BAB 4 HASIL, ANALISIS DAN RANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL, ANALISIS DAN RANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL, ANALISIS DAN RANCANGAN 4.1. Inventarisasi Hasil Observasi Gambaran Umum Lokasi Agrowisata Salatiga secara geografis terletak di lereng Gunung Merbabu yaitu di Jln. Salatiga-Kopeng Km 4, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomulyo. Agrowisata Salatiga dapat diakses melalui jalan raya Kopeng. Udara kota Salatiga dikenal sejuk karena secara geografis kota ini terletak di kaki gunung merbabu. Lokasi agrowisata Salatiga dapat dilihat pada gambar 4.1 yang diakses melalui googleearth. Garis yang berwarna kuning menunjukkan akses jalan menuju agrowisata Salatiga, sedangkan garis berwarna biru menunjukkan kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Gambar lokasi agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran halaman 55. Gambar 4.1. Lokasi Agrowisata Salatiga 19

2 20 Agrowisata Salatiga tidak hanya menyediakan tempat untuk rekreasi, tetapi juga menyediakan penginapan seperti hotel dan camping ground untuk pengunjung. Saat ini pihak agrowisata masih menggunakan air dari pegunungan untuk mencukupi pasokkan air di agrowisata Salatiga dan terkadang saat musim kemarau masih sering kekurangan pasokkan air. Ada empat kolam penampungan air yang menjadi bad view di welcome area agrowisata Salatiga, sehingga mengurangi nilai estetika di kawasan tersebut. Sebaiknya area kolam penampungan air dialihfungsikan sebagai lapangan terbuka hijau untuk kegiatan outdoor dan hanya ada satu kolam saja yang dijadikan sebagai kolam resapan. Gambar 4.2. Peta Welcome Area Agrowisata Salatiga Gambar 4.2 merupakan peta welcome area agrowisata Salatiga yang didapat dari hasil observasi lapangan dengan luas keseluruhan m 2. Saat ini pihak pengelola masih fokus mengerjakan jalan keluar masuk untuk kendaraan. Dari keadaan tapak yang ada di welcome area, bougainvillea park bisa dimanfaatkan sebagai good view. Penambahan beberapa tanaman hias juga dapat menambah keindahan taman sebagai titik pusat perhatian bagi pengunjung. Gambar peta welcome area agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran

3 21 halaman 56. Dengan kondisi kontur yang sedikit miring, dibutuhkan tanaman yang bisa menahan air agar tanah pada welcome area tidak mudah longsor dan perlu adanya tambahan saluran drainase pada beberapa tempat yang diberi perkerasan agar air tidak menggenangi area tersebut. Gambar 4.3. Slope Welcome Area Agrowisata Salatiga Tabel 4.1. Persentase Slope di Welcome Area Agrowisata Salatiga Daerah Pengukuran L (meter) D (meter) Persentase (%) a. Tampak samping (jalan masuk camping ground dan area kebun buah) b. Tampak samping (lapangan 1 & 2) c. Tampak samping (jalan keluar masuk agrowisata) d. Tampak samping (area parkir dan bougainvillea park) Gambar 4.3 merupakan hasil dari analisis slope atau kelerengan dari data kontur menggunakan software SketchUp. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa welcome area agrowisata Salatiga memiliki persentase slope < 25%. Dalam buku yang berjudul Time Saver Standard for Landscape Architecture, untuk area yang hanya ditanami rerumputan dan tanaman, maksimal kemiringan tapak yang dianjurkan adalah 25% dengan kemiringan tapak ideal sebesar 5-10%.

4 22 Untuk area yang tidak memerlukan perawatan intensif, maka kemiringan > 25% masih dapat ditoleransi (Harris dan Nicholas, 1998). Gambar 4.4. Garis Kontur Welcome Area Agrowisata Salatiga Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-lin). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Dari gambar 4.4 dapat dilihat garis kontur yang terbentuk di kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan welcome area yang curam atau terjal, sebaliknya garis kontur yang renggang menandakan permukaan welcome area yang landai. Beberapa daerah juga menandakan daerah perbukitan atau lembah yang disesuaikan dengan ketinggian tempat dan pola garis kontur yang terbentuk. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka desain tetap mengikuti data kontur yang ada dan hanya menggunakan cara vegetatif sebagai pengendali erosi.

5 Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi Pengelola Wawancara dilakukan kepada Bapak Bangun dan Bapak Darwanto selaku pihak pengelola di agrowisata Salatiga. Menurut pihak pengelola, fungsi welcome area adalah tempat mendapatkan informasi dan tempat yang bisa digunakan pengunjung untuk melakukan kegiatan outdoor jika kapasitas lapangan yang disediakan kurang. Pihak pengelola sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Hapsari (2008), dimana dalam pengenalan kawasan fungsi utama dari welcome area untuk menciptakan image dan menjadi identitas bagi agrowisata serta merupakan sarana informasi yang dapat memudahkan pengunjung untuk mengenali kawasan agrowisata. Bapak Bangun mengatakan bahwa, fasilitas yang seharusnya ada di welcome area adalah parkir area, rest area, voice of hotel (informasi apa saja yang hotel tawarkan), dan information table (informasi apa saja yang agrowisata tawarkan), sedangkan menurut Bapak Darwanto fasilitas yang seharusnya ada di welcome area adalah parkir area, papan informasi dan papan petunjuk arah. Karena minimnya ruang terbuka hijau untuk anak-anak, pihak pengelola merencanakan adanya outbound area khusus anak-anak di kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Parkir buat pengunjung juga sudah direncanakan pada kawasan welcome area agrowisata Salatiga guna mengantisipasi banyaknya pengunjung yang berdatangan. Main entrance yang ada di agrowisata Salatiga masih dalam tahap pengembangan. Bapak Bangun mengharapkan desain untuk main entrance dapat memberi kenyamanan bagi pengunjung. Menurut beliau, main entrance yang ideal juga dapat memberi kenyamanan untuk petugas melakukan pekerjaannya tanpa mengganggu aktivitas pengunjung. Bapak Darwanto mengharapkan desain untuk main entrance aman dan nyaman bagi pengunjung serta memiliki nilai estetika dalam penataannya. Pihak pengelola merencanakan untuk membuat pintu gerbang yang dapat digunakan sebagai identitas agrowisata Salatiga. Selain sebagai tempat keluar masuk resmi bagi pengunjung, di bagian pintu gerbang

6 24 terdapat pos security yang digunakan untuk mendapatkan informasi sekaligus untuk menjaga keamanan pada saat kendaraan atau pengunjung keluar masuk di agrowisata Salatiga. Menurut pihak pengelola, entrance park yang ideal adalah yang dapat menarik perhatian, penuh warna alami dan bersahabat. Entrance park merupakan taman yang bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan atau pengunjung sehingga perlu keindahan taman yang dinamis dan semarak. Pihak pengelola mengatakan bahwa taman yang ada di welcome area saat ini hanya sebagai taman pelengkap. Pihak pengelola mengharapkan adanya perubahan desain baru untuk kawasan welcome area serta entrance park yang ada tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Desain akan menyesuaikan kontur yang sudah ada sehingga pembentukan kontur hanya sekedar penyesuaian dengan standar keamanan Persepsi, Preferensi dan Ekspektasi User Subyek pertanyaan kuesioner meliputi fungsi welcome area, papan nama, pintu gerbang, peta kawasan agrowisata, papan informasi, papan petunjuk arah, tempat parkir di welcome area, konsep re-desain welcome area, peneduh, jalur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki serta entrance park di agrowisata Salatiga. Tabel 4.2. Persepsi dan preferensi user tentang welcome area Fungsi welcome area agrowisata Salatiga Jumlah Responden Jawaban (%) Untuk menciptakan image dan menjadi identitas bagi agrowisata Salatiga Tempat mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga Untuk menciptakan image dan menjadi identitas serta merupakan sarana mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga

7 25 Dibagian tertentu di welcome area agrowisata Salatiga, perlukah disediakan tempat untuk berteduh dari panas matahari Tidak perlu 0 0 Perlu Jika "Perlu", apa jenis peneduh yang lebih andai sukai Peneduh berupa pohon. Keuntungannya adalah udara dibawah pohon akan terasa sejuk dan teduh, namun beberapa aspek estetika bisa berubah seiring waktu dan kurang efisien. Pergola dengan tanaman merambat. Keuntungannya adalah kemudahan dalam membentuk dan menjaga bentuk tersebut serta mampu menahan sinar matahari lebih baik dari pepohonan tinggi, namun tidak sesejuk peneduh berupa pohon. Selain itu, penggunaan pergola juga mengurangi kesan monoton dan tanaman merambat mudah diganti Hasil kuesioner menunjukkan bahwa persepsi responden menilai fungsi dari welcome area agrowisata Salatiga untuk menciptakan image dan menjadi identitas serta merupakan sarana mendapatkan informasi yang memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga. Menurut preferensi responden, di bagian tertentu di welcome area agrowisata Salatiga perlu disediakan tempat berteduh dimana sebanyak 83% jawaban memilih jenis peneduh pergola dengan tanaman merambat sebagai tempat berteduh. Tabel 4.3. Preferensi user tentang papan nama dan pintu gerbang Perlukah papan nama dan pintu gerbang di welcome area agrowisata Salatiga Jumlah Responden Jawaban (%) Tidak 0 0 Ya Jika "Ya", papan nama agrowisata Salatiga sebaiknya memberi kesan Sederhana 8 13 Menarik/unik 52 87

8 26 Untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga, sebaiknya papan nama dibuat Dapat dilihat dari dua arah yang berlawanan Dapat dilihat dari satu sisi, yaitu bagian depan saja Jika "Ya", pintu gerbang agrowisata Salatiga sebaiknya memberi kesan Megah 5 8 Sederhana Menurut preferensi responden, papan nama dan pintu gerbang diperlukan di welcome area agrowisata Salatiga. Dari tabel di atas, dapat dilihat sebanyak 87% jawaban responden menunjukkan bahwa idealnya papan nama agrowisata Salatiga memberi kesan menarik dan unik. Untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata Salatiga, responden menilai desain untuk papan nama sebaiknya dapat dilihat dari dua arah yang berlawanan. Sebanyak 92% jawaban responden menunjukkan bahwa idealnya pintu gerbang agrowisata Salatiga memberi kesan sederhana. Tabel 4.4. Preferensi dan ekspektasi user tentang peta kawasan, papan informasi dan papan petunjuk arah Perlukah peta kawasan, papan informasi dan papan petunjuk arah pada kawasan welcome area agrowisata Salatiga Jumlah Responden Jawaban (%) Tidak 0 0 Ya Peta kawasan agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat Peta yang berisi area atau zona-zona di agrowisata Salatiga Peta detail agrowisata Salatiga 7 12

9 27 Papan informasi agrowisata Salatiga sebaiknya berisi Tabel informasi agrowisata Salatiga (apa saja yang agrowisata tawarkan) Tabel informasi hotel di agrowisata Salatiga (apa saja yang hotel tawarkan) Tabel informasi (apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan) Papan petunjuk arah agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat Untuk sirkulasi kendaraan 8 13 Untuk sirkulasi pejalan kaki 3 5 Untuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki Menurut preferensi responden, peta kawasan agrowisata, papan informasi dan papan petunjuk arah sangat diperlukan di welcome area agrowisata Salatiga. Dari tabel di atas, 88% ekspektasi responden terhadap peta kawasan agrowisata Salatiga sebaiknya berisi area atau zona-zona yang ada di agrowisata Salatiga dan preferensi responden menilai bahwa papan informasi sebaiknya berisi apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan kepada pengunjung. Responden juga menilai bahwa papan petunjuk arah sebaiknya dibuat untuk sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki dengan persentase jawaban sebanyak 82%. Tabel 4.5. Preferensi user tentang tempat parkir Tempat parkir yang ada di welcome area agrowisata Salatiga sebaiknya dibuat Jumlah Responden Jawaban (%) Teduh (penambahan pohon peneduh) Terbuka 2 3 Perlukah perkerasan untuk tempat parker Tidak perlu 0 0 Perlu

10 28 Jika "Perlu", perkerasan seperti apa yang diinginkan Perkerasan dengan aspal atau semen 4 7 Perkerasan dengan batu alam 6 10 Perkerasan dengan paving Dapat dilihat dari tabel diatas sebanyak 97% jawaban responden menunjukkan bahwa tempat parkir sebaiknya dibuat teduh dengan penambahan pohon peneduh. Menurut preferensi responden tempat parkir perlu diberi perkerasan, 83% jawaban responden menilai perkerasan dengan paving yang cocok untuk area parkir. Tabel 4.6. Preferensi user tentang konsep re-desain welcome area Konsep yang anda inginkan untuk re-desain welcome area agrowisata Salatiga Jumlah Responden Jawaban (%) Desain dengan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik Desain dengan konsep alami dan natural 9 15 Dalam kuesioner mengenai konsep re-desain welcome area agrowisata Salatiga, sebanyak 85% preferensi responden adalah desain dengan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik. Tabel 4.7. Persepsi user tentang sirkulasi kendaraan Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi kenyamanan Jumlah Responden Jawaban (%) Sudah baik 3 5 Belum Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi keamanan Sudah baik 2 3 Belum 58 97

11 29 Jalur sirkulasi keluar masuk kendaraan di agrowisata Salatiga "sudah baik" atau "belum" jika dilihat dari segi estetika Sudah baik 3 5 Belum Jalur sirkulasi kendaraan di agrowisata Salatiga dinilai belum baik oleh responden dengan persentase jawaban sebanyak 95% menilai dari segi kenyamanan dan nilai estetika serta 97% responden menilai dari segi keamanan. Tabel 4.8. Preferensi dan ekspektasi user tentang sirkulasi pejalan kaki Perlukah pohon peneduh di sepanjang jalur pejalan kaki Jumlah Responden Jawaban (%) Perlu (sebagai peneduh) Tidak perlu 2 3 Perlukah tempat duduk untuk beristirahat sejenak di sepanjang jalur pejalan kaki Perlu (untuk beristirahat) Tidak perlu 5 8 Perlukah perkerasan untuk jalur pejalan kaki Tidak perlu 0 0 Perlu Jika "Perlu", perkerasan seperti apa yang diinginkan Perkerasan dengan batu kerikil Perkerasan dengan paving Preferensi responden menunjukkan bahwa perlunya pohon peneduh di sepanjang jalur pejalan kaki. Menurut responden jalur pejalan kaki perlu diberi perkerasan, 78% jawaban responden menilai perkerasan dengan batu kerikil yang cocok untuk jalur pejalan kaki. Sebanyak 92% ekspektasi responden menyatakan

12 30 bahwa perlunya tempat duduk untuk beristirahat sejenak di sepanjang jalur pejalan kaki. Tabel 4.9. Preferensi dan ekspektasi user tentang entrance park Sebaiknya taman entrance dibuat Jumlah Responden Jawaban (%) Untuk dilihat dari jauh, sehingga taman tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Untuk dilihat dari dekat, kebersihan dan keindahannya kurang terjaga Keindahan seperti apa yang diinginkan dalam taman entrance Dinamis dan semarak Nyaman, tenang, dan teduh fasilitas apa yang sebaiknya ada didalam taman Gazebo ( sebagai tempat berteduh, beristirahat, dan menikmati taman) Bangku taman 9 15 Jalan setapak didalam taman 3 5 Dapat dilihat bahwa 78% ekspektasi responden memilih desain taman entrance untuk dilihat dari jauh, sehingga taman tetap terjaga kebersihan dan keindahannya. Keindahan yang diinginkan pengunjung dalam taman entrance adalah keindahan yang dinamis dan semarak. Menurut responden, fasilitas yang sebaiknya ada di dalam taman adalah gazebo yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh, beristirahat dan menikmati taman Evaluasi Draft Desain Desain sementara yang telah dibuat dikonsultasikan kepada pihak Pengelola. Dari evaluasi desain, pihak pengelola cukup puas dengan desain yang telah dibuat. Menurut pengelola, fasilitas yang ada di dalam taman sebaiknya menggunakan pergola. Selain sebagai tempat berteduh dan beristirahat, pergola bisa dimanfaatkan untuk merambatkan tanaman, khususnya tanaman bugenvil yang dijadikan tema dalam entrance park. Perbaikan juga dilakukan untuk

13 31 penulisan yang digunakan pada papan nama dan pintu gerbang agrowisata Salatiga serta menambahkan kolam penampungan air di area kebun buah-buahan. Tulisan untuk sebuah papan nama awalnya adalah agrowisata Salatiga, kemudian pihak pengelola menginginkan tulisan tersebut diganti menjadi eco park hotel, convention and camping ground. Menurut pengelola, tulisan agrowisata Salatiga sebaiknya ada di pintu gerbang yang lebih tinggi dari papan nama. Untuk desain lainnya akan digunakan sebagai desain akhir Sintesis dan Rancangan Akhir Welcome Area Agrowisata Salatiga Welcome area merupakan tempat yang bisa kita temukan saat pertama kali memasuki kawasan agrowisata Salatiga. Ada beberapa fasilitas tambahan yang dibuat dalam re-desain, seperti outbound area, rest area, reklame, papan peringatan, pergola, tempat duduk dan kolam penampungan air. Dalam re-desain welcome area agrowisata Salatiga terdapat juga beberapa lapangan untuk melakukan kegiatan outdoor jika kapasitas lapangan yang tersedia kurang. Tanaman bugenvil yang menjadi tema dalam re-desain welcome area juga ikut meramaikan kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Di welcome area juga ditambahkan beberapa lampu untuk penerangan di area-area seperti taman pembatas jalan, akses jalan keluar masuk, outbound area dan rest area serta dibeberapa lapangan outdoor. Gambar untuk penerangan yang digunakan di welcome area dapat dilihat pada lampiran halaman 81 dan 82.

14 32 Gambar 4.5. Welcome Area Agrowisata Salatiga Re-desain welcome area agrowisata Salatiga menerapkan konsep dinamis dan komunikatif untuk menciptakan suasana agrowisata yang menarik. Konsep dinamis tercipta dengan adanya keberagaman vegetasi di welcome area agrowisata Salatiga, sedangkan konsep komunikatif tercipta akibat pertemuan dua material yang berbeda, yaitu soft material dan hard material, dimana keseluruhan desain yang dibuat dapat saling berhubungan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Dengan adanya vegetasi di welcome area agrowisata Salatiga, diharapkan dapat menciptakan kesegaran dan menghilangkan kepenatan, bahkan lebih dalam lagi fungsinya sebagai ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Gambar welcome area agrowisata Salatiga dapat juga dilihat pada lampiran halaman 68. Gambar 4.6. Jalan setapak sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain

15 33 Gambar 4.7. Parkir karyawan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) redesain Jalan setapak dan parkir karyawan merupakan fasilitas yang memang sudah ada di welcome area agrowisata Salatiga. Jalan setapak yang ada biasanya digunakan untuk melakukan fieldtrip dan jogging track. Dalam re-desain diharapkan jalan setapak dapat juga digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan ataupun koleksi obyek yang ada di welcome area agrowisata Salatiga. Jalan setapak dibuat dengan perkerasan batu kerikil agar terlihat lebih bersih dan rapi serta memiliki nilai estetika yang baik. Untuk daerah yang miring, jalan setapak dibuat dengan teras-teras seperti anak tangga demi kenyamanan dan keamanan pengunjung. Tanaman hias sebagai display dalam pot yang berada di sekitar area parkir karyawan dimaksudkan untuk menambah kesan hidup di area tersebut. Detail gambar parkir karyawan dapat juga dilihat pada lampiran halaman Pos Security dan Papan Informasi Pos security pada jalan keluar masuk dijadikan tempat pemeriksaan dan menanyakan kepentingan pengunjung serta tempat absen karyawan. Pos security juga dapat menjadi titik pusat perhatian saat akan memasuki kawasan agrowisata Salatiga seperti pada gambar 4.8. Kaca yang terdapat di bagian depan menandakan bangunan ini sebagai pos security. Desain bangunan yang berwarna putih memberi kesan sederhana untuk pos security. Beberapa fasilitas pendukung seperti toilet, ruang tidur, musala dan dapur ditambahkan di dalam bangunan untuk kenyamanan karyawan agrowisata Salatiga.

16 34 Perkerasan dengan paving block juga digunakan pada area pos security. Menggunakan perkerasan paving block karena permukaannya tidak licin dan mempunyai skid resistance yang baik sehingga kendaraan tidak mudah tergelincir. Perkerasan paving block juga masih dapat menyerap air (memiliki daya serap yang baik). Detail gambar pos security dapat dilihat pada lampiran halaman 69 dan 70. Gambar 4.8. Pos security dan papan informasi sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Pos security yang berada di jalan keluar masuk sering kekurangan air mengingat air yang tersedia di agrowisata Salatiga masih terbilang sangat minim. Penambahan tong penampungan air sangat diperlukan agar tidak lagi kekurangan air saat persediaan air di agrowisata Salatiga terbatas. Tangga didesain semenarik mungkin untuk menyeimbangkan kesan kaku pada bangunan. Papan informasi dibuat agar pengunjung mengetahui apa saja yang hotel dan agrowisata Salatiga tawarkan. Penggunaan background berwarna gelap akan mengurangi glare atau silau dari background sehingga tulisan akan lebih mudah terlihat seperti pada gambar 4.8. Tulisan yang ada pada papan informasi dibuat menggunakan bahan mika berwarna putih, sehingga akan terlihat lebih jelas ketika terkena pantulan cahaya. Detail gambar papan informasi dapat dilihat pada lampiran halaman Papan Nama dan Pintu Gerbang Papan nama dan pintu gerbang sangat dibutuhkan khususnya di agrowisata Salatiga untuk mempermudah pengunjung mengenali kawasan agrowisata serta sebagai pusat perhatian. Penggunaan bentuk papan nama yang sederhana,

17 35 berbentuk persegi dengan sudut yang terlihat jelas di kedua sisi akan memberikan kesan unik seperti pada gambar 4.9. Selain memanfaatkan penerangan di sekitar, pada bagian bawah tulisan terdapat light ground mount flood, sehingga tulisan mudah dilihat dan memberikan kesan modern. Gambar lampu untuk penerangan papan nama dapat dilihat pada lampiran halaman 82. Pada tiap sisi terdapat tempat untuk ditanami tanaman hias sebagai penyeimbang kesan kaku dari papan nama tersebut, namun tetap memberikan kesan menarik saat dilihat. Tulisan untuk pintu gerbang menggunakan bahan mika berwarna orange, sedangkan tulisan untuk papan nama menggunakan bahan mika berwarna merah dan putih sehingga akan terlihat jelas ketika terkena pantulan cahaya. Gambar 4.9. Papan nama dan pintu gerbang sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Pintu gerbang merupakan tempat keluar masuk resmi bagi pengunjung kawasan agrowisata Salatiga, juga dapat dimanfaatkan sebagai identitas suatu agrowisata Salatiga. Pintu gerbang dibuat menggunakan bahan kayu jati yang dilapisi dengan plywood agar tampilan lebih menarik. Dengan segala kualitas dan keunggulannya, kayu jati termasuk jenis kayu yang tahan terhadap serangan rayap, sehingga sangat cocok diaplikasikan dalam segala jenis dan bentuk furniture. Bentuk pintu gerbang dalam desain memberi kesan sederhana dan kaku seperti pada gambar 4.9. Bentuk desain papan nama yang unik dan menarik akan menjadi penyeimbang kesan sederhana dan kaku dari sebuah pintu gerbang. Detail gambar pintu gerbang dan papan nama dapat dilihat pada lampiran halaman Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki, serta Papan Petunjuk Arah

18 36 Untuk sistem keluar masuk kendaraan, digunakan sistem dengan jalur terpisah demi kenyamanan dan keamanan pengunjung seperti pada gambar Ukuran untuk jalur kendaraan dibuat sesuai site plan. Khusus untuk jalur kendaraan menggunakan perkerasan dari batu alam yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetika yang baik. Perkerasan menggunakan batu alam memberi kesan cepat dan tidak terhalangi sehingga sangat cocok diaplikasikan dalan penataan sirkulasi untuk kendaraan. Taman pembatas jalan juga memberi kesan yang sejuk dengan adanya air mancur dan beberapa pohon cemara serta tanaman hias yang menjadi penyeimbang kesan kaku dari jalan keluar masuk. Adanya tanaman bayam merah sebagai pembatas antara akses jalan keluar masuk dengan taman pembatas jalan akan menambah nilai estetika pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Detail gambar air mancur dapat dilihat pada lampiran halaman 84. Gambar Sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki serta papan petunjuk arah sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Ukuran jalur sirkulasi pejalan kaki dibuat dengan lebar 1 meter. Dari hasil kuesioner, pengunjung memilih perkerasan dengan batu kerikil untuk sirkulasi pejalan kaki seperti terlihat pada gambar Perkerasan dengan batu kerikil memberi kesan lambat sehingga sangat sesuai digunakan untuk membuat sirkulasi pejalan kaki. Untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung, di sepanjang jalur pejalan kaki ditambahkan pohon pelindung yang berfungsi sebagai peneduh. Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa pohon di sekitar sirkulasi dan lampu taman di area taman pembatas jalan. Lampu juga ditambahkan pada taman pembatas jalan untuk memberi penerangan saat malam hari. Pada sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki ditambahkan papan petunjuk. Penggunaan tanda-tanda

19 37 (signage) sebagai pengarah diperlukan untuk mengiring pengunjung. Detail gambar papan petunjuk arah dapat dilihat pada lampiran halaman Parkir Pengunjung dan Peta Kawasan Agrowisata Salatiga Tempat parkir buat pengunjung yang terletak di welcome area agrowisata Salatiga sudah direncanakan oleh pihak pengelola. Desain dibuat berdasarkan hasil kuesioner, dimana tempat parkir dibuat teduh dengan penambahan pohon pelindung sebagai peneduh dan perkerasan dengan menggunakan paving block. Perkerasan dengan paving block memiliki nilai estetika karena terdapat beberapa macam bentuk paving block dan dapat dipasang dengan pola tertentu serta tersedia dalam beberapa macam warna. Perkerasan paving block untuk area parkir pengunjung disusun dengan pola susunan bata. Pemilihan paving block berwarna merah agar area parkir memiliki kesan yang menarik dan tidak terlihat kusam seperti pada gambar Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa lampu dan pohon pelindung sebagai peneduh di area parkir. Fasilitas tambahan seperti shelter di area parkir digunakan sebagai tempat duduk. Detail gambar shelter dapat dilihat pada lampiran halaman Saluran drainase juga dibuat agar air tidak menggenangi area parkir saat musim hujan. Detail gambar parkir pengunjung dapat dilihat pada lampiran halaman 75 dan 76. Masuk parkir Masuk parkir

20 38 Keluar parkir Keluar parkir Gambar Parkir pengunjung dan peta kawasan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Peta kawasan merupakan sarana informasi yang wajib ada di welcome area agrowisata untuk memudahkan pengunjung mengenali kawasan agrowisata. Pada gambar 4.11 peta kawasan dibuat berukuran 1 meter 1,5 meter dengan pertimbangan kenyamanan untuk melihat informasi di dalamnya. Kerangka berupa logam dengan cat hitam yang dilengkapi dengan penutup berupa kaca untuk menjaga agar peta kawasan tidak mudah rusak. Peta kawasan agrowisata Salatiga diletakkan di bagian area parkir pengunjung agar mudah untuk dilihat oleh pengunjung. Detail gambar peta kawasan dapat dilihat pada lampiran halaman Penataan Bougainvillea park Bugenvil merupakan tanaman yang dijadikan tema utama dalam entrance park sekaligus sebagai point of interest. Keberadaan taman yang indah tentunya tidak terlepas dengan hadirnya tanaman hias sebagai elemen taman. Penambahan beberapa tanaman hias juga ikut memberikan keindahan dinamis dan semarak seperti pada gambar 4.12 dan gambar Keindahan yang dinamis adalah keindahan yang dalam penataannya mengandung dinamika atau memiliki vegetasi yang lebih bervariasi sedangkan yang dimaksud dengan semarak adalah suasana yang meriah dan penuh warna-warni.

21 39 Gambar Bougainvillea park 1 sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Setiap tanaman hias memiliki karakter masing-masing. Karakter tersebut dapat dilihat dari daya tariknya yang berbeda-beda. Semakin dikenal, semakin mudah untuk diposisikan sebagai penyemarak taman ataupun pencipta suasana. Di dalam taman juga disediakan jalan setapak dengan perkerasan batu kerikil yang berfungsi sebagai sarana untuk memudahkan pengunjung melihat koleksi tanaman hias tanpa merusak vegetasi yang ada saat berada di taman. Gambar Bougainvillea park 2 sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Taman bercorak simetris ini cocok dibangun di kawasan agrowisata. Segi fungsi dan keindahannya (fungsional dan estetika) benar-benar terpenuhi di taman ini. Kolam air mancur serta beberapa pohon palem dan pohon cemara menambah kesejukkannya seperti pada gambar Detail gambar kolam air dapat dilihat pada lampiran halaman 85. Kolam air pada taman ini dibuat menggunakan perkerasan batu yang terkesan unik dan artistik. Kolam air yang dipadukan dengan tanaman hias dan batu alam dengan penempatan dan kombinasi dari setiap elemen pada taman akan menyemarakkan suasana taman. Proporsi terletak pada ukuran hubungan antara

22 40 semua elemen lanskap di dalam taman. Ritme terbentuk dengan adanya pengulangan beberapa tanaman hias, pepohonan, kursi serta lampu taman. Gambar lampu taman dapat dilihat pada lampiran halaman 81, sedangkan detail gambar kursi dapat dilihat pada lampiran halaman 93, 106 dan 107. Di dalam taman ditambahkan fasilitas seperti kursi taman dan pergola. Pada gambar 4.13 pergola disamping untuk merambatkan tanaman juga dimanfaatkan sebagai pelindung dari sinar matahari, tempat beristirahat, dan menikmati taman. Penempatan pergola pada titik tertentu akan menghadirkan pemandangan yang luar biasa. Penempatan dan kombinasi elemen taman yang baik pada taman juga dapat menonjolkan daya tarik dari taman itu sendiri Saluran Drainase Drainase adalah cara agar air berlebih dapat hilang atau terbuang dari area tersebut. Saluran drainase dibuat untuk area parkir pengunjung yang diberi perkerasan. Pada gambar 4.14 dapat dilihat desain saluran drainase untuk kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Air yang melewati pipa-pipa akan terbuang di kolam resapan air dan sebagian lagi dibuang melewati gorong-gorong. Untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung, di bagian depan akses keluar masuk dan akses menuju camping ground diberi grill cover jalan atau penutup parit. Detail gambar untuk saluran pembuangan seperti paralon dapat dilihat pada lampiran halaman 82 dan 83, sedangkan detail gambar untuk kolam resapan dapat dilihat pada lampiran halaman 84. Gambar Saluran Drainase

23 41 Kolam resapan berfungsi sebagai tempat menampung air dan meresapkannya ke dalam tanah. Kolam resapan berukuran dengan panjang 20 meter, lebar 12 meter dan kedalaman 1,5 meter. Kolam resapan dibuat menggunakan batu kali sebagai dinding dan dasar kolam. Penggunaan batu kali sebagai kontruksi akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah dari batu kali tersebut. Manfaat dari kolam resapan adalah untuk mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir dan genangan air, mengurangi erosi dan sedimentasi serta mencegah terjadinya penurunan tanah. Untuk keamanan pengunjung, sekitar area kolam resapan diberi tanaman pagar menggunakan bayam merah dan penutup kolam dengan bahan alumunium padat Kebun Buah Kebun buah di bagian welcome area ini bertujuan menambah kesan agrowisata yang identik dengan dunia perkebunan seperti pada gambar Kebun buah dapat menjadi tempat pembelajaran bagi pengunjung yang melakukan fieldtrip atau yang ingin belajar tentang tanaman buah dan juga dapat dijadikan sebagai pusat perhatian pengunjung. Gambar Kebun buah-buahan sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Tabel Tanaman Buah Nama Tanaman Nama Latin Jenis Tanaman Belimbing Aveerhoa carambola Tanaman buah Durian Durio zibethinus Murr Tanaman buah Jeruk Citrus sp Tanaman buah

24 42 Leci Litchi chinensis Tanaman buah Lengkeng Euphoria longan Tanaman buah Pepaya Carica papaya L Tanaman buah Rambutan Nephellium lappaceum L Tanaman buah Sukun Artocarpus altilis Tanaman buah Buah-buahan yang dipilih untuk diletakkan di welcome area adalah buah belimbing, durian, jeruk, leci, lengkeng, pepaya, rambutan dan sukun. Tanaman buah yang digunakan berdasarkan hasil survei lapangan di agrowisata Salatiga yang disesuaikan dengan agroekologi dari masing-masing tanaman buah. Menurut Sunarjono (2008) dalam bukunya yang berjudul berkebun 21 jenis tanaman buah, faktor iklim yang ikut menentukan persebaran tanaman budidaya adalah suhu udara (temperatur). Di Indonesia, faktor suhu lebih banyak ditentukan oleh ketinggian tempat (elevasi). Ketinggian tempat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut: 1. Dataran rendah: dataran rendah m dpl dan dataran menengah m dpl. 2. Dataran tinggi atau bukit: ketinggiannya m dpl. 3. Dataran pegunungan : ketinggiannya lebih dari 1200 m dpl Vegetasi Vegetasi sangat berperan di lingkungan lanskap agrowisata. Banyak komponen penting penyusus lanskap, baik tersusun secara alami atau buatan. Soft material, dalam hal ini ialah tanaman yang memiliki peran penting sebagai penyusun lanskap. Tidak hanya mempercantik, tanaman lanskap pun terbukti mampu menigkatkan kualitas lingkungan dimana tanaman berperan penting dalam menjaga iklim mikro dan memberi kenyamanan dalam lingkungan tersebut. Sementara itu, tanaman yang memiliki daya tarik yang khusus lebih difokuskan pada titik tertentu saja. Tanaman pohon dan tanaman hias dapat dilihat pada tabel 4.11 dan tabel Tanaman dapat memberi keteduhan, sebagai penahan angin,

25 43 ataupun sebagai penutup tanah, menyaring atau memberi batas pemandangan dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari. Tabel Tanaman Pohon Nama Tanaman Nama Latin Fungsi Arsitektur Akasia Acacia auriculiformis Pohon pelindung Cengkeh Syzygium aromaticum Pohon pelindung Dadap Erithrina cristagali Pohon pelindung Kapok Ceiba pentandra Pohon pelindung kayu putih Melaleuca leucadendra Pohon pelindung Ketapang Terminalia catappa Pohon pelindung Mahoni Swietenia mahogani jacq Pohon pelindung Saga Adenanthera pavonina L Pohon pelindung Suren Toona sureni Merr Pohon pelindung Trembesi Samanea saman Pohon pelindung Tabel Tanaman Hias Nama Tanaman Nama Latin Fungsi Arsitektur Adenium Adenium obesum Display dalam pot Bayam merah Alternanthera amoena Tanaman pagar atau pembatas jalan Blue african lily Agapanthus africanus Penghias atau penyemarak taman Bromelia Bromelia sp Penghias atau penyemarak taman Bugenvil Bougainvillea sp Point of interest dan tanaman pergola Cemara norflok Araucaria heterophylla Penghias atau penyemarak taman dan tanaman pengarah jalan Daun bahagia Dieffenbachia sp Display dalam pot Daun pilo Philodendron sp Penghias atau penyemarak taman Giant false agave Furcraea gigantea Penghias atau penyemarak taman

26 44 Hanjuang Cordyline sp Penghias atau penyemarak taman Keladi Merah Caladium bicolor Penghias atau penyemarak taman Keladi tengkorak hijau Alocasia cypeolata Penghias atau penyemarak taman Kucai Carex morrowii Penghias atau penyemarak taman Lidah mertua Sansevieria trifasciata Display dalam pot Mona Lavender Plectranthus sp Tanaman penyemarak Paku ekor kuda Equisetum hymale Tanaman pelengkap kolam Paku sarang burung Asplenium nidus Display dalam pot Palem merah Cyrtostachys lakka Penghias atau penyemarak taman Palem raja Roystonea regia Pencipta suasana di dalam taman Palem waregu Rhapis excelsa Tanaman hias indoor Rumput paitan Axonopus compressus Tanaman penutup tanah Sri rejeki Aglaonema commutatum Tanaman hias indoor Teh tehan Acalypha siamensis Tanaman pagar atau pembatas jalan Kehadiran pepohonan dapat menahan cadangan air dalam tanah dan mencegah terjadinya erosi pada kawasan yang miring serta dapat digunakan sebagai tanaman pelindung dari terik matahari. Rumput paitan dipilih sebagai tanaman penutup tanah secara umum karena tidak memerlukan perawatan khusus serta memiliki bentuk dan perakaran yang bagus untuk menahan laju air di permukaan tanah. Rumput paitan dapat digunakan sebagai tanaman pengontrol erosi Fasilitas Tambahan Fasilitas tambahan berupa outbound area, rest area, reklame, papan peringatan, tempat duduk, pergola dan kolam penampungan air. Outbound area dan rest area merupakan saran serta rencana dari pihak pengelola. Outbound area ini dibuat khusus untuk tempat bermain anak, sedangkan rest area dibuat untuk tempat beristirahat dan menikmati kuliner yang ada.

27 45 Outbound area dan rest area bisa juga dijadikan sebagai pusat perhatian yang dapat menarik pengunjung untuk berkunjung ke agrowisata. Di kawasan outbound area dan rest area disediakan juga tempat parkir untuk kendaraan roda dua seperti terlihat pada gambar Untuk kendaraan roda empat bisa menggunakan jalan masuk menuju camping ground sebagai area parkir. Detail gambar outbound area dapat dilihat pada lampiran halaman 85-90, sedangkan detail gambar rest area dapat dilihat pada lampiran halaman

28 46 Tampak samping Tampak samping Tampak samping (dari jalan camping ground) Tampak samping (dari jalan camping ground) Gambar outbound area dan rest area sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) re-desain Gambar Reklame sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) didesain Penempatan reklame persis di pinggir jalan samping rest area. Reklame dibuat berbentuk persegi dengan sudut yang terlihat jelas di kedua sisi. Papan peringatan berfungsi untuk mengingatkan pengunjung apa saja yang tidak boleh dilakukan di kawasan agrowisata Salatiga. Beberapa papan peringatan ditaruh di tempat-tempat yang sering dilewati dan dikunjungi oleh pengunjung seperti taman, area untuk bersantai dan jalan keluar masuk agrowisata Salatiga. Detail gambar reklame dan papan peringatan dapat dilihat pada lampiran halaman 101 dan 102.

29 47 Tempat duduk dan pergola berfungsi sebagai area untuk bersantai di kawasan welcome area agrowisata Salatiga. Tanaman yang digunakan pada pergola adalah tanaman bugenvil. Detail gambar untuk pergola dapat dilihat pada lampiran halaman 76, 77, 80, dan 81, sedangkan detail gambar tempat duduk dapat dilihat pada lampiran halaman Kolam penampungan air di area kebun buah-buahan digunakan sebagai tempat menampung air untuk meyiram tanaman. Kolam penampungan air dibuat menggunakan perkerasan semen dengan kedalaman 3 meter dan diameter 0,75 meter. Detail gambar untuk kolam penampungan air dapat dilihat pada lampiran halaman 82.

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME oleh Ari Wan Gandara NIM: 512015703 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Denah Lokasi Hutan Kota Sungkur Klaten terletak di Kelurahan Sungkur, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Bagian Utara Hutan Kota berbatasan dengan Jalan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Area Taman Ayodia, Jalan Barito, Jakarta Selatan. Gambaran umum terhadap wilayah studi pada awalnya akan dipaparkan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

Lampiran 9: Detail Gambar

Lampiran 9: Detail Gambar Lampiran 9: Detail Gambar Denah Pos Security Pos Security (Tampak Depan) 69 Pos Security (Tampak Samping) Tangga dan Kursi di Pos Security 70 Parkir Karyawan (Tampak Depan) Parkir Karyawan (Tampak Samping)

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum Subdivisi Arsitektur Lanskap Redinuka Ashil Karamah Sempervivum tectorum Review: Love Your Garden Season 6 Episode 2 TUJUAN Mempelajari perancangan taman Mempelajari konsep taman dengan salah satu gaya/tema

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap di desa Gedongjetis adalah menjadikan kawasan sebagai tempat wisata pertanian dengan obyek wisata utamanya kebun rambutan,

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN TAPAK

VIII. RANCANGAN TAPAK VIII. RANCANGAN TAPAK Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi 19 KONDISI UMUM Keadaan Fisik Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kebun raya yang terdapat di Indonesia. KRC terletak di Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pintu gerbang

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan iro konsultan.'..isitektur i antar antan ogyakatta BABV LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Site plan Tapak dibagi kedalam beberapa Zona bangunan, yaitu : a. Zona kantor b. Zona terapi c. Zona resto dan cafe d. Zona

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt 68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang diterapkan pada perancangan pusat industri pengalengan ikan layang di Brondong lamongan adalah arsitektur hemat energi. Pada perancangan pusat

Lebih terperinci

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Materi 3 PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PENGENALAN ELEMEN PEMBENTUK TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan macam-macam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang 81 memanfaatkan unsur-unsur alam yang ada sebagai faktor perancangan. Dari pertimbangan tersebut diatas maka dibuat konsep : - Dengan bentuk site daerah pegunungan yang masih alamiah maka bentuk pengolahan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Sekolah Islam Terpadu memiliki image tersendiri didalam perkembangan pendidikan di Indonesia, yang bertujuan memberikan sebuah pembelajaran

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

REKOMENDASI Peredam Kebisingan 83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain Arsitektur Tropis Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di Kabupaten Magelang ini karena, kondisi alam di Kab. Magelang

Lebih terperinci

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A

ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164 3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep combined methapor ikan koi, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari ikan koi.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel

Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel LAMPIRAN 126 127 Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel No Judul Gambar Keterangan 1 Guard House Gambar 41 2 Desain pada Gazebo Gambar 54 3 Desain

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU

REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU 85 REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang dapat mendukung keberlanjutan aktivitas yang ada dalam lanskap tersebut. Fungsi arsitektural penting dalam penataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan kegiatan analisa terhadap kondisi lingkungan sekitar objek rancangan. 4.1.1 Pemilihan Tapak Perancangan Arboretum Tanaman Hias berada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR i ii I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Tujuan.. 2 1.3 Manfaat 2 1.4 Kerangka Pikir. 3 II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Kota Berkelanjutan.. 4 2.2 Ruang Terbuka

Lebih terperinci

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS

BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah

Lebih terperinci

BAB V DATA DAN ANALISIS

BAB V DATA DAN ANALISIS 37 BAB V DATA DAN ANALISIS 5.1 Kondisi Umum Pine Forest Pine Forest merupakan salah satu kluster di Sentul City yang lokasinya di bagian barat Sentul City. Salah satu konsep pembangunan kluster ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Lokasi masjid

BAB III ANALISA. Lokasi masjid BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KAWASAN BUMI PERKEMAHAN KEPURUN KLATEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR. ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner. Responden yang terhormat,

Lampiran I. Kuesioner. Responden yang terhormat, LAMPIRAN Lampiran I Kuesioner Responden yang terhormat, Saya mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW, Program Studi Agroekoteknologi, konsentrasi studi Arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB VI R E K O M E N D A S I BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas

Udang di Balik Batu. Parahita Galuh Kusumaningtyas Udang di Balik Batu Parahita Galuh Kusumaningtyas Jadul Village, namanya. Kala berdiri di depan gerbang, rasanya seperti ada perang. Dua unsur yang kelihatannya sama sekali berbeda mencoba mendominasi

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci