PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL

Transkripsi

1 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN DAN TANGKISAN DALAM PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 IMAM MA RUF K Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta imamkaco@gmail.com ABSTRAK Imam Ma ruf. PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN DAN TANGKISAN DALAM PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Maret Tujuan Penelitian ini adalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan dan Tangkisan dalam Pencak Silat melalui Penerapan Media Audio Visual pada Siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII B yang berjumlah 30 peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik putra dan 16 peserta didik putri. Sumber data berasal dari peserta didik, guru, dan peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dokumentasi atau arsip berupa foto. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik persentase. Prosedur penelitian adalah berupa siklus pembelajaran yang saling berkaitan. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV diperoleh peningkatan yang signifikan terjadi pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada prasiklus hasil belajar pukulan dan tangkisan pencak silat pada kriteria sangat baik 0%, baik 0%, cukup 30%, kurang 36,7%, dan kurang sekali 33,3% jumlah peserta didik yang tuntas adalah 9 peserta didik. Pada siklus I hasil belajar pukulan dan tangkisan pencak silat pada kategori sangat baik sebesar 0%, baik 0%, cukup 56,7%, kurang 43,3%, dan kurang commit sekali to 0%, user jumlah peserta didik yang lulus 17 peserta didik dengan persentase 56,7%. Sedangkan pada siklus II hasil belajar 1

2 pukulan dan tangkisan pencak silat pada kategori sangat baik sebesar 0%, baik 16,7%, cukup 83,3%, kurang 0%, kurang sekali 0%, jumlah peserta didik yang tuntas dan lulus adalah 30 peserta didik dari total jumlah peserta didik 30 dengan persentase 100%. Peningkatan terjadi pada siklus I dan siklus II. Hasil belajar pukulan dan tangkisan pencak silat telah mencapai target yang ingin dicapai pada siklus II bahkan melebihi target. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pukulan dan tangkisan dalam pencak silat pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci: Hasil belajar, pencak silat, penerapan media audio visual ABSTRACT Imam Ma ruf. THIS RESEARCH AIMS TO IMPROVE THE RESULT OF HIT AND PARRY LEARNING IN PENCAK SILAT THROUGH THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA IN STUDENTS OF VIII B CLASS SMP NEGERI 16 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016. This research was a classroom action research which was done in two cycles. Each cycle includes planning, acting, observing, and reflecting. The subject was students of VIII B class which contained 30 students including 14 male and 16 female students. The data source was taken from students, teacher, and the researcher. The technique of collecting data used was observation, interview, documentation, or photos. The data validity used triangulation data technique. The technique of analyzing data was using comparative description analysis technique and percentage technique. The procedure of the research was learning in cycles which linked to each other. Based on the data analysis, the data showed there was improvement from pre-cycle to cycle 2. In the pre-cycle, the result of hit and parry learning of pencak silat was in very good criteria 0%, good 0%, enough 30%, bad 36.7%, and very bad 33.3%. The students who passed the pre-cycle were 9 students. In cycle 1, the result of hit and parry learning of pencak silat was in very good criteria 0%, good 0%, enough 56.7%, bad 43.3%, and very bad 0 %. The students who passed the pre-cycle were 17 students by percentage of 56.7%. In cycle 2, the result of hit and parry learning of pencak silat was in very good criteria 0%, good 16.7%, enough 83.3%, bad 0%, and very bad 0%. The students who passed the pre-cycle were 30 students by percentage of 100%. The improvement occurred in cycle 1 and cycle 2. The result of hit and parry learning of pencak silat had been achieved in cycle 2. 2

3 The conclusion of this research is the use of audio visual media can improve the result of hit and parry learning of pencak silat in students of VIII B SMP Negeri 16 Surakarta academic year 2015/2016. Keywords: learning result, pencak silat, the use of audio visual media I. PENDAHULUAN Melalui aktivitas jasmani Pendidikan Jamani yang terstruktur diharapkan dapat merupakan bagian dari pendididkan mengembangkan kemampuan secara umum. Pendidikan jasmani jasmani siswa dan potensi yang ada. merupakan salah satu dari subitemsubitem Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan. Pendididkan pendidikan jasmani, diajarkan jasmani dapat didefinisikan sebagai beberapa materi cabang olahraga salah satu proses pendidikan yang yang terangkum dalam kurikulum ditunjukan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Salah satu pendidikan melalui gerakan fisik. cabang olahraga yang diajarkan pada Banyak manfaat yang diperoleh dari siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 pendidikan jasmani, sehingga Surakarta adalah pencak silat. Dalam mendukung tercapainya tujuan pencak silat memiliki beberapa pendidikan secara keseluruhan. teknik dasar diantaranya adalah Menurut Rahyubi (2011 : 352) pukulan dan tangkisan. tujuan pendidikan jasmani bukan Pencak silat merupakan hanya mengembangkan rana jasmani, olahraga bela diri yang berasal dari tetapi untuk mengembangkan seluruh indonesia. Seperti yang diutarakan potensi peserta didik. Seluruh Johansyah Lubis (2004:2) bahwa potensi peserta didik, yakni: aspek Pencak silat merupakan salah satu kesehatan, kebugaran jasmani, budaya asli Indonesia, para pendekar ketrampilan berpikir kritis, stabilitas dan para pakar pencak silat meyakini emosional, ketrampilan sosial, bahwa masyarakat melayu empati sosial, mengasah penalaran mencipatakan dan menggunakan dan memperbaiki tindakan moral. ilmu bela diri ini sejak masa prasejarah. Sudah selayaknya kita menjaga dan melstarikan 3

4 peninggalan nenek moyang yang tangkisan gedik, tangkisan kelit, sudah diwariskan kepada kita. tangkisan jepit atas, dan tangkisan Pencak silat merupakan gabungan galang. Pada saat pembelajaran siswa dari dua kata yaitu pencak dan langsung mengikuti gerakan yang silat, yang mempunyai arti sendirisendiri. dipraktekan oleh guru. Namun, Pencak dapat mempunyai penguasaan teknik dasar pukulan dan arti gerak dasar bela diri yang terkait tangkisan yang dikuasai guru kurang, pada peraturan dan digunakan dalam sehingga murid juga susah untuk belajar, latihan dan pertujukan. Silat memahami gerakan pukulan dan mempunyai arti sebagai gerak bela tangkisan dengan benar. Siswa diri yang sempurna dan bersumber merasa masih ragu dalam melakukan pada kerohanian yang suci murni. teknik pukulan dan tangkisan karena Teknik dasar dalam pencak silat belum menguasai teknik yang terdiri dari sikap siap, langkah, kudakuda, diajarkan dan banyak yang sikap pasang, hindaran, melakukan hanya asal-asalan. pukulan, tangkisan, tendangan, Kesulitan yang sering dialami siswa jatuhan, guntingan, dan tangkapan. pada gerakan pukulan dan tangkisan Pembelajaran olahraga bela antara lain, tidak adanya lintasan, diri merupakan salah satu materi tangan tidak lurus dan kuat saat pokok yang wajib diajarkan. Salah melakukan gerakan sehingga dapat satu cabang dari dari olahraga bela membahayakan, tidak adanya sasaran diri yaitu pencak silat. Adapun pukulan, tidak adanya variasi materi yang diajarkan untuk tingkat pengajaran saat memberikan materi, SMP yaitu melakukan variasi dan dan masih kurangnya pemanfaatan kombinasi gerak dasar langkah, media pembelajaran sehingga siswa kuda-kuda, pukulan dan tangkisan. merasa cepat bosan. Hal tersebut Pukulan dan tangkisan sendiri terdiri menunjukan bahwa proses dari beberapa bagian, yaitu pukulan pembelajaran tersebut belum depan, puklan samping, pukulan melibatkan siswa secara aktif dan sengkol, dan pukulan lingkar. kurangnya media pembelajaran yang Sedangkan pada tangkisan yaitu digunakan guru dalam pembelajaran 4

5 penjasorkes untuk mencapai tujuan sudah tersedia proyektor LCD yang belajar. mendukung pembelajaran Berdasarkan obesrvasi pra menggunakan media audio visual, penelitian di SMP NEGERI 16 namun dalam pembelajaran Surakarta kelas VIII B tahun ajaran penjasorkes guru belum menafaatkan 2015/2016, masih banyak siswa yang proyektor LCD tersebut secara mengalami kesulitan dalam memahi maksimal serta dengan dan mengerti taknik dasar pukulan ditayangkannya sebuah video dan tangkisan yang mengakibat hasil pembelajran siswa akan lebih tertarik belajar yang diraih rendah dan tidak dan lebih mudah dalam memahami maksimal. Total keseluruhan siswa konsep mengenai teknik gerkan kelas VIII B adalah 30 siswa yang pukulan dan tangkisan dalam pencak terdiri dari 14 putra dan 16 putri. silat. Penayangan video Data kondisi awal (observasi pra pembelajaran nantinya akan penelitian) sebanyak 30% (9 siswa) ditayangkan atau dilaksanakan di dapat melakukan teknik pukulan dan dalam kelas dikarenakan tempatnya tangkisan dengan baik dan benar, lebih nyaman untuk penayangan sedangkan 70 %(21 siswa) belum video pembelajar daripada diluar dapat melakukan teknik pukulan dan kelas. Letak ruang kelas yang dekat tangkisan dengan baik dan dengan lapangan olahraga benar.sesuai KKM (Kriteria mempermudah untuk melaksanakan Kelulusan Minimal) yaitu 78 banyak pemebelajaram menggunakan siswa yang meraih nilai kurang dari menggunakan media ini. Sehingga nilai KKM. respon pemberian video Untuk mengatasi pembelajaran di kelas dan saat siswa permasalahan dan rendahnya tingkat sudah memulai pembelajaran di ketuntasan tersebut, maka akan lapangan tidak mudah hilang atau diberikan pembelajaran lupa. menggunakan media audio visual ( Dari uraian di atas, peneliti ingin video pembelajaran). Pemilihan mengetahui seberapa besar pengaruh media ini karena di dalam kelas media audio visual dapat 5

6 meningkatkan hasil belajar pukulan pembelajaran audio visual, yaitu dan tangkisan dalam pencak silat, pemebelajaran dilaksanakan didalam maka peneliti tertarik melakukan kelas untuk menayangkan video penelitian tindakan kelas (PTK) pada pembelajaran. Siswa mengamati siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 video pembelajaran pukulan dan Surakrta tahun ajaran 2015/2016 tangkisan pencak silat. Setelah dengan judul Penerapan Media selesai mengamati gerakan dalam Audio Visual untuk Meningkatkan video pembelajaran dan siswa dirasa Hasil Belajar Pukulan dan Tangkisan sudah mulai memahami gerakan dalam Pencak Silat pada Siswa kelas teknik dasar pukulan dan tangkisan VIII B SMP Negeri 16 Surakarta pencak silat, siswa dipersilahkan Tahun Ajaran 2015/2016. keluar ruang kelas untuk II. PEMBAHASAN mempraktikan gerakan yang sudah Pelaksanaan Penelitian diamati tadi. Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan Siklus I dilaksanakan pada untuk meningkatkan hasil belajar hari Senin tanggal 25 April pukulan dan tangkisan pencak silat. Pada tindakan I dilaksanakan dalam Penelitian ini dilaksanakan pada satu kali pertemuan. Setelah tindakan siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 I dilaksanakan ternyata ada beberapa surakarta tahun ajaran 2015/2016. siswa yang belum bisa mencapai Penelitian ini menggunakan media KKM sekolah sebagai batas tuntas audio visual sebagai media pelajaran penjasorkes. Dari hasil pembelajaran. Dengan penerapan pengamatan ada beberapa hal yang media ini siswa diawal pembelajaran menjadi kekurangan dalam siklus I, lebih tertarik pada pembelajaran antara lain: mayoritas siswa belum pukulan dan tangkisan pencak silat. dapat menguasai teknik pukulan dan Sehingga selanjutnya siswa lebih tangkisan pencak silat, terutama pada mudah dalam memahami materi gerakan teknik dasar tangkisan. yang diberikan. Siswa banyak yang lupa dengan Siswa melaksanakan gerakan teknik dasar tangkisan dan pembelajaran melalui media gerak berpasangan, banyak siswa 6

7 ketika praktik yang kurang siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 konsentrasi. Penggunaan waktu Surakarta tahun ajaran 2015/2016. dalam satu kali pertemuan juga III. METODE kurang efektif dalam pembelajaran PENELITIAN pukulan dan tangkisan pencak silat. Penelitian tindakan kelas ini Hal ini dapat dilihat dari hasil telah dilaksanakan di SMP Negeri 16 belajar, siswa yang mencapai bantas Surakarta jalan Kolonel Sutarto no. tuntas 17 siswa yang berarti hanya 188, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. 56,7% siswa yang berhasil mencapai Penelitian tindakan kelas ini KKM. telah dilaksanakan mulai 25 April Pada siklus II jumlah pertemuan 2016 s/d 2 Mei Dilaksanakan yang semula hanya satu pertemuan secara kolaborasi dengan guru mata diganti menjadi dua kali pertemuan. pelajaran penjasorkes Kelas VIII B Secara otomatis waktu dan SMP Negeri 16 Surakarta Tahun kesempatan siswa untuk lebih Ajaran 2015/2016. memahami gerakan pukulan dan Subjek Penelitian adalah tangkisan pencak silat bertambah. Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 16 Selain itu video pembelajaran Surakarta Tahun Ajaran 2015 / 2016, pukulan dan tangkisan pencak sedikit Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII mengalami perubahan. Hal ini B adalah sebanyak 30 siswa, yang ternyata sangat berpengaruh terhadap terdiri dari 14 siswa putra dan 16 hasil belajar siswa. Semua siswa siswa putri. setelah dilaksanakan tindakan II Sumber data dalam dapat mencapai batas tuntas yang Penelitian Tindakan Kelas ini adalah telah ditentukan sekolah yaitu 78. sebagai berikut: Melihat data prasiklus, siklus I, dan 1. Siswa, untuk mendapatkan data siklus II, dapat disimpulkan bahawa tentang Pukuluan dan Tangkisan penerepan media audio visual dapat dengan penggunaan Media Audio meningkatkan hasil belajar pukulan Visual pada siswa kelas VIII B dan tangkisan pencak silat pada SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2015/

8 2. Guru penjasorkes SMP Negeri 16 aktivitas siswa dan proses belajar Surakarta sebagai kolaborator, selama mengikuti proses belajar untuk teman diskusi dalam tahap mengajar Pukulan dan tangkisan refleksi dan melihat tingkat dengan penggunaan Media Audio keberhasilan penggunaan Visual. Media Audio Visual pada Teknik uji validitas data pembelajaran Pukulan dan yang digunakan dalam penelitian ini tangkisan di SMP Negeri 16 adalah triangulasi, yaitu teknik uji Surakarta tahun ajaran 2015/ validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data untuk keperluan 3. Peneliti, sebagai observer, untuk pengecekan atau pembandingan data. melihat tingkat keberhasilan Teknik triangulasi yang digunakan penggunaan Media Audio berupa triangulasi sumber data. Visual pada pembelajaran Data yang dikumpulkan pada Pukulan dan tangkisan di SMP setiap kegiatan observasi dari Negeri 16 Surakarta tahun ajaran pelaksanaan siklus PTK dianalisis 2015/ secara deskriptif dengan Data Penelitian Tindakan menggunakan teknik persentase Kelas ini dikumpulkan dan disusun untuk melihat kecenderungan yang melalui teknik pengumpulan data terjadi dalam kegiatan pembelajaran. meliputi: tes dan observasi Hasil belajar Pukulan dan tangkisan: 1. Tes: dipergunakan untuk dengan menganalisis nilai yang mendapatkan data tentang diperoleh siswa setiap aspeknya, pemahaman konsep tentang yaitu afektif, kogmitif, psikomotor teknik pukulan dan tangkisan kemudian dikategorikan dalam pencak silat. klasifikasi skor yang telah 2. Observasi: dipergunakan sebagai ditentukan. teknik untuk mengumpulkan data Penelitian berupa Penelitian tentang keterampilan teknik Tindakan Kelas (PTK) direncanakan pukulan dan tangkisan pencak sejak bulan November 2015, Metode silat yang dilakukan siswa, serta penelitian yang digunakan adalah 8

9 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2. Pelaksanaan adalah implementasi atau Classroom Action Research dari rencana yang sudah dibuat. (CAR). Langkah langkah PTK 3. Pengamatan adalah proses secara prosedurnya dilaksanakan mencermati jalannya pelaksanaan secara partisipatif atau kolaboratif tindakan. antara (guru dengan tim lainya) 4. Refleksi adalah langkah bekerjasama, mulai dari tahap mengingat kembali kegiatan yang orientasi hingga penyusunan rencana sudah lampau yang dilakukan tindakan dalam siklus pertama, oleh guru dan siswa. diskusi yang bersifat analitik, Menurut Agus Kristiyanto kemudian dilanjutkan dengan (2010:54), langkah-langkah refleksi evaluatif atas kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada siklus pertama. pada prinsipnya meliputi 4 langkah Apabila pada siklus pertama belum pada setiap siklusnya. Keempat memenuhi kriteria yang ditargetkan, langkah tersebut meliputi maka kemudian mempersiapkan perencanaan tindakan, pelaksanaan rencana modifikasi, koreksi, atau tindakan, observasi dan refleksi. pembetulan, dan penyempurnaan IV. HASIL PENELITIAN pada siklus berikutnya. Selama pelaksanaan Dalam satu siklus terdiri tindakan I maka peneliti melakukan dari empat langkah, yaitu pengambilan data penelitian. Adapun perencanaan, pelak-sanaan, Deskripsi data yang diambil terdiri pengamatan, dan refleksi. Penjelasan dari: unjuk kerja kemampuan mengenai alur PTK sebagai berikut : pukulan dan tangkisan pencak silat 1. Perencanaan adalah langkah yang (psikomotor), pengamatan dilakukan guru ketika akan sikap/aktivitas siswa (afektif), memulai tindakannya tentang pemahaman konsep gerak (kognitif) apa, mengapa, kapan, dimana, siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 oleh siapa, dan bagaimana Surakarta tahun ajaran 2015/2016. penelitian itu dilakukan. Berdasarkan hasil deskripsi siklus I, hasil belajar siswa kelas VIII 9

10 B SMP Negeri 16 Surakarta tahun pengamatan sikap/aktivitas siswa ajaran 2015/2016 setelah diberikan (afektif), pemahaman konsep gerak tindakan I adalah: Sangat Baik (kognitif) sesuai yang tercantum dengan prosentase 0%, Baik dengan dalam RPP siswa kelas VIII B SMP prosentase 0%, Cukup dengan Negeri 16 Surakarta tahun ajaran prosentase 56,7% atau 17 siswa dari 2015/ siswa, Kurang dengan prosentase Berdasarkan hasil deskripsi 43,3% atau 13siswa dari 30 siswa, siklus II, hasil belajar pukulan dan Sangat Kurang dengan prosentase tangkisan pencak silat siswa kelas 0%, dari data tersebut bisa di dapat VIII B SMP Negeri 16 Surakarta ada sejumlah 17 siswa telah tahun ajaran 2015/2016 setelah mencapai kriteria tuntas sedangkan diberikan tindakan II adalah sangat 13 siswa belum tuntas. baik 0%, baik 16,7% atau 5 siswa Siklus II merupakan tindak dari 30 siswa, cukup 83,3% atau 25 lanjut dari hasil analisis dan refleksi siswa dari 30 siswa, kurang 0%, yang dilakukan pada siklus I,dimana sangat kurang 0%. Sehingga dari dalam pelaksanaan tindakan dalam data tersebut dapat diketahui seluruh siklus I rata-rata siswa menunjukan siswa dinyatakan tuntas sesuai hasil yang dicapai kurang maksimal dengan KKM. dan belum mencapai target yang Perbandingan hasil belajar telah ditentukan. Pelaksanaan siklus pukulan dan tangkisan pencak silat II mengacu pada pelaksanaan siklus siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 I, karena merupakan perbaikan dari Surakarta tahun ajaran 2015/2016 siklus I. pada akhir siklus I dan akhir siklus II Selama pelaksanaan disajikan dalam bentuk tabel dan Tindakan II maka peneliti dan guru gambar sebagai berikut. melakukan pengambilan data Tabel 6. Perbandingan Data penelitian. Adapun deskripsi data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II yang diambil terdiri dari: unjuk kerja Hasil Belajar Pukulan dan Tangkisan kemampuan pukulan dan tangkisan Pencak Silat pada Siswa Kelas VIII pencak silat (psikomotor), 10

11 B SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Rent ang Nilai angan Keter Prosentase Data Awal Siklus I Siklus II Sangat Baik 0% 0% 0% 85 94,9 Baik 0% 0% 16,7% 75 84,9 Cukup 30% 56,7% 83,3% 54 74,9 Kurang 36,7% 43,3% 0% <65 Sangat Kurang 33,3% 0% 0% V. PENUTUP siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan, dengan kategori sangat A. Simpulan baik adalah 0%, baik 16,7%, cukup 83,3%, kurang 0%, dan sangat Penelitian Tindakan Kelas kurang 0%. Berdasarkan data (PTK) pada siswa kelas VIII B SMP tersebut dapat diketahui bahwa Negeri 16 Surakarta tahun ajaran seluruh siswa telah mencapai batas 2015/2016 dilaksanakan dalam dua ketuntasan yang telah ditentukan. siklus. Setiap siklus terdiri dari Dengan demikian empat tahapan, yaitu: (1) pembelajaran menggunakan media perencanaan, (2) pelaksanaan audio visual dapat meningkatkan tindakan, (3) observasi dan hasil belajar pukulan dan tangkisan interpretasi, dan (4) analisis dan pencak silat siswa kelas VIII B SMP refleksi. Berdasarkan hasil deskripsi negeri 16 Surakarta tahun ajaran siklus I, hasil belajar siswa kelas VIII 2015/2016. Dari hasil analisis yang B SMP negeri 16 Surakarta tahun diperoleh peningkatan yang ajaran 2015/2016 setelah diberikan signifikan dari siklus I dan siklus II. tindakan I adalah: sangat baik dengan prosentase 0%, baik 0%, B. Implikasi cukup 56,7%, kurang 43,3%, dan sangat kurang 0%. Dari data tersebut Penelitian ini memberikan siswa yang tuntas adalah 17 siswa suatu gambaran yang jelas bahwa dan yang belum tuntas adalah commit 13 to user keberhasilan proses pembelajaran 11

12 terkait beberapa faktor. Faktor-faktor akan dapat menyampaikan materi tersebut berasal dari pihak guru dengan baik. Materi tersebut akan maupun siswa serta alat/media dapat diterima oleh siswa apabila pembelajaran yang digunakan. siswa memiliki minat dan motivasi Faktor dari pihak guru yaitu yang tinggi untuk aktif dalam proses kemampuan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian, mengembangkan materi, kemampuan kegiatan belajar mengajar dapat guru dalam mengelola kelas, media berjalan dengan lancar, kondusif, pembelajaran yang digunakan guru efektif dan efisien. dalam proses pembelajaran, serta Penelitian ini juga teknik yang digunakan guru dalam memberikan deskripsi yang jelas penyampaian materi kepada siswa. bahwa melalui penggunaan media Sedangkan faktor dari siswa yaitu audio visual dalam pembelajaran minat dan motivasi siswa dalam pukulan dan tangkisan pencak silat mengikuti pembelajaran. Ketersedian dapat meningkatkan hasil belajar media pembelajaran yang menarik siswa, sehingga penelitian ini dapat dapat meningkatkan motivasi belajar digunakan sebagai pertimbangan siswa sehingga akan diperoleh hasil bagi guru yang ingin menggunakan belajar yang optimal. media pembelajaran dalam Faktor-faktor tersebut saling pembelajaran. Media pembelajaran mendukung satu sama lain, sehingga audio visual ini juga dapat digunakan harus diupayakan dengan maksimal bagi guru yang kurang dalam agar semua faktor tersebut dapat menguasai teknik atau materi yang dimiliki oleh guru dan siswa dalam akan diajarkan. Pemanfaatan media proses pembelajaran yang ini sangat banyak manfaatnya dalam berlangsung dikelas maupun upaya meningkatkan kinerja guru dilapangan. Apabila guru memiliki sebagai seorang pendidik yang kemampuan yang baik dalam profesional dan inovatif. menyampaikan materi dan mengelola Dengan pemanfaatan media kelas serta didukung sarana dan audio visual untuk meningkatkan prasarana yang sesuai, maka guru hasil belajar pukulan dan tangkisan 12

13 pencak silat, maka siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas dan dapat lebih mudah memahami teknik gerakan pukulan dan tangkisan pencak silat, sehingga dalam praktek maupun mengerjakan soal siswa lebih mudah melaksankan. Setiap pemberian tindakan di tiap siklusnya terdapat kekuranganm atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsumng. Namun, kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan mengalami peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran dapat menarik perhatian siswa diawal pembelajaran, sehingga siswa sudah memiliki motivasi dalam belajar, hasilnya pembelajaran dapat berjalan lebih optimal. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada guru penjasorkes SMP Negeri 16 Surakarta, yakni: 1. Guru hendaknya dapat lebih optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia disekolah. 2. Guru hendaknya diawal pembelajaran memberikan sebuah gambaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa, agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajar dan hasil belajar siswa juga maksimal. 3. Guru ketika mengajar materi pukulan dan tangkisan pencak silat dapat menggunakan media audio visual sebagai media pembelajar dikarenakan dari analisis peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (ptk) dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahrag. Surakarta: UNS Press. C. Saran Asep Jihad & abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. 13

14 Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Johansyah Lubis. (2014). Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mulyana. (2013). Pendidikan Pencak Silat. bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. (2014). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rostina Sundayana. (2014). Media Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sri Anitah. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press Suryono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Udin S. Winataputra. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Wina Sanjaya. (2014). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 14