REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU
|
|
- Suharto Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 85 REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang dapat mendukung keberlanjutan aktivitas yang ada dalam lanskap tersebut. Fungsi arsitektural penting dalam penataan tanaman, yaitu mempertimbangkan bagaimana tanaman dapat digunakan dalam lanskap untuk memenuhi fungsi yang diinginkan sebagai elemen pembentuk ruang seperti screen, pengarah, peneduh maupun alas. Penerapan fungsi tanaman pada lanskap permukiman juga harus menampilkan aspek estetika sehingga pengguna dapat menikmati keberadaan tanaman. Pada suatu lanskap, penanaman sebaiknya memperhatikan fungsi-fungsi utama yang dibutuhkan. Tidak semua fungsi yang dibutuhkan harus terpenuhi, karena setiap tapak spesifik dan membutuhkan fungsi yang berbeda-beda dengan derajat pemenuhan yang tidak sama. Pemenuhan fungsi penanaman yang dibutuhkan juga bergantung kepada keinginan masing-masing pemilik properti yang bersangkutan. Gerbang Utama dan Gerbang Cluster Penataan tanaman pada area gerbang utama (Gambar 23) harus dapat menampilkan identitas selain memberikan kesan estetik bagi kawasan tersebut. Fungsi pengarah juga dibutuhkan untuk mengarahkan pandangan dan memberikan orientasi pada gerbang sebagai focal point. Untuk menonjolkan area gerbang sebagai focal point dan identitas kawasan, penanaman pada area tersebut dapat ditata dengan pola-pola menarik yang berbeda dengan area lainnya, dengan pemilihan tanaman lokal atau yang menjadi ciri khas daerah. Untuk menjamin faktor keamanan, tanaman yang dipilih sebaiknya berupa tanaman rendah seperti semak atau tanaman penutup tanah yang memberi kesan terbuka sehingga tidak menghalangi pandangan pengguna jalan. Penempatan tanaman dengan nilai estetik baik dari bentuk tajuk, tekstur, warna daun, batang maupun bunga dapat diterapkan untuk menghadirkan aksen pada lanskap gerbang utama. Untuk mendukung keberadaan name sign, tanaman dengan postur lebih tinggi daripada name sign itu sendiri dapat ditempatkan
2 86 sebagai background. Tanaman lainnya yang ditempatkan di sekeliling name sign sebaiknya berupa tanaman rendah seperti semak atau penutup tanah. Tanaman memanjat juga dapat digunakan untuk melembutkan kesan keras pada pilar-pilar di tepi jalan yang mengelilingi gerbang. Untuk gerbang cluster (Gambar 24), fungsi penanaman yang sama dapat diterapkan, yaitu fungsi estetika, identitas dan mengimbangi kesan keras yang muncul dari hardscape. Keterbukaan juga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan untuk member keleluasaan pandangan. Untuk itu, tanaman yang digunakan sebaiknya meliputi pohon pendek, semak atau perdu dan tanaman penutup tanah yang sesuai dengan konsep tropis yang ingin ditonjolkan.
3
4
5 89 Jalan Utama Penataan tanaman pada lanskap jalan utama (Gambar 25) dalam kawasan permukiman dapat berfungsi sebagai pembatas visual (screen), kontrol kesilauan, peneduh, penahan erosi, pengarah serta estetika. Kebutuhan akan terpenuhinya fungsi-fungsi tersebut bergantung pada kondisi spesifik tapak dan keinginan pengguna tapak atau pemilik properti. Penataan tanaman untuk menjadi pembatas visual dapat diterapkan pada area-area di mana terdapat pemandangan buruk yang harus dibatasi, atau area di mana penggunanya membutuhkan privasi, seperti penanaman pada bagian depan rumah atau pada jalan publik yang berbatasan dengan rumah warga. Agar dapat memenuhi fungsi pembatas visual dengan optimal, tanaman yang dipilih sebaiknya merupakan pohon, perdu maupun semak dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter atau setinggi pandangan mata, dengan penanaman rapat, tajuk bersinggungan atau membentuk baris. Tanaman dengan massa daun rapat dapat membatasi pandangan lebih baik daripada yang berdaun jarang. Contoh tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas visual antara lain cemara lilin (Cupressus sempervirens), daun renda merah (Acalypha godseffiana) dan bambu jepang (Arundinaria pumila). Keberadaan tanaman dengan fungsi kontrol kesilauan sangat dibutuhkan pada median jalan. Jalan utama pada permukiman seperti Bogor Nirwana Residence dilewati kendaraan dengan intensitas cukup tinggi karena keberadaan The Jungle sebagai area rekreasi di dalam permukiman yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Untuk dapat menahan silau lampu kendaraan dengan baik, penanaman pada median sebaiknya menggunakan semak atau perdu yang tingginya melebihi tinggi lampu pada kendaraan. Penanaman rapat secara kontinu dengan massa daun padat dapat meningkatkan keefektifan pemenuhan fungsi ini. Contoh tanaman yang efektif digunakan untuk memenuhi fungsi ini antara lain pangkas kuning (Duranta repens), azalea (Rhododendron sp.) dan krimbosa (Tabernaemontana corymbosa). Fungsi peneduh sangat dibutuhkan pada tepi jalan untuk memberikan kenyamanan pada pengguna jalan, terutama pejalan kaki. Pohon peneduh juga penting untuk menahan cahaya matahari agar tidak terlalu banyak yang
6 90 dipantulkan oleh jalan beraspal dan menimbulkan gangguan visual pada pengguna jalan. Untuk memenuhi fungsi ini dengan baik, tanaman yang sebaiknya dipilih adalah pohon sedang dengan bentuk tajuk bulat, kubah, menyebar atau tidak beraturan, dengan percabangan minimal 5 meter di atas tanah sehingga tidak mengganggu kendaraan yang melintas. Peletakan tanaman sebaiknya sesuai dengan orientasi objek yang dinaungi atau mengikuti arah pergerakan matahari. Untuk jalan berorientasi utara-selatan, tinggi pohon akan sangat penting dalam memberikan naungan, sementara untuk jalan berorientasi barat-timur, bentuk tajuk akan sangat berpengaruh. Pengaturan jarak tanam juga penting untuk efektivitas fungsi peneduh. Tanaman yang ditanam kontinu dengan tajuk bersinggungan akan lebih memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan serta dapat berfungsi ganda sebagai tanaman pengarah. Untuk fungsi peneduh ini, contoh tanaman yang efektif digunakan yaitu bintaro (Cerbera odollam), dadap merah (Erythrina crista-galli) dan tanjung (Mimusoph elengi). Fungsi pengarah merupakan salah satu fungsi terpenting yang dibutuhkan dalam suatu lanskap jalan. Keberadan tanaman pengarah di tepi dan median jalan dapat memudahkan pengguna jalan menentukan orientasi menuju focal point atau area tertentu. Kriteria tanaman dengan fungsi pengarah pada lanskap jalan yaitu perdu dengan ketinggian 3 hingga 6 meter atau pohon dengan ketinggian lebih dari 6 meter. Tanaman ditanam secara massal, berbaris atau linear dan lebih baik jika peletakannya kontinu dengan jarak tanam teratur. Penataan tersebut dapat menimbulkan kesan rapi dan memudahkan orientasi pengguna jalan. Tanaman yang dapat memenuhi fungsi pengarah dengan baik antara lain kenari (Canarium commune), glodogan tiang (Polyalthia longifolia) dan palem raja (Roystonea regia). Area jalan yang berada pada kontur tidak rata membutuhkan penanaman dengan fungsi penahan erosi. Tanaman untuk penahan erosi dapat berupa tanaman pendek maupun pohon. Untuk tanaman pendek, kriteria tanaman penahan erosi meliputi penutupan merata, ditanam secara massal dan lebih baik berupa penutup tanah tahunan atau rumput yang perakarannya dapat menahan tanah dengan baik serta tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Untuk pohon, lebih diutamakan menggunakan pohon konifer atau berdaun jarum dengan percabangan horizontal
7 91 dan kulit batang kasar, serta penutupan merata. Dalam Booth (1983), dikemukakan bahwa sekitar 60 % curah hujan mencapai tanah setelah melalui kanopi pohon tipe konifer, pohon jenis lain meneruskan 80 % curah hujan. Hal ini disebabkan struktur daun pohon jenis konifer yang dapat menjerap tetesan air lebih baik. Kulit batang kasar juga dapat memperlambat pergerakan air menuruni batang pohon sehingga mengurangi kecepatan air hujan mencapai permukaan tanah. Untuk mencegah kemonotonan, dalam penataan tanaman dibutuhkan variasi. Variasi yang ingin ditampilkan harus dipertimbangkan dengan baik karena bila terlalu banyak dapat menimbulkan kekacauan desain. Variasi yang dapat diterapkan adalah gradasi dan repetisi. Gradasi dapat diperoleh dengan menyusun atau mengelompokkan tanaman berdasarkan karakter fisik yang mudah terlihat seperti warna, bentuk maupun tekstur. Repetisi dapat dihadirkan dengan menempatkan tanaman dengan karakter fisik yang khas dalam kelompok dengan dengan meletakkannya secara berulang dalam jarak tertentu. Untuk mengimbangi kecepatan kendaraan, penyajian tanaman secara massal dapat dilakukan dengan perubahan jenis sepanjang jarak tertentu, disesuaikan dengan kecepatan maksimal kendaraan yang melintasi jalan. Hal ini dimaksudkan agar pengguna jalan dapat menangkap kesan warna, bentuk maupun tekstur dari tanaman. Untuk jalan permukiman dengan kecepatan maksimal 20km/jam, dapat dilakukan penanaman dengan satu jenis tanaman yang dominan sepanjang 120 hingga 180 meter. Untuk penanaman pada ujung-ujung median atau area dimana kecepatan kendaraan berkurang seperti pada persimpangan jalan, penanaman dapat lebih difokuskan pada fungsi estetik namun tetap terbuka tanpa penggunaan tanaman yang tingginya melebihi pandangan.
8
9 93 Taman Publik Penataan tanaman pada area taman publik (Gambar 26) sebaiknya memenuhi fungsi pembatas visual, peneduh, penahan angin, penahan erosi, alas dan estetika. Pemenuhan fungsi-fungsi tersebut juga bergantung dari karakter dan kebutuhan masing-masing tapak. Pembatas visual (screen) dibutuhkan dalam sebuah taman publik untuk membatasi pemandangan buruk dari luar taman. Namun demi faktor keamanan dan keselamatan pengguna taman, sebuah taman publik sebaiknya tetap memiliki kesan terbuka untuk mencegah tindakan kriminal terjadi di dalam taman tersebut. Pembatas visual yang dibutuhkan pada taman publik sebaiknya tidak terlalu masif sehingga tidak menghalangi seluruh pandangan ke dalam taman atau sebaliknya. Kriteria pembatas visual yang dibutuhkan pada sebuah taman publik sama dengan kriteria yang diterapkan pada jalan, yaitu pohon, perdu atau semak dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter dengan tajuk bersinggungan atau overlapping, ditanam berbaris atau membentuk massa dengan massa daun rapat. Contoh tanaman yang dapat digunakan yaitu bambu jepang (Arundinaria pumila) yang ditanam berjarak, hanjuang (Cordyline terminalis) atau batavia (Jatropha pandurifolia). Untuk fungsi peneduh, kriteria penilaiannya yaitu pohon dengan tinggi sedang atau kurang dari 15 meter dengan bentuk tajuk menyebar, bulat, kubah atau tidak beraturan, peletakan sesuai orientasi objek yang dinaungi, tajuk bersinggungan, massa daun padat, percabangan minimal 2,5 meter di atas tanah dan ditanam secara kontinu atau teratur. Fungsi peneduh sangat dibutuhkan dalam suatu taman publik untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna taman. Penempatan yang tepat juga harus dipertimbangkan agar dapat memberi naungan secara optimal. Tanaman peneduh dapat diletakkan di dekat area duduk-duduk maupun dengan memperkirakan arah bayangan yang ditimbulkan saat tanaman terkena sinar matahari. Tanaman dengan fungsi peneduh baik yang dapat digunakan seperti bintaro (Cerbera odollam), kersen (Muntingia calabura) dan ki hujan (Samanea saman). Fungsi penahan angin diperlukan dalam suatu taman publik untuk mencegah hembusan angin yang terlalu kencang memasuki taman sehingga dapat
10 94 mengurangi kenyamanan pengguna taman. Kriteria tanaman sebagai penahan angin pada taman publik yaitu pohon tinggi atau kombinasi pohon dan semak atau penanaman berlapis, ditanam berbaris atau membentuk massa, jarak tanam rapat, tidak berdaun besar dan daun tidak mudah rontok. Keberadaan tanaman penahan angin di sekitar taman publik sebaiknya direncanakan dengan baik agar tetap dapat menyediakan jalur sirkulasi udara sehingga taman tidak menjadi pengap. Pada taman publik yang terletak pada area berkontur, fungsi penahan erosi sangat dibutuhkan. Kriteria penahan erosi pada lanskap taman publik sama seperti kriteria penahan erosi pada lanskap jalan yaitu tanaman pendek (tanaman penutup tanah atau semak rendah) dengan penutupan merata, ditanam secara massal dan berupa penutup tanah tahunan atau rumput, atau pohon dengan penutupan merata, pohon konifer (berdaun jarum), pohon dengan percabangan horizontal dan kulit batang kasar. Penanaman rumput sebagai alas pada taman publik merupakan pilihan yang tepat karena rumput merupakan tanaman penutup tanah dengan penutupan merata yang berfungsi menahan erosi dan dapat meningkatkan nilai estetik taman, sekaligus tahan injakan sehingga dapat menjamin aktivitas pengguna. Taman publik dengan estetika tinggi akan lebih disukai pengguna, namun penataan tanaman dengan fungsi estetika tetap harus mempertimbangkan kebutuhan ruang untuk pemenuhan aktivitas yang dibutuhkan oleh pengguna. Aktivitas yang umumnya terdapat pada taman publik skala kecil seperti dalam area permukiman ini adalah berjalan-jalan atau rekreasi pasif seperti duduk dan melihat-lihat.
11
12 96 Taman Depan Rumah Penataan tanaman pada taman depan rumah pada permukiman BNR (Gambar 27) lebih mengutamakan fungsi estetika dengan berbagai gaya penataan maupun pemilihan tanaman, mengikuti keinginan pemilik properti namun tetap memperhatikan fungsi penanaman yang dibutuhkan. Penataan tanaman dengan pola geometrik dapat menimbulkan kesatuan tema dengan bangunan rumah yang bergaya modern minimalis. Untuk mengurangi kesan monoton, tanaman dengan warna cerah dapat memberikan aksen. Penanaman dekat dinding rumah (foundation planting) dapat diterapkan untuk mengimbangi kesan keras yang ditimbulkan bangunan. Peletakan tanaman pada grading berfungsi sebagai barrier dan memberi tanda perbedaan ketinggian sehingga bermanfaat untuk keamanan. Bila diletakkan berbaris di bagian depan taman, tanaman juga dapat berfungsi sebagai pagar. Tanaman yang dapat digunakan dalam foundation planting ini seperti marantha (Marantha sp.), spatipilum (Spathiphyllum wallisii) atau air mancur (Russelia equisetiformis). Tanaman yang digunakan lebih baik berupa semak atau perdu rendah hingga sedang yang dikombinasikan dengan tanaman penutup tanah sehingga menciptakan kesan terbuka dan lapang. Desain dengan perawatan yang mudah dan tidak intensif lebih baik karena tidak merepotkan pemilik properti. Keberadaan satu atau dua batang pohon dapat dipertimbangkan sebagai peneduh atau screen pandangan atau pemandangan buruk, namun peletakannya sebaiknya memperkirakan arah jatuhnya bayangan yang diinginkan maupun arah pandangan atau pemandangan yang ingin diblokir. Pohon yang dapat digunakan pada taman depan rumah antara lain sawo (Achras zapota), kamboja (Plumeria sp.) dan jambu biji (Psidium guajava).
13
BAB VI R E K O M E N D A S I
BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan
Lebih terperinciREKOMENDASI Peredam Kebisingan
83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria
Lebih terperinciANALISIS. Dominansi dan Keragaman
30 ANALISIS Dominansi dan Keragaman Dominansi Tanaman Dari hasil perhitungan dominansi tanaman pada lokasi studi, didapatkan bahwa spesies dengan nilai dominansi tertinggi pada sebagian besar area studi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan
Lebih terperinciGambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)
48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi dan Analisis 5.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi 9 aspek,
Lebih terperinciBAB VII PENGHIJAUAN JALAN
BAB VII PENGHIJAUAN JALAN Materi tentang penghijauan jalan atau lansekap jalan, sebagian besar mengacu buku "Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996" merupakan salah satu konsep dasar
Lebih terperinciIII. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciGambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)
57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya
Lebih terperinciPENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE
2011 PENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE JURUSAN ARSITEKTUR ITATS Ririn Dina Mutfianti, ST.,MT 10/30/2011 Materi 1 Pengelompokan Berdasarkan Pembentuk
Lebih terperinciTREND DESAIN PENANAMAN PADA LANSKAP PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE
i TREND DESAIN PENANAMAN PADA LANSKAP PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE RINA DWICA DESYANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 iii RINGKASAN RINA DWICA DESYANA.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan
Lebih terperincisekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang
BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri
Lebih terperinciPERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt
68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan Lanskap jalan adalah wajah dan karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alami seperti bentuk topografi
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Desa Ancaran memiliki iklim yang dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18 C dan 32 C serta curah hujan berkisar
Lebih terperinciGambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.
KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan
Lebih terperinciLINGKUNGAN DAN UKURAN JL. YOS SUDARSO SITUASI LOKASI SITE. 173,5 m. 180 m. 165 m. 173 m
JL. YOS SUDARSO LINGKUNGAN DAN UKURAN 173,5 m 180 m 165 m LOKASI SITE 173 m JL. YOS SUDARSO VIEW View Baik View Cukup Baik View Tidak Baik Arah Orientasi bangunan Orientasi bangunan Orientasi fasade gedung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciMuhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D
PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ciri Tanaman Lanskap 9/5/2014 TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN
PENDAHULUAN TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN Tanaman merupakan elemen utama lanskap, tidak ada lanskap tanpa elemen tanaman, bahkan pada rock garden di sekitarnya juga terdapat tanaman. Tanaman merupakan sumber
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman merupakan sumber keindahan, kenyamanan dan memberi daya dukung terhadap kehidupan
TANAMAN DAN DESAIN PENANAMAN PENDAHULUAN Tanaman merupakan elemen utama lanskap, tidak ada lanskap tanpa elemen tanaman, bahkan pada rock garden di sekitarnya juga terdapat tanaman. Tanaman merupakan sumber
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Jendral Sudirman yaitu jalur hijau
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan
Lebih terperinciELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP
Tata Ruang Luar ELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP Program Studi Arsitektur Universitas Gunadarma Vinny Nazalita Elemen Lunak Aspek Arsitektural Aspek Artistik Visual Aspek Hortikultural Aspek Pengendali
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan
Lebih terperincimasyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperinciBAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak
V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel
LAMPIRAN 126 127 Lampiran 1. Daftar Pekerjaan yang Dikerjakan oleh Mahasiswa Magang pada Proyek Discovery Hotel No Judul Gambar Keterangan 1 Guard House Gambar 41 2 Desain pada Gazebo Gambar 54 3 Desain
Lebih terperinciEvaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak
Evaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak AGUS RULIYANSYAH 1* 1. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak 1049, Indonesia *E-mail: agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Lebih terperinciFUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL. Oleh : RETNO ISMURDIATI
FUNGSI TANAMAN BAMBU DALAM LANSEKAP BERDASARKAN KARAKTER FISIK DAN VISUAL Oleh : RETNO ISMURDIATI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANLAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998 RETNO ISMURDIATI. Fungsi Tanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian tentang Lingkungan Hidup dan Lingkungan Perkotaan Soemarwoto (1985) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota
TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota Karakter merupakan sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok, baik orang maupun benda. Karakter lanskap merupakan suatu area yang mempunyai keharmonisan
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSEKAP JALAN DI BEBERAPA JALAN UTAMA KOTAMADYA BOGOR. Oleh : A1 YULIANTI A
/Y4 p PERENCANAAN LANSEKAP JALAN DI BEBERAPA JALAN UTAMA KOTAMADYA BOGOR Oleh : A1 YULIANTI A 28.1143 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANJAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 Van hamba-hamba yang baik
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang
TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum kota yang dapat digunakan sebagai sarana olah raga dan rekreasi melalui permainan golf yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciARL 200 ADISTI RIZKYARTI A
ARL 200 ADISTI RIZKYARTI A24080164 3. LANSKAP Dari Gambar lanskap di atas dapat di jelaskan keadaan lereng gunung yang di kelilingi dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentuknya dari segi
Lebih terperinciPengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pengaruh Fungsi Vegetasi terhadap Kenyamanan Termal Lanskap Jalan di Kawasan Kolonial Jalan Besar Idjen, Malang Rizki Alfian (1), Irawan Setyabudi (2), Rofinus Seri Uran (3) (1)
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN HUTAN KOTA
VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciGambar 2. Bagan fungsi jalur hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA Jalur hijau harus mempertimbangkan segala aspek sosial, fungsi jalur hijau dan nilai-nilai yang terkandung dalam perencanaannya. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan hal apaa saja yang
Lebih terperinciBAB VII DESAIN TAMAN VERTIKAL
68 BAB VII DESAIN TAMAN VERTIKAL 7.1 Tema Desain Desain merupakan tahap setelah perencanaan yang menghasilkan gambar lebih detil. Desain taman vertikal di kluster Pine Forest, Sentul City merupakan implementasi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR
Lebih terperinci8.1. Pengelompokan Tanaman berdasarkan Aspek Arsitektural dan Arisik Visual
Konsep Vegetasi Pada beberapa bahasan terdahulu sudah dikemukakan bahwa elemen vegetasi / tanaman merupakan unsur yang dominan dalam RTH / Ruang Hijau Kota / Urban Open Space. Vegetasi dapat ditata sedemikian
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN
BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk
VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota
5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Kota Kota merupakan suatu organisme yang kompleks yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang terjalin menjadi satu oleh suatu jaringan jalan dan jalur transportasi, saluran air,
Lebih terperincisentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU
sentuhan TROPIS pada DINDING HIJAU Pe n u lis Viva Rahwidhiyasa Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman Halaman sebuah rumah tinggal menjadi alternatif area beraktivitas keluarga di ruang luar. Khusus untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR
ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan
Lebih terperinciKebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo
Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.
Lebih terperinciBAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi
Lebih terperinciRINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik).
RINGKASAN INE NILASARI. Perencanaan Lanskap Jalan Westertz By Pass di Kotamadya Denpasar, Bali @i bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). Jalan Western By Pass dengan panjang keseluruhan.t 13 km merupakan
Lebih terperinciPokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.
Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)
11 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan tak lepas dari aspek kesejarahan yang mewarnai berbagai lokasi di dalamnya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SINTESIS
BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,
Lebih terperinciBAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN
BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Nasional Way Kambas Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan lindung. Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas
42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip
Lebih terperinciLampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara
Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata
Lebih terperinciSubdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum
Subdivisi Arsitektur Lanskap Redinuka Ashil Karamah Sempervivum tectorum Review: Love Your Garden Season 6 Episode 2 TUJUAN Mempelajari perancangan taman Mempelajari konsep taman dengan salah satu gaya/tema
Lebih terperinciLANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)
Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian
Lebih terperinciLanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan menilai, menaksir, dan mengkaji. Menurut Diana (2004), evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan atau dilakukan untuk menelaah atau menduga
Lebih terperinciSTUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR
STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR Oleh: ENI RAHAYU L2D 098 428 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A
PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciVII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari
Lebih terperinci