BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas Sumber daya manusia modal dan teknologi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia, modal dan teknologi secara ekstensif telah banyak ditinggalkan orang. Sebaliknya, pola itu bergeser menuju penggunaan secara lebih intensif dari semua sumber-sumber ekonomi. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasilguna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan msukan yang diolah. Melalui beberapa perbaikan cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas waktu tidak terbuang secara sia-sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif, dan efisien. 6

2 Hal diatas inilah yang dimaksud dengan produktivitas. Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotic yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah lebih baik dari hari ini. Kerja produktif memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik. Jika berbicara mengenai produktivitas muncullah suatu situasi yang bertentangan karena ada kesepakatan umum tentang maksud pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk-petunjuk produktivitas. Dan tidak ada konsepsi, metode-metode penerapan maupun cara pengukuran yang bebas dari kritik. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik ( barang-barang atau jasa ) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara pengeluaran dan masuk atau output:input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa : produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. L. Greenberg mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan 7

3 antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi taotalitas masukan selama periode tersebut. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat hitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang. Dalam doktrin pada konferensi Oslo 1984, produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara produktivitas untuk menggunakan sumber sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumberdaya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, managemen, informasi, energy, dan sumber-sumber lainnya menuju kepada pengembangan dan peningkatan standart hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total. Selain itu produktivitas juga merupakan pembagian nilai dari output produksi terhadap biaya input produksi. Produktivity = OUTPUT INPUT Rendahnya output karena banyaknya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan mengakibatkan produktivitas menjadi rendah. Produktivity = OUTPUT INPUT Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan INPUT dan 8

4 meningkatkan OUTPUT. Produktivity = OUTPUT INPUT Peningkatan produktivitas yang terbaik adalah meningkatnya OUTPUT jauh lebih besar dibandingkan meningkatnya INPUT. Produktivity = OUTPUT INPUT 2.2 Penjabaran pengertian Telah dinyatakan bahwa produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga factor yang mendasar, yaitu: investasi, manajemen, dan tenaga kerja Investasi Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, untuk itu harus ditambah dengan dengan komponen teknologi. Berkaitan erat dengan penguasaan teknologi ini adalah riset. Melalui riset maka akan dapat dikembangkan penyempurnaan produk atau bahkan dapat menghasilkan formula-formula baru yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu usaha. Karena keterpaduan antara modal teknologi dan riset akan membawa perusahaan berkembang dan dengan perkembangan itu maka outputnya pun akan bertambah pula Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang-orag lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga 9

5 tujuan tercapai dengan baik. Hal-hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran, dan lain lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat maka harus diimbangi dengan proses yang terus menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidkan, latihan dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang menguasai aspek-aspek teknis dan manajerial Tenaga kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan factorfaktor tenaga kerja ini adalah: A. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa depannya. B. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum (bukan definisi) bagi menyusun pola dari model produktivitas adalah menidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek perusahaan, sektor maupun pembangunan Negara. 10

6 2.3 Teknologi mampu menciptakan profitabilitas dan memenuhi harapanharapan konsumen Terkadang sangat sulit memenuhi harapan-harapan konsumen dengan cara lama, yaitu tidak mengubah cara dan tidak berpola pikir terbuka karena akan berdampak terhadap turunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang siap untuk mengahdapi tanangan dan belajar untuk memenuhi harapan-harapan konsumen dengan mengubah kebiasaan lama, memungkinkan akan terciptanya suatu solusi yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Harapan-harapan konsumen merupakan isyarat yang perlu ditanggapi secara bijaksana dan serius. Dengan cara memperhatikan harapan-harapan tersebut dan mengubah cara kerja dan berpikir terbuka, tidak jarang akan akan berdampak pada meningkatnya kualitas, produktivitas, efisiensi yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dalam upaya memfokuskan diri kepada komponen nilai, perlu dipertimbangkan untuk mengubah cara kerja dan menampung harapanharapan konsumen yang semakin meningkat secara bijaksana. Kegagalan sering terjadi karena kita buta dan tuli dalam menilai ancaman-ancaman yang terkandung dalam harapan-harapan konsumen yang dihadapi. Perubahan cara kerja dan pemanfaatan teknologi mampu menciptakan lingkungan dan kondisi kerja yang baik, antaralain dengan meningkatkan kemampuan merespon perubahan secar tepat, meningkatkan pemanfaatan inventaris, modal kerja (working capital) dan working space secara optimal, mengurangi tingkat kegegelan, keterlambatan dan kekelirun yang mampu mempercepat 11

7 lead time, meningkatkan kualitas, meningkatkan kemampuan control manajerial dalam merencanakan perbaikan berikutnya secar terukur, dan meningkatkan kapabilitas dan efektifitas peralatan serta perlengkapan yang digunakan. Pemanfaatan teknologi selain mampu memenuhi harapan-harapan konsumen juga akan menciptakan prifitabiltas secara terus menerus. Keinginanuntuk memenhuhi harapan-harapan konsumen tersebut di tindaklanjti dengan mengupayakan mengurangi biaya produk per unit, meningkatkan kualitas produk dan mempercepat waktu pengiriman produk, serta meningkatkan pelayanan. Harapan dengan memanfaatkan eknologi agar opersional manufaktur mejadi lebih fleksibel, mampu mengikuti prubahan secara cepat, biaya produk per unit semakin turun, kualitas produk semakin baik bukanlah suatu harapan kosong. Pemanfaatan teknologi secara tepat guna mampu meningkatkan kapasitas bisnis, lead time menjadi lebih pendek, pemanfaatan modal kerja, terutama inventaris, serta empat kerja semakin optimal, control manajerial yang semakin mudah dan mampu menganalisa pemanfaatan teknologi secara terukur dan terus menerus dalam menciptakan profitabilitas, terutama dalam pemanfaatan investasi teknologi. 2.4 Penentu kemenangan persaingan : skill man power Pemenang adalah mereka yang mengembangkan system infromasi agar informasi dapat mengalir keseluruh perusahaan dengan cepat, terus menerus, dan dapat dipelajari secara maksimum, serta digunakan dalam 12

8 pengembangan perusahaan kedepan. Pengembangan system informasi tersebut dapat berupa perampingan, peningkatan kapabilitas proses, peningkatan mutu penyempurnaan pelaksaan bisnis, dan penyederhanaan masalah yang kompleks dan sulit. Implementasi teknologi dapat mengubah paradigm manajeman, cara kerja, dan cara memandang permasalahan industry. Teknologi selalu diasosiasikan dengan kecepatan dan kemudahan. Namun manusia harus sebagai penentu dalam memanfaatkan teknologi tersebut, dengan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam menjalankan dan mengimplementasikan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan secara berarti, sehingga mampu menciptakan profitabilitas secara terus menerus. Peningkatan kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia secara rutin and berkala dibutuhkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, sehingga peningkatan produktivitas dan efisiensi dari waktu ke waktu semakin baik. 2.5 Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Di beberapa Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini telah terjadi kanaikan minat pada pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita membicarakan alas an mengapa kita harus mengukur produktivitas Mengapa perlu mengukur produktivitas Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan 13

9 kegunaannya dalam membantu mengevaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah, dan harga melalui identifikasi factor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentuka prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan seterusnya. Indeks produktivitas juga bermanfaat dalam menentukan perbandingan antara negara dan antara temporal seperti tingkat pertumbuhan dan tingkat produktivitas. Perbandingan perbandingan semacam itu melengkapi landasan untuk melacak sektor-sektor penghitungan pembangunan ekonomi. Untuk menentukan perubahan pelayanan masyarakat dari waktu ke waktu dan membandingkan efektivitas yang relative dari pemerintah daerah beberapa negara telah menggunakan pengukur produktivitas sektor masyarakat. Disamping itu produktivitas digunakan oleh pemerintah pusat untuk menyelidiki lingkup persoalan dan mengevaluasi pengaruh dari produktivitas basional yang telah dirancang, selain itu juga untuk melengkapi informasi untuk pengarahan kembali sumber-sumber masyarakat. Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu system pengukuran akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas. Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-metode yang relative 14

10 kasar ataupun data yang kurang memenuhi syarat sekali pun, ternyata member dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif. Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan yang nyata dari pertukaran informasi antara tenaga dan manajeman secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang diperoleh sering nilai doagnostik yang menunjukan pada kemacetan dan dan rintangan dalam meningkatkan penampilan organisasi. Satu keuntungan praktis dari pengukuran produktivitas adalah pembayaran staf. Gambarangambaran data melengkapi suatu dasar bagi andil manfaat atas penampilan yang ditingkatkan. Informasi produktivitas dalam bentuk trend di masa lalu, pelaksanaan dan proyeksi, memberikan petunjuk-petunjuk pada semua tingkatan manajeman dalam memberikan pedoman dan mengendalikan permasalahan perusahaan Metode-metode pokok pengukuran produktivitas Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda. 1) Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya. 2) Perbandingan pelaksanaan antara satu unit ( perorangan tugas, seksi, 15

11 proses ) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relative. 3) Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan tergetnya dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada saran/tujuan. Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas. Paling sedikit ada 2 jenis tingkat perbandigan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial. Total produktivitas = hasil total Masukan total Produktivitas parsial = hasil parsial Masukan total Produktivitas perusahaan dapat dinyatakan sebagai berikut : Pt = Qt L + C + R + Q Pt = Produktivitas total ( Total produktivitas ) L = Faktor masukan tenaga kerja ( Labour input factor ) C = Faktor masukan modal ( capital input factor ) R = Masukan bahan mentah dan barang-barang dibeli O = Faktor masukan barang-barang dan jasa-jasa yang beraneka macam Ot = Hasil total ( total output ) Agar susuna daftar produktivitas dari waktu ke waktu sebanding, setiap susunan daftar harus disesuaikan dengan nilai waktu dasar yang menggunakan harga-harga paten. Oleh karena itu, melalui pengukuran produktivitas kita dapat menghitung tenaga kerja, modal serta factor-faktor 16

12 produktivitas lainnya. Akibatnya produktivitas factor total merupakan rat-rata tenaga kerja dan produktivitas modal yang diukur Pengukuran produktivitas tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat menarik, sebeb mengukur hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan segala masalahmasalah yang bervariasi khususnya pada kasus-kasus dinegara-negra berkembang atau pada semua organisasi selam periode antara perubahanperubahan besar pada formasi modal. Pengukuran produktivitas tenaga kerrja menurut system pemasukan fisik perorangan / per-orang atau perjam kerjaorang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan / pengawasan harian, pengukuranpengukuran tersebut pada umunya tidak memuaskan dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja ( jam, hari /tahun ). Pengeluaran diubah kedalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpecaya yang bekerja menurut pelaksanaan standart. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana : Hasil dalam jam-jam standar Masukan dalam jam-jam waktu Masukan pada ukuran produktivitas tenaga kerja seharusnya menutup semua jam-jam kerja para pekerja, baik pekerja kantor, maupun pekerja kasar. Manager yang bermaksud mengevaluasi jalannya biaya tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja dapat membagi tenaga kerja perusahaan 17

13 kedalam beberapa komponen untuk dianalisa, misalnya, hasil yang sama dapat dihubungkan dengan produksi atau pekerja tata usaha. Untuk mengukur suara produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam kerja yang harus dibayar dan jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak dipergunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisi lainnya. Indeks produktivitas tenaga kerja juga dapat dinyatakan menurut cara financial. Langkah awal adalah menghitung penjualan dalam dolar / nilai tukar uang lainnya. Tahap kedua adalah penyesuaian volume barang-barang yang dijual dalam jumlah produksi dengan membuat penentu penelitian yang tepat, penjualan dan pemasukan tenaga kerja dalam waktu tertentu mungkintidak cocok / memadai sebeb akumulasi penelitian atau pengurangannya berada / terjadi pada saat lalu. Langkah kerja adalah menyudutnya daftar gaji menurut tingkat upah dan gaji yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja. 2.6 Efisiensi Proses Efisiensi proses merupakan kegiatan terus menerus untuk meningkatkan pengunaan kapasitas terpasang secara optimal untuk menghasilkan produks sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan dan dapat 18

14 diterima pasar. Efisiensi ini terdiri komponen komponen yang saling berpengaruh Efisiensi working hour Jam kerja efektif yang digunakan untuk proses produksi (working time) diluar jam berhenti proses yang disebabkan oleh waktu berhenti (stopping time). Hilangnya jam kerja dapat disebabkan oleh: Problem disiplin man power Hilangnya jam kerja disebabkan karena tidak disiplinnya tenaga kerja, seperti belum dimulainya suatu pekerjaan pada saat waktu bekerja sudah dimulai, berhenti bekerja sebelum waktunya, atau ketidakhadiran man power. Problem mesin Berhentinya proses produksi disebabkan oleh kerusakan mesin, sehingga perlu dilakukan break down mesin atau perawatan berkala mesin dalam preventive maintenance Problem proses produksi Berhentinya proses produksi karena kualitas yang dihasilkan tidak sesuai standar, sehingga diperlukan penyetelan ulang peralatan untuk menyesuaikan kualitas. Berhentinya proses produksi karena menunggu material atau produk dari proses lainnya atau pasokan material dari gudang. Problem supporting Berhentinya proses produksi karena mengalami kerusakan pada internal supporting, seperti perbaikan instalasi listrik, instalasi perlengkapan, dsb. 19

15 Besarnya efisiensi working hour dinyatakan dalam rumus di bawah ini: EFFICIENCY WORKING HOUR = WORKING TIME LOADING TIME Efisiensi kapasitas Perbandingan penggunaan kapasitas terpasang terhadap produk yang dihasilkan. Kehilangan waktu yang disebabkan oleh penambahan proses yang tidak ada nilai tambahnya dan perlambatan kecepatan operasi terhadap kecepatan standart disebut loss. Besarnya efisiensi kapasitas dinyatakan dalam rumus dibawah ini: EFFICIENCY CAPACITY = NET WORKING TIME WORKING TIME Kemungkinan loss speed dapat terjadi jika kecepatan cycle time real lebih tinggi dari cycle time standar. Perbaikan cycle time dapat dilakukan dengan cara: Cavity process Mempercapat kecepatan mesin dan kapabilitas mesin dengan cara melengkapi feeder atau alat pencegah cacat (defect preventive divice). Hal yang perlu diperhatikan disini adalah meningkatnya kapasitas mesin terutama kecepatan operasi tidak mengakibatkan penurunan efisiensi kualitas. Memindahkan proses sesuai dengan tingkat kesulitannya ke proses lain. Contohnya dalam hal ini adalah dengan penggunaan alat tab inserter (counter sheet) dapat mempercapat proses penghitungan kertas di area 20

16 sortir-finishing PT indah kiat. Mengurangi dan menghilangkan waktu loading unloading pada proses produksi, sehingga mampu meningkatkan jam kerja mesin dan man hour. Perbaikan cycle time ini pada akhirnya meningkatkan kapasitas produksi dan secara tidak langsung juga akan memperpendek lead time produksi dan mengurangi biaya operasi produk Efisiesi kualitas Perbandingan hasil produk dengan kualitas baik (sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan) terhadap total produk yang dihasilkan. Besarnya efisiensi kualitas dinyatakan pada rumus dibawah ini: EFFICIENCY QUALITY = VALUE WORKING TIME NET WORKING TIME Rendahnya efisiensi kualitas akan berdampak terhadap tingginya biaya perbaikan produk dan biaya metrial sebagai pengganti produk cacat yang tidak dapat diperbaiki lagi. Kebijakan jangka panjang perusahaan untuk melakukan pemusnahan terhadap produk cacat dan tidak melakukan distribusi ke pelanggan dimaksudkan untuk mengutamakan kualitas produk, reputasi, dan perlindungan terhadap desain produk. Namun, tidak jarang perusahaan membuat kebijakan mengelompokkan produk cacat dalam kelompok second grade dengan harga jual dibawah harga standar untuk mengurangi kerugian terhadap material. Produk yang serang mengalami perbaikan mengakibatkan kualitasnya tidak dalam posisi prima. Terkadang membuat produk baru lebih cepat disbandingkan dengan memperbaikinya. Performance efisiensi proses merupakan efektivitas dalam 21

17 menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang dihasilkan oleh proses produksi terhadap total waktu yang tersedia. Besarnya dapat dirumuskan dibawah ini: PERFORMANCE EFFICIENCY PROCESS = VALUE WORKING TIME LOADING TIME Atau dapat juga dinyatakan terhadap perkalian 2 komponen efisiensi. Yaitu : NET WORKING TIME x NET WORKING TIME x VALUE WORKING TIME LOADING TIME WORKING TIME NET WORKING TIME 2.7 Usaha meningkatkan produktivitas Secara garis besar, peningkatan produktivitas bertujuan untuk menciptakan keuntungan secara terus menerus dengan pengorbanan biaya sekecil mungkin. Seperti yang telah didefinisikan di atas, besarnya keuntungan yang dihasilkan tergantung pada rumusan : Keuntungan = (penjualan/unit biaya/unit) x volume penjualan Dari rumusan di atas dapat disimpulkan, ada beberapa usaha yang dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas secara terus menerus Meningkatkan keuntungan Untuk meningkatkan keuntungan dapat dicapai dengan cara: Meningkatkan harga jual Menurunkan biaya material maupun proses Meningkatkan volume penjualan Meningkatkan harga jual merupakan salah satu usaha untuk 22

18 meningkatkan profit, selama peningkatan harga jual tersebut tidak berdampak terhadap penurunan volume penjualan. Besarnya peningkatan harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar, supplay (penawaran), dan demand (permintaan). Selama permintaan lebih besar dari penawaran, peningkatan harga jual tidak terlalu berpengaruh terhadap volume penjualan hingga pada besaran harga jual tertentu. Untuk produk yang sensitive terhadap harga jual dan pesaing bermain pada segmen yang sama, peningkatan harga jual harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena memungkinkan berubahnya perilaku pelanggan terhadap volume penjualan. Langkah kedua untuk meningkatkan keuntungan adalah dengan cara melakukan pencarian alternative-alternatif yang mampu menurunkan biaya material, biaya proses, dan operasional. Selanjutnya hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan menurunkan biaya per unit. Besarnya perbedaan penjualan per unit dengan biaya per unit akan sangat terasa apabila peningkatan volume penjualan sangat signifikan Menurunkan biaya per unit Menrunkan biaya per unit mencakup beberapa hal, antara lain: Biaya proses Biaya tenaga kerja per unit Biaya peralatan per unit Biaya investasi 23

19 24

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Produktivitas Sejak awal perkembangan hingga kini, pengertian produktivitas sangat beragam disampaikan dan didefinisikan oleh para ahli, namun pada dasarnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif

tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif BAB III LANDASAN TEORI III.l. Produktivitas III.1.1. Pengertian Produktivitas Dalam doktrin pada konfrensi oslo 1984 tercantum devinisi umum tentang produktivitas semesta, yaitu : "Produktivitas adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan atau sebagian sumberdaya (input) yang

Lebih terperinci

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam BABH TELAAH PUSTAKA Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Penggunaan sumber daya manusia dan modal secara ekstensif telah banyak ditinggalkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input,

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input, BAB II A. Produktivitas TINJUAN PUSTAKA Produktivitas merupakan perbadingan antara output dibagi dengan input, tingkat ukur produktivitas sangat beragam bergantung pada kepentingan terkait (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

BAB II LANDASAN TEORI. produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Produksi 2.1.1 Fungsi Produksi Efisiensi berhubungan erat dengan proses produksi karena dalam produksi dilakukan proses pengolahan input menjadi output. Semakin sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Mutu (Quality Control) 2.1.1. Pengertian pengendalian mutu (quality control) Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kriteria Produktivitas dan Indikator Kinerja Pengukuran dengan model OMAX (Objective Matrix) menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas galangan ke dalam suatu bentuk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Identifikasi Aktivitas Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang menyebabkan konsumsi sumber daya dalam suatu organisasi. Menurut

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan Era globalisasi yang telah berjalan selama beberapa tahun lalu, kita selalu dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain, karena untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN,

RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN, RINGKASAN EKSEKUTIF ARIEF RAHMAN, Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Industri Sayur Beku Olahan Pada PT. Kemfarm Indonesia. Dibawah bimbingan DJONI TANOPRUWITO dan SRI HARTOYO. PT. Kemfarm

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 MANAJEMEN PRODUKSI Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang/jasa lain yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Produktivitas Produktivitas mengandung pengertian perbandingan hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). Menurut Dewan Produktivitas Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aksesoris otomotif bermotor didasarkan oleh perkembangan dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. aksesoris otomotif bermotor didasarkan oleh perkembangan dari jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor industri manufaktur khususnya industri aksesoris otomotif bermotor didasarkan oleh perkembangan dari jumlah penjualan kendaraan bermotor yang kian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHAPAN ANALISIS SISTEM Donni Prabowo @donnipra donni.web.id ANSI Pertemuan 8 OVERVIEW Kegagalan tahapan analisis akan mengakibatkan kegagalan seluruh sistem yang dibangun. Tahapan

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan industri manufaktur menuntut produsen lebih produktif dan efisien untuk mendapatkan hasil barang atau produk yang bermutu dan lebih murah, di antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkain kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Barry Render dan Jay Heizer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas memiliki pengertian yang beraneka ragam berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Definisi Kualitas Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Definisi Produktivitas Definisi secara umum pengertian produktivitas adalah perbandingan masukan dan keluaran. Masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

Menafsirkan Data Survei PMI Menjajaki hubungan antar indeks ekonomi pilihan dari survei PMI

Menafsirkan Data Survei PMI Menjajaki hubungan antar indeks ekonomi pilihan dari survei PMI Menafsirkan Data Survei PMI Menjajaki hubungan antar indeks ekonomi pilihan dari survei PMI Keputusan kebijakan dan PMI Secara historis, PMI telah menyediakan pedoman yang baik dalam pembuatan kebijakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada suatu perusahaan proses pengukuran keberhasilan atau maju mundurnya sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia, yaitu orangorang

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia usaha, peningkatan kegiatan usaha selalau menghadapi masalahmasalah pelik. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau pemilik perusahaan ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dari produk yang dihasilkan. Perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dari produk yang dihasilkan. Perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian kualitas merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha, baik buruknya suatu produk akan dapat identifikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Produksi 1.1.1 Pengertian Proses Produksi Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan kerja sering kita dengar mengenai apa yang

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI Disusun oleh : M DITA CAHYANING A 01109053 TOFAN STALLONY K 01109054 PRIYANTO SIADJONO 01111036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era perdagangan bebas (globalisasi), persaingan antar perusahaan baik lokal maupun internasional semakin meningkat, sehingga diperlukan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan suatu era yang menuntut persaingan dalam skala internasional, yang dikenal dengan era globalisasi. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya,

I. TINJAUAN PUSTAKA. manusia, modal, dan teknologi secara ekstensiftelah banyak ditinggalkan.sebaliknya, I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Produktivitas Sumber daya manusia, modal, dan teknologi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa.penggunaan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang diusahakan oleh pemerintah melalui BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Sorting process ( proses manual ) Proses kerja sortir di area finishing-sortir sudah ada sejak awal berdirinya perusahaan dan tidak dapat dihindari sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap. perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan efisiensi dan kemampuan pengelolaan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Barry Render dan Jay Heizer (Render& Heizer, 2001) mengemukakan beberapa alasan utama mengenai pentingnya suatu perusahaan menerapkan manajemen operasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha sektor perkebunan memegang peranan strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor hasil primer perkebunan yang memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka, Handoko (2012:155). Bila kompensasi

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience

Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing. Countries: The Nigerian Experience TUGAS PPIC Just-in-Time Production Systems (JITPS) in Developing Countries: The Nigerian Experience Kamla-Raj 2010 J Soc Sci, 22(2): 145-152 (2010) Oleh: Chandra Silvi (105100303111002) Dyah Intani Enggaela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri di era global saat ini meningkat sangat pesat. Persaingan ini timbul sebagai salah satu konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Target Costing Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat

Lebih terperinci

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003)

Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Internal Audit Perusahaan Ekspor (BEI NEWS Edisi 14 Tahun IV, April-Mei 2003) Kelangsungan hidup menjadi salah satu alasan penerapan internal audit. Program internal audit harus terencana, komprehensif,

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO Ronny Walangitan ABSTRAK Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih, penuh dengan innovasi dan sistematik saat ini, banyak perusahaan mencari alternatif unggulan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia sangat penting bagi pelaksanaan operasional perusahaan. Sumber daya yang ada pada perusahaan tidah dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri manufaktur zaman sekarang telah berkembang pesat yang membuat perusahaan di tuntut untuk memiliki daya saing yang baik dari sisi kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan perlu memiliki kemampuan manajemen yang baik untuk dapat tetap bertahan melanjutkan usahanya serta untuk dapat melakukan ekspansi usaha ke

Lebih terperinci