BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif terdiri atas gambaran subjek penelitian, analisis hasil wawancara dengan subjek, analisis intra kasus dan analisis interkasus. Dan analisis data kuantitatif terdiri atas deskripsi subjek penelitian, hasil uji alat ukur, data hasil penelitian, dan uji normalitas Analisis Data Kualitatif Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek untuk data kualitatif terdiri atas enam orang subjek. Para subjek cukup terbuka dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dan sangat kooperatif. Keenam orang subyek diperoleh peneliti melalui beberapa perumahan yang ada di Jakarta, dan telah mendapat izin dari pihak-pihak yang berkaitan seperti pihak manajemen perumahan, ketua RT, majikan, serta dengan persetujuan subjek. Masing-masing subjek mewakili klasifikasi pekerja rumah tangga yang telah peneliti jabarkan pada bab II, yaitu menurut pekerjaan yang dilakukan, waktu kerja, status asal pekerjaan, dan pengalaman bekerja. Subjek juga mewakili klasifikasi dari faktor yang mempengaruhi psychological wellbeing yaitu usia, jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Seluruh dari subjek penelitian ini termasuk kedalam status sosial ekonomi yang rendah, dapat dilihat 45

2 46 dari pekerjaan dan pendapatan subjek yang cenderung rendah, sedangkan dilihat dari sisi pendidikan terakhir subjek tersebar dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Subyek I Subyek II Subjek III Subjek IV Subjek V Subjek VI Nama Inisial R S ZA Kh M D Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Laki Laki Perempuan Laki Laki Perempuan Usia 40 tahun 35 tahun 21 tahun 33 tahun 56 tahun 16 tahun Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam Suku Bangsa Jawa Betawi Sumatera Jawa Sunda Lampung Pendidikan SD SD SMA SMP SD SMP Status Pernikahan Menikah Menikah Belum Menikah Menikah Menikah Belum Menikah Jumlah Anak Pekerjaan PRT PRT PRT PRT PRT PRT Status Asal Bukan Bukan Bukan Bukan Bukan Penyalur Pekerjaan Penyalur Penyalur Penyalur Penyalur Penyalur Status Full Time Part Time Full Time Part Time Full Time Full Time Pekerjaan Lama Bekerja 15 tahun 10 bulan 8 bulan 12 tahun 30 tahun 1 tahun Subjek I Hasil Observasi Subjek I Penelitian ini dilakukan di beberapa perumahan di daerah Jakarta. Wawancara pada Subjek I dilakukan di rumah majikan pada salah satu perumahan di daerah Jelambar. Menurut hasil pengamatan peneliti, Subjek I memiliki tinggi sekitar 150 cm, bertubuh kurus dan warna kulit sawo

3 47 matang. Selain itu Subjek I memakai baju sehari hari yaitu kaos berwarna coklat dan celana hitam pendek selutut. Dalam proses wawancara, Subjek I beberapa kali mencari barang disekitarnya yang bisa ia pegang dan mainkan. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaannya, Subjek I terlihat terbuka meskipun beberapa kali melihat kearah lain, memainkan barang disekitarnya dan meminta pendapat kepada anak majikan yang pada saat itu ada didekatnya namun Subjek I tetap fokus dalam menjawab setiap pertanyaan dari peneliti. Selama wawancara berlangsung, terlihat bahwa Subjek I tidak merasa terbebani dalam menjawab, hal tersebut dapat dilihat dari wajah Subjek I yang tersenyum ketika menceritakan pengalaman Subjek I sendiri dan tertawa ketika ia menceritakan masa lalunya yang menyenangkan dan memperlihatkan raut wajah sedih ketika ia mengingat pengalaman tidak menyenangkan yang telah terjadi dalam hidupnya. Peneliti melakukan wawancara pada hari rabu, 3 Juni 2015 pukul WIB selama kurang lebih 1 jam. Pada awalnya R sempat ragu ragu dalam menjawab dan terlihat takut salah dalam menjawab terutama ketika peneliti bertanya mengenai identitasnya, namun setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti untuk kedua kalinya bahwa tidak ada jawaban benar dan salah dalam wawancara ini, dan peneliti mengharapkan jawaban yang benar benar terjadi dan dirasakan oleh Subjek I, akhirnya Subjek I dapat menjawabnya dengan baik dan cukup terbuka.

4 48 Walaupun hanya melakukan pertemuan sebanyak satu kali, wawancara berjalan baik dan peneliti dapat mengambil informasi yang dibutuhkan, hal ini karena majikan telah memberitahukan maksud kedatangan peneliti kepada Subjek I sebelumnya. Pada saat peneliti datang, Subjek I telah mengetahui dan menghentikan pekerjaan yang sedang dilakukannya, wawancara dimulai dengan pertanyaan ringan untuk membangun rapport dengan R, setelah suasana cukup santai, peneliti menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan dan menjelaskan kembali bahwa identitas Subjek I tidak akan secara langsung disebutkan dalam skripsi, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kehidupan Subjek I sehari hari untuk membangun rasa percaya diri subjek. Setelah peneliti merasa cukup dengan membangun rapport dan informasi kegiatan sehari hari, baru peneliti masuk kepada pertanyaan mengenai aspek aspek psychological wellbeing, Subjek I cukup terbuka meskipun ada beberapa pertanyaan yang jawabannya singkat, tetapi Subjek I dapat memberi penjelasan. Subjek I menceritakan bagaimana kondisi yang dialaminya sebagai pekerja rumah tangga, menceritakan bagaimana kehidupan rumah tangganya yang mengalami beberapa masalah dan bagaimana ia menghadapi permasalahan sehari-harinya.

5 Gambaran Umum Subjek I Subjek I merupakan seorang ibu yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Jakarta, ia merupakan seorang yang mandiri, hal ini dapat dilihat dari cerita subjek, ayah Subjek I meninggal sejak ia berusia 1 tahun dan ia mulai bekerja sejak umur 13 tahun untuk membantu ekonomi keluarganya. Subjek I juga merupakan orang yang ramah walaupun ia mengatakan bahwa ia jarang bergaul dengan orang sekitarnya. R lahir pada tahun 1975 di Jawa Tengah. Kehidupan ekonomi Subjek I tergolong ekonomi menengah kebawah, oleh karena itu ia hanya mampu menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, Subjek I langsung bekerja sebagai pekerja rumah tangga untuk membantu perekonomian keluarga, ia mengatakan bahwa keadaan ekonominya saat itu tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama. lulus sekolah langsung ikut temen ke Jakarta, gitu pengalaman tadinya, masuk yayasan di mangga dua, namanya kantor pak A, tempat yayasan untuk prt, saya masih inget sampe sekarang Ayah dan ibu Subjek I bekerja sebagai petani. Ayah Subjek I meninggal pada tahun 1976 karena sakit, oleh karena itu ia hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Subjek I adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Subjek I menikah dua kali, pernikahan pertamanya dilakukan pada tahun 1998 dan memiliki satu orang anak perempuan yang saat ini sudah berkeluarga pula. Pernikahan keduanya dilakukan pada tahun 2008 yang lalu.

6 50 Kehidupan rumah tangga pertama Subjek I tidak berjalan baik, ia menikah dengan suami pertamanya karena dijodohkan oleh orang tua subjek, namun setelah menjalani pernikahan beberapa tahun, Subjek I mulai merasakan penyesalan atas pernikahannya karena suami Subjek I adalah seorang pemabuk, dan tidak memiliki pekerjaan yang tetap. cerenya itu masalah dia minum, minum entar dia pulang tengah malem minta duit, entar kalo ga ada, kitanya ditabokin, yaudah tinggalin ajaa, buat apa Setelah 5 tahun pernikahan, Subjek I tidak melihat perubahan perilaku suaminya dan Subjek I memutuskan meninggalkan anak dan suaminya untuk bekerja di Jakarta, kemudian setelah dua tahun, ia kembali ke kampungnya di Jawa Tengah untuk menceraikan suami pertamanya. saya tinggalin ke Jakarta, dua tahun setengah, pas pulang saya cerai, cerai sendiri, karena laki aku itu ga mau nyerein, otomatis kalo ga mau dicerein kan, kalo ada yang mau lagi kan susah kalo nikah, makanya saya cerein Setelah berpisah dengan suami pertama, Subjek I kembali bekerja di Jakarta dan bertemu dengan suami kedua dan menikah dengannya, pada pernikahan keduanya, Subjek I merasa lebih baik daripada sebelumnya, suami keduanya telah memiliki pekerjaan tetap sebagai sales, walaupun ia mengakui bahwa suami keduanya juga tidak memberikan uang bulanan kepadanya dengan alasan bahwa penghasilan suami keduanya digunakan untuk biaya berobat mertua yang sedang sakit. Subjek I telah bekerja sebagai pekerja rumah tangga kurang lebih selama 15 tahun, ia juga pernah bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia sebagai baby sitter pada tahun 2001 selama dua setengah

7 51 tahun, pada saat itu Subjek I kembali ke Indonesia karena dihubungi ibunya sedang sakit untuk segera pulang. Kan kerja kan baby sitter, sedangkan ibu sakit, aku ditelponin suruh pulang, kerjanya suruh seminggu, lewat dari seminggu dia udah ngambil lagi Setelah kembali ke Indonesia, Subjek I merawat ibunya yang sedang sakit dan ia tidak kembali lagi ke Malaysia dan melanjutkan bekerja di Indonesia kembali menjadi pekerja rumah tangga. Sampai pada dua tahun terakhir ini, Subjek I bekerja pada tempat yang sekarang, pekerjaan utamanya disini adalah membantu memasak, membuat kue, mencuci baju, menyetrika setiap seminggu sekali dan membersihkan rumah. Selain bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, subjek I juga telah bekerja di beberapa daerah di daerah Jabodetabek. Subjek mengatakan bahwa penyebab pekerjaannya yang berpindah pindah adalah rutinitas tahunannya untuk pulang kampung ke Jawa Tengah yang cukup lama, dan ketika ia ingin kembali bekerja, majikannya telah mengambil pekerja baru dari penyalur untuk menggantikannya. Udah banyak lah, orang pernah di Bekasi udah pengalaman, terus daerah green garden, udah sering lah pindah pindah, maksudnya ga setempat doang Ya gara garanya begitu, kalo waktu lebaran kan kita pulang, pulang kan otomatis ga mungkin seminggu dua minggu, cepet kesini lagi, entar kita dateng ke tempat majikan dia udah ngambil lagi, yaudah kita cari lagi tempat lain, gitu

8 Gambaran Enam Dimensi Subyek I a. Penerimaan Diri (Self Acceptance) Bersikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek yang ada dalam dirinya, baik positif maupun negatif, dan memiliki pandangan positif terhadap masa lalu merupakan kriteria dimensi penerimaan diri sebagaiman diungkapkan oleh Ryff (2013). Melalui wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek, terungkap bahwa Subjek I cukup mampu menerima dirinya sebagai pekerja rumah tangga, walaupun beberapa kali ia berpikir ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang cukup. Tetapi subjek kurang menerima masa lalunya, terlihat dari ungkapan penyesalannya terhadap masa lalu yang beberapa kali Subjek I lontarkan selama proses wawancara. Subjek I mengakui dan menerima segala hal baik hal baik dan buruk yang ada di dalam dirinya, ia mengakui bahwa dirinya tidak lebih baik dari orang lain karena menurut Subjek I penilaian orang lain merupakan hal yang penting, ia tidak ingin menganggap dirinya lebih baik menurut sudut pandang dirinya. Kalo aku sih mending lebih buruk daripada lebih baik, Takutnya kita baikin diri sendiri, takutnya dinilai orang kita jelek, gitu Subjek I dapat melihat sisi positif dari segala hal yang telah terjadi dalam hidupnya, ia mengakui bahwa terdapat beberapa penyesalan pada masa lalunya, terutama kehidupan rumah tangga, namun Subjek I

9 53 menerima hal tersebut dan berusaha mencari sisi positif dari kehidupannya. Ya begitulah, diceritain katanya, itu mba rina punya laki orang cina, masih tetep aja kerja begitu. Aturan mah kalo dapetin orang cina kan tinggal diem, banyak yang ceritain begitu, tapi yah kita mah, biarin aja, orang yang ngomong mah biarin, ga ngambil ati, emang kenyataannya aja. saya pikir kenapa kok ga bisa kaya orang orang bergaul ama orang.. apa masalahannya apa.. Tapi aku pikir lagi, ah ngapain kita gaul sama orang, entar kena masalah lagi, kalo orang ga suka sangkain ngomongin orang jelekinn orang gitu. Saya kadang kadang pikir lagi begitu. Sedangkan laki saya aja suka ngelarang, kalo udah pulang udah, jangan suka ngerumpi, entar takutnya ada salah paham, orang seneng lain, ga seneng lain Dalam wawancara, Subjek I menyatakan bahwa ia ingin menjadi seperti orang lain yang hidup sejahtera, memiliki pekerjaan yang lebih baik dan gaji yang cukup. Ia juga menyadari bahwa ia merasa sedih karena melihat orang lain yang hidupnya sejahtera dan bahagia. Ia mengungkapkan segala hal yang membuatnya sedih dan kecewa dimasa lalu, dan peneliti dapat melihat penghayatannya terhadap kesulitan dan kehidupan yang selama ini Subjek I hadapi sangat mempengaruhi penerimaan dirinya. Dari beberapa pernyataan yang ia sebutkan, peneliti dapat melihat penghayatan dirinya yang merasa tidak sebaik orang lain. Ya kenapa gitu, orang lain punya suami hidupnya enak seneng bahagia, kenapa suami sendiri kaya gini, gitu permasalahannya.. kenapa saya walaupun udah punya suami tetep aja susah, capek, payah gitu Ya selain itu yang bikin sedih, kenapa ya orang lain masih punya orang tua, sedangkan aku ditinggal papa semenjak kecil, gimana ya rasanya

10 54 Namun, ketika peneliti mengajukan pertanyaan mengenai perasaan iri terhadap orang lain, Subjek I menjawab ia tidak merasa iri. Engga, ga pernah, kan ga boleh kita, kalo orang lain kaya, biarin masing masing, kita emang udah cukup, yang penting cukup buat makan ada, gitu b. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relations With Others) Kriteria dimensi hubungan positif dengan orang lain meliputi kehangatan, kepuasan dan kepercayaan dalam berhubungan dengan orang lain, perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukan empati, afeksi dan keintiman serta memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan dengan orang lain. (Ryff, 2013) Hubungan yang dijalani Subjek I dengan keluarga majikan terjalin dengan baik, Subjek I tidak sungkan untuk mengobrol dengan anggota keluarga majikan baik itu mengenai pekerjaan sehari hari selama di rumah majikan sampai menceritakan pengalaman bekerja sebelumnya. Suka, ya tentang pekerjaan, masalah buat kue, nyuci, gosok, kerja rumah tangga, waktu jadi babysitter gimana gitu. Deket sih sama keluarga disini, sampe suka curhat curhatan, nyaman juga kerja disini, enak, ibunya juga ga banyak omong, kita mau masuk lambat, ya dia diem, ga pernah ngomel apa ini itu engga, orangnya baik. Dalam kehidupan sehari harinya, Subjek I selalu berusaha untuk menghindari masalah masalah yang mungkin akan menjadikan kehidupannya menjadi lebih sulit, seperti yang ia nyatakan dalam

11 55 wawancara ia tidak terlalu sering mengobrol dengan tetangganya, karena ia khawatir mendapat masalah atau salah paham dengan tetangganya. Iya, emang saya ga bergaul sama orang. Tapi aku pikir lagi, ah ngapain kita gaul sama orang, entar kena masalh lagi, kalo orang ga suka sangkain ngomongin orang jelekin orang gitu. Saya kadang kadang pikir lgi begitu. Sedangkan laki saya aja suka ngelarang, kalo udah pulang udah, jgn suka ngerumpi ngerumpi, entar takutnya ada salah paham, orang seneng lain, ga seneng lain Walaupun Subjek I tidak terlalu sering bergaul dengan orang sekitarnya, ia percaya untuk menceritakan mengenai masalah yang sedang ia hadapi kepada teman temannya, terutama mengenai rumah tangganya, ia mengakui bahwa teman teman dekatnya telah mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangganya dan ia menceritakan masalahnya kepada teman temannya hanya untuk sekedar meluapkan perasaannya. Cerita, sama orang juga aku cerita, jadi ga sama suami doang, sama temen juga cerita, andai kata gua lagi punya masalah sama laki aku, orang kan suka ngeledekin, mba rina kok cemberut aja sih, iya lagi ada masalah, emang kenapa, aku lgi masalah sama laki aku, kemarin abis berantem, cerita aku, saya orangnya ga bisa mendem rahasia, terus terang aja Ya jawabannya begini, emang orang sana udah tau sifat laki saya, itu emang laki kamu sifatnya keras, keras kepala, jawabannya begitu, kan darah tinggi juga laki aku Sedangkan dalam kehidupan berkeluarga, Subjek I mengaku bahwa ia tidak dekat dengan anaknya, hal ini dikarenakan sejak anaknya masih kecil, ia sudah bekerja di Jakarta. Dia ga pernah deket sama saya, deketnya sama nenek dia, karena dia udah aku tinggal dari umur setahun setengah, jadi akrabnya sama mama saya, sekarang mama saya udah meninggal, jadi sama kaka saya yang paling tua nomor 2, deketnya sama dia. Kalo sama saya jarang curhat, karena saya pulang setahun sekali, setiap lebaran doang.

12 56 Subjek I mengaku senang menceritakan masalah dan perasaannya kepada suaminya, begitu pula dengan suaminya. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak menyukai beberapa sifat suaminya, seperti suaminya seringkali mengeluarkan kata kata kasar saat sedang bertengkar. Walaupun begitu, permasalahannya dengan suami dapat selesai dengan baik setelah mengobrol dengan kepala dingin. Pernah, marah sering lah, yang engga2 dah keluar, bangsa kasar dikeluarin gitu, maksudnya masalah binatang gitu. Saya ga sukanya, dia kalo lagi marah gitu, suka ngomong anjing lu, bangsat lu, monyet lu, gituu.. saya paling ga suka. Sedangkan ibu saya ga pernah ngomong begitu Saya ga mau dikatain gitu, saya ga suka, paling ga suka, saya suka ngelawan, tapi entar belakangannya saya jalan duluan, gua pergi dah kemana gitu, jadi entar selesai gitu.. kalo sama sama bebel mah entar ngotot-ngototan terus, makanya kalo kita selek sama rumah tangga, mending kita yang ngalah, kemana kek, jalan keluar, jadi entar pulang kan udah segeran lah, ngadepin permasalahan lagi. Tapi nanti kalo ada masalah lagi, selalu yang diungkapin itu lagi itu lagi, laki saya itu mulutnya kaya orang udah kebiasaan gitu, gimana sih, makanya aku sering ngomong, lu kalo ngatain orang ga begitu, emang ga puas gitu, udah kebiasaan sih, mulut kalo udah begitu udah susah di rem, saya paling ga suka. Dalam hal membangun hubungan dengan orang baru, Subjek I termasuk orang yang fleksibel, ketika bertemu dengan orang baru yang lebih diam, ia akan memulai untuk menegurnya terlebih dahulu, hal ini juga terlihat saat awal pertemuan dengan peneliti, Subjek I terkesan sedikit tertutup namun setelah beberapa lama, Subjek I semakin terbuka dan ramah. biasanya teman saya yang lebih ramah, nanya duluan biasanya, tapi kalo orangnya diem, saya yang negor duluan, tergantung situasi. Beberapa kali juga saya negor duluan..sulitnya, kan satunya kita ga kenal, satunya kenal tapi ga gitu deket, terus kenal

13 57 cuman ga begitu deket, gimana caranya biar kita bisa deket sama dia, kita tanya dulu sama dia gitu. c. Kemandirian (Autonomy) Individu yang memiliki tingkat kemandirian yang baik ditunjukan sebagai pribadi yang mandiri, mampu bertahan terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku dengan cara cara tertentu, mampu meregulasi tingkah laku diri sendiri dan mengevaluasi diri sendiri dengan standar pribadi (Ryff, 2013). Subjek I merupakan seorang wanita yang cukup mandiri dari sisi ekonomi atau finansial, hal ini dapat dilihat dari ceritanya yang ditinggal ayahnya sejak ia berusia satu tahun, dan ia sudah mulai bekerja untuk membiayai kesehariannya dan membantu ekonomi keluarga sejak usia 14 tahun. Subjek I merupakan pribadi yang selalu mengambil keputusan sendiri, karena berdasarkan pengalamannya, meminta pendapat orang lain hanya akan mendapatkan cemooh dari orang lain. Engga kita mikir sendiri, kita minta pertimbangan orang lain, bukan masalah dibantu, malah dijelekin iya, makanya kita mendingan mikir sendiri. Subjek I merupakan pribadi yang mampu menolak tekanan sosial dalam berperilaku dan bertindak, ia juga merupakan orang yang teguh dalam pendiriannya. Engga, saya bukan masalah apanya, saya kalo ikut pengaruh dari orang, takutnya entar walau bener takut jadi buruk, takutnya entar kejeblos yang malah jelek gitu, makanya saya otomatis

14 58 ngambil pendapat sendiri aja, mau bener mau engga kita mending ambil pendapat sendiri Dalam wawancara, terungkap bahwa Subjek I mampu meregulasi perilaku dan mengevaluasinya bedasarkan tuntutan dalam dirinya. Seperti saat peneliti bertanya ketika ada orang lain yang membicarakan subjek, apakah Subjek I akan merubah sikapnya, Subjek I menjawab engga sih, itu ga mempengaruhi saya, tetep aja Begitu pula ketika menghadapi perbedaan pendapat dengan orang lain, subjek I mengatakan bahwa ia akan tetap menjalankan apa yang ia sudah rencanakan atau pendapat yang ia pegang. kaya sekarang kan musimnya lebaran, pulang kampung, kan kita ngomong dong, aku mau pulang kampung, kamu mau ikut ga? dia bilang engga entar abis lebaran aja.. engga, kalo kamu mau abis lebaran terserah, saya pokoknya mau pulang lebaran, gitu.. Dalam kesehariannya, Subjek I menyatakan bahwa dirinya terbiasa dengan suatu aktivitas yang sudah biasa ia lakukan dalam keseharian, dan ia mengatakan bahwa dalam kesehariannya ia hampir tidak pernah mengalami hal spontan. Seperti kaya kita rumah tangga aja, kita kerja rumah tangga kan otomatis, bangun biasa kita jam 5, apa yang mau kita pegang dulu, kita kan cukup dikasih tau satu kali sama majikan, kita perhatiin ingetin, oh iya kita bangun tidur masak air, entar abis masak air sambil ngelap ngelapin meja, sambil nyapu ngepel gitu. Entar udah begitu, udah kelar, kita nyuci, kelar nyuci kita ngejemur, abis itu kepasar d. Penguasaan Terhadap Lingkungan (Environmental Mastery) Dimensi ini ditandai dengan kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang cocok atau untuk mengatur lingkungan

15 59 yang kompleks. Individu yang baik dalam dimensi ini ditandai dengan memiliki penguasaan dan kemampuan untuk mengatur lingkungan, mengontrol susunan yang kompleks dari aktifitas eksternal, menggunakan kesempatan yang tersedia secara efektif, serta mampu memilih dan menciptakaan keadaaan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai diri. (Ryff, 2013) Subjek I mengatakan bahwa dirinya selalu menghindar dari lingkungan sekitarnya, ia tidak banyak bergaul dengan orang orang disekitarnya, hal ini bukan dikarenakan kesibukannya dalam bekerja menjadi pekerja rumah tangga melainkan karena rasa takut Subjek I menghadapi permasalahannya yang mungkin terjadi. emang banyakan yang ngomong, katanya gua agak sombong, karena aku orangnya ga pernah gaul sama orang. Kalo udah pulang dair sini udah naik keatas udah, paling turun pling mandi, entar beli sayur, udah Terus udah naik lagi, sedangkan saya ngontraknya kan di lantai 3 cape naik turun naik turun. Kita gimana bisa bergaul sama orang ngobrol sama orang kaya yang lain, kita kerja pergi jam 7 pulang jam 5, kadang mandi sekalian bebenah, belum lagi pulang kita ngurusin laki, ngasih makan, kan ga bisa ngerumpi sama orang orang. Sementara hari minggu ada waktunya kita ke tempat mertua nyuci, jadi.. Yang emang sih banyak yang ngomongin saya katanya orangnya ga pernah gaul sama orang, emang saya orangnya ga pernah gaul. Saya akuin. Mmm. Bukan masalah sibuknya, saya kalo sama orang paling ga suka takutnya jadi masalah, gitu, takutnya entar disangka jelek jelekin orang, atau ngomongin orang. Jadi mending diatas gitu, saya orang ga suka ngerumpi takutnya begitu salah paham Dalam lingkungan tempat kerja, Subjek I mengikuti perintah perintah dan aturan yang dibuat oleh majikan, seperti waktu mulai dan selesai kerja, walaupun ia mengakui bahwa majikannya tidak pernah mempermasalahkan apabila ia terlambat, hal ini lah yang membuat dirinya

16 60 merasa nyaman bekerja dengan majikannya saat ini dan Subjek I selalu menyelesaikan pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan pada hari itu tanpa harus diperintahkan terus menerus oleh majikannya. Seperti kaya kita rumah tangga aja, kita kerja rumah tangga kan otomatis, bangun biasa kita jam 5, apa yang mau kita pegang dulu, kita kan cukup dikasih tau satu kali sama majikan, kita perhatiin ingetin, oh iya kita bangun tidur masak air, entar abis masak air sambil ngelap ngelapin meja, sambil nyapu ngepel gitu. Entar udah begitu, udah kelar, kita nyuci, kelar nyuci kita ngejemur, abis itu kepasar. Udah dikasih tau sekali harus inget, gitu Ya, ibunya juga ga banyak omong, kita mau masuk lambat ya dia diem, ga pernah ngomel apa ini itu, engga.. orangnya baik Ketika subjek mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, salah satu contohnya gaji bulanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama sebulan, subjek mengaku mengatasinya dengan melakukan pinjaman terlebih dahulu, dan usaha lainnya adalah menahan keinginan menggunakan uang untuk hal yang tidak terlalu penting. Ya kan otomatis kita kan pinjem orang dulu Yah, andai kata kita kan udah sering kaya gini, saya punya utang diwarung, kemudian warungnya jgn dibayar dulu, entar kita beli keperluan dulu, nanti gajian minggu depan baru kita bayarin gitu.. namanya diputer gitu yang tadinya kita pengen kebeli pakaian gitu, kita rem dulu, nanti kalo ada waktu buat beli pakaian baru, baru beli e. Tujuan Hidup (Purpose In Life) Dimensi ini menekankan pentingnya memiliki tujuan, pentingnya keterarahan dalam hidup dana percaya bahwa hidup memiliki tujuan dan makna. Individu yang memiliki tujuan hidup yang baik, memiliki tujuan

17 61 yang ingin dicapai dalam hidup dan mampu mengarahkannya, merasakan arti hidup, serta memegang kepercayaan bahwa hidup memiliki maksud dan keobjektifan dalam hidup. (Ryff, 2013) Dalam menjalankan kehidupannya, Subjek I tidak terlalu banyak membuat target jangka panjang. Ketika peneliti bertanya mengenai cita cita dan target dalam proses wawancara, Subjek I hanya memberikan jawaban berupa hal yang ingin ia capai dalam waktu dekat. Ada sih, ya kepengen kerja lagi, pengen jadi baby sitter lgi Yang dari dulu ga ada sih, yang penting jadi lebih baik aja lagi Aku sih pengennya pengen pulang sih, cepet cepet pulang kampung, terus udah keinginan sih itu Namun, ketika peneliti bertanya mengenai ketertarikan Subjek I untuk mempelajari hal lain, Subjek I mengatakan bahwa ia ingin memiliki perusahaan sendiri seperti majikannya memiliki usaha sendiri. Pengen sih, pengen punya perusahan sendiri kaya disini, majikan saya ada usaha sendiri, gitu, pengen belajar kerja yang lain, pengalaman yang lain Subjek I merasakan bahwa pengalaman masa lalunya yang berharga adalah ketika memiliki suami yang pertama, yang suka mabuk dan tidak memiliki pekerjaan tetap, karena menurutnya dari sana ia belajar untuk lebih baik lagi. Sedangkan di masa sekarang Subjek I tidak merasa bahwa hidupnya berarti, hal ini dikarenakan Subjek I merasa tidak bahagia dalam hidupnya. Engga. Percuma hidup ga bahagia

18 62 f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) Dimensi ini didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang, perkembangan diri serta keterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman baru. Individu yang baik dalam dimensi ini memiliki keinginan untuk melanjutkan perkembangan diri, melihat diri terus berkembang, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri, melihat perkembangan diri dan perilaku serta dapat berubah untuk dapat merefleksikan lebih banyak pemahaman diri dan keefektivitasan. (Ryff, 2013) Subjek I menjabarkan bahwa ia merasakan adanya perubahan dalam kehidupannya, terutama dalam kehidupan rumah tangganya. Dulu kan ama suami yang dulu begitu, nah yang sekarang begini juga, nah gimana caranya supaya ga gini terus, tapi ya lebih baik yang sekarang siih. Yang sekarang kan suami saya ga kasar, ga main tangan Subjek I mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki pengalaman kerja lain selain menjadi pekerja rumah tangga karena ia tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakan hal lainnya. Engga ada, saya kerja paling jadi pembantu, sama baby sitter Ga bisa saya, saya kan ga ada bakat ngerjain hal lain Dan Subjek I mengungkapkan bahwa ia merasa ada perubahan lebih baik dalam diri dan kehidupannya dari yang dulu sampai sekarang, namun Subjek I pesimis dan mengungkapkan bahwa kehidupannya tidak akan dapat lebih maju lagi dimasa depan. Engga, soalnya kan kita udah tua juga

19 Subjek II Hasil Observasi Subjek II Wawancara pada Subjek II dilakukan di rumah majikan pada salah satu perumahan yang ada di daerah Jakarta Barat. Menurut hasil pengamatan peneliti, Subjek II memiliki tinggi sekitar 160 cm, bertubuh gemuk dan warna kulit sawo matang. Selain itu Subjek II memakai baju sehari hari yaitu kaos berwarna merah muda dan celana hitam pendek selutut. Dalam proses wawancara, Subjek II dapat berkomunikasi dengan baik, walaupun beberapa kali terlihat kurang memahami maksud dari beberapa pertanyaan yang diajukan peneliti. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaannya, Subjek II cukup terbuka meskipun beberapa kali melihat kearah lain dan beberapa kali kurang fokus dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Selama wawancara berlangsung, terlihat bahwa Subjek II merasa sedikit terbebani dalam menjawab, hal tersebut dapat dilihat dari wajah Subjek II yang jarang tersenyum dan lebih banyak memperlihatkan raut wajah sedih atau tidak senang, walaupun ia beberapa kali tertawa ketika bercerita, peneliti melihat bahwa seperti ada beban yang membuat tertawanya tertahan. Peneliti melakukan pertemuan pertama dengan subjek II dan majikannya pada hari sabtu tanggal 3 Oktober 2015, untuk meminta izin kepada majikan Subjek II agar dapat berbicara dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti kepada Subjek II. Pada pertemuan pertama ini, peneliti

20 64 tidak banyak berbicara dengan subjek II, ia terburu-buru ingin kembali ke rumah karena pada saat itu ia sudah selesai mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu, peneliti hanya menggali informasi umum mengenai identitas subjek II untuk menentukan apakah subjek II sesuai dengan klasifikasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Setelah mengetahui identitas umum Subjek II, peneliti meminta izin dan kesediaan subjek II untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini serta menentukan waktu untuk pertemuan selanjutnya. Kemudian pada pertemuan kedua, peneliti melakukan proses wawancara dengan Subjek II pada hari Rabu, 6 Oktober 2015 pukul WIB selama kurang lebih 1 jam. Pada pertemuan kedua ini, wawancara berjalan baik dan peneliti dapat mengambil informasi yang dibutuhkan dari Subjek II, dan pada saat peneliti datang, Subjek II masih melakukan pekerjaannya sehingga peneliti perlu menunggu beberapa saat sampai pekerjaannya selesai. Untuk mengawali proses wawancara, peneliti kembali bertanya mengenai identitas Subjek II, serta memberikan penjelasan kepada Subjek II bahwa tidak ada jawaban benar dan salah dalam wawancara ini, dan peneliti mengharapkan jawaban yang benar benar terjadi dan dirasakan oleh Subjek II. Kemudian wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan ringan untuk membangun rapport dengan S. Pada awalnya subjek II terlihat cemas, ia mengatakan bahwa ia ingin segera pulang dan meminta peneliti untuk mempercepat proses wawancara, oleh karena itu peneliti

21 65 menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan secara singkat dan menjelaskan kembali bahwa identitas Subjek II tidak akan secara langsung disebutkan dalam skripsi, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kehidupan Subjek II sehari hari untuk membangun rasa percaya diri subjek. Setelah peneliti merasa cukup dengan membangun rapport dan menggali informasi kegiatan sehari hari, baru peneliti masuk kepada pertanyaan mengenai aspek aspek psychological well-being, Subjek II cukup terbuka meskipun ada beberapa pertanyaan yang jawabannya singkat dan terlihat beberapa kali acuh tak acuh, tidak yakin dan terburu-buru, tetapi Subjek II dapat memberi penjelasan. Subjek II menceritakan bagaimana kondisi yang dialaminya sebagai ibu rumah tangga yang baru bekerja sebagai pekerja rumah tangga untuk membantu suaminya mencari nafkah, dan bagaimana ia menghadapi tuntutan kehidupan sehari-harinya Gambaran Umum Subjek II Subjek II merupakan seorang ibu rumah tangga yang baru bekerja sebagai pekerja rumah tangga di salah satu perumahan di Jakarta Barat. Subjek II mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama kalinya ia menjadi pekerja rumah tangga, dan ia sudah bekerja selama 10 bulan. 10 bulan lah, baru kali ini saya. Sebelumnya engga kerja, saya cuma ngurusin anak, ibu rumah tangga aja, ya anak saya sekolah swasta, bayarannya kan mahal ya, tau sendiri, duit mulu jadi mau ga mau saya cari tambahan disini, pengen nambahin, bantu bantu suami

22 66 S lahir pada tahun 1980 di Jakarta. Kehidupan ekonomi Subjek II tergolong ekonomi menengah kebawah, ia hanya mampu menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, Subjek II langsung bekerja sebagai buruh pabrik kancing untuk membantu perekonomian keluarga, ia mengatakan bahwa keadaan ekonominya saat itu tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama dan tidak memikirkan untuk melanjutkan sekolah. Kan dulu juga susah de, boro-boro mau sekolah, anak emak dulu kan banyak, kebutuhan juga banyak, jaman dulu kan ga kaya sekarang, kalo dulu mah ga sekolah juga gapapa, kalo sekarang mah kalo sampe ga sekolah, anak kasian, malu juga orang tuanya jaman sekarang mah. Kerjaan kan sekarang juga nuntutnya pendidikan tinggi, biar dikata gitu kan, perlu ijazah juga Engga lah, lagian mau ngapain sekolah.. emang sih biaya sekolah dulu mah murah, tapi kan nyari duitnya juga ga gampang kaya sekarang de, dulu mah ibaratnya dlu saya anak yatim lagi kan, maksudnya ongkos buat itu ga ada, udah buat makan aja Subjek II adalah anak ke 8 dari 9 bersaudara. Ayah Subjek II meninggal saat Subjek II masih kecil karena sakit, oleh karena itu ia hanya dibesarkan oleh ibunya. Subjek II memiliki tiga orang anak perempuan, anak yang pertama berusia 16 tahun, yang kedua berusia 10 tahun dan yang terakhir berusia 3,5 tahun dan suami subjek bekerja sebagai satpam di perumahan daerah Joglo. Pekerjaan sehari-hari subjek II adalah seorang ibu rumah tangga, dan sepuluh bulan terakhir, ia menjadi pekerja rumah tangga part time untuk membantu suaminya. Tugas utama subjek II adalah menyapu, mengepel, mencuci baru, menyetrika, dan mencuci piring. Waktu kerjanya

23 67 hanya beberapa jam dalam sehari dan datang ke rumah majikan setiap dua hari sekali, biasanya subjek II datang pukul WIB dan pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya pukul WIB. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Subjek II kembali ke rumahnya dan mengerjakan rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga Gambaran Enam Dimensi Subyek II a. Penerimaan Diri (Self Acceptance) Bersikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek yang ada dalam dirinya, baik positif maupun negatif, dan memiliki pandangan positif terhadap masa lalu merupakan kriteria dimensi penerimaan diri sebagaiman diungkapkan oleh Ryff (2013). Melalui wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek, terungkap bahwa Subjek II menerima dirinya sebagai pekerja rumah tangga, hal ini terlihat dari pernyataannya yang mengatakan bahwa pekerjaannya saat ini merupakan keinginannya untuk membantu suami. Subjek II mengakui dan menerima segala hal baik hal baik dan buruk yang ada di dalam dirinya, ia mengakui bahwa dirinya pemarah dan tidak sabar dalam menghadapi anak. Saya pemarah sih orangnya, kalo sama anak ga sabaran, Ya engga sih, suka semua, kalo ga suka gimana, orang diri sendiri Subjek II megatakan bahwa ia beberapa kali menjadi bahan omongan tetangganya tentang sifatnya yang ketus sampai kehidupan

24 68 sehari-harinya yang sederhana, tetapi Subjek II merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Walaupun kehidupannya sederhana dan sulit, subjek II dapat mengambil hal positif dalam kehidupannya dan mengutamakan hal yang menurutnya harus diprioritaskan. Ibaratnya kondangan, pake bajunya itu itu aja, bajunya masa gak ganti ganti, ya jangankan buat ganti ya, orang anak butuh sekolah, ya duitnya buat bayaran dlu kan pasti, sekolah tau sendiri, yaudah SMP mah mahalan lagi de, sebulan aja dua setengah, belum lgi buku, kalo mau semester ganjil, mau ulangan gitu, bayar, boro boro buat beli baju Ya, saya mah ngerasanya lebih baik lah, yah kaya disindir, dikatain apa di apa, saya mah ga ngebalikin lagi, engga, biarin aja lah, ibaratnya ngerti lah, biarin yang diatas aja yang bales, jadi kalo ada orang yang ngatain saya mah, saya ga bakal ngatain lagi Subjek II dapat melihat sisi positif dari segala hal yang telah terjadi dalam hidupnya, ia mengakui bahwa terdapat beberapa penyesalan pada masa lalunya, seperti ketika keinginannya supaya anak pertamanya masuk sekolah negeri tidak tercapai. Pada awalnya Subjek II merasa sangat kecewa, dan kesal, namun Subjek II mengiingat pesan orang tuanya untuk tidak mengeluh dan menerima hal yang dan berusaha mencari sisi positifnya. Ya pernah sih dulu, cuman ya kata orang tua, ya ngapain disesalin, udah nasi jadi bubur, gitu katanya, maksudnya kan kita sering ngeluh kaya gini kaya gini sama orang tua, kata emak yaudah jalanin aja gitu, maksudnya kan anak udah banyak, udah pada gede gitu, waktu dulu ya, sekarang mah udah engga, biarin, anuin aja, mau punya mau engga yaudah. Dalam wawancara, Subjek II menyatakan bahwa ia tidak pernah iri ataupun ingin menjadi seperti orang lain. Engga ah, biarin, jalanin aja, hidupnya emang kaya gini

25 69 Subjek II juga mengakui bahwa dirinya kerapkali merasa sedih dengan hidupnya, walaupun sedih dengan keadaan ekonominya saat ini, subjek II tetap berusaha supaya anaknya dapat mencapai jenjang perguruan tinggi. yah sedih lah, maksudnya kalo, jaranglah megang duit kalo anak sekolah ma, baru gajian kan dibawa ke sekolahan, besok mau bayar kuliah lagi kan buat ngelanjutin b. Hubungan Positif Dengan Orang Lain (Positive Relations With Others) Kriteria dimensi hubungan positif dengan orang lain meliputi kehangatan, kepuasan dan kepercayaan dalam berhubungan dengan orang lain, perhatian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukan empati, afeksi dan keintiman serta memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan dengan orang lain. (Ryff, 2013) Selama 10 bulan bekerja, hubungan subjek II dengan keluarga majikan terjalin dengan cukup baik, belum pernah ada masalah, namun Subjek II sangat jarang mengobrol dengan anggota keluarga majikan. Engga sih, jarang, orang kita udah mau rapih dia baru bangun, engga sempet sempet ngobrol, entaran kita masak, orang begitu mah ya engga de, ngomong juga seperlunya Subjek II memiliki banyak teman di lingkungan rumahnya, ia biasa mengobrol pada siang atau sore hari dengan tetangga-tetangganya ketika ia telah selesai melakukan pekerjaan di rumah. Dalam membangun hubungan dengan orang baru, Subjek II berpendapat bahwa orang baru yang harus menegur dan biasanya ia akan menunggu orang lain untuk menegurnya.

26 70 Subjek II juga mengatakan bahwa ia tidak pernah memiliki masalah dalam membangun hubungan dengan orang baru, karena ia tinggal di lingkungan keluarganya Ya nunggu ditanya sama dia, kita kan baru, kalo dia orang baru kan kita ga ikut ikutan. Hari gini orang baru masih gaya gaya Engga sih, orang di deket rumah saya mah sodara semua Walaupun Subjek II sering bergaul dengan orang sekitarnya, subjek termasuk orang yang tidak mudah untuk terbuka, terlebih jika itu mengenai hal pribadi subjek II. Ia mengatakan bahwa ia lebih terbuka dan percaya dengan suami dan anaknya. Dengan suaminya, subjek II berbagi pemikiran mengenai kondisi ekonomi keluarganya sekarang dan kesejahteraan masa depan anak-anaknya kelak. Ya iya itu, kalo sama suami, paling ngomongin keuangan, anak diomongin tuh yang paling kecil, mau kaya gimana, nanyain kaya gimana, udah mandi belom, udah makan belom, begitu, cerita masalah sehari hari He eh kadang kadang ke anak juga saya cerita itu tetangga begini begini, bapaknya begitu, Dalam kehidupan rumah tangganya, subjek II adalah seorang ibu yang galak, ia pun mengakui bahwa terkadang ia tidak sabar dalam menghadapi anaknya dan menurutnya ia lebih sering marah daripada suaminya. Pernah lah, tapi lebih sering saya yang marah sih hehe c. Kemandirian (Autonomy) Individu yang memiliki tingkat kemandirian yang baik ditunjukan sebagai pribadi yang mandiri, mampu bertahan terhadap tekanan sosial

27 71 untuk berpikir dan bertingkah laku dengan cara cara tertentu, mampu meregulasi tingkah laku diri sendiri dan mengevaluasi diri sendiri dengan standar pribadi (Ryff, 2013). Subjek II merupakan seorang wanita yang cukup mandiri dari sisi ekonomi atau finansial, dimana ia sudah mulai membantu ekonomi keluarga dengan keinginan sendiri sejak ia lulus sekolah dasar. Ia juga mampu mengatur kegiatan sehari harinya dengan baik. Ya gimana ya, seneng lah, maksudnya saya bisa bantu orang ya, dulu kan keadaan ekonomi juga rada susah, temen temen saya juga emang pada kerja. Kan bapak ga punya, yagitu, pas kerja mah enak, bisa tiap bulan belanja, beli baju, beli apa, gitu Subjek II merupakan pribadi yang selalu mengambil keputusan sendiri, selama itu masih dalam kapasitasnya, namun jika membutuhkan teman diskusi, biasanya ia mengajak suami atau anaknya untuk berdiskusi. Dan ketika menghadapi perbedaan pendapat, subjek II mampu menolak tekanan sosial dalam berperilaku dan bertindak mengatakan akan tetap teguh pada pendiriannya. Ya sendiri aja, emang anuan kita, untuk diri kita kok, selama masih mampu mah, paling ngomong sama anak atau suami doang Tetep pilihan kita, kita yang ngejalanin sii, ya misalkan sekolah, ada yang bilang disitu aja dah yang murah, disana aja, ya emang dari SMP kita disitu, ngapain kita pindah pindah, kan kita udah kenal, kalo kita harus nyari lagi mah ribet entar Dalam wawancara, terungkap bahwa Subjek II mampu meregulasi perilaku dan mengevaluasinya bedasarkan tuntutan dalam dirinya. Seperti saat peneliti bertanya ketika ada orang lain yang mengatakan bahwa

28 72 pendapatnya salah, ia mengatakan akan mengikuti mana yang menurutnya benar. d. Penguasaan Terhadap Lingkungan (Environmental Mastery) Dimensi ini ditandai dengan kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang cocok atau untuk mengatur lingkungan yang kompleks. Individu yang baik dalam dimensi ini ditandai dengan memiliki penguasaan dan kemampuan untuk mengatur lingkungan, mengontrol susunan yang kompleks dari aktifitas eksternal, menggunakan kesempatan yang tersedia secara efektif, serta mampu memilih dan menciptakaan keadaaan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai diri. (Ryff, 2013) Dalam lingkungan tempat kerja, Subjek II mengikuti perintah perintah dan aturan yang dibuat oleh majikan dengan kesadarannya sendiri, ia mengakui bahwa majikannya tidak pernah banyak bicara atau menegurnya, hal ini lah yang membuat dirinya merasa cukup nyaman bekerja dengan majikannya saat ini dan Subjek II selalu menyelesaikan pekerjaan apa saja yang harus diselesaikan pada hari itu tanpa harus diperintahkan terus menerus oleh majikannya. Subjek II mengaku bahwa ia tidak memiliki jadwal tertentu dalam kehidupan sehari-harinya, semua ia jalankan seperti biasanya secara fleksibel. Subjek II juga mampu mengatur waktunya dengan baik agar tidak memiliki masalah dalam berkegiatan.

29 73 yah, fleksibel aja. Pernah sih, kadang kalo nyuci campur masak, gitu, maksudnya biar dua duanya rapih, cepet rapih, masak rapih cuci juga rapih ini mah lagi ga ada kegiatan, maksudnya ga da kondangan, nanti sabtu banyak, eh minggu.. misalkan hari ini rabu saya datang, nanti datang lagi jumat, terus minggu.. kan kondangan mah johor, klo engga abis ashar, kalo ini mah kan wayah gini, tadi saya dateng dari jam 7 Subjek II menyatakan bahwa hidupnya saat ini sudah sesuai dengan keinginannya, karena ia sudah berhasil menyekolahkan anak sampai saat ini, walaupun ia juga mengakui bahwa ia mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan supaya dapat memenuhi kebutuhan, namun selama ini masih dapat diatasi dengan baik. Puas, ya puas, maksudnya ya bisa nyekolahin anak, anak udah pada gede Ya sulit juga, tapi ya udah jalanin, ibaratnya saya ada kondangan, ada apa, ya sulit, cuman ya udah jalanin aja e. Tujuan Hidup (Purpose In Life) Dimensi ini menekankan pentingnya memiliki tujuan, pentingnya keterarahan dalam hidup dana percaya bahwa hidup memiliki tujuan dan makna. Individu yang memiliki tujuan hidup yang baik, memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam hidup dan mampu mengarahkannya, merasakan arti hidup, serta memegang kepercayaan bahwa hidup memiliki maksud dan keobjektifan dalam hidup. (Ryff, 2013) Dalam menjalankan kehidupannya, Subjek II memiliki cita-cita, namun keinginannya saat ini adalah ia ingin naik haji. Ia juga berharap

30 74 supaya anaknya dapat sekolah setinggi mungkin, supaya dapat membantu orang tua dalam ekonomi dan sekolah adiknya. Ya pengen sih Insha Allah, mau naik haji, katanya mah kalo niat mah bisa, kalo untuk pergi haji mah kudu niat juga, biar dikata ga mampu tapi niat mah ada Ya itu pengen anak sekolah lulus dah semua, jadi kalo udah lulus nanti bisa ngebantu orang tua, adenya sekolah gitu Untuk dapat mencapai keinginannya, Subjek II mengatakan bahwa ia berusaha untuk membantu suaminya bekerja, walaupun hanya sebagai pekerja rumah tangga, ia juga berusaha mengatur keuangan keluarga agar cukup untuk semuanya, terutama untuk biaya sekolah anak. Ya cukup ga cukup, nurutin kemauan mah emang ga pernah cukup, manusia mah de, Ya sekolah dulu udah, bayaran anak sekolah, ibaratnya kita beli apa, entar anak belom bayaran, kan ga enak juga, entar bulan besok malah makin banyak Subjek II mengatakan bahwa pengalaman masa lalunya tidak ada yang berharga karena menurutnya dibandingkan dengan masa lalunya, jauh lebih baik kehidupannya yang sekarang. Saat ini, Subjek II merasa bahwa hidupnya berarti, untuk anak anak dan suaminya f. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth) Dimensi ini didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang, perkembangan diri serta keterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman baru. Individu yang baik dalam dimensi ini memiliki keinginan untuk melanjutkan perkembangan diri, melihat diri terus berkembang, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri, melihat perkembangan diri dan perilaku serta dapat berubah untuk

31 75 dapat merefleksikan lebih banyak pemahaman diri dan keefektivitasan. (Ryff, 2013) Subjek II menjabarkan bahwa ia merasakan adanya perubahan dalam kehidupannya menjadi lebih baik sekarang ini. Ada, ya itu, maksudnya rejeki ya tambah ada, cuman karena anak sekolah, jadi buat anak sekolah, gitu Ketika peneliti bertanya mengenai peluang untuk menjadikan kehidupan lebih maju dari saat ini, subjek II mengatakan untuk sekarang ini, secara ekonomi mungkin ia sulit untuk lebih maju, tapi ia berharap anak anaknya yang akan menaikan ekonomi keluarga. Kalo untuk sekarang mah engga dulu kali de, ekonominya masih begitu. Harapan saya yaudah nanti biar jadi orang yang ekonominya ada, kalo anak udah lulus, sekarang mah saya kata yang penting sekolah, jadi ga bisa kita gimana gimana dulu,masih 3 tahun lagi saya ongkosin sekolah, perjuangannya masih panjang Hasil wawancara dengan subjek II menunjukan bahwa ia tidak tertarik untuk belajar hal baru selain yang sudah biasa ia lakukan. engga, yaa males udah, mau kaya apaan. Engga ah

32 Subjek III Hasil Observasi Subjek III Wawancara pada Subjek III dilakukan di rumah majikan pada salah satu perumahan yang ada di daerah Jakarta Barat. Menurut hasil pengamatan peneliti, Subjek III memiliki tinggi sekitar 165 cm, bertubuh kurus dan warna kulit sawo matang. Selain itu Subjek III memakai baju sehari hari yaitu kaos berwarna abu abu dan celana jeans berwarna biru. Dalam proses wawancara, Subjek III dapat berkomunikasi dengan baik. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaannya, Subjek III cukup terbuka walaupun beberapa kali tidak yakin dalam menjawab pertanyaan. Selama wawancara berlangsung, terlihat bahwa Subjek III sedikit tidak percaya diri atas dirinya sendiri. Peneliti melakukan pertemuan pertama dengan Subjek III dan majikannya pada hari sabtu tanggal 3 Oktober 2015, untuk meminta izin kepada majikan Subjek III agar dapat berbicara dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti kepada Subjek III. Pada pertemuan pertama ini, peneliti menggali informasi umum mengenai identitas Subjek III untuk menentukan apakah Subjek III sesuai dengan klasifikasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Setelah mengetahui identitas umum Subjek III, peneliti meminta izin dan kesediaan Subjek III untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini serta menentukan waktu untuk pertemuan selanjutnya. Kemudian pada pertemuan kedua, peneliti melakukan proses wawancara dengan Subjek III pada hari Sabtu, 10 Oktober 2015 pukul

33 WIB selama kurang lebih 1 jam. Pada pertemuan kedua ini, wawancara berjalan baik dan peneliti dapat mengambil informasi yang dibutuhkan dari Subjek III, dan pada saat peneliti datang, Subjek III masih melakukan pekerjaannya yaitu mencuci mobil sehingga peneliti perlu menunggu beberapa saat sampai pekerjaannya selesai. Saat sedang masih proses wawancara Subjek III sempat terlihat panik, karena pada saat itu majikannya memang ada rencana untuk pergi ke suatu tempat, namun setelah majikannya memberikan instruksi kepadanya untuk menyelesaikan proses wawancara terlebih dahulu, Subjek III dapat kembali fokus. Untuk mengawali proses wawancara, peneliti kembali bertanya mengenai identitas Subjek III, serta memberikan penjelasan kepada Subjek III bahwa tidak ada jawaban benar dan salah dalam wawancara ini, dan peneliti mengharapkan jawaban yang benar benar terjadi dan dirasakan oleh Subjek III. Kemudian wawancara dilanjutkan dengan pertanyaan ringan untuk membangun rapport dengan ZA. Kemudian setelah suasana lebih santai, peneliti menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan secara singkat dan menjelaskan kembali bahwa identitas Subjek III tidak akan secara langsung disebutkan dalam skripsi, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kehidupan Subjek III sehari hari untuk membangun rasa percaya diri subjek. Setelah peneliti merasa cukup dengan membangun rapport dan menggali informasi kegiatan sehari hari, baru peneliti masuk kepada pertanyaan mengenai aspek aspek psychological well-being, Subjek III tertutup saat membahas

34 78 mengenai permasalahan keluarga, namun ia cukup terbuka dalam menjawab pertanyaan lainnya meskipun ada beberapa pertanyaan yang jawabannya singkat dan terlihat tidak yakin dan tidak percaya diri dengan jawaban yang ia berikan, tetapi Subjek III dapat memberi penjelasan. Selama proses wawancara juga ia beberapa kali bersandar di bangku, memperlihatkan bahwa ia pasrah dengan hal hal yang telah terjadi dalam kehidupannya. Subjek III menceritakan mengenai pekerjaannya sebagai supir, mengenai kehidupan keluarganya yang tidak terlalu harmonis dan bagaimana ia menghadapi tuntutan kehidupan sehari-harinya Gambaran Umum Subyek III Subjek III merupakan seorang laki-laki yang baru bekerja sebagai pekerja rumah tangga sebagai supir di salah satu perumahan di Jakarta Barat. Subjek III mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama kalinya ia menjadi pekerja rumah tangga, sebelumnya ia adalah seorang supir taksi dan saat ini ia sudah bekerja selama 8 bulan sebagai supir rumah tangga. Baru sekitar 8 bulan lah.. tadinya saya narik taksi, terus ketemu sama bapak di taksi ZA lahir pada tahun 1994 di Sumatera. Kehidupan ekonomi Subjek III tergolong ekonomi menengah kebawah, pendidikan terakhirnya adalah SMA, setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, Subjek III langsung bekerja sebagai sales di PT. Putra Jaya Abadi. Ia mengaku

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS) 131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan

Lebih terperinci

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) BAB II A. PROFIL INFORMAN 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau) WE adalah mahasiswa perempuan asal Riau. WE menempuh pendidikannya di kota Yogyakarta sejak tahun 2013. WE memilih berkuliah

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA : Hj. Cucu Zainabun Yusuf, S.Pd.,M.Pd : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mancak 1. Menurut ibu BK itu apa? Jawab: BK itu tempat untuk mengatasi permasalahan dari siswa-siswi,

Lebih terperinci

Disusun oleh Lusi Nurfaridah

Disusun oleh Lusi Nurfaridah Analisis Pengembangan Potensi Siswa SD dan Upaya Bimbingan dan Konseling di SD Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Disusun oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden

Lebih terperinci

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal.

Eh, maaf ga sengaja, gue lagi buru-buru. Loe ga papa? tanya Joe menyesal. Saat kamu merasakan cinta terhadap seseorang tapi tidak bisa memberitahunya, apa yang akan kamu lakukan? Terus diam atau memberanikan diri untuk mengungkapkannya? Lita memilih untuk diam, karena dia pikir

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari kampus ini rasanya aku nemu keluarga kedua. Aku punya temen

Lebih terperinci

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan : PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM STUDI KUALITATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT 2009 Informan : Ibu rumah tangga No.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan

Lebih terperinci

PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak

PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK. 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak PERTANYAAN WAWANCARA KELUARGA HARMONIS DAN TIDAK HARMONIS 1) Bagaimana pendapat anda mengenai komunikasi antara orang tua dan anak didalam keluarga? 2) Apakah anda sering berkomunikasi dengan keluarga?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2014 pasal 17 ayat 3b menyatakan bahwa mahasiswa yang mengambil program sarjana

Lebih terperinci

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti abang nya bingung nih kakak bawa cewek lain lagi Iyalah

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih selama dua bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir pada awal bulan

Lebih terperinci

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve Elle Ugh. Panas banget sih pagi ini. Apa matahari dan alam nggak bisa lebih bersahabat dikit? Tega banget manggang gue pagi-pagi begini. Oh iya.

Lebih terperinci

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A)

Lampiran 4. Verbatim Subjek 2. Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 PENELITI (P) SUBJEK2 (A) 142 Lampiran 4 Verbatim Subjek 2 Subjek 2 : Waktu Wawancara : Rabu, 26 Maret 2014 ENELITI () SUBJEK2 () Kode Verbatim Koding Bagaimana pekerjaan kamu? Ya begitu aja sih, Cuma akhir bulan katanya mau ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas

Lebih terperinci

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36 Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hal ini dapat terwujud dengan adanya partisipasi dan dukungan perangkat yang baik. Salah satu perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi, dari kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan perempuan tetapi lebih dari itu

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi.

BAB V PENUTUP. orang lain, memiliki otonomi, dapat menguasai lingkungan, memiliki. tujuan dalam hidup serta memiliki pertumbuhan pribadi. 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Psychological Well Being merupakan evaluasi individu terhadap kepuasan hidup dirinya dimana di dalamnya terdapat penerimaan diri, baik kekuatan dan kelemahannya, memiliki

Lebih terperinci

Keindahan Seni Pendatang Baru

Keindahan Seni Pendatang Baru Pendatang Baru Hari ini adalah hari pertama Fandi masuk ke kampus. Karena dia baru pulang dari Aussie, setelah tiga tahun menetap dan sekolah disana, bersama dengan keluarganya. Orangtuanya telah mendaftarkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal BAB II PROFIL INFORMAN Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan tentang alasan apa saja yang mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal pasangan mahasiswa yang hamil diluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia adalah unik. Hal ini terjadi karena manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda, baik secara budaya, latar belakang pendidikan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 1 LAMPIRAN 2 I. Identitas Pribadi Subjek 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Agama 4. Suku Bangsa Pedoman Wawancara Lampiran 1: Pedoman Wawancara II. Gambaran Pribadi Subjek 1. Masa Kecil Subjek (Prob: Peristiwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dari bagian awal penelitian ini dijelaskan mengenai pembahasan yang hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu mengenai gambaran psychological wellbeling pada pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda? LAMPIRAN 59 PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana perasaaan anda ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 2. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anda sedang hamil? 3. Pernahkah anda melakukan

Lebih terperinci

mati cepet-cepet. Aku sih pengin ngerasain jadi kakekkakek. Nah kalo gitu, nanti pas aku jadi kakek berarti kamu yang jadi neneknya dong? Kan namanya

mati cepet-cepet. Aku sih pengin ngerasain jadi kakekkakek. Nah kalo gitu, nanti pas aku jadi kakek berarti kamu yang jadi neneknya dong? Kan namanya KESAN PERTAMA `Tadinya sub-judul ini mau aku kasih judul Pandangan Pertama biar lebih soswit kaya FTV dan lebih bikin merinding kaya judul lagu. Tapi eh tapi, aku sendiri lupa sama peristiwa pandangan

Lebih terperinci

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar? Setting: Di suatu hari yang cerah beberapa hari setelah dilakukannya implementasi oleh perawat Evita mengenai senam kaki dan edukasi mengenai terapi diet bagi sekelompok masyarakat yang menderita DM. Maka

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta 90 PEDOMAN WAWANCARA Calon Peserta Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota Medan Tahun 2016 I. Identitas Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) 1. Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pelanggan 2. Apakah semua pelanggan yang datang diperlakukan yang

Lebih terperinci

57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

57 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 57 58 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERIAHUAN AWAL FAKULAS PSIKOLOGI UNIVERSIAS INDONUSA ESA UNGGUL AKARA erima kasih telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian saya mengenai gambaran coping

Lebih terperinci

DATA FOTO. Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam. Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen

DATA FOTO. Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam. Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen DATA FOTO Foto Pasangan Pertama Fanny Tionghoa Kristen dan Rizky Jawa Islam Foto Pasangan Kedua Dana Jawa Islam dan Anggi Tionghoa Kristen Foto Pasangan Ketiga Fiskalia Jawa Kristen dan David Tionghoa

Lebih terperinci

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Pemahaman pernikahan

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Pemahaman pernikahan 58 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA 1. Pemahaman pernikahan a. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pernikahan? b. Menurut Bapak/Ibu, pada usia berapakah seseorang dikatakan siap untuk menikah? c. Menurut Bapak/Ibu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan sosial ini terbagi atas

Lebih terperinci

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.

Lebih terperinci

1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi).

1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi). LEMBAR WAWANCARA STUDI EVALUASI KUALITAS ELEMEN PENDUKUNG TAMAN PADA TAMAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA Hari/Tanggal/Bulan : Resi Hari Murti Adjie

Lebih terperinci

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa SD kelas IV hingga VI umumnya berada pada masa kanakkanak akhir yang berusia 6-12 tahun. Masa kanak-kanak akhir merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan pondok modern (khalafi). Sistem pendidikan pondok pesantren modern

Lebih terperinci

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) I. Arga ( tentang Dia dan Dia ) Dia indah, dia cantik. Bagiku dia penghuni taman hatiku. Namanya Andin. Buatku melihatnya tertawa, melihat dia tak terbebani itu bahagiaku. Andini Soebagio, perempuan cantik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Pada saat penelitian, peneliti melakukan persiapan dengan menggunakan alat ukur observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Lembar Identitas Informan Penelitian

Lembar Identitas Informan Penelitian 253 Lembar Identitas Informan Penelitian Nama : Gerry Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMU Pekerjaan : Sales Promotion Boys Rokok Bandung, Juni 2010 Informan Penelitian Nama: Gerry 254 PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

Loyalitas Tanpa Batas

Loyalitas Tanpa Batas Loyalitas Tanpa Batas Cintailah perusahaan dimana kamu bekerja meski tidak membuat mu kaya, tetapi dapat memberikan kehidupan. Itulah sepenggal kata yang dapat saya simpulkan setelah mendengar, merangkum,

Lebih terperinci

Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang. laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut

Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang. laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut Ada sebuah kisah yang akan saya ceritakan tentang 2 orang laki laki yang punya karakter yang berbeda. Berikut ceritanya : LELAKI PERTAMA Suatu saat saya pernah berjumpa dengan beberapa lelaki yang curhat.

Lebih terperinci

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali. Sesampainya dirumah, Ilham bergegas menghidupkan komputer dan langsung mengirimkan pesan kepada orang yang memberinya note sesuai dengan isi notenya, bahwa Ilham harus mengirimkan pesan setelah menerima

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Kajian Kasus Siswa SD dan Pengembangan Layanan Bimbingan dan Konseling di SD Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd. Disusun

Lebih terperinci

SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA

SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA SEKENARIO BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA Pemeran Ibu Fitri () (Ibu ) (Bapak ) (Adik ) : Trivia Safitri G : Sifa Fauziah : Wina Artiantini : Meiriska Rusnia F : Leni Aelani M SINOPSIS adalah seorang siswi

Lebih terperinci

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya

CATATAN KECIL MASA SEKOLAH. dan cerita-cerita lainnya CATATAN KECIL MASA SEKOLAH dan cerita-cerita lainnya Isi Buku PENGANTAR THE LOVE BETWEEN ME AND MY BEST FRIEND SAHABAT MASA KECIL PERTEMUAN DI KEDAI PERJALANAN PERKENALAN SINGKAT BELUM ADA JUDUL 5CM HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah berhenti berubah. Semenjak pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai self esteem pada wanita yang menderita infertilitas, maka peneliti dapat menyimpulkan

Lebih terperinci

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu? Lampiran 1 Kerangka Wawancara Anamnesa Dimensi Cohesion Separateness/Togetherness 1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membantu perkembangan negara Indonesia. Melalui bidang pendidikan, Indonesia dapat mencetak sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Homoseksual adalah orang yang konsisten tertarik secara seksual, romantik, dan afektif terhadap orang yang memiliki jenis kelamin sama dengan mereka (Papalia,

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1 PEDOMAN OBSERVASI a. Kesan umum subjek. b. Perilaku yang sering muncul saat proses wawancara. c. Media subjek dalam berkomunikasi dengan pacarnya. d. Ekspresi wajah subjek saat diwawancarai dan saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Karakteristik Informan Dari hasil wawancara mendalam, pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah informan. Informan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

Lebih terperinci

: Dina Simbolon. Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, WIB. P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan?

: Dina Simbolon. Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, WIB. P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan? Informan 1 : Nama : Dina Simbolon Umur : 53 Tahun Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, 16.12 WIB P : Coba perkenalkan diri Ibu? I : Nama Ibu Dina Simbolon, asal ibu dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 113 LAMPIRAN Pedoman Wawancara 114 Tujuan penelitian: - untuk mengetahui alasan siswa menggunakan jejaring sosial Ask.Fm. - untuk mengetahui keterbukaan diri siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm. 1 Apa

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai

Lebih terperinci

Bab 1. Awal Perjuangan

Bab 1. Awal Perjuangan Bab 1 Awal Perjuangan Ivan adalah nama dari seorang anak yang memiliki cita-cita sekolah karena keterbatasan biaya Ivan harus membantu kedua orang tuanya ayah yang bekerja sebagai pemulung sampah dan ibu

Lebih terperinci

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!..

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!.. INVESTOR MINDSET FOR LIVING!.. Halo Sobat Trader FormulaBinary.com.. Hari ini saya mau SHARE tentang GIMANA SIH Cara untuk BERTUMBUH dan BERTUMBUH Dan TERHINDAR dari KESERAKAHAN Dalam INVESTASI?.. Nah

Lebih terperinci

Karya Asli YW. Tukar Pikiran

Karya Asli YW. Tukar Pikiran Karya Asli YW Tukar Pikiran Buku 1 imuiman.net Mendamba Kakak Cowok Ingin Kakak Cowok "Ver, kita sahabatan udah lama kan, ya..." "Hah? Maksud lo?" "Lagi jomblo, nih..." "Hah? Apa bisa kasih statement bernilai

Lebih terperinci

Informan S1 S2 S3 S4 S5

Informan S1 S2 S3 S4 S5 89 C. Deskripsi Hasil Penelitian dalam Bentuk Table. Tabel.6 Identitas Informan Informan S1 S2 S3 S4 S5 Nama Martini Hj. Zubaidah Maria Theresia Sriwahyuni Yustina Ekowati, S.Pd Agnes Efitiani Usia 46

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA INFORMAN 1 1. Bagaimana kondisi keluarga Anda (responden)? Kondisi keluargaku sangat harmonis, walaupun bapak sudah tidak ada tapi aku punya mamak yang luar biasa dan abang-kakakku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa termasuk di dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Pada masa itu umumnya merupakan masa transisi. Mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing,

Lebih terperinci

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG A. Profil Responden Tenaga kerja wanita di Desa Tembong Kec. Carita sangatlah banyak, istri yang pergi ke

Lebih terperinci

It s a long story Part I

It s a long story Part I It s a long story Part I #throwback MFR. Mantan terakhirku di zaman smp dulu. Semasa aku dan kamu mempunyai status, orang orang di sekolah bilang pasangan paling sweet satu sekolah. Bagaimana aku dan kamu

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Batavia Alumindo Industri merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo Industri

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN MASALAH BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama

Lebih terperinci

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. SAHABAT JADI CINTA Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Hey.!!! lagi ngapain ucap seseorang itu sambil menepuk pundakku. Saat ku menoleh

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Nama : TTL : Tempat Tinggal : Usia : Agama : Suku : Pekerjaan : Anak : Lama tinggal bersama mertua : Usia Pernikahan :

PEDOMAN WAWANCARA. Nama : TTL : Tempat Tinggal : Usia : Agama : Suku : Pekerjaan : Anak : Lama tinggal bersama mertua : Usia Pernikahan : PEDOMAN WAWANCARA Nama : TTL : Tempat Tinggal : Usia : Agama : Suku : Pekerjaan : Anak : Lama tinggal bersama mertua : Usia Pernikahan : Pertanyaan umum: 1. Apakah anda sebelum menikah sudah mengetahui

Lebih terperinci

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : WIDYA YULI SANTININGTYAS F100.050.270 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

"BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO S1TI-07

BOLA DAN CINTA TRI ISTANTO S1TI-07 "BOLA DAN CINTA" TRI ISTANTO 09.11.3028 09-S1TI-07 email : triistanto@yahoo.co.id Copyright tristanreds 2011 All Right Reserved RESENSI Bola dan Cinta adalah sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga pada umumnya terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu, serta anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga pada umumnya terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu, serta anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga pada umumnya terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu, serta anakanak baik laki-laki maupun perempuan. (Dagun dalam Mumtahinnah, 2012) berpendapat

Lebih terperinci

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan LAMIRAN 49 50 51 52 Lampiran 3. edoman Wawancara 1. Identitas ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 2. Identitas uami ubjek a. Nama b. Usia c. endidikan d. ekerjaan 3. Hubungan ubjek dengan uami

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data dan dalam pelaksanaannya akan dilakukan wawancara yang mendalam dan terstruktur guna mendapatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial Klien Nama Mahasiswa : Ny. S (69 tahun) : Sinta Dewi Status Interaksi M-K : Pertemuan, ke-2,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Ketiga subjek merupakan pasangan yang menikah remaja. Subjek 1 menikah pada usia 19 tahun dan 18 tahun. Subjek 2 dan 3 menikah di usia 21 tahun dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN

PERANCANGAN FILM KARTUN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PEDOMAN OBSERVASI Hari / Tanggal : Waktu : No Aspek yang diamati Keterangan 1. Lokasi 2. Latar belakang mahasiswa 3. Rutinitas sehari-hari mahasiswa 4. Kondisi sosial dan ekonomi 5.

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara INFORMAN 1 Karakteristik pasien 1. Nama : ST 2. Alamat : Dusun Ujung Teran 3. Usia : 31 tahun 4. Jenis kelamin : Laki-laki 5. Suku : Batak 6. Pendidikan : SMA 7. Pendapatan : 2.000.000/bulan 8. Masa perawatan

Lebih terperinci