ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)"

Transkripsi

1 ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K) Farida Rahmawati 1 dan Diana Wahyu Hayati 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember farida_rahma@ce.its.ac.id ABSTRAK Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Sisa material disebabkan antara lain oleh proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut dan menjadi construction material waste. Penyebab lain, luas area proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Sisa-sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui material yang berpotensi menjadi waste, mengetahui waste index serta waste cost yang dihasilkan oleh material sisa dan mengidentifikasi penyebab waste menggunakan fishbone diagram sehingga dapat disusun strategi meminimalkan waste, agar waste serupa tidak muncul lagi pada proyek selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara penanganan waste yang tepat untuk setiap sisa material yang ada dengan menggunakan metode waste hierarchy. Dari hasil analisa Pareto maka material yang berpotensi menjadi waste dan memiliki waste cost terbesar yaitu : Bata ringan dengan waste cost sebesar = Rp ,21. Faktor penyebab terjadinya waste material pada proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measures dan management yang dilaksanakan kurang baik. Langkah-langkah Yang harus dilakukan untuk meminimalkan waste antara lain yaitu : Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja, koordinasi tim lapangan, tim teknik dan procurement harus intens dilaksanakan, bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai. Kata kunci Waste Material, Fishbone Diagram, Waste Hierarchy. 1. PENDAHULUAN Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan construction waste. Sisa material konstruksi didefinisikan sebagai sesuatu yang sifatnya berlebih dari yang disyaratkan baik itu berupa hasil pekerjaan maupun material konstruksi yang tersisa/tercecer/rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi sesuai fungsinya (J.R. Illingworth, 1998). Material adalah salah satu komponen penting yang memiliki pengaruh cukup erat dengan biaya suatu proyek, maka dengan adanya sisa material konstruksi yang cukup besar dapat dipastikan terjadi pembengkakan pada sektor pembiayaan. Selain itu, sisa material konstruksi adalah salah satu limbah yang menghasilkan prosentase yang cukup tinggi dalam pencemaran lingkungan. Pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya memiliki 10 lantai dengan luas bangunan sebesar 2990 m2, membutuhkan berbagai jenis material. Pada proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya, banyak dijumpai sisa material proyek. Salah satu penyebabnya adalah proses bongkar muat yang tidak sempurna sehingga menyebabkan kerusakan atau tidak dapat digunakannya kembali material tersebut. Selain itu, luas areal proyek gedung yang terbatas dan kurang memadai menyebabkan kontraktor kesulitan dalam penyimpanan material yang akan dipakai, sehingga menyebabkan penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali. Itu artinya material tersebut akan menjadi construction waste. Sisa material ini bila tidak direncanakan pengendalian atau pemanfaatannya akan merugikan proyek dan kelestarian lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, dibutuhkan suatu studi untuk mengidentifikasi material yang berpotensi untuk menghasilkan waste dalam segi biaya. Selain itu, dibutuhkan studi tentang cara apa yang seharusnya dilakukan untuk menangani Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 K - 181

2 sisa material proyek agar tidak merugikan proyek serta lingkungan di sekitar pembangunan gedung pada umumnya dan proyek pembangunan gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya khususnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Material yang digunakan dalam konstruksi dapat digolongkan dalam dua bagian besar (Gavilan dan Bemold, 1994), yaitu: 1. Consumable material, merupakan material yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya: semen, pasir, kerikil, batu bata, besi tulangan, baja, dan lain-lain. 2. Non-consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, dan bukan merupakan bagian fisik dari bangunan setelah bangunan tersebut selesai, misalnya: perancah, bekisting, dan dinding penahan sementara. Terjadinya sisa material konstruksi dapat disebabkan oleh satu atau kombinasi dari beberapa sumber dan penyebab. Gaspers (2001) membedakan sumber-sumber permasalahannya menjadi enam yaitu : metode, pengukuran, manusia, lingkungan, mesin, dan material Waste Cost Pengelolaan limbah lebih lanjut akan menghemat pengeluaran, menaikkan pendapatan, dan juga mengurangi waste. Banyak kontraktor tidak menyadari bahwa sebenarnya dari material waste (The true cost of material waste) (Branz,2002 dalam Gatu, 2011) adalah : Metode pendekatan waste cost bisa dilakukan bila dalam proyek tidak ada management waste plan, yaitu dengan rumus : Waste Cost = waste level x % Bobot Pekerjaan x Total Nilai Kontrak Keterangan: % Bobot Pekerjaan = Jumlah harga material 2.2. Waste Level Waste level ini dihitung untuk mengetahui volume waste dari masing- masing item material yang di teliti. Waste level ini dihitung menggunakan metode pendekatan dengan rumus umum : Waste Level = Keterangan : Vol. waste = vol. material terpakai Vol. material terpasang Vol. kebutuhan material = vol. kebutuhan material yang ditinjau 2.3. Waste Hierarchy Pada setiap proyek jenis material yang digunakan bermacam-macam. Dan hal itu berpengaruh pada sisa material yang dihasilkan. Adapun cara-cara penanganan terhadap sisa material konstruksi salah satunya dengan waste hierarcy. Waste hierarchy mengarah pada konsep 3R yaitu reduce (mengurangi), reuse (penggunaan ulang), recycle (daur ulang). a. Reduce Reduce (pengurangan) material konstruksi dalam hal ini dibagi menjadi 2 cara, yaitu: Prevention (pencegahan), usaha yang dilakukan untuk mencegah penggunaan material yang dapat menghasilkan sisa material konstruksi.. Minimalization (minimalisasi), usaha yang dilakukan untuk mengurangi sisa material konstruksi dengan cara mempersiapkan rencana penanganan sisa material konstruksi. b. Reuse Reuse (penggunaan ulang) merupakan proses penggunaan ulang dari sisa material konstruksi yang masih bisa digunakan. Untuk mempermudahkan kontraktor dalam penggunaan ulang berdasarkan tujuannya perlu dilakukan melakukan pemisahan sisa material konstruksi berdasarkan jenis pekerjaannya.. K Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013

3 c. Recycle Recycle (daur ulang) merupakan proses pengolahan sisa material konstruksi menjadi material konstruksi yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan material yang baru. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analisis yang akan menganalisa volume waste dan waste cost. Untuk material dengan waste cost terbesar akan dirumuskan rekomendasi penanganannya sesuai waste hierarchy. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data: a. Rencana Anggaran Biaya untuk mengetahui harga material yang digunakan b. Bill of Quantity untuk mengetahui volume material yang direncanakan c. Laporan logistik untuk mengetahui volume material yang digunakan (real) d. As-built drawing 2. Mengidentifikasi material berbiaya tinggi dengan analisa Pareto, yaitu dengan membuat daftar material yang digunakan, menghitung volume dan harga. Material dengan biaya tinggi akan berpotensi menghasilkan waste cost yang tinggi pula 3. Setelah didapatkan material yang akan diteliti, akan dihitung volume waste dan waste cost serta meranking material berdasarkan waste cost 4. Untuk material dengan waste cost terbesar, akan diidentifikasi penyebabnya dengan fishbone diagram, berdasarkan kriteria manusia, mesin, metode, metode, dan lingkungan 5. Menentukan cara penanganan waste berdasarkan waste hierarchy 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Material Yang Berbiaya Besar dan Berpotensi Menimbulkan Waste Dalam melakukan identifikasi material, pertama kali yang harus dilakukan adalah merangking trading consumable material berdasarkan harganya, sehingga di dapatkan harga yang besar menjadi urutan pertama. Selanjutnya, dibuat kolom persen biaya yang kemudian dikomulatifkan sehingga menghasilkan kolom persen biaya. Cara menentukan persen biaya adalah harga material dibagi dengan harga seluruh material lalu dikalikan 100%. Tabel 1 Analisa Trading Consumable Material % Kom % No. Material Sat Vol HSPK Total Harga Komulatif Harga Biaya Biaya 1 Besi Polos 10 kg , , , ,77 41,12 41,12 2 Besi Ulir 22 kg , , , ,88 39,25 80,37 3 bata ringan m , , , ,38 8,60 88,96 4 Besi Polos 16 kg , , , ,71 4,63 93,60 5 Keramik 50 x 50 sekualitas Roman m , , , ,01 3,06 96,65 7 Genteng sekualitas Abadi bh , , , ,01 1,02 97,67 8 Besi Ulir 16 kg , , , ,59 0,95 98,63 9 Besi polos 8 kg 6.113, , , ,53 0,43 99,06 10 Keramik 20 x 25 sekualitas Roman m , , , ,73 0,42 99,48 11 Keramik 20 x 20 KM sekualitas Roman m2 887, , , ,93 0,30 99,77 12 Keramik 30 x 30 sekualitas Roman m2 296, , , ,93 0,09 99,86 13 Non Slip Keramik 338, , , ,93 0,08 99,94 14 Bubung Genteng sekualitas Abadi bh 607, , , ,93 0,06 100,00 TOTAL ,93 100,00 Setelah kumulatif persen biaya didapat maka bisa dibuat grafik analisa yang dikombinasikan dengan grafik pareto yang akan menghasilkan grafik analisa pareto. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 K - 183

4 Y Prosentase Biaya (%) Gambar Prosentase 1. Grafik Item Pekerjaan Pareto (%) X Gambar 1. Analisa Pareto Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa pada saat nilai X= 20, maka nilai Y=88 dan pada saat nilai Y=80, maka nilai X=14. Dari hasil tersebut dapat diketahui P dan C dengan cara mengambil selisih angka dari grafik pareto dan analisa. Sehingga didapat : P = 20% - 14% = 6% dan C = 88% - 80% = 8% Empat item pekerjaan yang akan dipilih adalah empat item pekerjaan yang memiliki nilai tertinggi dalam analisa trading consumable material. Empat material tersebut adalah besi polos Ø10, besi ulir D22, bata ringan, dan besi polos Ø Waste Level Waste level dihitung untuk mengetahui volume waste dari masing-masing material yang sudah diperoleh dari hasil analisa Pareto Tabel 2 Rekapitulasi Waste Level No Material Sat Kedatangan Logistik Terpasang (As Built Drawing) Vol. Waste Waste Level (%) 1 Bata ringan m , ,36 53,64 4,88 2 Besi Polos Ø 16 Kg , , ,29 1,42 3 Besi Ulir D 22 Kg , , ,34 0,15 4 Besi Polos Ø 10 Kg , ,95 202,05 0,03 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa material yang memiliki presentase waste level terbesar adalah bata ringan dengan volume waste sebesar 53,63 m3 dan waste level sebesar 4,88%. Sedangkan material yang memiliki presentase waste level terkecil adalah besi polos Ø10 dengan volume waste sebesar 202,05 kg dan waste level sebesar 0,03%. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa material yang memiliki volume waste tinggi tidak selalu memiliki waste level yang tinggi juga karena waste level dipengaruhi bukan hanya oleh volume waste tetapi rasio volume waste dengan kedatangan logistik Waste Cost Perhitungan waste cost dilakukan karena ingin mengetahui apakah volume waste yang besar juga menghasilkan waste cost yang besar pula. Perhitungan dilakukan dengan rumus pendekatan sebagai berikut : Waste cost = waste level x bobot pekerjaan x total nilai kontrak Dari tabel 3 dibawah dapat terlihat bahwa material yang memiliki waste cost terbesar adalah bata ringan dengan total waste cost sebesar Rp ,21. Sedangkan pada tabel 4.2 yang menunjukkan ranking dari persentase waste level yang terbesar adalah material bata ringan sebesar 4,88 %. Dengan demikian membuktikan bahwa material dengan persentase waste level yang besar juga memiliki waste cost yang besar juga. Selain itu, bobot pekerjaan juga berpengaruh dalam penentuan waste cost. Jadi, jika material itu memiliki bobot pekerjaan dan waste level yang besar maka nilai dari waste cost akan besar pula. K Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013

5 Tabel 3. Rekapitulasi Waste Cost NO KETERANGAN VOLUME MATERIAL TERPASANG VOLUME VOLUME WASTE MATERIAL WASTE LEVEL TERPAKAI HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BOBOT WASTE COST PEKERJAAN 1 Bata ringan 1.046, ,00 53,64 4, , ,00 0, ,21 2 Besi Polos Ø , , ,29 1, , ,43 0, ,47 3 Besi Ulir D , , ,34 0, , ,45 0, ,66 4 Besi Polos Ø , ,00 202,05 0, , ,62 0, , Analisa Penyebab Sisa Material dengan Fishbone Diagram Dalam penelitian ini, penentuan faktor-faktor penyebab terjadinya waste akan dianalisa menggunakan fishbone diagram sehingga dapat diketahui akar permasalahan yang menjadikan material waste. Menurut Vincent Gaspers dalam bukunya yang berjudul Total Quality Management faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkan waste material adalah man, measures, management, machines, material, dan environment. Dalam proyek pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya ada beberapa faktor yang tidak mempngaruhi waste material pada proyek tersebut yaitu machines, material, dan environment, lebih jelasnya dapat dilihat dalam penjabaran faktor penyebab waste berdasarkan jenis materialnya dibawah ini: Gambar 2. Diagram Fishbone untuk bata ringan 1. Man a) kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja i. Membuang atau melempar material ii. Menangani material tidak hati-hati pada saat pembongkaran untuk dimasukkan ke dalam gudang iii. Memasang material tidak sesuai gambar sehingga perlu diganti karena material tidak bisa iv.. Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat 2. Measure a) pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste. 3. Management a) Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil b) Kondisi penerimaan kurang baik : i. Material tidak dikemas dengan baik ii. Kerusakan material akibat transportasi ke/di lokasi proyek c) Penyimpanan material yang tidak benar akhirnya menyebabkan kerusakan sehingga tidak bisa d) Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan Identifikasi penyebab waste untuk material besi polos Ø16, besi ulir D22, besi polos Ø10 ditabelkan sebagai berikut: Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 K - 185

6 Tabel 4. Identifikasi penyebab waste besi polos Ø16 Man Measure Management pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja : Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste besi ulir D22 kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja : Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste besi polos Ø10 kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja: Kesalahan pada pemotongan material yang mengakibatkan sisa potongan material tidak dapat pengukuran dilapangan tidak tepat, jauh lebih besar dari pada apa yang dibutuhkan, sehingga menimbulkan waste Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil sehingga kontraktor harus membeli besi lebih, sesuai standart minimal yang akhirnya kelebihan tersebut menjadi waste 4.5. Penanganan Sisa Material Menggunakan Waste Hierarchy Dari akar-akar permasalahan penyebab waste yang dijabarkan dalam fishbone diagram, bisa dianalisa penanganan sisa material menggunakan waste hierarcy. Analisa waste hierarcy ini didapat dari hasil wawancara kepada site manager proyek guna mendapatkan penanganan sisa material yang paling tepat. Hasil waste hierarcy pada proyek Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya bisa dilihat dari tabel 5 dibawah ini : Tabel 5 Penanganan Waste yang Tepat Sesuai Waste Hierarcy Langkah-Langkah Meminimalkan Waste (Waste Reduction) Dalam penelitian ini, untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengatasi waste dilakukan tanya jawab dengan pelaku proyek, dalam hal ini pelaku proyek yang dimaksud adalah site manager proyek. Langkah-langkah yang dihasilkan yaitu bersifat opini pelaku proyek yang berasal dari pengalaman-pengalaman dilapangan dan pengalaman khususnya dari pelaksanaan Pembangunan Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya. Secara umum langkah-langkah meminimalkan waste berdasarkan materialnya adalah sebagai berikut: 1. Man a) Melakukan pengawasan dan pembimbingan/arahan kepada pekerja. b) Memilih mandor yang berintegritas 2. Measure a) Koordinasi tim lapangan, tim teknik dan procurement harus intens dilaksanakan. b) Pengecekan/ pengukuran ulang sebelum pendatangan material bila dirasa perlu. 3. Management a) Bekerja sama dengan proyek lain untuk mengalihkan material yang tidak terpakai. b) Membuat kesepakatan akan kedatangan material antara supplier dan kontraktor. Contoh: bila bata ringan terjadi kerusakan 5 buah maka tanggu jawab kontraktor, tapi kalau 5 buah maka tanggung jawab supplier, supplier harus mengganti. K Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013

7 c) Pembuatan program penyimpanan material yang baik. Sistem perencanaan penyimpanan material yang baik akan sangat berpengaruh terhadap peminimalisiran waste. d) Menambah tim QA/QC dan pengawas di lapangan. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa Pareto maka material pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya yang berpotensi memberikan kontribusi terbesar terhadap waste cost yaitu Bata ringan dengan waste cost sebesar = Rp ,21. Sedangkan nilai waste index pada proyek gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya yaitu sebesar 0,0531. Faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkan waste material pada bata ringan, besi polos Ø16, besi ulir D22, dan besi polos Ø10 dalam proyek gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya adalah faktor man, measure, dan management. Langkah-langkah untuk mereduksi waste dapat dirumuskan sesuai kriteria manusia, pengukuran dan manajemen. Cara-cara tersebut antara lain melakukan pengawasan, melakukan pengawasan yang tepat dan program penyimpanan material dengan lebih baik. DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN PUSTAKA) Bossink, B. A. G, dan H. J. H. Brouwers, Construction Waste : Quantification And Source Evaluation. Gatu, L.A Analisa Sisa Material Konstruksi Pada Proyek Gedung KPKNL Sidoarjo. Penelitian Jurusan Teknik Sipil ITS, tidak dipublikasikan. Gaspers, V Total Quality Management. Manajemen Bisnis Total. Gavilan, R. M., dan Bernold, L. E Source Evaluation Of Solid Waste In Building Construction. Journal of Construction Engineering and Management. Illingworth, J.R Waste in the construction process. Intan, S.,Aliefen, R.S.,Arijanto, L Analisa dan Evaluasi Sisa Matrial Konstruksi : Sumber Penyebab, Kuantitas, Dan Biaya. Jurnal Jurusan Teknik Sipil Universitas Petra. Ismail Penyebab Waste Material Pada Saat Pelaksanaan Pembangunan Konstruksi Bangunan Gedung. Poon, C. S., Yu, A. T. W, Wong, S.W., Cheung, Esther Management of Construction Waste in Public Housting Projects in Hongkong. Environtmental Protection Agency. Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, Oktober 2013 K - 187

IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya)

IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya) IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya) Putu Artama Wiguna, Farida Rahmawati, dan Jermias Haposan Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda berwujud yang tidak berbahaya, yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran

Lebih terperinci

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA YUDIKA DWI PARINDRA NRP 3108 100 636 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT. Ph.D M Arif Rohman,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN (Construction Waste Identification For Complying Sustainable Building) Y.P Devia, S.E Unas, R.W Safrianto, W. Nariswari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan

Lebih terperinci

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3)

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3) ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR DAN RUMAH DINAS KELURAHAN GILINGAN (STUDI KASUS GEDUNG KELURAHAN DAN RUMAH DINAS KELURAHAN GILINGAN) Widi Hartono 1), Sugiyarto

Lebih terperinci

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS SISA MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAWASAN MARVELL CITY

ANALISIS SISA MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAWASAN MARVELL CITY TUGAS AKHIR RC14-15 01 ANALISIS SISA MATERIAL PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAWASAN MARVELL CITY GIUSTI AJI WALUYO NRP 3114106039 Dosen Pembimbing Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT.,Ph.D JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Hasil Pembahasan Kontraktor Berdasarkan hasil pembahasan tentang sisa material pada 4 proyek gedung di Kota Padang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR ROSDA DAMERIA TINDAON NIM :

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR ROSDA DAMERIA TINDAON NIM : FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYNA MATERIAL SISA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Menyelesaikan Program Sarjana Sains Terapan Oleh: ROSDA DAMERIA TINDAON

Lebih terperinci

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR JASA ASURANSI INDONESIA DI PEMATANG SIANTAR) ANALYSIS OF MATERIAL WASTE BY USING FAULT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sisa Material Konstruksi Sisa material dapat diartikan sebagai segala jenis material yang berasal dari bagian alam a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk kemudian

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN GILINGAN

SKRIPSI ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN GILINGAN SKRIPSI ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KELURAHAN GILINGAN ANALYSIS AND IDENTIFICATION OF WASTE CONSTRUCTION OF THE KELURAHAN GILINGAN BUILDING OFFICE Diajukan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Nuris Wahyudi Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konsruksi Universitas Katolik Parahyangan Bandung Jl. Merdeka No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses untuk dapat melakukan penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai maka dibutuhkan data primer yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA I Putu Artama Wiguna 1, Henni iriana 2 1 Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Email : artama@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Sisa Material Konstruksi Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam proses konstruksi digolongkan dalam dua bagian besar yaitu : 1. Consumable

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Bangunan Atas Struktur atas adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima kombinasi pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1 Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING Johannes Andrean Gunawan 1, Debi Christian 2, and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN Eko Setyanto 1, Peter F. Kaming 2, dan Maria Dwi Ferdiana 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI Yunita A. Messah *) ABSTRAK Material merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan karena sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL

ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN FAKTOR PENYEBAB PADA 3 PROYEK KELURAHAN DITINJAU BAGIAN PONDASI MENGUNAKAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) Analysis and Management for Construction s Waste

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Limbah Ervianto (2012) menjelaskan bahwa limbah dihasilkan dari berbagai aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan salah satunya dihasilkan pada

Lebih terperinci

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K)

VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) VARIASI PENGGUNAAN JENIS MATERIAL BEKISTING PADA PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIAYA DAN DURASI PELAKSANAAN PROYEK (194K) Yervi Hesna 1, Radhi Alfalah 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste.

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. Keberadaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1. Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap oleh material

Lebih terperinci

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA Albani Musyafa 1 1 Teknik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP TERPADU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waste Waste merupakan segala jenis material yang mana pemiliknya memiliki niat untukuk membuang sebagai material yang sudah tidak memiliki mili kegunaan lagi. Suatu materialal

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No., 6 4, March ISSN 4-9 ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA Suryanto Intan Dosen, Fakultas Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

PR 1 MANAJEMEN PROYEK PR 1 MANAJEMEN PROYEK Suatu bagian gedung 2 lantai menggunakan struktur beton bertulang seperti ditunjukkan pada lampiran. Data-data teknis struktur bangunan adalah sebagai berikut : Luas bangunan : 5

Lebih terperinci

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI DAN MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP TERPADU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Kartika Puspa

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR VI.I. Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO Julistyana Tistogondo, Hardi Antariksa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama, Surabaya Julistyana.tistogondo@narotama.ac.id

Lebih terperinci

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT.

Tatia Ardilla / Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST. MT. PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA X PROVINSI BALI (The Application of Value Engineering in The Project of X Dormitory Bali Province) Tatia Ardilla / 3109100091 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB. IV ANALISIS dan PEMBAHASAN Identifikasi penelitian bertujuan untuk mengetahui optimasi penggunaan metode begisting konvensional dan begisting bondek terhadap 5 aspek, yaitu aspek biaya, aspek waktu,

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan manusia tidak terlepas dari penggunaan berbagai jenis sumber daya alam sebagai material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Waste Dalam pekerjaan konstruksi, sangat membutuhkan banyak biaya, untuk itu harus ada perhitungan yang sangat matang pada saat perencanaan. Namun, sisa material

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan Koefisien analisa harga satuan adalah angka angka jumlah kebutuhan bahan maupun tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam satu

Lebih terperinci

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN

INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN INSPEKSI PROSES PELAKSANAAN DAN CACAT PADA DINDING PANEL PRACETAK SUATU PROYEK APARTEMEN Kurniawan Jaya Santoso 1, Yosep Hartono 2, Andi 3 ABSTRAK : Untuk menjaga kualitas dinding panel maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR BAB V 5.1 Daftar Harga Satuan Bahan dan Daftar Upah Tenaga Kerja RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvensional. Data harga satuan upah dan bahan di ambil dari Daftar

Lebih terperinci

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4 ABSTRAK: Pekerja adalah salah satu faktor penting dalam suatu proyek konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu parameter yang digunakan dalam upaya melaksanakan sebuah proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah satu komponen

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA SAMARINDA Diajukan oleh : ABD RAHMAN 08.11.1001.7311.106

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING :

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL - FTSP STEFANUS HENDY L DIANA WAHYU HAYATI DISUSUN OLEH : DOSEN PEMBIMBING : PERENCANAAN PROGRAM PENGENDALIAN WAKTU, BIAYA, MUTU DAN CONSTRUCTION SAFETY PADA PEMBANGUNAN PROYEK THE MILLENIUM BUILDING SD MUHAMMADIYAH 4 PUCANG SURABAYA DISUSUN OLEH : STEFANUS HENDY L. 3108.030.031

Lebih terperinci

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan

Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan Pengaruh Penggantian Material Bata Merah Dengan Batako Terhadap Biaya Bangunan (Studi Kasus: Student Center Itenas, Bandung) Staf Pengajar Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustofa

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Rumah Kost 3 Lantai : Taman Permata Blok A3 No 35, Lippo Village, Tangerang, Banten Peruntukan Luas Bangunan

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Nama Proyek Lokasi Proyek : Pembangunan Hotel 2 Basement, 10 Lantai : Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat Peruntukan : Hotel Bintang 3 Luas Bangunan

Lebih terperinci

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Jeremy August Tambayong 1, Budiman Proboyo 2, dan Indriani Santoso 3 ABSTRAK : Proses konstruksi sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 36 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA IV.1. Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan untuk membuat model HST BGN diambil dari dokumen kontrak pembangunan gedung baru milik pemerintah, yang diperoleh

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA SEPTYARINI PUTRI AYUDYA 3109100031 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk. pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Semakin pesatnya perkembangan bahan material untuk pembangunan konstruksi banyak melahirkan produk-produk baru. Bahanbahan material tersebut dipercaya memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS WILMAR BUSINESS INSTITUTE MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp ANALISIS DAN PENGELOLAAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN FAKTOR PENYEBAB PADA 3 PROYEK KELURAHAN DITINJAU BAGIAN PONDASI MENGUNAKAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA Widi Hartono 1), Derry Handoko Purba 2), Sugiyarto

Lebih terperinci

Studi Kasus Waste Material Proses Fabrikasi Struktur Baja di Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction)

Studi Kasus Waste Material Proses Fabrikasi Struktur Baja di Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction) Sutanto, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Studi Kasus Waste Material Proses Fabrikasi Struktur Baja di Perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction) Kelvin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management.

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Material sebagai salah satu komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek mempunyai kontribusi sebesar 40-60% dari biaya proyek 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya pekerjaan finishing ing adalah pekerjaan akhir dari sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya pekerjaan finishing ing adalah pekerjaan akhir dari sebuah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pekerjaan Finishing Pada dasarnya pekerjaan finishing ing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan gedung, jembatan, jalan an maupun sebuah kegiatan

Lebih terperinci

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI Dani Pratama 1, Sentosa Limanto 2 ABSTRAK: Dalam sebuah proyek konstruksi bangunan, biaya memegang peranan penting. Dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam. penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Perkiraan Biaya Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN) TESIS PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN) LEVIN WIBOWO No. Mhs.: 155102358/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI Yutrianthie NRP : 9921016 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO M.Sc. JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Biaya material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk

Lebih terperinci

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA Agnes Maria Wijaya 1, Ayu Wirastuti 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita 4 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang

Lebih terperinci

ANALISA WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN APLIKASI METODE LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN SHOWROOM AUTO 2000)

ANALISA WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN APLIKASI METODE LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN SHOWROOM AUTO 2000) ANALISA WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN APLIKASI METODE LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN SHOWROOM AUTO 2000) Raedian Aulia Adlin 1, Nursyamsi 2, Andy Putra Rambe 3 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan yang signifikan. Pembangunan infrastruktur baru tidak hanya dilakukan pada lahan-lahan yang masih kosong saja

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Seminar Tugas Akhir. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 Seminar Tugas Akhir PERBANDINGAN PENGGUNAAN MATERIAL BATU BATA MERAH DENGAN BATA RINGAN I-CON TERHADAP PERUBAHAN DESAIN STRUKTUR DITINJAU DARI BIAYA DAN WAKTU (STUDI KASUS : GEDUNG REKTORAT DAN TI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL BAB 9 BOQ DAN RAB BOQ ( Bill of Quantity) adalah perincian jumlah dari seluruh peralatan dan perkerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan, sedangkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah biaya yang diperlukan

Lebih terperinci

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Phillip Wijaya 1, Susanto Leman 2, Budiman Proboyo 3, Indriani Santoso 4 ABSTRAK : Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ( STUDI KASUS GEDUNG AKADEMI KEBIDANAN SITI KHODIJAH ) TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : DENDRA EKA PURMANA

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN SNI 03-6.13 PERSIAPAN I.1. 1 m3 Bongkaran beton bertulang 6.6670 Oh Pekerja @Rp 0.00 Rp. 0.00 0.3330 Oh Kepala tukang @Rp 0.00 Rp. 0.00 0.3330 Oh Mandor @Rp 0.00 Rp. 0.00 Alat

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkiraan Biaya BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi lingkungan global dan lokal saat ini sudah mulai memprihatinkan yang dapat mengancam kehidupan di muka bumi. Salah satu sumber terjadinya masalah antara alam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis jenis sisa material tak terbarukan yang terdapat pada setiap pekerjaan proyek di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah sisa material

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA Jennyfer Margaretta 1, Onnyxiforus Gondokusumo 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya

Optimasi Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-22 Optimasi Layout Menggunakan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan Transmart Rungkut Surabaya Handi Destianno Adhika

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN Tabel 8.1 Perhitungan volume pekerjaan No Uraian Volume Satuan I Pekerjaan Persiapan 1 Direksi Keet 4.00 6.00 Luas = 6 x 4 = 24 m 2 24.00

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI Denny Ervianto, Retno Indryani, Endah Wahyuni Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BILL Of QUANTITY ( B.Q )

BILL Of QUANTITY ( B.Q ) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKALIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jalan Antara Bengkalis RENCANA ANGGARAN BIAYA BILL Of QUANTITY ( B.Q ) KEGIATAN : Pembangunan Gedung Kantor TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut, Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pekerjaan kontruksi beton, ada tiga komponen utama yang harus direncanakan dengan matang karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. Perkembangan tersebut meliputi berbagai sektor kehidupan, misalkan saja aspek sosial dan

Lebih terperinci