BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),"

Transkripsi

1 BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.(ojk.co.id) Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Perkembangan bursa efek yang pesat, menarik pemerintahan Hindia belanda untuk mendirikan bursa di semarang dan Surabaya pada tahun Perang dunia II yang terjadi sekitar tahun 1939, menyebabkan perkembangan 64

2 65 pasar modal terhenti. Bursa efek di Indonesia resmi di tutup pada tanggal 10 mei Tetapi kemudian pada tanggal 23 desember 1940 bursa efek di Jakarta ( Batavia) sempat di buka kembali, selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan di bukanya kembali Bursa Efek Jakarta ( BEJ ) pada 3 juni 1952.(Tandelilin, 2001:27) Pehitungan Reksadana Terproteksi dengan Metode Indeks sharpe, Treynor dan Jensen. Seperti yang dipaparkan dalam uraian sebelumnya, penelitian ini dilakukan dua tahap analisis, yang pertama yaitu analisis dengan menggunakan model sharpe, Treynor dan Jensen. Selanjutnya kedua menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana terproteksi konvesnsional dan reksadana terproteksi syariah dengan menggunakan independent sample t-test. Paparan data selengkapnya sebagai berikut: Perhitungan Sharpe index Dalam penggunaan Sharpe Index, kinerja reksadana dihitung tanpa menyertakan return market dan hanya di dasarkan pada penyimpangan dari portofolio reksadana tersebut. Secara keseluruhan perhitungan model sharpe melibatkan dua ukuran utama, yaitu excess return dan deviasi standart. Excess return adalah selisih antar return reksadana dikurangi risk free rate, berikut disajikan langkah- langkah perhitungan model sharpe.selnjutnya untuk setiap reksadana di hitung dengan cara yang sama.

3 66 Langkah-langkah perhitungan indeks sharpe adalah sebagai berikut : a. Menghitung atau mencari nilai return dari tiap-tiap reksadana. Secara teoritis, cara untuk menghitung return reksadana adalah menggunakan rumus (3.2). data return seluruh reksadana dapat dilihat pada lampiran 1. b. Langkah berikutnya mencari nilai deviasi standart ( ) masing- masing reksadana terproteksi konvensional dan syariah dengan menggunakan program excel berdasarkan rumus (3.3) c. Data yang diperlukan berikutnya adalah risk free Indonesia di peroleh dari tingkat suku bunga (SBI). d. Langkah terakhir adalah memasukkan data-data tersebut ke dalam sharpe index sebagai contoh reksadana Mega Dana Terproteksi VIII: Sharpe index (2013) = ( )/ = Tabel 4.1 Perhitungan Sharpe Index Reksadana Terproteksi Konvensional No Nama Reksadana Mega Dana Terproteksi VIII Bahana A Optima Protected fund AAA Reksa Premium proteksi V Batavia Proteksi Maxima BNI-AM Proteksi Spektra VI BNP PARIBAS Kapital V Maybank GMT Dana Proteksi Lautandhana Proteksi VI AAA Reksa Premium Proteksi VIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV Bahana D Protected Fund Bahana F Optima Protected fund Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XV Bahana Protected fund G Bahana A Optima Protected fund Insight Terproteksi

4 67 18 BNI-AM proteksi sriwijaya seri II BNI-AM Proteksi Mega Pundi II BNI-AM proteksi Mega Pundi IV BNI-AM Proteksi Sriwijaya Batavia Proteksi Optimal Batavia proteksi optimal Batavia Proteksi Optimal BNP selaras II BNP Paribas Selaras BNP PARIBAS kapital VI Mandiri Danma Protected Berkala Seri Mandiri Protected Dynamic seri Mandiri Protected Dynamic Seri Mandiri Protected Dynamic Seri syailendra capital protected fund Danareksa Proteksi Dinamis fleksibel Emco Terproteksi Bahana Protected fund G BNI-AM Proteksi xxxii Danareksa proteksi pendapatan maxima IV Lutandhana Equity Agresif Lauthandana Terproteksi IV Danareksa Global Prospektif III Lautandhana Proteksi X Sumber: diolah oleh peneliti Pada Tabel hasil perhitungan sharpe index reksadana terproteksi konvensional di atas, terdapat 3 reksadana dengan sharpe index tertinggi. Pada tahun 2012 yaitu pada reksadana Lauthandana Equity Agresif ( ), Bahana Reksa Panin Terproteksi XV ( ), dan Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII sebesar ( ) Pada tahun 2013 Sharpe Index tertinggi yaitu pada reksadana Lutandhana Equity Agresif dengan perolehan perhitungan sharpe index yaitu ( ), reksadana AAA Reksa Premium proteksi V sebesar ( ) dan reksadana terproteksi konvensional Bahana Protected fund G 64 ( ). Pada Tahun 2014 nilai Perhitungan sharpe tertinggi yaitu pada reksadana BNP PARIBAS kapital VI sebesar (0.2301), Bahana Reksa Panin Terproteksi XV yaitu (0.2326),dan Lutandhana Equity Agresif ( ).

5 68 Tabel 4.2 Perhitungan Sharpe Index Reksadana Terproteksi Syariah No Nama Reksadana Bahana Syariah Protected fund Bahana syariah protected fund BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM syariah Grenada Seri Mandiri Protected dynamic Syariah Seri Mandiri Protected Dynamic Syariah Seri Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri Lauthandana Proteksi Syariah Danareksa Proteksi Syariah BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Danareksa Proteksi Syariah mandiri Syariah Protected Dynamic Seri Emco terproteksi syariah Sumber: diolah oleh peneliti Pada Tabel hasil perhitungan sharpe index reksadana terproteksi syariah di atas. Pada tahun 2012 nilai perhitungan sharpe indeks tertinggi adalah pada BNI- AM syariah Grenada Seri 2 yaitu sebesar (0.1253), Danareksa Proteksi Syariah sebesar (0.4046) dan reksadana Lauthandana Proteksi Syariah 1 yaitu ( ). Pada tahun 2013 yaitu reksadana terproteksi syariah yaitu lauthandana proteksi syariah 1 sebesar ( ). Sedangkan pada tahun 2014 yaitu pada reksadana terproteksi syariah Mandiri Protected Dynamic Syariah seri 1 yaitu ( ) Perhitungan Treynor Index Dalam mengevaluasi kinerja Reksadana Terproteksi konvensional dan Reksadana Terproteksi Syariah berdasarkan Treynor Index di lakukan dengan average return dan menggunakan beta ( sebagai tolak ukur risiko. Beta menunjukkan besar kecilnya perubahan return suatu reksadana terhadap return market yaitu Rm. Berikut ini adalah langkah- langkah perhitungan treynor index.

6 69 Selanjutnya untuk setiap reksadana di hitung dengan cara yang sama. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Langkah- Langkah Perhitungan Treynor Index sebagai berikut: a. Menghitung atau mencari nilai return dari tiap-tiap reksadana. Secara teoritis, cara untuk menghitung return reksadana adalah menggunakan rumus (3.2). Data return seluruh reksadana dapat dilihat pada lampiran 1. b. Langkah berikutnya mencari nilai beta ( masing- masing reksadana terproteksi konvensional dan syariah dengan menggunakan program excel. c. Data yang diperlukan berikutnya adalah risk free Indonesia di peroleh dari tingkat suku bunga (SBI).Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Dengan menggunakan program excel 2007, peneliti dapat memperoleh nilai Treynor Index dari masing-masing reksadana. Tabel 4.3 Perhitungan Treynor Index Reksadana Terproteksi Konvensional No Nama Reksadana Mega Dana Terproteksi VIII Bahana A Optima Protected fund AAA Reksa Premium proteksi V Batavia Proteksi Maxima BNI-AM Proteksi Spektra VI BNP PARIBAS Kapital V Maybank GMT Dana Proteksi AAA Reksa Premium Proteksi IV AAA Reksa Premium Proteksi VIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV Bahana D Protected Fund Bahana F Optima Protected fund Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XV Bahana Protected fund G Bahana A Optima Protected fund Insight Terproteksi

7 70 18 BNI-AM proteksi sriwijaya seri II BNI-AM Proteksi Mega Pundi II BNI-AM proteksi Mega Pundi IV BNI-AM Proteksi Sriwijaya Batavia Proteksi Optimal Batavia proteksi optimal Batavia Proteksi Optimal BNP selaras II BNP Paribas Selaras BNP PARIBAS kapital VI Mandiri Danma Protected Berkala Seri Mandiri Protected Dynamic seri Mandiri Protected Dynamic Seri Mandiri Protected Dynamic Seri syailendra capital protected fund Danareksa Proteksi Dinamis fleksibel Emco Terproteksi Bahana Protected fund G BNI-AM Proteksi xxxii Danareksa proteksi pendapatan maxima IV Lutandhana Equity Agresif Lauthandana Terproteksi IV Danareksa Global Prospektif III Lautandhana Proteksi X Sumber: diolah oleh peneliti Pada tabel hasil perhitungan treynor index reksadana terproteksi konvensional di atas, terdapat 3 reksadana dengan nilai Treynor index tertinggi.pada tahun 2012 perhitungan treynor index tertinggi yaitu pada reksadana terproteksi Mandiri Protected Dynamic seri 8 dengan perhitungan nilai sebesar ( ), Mandiri Protected Dynamic Seri 09 ( ), dan Danareksa Global Prospektif III ( ). Pada tahun 2013 terdapat perhitungan dengan menggunakan treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Mandiri Protected Dynamic seri 8 ( ), Bahana Reksa Panin Terproteksi X ( ), dan Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV ( ).

8 71 Pada tahun 2014 perhitungan treynor index terdapat 3 reksadana yaitu pada reksadana Bahana A Optima Protected fund 22 sebesar ( ), Bahana A Optima Protected fund 25 ( ), dan Bahana Protected fund G 63 ( ). Tabel 4.4 Perhitungan Treynor Index Reksadana Terproteksi Syariah No Nama Reksadana Bahana Syariah Protected fund Bahana syariah protected fund BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM syariah Grenada Seri Mandiri Protected dynamic Syariah Seri Protected Dynamic Syariah Seri Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri Lauthandana Proteksi Syariah Danareksa Proteksi Syariah BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Danareksa Proteksi Syariah mandiri Syariah Protected Dynamic Seri Emco terproteksi syariah Sumber: diolah oleh peneliti Pada Tabel hasil perhitungan treynor index reksadana terproteksi Syariah nilai Treynor index tertinggi Pada tahun 2012 yaitu Mandiri Protected dynamic Syariah Seri 3 ( ), Bahana Syariah Protected fund 2 ( ) dan, BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri 4 ( ). Pada tahun 2013 perhitungan nilai treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Bahana syariah protected fund 1 yaitu ( ). Sedangkan pada tahun 2014 nilai Treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Emco Terproteksi syariah sebesar ( ).

9 Perhitungan Jensen Index Berbeda dengan perhitungan sharpe index dan treynor index. Jensen Index merupakan index yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return actual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang di harapkan jika portofolio tersebut pada garis pasar modal. a. Menghitung atau mencari nilai return dari tiap-tiap reksadana. Secara teoritis, cara untuk menghitung return reksadana adalah menggunakan rumus (3.2). Data return seluruh reksadana dapat dilihat pada lampiran 1. b. Langkah berikutnya mencari nilai beta ( masing- masing reksadana terproteksi konvensional dan syariah dengan menggunakan program excel. c. Data yang diperlukan berikutnya adalah risk free Indonesia di peroleh dari sertifikat tingkat suku bunga (SBI). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. d. Menghitung (Rp-Rf) yaitu mengurangkan return reksadana dengan risk free e. Selanjutnya menghitung βp (Rm-Rf) f. Dan yang terakhir menghitung dengan rumus Jensen yaitu ( [ ( ]. Perhitungan Jensen index dapat dilihat di lampiran 5.

10 73 Tabel 4.5 Perhitungan Jensen Index Reksadana Terproteksi Konvensional No Nama Reksadana Mega Dana Terproteksi VIII Bahana A Optima Protected fund AAA Reksa Premium proteksi V Batavia Proteksi Maxima BNI-AM Proteksi Spektra VI BNP PARIBAS Kapital V Maybank GMT Dana Proteksi Lauthandana Proteksi VI AAA Reksa Premium Proteksi VIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV Bahana D Protected Fund Bahana F Optima Protected fund Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII Bahana Reksa Panin Terproteksi XV Bahana Protected fund G Bahana A Optima Protected fund Insight Terproteksi BNI-AM proteksi sriwijaya seri II BNI-AM Proteksi Mega Pundi II BNI-AM proteksi Mega Pundi IV BNI-AM Proteksi Sriwijaya Batavia Proteksi Optimal Batavia proteksi optimal Batavia Proteksi Optimal BNP selaras II BNP Paribas Selaras BNP PARIBAS kapital VI Mandiri Dana Protected Berkala Seri Mandiri Protected Dynamic seri Mandiri Protected Dynamic Seri Mandiri Protected Dynamic Seri syailendra capital protected fund Danareksa Proteksi Dinamis fleksibel Emco Terproteksi Bahana Protected fund G BNI-AM Proteksi xxxii Danareksa proteksi pendapatan maxima IV Lutandhana Equity Agresif Lauthandana Terproteksi IV Danareksa Global Prospektif III Lautandhana Proteksi X Sumber: diolah oleh peneliti

11 74 Pada tabel abel hasil perhitungan Jensen index reksadana terproteksi konvensional di atas, terdapat 3 reksadana dengan nilai Jensen index tertinggi pada tahun 2012 yaitu Bahana Reksa Panin Terproteksi XV (0.0332), Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII (0.0252), dan Lauthandana Terproteksi IV (0.0023). Pada tahun 2013 perhitungan Jensen index nilai tertinggi terdapat pada reksadana Batavia Proteksi Optimal 2 (0.0943), AAA Reksa Premium proteksi V (0.1695). Sedangkan pada tahun 2014 perhitungan Jensen index tertinggi terdapat pada reksadana Lutandhana Equity Agresif ( ) dan Lautandhana Proteksi X (0.1401). Tabel 4.6 Perhitungan Jensen Index Reksadana Terproteksi Syariah No Nama Reksadana Bahana Syariah Protected fund Bahana syariah protected fund BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri BNI-AM syariah Grenada Seri Mandiri Protected dynamic Syariah Seri Protected Dynamic Syariah Seri Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri Lauthandana Proteksi Syariah Danareksa Proteksi Syariah BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Danareksa Proteksi Syariah Mandiri Syariah Protected Dynamic Seri Emco Terproteksi Syariah Sumber: diolah oleh peneliti Pada Tabel hasil perhitungan Jensen Index reksadana terproteksi Syariah nilai Jensen Index tertinggi Pada tahun 2012 yaitu Protected Dynamic Syariah Seri 4 ( ), Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri 1 ( ), BNI-AM syariah Grenada Seri 2 ( ) dan Mandiri Protected dynamic Syariah Seri 3 ( ). Sedangkan pada tahun 2014 nilai jensen index tertinggi yaitu pada Emco

12 75 Terproteksi Syariah sebesar ( ) dan Bahana Syariah Protected fund 2 ( ) Deskripsi Hasil Statistik Uji Normalitas Untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji kolmogorovsmirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji kolmogorov- smirnov >0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Pengujian normalitas menggunakan spss Tabel 4.7 Uji Normalitas Data pada Reksadana Terproteksi konvensional One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sharpe index Treynor index Jensen Index Normal Mean Parameters a Std Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengujian statistik diatas, diperoleh nilai signifikansi dari tiap- tiap index pada reksadana terproteksi konvensional adalah lebih besar dari 0.05 yaitu untuk nilai signifikansi pada sharpe index > 0.05, sedangkan untuk nilai signifikansi pada treynor index sebesar 0.31 > 0,05 dan pada Jensen index sebesar > 0.05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

13 76 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data pada Reksadana Terproteksi syariah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sharpe index Treynor index Jensen Index Normal Mean Parameters a Std. Deviation Most Absolute Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengujian statistik diatas, diperoleh nilai signifikansi dari tiap- tiap index pada reksadana terproteksi syariah adalah lebih besar dari 0.05 yaitu untuk nilai signifikansi pada sharpe index > 0.05, sedangkan untuk nilai signifikansi pada treynor index sebesar > 0,05 dan pada Jensen index sebesar > 0.05, maka asumsi normalitas terpenuhi Analisis Komparasi Dalam menguji perbandingan reksadana terproteksi konvensional dan reksadana terproteksi syariah menggunakan uji-t yaitu Independent sample T-test. Tujuan uji-t ini yaitu untuk menguji hipotesis yang telah di ajukan.

14 77 Tabel 4.9 Uji independent Sample T-test pada reksadana terproteksi konvensional dan syariah Metode Reksadana Terproteksi Group statistic Mean Std deviation Std error mean Sharpe index konvensional syariah Treynor index konvensional syariah Jensen Index konvensional syariah Pada tabel group statistic pengujian perbedaan reksadana terproteksi konvensional dan syariah dengan 3 metode sharpe index, treynor index dan Jensen index di atas terlihat bahwa rata- rata (mean) reksadana terproteksi konvensional adalah sebesar ( ), ( ), dan ( ). dan reksadana terproteksi syariah mempunyai rata- rata ( ), (-43212,70) dan (-0.058) ini menunjukkan bahwa rata- rata kinerja reksadana terproteksi konvensional lebih tinggi daripada kinerja reksadana terproteksi syariah Tabel 4.10 Independent sample T-Test Sharpe Index Treynor index Jensen index Levene's Test for Equality of Variances signifikansi Equal variances not assumed T Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

15 78 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi (Levene's Test for Equality of Variances) adalah lebih kecil dari 0.05 yaitu untuk sharpe index dan Treynor index sebesar 0,0010 dan Jensen index maka di simpulkan bahwa kedua varian tidak sama. Dengan ini penggunaan uji t menggunakan aqual variance not assumed ( di asumsikan kedua varian tidak sama. Dari hasil pengujian dengan menggunakan spss 16.0 for windows di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (equal variance not assumed) dari perbandingan sharpe index reksadana terproteksi konvensional dan syariah dapat diketahui dari tabel diatas bahwa nilai signifikan (0.2200) > α (0.05). Ini menunjukkan bahwa sharpe index tidak signifikan sehingga H01 diterima dan Ha di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode sharpe. Selanjutnya pada metode treynor index dapat diketahui bahwa nilai signifikan (0.3340) > α (0.05) ). Ini menunjukkan bahwa sharpe index tidak signifikan sehingga H02 diterima dan Ha2 di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode treynor. Pada metode Jensen index dapat diketahui bahwa signifikan (0.8310) > α (0.05). Ini menunjukkan bahwa Ini menunjukkan bahwa tidak signifikan sehingga H03 diterima dan Ha3 di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode jensen.

16 Pembahasan Hasil Analisis Kinerja Reksadana Terproteksi konvensional dan Reksadana Terproteksi syariah Model Sharpe Reksadana Terproteksi Konvensional Model sharpe merupakan pengukuran imbal hasil per unit dari total risiko. Semakin tinggi nilai sharpe mengindikasikan kinerja reksadana yang semakin baik. Selain itu nilai sharpe juga memberikan indikasi seberapa baik manajer investasi mendervisikan risiko unsystematic ( wulandari, 2009:7). Pada tabel 4.1 hasil perhitungan sharpe index reksadana terproteksi konvensional, terdapat 3 reksadana dengan sharpe index tertinggi. Pada tahun 2012 yaitu pada reksadana Lauthandana Equity Agresif sebesar( ), Bahana Reksa Panin Terproteksi XV sebesar ( ), dan Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII sebesar ( ). Hasil perhitungan sharpe index pada tahun 2012 bernilai negatife, hal ini dikarenakan standart deviasi bernilai negatif. Pada tahun 2013 Sharpe Index tertinggi yaitu pada reksadana Lutandhana Equity Agresif dengan perolehan perhitungan sharpe index yaitu sebesar ( ), Metode sharpe index ini menggunakan alat ukur standart deviasi maka standart deviasi mempengaruhi kinerja suatu reksadana, selanjutnya reksadana terproteksi konvensional perhitungan sharpe tertinggi yaitu reksadana AAA Reksa Premium proteksi V sebesar sebesar ( ) dan reksadana terproteksi konvensional Bahana Protected fund G 64 sebesar ( ). Pada Tahun 2014 nilai Perhitungan Sharpe Tertinggi yaitu pada reksadana BNP PARIBAS kapital VI sebesar (0.2301), Bahana Reksa Panin Terproteksi XV yaitu sebesar (0.2326), dan Lutandhana Equity Agresif sebesar (0.2374).

17 Model Treynor Reksadana Terproteksi Konvensional Model treynor merupakan model pengukuran imbal hasil per unit dari risiko pasar yang diperoleh dari suatu investasi. Semakin besar nilai indeks treynor maka akan semakin baik kinerja reksadana. Dilihat pada tabel 4.3 hasil perhitungan treynor index reksadana terproteksi konvensional di atas, terdapat 3 reksadana dengan nilai treynor index tertinggi pada Tabel hasil perhitungan treynor index reksadana terproteksi konvensional di atas, terdapat 3 reksadana dengan nilai treynor index tertinggi. Pada tahun 2012 perhitungan treynor index tertinggi yaitu pada reksadana terproteksi Mandiri Protected Dynamic seri 8 dengan perhitungan nilai sebesar ( ), Mandiri Protected Dynamic Seri 09 sebesar ( ), dan Danareksa Global Prospektif III sebesar ( ). Pada tahun 2013 terdapat perhitungan dengan menggunakan treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Mandiri Protected Dynamic seri 8 sebesar sebesar ( ), Bahana Reksa Panin Terproteksi X sebesar ( ), dan Bahana Reksa Panin Terproteksi XIV sebesar ( ). Pada tahun 2014 perhitungan treynor index terdapat 3 reksadana yaitu pada reksadana Bahana A Optima Protected fund 22 sebesar sebesar ( ), Bahana A Optima Protected fund 25 sebesar ( ), dan Bahana Protected fund G 63 sebesar ( ). Perhitungan treynor terendah adalah Bahana A Optima Protected fund 22 yaitu sebesar sebesar ( ). Rendahnya nilai tersebut mengidentifikasikan bahwa rendahnya risiko β yang di miliki oleh reksadana tersebut membuat

18 81 perolehan imbal hasil semakin rendah. Hal ini sesuai konsep high risk high return Model Jensen Reksadana Terproteksi Konvensional Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan Jensen index reksadana terproteksi konvensional, terdapat reksadana dengan nilai Jensen index tertinggi pada tahun 2012 terdapat reksadana dengan nilai Jensen index tertinggi yaitu Bahana Reksa Panin Terproteksi XV sebesar (0.0332), Bahana Reksa Panin Terproteksi AXVIII sebesar (0.0252), dan Lauthandana Terproteksi IV sebesar (0.0023). Pada tahun 2013 perhitungan Jensen index nilai tertinggi terdapat pada reksadana Batavia Proteksi Optimal 2 sebesar (0.0943), AAA Reksa Premium proteksi V sebesar (0.1695). Sedangkan pada tahun 2014 perhitungan Jensen index tertinggi terdapat pada reksadana Lutandhana Equity Agresif sebesar ( ) dan Lautandhana Proteksi X sebesar (0.1401).Model perhitungan Jensen terendah di wakili oleh reksadana Bahana Reksa Panin Terproteksi XV sebesar ( ). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi melambat pada tahun 2014 turun menjadi 5.02 persen.( suryowati, 2015) Gambar 4.1 Rata-Rata Kinerja Reksadana Terproteksi Konvensional Tahun Sharpe Treynor Jensen

19 82 Dari gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa kinerja reksadana terproteksi konvensional dengan menggunakan metode sharpe index dan Jensen index memiliki nilai rata- rata negatif. Jika di bandingkan dengan treynor index kinerja reksadana terproteksi konvensional memiliki rata- rata positif dan rata- rata tertinggi pada tahun 2014, hal ini menunjukkan metode treynor index mempunyai kinerja yang lebih baik daripada metode sharpe index dan Jensen index Model Sharpe Terproteksi syariah Pada tabel 4.2 ada sebagian reksadana terproteksi syariah yang memberikan nilai rata-rata pengembalian positif bila dihitung dengan menggunakan indeks sharpe ada juga sebagian hasil perhitungan sharpe index mempunyai nilai negatife yaitu Pada tahun 2012 nilai perhitungan sharpe indeks tertinggi adalah pada BNI-AM syariah Grenada Seri 2 yaitu sebesar (0.1253), Danareksa Proteksi Syariah sebesar (0.4046) dan reksadana lauthandana proteksi syariah 1 yaitu sebesar ( ). Hal ini di dukung oleh pernyataan (kamil, 2013 ) yang menjelaskan pada tahun 2012 pertumbuhan reksadana syariah berkembang pesat. 12 Reksadana syariah di terbitkan pada tahun ini. Sehingga banyak investor tertarik berinvestasi di reksadana syariah. Pada Tahun 2013 yaitu perhitungan sharpe tertinggi yaitu lauthandana proteksi syariah 1 sebesar ( ).Sedangkan pada tahun 2014 yaitu pada reksadana terproteksi syariah mandiri protected dynamic syariah seri 1 yaitu ( ).

20 83 Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri 1 sebesar ( ) pada reksadana Lauthandana Proteksi Syariah 1 memiliki nilai tingkat pengembalian yaitu sebesar ( ), meskipun reksadana tersebut bernilai negatife jika di bandingkan dengan reksadana terproteksi konvensional yaitu Lutandhana Equity Agresif dengan perolehan perhitungan sharpe index yaitu sebesar ( ) kinerjanya lebih bagus. Hal ini di dukung oleh pernyataan direktur Grace Handayani PT. Lauthandana investment management reksadana ini mendapatkan predikat terbaik kategori reksadana terproteksi terbaik award Model Treynor Terproteksi syariah Dapat diketahui bahwa Pada Tabel 4.4 hasil perhitungan Treynor index reksadana terproteksi Syariah nilai Treynor index tertinggi Pada tahun 2012 yaitu Mandiri Protected dynamic Syariah Seri 3 sebesar ( ), Bahana Syariah Protected fund 2 sebesar ( ) dan, BNI-AM Proteksi Syariah Grenada Seri 4 sebesar ( ). Pada tahun 2013 perhitungan nilai treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Bahana syariah protected fund 1 yaitu sebesar ( ). Sedangkan pada tahun 2014 nilai treynor index tertinggi yaitu pada reksadana Emco Terproteksi syariah sebesar sebesar ( ). Hal ini dikarenakan Nilai Aktiva Bersih (NAB), total NAB Reksa Dana Syariah pada 26 Desember 2012 mencapai Rp 7,95 triliun. (kamil, 2013) Model Jensen Terproteksi Syariah Pada Tabel 4.6 hasil perhitungan Jensen Index reksadana terproteksi Syariah nilai Jensen Index tertinggi Pada tahun 2012 yaitu Mandiri Protected Dynamic Syariah Seri 4 sebesar ( ), Mandiri Prtected Dynamic Syariah seri

21 84 1 ( ), BNI-AM syariah Grenada Seri 2 sebesar ( ). Hasil tersebut didukung oleh tingginya hasil perhitungan sharpe index BNI-AM syariah Grenada Seri 2 pada tahun Selanjutnya hasil perhitungan Jensen tertinggi yaitu Mandiri Protected dynamic Syariah Seri 3 sebesar ( ). Sedangkan pada tahun 2014 nilai Jensen index tertinggi yaitu pada Emco Terproteksi Syariah sebesar ( ) dan Bahana Syariah Protected fund 2 ( ). Sedangkan nilai terendah pada tahun perhitungan Jensen index yaitu pada reksadana Mandiri protected syariah 4 yaitu sebesar ( ). Hal ini dapat di artikan bahwa manajer investasi mandiri protected syariah 4 tidak mampu memperoleh imbal hasil di atas pasar. Gambar 4.2 Rata- Rata Kinerja Reksadana Terproteksi Syariah Tahun Sharpe Treynor jensen Sumber:data diolah Dari gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kinerja reksadana terproteksi syariah dengan menggunakan metode sharpe index, treynor index, Jensen index memiliki nilai rata- rata negatif. Akan tetapi kinerja reksadana

22 85 Jensen index memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan kinerja reksadana dengan menggunakan metode sharpe index, dan treynor index Hasil Uji Hipotesis kinerja Reksadana Terproteksi konvensional dan syariah dengan menggunakan independent sample t- test Dari hasil pengujian dengan menggunakan spss 16.0 for windows di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (equal variance not assumed) dari perbandingan sharpe index reksadana terproteksi konvensional dan syariah dapat diketahui dari tabel diatas bahwa nilai signifikan (0.2200) > α (0.05). Ini menunjukkan bahwa sharpe index tidak signifikan sehingga H01 diterima dan Ha di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode sharpe. Selanjutnya pada metode treynor index dapat diketahui bahwa nilai signifikan (0.3340) > α (0.05) ). Ini menunjukkan bahwa treynor index tidak signifikan sehingga H02 diterima dan Ha2 di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode treynor. Pada metode Jensen index dapat diketahui bahwa signifikan (0.8310) > α (0.05). Ini menunjukkan bahwa Ini menunjukkan bahwa tidak signifikan sehingga H03 diterima dan Ha3 di tolak artinya dari dua perbandingan tersebut tidak ada perbedaan antara kinerja reksadana konvensional dan syariah dengan menggunakan metode jensen. Hal ini di dukung oleh penelitian iin Qorina pasaribu (2011) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara reksadana syariah dan

23 86 konvensional menggunakan metode sharpe, treynor, jensen. Ini menunjukkan bahwa meskipun reksadana syariah baru muncul dapat mensejajarkan kedudukannya dengan reksadana konvensional. Ini merupakan salah satu bukti kemajuan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Selanjutnya pada penelitian Ali Ridho (2008) yang meneliti tentang Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dan Syariah dengan indeks Sharpe, Jensen, dan Treynor ( ) yang menjelaskan hasil secara keseluruhan menunujukkan tidak terjadi perbedaan secara signifikan pada tingkat α=0.05. Dari ketiga metode di atas menunjukkan bahwa antara reksadana syariah dan konvensional memiliki tingkat risiko yang sama dalam melakukan investasi di reksadana. Hal ini berbanding terbalik dengan dengan hasil penelitian Yudanik (2007) yang meneliti tentang Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Saham Konvensional dan Reksadana Saham Syariah dengan menggunakan metode sharpe,treynor dan jensen. Dalam penelitian tersebut reksadana saham memiliki kinerja yang lebih baik di bandingkan kinerja reksadamna saham syariah. Setelah diketahui kinerja masing- masing reksadana syariah dan konvensional dengan menggunakan metode sharpe index, treynor index, jensen index dapat diketahui bahwa reksadana memiliki peran penting dalam membangun perekonomian suatu Negara. Suatu Negara akan dapat melaksanakan pembangunan jika dana masyarakatnya sebagian besar dimanfaatkan untuk investasi Berkaitan dengan kegiatan investasi, ajaran agama islam sangat mendukung kegiatan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dala surat QS Al Hasyr 18 :

24 87 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Pada ayat tersebut Allah memerintahkan hamba- hambanya agar memperhatikan segala sesuatu yang dikerjakan hari ini untuk masa depannya. Makna ayat di atas sangat sesuai dengan pengertian investasi menurut Webster s New collegiate Dictionary yaitu make use for future benefits yang artinya memanfaatkan untuk masa depan. Dimana sesuatu yang dimiliki saat ini, dikorbankan ( disimpan) untuk dinikmati manfaatnya di waktu yang akan datang. Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya sehari- hari juga menerapkan perintah untuk berinvestasi. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh muslm dalam kitab shahihnya (Nomor hadits 2770). Aku melihat apa yang ada di bumi, kemudian sepertiganya aku sedekahkan, sepertiganya untukku dan keluargaku, dan sepertiganya aku kembalikan. (HR.Muslim). Sebagaimana yang di contohkan rosulullah SAW, sebagai seorang muslim kita dianjurkan agar melakukan investasi.

BAB III METODE PENELITIAN. ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web

BAB III METODE PENELITIAN. ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini tidak dapat di sebutkan karena memang penelitian ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web www.kontan.co.id,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN 1) Analisis atau Uji Asumsi Dasar (Uji Normalitas). Uji asumsi dasar digunakan untuk memberikan pre test, atau uji prasyarat awal terhadap suatu perangkat atau instrumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Sampel Penelitian Perusahaan industri jasa, sektor Property dan Real Estate mempunyai 2 sub sektor, yaitu sub sektor Property & Real Estate dan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 3 Juli Jakarta Islamic Index merupakan hasil

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 3 Juli Jakarta Islamic Index merupakan hasil 50 BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks syariah pertama di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri) 1. Musyarakah Data mentah dari penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan bulanan publikasi Bank Syariah Mandiri. Laporan

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun 2010-2015 Rosmalianti Oktaviani,B1021131094 ABSTRAK Reksa dana merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI PORTOFOLIO REKSADANA TERPROTEKSI (KONVENSIONAL DAN SYARIAH) MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, JENSEN

ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI PORTOFOLIO REKSADANA TERPROTEKSI (KONVENSIONAL DAN SYARIAH) MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, JENSEN ANALISIS PERBANDINGAN EVALUASI PORTOFOLIO REKSADANA TERPROTEKSI (KONVENSIONAL DAN SYARIAH) MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, JENSEN Nabillatus Sofi Fakultas Ekonomi Manajemen Uin Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 Perkembangan Reksadana Syariah 11,248.80 Jumlah 100 10,000 80 8,000 6,000 4,000 81 60 40 2,000 20 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 Perkembangan Reksadana Syariah 85 10,108.49 Jumlah 100 80 60 40 2,000 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sept. 2015 Reksadana

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo

Lebih terperinci

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LAMPIRAN 1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation 1.42907224 Most Extreme Differences Absolute.078 Positive.078 Negative

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keakuratan antara metode CAPM dan APT. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata

Total Aktiva Perusahaan Perbankan (dalam rupiah) NAMA PERUSAHAAAN Rata-rata Lampiran 1 Total Aktiva Perusahaan Perbankan 2009-2013 (dalam rupiah) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 316,547,02 9 225,541,32 8 404,285,60 2 469,899,284 551,336,790

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Jenis kelamin : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian pertama kali dikenalkan di Indonesia dengan mengacu kepada peraturan SK Menteri Keuangan No. 1548 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut : 45 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Dekriptif Dalam analisa data menggunakan teknik regresi sederhana, data sampel yang digunakan harus melalui uji asumsi klasik (normalitas data) terlebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Tengaran sebagai SMP Regular dan SMP Terbuka Tengaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD Negeri yang terletak di Desa Balesari dan Desa Campuranom, Kecamatan Bansari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Seperti kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Reksadana Jumlah 101 120 100 80 9.303,47 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah merupakan bagian dari ethical investment yang dirujukkan pada ajaran agama Islam.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, dan penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD Negeri Klero 01. Kelas V dibagi menjadi dua kelas paralel yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana yang terletak di Jl. Yos Sudarso 1 Salatiga. Sekolah ini mempunyai luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum PT Bank Mega Tbk Berawal dari sebuah usaha milik keuarga bernama PT Bank Karman yang dirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

Validitas & Reliabilitas (Sert)

Validitas & Reliabilitas (Sert) Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini diadakan di SD Negeri Gedong 02 kecamatan Banyubiru dan SD Negeri Gedong 03 kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dalam anggota Jakarta Islamic Index (JII). variabel harga saham dan volume perdagangan saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris adanya perbedaan rata-rata abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham (trading volume

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Perkembangan Reksadana 9.928,47 109 Jumlah 120 100 80 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2010 2011 2012 2013

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 28 September 2012 No Jenis Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Total NAB (Rp Miliar) 1 15 1,838.23

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan dana 11.451,32 74 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jan feb Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Perbandingan Jumlah Reksa Dana Perbandingan NAB (Rp. Miliar) Tahun Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Total % Reksa Dana Syariah Reksa Dana Konvensional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Dalam penelitian yang dimaksud dengan Analisis Statistik Deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV EVA (Economic Value Added) Uji Kolmogorov Smirnov EVA (Economic Value Added)

LAMPIRAN 1 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV EVA (Economic Value Added) Uji Kolmogorov Smirnov EVA (Economic Value Added) LAMPIRAN 1 UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV EVA (Economic Value Added) Uji Kolmogorov Smirnov EVA (Economic Value Added) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EVA N 15 Normal Parameters a Mean 1.12E12 Std. Deviation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data dalam penelitian ini merupakan data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di MAN Rejotangan. Data-data tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 20.000,00 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 Perkembangan Reksadana Syariah Jumlah 18.127,42 160

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Mei Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Mei Reksa Dana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 20.000,00 18.000,00 16.000,00 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0,00 Perkembangan Reksadana 18.179,07 150 Jan Feb Mar Apr

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Dukuh 03 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas

Lebih terperinci