TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman"

Transkripsi

1 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap alami adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen atau komponen secara alami sesuai dengan kaitannya dengan alam. Sedangkan lanskap buatan adalah lanskap yang dibentuk oleh elemen-elemen dengan bantuan manusia untuk keinginan dan kepuasannya. Taman adalah setiap wilayah publik atau tanah pribadi yang disisihkan untuk estetika, pendidikan, rekreasi, atau penggunaan kegiatan budaya (Gold, 1980). Perumahan dan Permukiman Permukiman dalam skala kecil disebut perumahan, sedangkan dalam skala besar disebut sebagai permukiman. Dalam Undang- undang No.4 tahun 1992 pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Kembali dijelaskan dalam pasal 1 ayat 5 dan 6, yang dimaksud dengan prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sedangkan sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi sosial dan budaya. Eckbo (1964) mengungkapkan bahwa lingkungan perumahan adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut. Nurisjah dan Pramukanto (1995) mengungkapkan bahwa perumahan merupakan suatu tempat dan lingkungan hunian yang dapat memberikan pada setiap warganya suatu lingkungan kehidupan yang baik dalam arti memuaskan,

2 6 menyamankan, dan menyenangkan. Lingkungan seperti ini akan menunjang tiap individu yang bemukim di dalamnya untuk mengkreasikan seluruh aktivitas kehidupannya secara maksimum, baik aktivitas jasmani maupun rohani. Perancangan Lanskap Perancangan merupakan sebuah proses kreatif yang mengintegrasikan aspek teknologi, sosial, ekonomi, dan biologi serta efek psikologis dan fisik yang ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna, dan ruang hasil dari pemikiran yang saling berhubungan (Simonds, 1983). Menurut Laurie (1986), desain atau perancangan merupakan perluasan dari perencanaan tapak. Desain menyangkut dengan seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tumbuh-tumbuhan, dan kombinasinya sebagai pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu di dalam rencana tapak. Selain itu, aspek visualitas tapak menjadi perhatian utama dalam perancangan lanskap. Simonds (1983) melanjutkan bahwa perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian perancangan ditekankan pada penggunaan volume atau ruang. Dimana setiap volume memiliki bentuk, tekstur, warna, ukuran, bahan, dan kualitas lainnya yang secara keseluruhan dapat mengekspresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai dengan baik. Dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah dua dimensi sedangkan pemikiran secara tiga dimensi membawa manusia ke dalam dunia perancangan. Menurut Simonds (1983), proses perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari Commision, Research, Analysis, Synthesis, Construction dan Operation. Commision merupakan tahap dimana klien mengemukakan keinginan/kebutuhannya serta membuat definisi pelayanan dalam suatu perjanjian kerja. Analysis adalah suatu kegiatan analisis terhadap tapak, melakukan pengkajian terhadap peraturan pemerintah, ketentuan standar, potensi dan kendala serta membuat program pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan

3 7 pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian, dan perbaikan serta observasi penampakan. Proses perancangan lanskap menurut Simond (1983) dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Perancangan Lanskap Menurut Simond (1983)

4 8 Adapun proses perancangan lanskap menurut Booth (1983), yaitu: 1. Penerimaan proyek 2. Riset dan analisis (termasuk mengunjungi tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara dengan pemilik (client) d. Pembentukan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterhubungan tapak c. Rencana konsep (concept plan) d. Studi tentang komposisi bentuk e. Desain awal f. Desain skematik g. Rencana Induk (master plan) h. Pembuatan desain 4. Gambar-gambar konstruksi a. Rencana pelaksanaan (layout plan) b. Rencana bertahap (grading plan) c. Rencana penanaman (planting plan) d. Detil konstruksi 5. Pelaksanaan 6. Evaluasi setelah konstruksi Penerimaan proyek Tahap pertama dalam proses desain adalah disetujuinya usulan proyek antara klien dan arsitek lanskap. Dalam pertemuan pertama antara kedua belah pihak, klien mengemukakan kebutuhan dan keinginannya dan arsitek lanskap memberikan tawaran tipe pelayanannya.

