DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika Kelompok merupakan seperangkat konsep yang dapat dipergunakan untuk melukiskan proses-proses kelompok. Konsep dinamika kelompok dipergunakan sebagai kerangka acuan dalam mempelajari kegiatan kelompok, selanjutnya apabila diperlukan dapatmengambil langkah-langkah guna memperbaiki proses-proses dalam kelompok, sehingga dapatmeningkatkan kualitas dari suatu kelompok. Dinamika Kelompok termasuk bidang Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya ilmu tentang perilaku manusia. Pada mulanya konsep ini mumuncul karena kebanyak kelompok pada waktu itu dalam bekerjasama dirasa belum memuaskan. Penyebabnya adalah adanya penonjolankepentingan perseorangan dalam bekerjasama pada suatu kelompok. Untuk itu perlu peleburansebagian pendapat individu dalam rangka menciptakan pendapat kelompok. Dalam peleburanpendapat tersebut hendaknya proses yang terjadi penuh pengertian dan kesadaran setiap anggota kelompok.. Atas gagasan tersebut muncul ilmu tentang pelatihan ketrampilan hubungan manusia. Dalam perkembangannya ilmu tentang pelatihan ketrampilan hubungan manusia ini mengalami banyak variasi dan modifikasi, sehingga lahirlah bermacam-macam istilah dalam menyebut kegiatan ini antara lain : Human Relation Training, Human Bahvior Training, Laboratory training, Team Building, Motivation Training, Dinamika Kelompok, bahkan kegiatan semacam ini yang sangat popular di masyarakat adalah out bound. 1

2 BAB II PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK Dinamika berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok maka semangat kelompok secara terus menerus berada dalam kelompok tersebut, sehingga kelompok tersebut bersifat dinamis. Aspek-aspek yang dipelajari dalam dinamika kelompok ini adalah aspek tenaga pendorong kearah perubahan, penyebab-penyebabnya, kondisi yang dapat mengubah tenaga pendorong dan akibatnya bagi individu maupun kelompok. Jadi Dinamika Kelompok adalah suatu proses kehidupan berkelompok yang merupakan resultante dari kekuatan kelompok, melalui interaksi dan interdependensi antar anggota, diarahkan pada pembentukan perilaku kelompok dan anggota kelompok untuk mencapai tujuan kelompok. 2

3 BAB III UNSUR DINAMIKA KELOMPOK A. Tujuan Kelompok Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan a,b,c tidak menguntungkan dan d,e adalah yang paling baik. B. Terbentuknya Kelompok Karena adanya kesamaan-kesamaan, antara lain : 1. Tujuan 2. Kebutuhan 3. Pandangan 4. Tempat Tinggal 5. Asal usul 6. Profesi C. Terjadinya Dinamika Kelompok Suatu kelompok akan dinamis atau akan ada dinamikanya apabila dalam kelompok tersebut terbina dengan adanya : 1. Interaksi dan partisipasi yang intensif diantara para anggota kelompok 2. Struktur organisasi kelompok, sehingga akan ada : a. Pembagian peran/fungsi dalam kelompok b. Pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab yang jelas c. Norma dan aturan yang jelas 3. Tujuan bersama yang jelas dan disepakati bersama 4. Spirit, keinginan, kemauan dan niat secara terus menerus dalam kelompok 3

4 5. Musyawarah dalam pengambilan keputusan bersama dalam menghadapi permasalahan yang harus diselesaikan/dipecahkan bersama dalam kelompok. D. Manfaat Bekerjasama Dalam Kelompok 1. Resiko pekerjaan ditanggung kelompok 2. Sumberdaya tersedia lebih banyak 3. Terjadinya proses belajar dan pengalaman bagi anggota 4. Kelemahan dan kekurangan individu dalam kelompok bisa diatasi oleh kelompok 5. Kemampuan mengatasi/memecahkan permasalahan dan pengambilan keputusan lebih akurat E. Struktur Kelompok Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu individu dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus sesuai / mendukung tercapainya tujuan kelompok. Yang berhubungan dengan struktur kelompok yaitu : 1. Struktur Kekuasaan Atau Pengambilan Keputusan Kedinamisan kelompok sangat erat dengan kecepatan pengambilan keputusan, selain harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan ketidakcepatan (kelambatan) pengambilan keputusan menunjukkan lemahnya struktur kelompok 2. Struktur Tugas Atau Pembagian Pekerjaan Pembagian tugas dengan memperhatikan perbedaan kemampuan masing-masing anggota adalah penting. Setiap anggota menginginkan tugas-tugas tertentu, sehingga mendapatkan kepuasan dari tugasnya. Struktur tugas yang melibatkan semua anggota dengan baik, maka struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat. 3. Struktur Komunikasi Sistem komunikasi dalam kelompok perlu diperhatikan agar pesan yang disampaikan keseluruh anggota kelompok dapat sampai secara efektif. Komunikasi yang tidak lancar dalam kelompok menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok berpartisipasi. Dengan komunikasi 4

5 yang baik akan mengakibatkan interaksi dan menjadikan kelompok menjadi kompak, dengan demikian struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat. 4. Sarana Yang Tersedia Untuk Terjadinya Interaksi Interaksi didalam kelompok sangat diperlukan. Struktur harus menjamin terjadi interaksi. Struktur kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok, terjadinya interaksi semakin besar. Sebaliknya struktur semakin lemah jika semakin kecil terjadinya interaksi. F. Fungsi Tugas Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam melakukan tujuan yang diinginkan. Kegiatan ini sebaiknya menyenangkan, sebab akan meningkatkan kedinamisan kelompok. Sebaliknya kegiatan yang kurang menyenangkan, kurang memuaskan tidak membangkitkan kedinamisan kelompok. Kriteria untuk mengukur fungsi tugas : 1. Fungsi Memberi Informasi Informasi merupakan hal yang angat penting dalam kehidupan kelompok. Kelancaran arus informasi menandakan fungsi tugas berjalan dengan baik. Jika kelompok tidak mendapat informasi, berarti tidak ada gagasan yang masuk, maka kelompok itu akan berhenti. Kemacetan akan informasi dan masuknya gagasan-gagasan baru berarti ada semacam kegelapan. Hal ini akan menurunkan, bahkan menghilangkan dinamika kelompok. 2. Fungsi Koordinasi Koordinasi berarti mengatur pola-pola pemikiran/tindakan supaya ketemu dalam suatu kesepakatan pada suatu keadaan. Betapapun kecilnya kelompok itu mengkoordinasi semua kegiatan individu demi kepentingan kelompok adalah sangat penting. Tanpa koordinasi cenderung mengakibatkan ketidakserasian tindakan dalam kegiatan yang dilakukan. 3. Fungsi Memuaskan Anggota Tercapainya tujuan kelompok maupun tujuan anggota kelompok harus dapat menimbulkan rasa puas pada semua anggota kelompok, ada perasaan senang. Semakin tinggi tingkat kepuasan anggota karena tercapainya tujuan mengakibatkan fungsi tugas semakin kuat. Sebaliknya, 5

6 tingkat kepuasan anggota kelompok semakin rendah disebabkan berjalannya fungsi tugas kurang baik, berarti fungsi tugas sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin lemah. 4. Fungsi Berinisiatif Kelompok mempunyai fungsi menghasilkan inisiatif melaksanakan kegiatan kelompok yang bermanfaat. Inisiatif dapat timbul dari semua anggota kelompok dan bukan hanya dari pengurus atau pimpinan kelompok saja. Semakin banyak prakarsa yang timbul dari anggota kelompok, maka fungsi tugas semakin baik. Sebaliknya semakin rendah tingkat inisiatif kelompok maka fungsi tugas sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin lemah. 5. Fungsi Mengajak Berpartisipasi. Kelompok mempunyai fungsi mengajak semua anggota berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Semakin sering kelompok mengajak anggotaanggotanya berpartisipasi didalam setiap kegiatan kelompok, maka fungsi tugas semakin baik. Sebaliknya fungsi tugas semakin buruk jika semakin jarang kelompok mengajak anggotanya berpartisipasi didalam setiap kegiatan kelompok. Dengan demikian fungsi tugas sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin lemah. 6. Fungsi Menjelaskan (Klarifikasi) Suatu tugas yang harus dilakukan suatu kelompok adalah menjelaskan hal-hal yang mengganjal, harus secepatnya dijernihkan. Tidak harus oleh pimpinan saja tapi boleh dengan anggota, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Kelompok harus berusaha jangan sampai sesuatu menjadi bentuk-bentuk pertanyaan yang tidak terjawab. Makin banyak hal-hal yang tidak jelas, tidak terjawab, berupa tanda tanya saja, berarti semakin banyak yang tidak diketahui, dengan demikan fungsi tugas menjadi lemah. Sebaliknya semakin sering kelompok menjelaskan kepada anggota tentang segala sesuatu yang kurang jelas, maka fungsi tugas semakin baik. 6

7 G. Mengembangkan dan Membina Kelompok Mengembangkan dan membina kelompok dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Usaha mempertahankan kehidupan kelompok dapat dilihat dari berbagai ciri yaitu : 1. Partisipasi Semua Anggota Semua anggota mengusahakan agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang akan mengarahkan ke tujuan kelompok. Partisipasi aktif akan timbul bila masing-masing anggota merasa memiliki kelompok. Semakin tinggi rasa memiliki kelompok, semakin tinggi rasa tanggung jawab pada kelompoknya. Masing-masing anggota berusaha menimbulkan kesadaran bahwa orang lain membutuhkan dirinya, maka perlu saling mengingatkan dan mencari tahu akan ketidakhadiran anggota. Semakin tinggi tingkat partisipasi anggota, berarti pengembangan dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat. 2. Adanya Fasilitas Semakin terjamin fasilitas, semakin berhasil usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok. 3. Menumbuhkan Kegiatan Kelompok Menumbuhkan kegiatan kelompok harus dapat menumbuhkan bermacam-macam kegiatan, agar anggota bisa berpartisipasi dalam kelompok. Kegiatan harus sesuai dengan tujuan kelompok dan yang dapat meningkatkan partisipasi seluruh kelompok. Semakin banyak kegiatan, anggota semakin berperan, semakin baik usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok. Sebaliknya semakin sedikit kegiatan, anggota semakin kurang berperan, dan semakin kurang berhasil usaha mempertahankan kehidupan kelompok. 4. Menciptakan Norma Norma kelompok digunakan untuk standar perilaku anggota, yaitu perilaku mana yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Norma untuk mengatur anggota kelompok beraktivitas, sehingga norma harus semakin melembaga pada setiap anggota kelompok. Semakin jelas fungsi norma dirasakan oleh anggota, semakin berhasil usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Sebaliknya semakin kurang jelas dirasakan fungsi norma oleh anggota kelompok, semakin kurang berhasil usaha 7

8 mempertahankan kehidupan kelompok, dengan demikian unsur dinamika kelompok ini semakin lemah. 5. Adanya Kesempatan Mendapatkan Anggota Baru. Mendapatkan anggota baru merupakan bagian dari pembinaan kelompok. Semakin terbuka kesempatan mendapatkan anggota baru, semakin berhasil usaha mempertahankan kehidupan kelompok. Dengan demikian pengembangan dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin kuat. Semakin tertutup kesempatan mendapatkan anggota baru, semakin kurang berhasil mempertahankan kehidupan kelompok, dengan demikian pengembangan dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin lemah. 6. Proses Sosialisasi Sosialisasi dimaksudkan untuk mengajarkan atau menurunkan norma terhadap anggota baru, agar mereka merasa tidak asing dan cepat berperan aktif dan memahami norma dan tujuan kelompok. Semakin baik anggota baru memahami seluk beluk kelompok, maka pengembangan dan pembinaan kelompok sebagai salah satu unsur dinamika kelompok semakin baik, usaha mempertahankan kehidupan kelompok semakin kuat. H. Kekompakan Kelompok Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal dalam kelompok. Anggota yang tingkat kekompakannya tinggi lebih terangsang untuk aktif mencapai tujuan kelompok. Kekompakan meningkatkan potensi kelompok dan meningkatkan rasa memiliki kelompok dalam diri anggota kelompok. Enam faktor yang mempengaruhi kekompakan kelompok yaitu : 1. Kepemimpinan Kelompok Kepemimpinan bertugas menumbuhkan rasa kesamaan diantara anggota kelompok, dapat menetralisir perbedaan dalam kelompok, menumbuhkan ide-ide anggota dan keputusan dari anggota. 2. Keanggotaan Kelompok Yang ideal anggota menunjukkan kemauan yang tulus, saling merangkul, merasa bangga atas kelompoknya. 3. Nilai Tujuan Kelompok 8

9 Penilaian yang tinggi tehadap tujuan kelompok oleh semakin banyak anggota kelompok, kelompok semakin kuat. 4. Homogenitas Anggota Kelompok Perbedaan diantara anggota tidak dirasakan, rasa kesamaan meningkat, maka aktivitas meningkat dan kelompok semakin kompak. 5. Keterpaduan Kegiatan kelompok Setiap anggota merasakan melebur menjadi satu didalam setiap kegiatan kelompok, kerjasama diantara kelompok semakin kuat, akan memperbesar kekompakan kelompok. 6. Jumlah Anggota Kelompok Jumlah anggota yang besar akan mempersulit interaksi dan dapat memperlemah kekuatan kelompok. I. Suasana Kelompok Kelompok yang menarik yaitu yang memiliki suasana dimana anggotanya merasa saling diterima dan saling dihargai serta rasa persahabatan. Kelompok semakin dinamis jika mempunyai semangat dalam kehidupan kelompok. Faktor yang mempengaruhi suasana kelompok : 1. Hubungan Antara Anggota Kelompok Hubungan yang bersifat rukun, bersahabat dan penuh persaudaraan, menimbulkan perasaan bersemangat untuk mencapai tujuan kelompok, sehingga suasana kelompok menjadi baik. Hubungan yang kaku, formal, bermusuhan menimbulkan rasa apatis untuk mencapai tujuan kelompok. 2. Kebebasan Berprestasi Kebebasan berkreasi menimbulkan semangat kerja sehingga kegiatan anggota kelompok semakin kelihatan untuk mencapai tujuan kelompok. 3. Kelompok perlu mencari kebebasan dan pengawasan yang cocok, agar setiap anggota kelompok dapat berbuat sesuatu dengan tidak melanggar norma kelompok. 4. Lingkungan Fisik Lingkungan fisik yang baik menimbulkan semangat kelompok. 9

10 J. Tekanan pada kelompok Tekanan pada kelompok dapat menimbulkan tegangan untuk mendorong berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. Tekanan tersebut mengharapkan perubahan perilaku, ide, sikap dan kepercayan anggota kelompok. Fungsi tekanan pada kelompok yaitu membantu kelompok mencapai tujuan, mempertahankan dirinya sebagai kelompok, membantu anggota kelompok memperkuat pendapatnya, serta menetapkan hubungan dengan lingkungan sosialnya. Tekanan yang kuat dan baik jika bersumber pada kelompok itu sendiri. Pemberian tekanan pada kelompok harus cermat sebab jika salah akan menimbulkan kepanikan dan mengurangi kedinamisan kelompok. Contoh pemberian tekanan yaitu pemberian penghargaan atas prestasi atau hukuman atas kesalahan. Semakin dirasakan sistem penghargaan maupun hukuman, akan menumbuhkan dorongan berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. K. Efektivitas kelompok Efektivitas kelompok adalah keberhasilan untuk melaksanakan tugastugasnya dengan cepat dan berhasil baik serta memuaskan bagi setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan berikutnya. Semakin berhasil kelompok mencapai tujuannya, semakin bangga anggota berasosiasi dengan kelompoknya dan semakin puas anggota karena tujuan pribadi tercapai, maka kelompok menjadi efektif. 10

11 DAFTAR PUSTAKA. Mardikanto. T, Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta. Marzuki, S. 1999, Pembinaan Kelompok, Universitas Terbuka, Jakarta Santosa, S. 1992, Dinamika Kelompok, Bumi Aksara, Jakarta Yusuf, Y. 1988, Dinamika Kelompok, CV Armico, Bandung 11

DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN

DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 2009 Dinamika Kelompok GY A Y O M AT E M A T AK A R Sukeksi, S.H. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordway Tead dalam Kartini Kartono ( 2004:57) menyatakan kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordway Tead dalam Kartini Kartono ( 2004:57) menyatakan kepemimpinan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Ordway Tead dalam Kartini Kartono ( 2004:57) menyatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar

Lebih terperinci

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dimanfaatkan menjadi wadah yang berupaya mengakomodir kegiatan yang

I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dimanfaatkan menjadi wadah yang berupaya mengakomodir kegiatan yang I. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelompok Tani Kelompok merupakan sekumpulan orang yang menjalin hubungan dengan tujuan yang sama dan kepentingan yang sama. Di masyarakat kelompok banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan kesamaan kondisi lingkungan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kepemimpinan kelompok merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompoknya, sehingga anggota kelompoknya bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd KEPEMIMPINAN OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd Apa itu Kepemimpinan? Suatu kemampuan untuk berproses dari seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya. Profil Pemimpin Tanggung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

Human Relations. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Human Relations Modul ke: Memahami Konsep Dasar Komunikasi dalam Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Kepemimpinan dalam Human Relations

Lebih terperinci

Modul TEKNIK MEMOTIVASI. Oleh. Ir. Marhaenis Budi Santoso, M.Si. Widyaiswara Utama

Modul TEKNIK MEMOTIVASI. Oleh. Ir. Marhaenis Budi Santoso, M.Si. Widyaiswara Utama Modul TEKNIK MEMOTIVASI Oleh Ir. Marhaenis Budi Santoso, M.Si Widyaiswara Utama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN BINUANG

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 122 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Program Mengangkat Ekonomi Kerakyatan Melalui Koperasi Rukun Tetangga (RT) dalam Rangka Ketahanan Desa di Kabupaten Wonogiri, yang bertujuan untuk mempercepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik yang dimasukan ke lahan akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Semi Organik Pertanian semi organik merupakan tata cara pengolahan tanah dan budidaya tanaman dengan memanfaatkan pupuk yang berasal dari pupuk organik dan pupuk kimia

Lebih terperinci

APA ITU PENGINTEGRASIAN?

APA ITU PENGINTEGRASIAN? PENGINTEGRASIAN PENGINTEGRASIAN APA ITU PENGINTEGRASIAN? Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut: 1. Hubungan antar manusia (human relation) 2. Motivasi (motivation) 3. Kepemimpinan

Lebih terperinci

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Merupakan subsistem yang antara lain berhubungan dengan pengembangan SDM dalam hal ketrampilan dan pengetahuan, melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan. Pertemuan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

Team Building & Manajeman Konflik

Team Building & Manajeman Konflik Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Suparni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sekolah sebagai suatu organisasi sosial harus mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap perkembangan

Lebih terperinci

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM BAB 10 KELOMPOK DAN TIM PENGERTIAN KELOMPOK Robbins & Judge,1 (2008:356) kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berinteraksi,dan saling bergantung utk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan sebuah perusahaan sangat bergantung kepada baik dan buruknya kinerja dari perusahaan tersebut. Kinerja dari sebuah perusahaan tergantung kepada kinerja

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif PEMBAHASAN 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 : Kuesioner PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KUESIONER PENELITIAN Dengan Hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi akhir di PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hutan Rakyat Menurut Undang-Undang Kehutanan No. 41 Tahun 1999 Pasal 1 (E), hutan rakyat atau disebut juga hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama dan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama dan penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama dan penting bagi bangsa Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok manusia atau organisasi. Kebudayaan yang kita miliki, secara sadar atau tidak akan mempengaruhi sikap dan

Lebih terperinci

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK 1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Humas dan Partisipasi Masyarakat Sekitar Sekolah di Madrasah Aliayah Mu allimin Mu allimat Rembang 1. Pelaksanaan manajemen humas di Madrasah

Lebih terperinci

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007)

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) DINAMIKA KELOMPOK Pengertian Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007) Kelompok merupakan setiap kumpulan individu yang saling terkait yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Kekuatan yang dimiliki oleh kelompok pengrajin tenun ikat tradisional di desa Hambapraing, sehingga dapat bertahan sampai sekarang adalah, kekompakan kelompok, suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi mekanik merupakan salah satu pelajaran yang penting terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan, keahlian dan teknologi. Tetapi dalam penerapan pembelajarannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Pemerintah telah memiliki pengalaman (lesson learned) yang cukup penting dalam kegiatan konservasi tanah dan air, melalui penyelenggaraan penghijauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran guru

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah Perumnas Gading Cempaka Permai berjalan lebih dinamis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI UU No.4 Tahun 2014 tentang ASN PEMBINAAN KARIR JABATAN DAN JENJANG PANGKAT POLA DASAR KARIR PERPINDAHAN JABATAN POLA KARIR MANAJEMEN KARIR TALENT POOL SDM

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya saja dan itu dilakukan secara monoton atau tradisional dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya saja dan itu dilakukan secara monoton atau tradisional dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahulu karyawan dalam melakukan tugasnya hanya menurut kemampuan yang dimilikinya saja dan itu dilakukan secara monoton atau tradisional dari waktu ke waktu tanpa ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama TAHAP KELOMPOK LANJUTAN

BK KELOMPOK Diana Septi Purnama   TAHAP KELOMPOK LANJUTAN BK KELOMPOK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id TAHAP KELOMPOK LANJUTAN Ketika kelompok sudah bisa melewati tahap awal, maka tidak mungkin lagi untuk memisahkan langkah dari perkembangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building) 1 PENGERTIAN KELOMPOK SEKUMPULAN DUA ORANG ATAU LEBIH YANG SATU SAMA LAIN BERINTERAKSI DALAM MENCAPAI TUJUAN BERSAMA. KELOMPOK FORMAL ADALAH KELOMPOK YANG MEMPUNYAI

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

MANFAAT KEMITRAAN USAHA MANFAAT KEMITRAAN USAHA oleh: Anwar Sanusi PENYULUH PERTANIAN MADYA pada BAKORLUH (Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Prov.NTB) Konsep Kemitraan adalah Kerjasama antara usaha

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan memiliki arti yang lebih dalam daripada sekedar label atau jabatan yang

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya manusia sendiri dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB VIII BELAJAR KELOMPOK

BAB VIII BELAJAR KELOMPOK BAB VIII BELAJAR KELOMPOK A. Hakikat Belajar Kelompok Kelompok sudah ada sejak awal terbentuknya kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia dalam melaksanakan kehidupan ini membutuhkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen pariwisata berusaha mengembangkan sumber daya manusianya, dalam memenuhi apa yang menjadi kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motivasi Dalam menghadapi kehidupan serba modern dengan teknologi yang canggih, peranan karyawan sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unit organisasi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 50 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK ANGGOTA KOMUNITAS DAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI 6.1 Hubungan antara Karakteristik Anggota Komunitas dengan Efektivitas Komunikasi Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan peraturan Mendiknas (2006 : 13) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu

Lebih terperinci

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh YUSVA RAHMAN Nim

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan obyektifitas penilaian

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh : BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK Oleh : BADAN PENGEMBANGAN SDMD PROVINSI JAWA TENGAH 2017 1 A. DESKRIPSI SINGKAT Mata diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sebagai suatu proses belajar, belajar yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan masyarakat baik secara individu maupun kolektif tidak hanya menyesuaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, Klasifikasi. Variabel (X) Batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI

PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL CV. MUGIHARJO BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin besar. Organisasi tidak akan bisa dijalankan dengan baik jika

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin besar. Organisasi tidak akan bisa dijalankan dengan baik jika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu organisasi, dapat dirasakan bahwa peranan sumberdaya manusia semakin besar. Organisasi tidak akan bisa dijalankan dengan baik jika sumberdaya manusia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan perekonomian Indonesia secara keseluruhan ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu, seperti

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOKTANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR

DINAMIKA KELOMPOKTANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR DINAMIKA KELOMPOKTANI KELAPA SAWIT POLA SWADAYA DI KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR THE DYNAMICS OF SELF-SUPPORTING OIL PALM FARMER GROUPS IN THE BAGAN SINEMBAH SUB-DISTRICT ROKAN HILIR DISTRICT

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa kumpulan individu, dimana mereka saling bekerja sama satu sama lain dan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA Mardani Eka Ningrum, SE Kasubag Perencanaan Sistem Informasi APSI Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAK Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengelolaan tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengelolaan tenaga kerja yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tenaga kerja sebagai salah satu pilar penyangga utama bagi tegaknya suatu organisasi perusahaan adalah sangat penting untuk kita perhatikan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PERAWAT RUMAH ISLAM PATI

EVALUASI KINERJA PERAWAT RUMAH ISLAM PATI EVALUASI KINERJA PERAWAT RUMAH ISLAM PATI. Umum a. Evaluasi Kinerja Perawat (EKP) dilaksanakan tahun sekali/setelah selesai kontrak I, II atau ke III. b. Evaluasi Kinerja Perawat (EKP) dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN PERANAN KELOMPOK INFORMAL DI DALAM PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN HAMIDAH Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersamasama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia

Lebih terperinci

Oleh: M. ASOLIHUN B S K R I P S I

Oleh: M. ASOLIHUN B S K R I P S I ANALISIS HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA, KOMUNIKASI, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SURAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB) 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Umum BEM IPB Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB) merupakan salah satu lembaga kemahasiswaan resmi

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

No wirausaha tangguh. Berbagai negara telah menerapkan program pemberdayaan wirausaha muda misalnya semacam business incubator yang mampu meny

No wirausaha tangguh. Berbagai negara telah menerapkan program pemberdayaan wirausaha muda misalnya semacam business incubator yang mampu meny TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5444 MANAJEMEN. Kepemudaan. Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda. Organisasi. Personalia. Mekanisme Kerja. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan kegiatan, baik dalam organisasi pemerintahan maupun swasta. Karena manusia

Lebih terperinci