BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data jumlah kepala keluarga pada masing-masing perumahan yang didapatkan pada survei pendahuluan, maka dapat dilakukan penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan RT/RW Jumlah Kepala Keluarga (Xi) (Xi) 2 01/ / / / / / / / / / / / X 55,25 32

2 33 Nilai CV merupakan nilai kuadrat dari simpangan baku (S). Untuk menghitung simpangan baku, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut S = ( (X i ) ( Xi / n)) n S = 1 ( (663/12)) S = 20,32701 Dalam penelitian ini, digunakan tingkat akurasi sebesar 5 %, sehingga nilai E adalah sebagai berikut : E = 5% x X = 0,05 x 55,25 = 2,7625 Sedangkan nilai tingkat kepercayaan yang diambil adalah 95%, sehingga berdasarkan tabel probabilitas normal standar didapatkan hasil interpolasi sebagai berikut : Tabel 4.2 Interpolasi nilai Zα (variansi untuk tingkat kepercayaan) z Φ (z) 1,64 0, ,645 0,95 1,65 0, Dan didapatkan nilai Zα sebesar 1,645

3 34 Maka perhitungan jumlah sampel minimum yang diperlukan adalah CV Z N = 2 E 2 α 2 2 (20,32701) (1,645) N = = 147 sampel. 2 (2,7625) Sehingga dalam studi ini diperlukan jumlah sampel minimum sebesar 147 sampel. Kuesioner dibagikan secara acak dan pada saat pengambilan kembali didapatkan sampel sebanyak 183 sampel. Data hasil survei disampaikan dalam lampiran B Hasil Pengumpulan Data Hasil Pengolahan Data Karakteristik Umum Daerah Studi Untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik umum daerah studi yang didapatkan pada saat pengumpulan data, berikut ini disajikan tabel serta grafik karakteristik umum pada daerah studi berdasarkan hasil kuesioner. Tabel 4.3 Jumlah anggota keluarga berdasarkan kelompok usia No Kelompok Usia Jumlah orang Persentase tahun 74 8, tahun , tahun , tahun th keatas ,1

4 Jumlah Orang < 5 th 6-15 th th th > 40 th Komposisi Usia Gambar 4.1 Jumlah Orang pada Daerah Studi Berdasarkan Komposisi Usia Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar jumlah orang pada daerah studi berusia antara 26 sampai 40 tahun (sebanyak 271 orang). Sedangkan jumlah terkecil terdapat pada komposisi usia kurang dari 5 tahun (sebanyak 74 orang). Tabel 4.4 Jumlah anggota keluarga berdasarkan status pekerjaan No Status Pekerjaan Jumlah orang Persentase 1 Bekerja ,6 2 Tidak Bekerja ,1 3 Pelajar / Mahasiswa ,2

5 36 Jumlah Orang Bekerja Tidak Bekerja Pelajar/ Mahasiswa Status Pekerjaan Gambar 4.2 Jumlah Orang pada Daerah Studi Berdasarkan Status Pekerjaan Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar jumlah orang pada daerah studi memiliki status bekerja (sebanyak 381 orang). Sedangkan jumlah terkecil terdapat pada berstatus pekerjaan tidak bekerja (sebanyak 167 orang).

6 Karakteristik Rumah Tangga Daerah Studi a. Jumlah Penghuni Rumah Tangga, Pendapatan dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Tabel 4.5 Jumlah keluarga berdasarkan jumlah penghuni rumah tangga No Jumlah Penghuni Rumah Jumlah Tangga Keluarga 1 1 orang orang orang orang orang orang orang orang orang 1 7 orang; 22 keluarga 9 orang; 1 keluarga 8 orang; 6 keluarga 1orang; 4 keluarga 2 orang; 10 keluarga 3 orang; 22 keluarga 6 orang; 26 keluarga 4 orang; 44 keluarga 5 orang; 48 keluarga Gambar 4.3 Jumlah keluarga pada Daerah Studi Berdasarkan Jumlah Penghuni Rumah Tangga Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga di daerah studi memiliki jumlah penghuni dalam rumah tangga berkisar antara 4 5 orang. Sedangkan

7 38 hanya sedikit keluarga yang memiliki penghuni dalam rumah tangga sebanyak 1 dan 9 orang. Tabel 4.6 Jumlah keluarga berdasarkan Pendapatan No Pendapatan Rata rata Jumlah Keluarga 1 < Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp > Rp < Rp. 1juta; 1 keluarga Rp. 1juta Rp. 2 juta; 3 keluarga Rp. 2 juta Rp. 3 juta; 14 keluarga > Rp. 6 juta 58 keluarga Rp. 3 juta Rp. 4juta; 30 keluarga Rp. 5 juta Rp. 6juta; 52 keluarga Rp. 4 juta Rp. 5juta; 25 keluarga Gambar 4.4 Jumlah keluarga pada Daerah Studi Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga di daerah studi memiliki jumlah pendapatan rata-rata lebih besar dari Rp Sedangkan hanya sedikit keluarga yang memiliki pendapatan rata-rata di bawah Rp

8 39 Tabel 4.7 Jumlah keluarga berdasarkan Jumlah Kepemilikan Kendaraan No Jumlah Kepemilikan Jumlah Kendaraan Keluarga 1 0 unit unit unit unit unit 18 3 unit, 31 keluarga 4 unit, 18 keluarga 0 unit, 6 keluarga 1 unit, 72 keluarga 2 unit, 56 keluarga Gambar 4.5 Jumlah keluarga pada Daerah Studi Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga di daerah studi memiliki jumlah kepemilikan kendaraan dalam rumah tangga berkisar antara 1 3 unit. Sedangkan hanya sedikit keluarga yang memiliki kepemilikan kendaraan dalam rumah tangga sebanyak 4 unit.

9 40 b. Jumlah Perjalanan per hari dalam Keluarga Tabel 4.8 Jumlah keluarga berdasarkan jumlah perjalanan per hari No Jumlah Perjalanan Jumlah per Hari Keluarga > perjalanan, 1 11 perjalanan, 1 > 13 perjalanan, 1 10 perjalanan, 2 1 perjalanan, 7 9 perjalanan, 11 2 perjalanan, 6 8 perjalanan, 32 3 perjalanan, 16 4 perjalanan, 23 7 perjalanan, 17 6 perjalanan, 32 5 perjalanan, 34 Gambar 4.6 Jumlah keluarga pada Daerah Studi Berdasarkan Jumlah Perjalanan per hari Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.6 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga di daerah studi memiliki jumlah

10 41 kepemilikan kendaraan dalam rumah tangga berkisar antara 1 3 unit. Sedangkan hanya sedikit keluarga yang memiliki kepemilikan kendaraan dalam rumah tangga sebanyak 4 unit. c. Penggunaan Kendaraan Rata-rata Tabel 4.9 Jumlah keluarga berdasarkan Jumlah Penggunaan Mobil No Jumlah Penggunaan Mobil Jumlah Rata-rata (orang) Keluarga Tabel 4.10 Jumlah keluarga berdasarkan Jumlah Penggunaan Motor No Jumlah Penggunaan Motor Jumlah Rata-rata (orang) Keluarga Tabel 4.11 Jumlah keluarga berdasarkan Jumlah Penggunaan Sepeda No Jumlah Penggunaan Sepeda Jumlah Rata-rata (orang) Keluarga Berdasarkan Tabel 4.9 hingga Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penggunaan kendaraan rata-rata setiap harinya pada daerah studi yaitu 3 orang untuk mobil (sebanyak 40 keluarga), 2

11 42 orang untuk motor (sebanyak 85 keluarga), dan 1 orang untuk sepeda (sebanyak 84 keluarga) Bentuk Model Bangkitan Perjalanan Variabel Bebas dan Variabel Tidak Bebas yang digunakan Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini merupakan variabel yang didapatkan berdasarkan data karakteristik rumah tangga daerah studi. Variabel bebas yang digunakan antara lain adalah : Tabel 4.12 Variabel Bebas yang digunakan pada pengolahan data Variabel Bebas X1 X2 X3 Keterangan Jumlah penghuni dalam rumah tangga (orang) Pendapatan Rata-rata (Rupiah) Jumlah Kepemilikan Kendaraan (Unit) Sedangkan variabel tidak bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah Tabel 4.13 Variabel Tidak Bebas yang digunakan pada pengolahan data Variabel Tidak Bebas Y Keterangan Jumlah Perjalanan orang per hari Pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Lembar perhitungan pengolahan

12 43 data terdapat pada Lampiran C Data Variabel Bebas dan Tidak Bebas Dalam Pemodelan Pengujian Korelasi Antar Variabel Hasil pengujian korelasi antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas dan korelasi antar variabel bebas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.14 Koefisien Korelasi antar Variabel Y X1 X2 X3 Y 1,000 X1 0,794 1,000 X2 0,481 0,469 1,000 X3 0,730 0,650 0,598 1,000 Dimana : Y X1 : jumlah perjalanan per hari : jumlah penghuni dalam rumah tangga (orang) X2 : pendapatan rata-rata (Rupiah) X3 : jumlah kepemilikan mobil dan motor (unit) Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa variabel bebas (Y) mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel bebas X1 (nilai korelasi 0,794) dibandingkan variabel bebas yang lain (nilai korelasi 0,481 dan 0,730). Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi yang lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa diantara kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang cukup kuat.

13 44 Sehingga pada proses pemodelan bangkitan perjalanan dilakukan beberapa pengkombinasian beberapa variabel bebas secara coba-coba berdasarkan uji korelasi yang telah dihasilkan seperti : 1. Kombinasi 1 : Menggunakan Variabel Bebas X1 dan X2 2. Kombinasi 2 : Menggunakan Variabel Bebas X2 dan X3 3. Kombinasi 3 : Menggunakan Semua Variabel Bebas Model Bangkitan Perjalanan Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pemodelan. a. Parameter Logis yang diharapkan Tanda logis yang diharapkan pada penelitian ini adalah bernilai positif (+) yang berarti apabila terjadi peningkatan nilai variabel bebas maka menyebabkan peningkatan nilai variabel tidak bebas, ataupun sebaliknya. Dalam pengolahan data, nilai variabel bebas yang tidak sesuai dengan parameter logis yang diharapkan maka akan dieliminasi. b. Nilai banding t Nilai banding t digunakan untuk melihat apakah variabel bebas yang digunakan dalam model signifikan dengan nilai t-ktitis. Berikut adalah nilai banding t (t-kritis) berdasarkan tabel.

14 45 Dengan tingkat kepercayaan yang diambil 95%, didapatkan nilai p = 1 (0,05/2) = 0,975 dan derajat kebebasan (v) adalah (N-1), dimana N merupakan jumlah responden. Sehingga didapatkan derajat kebebasannya adalah v = = 182. Maka dari hasil interpolasi tabel distribusi t didapatkan nilai sebagai berikut: Tabel 4.15 Interpolasi nilai tabel distribusi t v t , ,96 Dalam pengolahan data selanjutnya, variabel variabel bebas harus memiliki nilai t-stat yang lebih besar dari t-kritis = 1,96. Sehingga variabel bebas yang memiliki nilai t-stat kurang dari 1,96 akan dieliminasi. c. Nilai banding F Nilai banding F digunakan untuk melihat apakah variabel bebas yang digunakan dalam model signifikan dengan nilai F-kritis. Berikut adalah nilai banding F (F-kritis) berdasarkan tabel distribusi F. Dengan derajat kebebasan (v) adalah (N-1), dimana N merupakan jumlah responden. Sehingga didapatkan derajat kebebasannya adalah v = = 182.

15 46 Sedangkan dari tingkat kepercayaan yang diambil 95%, didapatkan nilai p = 0,05. Maka dari hasil interpolasi tabel distribusi F didapatkan nilai sebagai berikut: Tabel 4.16 Interpolasi nilai tabel distribusi F v Fp 60 2, , ,678 Dalam pengolahan data selanjutnya, variabel variabel bebas harus memiliki nilai F-stat yang lebih besar dari F-kritis = 2,678, sehingga variabel bebas yang memiliki nilai F-stat kurang dari 2,678 akan dieliminasi. Perhitungan analisa regresi dari variabel-variabel bebas yang digunakan serta kombinasinya akan menghasilkan beberapa model persamaan matematis. Hasil akhir dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini. Dan hasil output pemodelan regresi dapat dilihat pada Lampiran D Hasil Pemodelan Regresi. Tabel 4.17 Hasil Akhir Model Persamaan Matematis Komb. Hasil Model Persamaan Matematis R 2 F-stat t-stat 1 Y = -0, ,056*X1 + 2,032E-07*X2 0,65 164,02 2 Y = 2, ,615*X3 0,53 206,18 3 Y = 0, ,803*X1 + 0,818*X3 0,71 219,61-0,86 14,51 2,78 10,97 14,36 1,26 10,46 6,99

16 47 Keterangan : Y X1 X2 X3 R 2 : jumlah perjalanan per hari : jumlah penghuni dalam rumah tangga (orang) : pendapatan rata-rata (rupiah) : jumlah kepemilikan mobil dan motor (unit) : Koefisien Determininasi F-stat: Nilai Banding F t-stat : Nilai Banding t Dapat dilihat pada hasil akhir persamaan model matematis bahwa variabel X2 (pendapatan rata-rata keluarga) kurang mempengaruhi jumlah perjalanan yang dilakukan keluarga setiap harinya. Dari hasil survei terdapat contoh bahwa keluarga dengan jumlah penghuni 4 orang dan pendapatan ratarata kurang dari Rp mampu untuk melakukan perjalanan sebanyak 5 perjalanan/hari. Sedangkan keluarga dengan jumlah pendapatan > Rp ada yang hanya melakukan perjalanan 2 kali setiap harinya disebabkan jumlah penghuni dalam keluarga hanya 2 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah perjalanan yang akan dilakukan penghuni rumah tangga kurang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan Kajian Bentuk Alternatif Bangkitan Perjalanan Selain menggunakan variabel bebas seperti di atas dapat juga digunakan beberapa alternatif variabel yang dapat

17 48 digunakan pada proses pemodelan berdasarkan data yang didapatkan pada saat pengumpulan data. Variabel-variabel bebas tersebut antara antara lain adalah : Tabel 4.18 Variabel Bebas yang dapat digunakan sebagai alternatif pada proses pemodelan Variabel Bebas Keterangan X1 Jumlah penghuni dalam rumah tangga X2 Jumlah penghuni yang berstatus usia non-produktif ( 0 5 th) X3 Jumlah penghuni yang berstatus usia produktif ( 6 > 40 th) X4 Pendapatan Keluarga X5 Jumlah Kepemilikan Mobil X6 Jumlah Kepemilikan Motor Sedangkan variabel tidak bebas yang digunakan (Y) sama dengan sebelumnya yaitu jumlah perjalanan orang per hari. Hasil pengujian korelasi antar variabel bebas dengan variabel tidak bebas dan korelasi antar variabel bebas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.19 Pengujian Korelasi antar Variabel Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y 1,000 X1 0,794 1,000 X2 0,115 0,269 1,000 X3 0,785 0,947-0,056 1,000 X4 0,481 0,469-0,030 0,496 1,000 X5 0,476 0,416-0,260 0,518 0,664 1,000 X6 0,557 0,504 0,179 0,462 0,207 0,007 1,000 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa selain terdapat variabel tidak bebas (Y) mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel bebas yaitu jumlah penghuni dalam rumah tangga (X1), dan terdapat pula variabel bebas yang saling

18 49 berkorelasi kuat yakni X1 dan X3, serta X4 dan X5 yang memiliki nilai korelasi lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa diantara kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang cukup kuat. Sehingga pada proses pemodelan bangkitan perjalanan dilakukan pengkombinasian beberapa variabel tidak bebas yang berkorelasi kuat tersebut. Pengkombinasian ini dimaksudkan untuk mengetahui model bangkitan yang dihasilkan apabila variabel-variabel bebas yang berkorelasi kuat tersebut tidak disatukan dalam perhitungan dan juga mengetahui model bangkitan yang dihasilkan apabila variabel bebas yang berkorelasi kuat tersebut disatukan dalam perhitungan. Kombinasi yang dilakukan untuk perhitungan selanjutnya antara lain adalah : 1. Kombinasi 1, dengan mengeliminasi variabel bebas X1 2. Kombinasi 2, dengan mengeliminasi variabel bebas X3 3. Kombinasi 3, dengan mengeliminasi variabel bebas X1 dan X3 4. Kombinasi 4, dengan mengeliminasi variabel bebas X4 5. Kombinasi 5, dengan mengeliminasi variabel bebas X5 6. Kombinasi 6, dengan mengeliminasi variabel bebas X4 dan X5 7. Kombinasi 7, dengan mengeliminasi variabel bebas X1 dan X4

19 50 8. Kombinasi 8, dengan mengeliminasi variabel bebas X3 dan X4 9. Kombinasi 9, tanpa mengeliminasi variabel bebas Dari hasil pengujian korelasi antar variabel yang ditunjukkan pada Tabel 4.19 dapat digunakan untuk membentuk model bangkitan pergerakan yang terjadi di kawasan perumahan Ciputat Baru dan Graha Permai, selain itu dari hasil pengujian tersebut juga didapatkan 1 variabel bebas yang berkorelasi kuat dengan variabel tidak bebas dibandingkan variabel lain yaitu jumlah penghuni dalam rumah tangga (X1). Karena penentunya hanya satu variabel bebas, maka ada beberapa regresi non linear yang dapat digunakan. Dua bentuk persamaan regresi non linear tersebut antara lain yaitu : Fungsi Eksponensial : Y = b o (e b 1.t ) (pers4.1) Fungsi Logaritmik : Y = b o + b 1.ln(t) (pers4.2) Hasil perhitungan serta indikator statistiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.20 Bentuk Model Bangkitan Perjalanan dan Nilai Indikator Statistik Tipe Model Persamaan R 2 Fungsi Linear Y = 0, ,151X1 0,6305 Fungsi Eksponensial y = 1,5818e X1 0,6262 Fungsi Logaritmik Y = 4,4814Ln(X1) 0,9361 0,6078 Tabel 4.20 menunjukkan model yang baik secara statistik untuk bangkitan pergerakan keluarga di kawasan Ciputat Baru

20 51 dan Graha Permai adalah fungsi linear. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi (nilai R 2 ) lebih besar dibandingkan kedua fungsi lainnya. Kondisi di atas menunjukkan bahwa dari semua persamaan yang diuji, variabel jumlah penghuni dalam rumah tangga sebagai penentu dapat diterima secara statistik. Berdasarkan kriteria statistik yang sama seperti pemodelan dengan menggunakan 3 (tiga) variabel bebas, perhitungan analisa regresi dari variabel bebas alternatif yang digunakan serta kombinasinya akan menghasilkan beberapa persamaan regresi, hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut ini. Tabel 4.21 Hasil Model Alternatif Persamaan Regresi Komb Persamaaan F t R 2 1 Y = 0,363+0,703*X2+0,821*X3+0,765*X5 +0,825*X6 108,88 2 Y = 0,275+0,819*X1+0,835*X5+0,838*X6 154,21 3 Y = 2,39+0,69*X2+1,69*X5+1,58*X6 74,23 4 Y = 0,275+0,819*X1+0,835*X5+0,838*X6 154,21 5 Y = -0,463+0,906*X1+0, *X4 +0,66*X6 131,76 6 Y = 0,176+0,578*X1+0,478*X3+0,646*X6 128,85 1,23 3,68 9,77 4,56 5,66 0,95 10,98 5,72 5,97 9,19 2,93 9,90 10,34 0,95 10,98 5,72 5,97-1,26 11,70 3,25 4,57 0,57 3,37 2,77 4,44 0,71 0,72 0,55 0,72 0,69 0,68

21 52 Komb Persamaaan F t R 2 7 Y = 0,36+0,70*X2+0,82*X3+0,76*X5 +0,82*X6 108,88 8 Y = 0,37+0,80*X1+0,80*X5+0,83*X6 145,62 9 Y = 0,275+0,819*X1+0,835*X5+0,838*X6 154,21 1,23 3,68 9,77 4,56 5,66 1,25 10,42 5,32 5,72 0,95 10,98 5,72 5,97 0,71 0,71 0,72 Dari hasil pemodelan bangkitan yang ada, dapat dianalisa beberapa hal sebagai berikut yaitu : a. Kesemua model yang dihasilkan telah memenuhi parameter logis yang diharapkan yaitu semua variabel bebas yang digunakan memiliki tanda logis (+). b. Kesemua model yang dihasilkan telah memenuhi kriteria nilai banding t yaitu semua variabel bebas yang digunakan memiliki nilai banding t yang lebih besar dari t- kritis yaitu sebesar 1,96. c. Kesemua model yang dihasilkan telah memenuhi kriteria nilai banding F yaitu semua variabel bebas yang digunakan memiliki nilai banding F yang lebih besar dari F-kritis yaitu sebesar 2,678. d. Semua model yang dihasilkan memiliki nilai koefisien determinasi lebih besar dari 50% atau mendekati 1, yang

22 53 menunjukkan bahwa model yang terbentuk akan semakin lebih baik Pembahasan Hasil Karakteristik Sosio Ekonomi Daerah Studi Karakteristik rumah tangga di perumahan Ciputat Baru dan Graha Permai secara umum menunjukkan keragaman dalam jumlah penghuni rumah tangga, status pekerjaan, pendapatan rata-rata, serta jumlah kepemilikan kendaraan. Sebagian besar keluarga (31,69%) memiliki pendapatan rata-rata di atas Rp ,-. Pendapatan keluarga berkisar antara Rp Rp menempati urutan kedua yaitu sebesar 28,42%. Dan hanya sebesar 0,55% keluarga yang mempunyai pendapatan rata-rata di bawah Rp Dan sebagian besar keluarga (26,23%) memiliki jumlah penghuni dalam rumah tangga sebanyak 5 orang. Sebanyak 80,9% dari jumlah penghuni dalam rumah tangga di daerah studi berstatus bekerja dan pelajar/mahasiswa, sedangkan sisanya merupakan penghuni yang berstatus tidak bekerja. Sebagian besar keluarga (57,38%) memiliki kendaraan baik motor ataupun mobil lebih dari Kalibrasi dan Pemilihan Model Terbaik Model persamaan regresi yang digunakan harus mempertimbangkan hasil uji statistik terutama untuk uji determinasi (R 2 ).

23 54 Model yang digunakan adalah model yang mempunyai nilai R 2 di atas 50 %. Selain itu juga perlu dilakukan uji kesesuaian baik secara matematis ataupun dengan membandingkan terhadap hasil observasi di lapangan. Uji kesesuaian pada model analisis regresi mengasumsikan bahwa model terbaik adalah model yang mempunyai total kuadratis residual antara hasil model dengan hasil pengamatan (observasi) yang paling minimum. Dengan : 2 Meminimumkan S = (Yi Yi ) (pers2.7) = i 1 S Yi : Nilai Total Kuadratis Residual : Hasil Model i Y : Hasil Pengamatan Hasil observasi di lapangan yang dilakukan mulai dari pukul WIB didapatkan banyaknya kendaraan yang keluar dari daerah studi sebagai berikut : Tabel 4.22 Hasil Observasi Kendaraan yang Keluar dari Daerah Studi Perumahan Mobil Motor (unit) (unit) Pejalan Kaki (org) Ciputat Baru Graha Permai Total Dengan mengalikan masing-masing kendaraan dengan jumlah penggunaan rata-rata maka akan didapat hasil sebagai berikut :

24 55 Tabel 4.23 Hasil Pengalian jumlah kendaraan dengan penggunaan kendaraan rata-rata Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Penggunaan Kendaraan rata-rata Total Perjalanan Mobil Motor Pejalan Kaki Total Observasi Perjalanan Orang Per hari 3956 Data masukkan (input) yang digunakan pada uji kesesuaian antara lain adalah : Tabel 4.24 Data input untuk uji kesesuaian Data input Keterangan Total Jumlah keluarga Total keluarga di daerah studi 663 Keluarga Jumlah Penghuni Perkiraan total penghuni di daerah studi; yaitu berdasarkan hasil survei data 3265 jiwa Pendapatan Rata-rata Jumlah Kepemilikan Kendaraan sekunder Perkiraan pendapatan rata-rata di daerah studi; yaitu dengan mencari nilai tengah (median) pendapatan per keluarga berdasarkan hasil survei. Perkiraan total kepemilikan kendaraan di daerah studi; yaitu dengan mengalikan persentase kepemilikan kendaraan per keluarga dengan jumlah kendaran dan total keluarga Rp unit Dengan menggunakan data input seperti yang tercantum pada Tabel 4.24 di atas, maka didapatkan jumlah perjalanan dari hasil pemodelan sebagai berikut : Tabel 4.25 Hasil Pemodelan Jumlah Perjalanan di daerah studi Komb Persamaaan R 2 Y Yi S 1 Y = -0, ,056*X1 + 2,032E-07*X2 0, Y = 2, ,615*X3 0, Y = 0, ,803*X1 + 0,818*X3 0,

25 56 Keterangan : Y X1 X2 X3 R 2 Yi S : Hasil observasi jumlah perjalanan per hari : Jumlah penghuni (orang) : Pendapatan rata-rata (rupiah) : Total kepemilikan mobil dan motor (unit) : Koefisien Determininasi : Hasil model jumlah perjalanan per hari : Total Kuadratis Residual antara hasil model dengan observasi. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa persamaan yang terdapat pada kombinasi 3 yaitu Y = 0, ,803*X1 + 0,818*X3 mempunyai nilai koefisien determinasi lebih dari 50% dan memiliki selisih antara hasil pemodelan dengan hasil observasi yaitu 315 perjalanan orang perhari dan nilai total kuadratis minimum dibandingkan hasil pemodelan yang lain yaitu Selain itu, persamaan ini juga mempunyai nilai koefisien regresi mendekati 0 dibandingkan persamaan yang lain. Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas seperti nilai determinasi, selisih perjalanan hasil pemodelan dan observasi, serta variable yang digunakan, maka persamaan yang paling sesuai sebagai model bangkitan perjalanan di daerah studi kawasan perumahan Ciputat adalah Y = 0, ,803*X1 + 0,818*X3 dengan X1 adalah jumlah penghuni dan X3 adalah jumlah kepemilikan kendaraan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1. Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang mengambil lokasi di beberapa perumahan seperti Perumahan Graha Permai dan Ciputat Baru, secara garis besar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Pelaksanaan survei ini diawali dengan permohonan izin ke Badan Pemberdayaan Masyarakat kota Bandung sebagai pengantar untuk perijinan ke kantor

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008 PEMODELAN MATEMATIS BANGKITAN PERJALANAN DARI KAWASAN PERUMAHAN CIPUTAT (STUDI KASUS PERUMAHAN CIPUTAT BARU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil survei didapatkan gambaran umum mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi. BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi studi merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dekat dengan pusat kota dan tingkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan kriteria

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR SOSIO-EKONOMI YANG BERPENGARUH BESAR TERHADAP JUMLAH BANGKITAN PERJALANAN DI SUATU KAWASAN PERUMAHAN EVI AYUNINGTYAS 0800773480 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan (demand) pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang relatif sangat pesat, peningkatan daya

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS REGRESI

BAB IX ANALISIS REGRESI BAB IX ANALISIS REGRESI 1. Model Analisis Regresi-Linear Analisis regresi-linear adalah metode statistic yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin bertambahnya penduduk dan makin tingginya aktifitas ekonomi. Tingginya intensitas pergerakan

Lebih terperinci

BAB IV INTEPRETASI DATA

BAB IV INTEPRETASI DATA 41 BAB IV INTEPRETASI DATA 4.1 Pengumpulan Data Data responden pada penyusunan skripsi ini terdiri atas dua bagian yaitu data profil responden dan data stated preference. Untuk data profil responden terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN (Studi Kasus Perumahan di Lingkungan Taman Griya, Jimbaran) TUGAS AKHIR Oleh : LINDA PRANASARI 0704105014 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR SEDERHANA

REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR SEDERHANA DAN KORELASI 1. Model Regresi Linear 2. Penaksir Kuadrat Terkecil 3. Prediksi Nilai Respons 4. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 5. Kecocokan Model Regresi 6. Korelasi

Lebih terperinci

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG Erlangga Rizki Destia NRP : 0121022 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini : Start Data sosial, ekonomi dan jarak Pemodelan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Transportasi Transportasi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengangkut atau memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lainnya

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

dan Korelasi 1. Model Regresi Linear 2. Penaksir Kuadrat Terkecil 3. Prediksi Nilai Respons 4. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 6.

dan Korelasi 1. Model Regresi Linear 2. Penaksir Kuadrat Terkecil 3. Prediksi Nilai Respons 4. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 6. Regresi Linear Sederhana dan Korelasi 1. Model Regresi Linear 2. Penaksir Kuadrat Terkecil 3. Prediksi Nilai Respons 4. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 5. Kecocokan Model Regresi 6. Korelasi

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Rahayu Widhiastuti 1), Eka Priyadi 2), Akhmadali 2) Abstrak Penelitian ini meneliti kebutuhan parkir kendaraan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

Korelasi Linier Berganda

Korelasi Linier Berganda Korelasi Linier Berganda Analisa Korelasi Untuk mengukur "seberapa kuat" atau "derajat kedekatan yang terjadi antar variabel. Ingin mengetahui derajat kekuatan tersebut yang dinyatakan dalam koefisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 21 Pengertian Regresi Linier Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

1. Model Regresi Linear dan Penaksir Kuadrat Terkecil 2. Prediksi Nilai Respons 3. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 4.

1. Model Regresi Linear dan Penaksir Kuadrat Terkecil 2. Prediksi Nilai Respons 3. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 4. * 1. Model Regresi Linear dan Penaksir Kuadrat Terkecil 2. Prediksi Nilai Respons 3. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 4. Kecocokan Model Regresi 5. Korelasi Utriweni Mukhaiyar MA 2081 Statistika

Lebih terperinci

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK Jessi Tri Joeni Mahasiswa Manajemen Transportasi STMT-Amni Semarang Jln. Soekarno Hatta No. 180 Tlp. (024)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50

TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50 TUGAS AKHIR MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN TIPE 50 (Studi Kasus : Perumahan Pondok Permai Taman Tirto Yogyakarta) Disusun Oleh : PUTRI IMAWANTI HIDAYAH 20130110321 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN JALAN SAM RATULANGI JALAN BABE PALAR MANADO Ady Suhendra Edmonssoen Monoarfa Longdong J., J. A. Timboeleng, M. R. E. Manoppo Fakultas

Lebih terperinci

2.1 PENGERTIAN TRANSPORTASI, PERENCANAAN TRANSPORTASI DAN PEMODELAN TRANSPORTASI

2.1 PENGERTIAN TRANSPORTASI, PERENCANAAN TRANSPORTASI DAN PEMODELAN TRANSPORTASI BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN TRANSPORTASI, PERENCANAAN TRANSPORTASI DAN PEMODELAN TRANSPORTASI 2.1.1 PENGERTIAN TRANSPORTASI Transportasi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus Kawasan Pemukiman Kelurahan Sekeloa Kota Bandung, Jawa Barat TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi yang menghitung jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan di suatu zona, kemudian diikuti oleh distribusi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel data kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan cara purposive

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR

MODUL TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR MODUL 9 TEORI ESTIMASI ATAU MENAKSIR. Pendahuluan Untuk menginginkan mengumpulkan populasi kita lakukan dengan statistik berdasarkan data yang diambil secara sampling yang

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana

Regresi Linear Sederhana Regresi Linear Sederhana dan Korelasi 1. Model Regresi Linear dan Penaksir Kuadrat Terkecil 2. Prediksi Nilai Respons 3. Inferensi Untuk Parameter-parameter Regresi 4. Kecocokan Model Regresi 5. Korelasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi

BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi BAB 5 Interpolasi dan Aproksimasi Interpolasi merupakan proses penentuan dan pengevaluasian suatu fungsi yang grafiknya melalui sejumlah titik tertentu. Sebaliknya, pada aproksimasi grafik fungsi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI Umum

BAB IV METODOLOGI Umum BAB IV METODOLOGI 4.1. Umum Secara umum, perencanaan transportasi yang ada dapat dimodelkan untuk mengetahui gambaran sederhana dari realita yang ada. Bentuk dari pemodelan tersebut bergantung dari jenis-jenis

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 355-3553 ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG Ramadhani* *Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA Email: enny.ramadhani@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir, dibuat suatu alur sistematika. Adapun alur sistematika yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disampaikan analisis hubungan volume kendaraan, kecepatan kendaraan dan jarak pengukuran terhadap kebisingan pada ruas Jalan Ir. Juanda Kota

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat wisata yang ada di Bogor, diantaranya yaitu kebun raya Bogor, taman wisata mekarsari, taman matahari, dan taman safari

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Berganda Contoh Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan atau lebih variabel independen (x n ) Hubungan antara suhu warehouse dan viskositas cat dengan jumlah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Trias Farm yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara tertuju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi 2.1.1 Analisis Korelasi Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan Y dan X dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah kegiatan penyelidikan, pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv

Lebih terperinci

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi STK 511 Analisis statistika Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi 1 Pendahuluan Kita umumnya ingin mengetahui hubungan antar peubah Analisis Korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan linier antar

Lebih terperinci

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA Ahmad Yani Abas Alumni Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Jurair Patunrangi * Abstract District zone is attracting and generator of trip for the needs of the societies.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 81 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Untuk memperoleh data dari responden yang ada, maka digunakan kuesioner yang telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas butir pertanyaan yang diajukan.

Lebih terperinci

KORELASI LINIER BERGANDA

KORELASI LINIER BERGANDA KORELASI LINIER BERGANDA 10 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline 3 Analisa Korelasi Untuk mengukur

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit BNI Tunas Usaha ini dilakukan pada Unit Kredit Kecil (UKC) Cabang Karawang. Bank

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dimulai karena ada suatu permasalahan pada ruas dan simpang jalan Pamulang II di kota Tangerang Selatan. Berikut diagram alur pikir

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 MODEL BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DI KAWASAN PEMUKIMAN DI PUSAT KOTA LANGSA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4.1. Tinjauan pustaka Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

Lebih terperinci

BAB VI PENGUMPULAN DATA

BAB VI PENGUMPULAN DATA BAB VI PENGUMPULAN DATA 6.1. Umum Pengumpulan data dalam tugas akhir ini dibagi dalam 2 jenis. Yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metoda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian 4.2.1 Deskripsi tentang Pola Asuh Orangtua Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

Lebih terperinci

Bab V Validasi Model

Bab V Validasi Model Bab V Validasi Model 5.1 Pengujian Model Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengujian model sistem dinamik menyangkut tiga aspek yaitu : (1) pengujian struktur model; (2) pengujian perilaku model;

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai risiko produksi cabai merah ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci