BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan. : Kelurahan grogol selatan. : Kelurahan Kebayoran Lama. : Kelurahan Ulujami

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan. : Kelurahan grogol selatan. : Kelurahan Kebayoran Lama. : Kelurahan Ulujami"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Identifikasi tapak Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan Kelurahan : Cipulir Kecamatan : Kebayoran Lama Luas Lokasi : m² Batas batas tapak Utara Selatan Barat Timur : Kelurahan grogol selatan : Kelurahan Kebayoran Lama : Kelurahan Ulujami : Kali pesanggrahan Gambar 4.1 Peta jalan Halimah Makro Sumber : earth.google.com, diakses pada 23 Agustus 2013

2 2 U Gambar 4.2 Peta jalan Halimah Mikro Sumber : earth.google.com, diakses pada 23 Agustus 2013 Spatial planning Koefisien dasar bangunan (KDB) : 55% Koefisien lantai bangunan (KLB) : 2 Maksimum lapis : 4 Luas lantai dasar boleh bangun : 9900 m² Garis sempadan bangunan (GSS) : 5 m² Status Tanah Status tanah yang berada di jalan halimah ialah kepemilikan (100%), kurangnya perhatian dan kordinasi yang baik dari pemerintah membuat warga tidak memiliki pedoman dalam membangun rumah, sehingga bangunan yang ada tidak tertata dengan baik dan membuat kawasan menjadi kurang terawat, tidak sedikit dari pemilik rumah yang menyewakan rumah tinggalnya lalu di sekat menjadi beberapa bagian, sehingga membuat kawasan menjadi sangat padat dan kumuh. Besaran rumah yang ada di Jalan halimah rata-rata

3 berukuran < 20 m² dengan jumlah anggota minimal 4 orang.respon desain berupa tempat tinggal dengan jumlah anggota keluarga 4 orang Potensi dan Halangan Penjabaran mengenai potensi dan halangan akan mengunakan SWOT analisis. Metode analisis ini digunakan demi menentukan bangunan apa yang cocok untuk kawasan serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) dan juga memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang ada. Tabel 4.1 Analisis SWOT PERANCANGAN PEMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN KEKUATAN (STRENGTH) - Jalan Halimah berada di tengah kota dan mempunyai akses yang mudah - Tersedia fasilitas yang mendukung di sekitar tapak (sekolah, posyandu, pusat perbelanjaan, klinik, dll) KELEMAHAN (WEAKNESS) - Volume kendaraan tinggi - Mengalami kebisingan - drainase tidak mendukung - Banyak nya sampah - Berbatasan dengan kali yang menimbulkan bau

4 4 PELUANG (OPPORTUNITIES) - Budaya sungai dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang positif - Lingkungan sekitar sedang berkembang pesat karena adanya jalan tol baru Membuat sebuah perancangan kawasan pemukiman stren kali dengan pendekatan drainase berkelanjutan Menata pemukiman serta memperbaiki masalah drainase yang ada di kawasan ANCAMAN (THREAT) - Bahaya banjir Penerapan sistem-sistem drainase berkelanjutan di tapak Sumber : Data Olahan Pribadi Merencanakan tahap pembangunan Selain mempunyai lokasi yang strategis, terdapat pula permasalah pada tapak, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Permasalahan Tapak No. Permasalahan Keterangan Solusi 1 Kebisingan Kebisingan Menanamkan ditimbulkan dari vegetasi untuk jalan yang berada di meredamkan suara depan tapak

5 5 No. Permasalahan Keterangan Solusi Bau Ditimbulkan dari Menanamkan kali pesanggrahan vegetasi aromatic serta sampah para warga yang dibuang di pinggir kali untuk memperbaiki aroma udara karena minimnya tempat pembuangan sampah 3 Drainase Kurangnya tempat Mendesain sistem pembuangan drainase yang membuat tapak cocok untuk menjadi becek pemukiman stren apabila terjadi hujan kali 4 Ruang terbuka hijau Padatnya bangunan membuat tapak tidak Menciptakan ruang-ruang hijau memiliki terbuka hijau ruang di dalam tapak yang juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul Sumber : Data Olahan Pribadi Masalah pada tabel diatas perlu adanya koordinasi yang baik agar dalam perwujudan nya mempunyai hubungan yang erat antara pengguna dan lingkungan itu sendiri.

