BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan
|
|
- Widya Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa tugas akhir yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan arsitektur 6 dan menuliskan nya kedalam skripsi. Isi skripsi tersebut adalah perancangan arsitektur 6 tersebut. Semua kegiatan perancangan arsitektur 6 berkaitan dengan skripsi. Sistem sidang yang dibuat juga sudah berbeda dengan Tugas Akhir. Skripsi profesional bernilai 60% desain dan 40% skripsi/laporan. Sistem pengumpulan tugas desain juga tidak berupa gambar kerja yang detail, hanya saja tentang desain yang berkaitan dengan tema, lalu dengan teknik presentasi bergambar sehingga tidak perlu gambar detail. Hanya garis besar desain dengan struktur, mekanikal dan elektrikal yang cukup penjelasannya. Sistem skripsi profesi memiliki jadwal asistensi dengan dosen dan arsitek profesional. Hal ini membantu mahasiswa untuk seperti langsung menghadapi proyek nyata seperti dalam dunia kerja. Proyek tentang pengembangan sungai Deli ini sangat mengintepretasikan kondisi kota Medan sekarang yang sudah mulai mengembangkan fungsi sungai sebagai nilai jual. Pengembangan ini juga bertujuan bukan hanya untuk menguntungkan para stakeholders saja. Karena tepi sungai identik dengan masyarakat menengah bawah dan kumuh. Sungai Deli juga 1
2 2 bukan milik pribadi pada stakeholders, sehingga sungai Deli harus tetap dapat terbuka untuk umum tanpa batasan. Penulis mendapatkan tema besar yaitu Sosiologi Perkotaan. Sosiologi perkotaan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di wilayah metropolitan atau perkotaan. Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu yang dibahas pada studi sosiologi perkotaan adalah budaya. Sehingga penentuan sub tema akan berhubungan dengan budaya. Akhirnya ditentukan sub tema Urban Fusion; Eksistensi Arsitektur Melayu ditengah Kota Medan Minggu pertama setelah pemberitahuan tugas dilaksanakannya studi lapangan / survey. Penulis mendapatkan area tapak yang berada pada Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan. tepat di Jl. Mangkubumi dan jl. Badur. Hasil yang diperoleh adalah topografi pinggir sungai yang tidak beraturan, kontur tanah mulai dari jalan raya menurun sekitar 7 meter kebawah sungai, mengakibatkan terjadi nya longsor dan tidak adanya tanggul sungai sehingga sering terjadi banjir dan penumpukan sampah di tepi sungai juga mengakibatkan banjir. Padahal posisi sungai ini berada di tengah kota Medan. Saat hujan lebat air bisa naik hingga 3 meter dan masuk kedalam pemukiman liar, sehingga saat hujan mereka selalu mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban banjir. Keadaan sungai sangat tidak terawat.
3 3 Padahal Sungai Deli merupakan salah satu sejarah kota Medan, seharusnya dijaga dan dirawat kebersihan nya. 1.1 Kondisi Sungai Deli pada jl. Suprapto / pada Tapak 1.2 Kontur Tapak yang menurun ke sungai Lokasi yang berada ditengah kota terlihat lebih baik tanpa pemukiman kumuh lagi untuk mencerminkan kota metropolitan. Bangunan dan struktur fisik di area tepi sungai juga tidak terlihat sangat kumuh dan kotor. Ruko yang berdiri sangat rapat bersamaan dengan pemukiman kumuh yang menggunakan struktur kayu dan rawan sekali akan runtuh. Tidak adanya bangunan dengan arsitektur yang bagus disekitar site.
4 4 Akses kendaraan pada tapak ini dapat dilalui dua jalur kendaraan dari jl. Suprapto dan jl. Palang Merah. Lebar jalan di Mangkubumi cukup besar namun pada jl. Badur sangat kecil sehingga sulit saat sebuah mobil berpapasan dengan mobil dari jalur berlawanan. Sangat disayangkan tidak ditemukan pedestrian yang sesuai standart pada area ini. Tidak ada sama sekali pedestrian, fasilitas jalan juga tidak ada seperti tempat duduk atau tong sampah. Jalan raya juga langsung berbatasan dengan rumah penduduk, parkir kendaraan dibadan jalan. Kondisi sirkulasi dan jalan sekitar sangat tidak teratur. 1.3 Pencapaian dari kota menuju tapak Pencapaian dari Jalan Suprapto Pencapaian dari Jalan Bridjen Katamso Pencapaian dari Jalan Palang Merah
5 5 Iklim diarea sungai Deli memiliki sedikit perbedaan antara musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara berkisar antara 21 C - 33 C dan suhu rata rata tahunan adalah 26 C. Keadaan area tapak juga tidak ada area terbuka disana semua penuh dengan perumahan dan area perkantoran hanya ada lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah sementara. Seharusnya sebuah sungai itu harus memiliki hutan alam ditepi nya sebagai kawasan resapan air untuk mencegah banjir dan erosi (sumber : BLH Sumut) 1. Keadaan pada tapak pepohonan malah menjadi benda yang merusak diarea tapak. Pohon-pohon yang tumbuh dengan liar tanpa ada penataan yang bagus. Sehingga keberadaan pohon / vegetasi tersebut tidak menjadikan area yang rindang pada tepi sungai. Dahulu nya sungai Deli ini termasuk dalam, karena ada nya pengikisan tepi sungai dan penumpukan sampah tiap tahunnya makanya sungai deli lambat laun menjadi sangat dangkal. Pendangkalan sungai terjadi akibat sedimentasi dari sampah-sampah yang menumpuk didalam sungai. Semua penduduk dan masyarakat sekitar menjadikan sungai deli ini menjadi area pembuangan sampah. Pembuangan yang berasal dari riol kota juga dialirkan ke sungai Deli ini, sehingga sungai Deli ini mengandung limbah industri yang dapat membahayakan masyarakat sekitar. Keadaan yang begitu kumuh, tidak tertata ini tidak sewajarnya ada di tengah kota. 1 BLH Sumut : Badan Lingkungan Hidup
6 6 1.4 Kondisi tepi sungai yang dipenuhi oleh sampah dan pemukiman liar 1.5 Sungai Deli menjadi area pembuangan limbah dari kota Dahulu sungai Deli merupakan mode transportasi air bagi perdagangan masa kerajaan Deli, namun sekarang sungai Deli sudah tidak bisa dilalui oleh kapal lagi. Ini mengakibatkan salah satu situs sejarah kota Medan akan hancur, Kota Medan tentunya akan kehilangan akar sejarah yang dimasa lalu begitu jaya menjadi jalur transportasi dan perdagangan. Sehingga untuk mengembalikan fungsi sungai deli, dengan pelaksanaan pembangunan apartemen dan fasilitas pendukungnya, di butuhkan banyak perubahan. Seperti pada daerah muka sungai harus dibuat tanggul, menambahkan area terbuka hijau sebagai sumbangan untuk publik.
7 7 Bangunan bangunan yang berdiri disekitar muka sungai lebih didominasi oleh ruko, kantor dan area komersial seperti hotel dan restaurant. 1.6 Keberadaan bangunan disekitar tapak sebagai area komersial 1.2 Peran Faktor Sosial pada Tapak dan Area Sekitarnya
8 8 Masyarakat adalah suatu komunitas yang interdependen 2. Keberadaan masyarakat sekitar sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kota atau daerah. Sehingga akan dijelaskan bagaimana masyarakat di area tapak dan disekitarnya. Masyarakat di area sekitar tapak terbagi dua. Penduduk di muka sungai dan penduduk yang bermukim di tepi sungai (pemukiman liar). Pemerintah atau kepala daerah disekitar tidak menyalin data kependudukan masyarakat tepi sungai, karena keberadaan mereka yang ilegal. Berdasarkan hasil survey lapangan dan kelurahan Hamdan dan Aur, diperoleh hasil budaya atau etnis yang bermukim pada bagian muka sungai jl. Mangkubumi yang lebih diwarnai pusat perkantoran, pertokoan, pusat hiburan, restaurant dan hotel lebih didominasi etnis Cina. Namun pemukiman pada jl. Badur yang merupakan kelurahan Hamdan lebih kepada pemukiman penduduk yang didominasi suku Aceh. 2 Interdependen : saling membutuhkan
9 9 1.7 Kondisi Disekitar Tapak Keramaian terjadi saat pagi hingga sore. Area perdagangan ini yang membuat kawasan jl. Mangkubumi sangat hidup. Jl. Mangkubumi saat siang selalu terjadi kemacetan karena tidak ada lahan parkir, dengan jumlah pendatang yang ramai sehingga kendaraan yang parkir tidak dapat ditampung dan menyebabkan kendaraan parkir dibadan jalan. Alhasil kendaraan yang lalu lalang pun menjadi satu jalur saja. Keadaan sekitar yang sangat ramai namun bukan menciptakan sosialisasi antar tetangga yang terjalin dipemukiman. Komunikasi antar tetangga yang bersifat silaturahmi sangat kurang. Karena daerah ini merupakan area perdagangan. Komunikasi yang terjadi hanya bersifat melayani. Saat menjelang malam pertokoan tutup dan keadaan sepi. Umumnya masyarakat diarea sekitar tapak memiliki pekerjaan sebagai PNS, pegawai swasta dan pengusaha. Daerah tapak ini tepat untuk masyarakat menengah atas jika dilihat dari jenis pekerjaannya. Perekonomian disekitar termasuk dalam hitungan menengah atas, karena letaknya di tengah kota dan dipenuhi dengan sarana publik / daerah komersial. Sehingga untuk pembangunan sebuah apartemen sangat mendukung di area ini. Daerah tapak ini berada di kecamatan Medan Maimun yang mengambil dua kelurahan yaitu kel. Hamdan 10 dan kel. Aur 9. Dalam kasus revitalisasi kawasan muka sungai penerapannya selalu diakomodasi oleh stakeholder, kehadiran mereka sangat penting. Organisasi stakeholders terdiri dari investor, lenders(bank), asuransi, kontraktor, konsultan, user(pembeli), kompetitor, regulator, business partner, tokoh & masyarakat
10 10 pemerintahan pusat dan setempat, Expert (ahli struktur dll), staf proyek dan lingkungan sekitar. Namun bukan bertujuan untuk menguntungkan stakeholder yang berekonomi tinggi saja. Masyarakat menengah kebawah harus mendapatkan manfaat dari pembangunan proyek ini juga. Pengembalian fungsi sungai yang sebenarnya bukan dengan menutup keberadaannya namun menjadikan nya wisata baru bagi masyarakat dari berbagai kalangan. Jika dilihat kembali pada masyarakat yang bermukim diarea tapak, ada dua jenis kedudukan masyarakat. Masyarakat tepi sungai ini dapat diulas sedikit bagaimana kehidupan mereka. Kehidupan tepi sungai yang begitu akrab dan ramai sangat berbeda dengan kehidupan muka sungai. Setiap siang ibu-ibu berkumpul sambil berjaga warung mereka. Sifat kekeluargaan lebih terasa, kehidupan masyarakat desa masih lekat dikehidupan mereka, perubahan komunikasi masyarakat sangat terlihat jelas dari jenis komunikasi yang terjadi antara masyarakat menengah atas dengan masyarakat bawah. Masyarakat menengah atas berkomunikasi sesuai kebutuhan saja berbeda dengan masyarakat bawah yang senang berkumpul untuk silaturahmi.
11 Kondisi Tepi sungai yang dihuni oleh pemukiman liar Cukup sulit untuk menceritakan kehidupan tepi sungai ini karena sumber dari kelurahan juga tidak ada, mereka (masyarakat tepi sungai) tidak masuk kedalam sensus pemerintah. Jika ditinjau ke lokasi, masyarakat tepi sungai ini yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan sungai. Karena mereka yang berhubungan langsung dan hidup mereka sangat bergantung dengan sungai. Saat meninjau ke lokasi tepi sungai, banyak anak-anak sedang mandi di sana, dengan kondisi sungai yang kotor penuh dengan sampah tidak baik untuk kesehatan kulit mereka. Air sungai menjadi sumber air bagi penduduk ditepi sungai. Jika mereka membutuhkan air bersih mereka harus membayar sepuluh ribu perhari nya. Mereka juga harus membayar biaya rumah panggung kayu yang mereka huni stiap tahunnya. Mereka juga mendapatkan listrik dari PLN yang seperti kita tahu bahwa mereka tidak terdaftar dalam kelurahan tersebut. Peran faktor sosial sangat mempengaruhi aktifitas dan kehidupan di tapak maupun area sekitar tapak. Pertokoan dan perkantoran disekitar tapak yang
12 12 membuat area ini hidup dan ramai. Keberadaan masyarakat yang bermukim sangat berpengaruh dalam kemajuan pada tapak. Berdasarkan hasil survey lapangan peran sosial yang lebih tinggi berada pada sisi jl. Mangkubumi yaitu pemukiman yang kumuh. Mereka berhasil mengatur keadaan sekitar. Dengan kata lain mereka (preman) pada area tersebut. Sehingga pertokoan dan perkantoran pada area sekitar hanya bersifat melayani masyarakat dan tidak memberikan peran sosial yang besar seperti sosialiasasi dan kehidupan. Aktifitas seperti berkumpul, bersosialisasi begitu terasa di area pemukiman kumuh tersebut. Baik pagi, siang ataupun malam hari. Namun kurang peduli akan daerah sekitar menjadi peran yang negatif, kebiasaan akan membuang sampah kedalam sungai yang dilakukan oleh masyarakat pada pemukiman kumuh ini, sedangkan pada pemukiman menengah atas disekitar jl. Badur tertata sesuai tempat nya. Terlihat dari tata krama dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dibutuhkan peran aspek politis yang terdapat pada site ini lebih kemasyarakat nya sendiri,mereka sangat menjaga orang yang lalu lalang pada daerah site ini. Kemudian terdapat Kepala Camat dari Medan Maimun,Lalu Kelurahan Aur dan Kelurahan Hamdan dan kemudian kepala lingkungan Hamdan 10 dan Aur 9. Sebelumnya untuk bisa ke kantor camat dan kelurahan harus melalui kantor Walikota pada bagian Badan Penelitian dan Pengembangan. Untuk informasi lain dapat mencari kebagian Tata kota ataupun Bappeda. 1.3 Undang-Undang dan Peraturan Bangunan
13 13 Berdasarkan ketentuan dari peraturan daerah RTRW pasal 14 ayat 3 yang ditetapkan bahwa kawasan Medan Maimun termasuk pusat pelayanan kota. Kegiatan perdagangan / bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan provinsi dan kota dan pusat pelayanan ekonomi dan komersil. Sangat tepat untuk wilayah tapak ini yang merupakan area komersial untuk pembangunan sebuah apartemen dan fasilitas pendukung lainnya seperti Mall. Area tapak dikelilingi pemukiman menengah atas, kantor pemerintah, kantor swasta, swalayan, hotel dan area komersial di daerah itu. Lokasi ditengah kota ini seharusnya memiliki perekonomian yang baik, tidak adanya pemukiman kumuh apalagi pemukiman liar. Namun kehidupan yang diketahui tidak semua perekonomian dan komunikasi nya baik. Masih ada masyarakat menengah bawah disini. Masyarakat sekitar tidak perduli dengan kebersihan sungai, mereka sangat acuh akan fungsi sungai yang sebenarnya. Tidak ada tindakan yang pasti dari pihak pemerintah. Peraturan pemerintah melalui RTRW menetapkan bahwa syarat pembangunan di dekat sungai harus memiliki GSB 15m untuk sungai yang bertanggul dan kecil. GSB jl. Mangkubumi 3m, jl. Badur 5m. KDB 60% dan KLB 12. Ketentuan ini wajib dipatuhi untuk menjaga keamanan bangunan. Dengan luas site 2,5ha yang dilalui oleh sungai tersebut didapat luas site yang diizinkan untuk bangunan permanen sebesar 1,5ha.
14 Peraturan pemerintah tentang batas sungai Rencana pembangunan Apartemen menengah atas yang mematok masyarakat atas sebagai penghuni nya dan menjadikan kawasan ini sebagai kawasan komersial yang maju dengan menambah fungsi-fungsi lain didalamnya, sehingga tidak hanya menguntungkan satu pihak saja. Dengan ketentuan KLB 12 sehingga didapat max jumlah lantai sebanyak 20 lantai. 3 lantai untuk tower dengan jumlah tower 2 buah untuk memaksimalkan jumlah hunian yang berorientasi view sungai dan kota Medan. Podium yang difungsi kan sebagai mall untuk masyarakat publik. Ruang terbuka yang dibentuk untuk menambah fasilitas outdoor seperti taman publik, sarana olahraga, kolam renang serta kegiatan tarian khas melayu yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pemanfaatan sungai sebagai view baru di kota Medan dan pelestarian sungai Deli. Bangunan di muka sungai di Medan umumnya menutup keberadaan sungai tersebut dengan tanggul yang tinggi. Mencitrakan sungai Deli menjadi lebih baik dengan usulan untuk penjernihan air dan pengalihan limbah-limbah industri untuk mencegah pencemaran sungai ataupun menetralisirkan air sungai dari limbah kotor sebelum dialirkan ke sungai. Menjadikan sungai Deli sebagai wisata air juga dapat menambah fasilitas hiburan baru di kota Medan. Karena sungai merupakan salah
15 15 satu pengaruh besar bagi sebuah kota. Pada tapak ini sungai Deli sangat penting sebagai pemisah antar site menjadi nilai tambah dengan kehadiran jembatan sebagai alat penyatu kawasan. Karena banjir yang menjadi masalah utama pada sungai Deli, maka penambahan pembuatan tanggul untuk mencegah banjir adalah hal utama yang harus dilakukan, Dengan riverwalk disepanjang tepi sungai sebagai area terbuka sehingga sungai termanfaatkan dengan baik. Seperti Singapura dapat menjadi orientasi desain riverwalk contoh tepi sungai yang akan diterapkan pada tapak
BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN
4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman
Lebih terperinciBAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI
BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI Keadaan sungai Deli yang sekarang sangat berbeda dengan keadaan sungai Deli yang dahulu. Dahulu, sungai ini menjadi primadona di tengah kota Medan karena sungai ini
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN
BAB II HUNIAN YANG DISEBUT APARTEMEN 2.1 Apartemen Dan Rumah Susun Apa itu hunian? Defenisi hunian atau rumah adalah tempat tinggal atau kediaman, yang berarti bahwa hunian itu merupakan tempat berlindung,
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,
BAB 1 START FROM HERE A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat
Lebih terperinciBAB I RIVERFRONT ARCHITECTURE. Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh
BAB I RIVERFRONT ARCHITECTURE 1.1. Hakikat Sungai Deli Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh yang tidak tertata rapi dikarenakan sungai di Indonesia pada umumnya memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data
BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen
BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat dan tidak terkendali. Hal ini menyebabkan kebutuhan permukiman meningkat. Dengan kebutuhan permukiman yang meningkat,
Lebih terperinciBAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,
BAB 2 ANALISA KAWASAN Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dari kawasan tersebut. Data kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung Badur merupakan permukiman yang berada di pinggiran sungai Deli di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun, Medan. Daerah pinggiran sungai, umumnya menjadi
Lebih terperinciBAB II MENGENAL LEBIH DEKAT
BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT Meski tidak semua aspek kehidupan di lingkungan tapak proyek dipengaruhi oleh keberadaan sungai Deli, namun bagi beberapa pihak sungai ini telah menjadi bagian dari hidup mereka.
Lebih terperinciBAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur
BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
9 BAB II ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN 2.1. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalan perencanaan perancangan Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun Sumatera Utara ini adalah: 1. Bagaimana merancang suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Redevelopment atau yang biasa kita kenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciBAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE. Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud
BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara ketiga unsur, yaitu keindahan Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini
BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK Kegiatan studi lapangan untuk kasus proyek ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan selama dalam pembuatan proyek dan juga untuk mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen dengan tingkat kepadatan penduduknya yang mencolok, di mana corak masyarakatnya yang heterogen dan
Lebih terperinciBAB I PERMASALAHAN KAWASAN DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT
BAB I PERMASALAHAN KAWASAN DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT Dalam pelaksanakan suatu proyek perancangan arsitektur diperlukan adanya pedoman pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan perancangan. Pedoman pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang
BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat
Lebih terperinciBAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN
BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN Untuk memperoleh hasil pemrograman yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna. Data yang sudah terkumpul kemudian
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III
BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciMATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK
HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciBAB II HAL TIDAK TERDUGA. akses menuju ke site yaitu dari jalan sukamulia, jalan imam bonjol dan jalan
7 BAB II HAL TIDAK TERDUGA Saat melakukan perjalanan survey banyak hal tidak terduga yang kami temukan yang mungkin karena selama ini hidup di kota besar tidak akan menemui hal seperti kampung kumuh.site
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh konversi lahan. Menurut Budiman (2009), konversi lahan disebabkan oleh alasan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kawasan Kota Tua merupakan salah satu kawasan potensial di Kota Padang. Kawasan ini memiliki posisi yang strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak
Lebih terperinciBAB VI DATA DAN ANALISIS
BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciMinggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI
1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta
Lebih terperinciAIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan
AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan DIPRESENTASIKAN OLEH : 1. MAGDALENA ERMIYANTI SINAGA (10600125) 2. MARSAHALA R SITUMORANG (10600248) 3. SANTI LESTARI HASIBUAN (10600145) 4. SUSI MARIA TAMPUBOLON
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciEvaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKavling Commercial P R O J E C T KAVLING COMMERCIAL MASTER PLAN
Kavling Commercial COMMERCIAL MASTER PLAN Loading... NO. KAVLING Kavling 1 Kavling 2 Kavling 3 Kavling 5 Kavling 6 Kavling 7 Kavling 8 Kavling 9 Kavling 10 Kavling 11 Kavling 12 Kavling 15 TOTAL LUAS 4.185
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN
4.1 ANALISIS LOKASI TAPAK BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Dalam perancangan arsitektur, analisis tapak merupakan tahap penilaian atau evaluasi mulai dari kondisi fisik, kondisi non fisik hingga standart peraturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan
Lebih terperinci- BAB I - PENDAHULUAN
- BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mal salah satu obyek rekreasi yang banyak dinikmati oleh masyarakat sebagai tempat hiburan untuk merelaksasikan diri, karena tuntutan aktifitas kesibukan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tempat tinggal merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah membuat tingkat kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN
BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan
Lebih terperinciRENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL
RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia. Dimana pada masa perkembangan peradaban kota badan air merupakan satu-satunya
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM 3.1. DATA WILAYAH KABUPATEN BANTUL 1 3.1.1. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul Kecamatan Sewon termasuk Hierarki III merupakan sub pusat pengembangan pemerintahan,
Lebih terperinciPokok Bahasan Pemilihan Tapak. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.
Pokok Bahasan Pemilihan Tapak Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina A., ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia Designer Edi M. Pribadi,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai yang membelah Kota Bandung melewati 9 kecamatan yang mencakup 13 kelurahan. Sungai Cikapundung memiliki fungsi dan peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PROYEK
BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan
Lebih terperinciBAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS
BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas
Lebih terperinci: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif
MINGGU 7 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan : a. Permasalahan tata guna lahan b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif Permasalahan Tata Guna Lahan Tingkat urbanisasi
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS
BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB IV PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN
Lebih terperinciFasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan
LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN. Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun -
BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN II.1. Judul Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun - Sumatera Utara yang merupakan kawasan terpadu multifungsi yang berada di kawasan CBD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dayeuhkolot merupakan kawasan perkotaan di Kabupaten Bandung yang berada di sisi Sungai Citarum. Berdasarkan sejarah, Dayeuhkolot yang dalam bahasa sunda berarti kota
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama
BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Perencanaan pengembangan drainase di wilayah Kota Batam khususnya di Kecamatan Batam Kota sangatlah kompleks. Banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan
BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,
BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
47 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kelurahan Tamansari yang diantaranya berisi tentang kondisi geografis dan kependudukan, kondisi eksisting ruang
Lebih terperinciHotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo
JURNAL edimensi ARISTEKTUR Vol. 1, No. 1 (2012) 1-6 1 Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo Penulis: Yusak Budianto, dan Dosen Pembimbing: Ir. Irwan Santoso, M.T.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Dalam perencanaan dan perancangan RSUD Jakarta Selatan harus memperhatikan beberapa macam kondisi fisik wilayah secara spesifik
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL
BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL 3.1. Tinjauan Kabupaten Bantul 3.1.1. Tinjauan Geografis Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu Kabupaten dari 5 Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciOBYEK SURABAYA VIRTUAL GAME CENTER
OBYEK Bangunan atau tempat sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan para pecinta gamer untuk berkumpul, serta pengenalan perkembangan dunia game. LATAR BELAKANG Sampai saat ini sarana yang mewadahi aktifitas
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-
BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition
Lebih terperinci