1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:
|
|
- Ari Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 8 MALANG 1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto. yanin.karunia11@gmail.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 8 Malang. Penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA N 8 Malang tahun pelajaran 2012/2013 dengan materi pelajaran Pelestarian Lingkungan Hidup. Data yang dikumpulkan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah pada siswa kelas XI IPS 2 berupa lembar observasi kemampuan memecahkan masalah serta pemberian soal kuis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan pada siswa mengalami peningkatan dari sebelum diberikan tindakan yaitu sebesar 18% meningkat menjadi 64,7% pada Siklus I dan meningkat kembali menjadi 88,2% pada Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran PBL kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS 2 mengalami peningkatan. Kata kunci: Problem Based Learning, kemampuan memecahkan masalah Belajar adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh seseorang. Belajar dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau interaksi dari lingkungan. Guru sebagai pengelola sistem perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus berusaha untuk melaksanakan tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Stategi tersebut bisa berupa pemanfaatan beberapa sumber belajar dan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Penerapan sebuah model pembelajaran harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan mengkonstruk sendiri perolehan belajarnya. Menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan bukanlah sebagai hasil pemberian dari orang lain seperti guru, tetapi sebagai hasil dari proses mengkontruksi yang dilakukan oleh individu, dengan kata lain siswa membangun sendiri konsepnya. Kenyataan yang ada memperlihatkan bahwa proses pembelajaran Geografi masih didominasi oleh pandangan yang menempatkan pengetahuan sebagai fakta yang harus dihafal, dengan sumber belajar yang hanya mengacu pada buku teks dan LKS. Dalam proses pembelajaran guru jarang memberikan kesempatan siswa untuk belajar bekerjasama, memberikan tugas yang sifatnya mengeluarkan kemampuan berfikir untuk memecahkan suatu masalah, seperti: tugas proyek, menyusun pertanyaan, membuat sari bacaan, dan presentasi hasil. Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Geografi juga terjadi di SMA Negeri 8 Malang. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 8 Malang serta pengalaman PPL yang telah
2 dilakukan, permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran adalah masih rendahnya kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Kemampuan memecahkan masalah yang masih rendah juga ditunjukkan dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan latihan soal yang berhubungan dengan penyelesaian masalah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa saat mengisi soal-soal subjektif, sebanyak 82% siswa menjawab dengan jawaban pendek dan terlihat asal-asalan, tanpa menjelaskan lebih lanjut jawabannya yang menunjukkan suatu pemecahan masalah. Berdasarkan data yang dimiliki guru, hanya 18% siswa yang mencapai ketuntasan dalam memecahkan masalah. Permasalahan yang terjadi ini karena model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. Hal ini berkebalikan dengan kompetensi guru yang cukup berpengalaman serta telah bersertifikasi sebagai guru profesional, sehingga guru telah menguasai materi dengan baik. Fasilitas yang terdapat di sekolah juga cukup lengkap dengan disediakannya LCD pada masing-masing kelas, namun kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru masih dominan dengan pembelajaran konvensional yang hanya menjelaskan materi dan jarang memanfaatkan LCD untuk menunjang pembelajaran. Guru jarang sekali melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, akibatnya ketika guru memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan, siswa masih mengalami kesulitan. Keadaan yang demikian menuntut guru untuk mengubah pandangan model pembelajaran yang selama ini telah diterapkan. Model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai sumber belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran tertentu. Nurhadi dkk (2004:56) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang tata cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Ciri-ciri permasalahan dalam model pembelajaran Problem Based Learning antara lain: (1) merupakan permasalahan yang nyata dan dapat mengembangkan atau mempertinggi mental siswa untuk menyelesaikannya, (2) permasalahan hendaknya bermakna bagi siswa sehingga mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, (3) permasalahan sesuai dengan kemampuan siswa dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Menurut Nurhadi dkk (2004) menyimpulkan bahwa pada pembelajaran PBL terdapat 5 tahap pembelajaran yaitu: orientasi siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual/kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kemampuan memecahkan masalah merupakan suatu upaya siswa untuk menganalisis suatu permasalahan untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki. Menurut Krulik dan Rudnick (dalam Santyasa, 2005:4) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah. Jadi aktivitas pemecahan masalah diawali dengan konfrontasi dan berakhir apabila sebuah
3 jawaban telah diperoleh sesuai dengan permasalahan yang ada. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah pada penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menganalisis masalah, mencari solusi, serta memecahkan dan menyelesaikan masalah. Dalam pelajaran geografi, memecahkan masalah digunakan untuk melatih siswa menjawab permasalahan manusia yang berhubungan dengan fenomena alam dan sosial. Masalah dalam geografi yang berkaitan dengan fenomena alam dapat timbul karena aktivitas alam itu sendiri dan lebih banyak disebabkan karena ulah manusia, misalnya: masalah erosi, tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan. Kehidupan sosial yang ditinjau dari sudut fenomena alam, terutama pemanfaatan alam, sering memunculkan permasalahan. Misalnya, kerusakan tanah yang disebabkan oleh erosi akibat penggundulan hutan. Apapun jenis permasalahan geografi tersebut perlu dikenalkan kepada siswa, agar mereka dapat mengembangkan skills mereka, khususnya pada proses berpikir yang memerlukan pemecahan masalah. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki suatu keadaan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan agar terjadi pembaruan menuju ke arah perbaikan. Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Berikut gambar langkah-langkah penelitian yang akan diterapkan, Siklus I Masalah 1 Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Observasi I Siklus II Masalah 2 Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Observasi II Dan seterusnya Gambar 3. Bagan Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: adopsi dari Arikunto, 2009:16)
4 Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA N 8 Malang pada siswa angkatan 2012/2013 yang bejumlah 34 siswa. Peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan, perencanaan tindakan, pengumpulan data, penganalisis data sekaligus sebagai pelopor hasil penelitian, sehingga kehadiran peneliti sangat diperlukan dalam kegiatan di tempat penelitian. Peneliti akan dibantu beberapa observer dengan tujuan agar segala aktivitas dalam tindakan pembelajaran dapat diamati secara seksama. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa kemampuan memecahkan masalah pada siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan pemberian soal kuis. Dalam proses pembelajaran kegiatan pembelajaran juga di pantau dengan menggunakan catatan lapangan untuk melengkapi data. Analisis data yang digunakan dengan cara melakukan perhitungan selisih rata-rata skor sebelum tindakan, Siklus I dan Siklus II menggunakan grafik dan tabel untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan kemampuan memecahkan masalah. Setelah itu dilakukan proses perhitungan persentase peningkatan kemampuan memecahkan masalah. Siswa dinyatakan telah mampu memecahkan masalah jika kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki siswa lebih besar atau sama dengan skor 75 (KKM mata pelajaran Geografi kelas XI), dan jika 70% dari keseluruhan siswa telah mencapai skor 75 maka ketuntasan klasikal juga telah terpenuhi. HASIL DAN PEMBAHASAN Paparan data penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, antara lain data pra tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada pertemuan pertama kegiatan inti didominasi dengan memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk menganalisis suatu permasalahan. Siswa melakukan pembelajaran di luar kelas dengan mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang diidentifikasi siswa antara lain pencemaran sungai, kepadatan penduduk yang menimbulkan permasalahan lingkungan, serta pembangunan yang menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan lingkungan. Siswa kemudian berdiskusi dengan kelompok masingmasing untuk memecahkan permasalahan yang telah diidentifikasi. Pada pertemuan selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian untuk memantapkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa peneliti memberikan soal kuis. Pada Siklus I hasil dari kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi siswa sudah menunjukkan peningkatan. Pada pra tindakan yang ketuntasan klasikalnya mencapai 18% meningkat menjadi 64,7%. Berikut diagram peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada Siklus I,
5 Tuntas 64.7% 35.3% Tidak Tuntas Diagram 1. Ketuntasan Kemampuan Memecahkan Masalah Siklus I Pada Siklus II kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada diskusi kelompok. Siswa diberikan lembar permasalahan yang berisi tentang permasalahan lingkungan yang terdapat di sekitar Kota Malang. Siswa kemudian mempresentasikan hasil analisis memecahkan masalah dari permasalahan yang telah diberikan. Pada kegiatan presentasi kelompok dibagi menjadi kelompok penyaji dan pembanding, yang masing-masing kelompok menganalisis permasalahan yang sama. Adanya kelompok penyaji dan pembanding mampu membuat kemampuan memecahkan masalah pada siswa menjadi mantap. Hal ini dapat dilihat dari nilai dari soal kuis yang diberikan oleh peneliti lebih meningkat dibandingkan Siklus I, sehingga kemampuan memecahkan masalah pada siswa di Siklus II lebih meningkat dibandingkan Siklus II. Peningkatan ini dapat dilihat dari diagram berikut, Tuntas 88,2% 11,8% Tidak Tuntas Diagram 2. Ketuntasan Kemampuan Memecahkan Masalah Siklus II Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan memecahkan masalah pada siswa mencapai ketuntasan 88,2 % pada Siklus II, lebih meningkat dibandingkan Siklus I yang mencapai 64,7%. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis terhadap data kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki siswa dari ranah kognitif yang dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif, rata-
6 rata nilai kemampuan memecahkan masalah yang diperoleh adalah 77,75 dan terdapat 12 siswa yang belum mencapai ketuntasan (dibawah 75). Pada siklus I ini ketuntasan klasikal siswa mencapai presentase 64,7%, sedangkan ketuntasan minimal yang ditetapkan adalah sebesar 70%, sehingga penelitian dilanjutkan ke Siklus II. Pada Siklus II rata-rata nilai kemampuan memecahkan masalah yang diperoleh adalah 80,9, dengan ketuntasan klasikal yang dicapai 88,2%. Ketuntasan klasikal siswa yang telah mencapai 88,2% maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi pada siswa dengan menerapankan model pembelajaran Problem Based Learning mengalami peningkatan. Berikut penyajian hasil analisis kemampuan memecahkan masalah dalam bentuk tabel, Tabel 1. Hasil Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Selama Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning No. Tindakan Kemampuan Memecahkan Masalah Nilai Rata-rata Jumlah siswa Ketuntasan klasikal kelas yang mencapai ketuntasan 1. Pra Tindakan 56,7 6 18% 2. Siklus I 77, ,7% 3. Siklus II 80, ,2% Peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa dari sebelum diberikan tindakan hingga pelaksanaan Siklus I dan Siklus II dapat ditunjukkan dari diagram dibawah ini, ,75 80,9 56,7 Pra tindakan Siklus I Siklus II Gambar 3. Diagram Peningkatan Rata-Rata Kemampuan Memecahkan Masalah Klasikal Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan memecahkan masalah secara klasikal semakin meningkat dari sebelum diberikan tindakan hingga diberikan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada Siklus I dan Siklus II. Selain itu ketuntasan
7 klasikal yang dicapai setelah diberikan tindakan juga semakin meningkat, berikut grafik peningkatan ketuntasan klasikal kemampuan memecahkan masalah pada siswa, Ketuntasan klasikal % 64.7% 18% Pra Tindakan Siklus I Siklus II Gambar 5. Diagram Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Memecahkan Masalah Klasikal Grafik di atas menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah sebelum tindakan hingga diberikan tindakan pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Dari hasil perolehan ini dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 8 Malang. Peningkatan ini dapat berhasil karena dalam kegiatan pembelajaran siswa dilatih untuk memecahkan masalah yang dekat dan terkait langsung dengan kehidupan siswa, sehingga siswa tidak merasa asing dalam kegiatan memecahkan masalah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 8 Malang pada kompetensi dasar menganalisis lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Kemampuan memecahkan masalah yang dimiliki siswa kelas XI IPS 2 SMA NEGERI 8 Malang setelah penerapan pembelajaran kooperatif model Problem Based Learning telah mencapai standar ketuntasan yang ditentukan. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: 1. Saran bagi Sekolah Sekolah sebaiknya memberikan dukungan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas, terutama pada penerapan model pembelajaran ini. Sekolah hendaknya
8 memberikan dukungan dalam kegiatan observasi lapangan yang dilakukan siswa dengan memfasilitasi dan meyediakan beberapa petugas yang memantau kegiatan siswa di lapangan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Saran bagi Guru Geografi Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan bagi guru Geografi antara lain, a. Guru mata pelajaran Geografi hendaknya menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning di dalam proses pembelajaran, karena model tersebut terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pelajaran Geografi siswa. b. Kegiatan pembelajaran hendaknya juga dilakukan dengan kegiatan observasi lapangan. Observasi lapangan sangat efektif terapkan karena pembelajaran kontekstual akan lebih membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dibandingkan pembelajaran tekstual. Kegiatan observasi lapangan juga bermanfaat untuk meningkatkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran agar siswa tidak bosan belajar di dalam kelas. c. Dalam kegiatan diskusi hendaknya guru membentuk kelompok penyaji dan pembanding yang mengkaji permasalahan yang sama. Hal ini sangat bermanfaat karena kelompok penyaji dan pembanding dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing, sehingga permasalahan yang dikaji siswa menjadi lebih dalam dan lengkap. 3. Saran bagi peneliti selanjutnya Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada materi pembelajaran lain yang sesuai. Hal ini karena tidak semua mata pelajaran Geografi cocok untuk diterapkan dengan model pembelajaran ini. Pemilihan materi yang cocok akan sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Akasara. Nazsrulin, Binana Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Geografi pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup Siswa Kelas VII C SMP N 9 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Geografi FIS UM. Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Riyanto, Yatim Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
9 Sanjaya, Wina Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: UNESA University Press. Sumarmi Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang. Aditya Media. Wardhani. P I Penerapan Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Geografi untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Geografi FIS UM.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Asna Khuroidah 1, Dwiyono H. U. 2, Yuswanti A. W. 3 Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciPendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS GEOGRAFI SISWA SMA Nike Nur Fitriana 1 Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Purwanto 3 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciUniversitas Kanjuruhan Malang 1) 2) 3) Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS DI SMA AL-RIFA IE GONDANGLEGI MALANG ) Dewi Rafika;
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: malyaulfa@ymail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini menyajikan materi kegiatan pokok ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Ira Purwaningsih Ach. Amirudin 1, Yusuf Suharto 2 Prodi Pendidikan Geografi,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 2 Maret 2017 Halaman 43-56 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciOleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM
PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATERI THREE-DIMENSIONAL SPACE DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-6 (KELAS BILINGUAL) SMA NEGERI 10 MALANG Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: model pembelajaran REACT, hasil belajar geografi siswa
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLAYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING (REACT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 5 SMA LABORATORIUM UM Oleh: *Nurullah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus mengajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciKata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi
Lebih terperinciPenerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study
Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciFUNGSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon)
FUNGSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon) Oleh: Susiyanti Hadibroto Guru SMA Negeri 1 Jamblang Kabupaten Cirebon ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciMODEL GROUP INVESTIGATION
Jurnal Florea Volume 3 No 1, April 2016 MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) DIPADU PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEKERJA ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X-A1 SMAN 2
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Widia Ratna Sari Dr. Ach. Amirudin, M.Pd Drs. Soetjipto. TH, S.H, S.E, M.Pd
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)
Lebih terperinciE046. M. Agung Fatkhurrokhim 1, Budhi Utami 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2
E046 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA SISWA KELAS VIII-A DI MTs. MIFTAHUL HUDA JATISARI 2011/2012 M. Agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan media yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU
Lebih terperinciKata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS XI IPA SMA SUNAN GIRI TAHUN AJARAN 2012-2013
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Karena maju mundurnya gerak dan kepribadian suatu bangsa kini ataupun masa yang akan datang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO Ira Daniati Universitas Negeri Malang Abstrak Observasi awal diketahui bahwa metode pembelajaran Geografi
Lebih terperinci= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI Muzairin Guru SMA Negeri 1 Barabai muzairin027@ymail.com Abstract
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah nasional di bidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciAGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN 2012/2013 AGUNG SUPRIYANTO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum teknologis yang memiliki karakteristik dan berorientasi pada disiplin ilmu, pengembangan individu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten
Lebih terperinciTersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,
Tersedia online di EDUSAINS Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains EDUSAINS, 7 (2), 2015, 202-208 Research Artikel PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU METODE
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciOleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses
Meningkatkan sikap belajar siswa dengan model problem based learning yang dikombinasikan dengan model cooperative learning pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
Lebih terperinciSerambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :
Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN : 2337-8085 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciDidik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X-7 SMA NEGERI 1 TUREN Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah, kepala sekolah dan dewan guru berhak menentukan model pembelajaran yang cocok. Salah satu model
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A.
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Penelitian pendahuluan Penelitian Tindakan Kelas ini dimulai dengan melakukan observasi pembelajaran di MI Ma hadul Ulum Mutih Wetan Wedung Demak
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP PGRI SUDIMORO, KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah Dwi Nur Qori ah dan Dwi Avita
Lebih terperinciBismar Yogaswara Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,
Lebih terperinciMuhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar
KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com PENERAPAN
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciPEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL)
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-E SMP NEGERI 3 MALINAU BARAT PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN ARTIKEL Oleh: Roy Sepdoni NIM 608311454736
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBASIS KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-F SMPN 18 MALANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBASIS KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-F SMPN 18 MALANG Febri Permitasari, Budi Handoyo, J.P Buranda Abstrak:
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN Oleh: Raras Dwi Asri 11144100129 Pendidikan Matematika Fakultas
Lebih terperinciSerambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :
8 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH KELAS II SD NEGERI 44 BANDA ACEH Umi Rahayu SD Negeri 44 Banda Aceh ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan
Lebih terperinciJurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI-IPA 3 SMA NEGERI 1 PULUNG PONOROGO Nila Oktamia 1, Wartono 2, Bambang
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciJurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:
Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp. 17-23 e-issn: 2406 8659 17 Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswadengan Metode PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw pada Materi
Lebih terperinciBintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan
Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA M JURNAL PENELITIAN OLEH RUTIAH G2 G1 15 126 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima
Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com
Lebih terperinciPenggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun
Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI NO.76/IX MENDALO DARAT SKRIPSI OLEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan suatu bangsa karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1
Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik yang mampu menghadapi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat
Lebih terperinciEsty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi
Lebih terperinciISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk
1 Penerapan Pendekatan SETS Melalui Problem Based Instruction (PBI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk Abstrak
Lebih terperinciDewi Mas ula* Sumarmi** Budijanto**
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATERI ATMOSFER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MA DARUNNAJAH NGANJUK Dewi Mas ula*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, yang semula berpusat pada guru (teacher centered)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya. Maka peranan pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. peningkatan hasil belajar matematika dan ketrampilan berpikir kritis siswa di MI
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil analisis data dan uji hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri mempunyai pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KONSEP SAINS II
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 IMPLEMENTASI
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK Oleh Umi Bariroh 1 Makbul Muksar 2 Indriati Nurul Hidayah
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN Raihanah Sari Universitas Lambung Mangkurat Email: reyhana89.rss@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai pelaksana pendidikan guru memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan sumber daya manusia
Lebih terperinciImproving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic
14 Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Katolik Rajawali Makassar melalui Pendekatan Inkuiri Berbasis PBI pada Materi Pokok Larutan Penyangga Improving Student Activity Learning Class
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan setiap manusia, pendidikan juga merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam rangka membentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,
Lebih terperinci