MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI"

Transkripsi

1 MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN METODE DEMOLISI PADA PROYEK KONSTRUKSI Lathiful Wafiq 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia 1) : wafiq.lathiful@yahoo.com ABSTRAK Untuk dapat tetap melaksanakan proyek konstruksi di lokasi yang sudah berdiri sebuah bangunan, maka dilakukan pembongkaran atau demolisi. Dengan lokasi proyek dan kondisi bangunan yang berbeda, pelaksanaan demolisi akan berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model sebagai alat bantu pengambilan keputusan pemilihan metode demolisi yang tepat untuk tipe proyek tertentu. Perbandingan berpasangan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) disusun untuk mengukur hubungan antar-kriteria yang bertentangan yaitu ketersediaan sumber daya, resiko dan dampak, sisa material, waktu serta biaya yang disimulasikan ke dalam delapan tipe proyek demolisi berdasarkan lokasi, kompleksitas dan kandungan bangunan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pemilihan metode demolisi yang paling tepat untuk tipe proyek tertentu. Dalam kondisi normal metode top-down manual dinilai paling tepat untuk diterapkan di tipe proyek dengan struktur sederhana, tidak terpengaruh jarak bangunan maupun kandungan di dalamnya. Untuk struktur kompleks dengan lokasi padat paling tepat bila diterapkan metode top-down mesin karena tidak banyak membutuhkan ruang pergerakan serta tidak terpengaruh kandungan bangunan. Untuk proyek berstruktur kompleks dan mengandung B3 namun lokasi renggang, paling tepat digunakan alat berat karena masih terdapat cukup ruang pergerakan selama proses pembongkaran. Sedangkan pada lokasi renggang, struktur bangunan kompleks dan tidak mengandung B3, pilihan paling tepat adalah menggunakan peledak. Kata Kunci: Pembongkaran, Metode Demolisi, Pengambilan keputusan, AHP. PENDAHULUAN Pelaksanaan proyek konstruksi umumnya dilaksanakan pada lahan kosong namun tidak menutup kemungkinan pada lokasi yang sudah berdiri suatu bangunan di atasnya. Untuk dapat melaksanakan proyek konstruksi di lokasi yang terdapat bangunan, dilakukan pembongkaran atau demolisi baik sebagian maupun seluruh bagian bangunan yang sudah ada. Dalam Demolition Work Code of Practice (2015), pekerjaan demolisi berarti menghancurkan atau membongkar struktur atau bagian dari struktur yang bebannya terintegrasi dengan struktur yang lain, namun tidak termasuk: a. Pembongkaran bekisting, perancah, scaffolding atau struktur lain yang digunakan untuk memberi dukungan, akses atau penahan selama pekerjaan konstruksi, atau b. Pembongkaran sumber listrik, tiang lampu atau telekomunikasi. Pembongkaran atau demolisi dilakukan untuk berbagai macam jenis bangunan yang memiliki tujuan dan dampak yang beragam pula. Seperti dalam penelitian Islami (2014), bahwa bangunan Pasar Turi Tahap III yang terbakar habis pada 2012 akan dibongkar dan B-1-1

2 dibangun kembali menjadi Pasar Modern karena berdasarkan hasil survei struktur menunjukkan bahwa bangunan lama sudah tidak layak dipakai. Belum ada aturan baku yang memayungi pelaksanaan pekerjaan pembongkaran atau demolisi di Indonesia, namun hal tersebut tetap dilaksanakan dengan berbagai alasan. Secara umum, bangunan gedung dapat dibongkar apabila: a. tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki; b. dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan dan/atau lingkungannya; c. tidak memiliki izin mendirikan bangunan (UU bangunan Gedung, 2002). Setiap bangunan yang akan dibongkar umumnya unik bila baik dilihat dari lokasi, struktur utama maupun fungsinya dan akan berpengaruh terhadap pemilihan metode demolisi. Untuk dapat memperoleh metode yang paling sesuai, perlu dilakukan penelitian mengenai model pengambilan keputusan dalam pemilihan metode demolisi dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria terkait dengan kondisi proyek. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah membuat model pengambilan keputusan pemilihan metode demolisi yang paling efektif sesuai dengan jenis bangunan dan kondisi lokasi atau karakteristik proyek yang berbeda-beda. Berdasarkan fungsinya bangunan gedung terdiri dari bangunan hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta bangunan khusus (UU Bangunan Gedung, 2002). Bangunan gedung juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat resiko kebakaran, zonasi gempa, lokasi, ketinggian, dan kepemilikan (PP Bangunan Gedung, 2005). Sedangkan menurut Mulyono (2000), gedung bertingkat dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu rendah (<10 m), menengah (<20 m) dan tinggi (>20 m). Pembongkaran bangunan dapat dilaksanakan dengan dua macam cara berdasarkan jenis bahan atau alat yang digunakan, yaitu dengan bahan peledak dan non peledak. Pembongkaran bangunan secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu kondisi lapangan, tipe struktur, usia dan ketinggian bangunan yang akan dibongkar (Islami, 2014). Dalam penelitian Arham (2003), pekerjaan demolisi perlu mempertimbangkan karakteristik struktur, kondisi lokasi, pengalaman sebelumnya, sisa material, serta waktu dan biaya. Sedangkan menurut Coelho (2009), pemilihan metode demolisi lebih dipengaruhi biaya instalasi lokasi, operasi alat, transportasi sisa material, upah, serta nilai sisa material. Pengelompokkan metode pembongkaran diperoleh dari studi terhadap Demolititon Work Code of Practice (2015) standar Australia dan Code of Practice for Demolition of Building (2004) standar Hongkong, yaitu: 1. secara manual Pada metode ini proses pembongkaran mengutamakan tenaga manusia dalam mengoperasikan peralatan tangan antara lain palu godam, jack hammer atau hand breaker. 2. menggunakan mesin Penggunaan mesin dengan beberapa ujung yang dapat diganti sesuai dengan kebutuhan pembongkaran sebagai alat bantu dalam membongkar bangunan. Metode ini menggunakan mesin/alat berat yang diangkat oleh mobile crane ataupun tower crane ke bagian paling atas bangunan. Gambar 1. Metode Menggunakan Mesin B-1-2

3 3. Peralatan mekanikal Secara umum prinsip penggunaan mesin/peralatan berat dalam metode ini adalah pengoperasiannya dari tanah dengan jarak aman tertentu antara mesin dan bangunan yang akan dibongkar serta memanfaatkan penggunaan lengan ayun yang panjang sebagai alat bantu pembongkaran. Gambar 2. Metode Penggunaan Peralatan 4. Bahan peledak Metode ini memanfaatkan beban sendiri bangunan untuk meruntuhkan keseluruhan bangunan. Dengan menggunakan bahan peledak ataupun bahan kimia, dilakukan pengurangan kekuatan pada struktur utama bangunan di bagian bawah sehingga menjatuhkan bagian atas bangunan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksploratif dikarenakan adanya keterbatasan informasi mengenai situasi yang dihadapi dan isu penelitian sejenis yang diselesaikan di masa lalu terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam memilih metode pembongkaran. Urutan dalam penelitian digambarkan dalam alur berikut ini: Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Metode Pengumpulan Data Sebagai sebuah studi eksploratif, data primer diambil dari survei pendahuluan terhadap beberapa praktisi dengan data yang diperoleh berupa pendapat dan pengalaman dalam pelaksanaan pembongkaran. Selain itu, pada saat pelaksanaan penelitian juga dilakukan penyebaran kuisioner kepada para project manager dan praktisi yang berpengalaman atau yang dianggap memahami pekerjaan demolisi yang hasilnya akan diolah lebih lanjut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur berbagai sumber untuk mengumpulkan dasar teori dan pemahaman umum serta variabel-variabel penelitian terdahulu. B-1-3

4 Dari beberapa penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pemilihan metode demolisi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, maka dilakukan pengelompokkan ulang terhadap faktor-faktor utama atau kriteria yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan pemilihan metode demolisi yaitu: 1. Sumber daya (SD) meliputi ketersediaan peralatan dan tenaga ahli; 2. Resiko dan dampak (RD) meliputi K3, kebisingan, debu, getaran, dan proteksi bangunan; 3. Sisa material (SM) meliputi material untuk didaur ulang ataupun dibuang; 4. Waktu (W) meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pembersihan; 5. Biaya (B) meliputi transportasi alat, upah pekerja, dan pembuangan limbah. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan terhadap para praktisi untuk memperoleh gambaran umum terhadap pelaksanaan pembongkaran bangunan di Surabaya ataupun pengalaman melakukan pembongkaran bagunan di lokasi lain. Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara langsung tentang data gedung yang dibongkar, metode pelaksanaan yang dipilih, serta alat yang digunakan pada pekerjaan tersebut. Penyebaran Kuisioner Kuisioner berisi pertanyaan umum terkait kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan metode pembongkaran dengan skala pengukuran berdasarkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Saaty (1994). Metode AHP merupakan kerangka pengambilan keputusan secara efektif terhadap persoalan yang kompleks dengan membagi persoalan ke dalam bagian-bagian, menata variabel ke dalam susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif untuk mendapatkan variabel yang memiliki prioritas paling tinggi (Rusli, 2013). Berikut adalah susunan hirarki yang dimaksud: Gambar 4. Susunan Hirarki Pemilihan Metode Demolisi Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang memiliki pengalaman atau memahami pelaksanaan pembongkaran. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak (stratified random sampling) dengan populasi yang dikategorikan ke dalam strata yang sama dalam hal jabatan ataupun pengalaman sehingga diharapkan sampel dapat mewakili populasi para pakar konstruksi yang ada pada perusahaan konstruksi di Surabaya. B-1-4

5 Dengan susunan hirarki di atas, para responden diminta untuk memberikan penilaian pada delapan karakteristik proyek demolisi yang dikelompokkan berdasarkan jarak dengan bangunan lain, kompleksitas struktur bangunan, serta jenis bahan yang terkandung di dalamnya. Berikut delapan karakteristik proyek tersebut: Tabel 1. Karakteristik Proyek Demolisi Tipe Karakteristik Lokasi/Jarak Kompleksitas Struktur Kandungan A Renggang Sederhana Non B3 B Padat Sederhana Non B3 C Renggang Sederhana Mengandung B3 D Padat Sederhana Mengandung B3 E Renggang Kompleks Non B3 F Padat Kompleks Non B3 G Renggang Kompleks Mengandung B3 H Padat Kompleks Mengandung B3 Proyek demolisi dapat digolongkan berlokasi renggang jika jarak dengan bangunan lain lebih dari setengah tinggi bangunan yang akan dibongkar, begitupun sebaliknya. Sedangkan bangunan yang akan dibongkar dapat disebut sederhana jika merupakan bangunan low-rise building atau maksimal terdiri dari tiga lantai (<10 m), dan juga sebaliknya. HASIL DAN PEMBAHASAN Seluruh responden memberikan penilaian perbandingan tingkat kepentingan antarkriteria pada urutan hirarki kedua terhadap goal atau tujuan yang ingin dicapai dan antaralternatif pada urutan hirarki ketiga terhadap masing-masing kriteria. Seluruh penilaian disimulasikan terhadap delapan jenis atau tipe proyek yang telah dikelompokkan berdasarkan jarak dengan bangunan lain, kompleksitas struktur bangunan, serta jenis bahan yang terkandung di dalamnya. Jawaban yang diperoleh akan bervariasi tergantung dengan tingkat pemahaman para responden, yang kemudian akan dirata-ratakan. Hasil analisis data primer yang dihitung secara manual menggunakan metode perbandingan berpasangan Analytic Hierarchy Process (AHP), kemudian dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut: A B C D Tipe Proyek Renggang Sederhana Non-B3 Padat Sederhana Non-B3 Renggang Sederhana Mengandung B3 Padat Sederhana Mengandung B3 Tabel 2. Tabulasi Peringkat Metode Demolisi Peringkat Metode (Bobot) Mesin (0.30) (0.40) (0.49) (0.39) (0.46) (0.22) (0.29) (0.25) Mesin Mesin (0.22) Mesin (0.10) (0.08) (0.10) (0.09) B-1-5

6 E F G H Tipe Proyek Renggang Kompleks Non-B3 Padat Kompleks Non-B3 Renggang Kompleks Mengandung B3 Padat Kompleks Mengandung B3 Peringkat Metode (Bobot) Mesin (0.26) (0.25) (0.39) Mesin (0.40) (0.34) Mesin (0.38) (0.29) Mesin (0.32) (0.29) (0.22) (0.10) (0.10) (0.12) (0.13) Hasil pengolahan data di atas mencerminkan kecenderungan pemilihan metode demolisi menurut sejumlah sampel yang mewakili populasi para pakar atau pelaku konstruksi di Surabaya. Kolom peringkat menggambarkan urutan metode yang dalam kondisi normal paling tepat untuk diterapkan pada setiap tipe proyek, hingga yang tidak direkomendasikan. Diskusi dan Pembahasan Untuk mendapatkan informasi tambahan, maka dilakukan pembahasan dengan salah satu responden terhadap hasil pengolahan data sebagaimana tercantum dalam Tabel 2. Responden yang kemudian pada sesi ini dianggap sebagai Narasumber, diminta untuk memberikan tanggapan mengenai keputusan metode demolisi di masing-masing tipe proyek. Proyek tipe A : metode top-down manual tepat untuk diterapkan karena jenis bangunan yang sederhana tidak memerlukan peralatan atau teknologi tertentu, namun tetap efektif dalam pelaksanaannya. Kemudian pada urutan selanjutnya adalah penggunaan peralatan mekanikal, sedangkan topdown mesin dan peledak sangat tidak direkomendasikan. Proyek tipe B : metode top-down manual sangat tepat untuk diterapkan karena selain bangunan yang sederhana, kondisi lokasi yang padat memberi sedikit kemungkinan penerapan metode mekanikal. Sedangkan top-down menggunakan mesin dan penggunaan bahan peledak sangat tidak direkomendasikan. Proyek tipe C : penggunaan perlengkapan pengaman bagi pekerja demolisi membutuhkan biaya yang murah dan dengan tipe bangunan yang sederhana masih tepat bila demolisi dilakukan secara manual. Penggunaan peralatan mekanikal masih mungkin untuk diterapkan karena lokasi yang renggang. Sedangkan top-down mesin dan bahan peledak tidak direkomendasikan. Proyek tipe D : sama dengan proyek tipe C, namun bila menggunakan peralatan mekanikal harus dipastikan lokasi dapat dijangkau meskipun menggunakan alat berat yang berukuran kecil. Proyek tipe E : penggunaan bahan peledak membuat proses demolisi menjadi cepat. Namun ketersediaan sumber daya menjadi pertimbangan utama karena akan berpengaruh dengan biaya. Metode top-down mesin dan mekanikal dapat diterapkan, sedangkan manual tidak direkomendasikan. Proyek tipe F : top-down mesin menjadi pilihan utama karena tidak membutuhkan banyak ruang, cukup menempatkan mesin di atas bangunan dengan B-1-6

7 diangkat oleh crane. Metode mekanikal masih mungkin diterapkan karena terdapat berbagai perangkat yang dipasang di ujung alat sesuai dengan ruang pergerakannya. Sedangkan manual dan peledak tidak direkomendasikan. Proyek tipe G : dalam kondisi ini metode mekanikal atau alat berat lebih tepat diterapkan kemudian top-down mesin. Namun bila diyakini cukup jauh jarak dengan bangunan lain atau tempat orang beraktivitas maka dapat digunakan bahan peledak. Sedangkan metode manual tidak direkomendasikan karena butuh waktu yang sangat lama. Proyek tipe H : sama dengan proyek tipe F di mana top-down mesin menjadi pilihan pertama karena tidak membutuhkan banyak ruang gerak, kemudian penggunaan peralatan mekanikal karena ujungnya yang dapat diganti sesuai dengan ruang pergerakan. Sedangkan manual dan peledak tidak direkomendasikan. Studi Kasus Untuk menguji kesesuaian pemilihan metode demolisi, maka diambil satu lokasi proyek salah satu responden dan terdapat pekerjaan pembongkaran. Metode yang telah dilaksanakan oleh proyek nantinya akan dibandingkan dengan metode yang diperoleh melalui perhitungan matematis berdasarkan pendapat para responden untuk mendapatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Lokasi studi kasus tergolong dalam tipe proyek A yaitu lokasi renggang, bangunan sederhana dan tidak mengandung B3. Bila dikaitkan dengan hasil perhitungan dengan metode AHP, maka metode yang paling efektif untuk tipe proyek ini adalah top-down manual. Namun pada prakteknya bangunan tersebut dibongkar menggunakan excavator atau alat berat oleh pemborong. Beberapa alasan perusahaan terkait pembongkaran adalah: 1. perlu waktu yang cepat dalam land clearing; 2. perusahaan tidak memiliki koneksi pembuangan bekas bongkaran; 3. dengan menyerahkan kepada pihak lain, perusahaan dapat lebih fokus pada persiapan pelaksanaan konstruksi selanjutnya; 4. karena termasuk pekerjaan sederhana, maka akan lebih mudah jika diserahkan kepada pemborong bongkaran. Untuk memperkuat alasan pembongkaran menggunakan alat berat atau mekanikal, dibuat sebuah perhitungan perbandingan biaya pembongkaran dikaitkan dengan waktu berdasarkan produktivitas kerja yang sudah diperkirakan sebelumnya. Produktivitas kerja dan volume pekerjaan diambil berdasarkan hasil wawancara dengan Narasumber yang kemudian dipakai sebagai acuan dalam perhitungan biaya, sedangkan biaya sewa peralatan menggunakan acuan HSPK kota Surabaya tahun Berikut ini perbandingan perhitungan biaya dan waktu pembongkaran rumah tinggal 2 lantai tipe 150/250 dengan metode top-down manual dan mekanikal: Tabel 3. Perbandingan Biaya dan Waktu Pembongkaran Metode Biaya Waktu manual Rp ,- 14,38 hari Excavator (alat berat) Rp ,- 6,88 hari Penggunaan alat berat meskipun biayanya lebih mahal daripada manual, namun dapat mengakomodir kebutuhan pemberi kerja dalam hal ini kontraktor yang menginginkan B-1-7

8 pembongkaran dalam waktu singkat. Sedangkan metode manual biayanya jauh lebih murah tapi membutuhkan waktu lebih lama. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dalam kondisi normal diperoleh urutan metode pembongkaran yang bervariasi sesuai dengan tipe proyek terkait dari yang paling efektif dan efisien hingga yang tidak direkomendasikan. 2. Metode top-down manual menjadi pilihan utama pada proyek tipe A, B, C, dan D karena jenis bangunan yang sederhana tidak memerlukan peralatan berat sebagai alat bantunya. Proyek tipe E paling tepat dibognkar dengan bahan peledak. Karena dengan bangunan kompleks di lokasi yang renggang dan tidak mengandung B3, meledakkan struktur utama bagian bawah membuat proses pembongkaran lebih cepat dan mudah. Untuk bangunan dengan struktur kompleks seperti pada proyek tipe F dan H didominasi oleh metode topdown menggunakan mesin, karena lokasi yang padat perlu peralatan yang sedikit membutuhkan ruang gerak. Proyek tipe G meski strukturnya kompleks dan mengandung B3, namun lokasi yang renggang memudahkan pergerakan alat mekanikal selama pembongkaran. Saran Saran setelah dilakukan penelitian ini adalah diharapkan ke depan dapat dilakukan penelitian serupa namun dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Seluruh kriteria yang memiliki pengaruh dalam pelaksanaan pembongkaran bangunan dikonversikan ke dalam nilai uang atau biaya, sehingga dengan standar ukur yang sama akan diperoleh metode pembongkaran yang paling efisien namun tidak mengabaikan faktor-faktor yang lain. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arham Intellegent Selection of Demolition Techniques. Loughborough University. United Kingdom. Hal Australian Government Demolition Work Code of Practice. Safe Work Australia. New South Wales. Coelho, Andre dan Jorge de Brito Economic analysis of conventional versus selective demolition A case study. Elsevier. Amsterdam. Hal Hongkong Government Code of Practice for Demolition of Buildings. Building Department. Hongkong. Islami, M.W Analisa Metode dan Biaya Pembongkaran Bangunan Pasar Turi Tahap- III Surabaya. ITS. Surabaya. Hal Mulyono Petunjuk Standarisasi Desain Gedung Bertingkat. Ganeca Exact. Bandung. Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Sekretariat Negara. Jakarta. Hal Republik Indonesia Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung. Sekretariat Negara. Jakarta. Hal Rusli, Akhmad Pemilihan Kontraktor Perbaikan Rotor di Pembangkit Listrik PT. XYZ dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming. ITS. Surabaya. Hal B-1-8

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST. ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) DISUSUN OLEH: AGUS PRIADI M 3109 106 048 DOSEN PEMBIMBING: I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.MT

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan

Lebih terperinci

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D194 Studi Pengambilan Keputusan Investasi Dengan Risiko Pada Pengembangan Proyek Caspian Tower, Grand Sungkono Lagoon Surabaya Fenny Herwitasari, Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply 1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya) DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), Vol. 39, No. 1, July 2012, 15-22 ISSN 0126-219X STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen

Lebih terperinci

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran

MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE. KATA KUNCI: tower crane, keselamatan kerja, model pengukuran MODEL PENGUKURAN TINGKAT KESELAMATAN KERJA PENGGUNAAN TOWER CRANE Michelle Kwan 1, Irvan Anggrawan 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK: Tower crane sering digunakan sebagai alat pemindah material secara

Lebih terperinci

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo JURNAL TEKNIK POMITS Vol 1, No 1, (2012) 1-5 1 Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo Novan Dwi Aryansyah, Retno Indryani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Untuk mendapat data di dalam penelitian ini digunakan teknik pengamatan langsung, wawancara dan meminta data data dari proyek. Tolok ukur dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 1 Agustus 2015 ANALISA PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK PABRIK ES DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (STUDI KASUS PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TRENGGALEK PERIODE 2008-2012) Rio Desantika Pramulia 1) dan Tri Joko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi. Studi Literatur. Pengumpulan Data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Menentukan Topik Permasalahan : Komparasi Metode Konstruksi Studi Literatur Pengumpulan Data Pembahasan : - Klasifiskasi pekerjaan - Analisa harga satuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG BANGUNAN GEDUNG BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

Kata kunci : metode bekisting table form

Kata kunci : metode bekisting table form 1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seringkali sebuah organisasi dihadapkan dengan suatu masalah dimana organisasi tersebut mengalami kesulitan dalam memilih suatu alternatif dari sejumlah alternatif

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR RC

PROYEK AKHIR RC PERENCANAAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GEOMATIKA FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MAHASISWA 1 MIFTA AFIATA NRP. 3111030053 MAHASISWA 2 FARIZ WIDYA HARWANTO NRP.

Lebih terperinci

Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal

Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-10 Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal Lucky Andoyo W, Sardono Sarwito,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK Samsuri 1), Lusiana 2), Endang Mulyani 2) Abstrak Risiko Kecelakaan kerja adalah salah satu risiko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Karna Rajasa, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

KAJIAN PEMILIHAN JENIS BAHAN PERANCAH BETON PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

KAJIAN PEMILIHAN JENIS BAHAN PERANCAH BETON PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT KAJIAN PEMILIHAN JENIS BAHAN PERANCAH BETON PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Suparno Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Limbah Ervianto (2012) menjelaskan bahwa limbah dihasilkan dari berbagai aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan salah satunya dihasilkan pada

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses dari manajemen risiko yaitu identifikasi risiko, kemudian dilanjutkan proses pemeringkatan

Lebih terperinci

Daftar Istilah. Dalam tugas kahir ini terdapat istilah-istilah sebagai berikut:

Daftar Istilah. Dalam tugas kahir ini terdapat istilah-istilah sebagai berikut: Daftar Istilah Dalam tugas kahir ini terdapat istilah-istilah sebagai berikut: AHP Bias Fungsi aktivasi Input value Neural network SPPK Vendor Salah satu metode yang digunakan untuk member rekomendasi

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada umumnya mempunyai corak atau cirinya sendiri yang berbeda

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan yang signifikan. Pembangunan infrastruktur baru tidak hanya dilakukan pada lahan-lahan yang masih kosong saja

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen 1 Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV. Graha Putra Mandiri adalah perusahaan kontraktor yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. CV. Graha Putra Mandiri adalah perusahaan kontraktor yang bergerak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebuah perusahaan untuk dapat konsisten harus tangguh dan dapat bersaing. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisnis hal yang paling penting adalah kepercayaan,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( ) ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE APMM (ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD) PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN DAN PENERBANGAN

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. ANALISIS PENGGUNAAN METODE HALF SLAB TERHADAP NILAI BIAYA DAN WAKTU DALAM PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK M-GOLD TOWER BEKASI JAWA BARAT) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE

PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE PENILAIAN INDIKATOR K3L PADA PENGGUNAAN TOWER CRANE Christian Adie Vernatha 1, Bryan Tanos 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK Tower crane merupakan alat berat yang sangat bermanfaat dan mampu menggantikan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau sering kita kenal dengan K-3 pada setiap proyek konstruksi, dimana setiap pelaksanaan pembangunan harus melaksanakan K3 untuk menjamin

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GUNAWANGSA MERR APARTMENT (RISK ANALYSIS OF SAFETY AND EALT OCCUPATION AT GUNAWANGSA MERR APARTMENT) Enny A Muslim, Anik Ratnaningsih, Sri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Struktur bangunan yang aman adalah struktur bangunan yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Dalam suatu perancangan struktur harus memperhitungkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP Universitas Dharma Andalas Email: dewi.a@unidha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Lampiran. Kuesioner AHP PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ================================================= Kepada Yang Terhormat Bogor, Februari 203

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir Seminar Tugas Akhir STUDI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI PABRIK KELAPA SAWIT AEK NABARA SELATAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III STUDY OF WASTE INDUSTRIAL MANAGEMENT

Lebih terperinci

SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS

SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjuan Umum Berdasarkan observasi menyatakan bondek lebih murah dan cepat jika dibandingkan perancah konvensional. Terlebih dari itu, kita

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN PENGERJAAN BETON ANTARA PRACETAK DAN KONVENSIONAL PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE AHP

STUDI PEMILIHAN PENGERJAAN BETON ANTARA PRACETAK DAN KONVENSIONAL PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE AHP STUDI PEMILIHAN PENGERJAAN BETON ANTARA PRACETAK DAN KONVENSIONAL PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN METODE AHP Zainul Khakim 1), M. Ruslin Anwar 2), M. Hamzah Hasyim 3) 1) PT. Beton Sarana Teknik

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SELAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SELAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SELAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

Lebih terperinci

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA

ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA 1 ANALISA HIGHEST AND BEST USE (HBU) PADA LAHAN BEKAS SPBU BILITON, SURABAYA T.Defi Anysa Rasyid dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS STATIC TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE DENGAN MODIFIKASI POSISI SUPPLY POINT Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA 3110.105.012

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI Elce Misba Bansambua Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam melakukan suatu penelitian, para peneliti dapat menggunakan bermacam macam metodologi. Metodologi adalah suatu kombinasi tertentu yang meliputi strategi,

Lebih terperinci

ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISIS HAMBATAN DAN PELUANG PENGGUNAAN BATA DAN BETON RINGAN AAC PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN DI SURABAYA Pramono Setiabudi Prabowo 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Magister Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-181 Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya T. Defi Anysa Rasyid, Christiono Utomo Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia selalu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan kebutuhan tersebut kemudian dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, diantaranya adalah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS) Hafidh Munawir, Eko Wahyu Nugroho Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN Penetapan Kriteria Harga Biaya Angkut Transportasi Bahan Bakar Solar... (Sopiah dkk) PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis konstruksi saat ini semakin marak perkembangannya, sehingga persaingan antar kontraktor tidak dapat terelakkan lagi. Di satu sisi kondisi ini sangat menguntungkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : DENDRA EKA PURMANA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat, banyak perusahaan yang pada awalnya hanya menggunakan mesin-mesin tradisional dan sederhana

Lebih terperinci