BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat) modern berkembang paling pesat di negeri-negeri yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dilihat dari sejarahnya, ilmu dan praktek PR (public relations atau hubungan masyarakat) modern berkembang paling pesat di negeri-negeri yang menganut sistem demokrasi, salah satunya adalah Indonesia. 1 Menurut Cutlip, Center dan Broom, hubungan masyarakat adalah suatu fungsi manajemen yang memahami atau mengetahui, keberadaan dan menegaskan hubungan bersama di antara organisasi dengan berbagai publiknya yang menentukan keberhasilan dan kegagalan organisasi itu. Humas memiliki peran penting dalam suatu organisasi, baik itu organisasi komersial maupun organisasi non komersial mengingat Humas merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab menjalin hubungan baik antara organisasi dengan publiknya sehingga ia menjadi representasi organisasi dan sistem peringatan dini bagi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam suatu organisasi. 1 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia) Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Hal 1

2 Perbedaan mendasar antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum. Selain pelayanan umum, melakukan edukasi terhadap masyarakat agar tercipta sebuah keadaan yang kondusif untuk menjalankan program pemerintah merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab humas pemerintah. Kegiatan edukasi yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah edukasi tentang pentingnya mengapresiasi produk-produk dalam negeri. Karena saat ini sudah banyak fakta yang menunjukan bahwa apresiasi masyarakat terhadap produk dalam negeri masih kurang baik, disamping itu humas pemerintah juga harus meluruskan persepsi masyarakat Indonesia yang terkadang masih menganggap bahwa produk yang berkualitas adalah produk impor. Kondisi tersebut diperkuat oleh Jajak pendapat yang dilakukan sebuah majalah mingguan nasional akhir Desember 2009 lalu yang menemukan bukti, sebanyak 78% responden menganggap kualitas barang-barang impor lebih baik dibandingkan barang lokal sejenis. Mereka juga menganggap, produk impor lebih bergengsi daripada produk dalam negeri. Kesimpulan

3 yang salah kaprah ini tentu makin memperparah daya saing produk lokal di tingkat nasional maupun global. 2 Implementasi perjanjian ACFTA pada tahun 2010 juga memicu semakin terpuruknya produk dalam negeri karena serbuan produk impor. Bahkan meski tak selalu berbanding lurus dengan kualitas, komoditas asal luar negeri itu selalu mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat. Bahtiar (33), penjual buah di pojok jalan Tanah Abang I Jakarta misalnya, mengakui banyak pelanggannya membeli apel New Zealand hanya karena buah itu berasal dari luar negeri. Ia tidak tahu apakah itu karena gengsi atau sebab lain, tapi para pembeli sepertinya tidak peduli meskipun dijelaskan apel Malang juga memiliki kualitas baik seperti laiknya apel impor. 3 Itulah gambaran nyata, bagaimana masyarakat sulit melepaskan diri dari produk luar negeri. Demam impor minded sudah menyebar luas di masyarkat Indonesia. Banyak yang menganggap produk impor lebih prestisius dan bergengsi. Anggapan inilah yang akhirnya mendorong masyarakat gandrung membeli produk impor, dan sebaliknya memandang sebelah mata barang-barang produksi lokal. 2 3 Hadi Suprapto. Jajak pendapat, diakses pada tanggal 10 Mei 2012 dari Ayu Lestari. Produk Indonesia Ironis, diakses pada tanggal 20 Desember 2010 dari

4 Kenyataan bahwa produk impor lebih dipercaya dan diminati oleh masyarakat merupakan hal yang ironis mengingat Indonesia merupakan Negara besar dengan sumber daya alam yang melimpah, pasar yang sangat menjanjikan dan produk dalam negeri yang beranekaragam. Bahkan produk kreatif Indonesia bisa lebih baik daripada produk serupa dari China. Orisinalitas, keragaman, eksklusifitas (bukan produk masal) adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk Indonesia. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh produk Indonesia seharusnya masyarakat Indonesia bangga dan bisa mengapresiasi produk buatan dalam negeri. Beberapa fakta di atas memberikan pengaruh yang besar bagi Indonesia tetapi masyarakat Indonesia tidak menyadari akan hal itu. Dampak negatifnya pun telah dirasakan bagi semua bidang, apalagi dibidang perdagangan. Sebagai lembaga Negara yang bertanggung jawab atas kondisi perdagangan di Indonesia maka Kementerian perdagangan melalui pusat Humasnya mencanangkan suatu upaya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengapresiasi dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Tahun 2010 menjadi tahun terpenting dalam kegiatan edukasi ini, karena pada pada saat itulah impelementasi perjanjian ACFTA dimulai dan kegiatan edukasi ini gencar dilakukan oleh Kementerian Perdagangan sebagai antisipasi dampak negatif perjanjian tersebut.

5 Upaya yang dilakukan oleh Humas Kementerian Perdagangan dimulai dari kampanye Aku Cinta Indonesia, seminar di kampus-kampus, berdialog dengan para pelajar, mengadakan pameran produk-produk Indonesia, pencanangan penggunaan sepatu Indonesia dan publikasi di media. Upaya ini dicanangkan, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, mencapai 230 juta jiwa. Hal tersebut merupakan suatu kekuatan pasar yang luar biasa jika digunakan untuk menyerap produk dalam negeri. Di teliti secara demografis, terdapat sekitar 50% penduduk Indonesia berumur di bawah 29 tahun, di mana pada fase umur ini tergolong angkatan muda dengan tingkat frekuensi daya beli yang tinggi. 4 Dengan adanya peningkatan penggunaan produk dalam negeri dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan industri dan usaha mikro, kecil dan menengah dalam negeri. Sehingga produk Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. peningkatan konsumsi produk lokal juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang melemah akibat anjloknya ekspor selama krisis global terjadi. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Humas ini menarik untuk diteliti karena mengedukasi masyarakat agar meningkatkan penggunaan produk dalam negeri bukanlah perkara mudah bahkan untuk lembaga yang mempunyai wewenang dan akses luas untuk melaksanakan kegiatannya 4 Booklet Aku Cinta Indonesia yang diterbitkan oleh pusat Humas Kementerian Perdagangan. Hal 4

6 seperti Kementerian Perdagangan. Selain itu amat disayangkan jika produk Indonesia yang kualitasnya tidak kalah dengan produk-produk impor menjadi anak tiri di negeri sendiri karena kurangnya apresiasi dan penghargaan terhadap produk dalam negeri oleh masyarakat Indonesia. Momentum ini juga bisa dijadikan oleh Humas sebagai kesempatan untuk memperlihatkan kontribusi nyatanya dalam membantu organisasi menghadapi tantangan. Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai referensi tambahan yang berguna bagi Humas Kementerian Perdagangan dalam membuat program atau kegiatan edukasi yang lebih baik kedepannya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan tentang latar belakang masalah penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana upaya humas Kementerian Perdagangan dalam mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri (Periode Januari 2010 Maret 2011)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya humas Kementerian Perdagangan dalam mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

7 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Akademis 1. Sebagai bentuk pengembangan dari teori komunikasi yang telah dipelajari, yang nantinya dapat dipergunakan untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi dibidang Humas pemerintah, mengenai upaya mengedukasi masyarakat. 2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa fakultas komunikasi yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang serupa Keguanaan Praktis Bagi pihak Kementerian Perdagangan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan untuk mengevaluasi, melengkapi, dan memperbaiki apa saja yang telah dilakukan terutama dalam melakukan edukasi masyarakat agar meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.