BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
|
|
- Shinta Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan pada laporan ini merupakan hasil keseluruhan terhadap tahap perencanaan dan perancangan, dari hasil analisa pada bab 4 bahwa daerah Tanjung Sanyang ini merupakan daerah padat permukiman. Jumlah warga jika di bandingkan dengan luas lahan daerah tersebut sudah tidak dapat menampung, sehingga semakin banyak timbulnya permukiman liar yang berada di tepi kali ciiwung yang menyebabkan semakin sempitnya lebar kali ciliwung di daerah Tanjung Sanyang. Sempitnya kali ciliwung tentunya air yang mengalir tidak dapat di tampung, karena mengkrucutnya lebar sungai di daerah ini, kemudian menjadikan daerah Tanjung Sanyang merupakan daerah terdampak banjir di setiap tahunnya. Tahap yang di ambil yaitu me-redevelopment kawasan Tanjung Sanyang menjadi hunian vertikal layak huni dan terbebas dari dampak banjir. Pendekatan untuk me-redevelopment kawasan ini yaitu dengan Sustainable Urban Drainage System (SuDS). Berfungsi untuk mengendalikan air limpasan kali ciliwung yang meluap dengan menyediakan kolam penampungan sementara. Selain itu kolam penampungan sementara juga dapat dijadikan aktivitas warga di daerah tersebut ketika air sedang dalam kondisi normal. Selain itu penataan ulang kawasan ini mempunyai pengaruh yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang. Data peil banjir Tanjung Sanyang dapat menyimpulkan bahwa di kawasan zona merah tidak boleh di letakan hunian karena semakin padatnya hunian di zona merah maka semakin mengecil sungai pada eksisting. Solusi dari analisa mengenai sistem SUDS adalah dengan di buatnya kolam penampungan sementara ketika air sungai ciliwung meluap, dan hunian dan fasilitas di letakan pada zona tidak terdampak banjir sehingga air tidak dapat dapat memasuki hunian para warga seperti sebelumnya. 65
2 66 Gambar 51. Peta Banjir Tanjung Sanyang Sumber : Data RW 08 Tanjung Sanyang Dari peta banjir di atas, dapat disimpulkan bahwa zonasi dasar pada tapak di bagi menjadi zona. Yaitu : - Zona Publik - Zona Private - Zona DAS - - Gambar 52. Zonasi dasar tapak Dari ketiga zona tersebut, dapat di jabarkan dengan diagram untuk pola terhadap tapak. Pola yang di ambil adalah memusat, yaitu plaza/fasilitas utama sebagai titik pusat dari hunian, zona SUDS, dan fasilitas penunjang di dalam tapak.pola memusat adalah pola yang paling optimal, dengan pola memusat ini para penghuni dapat memanfaatkan sebagai ruang komunal mereka atau ruang berkumpul.
3 67 Selain itu dari segi drainase untuk SUDS, bagian pada plaza di gunakan untuk mengalirkan air dari titik teratas ke titik terendah. Pembagian pola ruang di dalam tapak mempengaruhi tata letak massa bangunan dan bangunan penunjang lainnya. Gambar 53. Diagram pola permukiman pada tapak Kemudian data hasil rekapitulasi dapat di simpulkan jumlah unit sesuai dengan jumlah anggota keluarga rata-rata yaitu : 1-2 orang = 28 % 3-4 orang = 58 % 5-6 orang = 12 % 7-8 orang = 2 % Perhitungan jumlah tipe unit berdasarkan jumlah kepala keluarga RT 04 dan RT 05 Tanjung Sanyang Kelurahan Cawang. Pada perhitungan persentase ini, jumlah anggota keluarga rata-rata di bagi menjadi 2 bagian yaitu tipe 1 (20 m2) = 1-2 orang, dan Tipe 2 (34 m2) = 3-4 orang. Untuk anggota keluarga 5-8 orang di masukan dalam kriteria kedua tipe tersebut kemudian di kalkulasikan dengan penduduk saat ini yaitu berjumlah 334 KK. Tipe 20 m2 dan tipe 34m2 adalah tipe yang paling optimal pada tapak ini, karena di sesuaikan berdasarkan jumlah anggota keluarga penduduk saat ini. Kemudian untuk keluarga yang jumlah anggotanya lebih dari 5
4 68 orang dimasukan ke dalam kriteria keluarga besar dan di perbolehkan memakai 2 unit tipe keluarga yaitu tipe TIPE 1 (35%) : Tipe 20 = 35% % x Jml. Kepala Keluarga = 35% x 334 KK = 117 Unit - TIPE 2 (65%) : Tipe 34 = 65 % x Jml. Kepala Keluarga = 65% x 334 KK = 218 Unit Total penghuni pada perhitungan jumlah unit di atas adalah : Tipe 20 m2 = 117 unit x 2orang = 234 Jiwa Tipe 34 m2 = 218 unit x 4 orang = 872 Jiwa TOTAL = Jiwa Perhitungan jumlah unit untuk 5 tahun ke depan, jumlah penduduk jiwa yaitu RT 04 dan RT 05. Dengan laju pertumbuhan penduduk di kecamatan kramat jati ini selama 5 tahun terakhir adalah 0,48%. P n = jumlah jiwa saat ini x (1x persentase pertambahan penduduk) 5 P n = jiwa x (1+persentase pertambahan penduduk) 5 P n = jiwa x (1+0,0048) 5 = jiwa Asumsi 1 kk 4 orang = 276 unit hunian. Perhitungan dengan metode Sustainable Urban Drainage Systems. Perhitungan debit run off untuk saluran drainase pada kawasan yang di olah dengan metode SUDS yang di hitung berdasarkan data curah hujan dari Badan Pusat Statistik kota Jakarta Timur tahun Komponen dengan aspal - Koefisien pengaliran (C) = 0,7 (untuk daerah padat dengan aspal) - Curah hujan rata-rata di kecamatan Kramat jati yaitu (I) = 3,24 m3/tahun - Luas daerah tangkapan (A) = m2 Qlimpasan = 0,278 x C x I x A = 0,278 x 0,7 x 32,4 x 3.904m2 = 246,15 m3/tahun
5 69 Lama hujan rata-rata per tahun = 177 hari/tahun Debit air hujan sehari = 246,15 m3/tahun : 177 hari = 1,4 m3/hari Komponen dengan Paving - Koefisien pengaliran (C) = 0,5 (untuk daerah padat dengan Paving) - Curah hujan rata-rata di kecamatan Kramat jati yaitu (I) = 3,24 m3/tahun - Luas daerah tangkapan (A) = m2 Qlimpasan = 0,278 x C x I x A = 0,278 x 0,5 x 32,4 x m2 = 304 m3/tahun Lama hujan rata-rata per tahun = 177 hari/tahun Debit air hujan sehari = 304 m3/tahun : 177 hari = 1,7 m3/hari Komponen dengan taman atau lahan hijau - Koefisien pengaliran (C) = 0,2 (untuk daerah padat dengan lahan hijau) - Curah hujan rata-rata di kecamatan Kramat jati yaitu (I) = 3,24 m3/tahun - Luas daerah tangkapan (A) = m2 Qlimpasan = 0,278 x C x I x A = 0,278 x 0,2 x 32,4 x m2 = 126,1 m3/tahun Lama hujan rata-rata per tahun = 177 hari/tahun Debit air hujan sehari = 126, 1 m3/tahun : 177 hari =0,7 m3/hari Komponen dengan atap rumah susun - Koefisien pengaliran (C) = 0,95 (untuk daerah padat dengan atap) - Curah hujan rata-rata di kecamatan Kramat jati yaitu (I) = 3,24 m3/tahun - Luas daerah tangkapan (A) = m2 Qlimpasan = 0,278 x C x I x A = 0,278 x 0,95 x 32,4 x m2 = 516,3 m3/tahun Lama hujan rata-rata per tahun = 177 hari/tahun Debit air hujan sehari = 516,3 m3/tahun : 177 hari =2,9 m3/hari
6 70 Komponen SUDS yang di terapkan pada tapak. Tabel 19. Komponen SUDS KOMPONEN DESKRIPSI PENGATURAN Paving berpori, memungkinkan air masuk dari pori-pori paving, sehinga air meresap ke dalam tanah. Lapisan tanah yang dibangun di atap dengan tanaman. Menciptakan permukaan yang hidup dan air disimpan di dalam tanah dan di serap tanaman Pond dapat digunakan untuk menyimpan dan mengolah air. Pond dapat dirancang untuk memungkinkan infiltrasi ke dalam tanah atau untuk menyimpan air untuk jangka waktu sebelum dilepaskan Sebuah wilayah bervegetasi dengan kerikil dan pasir lapisan bawah dirancang untuk menyalurkan, filter dan membersihkan air secara vertikal. sistem Bioretention dapat diintegrasikan dengan pohonpohon atau taman. KOMPONEN DAERAH DIPERLUKAN Hampir berada di seluruh bagian jalan site atau pengerasan Bangunan Terintegrasi Tergantung pada volume limpasan dan tanah. Luas permukaan 5-10% dari tanah kering.
7 71 Filter strip daerah berumput atau ditanam tumbuhan Panjang minimum 5 meter Sengkedan yang bervegetasi dangkal dirancang untuk mengalirkan air yang telah filter. Ini bisabersifat 'basah' di mana air mengumpulkan di atas permukaan, atau 'kering' di mana air menlewati kerikil lapisan bawah. Sehingga memungkinkan infiltrasi. Biasanya lebar 2-3 meter untuk jarak aman. Dalam menerapkan komponen SUDS perlu di analisa daerah-daerah yang paling besar terkena air limpasan hujan, sehingga komponen tersebut berfungsi dengan baik. Berikut adalah daerah-daerah yang paling sering terkena air limpasan hujan berwarna merah dan biru, untuk berwarna krem termasuk sedang terkena air limpasan air hujan. Gambar 54. Daerah terkena limpasan air hujan
8 72 Analisa daerah limpasan air hujan mempengaruhi peletakan komponen SUDS, antara lain seperti gambar berikut. Gambar 55. Analisa peletakan komponen SUDS Gambar di atas merupakan hasil dari besar kecilnya daerah yang terkena limpasan air hujan. Dan untuk mereduksi limpasan, di letakan salah satu komponen SUDS yang cocok sesuai kondisi di sekitar daerah tersebut. Sesuai peletakan di atas, bahwa alur aliran drainase menjadi terintegrasi antara komponen-komponen di dalam tapak. Sesuai dengan kontur pada tapak maka dapat di simpulkan bahwa arah aliran drainase semua menuju ke arah sungai ciliwung. Gambar 56. Rencana arah aliran drainase pada tapak
9 73 Pada komponen kolam penampungan sementara, terdapat ruang-ruangan pompa yang bertujuan untuk mengalirkan air pada saat kolam tersebut terisi penuh. Air tersebut di olah kembali untuk menyiram tanaman atau flush toilet sehingga sumber daya air di daerah tersebut tetap optimal dan kemungkinan kekurangan air sangat minim. Gambar 57. Detail kolam penampungan sementara Gambar 58. Detail kolam penampungan sementara Gambar 59. Rainwater harvesting Sumber: google.co.id
10 Saran Terdapat beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain : 1. Penelitian sebaiknya mengetahui kondisi tapak secara langsung dan harus berkesinambungan dengan proyek yang diambil. 2. Mengetahui teori-teori arsitektur sesuai dengan proyek yang diambil. 3. Pikirkan secara matang antara objek desain dan tapak.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dari bab 1 sampai dengan bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode sustainable urban drainage
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Jakarta memiliki luas sekitar 740,3 km² dan lautan 6.977,5 km². Jumlah penduduk di Jakarta bertambah di setiap tahunnya, hal ini menyebabkan bertambahnya tingkat kebutuhan
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah Abang adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang cukup terkenal dengan pusat perbelanjaan tekstil dan fashion. Tidak dipungkiri, pusat grosir
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciPERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.
PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan. : Kelurahan grogol selatan. : Kelurahan Kebayoran Lama. : Kelurahan Ulujami
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Identifikasi tapak Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan Kelurahan : Cipulir Kecamatan : Kebayoran Lama Luas Lokasi : 18000 m² Batas batas tapak Utara Selatan Barat Timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir dan genangan air dapat mengganggu aktifitas suatu kawasan, sehingga mengurangi tingkat kenyamaan penghuninya. Dalam kondisi yang lebih parah, banjir dan genangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Mitra Kawasan perumahan di RT 3 RW 20 dengan RW 22 Desa Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember adalah suatu kawasan perumahan yang perbedaan elevasinya
Lebih terperinci3.1 Metode Pengumpulan Data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada perencanaan drainase sistim Kali Tenggang dilakukan sebagai berikut : Untuk data-data yang berkaitan dengan perencanaan non teknis
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE TL 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik Lingkungan ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah
Lebih terperinciSISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE
SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE MI 3205 Pengetahuan Lingkungan 2013 D3 Metrologi ITB Pendahuluan o Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah o Air limbah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk lahan perumahan, industri sehingga terjadi. penyimpangan guna lahan yang mengakibatkan meluapnya aliran aliran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi banjir, hampir setiap tahunya mengalami permasalahan banjir, berbagai upaya penanganan telah dilakukan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK
98 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan analisis terhadap lereng, pada kondisi MAT yang sama, nilai FK cenderung menurun seiring dengan semakin dalam dan terjalnya lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Perencanaan pengembangan drainase di wilayah Kota Batam khususnya di Kecamatan Batam Kota sangatlah kompleks. Banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan
Lebih terperinciPERTEMUAN 10 LIMPASAN
PERTEMUAN 10 LIMPASAN 1. Definisi dan Penyebab Urban runoff adalah limpasan permukaan air hujan dibuat oleh urbanisasi. Urban limpasan ini didefinisikan sebagai aliran sungai atau jumlah limpasan permukaan
Lebih terperinciSISTEM SANITASI DAN DRAINASI
SISTEM SANITASI DAN DRAINASI Pendahuluan O Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah O Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan
Lebih terperinciSustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Sustainable Waterfront Develepmont sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai Christy Vidiyanti Mahasiswa Magister Arsitektur Alur Riset 2013/Arsitektur, Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, kegiatan manusia di wilayah perkotaan memberikan dampak positif terhadap kemajuan ekonomi penduduknya. Namun disisi lain juga dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang
Lebih terperinciKonsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo
Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBab 3 Metodologi. Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :
Bab 3 Metodologi 3.1 Metode Analisis dan Pengolahan Data Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada beberapa langkah-langkah penulis dalam menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai.
Lebih terperinciBAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN
BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN (Analisis Contur)... 15 4.1 PENDAHULUAN... 15 4.1.1 Deskripsi Singkat... 15 4.1.2 Manfaat... 15 4.1.3 Learning Outcomes... 15 4.2 URAIAN MATERI... 15 4.2.1 Peta Kontur...
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor adalah tempat yang sangat berguna bagi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan saat ini. Dengan adanya kantor kita dapat melakukan suatu pekerjaan dengan nyaman
Lebih terperinci2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut, air tersebut akan tertahan (sementara)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drainase merupakan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah kondisi dari keadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciPERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT
PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT Carolina, Noegroho, Yanita Mila Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai, sehingga memiliki potensi sumber daya air yang besar. Sebagai salah satu sumber daya air, sungai memiliki
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM
BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk dapat memenuhi tujuan penyusunan Tugas Akhir tentang Perencanaan Polder Sawah Besar dalam Sistem Drainase Kali Tenggang, maka terlebih dahulu disusun metodologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi pekerjaan terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Pusat. Tepatnya di dalam area perkantoran gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing, Mahendra Andiek M, Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciTabel 1.1 : Tabel laju pertumbuhan penduduk menurut Provinsi Sumber : Statistics Indonesia, diakses 17 Maret 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu kota, Jakarta sangatlah terbuka bagi semua warga Negara, sehingga laju pertumbuhan penduduk di Jakarta dari tahun ke tahun termasuk sangat tinggi dan padat. Bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dan pertumbuhan properti di Yogyakarta semakin pesat dari tahun ke tahun, mengingat kota Yogyakarta dikenal dengan kota pelajar. Hal ini menyebabkan kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Biru terletak di Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Purwantoro dan Kecamatan Bulukerto. Lokasinya terletak di bagian lereng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum Bank Indonesia di daerah Kota, Jakarta Barat merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di berbagai bidang, baik sektor pendidikan, ekonomi, budaya, dan pariwisata. Hal tersebut tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan
Lebih terperinciMinggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI
1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta
Lebih terperinciPERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN
PERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN Cynthia Ferina, Noegroho, Yanita Mila Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.9 Jakarta Barat 11480, Telp. (62-21) 534 5830 Cyn.ferina@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peremajaan Kota 2.1.1 Pengertian Menurut Djoko Sujarto (Sujarto, 1985:2), peremajaan kota dapat dilihat dalam tiga lingkup, yaitu : 1. Peremajaan kota sebagai suatu proses 2. Peremajaan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data skunder dari instansi terkait, dan data primer hasil observasi dan wawancara maka dapat diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Banjir besar yang terjadi hampir bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia telah menelan korban jiwa dan harta benda. Kerugian mencapai trilyunan rupiah berupa rumah,
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara kepulauan yang secara astronomis terletak di sekitar garis katulistiwa dan secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada akhirnya berimplikasi pada pembangunan sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dijaga kelestarian dan pemanfaatannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai Pasal
Lebih terperinciTUJUAN PEKERJAAN DRAINASE
DRAINASE PERKOTAAN TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE Sistem drainase perkotaan : adalah prasarana perkotaan yang terdiri dari kumpulan sistem saluran, yang berfungsi mengeringkan lahan dari banjir / genangan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak terkecuali di negara negara yang telah maju sekalipun. Masalah tersebut mulai muncul
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Seperti yang diketahui selama ini, pembangunan memberikan banyak
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
8 BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Data Umum Proyek Proyek perancangan Penataan Kampung Kota Berbasis Arsitektur Berbagi Kampung Kota. Yang berorientasikan pada sungai Cikapundung, berlokasi Jln.Taman Hewan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun 1621, 1654 dan 1918, kemudian pada tahun 1976, 1997, 2002 dan 2007. Banjir di Jakarta yang terjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar Intisari Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii iv v vii viii ix xii xiii BAB I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciTabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan
BAB 1 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pelestarian sumberdaya air secara kualitatif dan kuantitatif kurang mendapat perhatian. Secara kualitatif
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP
TUGAS AKHIR Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing NRP. 3109 100 112 Dosen Pembimbing : Mahendra Andiek M, ST.MT. Ir. Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN
1. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia. Hal ini berimbas kepada para penanam modal untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perancangan I.1.1. DKI Jakarta Kota Jakarta merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan Republik Indonesia. Hal ini berimbas kepada para penanam modal untuk berdomisili
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DRAINASE
PERANCANGAN SISTEM DRAINASE Perencanaan saluran pembuang harus memberikan pemecahan dengan biaya pelak-sanaan dan pemeliharaan yang minimum. Ruas-ruas saluran harus stabil terhadap erosi dan sedimentasi
Lebih terperinci2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan tanah terbuka pada suatu daerah yang dapat menjadi salah satu faktor penentu kualitas lingkungan. Kondisi lahan pada suatu daerah akan mempengaruhi
Lebih terperinci4/12/2009. Water Related Problems?
DRAINASE PENDAHULUAN Permasalahan dan Tantangan Water Related Problems? Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
Lebih terperinciBAB IV PANDUAN KONSEP
BAB IV PANDUAN KONSEP 4.1. Visi Pembangunan Sesuai dengan visi desa Mekarsari yaitu Mewujudkan Masyarakat Desa Mekarsari yang sejahtera baik dalam bidang lingkungan, ekonomi dan sosial. Maka dari itu visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pusat bisnis dan ekonomi Indonesia, banyak orang tergiur untuk tinggal dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja cerita banjir
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE PERMUKAAN
SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092
Lebih terperinciresapan paling kritis dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Malang. Air hujan yang teresap ke dalam tanah di Kecamatan Klojen hanya sebesar
PKMI-1-11-1 DAMPAK PEMBANGUNAN MAL OLYMPIC GARDEN TERHADAP RESAPAN DAN LIMPASAN Chairul Maulidi, Anjarwati S, Asia Ameliya S Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kadar Air Tanah Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman baik pohon maupun tanaman semusim untuk tumbuh, berkembang dan berproduksi. Air yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk, terutama manusia. Dua pertiga wilayah bumi terdiri dari lautan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup tinggi, dengan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun. Air merupakan sumberdaya alam yang
Lebih terperinciKONSEP DRAINASE DI LAHAN RAWA Oleh: Rusdi HA
KONSEP DRAINASE DI LAHAN RAWA Oleh: Rusdi HA Perumahan yang dibangun di Banjarmasin dan daerah rawa sekitarnya, tidak terlihat adanya penataan drainase lahan yang sistematis. Keadaan tanah pada daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak kota Palembang adalah antara 101º-105º Bujur Timur dan antara 1,5º-2º Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur propinsi Sumatera Selatan, dipinggir kanan
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep perancangan sebuah tapak secara luas, hal ini ditujukan untuk mendefinisikan wujud Padepokan Pencak Silat yang akan dibangun. Konsep makro yang
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak bisa dicegah namun bisa dikendalikan. Secara umum banjir disebabkan karena kurangnya resapan air di daerah hulu, sementara
Lebih terperinciBAB V PENYUSUNAN KONSEP
BAB V PENYUSUNAN KONSEP 5.1. MATRIKS ANALISA SWOT ( Tabel 5.1) Opportunity - PLPBK yang menjadikan permukiman pinggiran sungai menjadi lebih tertata berbasis komunitas - Akses dari jalan Kleringan depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang lalu adalah letusan terbesar jika dibandingkan dengan erupsi terbesar Gunung Merapi yang pernah ada dalam sejarah yaitu tahun 1872.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Tanggerang setiap tahunnya mengalami permasalahan bencana banjir, khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya penanganan telah dilakukan.
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I - 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir di Kota Kudus dan sekitarnya banyak menimbulkan kerugian karena menyebabkan terganggunya transportasi di jalur pantura maupun transportasi lokal, terganggunya
Lebih terperinciStadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Stadia Sungai Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Dalam Bahasa Indonesia, kita hanya mengenal satu kata sungai. Sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal kata stream dan river.
Lebih terperinciTINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA
TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan
Lebih terperinciDisajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)
Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU) 1 Pendahuluan Sungai adalah salah satu sumber daya alam yang banyak dijumpai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi
2 TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hubungan Curah Hujan dengan Koefisien Regim Sungai (KRS) DAS Ciliwung Hulu Penggunaan indikator koefisien regim sungai pada penelitian ini hanya digunakan untuk DAS Ciliwung
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG
PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG ALBERT WICAKSONO*, DODDI YUDIANTO 1 DAN JEFFRY GANDWINATAN 2 1 Staf pengajar Universitas Katolik Parahyangan 2 Alumni
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada beberapa langkah untuk menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai. 3.1.1 Permasalahan
Lebih terperinciKOLAM RETENSI SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALI BANJIR Evy Harmani, M. Soemantoro. Program Studi Teknik Sipil Universitas Dr.
KOLAM RETENSI SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALI BANJIR Evy Harmani, M. Soemantoro Program Studi Teknik Sipil Universitas Dr. Soetomo Surabaya ABSTRAK Permasalahan banjir dan drainase selalu mewarnai permasalahan
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciSurface Runoff Flow Kuliah -3
Surface Runoff Flow Kuliah -3 Limpasan (runoff) gabungan antara aliran permukaan, aliran yang tertunda ada cekungan-cekungan dan aliran bawah permukaan (subsurface flow) Air hujan yang turun dari atmosfir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah aliran sungai (DAS) merupakan sistem yang kompleks dan terdiri dari komponen utama seperti vegetasi (hutan), tanah, air, manusia dan biota lainnya. Hutan sebagai
Lebih terperinci