6 6 4.2 Urban Texture Pada urban texture, akan dibahas tentang fungsi bangunan itu sendiri. Analisa ini tidak hanya mencakup Jalan Halimah saja, tetapi dengan cakupan yang lebih luas LOKASI U Gambar 4.3 Peta jalan Halimah Mikro Sumber : Data Olahan Pribadi Low Rise Building Medium Rise Building Highrise Building Low Rise Building (1 Lapis) Perumahan warga yang berada di Jalan Halimah, Ulujami, Seskoal dan Jalan panjang Cipulir Tabel 4.3 Zoning Tapak Medium Rise Building (1-4 Lapis) Swalayan sumiko, Ruko-Ruko yang berada di sepanjang jalan Cildeug Raya, SMP muhamddiyah, Tanry Abeng University Sumber : Data Olahan Pribadi Highrise Building (4 20 Lapis) Itc cipulir, Pakubowo apartment

7 7 Adapun Pembagian fungsi bangunan di kawasan cipulir Gambar 4.4 Peta jalan Halimah Mikro Hunian Horizontal Hunian Vertikal Sekolah Niaga dan Perdagangan Tabel 4.4 Fungsi Bangunan No. Fungsi Bangunan Lokasi Contoh Bangunan 1 Perdagangan Cipulir ITC Cipulir, Pasar Ratak 2 Hotel Cipulir Hotel Sentra Boutique, Hotel Zulia 3 Sekolah Cipulir, Seskoal Darunnajah, Seskoal

8 8 No. Fungsi Bangunan Lokasi Contoh Bangunan 4 Universitas Jalan Halimah, Kreo, Swadarma Raya, Ciledug Raya Universitas Islam Darunnajah, Universitas Budi Luhur, Tanry Abeng University, Universitas BSI 5 Apartment Cipulir Pakubowono Residence 6 Perumahan Swadarma Raya, Cipulir, Jalan Panjang Cipulir, Ulujami Tanry abeng Residence, perumahan ulujami indah 7 Fasilitas Umum Seskoal Lapangan Golf Seskoal 8 Fasilitas sosial Petukangan Klinik Petukangan Dengan mengetahui fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak Jalan Halimah, maka dapat diketahui fasilitas apa saja yang tidak ada guna memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat Jalan Halimah.

9 Building Mass and Form Di dalam tahap perencanaan, pemukiman penduduk yang ada mempunyai ketinggian 1 2 lapis.80 % warga membuat rumah mereka dengan material batako (semi permanen).kepadatan penduduk dan kurangnya penghijauan membuat kawasan menjadi gersang.penataan masa bangunan yang tidak tertata menimbulkan banyaknya gang-gang kecil. 1,2 m² Gambar 4.5Lebar Jalan Halimah Sumber : Data Olahan Pribadi Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa : Perlu adanya penataan ulang bangunan sehingga gang-gang yang ada mempunyai lebar yang sesuai standar Jumlah rumah dan jumlah penduduk tidak memungkinkan adanya ruang terbuka, sehingga bangunan horizontal dirubah menjadi vertical

10 Urban Infrastructure Sumber Air Bersih Sumber air pada perumahan yang ada dalam tapak ialah air menggunakan air tanah yang ada pada tiap rumah warga.berdasarkan survey, air jernih dan tidak menimbulkan bau.tidak ada keluhan tentang air yang kotor. Drainase Gambar 4.6Arah Aliran Drainase Sumber : Data Olahan Pribadi Drainase yang ada pada kawasan ini sangatlah minim. Untuk menampung air hujan yang jatuh pada kawasan agar tidak licin dan becek, para warga hanya menyisakan sedikit lahan untuk pembuangan air yang akan dibuang ke sungai, bahkan ada gang-gang yang tidak memiliki drainase

11 11 Gambar 4.7Drainase Jalan Halimah Respon desain ialah memperbaiki saluran drainase yang ada a dengan metode suds (sustainable ( urban drainage system) sistem stem drainase drain inimempunyai mempunyai kelebihan dengan cara mengolah kembali air hujan. Adapun penerapan suds, sebagai berikut : 1. Rainwater harvesting Rainwater harvesting berupa tong tong penampungan yang di sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang dari atap. Gambar 4.8 Model Terasering Buatan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

12 12 2. Terasering buatan Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini biasanya terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan. Gambar 4.9 DetailSwales Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 3. Saluran filtrasi Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya terdapat material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati permukaan berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah permukaannya dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam penampungan Gambar 4.10 Model Saluran Filtrasi Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

13 13 4. Kolam penampungan Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke kolam penampungan Gambar 4.11 Kolam penampungan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 4.4 Urban Greenery Untuk analisa urban greenery ini akan dibahas tentang ruang terbuka hijau yang ada di sekitar kawasan. 1 TAPAK 2 Gambar 4.12 Peta Jalan Halimah Sumber : earth.google.com, diakses pada 25 Agustus 2013 Ruang terbuka hijau di kawasan sekitar Jalan Halimah sangatlah minim.angka 1 dan 2 menunjukan ruang terbuka hijau yang di rubah fungsi

14 14 sebagai pemukiman padat penduduk dan ruko.pada dasarnya, ruang terbuka yang ada di sekitar Jalan Halimah tidak mempunyai fungsi khusus, ruang terbuka tersebut hanya berupa tanah kosong yang ditumbuhi tanaman.respon desain ialah menciptakan ruang terbuka yang multifungsi (tempat bermain anak, ruang berkumpul,taman) untuk para warga yang berada dalam tapak. 4.5 Urban Circulation Permata Hijau LOKASI Cildedug Senayan Bintaro Gambar 4.13 Analisa Urban Circualtion Analisa tentang urban Analysis ini akan menguhubungkan Ciledug, Senayan, Bintaro dan Permata hijau. Terdapat 4 jalur pecapaian, sebagai berikut : Alternatif 1 : Melalui jalan Ciledug Raya, apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kiri Alternatif 2 : Melalui Taman Puring, gandaria dan jembatan Kebayoran lama. Apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kanan

15 15 Alternatif 3 : Melalui tol Bintaro, Kodam atau Ulujami, apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kiri Alternatif 4 : Melalui Cidodol. Apabila Apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kanan Dapat diketahui, jalur teramai yaitu jalur 1 dan 2. Kedua jalur tersebut mempunyai tingkat keramaian yang tinggi pada pagi (6-9) dan sore (5 8). Keramaian ini bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah volume kendaraan, tetapi karena angkutan umum yang memasuki jalur mobil pribadi dan juga karena ramai nya pengunjung ITC Cipulir.Diperlukan adanya penertiban terhadap angkutan umum untuk mengurangi kemacetan. Adapun jalan-jalan tersebut mempunyai lebar sebagai berikut : 5 5 Permata Hijau 4 5 LOKASI 3 Cildedug Senayan 2 Bintaro 3 Gambar 4.14 Analisa Lebar Jalan

16 16 Tabel 4.5 Lebar Jalan No. Lokasi Keterangan 1 Jl. Ciledug Raya Merupakan Jalan Arteri primer yang mempunyai 2 jalur dengan lebar jalan 6 m², di setiap jalurnya. volume kendaraan di Jl. Ciledug Raya sangatlah padat. 2 Jl. Ulujami Raya Merupakan jalan lokal primer yang mempunyai lebar jalan 6 m² 3 Jl. Panjang Cipulir Merupakan jalan lokal primer yang mempunyai lebar jalan 6 m² 4 Jl. Halimah Merupakan jalan lingkungan sekunder dengan lebar 4m². Jalan Halimah mempunyai tingkat volume kendaraan yang tinggi, Jalan ini dilalui oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat.

17 17 5 Jl. Halimah Jalan ini merupakan jalan yang tercipta karena pembangunan rumah warga yang sangat padat serta bentuk yang tidak beraturan. Jalan ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua, lebar jalan 1,2 1,5 m². Analisa pencapaian ke Tapak (Jalan Halimah) U Gambar 4.15 Analisa Pencapaian Tapak

18 Analisa Urban Housing House Extensions Pada tapak ini terjadi house extension.hal ini dikarenakan luasan rumah yang sempit sehingga kurangnya ruang gerak untuk melakukan aktivitas dan kebutuhan rumah tangga. Gambar 4.16House Extensions Workplaces Pada tapak ini terjadi membutuhkan ruang tersendiri untuk menjalankan industri rumahan yang mereka miliki.pada tapak ini beberapa penduduk memiliki industri rumahan, karena tidak adanya lahan, mereka mencari rumah di daerah sekitar yang dikontrakan untuk dijadikan tempat bekerja, para pekerja indsutri tersebut ialah warga sekitar. Gambar 4.17Workplaces

19 19 Small shops Rendahnya pendidikan yang dimiliki, membuat para penduduk susah untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh sebab itu, sebagian dari mereka membuka warung atau toko toko kecil agar mendapatkan pemasukan.warung atau toko toko kecil tersebut mereka bikin di rumah mereka dengan luasan yang sangat kecil, oleh sebab itu perlu adanya small shops untuk menunjang kesejahteraan penduduk. Gambar4.18Small Shops Trees Tidak adanya pohon dan ruang terbuka hijau, membuat kawasan ini menjadi gersang.hal ini disebabkan karena penduduk yang padat dan tidak ketersediaannya lahan.oleh sebab itu, perlu adanya pepohonan dan ruang terbuka sebagai oksigen untuk kawasan tersebut dan juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul warga.

20 20 Vehicles Pada tapak ini, jenis kendaraan yang lewat hanya sepeda dan sepeda motor.hal ini disebabkan karena faktor ekonomi penduduk yang berada di kelas kalangan menengah ke bawah. Gambar 4.19Trees Access Streets Lebar jalan yang ada pada tapak ini bervariatif, oleh sebab itu perlu adanya standar lebar jalan agar para pengguna jalan tersebut dapat merasa nyaman Kesimpulan analisa urban housing : Untuk menciptakan suatu kawasan yang menunjang kesejahteraan penduduk di dalam tapak tersebut, maka dibutuhkan faktor faktor diatas sebagai acuan. 4.7 Perhitungan Jumlah Penduduk dan Kebutuhan unit rumah Jumlah penduduk di Jalan Halimah, Cipulir sebanyak jiwa, dengan lajupertumbuhan penduduk 1,43 %. Perancanaan pemukiman stren kali pesanggrahan ini memakai proyeksi 15 tahun ke depan. P n = 568 (1 + 0,0143) 15

21 21 = 704 jiwa Asumsi 1 kk = 4 jiwa 704 : 4 = 176 Hunian Gambar 4.20Skala Manusia Sumber :Neufert Data Architect Book Perhitungan Kebutuhan Parkir Untuk perhitungan motor, diasumsikan 4 jiwa memerlukan 1 motor 704 jiwa : 4 = 176 unit Luas yang dibutuhkan, 176x 3m ²= 528 m² Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS, maka diperlukan debit run off untuk saluran drainase agar dapat menampung air hujan yang ada Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk daerah pemukiman padat dengan aspalcurah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = m² Q limpasan = x C x I x A = x 0.7 x 14,2 x

22 22 = 497,39 m 3 /tahun = 500 m 3 /tahun Lama hujan rata-rata pertahun = 144 hari/tahun Debit hujan sehari = 4 m 3 /hari Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh pada atap - Untuk atap RUSUN Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 238 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 238 = 8,92 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,06 m 3 /hari - Untuk atap rumah deret Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 224 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 224 = 8,4 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari

23 23 - Untuk atap TK Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 351 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 351 = 13,1 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,09 m 3 /hari - Untuk atap kios 1 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 168 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 168 = 6,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,04 m 3 /hari - Untuk atap kios 2 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengancurah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 192 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari

24 24 - Untuk atap kios 2 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 192 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh pada kawasan - Untuk aspal Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk aspal, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 1750 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.7 x 1.42 x 1750 = 48,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,35 m 3 /hari - Untuk conblock Koefisien pengaliran (C) = 0,85 untuk conblock, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 1800 m² Q limpasan = x C x I x A

25 x 0.85 x 1.42 x 1800 = 60,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,4 m 3 /hari - Untuk lapangan bermain Koefisien pengaliran (C) = 0,35 untuk lapangan bermain, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 374 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.85 x 1.42 x 1800 = 14,02 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,03 m 3 /hari - Untuk taman Koefisien pengaliran (C) = 0,13 untuk taman, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 9000 m² Q limpasan = x C x I x A x 0.85 x 1.42 x 9000 = 14,02 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,3 m 3 /hari 4.8Perencanaan Pada sub bab ini akan menjelasakan tentang pembagian zoning yang ada di dalam tapak. Pembagian zoning ini dibagi berdasarkan analisa yang sudah

26 26 dibahas sebelumnya.area komersil dan fasilitas tapak diletakkan di bagian utara selatan, agar para penduduk yang berada di dalam luar tapak dapat menjangkau fasilitas dengan mudah, sedangkan utntuk hunian dominan terletak di sisi timur agar adanya privacy untuk para penghuni yang berada di dalam tapak. 1 2 U Gambar 4.21Entrance Entrance ke dalam tapak hanya melalui jalan Halimah.Terdapat 2 pintu masuk agar tidak terjadi kepadatan di dalam tapak. Kontur B A A B Gambar 4.22 Kontur

27 Gambar 4.23 Potongan A-A Gambar 4.24 Potongan B-B Berikut analisa zoning di dalam tapak : PRIVATE PUBLIK Gambar 4.25 Zoning

28 Hunian Fasilitas (Masjid, TK, Kios dan Pasar Terbuka) Kolam Penampungan Gambar 4.26 Zoning Tabel 4.6 Jenis Bangunan dan Ruang Terbuka No. Bangunan / Ruang Terbuka Gambar 1 Hunian (hunian terdiri dari rumah deret dan rumah susun) 2 Pasar Terbuka 3 Masjid

29 29 No. Bangunan / Ruang Terbuka Gambar 4 Kios 5 Taman Kanak-Kanak 6 Kolam Penampungan Peletakan SUDS di dalam tapak : Gambar 4.27 Aliran air hujan

30 30 Rainwater Harvesting Basin Swales Permeable Pavement Gambar 4.28 SUDS Control systems pada penerapan metode SUDS adalah sebagai berikut: 1. Rainwater harvesting Rainwater harvesting berupa tong tong penampungan yang di sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang dari atap. Gambar 4.29Model Terasering Buatan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

31 31 2. Terasering buatan Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini biasanya terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan. Gambar 4.30 DetailSwales Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 3. Saluran filtrasi Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya terdapat material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati permukaan berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah permukaannya dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam penampungan Gambar 4.31 Model Saluran Filtrasi Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

32 32 4. Kolam penampungan Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke kolam penampungan Gambar 4.32 Kolam penampungan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan pada laporan ini merupakan hasil keseluruhan terhadap tahap perencanaan dan perancangan, dari hasil analisa pada bab 4 bahwa daerah Tanjung Sanyang ini merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR. PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN

PERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN PERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN Cynthia Ferina, Noegroho, Yanita Mila Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.9 Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) 534 5830 Cyn.ferina@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab IV didapatkan temuan-temuan mengenai interaksi antara bentuk spasial dan aktivitas yang membentuk karakter urban

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT Carolina, Noegroho, Yanita Mila Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H.

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dari bab 1 sampai dengan bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode sustainable urban drainage

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dan pertumbuhan properti di Yogyakarta semakin pesat dari tahun ke tahun, mengingat kota Yogyakarta dikenal dengan kota pelajar. Hal ini menyebabkan kota

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tangerang propinsi Banten. Kota Tangerang Selatan mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.

Lebih terperinci

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 5.1. Program Dasar Kebutuhan Ruang Program dasar kebutuhan ruang pada rumah susun sederhana milik di RW 01 Johar Baru dapat diuraikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI Keadaan sungai Deli yang sekarang sangat berbeda dengan keadaan sungai Deli yang dahulu. Dahulu, sungai ini menjadi primadona di tengah kota Medan karena sungai ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi

Lebih terperinci

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, BAB 2 ANALISA KAWASAN Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dari kawasan tersebut. Data kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK 8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan

Lebih terperinci

Syarat Bangunan Gedung

Syarat Bangunan Gedung Syarat Bangunan Gedung http://www.imland.co.id I. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia sedang giatnya melaksanakan kegiatan pembangunan, karena hal tersebut merupakan rangkaian gerak perubahan menuju kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR : 11 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011-2031 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI Pola Ruang Kota

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak kota Palembang adalah antara 101º-105º Bujur Timur dan antara 1,5º-2º Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur propinsi Sumatera Selatan, dipinggir kanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan BAB V KONSEP V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan yang terjadi di sekitar tapak, khusunya jalur pejalan kaki dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN KONSEP

BAB V PENYUSUNAN KONSEP BAB V PENYUSUNAN KONSEP 5.1. MATRIKS ANALISA SWOT ( Tabel 5.1) Opportunity - PLPBK yang menjadikan permukiman pinggiran sungai menjadi lebih tertata berbasis komunitas - Akses dari jalan Kleringan depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara Timur,

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara Timur, BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan 4.1.1 Data Tapak Tapak terletak di kelurahan Balimester dan Kampung Melayu, kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara

Lebih terperinci

STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH KELURAHAN GANDUS 1

STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH KELURAHAN GANDUS 1 STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH Raghanu Yudhaji 2014280001 Retno Kartika Sari 2014280003 Resty Juwita 2014280021 Antya Franika 2014280013 Aprido Pratama 2014280024 Khoirurozi Ramadhan G 2014280005

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) Perancangan Kota CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI) OLEH: CUT NISSA AMALIA 1404104010037 DOSEN KOORDINATOR IRFANDI, ST., MT. 197812232002121003 PEREMAJAAN KOTA Saat ini, Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk di DKI Jakarta bertambah tiap tahunnya. Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kepadatan penduduk DKI Jakarta pada tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK Kegiatan studi lapangan untuk kasus proyek ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan selama dalam pembuatan proyek dan juga untuk mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN. Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun -

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN. Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun - BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN II.1. Judul Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun - Sumatera Utara yang merupakan kawasan terpadu multifungsi yang berada di kawasan CBD

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kampung kota adalah fenomena yang timbul dari pesatnya pembangunan perkotaan akibat besarnya arus urbanisasi dari desa menuju ke kota. Menurut Rahmi dan Setiawan dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah Abang adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang cukup terkenal dengan pusat perbelanjaan tekstil dan fashion. Tidak dipungkiri, pusat grosir

Lebih terperinci

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG A. Penataan Taman Kota Dalam Konteks Ruang Terbuka Hijau Pembangunan perkotaan, merupakan bagian dari pembangunan nasional, harus

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama

Lebih terperinci

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci