade adalah suatu area seperti plaza yang terdapat disepanjang pinggir suatu badan air. Promenade pada tapak menunjang untuk kegiatan pengguna dekat dengan sungai. Promenade pada tapak dibagi menjadi 2 bagian yaitu promenade cafe, promenade. Promenade cafe merupakan fasilitas yang menunjang kantin pada tapak. Pada promenade cafe terdapat sunbrella untuk mendukung kenyamanan pengguna untuk menikmati view tapak dan menikmati fasilitas yang disediakan dalam kantin. Promenade cafe ini menggunakan material penutup yaitu kombinasi antara rabat beton finishing batu templek salagedang mm, banding menggunakan finishing koral sikat hitan ukuran mm dan nat koral sikat abu-abu 3-5 mm. Faktor keamanan diperhatikan dalam promenade ini sehingga pada bagian tepi yang berbatasan dengan sungai diberikan railing. Komponen penyusun material yang digunakan untuk

90 72 promenade ini sudah melalui tahap perhitungan kekuatan dan beban dari pihak konsultan engineer structural terdapat pada Lampiran Jogging track. Jogging track pada taman ini terdapat mengelilingi dari tapak Menteng Park. Jogging track ini menggunakan material penutup yaitu rabat beton dengan broom finishing 50 mm berwarna abu-abu, dengan agregat penyusun untuk pondasi sehingga dapat mendukung kegiatan diatasnya adalah 100 mm slab beton dengan wiremesh, 50 mm pasir yang dipadatkan, plastik cor dan pada bagian paling bawah yaitu 150 mm agregat B. Agregat B ini merupakan susunan dari batu kali. Material yang digunakan ini merupakan material dangan pemeliharaan yang tidak sulit, ketahanan yang baik, dan juga cukup untuk kualitas visual untuk mendukung desain tapak. Jogging track ini memiliki lebar 2000 mm, dan panjang sekitar 8000 mm dengan pemisahan berdasarkan adanya tali air. Jogging track ini tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk olahraga tetapi juga dapat menutupi jalur drainase pada tapak. Detil jogging track ini dapat dilihat pada Lampiran Circulation Path Circulation path pada Menteng Park ini adalah pembentuk pola dari konsep desain yang diterapkan pada tapak yaitu bentuk tumpahan air. Circulation path memperkuat identitas dari konsep yang ada, sehingga pemilihan material yang digunakan berupa material yang cukup menarik dan juga tidak mudah mengalami kerusakan. Material penutup untuk circulation path terbagi menjadi 2 jenis yaitu conpave dan finishing batu templek salagedang. Konstruksi penyusun untuk penggunaan penutup circulation path menggunakan conpave tinggi 80 mm dan lebar 100 mm ini adalah sand bedding 40 mm, tanah padat 100 mm, dan pada bagian yang berbatasan dengan lawn area ini menggunakan beton jepit dengan tinggi 200 mm. Perbedaan antara circulation path dan lawn area ini sekitar 20 mm. Lebar dari circulation path ini adalah 945 mm. Circulation path dengan menggunakan batu templek ini memiliki struktur penahan berupa mortar 2 mm, rabat beton 80 mm, pasir padat 40 mm, agregat B 100 mm, dan tanah yang dipadatkan. Jarak antara circulation path dengan lawn

91 73 area ini berkisar 50 mm dan memiliki lebar 945 mm. Circulation path ini merupakan sirkulasi penghubung dari satu area aktivitas atau fasilitas ke area yang lainnya. Gambar circulation path dapat dilihat pada Lampiran Reflexiology Path Reflexiology path ini menyatu dengan circulation path dengan pola jatuhan air pada tapak. Reflexiology path ini memiliki panjang sekitar 15 meter dengan pola yang organik sehingga tidak memberikan kesan yang monoton untuk penggunanya. Material yang digunakan merupakan material dari beragam jenis untuk menunjang kegiatan refleksi yang baik. Masing-masing material memiliki jarak sepanjang 3750 mm. Material yang digunakan adalah koral tumpul (koral sikat) dengan ukuran diameter mm berwarna pearl white dan dipasang rapat, blok-blok beton dengan natural finishing selang 20 mm, kombinasi antara kerakal tumpul berdiameter mm warna abu-abu dipasang renggang dan blok-blok beton natural finishing yang disusun berselang-seling dengan jarak 312 mm, serta kombinasi antara batu pipih berwarna abu-abu berdiameter mm dan kerakal tumpul (koral sikat) berwarna abu-abu. Pada material tersebut dipisahkan dengan pembuatan tali air. Kenyamanan pengguna pada saat melakukan refleksi ini ditunjang dengan adana railing pada satu sisi. Material penyusun pada reflexiology path ini adalah material penutup seperti yang disebutkan sebelumnya, 30 mm kerakal tumpul, 70 mm RC Slab, 50 mm pasir yang dipadatkan, dan bagian paling bawah berupa blast material setebal 150 mm. Lebar reflexiology path ini adalah 945 mm. Pada Lampiran 13 merupakan susunan material yang digunakan lengkap dengan dimensi yang digunakan. 7. Signage Signage adalah salah satu elemen utama dalam taman. Signage ini menjadi pusat pertama ketika pengguna tertarik untuk masuk kedalam tapak taman. Pembuatan signage berupa titik lokasi pada Menteng Park ini juga berperan dalan penanda adanya kawasan taman. Desain yang menarik diperlukan dalam signage termasuk ukuran font tulisan yang dapat dilihat pada jarak tertentu, pemilihan warna, dan juga lampu untuk mendukung terlihatnya signage pada malam hari.

92 74 Bentuk signage ini berupa tulisan MENTENG PARK dengan panjang 1200 dan lebar 250 mm, menggunakan bahan stainless steel yang memiliki tebal sekitar 3 mm. Susunan dalam bagian huruf ini terdiri dari rangka dalam CHS diameter 25 mm, Rangka LED lighting dan besi tulangan diameter 10 mm, penambahan LED lighting 1 mm arkrilik putih dan bagian luar stainless steel. LED Lighting ini berguna untuk menambah estetika pada signage dan juga berfungsi untuk memberikan penerangan pada signage pada malan hari. Bagian penyambung dari huruf dengan penahan bawah ini menggunakan CHS 25 mm Finishing Powder Coating berwarna hitam. Bagian penahan signage (pondasi) menggunakan pondasi beton dengan tulangan dan bagian luar dilapisi batu andesit RTM uk 300x300x20 mm. Pada Lampiran 14 terdapat gambar rinci mengenai signage. 8. Shade sail Shade sail ini digunakan untuk menunjang kegiatan pengguna ataupun adanya suatu acara tertentu. Shade sail ini menggunakan penutup tenda polyester berwarna putih sehingga dapat tahan terhadap air. Penutup tenda ini dapat menaungi area sekitarnya. Titik lokasi untuk penempatan shade sail ini disediakan area yang memiliki panjang 29 meter dan lebar 14.4 meter. Tiang penyangga menggunakan plat besi berdiameter 200 mm finishing powder coating berwarna putih dengan ketinggian yang berbeda sesuai dengan perhitungan struktural. Struktur dari shade sail ini sudah berdasarkan perhitungan kekuatan dan beban dari konsultan engineer struktural sehingga memperhatikan dari segi keselamatan dan keamanan dari penggunanya. Shade sail ini menjadikan salah satu daya tarik yang terdapat pada tapak dengan pola penempatan shade sail yang tidak monoton dapat memperkuat karakter desain pada tapak selain itu dapat membuat nyaman bagi pengguna dengan menghalangi panas ataupun sinar matahari. Gambar shade sail ini dapat dilihat pada Lampiran Billboard dan Wall Climbing. Billboard dan wall climbing pada Menteng Park ini dibuat dalam satu komponen. Elemen taman ini tidak hanya sebagai fasiitas olahraga tetapi juga menjadikan suatu landmark untuk Menteng Park itu sendiri. Wall climbing ini memiliki tinggi hingga 12 meter dan lebar 4.5 m dengan penyusunan rangka yang

93 75 terbuat dari besi SHS 75x75 mm untuk bagian tengah, sedangkan untuk bagian pinggir menggunakan besi 50x50 mm yang dilapisi dengan penutup berupa panel GRC. Konstruksi yang digunakan sudah melalui konsultasi dengan pihak engineer sehingga pondasi yang digunakan beserta wall climbing ini dapat digunakan dengan aman. Pondasi yang digunakan terdiri dari pondasi beton uk 5000x3000x600 mm dan bagian bawah ditopang dengan pondasi bar pile berdiameter 300 mm. Lampiran 16 terdapat gambar detail dari billboard dan wall climbing. 9. Detil Terrace. Pada bagian terrace merupakan area yang dibuat secara bertahap untuk menganitisipasi bagian yang membentuk suatu ramp kearah sungai. Pada terrace ini menggunakan pola organik seperti aliran air. Pembuatan terrace ini dilakukan cut dan juga fill pada bagian tertentu, namun dengan perubahan tapak yang tidak signifikan yaitu hanya berkisar perubahan penambahan atau pengurangan ketinggian berkisar 0.1 meter. Terrace ini merupakan area yang digunakan untuk bersantai ataupun duduk menikmati situasi taman dengan pembuatan yang memanjang sehingga dapat mengakomodasikan pengguna untuk menikmati hampir sepanjang tapak. Terrace ini menggunakan finishing plaster halus dengan cat outdoor berwarna beige. Ukuran panjang terbagi menjadi 2 meter dan terdapat pemisahan oleh tali air sekitar 12 mm. Pada Lampiran 17 terdapat rincian material pondasi yang digunakan untuk terrace, dimensi lengkungan, dan juga ukurannya. 10. Bangku Taman Bangku taman pada Menteng Park terdapat 5 tipe. Tipe 1 merupakan bangku taman yang bersifat individual. Bangku ini memiliki lebar sekitar 500 mm dan tinggi 450 mm. Material yang diguanakan adalah beton cor dengan tulangan finishing plaster halus, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi beton cor dengan tulangan setinggi 200 mm dan lebar 500 mm. Bangku taman tipe 2 ini memiliki desain yang cukup menarik dengan adanya pola seperti tali yang melengkung pada bagian permukaan bangku yang berfungsi sebagai tali air dengan ukuran 12 mm. Terdapat 2 ukuran panjang bangku ini yaitu 2750 mm dan 1400 dengan lebar 400 mm. Tinggi bangku sekitar 700 mm termasuk dengan

94 76 sandaran 300 mm. Bangku ini dapat dipergunakan untuk beberapa orang. Permukaan bangku ini menggunakan finsihing teraso putih dengan bahan penyususun seperti mortar, pasangan bata dan bagian bawah menggunakan beton dengan wiremesh M6. Bangku taman tipe 4 memiliki keunikan dan menjadi salah satu dari daya tarik dari Menteng Park. Bangku ini merupakan tipe melingkar dengan bentuk yang diadaptasi dari Bangku yang dapat berfungsi untuk bersosialisasi apabila mengarah ke arah kedalam dan juga individual dengan menghadap luar ke arah tapak. Area tengah terdapat lawn area untuk membuat nyaman penggunanya. Bangku taman ini memiliki tinggi 400 mm dengan lebar 400 mm. Bangku dengan tipe 5 memiliki desain yang diadaptasi dari tanda panah. Desain yang unik menjadi daya tarik bagi pengguna. Detil bangku ini terdapat pada Lampiran Children Playground (CPG) CPG merupakan fasilitas yang disediakan pada Menteng Park untuk menunjang kegiatan pengguna anak-anak. CPG terbagi menjadi 2 jenis yaitu ayunan dan earth mound. CPG yang diterapkan memiliki desain yang unik dan menarik minat anak-anak dan faktor keamanan yang mendukung. Earth mound merupakan fasilitas permainan untuk anak-anak bermain dengan menyediakan slider dan climber. Pembuatan CPG ini berbentuk seperti gundukan yang berbentuk seperti lingkaran. Setengah lingkaran difungsikan untuk slider dan setengah lingkaran untuk climber. Bagian puncak gundukan (mound) memiliki lebar 3000 mm sedangkan bagian bawah memiliki lebar 6000 mm. Tinggi dari Earth Mound ini adalah 1500 mm, sehingga tidak membahayakan untuk aktivitas bermain anak-anak. Pembuatan climbing ini menggunakan papan kayu damar laut dan dilengkapi dengan point climbing yang dicat ec. Mowilex warna geranium 470. Bagian slider, material yang digunakan adalah batu purwakarta dan slider dengan panjang 4900 yang dibuat melengkung dengan warna yang sama yaitu geranium. Ayunan ini memiliki desain menarik dengan pola organik yang ditampilkan dalam bentuk seperti susunan gelombang yang dimodifikasi. Tiang penyangga ayunan ini dibuat melingkar dengan material yang kuat yaitu besi CHS

95 77 berdiameter 4 inchi, dicat dengan ex. Mowilex warna geranium 470. Penghubung antara tiang dan ayunan menggunakan CHS berdiameter 1 inchi dengan cat yang sama seperti tiang dan papan ayunan menggunakan besi plat ukuran 300x500x20 mm. Bagian bawah (lantai) ayunan ini terdapat susunan pondasi dari pondasi beton, tulangan, sengkang. Tinggi tiang ayunan ini adalah 2500 mm dengan jarak dari lantai ke papan ayunan berkisar 400 mm. CPG dapat dilihat pada Lampiran Pagar Perimeter Pagar perimeter ini dipergunakan untuk membatasi tapak Menteng Park dengan lingkungan luarnya. Pagar ini juga dapat berfungsi untuk menjaga kondisi Menteng park untuk tetap terjaga dalam keadaan yang baik. Pada saat melakukan pembuatan detail pagar perimeter ini, pihak OZ mengajukan 2 alternatif desain pagar, perbedaan 2 alternatif ini hanya terletak pada tinggi pagarnya. Alternatif pertama pagar dibuat setinggi 2 meter sedangkan alternatif kedua pagar dibuat setinggi 1400 meter sehingga dari luar tapak masih dapat melihat Menteng Park. Pembatas pada suatu kawasan dapat berupa pagar transparan. Pagar yang digunakan untuk Menteng Park ini tidak berkesan terlalu tertutup dan masif. Material yang digunakan adalah besi berdiameter 10 mm dengan cat hitam pada arah horizontal, besi RHS 60x120 mm untuk penyangga dari rangka pagar dicat hitam, dan juga untuk rangka pada arah vertikal menggunakan besi plat 5 mm, lebar 5 cmm dicat hitam. Pembangunan pagar ini menggunakan susunan material yaitu pada bagian paling bawah terdapat pasir yang dipadatkan, susunan batu kali setinggi 300 mm, kemudian diatasnya terdapat sloof beton 150x150 mm dengan tulangan 4 berdiameter 12 mm, dan bagian atas pada tanah diberi dinding pasangan bata finishing plaster halus (light grey). Detil kosntruksi dari pagar perimeter ini dapat dilihat pada Lampiran Bicycle stand Bicycle stand pada area Menteng Park ini fasilitas yang disediakan diperuntukan untuk masyarakat pengguna sepeda. Bicycle stand ini memiliki panjang 5620 mm dengan jeda 550 mm dan berjarak 460 mm dari kanstin. Bicycle stand ini hanya dapat menampung sepeda sekitar 30 sepeda. Desain bicycle stand

96 78 ini merupakan desain yang menarik dengan adaptasi pola lengkungan. Hal ini mendukung desain tapak Menteng Park yang menggunakan garis organik dalam desainnya. Material yang digunakan adalah Circular Hollow Steel (CHS) berdiameter 50 mm dan juga finishing berupa powder coating merah (Mowilex Geranium 470). Pondasi untuk elemen taman ini menggunakan concrete fondation untuk bagian paling bawah, penambahan anchor berdiameter 6 mm, dan juga mortar. Pada Lampiran 21 merupakan detail konstruksi untuk bicycle stand. 14. Lampu Taman Lampu yang digunakan pada Menteng Park ini adalah lampu taman dengan ketinggian 3800 mm. Penggunaan lampu dalam taman tidak hanya dijadikan sebagai penerang. Sistem pencahayaan yang dirancang dengan baik dapat menunjukkan kesan dramatis dan menimbulkan kontras ditengah redupnya malam. Lampu taman ini menggunakan reflektor sehingga pancaran cahaya dari lampu tersebut dapat menerangi area sekitar lampu tersebut. Tiang lampu ini menggunakan CHS berdiameter 3 inchi finishing powder coating black matte sedangkan bagian bawah tiang terdapat CHS diameter 5 inchi. Pada Lampiran 22 terdapat gambar lampu taman Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bill of Quantity (BoQ) merupakan perhitungan untuk menentukan jumlah volume item pekerjaan yang dilakukan. Tabel BoQ biasanya terdiri dari item pekerjaan, spesifikasi, serta volume. Kolom item pekerjaan berisi mengenai jenisjenis pekerjaan yang dilakukan, diantaranya pekerjaan persiapan, pekerjaan penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pekerjaan hardscape. Kolom spesifikasi berisi mengenai hal yang berkaitan dengan softscape, yaitu diameter batang dan tinggi batang. Sedangkan kolom volume berisi mengenai hal yang berhubungan dengan semua pekerjaan, seperti luas, jumlah/m2, satuan, dan juga total. BoQ pada perancangan lanskap Menteng Park terbagi kedalam beberapa jenis menurut fasilitas yang akan dibuat pada tapak. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan lanjutan dari BOQ, dimana pada RAB ditambahkan kolom harga. RAB pada perancangan pada Menteng Park terbagi menjadi beberapa bagian,

97 79 antara lain RAB pada jenis pohon, RAB pada tanaman semak, serta RAB untuk hal hardscape Pembahasan Dalam proses magang ini mahasiswa melihat dan menganalisis dalam beberapa pendukung perusahaan. Faktor pendukung ini terkait dengan manajemen proyek yang didalamnya dipengaruhi oleh pembagian kerja, sistem kerja, komunikasi, dan cara penanganan klien, serta prosedur pelaksanaan proyek yang didapat dari kegiatan mengikuti magang. Selain itu, dilakukan analisis Menteng Park dari segi peranan taman kota, desain, softscape, fasilitas, serta tahapan perancangan Manajemen Proyek Pada perusahaan tidak terlepas dari adanya pengaturan yang berhubungan dengan sumberdaya manusia ataupun pengaturan dalam proses kerja penanganan dalam pelaksanaan proyek. Menurut Cleland dan Ireland (2002), proyek merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu, kompleksitas tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Manajemen proyek yang baik tidak terlepas dari cara dalam mengatur quantity (kompleksitas), cost, dan delivery (waktu). Durasi berhubungan dengan waktu yang telah ditentukan ataupun dicapai dalam masa tertentu, komplesitas berkenaan dengan ketentuan produk yang diberikan oleh OZ kepada klien sedangkan cost diatur secara langsung oleh direktur dengan bagian adminstrasi dan keuangan. Kompleksitas (quantity) dan durasi dilihat dari proyek yang didapatkan OZ memiliki standar pekerjaan, standar penyelesaian dan standar waktu. Standar pekerjaan dari proyek yang dihasilkan adalah konsep dan produk OZ yang dapat memenuhi ketentuan pemerintah dan mengakomodasi keinginan dari klien. Hal ini dapat terlihat ketika mengikuti diskusi dengan klien, OZ memberikan konsultasi mengenai desain dan perijinan penggunaan site furniture berdasarkan ketentuan pemerintah. Konsultasi ini dilakukan oleh direktur ataupun project manager dalam kurun waktu tertentu.

98 80 Quantity dari OZ dapat dilihat dari produk yang dihasilkan memiliki standar dan kelengkapan gambar tertentu untuk presentasi kepada klien merupakan standar penyelesaian yang diterapkan OZ. Standar gambar untuk proyek Menteng Park adalah memiliki visual yang lengkap pada tapak dan 3D ilustrative yang dapat menunjang pengertian klien pada desain tersebut. Visual ini diwujudkan dalam bentukan desain yang sudah jelas dan nyata dari awal pengajuan desain disertai dengan gambar ilustrasi aktivitas dan juga gambar detil berupa konstruksi bentukannya. Salah satu keunggulan dari OZ ini adalah gambar detil dengan perhitungan yang baik seperti tujuan yang ingin dicapai OZ yaitu create market. Delivery (durasi waktu) ini berhubungan dengan kecepatan pekerjaan dan sistem kerja. Kecepatan pekerjaan OZ dipengaruhi urutan pekerjaan ataupun order pekerjaan. Urutan pekerjaan ini diketahui dengan adanya prioritas berdasarkan tenggat waktu penyerahan progress sehingga hasil tersebut dapat disampaikan tepat waktu. Order pekerjaan ini dikerjakan menurut klien yang menawarkan proyek terlebih dahulu disertai dengan ketentuan waktu. Order pekerjaan ini juga didasarkan atas besarnya nilai proyek yang diperoleh. OZ mendahulukan order proyek dengan nilai proyek yang besar karena berkenaan dengan reputasi OZ, resiko ataupun denda yang akan didapatkan apabila tidak memenuhi persyaratan yang telah disepakati. Kecepatan pekerjaan didukung dengan adanya sistem kerja yang dilakukan. Sistem kerja yang dilakukan adalah work team. Pada setiap proyek terdapat project manager untuk mengatur jalannya tim tersebut. Sistem kerja ataupun pembagian tugas diatur langsung oleh direktur. Work team yang dilakukan dalam suatu proyek dapat berjalan efektif dalam bertukar pikiran mengenai ide desain ataupun standar desain yang digunakan. Mahasiswa magang melakukan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan arahan dari project manager setelah menerima tugas yang diberikan direktur. Pada beberapa kasus proyek, sistem kerja pada perusahaan ini dapat berubah dengan mengikutsertakan seluruh staf dalam suatu proyek untuk mencapai produk yang dihasilkan tepat waktu. OZ mencapai target proyek sesuai dengan persetujuan dengan klien. Berdasarkan

99 81 pencapaian kewajiban yang harus dilakukan secara profesional ini pihak OZ terhindar dari terjadinya wanprestasi. Wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. Menurut Subekti (1985) terdapat bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu : 1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan. 2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya. 3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat. 4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Berdasarkan hal tersebut OZ melakukan berbagai upaya dimulai dari prioritas proyek yang dikerjakan, cara kerja, maupun pengaturan waktu pemberian progress dari seluruh proyek yang dikerjakan untuk menghindarkan dari adanya wanprestasi. Kinerja dari konsultan ini tidak terlepas dari adanya tenaga kerja didalamnya, OZ saat ini tidak hanya arsitek lanskap yang bekerja namun terdapat satu arsitek yang dapat menangani pekerjaan yang berhubungan dengan hardscape. Hal ini memberikan scope pekerjaan lebih luas dalam suatu proyek yang di lakukan dan juga memberikan produk yang lebih baik. Struktur organisasi dalam OZ dapat berfungsi dalam mengatur kerja untuk tenaga kerja (staf) yang ada. Masing-masing jabatan ini terdapat peranan yang dapat memudahkan dalam pengerjaan suatu proyek. Direktur OZ dalam suatu proyek berperan sebagai konseptor dan arsitektur lanskap maupun arsitek berperan sebagai project manager pada setiap proyek yang berbeda. Peranan dalam struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 38. Garis putus-putus pada Gambar 38 menjelaskan mengenai peranan ataupun tugas yang ada pada setiap posisi atau jabatan pada struktur organisasi Oemardi_Zain dalam melaksanakan manajemen proyek. Struktur organisasi yang ada di OZ memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan yang diperoleh yaitu adanya pembagian yang terstruktur dari masing-masing staf berdasarkan pengalaman dan latar belakang ilmu yang

100 82 diperoleh. Struktur organisasi yang terdapat dalam perusahaan dapat memudahkan kinerja terkait penyelesaian proyek yang akan maupun sedang dikerjakan. Kekurangan terdapat pada cara kerja work team yang akan lebih efektif apabila dalam anggota tim yang dipimpin oleh satu project manager tidak menangani proyek lainnya. Pemilihan beberapa project manager yang tetap perlu dilakukan berdasarkan pengalaman dalam penangan proyek diperlukan dalam pengerjaan penyelesaian gambar, sehingga akhirnya project manager tidak menangani sendiri proses dari awal hingga akhir.. Direktur/Owner Konseptor Bag. Administrasi dan keuangan Arsitek dan Arsitek Lanskap Drafter Project Manager Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 38. Struktur Organisasi dan Peranan dalam Oemardi_Zain. Seorang project manager yang baik harus memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek. Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek. Manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya atas keberhasilan dalam pencapaian sasaran proyek ( proyek.com). Project manager ini merupakan seorang profesional dalam melaksanakan suatu proyek. Project manager memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus diatur

101 83 dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas serta memiliki kompetensi yang disyaratkan. Pada Gambar 39 merupakan alur komunikasi dalam proyek yang terdapat pada OZ dalam pelaksanaaan suatu proyek. Klien Direktur Project Manager Tim Proyek Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 39. Alur Komunikasi dalam Proyek pada Oemardi_Zain. Dalam pelaksanaan proyek, koordinasi dilakukan klien secara langsung dengan direktur. Hal mengenai kebutuhan proyek kemudian diterjemahkan kepada project manager untuk pengerjaan gambar kerja. Progress proyek Menteng Park ini, klien dapat meminta dari project manager secara langsung (ditunjukan dalam garis putus-putus pada Gambar 39). OZ selalu mengedepankan keinginan serta persepsi dari klien. OZ melihat kepentingan klien berdasarkan golongan dari klien, sehingga dapat melakukan pelayanan yang baik dan tepat sasaran. Dalam proyek Menteng Park pihak OZ menghadapi dua jenis golongan klien. Klien yang secara langsung mengadakan kontrak dengan OZ yaitu PT Jaya real Property Tbk (owner) maupun klien dalam hal implementasi proyek yaitu kontraktor yang dipilih oleh owner. Klien ini memiliki persepsi serta cara pandang mengenai kondisi tapak yang berbeda. Pada proyek lanskap Menteng Park, PT. Jaya Real Property merupakan klien yang memberikan proyek tersebut. PT. Jaya Real Property adalah sebuah pengembang untuk kawasan Bintaro Jaya. Pihak OZ selalu melakukan koordinasi dan melakukan komunikasi rutin setiap minggu atau bulan. Setiap hal yang menyangkut proyek klien, akan langsung dibicarakan, baik itu melalui telepon atau melalui pertemuan yang disepakati keduanya. Meeting dilakukan dengan cara mengunjungi pihak klien tersebut. Dalam meeting ini, produk yang diberikan kepada klien merupakan hasil

102 84 tampilan serta perhitungan yang baik, sehingga pihak klien dapat memahami. Dalam pelaksanaan kontrak kerja yang dilakukan pada suatu proyek. Keunggulan OZ selain hasil proyek yang baik yaitu memberikan penawaran harga yang terbaik (mendekati harga yang dimiliki oleh klien) melalui beberapa perhitungan berdasarkan luasan ataupun secara besaran dan konsep yang diberikan dapat diterima oleh klien Proses Perancangan Lanskap Menteng Park Proses adalah urutan langkah-langkah dalam bentuk keputusan yang mengakibatkan pemenuhan tujuan. Tahap proses desain pada Booth (1989) ini memliki tahapan dimulai dari penerimaan proyek (project acceptance), riset dan analisis (research and analysis), desain (design), gambar konstruksi (construction drawings), pelaksanaan (implementation), evaluasi setelah konstruksi (postconstruction evaluation), dan pemeliharaan (maintenance). Pada OZ, dilihat dari Gambar 40 alur proses dalam perencanaan dan perancangan ini pada umumnya sama dengan alur proses menurut Booth. Perbedaan pada beberapa tahapan ini hanya dalam istilah untuk proses yang dilakukan. Proses berdasarkan tahapan desain ini juga ada perbedaan dalam pemisahan tahapan untuk melakukan pekerjaan. Apabila dilihat dari tahapan serta istilah yang digunakan oleh OZ maka didapatkan tahapan Booth yang bisa menjadi dasar perbandingan dari tahapan perancangan yang digunakan OZ. Pada tahapan proses perancangan yang dimiliki OZ ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Booth (1983). Persamaan terdapat pada tahap perisiapan dan perbedaan terdapat pada pengerjaan proses riset analisis serta tahap desain. Proses desain pada setiap proyek memiliki perbedaan sesuai dengan keputusan dari desainer yang dipengaruhi faktor luar (lingkungan dan klien). Keberhasilan dari proses riset dan analisis ini didukung dari adanya faktor internal dari desainer yaitu pengamatan, pengetahuan serta pengalaman dalam penanganan desain dalam proyek sehingga dapat membuat keputusan yang baik. Kelengkapan dari faktor internal ini mendukung knerja untuk mengolah data pada tapak. Apabila terdapat kekurangan dalam kelengkapan seorang desainer maka menyebabkan desain tidak sempurna.

103 85 Selanjutnya dibahas mengenai proses perancangan pada OZ mengacu kepada tahapan Booth (1983) untuk mengetahui proses desain yang dilakukan. Project Acceptance Persiapan Research and Analysis Inventarisasi dan Analisis Design Tahap Konsep Design Development Construction Drawings Post-Construction evaluation Detil Konstruksi Implementation Pelaksanaan & Pemeliharaan Maintenance ( A ) ( B ) Gambar 40. Perbandingan Tahap Proses Perancangan ( A) Booth (1989) dan (B) Oemardi_Zain (2011) Tahap Persiapan Pada OZ ini sama dengan yang dikemukakan oleh Booth (1989) yaitu tahap awal yang dilakukan sebelum masuk kedalam proses dalam pengerjaan proyek tersebut. Pada Booth (1989) tahap persiapan dikenal dengan project acceptance. Pihak OZ melakukan kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak klien atau owner mengenai proyek yang akan dijalankan. Berdasarkan rujukan dari teori

104 86 Booth tersebut maka OZ melakukan tahap penerimaan proyek (project acceptance). Dalam Simonds (1983) termasuk kedalam tahap commision adalah tahap dimana klien menyatakan keinginan atau kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Pihak OZ dan PT. Jaya Real Property Tbk melakukan diskusi dalam item pekerjaan yang dilkukan dan juga konsep awal yang menjadi dasar pemikiran untuk melakukan proses perancangan selanjutnya. Tahap persiapan ini mahasiswa tidak mengikuti saat proses pengerjaan proposal desain kepada pihak PT. Jaya Real Property. Tahap persiapan diketahui dengan melakukan wawancara dengan direktur mengenai hal yang berhubungan dengan proposal dan Surat Perintah Kerja (SPK). Setelah turun SPK, OZ kemudian melanjutkan proposal mengenai gambaran konsep kedalam tapak Menteng Park. Konsep dasar Menteng Park yang dirumuskan oleh OZ terdiri dari rekreasi, edukasi, konservasi dan landmark ini dilakukan perbandingan berdasarkan tujuan dari pengembangan Bintaro Jaya dan juga peranan taman kota, sehingga didapatkan saling keterkaitan satu sama lainnya. Health Care Rekreasi Earth Care Konservasi Edukasi Energy Care (a) (b) Gambar 41. Perbandingan Pencapaian Konsep (a) Pengembangan kawasan Bintaro Jaya dan (b) Oemardi_Zain (2011). Kesinambungan antara konsep didapatkan dari adanya konsep rekreasi dari OZ yang mendukung adanya Health Care serta konsep konservasi dan edukasi ini dapat mewujudkan tujuan dari konsep Earth care dalam mengembangkan

105 87 kawasan Bintaro Jaya. Energy care ini diterapkan pada desain yang dibuat oleh OZ belum diterapkan pada Menteng Park. Fitur Health Care ini didapat dari adanya aktivitas rekeasi yang disediakan dalam Menteng Park bagi masyarakat Bintaro Jaya. Rekreasi ini berupa penyediaan sarana olahraga dan ketersediaan ruang hijau untuk mendukung aktivitas didalamnya. Fitur Earth Care yang ingin dicapai dalam mengembangkan kawasan Bintaro Jaya, didukung dengan adanya Taman Kota Bintaro Jaya (Menteng Park). Menteng Park memiliki arboretum dengan luas sekitar 590 m 2. Hampir seluruh tapak ditutupi oleh vegetasi pohon, hal ini untuk membentuk suatu konservasi dalam tapak dengan menjadi suatu area resapan air dalam skala yang kecil. Konservasi ini bertujuan untuk melindungi badan air yang terdapat pada tapak. Penyediaan arboretum ini, dengan berbagai jenis vegetasi dapat mengundang habitat satwa liar yaitu burung. Atraksi burung dapat menarik perhatian bagi pengguna taman, sehingga terdapat pemahaman secara tidak langsung untuk peduli dengan lingkungan. Konsep edukasi ini dukung dengan adanya pembelajaran mengenai jenis tanaman yang terdapat pada Menteng Park. Konsep landmark pada Menteng Park ini merupakan ide dari OZ untuk menampilkan suatu karakter pada tapak. Hal ini secara khusus menjadikan suatu identitas bagi Menteng Park. Fitur Energy Care ini belum dapat didukung dari secara nyata dari konsep Menteng Park. Fitur ini bertujuan dalam penghematan listrik pada wilayah Bintaro Jaya. Pada Menteng Park belum adanya penggunaan elemen taman seperti lampu taman yang menggunakan solar panel. Menteng Park ini merupakan proyek yang diajukan oleh PT. Jaya Real Property Tbk kepada OZ. Pihak pengembang menginginkan adanya pembuatan Taman Kota Bintaro Jaya (diresmikan dengan nama Menteng Park) direncanakan sebagai taman kota sehingga dalam proses perancangan ini diperlukan peninjauan mengenai peranan taman kota. Berdasarkan pemaparan untuk peranan taman kota terhadap ekologis kota ini maka perancangan ini memiliki konsep dasar yang dapat memenuhi beberapa

106 88 peranan Menteng Park sebagai taman kota bagi kawasan Bintaro Jaya. Konsep dasar pada Menteng Park ini mengacu kepada tujuan yang ingin tercapai. Peranan Taman Kota Abdillah (2005) Pengaturan klimatologis Pengaturan Hidrologis Pencegah Erosi Penyeimbang Alam Perlindungan Keindahan Kejiwaan Sosial Sarana Kesehatan Konsep Menteng Park Oemardi_Zain (2011) Konsep Konservasi Design Key Drive Konsep Rekreasi Design Key Drive Gambar 42. Pencapaian Peranan Taman Kota dalam Konsep Menteng Park Konsep dasar konservasi ini merupakan pencapaian tujuan dari pengaturan iklim (klimatologis), pengaturan persediaan air tanah (hidrologis), pencegah erosi (orologis), dan penyeimbang alam (edhapis). Dalam penerapan desain dalam Menteng Park ini diwujudkan dalam adanya pemilihan vegetasi pohon pada area arboretum yang baik dalam penyerapan air, penggunaan material hardscape, serta daerah pinggiran sungai ditunjang dengan penyediaan hijauan. Konsep dengan adanya hijauan ini juga dapat mewujudkan suatu perlindungan (protektif) dari polusi yang terjadi di perkotaan bagi pengguna taman dan juga secara tidak langsung menjadi sarana kesehatan bagi masyarakat perkotaan. Konsep dasar rekreasi diwujudkan dalam bentuk area promenade,terrace, dan CPG. Rekreasi yang dapat dilakukan pada Menteng Park ini terdapat aktif dan pasif. Kegiatan pasif yaitu melakukan kegiatan dengan menikmati taman dengan keindahan lingkungan taman dengan adanya desain taman yang natural serta menarik, sedangkan kegiatan aktif adalah area yang dapat digunakan untuk sarana berolahraga maupun interaksi sosial dan bermain anak. Tujuan taman kota dengan konsep rekreasi OZ dalam Menteng Park ini yang tercapai adalah sosial dan kejiwaan (psikis). Dalam peranan taman kota sebagai penunjang ekonomi (Abdillah, 2005) ini tidak diaplikasikan dalam tapak

107 89 dengan pertimbangan latar belakang masyarakat Bintaro yang memiliki kondisii ekonomi menengah keatas dan hanya membutuhkan sarana untuk rekreasi. Namun, peranan secara ekonomi ini dapat terwujud apabila dalam Menteng Park ini melakukan penghematan listrik dengan penggunaan solar panel pada setiap elemen taman yang membutuhkan energi listrik, hal ini juga mendukung konsep Bintaro Jaya yaitu fitur energy care. Konsep edukasi didapatkan dari adanya interaksi dengan alam. Berbagai vegetasi yang terdapat pada taman ini merupakan sarana dalam mendukung edukasi. Edukasi ini didapat dari adanya penciptaan lingkungan hidup secara sinergis di dalam tapak dengan perancangan yang baik. Menteng Park untuk menjadi suatu taman kota yang baik harus memenuhi syarat taman kota. Menurut Arifin et al (2008), taman kota adalah taman umum dalam skala kota yang peruntukannya sebagai fasilitas untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat kota yang bersangkutan. Fasilitas disediakan pada taman disesuaikan dengan fungsinya dan fasilitas pendukung lainnya, meliputi : fasilitas rekreasi, fasilitas olahraga, fasilitas sosialisasi, fasilitas penunjang. Dari segi fasilitas, Menteng Park ini sudah memenuhi syarat sebagai taman kota seperti yang dikemukakan oleh Arifin et al (2008). Fasilitas rekreasi dalam Menteng Park berupa CPG, terrace dan promenade untuk ruang bersantai dan adanya entertainment stage untuk mengakomodasi kegiatan tertentu. Fasilitas olahraga pada Menteng Park tidak disediakan secara lengkap hanya berupa jogging track, refleksi, wall climbing, dan penyediaan lapangan terbuka. Pembatasan fasilitas olahraga ini berdasarkan kondisi tapak yang tidak terlalu luas apabila dijadikan taman kota (1,5 hektar) namun cukup dalam mewadahi aktivitas masyarakat Bintaro Jaya. Fasilitas sosialisasi dipenuhi oleh Menteng Park dengan adanya lapangan terbuka, promenade cafe, maupun promenade (plaza). Fasilitas pendukung berupa akses jalan untuk kendaraan bermotor, entrance, penyediaan tempat parkir bagi kendaraan bermotor dan sepeda dan lainnya sudah terdapat dalam Menteng Park. Fasilitas toilet yang disediakan dalam Menteng Park ini terbatas hanya terdapat dalam commercial area (gedung). Keberadaan toilet dalam Menteng Park ini seharusnya menjadi pertimbangan

108 90 dalam melakukan pemilihan dan peletakan fasilitas berdasarkan kebutuhan pengguna taman. Menteng Park perlu penambahan unit toilet pada desain dengan titik penempatan berada dekat dengan area yang memiliki aktivitas yang cukup tinggi yaitu area rekreasi (open lawn dan entertainment stage). Apabila ditinjau dari segi luasan, Menteng Park belum memenuhi kriteria taman kota yang ideal. Menteng Park hanya memiliki luas sekitar 1.5 Ha, luasan tersebut masuk kedalam kategori taman lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh Arifin et al (2008) luas taman lingkungan adalah 1-3 hektar, sedangkan taman kota memiliki luasan sekitar 10 hektar. Menteng Park ini ditinjau dari letak tapak yang dikelilingi oleh perumahan dan berdasarkan luasan tapak merupakan taman lingkungan dengan skala cakupan pengguna yaitu warga kecamatan atau kelurahan stempat. Akan tetapi, pihak PT. Jaya Real Property ini ingin menjadikan Menteng Park sebagai taman kota untuk wilayah Bintaro Jaya. Taman ini terbuka untuk umum tanpa adanya pungutan bayaran untuk memasuki Menteng Park. Menteng Park tidak hanya diperuntukan untuk masyarakat kawasan Bintaro Jaya, namun dapat digunakan untuk Kota Bintaro secara luas Riset dan Analisis Pada tahap riset dan analisis ini, OZ tidak melalui tahapan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Booth (1989). Tahap inventarisasi dan analisis ini dalam proses perancangan seharusnya terdapat beberapa data fisik, data biofisik, dan data sosial yang seharusnya mengalami kajian secara lengkap. Menurut Booth (1989) tahap riset dan analisis ini adalah tahap dimana untuk menyiapkan base plan pada tapak. Base plan ini adalah data baik spasial maupun tidak mengenai kondisi dan stuktur fisik pada tapak. Pada OZ, data yang sudah menjadi acuan untuk proses perancangan hanya berupa bentuk tapak dalam bentuk CAD, foto kondisi eksisting, serta peta kontur. Hal ini juga diungkapkan oleh Dahl dan Molnar (2003) pada tahap ini desainer harus mengumpulkan informasi tentang aspek gagasan awal. Akan tetapi, pertimbangan yang perlu dingat bahwa daftar informasi yang diperoleh tidak semuanya diperlukan.

109 91 Data yang berpengaruh dalam desain ini kemudian menjadi acuan dalam melakukan proses analisis secara cepat (quick analysis). Data yang terdapat pada OZ ini tidak dilengkapi oleh data iklim, arah angin pada tapak, hidrologi, maupun sosial sebagai acuan dalam desain Menteng Park. Hasil dari analisis pada setiap komponen yang ada pada tapak ini akan menunjang untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembuatan Menteng Park ini. Data yang diperlukan dalam menentukan fasilitas untuk aktivitas dalam tapak ini adalah adanya data sosial. Data sosial dalam proses perancangan taman kota yang ideal diperlukan untuk mencapai pemenuhan persepsi serta kebutuhan masyarakat. Laurie (1984) menyatakan bahwa perancangan dan perencanaan harus tanggap terhadap konteks sosial dan cara yang didapatkan untuk memberikan suatu lingkungan nyaman adalah belajar dari pengamatan dari pengamatan dan konsultasi langsung dengan para anggota masyarakat suatu kelompok tertentu pada masyarakat yang ditentukan oleh faktor seperti usia dan sosio-ekonomi. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka desain yang diterapkan dapat mengakomodasi kebutuhan, memenuhi persepsi dan keinginan dari masyarakat. Akan tetapi, data sosial dari pihak masyarakat Bintaro Jaya ini tidak dimiliki oleh pihak OZ karena terkait dengan pihak PT. Jaya Real Property Tbk yang menjadi owner dalam proyek Menteng Park. Persepsi dan keinginan yang diwujudkan dalam Menteng Park ini berdasarkan sudut pandang owner untuk memiliki taman kota yang dapat memfasilitasi aktivitas masyarakat Bintaro Jaya dan dapat menciptakan lingkungan yang baik. Dalam pengerjaan riset dan analisis, OZ melakukan dengan teknik analisis secara cepat (quick analysis). Riset maupun analisis yang dilakukan hanya berdasarkan permasalahan yang dapat terlihat langsung pada tapak seperti letak dan bentuk tapak, polusi, bising, serta kenyamanan dan keselamatan pengguna. Pengumpulan data dalam bentuk foto keadaan eksisting dari berbagai sudut pandang ini dapat berguna untuk mengingat kembali kondisi pada tapak tersebut. Riset dan analisis yang harus dilakukan tidak hanya berdasarkan dari segi visual dalam tapak, namun memerlukan peninjauan lebih lanjut dari data fisik dan biofisik pada tapak. Kekuatan hubungan antara lingkungan dibangun dan

110 92 lingkungan hidup alami tergantung pada pendekatan perancang dan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lokasi (Reid, 1996). OZ melakukan pertimbangan dalam menentukan desain Menteng Park dalam hal memprioritaskan kenyamanan dan keamanan pengguna serta menjaga lingkungan yang ada agar selaras dengan desain yang ada. OZ dalam pertimbangan keselamatan pengguna tapak, berusaha menciptakan desain yang aman bagi pengguna, sedangkan dalam pertimbangan terhadap peningkatan kualitas lingkungan dilakukan dengan mendesain tapak dengan vegetasi yang mampu menjaga serta meningkatkan kualitas lingkungan dan juga desain dengan minimal penggunaan perkerasan sehingga dapat menyerap air. Hal ini akan didapatkan lebih fungsional apabila OZ melakukan pengukuran berdasarkan kontur yang ada pada tapak. Pengukuran ini berfungsi untuk mengetahui titik permasalahan pada tapak dan juga desain memiliki ukuran yang baik. Tidak adanya hasil dari riset dan analisis ini dalam bentuk spasial merupakan hasil dari kesepakatan dalam pelaporan hasil antara pihak klien dan OZ. Pihak OZ bertanggung jawab mulai dari tahap desain yang berawal dari konsep, pengembangan desain, dan gambar kerja. Teknik quick analysis yang diadaptasi oleh OZ dan konsultan lainnya adalah salah satu cara untuk mencapai progres proyek yang harus dilaporkan dalam tenggat waktu tertentu. Teknik ini dapat mengurangi waktu yang dihabiskan dalam pelaksanaan pengkajian data-data terkait dengan tapak tersebut, sehingga dapat secara cepat masuk kedalam tahap desain. Kelemahan dalam proses riset dan analisis yang dilakukan OZ adalah tidak adanya dokumen yang tersimpan baik berupa data deskriptif maupun data spasial pada tapak seperti yang dikemukakan oleh Reid (1996), grafis yang dihasilkan pada tiap tahapan proses perancangan berfungsi untuk mencatat, mengeluarkan, dan menyampaikan ide-ide atau informasi. Sehingga, sebaiknya setiap tahapan proses perancangan yang dikerjakan terdapat spasial ataupun pengerjaan menggunakan komputer dan disimpan untuk dokumen pengerjaan. Hal mengenai riset dan analisis ini penting untuk dilakukan sebelum adanya proses pembentukan dari konsep karena dapat mengetahui keadaaan sebelumnya dari tapak secara lebih jelas. Tujuan dari riset dan analisis adalah untuk desainer untuk menjadi

111 93 familiar dengan tapak, dalam rangka untuk mengevaluasi dan menentukan karakter tapak, masalah dan potensi (Booth, 1983). Dasar pemikiran yang kuat dalam merancang suatu tapak akan mengurangi revisi gambar pada tahap atau proses desain selanjutnya. OZ mengalami revisi gambar hingga beberapa kali, hal ini dikarenakan bukan hanya dari pertimbangan permintaan dari pihak klien untuk desain Menteng Park namun tahap riset analisis yang tidak dilakukan secara terperinci yang terdiri dari aspek fisik, biofisik dan sosial. Hasil analisis yang tidak terperinci ini berdasarkan budget yang dikeluarkan dari pihak klien untuk proses desain Menteng Park. Apabila semakin lama rentang waktu dan semakin besar dana yang diberikan oleh pihak klien maka hasil analisis akan lebih spesifik. Proses dalam perancangan dapat mengalami percepatan, namun prinsipnya tetap sama untuk mewujudkan proyek tersebut pada tapak secara efektif. Tujuan harus dipahami serta mengetahui bagaimana sifat fisik tapak dan sekitarnya. (Simonds dan Starke, 2006) Design (Desain) Oemardi_Zain Booth (1978) Konsep Dasar (Zona) Pengembangan konsep Ideal Functional Diagram Site Related Concept Plan Konsep Desain Form Composition Study Design Development Preliminary Master Plan Schematic Plan Master Plan Design Development Gambar 43. Perbandingan Tahapan Proses Desain. Tahap desain merupakan tahap dimana desainer merencanakan lingkungan dengan memaksimumkan potensi untuk mencapai tujuan serta dapat mengintegrasikan karyanya secara harmonis dengan alam (Simonds dan Starke, 2006). Pada tahapan Booth terdapat perbedaan dari OZ. Pada tahap desain ini

112 94 Booth (1983) mengemukakan beberapa hal item yang dikerjakan yaitu diagram fungsi, diagram hubungan tapak, concept plan, studi bentuk perancangan, preliminary design, schematic plan, master plan, design development. Pada OZ tidak dikenal dengan adanya tahapan schematic plan, namun hal tersebut sudah mencangkup dalam proses perancangan yang dikerjakan. Perbedaan juga terdapat pada tahap pengembangan desain pada OZ yang mencakup preliminary master plan, schematic plan, master plan dan design development. Pengembangan desain yang dikemukakan oleh Booth pada proses perancangan OZ adalah pengembangan untuk hardscape (denah dimensi dan material) dan softscape (denah penanaman tanaman). Booth (1983) lebih lanjut mengemukakan bahwa banyak tahap dari perancangan yang saling tumpang tindih dan saling membaur sehingga susunannya menjadi tidak jelas dan nyata. Beberapa dari tahapan tersebut bisa pararel satu dengan yang lainnya dalam hal waktu dan muncul serentak. Pada dasarnya OZ melakukan tahapan yang sama namun pemisahan pada beberapa tahap tidak terlalu jelas. Berikut ini adalah hasil analisis yang ditinjau dari tahapan OZ berdasarkan tahapan perancangan pada Booth. 1. Diagram fungsi, Diagram Keterkaitan Ruang dan Rencana Konsep. Tahap diagram fungsi, diagram keterkaitan ruang dan rencana konsep ini merupakan tahap yang penting dilakukan untuk proses dalam membentuk kesesuaian pada tapak baik dari segi desain, penempatan dan letak ruang. Pada dasarnya OZ melakukan tahap ini, namun perbedaan terdapat dalam hasil grafis serta istilah yang digunakan. Pada OZ tahap diagram fungsi, diagram keterkaitan ruang dan rencana konsep masuk kedalam tahap pengembangan konsep. Booth (1983) menyatakan bahwa tujuan dari diagram fungsi ideal adalah mengidentifikasi hubungan terbaik dan paling sesuai pada fungsi dan ruang yang diajukan dalam desain. OZ melakukan diskusi dengan klien untuk menentukan zona awal untuk fungsi dalam tapak. Hal yang dirumuskan adalah area masuk, area transisi dan area inti untuk kegiatan dalam tapak. Selain itu, terdapat beberapa pertimbangan akses antar ruang, border pada kelliling tapak, dan penempatan fasilitas dalam area tersebut.

113 95 Tahap pembuatan diagram fungsi ini tidak digambarkan secara langsung oleh pihak OZ namun diinterpretasikan kedalam tahap pengembangan zona tapak dengan layout desain yang akan diterapkan. Tahap diagram fungsi ini seharusnya hanya berupa suatu pola-pola diagram belum masuk kedalam tapak seperti yang dikemukakan oleh Booth (1983) bahwa tidak ada realisme bergambar dalam solusi pada tahap desain awal. Pihak OZ menyatukan diagram fungsi ini pada tapak yang sudah terbentuk pola desainnya. Dapat dilihat pada Gambar 27 pembagian zona ini, pihak OZ melakukan zona pada gambar yang sudah terdapat bentukkan pola desainnya. Diagram fungsi, diagram keterhubungan tapak, dan rencana konsep pada Booth dalam OZ dijadikan menjadi satu tahapan dalam perumusan konsep dasar kedalam zonasi tapak. Pertimbangan OZ, untuk memberikan zonasi pada tapak yang sudah terdapat desain ini adalah untuk memudahkan penyampaian maksud kepada klien sehingga diperlukan visualisasi secara jelas dan menarik tidak hanya dalam bentuk diagram pada tapak. Diagram fungsi merupakan acuan untuk desain yang akan dilkukan. Dampak dari diagram fungsi yang tidak dilakukan terlebih dahulu sebelum proses desain adalah fungsi ruang dan kebutuhan ruang tidak akan terakomodasi dengan baik, sehingga sebaiknya OZ menetapkan diagram tersebut dalam bentuk suatu zonasi awal tidak menyatu dengan proses desain. Zonasi awal ini merupakan acuan dalam menentukan jarak, luasan, keterkaitan antar ruang, sehingga fasilitas dan aktivitas dalam tapak sudah dalam penempatan yang baik. Menurut Simonds dan Starke (2006), pengorganisasian ruang yang baik akan menghasilkan hubungan yang saling mengisi, harmonis dan tercipta keseimbangan. Hubungan fungsional ini akan menggambarkan kedekatan zona satu sama lainnya. Pertimbangan kedekatan letak antar zona mempengaruhi jalur sirkulasi penghubung, sehingga hal ini perlu pertimbangan yang baik sebelum melakukan bentukan desain pada tapak. Rencana konsep merupakan keberlanjutan dari tahap sebelumnya. Dalam tahap ini dapat terdapat perbedaan hasil grafis dibandingkan dengan diagram fungsi. Bentukan desain sudah menyesuaikan dengan tapak dengan pembagian dan luasan ruang yang jelas serta penghubung antar ruang tersebut. Rencana

114 96 konsep mengambil area secara umum dengan diagram keterhubungan tapak dan membaginya kedalam area yang lebih spesifik (Booth, 1983). Rencana konsep dalam OZ ini berupa tahap pengembangan konsep yang terdiri dari pembagian ruang, konsep sirkulasi, konsep softscape, dan konsep hardscape. 2. Studi Bentuk Perancangan (Form Composition Study) Konsep desain pada OZ sama dengan tahapan studi bentuk perancangan pada Booth. Studi bentuk perancangan yang ada pada OZ dilakukan dengan observasi bentuk elemen taman serta desain tapak yang didapatkan dari internet ataupun buku. Beberapa hal yang menjadi studi literatur dalam proses desain Menteng Park adalah pengaplikasian dalam hal promenade, wall climbing, dan elemen taman lainnya. Studi bentuk perancangan yang dilakukan pihak OZ ini tidak menggunakan literatur berdasarkan suatu penelitian, studi ini hanya dilakukan dalam hal bentuk desain ataupun gambar aktivitas sosial dalam tapak. Berikut ini adalah beberapa contoh studi bentuk perancangan yang dilakukan oleh OZ pada Gambar 45. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 44. Tahap Desain (Studi Bentuk Perancangan). Menurut Reid (1993) bentuk pada lanskap adalah ekspresi visual utama dari berbagai kekuatan yang mempengaruhi desain lingkungan outdoor. Berdasarkan hal tersebut maka OZ memperkuat konsep dengan bentukan garis lengkung (organik) pada desain mendominasi area Menteng Park. Bentukan ini menjadi visual utama dan keunikan untuk tapak Menteng Park. Studi bentuk perancangan lebih menonjol apabila dalam tapak ini dilakukan desain dalam keadaan tapak yang belum didesain seperti halnya Menteng Park. Pola yang diadaptasi ini merupakan pola garis organik yang

115 97 berhubungan dengan air baik berupa tumpahan air maupun bentukan pola sungai (meander) yang diadaptasi kedalam bentukan perkerasan dan site furniture. Hal ini seperi yang dikemukakan oleh Simonds dan Starke (2006), salah satu cara untuk memperoleh ide desain bagi seorang desainer adalah dengan mengamati bentukan-bentukan alam dan berbagai kekuatan alam. OZ memiliki konsep desain Menteng Park yang dapat digunakan oleh masyarakat dari berbagai jenjang usia. Hal ini diwujudkan dalam pembuatan fasilitas, material dan desain yang dapat dijangkau oleh semua jenjang usia. Menurut Dahl dan Molnar (2003), salah satu pertimbangan desain yang menjadi prinsip utama adalah desain yang digunakan harus dapat dinikmati siapa saja, tidak hanya untuk kepentingan golongan tertentu. Adanya sarana berupa fasilitasfasilitas dan memiliki desain yang menarik dalam Menteng Park menjadikan taman ini dapat dinikmati oleh siapa saja. Menteng Park ini merupakan proyek penyediaan taman kota untuk kawasan pemukiman Bintaro Jaya, namun dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat Bintaro. 3. Pengembangan Desain (Design Development) Proses perancangan menurut Booth (1983), didalam tahap desain terdapat pembuatan gambar preliminary master plan, yaitu penggambaran rencana desain terhadap tapak dimana berbagai elemen lanskap telah dimasukkan di dalamnya. Penggambarannya berupa gambar yang bersifat grafik semi-lengkap, yaitu gambar bersifat mendetail mengenai posisi, material, ukuran, dan dimensi elemen dalam tapak. Proses yang dilakukan OZ tahap preliminary master plan ini masuk kedalam tahap pengembangan desain dalam laporannya. Pembuatan preliminary master plan ini sudah dalam bentukan desain yang lengkap. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang dibuat yaitu feature images hard material dan soft material dan gambar ilustrasi yang mendukung. Dalam OZ, preliminary master plan adalah desain yang dibuat sebelum mendapatkan desain master plan akhir dan disetujui untuk memulai pembangunan. Dalam preliminary master plan ini sudah terdapat posisi dan bentuk dari promenade, terrace dan lainnya. Pada area ini terdapat terrace dengan view kearah sungai. Terrace yang berundak-undak dapat berfungsi sebagai sitting area. Hal ini dilihat dari

116 98 kebutuhan dari pengguna dalam Laurie (1984) tempat duduk atau kursi merupakan pemecahan terhadap suatu penafsiran khusus pada kebutuhan untuk dapat duduk dalam situasi tertentu. Terrace ini mengakomodasi untuk kegiatan duduk-duduk beristirahat dengan arah pandangan untuk menikmati sungai dan vegetasi pada tapak. Gambar 45. Bentuk Spasial Preliminary Site Plan pada Oemardi_Zain ( Terrace dan Promenade). Proses perasionalisasian gambar sketsa preliminary master plan ke dalam bentuk gambar yang lebih detil akan menghasilkan site plan. Perbedaan antara preliminary master plan dengan master plan terletak pada penyajian grafiknya (Booth, 1983). Pada OZ penyajian grafik antara preliminary master plan dan master plan ini sama, perbedaan terdapat pada beberapa desain pada Menteng Park yang berubah. Pada master plan penggambaran desain lebih detil dengan proporsi yang sesuai. Dalam melakukan suatu desain tidak terlepas dari adanya kesatuan antara elemen softscape dan hardscape. Pada proses perancangan menurut Hakim dan Utomo (2005) untuk mencapai kesatuan suatu kesatuan dan keteraturan, maka perlu diperhatikan beberapa pertimbangan yaitu keseimbangan (Balance), irama dan pengulangan (ritme and repetitition), serta penekanan dan aksentuasi (emphasis). OZ menerapkan prinsip desain tersebut kedalam tapak. Balance (keseimbangan) dapat terlihat dari komposisi desain master plan Menteng Park.

117 99 Pembagian tapak dengan garis axis dari penempatan jembatan yang berada pada bagian tengah area Menteng Park. Komposisi softscape dan hardscape serta bentukan desain pada tapak bagian barat laut dan tenggara terbagi secara simetri pada kedua sisi tersebut. Gambar 46. Penerapan Prinsip Desain pada Master Plan Menteng Park. Penekanan dan aksentuasi (emphasis) ditimbulkan oleh dominannya salah satu komponen unsur sehingga menimbulkan kontras terhadap elemen lainnya (Hakim dan Utomo, 2005). Penerapan prinsip ini terdapat pada desain OZ dalam Menteng Park dengan diwujudkan dengan adanya ornamen atau elemen lanskap berupa wall climbing sebagai vantage point dan patung. Penempatan wall climbing ini sebagai aksentuasi dengan proporsi skala yang berbeda dengan sekelilingnya. Perwujudan kontras ini berupa permainan warna. Menurut Simonds (1983) dalam menghasilkan suatu daerah yang lebih hijau maka harus menambahkan warna merah yang merupakan warna yang bertentangan dengan latar belakangnya. Pada desain OZ, seluruh elemen taman pada Menteng Park menggunakan warna geranium. Geranium merupakan warna yang masuk kedalam warna merah. Perpaduan ini menimbulkan kesan visual yang kuat. Menurut Simonds (1983) rencana tapak yang ideal dapat dicapai melalui harmoni dan kontras dari bentuk, bidang atau karakter dari tapak.

118 100 Material tanaman adalah elemen fisik sangat penting dalam perancangan dan manajemen lingkungan di luar ruangan (Booth, 1983). Bentukan master plan mulai diperinci mengenai pemilihan beberapa jenis tanaman dan material yang cocok. Menurut Booth (1983) lebih lanjut, tahapan pengembangan desain merupakan tahapan akhir dari proses desain, dimana arsitek lanskap sudah mulai memperhatikan desain secara detil, yaitu dimensi, material, tekstur, pola, dan lainlain. Pada proses perancangan dalam OZ ini juga terdapat design development yang sama dengan tahap yang terdapat pada Booth. Pada proses pengembangan desain ini OZ memperhatikan dari segi softscape dan hardscape sehingga menimbulkan kesatuan dalam desain Menteng Park. Menurut Hakim dan Utomo (2002), nilai kesatuan suatu desain dapat diciptakan salah satunya dengan memperkecil perbedaan sesama unsur dalam komposisi desain. Master plan yang telah selesai dalam suatu bentukan tertentu disertai pola tanam dan juga jenis tanaman yang diajukan diberikan atau dipresentasikan kepada klien. Softscape. Pada OZ ini terdapat denah penanaman dengan komposisi, desain, letak serta jenis tanaman yang digunakan dalam Menteng Park. Berkaitan dengan Menteng Park sebagai taman kota maka perlu diperhatikan dalam segi pemilihan tanaman dengan standar tertentu. Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05 Tahun 2008 tentang penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan terdapat kriteria untuk pemilihan vegetasi taman kota. Vegetasi untuk RTH taman kota adalah sebagai berikut : 1. Tajuk rindang dan kompak. 2. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang. 3. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah. 4. Habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya. 5. Jenis tanaman tahunan atau musiman. 6. Jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal. 7. Mampu menjerap dan menyerap cemaran udara.

119 Tanaman yang mengundang burung. Dalam hal ini pemilihan vegetasi yang digunakan oleh OZ beberapa sudah memenuhi kriteria untuk tanaman yang digunakan dalam taman kota. Kondisi tapak Menteng Park yang dikelilingi oleh akses sirkulasi kendaraan menimbulkan polusi sehingga mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna tapak. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan vegetasi berupa pohon yang dapat mengurangi polusi udara. OZ memilih komposisi pepohonan lebih dominan dibandingkan dengan semak pada desain Menteng Park. Menurut Dahlan (2004) apabila menggunakan tanaman yang dominan adalah pepohonan, karena memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyerap gas beracun, menghasilkan oksigen, manipulasi iklim mikro serta manfaat penghijauan lainnya. Berikut ini pada Tabel 10 merupakan daftar tanaman yang dapat mengatasi pencemaran udara. Tabel 10. Daftar Tanaman Penyerap dan Penjerap Cemaran Udara. No. Nama Latin CO2 Asap Bermotor 1. Agathis Damara 2. Albizzia Falcataria 3. Delonix regia 4. Diospyros philipinensis 5. Myristica fragrans 6. Samanea Saman Timbal Debu Semen Sumber : Soerinaga dan Indrawan (1988) ; Sugiharti (1998) dalam Dahlan (2004) Tapak yang bergelombang berpotensi terjadinya penggenangan air pada area cekungan ketika adanya hujan. Cara mengatasi permasalahan untuk penggenangan air yang terjadi adalah penggunaan pepohonan dengan daya evapotranspirasi yang tinggi dan dilakukan penanaman dengan pola yang tersebar pada tapak dan memiliki jumlah yang cukup banyak dibandingkan tanaman lainnya. Air akan cepat terserap oleh tanaman sehingga akan mudah mengatasi permasalahan penggenangan pada tapak ketika adanya hujan dalam intensitas

120 102 tertentu. Pada desain Menteng Park, OZ memilih tanaman yang memiliki tingkat evapotranspirasi yang cukup tinggi. Daftar tanaman yang dapat mengatasi penggenangan pada tapak dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Daftar Tanaman Atasi Penggenangan pada Tapak No. Nama Latin Nama Lokal Jumlah 1. Dalbergia Latifolia Sonokeling Pinus Merkusi Pinus Samanea Saman Trembesi 25 Sumber : Dahlan (2004) Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05 Tahun 2008, salah satu kriteria tanaman yang digunakan pada taman kota adalah tanaman yang merupakan tanaman lokal dan budidaya. Berikut ini pada Tabel 12 terdapat informasi mengenai tanaman yang digunakan pada Menteng Park dari ketinggian maksimal dan asal tanaman tersebut. Tabel 12. Daftar Tanaman Berdasarkan Ketinggian Maksimal dan Asal Tanaman No. Nama Latin Tinggi (Asal) Penyebaran dan Daerah Budidaya 1. Agathis damara 60 m (Indonesia), Filipina 2. Albizzia falcatoria 45 m Asia, Afrika 3. Alstonia schloralis 40 m Asia Selatan, Asia Tenggara 4. Azadirachta indica m (India, Pakistan) Daerah tropis, subtropis 5. Baccaraurea racemosa m (Malesia bag. Barat), Jawa, Sumatera, Malaysia 6. Bouea macrophylla 27 m (Kepulauan Indonesia dan Malaysia) 7. Cerbera odollam 15 m (Indonesia, Malaysia, India, Australia, Polonesia) 8. Cinnamomum burnmanii 30 m (Indonesia) 9. Dalbergia latifolia 43 m (Jawa, Indonesia) 10. Delonix regia m (Madagaskar), Asia Tropis, Asia Subtropis 11. Diospyros philipinensis Sumber : Suhono (2009) 15 m (Filipina), Asia Tropis

121 103 Tabel 12. Daftar Tanaman Berdasarkan Ketinggian Maksimal dan Asal Tanaman No. Nama Latin Tinggi (Asal) Penyebaran dan Daerah Budidaya 12. Garcinia mangostana m (Semenanjung Malaya), Asia & Australia Tropis 13. Fragraea fragrans 25 m Australia, Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik 14. Mangifera caesia 20 m Indonesia 15. Mangifera odorata 12 m Indonesia, (Asia Tenggara dan India) 16. Manilkara kauki m (Amerika Tropis) 17. Mesua Ferrea 20 m Jawa, Sumatera, Kalimantan, Singapura 18. Michelia champaca 9-12 m (India,Cina Selatan), Indonesia 19. Myristica fragrans 5-18 m (Pulau Banda, Indonesia) 20. Nephelium longanum 40 m (Asia Tenggara) 21. Palaquin gutta 45 m Semenanjung Malaya, Singapura, Sumatera, Kalimantan, Jawa 22. Phyllanthus emblica m (Asia Tenggara) 24. Plumeria rubra 7-8 m (Amerika Tengah), Daerah Tropis,Subtropis 25. Pterospermum javanicum 45 m Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan 26. Salix babilonica m (Cina), Asia Tenggara dan Eropa 27. Samanea saman m Daerah Tropis, (Amerika Tropis) 28. Stelechocarpus burahol 25 m Malaysia, Indonesia (Jawa), Australia 29. Syzigium jambs 15 m (Asia Tenggara) 30. Syzigium polyanthum m (Indonesia) 31. Tabebuia pallida 50 m Meksiko utara,jamaika, Kuba, 32 Terminalia Mantaly 15 m Indonesia, Malaysia, Australia Sumber : Suhono (2009) Tanaman yang digunakan merupakan tanaman pohon dan perdu yang memiliki tinggi yang beragam serta merupakan tanaman lokal dan budidaya yang sesuai dengan kondisi tapak, sehingga dari segi softscape yang digunakan maka

122 104 Menteng Park ini sudah memenuhi kriteria dalam peraturan pemerintah mengenai kriteria pemilihan vegetasi dalam taman kota. Menurut Carpenter (1975) dalam Hakim dan Utomo (2002) beberapa fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai visual control, physical barriers, climate control, erosion control, wildlife habitats, dan aesthetic values. Pemilihan beberapa tanaman dapat menghasilkan buah, nektar dan biji untuk mendukung salah satu konsep Menteng Park yaitu konservasi dengan pencapaian habitat satwa liar. Satwa yang menjadi fokus utama adalah burung. Pada area arboretum ini terdapat beragam jenis pepohonan. Menurut Nazaruddin (1994), pohon berfungsi sebagai tempat berlindung, bertengger dan beristirahat, mencari makan, serta berbiak bagi burung. Menteng Park menyediakan tanaman yang dapat dimanfaatkan secara langsung baik sebagai sumber makanan maupun sarang. Sumber makanan ini berupa buah, biji, nektar ataupun serangga yang terdapat pada tanaman. Tanaman yang berpotensi sebagai makanan bagi satwa terdapat pada Tabel 13. Pada desain Menteng Park, tata letak tanaman dalam satu jenis dalam keadaan berkelompok atau saling berdekatan satu sama lainnya, sehingga mempermudah spesies burung untuk menetap. Tabel 13. Daftar Tanaman Penghasil Buah dan Nektar. No. Nama Latin Jumlah Lokasi pada Tapak 1. Bouea macrophylla 3 Pinggir Sungai, 2. Garcinia mangostana 3 Batas Tapak Sisi Timur 3. Mangifera caesia 4 Area Terrace 4. Mangifera odorata 7 Area open lawn 5. Myristica fragrans 5 Area Terrace 6. Nephelium longanum 3 Dekat dengan Sungai 7. Syzigium jambos 5 Batas Tapak sisi Timur 8. Syzigium polyanthum 10 Batas Tapak sisi Barat Sumber : Tantra (1981) dalam Dahlan (2004).

123 105 Tanaman memiliki fungsi perlindungan diantaranya adalah peredam kebisingan, ameliorasi iklim mikro, penapis cahaya silau, dan penahan angin (Dahlan, 2004). Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Carpenter (1975) yaitu physical barriers dan climate control. Aplikasi dalam bentuk desain pada Menteng Park ini berupa lokasi tapak yang dikelilingi oleh tanaman sebagai peredam kebisingan dari kendaraan sehingga aktivitas di dalamnya tidak terganggu serta mendapatkan cukup naungan. Menurut Grey dan Deneke (1978) dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Desain Menteng Park didominasi oleh pepohonan pada seluruh tapak. Pohon yang digunakan pada area ini adalah pepohonan yang memiliki tajuk yang tinggi dan rindang, seperti yang dikemukakan oleh Dahlan (2004) jenis tumbuhan yang paling efektif adalah memiliki tajuk yang tinggi dan rindang. Penanaman pada Menteng Park untuk mengatasi kebisingan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dahlan (2004), diantaranya adalah : 1. Menanam berbagai jenis tanaman. 2. Penanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat (ketinggian pohon dan perdu yang beragam). 3. Lebar penanaman dari sumber bising cukup tebal ( meter). Barrier dari pepohonan dengan jarak tanam agak rapat sehingga mereduksi bising dan screen view untuk pengguna melihat kondisi kepadatan jalan. Dalam desainnya. Area yang berdekatan dengan jalan diberi jarak pada area aktivitas inti taman dengan lebar mulai dari meter berupa area konservasi dengan penanaman vegetasi yang cukup rapat. (a) (b) Gambar 47. Ilustrasi Vegetasi dalam Mereduksi Bising (a) Grey dan Deneke (1978) dan (b) Oemardi_Zain (2011)

124 106 Selain itu, pada pinggir jalan terdapat semak sepanjang jalan seperti Hibiscus rosasinensis (Kembang Sepatu) dan Ophiopogon jaburan (jaburan). Beberapa pohon yang digunakan pada sisi jalan ini adalah Syzigium jambos (Jambu Mawar), Palaquium gutta (Malam Merah), Mangifera caesia (Kemang), Pinus (Pinus merkusii), dan Mesua Ferrea (Nagasari). Pada tikungan pertigaan, area ini dibebaskan dari adanya penanaman dengan pertimbangan area bebas pandang pengguna kendaraan dan untuk menonjolkan wall climbing sebagai landmark Menteng Park. Hal ini sudah ditinjau pada saat observasi lapang dalam studi view yang dilakukan oleh OZ. Keterangan : Penempatan Billboard Tititk Pandang Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 48. Ilustrasi Studi View Billboard dan Wall Climbing. Pada proses denah penanaman ini diperhatikan untuk menciptakan suatu kenyamanan untuk pengguna taman dalam beraktivitas dengan melakukan ameliorasi iklim, salah satunya adalah dengan mereduksi angin dan penghalang bagi adanya sinar matahari secara langsung. Kanopi pohon ini merupakan area berteduh yang nyaman digunakan untuk beraktivitas dibawahnya. Vegetasi berupa pepohonan dapat menciptakan iklim mikro yang nyaman pada tapak serta bernilai ekologis cukup tinggi. Pohon mereduksi kecepatan angin dan juga membuat suatu zona perlindungan baik menjadi suatu tempat yang teduh dan menangkis angin. Kemudian, pohon dapat turut serta dalam membuat suatu proses pendinginan evaporasi membiarkan suhu yang tinggi kedalam zona proteksi (Grey and Deneke, 1978).

125 107 Angin pada lokasi tapak ini memiliki rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3.8 m/detik (13.68 km/jam) dan kecepatan maksimum 12.6 m/detik (45.36 km/jam). Sesuai dengan klasifikasi angin menurut Beaufort, kecepatan angin pada area ini adalah kelas 2 (angin sangat lemah). Akan tetapi, kecepatan angin maksimum pada Menteng Park tergolong kedalam kelas 6 (45-55 km/jam) yaitu angin kuat dengan indikator dahan pada pepohonan bergerak. Kecepatan angin pada saat maksimum ini dapat diatasi dengan adanya komposisi tanaman yang didominasi oleh pepohonan menjadi barrier pada sekeliling tapak untuk mereduksi kecepatan angin. Mereduksi kecepatan angin ini dapat terpenuhi dengan baik dengan adanya susunan penanaman pepohonan yang diperhatikan dari bentuk tajuk serta komposisi ketinggian tanaman tersebut. Sumber Ilustrasi : Grey dan Deneke (1978) Gambar 49. Ilustrasi Vegetasi Pohon dalam Mereduksi Kecepatan Angin. Susunan tanaman ini dapat berfungsi dalam mengurangi kecepatan angin dari 75% hingga 85%. Hal ini juga dapat berperan sebagai perlindungan untuk keberadaan shade sail yang ada pada zona entertainment stage untuk menghindarkan dari kerusakan ketika adanya angin yang berhembus kencang. Desain Menteng Park yang didominasi oleh pepohonan pada beber apa area dapat tertutupi oleh bayangan dari kanopi pohon. Kondisi ini mengakibatkan kelembaban pada area tapak yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada material yang digunakan seperti adanya lumut dan korosi pada besi yang digunakan. Akan tetapi, apabila ditinjau dari kondisi kecepatan angin yang terdapat pada area Menteng Park ini maka kelembaban tidak akan mempengaruhi kondisi dari material elemen taman.

126 108 Komposisi penanaman vegetasi ini tidak hanya diperhatikan untuk faktor kenyamanan dalam iklim mikro namun menghasilkan integritas yang baik dalam desain. Komposisi ini adalah mengenai perpaduan antara beberapa tanaman sehingga membentuk kesatuan dalam desain. Tanaman dapat mempengaruhi dan memperkuat dari desain Menteng Park. Menurut Laurie (1989) tanaman sebaiknya tidak dipergunakan hanya untuk menutupi ruang-ruang yang tersisa, sebaiknya pengaturan, penempatan serta pemilihannya harus timbul dari pemecahan suatu masalah perancangan dan jenis tumbuh-tumbuhan yang bertekstur kecil dapat digunakan untuk meningkatkan rasa akan jarak. Laurie (1989) lebih lanjut mengemukakan bahwa tanaman dapat dipergunakan pada perancangan untuk menonjolkan sirkulasi dan memberikan informasi tentang suatu tempat (Laurie, 1989). Hal ini dapat terlihat pada desain OZ pada Menteng Park, pada taman ini terdapat beberapa tanaman sepanjang jalur sirkulasi. Penanaman semak pada alur circulation path di dalam tapak maupun disekeliling tapak dapat berfungsi dalam mengatur agar pengguna mengikuti jalan yang telah disediakan untuk berkeliling taman. Selain itu, sirkulasi yang berdekatan dengan area entrance terdapat jajaran tegakan pohon pinus dan semak yang mengikuti pola dari bentuk sirkulasi yang ada sehingga hal ini mempertegas alur sirkulasi menuju maupun meninggalkan dan berpindah dari satu ruang ke ruangan lainnya. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 50. Fungsi Tanaman dalam Desain (Sirkulasi).

127 109 Simbol vegetasi untuk Bintaro Jaya ini adalah Bintaro (Cerbera odollam). Tanaman ini merupakan simbol yang dapat mendukung dari penamaan Bintaro Jaya. Tanaman ini dipilih untuk memperkuat identitas dari penamaan kawasan Bintaro Jaya yang berasal dari nama tanaman Bintaro. Pada proyek Menteng Park ini tidak terdapat desain alternatif yang dibuat pada saat awal pengajuan desain, sehingga saat desain tidak disetujui oleh pihak klien, OZ memerlukan waktu untuk mengajukan kembali desain lainnya. Akan tetapi, desain awal Menteng Park ini tidak mengalami perubahan yang signifikan karena tidak terdapat perubahan bentukan desain pada tapak. Konsep dengan bentukan air tumpah ini dipilih karena pada Menteng Park berdasarkan adanya tujuan Menteng Park yang ingin mewujudkan perlindungan dan perbaikan kualitas lingkungan dalam bentuk konservasi terhadap Kali Tengah. Selain itu, bentukan air tumpah ini memiliki garis organik yang dapat mendukung tema dari Menteng Park yaitu natural. Pada tahap pembuatan denah penanaman tanaman Menteng Park ini, mahasiswa membantu dalam mengerjakan penempatan jenis-jenis tanaman, menghitung jumlah pohon serta luasan semak dan groundcover yang digunakan. Pergantian susunan tanaman terjadi beberapa kali, hal ini dikarenakan adanya keinginan klien untuk menambah, mengurangi, ataupun mengganti jenis tanaman. Dalam proses pengerjaan dibimbing oleh project manager untuk menetapkan posisi penanaman tanaman sehingga fungsi tanaman dan desain ideal pada tapak dapat terpenuhi. Pada hardscape, OZ membuat denah material untuk melengkapi dan memperjelas hasil dari master plan yang telah disetujui. Hasil produk dari tahapan Design Development ini akan dipresentasikan kepada pihak klien guna mendapat beberapa masukan ataupun persetujuan. Hasil produk yang tidak dipresentasikan akan dibuat dengan menggunakan software AutoCAD. Material sudah mendapat sepesifikasi mulai dari jenis bahan yang digunakan, dimensi ukuran, dan juga pola perkerasan tersebut. OZ memiliki keunggulan dari desain yang dibuatnya yaitu permainan perkerasan dengan pola yang unik dan menarik serta dapat menyatu dengan komponen softscape. Pada desain Menteng Park ini pola-pola yang unik dan

128 110 menonjol didapatkan dari bentukan material yang digunakan dalam circulation path, reflexiology path, promenade, terrace dan lainnya. Sumber : Oemardi_Zain (2011) dan Literatur Gambar 51. Jenis dan Pola Perkerasan (a) Pedestrian Luar (b) Reflexiology Path (c) Commercial Area (d) Promenade (Plaza). Perkerasan yang mendominasi dalam desain Menteng Park adalah penggunaan conpave (concrete pavement) dengan dilakukan berbagai bentuk finishing untuk menonjolkan desain. Concrete merupakan bahan material yang kuat, tahan lama dan terjangkau (Sovinski, 2009). OZ memilih conpave dalam jenis cast-in-place concrete (CIP). Conpave ini memiliki kelebihan dibandingkan material lain untuk dijadikan bahan untuk pavement. Menurut Sovinski (2009) CIP ini memiliki dukungan struktural untuk material finishing lainnya dan juga tahan terhadap air sehingga CIP concrete ini merupakan material yang ideal untuk pijakan dan pondasi. Desain Menteng Park yang tidak memasukkan penggunaan kendaraan dalam tapak sehingga pemilihan CIP concrete dapat dinilai baik dari segi ketahanan untuk aktivitas pengguna. Trekking (circulation path) pada bagian luar tapak mengunakan material CIP concrete dengan broom finish. Broom finish merupakan hasil akhir yang paling umum untuk digunakan dalam CIP eksterior. OZ ingin memberikan desain menarik secara visual sehingga diterapkan dalam pemilihan material yang digunakan. Reflexiology path ini terdapat perpaduan material yang dengan menggunakan blok beton natural finish, kerakal tumpul warna abu-abu, kerakal tumpul warna putih, dan batu pipih warna abu-abu. Promenade (Plaza) menggunakan pola lingkaran dengan menggunakan paving block Ex-Cisangkan. Promenade (Commercial area) penggunaan rabat beton finishing batu templek.

129 111 Jogging track dengan penggunaan paving block pola running bone. Paving block ini tidak menggunakan adukan semen untuk penempatannya. Penggunaan bahan seperti batu, air, pasir dan kerikil yang ada pada alam dengan bahan berupa pengolahan manusia seperti beton, aspal, keramik dan marmer, dikombinasikan sehingga perpaduannya menghasilkan suatu gubahan yang harmonis (Simonds. 1983). Dalam penggunaan perkerasan OZ melakukan beberapa kombinasi antara penggunaan beton dan batu atau kerikil. Perpaduan antara material untuk mendapatkan hasil desain yang harmonis dan bidang alas yang tidak monoton. Perkerasan permukaan yang baku memiliki banyak variasi dan penerapan-penerapannya. Pemilihan bahan akhir ditentukan oleh kegunaan perkerasan, pemeliharaan yang dibutuhkan serta kualitas visualnya (Laurie, 1986). Mahasiswa dalam denah material dan dimensi ini menghitung jumlah luasan material pada setiap jenis material yang digunakan. Pengerjaan pergantian material yang dilakukan sesuai dengan instruksi dari project manager. Revisi yang dikerjakan adalah pola material jogging track, reflexiology path dan juga perubahan bentuk dan pergantian pola dari promenade (plaza) Detail Construction (Detil Konstruksi) Menurut Booth (1983), setelah melengkapi fase perancangan, desainer mempersiapkan gambar konstruksi. Gambar detil konstruksi ini merupakan tahap yang akan dimulai apabila tahap pengembangan desain sebelumnya sudah disetujui oleh pihak klien. Tahapan detil konstruksi ini tidak hanya melengkapi gambar detil dalam desain elemen taman maupun konstruksi tetapi juga memperbaiki kesalahan perhitungan pada gambar tertentu yang tidak sesuai apabila diterapkan pada tapak. Pekerjaan gambar kerja ini adalah untuk memperjelas material apa yang digunakan dalam menerapkan site furniture dan fasilitas. Mahasiswa pada proses perancangan proyek Menteng Park ini mahasiswa membantu dalam penyelesaian gambar detil mulai dari revisi seperti railing, circulation path, promenade area,dan lainnya. Ukuran yang digunakan sesuai dengan standar yang ada, seperti tempat duduk. Menurut Booth (1983) Faktor penting dalam desain tempat duduk adalah

130 112 dengan memanfaatkan dimensi yang benar sehingga setiap kursi akan nyaman. kursi rata-rata harus antara 46 cm dan 51 cm di atas permukaan tanah untuk dewasa dan lebar 30.5 cm sampai 46 cm. OZ memiliki dimensi tempat duduk ataupun site furniture lainnya sesuai dengan standar yang berlaku, namun terdapat penyesuaian tertentu berdasarkan desain bangku yang digunakan maupun proporsi manusia untuk penggunaannya dalam Menteng Park dengan tidak mengurangi kenyamanan.pertimbangan dalam menerapkan lampu untuk menerangi pejalan kaki adalah desain lampu taman dengan penerangan yang tidak terlalu menyilaukan mata namun dapat memberikan pengguna untuk kebutuhan pencahayaannya. Lampu disepanjang pedestrian harus memiliki radius sebaran cahaya yang cukup untuk menerangi lingkungan sekitar. Tinggi lampu yang umum digunakan adalah 3-5 meter (Harris dan Dines, 1988). Lampu taman yang ada pada Menteng Park memiliki tinggi 3.8 meter. Pada Menteng Park ini lampu taman menggunakan reflector sehingga radius cahaya dapat lebih luas. Jarak peletakan yang baik adalah apabila dapat memberikan pola cahaya bertumpuk atau overlap pada ketinggian 2 meter. Lampu sorot hanya dipergunakan pada area tertentu untuk menambah daya tarik dari suatu obyek berupa elemen taman yang ada pada taman. Lampu sorot ini diterapkan hanya pada beberapa signage untuk lebih menampilkan desain dari signage tersebut. Sumber : Harris and Dines (1998) Gambar 52. Kategori Ketentuan untuk Lampu

131 113 Children playground (CPG) ini merupakan fasilitas untuk sarana bermain bagi anak-anak. CPG yang dibuat harus memiliki daya tarik secara visual untuk anak-anak untuk memberikan rangsangan untuk bergerak dan beraksi. Menurut Simonds (1983) permainan harus memliki warna yang cerah dan bentuk-bentuk yang menarik, salah satu bentuk yang dapat dikembangkan adalah garis lengkung, garis patah atau bersudut. Pada CPG ayunan, desain dengan bentuk lengkung. Ayunan ini sudah diimplementasikan pada beberapa proyek yang ditangani oleh OZ. Desain yang dibuat sesuai dengan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna. Sumber : Oemardi_Zain (2011) Gambar 53. Desain Children Playground (Ayunan). Semua gambar kerja ini dipersiapkan sebagai sarana berkomunikasi bagaimana membangun seluruh elemen proyek dari lokasi bangunan secara keseluruhan dengan ukuran dan penempatan (Booth, 1983) dalam pelaksanaan ini OZ mengikuti standar ideal dalam menggunakan perhitungan untuk site furniture yang ada pada desain Menteng Park. Pihak OZ melakukan konsultasi kepada ahli tehnik mengenai desain site furniuture berdasarkan ukuran, bahan material, pondasi serta perhitungan untuk implementasi. Detil konstruksi yang dibuat sudah memenuhi syarat dalam faktor kenyamanan dan keselamatan bagi pengguna Permasalahan dan Kendala Dalam waktu pelaksanaan proses perancangan tersebut melebihi perhitungan dua bulan kalender, hal ini terkait dengan proses administrasi yang tidak dapat diprediksi dari pihak klien sehingga proyek tidak selesai tepat pada waktunya. Kendala yang dihadapi adalah mengenai detil konstruksi yang berubahubah sesuai dengan keinginan klien dalam desain Menteng Park, sehingga pengerjaan lebih dari waktu yang sudah ditentukan karena melakukan penentuan

132 114 bentuk dan perhitungkan dalam hal konstruksi kembali. Pihak owner yang tidak menyanggupi untuk membuat suatu detil tertentu untuk menekan biaya pengeluaran dalam implementasi. Budgeting merupakan permasalahan dari pihak owner yang biasanya meminta pengurangan atau perubahan desain untuk diterapkan, desain awal tidak seluruhnya bisa diterapkan, pada site visit dapat menemukan permasalahan pada tapak sehingga dapat menggeser waktu proyeknya. Pihak konsultan memiliki bagian yang mengurusi adminstrasi dan juga penagihan pada owner untuk fee, hal ini dilakukan agar dalam pemberian fee dari owner kepada konsultan tepat menurut perjanjian yang berlaku. Masalah dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa adalah penyesuaian diri dari lingkungan kampus kedalam lingkungan kerja dengan suasana kerja OZ. Mahasiswa mengalami penyesuaian diri untuk mengikuti jam kerja, peraturan pada saat kerja terkait pengisian daftar absen, perizinan apabila tidak masuk kantor dan juga saat istirahat. Pada proses kerja untuk penyelesaian proyek, mahasiswa mengalami kesulitan untuk penyelesaian gambar. Mahasiswa belum terbiasa dengan cara dan aturan apa saja yang harus dikerjakan sehingga proses penyelesaian berlangsung lama karena tidak mengetahui cara yang efisien dalam penggunaan beberapa software seperti AutoCAD ataupun Adobe Photoshop dan juga minimnya pengetahuan mahasiswa dalam detil konstruksi. Kendala yang dihadapi lebih ke arah kendala teknis seperti pemadaman listrik yang dapat menghambat proses kerja.

133 115 VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Kegiatan magang dapat mendorong kemampuan serta keterampilan mahasiswa sehingga tercipta profesionalisme dalam bekerja yang dapat diterapkan mahasiswa ke dalam dunia kerja. Keterampilan ini adalah dalam lingkup pengerjaan tahapan dalam penyelesaian produk proyek yang baik. Mahasiswa dapat mempelajari cara penentuan konsep dengan aplikasinya pada tapak. Manajemen proyek yang ada pada Oemardi_Zain ini sudah baik. Penentuan kerja, penanganan proyek maupun penanganan klien dapat diatur secara efektif. Proyek yang dikerjakan dapat selesai tepat waktu berdasarkan kompleksitas yang telah disetujui. Tahapan perancangan yang dilakukan pada Oemardi_Zain ini berdasarkan perbandingan dengan teori didapatkan beberapa tahap yang berbeda langkah dalam pengerjaan riset dan analisis karena tidak terdapat pengerjaan tahap ini dengan data-data yang lengkap. Proses pengerjaannya seperti master plan, gambar konstruksi, tahap konsep dan pengembangan desain terdapat perbedaan dalam hasil spasial, hal ini dilakukan oleh Oemardi_Zain untuk mencapat target pengerjaan tepat waktu dan visualisasi kepada klien. Desain Menteng Park sudah sesuai dengan prinsip dalam perancangan yang ada, dalam pemilihan serta penempatan material softscape maupun hardscape memiliki pertimbangan dari segi fungsi dan estetika sehingga konsep Menteng Park dan kenyamanan pengguna dapat terpenuhi. Kriteria taman kota berdasarkan penggunaan softscape, fasilitas, dan peranan beberapa sudah terpenuhi dalam Menteng Park. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek Menteng Park ini antara lain waktu yang diperlukan lebih lama dari waktu yang telah disepakati dan juga pergantian desain berkaitan dengan budgeting yang diminta oleh pihak klien Saran Sistem kerja yang ada pada Oemardi_Zain Landscape Consultant ini akan berjalan baik apabila tidak semua staf dapat berperan sebgai project manager. Hal ini menjadikan sistem kerja work team tidak dapat dilakukan secara efektif,

134 116 karena adanya tanggung jawab setiap staf menjadi project manager pada setiap proyek. Project manager ini dapat dipilih beberapa orang staf oleh direktur berdasarkan lama kerja, pengalaman, ide, dan kinerja yang baik. Sistem kerja di Oemardi_zain Landscape Consultant yang bekerja secara work team dapat memudahkan proses pelaksanaan pekerjaan suatu proyek menjadi efektif dan efisien. Sistem kerja ini diharapkan dapat dilatih dari perkuliahan. Selain itu, mahasiswa magang tidak hanya dijadikan sebagai drafter, namun perlu diikutsertakan dalam hal konsep dan juga desain. Hal ini berguna untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, serta profesionalisme bagi mahasiswa.

135 117 DAFTAR PUSTAKA.Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun Penataan Ruang Terbuka Hijau. [23 Agustus 2011].Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan (Makalah Lokakarya Fakultas Pertanian IPB). [Tahun terbit tidak diketahui]. Bogor : Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.Undang-Undang No.23 Tahun Pengelolaan Lingkungan Hidup.bk.menlh.go.id. [20 Juni 2011].. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun Penataan RTH Kawasan Perkotaan. [20 Juli 2011]. Peta Bintaro Sektor 7. [20 Juni 2011].. Peta Jawa Barat. Jawabarat.go.id. [12 Maret 2011]. Peta Tangerang Selatan. [12 Desember 2011]..Undang-Undang Nomor 23 Tahun Pengelolaan Lingkungan Hidup. [20 Juli 2010].Undang-Undang 26 Tahun Penataan Ruang-Bentuk RTH. [20 Juli 2010] Arifin H S., Munandar A, Arifin NHS, Pramukanto Q, Damayanti VD Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Jakarta : Sampoerna Hijau. Budiharjo, Eko Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press. Carpenter, P.L., T.D. Walker, dan F.O Lanphear Plants in the Landscape. San Fransisco: W.H.Freeman & Co. Cleland, D.I. dan Ireland, L.R Project Management: Strategic Design and Implementation. New York: McGraw Hil. Dahl and Molnar Anatomy of A Park. USA : Waveland press. Dahlan, Endes N Kota Kebun (Garden City). Bogor : IPB Press dan Sekolah Pasca Sarjana IPB. Eckbo, Garret Urban Landscape Design. New York : McGraw-Hill. Grey, W.G and Deneke, J. Frederick Urban Forestry. United State : John Wiley and Sons, Inc.

136 118 Hakim, Rustam dan Utomo, Budi Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap. Jakarta : Bumi Aksara. Hakim, Rustam Ruang Terbuka Hijau. wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/. [20 Juni 2011]. Ingels Landscaping Principles and Paractice 6th Edition. New York : Delmar Publishers. Junaidy, Abdillah Pola Penyebaran Taman Kota dan Peranannya Terhadap Ekologi di Kota Jepara [Skripsi]. Semarang : Universitas Negeri Semarang. 120 hlm. Laurie, M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Intermedia. Bandung. Loidl, Hans and Bernard, Stefan Opening Design as Landscape Architecture. Birkahauser.. Nazaruddin Penghijauan Kota. Jakarta : Penebar Swadaya. Porteus, J. D Environment and Behavior. Addison-Wesley Publ. Co. Inc. Philippines. Purnomohadi Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.: Jakarta Purwanto, Edi Ruang Terbuka Hijau di Perumahan Graha Estetika Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman vol. 6 Hal Reid, G. W From Concept to Form in Landscape Design. New York: Van Nostrand Reinhold. Samsoedin, Waryono, dan Latipah Hendrati Hutan Kota dan Jenis Pohon di Jabodetabek. Jakarta : Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Simonds and Starke Landscape Architecture. New York : McGraw-Hill. Sovinski, R. W Materials and Their Applications in Landscape Design. Canada : John Wiley & Sons, Inc. Suhono, Budi Ensiklopedi Flora. Jakarta : Karisma Ilmu. Sulistyantara, Bambang Taman Rumah Tinggal. Jakarta: Penebar Swadaya.

137 LAMPIRAN 119

138 Lampiran 1. Proposal Proyek Menteng Park. 120

139 121 Lampiran 1. Proposal Proyek Menteng Park (Lanjutan) PROPOSAL TAMAN KOTA BINTARO JAYA 1.0. Pendahuluan Berkenaan dengan permintaan dari pihak Pengembang Bintaro Jaya The Professional City, dengan senang hati kami sampaikan proposal perencanaan lansekap Taman Kota Bintaro Jaya. Melalui ketrampilan dan pengalaman mendesain, kami berharap lansekap Taman Kota Bintaro Jaya akan mampu menjadi salah satu Ruang Terbuka Hijau yang memberi kontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan, pelestarian budaya dan kesejahteraan serta kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat kota, khususnya bagi penghuni Bintaro Jaya Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaan yang masuk dalam pengajuan proposal ini akan mencakup area-area perencanaan sebagai berikut: 1. Area Jalan sekitar dan Parking Area 2. Pedestrian, Jogging Track, Bicycle Track 3. Area Tanaman dan lapangan rumput 4. Area Permainan dan Sarana untuk beraktivitas lainnya 5. Area Promenade sepanjang sungai Perencanaan Lansekap yang dimaksud meliputi tahap pekerjaan: A. Studio 1. Konsep Lansekap (Conceptual Landscape works) 2. Pengembangan Disain (Design Development), dan 3. Gambar Kerja (Contract Documentation) B. Koordinasi 1. Rapat koordinasi rutin dengan tim dari pihak pengembang 2. Survei dan pelaksanaan koordinasi lapangan sesuai kebutuhan Adapun item pekerjaan disain yang dimaksud akan meliputi: 1. Konsep Lansekap secara keseluruhan: Illustrative Landscape Plans, Landscape cross-section dan elevation serta photo images untuk mengillustrasikan design intent dan project character; 2. Disain geometris taman secara keseluruhan termasuk didalamnya disain dqn komposisi elemen hardscape seperti pola pedestrian, Jogging/Bicycle Track, Timber Deck, Children Playground, Fitness corner, Reflexiolgy path, serta active/passive outdoor facilities lainnya 3. Pengembangan disain hardscape dan feature lansekap lainnya seperti pergola/trellises, shade/shelter, planter, water feature (bila ada) serta artwork 4. Pola dan penataan kontur dan level 5. Detail disain elemen hardscape penunjang lainnya seperti Timber deck, signage, banner, seating, railing, litterbin, external lighting dan elemen hardscape lainnya; 6. Pemilihan dan penataan jenis tanaman pohon, palem, semak dan penutup tanah 7. Disain sistem irigasi dan drainase lansekap kawasan

140 122 Lampiran 1. Proposal Proyek Menteng Park (Lanjutan) 8. Perhitungan Boq dan Rab 9. Pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Technical Specification) Produk Disain lansekap akan meliputi: Laporan 1 Laporan 2 : Tahap Konsep dan Pengembangan Disain (ukuran A3, warna) + electronic files (CD) : Gambar Kerja (ukuran A3, bw) dan Dokumen Tender (ukuran A4), serta electronic files (CD) 3.0 Waktu Pelaksanaan Total Waktu Pelaksanaan terhitung sejak ditandanganinya kontrak kerja adalah selama 2(dua) bulan kalender. 4.0 Biaya Perencanaan Biaya Perencanaan untuk pekerjaan tersebut di atas sebesar Rp ,- (Terbilang: Enam Puluh Lima Juta Rupiah) Biaya Perencanaan tersebut diatas sudah termasuk PPh dan tidak termasuk PPn. Biaya perencanaan tersebut di atas adalah untuk lingkup pekerjaan yang telah disebutkan di atas. Hal-hal yang tidak termasuk ke dalam lingkup pekerjaan akan menjadi pekerjaan tambah. Tahap Pembayaran : No Tahap Pembayaran Prosentase Akumulasi 3 Tahap 1. Konsep dan pengembangan 40% 40% Disain 4 Tahap 2. Gambar Kerja dan Dokumen 60% 100% Tender 5.0 Penutup Tim Perencana Perencanaan dan Dokumentasi akan dipimpin oleh Ir. Umar Zain Anggota tim Perencana terdiri dari: - Citra Indaharti Arsitek Lansekap - Beny Susanto Arsitek Lansekap - Julina Purwaningsih Arsitek Lansekap - Anggit Setio Budi Arsitek

141 123 Lampiran 1. Proposal Proyek Menteng Park (Lanjutan) Demikian proposal pekerjaan arsitektur lansekap ini disampaikan, besar harapan kami untuk dapat ikut ambil bagian dalam perencanaan proyek ini. Terima kasih atas kepercayaan dan perhatian yang telah diberikan. Bogor, 05 April 2010 Hormat kami, oemardi_zain landscape consultant Ir. Umar Zain principal

142 Lampiran 2. Surat Perintah Kerja kepada Oemardi_Zain. 124

143 Lampiran 2. Surat Perintah Kerja kepada Oemardi_Zain (Lanjutan). 125

144 126 Lampiran 3. Denah Lanskap Menteng Park. Oemardi_Zain Landscape Consultant

145 127 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Parsial 1. Oemardi_Zain Landscape Consultant

146 128 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Parsial 2. Oemardi_Zain Landscape Consultant

147 129 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Parsial 3. Oemardi_Zain Landscape Consultant

148 130 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Parsial 4. Oemardi_Zain Landscape Consultant

149 131 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Parsial 5. Oemardi_Zain Landscape Consultant

150 132 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Plant List Perdu dan Semak (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

151 133 Lampiran 4. Denah Penanaman Tanaman Menteng Park Plant List Semak dan Groundcover (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

152 134 Lampiran 5. Lighting Plan (Denah Instalasi Listrik dan Lampu). Oemardi_Zain Landscape Consultant

153 135 Lampiran 6. Denah Dimensi dan Material Menteng Park Parsial 1. Oemardi_Zain Landscape Consultant

154 Lampiran 6. Denah Dimensi dan Material Menteng Park Parsial 2. Oemardi_Zain Landscape Consultant 136

155 Lampiran 6. Denah Dimensi dan Material Menteng Park Parsial 3. Oemardi_Zain Landscape Consultant 137

156 138 Lampiran 6. Denah Dimensi dan Material Menteng Park Parsial 4. Oemardi_Zain Landscape Consultant

157 139 Lampiran 6. Denah Dimensi dan Material Menteng Park Parsial 5. Oemardi_Zain Landscape Consultant

158 140 Lampiran 7. Denah Drainase dan Irigasi Menteng Park. Oemardi_Zain Landscape Consultant

159 141 Lampiran 8. Detil Promenade-Plaza Menteng Park. Oemardi_Zain Landscape Consultant

160 142 Lampiran 8. Detil Promenade-Plaza Menteng Park (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

161 143 Lampiran 9. Detil Railing Menteng Park. Oemardi_Zain Landscape Consultant

162 144 Lampiran 10. Detil Promenade Caffe. Oemardi_Zain Landscape Consultant

163 145 Lampiran 10. Detil Promenade Caffe (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

164 146 Lampiran 11. Detil Jogging Track. Oemardi_Zain Landscape Consultant

165 147 Lampiran 12. Detil Circulation Path. Oemardi_Zain Landscape Consultant

166 148 Lampiran 12. Detil Circulation Path (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

167 149 Lampiran 13. Detil Reflexiology Path. Oemardi_Zain Landscape Consultant

168 150 Lampiran 14. Detil Signage. Oemardi_Zain Landscape Consultant

169 151 Lampiran 14. Detil Signage. Oemardi_Zain Landscape Consultant

170 152 Lampiran 14. Detil Signage. Oemardi_Zain Landscape Consultant

171 153 Lampiran 15. Detil Shade Sail. Oemardi_Zain Landscape Consultant

172 154 Lampiran 16. Detil Billboard dan Wall Climbing. Oemardi_Zain Landscape Consultant

173 155 Lampiran 17. Detil Terrace. Oemardi_Zain Landscape Consultant

174 156 Lampiran 18. Detil Bangku Taman. Detil Bangku 3 Denah Skala 1 : 10 Oemardi_Zain Landscape Consultant

175 157 Lampiran 18. Detil Bangku Taman (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

176 158 Lampiran 19. Detil Children Playground. Oemardi_Zain Landscape Consultant

177 159 Lampiran 19. Detil Children Playground (Lanjutan). Oemardi_Zain Landscape Consultant

178 160 Lampiran 20. Detil Pagar Perimeter. Oemardi_Zain Landscape Consultant

179 161 Lampiran 21. Detil Bicycle Stand. Oemardi_Zain Landscape Consultant

180 162 Lampiran 22. Detil Lampu Taman Oemardi_Zain Landscape Consultant

181 163 Lampiran 23. Detil Timber Deck. Oemardi_Zain Landscape Consultant

182 Lampiran 24. Rencana Anggaran Biaya Menteng Park. 164

183 Lampiran 24. Rencana Anggaran Biaya Menteng Park (Lanjutan). 165

184 Lampiran 24. Rencana Anggaran Biaya Menteng Park (Lanjutan). 166

185 Lampiran 24. Rencana Anggaran Biaya Menteng Park (Lanjutan). 167

186 Lampiran 24. Rencana Anggaran Biaya Menteng Park (Lanjutan). 168

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kota dan Pemukiman Kota merupakan salah satu lingkungan hidup yang perlu ditata pola penyebaran tamannya. Penataan taman di perkotaan tidak asal jadi, tetapi tujuan penyebaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanskap Sekolah Menurut Eckbo (1964) lanskap adalah ruang di sekeliling manusia mencakup segala hal yang dapat dilihat dan dirasakan. Menurut Hubbard dan Kimball (1917) dalam Laurie

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A34203009 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gorontalo sebagian besar wilayahnya berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 2000 M di atas permukaan laut. Luas

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan dan Perancangan Lanskap Planning atau perencanaan merupakan suatu gambaran prakiraan dalam pendekatan suatu keadaan di masa mendatang. Dalam hal ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A34204005 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RAHMAT HIDAYAT,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis

Lebih terperinci

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II 2.1 Desain TINJAUAN PUSTAKA Desain adalah suatu proses kreatif yang merespon suatu kondisi dengan berkonsenterasi pada ide, arti, dan nilai-nilai. Desain lanskap adalah pembentukan suatu bentang

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape planning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape planning) 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. RTH dalam Penataan Ruang Wilayah Perkotaan Perkembangan kota merepresentasikan kegiatan masyarakat yang berpengaruh pada suatu daerah. Suatu daerah akan tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemeliharaan Lanskap Stoner dan Freeman (1984) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian anggota organisasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian tentang Lingkungan Hidup dan Lingkungan Perkotaan Soemarwoto (1985) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ruang Terbuka Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok (Hakim,1993).

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang : a. bahwa dalam upaya menciptakan wilayah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 1 Daftar Isi... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Permasalahan... 4 1.3 Tujuan... 5 BAB II PEMBAHASAN/ISI 2.1 Hakikat Penghijauan Lingkungan... 6 2.2 Peran

Lebih terperinci

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang 62 BAB VII PERENCANAAN 7.1 KONSEP PERENCANAAN 7.1.1 Konsep Dasar Perencanaan Penelitian mengenai perencanaan lanskap pasca bencana Situ Gintung ini didasarkan pada tujuan mengembalikan fungsi situ mendekati

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA.. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN.. CATATAN DOSEN PEMBIMBING.. HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA.. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM. ABSTRACK DESAIN PREMIS.. i ii iii iv v

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di kota-kota besar dan metropolitan seperti DKI Jakarta diikuti pula dengan berkembangnya kegiatan atau aktivitas masyarakat perkotaan

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 20 BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

Oleh : ANUNG NERNAWAN A

Oleh : ANUNG NERNAWAN A Oleh : ANUNG NERNAWAN A 30 1291 PROGRAM STUD1 ARSITEKTUR PERTAMANAN SURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998 RINGKASAN ANUNG HERNAWAN. Rencana Lansekap Kawasan Wisata

Lebih terperinci

Oleh : ANUNG NERNAWAN A

Oleh : ANUNG NERNAWAN A Oleh : ANUNG NERNAWAN A 30 1291 PROGRAM STUD1 ARSITEKTUR PERTAMANAN SURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998 RINGKASAN ANUNG HERNAWAN. Rencana Lansekap Kawasan Wisata

Lebih terperinci

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) RUANG TERBUKA HIJAU 7 Oleh Dr.Ir.Rimadewi S,MIP J P Wil h d K t Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadan ruang terbuka publik di dalam suatu kota semakin terbatas. Pembangunan gedung-gedung tinggi dan kawasan industri yang merupakan trademark dari kemajuan suatu

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN SINTESIS

V. ANALISIS DAN SINTESIS 41 V. ANALISIS DAN SINTESIS V.1. Analisis V.1.1. Kondisi Fisik V.1.1.1. Lokasi, Luas dan Batas Tapak Tapak berada di pusat kota dan merupakan bagian dari kawasan tepian Sungai Martapura dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Landasan yuridis kegiatan ini adalah : 1) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung; 2) Undang-undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG

ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG ANALISIS MENGENAI TAMAN MENTENG MATA KULIAH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN UNTUK UJIAN VERIFIKASI HASIL KONVERSI KURIKULUM DOSEN : Ir. NuzuliarRachmah, MT DISUSUN OLEH : MARIA MAGDALENA SARI A. 052. 09. 045

Lebih terperinci

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN

MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN MG XIV PRINSIP PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN Dr KASWANTO M.K. PENGELOLAAN LANSKAP BERKELANJUTAN (ARL 521) DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN - INSTITUT PERTANIAN BOGOR Senin, 23 Mei 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai

Lebih terperinci