TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN DI WILAYAH BOGOR RINI SUHARTINI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN DI WILAYAH BOGOR RINI SUHARTINI"

Transkripsi

1 TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN DI WILAYAH BOGOR RINI SUHARTINI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

2 ABSTRAK RINI SUHARTINI. Tahap-Tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan BERRY JULIANDI. Pubertas adalah reaktivasi sistem syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai oleh peningkatan hormon seks secara drastis. Pada perempuan manifestasi awal pubertas adalah terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Tanda umum yang digunakan untuk menentukan waktu terjadinya pubertas adalah menstruasi yang pertama kali terjadi (menarke) dan payudara mencapai tahap 2 (thelarke). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap kematangan seksual dan waktu terjadinya pubertas perempuan di wilayah Bogor berdasarkan usia menarke dan perkembangan payudara. Penelitian ini meneliti menarke, perkembangan payudara, tinggi badan, berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Perempuan Bogor mengalami menarke pada usia tahun, dengan rata-rata usia menarke yaitu 12.4±1.0 tahun. Berdasarkan perkembangan payudaranya perempuan di wilayah Bogor mencapai pubertas pada usia 12 tahun. Payudara matang perempuan Bogor rata-rata dicapai pada usia 15.56±1.33 tahun. Perempuan yang sudah mengalami menstruasi memiliki nilai IMT yang lebih tinggi dibandingkan dengan probandus yang belum mengalami menstruasi pada kelompok usia yang sama. ABSTRACT RINI SUHARTINI. Stages of female s sexual maturation in Bogor. Supervised by BAMBANG SURYOBROTO and BERRY JULIANDI. Puberty is the reactivation of central nervous system regulation of sexual development indicated by dramatic increase of sex hormones secretion. The earliest manifestation of puberty for female is acceleration in growth velocity. The common indications used to determine the timing of female puberty are thelarche and menarche. Thelarche is the first appearance of breast development defined as Tanner B2 stage and menarche is the occurrence of first menstruation. Aim of present research is to know the phases of sexual maturation and the time of female puberty in Bogor based on age of menarche and their breast development. It studies about menarche, breast development, hight, weight and Body Mass Index (BMI). Almoust all of the female in Bogor start their menarche at the age between years old, with the mean age of 12.4±1.0. Based on breast development, girls in Bogor reach their puberty on the age 12 years old and breast maturation on the age 15.56±1.33 year. The girl with menarche has a higher BMI than the one without it in the same group of age.

3 TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN DI WILAYAH BOGOR RINI SUHARTINI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

4 Judul Skripsi Nama NRP : Tahap-Tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor : Rini Suhartini : G Disetujui Pembimbing I Pembimbing II Dr. Bambang Suryobroto Berry Juliandi, M.Si. NIP NI Diketahui Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S. NIP Tanggal Lulus:

5 PRAKATA Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas segala rahmat serta limpahan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Bambang Suryobroto dan Berry Juliandi M.Si. atas bimbingan dan sarannya selama penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih ditujukan kepada kepala sekolah, guru dan siswi SD Kebon Pedes 1, SD Bina Insani, SD Kencana 1, SD Pengadilan 1, SD Pengadilan 2, SMPN 16, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 12, SMEA YKTB 2, SMU PGRI 1, SMUN 9, Bogor. Terima kasih kepada Ibu Taruni dan mbak Kanthi atas bantuan dan diskusinya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan untuk mbak Ani dan teh Isma yang telah membantu selama penyusunan naskah. Terima kasih juga untuk teman-teman di Laboratorium Zoologi atas kebersamaannya selama ini: Rut, Carwan, Arip, Indra, Nico dan seluruh teman-teman Biologi 40, serta sahabat setiaku Asih, salamah, Lutfi dan Budi. Di samping itu, penulis ucapan terima kasih kepada Hijrah atas perhatian dan bantuannya selama ini. Akhirnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ummi, dan kedua adikku: Ria Fitria dan Rita Puspita atas dukungan, semangat, kasih sayang serta doanya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2007 Rini Suhartini

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Juni 1985 dari pasangan bapak Royani dan ibu Ropiah sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1997 di MI IANATHUSHIBYAN Bogor. Pendidikan menegah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 16 Bogor. Pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor dan pada tahu yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Kegiatan studi lapang pernah pernah dilakukan pada tahun 2005/2006 bertempat di Situ Gunung, Sukabumi dengan topik Keragaman Mollusca di Situ Gunung. Kegiatan praktek lapang pernah penulis lakukan pada tahun 2006 mengenai Pembibitan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) di Pondok Bejo Fish Farm, Kemang Parung. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum perkembangan hewan pada tahun Pengalaman kerja di sebuah majalah pertanian Agropolitan sebagai penulis pada tahun 2006.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... vii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 BAHAN DAN METODE Probandus... 1 Menarke... 2 Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh... 2 HASIL Menarke... 3 Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh... 3 PEMBAHASAN Menarke... 5 Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh... 5 KESIMPULAN... 6 SARAN... 6 DAFTAR PUSTAKA... 6 LAMPIRAN... 8

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Asal wilayah probandus Jumlah probandus per kelompok usia Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan Pola perkembangan payudara (Marshall & Tanner 1969) Jumlah probandus yang sudah atau belum mengalami menstruasi per kelompok usia Tahap kematangan seksual (TKS) perempuan berusia 9 sampai 17 tahun di Wilayah Bogor berdasarkan tahap-tahap perkembangan payudara Deskripsi data tahap perkembangan payudara... 5

