Amalia Putri Wijayanti 1 Dwiyono Hari Utomo 2 Hadi Soekamto 3. Abstract
|
|
- Shinta Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA Amalia Putri Wijayanti 1 Dwiyono Hari Utomo 2 Hadi Soekamto 3 Abstract The purpose of this research is for compare outcome with using Group Investigation teaching models and Problem Based Learning teaching models sorce lesson geography material of live environment about the building in class for second grade social science MAN Malang II Batu. This reaserch using analysis quasi eksperiment. The result of this this research showed that application of learning models Group Investigation can more than enhance Out come geography compare with using learning models Problem Based Learning. Out come increasing student can rever to for average for pre-test class of learning models Group Investigation as much 48,83 and class learning models Problem Based Learning whereas average school grades post-test class learning models Group Investigation as much 79,67 and class learning models Problem Based Learning. Key words: learning models group investigation, learning models problem based learning, learning outcome geography. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning pada mata pelajaran geografi materi pemanfaatan lingkungan terhadap pembangunan berkelanjutan kelas XI IPS MAN Malang II Batu. Penelitian ini menggunakan analisis eksperimen semu atau quasy eksperiment. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa model pembelajaran Group Investigation dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada rata-rata pre-test kelas model Group Investigation sebesar 48,83 dan kelas model Problem Based Learning sebesar 48,38 sedangkan rata-rata nilai post-test kelas model Group Investigation sebesar 79,67 dan kelas model Problem Based Learning sebesar 74,48. Kata kunci: model pembelajaran group investigation, model pembelajaran problem based learning, hasil belajar geografi. 1 Alumni S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Kontak dengan Amaliaputri_wijayanti@yahoo.com 2 Salah satu Dosen Geografi Universitas Negeri Malang. 3 Salah satu Dosen Geografi Universitas Negeri Malang.
2 Guru pada kegiatan pembelajaran memegang peranan yang sangat penting yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan potensi siswa dalam upaya membangun pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan geografi adalah mengembangkan ilmu pengetahuan geografi yang dimilikinya, memiliki kemampuan atau keahlian dalam memecahkan masalah, menentukan letak, dan dapat mengevaluasi setiap pembelajaran yang didapatnya. Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki oleh guru diharapkan mampu menghasilkan sebuah kemajuan pendidikan suatu bangsa. Perkembangan ilmu dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang pendidikan yang berupaya untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas. SDM yang unggul dan berkualitas harus didukung oleh sebuah mutu pendidikan yang bagus. Salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari proses pendidikan yang berlangsung di sekolah yaitu dapat meningkatkan life skill siswa, penggunaan metode dan model yang sesuai. Terkadang proses pendidikan yang berlangsung di sekolah belum dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa. Fakta pembelajaran geografi yang terjadi masih banyak yang menggunakan pembelajaran yang bersumber dari buku dan masih berpusat pada guru (teacher centered). Pembelajaran geografi hanya terkesan sebagai proses transfer pengetahuan dari pikiran guru ke dalam pikiran siswa. Siswa lebih cenderung mendengarkan keterangan dari guru dan menghafal materi-materi yang terdapat di buku teks sehingga pembelajaran tersebut akan menghasilkan seorang siswa yang pandai dalam teori tetapi pada aplikasi nyata tidak menguasainya. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma student centered adalah adalah model Group Investigation dan Problem Based Learning. Group Investigation adalah model pembelajaran dimana kelompok yang terdiri dari siswa heterogen dan pembelajaran Group Investigation memiliki empat komponen pembelajaran menurut Sharan (1980) yaitu penyelidikan (investigasi), interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik. Dengan demikian aktivitas siswa akan dapat berkembang secara bertahap, siswa akan dapat berinteraksi secara langsung dengan berbagai sumber belajar dan mereka dapat menghubungkan pembelajarannya dengan dunia nyata. Model yang kedua yakni model Problem Based Learning merupakan pembelajaran dimana kelompok berkerjasama untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan guru berupa artikel mereka akan mencari solusi dengan hasil akhir sebuah laporan. Tahap-tahap model pembelajaran Problem Based Learning menurut Johnson (2007) (dalam Sumarmi, 2012:149) adalah sebagai berikut: (1) tahap orientasi siswa; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5)
3 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Perbedaan dari kedua model ini terletak pada perlakuannya model Group Investigation menekankan pada topik yang ditentukan oleh masing-masing kelompok sedangkan model Problem Based Learning menekankan pada permasalahan yang telah disediakan oleh guru berupa artikel permasalahan. Model Group Investigation dan Problem Based Learning menurut taksonomi bloom merupakan model pembelajaran dengan ranah kognitif dengan tahap menganalisis yaitu C2- C6. Ranah kognitif dengan tahapan menganalisis ini sangat cocok diterapkan ditaraf SMA dan sederajat. Hal itu dikarenakan cara berfikir siswa SMA sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SD atau SMP yang masih dalam tahapan pemahaman konsep yaitu C1-C3. Penelitian ini akan menerapkan model pembelajaran pada siswa SMA kelas XI semester dua dengan kompetensi dasar menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut, siswa akan lebih aktif dan dapat belajar sungguh-sungguh dengan mendapatkan informasi di alam beserta fenomena-fenomena yang ada di dalam kehidupan nyata serta menyelesaikan permasalahan terkait dengan fenomena yang ada di sekitar tempat tinggal siswa. Model pembelajaran pada penelitian ini mengutamakan adanya kelompok-kelompok yang di dalamnya sudah diatur secara heterogen atau memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Hal tersebut dimaksudkan siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi bisa menularkan ilmunya kepada siswa yang memiliki kemampuan akademik sedang atau rendah. Jadi dengan adanya pembelajaran secara berkelompok diharapkan siswa memiliki sikap ketergantungan positif dan saling berkerjasama untuk memecahkan masalah. Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang model Problem Based Learning yang telah dilakukan sebagai berikut. Eviana (2008:57-59) menemukan bahwa keberhasilan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik siswa, kompetensi guru dan bahan ajar. Hasil penelitian lain oleh Suwito (2011) menyatakan bahwa kedua model pembelajaran Problem Solving dan Problem Based Learning ada perbedaan hasil belajar, sehingga kedua model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif sebagai model pembelajaran di dalam kelas. Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang model Group Investigation yang telah dilakukan sebagai berikut. Royyan (2010) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Ada perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah
4 diberi perlakuan menggunakan model Group Investigation. Penelitian tersebut didukung oleh Suharno (2011) bahwa pembelajaran yang menggunakan model Group Investigation dinilai lebih efektif, mampu memberikan gambaran yang jelas kepada siswa tentang materi yang dipelajari, sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan melalui praktikum, diskusi, dan presentasi dalam kelompok kecil dibandingkan dengan model Jigsaw dalam mempelajari mata pelajaran fisika pada pokok bahasan pesawat sederhana. Didukung oleh temuan Temuan Hidayati (2006) bahwa pembelajaran yang menggunakan model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena keberhasilan dari proses belajar mengajar terlihat keaktifan siswa ketika melakukan penyelidikan, berdiskusi dan bertanya tentang topik yang telah dipilihnya. Didukung oleh temuan Almarumi (2011:38) menyatakan bahwa hasil belajar model pembelajaran Group Investigation lebih tinggi dari pada pembelajaran secara konvensional (ceramah) pada materi pemanfaatan sumberdaya alam secara arif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kedua model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning terhadap hasil belajar Geografi siswa SMA. Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada variabel dan karakteristik siswa, dimana variabel yang diteliti hanya terbatas pada hasil belajar dan kesamaan kompetensi dasar ketika siswa mengalami permasalahan dengan saat diberikan tindakan merupakan hal yang berada diluar jangkauan peneliti untuk mengontrolnya. METODE Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang dirancang menggunakan penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment with Pre-test Post-test Group Design dengan dua kelompok subyek penelitian yang memiliki kemampuan sama (homogen). Dalam penelitian ini instrumen dan teknik pengumpulan data terdiri dari dua, yaitu untuk mengukur hasil belajar Geografi menggunakan pre-test dan post-test yang telah divalidasi isi, uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas soal dilakukan pada kelas XII karena sudah mendapatkan materi pelestarian lingkungan hidup. Uji hipotesis menggunakan independent sampel t-test untuk mengetahui perbandingan penerapan model Group Investigation dan Problem Based Learning terhadap hasil belajar Geografi. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas XI IPS-2 dan XI IPS-4 karena kedua kelas tersebut bersifat homogen dalam hal kemampuannya. Jumlah masing-masing siswa pada kelas tersebut adalah 31 siswa. Kedua kelas akan diberi perlakuan yang berbeda
5 pada Kelas XI IPS-4 menggunakan model Group Investigation sedangkan pada Kelas XI IPS-2 akan menggunakan model Problem Based Learning. Kemudian kedua kelas tersebut diberikan soal pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa lalu diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Setelah mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa lalu dilihat nilai gainscore atau selisih pada kedua data tersebut. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Rancangan Penelitian Eksperimen 1 (E 1 ) Eksperimen 2 (E 2 ) O 1 O 1 X 1 X 2 Sumber: Arikunto, 2006 O 2 O 2 Keterangan: E 1 : Kelas eksperimen 1. E 2 : Kelas eksperimen 2. O 1 : pre-test Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. X 1 : Perlakuan model Group Investigation. X 2 : Perlakuan model Problem Based Learning. O 2 : post-test Kelas eksperimen 1dan eksperimen 2. Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pre-test dan pos-test yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dari pemberian perlakuan yang berbeda. Data yang diuji dalam penelitian ini adalah Gain Score. Data Gain Score merupakan selisih antara nilai pre-test dan pos-test. Analisis data yang digunakan adalah uji prasyarat yamg meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, dan uji t (t-test). Uji t akan digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan. Pada pengujian hipotesis ini akan digunakan taraf signifikansi 0,05 dan analisis akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. HASIL PENELITIAN Nilai Kemampuan Awal Kelas Group Investigation dan Problem Based Learning Berdasarkan data hasil pre-test kelas model Group Investigation, maka dapat diperoleh data distribusi frekuensi berdasarkan nilai Pre-test sebagai berikut. Tabel 1.2 Distribusi Pre-test Group Investigation Nilai Klasifikasi Kualifikasi Frekuensi % A Amat Baik B Baik C Cukup D Kurang < 40 E Kurang Sekali 3 10 Total Siswa
6 Pada nilai kemampuan awal diketahui bahwa nilai minimal pada kelas model Group Investigation adalah 33 dan nilai maksimal 61 dengan rata-rata 48,8. Berdasarkan Tabel 1.2 diperoleh data bahwa sebagian besar (80%) siswa memiliki kualifikasi kurang, dan sebagian kecil (10%) siswa yang memiliki kualifikasi cukup dan kurang sekali, serta tidak satupun siswa yang memiliki kualifikasi amat baik dan baik. Untuk memperjelas persebaran data dapat dilihat pada Gambar % 0% 0% 10% Amat Baik Baik 80% Cukup kurang Gambar 1.1 Diagram Pre-test Model Group Investigation Berdasarkan data hasil pre-test kelas model Problem Based Learning, maka dapat diperoleh data distribusi frekuensi berdasarkan nilai pre-test sebagai berikut. Tabel 1.3 Distribusi Pre-test Problem Based Learning Nilai Klasifikasi Kualifikasi Frekuensi % A Amat Baik B Baik C Cukup D Kurang < 40 E Kurang Sekali 2 7 Total Siswa Pada nilai kemampuan awal diketahui bahwa nilai minimal pada kelas model Problem Based Learning adalah 33 dan nilai maksimal 69 dengan rata-rata 48,4. Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data bahwa sebagian besar (90%) siswa memiliki kualifikasi kurang, sebagian kecil (3%-7%) siswa yang memiliki kualifikasi cukup dan kurang sekali, serta tidak satupun siswa yang memiliki kualifikasi amat baik dan baik. Untuk memperjelas persebaran data dapat dilihat pada Gambar 1.2. kurang sekali
7 7% 0% 0% 3% Amat Baik Baik 90% Cukup Kurang Kurang Sekali Gambar 1.2 Diagram Pre-test Model Problem Based Learning Hasil Belajar Geografi Model Group Investigation dan Problem Based Learning Berdasarkan data hasil kemampuan awal kelas model Group Investigation, maka dapat diperoleh data distribusi frekuensi berdasarkan nilai hasil belajar sebagai berikut. Tabel 1.4 Distribusi Hasil Belajar Group Investigation Nilai Klasifikasi Kualifikasi Frekuensi % A Amat Baik B Baik C Cukup D Kurang 0 0 < 40 E Kurang Sekali 0 0 Total Siswa Pada nilai kemampuan akhir diketahui bahwa nilai minimal pada kelas model Group Investigation adalah 64 dan nilai maksimal 92 dengan rata-rata 79,7. Diperoleh data bahwa lebih dari sebagian (74%) siswa memiliki kualifikasi baik, kurang dari seperempat (19%) siswa memiliki kualifikasi cukup, sebagian kecil (7%) siswa yang memiliki kualifikasi amat baik, dan tidak satupun siswa yang memiliki kualifikasi kurang dan kurang sekali. Untuk memperjelas persebaran data maka dapat dilihat pada Gambar % 0% 0% Amat Baik 7% Baik Cukup 74% Kurang Kurang Sekali Gambar 1.3 Diagram Hasil Belajar Group Investigation Berdasarkan data hasil kemampuan akhir kelas model Problem Based Learning, maka dapat diperoleh data distribusi frekuensi berdasarkan tes hasil belajar sebagai berikut. Tabel 1.5 Distribusi Hasil Belajar PBL
8 Nilai Klasifikasi Kualifikasi Frekuensi % A Amat Baik B Baik C Cukup D Kurang 0 0 < 40 E Kurang Sekali 0 0 Total Siswa Pada nilai kemampuan akhir diketahui bahwa nilai minimal pada kelas model Problem Based Learning adalah 67 dan nilai maksimal 83 dengan rata-rata 74,5. Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data bahwa lebih dari sebagian (52%) siswa memiliki kualifikasi baik, kurang dari sebagian (48%) siswa memiliki kualifikasi cukup, dan tidak satupun siswa yang memiliki kualifikasi Amat baik, kurang dan kurang sekali. Untuk memperjelas persebaran data maka dapat dilihat pada Gambar % 0% 0% Amat Baik Baik 52% 48% Cukup Kurang Kurang Sekali Gambar 1.4 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Nilai Pos-test Model Problem Based Learning Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa kemampuan awal yang dilihat dari pre-test antara kelas model Group Investigation dengan model Problem Based Learning relatif sama. Hal tersebut dapat dilihat pada rata-rata nilai pre-test yang diperoleh, yaitu ratarata kelas model Group Investigation sebesar 48,83 dan kelas model Problem Based Learning sebesar 48,38. Selisih nilai rata-rata pre-test hanya sebesar 0,45. Nilai rata-rata post-test kelas model Group Investigation sebesar 79,67 dan kelas model Problem Based Learning sebesar 74,48. Selisih nilai rata-rata post-test sebesar 5,19. Untuk memperjelas persebaran data dapat dilihat pada Gambar 1.5.
9 Pre-test Post-test Gainscore Model Group Investigation Model Problem Based Learning Gambar 1.5 Diagram Distribusi Frekuensi Pre- test, Pos-test, Gainscore Group Investigation dan Problem Based Learning Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelas XI IPS-4 yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation lebih unggul dengan hasil yang lebih signifikan jika dibandingkan dengan kelas XI IPS-2 yang menggunakan model Problem Based Learning. Data pencapaian kognitif mata pelajaran geografi diperoleh dari nilai pre-test dan post-test yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah perlakuan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning. Soal pada saat pre-test dan post-test berjumlah 10 butir soal esai yang memiliki ranah kognitif C2, C4 dan C6. Soal pada ranah C2 berjumlah 4 butir, C4 berjumlah 4 butir dan soal pada ranah kognitif C6 berjumlah 2 butir. Penyajian data secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.6. Tabel 1.6 Pencapaian Ranah Kognitif Group Investigation dan Problem Based Learning Pencapaian Kognitif Pencapaian Kognitif Ranah Kognitif Awal Akhir Kelas GI Kelas PBL Kelas GI Kelas PBL (%) (%) (%) (%) C2 48, ,75 76 C ,5 74 C6 48, ,5 72 Pencapaian kognitif kelas Group Investigation saat pre-test terlihat pada ranah kognitif C2 dengan prosentase 48,5% dan saat post-test mengalami peningkatan menjadi 81,75 %, pada ranah kognitif C4 dengan prosentase awal 49% mengalami peningkatan menjadi 78,5%, dan pada ranah kognitif C6 dengan prosentase awal 48,5 mengalami peningkatan menjadi 77,5%. Sedangkan kelas model pembelajaran Problem Based Learning saat pre-test terlihat pada pada ranah kognitif C2 dengan prosentase 48% dan saat post-test mengalami peningkatan menjadi 76%, pada ranah kognitif C4 dengan prosentase awal 50% mengalami peningkatan menjadi 74%, dan pada ranah kognitif C6 dengan prosentase awal 46
10 mengalami peningkatan menjadi 72%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pencapaian kognitif pada model Group Investigation lebih tinggi dari pada kelas Problem Based Learning. Temuan Penelitian Berdasarkan uji hipotesis dan analisis data dapat dikemukakan temuan hasil penelitian yaitu ada perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning terhadap hasil belajar geografi siswa MAN Malang II Batu pada materi pelestarian lingkungan hidup. Siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Group Investigation lebih baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Kelemahan model pembelajaran Group Investigation ketika diterapkan di kelas XI IPS-4 adalah ketika siswa menentukan topik terkadang tidak percaya diri dan bertanya kepada guru untuk mengganti topik yang sudah disetujui, sehingga akan mengurangi waktu pembelajaran. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan cara guru harus tegas ketika terdapat siswa yang kurang percaya diri terhadap topik yang diambilnya untuk tetap pada topik awal yang dipilihnya dan membantu mengarahkannya sehingga siswa mengetahui hal-hal yang harus dilakukannya. Jadi memberikan penguatan kepada siswa dengan cara mengarahkan topik yang telah dipilihnya siswa akan lebih mudah memahami dan pembelajaran tidak akan mengalami perpanjangan waktu Sedangkan kelemahan pada model pembelajaran Problem Based Learning ketika diterapkan di kelas XI IPS-2 adalah siswa kurang tanggap terhadap permasalahan yang diberikan guru dan kurangnya penguasaan materi yang dimiliki siswa sehingga ketika solusi permasalahan dibutuhkan maka tidak sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. Materi yang disampaikan sebaiknya dalam bentuk slide power point bukan hand out, karena jika hand out masih dirasa kurang jelas bagi siswa. Jadi sintak pada model pembelajaran Problem Based Learning hendaknya ditambahkan dengan pemberian materi. Karena dengan memberikan materi pada model Problem Based Learning dapat menunjang kemampuan siswa ketika memberikan solusi terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar yang dapat dilihat melalui pre-test dan post-test pada kelas XI IPS-4 model pembelajaran Group Investigation dan XI IPS-2 yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Dimana hasil belajar siswa pada kelas model Group Investigation
11 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model Problem Based Learning. Sehingga model pembelajaran Group Investigation lebih baik dibandingkan model Problem Based Learning. Hal itu didukung oleh riset yang dilakukan oleh Sharan dan Sharan (1992) menyatakan bahwa research has revealed that Group investigation is particularly effective in increasing higher-level cognitive abilities among student (dalam Kagan, 2009:17.8). Pembelajaran Problem Based Learning siswa lebih diutamakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Dengan menerapkan model pembelajaran ini siswa akan mendapatkan pengalaman untuk menganalisis soal-soal, sehingga siswa akan mulai terbiasa menganalisis permasalahan dan mampu memberikan solusi. Hasil penelitian ini didukung pernyataan dari Chen & Dachler (2000); Lesgold (1988) bahwa salah satu metode penyelesaian soal kreatif yang sering diusulkan ialah menganalisis dan menjajarkan ciri-ciri utama dan unsur-unsur khusus suatu soal (dalam Slavin, 2009:35). Sedangkan pembelajaran Group Investigation siswa lebih diutamakan untuk memilih topik atau tema yang mereka inginkan dan mereka akan belajar dengan cara mandiri serta mengupayakan pembelajaran tersebut dapat menarik dan memuaskan sesuai dengan kesepakatan antara guru dan siswa. Pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning merupakan model berbasis penelitian atau proyek. Kedua model pembelajaran tersebut terbukti dapat melatih siswa untuk menganalisis permasalahan-permasalahan dilingkungan yang dituangkan dalam bentuk tulisan pada materi pelestarian lingkungan hidup, hal tersebut sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Sharan dan Shachar (1988) bahwa menemukan efek positif yang sangat besar metode penelitian kelompok terhadap sasaran tingkat tinggi dalam bahasa dan sastra (dalam Slavin, 2009:31), karena siswa diharuskan membuat laporan tertulis berupa makalah untuk dipresentasikan di depan kelas. Kedua model pembelajaran ini juga dapat membantu membiasakan cara berfikir kritis siswa. Cara berfikir kritis siswa tersebut dapat terlihat pada kedua model Problem Based Learning dan Group Investigation ketika merumuskan solusi terkait permasalahan yang telah diberikan oleh guru berupa artikel dan mencari topik lalu menyiapkan planning dan mulai penelitian dengan topik yang telah mereka pilih serta rencanakan dan menganalisis hasil yang telah diperoleh, jadi kedua pembelajaran ini harus sering diaplikasikan agar siswa memiliki kemampuan berfikir kritis. Hal tersebut didukung oleh Halpern (1995) bahwa pembelajaran berfikir kritis memerlukan latihan dengan memberikan siswa banyak dilema, argumen logis dan tidak logis, iklan yang sah dan menyesatkan agar siswa dapat mengkritisi pemberian alasan tentang pandangan bukan hanya memberikan jawaban yang benar.
12 Penerapan model pembelajaran Group Investigation terbukti lebih unggul dari pada model pembelajaran Problem Based Learning. Karena proses-proses kognitif dapat terlihat pada pembelajaran yang menggunakan model Group Investigation. Proses-proses kognitif menurut Eggen & Kauchak (2004) tersebut meliputi: attention, preception, rehearsal, encording dan retrieval (dalam Hitipeuw, 2009:68-84), dari kelima proses kognitif tersebut yang terlihat pada model pembelajaran Group Investigation yaitu pada proses preception dan rehearsal. Proses kognitif interpretasi seseorang terhadap stimuli yang diterima dan akan mengalami proses seleksi (preception) terlihat ketika siswa menentukan topik yang digunakannya untuk penelitian. Proses kognitif pengulangan (rehearsal) ke dalam long-term memory menjadi pengetahuan individu terlihat ketika siswa melakukan planning, investigation, organizing, karena pada tahap ini siswa akan memperoleh pengalaman individu dengan cara mengetahui realita permasalahan dilapangan, memindah dan memproses informasi-informasi yang telah diperoleh sehingga mengalami pengulangan (rehearsal) dan masuk ke dalam long-term memory. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Craik dan Lokhart (dalam Solso, 2007:196) bahwa: jejak-jejak memori dibentuk sebagai produk sampingan dari pemrosesan perseptual, disimpulkan oleh Solso (2007:196) bahwa dengan demikian daya tahan (durability) memori dikonseptualkan sebagai suatu fungsi dari kedalaman pemrosesan. Informasi yang tidak medapatkan atensi atau perhatian penuh dan dianalisis hanya menggunakan level dangkal akan segera dilupakan, sedangkan informasi yang yang diproses secara mendalam, mendapat perhatian khusus, dianalisis secara menyeluruh, diperkaya dengan asosiasi-asosiasi atau citra-citra maka akan bertahan lama. Hal tersebut diperkuat oleh Wade dan Travis (2007:102) bahwa mengulangmengulang siatu informasi menyebabkan informasi tersebut menetap lebih lama dalam memori jangka pendek dan memperbesar kemungkinan informasi tersebut akan tersimpan pada memori jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya pengulanganpengulangan dengan tujuan siswa dapat mempelajari secara menyeluruh materi-materi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model Group Investigation dapat membuat siswa memiliki ingatan yang lama (long-term memory) dan membuat pembelajaran menjadi bermakna. Selain itu pembelajaran dengan menentukan sendiri cara belajar yang diinginkan siswa akan lebih menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar dibandingkan dengan siswa yang mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut didukung oleh riset Sharan dan Sharan (1992) bahwa conceptualized Group Investigation as a form of
13 advanced cooperative learning, appropriate for students who have become skilled in working together. Investigating in groups calls for student to use all the interpersonal and study skills acquired in other cooperative learning mothods and to apply them to the planning of specific learning goals (dalam Kagan, 2009: ). Pada model pembelajaran Group Investigation siswa akan menentukan topik atau tema yang dipilih sesuai diskusi kelompok, dari topik tersebut siswa akan belajar secara mandiri sesuai dengan pembelajaran yang mereka inginkan. Pengertian pembelajaran mandiri yang diungkapkan oleh Schunk & Zimmerman (2003) adalah pembelajaran yang berasal dari pemikiran dan perilaku yang dihasilkan sendiri oleh siswa yang secara sistematis diarahkan ke sasaran pembelajaran mereka dengan kelompoknya (dalam Slavin, 2009:115). Sebagaimana penjelasan definisi tersebut berkaitan erat dengan sasaran siswa dalam satu kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. Pada pembelajaran berkelompok siswa akan memperoleh banyak pengalaman, mampu berkerja sama dengan baik, seperti mendengarkan dengan aktif, memberikan penjelasan yang baik, menghindari tindakan yang mengecilkan semangat dan dapat menyertakan orang lain (dalam Slavin, 2009:23). Sedangkan yang melatarbelakangi rendahnya hasil belajar pada kelas yang menerapkan model Problem Based Learning adalah ketidaktahuan siswa terhadap permasalahan yang diberikan, kurang aktifnya siswa dalam mencari alternatif solusi, dan kurangnya motivasi siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pintrich (2000); Sternberg & Spear- Swerling (1996) bahwa jika murid anda sudah sangat trampil dalam memecahkan masalah, mereka akan sulit melakukannya jika tidak punya motivasi untuk menggunakan kemampuannya itu (dalam Santrock, 2008: 374). Jadi penting sekali bagi siswa untuk termotivasi secara internal untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan timbul dan mampu mencari solusi yang terbaik untuk permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Salah satu kelebihan dari kedua model pembelajaran ini adalah penelitian yang langsung melakukan observasi dilapangan namun yang membedakan apabila model pembelajaran Group Investigation melakukan observasi sesuai dengan topik atau tema yang dipilih sedangkan model pembelajaran Problem Based Learning terpusat pada artikel yang diberikan oleh guru. Kedua model tersebut juga dituntut untuk membuat makalah yang berisi tentang penelitian yang disesuaikan dengan tema lingkungan hidup. Hal itu diperkuat oleh hasil riset tim dosen Pendidikan Geografi bahwa pembelajaran mahasiswa Geografi yang
14 melalui pengamatan dilapangan dan disertai wawancara terhadap fenomena atau objek geografi akan lebih unggul dalam hal mengemukakan pendapat, menulis hasil wawancara atau penelitian, berdebat saat dikelas, dan memberikan solusi terhadap suatu permasalahanpermasalahan yang mereka temui dibandingkan pembelajaran secara didalam kelas atau konvensional (Tim Dosen Jurusan Geografi, 1995). Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dan keaktifan siswa yang sangat antusias dalam pembelajaran akan berpengaruh langsung terhadap hasil belajar. Hal tersebut didukung oleh penelitian Hidayati (2006) bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena keberhasilan dari proses belajar mengajar akan terlihat dari adanya perubahan tingkah laku siswa dan pada hasil akhir yang dicapai oleh siswa pada akhir pertemuan, seperti halnya pada penelitian ini akan terlihat keaktifan siswa ketika melakukan penyelidikan, berdiskusi dan bertanya tentang topik yang telah dipilihnya. Peningkatan motivasi lebih terlihat pada model pembelajaran Group Investigation, karena siswa menentukan sendiri topik, cara belajar dan cara menyelesaikan permasalahan pada pembelajaran tersebut. Dengan menentukan sendiri topik yang akan mereka gunakan sebagai bahan observasi maka memberikan peranan lebih kepada siswa untuk belajar lebih mandiri. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa: terdapat perbedaan hasil belajar geografi dengan menggunakan Model pembelajaran Group Investigation dan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa di MAN Malang II Batu. Pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Group Investigation lebih unggul dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Saran Dalam penerapan model Group Investigation hendaknya guru harus tegas ketika terdapat siswa yang kurang percaya diri terhadap topik yang diambilnya untuk tetap pada topik awal yang dipilihnya dan membantu mengarahkannya sehingga siswa mengetahui halhal yang harus dilakukannya. Jadi guru harus memberikan penguatan kepada siswa dengan
15 cara mengarahkan topik yang telah dipilihnya siswa akan lebih mudah memahami dan pembelajaran tidak akan mengalami perpanjangan waktu Sedangkan penerapan pada pada model Problem Based Learning guru memberikan materi terlebih dahulu. Materi yang disampaikan sebaiknya dalam bentuk slide power point bukan hand out, karena jika hand out masih dirasa kurang jelas bagi siswa. Jadi sintak pada model pembelajaran Problem Based Learning hendaknya ditambahkan dengan pemberian materi sebelum dimulainya penerapan model. Karena dengan pemberian materi dapat menunjang kemampuan siswa ketika memberikan solusi terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru. Bagi guru mata pelajaran geografi disarankan juga menerapkan model Group Investigation dan Problem Based Learning agar tercipta pembelajaran yang bervariasi dan dapat menunjang kemampuan yang dimiliki siswa untuk berfikir kritis, aktif dan kreatif. Materi yang digunakan bisa disesuaikan dengan model pembelajaran dan karakteristik siswa. Disarankan pada pihak sekolah (dalam hal ini kepala sekolah) untuk dapat memfasilitasi terlaksananya model pembelajaran Group Investigation dan Problem Based Learning dengan cara mengadakan acara workshop/pelatihan terkait model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran inovatif. Agar semua guru mata pelajaran dapat mengadakan perencanaan bersama terkait model pembelajaran yang akan digunakan. Bagi peneliti yang akan mengkaji lebih lanjut tentang model Group Investigation dan Problem Based Learning atau model pembelajaran berbasis masalah lainnya seperti model pembelejaran Problem Solving, Problem Based Intruduction dengan menguji pengaruh terhadap variabel-variabel lain, misalnya pada kemampuan berfikir tingkat tinggi, berfikir analitis, pemahaman konsep dll. DAFTAR RUJUKAN Alfiyatul Zuhriyah, Royyan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Periferal Kelas X TKJ di SMK Negeri 6 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FT UM. Almarumi, A. Fais Aziz Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA Laboratorium UM. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi S-1 Pendidikan Geografi FIS UM. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Hidayati Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Malang Pada Materi Pokok
16 Bahan Kimia Dalam Bahan Makanan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: S-1 Pendidikan Kimia FMIPA UM. Hitipeuw, Imanuel Belajar dan Pembelajaran. FIP: Universitas Negeri Malang. Kagan, Spencer and Miguel Kagan Kagan Cooperative Learning. San Clemente: Kagan Publishing. Rahmawatie, Eviana Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung pada Materi Sumber Daya Alam. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi S-1 Pendidikan Geografi FIS UM. Santrock, John W Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Sharan The Group-Investigation Model (GI). (Online), ( dagogy.html-16k). Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 Slavin, Robert E Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek Edisi Kedelapan. Jakarta: Indeks. Solso, Robert L, Otto H. Maclin dan M. Kimberly Maclin Psikologi Kognitif Edisi Kedelapan.Jakarta: Erlangga PT Gelora Akasara Pratama. Suharno Wahyudi Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation dan Jigsaw Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Arjasa Situbondo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi S-1 Pendidikan Fisika FMIPA UM. Sumarmi Model-model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing. Suwito, Perbandingan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Problem Solving dan Problem Based Learning pada mata pelajaran geografi semester gasal kelas xi di man 1 jember. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi S-1 Pendidikan Geografi FIS UM. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Skripsi, Tesis, Desertasi, Makalah, Laporan Penelitian, Edisi Kelima.Malang:Biro Administrasi Akademik, perencanaan dan Sistem Informasi Bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang. Wade, Carole & Carol Travis Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com
Lebih terperinci(1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono Hari Utomo, (3) Sudarno Herlambang Universitas Negeri Malang
PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN THINK TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA N 01 BULULAWANG (1) Achmad Fandir Tiyansyah, (2) Dwiyono
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2
Lebih terperinciPEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN
PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN 1) Heviana Putri N, 2) Drs. Dwiyono Hari Utomo M, Pd. M, Si 3) Drs. Sudarno Herlambang
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK Adik Tri Wahyuningsih 1 Ach. Amirudin 2 I Nyoman Ruja 2 ABSTRACT: The purpose
Lebih terperinciRika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo
PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,
Lebih terperinciA. Deskripsi Proses Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2014, bertempat
Lebih terperinciAsmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinci1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 8 MALANG 1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang,
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015
PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul
Lebih terperinciOleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS GEOGRAFI SISWA SMA Nike Nur Fitriana 1 Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Purwanto 3 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pascalian Hadi Pradana IKIP PGRI JEMBER Pascalian10@gmail.com Abstrak Penelitian ini berawal dari
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN
PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG Yandria Elmasari Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi,
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTIM KOLOID Asrial 1), Arnina Dwijaya 2) 1) Staf Pengajar di Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL Oleh LISA NESMAYA NIM 080210102052 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Asna Khuroidah 1, Dwiyono H. U. 2, Yuswanti A. W. 3 Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciIklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UM PADA MATERI HIDROKARBON Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih
Lebih terperinciDita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id
Lebih terperinciCooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Learning Together (LT) (Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN Widya Astuti 1), Budi Handoyo 2), Mustofa 2) Prodi Pendidikan Geografi, Universitas
Lebih terperinciPEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 SUNGAI KAKAP Suherdiyanto 1, Pitalis Mawardi 2, Rika
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING
Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan model Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) dalam peningkatan
Lebih terperinci1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016
1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016 EFEKTIVITAS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM UPAYA PENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah sebagai komponen utama
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Fitria Ulva Syafrida 1), Sofia Edriati 2), Ainil Mardiyah
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI Oleh: Oktavia Andrika 1, Atmazaki 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG
PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG Febrina Indriani 1, Agus Suyudi 2, Bambang Tahan Sungkowo 3 Jurusan Fisika
Lebih terperinciKata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Dosen Tetap Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com
Lebih terperinciBioedusiana Volume 01, Nomor 01, September 2016 ISSN
PERBEDAAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PLH PADA KONSEP ETIKA LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT(TGT).
Lebih terperinciKata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN INLUENCE LEARNING COOPERATIVE TYPE TGT
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar. Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel
96 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Sistem Persamaan Linier Satu Variabel Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan ilmu peserta didik tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 34 SIJUNJUNG ARTIKEL AKRI YEGI NIM. 10010220 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS Rulia Susialis, Muhammad Su aidy, Hayuni Retno Widarti
Lebih terperinciAuliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciPENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA 1 Desiy Patrani (1), Rini Asnawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan Matematika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciBAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH
BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH A. Deskripsi Proses Penelitian 1. Kondisi awal penelitian Siswa MI Miftahussyibyan genuk dalam kegiatan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS Neilna Yuli E 1, Budi Handoyo 2, Hendri Purwito 3 Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Oleh: ANITA KARLINA NPM:
Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI
Lebih terperinciAnggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )
IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI
ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG OLEH: HELMI SUSANTI
Lebih terperinciDiterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat
Lebih terperinciJournal of Elementary Education
JEE 3 (2) (2014) Journal of Elementary Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee KEEFEKTIFAN KARTU PINTAR PENGETAHUAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Dina Mursalina Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG
PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG Nury Yuniarsih & Yulianti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Universitas
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO Herly Kurniyawan, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Lebih terperinciMODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM
MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciDosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Selmira 1, Dina Ramadhanti
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) Improving
Lebih terperinciPenggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun
Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PENERAPAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 ANDONG Disusun
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG
PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG Ahmad Sirojul Anam Izza Rosyadi, Parlan, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri
Lebih terperinciPuger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan
Honggowiyono, Arif Budiman; Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Expert Group Dengan Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Jaringan Dasar
Lebih terperinciPENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA
19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA KELAS X SMKN 5 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Alfianti Nur Laili 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari
Lebih terperinciUniversitas Kanjuruhan Malang 1) 2) 3) Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS DI SMA AL-RIFA IE GONDANGLEGI MALANG ) Dewi Rafika;
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING
1 THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING (Study To The 7 th Grade Students of SMPN 1 Terbanggi Besar, Lampung
Lebih terperinciWidhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3) This study aimed to determine: (1) the similarity of pretest between
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciFurry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN Arin Wildani Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura arinwildani@fkip.uim.ac.id ABSTRAK:
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Nurhayati 1, Irwan 2 Pendidikan Matematika, Universitas Asahan, Email: nurhayati95@gmail.com Abstract The purpose of
Lebih terperinciAfif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA NEGERI 1 KEDUNGADEM BOJONEGORO Afif
Lebih terperinciOLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMK
Lebih terperinciISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA TOPIK APLIKASI REAKSI REDUKSI OKSIDASI Oleh : Fitriani Tekistia Darmawan 1 ), Wawan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Ira Vahlia 1, Yeni Rahmawati ES 2, Tri Anjar 3 1, 2,3 Universitas Muhammadiyah Metro Alamat
Lebih terperinciIramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOK T.P 2014/2015 Iramaya Fridayanti Sinaga
Lebih terperinciJurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI-IPA 3 SMA NEGERI 1 PULUNG PONOROGO Nila Oktamia 1, Wartono 2, Bambang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA
PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Diana Fahmi 1) Hidayati 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sarjanawiyata
Lebih terperinciGERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X
PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT
Lebih terperinciPENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL Andreas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.
Jurnal INPAFI, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.P 2012/2013 Mariati Purnama Simanjuntak
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING
PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING DENGAN TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Nofrida Solvia 1 Fazri Zuzano 1 Puspa Amelia 1 1 Jurusan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA Erlita Hidaya Nikmah, Achmad Fatchan, Yuswanti Ariani Wirahayu Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi,
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE
Lebih terperinci