BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur sistematika. Adapun alur sistematika yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur Penetapan lokasi/responden, Survei dengan metode Wawancara (Stated Preference) Studi Lapangan Mengelola Data Analisa dapat dilakukan? Tidak Ya Data primer Data Karakteristik Responden/ Data Pribadi Responden Data Nilai ATP tiap Responden Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Bagan Alir Metode Penelitian III-1

2 3.2 Metode Perolehan Data Bentuk penelitian yang dilakukan adalah analisa statistik dari data-data yang berhasil dikumpulkan. Oleh sebab itu, segala persiapan yang menyangkut dengan materi pengumpulan data-data beserta metodenya harus dilakukan. Materi data yang harus dimiliki atau diperoleh dalam analisa nilai kemampuan membayar (ATP) ada dua macam, yaitu materi data berupa karakteristik responden dan materi data berupa nilai ATP setiap responden. Data karakteristik responden adalah berupa data pribadi responden yang berisi antara lain umur responden, alamat tempat tinggal, pekerjaan, besarnya pengeluaran total rumah tangga per bulan, besarnya biaya transportasi yang dikeluarkan setiap bulan, rute perjalanan yang dilakukan sehari-hari beserta jarak dan waktu tempuhnya, serta opini tentang tarif tol dalam kota Jakarta. Sedangkan data nilai ATP setiap responden adalah suatu nilai dalam skala rupiah. Untuk penggalian materi data nilai ATP, penyusunan materi pertanyaannya dilakukan dengan metode Stated Preference, yaitu metode yang sering digunakan terutama diluar negeri oleh para pembuat kebijakan di bidang transportasi. Metode Stated Preference digunakan karena dapat menyediakan informasi dengan prioritas utama pada situasi-situasi yang menentukan perilaku perjalanan yang dipilih oleh setiap individu. Metode ini tidak hanya berguna untuk mengetahui kebiasaan pola perjalanan masyarakat, tetapi juga untuk mendapatkan gambaran tentang opini publik yang berkenaan dengan kebijakan yang akan dibuat tersebut. III-2

3 Penerapan metode Stated Preference dalam perolehan data ini adalah untuk mengetahui kondisi perjalanan yang seperti apa yang lebih dipilih oleh publik apabila dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Jenis pertanyaan yang diajukan berupa pilihan biner, yaitu dua opsi kondisi perjalanan yang ditawarkan berdasarkan situasi yang sudah ditentukan, yang salah satunya harus dipilih responden dengan dasar pertimbangannya masing-masing. Disini, peranan surveyor sebagai pelaksana dilapangan sangat besar dalam memberikan pertanyaan, memberi gambaran situasi dan menyimpulkan opsi mana yang benarbenar dipilih responden. Ada beberapa macam pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden berdasarkan tipe situasi perjalanan yang ditetapkan, yaitu : a. Situasi perjalanan bisnis/kerja yang dilakukan sehari-hari dengan biaya perjalanan yang ditanggung sendiri oleh responden. b. Situasi perjalanan rekreasi yang dilakukan pada hari libur dengan waktu yang lengang dan biaya perjalanan yang ditanggung sendiri oleh responden. c. Situasi perjalanan bisnis/kerja yang dilakukan sehari-hari dengan biaya perjalanan yang ditanggung oleh kantor/perusahaan responden. d. Situasi perjalanan bisnis/kerja yang dilakukan pada kondisi keuangan responden sedang terbatas. e. Situasi perjalanan yang dilakukan dengan menggunakan mobil mewah. f. Situasi perjalanan yang dilakukan bila besarnya tarif tol per hari sebesar 1%, 3%, dan 5% dari pendapatan bersih responden. III-3

4 Kondisi jalan tol yang ditawarkan dianggap berupa jalan tol yang ideal, yaitu jalan tol yang terfasilitasi lengkap baik dari segi keamanan dan kenyamanan, seperti kondisi perkerasan jalan yang baik dan tidak bergelombang, jalan tol yang tidak macet dan merupakan jalan alternatif yang dapat menghemat waktu perjalanan, serta dilengkapi dengan marka-marka jalan dan pendukung jalan lainnya. Kondisi inilah yang harus benar-benar digambarkan oleh surveyor dengan jelas kepada responden. Sebaliknya dengan kondisi jalan biasa, selain menggambarkan kondisi jalan yang juga ideal secara fisik, surveyor harus menggambarkan bahwa jalan tersebut dilengkapi dengan rambu berupa lampu lalu lintas yang dapat saja memperpanjang waktu perjalanan. Ditambah lagi banyaknya volume kendaraan yang menggunakan jalan tersebut, termasuk kendaraan angkutan umum, yang seringkali menjadi sumber penyebab terjadinya kemacetan. Perbedaan yang nyata diantara kedua kondisi jalan tersebut adalah adanya pemungutan tarif pada jalan tol untuk setiap kendaraan yang melaluinya, sedangkan pada jalan biasa tidak. Dari kondisi pilihan yang ditawarkan (ada 5 kondisi), besarnya kemampuan untuk membayar (ATP) jalan tol untuk setiap responden dapat terlihat. Pilihan tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan responden sendiri, baik itu pertimbangan penghematan uang, waktu, keamanan dan kelancaran perjalanan atau bahkan III-4

5 pertimbangan politik bahwa jalan tol seharusnya gratis sehingga responden memutuskan untuk tidak akan membayar tarif tol dan lebih memilih alternatif jalan biasa. 3.3 Metode Wawancara Metode perolehan data adalah dengan wawancara, oleh karenanya tenaga surveyor dilapangan harus menguasai tujuan dan materi wawancara. Selain itu, tenaga surveyor juga harus dapat menerapkan teknik wawancara yang baik, sehingga data yang didapatkan adalah data yang bersifat jujur. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebelum dilaksanakannya survey lapangan, semua tenaga surveyor dikumpulkan untuk diberi pengarahan, yang dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. Diharapkan juga para surveyor dapat menjelaskan gambaran situasi supaya mudah dimengerti oleh responden, sehingga para surveyor dituntut agar cakap dan tidak pasif. Sebelum dilaksanakan survey oleh para surveyor, pilot survey dilakukan terlebih dahulu didaerah perumahan Bintaro Jaya kepada beberapa orang responden untuk mengetahui apakah materi yang diajukan dapat dan mudah dimengerti oleh responden. Ini penting dilakukan untuk materi data sebelum survey yang sesungguhnya dilaksanakan. III-5

6 3.4 Penetapan Responden Ruas jalan tol Serpong-Ulujami yang dibangun melewati daerah perumahan Bintaro Jaya diharapkan dapat mengurangi besarnya volume kemacetan di daerah sekitarnya yang menuju ataupun keluar dari dalam kota Jakarta. Untuk itu, survey ini dilakukan di daerah-daerah yang penduduknya mempunyai potensi menggunakan ruas jalan tol tersebut. Daerah itu adalah (Gambar 3.2) : a. Perumahan Bintaro Jaya b. Perumahan Bumi Serpong Damai c. Daerah Pondok Aren dan sekitarnya d. Daerah Ciputat dan sekitarnya. BINTARO SERPONG CIPUTAT Gambar 3.2 Daerah survey adalah daerah yang penduduknya mempunyai potensi untuk menggunakan jalan tol tersebut III-6

7 Responden adalah orang-orang yang berdomisili di daerah-daerah tersebut diatas, atau dapat juga orang-orang yang rutin atau sering berpergian ke daerah-daerah tersebut diatas, baik untuk bisnis maupun urusan pribadi, yang berpotensi menggunakan ruas jalan tol Serpong-Ulujami. 3.5 Metode Pengukuran Nilai ATP Modelisasi materi untuk penggalian data preferensi adalah pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan biner seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Pilihan berupa dua opsi yang berpasangan tersebut adalah : a. Lewat jalan biasa, atau lewat jalan tol dengan tarif Rp4500,00 b. Lewat jalan biasa, atau lewat jalan tol dengan tarif Rp5500,00 c. Lewat jalan biasa, atau lewat jalan tol dengan tarif Rp6500,00 d. Lewat jalan tol dengan tarif Rp4500,00 atau yang tarifnya Rp6500,00 e. Lewat jalan tol dengan tarif Rp5500,00 atau yang tarifnya lebih dari Rp6500,00 Pilihan-pilihan tersebut diajukan dengan disertai besarnya penghematan waktu dari setiap jalan tol yang ada yang juga dapat dijadikan pertimbangan responden dalam menentukan pilihannya. Besarnya ATP tiap individu bergantung pada kondisi perjalanan yang dipilih pada pertanyaan point a, b, dan c. dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat berapa besar sebenarnya kemampuan membayar (ATP) dari tiap individu. III-7

8 Pada pengukuran nilai ATP ini, nilai penghematan waktu tidak menjadi perhitungan, atau dengan kata lain nilai tersebut dapat diabaikan. Logikanya, bila seorang responden lebih memilih untuk lewat jalan tol dengan tarif Rp6500,00 dibandingkan dengan lewat jalan biasa, berarti ia sebenarnya mampu untuk lewat jalan tol dengan tarif Rp4500,00. meskipun pada pernyataannya, ia tidak mau lewat jalan tol dengan tarif Rp4500,00 dengan pertimbangan nilai penghematan waktu yang didapatkan tidak berarti. Namun, jika ia memilih untuk selalu tidak menggunakan jalan tol pada pertanyaan a, b, dan c, ini berarti nilai ATP dari responden itu adalah Rp0,00. Hal itu dapat diinterpretasikan bahwa responden tidak mau membayar tarif jalan tol, dan karena memilih untuk lewat jalan biasa maka nilai ATP-nya dianggap sama dengan Rp0,00. Dengan pernyataan lain yang lebih sederhana, nilai ATP diukur dengan melihat nilai maksimum yang dipilih setiap responden yang berupa tarif jalan tol. 3.6 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan perhitungan statistik dari data-data yang berhasil dikumpulkan. Kedua jenis data, data pribadi dan data nilai ATP, adalah data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Dari data pribadi responden, dapat diketahui besarnya tingkat pengeluaran rutin rumah tangga total setiap bulannya. Ini adalah parameter yang dipakai dalam III-8

9 perhitungan nilai ATP jalan tol Serpong-Ulujami, karena seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, nilai ATP adalah turunan dari besarnya pengeluaran yang dilakukan seseorang. Pengolahan data mula-mula dilakukan dengan melihat begaimana distribusi frekuensi dari karakteristik responden yang berhasil dikumpulkan supaya mengetahui bagaimana sebaran variasi data yang diperoleh tersebut. Ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakteristik responden yang mewakili populasi total dari calon pengguna jasa jalan tol Serpong-Ulujami tersebut. Baru kemudian dilakukan pengamatan nilai ATP hasil observasi tersebut berdasarkan kelas-kelas tingkat pengeluaran yang ada, yaitu dengan melakukan perhitungan tendensi sentral dan pengukuran dispersi, sehingga didapatkan angkaangka stastistik untuk setiap kelas tingkat pengeluaran yang ada. Pengertian tendensi sentral dapat diuraikan sebagai berikut. Setelah pengamatan dilakukan terhadap data sampel atau distribusi frekuensi tadi, pada akhirnya akan memperoleh kesan bahwa sebagian besar data tersebut umumnya terdiri dari nilainilai observasi yang bertendensi untuk memusatkan diri di sekitar suatu nilai tertentu. Gejala pemusatan tersebutlah yang dinamakan tendensi sentral. 11 Adanya tendensi sentral berarti bahwa suatu nilai sentral tertentu sebetulnya dapat digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai keseluruhan data sampel yang ada. 11 Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LP3ES : 20 III-9

10 Dalam hal ini, nilai-nilai yang dimaksud adalah besaran nilai ATP atau kemampuan membayar jasa jalan tol untuk setiap kelas yang ada. Tendensi sentral yang paling umum digunakan adalah rata-rata hitung, median, dan modus. Bila data sampel terdiri dari sejumlah data yang tidak terlalu besar, rata-rata hitung dapat langsung dicari dari data yang bersangkutan tanpa harus terlebih dahulu menyusunnya ke dalam distribusi frekuensi. Rata-rata hitung kemudian dirumuskan sebagai : X1 + X2 + X3 + Xn 1 n X = = Xi (3.6.1) 12 i = 1 n n Bila jumlah sampelnya terlalu besar, maka pencarian rata-rata hitung lebih mudah dilakukan dari data sampel yang telah disusun ke dalam distribusi frekuensi. Penentuan tendensi sentral yang lain adalah median. Median merupakan nilai sentral dari sebuah distribusi frekuensi sampel, atau biasa juga disebut sebagai rata-rata posisi (positional average). Secara teoritis, median membagi seluruh jumlah data atau pengukuran sampai ke dalam 2 bagian yang sama. 12 Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LP3ES : 20 III-10

11 Penentuan median membutuhkan penyusunan data sampel menjadi suatu urutan yang terdiri dari angka terkecil sampai dengan angka terbesar, atau dapat juga dengan cara interpolasi linier. Selain rata-rata hitung dan median, ada pula yang disebut modus. Modus data sampel yang belum dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi ialah nilai variabel atau observasi sampai Xi yang memiliki frekuensi terbesar. Untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan tenaga, maka perhitungan atau penentuan tendensi sentral tadi dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS for Windows. Sehingga diperoleh nilainilai tendensi sentral dari kemampuan membayar (ATP) jasa jalan tol calon penggunanya, untuk ruas jalan tol Serpong-Ulujami. Namun, rata-rata serangkaian nilai observasi sampel (tendensi sentral) tersebut ternyata tidak dapat diinterpretasikan secara terpisah-pisah dari cara nilai-nilai tersebut bervariasi sekitar rata-ratanya. Representatifnya rata-rata sebuah distribusi sebetulnya tergantung pada cara nilai-nilai observasinya bervariasi di sekitar rata-ratanya. Bila terdapat keseragaman dalam nilai-nilai observasi Xi, maka dispersi nilai-nilai tersebut akan sama dengan nol dan rata-ratanya akan sama dengan nilai Xi. Pengukuran tentang variasi atau dispersi inilah dinamakan pengukuran variasi atau pengukuran dispersi. Pengukuran dispersi yang paling umum ialah varians (variance) dan deviasi standar (standard deviation). III-11

12 Dispersi serangkaian nilai observasi sampel akan kecil bila nilai-nilai tersebut berkonsentrasi sekitar rata-ratanya. Sebaliknya, dispersinya akan menjadi besar bila nilai-nilai observasinya terserak-serak jauh dari rata-ratanya. Varians dirumuskan sebagai : 1 n S 2 = ( Xi X ) 2 (3.6.2) 13 n 1 i = 1 Akar dari varians adalah deviasi standar yang unit pengukurannya sama dengan unit-unit sampel Xi maupun X. pada prakteknya, nilai deviasi standar lebih sering digunakan dalam perhitungan statistik. Dirumuskan sebagai : 1 n S = ( Xi X ) 2 (3.6.3) 14 n 1 i = 1 Untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan tenaga, maka pengukuran dispersi juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS for Windows. 3.7 Pendugaan Interval Nilai penduga seperti yang diuraikan sebelumnya, tentu saja sukar sekali identik dengan parameter populasi. Jadi, misalkan dikatakan bahwa kemampuan membayar jasa jalan tol dari sebagian calon pengguna ruas jalan tol Serpong- Ulujami adalah sebesar Rp. A, berdasarkan observasi yang dilakukan, maka 13 Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LP3ES : Ibid III-12

13 belum dapat dikatakan bahwa besarnya kemampuan membayar jasa jalan tol seluruh calon pengguna ruas jalan tol tersebut adalah sebesar Rp. A, juga. Maka untuk memperoleh suatu pengukuran yang obyektif tentang derajat kepercayaan terhadap kepastian dugaan lebih baik bila menggunakan pendugaan interval (interval estimation). Pendugaan sedemikian itu akan memberikan nilainilai statistik dalam suatu interval dan bahwa nilai tunggal sebagai penduga parameter. Sehingga diperoleh suatu rentang atau interval yang betul-betul mencakup parameter yang kita duga. Jadi, kesimpulannya nanti dapat berupa sebuah pernyataan bahwa besarnya kemampuan membayar jasa jalan tol seluruh calon pengguna ruas jalan tol Serpong-Ulujami adalah berkisar antara Rp. (A-B) dan Rp. (A+B). Pendugaan interval itu merupakan interval kepercayaan atau interval keyakinan (Confidence interval) dan dapat dirumuskan sebagai st Z α / 2 σ st < parameter < st + Z α / 2 σ st (3.7.1) 15 Di mana st σ st = statistik sampel atau penduga = deviasi standar statistik sampel Z α / 2 = koefisien yang sesuai dengan interval keyakinan yang diper gunakan dalam pendugaan interval 15 Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LP3ES : 221 III-13

14 Dalam pendugaan parameter pada kasus ini ditetapkan untuk menggunakan interval keyakinan sebesar 95 persen. Ini berarti bahwa dalam jangka panjang kesalahan duga (error of estimate ) yang dapat di tolerir adalah sebesar α = 0.05 atau sebesar 5 persen. Atau dengan kata lain, dalam jangka panjang, jika pendugaan dilakukan berkali-kali dalam cara yang sama, maka parameter populasi akan tercakup di dalam interval yang bersangkutan 95 persen dari keseluruhan waktu. Hal itu dapat digambarkan lebih jelas pada Gambar 3.3. P(st) Batas Keyakinan bawah P= 0.95 = interval keyakinan Batas keyakinan atas Parameter st Gambar 3.3 Distribusi normal statistik sampel sekitar parameter populasi dengan interval keyakinan sebesar 95 persen Dari gambar 3.3 tersebut statistik sampel digunakan sebagai penduga parameter dalam suatu interval dan bukan pada suatu titik. Interval tersebut dibatasi oleh batas keyakinan atas (upper confidence limit) dan batas keyakinan bawah (lower confidence limit). 16 III-14

15 Karakteristik sampel yang satu pasti berbeda dengan yang lain, terutama karakteristik tingkat pengeluaran rutin rumah tangga total per bulannya. Karakteristik sampel yang satu itu dapat merupakan dasar preferensi responden dalam menyatakan besarnya kemampuan membayar jasa jalan tol. Oleh karena itu, pendugaan interval dilakukan pada setiap kelas tingkat pengeluaran rutin rumah tangga total per bulan. Jadi, pada penelitian ini akan didapatkan sejumlah interval sesuai dengan banyaknya kelas tingkatan pengeluaran rutin rumah tangga total bulanan. Pendugaan interval dapat dibedakan menjadi dua cara berdasarkan jumlah sampelnya, yaitu jika jumlah sampelnya besar dan jika jumlah sampelnya kecil. Jika jumlah sampelnya besar, maka pendugaan parameter dapat menggunakan distribusi normal. Namun jika jumlah sampelnya kecil, maka akan lebih baik jika dilakukan dengan distribusi t atau distribusi Student. 3.8 Hubungan Nilai Rata-rata ATP dan Frekuensi Kelas Sampel Pengukuran tendensi sentral berupa rata-rata hitung menghasilkan besaran ratarata nilai kemampuan membayar jasa jalan tol dari setiap kelas tingkat 16 Anto Dajan. Pengantar Metode Statistik Jilid II. Jakarta : LP3ES : 222 III-15

16 pengeluaran rutin rumah tangga total per bulannya. Data-data berupa nilai besaran rata-rata kemampuan membayar jasa jalan tol (AffordabilityTo Pay = ATP) kemudian diplot terhadap kelas tingkat pengeluaran tadi. Pengamatan terhadap plot data tersebut kemudian dilakukan dengan cermat sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu gambaran hubungan antara nilai ratarata ATP kelas dan besarnya tingkat pengeluaran rumah tangga. Idealnya, nilai rata-rata ATP akan meningkat seiring dengan bertambahnya tingkat pengeluarannya, semakin besar pula tingkat pendapatannya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa diantara keduanya tidak terdapat hubungan seperti itu sama sekali. 3.9 Hubungan Nilai Rata-rata ATP dan Frekuensi Kumulatif Sampel Responden pada penelitian ini adalah calon pengguna jasa jalan tol Serpong- Ulujami yang merupakan konsumen suatu produk jasa berupa transpotasi. Maka penelitian ini diharapkan dapat mengetahui siapa atau konsumen mana yang mempunyai potensi mengkonsumsi masing-masing konsumen untuk membayar jasa jalan tol tersebut. Lazimnya, hubungan antara besarnya kemampuan membayar atau harga terhadap kumulatif banyaknya orang atau konsumen digambarkan dengan model eksponen (model pertumbuhan), yang dapat dilihat pada Gambar 3.4. grafik tersebut lebih dikenal dengan nama grafik demand dalam bidang ekonomi. III-16

17 Grafik demand menunjukkan bahwa tingginya harga berbanding terbalik dengan jumlah konsumen. Ini berarti besarnya harga ATP berbanding terbalik dengan banyaknya calon pengguna jasa jalan tol. Semakin banyak jumlah calon pengguna jasa jalan tol, maka akan semakin rendah nilai harga atau ATP-nya. Data yang diperoleh sudah diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas tingkat pengeluaran rutin rumah tangga total per bulannya untuk lebih memudahkan pengamatan. Dan dari pengolahan data yang dilakukan untuk masing-masing kelas tersebut, nilai rata-rata ATP sudah diperoleh beserta perhitungan statistik lainnya. Langkah selanjutnya adalah membentuk grafik hubungan antara frekuensi kumulatif dan nilai rata-rata ATP tiap kelas. Harga Jumlah konsumen Gambar 3.4 Grafik Demand atau permintaan III-17

18 Mula-mula, nilai rata-rata ATP tiap kelas diurutkan dari nilai yang terbesar sampai nilai yang terkecil. Kemudian frekuensinya dikumulatifkan. Nilai rata-rata ATP ditetapkan sebagai sumbu y (dependent variablel) dan frekuensi kumulatif sebagai sumbu x (independent variable). Baru setelah itu, dilakukan analisa regresi berganda (polynomial) sebagai pendekatannya. Untuk mengetahui apakah sebaran data yang dimiliki valid atau tidak, maka analisa regresi dilakukan dengan memasukkan data secara bertahap, hingga seluruh data masuk. Jika nilai korelasinya semakin meningkat berarti data-data yang dimiliki tidak diragukan validitasnya. Cara ini adalah cara yang biasa dilakukan untuk uji validasi data-data sampel. Persamaan dalam bentuk matematis juga dapat diperoleh untuk menyatakan hubungan antara nilai rata-rata ATP tersebut dengan jumlah calon pengguna jasa jalan tol yang menjadi responden dalam penelitian ini. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsof Excel untuk lebih menghemat waktu dan tenaga. III-18

BAB II TEORI DASAR. Metode statistik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh

BAB II TEORI DASAR. Metode statistik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Metode statistik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, oleh peneliti, pemerintah, masyarakat umum, pemimpin perusahaan, baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. 5.1 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Bisnis (ATP 1)

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN. 5.1 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Bisnis (ATP 1) BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Hasil Penelitian Nilai ATP untuk perjalanan Bisnis (ATP 1) Dari hasil-hasil pengolahan data yang merupakan hasil penelitian nilai ATP untuk situasi perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV INTEPRETASI DATA

BAB IV INTEPRETASI DATA 41 BAB IV INTEPRETASI DATA 4.1 Pengumpulan Data Data responden pada penyusunan skripsi ini terdiri atas dua bagian yaitu data profil responden dan data stated preference. Untuk data profil responden terdiri

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian

Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan cara yang digunakan sebagai unsur pengumpulan data. Penelitian selalu memerlukan metode untuk mempermudah kinerja penelitian. Metode adalah suatu jalan atau cara

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK Pengantar Dari setiap kumpulan data, terdapat tiga ukuran atau tiga nilai statistik yang dapat mewakili data tersebut, yaitu rataan (mean), median, dan modus. Ketiga nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif

Pengukuran Deskriptif Pengukuran Deskriptif 2.2 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi

Lebih terperinci

PENGUKURAN DESKRIPTIF

PENGUKURAN DESKRIPTIF PENGUKURAN DESKRIPTIF STATISTIK INDUSTRI I Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang 1 PENGUKURAN DESKRIPTIF Suatu pengukuran yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Mulai Moda yang Dipakai Karakteristik Perjalanan Mahasiswa Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana Menggunakan Mobil Pribadi Waktu Perjalanan Data Primer Data

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani    / Pengukuran Deskriptif 3 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi Pengukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak 1. Ukuran Letak Agar kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai karakteristik data observasi dengan beberapa ukuran sentral, kita sebaiknya mengetahui beberapa ukuran lain, yaitu ukuran letak. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent dan sebagai variabel dependent nya adalah keputusan pembelian

BAB III METODE PENELITIAN. independent dan sebagai variabel dependent nya adalah keputusan pembelian 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah, variabel budaya (X 1 ), variabel sosial (X ), dan variabel psikologis (X 3 ) sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan menggunakan metode deskriptif statistik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji ada

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI Umum

BAB IV METODOLOGI Umum BAB IV METODOLOGI 4.1. Umum Secara umum, perencanaan transportasi yang ada dapat dimodelkan untuk mengetahui gambaran sederhana dari realita yang ada. Bentuk dari pemodelan tersebut bergantung dari jenis-jenis

Lebih terperinci

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA ALAT UJI STATISTIK Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Penggunaan Statistik Statistik merupakan sekumpulan metode yang digunakan untuk menarik kesimpulan masuk akal dari suatu data. Statistik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Menurut Usman (2009) bahwa setiap penelitian pasti deskriptif (menjelaskan),

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data jumlah kepala keluarga pada masing-masing perumahan yang didapatkan pada survei pendahuluan, maka dapat dilakukan penentuan jumlah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnnya Nilai ERP Dilihat Dari Willingness to Pay (WTP) Pengguna Jalan Unsur-unsur yang mempengaruhi besarnya nilai WTP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Media Cetak dan Media Audio Visual Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur an Hadits di MTs Negeri Aryojeding. Penelitian ini

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

Lebih terperinci

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER

Penduga : x p s r b. Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER Pertemuan Ke 9. BAB V PENDUGAAN PARAMETER 5.1 Pengertian Pendugaan Parameter. Pendugaan merupakan suatu bagian dari statistik inferensia yaitu suatu pernyataan mengenai parameter populasi yang tidak diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian dalam penulisan skripsi ini menjelaskan mengenai tahapan atau prosedur penelitian untuk menganalisa besarnya willingness to pay (WTP)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian explanatory research adalah jenis penelitian yang menyoroti hubungan antar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel X, uji analisis validitas dan

Lebih terperinci

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi. sebanyak 2% responden menyatakan masalah polusi suara di TWA Gunung Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 25 berikut ini. Persepsi

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Tanpa mengurangi keterumuman, pembahasan analisis deskriptif kali ini difokuskan kepada pembahasan tentang Ukuran Pemusatan Data, dan Ukuran Penyebaran Data Terlebih dahulu penting

Lebih terperinci

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik memberikan kemudahan bagi kita untuk menggambarkan data dan membuat kesimpulan terhadap sifat data. Namun tabel dan grafik belum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Bagan Alir Analisis Karakteristik Pergerakan Dan Kebutuhan Prasarana Angkutan Umum Identifikasi Masalah : Kurang berfungsinya halte sebagai tempat henti angkutan umum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 30 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden Jasa Transportasi Angkutan Umum Kota (Angkot) yang Berbahan Bakar Premium di Kota Bogor Jasa transportasi angkutan umum kota ini digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnnya Nilai ERP Dilihat Dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Mulai Moda yang dipakai Pemodelan pemilihan moda perjalanan menuju kampus menggunakan kendaraan pribadi dan umum (Universitas Mercu Buana) Karakteristik pola

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen:

STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen: LEMBAR TUGAS MAHASISWA (LTM) Mata Kuliah: STATISTIKA DESKRIPTIF Dosen: Nama NIM Kelas Jurusan Akademi : : : : : AKADEMI - AKADEMI BINA SARANA INFORMATIKA J A K A R T A C.2009 1 BAB I PENDAHULUAN Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

Tabel 7-1 Rata-rata hitung hasil test mata kuliah statistik deskriptif kelompok A dan B. A B

Tabel 7-1 Rata-rata hitung hasil test mata kuliah statistik deskriptif kelompok A dan B. A B A. Pengukuran Penyebaran (Dispersi) 1. Pengertian Tentang Disperse. Digunakan untuk menunjukkan keadaan berikut : a. Gambaran variabilitas data Yang dimaksud dengan variabilitas data adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Dalam melakukan penelitian ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah yang akan diambil. Begitu pula yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang terkumpul dari hasil survei motivasi belajar dan hasil belajar pada permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan BAB II LANDASAN TEORI 21 Konsep Dasar Analisis Regresi Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sering juga disebut sebagai metodologi penelitian, sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah cara-cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Depot Air Minum Isi Ulang Sahira yang bertempat di Bangkinang-Pekanbaru Rimbo Panjang, dengan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Perencanaan Kota Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ciri pokok dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemilihan Moda Menurut Tamin (2000), pemilihan moda sangat sulit dimodelkan walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (taksi dan bus). Hal tersebut disebabkan karena banyak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 81 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan terhadap data hasil survey dan data pendukung lainnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membawa konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk pemenuhan kebutuhan barang dan

Lebih terperinci

HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG HOMOGEN DAN HETEROGEN DATA I. 50,50,50,50,50 II. 30,40,50,60,70 III.0,30,50,70,80 Ketiga kelompok data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dimulai karena ada suatu permasalahan pada ruas dan simpang jalan Pamulang II di kota Tangerang Selatan. Berikut diagram alur pikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah di dalam judul skripsi. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Syaodih Sukmadinata, N (2005:52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi dasar,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam intensitas aktifitas sosial ekonomi seiring dengan kemajuan ekonomi yang telah terjadi. Jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation) DISPERSI DISPERSI DATA Ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian survei. Menurut Kerlinger (000), penelitian ini digunakan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE Herman Fithra 1) Burhanuddin 2) Fauzan 3) Cut 4) Dosen Jurusan Teknik Sipil,Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI Erlangga Kawengian Freddy Jansen, Semuel Y. R. Rompis Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: erlanggakaw15@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di PT. RRAA, Jl. Raya Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat dari bulan April 2016 hingga Oktober

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah selanjutnya setelah data penelitian terkumpul dari responden melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan statistik yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir 133 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Deskripsi Data; b) Uji Persyratan Analisis; c) Pengujian Hipotesis Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian 4.2. Data dan Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Daiji Raamen yang terletak di Jalan Pajajaran No. 7. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

BAB VIII APLIKASI MODEL

BAB VIII APLIKASI MODEL BAB VIII APLIKASI MODEL 8.1. Umum Seluruh tahapan dalam proses pengembangan model pemilihan moda, pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh prediksi jumlah penumpang yang menggunakan moda tertentu jika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persamaan Regresi Menurut Sir Francis Galton (1822-1911) persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai atau variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Penelitian Metodologi penelitian berisi diagram alir yang merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan penelitian, lihat gambar 3.1.a. Tahapan-tahapan yang ada

Lebih terperinci

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif maupun teknik mendekripsikan data secara grafis maupun secara angka. Sebagai ilustrasi aplikasi

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan lima variabel yang terdiri atas tiga variabel independen (bebas), satu variabel intervening dan satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Klinik Kesiana Pekanbaru, Jl. Hasanuddin No. 95 Pekanbaru. Penelitian ini dimulai sejak bulan Desember 2013 hingga

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

BAGIAN UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK. Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak.

BAGIAN UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK. Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak. UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK BAGIAN 1 Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak. a. Mendeskripsikan konsep dan penerapan prosedur statistik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN-SIDIKALANG)

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN-SIDIKALANG) LAMPIRAN A FORMAT KUISIONER PENELITIAN ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN-SIDIKALANG) A. B. Diisi oleh surveyor 1. Lokasi survei : Stasiun Bus

Lebih terperinci

05Ilmu. UKURAN PEMUSATAN Ukuran pemusatan tentang median dan modus data yang tidak terdistribusi maupun yang terdistribusi, dan aplikasinya

05Ilmu. UKURAN PEMUSATAN Ukuran pemusatan tentang median dan modus data yang tidak terdistribusi maupun yang terdistribusi, dan aplikasinya Modul ke: Fakultas 05Ilmu Komunikasi UKURAN PEMUSATAN Ukuran pemusatan tentang median dan modus data yang tidak terdistribusi maupun yang terdistribusi, dan aplikasinya Dra. Yuni Astuti, MS. Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. RIAU JAYA CEMERLANG CABANG NANGKA PEKANBARU yang bertempat di jalan Tuanku tambusai, dengan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dibursa efek Indonesia dari periode yang diakses dari bulan Maret

METODE PENELITIAN. dibursa efek Indonesia dari periode yang diakses dari bulan Maret METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Indonesia dengan data yang didapat dari Otoritas Jasa Keuangan yang diakses dari www.ojk.go.id, dan dari Bank Indonesia yang diakses

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Pelaksanaan survei ini diawali dengan permohonan izin ke Badan Pemberdayaan Masyarakat kota Bandung sebagai pengantar untuk perijinan ke kantor

Lebih terperinci