5 9 Riset dan analisis Dari suatu kesepakatan yang telah dibuat antara klien dan arsitek lanskap, selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan peta dasar tapak termasuk inventarisasi dan analisisnya. Desain Diagram fungsi ideal merupakan tahap pertama dalam desain, dimulai dengan mempelajari desain yang memungkinkan di atas kertas dalam bentuk grafis. Beberapa desainer memulai tahap ini dengan diagram ideal yang bentuknya lebih abstrak dan umum dari diagram fungsi ideal. Tujuan dari diagram fungsi ideal adalah untuk mengidentifikasi pendekatan terbaik yang harus ada antara fungsi mayor yang diusulkan dengan ruang yang ada dalam desain. Gambar-gambar konstruksi Gambar-gambar ini diperlukan untuk pekerjaan yang lebih mendetil. Gambar tersebut biasanya dibutuhkan dalam tahap pelaksanaan. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap dimana diterapkannya suatu desain di tapak. Dilakukan suatu tahap perancangan melalui kegiatan konstruksi. Evaluasi setelah konstruksi Hal ini diperlukan untuk mengetahui berbagai masalah yang timbul dari suatu perancangan yang telah dibuat dan mencari solusi penyelesaiannya dan memperbaikinya selama dalam masa kontrak. Pemeliharaan Langkah selanjutnya yang diperlukan adalah pemeliharaan untuk menjaga keberlangsungan desain tapak yang telah dibuat, agar desain tapak tetap seperti yang diinginkan. Sedangkan menurut Hill (1995), proses perancangan terdiri dari sepuluh tahap, yaitu: 1. Masa Perjanjian (Term of Engagement) 2. Batas Kewenangan (Limit of Authority) 3. Laporan Singkat (The Brief) 4. Survei 5. Usulan (Proposal)

6 10 6. Rencana Sketsa (Sketch Scheme) 7. Rencana Akhir (Final Scheme) 8. Rincian (Details) 9. Kontrak (Contract) 10. Pelelangan Terbuka (Tenders) Term of Engagement Dalam menerima surat yang berisikan konfirmasi keinginan agar suatu proyek disepakati, perancang dapat mengajukan syarat agar kontraknya segera dibuat dan ditandatangani. Ketika pelayanan penuh memerlukan seorang desainer, yang diperkerjakan secara spesifik untuk memberikan nasihat, menyiapkan rencana dan mengawasi pelaksanaan, dokumen yang kuat mungkin diperlukan. Selain perjanjian antara konsultan dengan klien, kontraktor lanskap juga dilibatkan dalam perjanjian tersebut. Batas Kewenangan (Limit of Authority) Pada permulaan sangat penting untuk menetapkan hierarki kewenangan. Klien biasanya tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan kerja, namun terkadang klien memiliki keinginan untuk memerintah kontraktor atau bahkan memerintah pekerja di tapak, mengubah proses pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan masalah yang tak berujung, sehingga desainer dari awal harus membuat rantai perintah yang jelas. Laporan Singkat (The Brief) Dalam beberapa keadaan klien memiliki gagasan penting, tapi belum menentukan tapaknya. Contohnya, otoritas lokal mungkin memiliki keinginan untuk menambahkan fasilitas rekreasi di dalam dan di sekitar kota, tapi tidak dapat memutuskan dimana lokasi yang tepat. Hal ini bisa menjadi masalah bagi perencana kota. Jika laporan singkat bertujuan untuk memuaskan kebutuhan masyarakat, maka lokasi amat penting artinya. Gagasan baik bila ditempatkan di lokasi yang tidak dapat diterima secara fisik dan sosial, dapat dengan mudah diabaikan dan cepat terdegradasi. Kajian ekstensif mengenai beberapa faktor seperti lalu lintas, transportasi, struktur sosial, budaya dan perdagangan mungkin diperlukan sebelum sampai pada suatu kesimpulan. Laporan singkat harus

