BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI"

Transkripsi

1 BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI Keadaan sungai Deli yang sekarang sangat berbeda dengan keadaan sungai Deli yang dahulu. Dahulu, sungai ini menjadi primadona di tengah kota Medan karena sungai ini menjadi jalur perdagangan dan jalur transportasi kapal-kapal besar semasa kerajaan Deli masih berjaya. Selain menjadi jalur transportasi, sungai ini juga memiliki air jernih dan vegetasi yang rimbun di pinggir sungainya sehingga kesan alami dan natural masih kental terasa bagi siapa saja yang melintasi sungai tersebut. Keadaan itu seolah berbalik 180 derajat jika kita melihat sejenak ke kawasan sungai Deli pada saat ini. Kondisi sungai Deli sangat jauh dari kondisi sungai yang ideal. Keadaan tidak tertata dan kumuh langsung menyeruak ketika kita memasuki kawasan perancangan yang dibatasi oleh jalan Mangkubumi, jalan Badur dan jalan Brigjend. Suprapto ini. Ditambah lagi kondisi air sungai yang keruh, dan banyak sampah yang tertumpuk baik di pinggir maupun di tengah sungai. Kondisi ini sangat jauh dari kriteria sungai yang baik. Bagi sebagian pihak, sungai ini menjadi bagian dari kehidupan mereka dengan mengenyampingkan kondisi yang tidak ideal tersebut. Di sungai ini, mereka banyak melakukan aktifitas seperti mencuci, mandi dan bermain. Sungai ini seolah diibaratkan seperti kamar mandi umum bagi warga yang berdomisili di pinggiran sungai tersebut. Ada banyak faktor yang menyebabkan sungai Deli menjadi begitu tidak tertata. Pertama, banyaknya bangunan liar yang menjamur 12

2 13 tepat di tepi sungai Deli sehingga menciptakan kesan tidak tertata pada kawasan ini. Bangunan liar yang bertumbuh di pinggir sungai ini kian hari semakin banyak. Hal ini disebabkan karena semakin banyak transmigran ataupun pendatang yang mengadu nasib ke kota Medan. Harga lahan di perkotaan yang mahal memaksa mereka untuk mencari tempat bermukim yang dapat terjangkau oleh mereka. Akhirnya area sempadan sungai menjadi sasaran empuk bagi para pendatang ini untuk dijadikan kawasan bermukim. Keberadaan bangunan liar ini mengalihfungsikan kawasan resapan air sungai menjadi kawasan padat permukiman. Gambar 1.1 Gambaran Sepanjang Pinggir Sungai Deli Sumber: Dokumentasi Pribadi Kedua, para penghuni bangunan liar yang berada di pinggir sungai tidak tanggap akan kebersihan lingkungan. Mereka memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai yang tanpa disadari dapat memberi dampak negatif bagi diri mereka sendiri. Salah satu dampak negatif yang timbul akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh penghuni bangunan liar tersebut adalah pendangkalan sungai. Ketika melakukan survei lapangan, didapati ketinggian air sungai di dalam tapak hanya berkisar 30 cm. Menurut informasi yang diperoleh dari warga sekitar, ketinggian air sungai

3 14 biasanya hanya berkisar antara 30 sampai 50 cm saja. Masalah lain kembali timbul akibat pendangkalan sungai tersebut. Ketika hujan deras, badan sungai tidak mampu menahan air sungai yang naik. Sehingga pemukiman warga yang berada tepat dipinggiran sungai Deli menjadi sasaran atas meluapnya air sungai. Gambar 1.2 Gambaran Sampah yang Tertumpuk di Sepanjang Pinggir Sungai Deli Sumber: Dokumentasi Pribadi Banjir yang kerap melanda permukiman warga di kelurahan Hamdan membuat kawasan ini terasa begitu tidak nyaman. Saat dilanda banjir sedang, rumah-rumah di sini terendam hingga 1,20 meter diukur dari permukaan lantai. Dan jika banjir besar melanda, rumah-rumah di kawasan ini dapat terendam hingga 4 meter. Informasi ini didapat dari warga yang berdomisili di daerah tersebut. Dengan kata lain, permukiman yang berdomisili tepat di pinggir sungai harus direlokasi demi keamanan dan kenyamanan bersama. Ditambah lagi bangunan liar ini mengambil fungsi lahan resapan air sungai. Kondisi Tapak... Di dalam lokasi perancangan terdapat hunian rumah warga. Pada lokasi ini akan dibangun apartemen. Apartemen yang akan dirancang diperuntukkan bagi kalangan masyarakat kelas menengah atas sehingga mayarakat kelas menengah

4 15 bawah yang berdomisili di kawasan tersebut akan direlokasi. Jika melihat KAK (Kerangka Acuan Kerja), penghuni bangunan lama yang tidak memiliki legalitas kepemilikan lahan akan mendapat ganti rugi sepadan dengan kondisi bangunan hunian mereka. Selain itu, normalisasi sungai juga perlu diperhatikan dan direncanakan dengan baik. Pada lokasi perancangan terdapat sungai Deli yang membelah site menjadi dua bagian. Namun kondisi sungai ini sangat tidak menarik untuk dijadikan sebagai bagian depan bangunan. Keadaan sungai yang kumuh dan tidak tertata mendorong pemilik bangunan untuk menjadikan sungai ini sebagai bagian daerah belakang bangunan. Pihak Pemko Medan digadang-gadang sudah merencanakan upaya normalisasi sungai. Upaya ini dilakukan dengan melakukan perbaikan kondisi hutan di hulu sungai serta melakukan penanggulangan limbah di sungai. Dengan adanya upaya pihak pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan sungai Deli tersebut. Kondisi Sekitar Tapak... Lokasi perancangan yang terletak di antara jalan Mangkubumi, jalan Badur dan jalan Letjend. Suprapto ini dikelilingi oleh pemukiman warga dan bangunan komersial seperti rumah toko (ruko). Lokasi perancangan merupakan kawasan komersial yang terdiri dari bangunan ruko serta perkantoran pemerintah dan swasta. Salah satu kantor swasta yang terdapat di sekitar lokasi perancangan

5 16 adalah kantor PTPN IV. Tepat di depan kantor PTPN IV terdapat kantor pemerintah yaitu kantor Polisi Militer (PM). Kantor-kantor tersebut terdapat pada jalan Brigjend. Suprapto yang merupakan jalan protokol. Pada jalan ini memiliki sirkulasi kendaraan yang cukup nyaman. Penerangan jalan pada sisi jalan ini juga sangat memadai. Pedestrian yang dilengkapi dengan pepohonan yang rindang untuk jalur pejalan kaki juga terdapat pada lokasi ini sehingga membuat para pejalan kaki merasa nyaman jika melalui jalan ini. Gambar 1.3 Kantor Swasta dan Kantor Pemerintahan di Sekitar Site Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangunan pada jalan Badur umumnya adalah permukiman warga dengan ketinggian bangunan satu sampai dengan dua lantai. Terdapat beberapa rumah yang kondisinya tidak terawat karena sudah tidak berpenghuni lagi. Walaupun jalan Badur ini tergolong memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, namun saat siang hari daerah ini tampak lengang dan sepi. Hal ini dikarenakan warga pada daerah tersebut beraktifitas di luar rumah. Tidak terlihat interaksi sosial yang terjadi di kawasan jalan Badur ini, namun jalan ini dijadikan sebagai jalur alternatif bagi beberapa kendaraan roda dua dan roda empat walaupun kondisi jalan ini relatif sempit dan berlubang.

6 17 Interaksi sosial dalam lingkungan bantaran terlihat lebih hidup dibandingkan pada kawasan jalan Badur. Selain itu kondisi utilitas yang belum memadai dapat dengan mudah terlihat pada kawasan ini. Terdapat beberapa titik selokan yang terbuka dan dipenuhi dengan sampah. Kondisi jalan yang sempit dan tidak memadai karena tidak menyediakan ruang bagi pejalan kaki, hal ini dapat terlihat dengan tidak terdapatnya pedestrian untuk pejalan kaki. Selain itu pada jalan ini masih sedikit penerangan jalan sehingga pada malam hari sumber cahaya hanya berasal dari rumah-rumah warga saja. Sementara itu, dibandingkan dengan kondisi jalan Badur, kondisi di jalan Mangkubumi sedikit lebih baik. Lebar jalan di sisi jalan Mangkubumi lebih lebar dibandingkan dengan lebar jalan di sisi jalan Badur sehingga memungkinkan kendaraan roda empat dan roda dua untuk berjalan dari 2 arah. Selain itu, kawasan jalan Mangkubumi lebih ramai dibandingkan dengan kawasan jalan Badur. Pada kawasan ini terdapat swalayan Maju Bersama dan bangunan komersial berupa rumah toko (ruko) yang dapat menarik pengunjung sehingga interaksi sosial pada kawasan ini lebih terasa. Sayangnya pada sisi ini terdapat lahan kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah sementara. Sehingga suasana yang tidak nyaman terlihat pada sisi ini ketika kita melintas. Kondisi penerangan pada jalan ini juga masih sangat kurang. Hanya terdapat lampu penerangan jalan di depan swalayan Maju Bersama. Selain itu, pada kawasan ini sirkulasi pejalan kaki juga sangat tidak nyaman karena tidak terdapat pedestrian untuk para pejalan kaki.

7 18 Data Site... Untuk memperoleh data tentang penduduk dan keterangan kawasan sekitar lokasi perancangan membutuhkan proses yang panjang dan tahap yang agak sulit. Sebelum melakukan pendataan secara resmi penulis mendatangi instansi terkait guna memperoleh izin dan data yang dibutuhkan. Adapun instansi yang terkait adalah pertama Departemen Arsitektur USU, merupakan pihak pertama yang menjembatani kelompok studio Perancangan Aritektur 6 untuk melakukan survei ke Badan Pembangunan Daerah Kota Medan. Kedua adalah Badan Pembangunan Daerah, merupakan penerbit surat izin untuk survei ke setiap kelurahan yang terkait. Ketiga adalah kantor lurah terkait yaitu kantor lurah Aur dan Hamdan, merupakan sumber informasi tentang data penduduk dan keterangan kawasan sekitar lokasi perancangan. Dari kedua kantor kelurahan tersebut, didapat data dan informasi yang beragam. Terdapat beberapa data yang tidak mereka miliki sehingga informasi dan data yang diperoleh juga terbatas. Berikut merupakan data site yang diperoleh ketika melakukan survei lapangan : 1. Data Eksisting Lokasi perancangan berada di antara kelurahan Aur dan kelurahan Hamdan kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara. Tepatnya di antara jalan Mangkubumi dan jalan Badur yang dibelah oleh sungai Deli. Lokasi site memiliki luas lahan sekitar ± 2,5 Ha dan memiliki kontur lahan yang menurun mulai dari jalan raya menuju sungai. Letak geografis : utara dan timur. Daerah ini memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar

8 19 23,3 C 24,4 C dan suhu maksimum berkisar 30,7 C 33,2 C. Adapun batasbatas site tersebut sebagai berikut : Utara Timur Selatan Barat : Permukiman Warga : Jalan Mangkubumi dan Permukiman Warga : Jalan Letjend. Suprapto : Jalan Badur dan Permukiman Warga Jalan Badur memiliki lebar 7 meter dengan ukuran garis sempadan bangunan (GSB) 5 meter. Sedangkan jalan Mangkubumi memiliki lebar jalan 20 meter dengan ukuran garis sempadan bangunan GSB 3 meter. Sementara itu, jalan Letjend. Suprapto memiliki lebar jalan 26 meter dengan ukuran garis sempadan bangunan (GSB) 15 meter. Informasi ukuran ini didapat dari tulisan yang tertera pada batu keterangan jalan. Kondisi di sekitar lokasi perancangan merupakan lahan kosong, permukiman warga dan sungai. Berikut adalah foto-foto kondisi di sekitar tapak : Gambar 1.4 Gambaran Kondisi di Sekitar Site Sumber: Dokumentasi Pribadi

9 20 Lokasi perancangan merupakan lokasi yang strategis dikarenakan sangat mudah menuju ke pusat kota. Selain itu, lokasi ini juga dikelilingi oleh kawasan komersial seperti jalan Palang Merah, dan dekat dengan koridor bisnis Zainul Arifin. 2. Kondisi Kawasan Muka Sungai Pada Lokasi Site Sungai merupakan bagian dari alam yang identik dengan air yang bersih dan segar. Di beberapa negara memiliki sungai terbaik dan terbersih yang dapat memberi dampak positif bagi kehidupan masyarakat kota seperti Korea dengan sungai Chonggeycheon, dan Cina dengan sungai Li. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan kawasan muka sungai pada lokasi site sangat memprihatinkan. Terdapat banyak sampah yang menumpuk di pinggir sungai bahkan di tengah sungai tersebut. Akibat dari penumpukkan sampah-sampah tersebut, sungai Deli mengalami pendangkalan yang mengakibatkan permukiman warga yang berada tepat di pinggir sungai sering terkena banjir akibat meluapnya air sungai. Hal ini diperparah dengan keadaan pinggir sungai yang tidak memiliki tanggul sama sekali. Selain itu, banyak bangunan liar yang berdiri tepat di pinggi sungai. Sehingga ketika air sungai meluap, hunian mereka menjadi sasaran empuk banjir. Berikut adalah foto-foto kondisi kawasan muka sungai pada lokasi site :

10 21 Gambar 1.5 Kondisi Kawasan Muka Sungai di Lokasi Site Sumber: Dokumentasi Pribadi 3. Kondisi Vegetasi di Lokasi Perancangan Pepohonan yang terdapat pada lokasi perancangan sangat tidak memadai dan tidak tertata. Hanya terdapat beberapa pepohonan yang tumbuh secara liar di pinggiran sungai Deli seperti pohon bambu, pohon pisang dan pohon para. Sementara vegetasi yang terdapat pada lahan kosong di lokasi perancangan hanya berupa rerumputan dan semak belukar. Dan vegetasi yang terdapat pada permukiaman warga di sisi jalan Mangkubumi hanya berupa pohon mangga, pohon jambu air dan pohon kelapa. 4. Kondisi Masyarakat di Lokasi Perancangan Kehidupan sosial masyarakat di sekitar site tergolong pada masyarakat menengah ke bawah. Hal yang paling berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan prilaku masyarakat sekitar adalah budaya. Masyarakat sekitar (khususnya masyarakat di tepi sungai Deli) memiliki budaya untuk berkumpul di suatu

11 22 tempat sebagai aktifitas meluangkan waktu mereka. Mereka sering menghabiskan waktu untuk berkumpul dan bersantai dengan duduk-duduk di depan rumah mereka dan warung-warung yang terdapat di sekitar rumah mereka. Mereka tidak memiliki ruang/ tempat yang layak untuk melakukan aktifitas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar site senang berkumpul untuk bersosialisasi. Kemudian, masyarakat di sekitar lokasi perancangan memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan baik di lingkungan darat maupun sungai yang menyebabkan pendangkalan pada sungai tersebut. Karena masyarakat yang tinggal di pinggir sungai Deli semakin banyak, maka sungai Deli dijadikan sebagai tempat MCK (mandi, cuci, kakus) oleh masyarakat sekitar. Ditambah lagi masyarakat sekitar yang memiliki kebiasaan membuang sampah ke sungai, seolah sungai tersebut menjadi tempat sampah raksasa bagi mereka. Hal ini menyebabkan sungai Deli tercemar dan terjadi pendangkalan sungai akibat penumpukkan sampah-sampah rumah tangga dari masyarakat sekitar. Ditambah lagi ada saluran riol kota yang mengarah ke sungai Deli. Sungai ini dijadikan tempat pembuangan limbah cair baik bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat kota. Tentu saja situasi ini menambah pencemaran dan kekeruhan air di sungai Deli tersebut. Hal ini dapat mencerminkan kondisi masyarakat yang sangat kurang memperhatikan kebersihan lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan.

12 23 5. Kondisi dan Keadaan Tempat Tinggal Warga Sekitar Banyak bangunan liar seperti rumah panggung yang berada tepat di pinggir sungai Deli yang berada di kawasan perancangan. Rumah-rumah yang berada di pinggir sungai Deli ada yang merupakan hak milik pribadi dan ada pula yang merupakan rumah sewa. Menurut salah seorang warga kelurahan Hamdan yang berdomisili tepat di pinggir sungai Deli, rumah yang disewakan memiliki tarif Rp ,-/ tahun (satu juta rupiah per tahun). Informasi ini diperoleh melalui wawancara singkat ketika penulis melakukan survei lapangan. Kondisi rumah-rumah yang berada di lokasi perancangan sangat memprihatinkan dan sangat jauh dari kata rumah sederhana yang ideal. Posisi sungai yang berada di antara kelurahan Aur dan kelrahan Hamdan kecamatan Medan Maimun membuat 2 daratan site terpisah. Masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai Deli tergolong pada masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi tempat tinggal mereka dan lingkungannya. Masyarakat sekitar tidak memperdulikan peraturan pemerintah tentang garis sempadan sungai (GSS). Dimana daerah pinggir sungai yang seharusnya berjarak 15 meter dari tepi sungai tidak boleh dijadikan sebagai tempat bermukim, atau dengan kata lain daerah yang berjarak 15 meter dari tepi sungai merupakan kawasan terbuka hijau yang harus bebas dari struktur fisik bangunan.

13 24 6. Kondisi Alur Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki di Lokasi Perancangan Lokasi dapat dicapai melalui jalan Badur, jalan Mangkubumi dan jalan Brigjend. Suprapto. Pada jalan-jalan tersebut, tidak terdapat angkutan umum yang melintas kecuali becak bermotor dan taksi. Jarang terjadi kemacetan pada daerah di sekitar site. Jalan-jalan yang mengelilingi site ini banyak dilalui oleh kendaraan pribadi, baik berupa kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Untuk mencapai permukiman warga yang berada di pinggir sungai harus berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Jalan yang menuju ke permukiman warga hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja hal ini disebabkan jalur sirkulasi di dalam permukiman warga hanya berupa ganggang kecil dan sempit. Tidak terdapat jalur untuk lansia dan disable pada lokasi site. Sehingga mereka sulit untuk beraktifitas di sini. Hanya terdapat satu jembatan utama yang dapat dilalui oleh masyarakat untuk menyeberang dari area jalan Badur menuju area jalan Mangkubumi, dan begitu juga sebaliknya. Jalan primer pada kawasan ini adalah jalan Letjend. Suprapto, jalan Mangkubumi dan jalan Badur. Sementara jalan sekunder terdapat di dalam permukiman warga yang berupa gang-gang kecil dan sempit. Jalan Badur memiliki ukuran jalan yang relatif sempit.

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT

BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT BAB II MENGENAL LEBIH DEKAT Meski tidak semua aspek kehidupan di lingkungan tapak proyek dipengaruhi oleh keberadaan sungai Deli, namun bagi beberapa pihak sungai ini telah menjadi bagian dari hidup mereka.

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB I PERMASALAHAN KAWASAN DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT

BAB I PERMASALAHAN KAWASAN DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT BAB I PERMASALAHAN KAWASAN DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT Dalam pelaksanakan suatu proyek perancangan arsitektur diperlukan adanya pedoman pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan perancangan. Pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, BAB 2 ANALISA KAWASAN Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dari kawasan tersebut. Data kawasan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK Kegiatan studi lapangan untuk kasus proyek ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan selama dalam pembuatan proyek dan juga untuk mengetahui kondisi

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen dengan tingkat kepadatan penduduknya yang mencolok, di mana corak masyarakatnya yang heterogen dan

Lebih terperinci

BAB II HAL TIDAK TERDUGA. akses menuju ke site yaitu dari jalan sukamulia, jalan imam bonjol dan jalan

BAB II HAL TIDAK TERDUGA. akses menuju ke site yaitu dari jalan sukamulia, jalan imam bonjol dan jalan 7 BAB II HAL TIDAK TERDUGA Saat melakukan perjalanan survey banyak hal tidak terduga yang kami temukan yang mungkin karena selama ini hidup di kota besar tidak akan menemui hal seperti kampung kumuh.site

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat dan tidak terkendali. Hal ini menyebabkan kebutuhan permukiman meningkat. Dengan kebutuhan permukiman yang meningkat,

Lebih terperinci

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,

BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, BAB 1 START FROM HERE A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN Untuk memperoleh hasil pemrograman yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna. Data yang sudah terkumpul kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perumahan merupakan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar, dan dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan rendah

Lebih terperinci

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan yang menyandang status sebagai Pusat Pemerintahan, pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang menuntut kota

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB I RIVERFRONT ARCHITECTURE. Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh

BAB I RIVERFRONT ARCHITECTURE. Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh BAB I RIVERFRONT ARCHITECTURE 1.1. Hakikat Sungai Deli Di Indonesia kawasan muka sungai / Riverfront, identik dengan kawasan kumuh yang tidak tertata rapi dikarenakan sungai di Indonesia pada umumnya memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : IKHSAN FITRIAN NOOR L2D 098 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk

BAB 1. Langkah Awal. Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk BAB 1 Langkah Awal Cuaca panas kota Medan di siang hari merupakan tantangan besar untuk penduduknya, bagaimana tidak dengan rata-rata suhu bisa mencapai 32 derajat celcius 5 dapat dibayangkan seberapa

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen BAB II ANALISIS TAPAK Tujuan kegiatan dari survei yaitu mengumpulkan Data dan Fakta, maka pada metode selanjutnya yang kami lakukan yaitu analisa. Metode yang berlanjut dan berkesinambungan inilah yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan salah satu bentuk badan air lotik yang bersifat dinamis yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki fungsi ekologis yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA

RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA Volume 6 / No.2, Desember 2011 Jurnal Perspektif Arsitektur RIVERWALK SEBAGAI RUANG TERBUKA ALTERNATIF DI KAWASAN FLAMBOYAN BAWAH KOTA PALANGKA RAYA Herwin Sutrisno, ST., MT 1 Abstrak Semakin padatnya

Lebih terperinci

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data

BAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Redevelopment atau yang biasa kita kenal dengan pembangunan kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara mengganti sebagian dari,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Permukiman Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari. Permukiman perlu ditata agar dapat berkelanjutan dan

Lebih terperinci

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB IV PANDUAN KONSEP BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA) BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA) Delapan kecamatan di Kota Cilegon dilanda banjir, Rabu (25/4). Banjir kali ini merupakan yang terparah karena merata di seluruh kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE. Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud

BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE. Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara ketiga unsur, yaitu keindahan Venusitas, kekuatan Firmitas, dan fungsi Utilitas (Vitruvius). Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya air sangat terkait dengan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 47 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Pada Bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Kelurahan Tamansari yang diantaranya berisi tentang kondisi geografis dan kependudukan, kondisi eksisting ruang

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 9 BAB II ISU KAWASAN TERPADU HAMDAN 2.1. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalan perencanaan perancangan Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun Sumatera Utara ini adalah: 1. Bagaimana merancang suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL Kampung kota merupakan sebuah fenomena yang cukup unik, di samping memiliki karakteristik kampung, namun memiliki karakteristik perkotaan. Kampung memiliki sifat rasa kekeluargaan

Lebih terperinci

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan

Perancangan Rumah Susun Sederhana di Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kepadatan penduduk sekaligus berpengaruh pada kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kediri adalah kota terbesar ke-3 di Jawa Timur dengan luas wilayah 63,40 km 2 dan termasuk kota yang dilewati oleh Sungai Brantas, selain itu kota ini terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR Oleh: EVA SHOKHIFATUN NISA L2D 304 153 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan Lampiran 1. KUESIONER Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan Nama : Rabiatun NIM : 097004004 Institusi : Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan terdiri dari kondisi infrastruktur pada permukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 43 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Umum Kelurahan Depok Berdasarkan ketentuan Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Daerah rawan banjir merupakan daerah yang mudah atau mempunyai

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Daerah rawan banjir merupakan daerah yang mudah atau mempunyai BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Daerah rawan banjir merupakan daerah yang mudah atau mempunyai kecenderungan untuk terlanda banjir. Analisa daerah rawan banjir yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan DIPRESENTASIKAN OLEH : 1. MAGDALENA ERMIYANTI SINAGA (10600125) 2. MARSAHALA R SITUMORANG (10600248) 3. SANTI LESTARI HASIBUAN (10600145) 4. SUSI MARIA TAMPUBOLON

Lebih terperinci

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang BAB II FIRST IMPRESSION Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya, perancang melakukan survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia. Dimana pada masa perkembangan peradaban kota badan air merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung Badur merupakan permukiman yang berada di pinggiran sungai Deli di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun, Medan. Daerah pinggiran sungai, umumnya menjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci