Manufacturing Lead Time dari keempat jenis operasi proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut (Gaspersz, 2012, p. 11):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manufacturing Lead Time dari keempat jenis operasi proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut (Gaspersz, 2012, p. 11):"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem produksi Sistem produksi merupakan sistem integrasi yang memiliki komponen struktural dan fungsional dari suatu proses yang memberikan nilai tambah pada proses produksi yang mengubah input menjadi output yang memiliki nilai komersial (Gaspersz, 2012, p. 5). Dari segi tujuan perusahaan, sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 10): 1. Engineering To Order (ETO), yaitu produsen melakukan rekayasa mulai dari penyimpanan fasilitas sampai pembuatan untuk memenuhi pemesanan. 2. Assembly To Order (ATO), yaitu produsen membuat desain standar, modul-modul standar yang sebelumnya dan merakit sesuai kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen. 3. Make To Order (MTO), yaitu produsen menyelesaikan item akhirnya hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut. Item bersifat unik dan mempunyai desain sesuai pesanan, maka konsumen akan menunggu hingga produsen dapat menyelesaikannya. 4. Make To Stock (MTS), yaitu produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Manufacturing Lead Time dari keempat jenis operasi proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut (Gaspersz, 2012, p. 11): 4 Gambar 2.1 Lead Time dari bermacam jenis operasi proses produksi Perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) merupakan bagian dalam sistem produksi dimana difungsikan untuk mengendalikan aliran material yang masuk, mengalirkan dan mengeluarkan dari suatu sistem produksi untuk dapat memenuhi permintaan pasar dengan jumlah yang tepat, dan biaya produksi minimum. PPC dapat dibedakan menjadi dua hal pekerjaan yang saling berkaitan, yaitu: Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi. Oleh karena perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan asumsi (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 15). Sesuai dengan fungsinya, pengendalian produksi melakukan aktivitasaktivitas sebagai berikut, diantara: Mengukur realisasi dari rencana produksi; Membandingkan realisasi dengan rencana produksi; Mengamati penyimpangan yang terjadi baik yang dapat ditolerir maupun yang tidak dapat ditolerir; Menganalisa sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan Melakukan tindakan perbaikan dengan menghilangkan penyebab dan melakukan 4

2 penyesuaian-penyesuaian yang dapat mengkompensasikan penyimpangan yang terjadi (Nasution & Prasetyawan, 2008, pp ). 2.2 Peramalan (Forecasting) Peramalan merupakan suatu proses untuk memperkirakan jumlah kebutuhan di masa akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaaan barang ataupun jasa. Peramalan dalam horizon waktu diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 30): 1. Long Term, umumnya 2 sampai 10 tahun. 2. Medium Term, umumnya 1 sampai 24 bulan. 3. Short Term, umumnya 1 sampai 5 minggu. Tujuan utama dari peramalan adalah untuk meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa yang akan datang dengan mengkombinasikan pelayanan pesanan (order service) yang bersifat pasti, agar dapat diketahui total permintaan dari suatu item atau produk sehingga memudahkan dalam manajemen produksi dan inventori untuk menghasilkan sebuah keputusan (Gaspersz, 2012, p. 136). Peramalan diklasifikasikan menjadi dua yaitu bersifat subjektif dengan metode Delphi dan metode Pasar sedangkan yang bersifat objektif melalui metode ektrinsik (kausal) dan metode intrinsik yaitu analisis deret waktu (Time series). Analisa deret waktu sangat tepat digunakan untuk meramalkan permintaan yang pola permintaan di masa lalunya cukup konsisten dalam periode waktu yang lama dan tetap berlanjut. Beberapa analisis deret waktu (time series) (Nasution & Prasetyawan, 2008, pp ): Trend (kecenderungan), merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu yang terjadi saat ini, apakah permintaan tersebut memiliki kecenderungan naik, turun, atau konstan. Siklus (cycle), dimana permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik, biasanya lebih dari satu tahun, sehingga pola ini hanya berguna untuk peramalan menengah, dan jangka panjang. Musiman (season), tingkat permintaan dapat naik turun disekitar garis trend dan biasanya berulang setiap tahunnya. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, musim liburan panjang, dan hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodik setiap tahunnya. Variasi Acak (Random), dimana permintaan dapat mengikuti pola variasi secara acak karena faktor-faktor adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing, promosi khusus, dan lainnya. Permintaan yang mengikuti pola acak memiliki fleksibilitas dalam penentuan metode peramalannya, sehingga peramalan yang digunakan merupakan peramalan jangka panjang. Adapun metode peramalan yang digunakan berikut: 1. Metode Regresi Linier Metode regresi merupakan dasar garis kecenderungan untuk sesuatu persamaan, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal-hal yang akan diteliti pada masa yang akan datang. Untuk peramalan jangka pendek dan jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metode ini sangat baik (Ginting, 2007, p. 42). Formula untuk peramalan regresi linier, yaitu (Nahmias, 2009, pp ): 5

3 6 Dimana: = = perkiraan permintaan = nilai rata-rata dari permintaan = nilai tetap y bila x = 0 (merupakan perpotongan dengan sumbu y) = derajat kemiringan persamaan garis regresi = periode (waktu) = permintaan di periode i 2. Metode Exponential Smoothing Single Exponential Smoothing, dimana nilai ramalan pada periode t+1 merupakan nilai aktual pada periode t ditambah dengan penyesuaian yang berasal dari kesalahan nilai ramalan yang terjadi pada periode t tersebut. Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut (Nahmias, 2009, p. 67): Dimana : = data permintaan pada periode t = faktor atau konstanta pemulusan = peramalan untuk periode t Double Exponential Smoothing Satu Parameter (Brown Linear Method), merupakan metode yang hampir sama dengan metode linear moving average tetapi telah disesuaikan dengan menambahkan satu parameter (Ismail & Yeng, 2011, p. 1175). Dimana merupakan Single Exponential Smoothing, sedangkan merupakan Double Exponential Smoothing. Rumus perhitungan peramalan m untuk periode ke depan: Inisialisasi:, Double Exponential Smoothing Dua Parameter (Holt s Method), merupakan metode untuk time series dengan trend linear. Terdapat konstanta yaitu dan. Adapun rumusnya adalah sebagian berikut (Nahmias, 2009, p. 77):

4 Dimana: = nilai history demand = nilai intercept pada periode t = nilai peramalan = nilai slope pada periode t = nilai tetap smoothing pada intercept = nilai tetap smoothing pada slope, m = jarak antar waktu peramalan Untuk mengetahui tingkat akurasi kesalahan dari metode peramalan diatas digunakan salah satu pengukuran yaitu dengan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). MAPE dinyatakan sebagai berikut (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 35): 7 Dimana: = Permintaan actual pada periode t = Peramalan permintaan pada periode t = Jumlah periode peramalan yang terkait 2.3 Assembly Chart (AC) Assembly chart digunakan untuk menggambarkan aliran material dan keterkaitan antara bagian-bagian, schematic dan graphic models yang umumnnya akan dikembangkan dan digunakan dalam urutan perakitan dalam metode pembuatan produk (Rajput, 2007, p. 829). 2.4 Struktur Produk (Bill of Materials) Menurut Gaspersz (2012, p.229), bill of materials (BOM) merupakan cara komponen-komponen digabung dalam suatu produk manufaktur. Struktur produk memberikan petunjuk konversi suatu bahan baku menjadi komponen fabrikasi yang kemudian digabungan dengan komponen lain menjadi subassemblies yang digabungkan menjadi assemblies hingga menjadi sebuah produk. 2.5 Aggregate Planning Perencanaan agregat (Aggregate Planning) merupakan metode yang digunakan dalam perencanaan produksi untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan konsumen yang tidak pasti dan tidak jelas waktunya dengan mengoptimalkan penggunaan dari sumber daya (peralatan dan tenaga kerja) yang dimiliki sehingga dapat menekan biaya operasional perusahaaan (Nasution & Prasetyawan, 2008, pp ). 2.6 Master Production Schedule (MPS) Menurut Gaspersz (2012, p.220), MPS merupakan suatu perencanaan tentang produk akhir (parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan yang digunakan untuk memproduksi produk pada periode (waktu) tertentu. MPS difungsikan untuk dapat mengevaluasi jadwal-jadwal altenatif dalam hal kebutuhan kapasitas, menyediakan input untuk sistem MRP dan membuat manajer produksi untuk menghasilkan prioritas-prioritas untuk penjawalan produksi (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 104).

5 Tabel 2.1 Contoh Tabel MPS Item No : Description : Lead Time : Safety Stock : On hand : Demand Time Fences : Lot Size : Planning Time Fences : Period Past Due Forecast Costumer Order Project Available Balance Available to Promise Master Scheduled Sumber: (Gaspersz, 2012, p. 244) Penjelasan terkait informasi dalam tabel MPS adalah sebagai berikut: 1. Lead Time adalah banyaknya periode yang dibutuhkan untuk memproduksi atau membeli suatu item. 2. On Hand adalah stok inventory awal yang tersedia secara fisik. 3. Description menyatakan deskripsi material secara umum. 4. Lot Size, kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari perusahaan. 5. Safety Stock adalah stok pengamanan guna mencegah terhadap fluktuasi dalam peramalan, pemesanan singkat. 6. Demand Time Fence (DTF) merupakan batas waktu penyesuaian pemesanan, dimana perubahan demand tidak akan dilayani. 7. Planning Time Fence (PTF) merupakan waktu keseluruhan dari dari horizon waktu. 8. Period menampilkan banyaknya periode waktu yang ada dalam MPS. 9. Forecast sebagai hasil dari perencanaan produksi. 10. Customer Order (CO), jumlah order yang sudah diterima sebelumnya. 11. Project Available Balance (PAB) merupakan proyeksi on-hand inventory dari waktu ke waktu dan menujukkan status inventori setiap periode selama waktu horizon perencanaan MPS. Dimana PAB: Available To Promise (ATP), informasi digunakan bagian pemasaran untuk mampu memberikan jawaban yang tepat kepada pelanggan. ATP dapat dirumuskan sebagai berikut: 13. Master Schedule (MS), jadwal produksi yang diantisipasi (anticipated manufacturing schedule) untuk item tertentu. 2.7 Material Requirement Planning (MRP) Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item dependent demand, dimana permintaan cenderung discontinuous and lumpy. Item dependent demand adalah: bahan baku (raw material), parts, subassemblies, dan assemblies, yang semuanya disebut manufacturing inventories (Gaspersz, 2012, p. 266). Tujuan utama dari sistem MRP ialah menciptakan suatu rancangan sistem yang mampu menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat baik berupa pembatalan pesanan, pesan ulang, penjadwalan ulang. Ada empat kemampuan yang menjadi ciri utama

6 sistem MRP yaitu: menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, menentukan kebutuhan minimal setiap item, menentukan pelaksanaan rencana pemesanan dan menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 248). Menurut Lutfu & M. Nurettin (2010, p. 127) beberapa manfaat dari penerapan model MRP untuk mengembangkan operasi produksi dan perakitan dalam model fasilitas manufaktur, yaitu: Tingkat rendah pada proses persediaan. Memungkinkan jalur untuk kebutuhan komponen. Mengevaluasi kapasitas persediaan yang diusulkan dari jadwal induk. Memungkinkan pembagian waktu dari produksi. Tabel 2.2 Contoh Tabel MRP 9 Sumber: (Gaspersz, 2012, p. 271) Keterangan terkait informasi dalam tabel MPS adalah sebagai berikut: 1. BOM UOM (BOM unit of measure) satuan yang digunakan dalam material dibutuhkan. 2. Description, keterangan untuk penamaan material dalam BOM. 3. On Hand, status inventory untuk bahan baku atau produk. 4. Lot Size, kuantitas pesanan (order quantity) berdasarkan MRP. 5. Gross Requirement, total dari semua kebutuhan untuk setiap periode. 6. Scheduled Receipts, jadwal jika ada material tambahan yang datang diantara selama proses produksi. 7. Net Requirement, kekurangan material yang diproyeksikan untuk periode ini. 8. Planned Order Receipts, kuantitas pesanan pengisian kembali (pesanan manufaktur) yang telah direncanakan dalam MRP. 9. Planned Order Release, kuantitas planned orders yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode, untuk persediaan item yang dipesan. 2.8 Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Perencanaan kebutuhan sumber daya didefinisikan sebagai proses konversi dari setup time dan waktu proses (run time) ke dalam menentukan kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber-sumber daya yang kritis seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas penyediaan bahan baku dan parts, dan sumber daya keuangan (Gaspersz, 2012, p. 126). 2.9 Capacity Requirement Planning (CRP) Perencanaan kebutuhan kapasitas (CRP) dapat mengidentifikasi area yang melebihi (overload) yang berada dibawah kapasitas (underload) dengan

