PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang,"

Transkripsi

1 PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) Oleh : Dewi Agustina I34728 Dosen Pembimbing : Ratri Virianita, S.Sos, M.Si Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 211

2 PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) Oleh: Dewi Agustina I34728 SKRIPSI Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 211

3 ABSTRACT The research are to describe the perception and the motivation in Posdaya Mandiri Terpadu, to analyze the correlation between internal factors and external factors with the perception of participant in Posdaya Mandiri Terpadu, and to analyze the correlation between perception and motivation of participant in Posdaya Mandiri Terpadu. This research use quantitative approach. Quantitative approach research is supported by quantitative and qualitative data. The result of this show that almost all participant positive perception except one participant who think negatively to all the training. The result of this research indicate that there is no correlation between internal factors (individual characteristics) and perception of participant in Posdaya, except in participant experience and their s knowledge. The external factors which is environment of the neighbor and family, also have correlation with perception of participant in Posdaya, except environment of the Posdaya. The conclusion show there is no correlation between perception of participant and motivation of participant in Posdaya. Keywords: posdaya, perception, motivation of participant, factors internal (individual characteristics, knowledge, and experience), factors external.

4 RINGKASAN DEWI AGUSTINA. I PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) : Kasus Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. (Dibawah bimbingan RATRI VIRIANITA, S.Sos, M.Si). Pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun sangat pesat setiap tahunnya. Peningkatan penduduk yang terus bertambah membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kematian ibu hamil, kematian bayi dan anak, penyebaran penyakit menular, dan gizi anak yang buruk. Setiap masalah ini akan berdampak pada mutu manusia yang rendah dan putus sekolah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membentuk Posdaya pada setiap daerah yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan. Posdaya berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dan pemberdayaan agar kesejahteraan keluarga meningkat sehingga diperlukan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Posdaya. Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Kemauan dipengaruhi oleh persepsi dan motivasi masyarakat dalam melaksanakan program. Jika masyarakat memiliki persepsi yang positif maka, masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam program Posdaya jika tujuan program Posdaya menguntungkan bagi mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu; 2) menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu; 3) menganalisis hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu. Penelitian ini adalah penelitian explanatory yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi anggota Posdaya terhadap program Posdaya dengan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya dalam pelaksanaan program Posdaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan didukung data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya tergolong positif tetapi jika dilihat pada setiap program Posdaya, terdapat beberapa peserta Posdaya yang memiliki persepsi negatif terhadap program pelatihan tersebut. Persepsi peserta Posdaya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini mencakup jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, status dalam Posdaya, pengetahuan, dan pengalaman. Faktor internal yang tidak menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, dan status dalam Posdaya. Pengetahuan peserta Posdaya menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya, yaitu program

5 posyandu, pelatihan menyulam, Posdaya itu sendiri. Pengalaman peserta Posdaya juga menunjukkan hubungan nyata terhadap program Posdaya, yaitu program PAUD, pelatihan menyulam, pelatihan daur ulang, dan pelatihan pupuk kompos. Faktor eksternal peserta Posdaya, yaitu lingkungan tetangga menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya terhadap program pelatihan pengolahan ubi dan keseluruhan program sedangkan lingkungan keluarga menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya terhadap program posyandu, PAUD, pelatihan pupuk kompos dan keseluruhan program. Lingkungan pengurus Posdaya tidak memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya, kecuali persepsi peserta Posdaya terhadap program PAUD dan pelatihan pupuk kompos. Persepsi peserta Posdaya tidak menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi berperan serta dan motivasi melaksanakan peserta Posdaya. Persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya dan program pelatihan pengolahan ubi menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi melaksanakan sedangkan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi mengevaluasi peserta Posdaya tetapi sebagian besar persepsi peserta tidak menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi merencanakan dan motivasi mengevaluasi.

6 FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul Studi : Persepsi dan Motivasi Berperanserta dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) Nama Mahasiswa : Dewi Agustina Nomor Siswa : I34728 Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Dapat diterima sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ratri Virianita, S.Sos, M.Si NIP Mengetahui, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS. NIP Tanggal Pengesahan :

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (KASUS: PESERTA POSDAYA MANDIRI TERPADU, DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR) BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH Bogor, Februari 211 Dewi Agustina I34728

8 ii RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Dewi Agustina yang dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal 2 Agustus Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, berasal dari pasangan Syarmin Panai dan Siti Amaniah. Penulis memiliki dua kakak laki-laki yang bernama M. Yuliansyah Arief Satriawan dan Doddy Hermanto. Penulis bertempat tinggal di Bandung tetapi sebelumnya pernah bertempat tinggal di Sidoarjo dan Medan. Penulis menamatkan pendidikannya di TK Dewi Kania tahun 1995, SDN Rancabolang III tahun 21, SLTP Negeri 28 Bandung tahun 24 dan SMA Negeri 26 Bandung tahun 27. Setelah itu pada bulan Juli 27 diterima di Departeman Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti pendidikan formal, penulis pernah mengikuti berbagai macam organisasi, kepanitiaan, dan berbagai perlombaan pada tingkat sekolah dan perguruan tinggi. Adapun organisasi yang penulis ikuti di masa sekolah adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai anggota sekbid II dan ekstrakulikuler teater. Selain itu penulis juga terpilih sebagai perwakilan SMA untuk mengikuti Olimpiade Kimia Se-Bandung Raya. Pada masa kuliah, adapun kegiatan yang diikuti oleh penulis yaitu menjadi asisten dosen Dasar-Dasar Komunikasi, asisten dosen Pengantar Ilmu Kependudukan, HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) sebagai divisi Advertising and Multimedia tahun 21, PAMAUNG (Paguyuban Mahasiswa Bandung) sebagai divisi Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 28 dan bendahara tahun 29, divisi konsumsi pada acara Suksesi Pamaung 28, divisi ketertiban pada acara Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen tahun 29.

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Persepsi dan Motivasi Berperanserta Dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu di RW 1, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya. Dengan melihat hubungan antara persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya dengan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak bersangkutan yang berkaitan dengan persepsi dan motivasi berperanserta, yaitu bagi akademisi terutama penulis, pihak P2SDM, dan masyarakat. Bogor, Februari 211 Dewi Agustina

10 UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga skripsi dengan judul Persepsi dan Motivasi Berperanserta Dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) ini berhasil diselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan, dorongan, semangat dan dukungan dari beberapa pihak baik secara langsung atau secara tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, karena tanpa bantuan dan dukungan dari mereka, mungkin penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ratri Virianita, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing atas kesabarannya membimbing, berdiskusi, memberikan saran, dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku dosen penguji utama dan Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku dosen penguji wakil departamen yang telah memberikan kritik dan sarannya dalam penulisan skripsi ini. 3. Kedua orangtua, Syarmin Panai dan Siti Amaniah serta kedua kakak lakilaki penulis, M. Yuliansyah Arief Satriawan dan Doddy Hermanto, tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis, terutama kepada mama yang selalu memberikan motivasi dan selalu mendengarkan keluh kesah penulis. 4. Arief Aditya Hutama dan keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Intan, Tita, Eka, Aris, Threza, Dian, Akira, Mbak Puput, Mas Krido, Putri, Ijot, dan Sendy yang selau memberikan semangat. 6. Teman-teman seperjuangan akselerasi yang saling memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi. 7. Keluarga besar SKPM 44 atas perhatian, kasih sayang dan kebersamaannya sampai saat ini. Semoga kita sukses di masa depan. 8. Pengurus Posdaya Mandiri Terpadu dan masyarakat Desa Cikarawang RW Pihak P2SDM yang selalu memberikan informasi terkait dengan Posdaya. 1. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu terselsaikannya skripsi ini. Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini belum dapat disusun secara sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan, semoga penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Februari 211 Penulis

11 xi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan Penelitian... 5 BAB II PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Pemberdayaan Persepsi Motivasi Berperanserta Kerangka Pemikiran Hipotesis Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengambilan Sampel Jenis dan Sumber Data Pengolahan dan Analisis Data... 3 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Desa Letak Geografis dan Keadaaan Alam Keadaan Penduduk Sarana dan Prasarana Gambaran Umum Posdaya Mandiri Terpadu Sejarah Berdirinya Posdaya Struktur Organisasi Posdaya Bidang Pendidikan... 38

12 xii Bidang Kesehatan Bidang Ekonomi Bidang Lingkungan BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN Faktor Internal Responden Penelitian Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Pekerjaan Tingkat Pendapatan Status dalam Posdaya Pengetahuan Responden Tentang Posdaya Pengalaman Responden dalam Mengikuti Kegiatan di Desa Cikarawang Faktor Eksternal Lingkungan Tetangga Lingkungan Keluarga Lingkungan Pengurus Posdaya BAB VI PERSEPSI PESERTA POSDAYA TERHADAP PROGRAM POSDAYA Persepsi Peserta Posdaya Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Posdaya Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Posyandu Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Menyulam Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Daur Ulang Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Pengolahan Ubi Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Pupuk Kompos Persespsi Responden Menurut Faktor Internal dan Faktor Eksternal Peserta Posdaya Persepsi Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal... 83

13 xiii Persepsi Peserta Posdaya Menurut Faktor Eksternal... 1 BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA PADA POSDAYA Gambaran Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Posdaya Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal dan Eksternal Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Eksternal BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Merencanakan Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Melaksanakan Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Mengevaluasi BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 xiv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Penduduk Indonesia Tahun Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cikarawang, Tahun Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Cikarawang, Tahun Tabel 4. Uraian Persepsi Peserta Posdaya terhadap Posdaya beserta Program Posdaya Tabel 5. Uraian Persepsi Peserta Posdaya terhadap Posdaya beserta Program Posdaya Tabel 6. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Jenis Kelamin Tabel 7. Nilai Korelasi Antara Jenis Kelamin dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 8. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 9. Nilai Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 1. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Status Pekerjaan Tabel 11. Nilai Korelasi Antara Status Pekerjaan dengan Persepsi Peserta Posdaya... 9 Tabel 12. Persepsi Peserta Posdaya Responden Menurut Pendapatan Tabel 13. Nilai Korelasi Antara Pendapatan dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 14. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Status dalam Posdaya Tabel 15. Nilai Korelasi Antara Status dalam Posdaya dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 16. Persepsi Peserta Posdaya menurut Pengetahuan Tabel 17. Nilai Korelasi Antara Pengetahuan dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 18. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Pengalaman Tabel 19. Nilai Korelasi Antara Pengalaman dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 2. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Tetangga Tabel 21. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Tetangga dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 22. Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Lingkungan Keluarga Tabel 23. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Keluarga dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 24. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Pengurus Posdaya Tabel 25. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Pengurus Posdaya dengan Persepsi Peserta Posdaya Tabel 26. Gambaran Umum Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Program Posdaya Tabel 27. Uraian Responden yang Memiliki Motivasi Rendah Tabel 28. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

15 Jenis Kelamin Tabel 29. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 3. Uraian Responden yang Memiliki Motivasi Tinggi Tabel 31. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Status Pekerjaan Tabel 32. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Pendapatan Tabel 33. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Status dalam Posdaya Tabel 34. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Responden Menurut Pengetahuan Tabel 35. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Pengalaman Tabel 36. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Tetangga Tabel 37. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Keluarga Tabel 38. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Pengurus Posdaya Tabel 39. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta Tabel 4. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta Tabel 41. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Merencanakan Tabel 42. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Merencanakan Tabel 43. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Melaksanakan Tabel 44. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Melaksanakan Tabel 45. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Mengevaluasi Tabel 46. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Mengevaluasi xv

16 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Persepsi dan Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Gambar 3. PAUD Teratai Gambar 4. Penimbangan Balita pada Posyandu... 4 Gambar 5. Penyuluhan dari Dinas tentang Posbindu Lansia Mandiri Terpadu... 4 Gambar 6. Pelatihan Menyulam Gambar 7. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik Gambar 8. Alat Pengolahan Ubi dan Tepung Ubi Gambar 9. Jambu Kristal di Pekarangan Rumah Penduduk Gambar 1. Koperasi Posdaya Mandiri Terpadu Gambar 11. Pupuk Kompos dan tempat Pembuatan Pupuk Kompos Gambar 12. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 13. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 14. Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Gambar 15. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 5 Gambar 16. Persentase Responden Berdasarkan Status dalam Posdaya Gambar 17. Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Posdaya Gambar 18. Persentase Responden yang Pernah Mengikuti Pelatihan Gambar 19. Persentase Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Rapat atau Diskusi Gambar 2. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Tetangga Gambar 21. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Keluarga Gambar 22. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Pengurus Posdaya Gambar 23. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Evaluasi Gambar 24. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Potensi Gambar 25. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Aktivitas... 6 Gambar 26. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Evaluasi Gambar 27. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Potensi Gambar 28. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Aktivitas Gambar 29. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap PAUD dalam Dimensi Evaluasi Gambar 3. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

