BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan oleh Robert Nozick dalam bukunya Anarchy, State, and Utopia, keadilan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. disampaikan oleh Robert Nozick dalam bukunya Anarchy, State, and Utopia, keadilan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keadilan merupakan hasrat manusia dalam budaya dan bangsa manapun. Tak satupun anggota masyarakat dari seluruh bangsa di dunia yang tidak menginginkan perlakuan yang adil. Oleh karena itu, sesungguhnya keadilan adalah nilai moral universal yang merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia di seluruh dunia. 1 Nilai keadilan sosial tidak dapat terlepas dari masyarakatnya karena keadilan merupakan konsep nilai moral yang ada dan lahir dari dalam kehidupan masyarakat. 2 Dalam masyarakat modern sendiri ada berbagai macam pandangan mengenai keadilan, yang mana tidak terlepas dari konteks dan karakteristik masyarakatnya, sehingga tidak jarang kita temui ada begitu banyaknya konsep atau teori mengenai keadilan. Seperti halnya yang disampaikan oleh Robert Nozick dalam bukunya Anarchy, State, and Utopia, keadilan merupakan suatu kebebasan yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam mengatur dan mengurus kehidupannya menurut pendapatnya masing-masing tanpa ada intervensi dari pihak lain, kebebasan tersebut hanya akan dibatasi apabila membahayakan kehidupan, kebebasan dan harta milik sesamanya. 3 Bagi Kai Nielsen, nilai yang paling penting dalam konsep keadilan adalah ekualitas (kesederajatan) bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk mengakses sumber-sumber penghidupan yang tersedia. Tidak boleh ada orang yang memiliki kekuasaan 1 Fadhilah. Refleksi Terhadap Makna Keadilan Sebagai Fairness Menurut John Rawls Dalam Perspektif Keindonesiaan dalam Jurnal Kybernan. Vol.3, No.1, 2012, Konsep keadilan harus berdasar dari kehidupan bersama manusia, karena dari kehidupan bersama itulah yang membuat manusia saling berintegrasi dengan orang di sekitarnya. Karena jika manusia itu seorang diri konsep keadilan itu tidak akan ada, karena tidak adanya saling bertintegrasi. Thobias A. Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila, Salatiga: SatyaWacana University Press, 2007, 1. 3 Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia (Chicago: Basic Books, 1974), 10. 1

2 ekonomi yang sedemikian besar sehingga mendominasi dan mengeksploitasi sesamanya. 4 Sedangkan John Rawls, membangun teori keadilannya yang ia sebut Justice as Fairness dengan dua asas (principle) penting yakni pertama: setiap orang memiliki sebesar-besarnya kesederajatan hak akan kebebasan sejauh yang diatur dalam sistem kesederajatan kebebasan dasar untuk semua. Kedua: ketidak-sederajatan sosial-ekonomi diatur sedemikian rupa sehingga: a. Bermanfaat sebesar-besarnya bagi warga masyarakat yang paling kurang beruntung, konsisten dengan prinsip menabung yang adil, b. Dikaitkan dengan jabatan dan posisi yang terbuka untuk semua berdasarkan syarat semua memiliki kesempatan yang adil. 5 Bagi Niebuhr, ada dua nilai utama dalam keadilan yakni kebebasan dan kesetaraan, dengan menjadikan nilai kasih sebagai dasar acuan. Sehingga, kebebasan dan kesederajatan dapat dipergunakan dengan sebaiksebaiknya sehingga menciptakan keadilan bagi kelompok yang miskin dan termarginal dalam masyarakat. 6 Magnis Suseno juga menekankan pada kesetaraan serta mengutamakan mereka yang lemah dalam kehidupan bermasyarakat. Baginya memperjuangkan keadilan maka harus pula memperjuangkan kebebasan, kemandirian dan daya juang bagi mereka yang menderita ketidakadilan. 7 Dari beberapa pandangan mengenai keadilan sosial menurut saya, keadilan akan tercipta dalam kehidupan bermasyarakat asalkan manusia mengutamakan mereka yang paling kurang beruntung dalam masyarakat atau meniadakan kepentingan pribadinya, jika tidak manusia akan 4 Konsep Ekualitas dari Nielsen dimaksudkan tidak sekedar dalam arti hak perlindungan yang sama bagi segenap warga masyarakat menghadapi keterbatasan persediaan barang dan jasa pemuas kebutuhan, akan tetapi, terutama dalam arti adanya kondisi (sumber-sumber penghidupan dan situasi sosial) yang ekual bagi segenap warga masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya seoptimal mungkin sama seperti sesamanya. Kai Nielsen, Equality and Liberty: A Defence of Radical Egalitarianism (New Jersey: Rowman and Allandheld, Publishers, 1985), 283. Dapat dilihat dalam Thobias A. Messakh. Konsep Keadilan Dalam Pancasila., John Rawls, A Theory of Justice (Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1971), Reinhold Neibuhr, The Nature and Destinity of Man vol.ii (New York: Scribner, 1964), Franz Magnis Suseno, Keadilan dan Kerukunan dalam Keprihatinan Gereja (Yogyakarta: Kanisius, 1992),

3 kehilangan nilai kasih yang ada padanya yang berdampak pada hancurnya hubungan baik dengan orang sekitar. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, sebagai manusia yang hidup dan berkarya di dunia yang dijadikan Allah, menginginkan suatu kehidupan yang damai, tenteram, sejahtera, adil dan sebagainya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal yang baik itu dalam realita kehidupan hanya dialami oleh segelintir orang atau sekelompok tertentu. Mereka yang dipercayai untuk memimpin dan mengatur kehidupan masyarakat berupaya menciptakan kesejahteraan lewat pembangunan berkelanjutan secara besar-besaran. Namun, semakin pembangunan diusahakan, semakin permasalahan hidup bertambah rumit. Misalnya, melebarnya jurang kaya dan miskin, bertambahnya jumlah pengangguran, rendahnya upah buruh, perkosaan hak-hak kaum miskin oleh pihak yang memegang kekuasaan. 8 Dalam kalangan para nabi, seruan-seruan akan keadilan merupakan hal yang tidak asing, mereka secara keras, mengecam dan mencela segalah bentuk penindasan dan ketidakadilan, kecurangan-kecurangan, monopoli tanah, penyuapan terhadap hakim-hakim, penurunan martabat manusia ke dalam perbudakan, kekerasan orang kaya, dan sebagainya. 9 Salah satu nabi yang sangat keras dalam menyuarakan keadilan adalah nabi Amos di masyarakat Israel Utara yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Sebagian bekerja di ladang dan sebagian kecil bekerja sebagai pedagang. Hewan yang dipelihara seperti domba, kambing, dan lembu yang merupakan hewan yang paling penting diambil susunya, kulit, bulu, dan dipekerjakan sebagai penarik beban. Hasil pertanian yang dihasilkan antara lain adalah anggur 8 Dalam praksisnya, Pembangunan dalam masyarakat umumnya menurut Antoncich, merupakan pembangunan yang berwajah ganda. Pada satu sisi pembangunan memang telah membuktikan hasil-hasilnya. Menunjukan bukti-bukti lahariah: banyaknya gedung-gedung pemerintahan, pasar-pasar swalayan, bank-bank, dan pusat-pusat hiburan dan life-style masyarakat kita. Namun pada sisi yang berbeda, dapat dilihat bahwa dampak dari pembangunan itu sendiri adalah terciptanya sebuah permasalahan baru dalam masyarakat; melebarnya kesenjangan sosial, ekonomis, budaya, politik, sehingga jurang antara yang kaya dan miskin semakin melebar. Ricardo Antoncich, IMAN & KEADILAN: Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman (Yogyakarta: Kanisius, 1991), Herman Hendriks, Keadilan Sosial dalam Kitab Suci (Yogyakarta: Kanisius, 1990), 43. 3

4 dan zaitun yang ditanam di sisi bukit serta gandum di lembah. Tanah dan juga anggur menjadi sesuatu yang sangat berharga pada saat itu. Jenis anggur yang paling berharga pada waktu itu adalah jenis anggur sleeping wine, yakni jenis anggur tua yang dicampur dengan minyak pembasuh yang digunakan untuk meminyaki kaki seseorang setelah mandi. Oleh para penguasa biasanya disimpan dalam gudang sebagai komoditi yang bernilai paling tinggi. Sedangkan pada kegiatan perdagangannya adalah berupa penjualan logam, batu berharga, gading, rempahrempah, dan kemenyan. 10 Israel Utara yang merupakan negeri pertanian, pada zaman Amos sangat cocok dengan tampilan kehidupannya sebagai peternak domba dan pemungut buah ara. Namun kemunculannya ke gelanggang kenabian di Israel merupakan kejadian yang sangat kontroversial. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penunjang antara lain; pertama nabi Amos tidak mengikuti tradisi kenabian yang berlaku saat itu di mana umumnya nabi datang dari sekolah nabi atau anak nabi. Kedua, Amos yang berasal dari Tekoa di Yehuda justru menyampaikan suara kenabiannya ke Israel Utara. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan apakah tidak ada nabi di Israel kala itu dan sejauh mana urgensi pemberitaannya kepada Israel. Ketiga, pemberitaannya terhadap konteks sosial yang tampak makmur dan sejahtera serta aktivitas ritual yang sangat ramai, justru nabi Amos mengkritik konteks sosial yang terkait dengan ibadah Israel yang palsu, ketimpangan ekonomi, dan kebobrokan moral para pemimpin yang mengancam eksistensi Israel sebagai satu bangsa Robert B. Coote, Amos Among The Prophets: Composition and Theology (Philadelphia: Fortress Press, 1981), Gambaran terhadap pemanggilan dan penolakan Amos dari Israel Utara tampak dalam Amos 7:14, jawab Amos kepada Amazia: Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk dalam golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Klaus Koch, The Prophets: The Assyrian Period (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 37. 4

5 Amos melihat bahwa sebelumnya telah ada struktur sosial di bidang pertanian di dalam masyarakat Israel. Mereka dicirikan dengan kemajuan di bidang pertanian. Ciri penting dalam masyarakat pertanian adalah perbedaan yang besar antara dua golongan utama, yakni golongan atas yang berkuasa terhadap golongan bawah. 12 Golongan atas yang dimaksud adalah orang kaya atau kaum elit sedangkan golongan bawah adalah kaum miskin atau petani, keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Struktur sosial inilah yang menimbulkan penindasan yang dilakukan oleh orang kaya terhadap orang miskin. Golongan atas atau Kaum elite merasa dengan kekayaan yang dimiliki, mereka mampu memperoleh kekuasaan atas hak-hak orang miskin. Kaum elite juga dengan mudah menyuap para pemimpin pemerintahan untuk dapat melakukan kecurangan demi memperoleh kepentingan bagi mereka maupun kelompoknya. Kejelian nabi Amos dalam melihat situasi Israel yang tampak makmur kala itu disorotinya dari kaca mata yang sama sekali berbeda, dan tidak dapat dipungkiri bahwa dari sudut pandang yang berbeda itulah yang menjadi kekuatan atau kelebihan dalam pemberitaannya. Pengamatan yang cermat terhadap para penguasa dan para konglemerat yang hidup dalam kemewahan, kemapanan, keamanan, dan kesenangan justru dibandingkannya secara kontras terbalik dengan mereka yang hidup tertindas, miskin, lemah, tak berdaya, dan marjinal. Bentuk keprihatinannya terhadap kesenjangan sosial dan ketidakadilan itulah yang dinyatakan dalam pemberitaan yang tajam dan keras sebagai bentuk solidaritas dan kepeduliannya terhadap Israel. 13 Kegigihan dan keberanian Amos menyuarakan ketidakadilan sosial itu nyaring terdengar sehingga julukan singa telah mengaung disanjungnya atas predikatnya sebagai nabi. 2012), Robert B. Coote, Amos Among The Prophets., Gernaida K. R. Pakpahan, Kristalisasi Keadilan dalam Kitab Amos (Jakarta: Rajawali Arta Mandiri, 5

6 Konsekuensi dari kritikannya terhadap para pemimpin dan penguasa serta orang kaya saat itu menyebabkannya ditolak bahkan dideportasi dari Israel Utara. 14 Kehidupan Israel yang penuh dengan kemakmuran dan ketenteraman hanya menjadi milik golongan atas sedangkan bagi golongan bawah atau orang-orang kelas bawah yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani hidup dalam ketidakadilan yang mengerikan, sebab mereka mengalami kerja paksa dan harus membayar pajak yang tinggi. Hak pemilik tanah keluarga secara tradisional diambil oleh para pejabat, dan semuanya itu terjadi dikarenakan para golongan atas memiliki hak-hak istimewa dan memperoleh banyak keuntungan dari hak milik para petani atau golongan bawah. 15 Nabi Amos secara keras mengecam ketidakadilan dalam kehidupan umat Israel yang dilakukan oleh para pemimpin-pemimpin agama maupun pemimpin negara. Para pemimpinpemimpin lebih mengutamakan kepentingan-kepentingannya masing-masing dan mengabaikan umat atau masyarakat yang dipimpinnya. 16 Mereka melakukan pemerasan terhadap kaum petani bahkan mereka menjual keadilan demi uang, kaum miskin demi sepasang sandal. 17 Misalnya dalam Amos 5: 15,24,.Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakanlah keadilan di pintu gerbang ; Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. Dari ayat-ayat yang dikemukakan di atas, jika diperhatikan keadilan sesungguhnya memperoleh tempat penting dalam kehidupan sehari-hari umat beriman. Sikap 14 Gema suara Amos itu dicatat dalam Amos 3:8, Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat. 15 Norman K. Gottwald, The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction (Philadelphia: Fortress Press, 1985), Yang hendak ditekankan disini bukan karena mereka (para pemimpin) kaya dan berkuasa, tetapi oleh karena mereka mendapat kekayaan dan kekuasaan itu dengan korupsi, serta menghisap dan menindas orang-orang miskin dan orang-orang lemah. B. J. Boland, Tafsiran Kitab Amos (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), Robert B. Coote, Amos Among the Prophets., 32. 6

7 adil harus dilakukan terhadap sesama, karena Allah adalah sumber keadilan itu sendiri. 18 Bahkan keadilan, kebenaran serta berlaku adil melampaui perbuatan-perbuatan keagamaan yang hanya bersifat ritual dan ibadah belaka seperti pada masa Amos bernubuat di Israel Utara yang mana ia mengkritik dengan keras mengenai ibadah Israel yang penuh dengan kepalsuan. 19 Dengan melihat latar belakang di atas, saya mencoba untuk merumuskannya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul : KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN 2. Perumusan dan Pembatasan Masalah Dalam pemberitaannya, Amos menentang kehidupan Israel yang sangat tidak sesuai dengan kehidupan sebagai umat Allah. Adalah suatu kenyataan jikalau hubungan manusia dengan Allah baik, hubungan manusia dengan sesamanya juga baik. Tetapi kalau hubungan manusia dengan Allah diganggu atau rusak tak dapat tidak hubungan manusia dengan sesamanya juga rusak. 20 Tetapi keadilan dan kebenaran tidak dilakukan oleh Israel, karena itulah Amos berulang-ulang kali mengucapkan firman-firman peringatan, Carilah Tuhan, carilah yang baik dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang!. Karena apabila ibadah yang dilakukan tidak disertai dengan perbuatan yang adil kepada sesama akan ditolak oleh Allah. Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai 18 Eka Darmaputera, MENCARI ALLAH: Pemahaman Kitab Amos tentang Mencintai Keadilan dan Kebenaran (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), Noel Woodbridge and Willem Semmelink, The Prophetic Witness of Amos and its Relevance for Today s Church in African Countries for Promoting Social Justice, Especially in Democratic South Africa dalam Jurnal Conspectus 2013 Vol. 16: H. Rothlisberger, FirmanKu seperti Api:Para Nabi Israel (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 28. 7

8 yang mengalir (Am.5:21, 22, 24). 21 Ungkapan bergulung-gulung seperti air yang digambarkan oleh Amos adalah untuk menggambarkan keadilan. Yang dimaksudkan adalah agar bangsa Israel selalu melakukan keadilan Seperti air yang mengalir sedangkan air yang bergulung-gulung melambangkan keadilan yang terus menerus mengalir dan keadilan harus memiliki kemampuan untuk mengalahkan situasi apapun yang menyimpang. 22 Oleh sebab itu menurut saya, berbagai tindakan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat akan menjadi ancaman yang besar bagi persatuan bangsa. Bila dalam negara tesebut berbagai tindakan korupsi, kekerasan, diskriminasi dan lain sebagainya dibiarkan berkembang, maka tidak dapat dipungkiri bahwa pada gilirannya akan mengancam persatuan bangsa. Dengan merujuk pada latar belakang di atas agar penulisan ini menjadi fokus, ada baiknya pembatasan masalah diperlukan dengan beberapa pertanyaan-pertanyaan pokok: 1. Bagaimana konsep keadilan sosial dalam Amos 6:1-7? 2. Bagaimana konsep keadilan sosial dalam Amos 6:1-7 dalam perspektif teori keadilan? 3. Tujuan dan manfaat penulisan Bertolak dari beberapa rumusan masalah yang adadi atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab beberapa persoalan yakni: 1. Mendeskripsikan konsep teori-teori keadilan sosial. 2. Mendeskripsikan konsep keadilan sosial dalam Amos 6: Konsep keadilan sosial dalam Amos 6:1-7 dalam perspektif teori keadilan. 21 Gernaida K. R. Pakpahan, Kristalisasi Keadilan Sosial dalam Kitab Amos., John Bright, A History of Israel (Philadelphia: The Westminster, 1952),

9 manfaat, yaitu: Setelah merumuskan tujuan di atas, maka karya ilmiah ini diharapkan akan memberi dua 1. Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya khazanah penafsiran Alkitab dalam pandangan sosiologis yang berkaitan dengan tema-tema keadilan sosial pada umumnya dan deskripsikan nilai keadilan sosial dalam Amos khususnya. 2. Secara praktis, diharapkan dapat memberi masukan bagi Program Studi Pascasarjana Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana untuk menjadi landasan berpikir dalam melaksanakan pengabdian di masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi umat Kristiani dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Metode Penelitian Suatu penelitian tidak dapat terlepas dari metode, karena metode adalah sebagai suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, suatu kerangka berfikir dalam menyusun suatu gagasan, yang beraturan, yang terarah pada konteks yang relevan dengan maksud dan tujuan. Koentjaraningrat mengartikan metode sebagai seperangkat cara kerja yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran suatu ilmu pengetahuan. 23 Bertolak dari latar belakang di atas maka metode pendekatan yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Metode pendekatan ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah yang hendak diteliti, yang meliputi pengumpulan dan penyusunan data serta interpretasi dan analisa mengenai data tersebut. 24 Bagi Bogdan dan Taylor, Lexy J. Meleong bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari 1983), Koentjaraningrat, Metode-metode penelitian Masyarakat (Jakarta: PT Gramedia, 1973), H. Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 9

10 orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 25 Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif, artinya melalui penelitian ini akan diupayakan untuk menggambarkan secara mendalam tentang situasi atau proses yang diteliti. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dan pengumpulan bahan-bahan pustaka (library research) yang menjadi sumber data, sumber data tersebut berupa literatur yang berkaitan dengan substansi penelitian Susunan Penulisan Sistematika penulisan dalam karya ini terbagi dalam lima bab. Pada bab pertama merupakan pendahuluan sebagai pengantar masuk pada kajian pokok. Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode peneliian, serta susunan penulisan. Pada bab kedua saya akan memaparkan mengenai teori-teroi keadilan modern dan bab ketiga, akan berisikan konsep keadilan sosial dalam Amos 6:1-7. Dalam bab keempat, saya akan mencoba untuk menganalisa hasil penilitian, dengan membandingkan teori-teori keadilan dengan konsep keadilan dalam Amos 6:1-7. Pada bagian terakhir yakni bab lima akan berisikan penutup. Di dalamnya akan dibahas mengenai kesimpulan dari keseluruhan tesis, dan saya mencoba menghadirkan saran-saran yang dapat dilihat dan dipakai, serta dapat dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. 25 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosdakarya, 2002), Sugiyona, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005),

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN

KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7, DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Oleh: RISON BEEH 752014018

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Bernhard. Understanding The Old Testament. Prentice Hall: Englewood Cliffs, 1957.

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Bernhard. Understanding The Old Testament. Prentice Hall: Englewood Cliffs, 1957. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Bernhard. Understanding The Old Testament. Prentice Hall: Englewood Cliffs, 1957. Antoncich, Ricardo. IMAN & KEADILAN: Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman. Yogyakarta:

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN. Robert Nozick, John Stuart Mill, John Rawls, Kai Nielsen, dan Karen Lebacqz.

BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN. Robert Nozick, John Stuart Mill, John Rawls, Kai Nielsen, dan Karen Lebacqz. BAB IV KONSEP KEADILAN SOSIAL AMOS 6:1-7 DALAM PERSPEKTIF TEORI KEADILAN 4.1. Pendahuluan Setelah mencoba memaparkan mengenai konsep-konsep keadilan dari beberapa tokoh, dan menganalisa konsep keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hidup bersama dalam masyarakat merupakan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

DOA PEMBUKAAN. Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi. Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal.

DOA PEMBUKAAN. Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi. Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal. Pastikan di atas meja hanya ada : Alat tulis Buku Agama Katolik Lembar refleksi DOA PEMBUKAAN dari buku Agama hlm.. 45 Nabi Elia menegur rakyatnya yang menyembah berhala Kepada dewa Baal. Nabi Yesaya memperingatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai Tanak Taurat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitab suci Ibrani atau yang biasa disebut oleh orang kristen, Alkitab perjanjian Lama terdiri dari Taurat, para Nabi, dan Tulisan-tulisan, atau yang diringkas sebagai

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 6 SD Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. diperlakukan sama dan sederajat, tidak adanya intervensi terhadap sesama tetapi memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. diperlakukan sama dan sederajat, tidak adanya intervensi terhadap sesama tetapi memberikan BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUAN Keadilan merupakan suatu nilai moral di dalam kehidupan bermasyarakat, yang selalu diimpikan oleh setiap manusia ada di dunia ini, karena merupakan nilai yang dapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya,

BAB V PENUTUP. Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Setelah menelusuri pernyataan Yesus dalam Yohanes 14: 6 kata Yesus kepadanya, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat

Lebih terperinci

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA MTPJ 13-19 Juli 2014 TEMA BULANAN: Berdemokrasi Dalam Ekonomi Yang Berkeadilan TEMA MINGGUAN : Kejujuran Sebagai Senjata Melawan Korupsi Bahan Alkitab: Keluaran 22:1-5; Kisah Para Rasul 5:1-11 ALASAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan mempelajari Pembahasan No. 50 dari kitab Wahyu, pasal 14 dan kita akan membaca Wahyu 14: 20:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. a. Tanah dalam kehidupan manusia. Keberadaan tanah tidak terlepas dari manusia, demikian juga sebaliknya keberadaan manusia juga tidak terlepas dari tanah.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7. pada pembahasan mengenai ketidakadilan dalam kitab Amos, sehingga kita dapat mengetahui

BAB III KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7. pada pembahasan mengenai ketidakadilan dalam kitab Amos, sehingga kita dapat mengetahui BAB III KONSEP KEADILAN SOSIAL DALAM AMOS 6:1-7 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan konsep keadilan dalam kitab Amos 6:1-7, tetapi sebelumnya akan dibahas mengenai pribadi Amos dan

Lebih terperinci

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia 1 Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia Musdah Mulia Hari ini umat Baha i di seluruh dunia berada dalam suka cita merayakan dwiabad atau genap 200 tahun kelahiran Baha ullah. Untuk

Lebih terperinci

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan

3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan 3. Apa arti keadilan? 4. Apa arti keadilan menurut keadaan, tuntutan dan keutamaan? 5. Apa Perbedaan keadilan komutatif, distributive dan keadilan legal? 6. Sebutkan sasaran yang dikritik Nabi Amos! 7.

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan

UKDW. BAB I Pendahuluan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Hidup yang penuh berkelimpahan merupakan kerinduan, cita-cita, sekaligus pula harapan bagi banyak orang. Berkelimpahan seringkali diartikan atau setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos TAHN B - Hari Minggu Biasa XV 12 Juli 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos Sekali peristiwa berkatalah Amazia, imam di

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Adven I

Th A Hari Minggu Adven I 1 Th A Hari Minggu Adven Antifon Pembuka Mzm. 25 : 1-3 Pengantar Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-mu aku percaya. Jangan kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beriang-ria

Lebih terperinci

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Teologi merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk mencermati kehadiran Tuhan Allah di mana Allah menyatakan diri-nya di dalam kehidupan serta tanggapan manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang bermartabat, manusia memiliki di dalam dirinya akal budi, rasa, hati dan kehendak. Manusia

Lebih terperinci

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: 1 Tahun A Hari Minggu Adven I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 2 : 1-5 Tuhan menghimpun semua bangsa dalam Kerajaan Allah yang damai abadi. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Inilah Firman yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Teks Membuka Kitab Suci Perjanjian Baru, kita akan berjumpa dengan empat karangan yang cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #7 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Hakim Dalam T rang Abadi NKB 146:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan)

Berdiri. 2. NYANYIAN JEMAAT Hakim Dalam T rang Abadi NKB 146:1-3. (prosesi Alkitab simbol Firman Allah yang siap untuk diberitakan) PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng berbunyi. d. Penyalaan Lilin dan Pembacaan Pokok-pokok Warta Jemaat Berdiri 1. MAZMUR PEMBUKA

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG MASALAH

@UKDW BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG MASALAH Berhadapan langsung dengan perkembangan ekonomi pasar global, tentunya masyarakat Indonesia bukanlah masyarakat yang posisinya berada di luar lingkaran praktekpraktek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS IV. 1. Analisa Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya untuk menganalisis panggilan Yehezkiel sebagai penjaga berdasarkan teori

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Ruth Klassen Cerita 29 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

Gereja Melayani Orang

Gereja Melayani Orang Gereja Melayani Orang Beberapa orang mengunjungi sebuah katedral yang indah. Mereka mengagumi keindahan, arsitektur dan harta kekayaannya. Pemimpin-pemimpin gereja setempat itu mengatakan kepada tamu-tamu

Lebih terperinci

Monday, 23 September, 13 IBADAH DAN KEPEDULIAN SOSIAL

Monday, 23 September, 13 IBADAH DAN KEPEDULIAN SOSIAL IBADAH DAN KEPEDULIAN SOSIAL PENDAHULUAN Ibadah hanya dipahami dalam kaitan antara orang percaya dengan Allah Ibadah mempunyai aspek vertikal (manusia-allah) yang mempengaruhi hubungan antar sesama (manusiamanusia)

Lebih terperinci

John Rawls dan Konsep Keadilan. Muhammad Luthfi

John Rawls dan Konsep Keadilan. Muhammad Luthfi John Rawls dan Konsep Keadilan Muhammad Luthfi John Rawls adalah salah satu pemikir politik liberal kontemporer yang memberikan warna baru pada spektrum liberalisme global saat ini. Magnum Opus Rawls yang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi.

BAB I P E N D A H U L U A N. menghargai orang yang menderita itu. Salah satunya dengan memanfaatkan metodemetode konseling dari ilmu psikologi. BAB I P E N D A H U L U A N 1. LATAR BELAKANG Konseling pastoral adalah salah satu bentuk pertolongan dalam pendampingan pastoral yang hingga kini mengalami perkembangan. Munculnya golongan kapitalis baru

Lebih terperinci

BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU

BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU BAB IV KESEPAKATAN ANTARA SUKU-SUKU DI ISRAEL DENGAN DAUD DALAM 2 SAMUEL 5:1-5 PERBANDINGANNYA DENGAN KONTRAK SOSIAL MENURUT JEAN JACQUES ROUSSEAU Pada dasarnya kesepakatan yang dimaksudkan dalam bagian

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Pada bab IV ini penulis akan menguraikan tentang refleksi teologis yang didapat setelah penulis memaparkan teori-teori mengenai makna hidup yang dipakai dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

SIAPA YANG LEMAH DALAM IMAN? (Roma 14:1-15:3)

SIAPA YANG LEMAH DALAM IMAN? (Roma 14:1-15:3) Lesson 13 for December 30, 2017 SIAPA YANG LEMAH DALAM IMAN? (Roma 14:1-15:3) Seseorang yang memiliki pemahaman terbatas tentang prinsip-prinsip kebenaran. Dia rindu untuk diselamatkan dan dia bersedia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Papua terkenal dengan pulau yang memiliki banyak suku, baik suku asli Papua maupun suku-suku yang datang dan hidup di Papua. Beberapa suku-suku asli Papua

Lebih terperinci

Beginilah Firman Tuhan, Allah semesta alam,

Beginilah Firman Tuhan, Allah semesta alam, 1 Tahun C Hari Minggu Biasa XXVI LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ams. 6 : 1a. 4-7 Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan. Bacaan diambil dari Kitab Amsal: Beginilah Firman Tuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling menghormati serta dapat menerima semua perbedaan yang ada, sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. saling menghormati serta dapat menerima semua perbedaan yang ada, sehingga dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk-makhluk yang lainnya di muka bumi ini. Tuhan menciptakan manusia dengan akal budi yang dilengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

IBADAH KEBANGSAAN MINGGU, 21 Mei 2017 TERUSLAH BERBUAT BAIK, JANGAN GENTAR!

IBADAH KEBANGSAAN MINGGU, 21 Mei 2017 TERUSLAH BERBUAT BAIK, JANGAN GENTAR! IBADAH KEBANGSAAN MINGGU, 21 Mei 2017 TERUSLAH BERBUAT BAIK, JANGAN GENTAR! PERSIAPAN a. lonceng 1 kali, para pelayan kebaktian mempersiapkan diri dengan berdoa di ruang konsistori b. Pembacaan warta jemaat

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan dari Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa dan agama.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

KEADILAN DAN BELAS KASIH DALAM HUKUM

KEADILAN DAN BELAS KASIH DALAM HUKUM Pelajaran 3 untuk 16 Juli 2016 Adapted from www.fustero.es KEADILAN DAN BELAS KASIH DALAM HUKUM ALLAH ingin agar umat-nya menjadi bangsa yang berkembang. Oleh karena itu, Ia memberikan kepada mereka hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki kekayaan hutan tropis yang luas. Kekayaan hutan tropis yang luas tersebut membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

Raja Tampan yang Bodoh

Raja Tampan yang Bodoh Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Raja Tampan yang Bodoh Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Lyn Doerksen Cerita 18 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perempuan di berbagai belahan bumi umumnya dipandang sebagai manusia yang paling lemah, baik itu oleh laki-laki maupun dirinya sendiri. Pada dasarnya hal-hal

Lebih terperinci

Raja Tampan yang Bodoh

Raja Tampan yang Bodoh Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Raja Tampan yang Bodoh Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Lyn Doerksen Cerita 18 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel. Lesson 10 for December 9, 2017 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. (Roma 9:1-2)

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ia berkaitan dengan berbagai macam kebutuhan, seperti kebutuhan pangan, sandang dan papan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN. A.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 Latar Belakang Permasalahan Keberadaan gereja tidak bisa dilepaskan dari tugas dan tanggung jawab pelayanan kepada jemaat dan masyarakat di sekitarnya. Tugas dan tanggung

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang No. 40

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN DIALOG JAKARTA JAYAPURA 1

FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN DIALOG JAKARTA JAYAPURA 1 FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN DIALOG JAKARTA JAYAPURA 1 Oleh: Sostenes Sumihe 2 1. Mencermati kondisi sosial kemasyarakatan Papau akhir-akhir ini, maka Papua lebih merupakan sebuah tanah konflik daripada

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #23 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Modul ke: PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA Fakultas 10FEB Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi MANAJEMEN PANCASILA SEBAGAI ETIKA BERNEGARA Standar Kompetensi : Pancasila sebagai Sistem

Lebih terperinci

: Para Pengantin Yahushua

: Para Pengantin Yahushua 144.000: Para Pengantin Yahushua Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-nya dan

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1 Hukum pertama dari Dasa Titah di atas seolah mengikat bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian dengan Yahweh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

MTPJ FEBRUARI '16

MTPJ FEBRUARI '16 MTPJ 14-20 FEBRUARI '16 MTPJ 14-20 FEBRUARI 2016 TEMA BULANAN: Pemulihan Dunia TEMA MINGGUAN: Mengalami Sengsara Untuk menyelamatkan Orang Sengsara Ayub 36:1-15 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dunia modern sekarang

Lebih terperinci

Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kebun Anggur Nabot 1 Raja-raja 21 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Pasal 21 ini dapat kita bagi ke dalam beberapa bagian: Ayat 1-4 menyatakan tawaran Raja Ahab yang ditolak oleh Nabot. Ayat 5-10 adalah tipu muslihat

Lebih terperinci

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan BAB I 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta dipandang sebagai tugas panggilan dari Allah, karenanya pendeta biasanya akan dihormati di dalam gereja dan menjadi panutan bagi jemaat yang lainnya. Pandangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya!

Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya! Tanda Binatang : Apa itu & Bagaimana menghindarinya! Kasih Yahuwah yang besar rindu pada anak-anak-nya di bumi. Dalam hikmat dan pengertian-nya yang tidak terbatas, Dia telah menyediakan sekilas pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

MENDENGARKAN HATI NURANI

MENDENGARKAN HATI NURANI Mengejawantahkan Keputusan Kongres Nomor Kep-IX / Kongres XIX /2013 tentang Partisipasi Dalam Partai Politik dan Pemilu Wanita Katolik Republik Indonesia MENDENGARKAN HATI NURANI Ibu-ibu segenap Anggota

Lebih terperinci

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat Kampungmuslim.org Di dalam al-quran, Adam adalah nama dari Nabi Adam [as]. Namun Adam juga digunakan al-quran untuk menyebut umat manusia. Atau manusia sebagai

Lebih terperinci

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA _ Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) Oleh : Ruth Dwi Rimina br Ginting 712007058

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan. Keadaan Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering mengalami masa krisis, misalnya saja krisis di bidang ekonomi, politik, keamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. H. Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1979, hlm

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. H. Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1979, hlm BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini pertanyaan perihal Siapa Allah? merupakan bagian dari sebuah problematika yang sangat sensitif begitu pun ketika kita berbicara mengenai iman,

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen Kode Mata Kuliah : UNU 203

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen Kode Mata Kuliah : UNU 203 1 KONTRAK PERKULIAHAN PAK MPK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 - SEMESTER GENAP 2014 10 Februari s/d 30 Mei 2014 Nama Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Yehezkiel: Manusia Penglihatan

Yehezkiel: Manusia Penglihatan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yehezkiel: Manusia Penglihatan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved

Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved Title: Preached by Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford University Copyright 2007, Pastor Melissa Scott. - all rights reserved KOMUNI (PERJAMUAN KUDUS) Disampaikan oleh Dr. w eugene SCOTT, PhD., Stanford

Lebih terperinci

Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari...

Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari... Pencari Kebenaran Bertanya: Ellen White Menjawab Bagian 1 Mencari... 18 Pertanyaan Penting yang Dijawab dari Tulisan Ellen White: Pertanyaan #1: Bagaimana saya memastikan telah dengan benar belajar Alkitab?

Lebih terperinci

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS BAB V REFLEKSI TEOLOGIS Menurut Kejadian 1:27, 1 pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan dengan keunikan masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan tidak hanya diberikan kewajiban saja, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.20 tahun 2003 juga memuat hakikat pendidikan yang menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. No.20 tahun 2003 juga memuat hakikat pendidikan yang menjadi tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pendidikan diselenggarakan untuk membebaskan manusia dari berbagai persoalan hidup yang membelenggunya. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah mitra kerja Tuhan Allah dalam mewujudkan rencana karya Tuhan Allah yaitu untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam memenuhi panggilan-nya tersebut,

Lebih terperinci