Gambar 8. Piramida Manajemen Exemil 1.0
|
|
- Veronika Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. RANCANG BANGUN EXEMIL 1.0 A. Arsitektur Exemil 1.0 Arsitektur Exemil 1.0 menggambarkan struktur dan fungsi komponen-komponen dalam sistem yang saling berkaitan sehingga menghasilkan suatu sistem yang terintegrasi. Arsitektur Exemil 1.0 bila dilihat berdasarkan piramida manajemen dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Piramida Manajemen Exemil 1.0 Dilihat dari gambar di atas, terlihat bahwa EIS (Executive Information System) yang diberi nama Exemil 1.0 ini berada di atas sistem informasi yang menunjang sistem ini, diantaranya sistem informasi tentang wilayah, PPIC, finansial, produksi-konsumsi, marketing, dan peternakan. Keenam sistem informasi ini berada pada level operasional yang akan mendukung sistem yang berada di puncak, yang berada pada level strategis untuk penentuan strategis yaitu sistem informasi eksekutif. Jadi dapat dikatakan sistem informasi eksekutif untuk perencanaan pengembangan agroindustri susu merupakan sistem yang memayungi atau melingkupi sistem informasi penunjang sistem tersebut.
2 Gambar 9. Sedangkan arsitektur Exemil 1.0 secara sistematik dapat dilihat pada Password Cek password Eksekutif Salah Administrator Antarmuka Administrator Peternakan Pemasaran Pendirian Industri Penentuan Lokasi Perencanaan Produksi Industri Restore database Back up database Database Exemil 1.0 Database Eksternal Antarmuka Eksekutif Pemasaran Pendirian Industri Penentuan Lokasi Perencanaan Produksi Keterangan Proses Database/Penyimpanan Data Pemilihan Laporan/Dokumen Pemasukkan/ Pengentrian Data Secara Manual Gambar 9. Arsitektur sistem dalam Exemil
3 Sebelum pengguna mengakses Exemil 1.0, maka pengguna akan dihadapkan pada pengisian password (kata kunci). Apabila password yang dimasukkan benar, maka pengguna akan masuk ke menu utama. Terdapat dua tipe pengguna pada Exemil 1.0, yaitu eksekutif dan administrator data. administrator data bertugas memasukkan, memperbaharui, dan mengurangi data pada Exemil 1.0, sehingga data yang ada dalam Exemil 1.0 dapat berubah sesuai dengan perubahan agroindustri susu namun eksekutif tidak dapat melakukan perubahan ataupun penambahan data, para eksekutif hanya dapat melihat perkembangan yang ada melalui laporan Exemil 1.0. Pada tampilan antarmuka eksekutif, tidak seluruh komponen pembentuk Exemil 1.0 ditampilkan karena hanya data-data yang bertipe ringkas pada pelaporannya yang akan ditampilkan untuk Eksekutif. Namun eksekutif juga dapat mengakses informasi lainnya melalui pelaporan informasi manajemen. B. Konfigurasi Model B.1. DFD (Data Flow Diagram) Tahapan pemodelan sistem dalam perancangan sistem informasi berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dalam rancang bangun dan penerapan sistem secara fisik kepada pengguna. Pemodelan Exemil 1.0 dilakukan dengan pendekatan berarah fungsi yang terdiri dari pembuatan diagram alir data (data flow diagram/dfd). Diagram alir data merupakan gambaran sistem dalam bentuk jaringan atau grafis, dari sudut pandang data yang diproses, yang mampu menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung secara paralel. Diagram alir data dibuat secara bertahap untuk memudahkan penggambaran aliran data. Pada pembuatan model Exemil 1.0, diagram alir data dibuat hingga tingkat ketiga. Diagram alir data tingkat 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut dengan sumber dan tujuan data secara jelas. Pada Gambar 10 dapat dilihat diagram alir data tingkat 0 (context diagram). 41
4 Gambar 10. Diagram Alir Data level 0 (Diagram konteks Exemil 1.0) Pada diagram level 0 ini atau context diagram menggambarkan masukkan informasi yang berasal dari Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistika, Departemen Perindustrian, dan Pustaka. Selanjutnya informasi-informasi tersebut akan diolah dalam sistem informasi eksekutif (Exemil 1.0) yang akan menghasilkan laporan bagi eksekutif. Informasi-informasi yang didapatkan dari sumber-sumber yang ada akan diolah dalam Exemil 1.0, yang terbagi menjadi beberapa proses. Informasi tersebut dikumpulkan kemudian akan disortir dan seleksi sesuai dengan kebutuhan eksekutif dan kelompok data tersebut. selanjutnya informasi akan diolah ke dalam bentuk pemantauan informasi atau perhitungan yang akan dilaporkan hasilnya kepada eksekutf. Proses yang terjadi dalam Exemil 1.0 ini digambarkan dalam DFD level 1 pada Gambar
5 Gambar 11. Diagram Alir Data Level 1 DFD level 1 ini akan dipecah kembali ke dalam DFD level 2. Pada level 2 ini, informasi akan diproses dalam penyeleksian dan pegolahan. Gambar 12a menggambarkan aliran informasi yang terjadi pada penyeleksian dan penyortiran data. Informasi-informasi yang telah didapatkan dari sumber, akan diseleksi dan disortir. Penyeleksian dan penyortiran data akan membagi informasi menjadi dua jenis, yaitu informasi yang dibutuhkan bagi eksekutif sesuai dengan critical success factors dan informasi penunjang atau sistem informasi manajemen, atau informasi tanpa metode critical success factors. Informasi penunjang ini akan langsung menghasilkan laporan details atau lengkap bagi eksekutif. Informasi penunjang tersebut berupa informasi mengenai syarat peternakan yang baik, informasi 43
6 produsen susu, informasi standar mutu produk susu dan turunannya, informasi proses produksi, dan informasi pohon industri susu. Sedangkan informasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif akan diolah untuk menghasilkan laporan ringkas bagi eksekutif berupa laporan pemantauan. Pada Gambar 12b, aliran informasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif menggunakan metode critical success factors akan diolah untuk menghasilkan laporan pemantauan. Informasi tersebut terdiri dari informasi populasi sapi perah dan jumlah peternakan sapi perah; informasi konsumsi dan produksi; informasi permintaan, ekspor, impor, dan harga; informasi kapasitas perencanaan produksi dan kebutuhan bahan baku; informasi kelayakan finansial dan laba rugi; informasi lokasi pendirian terbaik. 44
7 Gambar 12a. Diagram alir data level 2 45
8 Gambar 12b. Diagram alir data level 2 46
9 Pada diagram level 2 untuk pengolahan data atau pemantauan data akan dibagi lagi ke dalam level 3 dalam aliran informasinya. Pada gambar 13, terlihat bahwa informasi mengenai penentuan lokasi terbaik akan diolah kembali. Aliran informasinya berupa data kriteria dan data alternatif yang didapatkan mengalami proses perhitungan untuk menghasilkan informasi mengenai lokasi terbaik untuk pendirian industri susu dengan perhitungan menggunakan MPE. Selanjutnya informasi ini akan dilaporkan kepada eksekutif dalam bentuk tampilan ataupun worksheet. Gambar 13. Diagram Alir Data level 3 Gambar 14a, 14b, 14c, 14d menggambarkan aliran informasi yang terjadi pada informasi marketing. Informasi marketing terdiri dari informasi ekspor, impor, harga, dan permintaan. Pada informasi permintaan, informasi yang ada akan dikelompokkan berdasarkan produk dan tahun selanjutnya informasi tersebut akan diproses 47
10 pembuatan tabel dan grafik yang akan dilaporkan untuk eksekutif. Pada informasi ekspor dan impor, informasi akan dikelompokkan berdasarkan produk dan tahun, namun tidak hanya itu untuk ekspor akan dikelompokkan berdasarkan negara tujuan sedangkan untuk impor akan dikelompokkan berdasarkan negara importir. Selanjutnya informasi akan diolah dalam bentuk tabel dan grafik untuk dilaporakan kepada eksekutif. Gambar 14a. Diagram alir data level 3 (pemantauan data permintaan pemasaran) 48
11 Gambar 14b. Diagram alir data level 3 (pemantauan data ekspor pemasaran) 49
12 3.6 Seleksi data pemasaran Data impor Terima data impor Data impor Pengelompokan data berdasarkan negara importir Pengelompokkan data berdasarkan produk Pengelompokan data berdasarkan tahun Pembuatan tabel Pembuatan grafik Pelaporan Eksekutif Gambar 14c. Diagram alir data level 3 (pemantauan data impor pemasaran) 50
13 Gambar 14d. Diagram alir data level 3 (pemantauan data harga pemasaran) Gambar 15a dan 15b menggambarkan aliran informasi level 3, pemecahan dari seleksi data produksi dan konsumsi pada level 2. Gambar 15a mengilustrasikan aliran informasi konsumsi, yang pada aliran awalnya data konsumsi yang diterima akan dikelompokkan berdasarkan kabupaten, tahun, dan produk. Selanjutnya data yang sudah dikelompokkan tersebut akan diproses untuk dibuat dalam 51
14 bentuk tabel dan grafik untuk pelaporan bagi eksekutif. Hal ini tidak jauh berbeda dengan ilustrasi pada Gambar 15b. Gambar 15a. Diagram alir data level 3 (pemantauan data konsumsi pemasaran) 52
15 Gambar 15b. Diagram alir data level 3 (pemantauan data produksi pemasaran) Gambar 16 menggambarkan aliran informasi pendirian industri, yang diawali dengan data-data pendukung untuk perhitungan pendirian industri yaitu data asumsi, data investasi, data biaya tetap, dan data biaya variabel. Data-data tersebut diterima dan diolah untuk menghasilkan analisis kelayakan dan analisis laba-rugi yang kemudian akan dilaporkan kepada eksekutif. 53
16 Gambar 16. Diagram alir data level 3 (pemantauan data pendirian industri) Gambar 17 menggambarkan aliran informasi pada informasi peternakan. Informasi peternakan terdiri dari informasi mengenai populasi sapi perah dan informasi jumlah peternakan sapi perah. Kedua informasi itu akan diseleksi kemudian akan dikelompokkan berdasarkan kabupaten dan tahun. Selanjutnya informasi akan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik yang akan dilaporkan kepada eksekutif. 54
17 Gambar 17. Diagram alir data level 3 (pemantauan data peternakan) Gambar 18 menggambarkan aliran informasi PPIC atau perencanaan produksi. Informasi perencanaan produksi ini diawali dengan data permintaan yang akan dikelompokkan berdasarkan produk kemudian dilakukan perhitungan peramalan, yang akan menghasilkan data ramalan permintaan. Data ramalan ini akan diproses untuk menghasilkan kapasitas perencanaan produksi. Informasi mengenai kapasitas perencanaan produksi tersebut akan diproses untuk 55
18 mendapatkan kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan produksi sesuai dengan prakiraan kapasitas tersebut. Informasi mengenai kapasitas perencanaan produksi dan kebutuhan bahan baku akan dilaporkan kepada eksekutif. Gambar 18. Diagram alir data level 3 (pemantauan data perencanaan produksi) B.2. ERD (Entity Relationship Diagram) 56
19 ERD/model data merupakan alat yang digunakan dalam analisis untuk menggambarkan kebutuhan data dan asumsi-asumsi dalam sistem yang akan dibangun/dikembangkan secara terstruktur dari atas ke bawah. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mengidentifikasi data yang akan diambil untuk keperluankeperluan tertentu dalam mendukung kegiatan yang dilakukan organisasi. ERD juga digunakan untuk mengidentifikasi asal data yang dibutuhkan dan dilaporkan (Marimin, 2004). ERD/model data tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan konsep berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis data, yaitu model data konseptual atau tingkat tinggi (high level) dan model data fisikal atau tingkat rendah (low level). a. Model data konseptual menyajikkan konsep tentang bagaimana pemakai basis data memandang atau memperlakukan data. Dalam model data konseptual digunakan konsep entiti, atribut, dan hubungan. b. Model data fisikal, merupakan konsep bagaimana deskripsi data disimpan dalam komputer. Dalam model data fisikal dideskripsikan bagaimana data disimpan dalam komputer dengan menyajikkan informasi tentang format rekaman, urutan rekaman, dan jalur pengaksesan data. Informasi jalur pengaksesan data merupakan struktur yang dapat membuat pencarian rekaman data lebih efisien. Waljiyanto, 2003) 57