9 PENDAHULUAN Latar belakang Pubertas adalah reaktivasi sistem syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai oleh peningkatan hormon seks secara drastis. Pubertas merupakan kejadian berdurasi pendek (beberapa hari atau minggu) yang terjadi ketika fase juvenil berakhir (Bogin 1999). Pubertas memicu perubahan fisik yang merupakan perkembangan seksual sekunder, misalnya munculnya payudara pada perempuan dan rambut-rambut pubis (Fox 2002). Pubertas pada perempuan terjadi lebih awal dibanding laki-laki. Pada perempuan manifestasi awal pubertas adalah terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Akan tetapi, tanda umum yang digunakan untuk menentukan waktu terjadinya pubertas pada perempuan adalah payudara mencapai tahap 2 (thelarke) berdasarkan klasifikasi Tanner (Marshal & Tanner 1969) dan menstruasi yang pertama kali terjadi (menarke) (Parent et al. 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi usia terjadinya pubertas adalah genetik, nutrisi, dan kecenderungan sekuler (Palmert & Boepple 2001; Parent et al. 2003). Salah satu faktor genetik yang berpengaruh terhadap usia menarke adalah gen SHBG (sex hormon-binding globulin) (Xita et al. 2005) dan gen yang menyandikan reseptor estrogen α (Stavrou et al. 2002). Nutrisi mempengaruhi variasi usia terjadinya pubertas seperti yang dikemukakan oleh Bogin (1999) dan Parent et al (2003) bahwa remaja perempuan yang status gizinya baik mempunyai velositas pertumbuhan yang lebih tinggi dan usia menarke yang lebih cepat dibandingkan dengan remaja perempuan yang status gizinya buruk. Penelitian tentang pola pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pernah dilakukan oleh Ayumi (2002), Puspita (2004), dan Putra (2005), tetapi data tentang usia pubertas dan tahap-tahap kematangan seksual remaja masih kurang sehingga perlu ada penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian yang sudah ada. Selain itu, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku, mobilitas penduduknya terus meningkat, adanya pembangunan di bidang ekonomi yang diikuti oleh perubahan gaya hidup masyarakat. Perubahan-perubahan ini mempengaruhi proses kematangan seksual, sehingga diperlukan penelitian tentang waktu terjadinya pubertas dan tahap-tahap kematangan seksual remaja di Indonesia yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi warga negara Indonesia. Penelitian pertama tentang kematangan seksual ini diamati pada perempuan di Wilayah Bogor. Tujuan Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu terjadinya pubertas dan tahap-tahap kematangan seksual perempuan di Wilayah Bogor berdasarkan usia menarke dan perkembangan payudara. BAHAN DAN METODE Tahap-tahap kematangan seksual dapat diketahui dari perkembangan payudara. Perkembangan payudara disebabkan oleh adanya perkembangan pada sel lemak dan jaringan penghubung (Hoffman et al. 2006). Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa massa lemak merupakan faktor yang memfasilitasi waktu terjadinya pubertas pada perempuan (Zukauskaite 2005). Lemak itu sendiri sangat berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) karena tingginya IMT mengindikasikan lemak tubuh yang lebih tinggi (Bogin 1999). Nilai IMT adalah rasio berat badan (kg) terhadap kuadrat tinggi badan (m 2 ). Oleh karena itu, penelitian ini juga mengukur Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Probandus Probandus (orang yang diperiksa) pada penelitian ini adalah siswi SDN KEBON PEDES 1, SD BINA INSANI, SDN KENCANA 1, SDN PENGADILAN 1, SDN PENGADILAN 2, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 12, SMPN16, SMUN 9, SMA PGRI 1, dan SMEA YKTB 2 yang dibesarkan dan bertempat tinggal di Wilayah Bogor. Pengambilan contoh dilakukan dengan metode horizontal yang berarti setiap probandus mewakili kelas usia tertentu yang ada di dalam populasi Bogor. Probandus berasal dari 6 kecamatan di Kotamadya Bogor dan 9 kecamatan di Kabupaten Bogor (Tabel 1). Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya. Dalam penelitian ini, kisaran kelompok usia probandus adalah 9 sampai 17 tahun (Tabel 2). Pola pertumbuhan normal dapat diperoleh dari probandus yang sehat dengan latar belakang ekonomi yang baik sehingga dapat tumbuh secara optimal. Probandus pada penelitian ini memiliki latar belakang

10 ekonomi yang baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil kuisioner, yaitu sebanyak 89.72% keluarga memiliki pengeluaran konsumsi makanan per bulan melebihi Rp (Tabel 3). Pengeluaran keluarga untuk konsumsi makanan sebanding atau lebih besar dari upah minimum regional kota dan kabupaten di Wilayah Bogor. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020/Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2007, besar upah minimum Kota Bogor dan Kabupaten Bogor sebesar Rp dan Rp Menarke Usia menarke diperoleh dengan menggunakan metode status quo dan ingatan probandus. Metode status quo merupakan metode yang ditanyakan langsung kepada probandus untuk mengetahui apakah probandus sudah mengalami menstruasi atau belum. Sedangkan metode ingatan probandus adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pada usia berapa probandus mengalami menarke berdasarkan ingatannya. Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh Perkembangan payudara dapat diamati melalui klasifikasi Tanner (Marshall &Tanner 1969) yang diperlihatkan oleh Tabel 4. Payudara yang diamati adalah payudara sebelah kanan. Probandus yang diperiksa 2 diminta melepas penutup payudara agar pengamat dapat mengamati secara langsung. Pengamatan dilakukan secara langsung oleh penulis. Dimensi tubuh yang diukur meliputi tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh. Pengukuran Tinggi Badan (TB) menggunakan tongkat pengukur dan bidang vertikal sebagai bidang proyeksi. Probandus berdiri tegak, kaki rapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, bahu menyentuh bidang vertikal, dan bidang Frankfurt berada dalam posisi horizontal. Bidang Frankfurt adalah garis khayal yang melintasi meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah. Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur dengan tongkat pengukur sebagai tinggi badan badan. Berat Badan (BB) diukur dengan menggunakan timbangan badan berskala 0.5 kg. Probandus berdiri tanpa bantuan di tengah timbangan dengan santai tetapi tidak bergerak dan pandangan lurus ke depan (Putra 2005). Hasil pengamatan tahap payudara dan pengukuran antropometri dicatat pada data hasil pengukuran yang terdapat pada kuisioner penelitian (Lampiran 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2007 sampai Mei Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia Kelompok usia Jumlah Persentase (Tahun) Probandus (%) Tabel 1 Asal wilayah probandus Wilayah Kotamadya Bogor Jumlah Probandus Persentase (%) Bogor Utara Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal Kabupaten Bogor Ciomas Bojong Gede Sukaraja Kemang Tajur Halang Taman Sari Dramaga Gunung Putri Semplak Lainnya* Total *Kecamatan yang jumlahnya sedikit Jumlah Tabel 3 Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan JumlahPengeluaran Jumlah Persentase Probandus (%) n <Rp Rp < n < Rp Rp < n < Rp Rp < n <Rp n > Rp Total Keterangan: n = jumlah pengeluaran keluarga per bulan untuk makan

11 Tabel 4 Pola perkembangan payudara (Marshall & Tanner 1969) Tahap Payudara Gambar 1 Payudara dan papila rata 2 Payudara dan papila menonjol, diameter areola bertambah 3 Payudara dan areola membesar, batas antara papila dan areola semakin tidak jelas 4 Areola dan papila membentuk bukit kedua 5 Bentuk dewasa, yaitu papila lebih menonjol HASIL Menarke Jumlah probandus yang sudah mengalami menstruasi ada 66.17% dari total probandus yang ada. Kebanyakan probandus mengalami menarke pada usia tahun, dengan ratarata usia menarke, yaitu 12.4±1.0. Akan tetapi, berdasarkan informasi dari metode ingatan terdapat 14 orang probandus telah mengalami menarke pada usia 9 dan 10 tahun (Tabel 5). Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh Perempuan di Wilayah Bogor berdasarkan perkembangan payudara tahap 2 mencapai pubertas pada usia 12 tahun (Tabel 6). Hal ini sesuai jika dilihat dari rata-rata usia menarke perempuan Bogor di atas. Akan tetapi, ada satu orang yang mengalami pubertas terlambat yaitu, probandus berusia 13 tahun yang pola perkembangan payudaranya masih tahap 1 dan belum mengalami menstruasi. Di samping itu, ada dua orang yang mengalami pubertas sedikit terlambat. Pertama, probandus berusia 16 tahun yang mengalami menstruasi pada usia 14 tahun dengan nilai IMT sebesar (kg/m 2 ) tetapi pola perkembangan payudaranya masih tahap 3. Kedua, probandus berusia 17 tahun yang mengalami menstruasi pada usia 15 tahun dengan nilai IMT sebesar (kg/m 2 ) dan pola perkembangan payudaranya baru mencapai tahap 3 (Tabel 6). Perubahan dimensi tubuh terjadi saat pubertas. Peningkatan TB dari tahap 1 ke tahap 2 sangat signifikan, yaitu sebesar 8.63 %. Akan tetapi, peningkatan ini menurun dari tahap 2 sampai tahap selanjutnya, yaitu sebesar 1.94%-5.89%. Hal yang sama terjadi pada BB, peningkatan paling mencolok terjadi dari tahap 1 ke tahap 2 sebesar 36.55% sedangkan peningkatan yang terjadi pada tahap selanjutnya hanya berkisar antara 8.24%-16.99%. Peningkatan IMT yang paling mencolok dari tahap 1 ke tahap 2, yaitu sebesar 15.13%, peningkatan pada tahap 2 menuju tahap selanjutnya cenderung menurun, yaitu sebesar 5.04%-6.01% (Tabel 7). Dengan demikian, hasil yang diperoleh sesuai dengan pengamatan Parent et al. (2003) bahwa manifestasi awal pubertas pada perempuan adalah terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Probandus yang sudah mengalami menstruasi memiliki nilai IMT yang lebih tinggi dibandingkan probandus yang belum mengalami menstruasi pada kelompok usia yang sama. IMT probandus yang sudah mengalami menstruasi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia. Meskipun terdapat penurunan pada titik tertentu tetapi kecenderungannya akan terus naik. Penurunan disebabkan jumlah probandus yang kecil pada kelompok usia tersebut. Nilai IMT probandus yang belum menstruasi akan terus turun seiring pertambahan usia. Tampaknya ada ambang nilai IMT yang harus dicapai oleh probandus agar bisa mengalami menstruasi, 2 yaitu sebesar 19.5 kg/m (Gambar 1).

12 Tabel 5 Jumlah probandus yang sudah atau belum mengalami menstruasi per kelompok usia Usia Belum Usia menarke Menstruasi Total Keterangan: Usia menarke diperoleh dengan menggunakan metode status quo dan ingatan probandus 4 Tabel 6 Tahap kematangan seksual (TKS) perempuan berusia 9 sampai 17 tahun di Wilayah Bogor berdasarkan tahap-tahap perkembangan payudara Usia n Tahap Perkembangan Payudara Indeks massa tubuh (kg/m^2) belum menstruasi.. sudah menstruasi Rata-rata IMT belum menstruasi Δ Rata-rata IMT sudah menstruasi Kelompok usia (tahun) Gambar 1 Indeks massa tubuh perempuan yang belum dan sudah mengalami menstruasi.

13 Tabel 7 Deskripsi data tahap perkembangan payudara Parameter Tahap Perkembangan Payudara Usia (Tahun) 10.01± ± ± ± ±1.33 TB (cm) ± ± ± ± ±0.05 BT (kg) 25.39± ± ± ± ±6.87 IMT (kg/m2) 15.00± ± ± ± ±2.69 PEMBAHASAN Pubertas adalah reaktivasi sistem syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai oleh peningkatan hormon seks secara drastis dan merupakan kejadian berdurasi pendek (beberapa hari atau minggu). Pubertas terjadi ketika fase juvenil berakhir (Bogin 1999). Menarke dan thelarke merupakan tanda umum yang digunakan untuk menentukan waktu terjadinya pubertas (Parent et al. 2003). Usia pubertas bervariasi pada setiap individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi usia pubertas adalah nutrisi. Remaja perempuan yang status gizinya baik mempunyai velositas pertumbuhan yang lebih tinggi dan usia menarke yang lebih cepat dibandingkan dengan remaja perempuan yang status gizinya buruk (Bogin 1999; Parent et al. 2003). Menarke Menarke merupakan kejadian terakhir dalam rangkaian kejadian pubertas dan umumnya terjadi di antara tahap 3 dan tahap 4 dari pola perkembangan payudara (Hoffman et al. 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah probandus yang sudah mengalami menstruasi ada 66.17% dari total probandus yang ada. Kebanyakan probandus mengalami menarke antara usia tahun dengan rata-rata usia menarke adalah 12.4±1.0 tahun. Bogin (1999) menyatakan bahwa usia menarke terjadi di median 12.1 sampai 13.5 pada populasi yang sehat (range normal usia terjadinya menstruasi adalah 8 sampai 17 tahun). Rata-rata usia menarke perempuan Bogor dalam penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayumi (2002) dan Puspita (2004) yang menyatakan bahwa usia menarke adalah 12 tahun dan 11.9 tahun. Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh Pola perkembangan payudara perempuan di Wilayah Bogor mencapai tahap 2 berdasarkan klasifikasi Tanner (Marshall & Tanner 1969) pada usia 12 tahun. Akan tetapi beberapa anak telah mengalami perkembangan payudara pada usia 9 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan Brook (1995). Berdasarkan hasil penelitian ini ratarata usia thelarke perempuan di Wilayah Bogor adalah 11.06±1.24 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata usia thelarke perempuan di Wilayah Bogor sebanding dengan perempuan di Amerika Serikat, yaitu 11.15±1.1 tahun (Kaplowitz et al. 1999). Perkembangan payudara perempuan sangat cepat ketika memasuki fase pubertas. Hal ini disebabkan oleh perkembangan dari sel lemak dan jaringan penghubung lainnya. Perkembangan payudara juga berhubungan dengan peningkatan nilai IMT pada setiap kelompok usia (Hoffman et al. 2006). Lemak itu sendiri sangat berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) karena tingginya IMT mengindikasikan lemak tubuh yang lebih tinggi (Bogin 1999). Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara bersamaan seperti diperlihatkan oleh Tabel 7. TB, BB dan IMT meningkat seiring dengan peningkatan Tahap Kematangan Seksual (TKS) yang diamati melalui perkembangan payudara. Peningkatan TB yang paling mencolok terjadi dari TKS 1 ke TKS 2, yaitu sebesar 8.63%, lalu lajunya mulai menurun hingga 1.94%. Proses pertumbuhan tulang dipicu oleh hormon pertumbuhan dan Insulin Growth Factor (IGF) sebagai faktor pertumbuhan, yaitu IGF1 dan IGF2. Selain itu, proses pertumbuhan didukung oleh hormon dari tiroid, yaitu triiodothyronin. Pertumbuhan tulang terhenti jika bagian epifisis bersatu dengan diafisis. Proses penyatuan tersebut dipicu oleh hormon gonad seperti androgen dan estrogen (Bogin 1999). Chang (2000) menyatakan bahwa ada sinkronisasi antara usia menarke dan pertumbuhan skeletal. Kecepatan tumbuh dari tinggi badan melaju cepat satu tahun sebelum menarke, melambat dan berhenti sekitar satu tahun setelah menarke karena tertutupnya epifisis tulang panjang. Peningkatan BB pada saat pubertas, yaitu sebesar 36.55%, kemudian peningkatannya

14 menurun pada tahap selanjutnya, yaitu sebesar 8.24%. Peningkatan berat badan disebabkan oleh hormon estrogen yang mendukung penyimpanan lemak subkutan di payudara, panggul, bokong dan paha (Bogin 1999). Leptin merupakan protein kunci regulasi berat badan yang dibentuk di adiposa. Tingkat serumnya berhubungan dengan IMT pada prapubertas dan midpubertas (Kaplowitz et al. 2001). Pubertas ditandai dengan adanya peningkatan IMT (Palmert & Boepple 2001; Hoffman et al. 2006; Zukauskaite 2005). Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian, yaitu adanya lonjakan IMT dari TKS 1 ke TKS 2 sebesar 15.13%, pada saat itu anak menuju fase pubertas yang ditandai oleh adanya percepatan pertumbuhan. Hasil yang diperoleh sesuai dengan pernyataan bahwa. Dari TKS 2 menuju TKS selanjutnya terjadi peningkatan tetapi tidak mengalami lonjakan, yaitu antara 5.04%-6.01%. Pengaruh massa lemak juga terlihat dari IMT perempuan yang sudah mengalami menstruasi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang belum mengalami menstruasi pada kelompok usia yang sama. Perempuan akan mengalami menstruasi jika rata-rata nilai 2 IMTnya mencapai 19.5 kg/m dan berdasarkan hasil penelitian ini rata-rata IMT anak yang sudah mengalami menstruasi, yaitu kg/m (Gambar 1). Chang (2000) menambahkan bahwa Perempuan yang mengalami menstruasi lebih awal akan menjadi lebih tinggi, lebih berat, dan memiliki nilai IMT yang tinggi. Pubertas terlambat dapat terjadi jika sampai usia 13 tahun tidak ada perkembangan payudara atau belum mengalami menstruasi sampai usia 15 tahun. Penyebab pubertas terlambat adalah adanya kelainan pada fungsi hormonal dan adanya penyakit (Sanfilippo 2006). Pubertas terlambat terlihat pada Tabel 5. Palmert dan Boepple (2001) menambahkan bahwa pubertas terlambat dapat disebabkan oleh sejarah keluarga yang mengalami perkembangan pubertas terlambat dan diikuti oleh karakteristik pertumbuhan yang datar selama masa anak-anak. Hal tersebut menunjukan bahwa variasi tempo dari pertumbuhan dan pubertas dipengaruhi oleh variabel genetik dan lingkungan yang sangat kompleks. Dengan demikian berdasarkan perkembangan payudara dan waktu terjadinya menstruasi, pubertas perempuan terjadi pada usia 12 tahun. KESIMPULAN Perempuan Bogor mengalami menarke pada usia tahun, dengan rata-rata 12.4±1.0 tahun. Perempuan di Wilayah Bogor berdasarkan perkembangan payudaranya mencapai pubertas pada usia 12 tahun. Payudara matang perempuan Bogor rata-rata dicapai pada usia 15.56±1.33 tahun. Perempuan yang sudah mengalami menstruasi memiliki nilai IMT yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang belum mengalami menstruasi pada kelompok usia yang sama. SARAN Jumlah probandus masih kurang sehingga perlu ditambah lagi dan perlu adanya pengamatan terhadap rambut pubis, lemak tubuh, dan variasi bentuk payudara matang (tahap 5). DAFTAR PUSTAKA Parent AS et al The timing of normal puberty and the age limits of sexual precocity: variations around the world, secular trends, and changes after migration. Endo Jnls 24(5): Ayumi Pola pertumbuhan anak usia 5 sampai 15 tahun di Wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogin B Patern of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge: Cambridge Univ Pr. Brook CGD Precocious puberty. Clin Endocrinol 42: Fox SI Human Physiology. Ed ke-7. New York: Mc Graw-Hill. Gubernur Jawa Barat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1020/Bangsos/2006 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Hoffman et al Tanner staging of secondary characteristics and body composition, blood pressure, and insulin in black girls. Obes Res 13(12): Kaplowitz et al Reexamination of the age limit for defining when puberty Is precocious in girls in the united states: implications for evaluation and treatment. Pediatrics 104:

15 Kaplowitz et al Earlier onset of puberty in girls: relation to increased body mass index and race. Pediatrics 108: Marshall WA, Tanner JM Variations in patterns of pubertal changes in girls. Arch Dis Child 44: Palmert MR, Boepple PA Variation in the tming of puberty: clinical spectrum and genetic investigation. J Clin Endocrinol Metab 86: Puspita T Pola pertumbuhan Tinggi badan badan, berat badan, dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Putra HSE Pola pertumbuhan remaja usia 15 sampai 20 tahun di Wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Sanfilippo JS An update on female puberty. Pediatrics : Stavrou I, Zois C, loannidis JPA, Tsatsoulis A Association of polymorphisme of the esrogen reseptor α gene with the age of menarche. Hum repro 17(4): Chang SA, Tzeng SJ, Cheng JY, Chie WC Height and weight change across menarche of schoolgirls with early menarche. Arch Pediatr Adolesc Med 154: Terasawa E, Fernandez DL Neurobiological mechanisms of the onset of puberty in primates. Endo Rev 22: Zukauskaite et al Onset of breast and pubic hair development in 1231 preadolescent Lithuanian schoolgirls. Arch Dis Child 90: Xita N, Tsatsoulis A, Stavrou I, Georgiou I Association of SHBG gene polymorphism with menarche. Molehr repro 11(6):

16 LAMPIRAN

17 9 Lampiran 1 Formulir data pribadi. KUISIONER PENELITIAN POLA PERTUMBUHAN ANAK PEREMPUAN USIA 9 SAMPAI 17 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Nama : Jenis kelamin : Tempat & tanggal lahir : Anak ke- : dari bersaudara Alamat lengkap : Kelurahan : Kecamatan : Telepon : Pemberian ASI sampai usia : bulan Penyakit (jika ada) : Frekuensi makan per hari : kali Pada usia berapakah anda pertama kali mengalami menstruasi : tahun DATA ORANG TUA/WALI Nama ayah : Tempat & tanggal lahir ayah/usia ayah : Suku ayah : Pekerjaan ayah : Pendidikan tertinggi badan ayah : Penyakit ayah (jika ada) : Tinggi badan badan ayah : Berat badan ayah : Suku kakek dari pihak ayah : Tempat lahir/asal kakek dari pihak ayah : Suku nenek dari pihak ayah : Tempat lahir/asal nenek dari pihak ayah : Nama ibu : Tempat & tanggal lahir ibu/usia ibu : Suku ibu : Pekerjaan ibu : Pendidikan tertinggi badan ibu : Penyakit ibu (jika ada) : Tinggi badan badan ibu : Berat badan ibu : Suku kakek dari pihak ibu : Tempat lahir/asal kakek dari pihak ibu : Suku nenek dari pihak ibu : Tempat lahir/asal nenek dari pihak ibu : Pengeluaran keluarga per bulan untuk konsumsi makanan (pilih salah satu): 1. n < Rp Rp < n < Rp Rp n < Rp n Rp Rp n < Rp Keterangan: n = jumlah pengeluaran keluarga per bulan untuk makan DATA HASIL PENGUKURAN Pengukur : Fnum : Pencatat : Idnum : Tanggal : Waktu : Tinggi Badan (TB) : Pola Hirci : Berat badan (BB) : Tahap payudara :

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO i USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK CARWAN HERMAWAN.

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G

POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G34101022 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Maturasi Seksual Laki-laki

PEMBAHASAN. Maturasi Seksual Laki-laki 32 PEMBAHASAN Pubertas adalah reaktivasi system syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai oleh peningkatan hormon seks secara dratis dan merupakan kejadian berdurasi pendek, yang terjadi ketika

Lebih terperinci

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO i USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

Pubertas adalah masa transisi dari masa anak

Pubertas adalah masa transisi dari masa anak Artikel Asli Woro Indaryani, Rudy Susanto, JC Susanto Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Diponegoro RSUP. Dr. Kariadi Semarang Latar belakang. Usia awitan pubertas dapat dipakai untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,

Lebih terperinci

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016 ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016 Menarche adalah permulaan dari menstruasi dan merupakan salah satu tonggak penanda di kehidupan seorang gadis.

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pubertas merupakan suatu tahap penting dalam proses tumbuh kembang anak. Perubahan fisik yang mencolok terjadi selama proses ini, kemudian diikuti oleh perkembangan ciri-ciri seksual

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CHAID: KASUS DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ASTRI ATTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia tahun)

Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia tahun) LAMPIRAN 34 35 Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia 35 70 tahun) KUISIONER JANGKA REPRODUKSI PADA WANITA DI KAB. CIREBON DATA PRIBADI Tgl :... FNUM:... Nama Lengkap :... Tempat dan Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini terjadi masa pubertas yang merupakan keterkaitan antara proses-proses neurologis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa 63,4 juta diantaranya adalah remaja yang terdiri

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN PUBERTAS DAN PERBEDAAN USIA AWAL PUBERTAS PADA SISWA - SISWI SEKOLAH DASAR (Studi di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang)

GAMBARAN PERKEMBANGAN PUBERTAS DAN PERBEDAAN USIA AWAL PUBERTAS PADA SISWA - SISWI SEKOLAH DASAR (Studi di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang) GAMBARAN PERKEMBANGAN PUBERTAS DAN PERBEDAAN USIA AWAL PUBERTAS PADA SISWA - SISWI SEKOLAH DASAR (Studi di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang) Milka Noviananda Hardy*), Lintang Dian Saraswati **),

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SERTA INTERAKSI ANTARA Lactobacillus casei DAN Bifidobacterium longum TERHADAP Escherichia coli PADA SUMBER KARBON PATI DAN MI SAGU

PERTUMBUHAN SERTA INTERAKSI ANTARA Lactobacillus casei DAN Bifidobacterium longum TERHADAP Escherichia coli PADA SUMBER KARBON PATI DAN MI SAGU PERTUMBUHAN SERTA INTERAKSI ANTARA Lactobacillus casei DAN Bifidobacterium longum TERHADAP Escherichia coli PADA SUMBER KARBON PATI DAN MI SAGU TRIA MAULIANY PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

JANGKA REPRODUKSI WANITA DI KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT SEKARWATI SUKMANINGRASA

JANGKA REPRODUKSI WANITA DI KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT SEKARWATI SUKMANINGRASA JANGKA REPRODUKSI WANITA DI KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT SEKARWATI SUKMANINGRASA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Gambaran Tanda Pubertas pada Murid Sekolah Dasar

Gambaran Tanda Pubertas pada Murid Sekolah Dasar Artikel Asli Gambaran Tanda Pubertas pada Murid Sekolah Dasar Aditya Suryansyah RSAB Harapan Kita, Jakarta Latar belakang. Pubertas merupakan masa peralihan dari anak menjadi dewasa. Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANDA-TANDA SEKS SEKUNDER REMAJA SMPN 4 BANGLI DESA PENGOTAN KECAMATAN BANGLI.

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANDA-TANDA SEKS SEKUNDER REMAJA SMPN 4 BANGLI DESA PENGOTAN KECAMATAN BANGLI. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANDA-TANDA SEKS SEKUNDER REMAJA SMPN 4 BANGLI DESA PENGOTAN KECAMATAN BANGLI. Muliani, Mangku Karmaya, Yuliana, I Gusti Ayu Widianti, Gede Nyoman Wardana, Wayan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPOSISI TUBUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN SEKSUAL PADA REMAJA PUTRI DI PERKOTAAN DAN PERDESAAN

HUBUNGAN KOMPOSISI TUBUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN SEKSUAL PADA REMAJA PUTRI DI PERKOTAAN DAN PERDESAAN ISSN 1978-1059 Jurnal Gizi dan Pangan, November 2013, 8(3): 181 186 HUBUNGAN KOMPOSISI TUBUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN SEKSUAL PADA REMAJA PUTRI DI PERKOTAAN DAN PERDESAAN (The Association between

Lebih terperinci

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran 14 HASIL Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung dapat mempengaruhi daur alamiah menstruasi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Pubertas merupakan suatu periode perkembangan transisi dari anak menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan hasil tercapainya kemampuan reproduksi.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI SAAT MENGALAMI MENARCHE DI SMP JAYA KRAMA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS Oleh FERIKA DESI 147032005/IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Pubertas

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Pubertas 4 TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Pubertas Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut Biro Pusat Statistik (2006), remaja merupakan kelompok usia dengan

Lebih terperinci

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang remaja akan tumbuh dan berkembang menuju tahap dewasa. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga tahap antara lain masa remaja awal

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI

PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI PENGARUH PENGGUNAAN ANTI TRANSPIRASI DAN MEDIA TRANSPORTASI TERHADAP MUTU BIBIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SETELAH TRANSPORTASI Oleh : ANUM PETALARIFARRDHI A 34303057 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. GENERASI F0 BAMBANG KUSMAYADI GUNAWAN SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH

PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH PEMODELAN USIA MENARCHE DENGAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN METODE CHAID Studi Kasus pada Siswi SMP di Kota Depok SILVANA SYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.

Lebih terperinci

DATA PRIBADI :... :... bulan

DATA PRIBADI :... :... bulan LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner data pribadi probandus INSTITUT PERTANIAN BOGOR Gedung Fapet Lt. 5 Wing 1 Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, 16680 Telp/fax. (0251) 8622833 PENELITIAN JANGKA REPRODUKSI PADA

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA PROGRAM STUDI S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh : AYU TRI PRATIWI A14204027 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja putri merupakan salah satu sarana dalam program kesehatan reproduksi yang dicanangkan Departemen Kesehatan RI, oleh karena itu harus mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY 1 POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN (Studi Kasus di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan) Oleh: MUTIARA PERTIWI A14304025 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENDEDERAN LOBSTER AIR TAWAR CHERAX QUADRICARINATUS PADA BERBAGAI KEPADATAN DALAM AKUARIUM DENGAN LANTAI GANDA, SERTA PENERAPAN SISTEM RESIRKULASI DEDY AKBAR SKRIPSI PROGRAM

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK

POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK Abstrak Pola pertumbuhan tinggi dan berat badan merefleksikan status nutrisi dan kondisi kesehatan suatu populasi. Penilaian pola pertumbuhan dan status nutrisi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Oleh: NORTHA IDAMAN A 14105583 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR

METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR METODE MEMPERTAHANKAN KUALITAS DAN KUANTITAS ASAM RIBONUKLEAT (RNA) TANAMAN M. REZEKI MUAMMAR PROGRAM STUDI BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 i HUBUNGAN STATUS GIZI, STRESS, OLAHRAGA TERATUR DENGAN KETERATURAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA ST. THOMAS 2 MEDAN TAHUN 2014 OLEH: RANI LESTARI B. 110100128 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN i PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN ASRINISA RACHMADEWI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE

ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE ABSTRAK OBESITAS MENINGKATKAN RISIKO KANKER PAYUDARA PADA WANITA POSTMENOPAUSE Clara Santi Trisnawati, 2007 Pembimbing : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S Obesitas dan kanker payudara merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI Oleh YORI AKMAL A14302024 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME (Osphronemous gouramy Lac.) PADA MEDIA PEMELIHARAAN BERSALINITAS 3 ppt ADHI KURNIAWAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN LAUT JAWA. Gambar 5 Peta wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon.

METODE PENELITIAN LAUT JAWA. Gambar 5 Peta wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon. 12 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Desember 2010. Lokasi penelitian di Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat yang meliputi 12 kecamatan dan terdiri

Lebih terperinci

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410

AFIKA DWI KISSWARDHANI J410 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, TINGKAT PAPARAN MEDIA MASSA DAN FAKTOR KETURUNAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUBAH KABUPATEN BATANG Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG.

Universitas Lampung. Abstrak CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND MENARCHE AGE IN TEENAGE GIRLS AT SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 22 Bandar Lampung Sylvia V 1), Fitria Saftarina 2) Email: s8182830@gmail.com 1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung,

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR Oleh : Adisty Wulandari G34102043 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT 2 067777 DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN 100100398 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam siklus kehidupan setiap manusia terdapat suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan suatu tahap perkembangan dari masa anak anak menuju masa dewasa akan terjadi perubahan fase kehidupan dalam hal fisik, fisiologis dan sosial (WHO,

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR 63 PENGARUH POLA ASUH BELAJAR, LINGKUNGAN PEMBELAJARAN, MOTIVASI BELAJAR DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR KARTIKA WANDINI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC.

PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC. PENGARUH PADAT PENEBARAN 10, 15 DAN 20 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus goramy LAC. UKURAN 2 CM Oleh : Giri Maruto Darmawangsa C14103056 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A14105608 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RUDIANSYAH. Evaluasi

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan)

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia

Lebih terperinci

PENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN. Oleh MOHAMAD SUJAI F

PENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN. Oleh MOHAMAD SUJAI F PENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN Oleh MOHAMAD SUJAI F14103038 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 6 Gorontalo didirikan pada tahun 1951 dan mulai beroperasi pada tahun 1979. Sekolah yang beralamat di jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

ABSTRAK KORELASI BERAT BADAN LAHIR DAN USIA MENARCHE

ABSTRAK KORELASI BERAT BADAN LAHIR DAN USIA MENARCHE ABSTRAK KORELASI BERAT BADAN LAHIR DAN USIA MENARCHE Cristika, 2016. Pembimbing I : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC Pembimbing II : Stella Tinia, dr., M.Kes., IBCLC Esensi fetal programming theory

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK (Kasus : Perokok Aktif di Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Kotamadya Jakarta Selatan) Oleh DYAH ISTYAWATI A 14202002 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

OLEH : CHOIRUL ANNA NUR AFIFAH

OLEH : CHOIRUL ANNA NUR AFIFAH STATUS GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRl SMU DAN SMK Dl KOTA BOGOR DlKAlTKAN DENGAN KESIAPAN REPRODUKSI OLEH : CHOIRUL ANNA NUR AFIFAH PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP UMUR SIMPAN MINUMAN BERAROMA APEL. Oleh : DEWI RATIH PUJIHASTUTI F

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP UMUR SIMPAN MINUMAN BERAROMA APEL. Oleh : DEWI RATIH PUJIHASTUTI F PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP UMUR SIMPAN MINUMAN BERAROMA APEL Oleh : DEWI RATIH PUJIHASTUTI F34103016 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN INFORMASI PRAKIRAAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG SISTEM USAHA TAMBAK UDANG DAN GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU KIKI KARTIKASARI

POTENSI PEMANFAATAN INFORMASI PRAKIRAAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG SISTEM USAHA TAMBAK UDANG DAN GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU KIKI KARTIKASARI POTENSI PEMANFAATAN INFORMASI PRAKIRAAN IKLIM UNTUK MENDUKUNG SISTEM USAHA TAMBAK UDANG DAN GARAM DI KABUPATEN INDRAMAYU KIKI KARTIKASARI DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON

HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON HUBUNGAN BEBERAPA PARAMETER KEGEMUKAN DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 SUMBER, KABUPATEN CIREBON Dian Fajriyah Pangestika*), Apoina Kartini**), Martha Irene Kartasurya**) *) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR Oleh : Wida Handini C34103009 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi pertama (darah yang pertama kali keluar dari vagina) yang dialami oleh remaja putri disebut sebagai menarche. Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI i PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP WAKTU PINGSAN DAN PULIH IKAN PATIN IRVAN HIDAYAT SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A

POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE Nita Monica Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Menarche adalah menstruasi pertama di tengah masa pubertas yang terjadi di awal masa remaja.

Lebih terperinci

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Lampiran 1. Tes Status Gizi Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Peralatan tes antara lain:

Lebih terperinci

PENGARUH CAHAYA TERHADAP SENYAWA ANTIBAKTERI DARI Chaetoceros gracilis

PENGARUH CAHAYA TERHADAP SENYAWA ANTIBAKTERI DARI Chaetoceros gracilis PENGARUH CAHAYA TERHADAP SENYAWA ANTIBAKTERI DARI Chaetoceros gracilis Oleh : Teguh Muhamad Akbar C34102006 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO. Oleh : DONNY ANDRIANA A

PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO. Oleh : DONNY ANDRIANA A PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN GIBERELIN TERHADAP KUALITAS TUNAS PISANG FHIA-17 IN VITRO Oleh : DONNY ANDRIANA A34301064 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a

ABDUL HOYYI. T e s i s Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada P r o g r a m S t u d i S t a t i s t i k a KEEFEKTIFAN PRAUJIAN NASIONAL SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMEA NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA SELATAN 06 PADA TAHUN AKADEMIK 2004/2005 ABDUL HOYYI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI

PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI PEMBENTUKAN PASSAGE DALAM QUESTION ANSWERING SYSTEM UNTUK DOKUMEN BAHASA INDONESIA SYAHRUL FATHI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya. oleh: EUIS HANDAYANI G

PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya. oleh: EUIS HANDAYANI G PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya oleh: EUIS HANDAYANI G74103034 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. A. HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang mengenai hubungan status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri yang dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci