BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN PROSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN PROSES"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Implementasi sistem secara keseluruhan akan merancang sebuah sistem yang memprediksikan harga emas dengan menggunakan metode Automatic Clustering dan Chen s Method dalam logika Fuzzy. Data yang akan digunaka dalam sistem ini dalah data time series dari harga emas. Data tersebut akan diproses dengan menggunakan metode Automatic Clustering yang kemudian akan dilakukan proses peramalan menggukana metode Logika Fuzzy sehingga memperoleh hasil peramalannya. Secara umum gambaran sistem dapat dilihat pada gambar dibawah ini. PROSES DATA INPUT Harga Emas - Sortir data dan tentukan Average_dif - Automatic Clustering - Proses Fuzzifikasi ( dengan menggunakan chen s method) DATA OUTPUT Hasil Peramalan Gambar 4.1 Gambaran Umum Sistem Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa : 1. Data masukan (input) adalah data harga emas dunia berupa data time series 2. Proses data, dalam proses ini dilakukan penyortiran data untuk menentukan average_dif data. Kemudian dilakukan proses Automatic Clustering terhadap data yang telah diurutkan diatas. Selanjutnya data tersebut dilakukan proses fuzzifikasi dengan menggunakan chen s method dalam logika fuzzy untuk mendapatkan hasil peramalan.

2 3. Data keluaran ( output) merupakan data hasil peramalan yang telah diolah dalam bagian proses diatas. 4.2 Analisa Metode Analisa metode dilakukan untuk mengetahui cara kerja dari metode yang akan diterapkan kedalam sistem. Selain itu pada tahap penganalisaan metode ini akan dilakukan perhitungan terstruktur sesuai dengan metode yang digunakan. Pada tahap ini juga dilakukan studi literatur untuk mengkaji dan memahami teoriteori dasar yang berkaitan dengan metode yang digunakan, konsep-konsep dasar fuzzy time series dan automatic clustering. Berikut ini adalah proses kerja metode automatic clestering dan logika fuzzy : Automatic Clustering Menyortir data kedalam pengurutan menaik Menentukan Average_dif Pengelompokan data berdasarkan prinsip clustering Pembentukan interval Membagi interval kedalam sub interval Relasi Logika Fuzzy Menghitung titik tengah setiap interval Mendefenisikan fuzzy set A i Fuzzifikasi data & membuat relasi logika fuzzy Menghitung perkiraan peramalan Gambar 4.2 Proses Metode Automatic Clustering dan Logika Fuzzy IV-2

3 Berikut adalah contoh perhitungan peramalan harga emas LBMA hari pertama bulan April dalam kurun waktu 10 tahun yang dimulai dari tahun Tabel 4.1 Data Harga Emas Bulan April Tahun NO Tahun USD , , , , , , , Langkah 1. Automatic Clustering Langkah pertama yaitu proses automatic clustering untuk membagi data kedalam beberapa kelompok data agar dapat diproses kedalam fuzzy logic. 1. Menyortir data kedalam pengurutan menaik dan menentukan Average_dif Sebelum data diproses, terlebih dahulu dilakukan pengurutan data dari data yang terkecil hingga data yang terbesar. Berikut adalah data harga emas yang telak diurutkan dengan asumsi bahwa data yang telah diurutkan tanpa adanya data ganda. IV-3

4 Tabel 4.2 Data Harga Emas Ssetelah Dilakukan Pengurutan Menaik NO USD 1 335, , , , , , , Untuk menghitung average_dif sebagai berikut : Average_dif = ((425,3-335,65)+(427,45-425,3)+(585,5-427,45)+(663,3-585,5)+( ,3)+(919,5-897)+( ,5)+( 1434,5-1116)+( ,5)) / (10-1) Average_dif = 147,59 2. Pengelompokkan data berdasarkan prinsip clustering 2.1 Ambil data pertama {335,65} kemudian masukkan kedalam kelompok pertama sesuai dengan Tahap 2 Prinsip 1, yaitu karena cluster sekarang adalah cluster pertama maka data akan dimasukkan kedalam kelompok cluster pertama : Kel 1 = {335,65}, Kemudian untuk data yang kedua {425,3} cari selisih data kedua {425,3} dan data pertama {335,65}, jika selisih data lebih kecil dari average_dif bernilai benar maka data dimasukkan dalam kelompok data pertama. Jika salah maka masukkan dalam kelompok baru. Dapat ditampilkan sebagai berikut : IV-4

5 Dapat diasumsikan sebagai berikut d 2 d 1 average_dif, maka d 2 diletakkan kedalam kelompok sekarang yang mana d 1 termasuk (k el 1 = {335,65} ), maka didapat bahwa : 425,3-335,65 147,59 89,65 147,59 (benar) Kel 1 = {335,65 ; 425,3} 2.2 Kelompok saat ini kel 1 = {335,65 ; 425,3} Data selanjutnya (427,45) sesuai dengan tahap 2 prinsip 3, diasumsikan bahwa cluster sekarang bukan cluster pertama dan ada lebih dari satu data yang terdapat dalam cluster saat ini {335,65 ; 425,3}. Diasumsikan pula bahwa d i adalah data terbesar dalam cluster saat ini dan d j (427,45) adalah data yang berdekatan dengan d i. Jika d j d i average_dif dan d j d i cluster_dif, maka d j diletakkan dalam cluster saat ini. Jika tidak d j diletakkan dalam cluster baru dan dijadikan clusters saat ini. Untuk menghitung cluster_dif dapat dilakukan dengan rumus dibawah ini : Cluster_ dif = ( ) Maka didapat bahwa: 427,45-425,3 147,59 427,45-425,3,, 2,15 147,59 (benar) 2,15 89,65 (benar) Karena terdapat dua pernyataan dan kedua pernyataannya bernilai benar, maka data dimasukkan kedalam kelompok saat ini. Kel 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45}, IV-5

6 2.3 Kelompok saat ini Kel 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45} Data selanjutnya (585,5) dan terdapat lebih dari satu data pada cluster saat ini, maka berlaku Tahap 2 Prinsip ,5 427,45 147,59 585,5 427,45 (,, ) (,, ) 158,05 147,59 (salah ) 158,05 45,9 (salah) Karena terdapat dua pernyataan dan kedua pernyataan tersebut bernilai salah, maka saat ini dimasukkan kedalam cluster baru. Kel 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45}, Kel 2 = {585,5}, 2.4 Kelompok saat ini Kel 2 = {585,5} Data selanjutnya (663,3), dan hanya tedapat satu data dalam cluster saat ini maka berlaku Tahap 2 Prinsip 2. Diasumsikan bahwa cluster yang sekarang bukanlah cluster pertama dan hanya memiliki satu data d j didalam cluster saat ini. Diasumsikan pula bahwa d k (663,3) adalah data yang berdekatan dengan d j dan mengganggap bahwa d i adalah data terbesar yang merupakan anteseden cluster saat ini. Jika d k d j average_dif dan d k d j d j d i, maka letakkan d k kedalam cluster saat ini. Jika tidak maka d k diletakkan dalam cluster baru. 663,3-585,5 147,59 663,3-585,5 585,5-427,45 77,8 147,59 (benar) 77,8 158,05 (benar) Karena kedua pernyataan diatas bernilai benar, maka data saat ini dimasukkan kedalam cluster saat ini. Kel 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45}, Kel 2 = {585,5 ; 663,3}, IV-6

7 2.5 Kelompok saat ini Kel 2 = {585,5 ; 663,3} Data selanjutnya (897) dan terdapat lebih dari satu data dalam cluster saat ini maka berlaku Tahap 2 Prinsip ,3 147, ,3 663,3 585,5 233,7 147,59 (salah) 233,7 77,8 (salah) Kedua pernyataan diatas bernilai salah, maka data saat ini dimasukkan kedalam cluster baru. Kel 1 = {335,65; 425,3; 427,45}, Kel 2 = {585,5; 663,3}, Kel 3 = {897} 2.6 Kelompok saat ini Kel 3 = {897} Data selanjutnya (919,5) karena hanya terdapat satu data dalam cluster saat ini maka berlaku Tahap 2 Prinsip , ,59 919, ,3 22,5 147,59 (benar) 22,5 233,7 (benar) Karena kedua pernyataan diatas bernilai benar, maka data saat ini dimasukkan kedalam cluster saat ini. Kel 1 = {335,65; 425,3; 427,45}, Kel 2 = {585,5; 663,3}, Kel 3 = {897; 919,5} 2.7 Kelompok saat ini Kel 3 = {897; 919,5} Data selanjutnya (1116) dan terdapat lebih dari satu data dalam cluster saat ini, maka berlaku Tahap 2 Prinsip 3. IV-7

8 ,5 147, ,5 919, ,5 147,59 (salah) 196,5 22,5 (salah) Karena kedua pernyataan diatas bernilai salah, maka untuk data saat ini dimasukkan kedalam cluster baru seperti berikut. Kel 1 = {335,65; 425,3; 427,45}, Kel 2 = {585,5; 663,3}, Kel 3 = {897; 919,5} Kel 4 = {1116} 2.8 Kelompok saat ini Kel 4 = {1116} Data selanjutnya {1434,5} dan hanya terdapat satu data dalam cluster saat ini maka berlaku Tahap 2 Prinsip , , , ,5 318,5 147,59 (salah) 318,5 196,5 (salah) Karena kedua pernyataan diatas bernilai salah, maka untuk data saat ini dimasukkan kedalam cluster baru. Kel 1 = {335,65; 425,3; 427,45}, Kel 2 = {585,5; 663,3}, Kel 3 = {897; 919,5} Kel 4 = {1116} Kel 5 = {1434,5} 2.9 Kelompok saat ini Kel 5 = {1434,5} Data selanjutnya (1664)dan hanya terdapat satu data dalam cluster saat ini maka akan berlaku Tahap 2 Prinsip 2. IV-8

9 ,5 147, ,5 1434, ,5 147,59 (salah) 229,5 318,5 (benar) Karena salah satu pernyataan diatas bernilai salah, maka untuk data saat ini dimasukkan kedalam cluster baru. Kel 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45}, Kel 2 = {585,5 ; 663,3}, Kel 3 = {897 ; 919,5} Kel 4 = {1116} Kel 5 = {1434,5} Kel 6 = {1664} Setelah dilakukan pengelompokan data dengan menggunakan automatic clustering maka diperoleh kelompok data sebagai berikut : Kelompok 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45}, Kelompok 2 = {585,5 ; 663,3}, Kelompok 3 = {897 ; 919,5} Kelompok 4 = {1116} Kelompok 5 = {1434,5} Kelompok 6 = {1664} 3. Penyesuaian Data Berdasarkan Tahap 3 Setelah data dikelompokan, data kemudian dilakukan penyesuaian data untuk menghilangkan kelompok data yang memiliki data lebih dari dua. Berikut adalah proses penyesuaian data untuk tahap 3: 1. Kelompok 1 = {335,65 ; 425,3 ; 427,45} Terdapat lebih dari dua data didalam kelompok data, maka sesuai dengan Tahap 3 Prinsip 1 dilakuakan pengubahan dengan menjaga data terkecil IV-9

10 dan data terbesar dalam kelompok data dan menghapus data lainnya. Maka data untuk kelompok ini diubah menjadi : Kelompok 1 = {335,65; 427,45} 2. Kelompok 2 = {585,5 ; 663,3} Karena terdapat tepat dua data didalam kelmpok data, maka sesuai dengan tahap 3 prinsip 2 maka isi data tidak dirubah lagi. Kelompok 2 = {585,5; 663,3} 3. Kelompok = {897 ; 919,5} Karena terdapat tepat dua data didalam kelompok data, maka sesuai dengan tahap 3 prinsip 2 maka isi data tidak dirubah lagi. Kelompok 3 = {897 ; 919,5} 4. Kelompok 4 = {1116} Terdapat hanya satu dalam dalam kelompok ini, karena hanya terdapat satu data, sesuai dengan tahap 3 prinsip 3 maka isi data diubah menjadi : Kelompok 4 = { ,59 dan ,59} Kelompok 4 = {968,41 ; 1263,59} 5. Kelompok 5 = {1434,5} Terdapat hanya satu dalam dalam kelompok ini, karena hanya terdapat satu data, sesuai dengan tahap 3 prinsip 3 maka isi data diubah menjadi : Kelompok 5 = {1434,5-147,59 dan 1434, ,59} Kelompok 5 = {1286,91 ; 1582,09} 6. Kelompok 6 = {1664} Terdapat hanya satu dalam dalam kelompok ini, karena hanya terdapat satu data, sesuai dengan tahap 3 prinsip 3 maka isi data diubah menjadi : Kelompok 6 = { ,59 dan ,59} Kelompok 6 = {1516,41 ; 1811,59} IV-10