7 11 mencakup pernyataan yang jelas tentang limitasi anggaran, yang mencakup faktor pemeliharaan. Hal ini penting, dalam pendekatannya perancang harus menyesuaikan dengan kapasitas klien untuk melanjutkan setiap rencana. Survei Hal berikutnya yang harus diperiksa adalah tapak. Jika tapak berjarak jauh dari kantor perancang, survei secara seksama sangat diperlukan pada tahap ini. Laporan singkat klien dilihat ulang untuk menilai apakah berdasarkan informasi yang diperoleh dari tapak, proposalnya realistis. Pada tahap ini mungkin perancang memerlukan nasihat dari pelayanan dari konsultasi lain, dan atau bahkan memperkerjakan spesialis kontraktor dan pemasok spesialis. Perancang tampak sering mengecek ulang pada klien. Pengecekan demikian dianjurkan dalam banyak kasus untuk menghindari waktu dan uang yang terbuang jika klien memutuskan mengubah pandangannya atau menarik diri dari usaha mengingat informasi yang datang dari survei dan analisis. Usulan (Proposal) Pada rencana yang sangat kecil, rencana sketsa mungkin disiapkan tanpa melalui tahapan konseptual, karena konsep akan menjadi bukti gambaran rencana itu sendiri. Namun, karena banyak pekerjaan dicurahkan untuk persiapan presentasi rencana, adalah bijaksana untuk sepakat tentang konsep terdahulu untuk rencana yang lebih besar. Solusi ideal dapat muncul dengan sendirinya, tetapi dalam banyak hal situasi dimana pihak yang setuju dan tidak setuju dari dua atau tiga konsep tampak berimbang dan seleksi akhir menjadi masalah preferensi personal. Jika mempresentasikan pekerjaan dihadapan suatu komisi, banyak alternatif dapat menambah kesulitan perancang. Rencana Sketsa (Sketch Scheme) Setelah konsep disetujui, maka rencana sketsa disiapkan, hal tersebut mencirikan secara tepat kerja fisik di tapak, bangunan, jalan, jalan kaki, dinding, bentuk tanah, tanaman, dan sebagainya. Disarankan untuk memperoleh jasa dari seorang QS (Quantities Surveyor) atau insinyur pada titik ini, tergantung pada sifat dari laporan singkat dan skala operasi yang diharapkan.

8 12 Rencana Akhir (Final Scheme) Jika klien, perancang, masyarakat puas dengan rencana dan dengan persetujuan awal dari otoritas lokal jika diperlukan, perancang dapat melanjutkan dengan gambar rancangan akhir. Hal tersebut harus menunjukkan bentuk lahan, struktur dan material, jadwal penanaman yang komprehensif, dan dimana diaplikasikan pertahapan, harus disiapkan analisis biaya terinci. Pekerjaan ini merupakan persetujuan akhir dari semua yang telah disebutkan di atas, tetapi juga membawa pekerjaan ke tahapan vertikal. Dalam persiapan suatu rencana, seringkali klien menjadi terinspirasi untuk membuat perubahan, penambahan atau pengurangan saat rencana muncul, perancang harus mampu mengakomodasi keinginan tersebut, tetapi setiap perubahan yang terjadi harus sesuai dengan penyusunan anggaran biaya. Secara ideal ketika gambar perancangan akhir telah disetujui, dan dimana persetujuan tersebut telah dicatat secara formal, maka rencana final tersebut harus dibekukan. Rincian (Details) Dari rencana yang telah dibekukan, perancang mempersiapkan pengerjaan gambar secara rinci dan tepat bagaimana tiap pekerjaan konstruksi akan dirakit, dan material apa yang digunakan serta penyiapan spesifikasi dan rekening jumlah jika diperlukan. Kontrak (Contract) Kontraktor dapat ditunjuk langsung atau dipilih sebagai hasil submisi tender. Penunjukkan kontraktor merupakan langkah kritis dalam proses keseluruhan. Klien berharap untuk memperoleh pekerjaan yang sebaik mungkin untuk harga yang serendah mungkin, dan keduanya seringkali kontradiktif. Pelelangan Terbuka (Tenders) Jika tender akan dibuka, perancang kemungkinan membutuhkan bantuan dari QS atau insinyur dan klien yang akan menyiapkan daftar kontraktor prospektif. Bilamana pilihan jatuh pada perusahaan yang mungkin tidak terkenal, cukup beralasan untuk menanyakan perspektif tender untuk menyebutkan contoh pekerjaan terdahulu, yang kemudian dapat diperiksa perusahaan yang prospektif dan dikontrak dengan surat atau bahkan ditetapkan untuk mengetahui apakah

9 13 berminat atau tidak untuk melakukan tender. Hal ini untuk menghindari pengeluaran dan kesulitan dalam mengirim berbagai copy gambar dan dokumen lain kepada kontraktor yang tidak berminat untuk melakukan tender. Ketika mengundang tender, surat yang menyertai gambar dan dokumen harus jelas menyatakan tanggal bila tender harus sudah diterima. Kontraktor dapat diundang untuk menyatakan tanggal penyelesaiannya maupun harga tendernya, kontraktor juga mungkin meminta agar kondisi terakhir dipenuhi sebelum memulai, misalnya bahwa pengaturan terlebih dahulu dibuat untuk memudahkan penghubung untuk mendapatkan akses ke lokasi. Menurut Booth (1983), kegunaan-kegunaan dari proses desain antara lain seperti: 1. Memberikan logika, mengorganisasi bagan kerja untuk menciptakan solusi desain, 2. Menolong untuk memastikan bahwa solusi yang muncul cocok untuk masalah desainnya (tapak, kebutuhan klien, anggaran, dan sebagainya), 3. Pertolongan bagi klien dalam menemukan penggunaan terbaik untuk tapak dengan cara mempelajari solusi-solusi alternatif, dan 4. Menjadi dasar untuk menjelaskan dan mempertahankan solusi desain bagi klien. Setiap proyek memiliki masalahnya masing-masing sehingga membutuhkan metode yang berbeda-beda untuk melalui proses desain. Dalam banyak kasus, keterbatasan biaya menentukan lama waktu yang dipergunakan untuk setiap tahap dari proses desain. Teknik Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap Untuk menyampaikan ide-ide atau konsep suatu perancangan kepada klien atau kelompok penggunanya dibutuhkan suatu teknik presentasi grafis atau gambar penyajian akhir. Walaupun gambar-gambar awal biasanya sangat kasar dan sangat sederhana, gambar-gambar tersebut perlu menunjukkan bentuk-bentuk, material dan ruang-ruang spesifik untuk dievaluasi oleh perancangnya. Gambar-gambar penyajian akhir harus cukup realistis dan meyakinkan, sebab biasanya gambar-gambar tersebut akan dipelajari oleh klien. Dalam hal ini,

10 14 yang paling efektif adalah kombinasi gambar denah, potongan, dan perspektif berwarna. Gambar-gambar tersebut harus dapat menjelaskan dirinya sendiri, dengan tulisan yang hanya berbentuk label-label pendek. Berikut beberapa istilah dari bentuk penyajian gambar yang biasa digunakan dalam perancangan dan penyampian idea atau konsep menurut Reid (1996): Denah Tata Letak Merupakan gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dimensi dan metrial elemen-elemen struktur. Contoh gambar denah tata letak dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Contoh Gambar Denah Tata Letak Rencana Irigasi Menunjukkan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda ketinggian, katup, pelindung pipa, dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi. Contoh gambar rencana irigasi ditunjukkan pada Gambar 4.

11 15 Gambar 4. Contoh Gambar Rencana Irigasi Rencana Penanaman (Planting Plan) Merupakan gambar yang digunakan untuk penanaman tumbuhan. Gambar tersebut menunjukkan kokasi yang tepat dan jenis tanaman secara jelas. Biasanya menggunakan simbol-simbol huruf yang mempuyai arti sebagai nama tanamannya. Contoh gambar rencana penanaman dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Contoh Gambar Rencana Penanaman

12 16 Gambar Detil Konstruksi Merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak, gambar kerja semacam ini menunjukkan komponen-komponen stuktur secara mendetil, termasuk elemen-elemen internal, dan bagaimana hal-hal tersebut bekerja bersama-sama. Contoh gambar detil konstruksi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Contoh Gambar Detil Konstruksi Potongan-Tampak Gambar yang mampu menunjukkan detail elemen vertikal dan bagaimana elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil. Rangkaian elemen pada garis profil ini yang disebut dengan potongan, sedangkan elemen di belakangnya disebut tampak (Gambar 7). Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap: 1. Untuk menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan kegiatan dan penggunaannya. 2. Untuk mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah. 3. Untuk menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-tik pandang tertentu. 4. Untuk mengkaji bentuk tanah. 5. Untuk menggambarkan proses lanskap. 6. Untuk memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro.

13 17 Gambar 7. Contoh Gambar Potongan-Tampak 7. Untuk digunakan dalam pengkajian pencahayaan. 8. Untuk menunjukkan hubungan ekologis. 9. Untuk menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun. Manajemen Proyek Tata laksana kerja sangat berhubungan erat dengan sistem manajemen perusahaan. Kraus dan Curtis (1982) mengemukakan manajemen merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan dimana seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan melaksanakan tujuan tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan saling kerjasama. Selain itu mereka juga mendeskripsikan manajemen sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu adalah manajemen berdasarkan teori dan ilmu pengetahuan dimana dalam pembuatan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan data empiris dan prinsip-prinsip yang tepat, sedangkan manajemen sebagai seni harus dapat mempercayakan kemampuan, sensitifitas, intuisi, dan aspirasi seseorang, dalam berhubungan satu sama lain haruslah bersifat fleksibel dan responsif terhadap sifat dan kemampuan seseorang. Penerapan dari suatu ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan merupakan seni. Menurut Stoner dan Freeman (1994), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota

14 18 organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang bermacammacam untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen pada hakikatnya merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar, guna mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien. Kraus dan Curtis (1982) menjelaskan kembali, proses manajemen mencakup empat fungsi utama, yaitu; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling). a. Perencanaan (planning) Planning merupakan konsep dari suatu manajemen disusun dan tujuan serta sasaran ditetapkan. Kebijakan dan tata cara pelaksanaan dibuat, perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dirumuskan. b. Pengorganisasian (organizing) Organizing merupakan tahapan manajemen dimana struktur organisasi dan tangggung jawab masing-masing bagian dibentuk. Garis komunikasi, koordinasi, dan wewenang ditetapkan. Pada tahap ini, sumberdaya dialokasikan sehingga dapat dicapai tujuan organisasi. c. Pengarahan (directing) Directing merupakan proses koordinasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya untuk memotivasi para pekerja. d. Pengawasan (controlling) Controlling mencakup pengukuran terhadap kinerja yang sedang berjalan dibandingkan dengan standar kerja, pengawasan pekerjaan apakah sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan, serta pelaporan, evaluasi yang berkelanjutan dan pengambilan tindakan perbaikan atau antisipasi program jika diperlukan. Cleland dan Ireland (2002) mengungkapkan bahwa proyek merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dengan durasi tertentu, kompleksitas tertentu yang harus diakhiri dengan suatu accomplishment. Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap seperti konsep, perencanaan, desain, pengadaan (procurement), persiapan eksekusi dan diakhiri dengan accomplishment yang

15 19 biasanya ditandai dengan antara lain deliverable (capaian yang dijanjikan). Manajemen proyek merupakan seni dan ilmu mengatur sumberdaya manusia, peralatan, bahan, uang, dan waktu untuk menyelesaikan suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yang optimal. Manajemen proyek mencakup multidisiplin yang terfokus mengkoordinasi semua kebutuhan dalam pelaksanaan. Prinsip utama manajemen proyek adalah mengorganisir pelaksanaan pekerjaan agar selesai dengan sempurna (Oberlender 1993). Konsultan Lanskap Konsultan dalam bahasa Latin consultare yang berarti untuk membahas atau yang sering dikenal dengan nama konsul atau konsel (nasihat), adalah seorang profesional yang memberikan nasihat profesional atau ahli dibidang tertentu seperti keahlian manajemen, akuntansi, lingkungan, hiburan, teknologi, hukum (hukum pajak khususnya), sumber daya manusia, pemasaran, manajemen darurat, produksi makanan, obat, keuangan, manajemen hidup, ekonomi, urusan publik, komunikasi, teknik, desain sound system, desain grafis, atau manajemen sampah. Seorang konsultan biasanya adalah seorang ahli atau profesional di bidang tertentu dan memiliki pengetahuan yang luas tentang materi dibidangnya. Konsultan biasanya bekerja untuk sebuah perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, dan terlibat dengan banyak klien yang berbeda-beda. Dengan demikian klien memiliki akses ke level yang lebih dalam mendapatkan konsultasi yang layak bagi mereka dan memungkinkan untuk tetap berada di rumah dan melakukan pembayaran atas pelayanan yang diterima dari konsultan. Beberapa konsultan adalah individu yang disewa oleh perusahaan untuk melakukan pekerjaan mereka atas dasar kontrak. Mereka bukan karyawan perusahaan yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tertentu, namun mereka diharapkan dapat melakukan pekerjaan secara etis dan bertanggung jawab dengan pengawasan minimum (Wikipedia 2010).

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI)

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permukiman Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1992 merumuskan pengertian dasar terhadap perumahan dan permukiman. Perumahan merupakan tempat untuk menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pemeliharaan Lanskap Stoner dan Freeman (1984) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian anggota organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

MODUL-1 PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan.

MODUL-1 PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan. 1 MODUL-1 http://hotpulsa.page.tl/1.htm PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan www.thaigoodview.com 2 TOPIK-1 TAHAPAN/DAUR PROYEK DAN

Lebih terperinci

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata Secara etimologi kata rekreasi berasal dari bahasa Inggris yaitu recreation yang merupakan gabungan dari kata re yang berarti kembali dan creation yang berarti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KERANGKA ACUAN KERJA STUDI PENATAAN DAN PERENCANAAN DED KOMPONEN PSU KAWASAN KUMUH KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PRASARANA SARANA DAN UTILITAS KAWASAN KUMUH LOKASI : KABUPATEN BANGGAI LAUT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa

BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada satu definisi yang

Lebih terperinci

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa

Stoner dan Freeman Perencanaan memberikan sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur-prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Perencanaa FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP. Email: asyahza@yahoo.co.id Website: http://almasdi.unri.ac.id FUNGSI PERENCANAAN Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur lanskap Pada hakikatnya Arsitektur Lanskap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan lahan, penyusunan elemenelemen alam

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan Tahap ke 1 Pekerjaan Tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1. Segi Biaya Proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI SULAWESI TENGGARA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pengadaan Jasa Konsultan PERENCANAAN RENOVASI TOTAL GEDUNG ASRAMA UNIT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap 3 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap Pengelolaan atau pengorganisasian suatu kegiatan pemeliharaan bergantung pada berbagai faktor yang terdapat pada lokasi seperti pengunjung

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria :

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria : PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Proyek Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, spt pembangunan pyramid, candi dll Ditentukan oleh beberapa kriteria : Tujuan Siklus hidup Kompleksitas Keunikan

Lebih terperinci

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise BAB II DATA LITERATUR II.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Kerja Praktek Kerja Praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat ar maupun di perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (2006) merupakan suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia, dimana setiap elemen lanskap

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

MANAJEMEN DALAM KOPERASI MANAJEMEN DALAM KOPERASI APA ITU MANAJEMEN? Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Organisasi adalah tempat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Proyek Konstruksi II.5.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal dan akhir, dan umumnya berjangka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, yang meliputi semua bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Manajemen, Sistem, dan Pengendalian Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah dikenal dan sudah ada sejak dulu kala.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen dan Manajer

Manajemen dan Manajer Manajemen dan Manajer Peta pembelajaran Manajemen dan Manajer (6) Role of manager (1) Manajemen dan Manajer Definisi 3 Poin (5) Keterampilan manajer 4 Poin (4) Kegiatan-kegiatan manajer 8 Poin Manajemen

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR

BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR 2.1. Pengertian Perusahaan Konsultan Interior Perusahaan konsultan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan antara biro jasa dan klien, atau dengan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

Pengertian manajemen secara umum

Pengertian manajemen secara umum Pengertian manajemen secara umum 1. Manajemen sebagai suatu proses, maksud disini dapat dilihat dari bagaimana cara orang melakukan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap- tahap dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI PROGRAM KERJA MINGGUAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI

BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI 2.1 Profil Perusahaan PT. Roheda Sejati adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Properti dan General Contractor. Mengkhususkan diri dalam penyewaan perumahan di

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan : Nama : Yohanna Enggasari Pertanyaan : 1. Definisikan manajemen dan organisasi serta mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi? 2. Sebutkan fungsi fungsi manajemen dan berikan contoh kegiatan

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci