JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
|
|
- Widyawati Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS: PROYEK FMIPA ITS SURABAYA ) Krisna Permana Hedy, Tri Joko Wahyu Adi Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya kriss_na89@yahoo.com ; trijoko_w@yahoo.com Abstrak Perkembangan dunia konstruksi yang semakin maju, menuntut adanya inovasi teknologi yang mendukung metode konstruksi di lapangan. Penggunaan bekisting dengan kuantitas besar dan penggunaan yang berulang, menyebabkan butuhnya suatu inovai yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya dan waktu. Salah satunya adalah strategi rotasi bekisting.pekerjaan bekisting cukup dominan dalam hal pembiayaan jika dikaitkan dengan pembiayaan pekerjaan struktur, karena pekerjaan bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal biaya, terutama pada biaya langsung. Tujuan dari tugas akhir ini ialah untuk mengetahui alternatif strategi rotasi pekerjaan bekisting yang dapat menghasilkan waktu dan biaya terbaik untuk proyek konstruksi FMIPA ITS. Penelitian ini dilakukan dengan membuat simulasi beberapa alternatif strategi rotasi pekerjaan bekisting dan waktu penyelesaian pekerjaan bekisting. Alternatif strategi rotasi bekisting yang digunakan adalah rotasi 1,5 lantai, 2 lantai dan 2,5 lantai dengan skenario zona yang berbeda, dan ditinjau dari dua aspek yaitu biaya dan waktu. Dan metode pelaksanaan yang digunakan adalah bekisting semi system mengunakan besi hollow. Untuk prbandingan beberapa alternatife rotasi bekisting tersebut dilakukan studi literatur dan pengumpulan data, kemudian perhitungan pada perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting, dan simulasi tersebut dihitung untuk tiap-tiap alternatife. Dari perhitungan biaya dan waktu pekerjaan bekisting berdasarkan beberapa alternatife rotasi bekisting diketahui biaya dan waktu yang paling optimal untuk pekerjaan bekisting plat dan balok proyek FMIPA ITS dengan metode bekisting semi sistem yaitu menggunakan rotasi bekisting 2 lantai dengan pembagian zona 3 sektor dengan biaya sebesar Rp ,00 dan durasi pelaksanaan bekisting 57 hari. penyelesaian proyek dengan tepat dan bermutu tinggi. Perbandingan beberapa alternatife rotasi dicoba diterapkan pada Proyek FMIPA ITS 11 lantai tipikal yang berlokasi di kawasan lingkungan kampus ITS Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai perbandingan penggunaan strategi alternatife rotasi bekisting sperti rotasi 1,5 lantai, 2 lantai dan 2,5 lantai dengan metode semi sistem dengan perkuatan besi hollow untuk pekerjaan bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu. Analisa biaya hanya pada penggunaan material dan pembayaran upah pekerjaan bekisting, tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bekisting Semi Sistem Pengertian dari bekisting semi sistem disini adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan besi hollow Bekisting semi sistem adalah bekisting yang dirancang untuk suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. Pada umumnya bekisting semi sistem ini terdiri dari material baja dan gelagar-gelagar kayu. Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat disusun kembali menjadi sebuah bekisting semi sistem untuk obyek yang lain. Sketsa bekisting dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini: Kata Kunci rotasi bekisting, biaya,waktu I. PENDAHULUAN EIRING dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya Stuntutan konsumen atas tersedianya kebutuhan properti sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka penyelesaian proyek properti tepat waktu menjadi salah satu faktor penentu yang penting bagi kredibilitas sebuah perusahaan kontraktor dimata konsumen. Selain daripada itu, ide-ide dan strategi teknologi baru diperlukan oleh perusahaan kontraktor untuk menekan biaya produksi dan mempercepat penyelesaian suatu proyek sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing dan kepuasan konsumen terhadap perusahaan properti tersebut. Pemilihan strategi dan metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan. Pemilihan strategi rotasi bekisting yang tepat diharapkan mampu menekan biaya dan waktu dalam pelaksanaan sebuah proyek kontruksi demi tercapainya suatu target Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Semi Sistem (sumber : pengamatan lapangan) B. Bekisting Konvensional Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso. Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain. Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja. Sketsa bekisting dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini: Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Konvensional (sumber : pengamatan lapangan) C. Spesifikasi Bekisting Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi utama, yaitu [1] : 1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton 2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan 3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti : a. Kualitas Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor b. Keamanan Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat menahan beban yang bekerja Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya c. Ekonomis Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu Dapat menghemat biaya Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi sebuah objek tertentu.. III. METODE PENELITIAN Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Studi Literatur Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain buku tentang konstruksi kayu, besi hollow, buku petunjuk rotasi pemasangan dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout, PKKI,dan lain-lain. 2. Pengumpulan Data Proyek Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek akhir ini, maka diperlukan data-data sekunder sebagai berikut : a. Gambar struktur gedung b. Volume pekerjaan c. Daftar harga material untuk bekisting d. Spesifikasi bekisting yang digunakan e. Metode kerja bekisting yang digunakan Berikut adalah tabel variable penelitian pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Variabel Penelitian 3. Perhitungan Perkuatan Bekisting Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan perkuatan pada metode bekisting semi sistem dengan hollow Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan bekisting semi sistem yaitu besi hollow , multiplek 15mm. balok suri 6/12 dan balok gelagar 6/12. Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan kontrol lendutan yang terjadi. Sedangkan rumus-rumus [2] yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2 di halaman berikutnya.
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting Kontrol Hitungan Balok 2 Tumpuan Balok Menerus Balok Kantilever Momen = 1 8 = 1 10 = 1 2 Tegangan Lentur Lendutan = = = = = = Penggunaan Beberapa Alternatif Strategi Rotasi Bekisting dan alternatife zona. Penentuan alternatif strategi rotasi bekisting ini direncanakan dibuat sebanyak 3 alternatif yaitu rotasi 1,5 lantai, rotasi 2 lantai, dan 2,5 lantai. Dalam tiap lantainya akan dibagi menjadi 4 sektor/zona dan 3 sektor/zona. Dalam penelitian ini juga akan membandingkan pembagian zona yang paling efektif dari 2 skenario alternatife pembagian zona. Dibawah ini dapat dilihat contoh pembagian zona pada gambar 3 : Sektor 1 Sektor 2 Gambar 3. Siklus Bekisting 4 zona Untuk konsep strategi rotasi bekisting bisa dilihat pada gambar 4 dibawah ini : 2 1 Sektor 3 Sektor 4 5. Perhitungan Kebutuhan Material Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing komponen bekisting tiap alternatife rotasi. Metode Bekisting Semi Sistem Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen bekisting semi sistem 1 lantai kemudian dikalikan dengan alternative rotasi yang sudah ditetapkan 6. Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada tiap alternative rotasi dan pembagian zona. Untuk perhitungan durasi dibuat dengan menggunakan penjadwalan tiap zona berdasarkan alternatife rotasi dan pembagian zona yang digunakan. 7. Analisa Biaya Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada setiap alternative rotasi dan pembagian zona. Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan material pekerjaan bekisting semi sistem setiap alternative dan upah pelaksanaan pekerjaan bekisting semi sistem per m 2. Selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.untuk pekerjaan bekisting pembagian zona berpengaruh terhadap biaya upah pekerja. IV. ANALISA PEMBAHASAN A. Analisa Perkuatan Bekisting Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Hasil perhitungan perkuatan bekisting balok semi sistem dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini : Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Semi Sistem Material Tegangan Lentur Lendutan Multiplek 15mm OK OK Hollow OK OK Balok suri 6/12 OK OK Balok gelagar 6/12 OK OK b. Hasil perhitungan perkuatan bekisting pelat semi sistem dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini : Gambar 4. Konsep rotasi bekisting 2 lantai Konsepnya adalah mengunakan pembagian 4 sektor/zona dengan rotasi 2 lantai, Para pekerja mengerjakan keseluruhan sector 1 sampai 4 lantai 2, namun pada sector 1-4 lantai 3 bisa dikerjakan 1 hari setelah pengecoran per sector lantai 2 secara berurutan. Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Semi Sistem Material Tegangan Lentur Lendutan Multiplek 15mm OK OK Hollow OK OK Balok gelagar 6/12 OK OK
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) B. Analisa Kebutuhan Material Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting, selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistem untuk satu lantai ditabelkan pada tabel 5 dibawah ini : Tabel 5. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Balok Semi Sistem untuk satu lantai Material Kebutuhan Satuan Multiplek bodeman 223,375 m 2 Multiplek tembereng 773,892 m 2 Hollow bodeman 1523 m Hollow tembereng 3023 m Balok gelagar 1404 m Balok suri 1438 batang Perancah 390 buah Base jack 780 buah U-head 780 buah Cross brace 780 buah Support 119 buah Besi siku 270 m Skrup 6 doz Paku 54 kg b. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi dapat dilihat pada Tabel 6: Tabel 6. Hasil Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi Material 1,5 lantai Sat 2 lantai Sat 2,5 lantai Sat Multiplek 519 lb 693 lb 866 lb Hollow btg 1515 btg 1894 btg Kayu 6/12 6 m 3 8 m 3 10 m 3 Besi siku 405 bh 540 bh 675 bh Skrup 8 box 11 box 14 box Paku 81 kg 108 kg 135 kg Perancah 585 bh 780 bh 975 bh Cross brace 1170 bh 1560 bh 1951 bh U-head 1170 bh 1560 bh 1951 bh Base jack 1170 bh 1560 bh 1951 bh Support 179 bh 238 bh 298 bh c. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem untuk satu lantai pada Tabel 7 Base jack 1424 buah U-head 1424 buah Balok gelagar 2274,8 m Hollow 5663 m d. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi dapat dilihat pada tabel 8 : Tabel 8. Hasil Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi Material 1,5 lantai Sat 2 lantai Sat 2,5 lantai Sat Multiplek 799 lb 1065 Lb 1331 lb Hollow btg 1888 Btg 2359 btg Kayu 6/12 2,5 m 3 3,3 m 3 4,1 m 3 Perancah 1068 bh 1424 bh 1780 bh Cross brace 2136 bh 2848 bh 3560 bh U-head 2136 bh 2848 bh 3560 bh Base jack 2136 bh 2848 bh 3560 bh Support 401 bh 534 bh 668 bh Paku 144,47 kg 192,62 kg 240,76 kg C. Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan lapangan. Pertimbangan lain yang mendasari pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan. Dalam hal ini dibagi menjadi 4 zona, untuk produktivitas tiap zona adalah : Volume = 1783,54 : 4 = 445,885 m 2 (± 1 zona ) Untuk kapasitas sumber daya dari referensi dan pengalaman di lapangan untuk 1 hari kerja atau 8 jam kerja, kapasitas 1 orang tukang 3 m 2 /hari/orang.(sni 7394:2008 (6.24)) Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: kondisi lapangan, cuaca, ataupun skill dari sumberdaya itu sendiri. 1) Kebutuhan sumberdaya untuk 1 pekerja adalah : = Volume 1 zona : Kapasitas sumberdaya = 445,885 m 2 : 3 m 2 /hari = 148,62 hari 2) Kebutuhan Tukang : Asumsi per zone diselesaikan dalam waktu 3 hari. Kebutuhan tukang = 148,62 hari/3 hari = 50 orang 3) Untuk durasinya adalah : Jadi untuk 1 lantai dengan menggunakan skenario 4 zona diperoleh durasi = 3 hari x 4 = 12 hari. Perhitungan durasi dibuat mengunakan penjadwalan tiap sektor dan tiap rotasi. Dan Hasil perhitungan durasi untuk tiap alternative dengan 4 skenario zona seperti tabel 9: Tabel 9. Durasi Tiap alternative rotasi dengan scenario 4 zona Skenario 4 zona Rotasi Durasi 1,5 Lantai 76 Hari 2 Lantai 60 Hari 2,5 Lantai 58 Hari Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Pelat Semi Sistem untuk satu lantai Material Kebutuhan Satuan Multiplek 1533,54 m 2 Perancah 712 buah Cross brace 1424 buah Support 267 buah D. Analisa Biaya Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan total biaya bekisting tiap alternatife dengan total upah pekerja. Analisa biaya bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Perhitungan biaya yang ditinjau adalah meliputi material perancah, base jack, u-head, cross brace, support, balok gelagar, balok suri, multiplek, hollow, pengunci balok dan skrup dan paku Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terusmenerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa pakai tertentu seperti Tabel 10 dibawah ini. Tabel 10. Masa Pakai Material Bekisting Balok Semi Sistem Material Masa Pakai Multiplek 15mm 6 kali pakai Hollow selamanya Kayu 6/12 tereduksi 10% tiap lantai Skrup tiap pergantian multiplek Paku sekali pakai Dan berikut contoh perhitungan biaya bekisting balok semi system dengan rotasi 2 lantai dengan skenario 4 zona: a) Kebutuhan multiplek 15mm sesuai perhitungan volume material 2 lantai = 693 lembar Biaya = kebutuhan material x harga material = 693 lembar x Rp ,00 = Rp ,00 Berikut tabel hasil perhitungan biaya bekisting balok rotasi 2 lantai pada tabel 11 : Tabel 11. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting Balok Semi Sistem Rotasi 2 Lantai Material Volume Sat Harga satuan Total harga Multiplek 15mm 693 lb , ,00 Hollow btg , ,00 Kayu 6/12 8 m , ,00 Besi siku 540 bh , ,00 Skrup 11 box , ,00 Paku 108 kg 9.800, ,00 Perancah 780 bh/bln 6.500, ,00 Cross brace 1560 bh/bln 4.250, ,00 U-head 1560 bh/bln 3.750, ,00 Base jack 1560 bh/bln 3.500, ,00 Support 238 bh/bln 8.500, ,00 Grand Total ,00 a) Biaya Upah = volume pek. 2 lantai x upah per m 2 = 1.994,67 m 2 x Rp ,00 = Rp ,00 b) Total Biaya 11 lantai dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Total Biaya Bekisting balok Semi Sistem dengan Rotasi 2 Lantai skenario 4 zona Lantai Material Upah 2 3 Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp ,00 Total Rp ,00 Rp ,00 Grand Total Rp ,00 b. Cotoh perhitungan biaya pelat semi sitem Perhitungan biaya yang ditinjau adalah meliputi material perancah, base jack, u-head, cross brace, support, balok gelagar, multiplek, hollow, paku. Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terusmenerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa pakai tertentu seperti Tabel 13 dibawah ini. Tabel 13. Masa pakai material Material Multiplek 15mm Hollow Kayu 6/12 Paku Masa Pakai 6 kali pakai selamanya tereduksi 10% tiap lantai sekali pakai Dan berikut contoh perhitungan biaya bekisting pelat semi sistem dengan rotasi 2 lantai dengan skenario 4 zona: a) Kebutuhan multiplek 15mm sesuai perhitungan volume material 1,5 lantai = lembar Biaya = kebutuhan material x harga material = lembar x Rp ,00 = Rp ,00 Berikut tabel hasil perhitungan biaya bekisting pelat rotasi 2 lantai pada tabel 14. Tabel 14. Hasil Biaya bekisting plat rotasi 2 lantai Material Volume Sat Harga satuan Total harga Multiplek 1065 lb , ,00 Hollow btg , ,00 Kayu 6/ m , ,00 Paku 192,62 kg 9.800, ,00 Perancah 1424 bh/bln 6.500, ,00 Cross brace 2848 bh/bln 4.250, ,00 U-head 2848 bh/bln 3.750, ,00 Base jack 2848 bh/bln 3.500, ,00 Support 534 bh/bln 8.500, ,00 Grand Total ,00 a) Biaya Upah = volume pek.2 lantai x upah per m 2 = 3.067,08 m 2 x Rp ,00 = Rp ,00 b) Total Biaya 11 lantai dapat dilihat pada Tabel 15 Tabel 15. Total Biaya Bekisting Pelat Semi Sistem dengan Rotasi 2 Lantai skenario 4 zona Lantai Material Upah 2 3 Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp , Rp ,00 Rp ,00 Total Rp ,00 Rp ,00 Grand Total Rp ,00 E. Perbandingan Metode Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan total akumulasi biaya dan waktu tiap alternatife rotasi dan skenario zona pekerjaan bekisting balok dan pelat. Dan dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini pada Tabel 16. Tabel 16. Perbandingan Total Biaya dan Waktu Bekisting Balok Pelat tiap alternative rotasi bekisting dan skenario zona Pekerjaan Bekisting Plat dan Balok Skenario 4 zona Skenario 3 zona Rotasi Durasi Biaya Total Rotasi Durasi Biaya Total 1,5 Lantai 76 Hari Rp ,00 1,5 Lantai 83 Hari Rp ,00 2 Lantai 60 Hari Rp ,00 2 Lantai 57 Hari Rp ,00 2,5 Lantai 58 Hari Rp ,00 2,5 Lantai 55 Hari Rp ,00
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Dari tabel 16. Dapat dibuatkan grafik pareto optima seperti dibawah ini gambar 5 : menggunakan rotasi 2 lantai menggunakan 3 zona pembagi yaitu dengan biaya sebesar Rp ,00 dan durasi waktu pelaksanaan bekisting 57 Hari. Hal ini dikarenakan percepatan waktu yang significant dan penambahan biaya yang pendek. DAFTAR PUSTAKA [1] Wigbout, F. Ing Bekisting (Kotak Cetak). Jakarta : Penerbit Erlangga. [2] Standar Nasional Indonesia (SNI ) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Surabaya : ITS Press. Gambar 5.Grafik Pareto Optima perbandingan biaya dan waktu Dari Gambar.5 diketahui bahwa semakin banyak nilai rotasi bekisting biaya yang ditimbulkan juga semakin tinggi tetapi waktu yang dibutuhkan semakin cepat. Sedangkan pembagian jumlah zona ( skenario 4 zona & skenario 3 zona) mempengaruhi perputaran rotasi bekisting, yaitu dengan jumlah zona yang sedikit mempercepat durasi pekerjaan bekisting, namun pada rotasi 1,5 lantai dengan jumlah zona yang sedikit yaitu skenario 3 zona, durasi yang ditimbulkan lebih lama dibandingkan dengan jumlah zona yang lebih banyak yaitu skenario 4 zona, hal ini dipengaruhi oleh masa umur beton yang belum maksimal sehingga harus menunggu pembongkaran bekisting dilantai-lantai sebelumnya. Dan persentase biaya dan waktu dari gambar 5 adalah pada tabel 17 dan tabel 18 : Tabel 17. Hasil persentase biaya bekisting pelat dan balok berdasar rotasi dan skenario zona Rotasi 4 zone 3 zone Selisih (%) Keterangan 1,5 Lantai 76 Hari 83 Hari 9,2 3 zone lebih lama 9,2 % dari 4 zone 2 Lantai 60 Hari 57 Hari 5 3 zone lebih cepat 0,5 % dari 4 zone 2,5 Lantai 58 Hari 55 Hari 5 3 zone lebih cepat 0,5 % dari 4 zone Tabel 18. Hasil pesentase waktu/durasi pelaksanaan bekisting pelat dan balok berdasarkan rotasi dan skenario zona Rotasi 4 zone 3 zone Selisih (%) Keterangan 1,5 Lantai Rp ,00 Rp ,00 0,33 3 zone lebih mahal 0,33 % dari 4 zone 2 Lantai Rp ,00 Rp ,00 0,3 3 zone lebih mahal 0,30 % dari 4 zone 2,5 Lantai Rp ,00 Rp ,00 0,25 3 zone lebih mahal 0,25 % dari 4 zone V. KESIMPULAN Dari analisa perhitungan berdasarkan strategi rotasi dan skenario zona pekerjaan bekisting semi sistem Proyek FMIPA Tower ITS ( 11 lantai tipikal ) dapat disimpulkan bahwa : Untuk perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan waktu dan biaya yang significant antara alternative dengan rotasi 2 lantai skenario 4 zona dan alternatife rotasi 2 lantai skenario 3 zona. Untuk pekerjaan bekisting gedung 11 lantai, dari analisa perhitungan dan perbandingan berbagai alternatife pelaksanaan diperoleh pelaksanaan bekisting dengan biaya dan waktu yang paling optimal adalah :
Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen
1 Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL
PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU Oleh : MUHAMMAD ILHA ADITYA 3110.106.025 Dosen Konsultasi : Dosen Konsultasi
Lebih terperinciKata kunci : metode bekisting table form
1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Bab VIl Tinjauan Khusus BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) 7.1 Uraian umum Formwork atau Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi oleh banyak faktor ketersediaan lahan, bentuk struktur,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Zona Pelaksanaan Pekerjaan Penentuan zona-zona pekerjaan pada bangunan gedung bertingkat dipengaruhi oleh banyak faktor ketersediaan lahan, bentuk struktur,
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI. Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo Fernandes Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I. Dosen Pembimbing II
LEMBAR PERSETUJUAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BEKISTING MULTIPLEX PADA PEKERJAAN LANTAI DAN BALOK BANGUNAN ALEXANDRIA DI TINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN SKRIPSI Oleh : Joaozinho Dos Santos Araujo
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bekisting Bekisting atau cetakan beton adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk mencetak beton sesuai ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang dikehendaki.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bekisting BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Hanna, (1999) sistem bekisting didefinisikan sebagai sistem pendukung yang total untuk menempatkan beton segar termasuk cetakan atau bidang yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu bekisting sistem multiflex and schafolding dengan bekisting sistem PCH. Dibawah ini bagan alir analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bintaro Jaya adalah suatu kota mandiri yang dikembangkan PT.Jaya Real Property yang merupakan anak perusahaan dari PT.Pembangunan Jaya yang bergerak di bidang perumahan
Lebih terperinciANALISIS BEKISTING METODE SEMI SISTEM DAN METODE SISTEM PADA BANGUNAN GEDUNG
Analisis Bekesting Metode Semi Sistem Dan Metode Sistem Pada Gedung (Abdul Muis - Trijeti) ANALISIS BEKISTING METODE SEMI SISTEM DAN METODE SISTEM PADA BANGUNAN GEDUNG Abdul Muis Trijeti Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi saat ini dengan semakin maraknya perkembangan bisnis konstruksi menyebabkan persaingan antar kontraktor tidak dapat terelakkan lagi. Agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Oleh : Ahmad Firdaus Dosen Pembimbing : Julistyana Tistogondo, ST, MT
Lebih terperinciVARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)
VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) Yervi Hesna 1, Radhi Alfalah 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciKata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.
Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA (0404210189)
Lebih terperinciPerbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply
1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan
Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya keinginan konsumen tentang tersedianya properti yang mendukung terselesaikannya proyek pembangunan yang lebih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Surat Tugas Magang... ii. Lembar Pengesahan Pembimbing Magang... iii. Lembar Pengesahan Pendadaran...
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Surat Tugas Magang... ii Lembar Pengesahan Pembimbing Magang... iii Lembar Pengesahan Pendadaran... iv Lembar Pengesahan Dari Perusahaan... v Prakata... vi Daftar Isi... viii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi konstruksi pada saat ini mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern terutama
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT)
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT) 7.1 Uraian Umum Pada umumnya penggunaan bahan bangunan struktur gedung bertingkat proyek di Indonesia menggunakan bahan
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan manusia tidak terlepas dari penggunaan berbagai jenis sumber daya alam sebagai material
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciKata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu
ANALISIS PERBANDINGAN ZONING DAN SIKLUS BEKISTING TABLE FORM SYSTEM PADA PROYEK PEMBANGUNAN PRIMA ORCHARD APARTEMENT Anggraeni Utami, Budi Santosa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciINOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI
INOVASI PERUBAHAN PLAT LANTAI PEKERJAAN FISIK PEMBANGUNAN GEDUNG TERMINAL BANDARA SULTAN THAHA JAMBI TIMBUNAN TANAH Untuk mensejajarkan dengan runway maka pada posisi bangunan perlu dilakukan penimbunan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkiraan Biaya BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
Lebih terperinciBAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN
BAB. IV ANALISIS dan PEMBAHASAN Identifikasi penelitian bertujuan untuk mengetahui optimasi penggunaan metode begisting konvensional dan begisting bondek terhadap 5 aspek, yaitu aspek biaya, aspek waktu,
Lebih terperinciBAB IV: PENGAMATAN PROYEK
BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
Lebih terperinciANALISA SATUAN BAHAN PEKERJAAN BEKISTING BETON BERTULANG: STUDI KASUS PADA PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG
ANALISA SATUAN BAHAN PEKERJAAN BEKISTING BETON BERTULANG: STUDI KASUS PADA PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG Suhendra 1 Abstrak Formworks in the reinforced concrete building work usually use wood as the material.
Lebih terperinci: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,
Lebih terperinciOptimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciAnalisis struktur dan biaya bekisting semi sistem pada proyek Pejaten Mall BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia konstruksi saat ini semakin pesat, seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan manusia. Dunia konstruksi dewasa ini, beton memegang peranan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN
19 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011 PERBANDINGAN PENGGUNAAN DEKING BAJA DAN METODE KONVENSIONAL UNTUK PLAT LANTAI DIPERHITUNGKAN TERHADAP BIAYA, WAKTU DAN METODE PELAKSANAAN Candra Yuliana ¹)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan gedung bertingkat saat masa sekarang ini semakin pesat dan dalam pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), sehingga
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperinciDAMPAK PERUBAHAN PEMBAGIAN ZONA TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PADA PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK ONE EAST RESIDENCE SURABAYA
TUGAS AKHIR RC14-1501 DAMPAK PERUBAHAN PEMBAGIAN ZONA TERHADAP WAKTU DAN BIAYA PADA PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK ONE EAST RESIDENCE SURABAYA MUHAMMAD IKFI AFANDI NRP 3111 100 041 Dosen Pembimbing Yusronia
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartemen Farizal Fani, dan I Putu
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ANALISIS PENGGUNAAN METODE HALF SLAB TERHADAP NILAI BIAYA DAN WAKTU DALAM PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK M-GOLD TOWER BEKASI JAWA BARAT) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG
STUDI PERBANDINGAN BIAYA BEKESTING SEMI MODERN DENGAN BEKESTING KONVENSIONAL PADA BANGUNAN GEDUNG Ida Bagus Ananta Wijaya, Ludfi Djakfar, Sugeng P. Budio Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI
STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI Dani Pratama 1, Sentosa Limanto 2 ABSTRAK: Dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, biaya memegang peranan penting. Dalam sebuah
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI Denny Ervianto, Retno Indryani, Endah Wahyuni Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif
BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena
Lebih terperinciCOMPARISON FORMWORK WOOD SLOOF TO BATAKO VIEWED FROM THE ASPECT OF TIME AND COST
COMPARISON FORMWORK WOOD SLOOF TO BATAKO VIEWED FROM THE ASPECT OF TIME AND COST Michael Tedja 1 ; Hendra Halim 2 ; Kezia Divaninta 3 ; Valentina Hidayat 4 1, 2, 3, 4 Department of Architecture, Faculty
Lebih terperinciSTUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4
STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK: Pekerja adalah salah satu faktor penting dalam suatu proyek konstruksi
Lebih terperinciPENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA
PENENTUAN KOEFISIEN PRODUKTIFITAS PEKERJAAN BEKISTING DAN PEMBESIAN PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA Nama : Asep Dian Heryadiana Nrp : 0221109 Pembimbing : Maksum Tanubrata,Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS
BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014
Seminar Tugas Akhir PERBANDINGAN PENGGUNAAN MATERIAL BATU BATA MERAH DENGAN BATA RINGAN I-CON TERHADAP PERUBAHAN DESAIN STRUKTUR DITINJAU DARI BIAYA DAN WAKTU (STUDI KASUS : GEDUNG REKTORAT DAN TI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG
BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN / PERENCANAAN STRUKTUR SCAFFOLDING SEBAGAI ALAT PENYOKONG BEKISTING BETON TUGAS AKHIR FRANSISKA
ANALISIS DAN DESAIN / PERENCANAAN STRUKTUR SCAFFOLDING SEBAGAI ALAT PENYOKONG BEKISTING BETON TUGAS AKHIR Disusun oleh: FRANSISKA 100404044 DOSEN PEMBIMBING Ir. Sanci Barus, M.T. NIP 19520310 198003 1
Lebih terperinciTINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang
Lebih terperinciBAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT BEBAN GONDOLA DAN ROOF TANK
AKIBAT BAB VII PENAMBAHAN BALOK STRUKTUR LANTAI ATAP AKIBAT 7.1 Uraian Umum Proses design yang dilakukan oleh konsultan perencanaan sangatlah penting dan erat kaitannya dengan proses kontruksi yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi, pembangunan konstruksi sipil juga semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya pembangunan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton
Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton Amanda Khoirunnisa, Heppy Kristijanto, R. Soewardojo. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada
BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.
Lebih terperinciLAMPIRAN A STANDAR HARGA SATUAN. Penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak
LAMPIRAN A STANDAR HARGA SATUAN Penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Beton Pracetak Tabel membuat 1 m 2 bekisting untuk plat beton pracetak (5 kali pakai). Bahan Lantai kerja tebal 10 cm m 3 0,008 Besi
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung Jefri Adi Gunawan, Data Iranata,
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu
Lebih terperinciluas lantai bangunan dikalikan satuan harga per m2 nya. Satuan harga bangunan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Perhitungan rencana anggaran biaya diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi, sehingga diperoleh biaya total yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dibidang pembangunan gedung bertingkat semakin berkembang pesat dewasa ini, namun dewasa ini, lahan yang tersisa semakin minim sementara kebutuhan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru. Bahanbahan material tersebut dipercaya memiliki
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL
BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan
Lebih terperinciBAB IV PROYEK SHANGRI-LA HOTEL CONDOMINIUM JAKARTA
BAB IV PROYEK SHANGRI-LA HOTEL CONDOMINIUM JAKARTA 4.1 LATAR BELAKANG PROYEK Semakin meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal yang layak di kota Jakarta memicu tingkat pembangunan disektor prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas / didalam tanah / air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan konstruksi beton pracetak di Indonesia berkembang pesat, hal ini terkait dengan biaya konstruksi yang terus meningkat. Bila dibandingkan dengan biaya pada
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan dibangun dengan ketinggian 25 lantai pada lahan selas 4000 m 2. Struktur gedung Dave Apartment Depok menggunakan konstruksi
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciKemajuan Teknologi Teknik Sipil terus mengalami. perkembanqan seiring dengan kemajuan di bidang-bidang. lain. Selain itu kemajuannya juga dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Teknik Sipil terus mengalami perkembanqan seiring dengan kemajuan di bidang-bidang lain. Selain itu kemajuannya juga dikarenakan tuntutan mutu, efisiensi
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Flow Chart Metodologi Metodologi Penelitian dengan menggunakan flow chart sebagai berikut : START MASALAH (di PT PP) Bagaimana Meningkatkan Efisiensi Biaya dan Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah B. Latar Belakang Pada pembangunan sebuah gedung, elemen pelat merupakan bagian dari struktur atas. Gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengantempat
Lebih terperinciEKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS
TUGAS AKHIR PS-180 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) EKO PRASETYO DARIYO NRP
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN Reza Murby Hermawan dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB VIII PEKERJAAN PESRTA KERJA PRAKTEK
BAB VIII PEKERJAAN PESRTA KERJA PRAKTEK Pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pasar Karapitan Bandung, praktikan mendapatkan jadwal pelaksanaan kerja praktek dari PT. ARVIRA UTAMANINDO mulai dari tanggal
Lebih terperinciDosen Pembimbing Ir. Sukobar, MT. NIP
PROYEK AKHIR RC 090342 PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA ANTARA PELAT KONVENSIONAL DENGAN PANEL LANTAI CITICON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG A SDN SIDOTOPO WETAN IV SURABAYA Angga Sukma W NRP 3111030082 Bekti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perancah Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar lainnya
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 1 Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger Yachub Syahriar, M. Faishal Mukarrom,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam perkembangan dunia konstruksi sekarang ini, produktivitas dan efisiensi menjadi sangat penting. Produktivitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x xiii
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc
Lebih terperinci