11 Berdasarkan prinsip pada langkah 3, maka kita dapatkan kelompok kelompok data yang telah di-clustering sebagai berikut: Kelompok 1 = {335,65; 427,45} Kelompok 2 = {585,5; 663,3} Kelompok 3 = {897; 919,5} Kelompok 4 = {968,41; 1263,59} Kelompok 5 = {1286,91 ; 1582,09} Kelompok 6 = {1516,41 ; 1811,59} 4. Pengelompokan Kelompok Data kedalam Interval Setelah dilakukan penyesuaian terhadap kelompok data, kemudian dilakuakan pengelompokan untuk merubah kelompok data kedalam bentuk interval. 1. Merubah kelompok pertama = {335,65 ; 427,45} Berdasarkan pada tahap 4.1 kelompok pertama diubah kedalam bentuk interval [335,65 ; 427,45] selanjutnya jadikan interval interval saat ini dan kelompok beikutnya {585,5; 663,3} dijadikan kelompok saat ini. Interval yang terbentuk : [335,65 ; 427,45] 2. Interval saat ini = [335,65 ; 427,45] Kelompok saat ini = {585,5 ; 663,3} Karena 427,45 < 585,5 maka sesuai dengan Tahap 4.2 Prinsip 2 mengubah kelompok saat ini = {585,5 ; 663,3} ini menjadi bentuk interval = [585,5 ; 663,3]. Buat interval baru yaitu [427,45 ; 585,5] lalu letakkan diantara [335,65 ; 427,45] dan [585,5 ; 663,3]. Jadikan interval terakhir menjadi interval saat ini = [585,5 ; 663,3] dan kelompok berikutnya adalah {897 ; 919,5}. Interval yang terbentuk : IV-11

12 1. [335,65 ; 427,45] 2. [427,45 ; 585,5] 3. [585,5 ; 663,3] 3. Interval saat ini = [585,5 ; 663,3] Kelompok saat ini = {897 ; 919,5} Karena 663,3 < 897 maka sesuai dengan Tahap 4.2 Prinsip 2 untuk mengubah kelompok saat ini = {897 ; 919,5} menjadi bentuk interval = [897 ; 919,5]. Buat interval baru yaitu [663,3 ; 897], lalu letakkan diantara [585,5 ; 663,3] dan [897 ; 919,5]. Jadikan interval terakhir menjadi interval saat ini = [897 ; 919,5] dan kemudian untuk kelompok berikutnya adalah {968,41; 1263,59} Interval yang terbentuk : 1. [335,65 ; 427,45] 2. [427,45 ; 585,5] 3. [585,5 ; 663,3] 4. [663,3 ; 897] 5. [897 ; 919,5] 4. Interval saat ini = [897 ; 919,5] Kelompok saat ini = {968,41; 1263,59} Karena 919,5 < 968,41 maka sesuai dengan Tahap 4.2 Prinsip 2 untuk mengubah kelompok saat ini = {968,41; 1263,59} menjadi bentuk interval = [968,41; 1263,59]. Buat interval baru yaitu [919,5 ; 968,41] lalu letakkan diantara [897 ; 919,5] dan [968,41; 1263,59]. Jadikan interval terakhir menjadi interval saat ini = [968,41; 1263,59]. Kemudian untuk kelompok selanjutnya adalah = {1286,91 ; 1582,09}. Interval yang terbentuk : 1. [335,65 ; 427,45] 2. [427,45 ; 585,5] 3. [585,5 ; 663,3] IV-12

13 4. [663,3 ; 897] 5. [897 ; 919,5] 6. [919,5 ; 968,41] 7. [968,41; 1263,59] 5. Interval saat ini = [968,41 ; 1263,59] Kelompok saat ini = {1286,91 ; 1582,09} Karena 1263,59 < 1286,91 maka sesuai dengan Tahap 4.2 Prinsip 2 maka dilakukan pengubahan untuk kelompok saat ini = {1286,91 ; 1582,09} menjadi bentuk interval = [1286,91 ; 1582,09]. Kemudian buat interval baru yaitu [1263,59 ; 1286,91] lalu letakkan diantara interval [968,41 ; 1263,59] dan [1286,91 ; 1582,09]. Jadikan interval terakhir menjadi interval saat ini = [1286,91 ; 1582,09]. Kemudian untuk kelompok selanjutnya adalah = {1516,41 ; 1811,59. Interval yang terbentuk : 1. [335,65 ; 427,45] 2. [427,45 ; 585,5] 3. [585,5 ; 663,3] 4. [663,3 ; 897] 5. [897 ; 919,5] 6. [919,5 ; 968,41] 7. [968,41; 1263,59] 8. [1263,59 ; 1286,91] 9. [1286,91 ; 1582,09] 6. Interval saat ini = [1286,91 ; 1582,09] Kelompok saat ini = {1516,41 ; 1811,59} Karena 1582, ,41 maka sesuai dengan Tahap 4.2 Prinsip 1 kelompok saat ini dijadikan interval menjadi = [1582,09 ; 1811,59]. IV-13

14 Setelah melakukan langkah-langkah interval-interval sebagai berikut : 1. [335,65 ; 427,45] 2. [427,45 ; 585,5] 3. [585,5 ; 663,3] 4. [663,3 ; 897] 5. [897 ; 919,5] 6. [919,5 ; 968,41] 7. [968,41; 1263,59] 8. [1263,59 ; 1286,91] 9. [1286,91 ; 1582,09] 10.[1582,09 ; 1811,59] diatas maka diperoleh 4.3 Menentukan Sub Interval Pada proses yang dilakukan diatas didapat interval dari tahap-tahap sebelumnya, selanjutnya adalah menentukan sub interval untuk mencari nilai tengah dari setiap interval. Untuk menentukan sub interval dihitung dengan menggunakan nilai p yang berbeda-beda dalam menentukan sub interval yang optimum sehingga menghasilkan nilai peramalan yang terbaik. 1. Sub Interval untuk nilai p 1 Setelah proses automatic clustering dilakukan seperti pada tahapan sebelumnya, selanjutnya masuk pada proses menentukan relasi logika fuzzy untuk mendapatkan nilai tengah dari setiap interval. Nilai tengah ini akan dilakukan proses fuzzifikasi untuk mendapatkan hasil peramalan. IV-14

15 Tabel 4.3 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 1 Nilai Interval p = 1 Interval Nilai Tengah u1 335,65-427,45 m1 381,55 u2 427,45-585,5 m2 506,475 u3 585,5-663,3 m3 624,4 u4 663,3-897 m4 780,15 u ,5 m5 908,25 u6 919,5-968,41 m6 943,955 u7 968, ,59 m u8 1263, ,91 m8 1275,25 u9 1286, ,09 m9 1434,5 u , ,59 m ,84 Tabel 4.4 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 2 Sub Interval p = 2 Interval Nilai Tengah u1 335,65-381,55 m1 358,6 u2 381,55-427,45 m2 404,5 u3 427,45-506,475 m3 466,9625 u4 506, ,5 m4 545,9875 u5 585,5-624,4 m5 604,95 u6 624,4-663,3 m6 643,85 u7 663,3-780,15 m7 721,725 u8 780, m8 838,575 u ,25 m9 902,625 u10 908,25-919,5 m10 913,875 u11 919,5-943,955 m11 931,7275 u12 943, ,41 m12 956,1825 u13 968, m ,205 u ,59 m ,795 u , ,25 m ,42 u , ,91 m ,08 u , ,5 m ,705 u ,5-1582,09 m ,295 u , ,84 m ,465 u , ,59 m ,215 IV-15

16 Tabel 4.5 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 3 Sub Interval P = 3 Interval Nilai Tengah u1 335,65-358,6 m1 347,125 u2 358,6-381,55 m2 370,075 u3 381,55-404,5 m3 393,025 u4 404,5-427,45 m4 415,975 u5 427,45-466,96 m5 447,205 u6 466,96-506,475 m6 486,7175 u7 506, ,98 m7 526,2275 u8 545,98-585,5 m8 565,74 u9 585,5-604,95 m9 595,225 u10 604,95-624,4 m10 614,675 u11 624,4-643,85 m11 634,125 u12 643,85-663,3 m12 653,575 u13 663,3-721,72 m13 692,51 u14 721,72-780,15 m14 750,935 u15 780,15-838,57 m15 809,36 u16 838, m16 867,785 u ,62 m17 899,81 u18 902,62-908,25 m18 905,435 u19 908,25-913,87 m19 911,06 u20 913,87-919,5 m20 916,685 u21 919,5-931,72 m21 925,61 u22 931,72-943,955 m22 937,8375 u23 943, ,18 m23 950,0675 u24 956,18-968,41 m24 962,295 u25 968, ,2 m ,305 u , m ,1 u ,79 m ,895 u , ,59 m ,69 u , ,42 m ,505 u , ,25 m ,335 u , ,08 m ,165 u , ,91 m ,995 u , ,7 m ,805 u ,7-1434,5 m ,6 u ,5-1508,29 m ,395 u , ,09 m ,19 u , ,46 m ,775 IV-16

17 Tabel 4.6 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 3 (lanjutan) Sub Interval P = 3 Interval Nilai Tengah u , ,84 m ,15 u , ,21 m ,525 u , ,59 m ,9 Tabel 4.7 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 4 Sub Interval P = 4 Interval Nilai Tengah u1 335,65-347,125 m1 341,3875 u2 347, ,6 m2 352,8625 u3 358,6-370,075 m3 364,3375 u4 370, ,55 m4 375,8125 u5 381,55-393,025 m5 387,2875 u6 393, ,5 m6 398,7625 u7 404,5-415,975 m7 410,2375 u8 415, ,45 m8 421,7125 u9 427,45-447,205 m9 437,3275 u10 447, ,96 m10 457,0825 u11 466,96-486,7175 m11 476,8388 u12 486, ,475 m12 496,5963 u13 506, ,2275 m13 516,3513 u14 526, ,98 m14 536,1038 u15 545,98-565,74 m15 555,86 u16 565,74-585,5 m16 575,62 u17 585,5-595,225 m17 590,3625 u18 595, ,95 m18 600,0875 u19 604,95-614,675 m19 609,8125 u20 614, ,4 m20 619,5375 u21 624,4-634,125 m21 629,2625 u22 634, ,85 m22 638,9875 u23 643,85-653,575 m23 648,7125 u24 653, ,3 m24 658,4375 u25 663,3-692,51 m25 677,905 u26 692,51-721,72 m26 707,115 u27 721,72-750,935 m27 736,3275 u28 750, ,15 m28 765,5425 u29 780,15-809,36 m29 794,755 IV-17

18 Tabel 4.8 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 4 (lanjutan) Sub Interval P = 4 Interval Nilai Tengah u30 809,36-838,57 m30 823,965 u31 838,57-867,785 m31 853,1775 u32 867, m32 882,3925 u ,81 m33 898,405 u34 899,81-902,62 m34 901,215 u35 902,62-905,435 m35 904,0275 u36 905, ,25 m36 906,8425 u37 908,25-911,06 m37 909,655 u38 911,06-913,87 m38 912,465 u39 913,87-916,685 m39 915,2775 u40 916, ,5 m40 918,0925 u41 919,5-925,61 m41 922,555 u42 925,61-931,72 m42 928,665 u43 931,72-937,8375 m43 934,7788 u44 937, ,955 m44 940,8963 u45 943, ,0675 m45 947,0113 u46 950, ,18 m46 953,1238 u47 956,18-962,295 m47 959,2375 u48 962, ,41 m48 965,3525 u49 968, ,305 m49 986,8575 u , ,2 m ,753 u ,2-1079,1 m ,65 u , m ,55 u ,895 m ,448 u , ,79 m ,343 u , ,69 m ,24 u , ,59 m ,14 u , ,505 m ,048 u , ,42 m ,963 u , ,335 m ,878 u , ,25 m ,793 u , ,165 m ,708 u , ,08 m ,623 u , ,995 m ,538 u , ,91 m ,453 u , ,805 m ,358 u , ,7 m ,253 IV-18

19 Tabel 4.9 Inteval dan Nilai Tengan untuk p = 4 (lanjutan 2) Sub Interval P = 4 u ,7-1397,6 m ,15 u ,6-1434,5 m ,05 u ,5-1471,395 m ,948 u , ,29 m ,843 u , ,19 m ,74 u , ,09 m ,64 u , ,775 m ,433 u , ,46 m ,118 u , ,15 m ,805 u , ,84 m ,495 u , ,525 m ,183 u , ,21 m ,868 u , ,9 m ,555 u ,9-1811,59 m ,245 Langkah 2. Metode Automatic Clustering dan Relasi Logika Fuzzy Pada bagian ini, didasarkan hasil penglompokkan data pada proses automatic clustering selanjutnya dihubungkan dengan relasi logika fuzzy dengan langkah langkah sebagai berikut. Langkah 2.1 Menerapkan metode automatic clustering ke bentuk interval dan mencari nilai tengah dari interval tersebut untuk setiap interval. Langkah 2.2 Mendefenisikan fuzzy set A i, dengan ketentuan 1 i n seperti rumus berikut : = 1 + 0, , = 0, , , = 0 + 0, , , = ,5 + 1, (2.3) Langkah 2.3 Lakukan fuzzifikasi setiap data historis menjadi himpunan fuzzy. IV-19

20 1. Fuzzifikasi untuk p = 1 Berikut ini adalah proses fuzzifikasi untuk nilai p = 1 Tabel 4.10 Data harga emas dan fuzzifikasi p = 1 NO Tahun Aktual Harga Emas Fuzzifikasi ,65 A ,3 A ,45 A ,5 A ,3 A A ,5 A A ,5 A A10 Tabel 4.11 Fuzzifikasi untuk nilai p = 1 Fuzzifikasi A1 A1 A1 A2 A2 A3 A3 A4 A4 A5 A5 A6 A6 A7 A7 A9 A9 A10 A10 # IV-20

21 Tabel 4.12 Grup relasi logika fuzzy nilai p = 1 Grup Relasi Logika Fuzzy Kelompok 1 : A1 A1, A2 Kelompok 2 : A2 A3 Kelompok 3 : A3 A4 Kelompok 4 : A4 A5 Kelompok 5 :A5 A6 Kelompok 6: A6 A7 Kelompok 7 : A7 A9 Kelompok 8: A9 A10 Kelompok 9 : A10 # Berdasarkan langkah-langkah diatas telah terbentuk grup relasi logika fuzzy dan selanjutnya akan digunakan untuk menghitung hasil peramalan. 1. Untuk tahun 2003 fuzzifikasinya adalah A 1 dan relasi logika fuzzy yang terbentuk adalah A 1 A 1, A 2. Ditunjukkan dengan A 1 A 1 (1), A2 (1) dan sesuai dengan Langkah 5 Prinsip 2 maka untuk hasil peramalah tahun berikutnya adalah : x x m + x x m x x m x + x + + x Dimana x 1 menggambarkan angka dari relasi logika fuzzy, m k1, m k2,... dan mkp adalah titik tengah dari interval interval u k1, u k2,..., u kp 1 381, , = 444,01 Maka untuk hasil peramalan tahun 2004 adalah 444,01 2. Fuzzifikasi tahun 2004 adalah A 1 dan relasi logika fuzzi yang terbentuk adalah A 1 A 1, A 2. Ditunjukkan dengan A 1 A 1 (1), A2 ( 1) dan sesuai dengan Langkah 5 Prinsip 2 maka untuk hasil peramalah tahun berikutnya adalah : IV-21

22 1 381, , = 444,01 Maka untuk hasil peramalan tahun 2005 adalah 444,01 3. Fuzzifikasi tahun 2005 adalah A 2 dan relasi logika fuzzy nya adalah A2 A3. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2006 adalah nilai tengah dari interval U3 yaitu 624,4. 4. Fuzzifikasi tahun 2006 adalah A3 dan relasi logika fuzzy nya adalah A3 A4. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2007 adalah nilai tengah dari interval U4 yaitu 780, Untuk tahun 2007 nilai fuzzifikasinya adalah A4 dan untuk relasi logika fuzzy nya adalah A4 A5. Berdasarkan Langkah 5 prinsip 1 untuk hasil peramalan tahun berikutnya adalah nilai tengah dari U5 yaitu 908,25. Maka hasil peramalan untuk tahun 2008 adalah 908, Selanjutnya untuk tahun 2008 dengan fuzzifikasi A5 dan relasi logika fuzzy nya A5 A6.. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2009 adalah nilai tengah dari interval U6 yaitu 943, Untuk tahun 2009 dengan nilai fuzzifikasi A6 dengan relasi A6 A7. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2010 adalah nilai tengah dari interval U7 yaitu Untuk tahun 2010 fuzzifikasi A7 serta relasi logika fuzzy nya adalah A7 A9. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2011 adalah nilai tengah dari interval U9 yaitu 1434,5. 9. Fuzzifikasi tahun 2011 adalah A9 dengan relasi logika fuzzy A9 A10 Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 1 maka untuk hasil peramalan tahun 2012 adalah nilai tengah dari interval U10 yaitu 1696, Selanjutnya untuk tahun 2012 fuzzifikasinya adalah A10 dengan relasi logika fuzzy A10 #. Berdasarkan Langkah 5 Prinsip 3 untuk nilai peramalan tahun 2013 adalah nilai tengah dari U10 yaitu 1696,84 IV-22

23 Tabel 4.13 Hasil Peramalan Harga Emas Untuk Nilai p = 1 NO Tahun Aktual Harga Emas Fuzzyfikasi Ramalan ,65 A ,3 A1 444,01 350, ,45 A2 444,01 274, ,5 A3 624,4 1513, ,3 A4 780, , A5 908,25 126, ,5 A6 943,95 597, A ,5 A9 1434, A , , ,84 MSE 1955,72 2. Fuzzifikasi untuk p > 1 Setelah melakukan proses fuzzifikasi data untuk nilai p = 1, selanjutnya lakukan untuk nilai p = 2 seperti langkah-langkah diatas. Maka akan didapat hasil seperti dibawah ini: Tabel 4.14 Peramalan harga emas untuk nilai p = 2 Tahun Aktual Fuzzifikasi Ramalan Selisih MSE ,65 A ,3 A2 404,5-20,8 432, ,45 A3 466,96 39, , ,5 A5 604,95 19,45 378, ,3 A7 721,72 58, , A9 902,61 5,61 31, ,5 A11 931,72 12,22 149,32 IV-23

24 Tabel 4.15 Peramalan harga emas untuk nilai p = 2 (lanjutan) Tahun Aktual Fuzzifikasi Ramalan Selisih MSE A ,79 73, , ,5 A ,29 73, , A ,46-24,54 602, A# 1639,46 MSE 1939,75 Tabel 4.16 Peramalan harga emas untuk nilai p = 3 Tahun Aktual Fuzzifikasi Ramalan Selisih MSE ,65 A ,3 A4 415,97-9,33 87, ,45 A5 447,4 19, ,5 A9 595,22 9,72 94, ,3 A13 692,51 29,21 853, A17 899,81 2,81 7, ,5 A21 925,61 6,11 37, A ,89 36, , ,5 A ,39 36, , A ,15 4,15 17, A# 1668,15 MSE 468,54 Tabel 4.17 Peramalan harga emas untuk nilai p = 4 Tahun Aktual Fuzzifikasi Ramalan Selisih MSE ,65 A ,3 A8 421,71-3,59 12, ,45 A9 437,32 9,87 97, ,5 A17 590,36 4,86 23, ,3 A25 677,9 14,6 213, A33 898,4 1,4 1, ,5 A41 922,55 3,05 9, A ,44 18,44 340, ,5 A ,91 18,41 338, A ,8-10,2 104, A# 1653,8 MSE 126,81 IV-24

25 Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat diperoleh perbandingan nilai hasil peramalan untuk nilai p 1. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar grafik perbandingan dibawah ini : Aktual Ramalan P= Ramalan P= Ramalan P= Ramalan P= Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Data Harga Emas dan Hasil Peramalan 4.4 Analisa Sistem Analisa sistem merupakan tahapan kegiataan penguraian suatu sistem untuk di bagi kedalam komponen-komponen tahapan proses sehingga komponen tersebut dapat berinteraksi untuk tujuan tertentu sesuai fungsi dari setiap komponen tersebut. Tahap penganalisaan merupakan tahapan awal karena pada tahap ini dilakukan studi kelayakan dari sebuah sistem yang akan dibangun. Analisa sistem dilakukan sebelum melakukan tahapan perancangan sistem. Pada sistem ini akan menggunakan penerapan model dari metode automatic clustering dan chen s method dalam logika fuzzy untuk meramalkan harga emas. Dalam Analisa sistem dilakukan dengan menggambarkan alur sistem kedalam bentuk aliran data (flowchart) dan kedalam diagram aliran data (DFD). IV-25

26 4.4.1 Flowchart Berikut adalah analisa diagram alir sistem (flowchart) untuk memperjelas aliran data yang terjadi dalam sistem. USER SISTEM Mulai Masukkan data emas Harga Emas Sortir data dan menentukan averaga diff Pengelompokkan dan pembentukkan interval Menentukan sub interval dan nilai tengah Hasil peramalan dan MSE Proses peramalan Selesai Gambar 4.4 Flowchart Sistem IV-26

27 4.4.2 Data Flow Diagram (DFD) Context Diagram Context Diagram adalah diagram yang menjelaskan aliran sistem secara keseluruhan yang berisi deskripsi tekstual fungsi sebuah sistem. Context Diagram mengatur setiap aktor yang terlibat secara langsung dalam sistem. Berikut ini adalah context diagram untuk sistem peramalan harga emas. Gambar 4.5 Context Diagram Sistem DFD Level 1 Berikut ini adalah data flow diagram level 1 untuk sistem peramalan harga emas. Gambar 4.6 DFD Level 1 IV-27

28 Tabel 4.18 Proses DFD Level 1 No Proses Deskripsi 1 Data emas Proses pengolahan data emas yang dikelola dalam database. 2 Proses peramalan Merupakan proses untuk pengolahan data yang berasal dari database untuk melakukan perhitungan panjang interval serta melakukan proses peramalan. Tabel 4.19 Aliran Data DFD Level 1 No Aliran data Deskripsi 1 Data_emas Merupakan data harga emas yang di input oleh user kedalam sistem. 2 Laporan_peramalan Merupakan informasi hasil peramalan yang akan diterima oleh user dari proses peramalan. 3 Persentase_error Hasil error yang diterima user dari perhitungan hasil peramalan DFD Level 2 Proses 2 Peramalan harga emas. Berikut ini adalah data flow diagram level 2 untuk sistem peramalan Gambar 4.7 DFD Level 2 IV-28

29 Tabel 4.20 Proses DFD Level 2 Proses Peramalan No Proses Deskripsi 1 Interval Proses pembentukkan interval data untuk menentukan sub-sub interval. 2 Fuzzifikasi Merupakan proses untuk menentukan hasil peramalan harga emas Tabel 4.21 Aliran Data DFDLevel 1 No Aliran data Deskripsi 1 Data_emas Merupakan data harga emas yang di input oleh user kedalam sistem. 2 Laporan_Peramalan Merupakan informasi hasil peramalan yang akan diterima oleh user dari proses peramalan. 3 Persentase_error Hasil error yang diterima user dari perhitungan hasil peramalan Entity Relationship Digram (ERD) Entity Relationship Digram merupakan suatu model diagram yang menggambarkan hubungan antara data dalam sebuah basis data. ERD juga merupakan pengembangan dari DFD yang dipresentasikan kedalam dunia nyata. Dalam ERD terdapat entity yang bersifat unik dan memiliki atribut sebagai pembeda dengan entity lainnya. Gambar berikut ini adalah ERD untuk sistem peramalan harga emas. hari bulan tahun #kode interval nilai_tengah #kode harga Data Emas M M interval M 1 ramalan #kode MSE tahun aktual ramalan Gambar 4.8 ERD Sistem Peramalan Harga Emas IV-29

30 Tabel 4.22 Keterangan Entitas pada ERD No Nama Deskripsi Atribut Primary Key 1 Data_emas Merupakan data - Kode Kode emas yang - Hari disimpan dalam - Bulan database - Tahun - Harga 2 Interval Menyimpan nilai interval yang terbentuk dari pengelompokkan data 3 Ramalan Merupakan hasil peramalan dan nilai MSE - Kode - Interval - Nilai_tengah - Kode - Tahun - Aktual - Ramalan - MSE Kode Kode Perancangan Basis Data Perancangan basis data merupakan proses dalam menciptakan basis data untuk mendukung operasi dan tujuan sebuah sistem. Untuk lebih jelas, perancangan basis data untuk Sistem Peramalan Harga Emas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.23 Tabel Perancangan Basis Data untuk Data Emas Nama Field Type data Null Kode Number Not Null Hari Number Not Null Bulan Text Not Null Tahun Number Not Null Harga Number Not Null Tabel 4.24 Tabel Perancangan Basis Data untuk Interval Nama Field Type data Null Kode Number Not Null Interval Text Not Null Nilai Tengah Number Not Null IV-30

31 Tabel 4.25 Tabel Perancangan Basis Data untuk Ramalan Nama Field Type data Null Kode Number Not Null Tahun Number Not Null Aktual Number Not Null Ramalan Number Not Null MSE Number Not Null Perancangan Interface Sistem Perancangan interface sistem merupakan proses merancang tampilan sistem sebelum masuk kedalam tahap pengkodean. Rancangan sistem yang baik dapat memberikan kenyamanan kepada user dalam berinteraksi dengan sistem. Selain itu juga memudahkan pengguna untuk dengan mudah mengelola data yang terdapat dalam sistem tersebut. Rancangan interface pada sistem peramalan harga emas ini dilakukan dengan seminimal mungkin, dengan tujuan untuk memudahkan kepada pengguna. Susunan menu dan proses yang terjadi didalamnya akan dengan mudah membimbing pengguna dalam pengerjaannya. Pengguna juga akan dimudahkan dengan adanya grafik perkembangan data untuk mengetahui perkembangan harga emas dalam periode tertentu. Berikut ini adalah rancangan interface untuk sistem peramalan harga emas : 1. Menu Utama Gambar 4.9 Rancangan Halaman Beranda IV-31

32 2. Input Data Gambar 4.10 Rancangan Halaman Input Data Emas 3. Halaman Interval Data Gambar 4.11 Rancangan Halaman Interval Data IV-32

33 4. Hasil Peramalan dan MSE Gambar 4.12 Rancangan Halaman Hasil Peramalan IV-33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menghasilkan kesimpulan penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang akan digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menghasilkan kesimpulan penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang akan digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metode Penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan (Forecasting) Peramalan merupakan suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai hasil pengumpulan data, hasil analisis data, pembahasan dan hasil perancangan layar. Setelah hasil perancangan layar juga terdapat

Lebih terperinci

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T

Oleh : Rahanimi Pembimbing : Dr. M Isa Irawan, M.T PERAMALAN JUMLAH MAHASISWA PENDAFTAR PMDK JURUSAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY (STUDI KASUS di INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA) Oleh : Rahanimi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan acuan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Metodologi penelitian berisi rencana kerja yang berurutan agar hasil yang didapatkan sesuai dengan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci: Peramalan; metode Automatic Clustering And Fuzzy Logic Relationship Markov Chain;MAPE. 1. PENDAHULUAN ISSN: 2528-463 PERAMALAN JUMLAH PENDAFTAR MAHASISWA BARU STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING AND FUZZY LOGIC RELATIONSHIP MARKOV CHAIN Nurmalitasari¹ ), Sri Sumarlinda²

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan gambaran umum nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar amerika, metode penelitian, perancangan program aplikasi, rancangan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan ini dibuat untuk ditunjukkan kepada user, programmer, atau ahli BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data penjualan motor merek Yamaha tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan penelitian tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Prosedur Usulan Perhitungan Harga Pokok Produk Di bawah ini adalah usulan prosedur perhitungan harga pokok produk dan pemberian label dengan menggunakan metode Specific Identification

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan

BAB III PEMBAHASAN. Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Analisis merupakan suatu tahap untuk memperoleh kesimpulan persoalan dan gambaran kebutuhan bagi pembuatan sistem yang diamati, dalam hal ini adalah sistem inventori barang.

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 35 Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Perancangan program aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu proses, yaitu : proses input dan hasil keluaran atau output Proses

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR TABEL...xi. DAFTAR GAMBAR...xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR TABEL...xi. DAFTAR GAMBAR...xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... DAFTAR ISI ABSTRAK...ii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR TABEL...xi DAFTAR GAMBAR...xiii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Batasan Masalah...5 1.4 Tujuan Penelitian...6

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut

BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut BAB III METODE DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut 1. Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan dimana peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih baik mengenai sistem informasi penjualan dan pembelian alat bangunan TOKO VENUS JAYA khususnya untuk bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN AUTOMATIC CLUSTERING DAN CHEN S METHOD DALAM LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY UNTUK MERAMALKAN EKSPOR INDONESIA TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY UNTUK MERAMALKAN EKSPOR INDONESIA TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN RELASI LOGIKA FUZZY UNTUK MERAMALKAN EKSPOR INDONESIA TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bagian ini berisi analisa peramalan konsumsi BBM Provinsi Riau, yang mana data konsumsi BBM, jumlah kendaran bermotor dan jumlah penduduk merupakan faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dalam membuat sistem informasi. Langkah-langkah penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis sistem informasi,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average

ABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average ABSTRAK Dengan adanya perkembangan teknologi, untuk menjaga kualitas roti maka setiap jenis roti memiliki tanggal kadaluarsa yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor utama dalam menentukan jumlah roti yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN KEASLIAN TA... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

Lebih terperinci

/1. Flowmap Usulan Daftar Anggota

/1. Flowmap Usulan Daftar Anggota 37 /1. Flowmap Usulan Daftar Anggota Gambar 4.1 Flowmap Usulan Pendaftaran Anggota 38 Prosedur flowmap usulan pendaftaran anggota sebagai berikut : a. Pendaftar datang ke toko ingin menjadi anggota baru.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah strategi untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan solusi yang terbaik bagi permasalahan. perancangan sistem adalah termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Persiapan Penelitian Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari 4 tahun terakhir pada toko mitra elektronik yaitu dari tahun 2010 2013 untuk memprediksi penjualan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahap analisis. Perancangan dapat didenifisikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI v DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. I -

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini digunakan alat penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak pendukung sebagai berikut: 3.1.1. Alat Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wartabone (TNBNW). Ada dua kantor Seksi pengelolaan Hutan yang menangani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wartabone (TNBNW). Ada dua kantor Seksi pengelolaan Hutan yang menangani BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian. Objek penelitian merupakan suatu tempat yang menjadi pusat penelitian, dalam hal ini adalah Kantor Seksi Pengelolaan Hutan Taman Nasional Bogani Nani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Usulan Penyusunan Jadwal Mata Pelajaran Pada prosedur usulan mengenai pembuatan jadwal mata pelajaran untuk Sekolah Menengah Pertama di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan nota atau catatan yang kurang efisien. depan. Penggunaan sistem manual dalam melakukan penjualan spare part truk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan nota atau catatan yang kurang efisien. depan. Penggunaan sistem manual dalam melakukan penjualan spare part truk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangannya. Khususnya dalam dunia bisnis dan perdagangan, teknologi memberi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 41 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis dokumen Dalam analisis dokumen ini, akan menghasilkan beberapa dokumen yang digunakan dalam proses pengolahan data nilai. Tujuan dari analisis dokumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Alur Penelitian Tugas Akhir 3.1 Bahan Penelitian Penelitian dilakukan pada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, yaitu pada bagian Bidang Promkes yang menangani Jamkesda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi persediaan barang pada CV. BARUMUN. Yakni menganalisis

Lebih terperinci

Pelanggan Admin Manager. Fotokopi ktp Fotokopi kk. Input data penjualan tunai. Cetak faktur tunai. Faktur tunai. Faktur di tandatangani.

Pelanggan Admin Manager. Fotokopi ktp Fotokopi kk. Input data penjualan tunai. Cetak faktur tunai. Faktur tunai. Faktur di tandatangani. 50 Prosedur Penjualan Tunai Motor Usulan Pelanggan Admin Manager Fotokopi ktp Fotokopi kk Fotokopi ktp Fotokopi kk DB_PM Input data penjualan tunai Cetak faktur tunai Faktur tunai Faktur tunai Faktur di

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES PADA PERAMALAN CURAH HUJAN. Muhammad Irsyad 1, Sonya Metarice 2

PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES PADA PERAMALAN CURAH HUJAN. Muhammad Irsyad 1, Sonya Metarice 2 PENERAPAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES PADA PERAMALAN CURAH HUJAN Muhammad Irsyad 1, Sonya Metarice 2 Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan proses merupakan proses usulan sebagai perbaikan dari proses

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan proses merupakan proses usulan sebagai perbaikan dari proses BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan proses merupakan proses usulan sebagai perbaikan dari proses yang sedang berjalan. Perancangan proses akan ditampilkan dalam bentuk diagram-diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Sistem pengolahan data secara manual akan membuat keterbatasan penyajian informasi yang terkadang informasi ini sangat dibutuhkan secepat mungkin oleh pengguna

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES LAPORAN TUGAS AKHIR

PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES LAPORAN TUGAS AKHIR PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOMATIC CLUSTERING DAN HIGH ORDER FUZZY TIME SERIES LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv. SURAT PERNYATAAN... v. MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv. SURAT PERNYATAAN... v. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LAPORAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Jogiyanto (2005), sistem merupakan kumpulan dari elemenelemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk perancangan implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Bab ini diterangkan secara singkat mengenai analisa sistem yang ada di toko sahabat teknik, untuk mempermudah dalam mengetahui kelemahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini

SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. yang stabil dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Perancangan yang BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Flowmap Usulan Penilaian Karyawan Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem yang baik, karena dengan adanya rancangan yang tepat akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses penelitian agar sesuai dan berjalan dengan baik sehingga akan mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK...

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR SIMBOL... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. pengetahuannya melalui buku-buku yang ada. Pihak perpustakaan harus. sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang disediakan.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. pengetahuannya melalui buku-buku yang ada. Pihak perpustakaan harus. sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang disediakan. BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Perpustakaan merupakan salah satu gudang ilmu pengetahuan bagi sebagian masyarakat. Perpustakaan STIKOM Surabaya merupakan salah satu tempat bagi para

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua

BAB III PEMBAHASAN. Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua BAB III PEMBAHASAN 3.1 Flow Map Dalam pembuatan sistem informasi pengarsipan surat ini mempunyai dua buah flowmap yaitu flow map surat masuk dan surat keluar. Dimana flow map ini menndefinisikan dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam membangun sistem yang akan dibuat ini, adapun tahapan yang akan dilakukan yaitu : 4.1 Analisa 4.1.1 Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 1. Admin memberikan blanko nilai kepada guru atau wali kelas. menginputkan data-data nilai siswa tersebut ke database. BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa Pada prosedur usulan mengenai pendataan nilai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Tanjungpinang, maka

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas

BAB IV. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas BAB IV Analisis dan Perancangan Sistem 4.1. Analisis sistem Informasi Pensiun yang sedang berjalan di Dinas Kesehatan Kota Bandung Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses 4.1.1 Prosedur Pendaftaran Yang Diusulkan 1. Bagian Admin menyerahkan formulir ke murid untuk mengisi formulir, dan formulir diserahkan ke admin utuk mengecek

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan tentang langkah langkah penerapan metode yang digunakan berdasarkan SDLC yang sesuai. Adapun hal hal yang akan dibahas, antara lain: analisa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain: BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan kerja praktek, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Data dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Perusahaan atau Organisasi tidak dapat terlepas dari kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Perusahaan atau Organisasi tidak dapat terlepas dari kegiatan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu Perusahaan atau Organisasi tidak dapat terlepas dari kegiatan atau proses pengolahan data, data yang didapat bisa berasal dari pihak intern maupun pihak ekstern.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1 1.2 Identifikasi Masalah...3 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, berbagai permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi. Peningkatan kinerja manusia yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan).

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. informasi dalam membuat Aplikasi Pemeliharaan Sarana (Pengadaan). BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Prosedur Kerja Praktek Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan laporan dan penyelesaian masalah dalam kerja praktek ini, dilakukan dengan magang selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 58 BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30).

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data (Anisyah, 2000:30). 1 1.1 Aplikasi BAB III LANDASAN TEORI Aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa. yang akan dirancang adalah sebagai berikut:

BAB IV PERANCANGAN SISTEM Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa. yang akan dirancang adalah sebagai berikut: BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Proses 4.1.1. Prosedur Usulan Pendataan Nilai Siswa Pada prosedur usulan mengenai pengolahan nilai daya serap di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Nabila Cake & Bakery berlokasi di Jl. Gajah Mada No 22 Ponorogo. Sistem yang dibuat ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

Lebih terperinci

PENGESAHAN PEMBIMBING...

PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR MODUL

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Berdasarkan hasil survey yang dilakukan saat Kerja Praktik di Rush Kurir, secara garis besar permasalahan pada Rush Kurir adalah kurangnya informasi jasa pengiriman dan report

Lebih terperinci

Desain Data Base. Proses Desain Data Base

Desain Data Base. Proses Desain Data Base DESAIN DATA BASE Desain Data Base Proses Desain Data Base Analisis Persyaratan Desain Data Base Konseptual Desain Data Base Logika Perbaikan Skema Desain Data Base Fisik Desain Aplikasi dan Keamanan Analisis

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan proses adalah desain dari hasil analisa yang telah dilakukan untuk memenuhi permintaan-permintaan sistem dan gambaran-gambaran perancangan proses

Lebih terperinci

BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN

BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap proses pengisian kuesioner yang dilakukan oleh pihak Telkom CDC, analisa sistem yang ada ialah sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN Kerja Praktik ini dilakukan selama 160 jam dengan pembagian waktu dalam satu minggu, 8 jam sebanyak 20 kali. Dalam kerja Praktik ini, diharuskan menemukan permasalahan yang ada,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan memiliki fungsi. Perancangan sistem ini ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada BKKKS Provinsi Jawa Timur, pencatatan data organisasi yang masih dilakukan secara manual. Mengacu pada permasalahan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan

DESKRIPSI PEKERJAAN. Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan DESKRIPSI PEKERJAAN Pada proses penyusunan laporan kerja praktik peneliti melakukan proses penghimpunan data yang akan digunakan sebagai dasar kebutuhan sistem pelayanan pengelolaan obat. Penghimpunan

Lebih terperinci