20 Peternakan Sapi Populasi Sapi Konsumsi IDPeternakan IDPopulasi IDKonsumsi Kabupaten Kabupaten Produk Peternakan_Populasi Populasi_Konsumsi Tahun Tahun Jumlah Peternakan Populasi Kabupaten Tahun Total Konsumsi Produksi IDProduksi Konsumsi_Produksi Produk Kabupaten Tahun Total Produksi Ekspor Impor Jawa Barat IDEkspor IDImpor IDJabar Tahun Tahun Produk Produk Produk Tahun Impor_Jabar Negara Tujuan Ekspor_Impor Negara Importir Produksi Jabar Volume Ekspor Volume Impor Konsumsi Jabar Ekspor Jabar Impor Jabar Permintaan Jabar Ekspor_Jabar Harga Nasional Populasi Jabar Produsen IDProdusen Jenis Industri Produsen_SM Standar Mutu Perusahaan IDMutu Alamat Produk Telepon Karakteristik Fax Syarat Bobot Pakar IDPakar Kriteria Bobot Permintaan IDPermintan Bulan Tahun Produk Total Permintaan Pakar_Alternatif Permintaan_Peramalan Alternatif IDAlternatif Kabupaten Bobot Pohon Industri Kelayakan Wilayah Alternatif_Wilayah IDPohin IDWilayah Produk SM_Pohin Pakar_WilayahKabupaten Keterangan Nilai Total Peramalan IDRamalan Produk Kabupaten Nilai Ramalan Peramalan_MPS MPS IDMPS Produk Nilai Ramalan Buffer Stock Current Stock Perencanaan Produksi Produksi Efektif Kekurangan Produksi Kapasitas Lembur Ending Stock MPS_MRP Asumsi IDAsumsi Jenis Asumsi Nilai Investasi_Kelayakan Asumsi_Tetap Investasi Asumsi_Variabel Biaya Tetap IDInvestasi IDTetap Asumsi_Investasi Jenis_Investasi Jenis Biaya Jumlah SATUAN SATUAN Invesatasi_Tetap Jumlah Biaya Satuan Biaya Satuan Total Biaya Total Biaya Biaya Variabel IDVariabel Tetap_Variabel Jenis Biaya SATUAN Jumlah Biaya Satuan Total Biaya MRP IDMRP Produk Jenis Bahan Baku Satuan Current Stock Buffer Stock Usage Order Ending Stock Asumsi_Kelayakan Keterangan Asumsi_LabaRugi Kelayakan Finansial IDFinansial Investasi Biaya Tetap Biaya Variabel Kapasitas Produksi Harga Jual Laba Bersih NPV IRR BEP BC Ratio Investasi_LabaRugi PbP Tetap_LabaRugi Tetap_Kelayakan Laba Rugi IDLabarugi Tahun Nilai Jual Biaya Variabel Laba Bruto Angsuran dan Bunga Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih A A Variabel_Kelayakan A A Variabel_LabaRugi B B B B Satu atribut dari entity A berhubungan dengan satu atribut dari entity B Satu atribut dari entity A berhubungan dengan satu atau banyak atribut dari entity B Satu atau banyak atribut dari entity A tidak berhubungan/ berdiri sendiri dengan satu atau banyak atribut dari entity B Banyak atribut dari entity A berhubungan denganbanyak atribut dari entity B Gambar 19. Model Data Konseptual 58
21 Gambar 20. Model Data Fisik 59
IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0
IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0 A. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Eksekutif Perencanaan dan Pengembangan Industri Susu (Exemil 1.0) merupakan suatu paket program yang menampilkan sistem informasi
Lebih terperinciVI. IMPLEMENTASI SISTEM
VI. IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi sistem merupakan tahap akhir dalam pengembangan suatu perangkat lunak yang mengimplementasikan hasil rancangan arsitektur sistem dan desain antarmuka pnegguna ke dalam
Lebih terperinciIV. KONFIGURASI MODEL
IV. KONFIGURASI MODEL A. DIAGRAM ALIRAN DATA (DATA FLOW DIAGRAM/DFD) Metode yang digunakan dalam memodelkan program aplikasi Sidi- Kuu adalah menggunakan diagram aliran data. Diagram aliran data memperlihatkan
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL
VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen
Lebih terperinciELEMEN DAN ALIRAN INFORMASI PADA USAHA BUDIDAYA DAN AGROINDUSTRI OLAHAN LELE SECARA TERPADU: PENDEKATAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 497 ELEMEN DAN ALIRAN INFORMASI PADA USAHA BUDIDAYA DAN AGROINDUSTRI OLAHAN LELE SECARA TERPADU: PENDEKATAN DATA FLOW DIAGRAM (DFD) Neza Fadia Rayesa 1 1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciV. IMPLEMENTASI EssDSS 01
V. IMPLEMENTASI EssDSS 01 A. Program Utama EssDSS 01 Paket program EssDss 01 merupakan paket dari sistem program yang mengintegrasikan beberapa model yang berkaitan di dalamnya. Model-model ini membantu
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan proses adalah desain dari hasil analisa yang telah dilakukan untuk memenuhi permintaan-permintaan sistem dan gambaran-gambaran perancangan proses
Lebih terperinciIV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM
IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan
Lebih terperinciGambar 4.1 Flowmap Usulan Pengecekan Berkas
41 Marketing Back Office Pimpinan Pengajuan Form BI T Lengkap Pengecekan BI Tanda Tangan Y Form Cek BI DB BI Cetak Hasil Cek Pengembalian T Hasil Cek Tanda Tangan Kolektibilitas Y Informasi Input Data
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model
PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix ABSTRAK... xi BAB 1 PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak awal pembangunan, BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) memegang peran dan kedudukan yang strategis dalam perekonomian nasional. BUMN memberikan kontribusi kepada
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciGambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.
44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Flow Map Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua buah flowmap yaitu flow map surat masuk dan surat keluar. Dimana flow map ini menndefinisikan dari sebuah
Lebih terperinciIV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01
IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sekarang ini telah membuat manusia bekerja dengan tepat dan akurat sehingga pemanfaatan waktu harus dilakukan secara efisien. Banyaknya data maupun
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai sistem informasi penjualan dan pembelian alat bangunan TOKO VENUS JAYA khususnya untuk bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak perusahaan yang ingin atau telah mengubah seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat, menyebabkan banyak perusahaan yang ingin atau telah mengubah seluruh kegiatan pencatatan manual
Lebih terperinciPEMODELAN. Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas.
PEMODELAN DEFINISI Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka instansi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komputer. Dalam hal ini komputer sangat berperan aktif dalam penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi elektronika di Indonesia saat ini sangat pesat sekali, khususnya dibidang komputer mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Sesuai
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem. 1 Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik
Lebih terperinciVI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5
VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri
Lebih terperinciSistem Informasi Manajemen SIM Dalam Pelaksanaan
Modul ke: 09 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Sistem Informasi Manajemen SIM Dalam Pelaksanaan Putra Boediman Program Studi MANAJEMEN Pendahuluan Operasi-operasi manajemen terdiri dari beberapa tahap, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dan canggih. Teknologi yang dibutuhkan bukan saja berupa perangkat keras
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik dan canggih.
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
50 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan Sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN KEASLIAN TA... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk CABANG PALEMBANG
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN, PEMESANAN DAN PERSEDIAAN BARANG
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. HD Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang kredit motor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. HD Finance adalah perusahaan yang bergerak dibidang kredit motor bertempat di kawasan Surabaya. Dalam pemasaran jasanya lebih banyak menawarkan jasanya
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem manual atau belum menggunakan sistem komputer. Oleh karena itu,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya dalam menghadapi persaingan yang terjadi antara perusahaan adalah dengan meningkatkan kinerja yang ada dalam suatu perusahaan agar semakin efektif
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan pendirian industri bioinsektisda Bta di Bogor merupakan analisis yang dilakukan sebagai bagian dari tahap pra invetasi pada proyek pembangunan industri
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan
Lebih terperinciPertemuan 3 PEMODELAN
Pertemuan 3 PEMODELAN DEFINISI Model adalah abstraksi dari sesuatu, yang mewakili beberapa fenomena berbentuk objek atau aktivitas. Fenomena dapat berupa entity, jika fenomena itu berupa instansi maka
Lebih terperinciAnalisis Dan Perancangan Sistem Informasi Eksekutif Pemasaran Pada PT. Fabindo Sejahtera
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Eksekutif Pemasaran Pada PT. Fabindo Sejahtera SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Informatika Jurusan Sarjana Informatika
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SURYA ABADI MORINDO PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008
SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SURYA ABADI MORINDO PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008 Linanda Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH PALEMBANG
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pengembangan industri tepung dan biskuit dari tepung kepala ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisis pasar dan pemasaran,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Adapun alur metodologi penelitian yang akan dipakai dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Alur Metodologi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Prosedur Usulan Perhitungan Harga Pokok Produk Di bawah ini adalah usulan prosedur perhitungan harga pokok produk dan pemberian label dengan menggunakan metode Specific Identification
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Studi kepustakaan Penentuan Kebutuhan dan Data yang akan digunakan Pengumpulan Data yang diperlukan Mempersiapkan alat dan bahan penelitian Wawancara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin maju saat ini, kebutuhan akan informasi yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau organisasi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA. Model Driver Development (MDD). Metode ini digunakan peneliti dalam mendesain
BAB IV HASIL DAN ANALISA Desain sistem informasi akuntansi dalam penelitian ini menggunakan metode Model Driver Development (MDD). Metode ini digunakan peneliti dalam mendesain sistem informasi akuntansi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap (X) Tahun 2004
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap (X) Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF BIDANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan dalam proses penelitian skripsi yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan dalam proses penelitian skripsi yang berjudul Sistem Informasi Peramalan Penjualan Menggunakan Metode Exponential
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendefinisian Sistem Sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan yang dibangun merupakan sistem yang mengolah proses penilaian karyawan sampai diputusakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (sumber:
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian buku bacaan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa
Lebih terperinciPRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PENGENALAN DFD dan ERD dengan POWER DESIGNER. oleh : Anisa Istiqomah RPL Kelas B
PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PENGENALAN DFD dan ERD dengan POWER DESIGNER oleh : Anisa Istiqomah 09560018 RPL Kelas B LABORATORIUM RPL PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN
BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Pada PT.Bioli lestari,sistem yang dipelukan adalah sistem yang dapat membantu dan memenuhi kebutuhan dalam pihak manajemen yang terkomputerisasi dengan baik sehingga setiap informasi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM. mengenai sistem informasi penjualan ShART khususnya untuk bagian operasional
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai sistem informasi penjualan ShART khususnya untuk bagian operasional melakukan proses perhitungan
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut
BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu landasan yang menjelaskan tentang teoriteori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut antara lain: 3.1. Sistem Informasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB SYABRIYANDI Program Studi S1 Teknik Informatika, STMIK U Budiyah Indonesia, Jl. Alue Naga, Desa Tibang Kota
Lebih terperinciBab 3. Metode Dan Perancangan Sistem
Bab 3 Metode Dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana metode penelitian dalam perancangan sistem. Metode yang dipakai adalah metode PPDIOO. PPDIOO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. susu. Diantara ternak perah, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat. memenuhi kebutuhan konsumsi bagi manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai prinsip sebagai penghasil susu. Diantara ternak perah, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat studi kasus dimana objek yang diteliti adalah peluang usaha produksi alat pemerah susu sapi SOTE di Jawa Barat. Waktu penelitian
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT Citra Vita Buana adalah supplier alat-alat medis di Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Citra Vita Buana adalah supplier alat-alat medis di Indonesia yang sampai saat ini telah mempunyai lima cabang di seluruh Indonesia, yaitu : Surabaya, Yogyakarta,
Lebih terperinciVII. HASIL DAN PEMBAHASAN
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 PROGRAM UTAMA mangosteen 1.0 Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dalam sebuah paket program bernaman mangosteen 1.0. Model mangosteen
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. pengorganisasian data kerja lembur karyawan pada PT. PRIMA RUBBER
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Kebutuhan 3.1.1 Alur Kerja Sistem Berjalan Berdasarkan Pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pengorganisasian data kerja lembur karyawan pada PT. PRIMA
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Ini merupakan tahap yang paling penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi semakin berkembang di berbagai bidang. Semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi semakin berkembang di berbagai bidang. Semua aktifitas yang dilakukan oleh sebuah bidang usaha semakin tidak terlepas dari pengaruh teknologi
Lebih terperinciIII. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK
III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI. KATA PENGANTAR... iv v DAFTAR ISI.. vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah...
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Wilkinson, 2007:3-4) Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. waterfall. Metode waterfall yang digunakan terdapat dua tahap yaitu komunikasi
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap pengembangan perangkat lunak. Metode yang digunakan dalam tahap analisis sistem ini yaitu metode pengembangan
Lebih terperinciSistem Produksi Bak Truck di PT. SANGGAR BAJA UTAMA Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Seleksi Berbasis Website SKRIPSI.
Sistem Produksi Bak Truck di PT. SANGGAR BAJA UTAMA Sidoarjo dengan Menggunakan Metode Seleksi Berbasis Website SKRIPSI Oleh : KUSWANTO NPM. 0736010031 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau di simpan di dalam gudang. Jika jumlah inventori terlalu sedikit dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventori merupakan permasalahan operasional yang sering dihadapi oleh Kementerian Perindustrian. Inventori bisa berupa jumlah barang yang dimasukkan atau di simpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)
BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
Lebih terperinci+++ BAB 1 PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang. Perusahaan harus pandai dalam memanfaatkan sumber daya
+++ BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, peranan teknologi informasi sangat penting bagi banyak perusahaan dalam berbagai bidang. Perusahaan harus pandai dalam memanfaatkan sumber daya yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM. tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke dalam sistem atau
IV. PERANCANGAN SISTEM 4. Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Produksi Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PEMASARAN PADA PT. TRITUNGGAL ARTHAMAKMUR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. client dengan menyediakan analisis berita finansial yang profesional dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman era globalisasi saat ini begitu cepat. Kebutuhan informasi yang tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi perusahaan baik besar maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan-perawatan dan perbaikan-perbaikan yang diberikan pada kendaraan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam setiap penggunaan kendaraan bermotor, untuk lebih mengoptimalkan kinerja kendaraan maka dalam prosesnya dibutuhkan suatu jenis perawatan-perawatan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan komputer dalam pencatatan kegiatan usaha pada saat ini adalah suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak komputer yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pompa hydrolik, pompa lumpur, top drive, crane, dan lainnya. Untuk mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Tiga Musim Mas Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang proyek pengeboran hasil bumi, dimana memiliki lokasi pengerjaan yang tersebar di
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average
ABSTRAK Dengan adanya perkembangan teknologi, untuk menjaga kualitas roti maka setiap jenis roti memiliki tanggal kadaluarsa yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor utama dalam menentukan jumlah roti yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN PROSES
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Implementasi sistem secara keseluruhan akan merancang sebuah sistem yang memprediksikan harga emas dengan menggunakan metode Automatic Clustering
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi dan komunikasi dewasa ini sangat penting seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih. Saat ini sedang
Lebih terperinci