BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUKURAN DAN EVALUASI IT BALANCED SCORECARD 4.1 Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard Dalam membangun suatu kerangka IT Balanced Scorecard, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut: 1. Penyelarasan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan visi, misi dan strategi Divisi ICT. 2. Penyelarasan strategi ICT dengan perspektif IT Balanced Scorecard. 3. Penentuan tujuan dan ukuran strategis berdasarkan 4 perspektif IT Balanced Scorecard yang dituangkan dalam bentuk diagram fishbone. 4. Pembuatan strategy map untuk melihat bagaimana tujuan strategis pada tiap perspektif dapat mendukung strategi Divisi ICT. 5. Menentukan sasaran yang hendak dicapai pada masing-masing ukuran strategis. 6. Melakukan penghitungan berdasarkan data, kuesioner dan wawancara untuk mengetahui keadaan aktual dan pencapaian dari tiap ukuran dan tujuan strategis. 7. Melakukan penghitungan terhadap pencapaian tiap perspektif dan dituangkan dalam bentuk diagram layang-layang. 8. Melakukan evaluasi terhadap hasil penghitungan pada tiap-tiap tujuan dan ukuran strategis dari masing-masing perspektif. 86

2 Kerangka IT Balanced Scorecard pada PT.GARUDA INDONESIA dapat dilihat pada gambar Visi PT.GARUDA INDONESIA Visi Divisi ICT Misi PT.GARUDA INDONESIA Misi Divisi ICT Analisis SWOT Analisis CSF Strategi PT.GARUDA INDONESIA Strategi Divisi ICT Tujuan Strategis Perspekti f Kontribusi Perusahaan Perspekti f Orientasi Pengguna Perspektif Penyempurnaa n Operasional Perspekti f Orientasi Masa Depan Ukuran Strategis Strategi Map Sasaran St rat egis Penghitungan Pengukuran Evaluasi Akhir Gambar 4.1 Kerangka IT Balanced Scorecard

3 Penyelarasan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan dengan Visi, Misi dan Strategi Divisi ICT Langkah awal dari pembangunan IT Balanced Scorecard adalah menyelaraskan antara visi, misi perusahaan dengan visi, misi Divisi ICT seperti terlihat pada gambar 4.2

4 89 Visi Perusahaan Menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia yang berdaya saing Internasional. Visi Divisi ICT Menjadikan GIS sebagai IS Solution Provider untuk PT. GARUDA INDONESIA melalui solusi total dengan karyawan yang profesional. Misi Perusahaan Memberikan layanan dan jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa secara terpadu dan professional dan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Misi Divisi ICT Memberikan pelayanan dan jasa konsultasi di bidang sistem & teknologi informasi berstandar internasional serta menjadikan IS sebagai alat strategis perusahaan dalam manajemen, perencanaan strategis, keunggulan bersaing dan pengambilan keputusan. Strategi Perusahaan 1. Menata ulang kegiatan operasi dan manajemen agar kembali menjadi penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas layanan yang prima. 2. Menata ulang aspek bisnis agar seluruh penerbangan menjadi positif. 3. Menjadikan organisasi dan menejemen yang dibangun kembali efektif, sehingga perusahaan dapat berkembang sejajar dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya. 4. Meningkatkan operasi dari bisnis perusahaan agar mampu melayani penerbangan yang menjangkau penerbangan (destination) yang semakin luas di manca negara. Strategi Divisi ICT 1. Meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal. 2. Menyediakan infrasturktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. 3. Menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. 4. Meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala. Gambar 4.2 Penyelarasan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan dengan Visi, Misi, dan Strategi Divisi ICT

5 Penyelarasan Visi Perusahaan dan Visi Divisi ICT Dengan menjadikan Garuda Information System (GIS) sebagai penyedia solusi bagi kebutuhan sistem informasi PT. GARUDA INDONESIA maka Divisi ICT berusaha menyediakan suatu solusi melalui kualitas karyawan yang profesional sebagai suatu bentuk dukungan kepada PT. GARUDA INDONESIA agar menjadi perusahaan penerbangan utama di Indonesia yang memiliki daya saing internasional Penyelarasan Misi Perusahaan dan Misi Divisi ICT Dengan memberikan pelayanan dan jasa konsultasi di bidang sistem dan teknologi informasi yang berstandar internasional serta menjadikan IS (Information System) sebagai alat strategis perusahaan dalam manajemen, perencanaan strategis, keunggulan bersaing dan pengambilan keputusan maka Divisi ICT dapat mendukung perusahaan dalam memberikan layanan dan jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi ICT Penyelarasan antara strategi perusahaan dan strategi Divisi ICT adalah sebagai berikut: 1. Strategi pertama adalah menata ulang kegiatan operasi dan manajemen agar kembali menjadi penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas layanan yang prima. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan dukungannya dengan meningkatkan otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada

6 91 aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna dalam meminimalisasi kesalahan-kesalahan akibat aktivitas manual. 2. Strategi kedua adalah menata ulang aspek bisnis agar seluruh penerbangan menjadi positif. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan dukungannya dengan menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses operasional perusahaan. 3. Strategi ketiga adalah menjadikan organisasi dan menejemen yang dibangun kembali efektif, sehingga perusahaan dapat berkembang sejajar dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan dukungannya dengan menanggulangi semua gangguan ataupun resiko yang berpotensial dalam mengurangi kinerja sistem dan kualitas perusahaan secara tepat, efektif dan efisien. 4. Meningkatkan operasi dari bisnis perusahaan agar mampu melayani penerbangan yang menjangkau penerbangan (destination) yang semakin luas di manca negara. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan dukungannya dengan meningkatkan kompetensi ICT itu sendiri baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala. 4.3 Penyelarasan Strategi ICT dengan Perspektif IT Balanced Scorecard Setelah penyelarasan visi, misi dan strategi perusahaan dengan visi, misi dan strategi Divisi ICT, selanjutnya akan dilakukan penyelarasan terhadap strategi Divisi

7 ICT dengan 4 perspektif IT Balanced Scorecard. Penyelarasan ini untuk mendapatkan tujuan strategis yang sesuai untuk masing-masing strategi Divisi ICT. 92 Tabel 4.1 Penyelarasan Strategi ICT dengan Perspektif IT Balanced Scorecard IT Balanced Scorecard Strategi Tujuan Strategis Perspektif Kontribusi Meningkatkan Pengefektifitasan Perusahaan otomatisasi, mengurangi dan pengefisiensian kebergantungan pada biaya ICT-HCM aktivitas manual dengan menggunakan teknologi Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM yang handal. Menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. Menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. Meningkatkan kompetensi ICT baik

8 93 SDM infrastruktur, maupun serta melakukan pengembangan perencanaan strategi ICT secara berkala. Perspektif Orientasi Menanggulangi Peningkatan Pengguna gangguan ataupun kepuasan pengguna resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. Meningkatkan kompetensi ICT baik Peningkatan kompetensi pengguna Peningkatan hubungan kerjasama SDM maupun pengguna dengan infrastruktur, melakukan pengembangan perencanaan serta strategi divisi ICT-HCM Perspektif ICT secara berkala. Menanggulangi Peningkatan Penyempurnaan gangguan ataupun dukungan dan Operasional resiko yang berpotensial pemeliharaan ICT- secara tepat, efektif dan HCM

9 94 efisien. Menyediakan infrastruktur yang Pengoptimasian pengembangan ICT- HCM mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. Meningkatkan kompetensi ICT baik SDM infrastruktur, maupun serta melakukan pengembangan perencanaan strategi ICT secara berkala. Perspektif Orientasi Meningkatkan Peningkatan kualitas Masa Depan otomatisasi, mengurangi staf ICT-HCM kebergantungan pada Pelatihan staf ICT- aktivitas manual dengan menggunakan teknologi HCM Pengembangan yang handal. Meningkatkan sistem pemanfaatan dengan kompetensi ICT baik teknologi baru SDM maupun

10 95 infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi ICT secara berkala. Berikut adalah penjabaran masing-masing strategi Divisi ICT beserta tujuan strategis dari 4 perspektif IT Balanced Scorecard: a. Strategi ICT: meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal. Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu kontribusi perusahaan dan orientasi masa depan. 1. Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM Dengan meningkatnya otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal maka Divisi ICT dapat mengelola dan mengendalikan anggarannya sebaik mungkin untuk menjalankan fungsi bisnisnya khususnya Human Capital Management. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM adalah persentase realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan, persentase anggaran ICT-HCM yang terpakai.

11 96 2. Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru Dengan menggunakan teknologi yang handal dengan memanfaatkan teknologi baru, diharapkan Divisi ICT dapat mengembangkan sistem untuk meningkatkan otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual. Ukuran yang digunakan adalah frekuensi perusahaan dalam melakukan pengembangan sistem. b. Strategi ICT: menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu kontribusi perusahaan dan penyempurnaan operasional. 1. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM Dengan menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, diharapkan Divisi ICT dapat menunjukkan kontribusinya kepada perusahaan sebagai penunjang berjalannya proses bisnis perusahaan menjadi lebih baik. Ukuran strategis yang digunakan untuk melihat kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM adalah banyaknya jumlah program kerja yang terealisasi pada tiap tahun dan total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik. 2. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM Pengembangan ICT-HCM secara optimal dapat terpenuhi yaitu dengan tersedianya infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasioal. Ukuran yang digunakan adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek SAP HCM (skala kecil).

12 97 c. Strategi ICT: menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu kontribusi perusahaan, orientasi pengguna dan penyempurnaan operasional. 1. Peningkatan kepuasan pengguna Dengan adanya kemampuan Divisi ICT dalam menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien maka kepuasan pengguna terhadap kinerja Divisi ICT juaga akan semakin meningkat. Ukuran yang digunakan adalah persentase kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan, persentase kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM, dan persentase keluhan pengguna. 2. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM dapat dilakukan dengan menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. Ukuran yang digunakan adalah rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi, rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna, dan rata-rata waktu perbaikan apabila sistem mengalami down. d. Strategi ICT: meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastuktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala. Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, dan orientasi masa depan.

13 98 1. Peningkatan kompetensi pengguna Seiring dengan meningkatkan kompetensi pengguna dalam menjalankan fungsi bisnisnya maka diharapkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur akan meningkat pula dalam menunjang pengembangan strategi ICT. Ukuran yang digunakan adalah persentase tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan dan persentase kualitas pelatihan pengguna. 2. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM Dengan meningkatnya hubungan kerjasama antara staf ICT-HCM dengan pengguna diharapkan akan meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta dapat melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala. Ukuran yang digunakan adalah persentase keterlibatan hubungan kerjasama pengguna dengan Divisi ICT-HCM. 3. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM Untuk menghasilkan staf ICT-HCM yang berkualitas maka perlu dilakukannya peningkatkan kompetensi ICT-HCM baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala. Ukuran yang digunakan adalah persentase staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun dan persentase staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1. 4. Pelatihan staf ICT-HCM Untuk meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala maka perlu dilakukannya pelatihan bagi staf ICT-HCM. Ukuran yang digunakan adalah frekuensi pelatihan staf ICT-HCM.

14 Perancangan Hubungan Sebab Akibat Dalam merancang hubungan sebab akibat, terlebih dahulu akan dibuat diagram Fish Bone yang merupakan dasar dari pembangunan hubungan sebab akibat, yang menjelaskan penyebab-penyebab yang mungkin muncul dari masalah yang ingin dipecahkan. Setelah itu, akan dibuat hubungan sebab akibat dengan menghubungkan penyebab-penyebab yang ada dari keempat perspektif dalam bentuk diagram sebab akibat Diagram FishBone Keuntungan dalam menggunakan diagram FishBone adalah dapat dengan mudah menelusuri penyebab masalah, alasan terjadinya masalah, dampak dari masalah ataupun kondisi yang terjadi. Kemudian akan dihubungkan beberapa interaksi yang menyebabkan terjadinya dampak atau efek pada proses yang ada. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisa masalah yang terjadi, baru dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kami menganalisis proses bisnis ICT-HCM dan CSF ICT PT. GARUDA INDONESIA dan menemukan bahwa penyebab-penyebab masalah divisi ICT adalah: Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM Peningkatan kepuasan pengguna Peningkatan kompetensi pengguna Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM

15 100 Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM Peningkatan kualitas staf ICT-HCM Pelatihan staf ICT-HCM Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru Penyebab yang telah diidentifikasi tersebut kemudian akan dikelompokkan kedalam keempat perspektif IT Balanced Scorecard. Pengelompokkan penyebab-penyebab tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perspektif Kontribusi Perusahaan Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif kontribusi perusahaan adalah sebagai berikut: Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM 2. Perspektif Orientasi Pengguna Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif orientasi pengguna adalah sebagai berikut: Peningkatan kepuasan pengguna Peningkatan kompetensi pengguna Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM 3. Perspektif Penyempurnaan Operasional Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif penyempurnaan operasional adalah sebagai berikut: Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM

16 101 Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM 4. Perspektif Orientasi Masa Depan Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif orientasi masa depan adalah sebagai berikut: Peningkatan kualitas staf ICT-HCM Pelatihan staf ICT-HCM Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru Setelah dikelompokkan ke dalam empat perspektif IT Balanced Scorecard, selanjutnya dibuat gambar fishbone bagi keseluruhan perusahaan dan pada masing-masing perspektif untuk melihat keterkaitan tiap tujuan pada masing-masing perspektif dengan tujuan perusahaan. (lihat gambar 4.3 hingga gambar 4.7)

17 102 Kontribusi Perusahaan Penyempurnaan Operasional Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM Peningkatan kepuasan pengguna Peningkatan kompetensi pengguna Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT- HCM Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru Peningkatan kualitas staf ICT-HCM Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM Pelatihan staf ICT-HCM 1. Meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal. 2. Menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. 3. Menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien. 4. Meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala Orientasi Pengguna Orientasi Masa Depan Gambar 4.3 Diagram Fishbone

18 103 Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik % Anggaran ICT HCM yang terpakai Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun Kontribusi Perusahaan Kontribusi fungsi bisnis Gambar 4.4 Perspektif Kontribusi Perusahaan Peningkatan kepuasan pengguna Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan % Keluhan pengguna % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru % Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan Orientasi Pengguna % Kualitas pelatihan pengguna Peningkatan kompetensi pengguna Gambar 4.5 Perspektif Orientasi Pengguna

19 Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT- HCM Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Penyempurnaan Operasional 104 Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM Gambar 4.6 Perspektif Penyempurnaan Operasional Peningkatan kualitas staf ICT- HCM % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem Orientasi Masa Depan Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM Pelatihan staf ICT-HCM Gambar 4.7 Perspektif Orientasi Masa Depan

20 Strategy Map Pada strategy map akan dijelaskan hubungan sebab akibat antara tujuan strategis ICT dengan empat perspektif IT Balanced Scorecard. Setiap hubungan sebab akibat dalam tiap perspektif harus dapat menyebabkan tercapainya kontribusi terhadap perusahaan dan mendukung strategi yang ada pada Divisi ICT. Berikut adalah gambar hubungan sebab akibat dari tiap perspektif.

21 106 Gambar 4.8 Strategy Map Keterangan gambar hubungan sebab akibat: 1. Pelatihan terhadap staf ICT-HCM yang dilakukan secara efektif dan berkala akan meningkatkan kualitas staf ICT-HCM.

22 Dengan meningkatnya kualitas staf ICT-HCM dalam memahami sistem yang ada dapat meningkatkan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM. 3. Pengembangan sistem sebaiknya dilakukan mengikuti perkembangan teknologi yang ada guna mengoptimalkan pengembangan ICT-HCM. 4. Dalam pengembangan sistem dan teknologi baru dibutuhkan kerjasama antara pengguna dan staf ICT-HCM untuk mendapatkan hasil proyek yang maksimal. 5. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM yang baik berpengaruh terhadap pengendalian biaya ICT-HCM yang lebih efektif dan efisien. 6. Dengan adanya pengembangan ICT-HCM yang lebih optimal dan user-friendly akan meningkat pula kepuasan dari pengguan akhir. 7. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM memerlukan kerjasama antara pengguna dan staf ICT-HCM. 8. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara pengguna dan staf ICT-HCM secara otomatis pengetahuan yang didapat pengguna akan bertambah begitu pula kompetensinya akan meningkat. 9. Peningkatan kepuasan yang dirasakan pengguna akan meningkatkan keahlian dan kompetensi pengguna. 10. Meningkatnya kompetensi pengguna menyebabkan kontribusi fungsi bisnis perusahaan pun berjalan dengan baik dan optimal. 11. Kontribusi fungsi bisnis akan berjalan dengan lancar dan sebagaimana fungsinya jika gangguan ataupun resiko yang berpotensial ditanggulangi secara tepat, efektif dan efisien.

23 Kontribusi fungsi bisnis dapat ditingkatkan dengan tanggap perusahaan akan penyediaan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional. 13. Peningkatan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur dan pengembangan perencanaan strategi ICT perlu dilakukan secara berkala untuk tetap dapat melakukan kontribusi fungsi bisnis dengan baik. 14. Agar tercipta peningkatan otomatisasi sistem serta pengurangan kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal, dilakukan penggunaan ICT secara efektif dan efisien. 4.6 Ukuran Strategis dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard Ukuran strategis diperoleh dari penjabaran masing-masing tujuan strategis IT Balanced Scorecard menjadi beberapa ukuran. Setiap ukuran strategis harus memiliki suatu sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan, yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Ukuran Strategis Sasaran Strategis Perspektif Kontribusi Perusahaaan A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan 0,005% A2. % Anggaran ICT-HCM yang terpakai 10% B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun 4 program kerja B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik 5 aplikasi Perspektif Orientasi Pengguna A. Peningkatan kepuasan pengguna A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan 90% A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM 75% A3. % Keluhan pengguna 90% B. Peningkatan kompetensi pengguna B1. % Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan 80%

24 109 B2. % Kualitas pelatihan pengguna 90% C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru 75% Perspektif Penyempurnaan Operasional A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi 1jam A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Real time A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down 10 menit B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) 4 bulan Perspektif Orientasi Masa Depan A. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun 100% A2. % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 100% B. Pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM 5 kali setiap tahun C. Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem SAP HCM setiap 5 tahun Tabel 4.2 Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard 1. Perspektif Kontribusi Perusahaan Ukuran dan sasaran dari perspektif kontribusi perusahaan adalah: A. Tujuan strategis: pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM A1. Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan besar anggaran ICT- HCM tiap tahun yang disetujui perusahaan. Pengukuran dilakukan dengan membandingan anggaran ICT-HCM yang diusulkan terhadap anggaran yang disetujui perusahaan. Sasaran strategis: 0,005%

25 110 A2. Anggaran ICT-HCM yang terpakai Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar biaya ICT-HCM yang digunakan dalam melakukan pengembangan teknologi dan aplikasi ICT terkait SAP HCM. Sasaran strategis: 10% B. Tujuan strategis: kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Peningkatan program kerja ICT-HCM per tahun Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar kontribusi Divisi ICT-HCM terhadap perusahaan, dilihat dari apakah program kerja yang telah ditetapkan untuk satu tahun dapat terlaksana atau tidak. Sasaran strategis: 4 program kerja B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan kontribusi Divisi ICT- HCM dengan menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dalam memantau kinerja perusahaan yang terkait dengan Human Capital Management (HCM). Sasaran strategis: 5 aplikasi 2. Perspektif Orientasi Pengguna Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi pengguna adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan kepuasan pengguna A1. Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan

26 111 Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap laporan yang dihasilkan dalam mendukung pekerjaan. Sasaran strategis: 90% A2.Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja SAP HCM dalam membantu menyelesaikan pekerjaan. Sasaran strategis: 75% A3. Keluhan pengguna Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar keluhan pengguna yang ditanggapi Divisi ICT terhadap penggunaan sistem SAP HCM. Sasaran strategis: 90% B. Tujuan strategis: peningkatan kompetensi pengguna B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering pengguna diberikan pelatihan guna meningkatkan kemampuan pengguna dilihat dari frekuensi pelatihan yang diberikan tiap tahun. Sasaran strategis: 80% B2. Kualitas pelatihan pengguna Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar manfaat pelatihan yang diberikan terhadap pengguna. Sasaran strategis: 90%

27 112 C. Tujuan strategis: peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT C1. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Divisi ICT- HCM bekerja sama dengan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru. Sasaran strategis: 75% 3. Perspektif Penyempurnaan Operasional Ukuran dan sasaran dari perspektif penyempurnaan operasional adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui keefektifitasan kerja Divisi ICT-HCM dalam mengatasi masalah aplikasi yang terjadi tanpa memakan waktu yang lama. Hal ini akan berdampak pada kualitas pemeliharaan ICT- HCM. Sasaran strategis: 1jam A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik dukungan dan kualitas pemeliharaan ICT-HCM dalam menjawab pertanyaan pengguna tentang permasalahan ICT-HCM. Sasaran strategis: Real time A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa lama sistem yang mengalami down dapat ditangani, hal ini terkait dengan kualitas infrastruktur ICT-HCM.

28 113 Sasaran strategi: 1 menit B. Tujuan strategis: pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui apakah pengerjaan proyek SAP HCM telah dilakukan secara optimal dan tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan. Sasaran strategi: 4 bulan 4. Perspektif Orientasi Masa Depan Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi masa depan adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpengalaman kerja minimal selama 3 tahun. Hal ini berkaitan dengan kualitas staf ICT-HCM. Sasaran strategis: 100% A2. Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1. Sasaran strategis: 100% B. Tujuan strategis: pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi pelatihan terhadap staf ICT-HCM guna meningkatkan kemampuannya

29 114 dalam menggunakan SAP HCM dan membantu dalam pemecahan masalah yang ada. Sasaran strategis: 5 kali tiap tahun C. Tujuan strategis: peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering perusahaan melakukan pengembangan sistem SAP HCM guna mendukung proses operasi perusahaan dan tetap mengikuti perkembangan zaman. Sasaran strategis: setiap 5 tahun 4.7 Pengukuran IT Balanced Scorecard Setelah mengetahui ukuran strategis dan sasaran strategis dari tiap perspektif IT Balanced Scorecard, maka pengukuran IT Balanced Scorecard dapat dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbandingan tiap tujuan strategis dengan kondisi yang ada pada perusahaan saat ini. Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja Divisi ICT-HCM dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengambilan data secara langsung, interview dan kuesioner. Tabel 3.3 Menunjukkan cara perolehan informasi untuk melakukan pengukuran. Instrumen Ukuran Strategis Pengukuran Perspektif Kontribusi Perusahaaan D I K A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan X A2. % Anggaran ICT-HCM yang terpakai X B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun X B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik X

30 115 Perspektif Orientasi Pengguna D I K A. Peningkatan kepuasan pengguna A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan X A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM X A3. % Keluhan pengguna X B. Peningkatan kompetensi pengguna B1. % Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan X B2. % Kualitas pelatihan pengguna X C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru X Perspektif Penyempurnaan Operasional D I K A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi X A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna X A.3 Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down X B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) X Perspektif Orientasi Masa Depan D I K A. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun X X A2. % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 X X B. Pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM X C. Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem SAP HCM X Keterangan: D : Data Tabel 4.3 Cara Perolehan Informasi I : Interview K : Kuesioner

31 Hasil Pengukuran Kinerja Divisi ICT-HCM Pengukuran terhadap kinerja Divisi ICT-HCM dilakukan dengan mengumpulkan data aktual perusahaan. Perolehan informasi dapat dilakukan dengan melakukan pengambilan data secara langsung, interview, dan kuesioner. Setelah data dikumpulkan maka akan dilakukan perhitungan pencapaian terhadap sasaran dari masing-masing ukuran strategis Perhitungan pada Perspektif Kontribusi Perusahaan Berikut adalah perhitungan terhadap tujuan dan ukuran yang ada pada perspektif kontribusi perusahaan: A. Tujuan strategis: pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT- HCM A1. Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan Untuk mengetahui besarnya anggaran ICT-HCM yang disetujui perusahaan terhadap anggaran yang diusulkan oleh Divisi ICT-HCM, informasi ini diperoleh dari hasil interview kepada SM IT Planning & Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 1 dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa persentase budget dari seluruh anggaran Divisi ICT yang disetujui perusahaan dalam melakukan penelitian dan pengembangan SAP HCM? Karena data keuangan tersebut bersifat rahasia, maka akan disajikan dalam bentuk persentase.

32 117 Untuk tahun 2009, anggaran direncanakan akan disetujui perusahaan sebesar 0,005% dan baru terealisasi sampai bulan September adalah sebesar 0,00275%. Sasaran strategis : 0,005% Kondisi aktual : 0,00275% Pencapaian : 100% Keterangan : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. A2. Anggaran ICT-HCM yang terpakai Untuk mengetahui besarnya anggaran ICT-HCM yang digunakan, informasi ini diperoleh dari hasil interview kepada SM IT Planning & Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 2 dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa persentase besarnya pemakaian dana dari jumlah yang dianggarkan Divisi ICT-HCM sampai dengan bulan September 2009? Karena data keuangan tersebut bersifat rahasia, maka akan disajikan dalam bentuk persentase. Sasaran strategis : 10% Sasaran hingga bulan September 09 : 9/12 x 10% = 7,5% Kondisi aktual : 5,35% Pencapaian : 100%

33 118 Keterangan : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. B. Tujuan strategis: kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun Untuk mengetahui jumlah program kerja yang sudah dicapai Divisi ICT- HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM IT Planning & Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 3 dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa banyak jumlah program kerja terencana yang telah diselesaikan oleh Divisi ICT-HCM dalam waktu satu tahun? Dalam agenda kerja tahun 2009, direncanakan 4 program kerja yang akan dilaksanakan oleh Divisi ICT-HCM dan baru terlaksana 3 program kerja sampai bulan September Sasaran strategis Kondisi aktual : 4 program kerja : 3 program kerja Pencapaian : 3/4 x 100% = 75% Keterangan : 3 program kerja yang telah terlaksana yaitu pengembangan infrastruktur LAN (IP VPN dan IP telephony, SITA), implementasi New Passanger Revenue Accounting Application & Passanger Revenue Information system (using Business Object),

34 119 implementasi SAP/Business Intelligence & HC data warehouse, BSC (Balanced Scorecard), dan PMS (Performance Management System. B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik Untuk mengetahui jumlah aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik dalam membantu pengambilan keputusan, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM IT Planning & Governance dalam butir pertanyaan no 4 dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa jumlah aplikasi (HCM) yang digunakan oleh pihak manajemen strategik perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawabnya? Sasaran strategis Kondisi aktual Pencapaian : 5 aplikasi : 5 aplikasi : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. Keterangan : talent review and calibration, Remote HR, Enhance Module HR, employee adminstration, dan organization management.

35 120 Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif kontribusi perusahaan: Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Perspektif Kontribusi Perusahaan Tujuan Strategis A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM Ukuran Strategis Sasaran Strategis Kondisi Aktual Pencapaian A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan 0,005% 0,00275% 100% A2. % Anggaran ICT- HCM yang terpakai 10% B1. Peningkatan program kerja ICT- HCM per tahun 5,35% (sampai Sept'09) 100% Total 200% Rata-rata 100% 4 rencana kerja 3 rencana kerja 75% B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik 5 aplikasi 5 aplikasi 100% Total 175% Rata-rata 87,5% Total rata-rata 187,5% Rata-rata seluruh 93,75% Perspektif Orientasi Pengguna Pada perspektif orientasi pengguna terdapat pengolahan kuesioner, dimana populasi yang dipilih sebagai responden dalam pengambilan data melalui kuesioner adalah superuser dari SAP HCM pada PT.GARUDA INDONESIA yang berjumlah 15 orang. Setiap pertanyaan memiliki empat pilihan jawaban yaitu A-B-C-D. Skala yang digunakan adalah dengan empat pilihan jawaban dan perhitungannya dilakukan dengan pembobotan bagi tiap jawaban. Pembobotan yang dilakukan adalah jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2, jawaban D bernilai 1.

36 121 Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi pengguna adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan kepuasan pengguna A1. Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan. Pengukuran persentase aplikasi SAP HCM dapat mendukung pekerjaan, dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 1 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan dalam aplikasi SAP HCM? a. Sangat puas b. Puas c. Kurang puas d. Tidak puas Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 Hasil: Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 41 Tabel 4.5 Hasil kuesioner no 1 perspektif orientasi pengguna Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4) Hasil: 41/15 = 2,73

37 122 2,73 x 25% = 68,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (68,25/90) x 100% = 75,83% A2. Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM Pengukuran tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 2 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM? a. Sangat puas (aplikasi SAP HCM mudah dimengerti dan dapat mendukung pekerjaan) b. Puas (aplikasi SAP HCM dapat dimengerti dan dapat mendukung pekerjaan) c. Cukup puas (aplikasi SAP HCM sulit dimengerti) d. Tidak puas (aplikasi SAP HCM tidak dimengerti) Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 44 Tabel 4.6 Hasil kuesioner no 2 perspektif orientasi pengguna

38 123 Sasaran strategis: 75% (4 dari skala 4) Hasil: 44/15 = 2,93 2,93 x 25% = 73,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (73,25/75) x 100% = 97,67% A3. Keluhan pengguna Pengukuran terhadap keluhan pengguna yang ditanggapi oleh Divisi ICT terhadap penggunaan aplikasi SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 3 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Seberapa sering keluhan pengguna ditanggapi oleh Divisi ITC-HCM berkaitan dengan penggunaan aplikasi SAP HCM? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 40 Tabel 4.7 Hasil kuesioner no 3 perspektif orientasi pengguna

39 124 Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4) Hasil: 40/15 = 2,67 2,67 x 25% = 66,75% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (66,75/90) x 100% = 74,17% B. Tujuan strategis: peningkatan kompetensi pengguna B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan Pengukuran terhadap total pelatihan yang diberikan terhadap pengguna dalam satu tahun terkait dengan penggunaan SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 4 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Seberapa sering pengguna diberikan pelatihan yang berkaitan dengan penggunaan SAP HCM dalam satu tahun? a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1

40 125 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 30 Tabel 4.8 Hasil kuesioner no 4 perspektif orientasi pengguna Sasaran strategis: 80% (4 dari skala 4) Hasil: 30/15 = 2 2 x 25% = 50% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (50/80) x 100% = 62,5% B2. Kualitas pelatihan pengguna Pengukuran terhadap kualitas pelatihan yang diberikan terhadap pengguna dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 5 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Apakah pelatihan yang diberikan terhadap pengguna dapat membantu dalam mendukung pekerjaan pengguna? a. Sangat membantu b. Membantu c. Kurang membantu d. Tidak membantu Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1

41 126 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 48 Tabel 4.9 Hasil kuesioner no 5 perspektif orientasi pengguna Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4) Hasil: 48/15 = 3,2 3,2 x 25% = 80% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (80/90) x 100% = 88,89% C. Tujuan strategis: peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM C1. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru Pengukuran tingkat keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru terkait dengan SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 6 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut: Seberapa sering pengguna dilibatkan dalam proyek pengembangan baru terkait dengan SAP HCM? (memberikan ide/masukan, tanggapan, dll) a. Selalu b. Sering

42 127 c. Jarang d. Tidak pernah Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 Pilihan Jawaban Jumlah Responden Nilai Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai) A B C D Abstain Total 35 Tabel 4.10 Hasil kuesioner no 6 perspektif orientasi pengguna Sasaran strategis: 75% Hasil: 35/15 = 2,33% 2,33 x 25% = 58,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%) Pencapaian: (58,25/75) x 100% = 77,67% Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi pengguna: Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran A. Peningkatan kepuasan pengguna B. Peningkatan kompetensi pengguna Kondisi Aktual Pencapaian A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan 90% 68,25% 75,83% A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP 75% 73,25% 97,67% A3. % Keluhan pengguna 90% 66,75% 74,17% Total 247,67% Rata-rata 82,56% B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan 80% 50% 62,5% B2. % Kualitas pelatihan pengguna 90% 80% 88,89% Total 151,39%

43 128 C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM Rata-rata 75,7% C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru 75% 58,25% 77,67% Total 77,67% Rata-rata 77,67% Total rata-rata 235,93% Rata-rata seluruh 78,64% Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Pengguna Perspektif Penyempurnaan Operasional Ukuran dan sasaran dari perspektif penyempurnaan operasional adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT- HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada dalam aplikasi SAP HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 5 dalam perspektif penyempurnaan operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah terhadap aplikasi SAP HCM? Sasaran strategis Kondisi aktual : 1jam : real time (masalah yang ada terhadap aplikasi SAP HCM diatasi secara langsung)

44 129 Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penguna terkait dengan penggunaan dan masalah yang ada dalam aplikasi SAP HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 6 dalam perspektif penyempurnaan operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna seputar penggunaan aplikasi SAP-HCM? Sasaran strategis Kondisi aktual Pencapaian : Real time : Real time : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan apabila sistem SAP HCM mengalami down, informasi ini diperoleh dengan melakukan pengambilan data yang diperoleh dari SM IT Planning & Governance. Sasaran strategi : 1 menit

45 130 Kondisi aktual Pencapaian : 1 menit : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh 100%. Keterangan : dalam PT.GARUDA INDONESIA terdapat ketentuan SLA (Service Level Agreement) sebesar 99,8%. Artinya hanya boleh 0,2% yang mengalami down. Akumulasi down yang terjadi dalam PT.GARUDA INDONESIA adalah kurang lebih sebesar 6 jam (360 menit) dalam satu tahun. Diasumsikan 1 bulan = 30 hari, maka perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengatasi down per hari = (360/12) / 30 = 1 menit. Berikut adalah dokumen mengenai SLA yang terjadi selama tahun 2009:

46 131 B. Tujuan strategis: pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek SAP HCM (skala kecil), informasi ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui pengambilan data yang diperoleh dari SM IT Planning & Governance. Berikut adalah data yang diperoleh: N o Tahapan 1 Preparation Conceptual 2 Design 3 Detail Design 4 Test User Acceptance 5 Life 6 After Life Support Bulan ke- 1 Bulan ke- 2 Bulan ke- 3 Bulan ke- 4 Bulan ke Tabel 4.12 Gantt chart Proyek SAP HCM (skala kecil) Sasaran strategi : 4 bulan Kondisi aktual Penyimpangan : 4,5 bulan : 4,5 bulan 4 bulan = 0,5 bulan Pencapaian : 100% - (0,5/4 x 100%) = 87,5% Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi penyempurnaan operasional: Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Kondisi Aktual Pencapaian

47 132 A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi 1 jam Real time 100% A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Real time Real time 100% A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down 10 menit 1 menit 100% Total 300% Rata-rata 100% B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) 4 bulan 4,5 bulan 87,5% Total 87,5% Rata-rata 87,5% Total rata-rata 187,5% Rata-rata seluruh 93,75% Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Perspektif Penyempurnaan Operasional Perspektif Orientasi Masa Depan Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi masa depan adalah: A. Tujuan strategis: peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun Untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 9 dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa persentase jumlah staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun?

48 133 Sasaran strategis : 100% Kondisi aktual : hanya 3 orang, dari total 6 orang Pencapaian : 50% Keterangan : jumlah staf ICT-HCM berjumlah 6 orang dan yang berpengalaman minimal 3 tahun berjumlah 3 orang. Maka pencapaian yang diperoleh adalah 3/6 x 100% = 50% Berikut adalah data yang diperoleh: No. Nama Pendidikan Lama Bekerja Jabatan 1 Rusnendar STM 21 tahun SC. Personnel Administration Application 2 Roedy Sukaton S 1 17 tahun SC. Personnel Development Application 3 Budi Setyono D 3 17 tahun System Analyst 4 Hanif Rahma H. S 1 2 tahun System Programmer 5 Ryan Octavianus S 1 2 tahun System Programmer 6 Dadhi W. S 1 1 tahun System Programmer A2. Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 Untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 10 dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa persentase jumlah staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1? Sasaran strategis : 100% Kondisi aktual : hanya 5 orang, dari total 6 orang Pencapaian : 83,33%

49 134 Keterangan : jumlah staf ICT-HCM berjumlah 6 orang dan yang berpendidikan minimal S1 berjumlah 5 orang. Maka pencapaian yang diperoleh adalah 5/6 x 100% = 83,33% Berikut adalah data yang diperoleh: No. Nama Pendidikan Lama Bekerja Jabatan 1 Rusnendar STM 21 tahun SC. Personnel Administration Application 2 Roedy Sukaton S 1 17 tahun SC. Personnel Development Application 3 Budi Setyono D 3 17 tahun System Analyst 4 Hanif Rahma H. S 1 2 tahun System Programmer 5 Ryan Octavianus S 1 2 tahun System Programmer 6 Dadhi W. S 1 1 tahun System Programmer B. Tujuan strategis: pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM Untuk mengetahui jumlah pelatihan yang dilakukan oleh staf ICT-HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 11 dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut: Berapa jumlah frekuensi pelatihan terhadap staf ICT-HCM yang dilakukan setiap tahun? Sasaran strategis Kondisi aktual : 5 kali tiap tahun : 40jam / tahun Pencapaian : 100% Keterangan : dalam PT.GARUDA INDONESIA ditargetkan untuk setiap staf ICT-HCM melakukan pelatihan sebanyak 40jam / tahun. Diasumsikan setiap staf ICT-HCM setiap kali melakukan pelatihan

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang muncul dewasa ini mencerminkan semakin bertambahnya pengetahuan dan kecerdasan manusia dari masa ke masa. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner KUESIONER PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

LAMPIRAN 1. Kuesioner KUESIONER PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA L - 1 LAMPIRAN 1 Kuesioner KUESIONER PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA Dengan hormat, Dengan ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan di bawah ini guna membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan pada tahun 1990 oleh ahli Amerika Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat membantu individu maupun perusahaan agar arus informasi berjalan cepat, tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat membantu individu maupun perusahaan agar arus informasi berjalan cepat, tepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kecanggihan dunia teknologi yang ada saat ini, tuntutan akan arus informasi yang cepat dan akurat menjadi semakin tinggi. Teknologi Informasi (TI) sangat membantu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat perkembangan persaingan bisnis pun semakin meningkat. Dan untuk menghadapi persaingan tersebut, para usahawan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT. NOAH ARKINDO)

PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT. NOAH ARKINDO) Universitas Bina Nusantara Jurusan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004 /2005 PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT. NOAH ARKINDO)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman. Sehubungan dengan hal ini, semua perusahaan yang bersaing berlomba-lomba untuk menerapkan

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN

EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN EVALUASI IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE PLANNING DENGAN PENDEKATAN METODE IT BALANCED SCORECARD PADA PT. PINDAD (PERSERO) (Studi Kasus : SAP Modul Material Manajemen Pada Fungsi Pengadaan) Eri Irawan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Komputer Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2003 / 2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Komputer Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2003 / 2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Komputer Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2003 / 2004 PEMBANGUNAN DAN PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PADA PT. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA ANASTA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansu Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansu Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansu Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 PENGUKURAN KINERJA DIVISI ICT DENGAN METODE IT BALANCED

Lebih terperinci

2.1. Visi dan Misi...11

2.1. Visi dan Misi...11 ABSTRAK Dalam penulisan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard, penelitian diadakan pada Perusahaan Jasa Transportasi XTrans Cabang Bandung. Selama

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA

LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI. Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA L 1 LAMPIRAN 1 KUESIONER PT. GHI Tolong tebalkan pilihan yang menurut Anda paling benar! PENGUKURAN IT BALANCED SCORECARD PERSPEKTIF ORIENTASI PENGGUNA Parameter: Keterlibatan Pengguna 1. Berapa sering

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat

Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan Balanced Scorecard untuk pengukuran kinerja organisasi berdasarkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA E-PROCUREMENT PADA DIVISI PENGADAAN PT. GARUDA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD. Skripsi

ANALISA KINERJA E-PROCUREMENT PADA DIVISI PENGADAAN PT. GARUDA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD. Skripsi ANALISA KINERJA E-PROCUREMENT PADA DIVISI PENGADAAN PT. GARUDA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD Skripsi Oleh : Feisal Rahmady 0900833644 FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI PT.WHITE HORSE CERAMIC INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : FENNY LAYARIYANTI SURANA 0634010224 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Triana Maya Linggadewi Kurniawan Sidik Purnomo Fransisca Kelas 08 PBA / Kelompok 05

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Triana Maya Linggadewi Kurniawan Sidik Purnomo Fransisca Kelas 08 PBA / Kelompok 05 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2005 PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN TI MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 7 ISSN : Pekanbaru, 11 November 2015

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 7 ISSN : Pekanbaru, 11 November 2015 Evaluasi Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Pembangunan (Simonep) dengan Pendekatan It Balanced Scorecard (Studi Kasus : Kantor Bappeda Kabupaten Karimun) Idria Maita 1,Rudi Fithriansyah 2 Jurusan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PEMBANGUNAN IT BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI PT. ASURANSI INDRAPURA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PEMBANGUNAN IT BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI PT. ASURANSI INDRAPURA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2003/2004 PEMBANGUNAN IT BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENGUKURAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi teknologi sudah semakin berkembang pesat. Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki teknologi informasi yang berperan dalam mendukung perkembangan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom yang cikal bakal pembentukannya berasal dari Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom) telah membuktikan kehandalannya dalam melahirkan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya

BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya BAB IV Rencana Implementasi & Kebutuhan Sumber Daya 4.1. Rencana Implementasi Setelah rancangan sistem manajemen kinerja dibuat berikut dengan program strategis agar tolok ukur yang telah ditetapkan dapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan strategi salah satu unit bisnis utama di bank DKI yaitu unit GKK (Grup Komersial dan Korporasi).Pentingnya penyusunan

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi (TI) yang terus berkembang memberi berbagai kemudahan bagi banyak dunia bisnis dalam meningkatkan efisiensi. Manfaatnya yang besar khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGUKURAN KINERJA DIVISI IT DENGAN METODE IT BALANCED SCORECARD PADA PT PERTAMINA (PERSERO) Daniel Pranoto ( )

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGUKURAN KINERJA DIVISI IT DENGAN METODE IT BALANCED SCORECARD PADA PT PERTAMINA (PERSERO) Daniel Pranoto ( ) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004/2005 PENGUKURAN KINERJA DIVISI IT DENGAN METODE IT BALANCED SCORECARD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat membantu Klinik Bina Insan Sehat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, seiring dengan perkembangan perangkat keras komputer, perangkat lunak juga mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Pengantar System Analyst. Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengantar System Analyst Ir. Hendra,M.T., IPP Dosen STMIK IBBI Definisi System Himpunan dari elemen-elemen yang berinteraksi satu sama yang lain untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia yang sangat cepat, khususnya Indonesia mengakibatkan lingkungan bisnis semakin kompetitif, manajemen organisasi yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGUKURAN KINERJA TERHADAP DIVISI TI PADA PT. HYUNDAI

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, organisasi semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Information Technology (IT).Kunci

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini, diasumsikan bahwa perbaikan dan perubahan organisasi tergantung pada analisis internal dan eksternal, gambaran proses bisnis, persiapan program

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar III-1 dan gambar III-2. Gambar III-1 menunjukkan gambar dari flow diagram penentuan dan analisa masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernyataan visi dan misi suatu organisasi menurut Imelda (2004) merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam era globalisasi semakin lama semakin ketat, ditambah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam era globalisasi semakin lama semakin ketat, ditambah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Persaingan dalam era globalisasi semakin lama semakin ketat, ditambah dengan perkembangan yang pesat dalam bidang Information System and Technology. Pada beberapa

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja System Application and Product (SAP) Pada Wilmar Group Plantation Pontianak

Pengukuran Kinerja System Application and Product (SAP) Pada Wilmar Group Plantation Pontianak Cogito Smart Journal/VOL. 1/NO. 1/DESEMBER 2015IJCCS ISSN: 197 33 Pengukuran Kinerja System Application and Product (SAP) Pada Wilmar Group Plantation Pontianak Diana Fitriani STMIK Pontianak; Jl. Merdeka

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis dan perencanaan sistem informasi dan teknologi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis dan perencanaan sistem informasi dan teknologi 165 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan. Dari hasil analisis dan perencanaan sistem informasi dan teknologi informasi terhadap Smartfren, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kesuksesan tersebut, terdapat beberapa kriteria sebagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kesuksesan tersebut, terdapat beberapa kriteria sebagai indikator BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesuksesan merupakan salah satu tujuan dalam suatu organisasi. Namun untuk mencapai kesuksesan tersebut, terdapat beberapa kriteria sebagai indikator kesuksesan. Menurut

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD SLEMAN UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA SISTEM

AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD SLEMAN UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA SISTEM AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD SLEMAN UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA SISTEM Beni Suranto 1, Farah Fauziyah Hanum, Kholid Haryono 3 1,,3 Jurusan Teknik Informatika Universitas islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era data digital saat ini teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dukungan operasional bagi perusahaan yang mana itu adalah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA APLIKASI MICRO BANKING SYSTEM MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA APLIKASI MICRO BANKING SYSTEM MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD KNSI2014-27 PENGUKURAN KINERJA APLIKASI MICRO BANKING SYSTEM MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD Sandy Kosasi Program Studi Sistem Informasi STMIK Pontianak sandykosasi@yahoo.co.id & sandykosasi@stmikpontianak.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. BAB V RENCANA AKSI Setelah menganalisa semua aspek yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan bisnis KAP Chandra, satu hal yang tersisa adalah penerapannya dalam dunia nyata. Untuk dapat menerapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Bank Jabar sebagai salah satu bank umum komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak 1960 dan telah dinasionalisasikan dari Pemerintahan Belanda merasakan persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bandung adalah salah satu kota wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang, bisnis akomodasi di Kota bandung pun semakin berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan. Adapun model penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Proses Bisnis Lama SMM ISO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun 47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN ANALISIS. Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan

BAB 3 DATA DAN ANALISIS. Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan BAB 3 DATA DAN ANALISIS 3.1 Arahan Strategi Bisnis Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan sekarang, khususnya pada Human Resource Department (HRD) Bank XYZ. Analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari pengerjaan tugas akhir, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari pengerjaan tugas akhir, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 6.1 Kesimpulan BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil dari pengerjaan tugas akhir, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan studi literatur maka ruang lingkup pengerjaan portofolio aplikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. GHI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi handphone dan kartu perdana, pertama

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Segala sesuatu kebutuhan manusia sudah dapat dikomputerisasikan menjadi teknologi yang dapat mempermudah segala

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2003 / 2004 PENGUKURAN KINERJA PADA DEPARTEMEN TI DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED

Lebih terperinci

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi balanced scorecard dimana balanced scorecard memiliki empat perspektif strategi, yaitu

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan semakin menyadari manfaat potensial yang dihasilkan oleh Teknologi Informasi (TI). Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah mengimplementasikan BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja secara efektif, dimulai dari perencanaan, penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja perusahaan khususnya PT. Telkom Indonesia,Tbk divisi cis. Dengan adanya pengukuran kinerja, perusahaan dapat melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menerapkan strategi yang tepat agar keinginan pelanggan terpenuhi, salah satu faktor untuk menerapkan strategi

Lebih terperinci