17 xvii PAUD dalam Dimensi Potensi Gambar 31. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap PAUD dalam Dimensi Aktivitas Gambar 32. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Evaluasi Gambar 33. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Potensi Gambar 34. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Aktivitas... 7 Gambar 35. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Evaluasi Gambar 36. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Potensi Gambar 37. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Aktivitas Gambar 38. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Evaluasi Gambar 39. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Potensi Gambar 4. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Aktivitas Gambar 41. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Evaluasi Gambar 42. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Potensi... 8 Gambar 43. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Aktivitas Gambar 44. Skala Diferensial Semantik Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Posdaya dan Program Posdaya... 83

18 xviii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Posdaya Mandiri Terpadu Lampiran 2. Hasil Uji Statistik Chi-Square

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat dari catatan Sensus Penduduk (SP) yang diperoleh dari tahun 193 hingga tahun Pada Tabel 1, ditunjukkan data penduduk Indonesia dari tahun 193 sampai 25, dimana pada setiap pelaksanaan sensus, yaitu 1 tahun sekali penduduk Indonesia selalu meningkat. Menurut Suyono dan Rohadi (27), peningkatan penduduk yang terus bertambah membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kematian ibu hamil, kematian bayi dan anak, penyebaran penyakit menular, dan gizi anak yang buruk. Setiap masalah tersebut akan berdampak pada mutu manusia yang rendah dan pemutusan sekolah. Hal ini mengakibatkan keluarga dan pemuda tidak dapat mempergunakan kesempatan yang terbuka dengan baik. Ketidakmampuan ini bukan karena keluarga dan pemuda tidak mahir serta terampil tetapi sukarnya mendapatkan modal. Oleh karena itu, Yayasan Damandiri yang dalam visi dan misinya memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan, meningkatkan inisiatif untuk memelopori dan menganjurkan pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga, yang disingkat Posdaya. Pembangunan manusia dan keluarga tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, namun memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat (Suyono dan Rohadi, 27). 1 Diakses dari pada tanggal 3 Desember 21.

20 2 Tabel 1. Data Penduduk Indonesia Tahun Provinsi Penduduk (Juta) Jawa dan Madura Sumatera Kalimantan Sulawesi Pulau lainnya Total Sumber: BPS, berbagai publikasi Menurut Suyono dan Rohadi (27), Posdaya adalah forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah, yaitu di tingkat RT, RW, dukuh atau dusun. Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat di tingkat akar rumput, baik di pedesaan maupun di perkotaan, yang menekankan kepada pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan. Melalui Posdaya, keluarga-keluarga sebagai anggota diarahkan untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dan bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga, terutama untuk memperluas cakupan dan meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan serta untuk mengembangkan kewirausahaan. Tujuan pemberdayaan adalah kemandirian, maka prioritas utama program yang ditawarkan adalah kesertaan seluruh keluarga yang bergabung dengan Posdaya dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi dan mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan keterampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup lebih sejahtera (Suyono dan Rohadi, 27). Dalam kenyataannya, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Posdaya itu sulit. Beberapa mahasiswa yang Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Posdaya, menyebutkan bahwa sulitnya mengubah perilaku dan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat tidak berpartisipasi secara penuh dalam

21 3 pelaksanaan program Posdaya. Selain itu tidak sedikit Posdaya yang sudah dibentuk di Indonesia, tidak dapat berkembang dengan baik karena partisipasi dari masyarakat yang kurang, terutama Posdaya yang dibentuk oleh mahasiswa yang sedang Kuliah Kerja Profesi (KKP) karena sebagian besar tidak ada keberlanjutannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Kemauan dipengaruhi oleh motivasi untuk ikut serta dalam program Posdaya. Menurut Uno (27) dalam Fibriana (29), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi lebih dekat pada kemauan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi dipengaruhi oleh persepsi positif dari masyarakat karena persepsi merupakan produk atau proses psikologi yang dialami seseorang setelah menerima stimuli yang mendorong tumbuhnya motivasi untuk memberikan respon melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Persepsi dapat berupa kesan, penafsiran atau penilaian berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dalam hubungan ini persepsi merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang pemahaman seseorang kaitannya dengan suatu objek, stimuli atau individu lainnya (Sudrajat, 23 dalam Yuwono, 26). Masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam program Posdaya jika tujuan program Posdaya menguntungkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika program-program Posdaya berhasil maka akan menciptakan keluarga yang mandiri dan sejahtera. Posdaya Mandiri Terpadu adalah salah satu Posdaya yang pembentukannya difasilitasi dan didampingi oleh P2SDM IPB. Posdaya Mandiri Terpadu berada di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Posdaya dibentuk di desa tersebut karena melihat potensi sumber daya alam yang tidak dapat dikembangkan dengan baik oleh masyarakat karena keterbatasan modal masyarakat dan pengetahuan masyarakat yang rendah. Berdasarkan data monografi Desa Cikarawang yang termasuk keluarga miskin berjumlah 777 KK. Kemiskinan terjadi disebabkan oleh pendidikan masyarakat yang rendah sehingga

22 4 lapangan kerja buat mereka sedikit dan kesejahteraan masyarakat menurun. Oleh karena itu, P2SDM membentuk suatu forum, yaitu Posdaya Mandiri Terpadu agar masyarakat dapat melakukan aktivitas dalam gerakan pembangunan secara bergotong royong dan bekerjasama dalam mewujudkan keluarga sejahtera. Cakupan sasaran masyarakat Posdaya Mandiri Terpadu adalah satu desa. Cakupan ini begitu luas sehingga dikhawatirkan tidak terjalin komunikasi yang baik antara pengurus Posdaya dengan masyarakat sehingga partisipasi masyarakat berkurang dalam pelaksanaan program Posdaya. Oleh karena itu, penelitian ini melihat persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dan menganalisis mengenai hubungan antara persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya Mandiri Terpadu dalam program Posdaya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini mengkaji hubungan antara persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam partisipasi melaksanakan program Posdaya. Kemudian secara spesifik penelitian ini memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan di bawah ini: 1. Bagaimana gambaran persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu? 2. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu? 3. Bagaimana hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu? 1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ialah: 1. Mendeskripsikan persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu.

23 5 2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu. 3. Menganalisis hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi: 1. Peneliti, dapat menerapkan teori-teori dan menambah pengetahuan tentang pengertian Posdaya, tujuan Posdaya, peranan Posdaya, program-program yang dilaksanakan oleh Posdaya, persepsi dan motivasi berperanserta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan suatu program. 2. Kalangan akademis, penelitian ini menjadi bahan kajian lebih lanjut dari segi teoritis maupun segi praktis mengenai persepsi dan motivasi berperanserta dalam suatu program. 3. Instansi yang terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai sumber penambah wawasan, terutama orang yang hendak meneliti tentang Posdaya atau KKP di Posdaya.

24 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Pengertian dan Peran Posdaya Menurut Muljono (21), Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan suatu forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan fungsi keluarga secara terpadu, utamanya fungsi agama atau Ketuhanan yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan. Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri khas bottom up program, yang mengusung kemandirian, dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal sebagai sumber segala solusi. Posdaya dikembangkan sebagai salah satu sarana meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang hanya bisa diharapkan melalui penguatan fungsi keluarga secara terpadu. Kini Posdaya terus menjangkau berbagai pelosok desa di tanah air. Banyak bupati atau walikota kini ramai-ramai mendorong anggota masyarakat untuk mendirikan dan mengembangkan Posdaya. Posdaya dapat dikembangkan di mana-mana, bahkan juga dalam lingkungan komunitas masjid. Tujuan pembentukan Posdaya adalah untuk menyegarkan modal sosial, seperti hidup bergotongroyong dalam masyarakat guna membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu serta membangun keluarga bahagia dan sejahtera. Selain itu, Posdaya juga ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu keluarga, agar dapat menjadi perekat sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai, dan memiliki dinamika yang tinggi. Bahkan program Posdaya itu

25 7 diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah terselenggarakannya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu (1) komitmen pada pimpinan dan sesepuh tingkat desa dan pedukuhan, kecamatan dan kabupaten, (2) pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB dan kesehatan, (3) fungsi pendidikan, (4) fungsi kewirausahaan, dan (5) fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono, 21). Ada empat jenis peran yang dilakukan oleh Posdaya. Pertama, jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud dapat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Kedua, jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut. Ketiga, jika pada suatu wilayah sudah terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik kuantitas maupun kualitasnya. Keempat, Posdaya juga berperan menjahit semua kegiatan/kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat berpayung bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya (Bachtiar, 21).

26 Program Posdaya Posdaya menekankan kepada pemberdayaan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan, dan kemiskinan dalam arti yang luas. Posdaya bertujuan untuk: a. Menyegarkan modal sosial seperti hidup bergotong royong dalam masyarakat untuk membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu dan membangun keluarga bahagia dan sejahtera. b. Ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat masyarakat sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi. c. Memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Empat bidang utama yang menjadi pokok aktifitas pemberdayaan masyarakat yang ditekuni oleh Posdaya yakni bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Keempat bidang ini selain menjadi penentu utama dalam penghitungan indeks pembangunan manusia, juga merupakan aktivitas sehari-hari yang sangat melekat dengan kebutuhan dasar manusia (Bachtiar, 21). Adapun penjelasan program Posdaya yang meliputi keempat bidang tersebut sebagai berikut: Program Bidang Kesehatan: Program kesehatan yang muncul pada Posdaya dapat dikategorikan pada dua keadaan, yaitu program lama dan program baru. Program lama adalah program yang sudah ada di wilayah bersangkutan sebelum hadirnya Posdaya. Perlakuan terhadap program jenis ini adalah menggairahkan kembali kegiatan yang sudah ada tersebut, meningkatkan kualitasnya dan keragaman layanan yang dapat diakses masyarakat melalui kegiatan tersebut. Sebagai contoh adalah Posyandu yang mati suri di beberapa wilayah menjadi semangat kembali, jadwal Posyandu kembali rutin, balita yang hadir meningkat jumlahnya, demikian pula kehadiran pihak Puskesmas dan bidan desa juga lebih rutin, bahkan pemberian makanan tambahan (PMT) lebih sering dilakukan. Program baru adalah aktifitas layanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat setelah hadirnya Posdaya.

27 9 Program Bidang Pendidikan: Hampir di setiap Posdaya binaan IPB terselenggara program PAUD. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya. PAUD telah terselenggara di sebagian besar Posdaya dengan segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya. Umumnya tempat belajar menggunakan bangunan/ruangan yang dapat diberdayakan sebagai ruangan kelas. Program Bidang Ekonomi/Kewirausahaan: banyak kreatifitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah masing-masing Posdaya. Hal ini dapat dimengerti dengan mudah karena manusia pada umumnya berkeinginan meningkatkan kesejahteraan diri melalui peningkatan kemampuan ekonomi. Program ini termasuk program yang berhasil karena begitu cepat respon masyarakat untuk berpartisipasi dan mengembangkan dirinya dalam program ini. Program Bidang Lingkungan: Di bidang lingkungan, umumnya Posdaya mengarahkan kegiatannya pada upaya pengelolaan sampah Peserta dan Sasaran Posdaya Organisasi Remaja atau Pengurus PKK Kelurahan / Desa di tingkat RT atau RW perlu mengadakan pendataan seluruh keluarga di wilayah sekitar Posdaya yang akan dibangun. Pendataan keluarga dilakukan dengan mempergunakan kriteria atau indikator yang dipergunakan oleh BKKBN atau BPS, utamanya untuk mengetahui keberadaan keluarga dalam posisi Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, atau Sejahtera III plus. Indikator BPS dapat dipergunakan untuk menentukan apakah sebuah keluarga tergolong miskin atau tidak miskin. Indikator yang biasa dipakai antara lain: 1) melaksanakan ibadah secara teratur; 2) makan dua kali sehari; 3) mempunyai pakaian layak; 4) lantai rumah umumnya tidak berupa tanah; 5) anak sakit dibawa ke rumah sakit atau dokter ; 6) seminggu sekali makan dengan daging atau telur; 7) mempunyai pakaian baru setahun sekali; 8) luas lantai rumah 8 m 2 per anggota keluarga; 9) seluruh keluarga bisa membaca dan menulis; 1) anak-anak usia

28 1 sekolah bisa sekolah; 11) salah satu anggota keluarga bekerja; 12) dalam sebulan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat. Apabila dengan mengajukan lima pertanyaan urutan pertama di atas, suatu keluarga menyatakan satu saja jawaban tidak, maka keluarga tersebut dapat digolongkan menjadi keluarga pra sejahtera. Apabila untuk pertanyaan berikutnya suatu keluarga menyatakan satu jawaban tidak, maka keluarga tersebut tergolong keluarga Sejahtera 1. Dari hasil pendataan ini selanjutnya dibuat peta, sehingga dapat dengan mudah diketahui persebaran lokasi keluarga yang perlu dibantu untuk meningkatkan diri menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Selain pendataan dan pemetaan sebagai sarana untuk menentukan prioritas sasaran, kepada setiap keluarga perlu diketahui jenis kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan. Pengumpulan informasi tentang kebutuhan pemberdayaan ini merupakan upaya untuk melengkapi kekurangan atau menambah kegiatan yang sudah ada, serta menentukan jenis atau bentuk program yang perlu dilaksanakan dalam Posdaya (Suyono dan Rohadi, 27). Posdaya menempatkan keluarga muda, utamanya keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, atau mempunyai anak dibawah usia 25 tahun, sebagai sasaran dengan prioritas yang tinggi. Posdaya memberi kesempatan kepada penduduk lansia untuk ikut terjun sebagai pembina, pengasuh, pelindung atau pengawas kegiatan yang dijalankan bersama anggota muda lainnya. Suyono dan Rohadi (27), menjelaskan sasaran-sasaran Posdaya menurut masing-masing bidang, berikut ini adalah penjelasannya. A. Pemberdayaan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga muda, utamanya ibu muda, bayi dan anak balita, ditetapkan sebagai sasaran utama Posyandu dan dibantu untuk ikut KB dan memperbaiki kesehatan ibu dan anak-anak balitanya. Apabila keluarga yang terdeteksi sebagai keluarga Pra Sejahtera atau Sejahtera I belum mengikuti KB atau mempunyai tingkat kesehatan ibu dan anak yang rendah, Posdaya menganjurkan kepada yang bersangkutan untuk segera mengikuti KB dan menganjurkan rajin berkunjung pada acara Posyandu atau mengikuti program pada klinik yang terdekat. Posdaya menempatkan kegiatan KB dan perbaikan kesehatan ibu dan anak sebagai

29 11 prioritas yang penting. Sasaran utamanya adalah: a) keluarga muda, utamanya ibu muda, ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui; b) ibu muda dengan anakanak dibawah usia 15 tahun; c) bayi (- 1) tahun; d) anak balita (1-5) tahun. B. Pemberdayaan Bidang Pendidikan Pemberdayaan di bidang pendidikan perlu diambil langkah dengan melihat hasil pendataan atau inventarisasi anak-anak usia -15 tahun yang belum sekolah. Jika ada anak-anak di bawah usia 5 (lima) tahun yang belum sekolah, perlu dipersiapkan pembentukan Taman Pendidikan Al Qur'an, atau kegiatan Bina Keluarga Balita, atau PAUD, atau pembentukan Kelompok Bermain atau Kelompok Bina Anak Pra Sekolah dan sebagainya. Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya mencari orang tua asuh, mengumpulkan dana bantuan sekolah atau mencari sekolah atau lembaga yang dapat menyertakan anak dalam proses pendidikan. Jika anak-anak yang telah dewasa tahun cukup banyak, tetapi tidak dalam status sekolah, karena putus sekolah atau tidak meneruskan ke Perguruan Tinggi serta belum bekerja, Posdaya atau lembaga lain yang ada di desa itu bisa mengembangkan kursus-kursus keterampilan atau latihan wirausaha agar mereka memperoleh kesempatan kerja. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita Jika dari pendataan keluarga diperoleh kenyataan bahwa banyak ibu-ibu keluarga Pra Sejahtera atau Sejahtera 1 dengan anak balita atau mempunyai anak dibawah usia 15 tahun yang tidak mempunyai kegiatan usaha, maka keluarga tersebut perlu diajak berhimpun dalam kelompok yang ada, seperti arisan, majelis taklim, PKK tingkat RT/RW. Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan dibantu melakukan kegiatan usaha ekonomi bersama anggota kelompok lainnya, utamanya yang telah berhasil dalam usaha ekonomi. Peserta perlu diberi pelatihan, penambahan pengetahuan atau dibantu melaksanakan usaha dengan mendatangkan guru atau tenaga yang telah berhasil mengembangkan usaha. Kalau perlu keluarga tersebut diajak magang atau bekerja sambil berlatih pada

30 12 pengusaha lain yang telah berhasil. Kelompok Posdaya membantu menjajaki kerjasama dengan lembaga keuangan atau bank yang ada di desa atau kecamatan untuk penyediaan modal, meningkatkan pengetahuan tentang kualitas produksi, pemasaran dan sebagainya. Membentuk dan mengembangkan Posdaya dengan berbagai bentuk dan jenis kegiatan diatas tentunya diperlukan petugas-petugas pelaksana yang perlu diidentifikasi dan disiapkan dengan meminta kesediaan mereka, melatih, membina dan memberikan tugas yang tepat sesuai dengan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan kesiapannya untuk bekerja di lingkungan dan bersama masyarakat di desanya Pemberdayaan Menurut Ife (25) dalam Lakoni (29), pemberdayaan merupakan upaya penyediaan kepada orang-orang atas sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka menentukan masa depannya dan untuk berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi kehidupan komunitas mereka. Terkait dengan itu, Sutrisno (2) dalam Lakoni (29) menjelaskan, dalam persfektif pemberdayaan, masyarakat diberi wewenang untuk mengelola sendiri dana pembangunan baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain disamping mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan sehingga dapat mendanai sendiri. Pemberdayaan ialah sebagai proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat potensi kelompok lemah dalam masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Lakoni, 29). Tujuan dari pemberdayaan itu ialah mewujudkan masyarakat yang mandiri. Oleh karena itu, dalam program Posdaya lebih menekankan kepada pemberdayaan keluarga karena keluarga merupakan kelompok kecil dari

31 13 masyarakat. Diharapakan seluruh keluarga ikut serta menjadi anggota Posdaya, terutama dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi dan mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan keterampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup mereka menjadi lebih sejahtera Persepsi Menurut Lengevelt (1966) dalam Harihanto (21) mendefinisikan persepsi sebagai pandangan individu terhadap suatu obyek (stimulus). Akibat adanya stimulus, individu memberikan reaksi (respon) berupa penerimaan atau penolakan terhadap stimuli tersebut. Lengevelt juga mengatakan bahwa persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan berakibat terhadap motivasi, kemauan, dan perasaan terhadap stimuli tersebut. Stimuli dapat bisa berupa benda, isyarat, informasi, maupun situasi dan kondisi tertentu. Konteks persepsi terhadap Posdaya yang memiliki berbagai macam program dan program Posdaya ini sebagai stimuli yang dapat menimbulkan persepsi pada individu yang melihat atau merasakannya. Menurut Asngari (1984) dalam Harihanto (21), mengatakan bahwa persepsi terhadap lingkunganya merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Persepsi yang benar terhadap suatu obyek diperlukan, sebab persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku. Demikian pula menurut Duncan dalam Thoha (1988) dalam Harihanto (21), mengatakan bahwa persepsi merupakan unsur penting dalam penyesuaian perilaku. Dapat dikatakan bahwa jika diinginkan agar seseorang berperilaku tertentu terhadap lingkungan, harus dilakukan intervensi untuk membentuk persepsi yang benar pada diri orang tersebut, terutama jika persepsinya belum benar. Menurut Muchtar (1998), persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu objek atau peristiwa yang diinformasikan, sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan dan mengintepretasikan rangsangan yang diterima sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada sehingga ia dapat menentukan tindakannya.

32 14 Persepsi yang dimiliki seseorang berbeda karena pengaruh berbagai faktor, mulai dari pengalaman, latar belakang, lingkungan dimana dia tinggal, juga motivasi dan lainnya. Faktor-faktor di atas, yang akan mempengaruhi seseorang dan menyebabkan seseorang dapat menginterprestasikan sesuatu mempunyai perbedaan pendapat. Menurut Calhoun dan Acocella (199) dalam Pandeangan (25), persepsi yang kita kenal memiliki tiga dimensi yang sama dengan menandai konsep diri: 1. Pengetahuan: apa yang kita ketahui tentang pribadi lain,,wujud lahiriah, perilaku, masa lalu, motif, dan sebagainya. 2. Pengharapan: gagasan kita tentang orang itu menjadi apa dan mau melakukan apa yang dipadukan dengan gagasan kita seharusnya dia menjadi apa dan melakukan apa. 3. Evaluasi: kesimpulan kita tentang seseorang didasarkan pada bagaimana seseorang (menurut pengetahuan kita) memenuhi pengharapan kita tentang dia. Lockard (1974) dalam Tampang (1999) mendefinisikan persepsi sebagai apa yang dipelajari dan diketahui secara keseluruhan melalui panca indera. Persepsi merupakan proses dimana akan diperoleh beberapa atau keseluruhan informasi tentang suatu hal. Persepsi terdiri dari variabel-variabel yang berkombinasi dengan lainnya, yaitu: 1. Pengalaman masa lalu, apa yang pernah di alami. 2. Indoktrinasi budaya, bagaimana menerjemahkan apa yang dialami. 3. Sikap pemahaman, apa yang diharapkan dan apa yang dimaksud dari hal tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah pandangan individu atau pemaknaan stimuli terhadap suatu obyek melalui proses penginderaan dan individu dapat memberikan reaksi (respon). Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Soekanto (22), pengetahuan merupakan kesan yang ada dalam pikiran manusia, dimana kesan tersebut merupakan hasil dari penggunaan panca inderanya. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara bertanya pada orang lain, mendengarkan informasi atau melalui media massa. Pengetahuan akan

33 15 membentuk suatu tindakan dalam diri seseorang (Notoatmodjo, 23 dalam Herman, 25). Oleh karena itu, tindakan didasari pengetahuan akan tahan lama daripada yang tidak didasari pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan ialah informasi yang diterima atau kemampuan masyarakat untuk mengetahui atau memahami hal-hal yang berhubungan dengan Posdaya. Jika masyarakat memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap Posdaya, maka persepsi yang diberikan cenderung positif. Sebaliknya jika pengetahuan mereka tentang Posdaya rendah, maka persepsi mereka cenderung tidak mengetahui tentang Posdaya. Menurut Agustina (2), pengalaman merujuk kepada apa yang pernah dilakukan dan apa yang pernah di alami pada masa lalu seperti apa yang sudah diserap atau didapatkan dari suatu pelatihan yang pernah diikuti. Dalam hal ini, pengalaman didapatkan melalui proses belajar masyarakat terhadap segala sesuatu yang pernah dialaminya pada masa lalu seperti pelatihan-pelatihan yang pernah didapatkan dari Posdaya maupun pelatihan dari lembaga lainnya atau pertemuan yang diadakan oleh masyarakat atau instansi pemerintah. Biasanya melihat pengalaman yang terjadi pada diri sendiri lebih kuat dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain. Persepsi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu lingkungan sosial individu. Manusia merupakan makhluk sosial, bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain dan hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam bentuk komunikasi dan situasi, dalam kehidupan seperti ini terjadi interaksi. Menurut Moss (1874) dalam Orford (1991) dalam Yusniati (28), lingkungan sosial ialah iklim sosial. Dilihat dari tipenya, lingkungan terbagi menjadi beberapa tipe, salah satunya yaitu educational university student living groups, dilihat dari: a. Dimensi hubungan, yang mana dalam dimensi ini melibatkan dukungan emosi. b. Dimensi perkembangan individu, seperti kebebasan, orientasi tradisi sosial, persaingan akademik, prestasi, dan intelektualitas. c. Dimensi sistem pemeliharaan dan sistem pergantian, seperti memerintah dan organisasi, pengaruh pelajar, dan inovasi.

34 16 Berdasarkan pemaparan di atas, pengertian lingkungan sosial dalam hal ini lebih menekankan kepada hubungan interaksi manusia yaitu hubungan peserta Posdaya dengan tetangga, peserta Posdaya dengan keluarga, dan peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya. Persepsi akan menentukan sikap dan perilaku seseorang sehingga persepsi yang positif akan mendukung motivasi peserta Posdaya untuk berpartisipasi dan dapat menentukan sikap serta perilaku peserta Posdaya dalam pelaksanaan program Posdaya Motivasi Berperanserta Pengertian Peran Serta Pembangunan ialah sebagai suatu proses yang menggambarkan adanya pengembangan, baik meliputi proses pertumbuhan maupun perubahan dalam kehidupan bersama (organisasi), sosial, dan budaya. (Pudjiwati Sajogyo, 1983;3 dikutip dalam Jacub 1985). Pembangunan desa dimaksudkan sebagai pembangunan fisik yang dilakukan oleh warga masyarakat tersebut melalui proyek-proyek yang dikembangkan bersama atau datang dari pusat sedangkan pembangunan keluarga dimaksudkan sebagai pembangunan yang dilakukan oleh anggota keluarga, khususnya kepala keluarga, untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya. Melakukan pembangunan desa dibutuhkan peran serta masyarakat yang memiliki tiga aspek, yaitu 1) pengambilan keputusan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi. Peran serta masyarakat atau partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah dan pelaksanaan upaya mengatasi masalah (Jamin, 21). Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, dan melaksanakan kegiatan. Madrie (1986) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam proses pembangunan secara sukarela dan atas kemauan sendiri. Adapun beberapa hal penting yang merupakan eksistensi suatu konsep partisipasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

35 17 a. Adanya suatu bentuk keterlibatan mental dan emosional seseorang yang berpartisipasi. b. Adanya kesediaan dari seseorang dalam memberikan kontribusi, memberikan suatu aktivitas, kegiatan-kegiatan dalam suatu kehidupan kelompok atau komunitas suatu masyarakat. c. Adanya tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan seseorang. d. Adanya hal-hal yang akan menguntungkan bagi individu, yaitu menyangkut adanya pemuasan akan tercapainya tujuan bagi dirinya. Peran serta masyarakat dalam pembangunan saat ini sangat berguna karena diharapkan pembangunan tidak hanya oleh pemerintah saja namun masyarakat sebagai pengguna pun diharapkan mampu berperanserta aktif, seperti bentuk semu, praktek kerjasama dan proses pemberdayaan. Menurut Anharudin (26) dalam Suryaningsih (27) menyatakan bahwa peran serta masyarakat terhadap pembangunan dapat dilaksanakan dalam proses pembuatan keputusan dan implementasinya, sehingga nantinya terwujud kepada pembangunan yang berkelanjutan, sesuai kehendak masyarakat. Peran serta masyarakat dalam kebijakan dapat diwujudkan dalam bentuk sumbangan pikiran dan tenaga terhadap proses penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan. Disimpulkan bahwa peran serta adalah keikutsertaan untuk berperan dalam proses pembangunan baik dalam peranannya sebagai warga desa, maupun peranannya sebagai anggota rumah tangga. Peran serta disini mempunyai aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut Motivasi Menurut Yulianto (1993) menyatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan pendorong atau penggerak yang terdapat dalam diri seseorang baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, yang menyebabkan ia berbuat sesuatu bagi dirinya. Menurut Adam Ibrahim (1983) dalam Yulianto (1993), motivasi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri manusia atau proses psikologis yang terjadinya interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan persoalan.

36 18 Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Terdapat perbedaan dalam tingkat motivasi yang ditunjukan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Wijaya (1986) menjelaskan perbedaan motivasi yg ada dalam diri seseorang dipengaruhi oleh: 1) kematangan; 2) latar belakang kehidupan; 3) usia/umur; 4) kelebihan-kelebihan fisik, mental, pikiran; 5) sosial dan budaya; dan 6) lingkungan. Menurut Siagian (24), kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer yang bersifat kebendaan dan sekunder yang tidak bersifat kebendaan. Memenuhi kebutuhan ini harus melakukan sebuah teknik untuk memuaskan kebutuhannya yaitu dengan cara berorganisasi. Motivasi yang dimiliki setiap individu akan berbeda karena tergantung kepada interaksi individu dengan situasinya. Rangsangan yang sama diberikan kepada setiap individu terkadang menghasilkan perilaku yang berbeda-beda antara individu tersebut. Motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik, yang bersumber dari diri sendiri dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari luar orang tersebut. Disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu untuk memenuhi kebutuhannya dan berusaha bertindak semampu mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta Posdaya akan termotivasi mengikuti atau ikut terlibat kegiatan Posdaya jika peserta Posdaya merasa kebutuhannya akan terpenuhi atau ada kebutuhan yang belum lengkap. Motivasi peserta Posdaya dapat muncul karena lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri. Motivasi yang tinggi akan menghasilkan partisipasi peserta Posdaya yang berupa tindakan perilaku peserta Posdaya yang mendukung dalam keberhasilan program Posdaya Motivasi Berperanserta Wahjosumidjo (1992:174) dalam Ngadimin (1998) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.

37 19 Selanjutnya dijelaskan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan faktor di dalam diri seseorang itu sendiri tersebut yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut ekstrinsik. Faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan, berbagai harapan, citacita yang menjangkau masa depan. Sedangkan faktor luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, yaitu lingkungan, kegiatan penyuluhan atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi faktor dalam maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan. Menurut Atkinson (Scott, 1964:83) dalam Ngadimin (1998), kekuatan motivasi untuk melakukan kegiatan adalah fungsi dari: 1. Kekuatan yang menjadi alasan bertindak adalah suatu keadaaan dalam diri seseorang, tingkat alasan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk memenuhi kepentingannya. 2. Harapan adalah kemungkinan atau keyakinaan perbuatan seseorang akan mencapai tujuannya. 3. Nilai insentif yang merupakan imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapai tujuannya. Menurut Ilyas (26), motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kejiwaan dan mental seseorang berupa aneka keinginan, harapan, dorongan, dan kebutuhan yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mengurangi kesenjangan yang dirasakannya. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dengan bekerja keras dan cerdas demi mencapai tujuan. Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan. Menurut Tjondronegoro (1983) dalam Madrie (1986), mengemukakan bahwa partisipasi akan dipengaruhi oleh needs, motivasi, struktur sosial, stratifikasi sosial dalam masyarakat, orang akan berpartisipasi menyangkut adanya kebutuhan akan kepuasan, mendapatkan keuntungan, dan akan meningkatkan keuntungan statusnya. Bentuk partisipasi ini akan dapat berupa pengorbanan waktu, pemberian uang, menyumbang tenaga dan menyumbang materi lainnya. Partisipasi dari masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan-kegiatan

38 2 yang berada di masyarakat. Peran serta masyarakat terdiri dari tiga aspek, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut. Disimpulkan bahwa motivasi berperanserta ialah dorongan yang ada di dalam diri individu maupun dari luar individu untuk terlibat dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang menyangkut adanya pemenuhan kebutuhan, harapan dan keuntungan yang diperoleh. Jika masyarakat merasakan Posdaya bermanfaat berada di daerahnya, maka masyarakat cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk berperanserta dalam Posdaya. 2.2 Kerangka Pemikiran Pemberdayaan masyarakat akan menciptakan keluarga yang mandiri dan harus dimulai dari pengembangan sumber daya yang diikuti oleh partisipasi penuh dari masyarakat lokal dan keluarga yang menjadi sasaran. Posdaya berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dan pemberdayaan agar kesejahteraan keluarga meningkat. Salah satu faktor partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat. Dimana dalam kemauan tersebut terdapat persepsi dan motivasi. Menurut Lengevelt (1966) dalam Harihanto (21) mendefinisikan persepsi sebagai pandangan individu terhadap suatu obyek (stimulus) melalui proses penginderaan dan individu dapat memberikan reaksi (respon). Dalam hal ini dilihat pandangan peserta Posdaya terhadap Posdaya dengan tiga indikatornya, yaitu program-program Posdaya, peran Posdaya, dan pengembangan fungsi keluarga. Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan pendapatan, status dalam Posdaya (terlibat dalam kepengurusan Posdaya dan tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya), pengetahuan, dan pengalaman. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar yang mempengaruhi persepsi seseorang, seperti lingkungan sosial individu yang lebih menekankan kepada hubungan interaksi peserta Posdaya dengan tetangga, peserta Posdaya dengan keluarga, dan peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya. Lengevelt juga mengatakan bahwa persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan berakibat terhadap

39 21 motivasi, kemauan, dan perasaan terhadap stimuli tersebut. Menurut Uno (27) dalam Fibriana (29), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Peran serta ialah keikutsertaan untuk berperan dalam proses pembangunan baik peranannya sebagai warga desa, maupun peranannya sebagai anggota rumah tangga. Peran serta disini mempunyai aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan. Motivasi berperanserta adalah dorongan yang ada di dalam diri individu maupun dari luar induvidu untuk terlibat dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang menyangkut adanya pemenuhan kebutuhan, harapan dan keuntungan yang diperoleh. Motivasi berperanserta pada peserta Posdaya mencakup tiga indikator, yaitu: 1) motivasi merencanakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan; 2) motivasi melaksanakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan; 3) motivasi mengevaluasi suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan. Persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya akan menentukan partisipasi peserta Posdaya dalam program Posdaya dan partisipasi peserta akan menentukan keberhasilan program Posdaya.

40 22 Faktor Internal: 1. Jenis Kelamin 2. Tingkat Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan 5. Status di Posdaya (terlibat dalam kepengurusan dan tidak terlibat) 6. Pengetahuan 7. Pengalaman Faktor Eksternal: 1. Lingkungan sosial : a. Hubungan dengan keluarga b. Hubungan dengan tetangga c. Hubungan dengan Pengurus Posdaya Stimulus Persepsi Peserta Posdaya: 1. Persepsi terhadap program Posdaya 2. Persepsi terhadap peran Posdaya 3. Persepsi terhadap pengembang an fungsi keluarga Posdaya Motivasi berperanserta pada peserta Posdaya: 1. Motivasi merencanakan 2. Motivasi melaksanakan 3. Motivasi evaluasi Partispasi Peserta Posdaya Keberhasilan Program Posdaya Keterangan: : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Gambar 1. Persepsi dan Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) 2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat penghasilan, status dalam Posdaya, pengetahuan, dan pengalaman) memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya. 2. Faktor eksternal (lingkungan sosial) memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya.

41 23 3. Persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya memiliki hubungan dengan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya. 2.4 Definisi Operasional 1. Faktor internal dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, status dalam Posdaya (terlibat dalam kepengurusan Posdaya dan tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya), pengetahuan, dan pengalaman. a. Jenis kelamin adalah identitas biologis responden yang terbagi atas dua kategori, yaitu perempuan dan laki-laki. (1) Laki-laki : diberi kode 1 (2) Perempuan: diberi kode 2 b. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah diraih oleh peserta Posdaya. Tingkat pendidikan dikategorikan sebagai berikut: (1) SD : diberi kode 1 (2) SLTP : diberi kode 2 (3) SMU : diberi kode 3 (4) S1 : diberi kode 4 c. Status pekerjaan dikelompokkan mejadi dua yaitu bekerja dan tidak bekerja. Peserta Posdaya dikatakan tidak bekerja apabila menganggur, pelajar, serta ibu rumah tangga. Peserta Posdaya yang dikatakan bekerja apabila mendapatkan penghasilan seperti buruh, PNS, supir, wirausaha, swasta, dan guru. (1) Tidak bekerja : diberi kode 1 (2) Bekerja : diberi kode 2 d. Pendapatan adalah jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh peserta Posdaya setiap bulannya. Variabel ini diukur dengan mengetahui jumlah penghasilan rata-rata yang diperoleh peserta Posdaya setiap bulannya dan dinyatakan dalam rupiah. Tingkat pendapatan yang diukur dalam penelitian ini adalah penghasilan keluarga. Menurut World Bank, penggambaran orang yang "sangat miskin" adalah orang yang hidup

42 24 dengan pendapatan kurang dari AS$ 1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari (Masyhuri, 21) sehingga penggolongan pendapatan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. Pendapatan keluarga dikategorikan rendah, apabila peserta Posdaya memiliki pendapatan sebesar < Rp 6.,-. Pendapatan rendah diberi kode Pendapatan keluarga dikategorikan tinggi, apabila peserta Posdaya memiliki pendapatan sebesar > Rp 6.,-. Pendapatan tinggi diberi kode 2. e. Status dalam Posdaya adalah kedudukan peserta Posdaya dalam Posdaya yang dibedakan menjadi terlibat dalam kepengurusan Posdaya dan tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya. (1) Tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya : diberi kode 1 (2) Terlibat dalam kepengurusan Posdaya : diberi kode 2 f. Pengetahuan adalah informasi yang diterima atau kemampuan peserta Posdaya untuk mengetahui atau memahami hal-hal yang berhubungan dengan Posdaya. Pengetahuan mengenai Posdaya diukur dengan memberikan pertanyaan sebanyak 17 soal. Soal yang dijawab benar diberi nilai 1, jawaban yang salah diberi nilai. Dengan demikian nilai maksimum 17 dan minimum. Tingkat pengetahuan peserta Posdaya mengenai Posdaya dikategorikan rendah dan tinggi. Kategori Nilai Tingkat pengetahuan Posdaya rendah -8 Tingkat pengetahuan Posdaya tinggi 9-17 g. Pengalaman didapatkan melalui proses belajar peserta Posdaya terhadap segala sesuatu yang pernah dialaminya pada masa lalu seperti pelatihanpelatihan yang pernah didapatkan dari Posdaya maupun pelatihan dari lembaga lainnya atau pertemuan yang diadakan oleh masyarakat atau instansi pemerintah. Terdapat 1 pertanyaan tertutup dan terbuka,

43 25 mengenai pengalaman peserta Posdaya dalam mengikuti pelatihan dan pertemuan atau rapat. 2. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar yang mempengaruhi persepsi peserta Posdaya, seperti lingkungan sosial. Lingkungan sosial lebih menekankan kepada hubungan interaksi manusia yaitu hubungan peserta Posdaya dengan tetangga, keluarga dan pengurus Posdaya. Variabel ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut: 1. Hubungan peserta Posdaya dengan tetangga yaitu kedekatan yang terjalin antara peserta Posdaya dengan tetangga dekat, dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi mereka sebanyak > 2 kali. Mengukur indikator hubungan peserta Posdaya dengan tetangga, diberikan sebanyak 6 pertanyaan. 2. Hubungan peserta Posdaya dengan keluarga yaitu kedekatan yang terjalin antara peserta Posdaya dengan orangtua, suami, istri atau anak, yang dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi mereka sebanyak > 2 kali. Mengukur indikator hubungan peserta Posdaya dengan keluarga, diberikan sebanyak 3 pertanyaan. 3. Hubungan peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya lainnya kedekatan yang terjalin antara peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya lainnya seperti ketua umum Posdaya, ketua Posdaya setiap dusun, ketua setiap bidang serta anggota Posdaya yang bergabung dalam kepengurusan Posdaya. Dilihat dari intensitas atau frekuensi berinteraksi mereka sebanyak > 2 kali. Mengukur indikator hubungan peserta Posdaya dengan anggota Posdaya lainnya diberikan sebanyak 4 pertanyaan. Pengukuran untuk ketiga hubungan ini, diberikan kode dari 1 sampai 2 terhadap sebuah pertanyaan. Kode tersebut mencakup pilihan: (1) Tidak Dekat : skor 1 (2) Dekat : skor 2 3. Persepsi peserta Posdaya adalah pandangan peserta Posdaya atau pemaknaan terhadap Posdaya yang meliputi program Posdaya, peran Posdaya, dan fungsi keluarga melalui proses penginderaan dan individu dapat memberikan reaksi (respon).

44 26 Ketiga indikator dalam Posdaya tersebut akan diukur dengan menggunakan Skala Diferensial Semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub) yang mempunyai tiga dimensi dasar, yaitu: Dimensi evaluasi: penilaian untuk memutuskan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu stimulus yaitu berupa baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat, penting-tidak penting menarik-tidak menarik, menyenangkan-membosankan. Dimensi potensi: kekuatan atau atraksi fisik suatu stimulus yaitu berupa sesuai dengan permasalahan yang ada-tidak sesuai dengan permasalahan yang ada, sesuai dengan potensi masyarakat-tidak sesuai dengan potensi masyarakat, sesuai dengan kebutuhan-tidak sesuai dengan kebutuhan. Dimensi aktivitas: tingkat gerakan suatu stimulus, yaitu mencakup membuat mandiri, membuat ketergantungan, meningkatkan kerjasamamenurunkan kerjasama, memperkuat persaudaran-melemahkan persaudaraan, meningkatkan kesejahteraan-menurunkan kesejahteraan. Peserta Posdaya diminta untuk menilai suatu objek (Posdaya) yang meliputi program Posdaya pada suatu stimulus yang mempunyai dua sifat bertentangan dan diukur dengan menggunakan skala ordinal. Pada masing-masing stimulus diberikan nilai maksimal 7 dan nilai minimal 1. Mengukur indikator persepsi agar dapat dikaitkan dengan motivasi berperanserta peserta Posdaya, persepsi dikategorikan menjadi dua, yaitu: (1) : diberi kode 1 (2) : diberi kode 2 Peserta Posdaya yang memiliki persepsi netral, dalam penelitian ini dikategorikan dalam persepsi positif. 4. Motivasi berperanserta pada peserta Posdaya adalah dorongan yang ada di dalam diri maupun dari luar individu peserta Posdaya untuk ikut terlibat mulai dari perencanaan maupun evaluasi program Posdaya untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keinginan. a. Motivasi merencanakan adalah dorongan yang ada di dalam diri dan dari luar individu peserta Posdaya untuk terlibat dalam proses perencanaan

45 27 suatu program Posdaya dalam memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan yang dirasakan. Motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam merencanakan mencakup peransertanya untuk ikutserta dalam pertemuan atau rapat Posdaya dan mengutarakan pendapat di pertemuan atau rapat tersebut. Mengukur indikator motivasi peserta Posdaya dalam merencanakan program diberikan sebanyak 7 pertanyaan. b. Motivasi melaksanakan adalah dorongan yang ada di dalam diri dan dari luar individu peserta Posdaya untuk terlibat dalam pelaksanaan program Posdaya dalam memenuhi kebutuhan, harapan dan keuntungan. Motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam melaksanakan mencakup peransertanya untuk ikutserta dalam pelaksanaan program Posdaya, memanfaatkan fasilitas dari Posdaya, dan menaati peraturan yang diberikan saat pelaksanaan program Posdaya. Mengukur indikator motivasi responden dalam melaksanakan program Posdaya diberikan sebanyak 6 pertanyaan. c. Motivasi mengevaluasi adalah dorongan yang ada di dalam diri dan dari luar individu responden untuk terlibat dalam mengevaluasi suatu program dalam pemenuhan kebutuhan, harapan, dan keuntungan. Motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam mengevaluasi mencakup peransertanya untuk ikutserta dalam evaluasi pemenuhan kebutuhan, harapan, dan keuntungan yang dirasakan oleh peserta Posdaya. Mengukur indikator motivasi responden dalam mengevaluasi program Posdaya diberikan sebanyak 6 pertanyaan. Pengukuran untuk ketiga motivasi ini, diberikan kode: (1) Rendah : diberi kode 1 (2) Tinggi : diberi kode 2

46 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian explanatory yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu, sehingga penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, pendekatan utama yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pertanyaan dalam kueisioner tersebut terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi antara jawaban yang diinginkan peneliti dengan jawaban yang diberikan responden sedangkan pertanyaan terbuka digunakan untuk memberikan kebebasan terhadap responden untuk menjawab pertanyaan. Data kualitatif digunakan untuk menggali informasi lebih dalam dan untuk menunjang dalam menginterprestasi data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam kepada responden berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam kueisioner maupun di luar kueisioner yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan observasi melalui studi kepustakaan, surat kabar, dan internet. Posdaya Mandiri Terpadu fokus sasarannya mencakup desa, berbeda dengan Posdaya yang didirikan di daerahdaerah lain yang fokus sasarannya mencakup RW. Setelah melakukan penjajagan awal dengan wawancara mendalam dari beberapa responden (anggota Posdaya) didapatkan sebuah fakta yang menyatakan bahwa pelaksanaan Posdaya hanya diberikan kepada kalangan tertentu saja. Oleh karena itu, lokasi ini dianggap representatif untuk mempelajari persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 21 sampai dengan November 21. Pada bulan Oktober dilakukan penjajagan mengenai Posdaya

47 29 Mandiri Terpadu di Desa Cikarawang. Pada bulan November 21 sampai awal bulan Desember 21, dilakukan pengambilan data dengan menyebarkan kueisioner dan melakukan wawancara kepada responden. Penulisan hasil laporan selanjutnya dilakukan satu bulan, yaitu pada pertengahan bulan Desember 21 sampai awal Januari Metode Pengambilan Sampel Populasi adalah warga Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor yang ikut terlibat atau pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Posdaya. Berdasarkan hasil survei lapangan, Posdaya Mandiri Terpadu terdiri dari 3 dusun, dimana pelatihan-pelatihan yang telah diberikan diadakan di salah satu dusun. Program Posdaya untuk ketiga dusun ini hampir seragam, sehingga dipilih satu RW yang dianggap dapat merepresentasikan atau mewakili semuanya. Pengambilan sampel ini secara cluster sampling dengan asumsi adanya keseragaman antar kelompok, yaitu dalam satu desa diberikan pelatihan yang sama (Singarimbun dan Sofian, 28). Secara acak terpilih, RW 1 yang menjadi tempat penelitian dan populasi sampling yang dituju adalah warga RW 1 yang pernah mengikuti pelatihan Posdaya. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik responden homogen, yaitu peserta Posdaya yang berada di RW 1, Desa Cikarawang. Setelah pendataan selesai, didapatkan 42 orang yang telah mengikuti pelatihan yang telah diberikan oleh Posdaya, masing-masing terdiri dari 1 orang tutor PAUD, 28 orang kaum perempuan yang telah mengikuti pelatihan menyulam dan pelatihan lainnya, 13 orang yang bergabung dalam kelompok tani yang mengikuti pelatihan pupuk kompos. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kueisioner yang disebarkan kepada responden. Selain itu, dilengkapi dengan wawancara mendalam dengan sejumlah responden. Kuisioner berisi sejumlah pernyataan dan pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan tentang Posdaya, pengalaman, lingkungan sosial, persepsi

48 3 dan motivasi berperanserta. Lingkungan sosial meliputi lingkungan tetangga, lingkungan keluarga, dan lingkungan pengurus Posdaya. Persepsi terhadap Posdaya meliputi program Posdaya, peran Posdaya dan fungsi keluarga. Persepsi dalam kuesioner diukur dengan menggunakan Skala Diferensial Semantik atau skala perbedaan semantik yang mempunyai tiga dimensi dasar, yaitu dimensi evaluasi, dimensi potensi, dan dimensi aktivitas. Sedangkan untuk motivasi, kueisioner diukur dengan menggunakan Skala Likert, yang terdiri dari motivasi merencanakan, motivasi melaksanakan, dan motivasi mengevaluasi. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen dan pustaka berbagai sumber yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Sumber-sumber tersebut antara lain adalah dokumen tentang profil Desa Cikarawang, khususnya RW 1 yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Cikarawang serta dokumen-dokumen dan pustaka yang berasal dari berbagai sumber yang berhubungan dan menunjang penelitian. 3.4 Pengolahan dan Analisis Data Data hasil kuisioner terhadap responden akan diolah dengan menggunakan program Statistical Program for Social Sciences (SPSS version 16.). Untuk mengetahui apakah faktor internal dan eksternal berhubungan dengan persepsi responden serta untuk mengetahui apakah persepsi responden terhadap Posdaya saling berhubungan dengan motivasi berperanserta anggota Posdaya dalam pelaksanaan program Posdaya, dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik Chi-Square.