7 membandingan beban (load) yang ditetapkan pada work center melalui open and planned orders yang diciptakan oleh MRP dari kapasitas pada setiap pusat kerja yang tersedia dalam setiap periode waktu horizon perencanaan. Sistem CRP tidak dapat menciptakan, menjadwalkan ulang, atau menghapus pesanan apapun (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 290) Informasi Menurut Laudon & Laudon (2010 p. 46) informasi adalah data yang telah dibuat ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Informasi sebagai kumpulan fakta yang terorganisir sehingga dapat memiliki nilai tambah selain nilai fakta individu (Stair & W., 2010, p. 5) Sistem Menurut O'Brien & Marakas, (2011, p. 24) sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan juga menghasilkan output dalam proses transpormasi yang teratur Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyajikannya kembali untuk difungsikan sebagai hasil informasi yang dapat dipergunakan dalam penyelesaian masalah bisnis (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 6) System Analysis Analisis sistem merupakan sebuah proses pemahaman dalam menjelaskan secara merinci tentang apa yang ingin dicapai dari sebuah sistem informasi yang dibangun (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009) System Development Life Cycle (SDLC) System development life cycle merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur dan mengendalikan sebuah proyek. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 38) Unified Modeling Language (UML) UML adalah model standar dari perancangan dan notasinya yang melakukan pengembangan orientasi objek secara spesifik. Model-model komponen sistem yang berbasis Unified Modeling Language, terdiri dalam tujuh diagram, yaitu: use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram, communication diagram, package diagram, dan deployment diagram. Unified process adalah suatu metodologi pengembangan sistem berorientasi objek yang dikembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 61) Object Oriented Analysis and Design (OOAD) 1. Object Oriented Analysis (OOA) Analisis berorientasi objek merupakan penjelasan dari semua jenis objek yang melakukan pekerjaan di dalam suatu sistem dan menunjukkan interaksi user yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 60). 10

8 2. Object Oriented Design (OOD) Perancangan berorientasi objek merupakan penjelasan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan perangkat di dalam sistem, menunjukkan hubungan antar objek untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan mengolah definisi dari setiap jenis objek, sehingga objek dapat diterapkan dengan suatu lingkungan atau bahasa yang spesifik (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 60). 3. Object Oriented Programming (OOP) Pemprograman berorientasi objek merupakan penulisan pernyataan di dalam bahasa program untuk menggambarkan setiap jenis yang dilakukan oleh objek yang berjalan, termasuk pesan yang dikirimkan objek kepada satu sama lain (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 60) Requirement Analysis Hal-hal dalam masalah domain dari sistem menjadi perhatian karena suatu sistem informasi perlu menyimpan informasi tentang konsumen dan produk yang penting dalam menganalisis untuk mengidentifikasi seluruh informasi yang ada. Dalam pendekatan tradisional untuk pengembangan, hal ini sangat berkaitan dengan data dan jenis data yang disimpan sebagai kunci persyaratan untuk setiap sistem informasi (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 176). Berikut beberapa metode untuk menganalisis aktivitas objek, yaitu: 1. Activity Diagram Merupakan sebuah jenis diagram alur kerja yang menjelaskan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang user (sistem), user yang melakukan kegiatan atau aktivitas tersebut dengan alur yang berurutan dari aktivitas-aktivitas yang tersedia (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 141). Beberapa notasi yang digunakan yaitu: Activity Decisition Activity Transition Arrow Swimlane Starting Activity Ending Activity Synhronization Bar 2. Event Table Merupakan diagram UML dalam bentuk sebuah katalog yang menggunakan kasus dan berisi daftar peristiwa dalam baris dan kunci potongan informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 168). 3. Use Case Diagram Merupakan tempat sistem berjalan untuk menanggapi permintaan dari pengguna sistem dengan pendekatan berorientasi objek maupun tradisional. Use case diagram adalah model grapid yang merangkum informasi tentang actor dan use case (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, pp. 160, 243). Event Trigger Source Use Case Response Destination 4. Use Case Description Tabel yang mendeskripsikan daftar dan mengambarkan pengelolaan secara rinci yang digunakan dalam sebuah use case. Actor dalam diagram UML merupakan orang yang menggunakan sistem (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 171). 11

9 Use Case Name Scenario Triggering Event Brief Descrioption Actor Related Use Cases Stakeholders Flow of Events Exception Condition Pre-Condition Post-Condition 5. Domain Class Diagram Merupakan model diagram UML yang menjelaskan dan menggambarkan segala hal penting yang dikerjakan oleh user. Class diagram merupakan model diagram yang mendefinisikan class-class problem domain sehingga class diagram disebut juga domain class diagram (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, pp ). 6. Activity Data Matrix Merupakan matrik yang difungsikan untuk mengidentifikasi segala aktivitas dalam mengakses data yang ada dalam sistem database dengan mengunakan key word yaitu: Create, Read, Update, Delete (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 231). 7. State Transition Diagram State transition diagram merupakan sebuah diagram yang menunjukkan kehidupan dalam bagian dan transisi dengan mengidentifikasi beberapa objek dalam class diagram yang memiliki bagian dan status kondisi yang perlu ditelusuri (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 242). Notasi yang digunakan yaitu: Pseudostate State Destination State Transition Message Event Guard Condition 8. System Sequence Diagram (SSD) System sequence diagram merupakan sebuah diagram yang mendefinisikan input dan output, dan menunjukkan urutan interaksi pesan antara sebuah eksternal actor dan sistem selama penggunaan kasus atau skenario (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 242). Actor Lifeline Input Message Returned Value Object Optional Note 2.18 System Design Desain sistem adalah jembatan yang menempatkan kebutuhan bisnis dalam hal bahwa programmer dapat menggunakan untuk membuat aplikasi yang menjadi solusi sistem (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 423). 1. First-Cut Design Class Diagram First-cut design diagram merupakan pengembangan dari perluasan domain class-model digram dengan menggunakan dua langkah yaitu: menjelaskan pada atribut dengan tipe dan nilai awal, dan menambahkan panah navigation visibility (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 413). 2. Updated Design Class Diagram Updated design class diagram merupakan pengembangan dari setiap layer. Dalam view dan data access layer pada sequence diagram, harus ditambahkan beberapa class baru sebagai use case controller. Pada 12 12

10 updated design class diagram, method dapat ditambahkan untuk setiap class (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 457). 3. Completed Three-Layer Sequence Diagram Completed three layer sequence diagram (data access sequence diagram) merupakan sequence diagram yang telah dikembangkan dan dilengkapi hingga menampilkan hubungan sampai database (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 453). 4. Package Diagrams Package diagram merupakan high level diagram yang menampilkan hubungan semua class yang terkait. Notasi package diagram digambarkan sebagai persegi panjang. Nama dari package ditampilkan persegi panjang tersebut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 459). 5. Persistent Object Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p. 460) persistent object adalah kumpulan objek yang tersedia dan dapat digunakan oleh sistem secara terus menerus. 6. Storyboarding Merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk merancanng document dialog yang menampilkan urutan bagian-bagian dari tampilan aplikasi secara umum (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 546). 7. Design Interface and Database Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p. 531) user interface merupakan bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dengan user untuk membuat input-an dan menghasilkan output. Interface Design Standar merupakan standar dalam The Eight Golden Ruler dalam merancang antar muka pada suatu sistem pada organisasi, yaitu (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 541): 1. Strive for Consitency 2. Enable Frequent User to Use Shortcuts 3. Offer Informative Feedback 4. Design Dialogs to Yield Closure 5. Offer Simple Error Handling 6. Permite Easy Reversal of Actions 7. Support Internal Locus of Control 8. Reduce Short-Term Memory Load Database adalah sebuah kumpulan data yang disimpan secara terpusat untuk dapat dikelola dan dikendalikan serta menyimpan informasi tentang puluhan bahkan ratusan jenis entitas ataupun class (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, p. 488). 8. Deployment Enviroment and Application Architecture Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009, p. 291) Deployment enviromment merupakan konfirgurasi yang berfokus pada komponen sistem meliputi perangkat keras (hardware), sistem aplikasi (system software) dan jaringan (network). Software architecture merupakan beberapa arsitektur yang melibatkan dari struktur organisasi dalam system software yang baru dengan didukung oleh peralatan dan konfigurasi komputer (Satzinger, Jackson, & Burd, 2009, pp ): Single and multitier Computer Architecrture; Centralized and Distributed Architecture; Client/ Server Architecture; dan Three-Layer Client/ Server Architecture. 13

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi 2.1.1 Konsep Dasar Sistem Produksi Menurut Gaspersz (2012, p. 7), suatu proses dalam sistem produksi merupakan integrasi sekuensial dari tenaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Penelitian Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Mulia Knitting Factory Ltd. Mulai Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Data Time-Series Merupakan model yang meramalkan suatu nilai dengan mengambil data dari histori. Data histori ini dicatat dalam bentuk rentang periode seperti minggu, bulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Material Requirement Planning (MRP) Menurut Heryanto (1997, p193), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Pipa PVC Pada bab ini ditampilkan data-data penjualan pipa PVC yang diambil pada saat pengamatan dilakukan. Data yang ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Permintaan 2.1.1 Pengertian Manajemen permintaan didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusunan jadwal induk

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan) Peramalan merupakan upaya untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan digunakan untuk melihat atau memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Pemecahan 62 3.2 Penjelasan Flow Chart Metodologi Pemecahan Masalah Dari flow chart metodologi pemcahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Kerangka Pikir Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam bentuk diagram, adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Flow Diagram Kerangka Pikir Pemecahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan digunakan untuk mendukung pengolahan data yang dilakukan ataupun sebagai input dari setiap metode-metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Biegel (referensi 3), persediaan adalah bahan yang disimpan di dalam gudang yang kemudian akan digunakan untuk kelangsungan suatu proses produksi (bahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 60 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : 1. Data Kapasitas Produksi Adapun kapasitas produksi reguler perhari untuk satu lini produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Proses Produksi Produksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan sesuatu, sedangkan proses adalah suatu metode atau cara yang dilakukan. Menurut Assauri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Manajemen Permintaan Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE)

RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) RENCANA INDUK PRODUKSI (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) Pokok Bahasan: I. MPS II. Hubungan Production Plan dengan MPS III. Contoh MPS IV. Available to Promise (ATP) V. Perubahan MPS & Time Fences VI. Projected

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian dibuat untuk mengetahui urutan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan penjadwalan asesoris pada PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap pendahuluan sebelum memasuki bagian pengolahan data. Data yang dibutuhkan untuk pengolahan terlebih dahulu didokumentasikan.

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Teknologi menjadi elemen yang sangat penting dalam persaingan bisnis saat ini. Melalui implementasi teknologi, perusahaan dapat bersaing dalam persaingan bisnis dengan pemahaman, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN 4.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan pada perusahaan bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dan memecahkan masalah di perusahaan. Proses pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel Penelitian di sini merupakan suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238)

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238) GLOSSARY A Action expression, sebuah deskripsi tentang aktivitas yang akan dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:239) Activation lifeline, persegi vertikal pada sequence diagram yang mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sumberdaya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi Menurut Baroto (2002, p13), proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan BAB 3 METODOLOGI Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan beberapa metode yang masuk dalam kategori praktek terbaik untuk melakukan pengurangan jumlah persediaan barang

Lebih terperinci

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi Menurut Teguh Baroto (2002, p13), produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan sistem produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Persediaan 2.1.1.1 Definisi serta Tujuan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai sumber daya yang di simpan

Lebih terperinci

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT

CAPACITY PLANNING. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT., Dr. / Euis Nina S. Y., ST, MT CAPACITY PLANNING Modul ke: Definisi Kapasitas, Manajemen Kapasitas, Capacity Planning Factors, Bill of Capacity, dan Capacity Requirement Planning. Fakultas Pascasarjana Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT.,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produk Yang Dihasilkan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang memproduksi pipa berdasarkan pesanan (make to order), tetapi ada pula beberapa produk yang diproduksi

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bahan Baku Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan raw material merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan mengunakan alat-alat yang telah disiapkan. Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X

PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Widya, et al. / Perancangan Sistem PPIC Air Mineral di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 1, Januari 217, pp. 79-86 PERANCANGAN SISTEM PPIC AIR MINERAL DI PT. X Ferdian Rama Widya 1, Tanti Octavia 2 Abstract:

Lebih terperinci

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Agar tahapan penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis,maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia industri menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar konsumen terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 22 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Menurut Teguh Baroto (2002, p14), perencanaan dan pengendalian produksi (PPC) adalah aktivitas bagaimana mengelola proses produksi tersebut. PPC merupakan tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas produksi yang terjadi pada sebuah perusahaan tidak hanya terbatas pada hal yang berkaitan dengan menghasilkan produk saja, namun kegiatan tersebut erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DISPLAY BARANG DENGAN METODE AGREGAT PADA PD IMPRESSA MULIA Fitri Susianti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1 Landasan Teori Perencanaan kebutuhan material (material requirements planning) merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan inventori untuk item-item

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Produksi

Lebih terperinci

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X

Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Perencanaan Produksi dengan Mempertimbangkan Kapasitas Produksi pada CV. X Daniel Kurniawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: Production planning, capacity determination and objective value on CV. X only refers

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat dari departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Maintenance Dalam buku Maintenance Engineering Handbook (Hinggins, Mobley, & Smith, 2002) Mobley mengatakan bahwa perawatan tidak hanya tentang pencegahan, pemberian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN PRODUKSI 2.1.2 Forecasting Forecasting (peramalan) bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi Menurut Vincent Gaspersz (1998, p3) produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktifitas yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisikan mengenai analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan MRP Dolly pada satu tahun yang akan datang yang telah dibahas pada bab sebelumnya. 5.1 Analisa Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Darminto dan Julianty (2002: 52) mengatakan bahwa Analisis adalah penguraian suatu pokok atas sebagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP

USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP USULAN PENERAPAN MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) DI PT KSP Anggara Hayun 1 ; Johanda 2 1 Peneliti BPPT, Cibinong Science Center LIPI, Jln. Raya Bogor KM 46, Cibinong PO BOX 422, Bogor 43253 2

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ. Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) -EOQ Fakultas FEB Prepared by: Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Proses dalam MRP Bill of material (BOM)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS USULAN PENERAPAN MANUFACTURING REQUIREMENT PLANNING (MRP II) DI PT. HARAPAN WIDYATAMA PERTIWI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat) 102 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Peramalan Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proyeksi trend yang terdiri dari linier trend model, quadratic trend model, exponential growth curve trend

Lebih terperinci

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING

BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING BAB V MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING 5.1. Pengertian Material Requirements Planning (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda 2004-2005 Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT.INDOALUMINIUM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Nicholas Yulius Munandar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Persediaan Menurut Eddy Herjanto (1999, p 219-220), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Berikut merupakan variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : Data historis penjualan yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 3 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Produksi Agregat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang dengan sumber daya yang ada. Untuk melaksanakan fungsi

Lebih terperinci