BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Gapura Angkasa adalah perusahaan patungan yang didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), dan PT Angkasa Pura II (Persero), bergerak di bidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara. Pada awalnya maskapai penerbangan Garuda Indonesia melaksanakan ground handling sendiri, namun mengingat kebutuhan layanan profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal tanpa mengabaikan unsur keamanan, keselamatan, kehandalan dan ketepatan waktu, maka Garuda menyerahkan kegiatan ground handling ke pihak lain agar dapat berkonsentrasi pada operasional pesawat udara. Dari sinilah asal mula pendirian PT Gapura Angkasa. Per tanggal 9 Desember 2014 struktru kepemilikan saham Gapura Angkasa adalah garuda Indonesia (58.75%), Angkasa Pura II (31.25%), dan Angkasa Pura I (10%). Kegiatan ground handling berpedoman pada standar pelayanan global dari International Air Transportation Association (IATA) dimana Gapura menjadi Anggota, sehingga Gapura dipercaya maskapai nasional

2 44 maupun internasional di 53 bandar udara tempat Perseroan saat ini beroperasi. Layanan Gapura saat ini terus berkembang dari ground handling ke jasa warehousing, pengelolaan executive lounge, jasa hospitality atau passenger service assistant, serta learning center. Ground handling adalah suatu kegiatan airlines yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, cargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat didarat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di airport, baik untuk departure maupun untuk arrival. Ground handling adalah salah satu unit ekstern terkait yang secara langsung berhubungan dengan perusahaan penerbangan maupun konsumen perusahaan penerbangan untuk menunjang kelancaran jasa perusahaan penerbangan tersebut. Aktivitas Ground handling itu sendiri dilakukan pada saat Pre-Flight Services (pelayanan sebelum penerbangan), dan Post-Flight Services (pelayanan setelah penerbangan), selain itu In-Transit Services juga menjadi tanggung jawab perusahaan Ground handling. Saat ini PT Gapura Angkasa sedang melebarkan sayap menuju world class company, itu pula salah satu yang menjadi alasan PT Gapura Angkasa melakukan aktivitas rebranding kepada customer melalui kegiatan event.

3 Struktur Organisasi Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Gapura Angkasa

4 Visi dan Misi Perusahaan juga berganti. Selain logo yang berganti visi dan misi perusahaan PT Gapura Angkasa Visi : Menjadi penyedia jasa ground handling dan jasa terkait lainnya di bandar udara dengan kualitas layanan kelas dunia. Misi : Sebagai perusahaan penyedia jasa ground handling dan jasa terkait lainnya di Bandar udara, guna berkontribusi positif dalam integrasi bisnis jasa penerbangan nasional Produk dan Jasa a) Ground Handling Layanan ground handling Perseroan dikelompokkan sesuai segmen maskapai atau jenis penerbangan yang dilayani yaitu VVIP Handling, Premium Handling, LCC Handling, Charter/Unschedule Flight. Gambar 4.2 Alat GSE dengan nama GPU pada logo lama

5 47 Gambar 4.3 Alat GSE dengan nama Ground Power Unit pada logo baru Gambar 4.4 alat GSE dengan nama Aircraft Towing Tractor Narrow body pada logo lama

6 48 Gambar 4.5 alat GSE dengan nama Aircraft Towing Tractor Narrow body pada logo baru b) Warehousing Layanan warehousing dan penanganan kargo Perseroan didukung dengan teknologi mutakhir untuk memastikan seluruh proses pekerjaan dilakukan secara aman dan efisien. Pelayanan warehousing Perseroan tersedia di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. c) Hospitality and Learning Center Berbeda dengan dua bidang usaha utama Gapura yang terkait dengan operasi penerbangan di sisi udara bandar udara, maka kegiatan jasa-jasa penunjang penerbangan berada di sisi darat terutama di gedung terminal bandara.

7 49 Executive Lounge Gapura memperluas layanan dengan menyediakan executive lounges di beberapa bandara: Terminal 1C bandara Soetta, pintu keberangkatan bandara di Pontianak, dan lantai dasar bandara Pekanbaru. Lounge Gapura menawarkan kenyamanan, lingkungan yang tenang, fasilitas telepon, internet akses tanpa kabel serta sajian minuman dan makanan ringan. Hospitality Layanan hospitality atau Passenger Service Assistant (PSA) terdiri dari layanan meet & greet assistance, check in assistance, baggage claim assistance, custom clearance, limousine services dan international events. Tersedia untuk proses kedatanganan transit atau keberangkatan di bandara CGK, DPS, JOG dan PNK. Awalnya layanan hanya ditujukan untuk penumpang Garuda Indonesia, namun digunakan juga oleh maskapai internasional (Korean Air, Japan Airlines) dan hotel bintang 5 (Shangrila, Mulia, Mandarin, Hermitage) serta pelanggan korporat dan individu lain. Hospitality Gapura telah tergabung ke dalam The Concierge Society of Indonesia.

8 50 Gambar 4.6 seragam lama PT Gapura Angkasa Gambar 4.7 seragam baru PT Gapura Angkasa

9 51 Learning Center Gapura Learning Center telah disingkat menjadi unit bisnis yang memberi pelatihan untuk pihak eksternal bidang basic airport handling management, basic frontliner, grooming & etiquette, aviation security, cargo and mail, dangerous goods, dan Ground Support Equipment (GSE) operator. 4.2 Hasil Penelitian Hasil dan data yang ditemukan pada penelitian ini berasal dari wawancara kepada narasumber, observasi di lapangan dan dokumen tertulis dari perusahaan terkait dengan penelitian. Bagian ini merupakan deskripsi terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan. Analisis berdasarkan pada hasil wawancara dari narasumber, dan berbagai data pelengkap yang didapatkan dari PT. Gapura Angkasa, Gedung Dapenra Jln. Angkasa Blokm B-12 Kav 8, Kemayoran-Jakarta Pusat Tinjauan Bisnis Kondisi geografis dan demografis Indonesia menjadi faktor pendukung bagi potensi pasar transportasi udara. Transportasi udara sangat dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai lokasi di nusantara yang terdiri dari ribuan pulau dan laut. Dari sisi demografis, Indonesia tengah menyaksikan tumbuhnya kelas

10 52 menangah, penduduk usia produktif dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat, sehingga makin banyak orang yang mampu bepergian dengan pesawat udara. Menurut Bapak Sucipto perihal tinjauan bisnis Gapura selaku Direktur Utama PT Gapura Angkasa. Pertumbuhan penumpang dan destinasi yang mempunyai arti meningkatnya frekuensi penerbangan dan berkorelasi langsung terhadap kinerja Perseroan, mengingat sebagai ground handling pendapatan Perseroan ditentukan dari satu flight yang dilayani, potensi pasar B2B yang prospektif ini mampu dikembangkan dengan baik di tahun 2015 oleh Gapura yang aktif melakukan transformasi bisnis menuju keunggulan operasional yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan Langkah-langkah Gapura dalam menerapkan pasar bisnis B2B berlangsung konsisten sepanjang tahun 2015 dan menyediakan landasan bagi pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang Analisis Brand/ Merek Brand (merek) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk dan pastinya perusahaan. Brand dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa. Brand adalah merek yang dimiliki oleh perusahaan, branding itu sendiri kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand.

11 53 Menurut Bapak Sucipto perihal analisa brand/ merek adalah branding bukan menyangkut soal logo, tetapi lebih luas kaitannya karena itu menyangkut identitas perusahaan. Gapura berharap dengan brand saat ini, khususnya karyawan sendiri bisa bangga. Seperti keluar kantor, id card nya masih dipakai tidak disimpan di kantong, lalu karyawan di bandara ketika mencuci alat GSE juga mereka terlihat senang melihat warnanya lebih cerah. Selain itu juga brand bisa membentuk persepsi dari orang dan membawa pengaruh ke dalam, untuk itu nama Gapura Angkasa menjadi Gapura saja karena menurut saya tidak apa-apa nama brand tidak harus sama dengan nama perusahaan seperti MAP, dan DHL. Brand memiliki kemampuan luar biasa untuk melihat cara pandang orang terhadap produk tertentu. Konsumen tidak semata-mata melihat produknya, namun juga bersamaan dengan melihat brand. Akibatnya, persepsi mereka terhadap suatu produk dibentuk oleh brand. Persepsi adalah kunci utama dari brand. Bagaimana orang mempersepsi sesuatu lebih penting dari keadaan sesungguhnya. Yang menjadi masalah adalah bukan produk mana yang terbaik, tetapi produk mana yang dianggap terbaik oleh konsumen.

12 Latar Belakang Rebranding Seiring berjalannya waktu ada banyak hal yang mendasari perusahaan melakukan kegiatan rebranding. Dalam teori-teori komunikasi sudah banyak menyebutkan alasan dari perusahaan melakukan rebranding antara lain ada perubahan financial, perubahan perilaku konsumen, perubahan kepemimpinan adanya transformasi bisnis, merger dari beberapa perusahaan, reputasi yang buruk atau sebuah perusahaan ingin memberikan sesuatu yang baru. Perubahan logo atau rebranding berasal dari kata re- dan branding. Re berarti kembali, sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang menghubungkan hati dan benak pelanggannya. Jadi rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk merubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit. Bapak Sucipto beranggapan mengenai rebranding sebagai berikut Reorientasi visi dan misinya, yang kedua sesuai dengan strategic plan perusahaan jangka panjang, ketiga transformasi bisnis di internal perusahaan,. Tahapan sebelum rebranding yaitu hasil keputusan rapat direksi, para direksi melakukan meeting untuk mereview terhadap strategic plan perusahaan, jadi dikaji ulang apakah masih relevan untuk yang sekarang. Salah satu yang dikaji ulang adalah cita-cita perusahaan atau visi perusahaan untuk menjadi perusahaan kelas dunia, poinnya apa saja, seperti karakter dari perusahaan kelas dunia apa saja, salah satunya yaitu brand disamping sustainability perusahaan.

13 55 Lebih lanjut beliau mengatakan. Sustainability bisa dari kinerja keuangan, kinerja operasional kemudian apakah ini cocok untuk jadi perusahaan kelas dunia, untuk itu Gapura memakai branchmark, branchmark itu untuk pembanding dari perusahaan kelas dunia misalnya British Petroleum, dari perusahaan ground handling ada SATS Singapore kan salah satu upaya mereka menjadi perusahaan maju itu dengan melakukan rebranding. Jadi rebranding itu bukan hanya sekedar ganti logo tapi sebenernya rebranding itu merupakan sebuah proses panjang yang meliputi berbagai aspek yaitu perubahan proses bisnis, itu konsekuensi dari rebranding yaitu transformasi di dalamnya, untuk itu diperlukan simbol-simbol salah satu simbolnya itu bentuknya adalah logo, jadi branding itu bukan hanya menyangkut soal logo tetapi branding lebih luas kaitannya karena itu menyangkut identitas perusahaan. Dalam sebuah perubahan brand atau sering disebut rebranding bisa beragam bentuknya. Bisa hanya namanya yang berubah, dengan demikian maka logonya juga akan ikut berubah. Bisa juga namanya tetap, tapi desain logonya berubah. Begitu pula cara pembangunan mereknya akan berubah. Ada strategi baru dengan adanya perubahan brand tersebut. Begitu juga ada perubahan cara branding (pembangunan merek tersebut).

14 Tahapan Rebranding Menurut Mari Juntunen ada tujuh tahap yang dilalui perusahaan saat melakukan proses rebranding: Triggering Triggering (memicu) merupakan fase pertama dari awal proses rebranding. Dalam fase ini terdiri dari berbagai hal yang mengarahkan terjadinya rebranding, yaitu peristiwa keputusan atau proses yang menyebabkan perubahan, termasuk perubahan struktur kepemilikan, strategi perusahaan, keunggulan kompetitif, dan lingkungan eksternal. Literatur sebelumnya, Muzelec menyatakan bahwa struktur kepemilikan dapat berubah, tidak hanya dari pribadi ke publik, tetapi juga dari publik ke pribadi. Menurut Bapak Sucipto Tahapan sebelum rebranding itu, jadi BOD meeting untuk melakukan review terhadap strategic plan perusahaan. Hasil rapat direksilah awal mula dari rencana rebranding dari PT Gapura Angkasa, dan dirasa oleh direksi perlu adanya perubahan dari strategic plan yang ada demi kemajuan perusahaannya. 2. Analyzing & decision making Pada tahap ini dilakukan analisa dan pengambilan keputusan. Termasuk faktor antecedents yang terjadi pada saat itu, misalnya analisa pasar, analisa kompetisi, analisa kompetitor dan faktor lain 45 Juntunen Mari, Corporate re-branding as a process, Department of Marketing University of Oulu, Finland

15 57 yang memungkinkan. Sebagai tambahan analisa dapat dimasukkan aspek internal, termasuk brand perusahaan sebelumnya. Pandangan Bapak Sucipto yaitu hasil dari keputusan rapat direksi jadi di dikaji ulang untuk jangka panjangnya, apakah masih relevan dengan yang sekarang. Salah satu yang dikaji ulang adalah cita-cita perusahaan atau visi perusahaan untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Keputusan dari hasil rapat direksi inilah yang menjadi analisa dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rebranding, perlu pemikiran matang dan tidak tergesa-gesa ketika mengambil keputusan. 3. Planning Di sini dijabarkan sebagai tahap yang luas mencakup rencana kreasi brand perusahaan. Yang termasuk di dalamnya tahapan akhir formulasi visi dan tujuan dari brand perusahaan yang baru, berdasarkan nilai-nilai perusahaan. Dalam fase ini ada beberapa proses pengambilan keputusan yang terdiri dari beberapa sub-proses seperti reposisi, pemberian nama baru, pembuatan struktur baru, dan pembuatan desain baru (muzellec,2003) sebelum launching brand baru perusahaan. Hasil wawancara dengan Bapak Sucipto seperti berikut karena belum matang di internal, karena Gapura tidak punya orang yang kompeten tentang rebranding ini kemudian Gapura menyewa lalu mencari yang ahli di bidang rebranding. Di carilah

16 58 konsultan dan akhirnya bertemu dengan Landor, Landor sebelum memustuskan mereka juga melakukan survey juga seperti bertanya ke karyawan, tanya ke customernya bagaimana dengan Gapura. Landor datang ke Jakarta ke kantor pusat, ke Denpasar. Hasil yang survey itu kemudian di putuskan. Pada tahap ini Gapura menyewa sebuah konsultan dalam bidang rebranding bernama Landor, Landor berkoordinasi dengan Gapura untuk menciptakan sebuah logo yang fresh, enak dilihat dan mengandung unsur ramah lingkungan. 4. Preparing Meliputi persiapan rencana dan pre-tes untuk launching. Sebagai contoh, menyiapkan desain baru untuk brand baru perusahaan, termasuk corporate visual identity system (CVIS) yang akan diubah. Pada saat ini, sering digunakan agen periklanan. Menurut Bapak Sucipto sebagai berikut. Pertama soal nama, ketika orang ditanya soal Gapura jarang orang menyebut dengan nama Gapura Angkasa, oleh karena itu salah satu alasan kenapa keluarnya cuma Gapura saja. Tapi nama perusahaan tidak boleh dirubah, jadi hasil survey kata Gapura saja yang dipakai.

17 59 Sebagai desain baru nama Gapura saja yang dipakai pada logonya dikarenakan seringnya customer, karyawan atau orang-orang hanya menyebut awal nama Gapura bukan Gapura Angkasa, untuk itu mereka menghilangkan nama Angkasa pada logonya. 5. Launching Launching adalah proses komunikasi brand baru perusahaan ke pihak internal terlebih dulu, baru kemudian ke pihak eksternal menurut Gotsi dan Andriopoulos dalam Mari Jununten, ke pihak internal, brand baru dapat dikenalkan melalui brosur internal, koran, pertemuan rutin, workshop, internet menurut Daly dan Moloney dalam Mari Jununten. pertemuan tim atau pendidikan dan pelatihan. Sedangkan ke pihak eksternal, brand baru dapat dikomunikasikan melalui rilis berita, brosur iklan, ataupun komunikasi rutin, termasuk kartu nama, pengiriman , dan kontak pribadi. Bapak Sucipto mengatakan untuk launching dari rebranding itu sendiri Gapura lakukan secara sederhana tetapi kemudian proses sosialisasinya, internalisasinya yang ini yang digerakan. Kemudian datang ke seluruh cabang untuk dijelaskan maksudnya logonya ini, gambarnya seperti ini, tujuan dilakukannya rebranding seperti ini. Bukan hanya sekedar ganti logo, namun coba untuk ikut merubah perilakunya, merubah tampilannya, supaya dapat 3 B nya branding, beauty, behaviournya. Beliau berharap agar karyawan juga ikut

18 60 merubah perilakunya dalam bentuk customer fokus, karena Gapura tidak pernah bisa lepas dari customernya. Kalau untuk ke customer, Gapura melakukan kegiatan sponsorship, golf dengan Inaca sama kita juga ikut acara Singapore Airshow, pada waktu itu Gapura membuat booth pada acara Singapore Air Show. 6. Evaluating Dalam proses ini termasuk melakukan pengukuran kesuksesan atau kegagalan dari proses rebranding. Pengukuran adalah hal yang sulit, oleh karena itu disarankan rebranding perusahaan dievaluasi dengan tujuan dari rebranding itu sendiri menurut Stuart dan Muzellec dalam Mari Juntunen. Semua dalam proses rebranding tidak hanya membawa success story tapi juga ada beberapa kegagalan yang penting seberapa besar keberhasilan itu dibandingkan dengan yang kegagalannya ini, kalau mau jujur berhasil 100% tidak ada orang yang bisa berubah, provitnya naik banyak. Karena persepsi dari masing-masing orang berbeda-beda, beda juga perilaku yang dihasilkan

19 61 7. Continuing Tahap ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan proses. Dari hasil evaluasi dapat dilihat, apakah brand baru akan dipertahankan atau akan diganti lagi. Seluruh permasalahan yang ditemukan di fase sebelumnya, dilihat sebagai sebuah kasus. Untuk pelanggan, itu termasuk kualitas operasi perusahaan, dalam hal ini kualitas layanan dan memenuhi brand promise. Untuk personil, orientasi dan pendidikan terus menerus perlu ditawarkan. Untuk manajemen dan personil, itu termasuk pertimbangan terus menerus dari strategi merek perusahaan dalam setiap tindakan. Dan akhirnya, itu termasuk pandangan terlihat dari lingkungan yang diberi pelayanan. Menurut Bapak Sucipto. Sisi baiknya rebranding ini memiliki energi positif juga untuk karyawan seperti di tahun 2016 kemarin sudah jauh berkurang insiden yang terjadi di Cengkareng khususnya, (CGK) maupun di cabang lain, alat-alat GSE sudah jarang terjadi Human Error. Pengakuan dari Bapak Sucipto setelah melakukan rebranding beliau melihat adanya perubahan yang baik dengan moto shared success dan berpegangan pada lima drivers Gapura yaitu People, Process, Premises, Technology dan Brand.

20 Logo Logo adalah alat komunikasi non verbal sebuah barang atau perusahaan kepada konsumen. Logo dapat memberikan sebuah ilustrasi, memberi highlight, dan juga merupakan vital display. Bapak Sucipto mengatakan sebagai berikut. Kalau orang melihat logo Gapura yang sebelumnya warnanya abu-abu kusam, maroon, menurut pendapat orang melihat warna tesebut mindsetnya kurang, seperti kurang ada semangatnya. Meskipun belum tentu dia jelek namun sudah terbentuk. Filosofinya tidak ada. Dalam pembentukan logo membutuhkan juga biaya yang tidak sedikit, Bapak Sucipto mengatakan untuk budget, untuk konsultannya saja sekitar 1milyar lebih itu untuk konsultannya saja, belum termasuk yang lainnya seperti pergantian seragam, alat baru, dan lain-lain. Banyak aspek yang dilihat dari logo lama dengan logo baru PT Gapura, dan para pejabat struktural menduga, logo lama membawa perilaku yang tidak sesuai dengan cita-cita perusahaan untuk menjadi world class company, kemudian tidak memberikan makna kepada stakeholdernya, karyawan maupun customernya.

21 63 Logo lama PT Gapura Angkasa Logo Baru PT Gapura Angkasa Gambar 4.8 Logo PT Gapura Angkasa Logo baru diatas adalah hasil dari koordinasi antara Landor dan Gapura, warna hijau dipilih karena perusahaan Gapura perusahaan eco green, dan alat-alat GSE mereka pun menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Untuk simbol logo berwarna hijau seperti chain itu sendiri maksudnya adalah huruf G yang terkait, seperti rantai yang saling terhubung Gapura ingin antara Gapura, karyawan dan customernya selalu terkait satu sama lain bagai rantai yang tidak dapat dipisahkan Kegiatan Event/ Sponsorship Event/ sponshorship bukanlah merupakan sumbangan yang diberikan untuk menyenangkan perusahaan, dan juga bukan suatu pemerasan terhadap kegiatan olahraga, music, atau kegiatan lainnya. Event/ sponsorship hanyalah salah satu alat promosi yang apabila digunakan secara tepat akan membantu perusahaan dalam menginformasikan produk perusahaan kepada konsumen sehingga dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Pada saat meluncurkan

22 64 logo baru kepada customer, Gapura melakukan kegiatan launching Gapura New Hi Tech, yaitu peluncuran alat-alat GSE terbaru yang ramah lingkungan, lalu sponsorship pada acara Golf bersama dengan INACA (Indonesia National Air Carrier Assosiation) dan juga Singapore Airshow. Hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Deddy sebagai VP. Commercial Services PT Gapura Angkasa. Pertama Gapura meluncurkan Gapura New Hi Tech GSE sebagai langkah awal kegiatan launching rebranding Gapura meluncurkan logo barunya. Produk unggulan dari Gapura adalah alat-alat GSE yang dipakai untuk kegiatan pengoperasian pesawat selama di darat. Alat GSE yang lama umurnya juga sudah tua dan perlu diganti, karena berdasarkan peraturan Kementerian Perhubungan batas usia GSE ada yang 15 tahun dan juga 25 tahun. Gambar 4.9 Soft Launching Gapura New Hi Tech

23 65 Pak I Ketut Deddy mengatakan. Gapura juga mengikuti kegiatan Earth Hour 2016 dengan tema Night at GMF, semua Garuda Indonesia Group turut mengikuti kegiatan ini. Sedikitnya Garuda Indonesia Group berhasil menghemat sebesar 12 juta watt-hours selama satu jam kurang lebih. Pelaksanaan kampanye Earth Hour ini meruapakan salah satu bentuk kepedulian Garuda Indonesia Group terhadap pelestarian alam dan lingkungan, serta perwujudan komitmen kepada pengurangan dampak lingkungan. Gambar 4.10 Gapura dalam kegiatan Earth Hour Selain itu Gapura juga join sponsorship untuk acara Golf bersama di INACA dengan perusahaan penerbangan sembari Gapura share logo baru, dan Gapura juga membuat spanduk pada acara itu. Menurutnya kegiatan event itu sangat bagus karena pada saat itu banyak perusahaan airlines, maupun perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan angkutan udara ikut serta dalam kegiatan golf tersebut.

24 66 Gambar 4.11 Acara Golf INACA Selain banyaknya peserta pada event/ sponsorship yang turut serta ini menjadi ajang menjalin hubungan kerja sama yang baik juga sesama rekan perusahaan yang terkait di bidangnya. Bapak I Ketut Deddy juga mengatakan bahwa. Ini merupakan beberapa contoh kegiatan event golfnya, waktu itu Gapura juga ikut dalam acara Exhibition Singapore Air Show dengan Garuda Indonesia dan beberapa anak perusahaan Garuda lainnya. Menteri BUMN Ibu Rini dan direktur utama PT Gapura Angkasa Bapak Arif Wibowo juga turut hadir di acara tersebut Ibid

25 67 Gambar 4.12 Acara Exhibition Singapore Air Show Pada acara exhibiton Singapore Air Show tersebut merupakan acara internasional yang dihadiri oleh berbagai macam perusahaan yang berhubungan dengan angkutan udara, Gapura pada saat event tersebut membuka booth dan sekaligus memperkenalkan rebranding mereka yang terbaru. Bapak I Ketut Deddy mengatakan Dengan acara-acara seperti ini, kita berharap Gapura semakin maju sesuai visinya menjadi perusahaan bertaraf internasional. Baru-baru ini Gapura juga baru meluncurkan Gapura New Hospitality beserta seragam baru dari Gapura. Gapura New Hospitality adalah produk baru dari Gapura, yaitu Gapura Airport Hospitality (GAH) sebelumnya bernama Gapura Airport Assistence (GAA) yang dapat membantu penumpang ketika sampai di bandara. Pesan mobilpun untuk para penumpang dari atau akan ke bandara bisa. Bisa dibuka websitenya di

26 68 Gambar 4.13 Bapak Sucipto sedang memberikan penjelasan mengenai GAH Gambar 4.14 Peragaan Seragam lama menjadi seragam Baru Gapura Gambar 4.15 website Gapura Airport Hospitality

27 69 Situs web Gapura Airport Hospitality merupakan layanan meet & greet atau fast track untuk kegiatan dari mulai proses kedatangan, keberangkatan, maupun transfer penerbangan. Meet & greet itu sendiri merupakan jasa layanan untuk penjemputan pada saat kedatangan untuk membantu percepatan proses bertemu dengan Hotel Representative/ Hotel Transportation. Layanan pada saat kedatangan penerbangan internasional: - Petugas menunggu di pintu terdekat penumpang keluar dari counter imigrasi dengan menunjukan nama pelanggan yang akan dijemput. - Petugas mendampingi pelanggan untuk proses pengambilan bagasi. - Petugas mendampingi pelanggan untuk proses Bea Cukai. - Petugas mendampingi pelanggan untuk bertemu dengan Hotel Representative/ Hotel Transportation. Untuk layanan transfer adalah jasa layanan untuk percepatan pengurusan proses pindah pesawat baik dari penerbangan internasional ke internasional, maupun dari internasional ke domestic dan sebaliknya dari domestic ke domestic maupun dari domestic ke internasional. Menurut Bapak I Ketut Deddy, waktu penyelenggaraan event/ sponsorship di Gapura ada dua yaitu sebagai berikut:

28 70 1. Momentum Event Adalah event yang sifatnya khusus, pada moment-moment tertentu diluar acara rutin. Pada momentum event ini seperti yang diutarakan Bapak I Ketut Deddy, sponsorship pada acara golf INACA dan juga Singapore Air Show. Event seperti ini memang didedikasikan untuk customer dan para stakeholder Gapura, dengan adanya kegiatan event/ sponsorship dan juga exhibition seperti Singapore Air Show agar hubungan kerja sama yang sudah terjalin semoga bisa bertahan lama dan menguntungkan satu sama lain. 2. Special Event Adalah acara khusus yang dianggap istimewa. Terdiri dari tiga jenis: - Acara peresmian, seperti soft-opening, grand opening, merger, penyerahan penghargaan. - Acara peringatan, seperti ulang tahun perusahaan. - Acara yang bersifat: a. Komersial, seperti peluncuran produk baru. b. Non komersial dan Social (community Events), seperti penyerahan bantuan beasiswa, sumbangan pada korban gempa, tsunami, dsb.

29 71 Bapak I Ketut Deddy mengatakan sebagai berikut Kegiatan Earth Hour salah satu kegiatan sosial Gapura, hal ini bertepatan juga ketika alat-alat GSE baru saja diganti yang beberapa diantaranya menggunakan baterai, ada juga yang pake bahan bakar ramah lingkungan. Kemudian alat-alat tersebut dimatikan atau tidak dioperasikan dulu selama kurang lebih satu jam. Kegiatan event lainnya untuk peluncuran Gapura Airport Hospitality belum lama ini juga sangat bagus, antusias dari para customer terlihat pada kegiatan tanya jawab dan peragaan seragam hospitality yang baru, seragam yang sekarang lebih eye catching, fresh. Itu juga bisa menjadi tambahan profit untuk Gapura dengan adanya system baru pemesanan meet & greet itu. Beberapa special event yang diikuti oleh Gapura mendapat apresiasi dari customer, karena dalam setiap kegiatannya Gapura ingin memberikan yang terbaik bagi stakeholdernya.

30 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dengan narasumber, serta dengan pengumpulan data berbagai sumber yang menjelaskan secara terperinci suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian serta menganalisa semua data penelitian sesuai dengan fakta yang ada secara menyeluruh mengenai strategi komunikasi pemasaran tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu tentang aktivitas rebranding PT Gapura Angkasa kepada customer melalui kegiatan event. Berbicara mengenai rebranding PT Gapura Angkasa dalam teori Mari Juntunen ada tujuh tahap yang dilakukan perusahaan dalam melakukan rebranding. Berikut merupakan Tahapan yang dilaksanakan di Gapura sesuai dengan teori yang disebutkan pada buku Mari Juntunen. No TEORI PRAKTEK 1. Trigerring Rapat direksi Gapura Angkasa 2. Analyzing & Decision Direksi memutuskan Gapura untuk Making melakukan transformasi bisnis dan merubah cita-cita untuk menjadi perusahaan kelas dunia. 3. Planning Gapura menyewa konsultan bernama Landor untuk membantu melaksanakan proses rebranding tersebut 4. Preparing Gapura melakukan perubahan logo, visi misi, dan beberapa di dalamnya seperti

31 73 moto shared success ini merupakan beberapa hal yang dipersiapkan menuju perusahaan kelas dunia. 5. Launching Mensosialisasikan rebrandingnya ini kepada internal karyawan seperti kunjungan ke tiap cabang dan untuk ke customer berupa kegiatan event. 6. Evaluating Semua yang sudah terlaksana dievaluasi apakah sukses atau tidak. 7. Continuing Banyaknya hasil yang positif yang ditimbulkan dari rebranding ini maka sampai saat ini Gapura tetap meneruskan kegiatan rebrandingnya. Tabel 1 Tahapan Rebranding PT Gapura Dari mulai triggering, apa yang menjadi pemicu terjadinya rebranding pada fase awal ini rapat direksi Gapura menjadi fase awal pembahasan mengenai rebranding di perusahaan tersebut. Lalu kedua analyzing & decision making setelah rapat direksi, para direksi memutuskan Gapura untuk melakukan transformasi bisnis dan merubah cita-cita untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Yang ketiga adalah planning, setelah memutuskan untuk rebranding, Gapura menyewa konsultan bernama Landor untuk membantu melaksanakan proses rebranding tersebut. Tahap keempat adalah preparing dengan adanya rebranding Gapura melakukan perubahan logo, visi misi, dan beberapa di dalamnya seperti moto shared success ini merupakan beberapa hal yang dipersiapkan menuju perusahaan kelas dunia. Langkah kelima yaitu launching pada langkah ini Gapura

32 74 mensosialisasikan rebrandingnya ini kepada internal karyawan berupa kunjungan ke tiap cabang dan untuk ke customer melakukan kegiatan event. Untuk proses keenam yaitu evaluating, semua yang sudah terlaksana dievaluasi apakah sukses atau tidak. Namun direkur utama Gapura Angkasa Bapak Sucipto memberitahu kalau dalam hal semuanya tidak ada yang mencapai 100% namun beliau melihat banyak yang sudah berubah dari adanya rebranding. Langkah ketujuh yaitu continuing, banyaknya hasil yang positif yang ditimbulkan dari rebranding ini seperti menurunnya insiden di lapangan, maka sampai saat ini Gapura tetap meneruskan kegiatan rebrandingnya. Dalam teori David Aaker rebranding adalah suatu usaha komunikasi pemasaran yang dilakukan untuk memberikan suatu kepribadian baru kepada barang atau jasa melalui perubahan tampilan dalam atau luarnya, hal ini juga terjadi di Gapura. Melihat visi, misi, dan cita-cita perusahaan berubah disertakan moto shared success yaitu kesuksesan bersama antara Gapura, karyawan dan customer. Itu perubahan tampilan dari segi dalam, dari segi luarnya adalah logo yang berganti, seragam, juga alat-alat penujangan operasional seperti GSE. Dalam Teori Bill Meriless & Dale Miller perubahan di visi brand dapat dijadikan acuan untuk pembuatan kembali visi baru brand tersebut. Sedangkan proses untuk mengeksekusi visi baru tadi kemungkinan besar akan memerlukan perubahan dalam proses manajemen. Sesuai dengan visi terbaru nya Menjadi penyedia jasa ground handling dan jasa terkait lainnya di bandar udara dengan kualitas layanan kelas dunia. Proses manajemen juga mengalami perubahan, seperti transformasi bisnis yang berubah, dengan adanya beberapa

33 75 tambahan bisnis seperti Gapura Learning Center, juga lounge yang tersedia di beberapa bandara di Indonesia. Dalam sebuah rebranding atau perubahan brand ada berbagai macam bentuknya. Bisa nama yang berubah dengan logo yang ikut berubah, bisa juga namanya tetap tetapi logonya berubah. Begitu juga pembangunan mereknya akan berubah. Rebranding sendiri adalah suatu proses bisnis dan dari hasil rebranding ini adalah perilaku konsumen untuk selalu loyal terhadap brand yang mereka gunakan sehingga akan mendatangkan keuntungan yang positif bagi perusahaan. Menurut Aidan Daly & Deirdre Moloney menurut perubahannya kategori di bagi menjadi tiga, yaitu perubahan kecil yaitu perubahan fokus pada estetika dan variasi penampilan secara sederhana, gaya baru dan merevitalisasi penampilan atau estetika brand yang mungkin tanggal dan membutuhkan perubahan. Perubahan menengah, Perubahan fokus pada reposisi dan menggunakan taktik pemasaran khususnya komunikasi dan kualitas layanan untuk memperbaiki posisi yang sudah ada, sehingga memberikan citra baru. Dan terakhir perubahan lengkap, Mencakup perubahan nama, logo dan slogan serta semua elemen komunikasi pemasaran untuk membuat semua stakeholder mengetahui perubahan yang telah dibuat. Pada perubahan ini Gapura termasuk kategori perubahan lengkap karena perubahan logo dan slogan juga ikut berganti juga elemen komunikasi pemasaran seperti event/ sponsorhip, pameran yang dilaksanakan agar diinformasikan ke stakeholder.

34 76 Seperti yang diketahui pada rebranding Gapura dilakukan transformasi bisnis yang dijabarkan melalui lima komponen. Dalam aspek people dilakukan reorganisasi dan penataan secara menyeluruh dalam sistem kepegawaian, remunerasi dan pelatihan guna menghilangkan sekat antar bagian, serta meningkatkan kerja sama dan produktivitas dari 1778 orang karyawan Perseroan. 47 Gapura melakukan penyelarasan organisasi guna menunjang proses percepatan pelayanan end-to-end secara terpusat, ditandai dengan perubahan organisasi di kantor pusat yang lebih fokus dan responsif. Secara khusus Gapura juga memberi penekanan pada pembentukan budaya perusahaan baru yang memetingkan pelatihan, kinerja, keamanan dan pelayanan. Tujusnnya membentuk karyawan yang memiliki safety culture telah memberi hasil yang mengembirakan, terbukti dengan penurunan accident rate dari 13 insiden pada tahun 2014 menjadi 7 insiden pada tahun 2015, dengan tingkat produktivitas karyawan yang terus meningkat. 48 Dalam aspek premises, selama tahun 2015 Perseroan melakukan modernisasi armada GSE dengan berbagai peralatan berteknologi mutakhir dan terbaik dari produsen GSE terkemuka di dunia. Sebagian GSE tersebut adalah peralatan yang disyaratkan pesawat penumpang generasi terkini seperti Boeing 787 atau Airbus A350 dan A380 yang memiliki instrumen elektronik sangat sensitif. 47 Annual Report Gapura Angkasa. 2015, Hal Ibid

35 77 Dari beberapa total unit alat GSE baru yang ramah lingkungan yang didatangkan tahun akan di tempatkan di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta sebagai world class airport yang merupakan hub penerbangan Garuda Indonesia rute domestik dan internasional serta maskapai anggota aliansi global Skyteam. Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta yang beroperasi pada bulan Juli 2016 telah menjadi etalase untuk menampilkan kualitas layanan dan operasional Gapura yang telah bertransformasi menuju world class service, serta menjadi acuan best practise bagi industri ground handling di Indonesia. Guna mencapai operational excellence yang dituntut oleh pelanggan Gapura yang 3 diantaranya adalah 5 Star Airlines dimana mensyaratkan ketepatan waktu, maka dibutuhkan dukungan teknologi informasi agar proses-proses operasional dapat lebih efisien dan efektif serta lebih cepat. Untuk Logo, logo Gapura sebelumnya yang tidak mempunyai unsur dan filosofi, kini sudah berganti dan mempunyai makna sendiri. Dari warna hijau muda yang menggambarkan eco green, ramah lingkungan, lebih segar dan enak dilihat. Kemudian, symbol G yang saling terkait bagaikan rantai, yang mengartikan kalau Gapura tidak bisa lepas dari para stakeholdernya, dan selalu terkait satu sama lain. Dalam kegiatan event/ sponshorship Gapura belum memiliki calendar event yaitu event rutin yang dilakukan pada hari, bulan, tahun yang dilakukan

36 78 secara periodic sepanjang tahun kalender, Gapura hanya melakukan special event dan momentum event. Untuk momentum event seperti pada kegiatan sponsorship golf INACA itu dilaksanakan hanya pada moment-moment tertentu diluar acara rutin. Pada kegiatan special event terjadi pada saat soft launching Gapura New Hi Tec dan launching Gapura Airport Hospitality yang dilakukan kepada customer, untuk acara seperti ulang tahun perusahaan diadakan untuk karyawan internal perusahaan saja. Saat peluncuran Gapura Airport Hospitality, event tersebut menginformasikan perubahan seragam terbaru dari Gapura juga produk dari hospitality itu sendiri, yaitu website baru khusus mengakses untuk pemesanan jikalau para penumpang yang ingin bepergian menggunakan pesawat, bingung dalam proses check in, boarding dan sebagainya, Gapura Airport Hospitality dapat membantu penumpang dari kegiatan proses penjemputan di bandara sampai saat boarding maupun sebaliknya dari saat landing sampai pengambilan bagasi pesawat. Dalam kegiatan event/ sponsorship tidak lupa Gapura juga memberikan beberapa souvenirs kepada customer kenang-kenangan atau tanda terima kasih telah menjadi customer setia dari Gapura, berikut beberapa contoh souvenirs dengan logo baru dari Gapura Angkasa.

37 79 Gambar 4.16 Souvenirs Flashdisk Gambar 4.17 Souvenirs Power bank Gambar Souvenirs Payung Kegiatan event ini merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjang keberhasilan promosi, perkenalan produk, dan lebih lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Tujuan event sangat efektif untuk launching new product oleh perusahaan non direct selling, dan efektif dalam menjalin kerjasama dengan mitra kerja.

AKTIVITAS REBRANDING PT GAPURA ANGKASA KEPADA CUSTOMER PASCA TRANSFORMASI BISNIS

AKTIVITAS REBRANDING PT GAPURA ANGKASA KEPADA CUSTOMER PASCA TRANSFORMASI BISNIS AKTIVITAS REBRANDING PT GAPURA ANGKASA KEPADA CUSTOMER PASCA TRANSFORMASI BISNIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Bidang Strata 1(S1) Komunikasi Bidang Studi Advertising

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang kurang lebih dari 240 juta jiwa dan termasuk negara yang memiliki banyak pulau.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan semakin besar, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO.... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengolahan data dapat diambil kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan faktor internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman yang terus menerus membuat banyak hal di berbagai aspek untuk melakukan perubahan. Hal tersebut menimbulkan banyaknya persaingan yang mengharuskan adanya

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses bisnis utama Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh stakeholdernya, begitu juga dengan PT AP II. Dalam menjalankan proses bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap.

BAB I PENDAHULUAN. kebersamaan dengan seseorang. Yakni berbagi informasi, ide atau sikap. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi berasal dari bahasa latin Common yang berarti umum atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada

BAB IV PENUTUP. pembenahan mulai dari armada pesawat baru dan pelayanan. Berdasarkan pada BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Di era globalisasi saat ini, industri penerbangan mengalami peningkatan yang cukup pesat. Transportasi penerbangan saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Nasution,2004:47) Parasuraman, et al . (dalam Purnama,2006: 19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industry jasa, di sisi lain meningkatnya keperluan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perusahaan penyedia layanan jasa pengiriman paket dan dokumen, PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini memiliki banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu dalam berperang, rencana langkah-langkah yang dilakukan secara. dan non bisnis (Pass. Christopher, 1995 : 569)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu dalam berperang, rencana langkah-langkah yang dilakukan secara. dan non bisnis (Pass. Christopher, 1995 : 569) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Strategi 1. Definisi Strategi Berdasarkan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, strategi adalah taktik, ilmu, menggunakan sumberdaya untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju kehidupan sosial masyarakat. Para pelaku bisnis kegiatannya makin menggeliat, tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis perkiraan lalu lintas di industri penerbangan yang menunjukkan harapan akan menyambut sekitar 3,6

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan dunia informasi sekarang ini, peranan Humas dalam sebuah organisasi sangat penting, baik dengan publik internal maupun eksternal yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia, tidak lepas dari keberadaan Pulau Bali, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia, tidak lepas dari keberadaan Pulau Bali, dimana kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor penting dalam era pembangunan dewasa ini, karena kontribusinya yang cukup besar sebagai sumber devisa negara dan terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri penerbangan melonjak tajam dalam satu dekade terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik dan regional. Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin meluas dewasa ini menciptakan keterhubungan antar negara di seluruh belahan dunia yang memberikan pengaruh pada perubahan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN BAB III OBYEK PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Tara Tour didirikan pada tanggal 14 September 1987 oleh Bapak Paulus Sofian Ghazali. Pada awal berdirinya, PT. Tara

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI A. Simpulan 1. Pengembangan layanan yang dilakukan di dalam implementasi strategi diferensiasi Quantum Leap 2011-2015 antara lain adalah: a. Penciptaan Produk

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT.Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan organisasi atau perusahaan karena perusahaan dapat mencapai tujuannya melalui komunikasi yang efektif dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004) I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penumpang angkutan udara dari waktu ke waktu cenderung meningkat, hal ini terlihat dari pengguna Bandara Soekarno-Hatta seperti terlihat dari Gambar 1. orang 1000000 900000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat sesuai dengan tuntutan zaman. Perkembangan ini menyebabkan dunia bisnis mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi, semua bidang industri saling bersaing untuk memperebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan dalam suatu industri mendorong perusahaan

Lebih terperinci

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan. a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, b. Mengikuti perkembangan tehnologi, sehingga dapat menyediakan kepada pimpinan informasi yang

Lebih terperinci

Terminal penumpang bandar udara

Terminal penumpang bandar udara Standar Nasional Indonesia Terminal penumpang bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi prioritas utama untuk mencapai sasaran program pemerintah road map to zerro accident. Dalam peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Daftar Maskapai Penerbangan di Indonesia Nama Maskapai Penerbangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rencana Induk Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengenai Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025, menyebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern ini, persaingan dalam dunia bisnis jasa semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur.

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan. suatu perjalanan dengan tujuan bisnis maupun berlibur. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri penerbangan saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan banyaknya permintaan penumpang untuk melakukan suatu perjalanan dengan tujuan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

Septiyani Putri Astutik 1) STTKD Yogyakarta. Abstrak

Septiyani Putri Astutik 1) STTKD Yogyakarta. Abstrak HUBUNGAN TINGKAT PERTUMBUHAN EXCESS BAGGAGE CHARGE DENGAN PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE DENPASAR-SINGAPURA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI DENPASAR BALIPERIODE BULAN

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran kehidupan. Transportasi menjadi bagian penting atas perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, transportasi di Indonesia semakin diperlukan bagi semua kalangan. Keberadaan sebuah sarana transportasi dalam kehidupan manusia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan manusia terutama dalam dunia usaha sekarang ini. Bisnis di zaman sekarang ini telah

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3) TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN PENERBANGAN DI BANDARA UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO Sri Sutarwati 1), Hardiyana

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations.

Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations. MARKETING PR Public Relation terpecah kedalam marketing public relations dan corporate public relations. Marketing public relations untuk membentuk citra perusahaan yang berdampak terhadap keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa transportasi udara di era globalisasi ini meningkat pesat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketersediaan maskapai penerbangan di Indonesia. Hadirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah organisasi atau perusahaan, komunikasi merupakan kunci untuk menjalankan berbagai aktivitas di dalamnya. Komunikasi tersebut digunakan untuk menjalin

Lebih terperinci

Landasan Teori. Service Excellent

Landasan Teori. Service Excellent ANALISIS PENGARUH EXCESS BAGGAGE CHARGES TERHADAP PENDAPATAN MASKAPI GARUDA INDONESIA RUTE SIN-CGK BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2013 Rosalina Indah STTKD Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Konsumen menduduki posisi penting dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Perusahaan melakukan upaya untuk menarik perhatian konsumennya. Konsumen adalah raja. Hal

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR. Oleh. Nama : Angela Leony NIM : Kelas : 08 PCU

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR. Oleh. Nama : Angela Leony NIM : Kelas : 08 PCU PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL MERPATI NUSANTARA AIRLINES TUGAS AKHIR Oleh Nama : Angela Leony NIM : 0800785543 Kelas : 08 PCU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2008 i PERANCANGAN ULANG IDENTITAS

Lebih terperinci

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :...KE..Z05..TAHUM.2016. TENTANG PENATAAN AREA KOMERSIAL PADA TERMINAL PENUMPANG BANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi yang sangat besar, secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia lebih memilih segala sesuatunya serba instan dan praktis (mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak penemuan roda sampai dengan penerbangan pesawat ulang-alik, daya tarikdan akhirnya, kebutuhan akan perjalanan memberikan inspirasi bagi penemuanpenemuan atau

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 6 Experience Marketing Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini

Lebih terperinci

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara untuk dapat melayani seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang, baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang, baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi dewasa ini banyak perusahaan atau instansi yang berkembang, baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur, tidak terkecuali untuk bisnis jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini sarana transportasi memiliki peranan yang sangat vital untuk melakukan berbagai kegiatan, terlebih dalam dunia bisnis. Pertumbukan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, industri dan bisnis sektor jasa di Yogyakarta berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi karena bidang jasa memberi kontribusi yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International (ACI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger

BAB I PENDAHULUAN. industri penerbangan LCC (Low Cost Carrier) seperti airasia, lion air, tiger BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nama Garuda Indonesia bukanlah nama baru di dunia industri penerbangan domestik dan international. Di penerbangan lokal, nama Garuda Indonesia termasuk di golongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa transportasi udara sejak awal berkembang dalam menanggapi peningkatan potensi pergerakan manusia yang tersebar dalam berbagai segmentasi masyarakat, baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT... vi MOTTO... vii HALAMAN PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengatur transportasi udara pada tahun Deregulasi yang dilakukan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengatur transportasi udara pada tahun Deregulasi yang dilakukan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan niaga berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Top 500 Banking Brands 2014 oleh Brand Finance yang dipublikasikan melalui majalah The Banker (www.thebanker.com), The Banker melakukan pemeringkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang berorientasi pada keuntungan selalu mengharapkan profit dari usaha yang mereka keluarkan, profit tersebut digunakan baik untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sekilas Tentang Angkasa Pura II Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan

Lebih terperinci

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Tugas Akhir 110 Periode Februari Juni 2010 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. farmasi harus dapat diterima dengan baik oleh publik atau stakeholder-nya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. farmasi harus dapat diterima dengan baik oleh publik atau stakeholder-nya. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia usaha di bidang farmasi yang semakin pesat, untuk dapat mempertahankan eksistensinya, sebuah perusahaan farmasi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan atau organisasi baik swasta maupun negeri memiliki identitas perusahaan (corporate identity) yang berbeda-beda, dimana identitas ini memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik, BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,

Lebih terperinci

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta ABSTRAK Dalam menganaangi penumpang ada beberapa penumpang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil PT.Angkasa Pura I (Persero) Nama Perusahaan : PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Ahmad Yani Alamat : Jl. Puad A. Yani Semarang Telepon : (024) 76087735

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis sangat ketat khususnya pada bisnis jasa penerbangan. Hal ini menuntut setiap perusahaan menempatkan orientasi purchase decision pelanggan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kondisi perkeonomian global sekarang ini, yang ditunjukan dengan hilangnya batas-batas Negara dari segi investasi, industri, individu, dan informasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lima tahun terakhir angkutan udara di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Data angkutan udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture.

BAB I PENDAHULUAN. QuickTime and a TIFF (LZW) decompressor are needed to see this picture. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Garuda Indonesia (Garuda) sebagai maskapai penerbangan nasional (flag carrier) tidak hanya memfokuskan dirinya pada bisnis, tetapi juga membawa tanggungjawab,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 56,5 persen dari total jumlah penduduk (Kelas Menengah dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 56,5 persen dari total jumlah penduduk (Kelas Menengah dan Perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2000 setelah melewati krisis ekonomi pada dua tahun sebelumnya, perlahan perekonomian Indonesia tumbuh positif. Pertumbuhan perekonomian yang positif ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.pelayanan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya pertumbuhan perdagangan lokal dan persaingan internasional, konsumen yang ada semakin selektif dan menuntut satu produk yang benar-benar berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas Marketing Public Relations (MPR) Dalam Mengkomunikasikan Brand Identity Sumitomo Pipe oleh PT. PARADISE

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 1.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang diadakan di PT Semen Indonesia (Persero), Tbk serta analisis peneliti terkait dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu Semen Indonesia dalam menghadapi

Lebih terperinci