49 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Letak Geografis dan Keadaaan Alam Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Desa Cikarawang terdiri dari 3 dusun, 7 RW, dan 32 RT. Letak Desa Cikarawang tidak terlalu terpencil karena hanya berjarak 1 km dari kota kecamatan dan dapat ditempuh selama 45 menit dengan kendaraan umum. Desa Cikarawang relatif lebih dekat dengan Kota Bogor dibanding Kabupaten Bogor, karena merupakan desa perbatasan dengan Kota Bogor. Jarak ke ibukota kabupaten kurang lebih 4 km dan harus ditempuh selama 1-2 jam. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Secara geografis Desa Cikarawang berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah Utara, Sungai Ciapus di sebelah Selatan, Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor di sebelah Timur dan Sungai Cisadane/Ciapus di sebelah Barat. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga secara umum dapat berupa dataran dan persawahan yang berada pada ketinggian antara 193 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 25 C -3 C. Desa Cikarawang meliputi wilayah seluas 226,56 hektar. Sebagian besar wilayah Desa Cikarawang merupakan persawahan dan perkebunan. Areal yang berfungsi untuk persawahan meliputi lahan seluas 128,19 hektar atau lebih,

50 32 sedangkan perkebunan rakyat meliputi wilayah seluas 35,226 hektar. Kawasan permukiman penduduk meliputi kawasan seluas 51,465 hektar dan 4,3 hektar sisa lahan digunakan untuk fasilitas umum lainnya misalnya kawasan perkantoran, sekolah, pemakaman dan lain-lain. Lahan untuk pertanian 128,19 hektar, Desa Cikarawang memiliki potensi terutama untuk komoditas padi sawah dan palawija yang sangat besar. Komoditas palawija yang banyak dibudidayakan oleh petani Cikarawang adalah ubi jalar dan kacang tanah Keadaan Penduduk Penduduk Desa Cikarawang, hingga Oktober 29 berjumlah 8245 jiwa yang terdiri atas 425 orang laki-laki dan 44 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2114 KK, sedangkan jumlah keluarga miskin (Gakin) sebanyak 777 KK, dengan persentase sebesar 35,5 persen jumlah keluarga yang ada di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebagian besar penduduk termasuk dalam kelompok usia produktif yaitu tahun. Penduduk yang tergolong dalam kelompok usia produktif berjumlah ± 4721 orang atau 57 persen dari total jumlah penduduk. Mayoritas penduduk Desa Cikarawang merupakan lulusan SD sebanyak 135 orang. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cikarawang, Tahun 29 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) 1. SD SMP/SLTP SMA/SLTA Akademi (D1-D3) 8 5. Sarjana (S1-S3) 3 Jumlah 275 Sumber : Monografi Desa Cikarawang, 29 Pendidikan dapat dikatakan sebagai modal dana salah satu penentu keberhasilan dan kualitas hidup seseorang. Walaupun hal tersebut bukan jaminan yang utama. Salah satu faktor tingginya angka kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Berdasarkan Tabel 2, pendidikan terakhir yang memiliki angka

51 33 tertinggi adalah SD. Rendahnya tingkat pendidikan pada Desa Cikarawang menyebabkan angka kemiskinan cukup tinggi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih kurang. Pendidikan yang rendah diakibatkan karena rendahnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan serta pengaruh tingkat pendapatan yang relatif rendah, sehingga faktor biaya menjadi kendala untuk melanjutkan sekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Mata pencaharian penduduk Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga berdasarkan data monografi kelurahan tahun 29 terdiri dari berbagai macam mata pencaharian. Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Cikarawang adalah petani. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Cikarawang, Tahun 29 No. Pekerjaan Jumlah (orang) 1. Petani dan Buruh Tani Buruh Tani Pembantu Rumah Tangga 3 4. Karyawan Swasta Pensiunan PNS/TNI/POLRI PNS Lain-lain 5 Jumlah 149 Sumber : Monografi Desa Cikarawang, 29 Mayoritas penduduk Desa Cikarawang mencari nafkah dalam bidang pertanian. Hal ini dapat terlihat dari jumlah petani dan buruh tani yang tinggi dibandingkan dengan mata pencaharian yang lain. Dilihat dari aspek kepemerintahan dan kemasyarakatan Desa Cikarawang memiliki beberapa struktur atau lembaga yaitu struktur pemerintahan Desa Cikarawang, struktur Badan Permusyawaratan Desa (BDP) Desa Cikarawang, struktur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), struktur pertahanan sipil. Struktur badan atau lembaga lainnya yang ada di desa Cikarawang adalah PKK, kelompok tani yang terdiri dari lima yaitu Kelompok Tani Setia, Kelompok Tani Hurip, Kelompok Tani Subur Jaya, Kelompok Tani Mekar, dan Kelompok Tani Wanita/KWT.

52 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana adalah salah satu penunjang yang sangat dominan dalam majunya pembangunan dalam suatu desa. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Cikarawang dapat dilihat dari berbagai bidang, yaitu sebagai berikut: 1. Sarana Transportasi Umum b. Jalan Desa Jalan desa yang ada di Desa Cikarawang kurang lebih berjumlah 583 m dengan kondisi rusak, terakhir diperbaiki dengan cara betonisasi pada tahun 24 dengan sumber dana dari Imbal Swadaya. Pada saat ini kondisi jalan lingkar desa hampir terputus karena adanya longsor di beberapa titik yang menggerus badan jalan. b. Jalan Antar Desa/Kecamatan Jarak orbitasi dari Desa Cikarawang menuju kecamatan kurang lebih 5 km dengan jarak tempuh 1 menit dan kondisi jalan dalam keadaan baik. c. Jembatan Desa Jumlah jembatan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat yang menuju akses ke desa lain / Kecamatan Dramaga berjumlah satu buah yang dibuat pada masa penjajahan Belanda. Saat ini kondisinya dalam keadaan lumayan baik. Sebelah Utara Desa Cikarawang berbatasan langsung dengan Kecamatan Rancabungur tetapi tidak ada akses jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan bermotor hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki dengan alat penyebrangan berupa rakit/getek. 2. Sarana Bidang Pendidikan Sarana pendidikan yang ada di wilayah Desa Cikarawang diantaranya: a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PAUD Teratai berlokasi di RW 1 Dusun 1 PAUD Suplier berlokasi di RW 3 Dusun 2 PAUD Kaktus berlokasi di RW 5 Dusun 3 PAUD Cendana berlokasi di RW 6 Dusun 3 PAUD Pinus berlokasi di RW 7 Dusun 3 b. TK, TPA, MI TK Al-Aqili berlokasi di RW 1 Dusun 1

53 35 TK Fatimah berlokasi di RW 4 Dusun 2 c. Sekolah Dasar (SD) SD Negeri Cangkrang berlokasi di RW 1 Dusun 1 SD Negeri Carangpulang 1 berlokasi di RW 3 Dusun 2 SD Negeri Carangpulang 2 berlokasi di RW 4 Dusun 2 SD Negeri Babakan Dramaga 2 berlokasi di RW 6 Dusun 3 d. SMP Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT) berlokasi di RW 4 Dusun 2 e. Sarana pendidikan lainnya Pada saat ini telah ada suatu wadah pendidikan non formal yaitu Perpustakaan Daerah yang diperuntukan bagi masyarakat Desa Cikarawang guna menambah ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia dengan sendirinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Sarana Bidang Kesehatan Puskesmas 1 unit Puskesmas pembantu 1 unit Klinik bersalin 1 unit Posyandu 7 unit tersebar di setiap RW Penampungan dan pengelolaan sampah Desa Cikarawang memiliki potensi sumber daya alam unggulan yang meliputi: a. Potensi Sumber Daya Air Desa Cikarawang memiliki Situ (danau kecil) yang dapat mengairi area persawahan, yaitu Situ Burung, Situ Panjang, dan Situ Gede. Ada dua aliran sungai, yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciapus. Banyaknya sumber mata air yang dijadikan sebagai air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat. b. Potensi Bidang Pertanian Ubi jalar merupakan potensi unggulan dalam bidang pertanian, pengembangan ubi jalar tersebut sudah dikembangkan. Hasilnya tidak

54 36 hanya untuk dijual tetapi juga dikembangkan dalam berbagai hal yang menyangkut ubi jalar seperti tepung ubi jalar, es krim ubi jalar, dan lainlain. Tersedianya suatu wadah perkumpulan para petani yang bergabung dalam empat kelompok tani dan satu kelompok tani wanita. 4.2 Gambaran Umum Posdaya Mandiri Terpadu Sejarah Berdirinya Posdaya Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan suatu forum silahturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. Posdaya Mandiri Terpadu yang terletak di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor merupakan salah satu Posdaya binaan P2SDM IPB dan Yayasan Damandiri. Posdaya Mandiri Terpadu terbentuk sejak tahun 29. Kegiatan Posdaya Mandiri Terpadu lebih difokuskan pada upaya membantu masyarakat menuju kesejahteraan keluarga dalam arti luas, sebagai modal untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik, bermodalkan kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lingkungan. Proses pembentukan Posdaya dilatarbelakangi oleh adanya keinginan, harapan, dan tujuan yang sama untuk memajukan warga masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan. Pembentukan Posdaya Mandiri Terpadu, diawali dengan pertemuan P2SDM dengan Gapoktan Tani Hurip. P2SDM melihat potensi alam yang melimpah di Desa Cikarawang. Terutama dengan ubi dan jambu kristalnya, dimana potensi ini dimiliki oleh masing-masing RW dalam satu desa tersebut. P2SDM kemudian melakukan survey dan menyarankan untuk dibentuknya Posdaya agar masyarakat dapat mengikuti kegiatan-kegiatan dan memiliki keterampilan. Posdaya Mandiri Terpadu memiliki ciri khas yaitu satusatunya Posdaya yang ruang lingkup sasarannya mencakup satu desa Struktur Organisasi Posdaya Kepengurusan Posdaya telah ditetapkan melalui musyawarah warga, terutama yang bergabung dengan Gapoktan Mandiri Hurip. Terdapat bagan

55 37 struktur organisasi yang berada pada Lampiran 1, dalam pelaksanaan Posdaya Mandiri Terpadu yang menjadi koordinator desa atau ketua Posdaya adalah Drs. M. Nur Ali. Koordinator desa dibantu oleh satu orang sekretaris, yaitu Putri dan satu orang bendahara, yaitu Siti Aminah. Karena Posdaya Mandiri Terpadu mencakup satu desa dengan tiga dusun, maka dalam pelaksanaannya koordinator desa dibantu oleh koordinator atau ketua dari masing-masing dusun. Sehingga ada Koordinator Dusun I yaitu Badri, Koordinator Dusun II yaitu oleh Asep Furqon, dan Koordinator Dusun III yaitu Cahyadi Harjo. Masing-masing koordinator dusun dibantu oleh satu orang sekretaris dan satu bendahara. Posdaya Mandiri Terpadu mempunyai empat fokus bidang kegiatan, yaitu bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Masing-masing dusun memiliki struktur bagan tersendiri. Tiap-tiap kegiatan memiliki satu ketua dan ketua dalam bidang kesehatan di Dusun I adalah Deden, yang pelaksanaannya dibantu oleh para kader. Bidang kesehatan pada Dusun I tidak hanya fokus terhadap Posyandu tetapi juga fokus terhadap Posbindu Lansia. Posyandu sudah berjalan dengan baik sebelum terbentuknya Posdaya, tetapi Posbindu Lansia baru terbentuk saat Posdaya sudah berdiri hampir satu tahun. Bidang pendidikan diketuai oleh Neneng, yang didukung oleh para tutor PAUD sedangkan dalam bidang ekonomi diketuai oleh Harto Alkarim dan bidang lingkungan diketuai oleh Rosid, yang pelaksanaannya dibantu oleh para kelompok tani yang berada di Dusun I. Bidang kesehatan pada Dusun II diketuai oleh Jakaria yang didukung oleh para kader. Bidang pendidikan diketuai oleh Hariadi, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh para tutor PAUD dan kader. Tutor PAUD, dalam Dusun II merangkap juga sebagai kader di Posyandu dan Posbindu. Selain itu, bidang ekonomi diketuai oleh Mad Koni dan dalam bidang lingkungan diketuai oleh Dedi, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh anggota kelompok tani wanita dan Gapoktan Mandiri Hurip. Dusun III juga fokus terhadap empat bidang kegiatan, yaitu bidang kesehatan yang diketuai oleh Tuti yang didukung oleh para kader. Para kader merangkap tugas sebagai tutor PAUD pula, dimana dalam bidang pendidikan diketuai oleh Ayi sedangkan untuk bidang ekonomi diketuai oleh Wahyudin dan

56 38 bidang lingkungan oleh Ading, dimana anggota dalam kedua bidang tersebut terdiri dari anggota kelompok tani di Dusun III. Di dusun ini, hanya bidang lingkungan saja yang tidak berjalan secara efektif Bidang Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan selama lima hari, yaitu mulai hari Senin hingga hari Jumat dan dimulai dari pukul 7.3 sampai dengan 9.3. Tempat belajar mengajar PAUD menggunakan bangunan Posdyandu Teratai yang terdapat di Dusun I RW 1. Peserta didik PAUD Teratai berjumlah ± 25 anak, terbagi dalam dua kelas yaitu kelas A dan kelas B. Secara umum, materi di PAUD disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik. Jadi, setiap siswa di PAUD memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan aktif hanya saja ada perbedaan materi antara kelas A dan kelas B. Khusus pada hari Jumat, materi yang diberikan berupa keagamaan seperti belajar mengaji dan hapalan doa. Penyelenggaraan PAUD, para peserta didik dikenakan biaya Rp. 2.,- per hari sebagai uang administrasi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga dikenakan biaya per bulan, yaitu sebesar Rp 1.,- untuk membayar tenaga tutor PAUD. Para peserta didik juga dapat menabung setiap hari. Adapun fasilitas belajar saat ini terdiri dari meja belajar panjang, papan tulis, dan alat-alat permainan. Tutor yang mengajar di PAUD sebanyak tiga orang dan hanya satu orang tutor yang telah mengikuti pelatihan di P2SDM IPB Bogor. Murid-murid PAUD pernah mengikuti lomba dari tingkat kecamatan dan kabupaten. Tujuan utama mengikuti lomba adalah agar para peserta didik menjadi berani untuk tampil. Murid-murid begitu senang dengan adanya PAUD, begitu juga dengan para orang tua murid. Hal ini yang diungkapkan oleh salah satu orang tua murid: PAUD sangat penting dan bermanfaat bagi saya, karena waktu anak saya tidak terbuang begitu saja hanya untuk bermain-main dan tidur sepanjang pagi hari. Walaupun PAUD banyak yang bilang hanya bermain-main tetapi banyak materi yang diberikan kepada anak-anak sehingga mereka mendapatkan pengetahuan yang mungkin belum saya berikan ke anak saya.(mr)

57 39 Hampir semua pendapat para orang tua murid menyatakan hal yang sama tentang PAUD. Walaupun banyak orang tua yang belum mengikutsertakan anaknya ke PAUD, tetapi besar harapan para tutor PAUD agar anak-anak usia 2-5 tahun bergabung dengan PAUD. Selain PAUD Teratai yang berada di RW 1, Desa Cikarawang memiliki empat PAUD lainnya yang berada di berbeda RW seperti PAUD Suplier yang berada di RW 3, PAUD Kaktus yang berada di RW 5, PAUD Cendana yang berada di RW 6, dan PAUD Pinus yang berada di RW 7. Gambar 3. PAUD Teratai Bidang Kesehatan Posyandu Teratai Kesehatan merupakan tonggak utama dalam melakukan aktivitas. Bila kesehatan terganggu maka aktivitas yang lainnya pun ikut terganggu. Kesadaran akan pentingnya kesehatan maka pihak Posdaya melakukan beberapa kegiatan di bidang kesehatan seperti posyandu. Posyandu di Desa Cikarawang terdiri dari tujuh posyandu karena pada tiap RW terdapat posyandu. Masing-masing posyandu memiliki dua kader dan satu bidan. Kegiatan posyandu dilaksanakan sebulan sekali. Pembagian jadwal posyandu di Desa Cikarawang sebagai berikut: a) Dusun I: minggu pertama, b) Dusun II: minggu kedua, dan c) Dusun III: minggu ketiga. Biasanya seminggu sebelum pelaksanaan posyandu, diadakan pertemuan kader satu desa dan bidan. Pertemuan ini biasanya membicarakan tentang penentuan tema penyuluhan yang akan diberikan kepada ibu-ibu yang membawa balitanya ke posyandu serta mendiskusikan peningkatan kesehatan balita.

58 4 Posyandu yang ada di RW 1 adalah Posyandu Teratai yang satu tempat dengan PAUD Teratai. Posyandu Teratai dilaksanakan sebulan sekali pada minggu pertama dengan jumlah balita sebanyak 43 orang dan jumlah bayi sebanyak 25 orang. Kegiatan posyandu ini meliputi penimbangan berat badan, pemberian vitamin, cek kesehatan, konsultasi tentang Keluarga Berencana (KB), dan penyuluhan. Materi penyuluhan biasanya tentang ASI Eksklusif, makanan yang bergizi, ibu hamil, dan lain-lain. Pemberian penyuluhan biasanya harus terus dilaksanakan mengingat pola pikir masyarakat yang masih minim tentang kepedulian terhadap tingkat kesehatan balita. Gambar 4. Penimbangan Balita pada Posyandu Posbindu Lansia Terpadu Posbindu lansia dibentuk dengan tujuan membantu para lansia untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin setiap sebulan sekali. Gambar 5. Penyuluhan dari Dinas tentang Posbindu Lansia Mandiri Terpadu

59 41 Posbindu lansia Terpadu ini berada di RW 1 dan baru terbentuk sehingga belum terlaksana karena baru selesai dalam pendataan lansia dan terbentuknya kepengurusan posbindu lansia. Tempat yang digunakan untuk posbindu lansia ini adalah tempat Posyandu Teratai. Sasaran posbindu lansia adalah warga masyarakat yang berumur 45 tahun ke atas. Lansia yang terdaftar dalam Posbindu ini adalah sebanyak 5 orang pada satu RW. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya Posbindu di RW Bidang Ekonomi Dalam upaya peningkatan kesejahteraan khususnya dalam pemberian lapangan pekerjaan, bidang ekonomi menekankan kepada kewirausahaan yang sangat bermanfaat dalam upaya penyerangan tenaga kerja, mengurangi pengangguran serta menjadi ladang mencari nafkah bagi masyarakat. Posdaya memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan keterampilan dan ekonomi mereka Menyulam Kegiatan pelatihan menyulam dilaksanakan 2 kali pada tahun 21, yaitu pada bulan Februari 21 dan awal bulan September 21. Pada bulan Februari 21 dilaksanakan di RW 3 yang bertempat di rumah Ibu Norma, ketua Kelompok Tani Wanita. Kegiatan ini berlangsung ± selama 8 minggu kemudian dilanjutkan pelatihan sulam pita dan daur ulang. Saat awal kegiatan dilaksanakan, peserta yang datang mencapai 5 orang. Tetapi secara perlahan peserta yang mengikuti pelatihan ini berkurang hingga mencapai hampir 2 orang. Alasan orang-orang yang mengikuti pelatihan ini adalah karena faktor jarak rumah yang jauh seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden Sebenarnya saya tertarik banget neng sama pelatihan menyulam karena saya pengen bisa dan jika hasilnya memuaskan, saya bisa menjualnya. Tetapi karena rumahnya jauh dan saya juga punya anak kecil, jadi saya tidak hadir secara penuh. Belum lagi jika hujan, malas saya harus jalan sejauh itu.(int).

60 42 Respon positif dari ibu-ibu yang mengikuti pelatihan menyulam dan dengan pertimbangan-pertimbangan yang ada, maka dilaksanakan lagi kegiatan menyulam di RW 1. Kegiatan pelatihan menyulam dilaksanakan pada akhir bulan September 21 hingga awal Desember 21. Sebelum dilaksanakan pelatihan, diadakan dahulu sosialisasi kepada ibu-ibu. Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Peserta yang aktif menghadiri kegiatan pelatihan ini sebanyak 2 orang. Peserta yang hadir tidak terlalu banyak karena faktor waktu dan tempat seperti salah satu tanggapan ibu yang tidak mengikuti pelatihan secara aktif. Kegiatan menyulam bagi saya penting sekali neng, apalagi saya sedang menganggur. Tetapi waktunya neng yang ngebuat saya sering tidak ikut. Soalnya terkadang saya kerja di hari Sabtu.(Mwt) Peserta yang mengikuti pelatihan menyulam, begitu antusias untuk mengikuti pelatihan tersebut, tetapi ada beberapa faktor yang membuat mereka tidak dapat selalu hadir dalam pelatihan menyulam. Gambar 6. Pelatihan Menyulam Daur Ulang Menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan hijau merupakan harapan setiap orang. Sampah dalam hal ini merupakan masalah utama dalam menciptakan lingkungan yang bersih. Oleh karena itu, dibutuhkan pengolahan limbah. Sampah terbagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan samapah anorganik. Posdaya Mandiri Terpadu telah melakukan pengolahan sampah dengan dua jenis tersebut. Pengolahan sampah anorganik disebut juga sebagai kegiatan pelatihan daur ulang. Kegiatan pelatihan daur ulang ini, tidak memerlukan bahan yang terlalu banyak

61 43 dan ribet. Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan pelatihan daur ulang ini adalah sampah anorganik yang telah dibersihkan, lem, jarum, dan mesin jahit. Hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah masyarakat dapat mengolah sampah anorganik menjadi suatu bahan kerajinan yang memiliki nilai ekonomis seperti tas, dompet, dan lain-lain. Harapan dari kegiatan pelatihan ini adalah, masyarakat dapat mengolah sampah organik secara mandiri dan memasarkan hasilnya tersebut ke pasar sehingga dapat dijual atau dapat digunakan untuk kepentingan pribadi. Gambar 7. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik Kegiatan pelatihan ini dilanjutkan setelah pelatihan menyulam benang dan menyulam pita selesai. Pelatihan ini dihadiri ± 2 orang yang bertempat di rumah ketua Kelompok Tani Hurip, yaitu rumah Bapak Ahmad. Tidak begitu banyak orang yang mengetahui kegiatan pelatihan tersebut karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat. Kegiatan pelatihan daur ulang, termasuk salah satu pelatihan yang paling menarik masyarakat karena bahan yang digunakan tidak memerlukan modal terlalu banyak tetapi menjadi hambatan bagi orang yang tidak bisa menjahit dan tidak memiliki mesin jahit seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden. Pelatihan daur ulang teh termasuk yang disukain ibu-ibu, mbak tapi masalahnya saya ga bisa jahit dan ga punya mesin jahit jadi saya malas untuk melanjutkannya lagi. Padahal saya berniat untuk belajar hingga bisa dan hasilnya dapat dijual. Di sini teh masalahnya sedikit orang yang punya mesin jahit. Sekalinya ada, eh hasilnya jelek dan rumahnya juga jauh.(ar)

62 Pengolahan Ubi Jalar Ubi jalar merupakan salah satu komoditas yang ada di setiap lahan pertanian. P2SDM yang bekerja sama dengan PT Akzonobel memberikan alat teknologi pengolahan ubi untuk menjadi tepung ubi. Kemudian diadakan pelatihan-pelatihan tepung ubi menjadi bahan makanan seperti donat ubi, brownies ubi, es krim ubi, dan lain-lain. Pelatihan ini diikuti oleh para anggota Kelompok Tani Wanita (KWT) yang berada di Desa Cikarawang karena KWT hanya terdapat di RW 3, maka pelatihan diadakan ditempat tersebut. Peserta yang mengikuti pelatihan-pelatihan ini hampir mencapai 23 orang dan dominan peserta dari RW 3. Hasil dari tepung ubi ini dapat dikatakan berhasil karena permintaan dari konsumen sangat pesat dan tepung ubi tersebut dipasarkan di berbagai tempat. Jika dibandingkan hasil penjualan tepung ubi dengan hasil olahan tepung ubi, konsumen lebih banyak memilih hasil olahan tepung ubi karena mendapatkan hasil yang beragam dan dapat menjadikan suatu inovasi terbaru. Gambar 8. Alat Pengolahan Ubi dan Tepung Ubi Pengembangan Jambu Kristal Jambu kristal memang terkenal sejak dahulu di Desa Cikarawang tetapi masyarakat tidak memiliki pasar yang tetap untuk memasarkan jambu kristal tersebut. Jambu kristal memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Melihat peluang tersebut Posdaya membantu dalam

63 45 pengembangan terutama dalam hal promosi melewati media massa sehingga dapat dikenal oleh masyarakat secara luas hingga ke internasional. Petani jambu kristal dalam hal memproduksi juga bekerja sama dengan perusahaan Taiwan dalam hal pembibitan. Hingga saat ini petani yang ikut bergabung dalam ikatan petani jambu kristal adalah 36 orang. Selain itu juga terjadi peningkatan pohon yang asal mulanya hanya ada 625 pohon menjadi 498 pohon. Gambar 9. Jambu Kristal di Pekarangan Rumah Penduduk Koperasi Koperasi berada di Dusun I RW 1 tetapi koperasi ini tidak berjalan secara efektif karena program koperasi bertentangan dengan masyarakat dan tidak dapat menjembatani. Akhirnya koperasi tidak diarahkan kepada simpan pinjam tetapi kepada pembayaran listrik. Sejauh ini kegiatan tersebut berjalan lancar. Gambar 1. Koperasi Posdaya Mandiri Terpadu Kegiatan ini untuk memfasilitasi masyarakat setempat yang ingin membayar rekening listrik, sehingga masyarakat tidak perlu lagi pergi ke kota hanya untuk membayar tagihan listrik mereka. Sehingga dari tingkat efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) 2.1.1.1 Pengertian dan Peran Posdaya Menurut Muljono (2010), Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan suatu

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang mempunyai makna dasar pemberdayaan di mana daya bermakna kekuatan (power). Pemberdayaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setelah beberapa dekade pembangunan pertanian di Indonesia, ternyata pembangunan belum mampu meningkatkan harkat, martabat dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi penyebabnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENCEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSDAYA) PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA) I. PENDAHULUAN Sampai saat ini telah lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah pemberdayaan mulai mengemuka pada periode tahun 1970 hingga tahun 1980-an. Pada masa itu Indonesia merupakan Negara acuan dunia di bidang pembangunan terutama

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) BUKU PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) I. PENDAHULUAN Pada akhir bulan Nopember 2006 Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, telah menutup Kongres Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA

PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA PEMBERDAYAAN KELUARGA UNTUK : MEMBANGUN MANUSIA MENGENTASKAN KEMISKINAN MELALUI POSDAYA 1 MASA LALU PENGENTASAN KEMISKINAN SEBAGAI KOMITMEN MEMBANGUN MANUSIA BERMUTU DAN BERMARTABAT DENGAN KB DAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA

MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MEMBUAT DAN MENGISI POSDAYA UNTUK PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA MENGGALANG PEMBERDAYAAN KELUARGA SECARA SISTEMATIS BAGAIMANA MENGISI KEGIATAN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN PROF. DR. HARYONO SUYONO

Lebih terperinci

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

sebagai gerakan Aladin  atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding. PENGANTAR Pada akhir bulan Nopember 2006, saat menutup Kongres Pembangunan Manusia Indonesia 2006, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, menyerukan agar semua pihak bekerj a sama menyingsingkan lengan

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN e. Mengadakan evaluasi kegiatan secara internal untuk memperbaiki mutu kegiatan yang akan datang. V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN APARAT PEMERINTAH DAN LEMBAGA MASYARAKAT Dalam pengembangan Posdaya

Lebih terperinci

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin)

IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul Asikin) saepul's blog IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikar IbM POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) Mitra Tani Desa Cikarawang Bogor (Oleh : Ratri Virianita, Yannefri Bakhtiar & Saepul

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENYELENGGARAAN RADIO KOMUNITAS (Kasus: Radio Komunitas Suara Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh : AYU TRI PRATIWI A14204027 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP AKTIVITAS PT. IKPP MILLS TANGERANG (Kasus: RT 005/002 Kampung Baru Selatan, Kecamatan Serpong Utara, Kabupaten Tangerang) SITI HANI RAHMANITA I34050585 DEPARTEMEN SAINS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421. PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.629/2012 TENTANG TIM PEMBINA/ POKJA POS PELAYANAN TERPADU DESA/

Lebih terperinci

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA POSDAYA MANDIRI TERPADU 8.1 Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta Pada subbab ini akan dibahas

Lebih terperinci

PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor)

PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) Oleh : WAHYUNI RAHMIATI SIREGAR A14204045 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA

POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA POSDAYA POS DNIKS PEMBERDAYAAN KELUARGA PELATIHAN POSDAYA BAGI TIM PELAKSANA Disampaikan pada acara Pembekalan Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 24 Juni 2015 24-Jun-15 1 LAHIR DILATAR BELAKANGI:

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TANGGAL 3 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi)

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN

LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN e) Memantau realisasi dan penggunaa dana dan sarana IV. LANGKAH PENGEMBANGAN DILAPANGAN Posdaya merupakan gagasan baru menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumber daya manusia dengan prioritas

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten)

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL. (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA BERBASIS MODAL SOSIAL (Studi Kasus: Kelompok Usaha Pengrajin Tahu Tempe di Kedaung, Ciputat- Banten) NUR PUTRI AMANAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA

Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA Assalamu alaikum UNSIKA SELAMAT MEMBANGUN DESA MUHAMMAD YANNEFRI BAKHTIAR, MINTARTI PEMBEKALAN KKN TEMATIK POSDAYA UNSIKA, 29 JULI-1 AGUSTUS 2015 DEFINISI POSDAYA Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu formal, informal dan non formal. Pendidikan informal merupakan kegiatan pembelajaran di luar

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Oleh: RENNY YUSNIATI A PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh: RENNY YUSNIATI A PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PENCAPAIAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RENNY YUSNIATI A 14204055

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) citosipb PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELU PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM KEMANDIRIAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Warcito, SP 1) Prof. Dr. H. Soelaiman Sukmalana, MM.,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)

MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) MOTIF IBU RUMAH TANGGA PEMBACA MAJALAH WANITA (Kasus: Ibu Rumah Tangga Perumahan Taman Yasmin Sektor II, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: Intan Kusumawardani A14204040 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA SE SULAWESI TENGAH KAMIS, 14 APRIL 2011 ASSALAMU

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama

Lebih terperinci

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA

FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA FENOMENA TAWURAN SEBAGAI BENTUK AGRESIVITAS REMAJA (Kasus Dua SMA Negeri di Kawasan Jakarta Selatan) ANGGA TAMIMI OESMAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS. Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS. Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PROGRAM PUBLIC AWARENESS (Studi Kasus Kampanye Flu Burung oleh Badan Karantina Pertanian di Jakarta) Disusun oleh: Ghea Gatya Ezaputri Panduwinata I34052469

Lebih terperinci

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)

POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) dipaksakan, bisa berjalan mulus. Kecepatan dan dinamika pengembangan Posdaya tergantung pada komitmen dan ketersediaan dukungan di setiap desanya. II. POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) A. PENGERTIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK TERHADAP MASYARAKAT LOKAL (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin

Lebih terperinci

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK (Kasus: Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) OLEH: CORRY WASTU LINGGA PUTRA

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163 PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) 613345 Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163 KEPUTUSAN NOMOR :. TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA OPERASIONAL PEMBINAAN POS PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN MAHASISWA KKN IKIP VETARAN SEMARANG TANGGAL 22 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh :

Lebih terperinci

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF 15-60 TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA Pengantar : Prof. Dr. Haryono Suyono, MA., PhD. YAYASAN ANUGERAH KENCANA BUANA, JAKARTA APAKAH ERA BONUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Posdaya Posdaya sering disebut juga dengan Pos Pemberdayaan Keluarga adalah forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI

PEMBENTUKAN POSDAYA DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN CITEUREUP KECAMATAN CIMAHI UTARA KOTA CIMAHI 1 Lisnur Wachidah,

Lebih terperinci

BAB VII EVALUASI PROGRAM POSDAYA. dan dampak dari suatu program Posdaya. Kegiatan Posdaya agar berhasil dan

BAB VII EVALUASI PROGRAM POSDAYA. dan dampak dari suatu program Posdaya. Kegiatan Posdaya agar berhasil dan BAB VII EVALUASI PROGRAM POSDAYA Program yang sedang berlangsung maupun yang telah selesai dilaksanakan perlu dievaluasi untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan sudah tepat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI 20 TAHUN DAMANDIRI MEMBERIKAN HORMAT DAN MENDOAKAN KEPADA PARA PENDIRI YAYASAN DAN SELURUH REKAN KERJANYA DARI SELURUH INDONESIA YANG TELAH MELAKSANAKAN PROGRAM SELAMA TAHUN 2015 DENGAN BERHASIL SEHINGGA

Lebih terperinci

ANALISIS KESEDIAAN MENERIMA DANA KOMPENSASI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH CIPAYUNG KOTA DEPOK JAWA BARAT ADHITA RAMADHAN

ANALISIS KESEDIAAN MENERIMA DANA KOMPENSASI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH CIPAYUNG KOTA DEPOK JAWA BARAT ADHITA RAMADHAN ANALISIS KESEDIAAN MENERIMA DANA KOMPENSASI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH CIPAYUNG KOTA DEPOK JAWA BARAT ADHITA RAMADHAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2014

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2014 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KULIAH KERJA NYATA POSDAYA MAHASISWA UNDARIS UNGARAN TAHUN 2014 TANGGAL 7 JULI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamualaikum

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR (Studi Kasus Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Jasinga) Oleh : Cecep Cahliana A14304043 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Proyek Kesehatan, Pendidikan dan Ekonomi Pada Program Pengembangan Wilayah atau Area Development Program (ADP) di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT

DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT DAMPAK DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI JAWA BARAT OLEH ANDROS M P HASUGIAN H14101079 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK (Kasus : Perokok Aktif di Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Kotamadya Jakarta Selatan) Oleh DYAH ISTYAWATI A 14202002 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN (Kasus PT Indofarma Tbk. Cikarang, Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat) FACHRI AZHAR DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA Pengantar Ketua Yayasan Damandiri Prof. Dr. Haryono Suyono Pada Pertemuan Mitra Kerja Yayasan Damandiri 8 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT PESERTA POSDAYA SAUYUNAN DESA CIHERANG TRI NURYANTI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA

PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA i PERANAN PEKERJA ANAK DI INDUSTRI KECIL SANDAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA DAN KESEJAHTERAAN DIRINYA (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ANNISA AVIANTI

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO Selasa, 21 April 2008 Assalamu alaikum Wr. WB Salam sejahtera bagi kita sekalian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT LUKI SANDI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI PADI SAWAH DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PHT (Kasus: Program PHT Desa Karangwangi, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon) LUKI SANDI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS INTERNALISASI BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH (Studi Kasus Sentra Industri Tempe di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

ANALISIS INTERNALISASI BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH (Studi Kasus Sentra Industri Tempe di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) ANALISIS INTERNALISASI BIAYA PENGOLAHAN LIMBAH (Studi Kasus Sentra Industri Tempe di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) Oleh : Natalia A14304070 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN PADA PROGRAM POSDAYA DI DUSUN GARDU UTARA KELURAHAN SEMPUSARI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN PADA PROGRAM POSDAYA DI DUSUN GARDU UTARA KELURAHAN SEMPUSARI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN PADA PROGRAM POSDAYA DI DUSUN GARDU UTARA KELURAHAN SEMPUSARI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER Institutional Building Of Posdaya Program In Nort Gardu Utara Vilage Kaliwates

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G G U B E R N U R L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G / 119 /II.08 / HK / 2008 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGARAH BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT TINGKAT PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2008 GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 390 kematian per 100.000 kelahiran pada 1990 menjadi 228

Lebih terperinci

Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A

Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A PERSEPSI IDENTITAS GENDER DAN KONSEP DIRI TENTANG PERANAN GENDER (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008) Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A 14204030 PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : Mengingat : a. b. 1. 2. 3. 4. 5. bahwa

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan)

Lebih terperinci

LEONARD DHARMAWAN A

LEONARD DHARMAWAN A ANALISIS PENGARUH PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN MELALUI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) DAN RAKSA DESA (Kasus Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA LAPORAN KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA DENGAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT, KITA TINGKATKAN PERAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN MENUJU MASYARAKAT MANDIRI DAN SEJAHTERA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGAH KAMIS, 17 MARET 2011

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGAH KAMIS, 17 MARET 2011 GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGAH KAMIS, 17 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci